EDISI #11 Edisi April 2016
EDISI ONLINE DAN WEB
www.alumni.fisipol.ac.id stay connected
doc. fisipol
“Happiness is not something ready made. It comes from your own action.” -Dalai Lama-
ACARA KITA Gatot Sulistiantoro Terpilih Sebagai Ketua Pertama KAHIGAMA UGM
Gatot Sulistiantoro Dewa Broto resmi terpilih sebagai Ketua Umum Keluarga Alumni Hubungan Internasional (KAHIGAMA) Universitas Gadjah Mada periode 2016-2019. Ia meraih suara terbanyak dalam pemilihan yang digelar di Auditorium Prof. Djajusman London School of Public Relations Jakarta pada Jumat (4/3). “Terdapat tiga garis besar visi saya, yaitu memberikan kontribusi terhadap almamater, membuat jejaring alumni yang kuat, dan memberikan pandangan mengenai isu internasional yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujar alumni HI UGM angkatan 1981 ini. Ia menuturkan bahwa KA-HIGAMA tak sekadar berfungsi sebagai forum nostalgia antaralumni, tetapi juga mampu memberikan manfaat konkret terhadap almamater.
Gatot terpilih setelah mengalahkan empat calon lainnya yaitu, Andul Wahid Maktub (’82), Godril Dibyo Yuwono (’83), Anang Rizkani Noor (’85), dan Arwandrija Rukma (’89). Pemilihan dilakukan dengan cara pemungutan suara di tempat. Alumni yang tidak hadir atau berada di luar negeri juga turut berpartisipasi melalui voting lewat pesan singkat atau WhatsApp. Dari total 254 suara yang masuk, Gatot terpilih sebagai ketua umum dengan total suara 86. Perolehan suara terbanyak kedua diraih oleh Anang dengan 77 suara. Pada kesempatan tersebut, Amien Rais meresmikan berdirinya KA-HIGAMA UGM dengan pemotongan tumpeng. Sebagai tanda kehormatan, potongan tumpeng pertama diberikan kepada Munaroh sebagai alumni dari angkatan tertua. Dekan Fisipol UGM, Prof. Erwan Agus Purwanto, yang hadir dalam peresmian tersebut mengungkapkan harapan agar KAHIGAMA dapat bersinergi dengan almamater melalui partisipasi dalam program alumni seperti Tracer Study dan Alumni Sharing. Dalam waktu dekat, KAHIGAMA akan mengadakan festival musik dengan tajuk Social Politic All Music Festival (SMAPFest). “Persiapan akan segera kami mulai. Mengenai kapan, kita mengusahakan diadakan tahun ini di Jogja. Kalau bisa di kampus,” terang Gatot usai acara. (Nu/Chiki).
01 | warta alumni. edisi April 2016
SAPA BULAKSUMUR
ACARA KITA
Erwan Agus Purwanto
Para Alumni yang kami cintai, sangat senang dapat menyapa kembali keluarga besar Fisipol melalui Warta Alumni untuk Edisi Bulan April 2016. Banyak hal yang kami kerjakan di Kampus Bulaksumur yang ingin kami bagi beritanya dengan para alumni di seluruh tanah air melalui media komunikasi dan interaksi ini. Bulan April selalu menjadi bulan yang istimewa. Bukan hanya bagi mereka yang berzodiak Aries dan Taurus yang gembira, karena merayakan ulang tahun, akan tetapi bulan April selalu mengingatkan kembali memori masa kecil kita ketika masih duduk di bangku sekolah dasar-menengah: Peringatan Hari Kartini. Ada kegembiraan kecil bagi kita: memakai baju adat, upacara, menyanyi, dan perayaan makan bersama. Tak dimungkiri, April selalu dikaitkan dengan perjuangan Kartini yang dengan gigih menyuarakan kesetaraan gender melalui gagasan-gasan progresifnya yang kemudian dikumpulkan menjadi sebuah buku yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Perjuangan Kartini, yang lahir tanggal 21 April 1879, tampaknya masih sangat relevan sampai hari ini. Para perempuan Indonesia masa kini pun masih terus berjuang untuk mewujudkan kesetaraan gender sebagaimana diimpikan oleh