REVITALISASI INDUSTRI KEHUTANAN DALAM USAHA PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN RAKYAT UNTUK MENDUKUNG INDUSTRI PLYWOOD DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Diajukan:
ISMAIL
ABUBAKAR M. LAHJIE
1
Latar Belakang Permasalahan v Telah terjadi kelangkaan bahan baku kayu
hutan alam akibat dari over exploitasi pada masa lalu v Permintaan produk kayu khususnya kayu lapis masih menjadi primadona di banding industri kayu lainnya v Peluang besar untuk memenuhi supply kayu dengan memberdayakan masyarakat untuk ikut serta mensupply industri kayu ex.sengon dan atau parica v Revitalisasi diperlukan dalam industri kehutanan 2
3
Permasalahan 1.
2.
3.
4.
Seberapa besar riap tegakan sengon dalam usaha revitalisasi pengelolaan hutan tanaman rakyat dalam mendukung industri kehutanan yang dilakukan oleh petani ? Seberapa besar skala usaha petani dalam revitalisasi pengelolaan hutan tanaman rakyat dalam mendukung industri kehutanan ? Seberapa jauh kelayakan usaha dan analisis sensitivitas industri plywood dalam mendukung revitalisasi pengelolaan hutan tanaman rakyat ? Seberapa besar nilai harapan lahan pada masingmasing lahan dalam pengelolaan hutan tanaman rakyat yang dilakukan oleh petani ? 4
Tujuan 1.
2.
3. 4.
Mengkaji volume dan produksi kayu hutan tanaman rakyat dalam mendukung industri kehutanan Mengkaji skala usaha lahan dalam revitalisasi pengelolaan hutan tanaman rakyat dalam mendukung industri kehutanan. Mengkaji analisis finansial dan sensitivitas industri plywood. Mengkaji nilai harapan lahan dalam revitalisasi pengelolaan hutan tanaman rakyat dalam mendukung industri kehutanan. 5
VIDIO KAYU
6
Ruang Lingkup Penelitian Pelaksanaan Penelitian ini meliputi : v Data tentang alasan pengelolaan hutan tanaman rakyat v Data riap dan volume (produksi) kayu fash growing dan non fash growing v Data dan informasi tentang industri kehutanan yang meliputi faktor produksi atau output, bangunan, mesin, natural timber, plantation timber, bahan baku, perijinan,tenaga kerja dan lainlain. v Data dan informasi tentang lembaga permodalan/perbankan yang memberikan pinjaman kepada petani yang mengelola kayu sengon. v Data dan informasi pendukung seperti potensi kondisi setempat, kondisi geografis, sosial ekonomi, budaya, dll.
Lokasi penelitian terletak di PT.Inhutani Desa Longnah, Desa Simpang Pasir Kecamatan Palaran, Desa Makroman, dan Desa Batuah Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda.
7
oProduksi Kayu Hutan Alam Jumlah produksi Kayu di Provinsi Kalimantan Timur berdasarkan Quota pada tahun 2003 dengan rincian sebagai berikut : No.
Tahun
Total Produksi/Quota (x 1.000 m3)
1
< 2000
2
2003
1 900
77
3
2004
1 500
73
4
2005
1 531
67
5
2006
2 582
65
6
2007
2 350
60 (Sertifikasi LPI 9 HPH)
5 000
(6 000)
Jumlah HPH Efektif 85
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2007 Luas Hutan Alam Produksi Efektif sekitar: 7 Juta Hektar (AAC luas sekitar: 200.000 Ha/Thn). Estimasi Potensi Kayu Komersial 30 m3/Ha.
HPH1 : 1975 – 1995 : Rotasi Pertama HPH2 : 1996 – 2016 : Rotasi Kedua 8
Kondisi Industri Perkayuan di Kalimantan Timur Saat Ini v Terjadinya over capacity v Kekurangan pasokan kayu v Over eksploitasi v Rendahnya efisiensi dan daya saing v Tingginya persentase limbah v Ketergantungan yang tinggi