Kartini lebih dari satu abad yang lalu. Warta Alumni kali ini akan menampilkan hasil liputan tim tentang perempuan-perempuan masa kini yang tiada lelah memperjuangkan kesetaraan hak dengan kaum pria. Dari Kampus Bulaksumur dengan senang hati kami kabarkan berita menggembirakan dengan diluncurkannya Panduan Penulisan Skripsi Karya. Skripsi Karya merupakan salah satu bentuk inovasi yang kami rancang untuk memberi ruang bagi para mahasiswa yang memiliki minat dan bakat yang lebih menonjol terkait dengan dunia praktik daripada dunia riset. Mereka yang lebih senang menghasilkan karya nyata (menulis policy brief, membuat film pendek, menulis laporan magang, dan sebagainya) diberi kesempatan untuk membuat Skripsi Karya sehingga lebih mudah menyelesaikan studinya di Fisipol daripada dipaksa menulis skripsi konvensional yang berbasis riset akademik. Para alumni yang berbahagia, berbagai hasil inovasi Fisipol lainnya akan segera kami kabarkan kepada para alumni dengan satu harap, para alumni sekalian berkenan untuk memberi masukan dan sumbang saran agar kami mampu terus melakukan inovasi untuk Fisipol dan Indonesia yang lebih baik. Salam hangat, Erwan Agus Purwanto 02 | warta alumni. edisi April 2016
Kekep-kekepan Alumni Ilmu Komunikasi 1991 Kekep-kekepan, yang merupakan bahasa Jawa dari “peluk-pelukan”, adalah kata yang hingga kini masih lekat di hati para alumni Ilmu Komunikasi UGM 1991. Kekep-kekepan Sak Lawase (Peluk-pelukan Selamanya –red) merupakan tema yang diangkat dalam acara Temu Alumni Ilmu Komunikasi 1991 tahun 2016. Temu alumni berlangsung selama tiga hari, yaitu 22-24 Januari 2016. Kalimat 25 tahun kenal njih tetep mak ser (25 tahun mengenal ya tetap senang –red) menjadi tagline acara yang tak padam membakar kerinduan para alumni. Acara dimulai pada Jumat sore, para peserta bertemu di Kampung Labasan, sebuah cottage di daerah Pakem, Sleman. Acara diawali dengan mengobrol santai dan bercanda bersama, dilanjutkan dengan makan malam. Lewat tengah malam, kehangatan justru semakin dalam, karena acara masih dilanjutkan dengan membakar barbeque bersama. Esok harinya, setelah sarapan bersama, para peserta bernostalgia dengan foto-foto bersama di area UGM, khususnya Fisipol. “Di sana kami foto-foto sampai bosan. Kami mencoba napak tilas kenangan,” kata ketua panitia acara, Berto Gesit. Acara dilanjutkan dengan makan siang bersama, jalan-jalan, dan kembali mengobrol di penginapan para peserta di daerah Sekip. Minggu pagi, sekaligus hari terakhir, para peserta bertolak ke Sunmor hingga siang menjelang, dan acara resmi berakhir. Lagi, acara ditutup dengan kekep-kekepan. “Sebenarnya, acara ini intinya pesta perak, perayaan 25 tahun sejak pertama kali kita kenalan,” terang Berto. Reuni besar yang baru kali pertama diselenggarakan ini berhasil mempertemukan 41 dari 63 alumni Ilmu Komunikasi 1991. Menurut Berto, acara ini sudah menjadi keinginan bersama para alumni sejak awal tahun 2015. Katanya, sebelum acara ini terselenggara, reuni biasanya hanya dilakukan 4-5 orang saja di daerah regional yang sama. “Karena angkatan kami lumayan tersebar tinggalnya, jadi mengumpulkan orang-orangnya itu yang sedikit repot, hampir setahun sendiri,” kata Berto lagi. Tidak ada hasil yang muluk dari acara temu alumni ini, bagi Berto, output-nya lebih kepada- sisi emosional personal peserta. “Beberapa ada yang masih baper (bawa perasaan –red) sampai sekarang, sih. Euforianya masih terasa, masih heboh di berbagai media sosial,” kesan Berto puas. (Chusna).
INSPIRING ALUMNI Sekar Sari: Choreomundus, Perpaduan Kegemaran Seni dan Sosial Politik Internasional
Mengawali profesi sebagai penyiar televisi, tidak lantas menyurutkan keinginan Sekar Sari untuk terus mengembangkan kegemarannya. Nama Sekar, kini tak asing lagi dalam dunia perfilman Indonesia, berkat akting apiknya di film "Siti" dan berhasil mengantarkan film tersebut sebagai Film Terbaik Festival Film Indonesia 2015. Perempuan alumnus Hubungan Internasional angkatan 2007 ini, kini sedang menempuh studi Choreomundus-International Master on Dance, Knowledge, Practice and Heritage di NTNU. Program tersebut merupakan salah satu program Master dari Erasmus Mundus. Berbeda latar belakang pendidikan, bukan berarti penghalang untuk mengembangkan bidang yang disukai, yaitu seni tari. Perempuan kelahiran Yogyakarta 23 Desember 1988 ini sejak kecil telah menekuni dunia seni. “Menari adalah kegemaran saya. Dengan menari, saya bisa olah raga dan jiwa sekaligus,” ungkap Sekar. Pada awal perkuliahan, Sekar mengaku ‘kesasar’ mengambil studi Choreomundus, karena belajar mengenai struktur dan notasi tari. Akan tetapi, Sekar merasa tertantang dan senang mempelajari hal tersebut. “Ada banyak keterkaitan dengan minat dan pengalaman yang pernah saya dapatkan. Di Choreomundus ini kami juga mempelajari tentang politik peran negara, IGO, NGO, civil society dalam konstruksi politik identitas,” tambah perempuan yang gemar mengikuti berbagai aktivitas semasa kuliah.
Bambang Wisnu Handoyo: Memilih Menjadi Bermanfaat
Masih terkenang dalam benak Bambang Wisnu Handoyo, saat dirinya dan beberapa teman seangkatan aktif di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Selain sibuk dalam pergerakan mahasiswa, alumni Sosiologi tahun 1980 ini juga aktif mengikuti berbagai penelitian sosial. Tercatat, Bambang seringkali didapuk menjadi asisten penelitian. Tak ia sangka, jurusan yang tadinya tak menjadi minat Bambang ini justru membawanya pada hasrat yang sesungguhnya. Bambang mengaku, dirinya memulai bangku perkuliahan tahun 1979 dengan mengambil Jurusan Keuangan di Universitas Pembangunan Nasional. Akan tetapi, setahun setelahnya, ia merasa tertarik dengan ilmu sosial. “Pilihan pertama saya Jurusan Filsafat tapi malah keterimanya di Sosiologi. Eh, di sini saya malah menemukan apa yang saya
Sebelum memutuskan hijrah ke Norwegia, Sekar menekuni dunia penyiar di Jogja TV hingga di TVRI Jogja. Mantan runner-up kedua Ajang Dimas Diajeng Yogyakarta 2009 ini mengaku terjun ke dunia kepenyiaran merupakan terapi baginya. “Dulu saya orangnya pemalu, sampai sekarang sih. Dunia penyiar kadang bisa jadi ‘terapi’ untuk saya.” Sekar merasa nyaman, senang, dan tertantang ketika terjun ke dunia seni pertunjukan, termasuk seni tari, peran, dan juga termasuk siaran. Bagi Sekar, seorang penyiar bukan sekadar membaca berita, melainkan memahami isi beritanya. “Seorang penyiar perlu percaya diri, komunikatif, update informasi, dan berpengetahuan luas,” tambahnya. Menapaki posisi saat ini bukanlah sebuah proses yang instan. Semua ada proses yang harus ditempuh. Semasa kuliah, Sekar senang mengikuti berbagai kegiatan, baik lingkup kampus maupun provinsi. Mengikuti berbagai kegiatan mampu memberikan banyak manfaat. Oleh sebab itu, Sekar berpesan untuk mahasiswa, “main yang banyak, belajar yang banyak. Dari situ (kegiatan-red) bisa makin kenal banyak orang. Belajar banyak dari mereka. We don’t need to put ourselves in a particular box.” Baginya, karya dan manfaat bisa diperoleh dari mana saja dan bisa ditularkan ke mana saja. Telah banyak pentas maupun pertunjukan yang ditampilkan. Terakhir Sekar melakukan pertunjukan tari di Amsterdam dengan judul N(ego)TIATION. Sekar mengaku belum memiliki rencana khusus setelah menyelesaikan program masternya. “Saya sangat gemar dunia seni dan pengkajiannya, saya ingin terus berkarya dan belajar di semesta luas dan bisa bermanfaat bagi semua,” ungkap Sekar. Kecintaan dan keseriusan Sekar terhadap dunia seni, tak diragukan lagi. Akhir tahun 2015, Sekar menyandang predikat Best Performance dalam Singapore International Film Festival. Peran Siti dalam debut film “Siti” mengantarkan namanya sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam ajang penghargaan Usmar Ismail Award 2016. (Vindi)
cari,” kata Bambang. “Bagi saya, kuliah adalah alat untuk mencapai tujuan,” tambahnya. Kebiasaan melakukan berbagai penelitian membuat Bambang berkeinginan menjadi dosen. Namun pasca meraih gelar sarjana, dirinya justru mengawali karir di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan DIY. Berlanjut kemudian menjadi staf Bappeda, berpindah lagi ke Biro Keuangan, dan yang terakhir ini dirinya berkutat di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) DIY. “Meski awalnya cukup kaget tapi saya beruntung karena sudah terlatih dengan kebiasaan saya melakukan penelitian sewaktu kuliah. Ada relevansi yang kuat antara berlatih metodologi dengan menangani masalah pegawai atau masyarakat,” aku Bambang, Karir Bambang terus memuncak hingga dirinya diangkat sebagai Kepala DPPKA DIY, dan mengantarkan DPPKA DIY menjadi badan pemerintah provinsi yang pertama kali meraih penghargaan Audit Wajar Tanpa Pengecualian tahun 2011 lalu. Bambang menjalani pekerjaannya atas dasar asas kemanfaatan. “Saya memilih pekerjaan atas dasar kemanfaatan diri saya bagi masyarakat ada di mana. Saya sih menikmati saja apa yang sudah cukup,” katanya. Bambang juga mengatakan, dirinya masih belum puas dengan pencapaiannya saat ini. “Masih banyak target ke depannya,” tutupnya. (Chusna) 07 2015 03 || warta warta alumni. alumni. edisi edisi Oktober April 2016
RUANG KITA
Optimalisasi Ruang Gedung BC Fisipol Setelah melalui tahapan pembangunan yang panjang, pada akhir Januari 2016 Gedung BC FISIPOL sudah dapat difungsikan. Adapun beberapa kantor yang menempati gedung tersebut meliputi Kantor Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK), Kantor Departemen Manajemen Kebijakan Publik (MKP), serta Kantor Administrasi Fisipol. Semula Kantor Departemen PSdK dan MKP berada di Fisipol Unit 2 Sekip. Kini Departemen PSdK menempati lantai tiga gedung sedangkan Kantor Departemen MKP dipindahkan ke lantai empat gedung BC. Kantor Administrasi Fisipol yang tadinya beroperasi di sisi timur Fisipol tepatnya gedung BF, berpindah menempati lantai satu gedung BC.
ACARA KITA
Kepengurusan Kafispolgama Periode 2015-2020
Menindaklanjuti kesepakatan hasil Musyawarah Nasional (Munas) Kafispolgama pada Desember 2015, tim formatur bersama Ketua Kafispolgama terpilih, Puthut Yulianto, membentuk kepengurusan 2015-2020. Puthut mengaku membutuhkan waktu yang lebih lama dari kesepakatan sebelumnya karena beberapa hal. “Saya menjadi ketua terpilih itu juga sebuah hal baru. Selama ini, semacam tradisi di Kafispolgama bahkan di keluarga alumni yang lain, ketua selalu berasal dari birokrasi,” terang Puthut. Ia pun mengaku membutuhkan pendekatan khusus untuk menentukan kepengurusan Kafispolgama. Puthut menginginkan pengurus ke depan memiliki pekerjaan dan passion yang sejalan dengan yang ingin dicapai. “Saya sederhana, ingin alumni meluangkan apa yang mereka miliki untuk Kafispolgama,” tambahnya. Langkah yang telah ditempuh Puthut antara lain melakukan pendekatan secara informal ataupun personal kepada alumni. Kemudian pada Jumat (11/3) melakukan rapat bersama calon pengurus Kafispolgama di Yogyakarta di mana Kafispolgama secara resmi diakui dalam Munas. Selanjutnya pada Selasa (15/3), Puthut mengadakan rapat dengan calon pengurus Kafispolgama di Jakarta yang 04 | warta alumni. edisi April 2016
“Jadi, gedung BC yang baru ini dimanfaatkan untuk kantor administrasi di lantai satu, lantai dua untuk pusat -pusat kajian, lantai tiga untuk departemen PSdK, lantai empat untuk departemen MKP, dan lantai lima untuk departemen Hubungan Internasional atau HI,” terang Paminto, kepala administrasi Fisipol. Pemindahan kantor departemen dan administrasi ini merupakan proyek besar yang telah direncanakan sejak lama, ketika Pratikno yang kini menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara masih menjabat sebagai Dekan Fisipol. “Pemindahan kantor departemen dan administrasi ini merupakan pembangunan tahap kelima. Masih ada pembangunan yang berlanjut ke tahap ke-enam, yaitu pembangunan perpustakaan Fisipol di bagian barat laut area Fisipol,” jelas Paminto. Adanya penataan pemanfaatan gedung di Fisipol bertujuan untuk optimalisasi ruangan kerja yang representatif. Sebagai salah seorang yang berperan dalam penataan ruangan di Fisipol, Paminto berharap, dengan adanya penataan ulang ruangan beberapa kantor dan departemen di Fisipol, layanan terhadap civitas akademika Fisipol akan menjadi lebih optimal. “Selain itu, diharapkan pula supaya kinerja para staf dapat meningkat, karena ruangan yang sudah lebih nyaman,” tambahnya. (Chusna).
menjadi lokasi mayoritas berkumpulnya alumni. Puthut pun menginginkan, ke depan, bukan hanya Yogyakarta dan Jakarta melainkan daerah lain. “Outputnya dari pertemuan tersebut, temen-temen paham dengan apa yang saya maksudkan atau menyamakan frekuensi. Kalau udah sama mau ngapain aja enak. Kedua, meminta komitmen dan kesediaan dari mereka.” Pada kepengurusan Kafispolgama 2015-2020 terdapat beberapa struktur seperti adanya Dewan penasihat yang diisi oleh pihak dekanat dan ketua Kafispolgama sebelumnya; Dewan Pengarah yang disebut (solidarity maker) terdiri atas alumni dengan posisi yang memiliki otoritas (power) dan jaringan hingga luar negeri; dan Dewan Pakar mencakup alumni dari akademisi, pemerintahan, pengusaha, dan ahli. Selain itu, rencananya Puthut meniadakan posisi Sekretaris Umum dan Bendahara karena suatu alasan. “Saya tidak akan menempatkan sekretaris dan bendahara tapi akan ada bidang kesekretariatan dan organisasi, sedangkan bendahara akan ada orang-orang di bidang keuangan,” klarifikasinya. Tak hanya itu, kepengurusan Kafispolgama tetap memiliki bidang alumni dan jaringan, penelitian dan pengembangan (litbang), serta divisi program. (Vindi)
ANJANGSANA Sri Djoharwinarlien: Semangat Seorang Perempuan dalam Menanam Kebaikan
Lien, begitu ia biasa dipanggil, mengawali ceritanya dengan mengenang masa muda. Dosen senior Departemen Politik dan Pemerintahan UGM ini tertarik untuk berkuliah di Fisipol karena memiliki kegemaran berpidato mengenai masalah sosial. Di tengah-tengah mencekamnya suasana Madiun pada tahun 1966, Lien hijrah ke Yogyakarta. Ia menjadi mahasiswa Ilmu Pemerintahan UGM angkatan kedua. “Perkuliahannya masih dilakukan di Pagelaran Kraton. Satu tahun pertama, kuliah belum mulai. Kami diajari barisberbaris,” kenang Lien. waktu itu, tidak banyakdiperempuan punPada sempat mencicipi bekerja perusahaanyang energi menempuh pendidikan tinggi. Lien menuturkan bahwa ia hanya mempunyai tujuh rekan perempuan di angkatannya. Dari jumlah tersebut, ia menjadi satu-satunya mahasiswi yang berhasil lulus dan menyadang gelar sarjana. “Dulu, semangat perempuan untuk meraih pendidikan tinggi masih kurang serius. Banyak tekanan yang dihadapi, salah satunya tekanan dari orang tua untuk menikah.” Beruntung, orang tua Lien mendorong penuh agar ia bisa berhasil menamatkan kuliah. “llmu yang tuntas niscaya bisa memberikan manfaat yang lebih maksimal,” kata Lien menirukan pesan orang tuanya. Selepas lulus pada 1972, ia langsung merealisasikan cita-citanya untuk menjadi seorang dosen. Istri Hang Sugiharto ini mengajar sebagai asisten dosen hingga kemudian resmi diangkat sebagai staf pengajar Jurusan Ilmu Pemerintahan UGM pada 1978. Tak hanya mengajar di UGM, Lien juga membagikan ilmunya kepada mahasiswa Universitas Pembangunan Veteran Yogyakarta pada rentang 1992-2001. Bahkan, ia dipercaya untuk memegang jabatan Dekan Fisip UPN Yogyakarta. Padahal, di waktu yang sama Lien juga mengemban amanah sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM. “Waktu itu, alhamdu-
06 | warta alumni. edisi April 2016
doc. fisipol
“Dulu, semangat perempuan untuk meraih pendidikan tinggi masih kurang serius. Banyak tekanan yang dihadapi, salah satunya tekanan dari orang tua untuk menikah.”
lillah semua berjalan lancar. Peraturan masih memungkinkan mengajar dan mengemban kewajiban di tempat yang berbeda sekaligus,” kata ibu tiga anak ini. Lien memiliki perhatian besar pada isu-isu mengenai perempuan. Menurutnya, masih ada perbedaan posisi, peranan, dan kesempatan antara perempuan dan laki-laki. Ketertarikan tersebut mengantarkan Lien bergabung dalam Ikatan Sarjana Wanita Indonesia (ISWI) Yogyakarta. Organisasi ini telah berdiri sejak 1960, ketika perempuan berpendidikan tinggi masih jarang ditemui. Kegiatan ISWI bergerak di bidang sosial, pendidikan, dan kesehatan. Berbagai pelatihan dan seminar diadakan untuk meningkatkan pengetahuan sosial dan politik. Di bidang kesehatan, ISWI mencetuskan berdirinya Kucala untuk melayani kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan reproduksi perempuan. “ISWI sempat hendak mendirikan universitas khusus perempuan tapi akhirnya terhalang karena dinilai terlalu eksklusif,” cerita Lien yang memimpin ISWI Yogyakarta sejak 2001 hingga saat ini. Kiprahnya mendalami isu perempuan dan kesetaraan gender mengantarkan Lien menjadi Ketua Pusat Studi Wanita Universitas Gadjah Mada pada 2010 hingga 2012. Sebelumnya, Lien juga tercatat memimpin Yayasan Perlindungan Pemberdayaan Perempuan dan Anak Yogyakarta pada 2003. Walaupun sudah menginjak usia purnatugas, Lien tetap mengabdikan diri untuk mengajar di Departemen Politik dan Pemerintahan UGM serta meneliti di Pusat Studi Wanita UGM. Semua pekerjaan dan kewajiban yang ia emban di kampus, organisasi atau dalam kehidupan bermasyarakat ia kerjakan sebaik mungkin. Ia berharap masyarakat bisa memperoleh kebaikan dari apa yang ia lakukan. “Selama kita menanam kebaikan, niscaya balasan yang diperoleh adalah kebaikan juga,” tutup Lien. (Chiki)
WARTA JURUSAN
Fisipol Kenalkan Model Skripsi Karya Kamis (10/03) Fisipol UGM menggelar “Sosialisasi Skripsi Karya”. Bertempat di Seminar Timur Fisipol, acara tersebut diselenggarakan oleh Kemahasiswaan Fisipol dalam rangka mengenalkan sistem kelulusan baru, yakni skripsi karya. Sosialisasi tersebut menghadirkan perwakilan enam departemen di Fisipol. Skripsi karya merupakan sebuah terobosan terbaru yang ditawarkan Fisipol kepada mahasiswanya. Dewasa ini, skripsi karya muncul atas fenomena yang berkembang di lingkungan Fisipol. Menurut data Kemahasiswaan Fisipol, banyak mahasiswa tingkat akhir yang lama dalam mengerjakan skripsi. Dr. Bevaola Kusumasari, Asisten Dekan Bidang Akademik mengungkapkan, “skripsi lama bukan karena bodoh tapi karena masalah individu mahasiswa, seperti putus cinta, masalah keluarga, dan lainnya.” Dr. Bevaola menceritakan sebelum adanya skripsi karya, pada tahun 2015 tiap departemen telah mengumpulkan mahasiswa angkatan 2010 keatas yang mengalami penundaan kelulusan. Temuan lapangan menunjukkan adanya kebosanan terkait akademik yang dialami oleh mahasiswa. Mahasiswa Fisipol sejak awal telah dikenalkan tata cara menulis, baik itu paper, maupun review jurnal. “Kita dipaksa menulis akademik secara terus-terusan. Padahal mereka ingin mengekspresikan diri dalam bentuk lain,” terang Dr. Bevaola selaku moderator dalam Sosialisasi Skripsi Karya. Bevaola pun menjelaskan, melalui skripsi karya, mahasiswa diberikan model baru untuk menyelesaikan tugas akhirnya. Adapun model skripsi karya tiap departemen berbeda. Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK) dan Sosiologi memberikan kesempatan mahasiswa magang untuk dijadikan karya akhirnya. Sedangkan Departemen Politik Pemerintahan (DPP) dan Manajemen Kebijakan Publik (MKP), skripsi karya dapat dibuat dengan artikel, jurnal, maupun paper lomba ataupun mengikuti magang. Departemen Komunikasi memiliki perubahan yang signifikan. Muhammad Sulhan, S. IP, M. Si, perwakilan dari Departemen Ilmu Komunikasi pun mengungkapkan bahwa skripsi karya dibuat untuk memberi kebebasan mahasiswa membuat tugas akhir sesuai ketertarikannya. Skripsi karya Departemen Komunikasi dapat berbentuk film dokumenter, iklan, laporan magang, dan lain-lain. Sulhan menambahkan, “pada dasarnya yang ingin dikejar adalah artistik dan meaningful.” Penerapan skripsi karya ini tidak sepenuhnya menghapuskan skripsi konvensional. Seperti Departemen Hubungan Internasional (HI) yang tetap mempertahankan skripsi konvensionalnya. Kendati demikian, semua departemen tetap mengadakan skripsi konvensional. Mahasiswa diberikan pilihan untuk
doc. fisipol
doc. fisipol
KILAS FISIPOL
Prof. Dr. Agus Pramusinto, MDA Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Ilmu Administrasi Negara Kepala Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik (MKP) Fisipol UGM, Prof. Dr. Agus Pramusinto, MDA, dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Administrasi Negara pada 1 Maret 2016. Pengukuhan tersebut membuat MKP menjadi departemen dengan jumlah Guru Besar aktif terbanyak di Fisipol yakni sejumlah lima orang. Pengukuhan jabatan Guru Besar menandai pencapaian karir tertinggi seorang Agus Pramusinto. Agus mulai mengajar sebagai dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara UGM sejak tahun 1993. Jabatan Guru Besar merupakan hasil dari proses pembelajaran akademik serta pengalaman mengajar dan riset yang ia jalani selama 23 tahun terakhir. Setelah memenuhi angka kredit, ia akhirnya menerima surat keputusan pengangkatan Guru Besar pada 1 Oktober 2014. Bertempat di Balai Senat UGM, Agus Pramusinto menyampaikan pidato pengukuhan jabatan berjudul “Mendorong Perubahan Dari Luar: Ke Arah Birokrasi Indonesia yang Demokratis dan Melayani”. Gagasan tersebut didasarkan pada ketidakefektifan reformasi birokrasi yang dilakukan oleh pemerintah. Reformasi birokrasi di negara maju berjalan dengan baik karena didorong oleh kesadaran internal birokrasi dan komitmen untuk memperbaiki diri. Namun, reformasi berbasis supply (supply-side reform) tersebut tidak ditemui di negara-negara berkembang. Perubahan yang terjadi seringkali bersifat semu, formalitas, dan tidak memberikan dampak signifikan. Agus Pramusinto mencetuskan reformasi birokrasi berbasis permintaan dari luar (demand-side reform). Masyarakat sipil dapat terlibat secara aktif dalam proses perumusan, pemantauan, dan evaluasi reformasi. “Mengasumsikan birokrasi akan punya dorongan untuk berubah itu sulit diharapkan. Ide saya mendorong perubahan dari luar melalui masyarakat,” terang Agus ketika ditemui di kantornya pada Senin (21/3). Pengukuhan jabatan Guru Besar tersebut dihadiri oleh Ketua Majelis Wali Amanat Prof. Dr. Sofian Effendi, Dewan Guru Besar UGM, Dirjen Otonomi Daerah, Sekretaris Kementerian Pariwisata dan sejumlah tamu undangan lain. “Jabatan Guru Besar merupakan tantangan besar bagi saya sebagai akademisi. Bagi institusi, jabatan ini penting karena menjadi prasyarat eksistensi. Sedangkan bagi keluarga, saya berharap capaian ini dapat menjadi penyemangat bagi anak-anak saya dalam belajar,” tutup pria yang mendapatkan gelar S-2 dan S-3 di Australia National University ini. (Chiki) 07 | warta alumni. edisi April 2016
Edisi April 2016
doc. fisipol
KILAS FISIPOL
YouSure Fisipol Siapkan Sociopreneur Muda Lewat Soprema Youth Studies Centre (YouSure) Fisipol UGM tengah menggarap sebuah kompetisi akbar sociopreneur muda tingkat nasional (Soprema). Pertama kalinya, YouSure bekerjasama dengan Visitama menjadi penyelenggara kompetisi bertema “Express Your Creative Passions”. Soprema akan mempertemukan sociopreneur muda dari seluruh Indonesia, untuk bersaing menjadi wirausahawan sosial terbaik. Pada dasarnya, Soprema digelar untuk mengembangkan konsep sociopreneur atau kewirausahaan sosial di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Ketua Panitia Soprema, Dr. Hempri Suyatna, S.Sos. M.Si. Hempri menjelaskan bahwa sebenarnya konsep kewirausahaan tidak hanya berupa bisnis tetapi juga sangat mungkin berupa persoalan sosial. “Fisipol pun ingin
+6274 563362 ext 483
Rifki Amelia Fadlina Reporter : Vindiasari Putri, Fitria Farisa, Dzikri Anwar
08 | warta alumni. edisi April 2016
menjadi yang terdepan soal hal itu, karena Fisipol berpotensi untuk mendesain arah pengembangan kewirausahaan sosial,” tegas Hempri. Soprema resmi dibuka per 1 Maret 2016. Peserta melakukan registrasi online serta mengunggah proposal usaha sociopreneur hingga 31 Mei 2016. Selanjutnya, proposal akan diseleksi oleh para profesional dan akan dipilih 90 proposal terbaik yang akan lolos ke babak final. Pada 5-7 September 2016, para finalis berkesempatan untuk mengikuti lokakarya, coaching clinic, dan fieldtrip di Yogyakarta. “Di babak final, finalis akan dibekali ilmu oleh para pemerhati sociopreneur dan praktisi dari berbagai bidang,” jelas Gilang Puspoadi selaku koordinator kesekretariatan Soprema. Tak tanggung-tanggung, total hadiah yang ditawarkan mencapai 300 juta rupiah. Pihak panitia pun mengupayakan piagam penghargaan Presiden RI sebagai salah satu award bergengsi bagi pemenang. Hempri mewakili seluruh panitia berharap, Soprema dapat melahirkan generasi muda yang berjiwa sociopreneur tinggi dan mampu bersaing di kancah internasional terlebih banyaknya tantangan global, seperti implementasi masyarakat ekonomi ASEAN. Soprema berusaha menjawab tantangan dengan melahirkan sociopreneur muda yang berdaya saing tinggi. “Kalau kata orang Jawa, mudahmudahan Soprema bisa babat alas atau sustainable. Harapannya, lewat Soprema, akan banyak pemuda berpotensi wirausaha sosial yang kemudian didorong untuk mampu mengatasi masalah-masalah sosial,” tutup Hempri. Bagi alumni atau kerabat yang ingin mengikuti kegiatan ini bisa langsung membuka laman www.soprema.fisipol.ugm.ac.id. (Chusna)
Acara Kita
1, 2, 4
Sapa Bulaksumur
2
Inspiring Alumni
3
Ruang Kita
4
Dari Alumni
5
Anjangsana: Ibu Lien
6
Kilas Fisipol
3, 8
Warta Jurusan
7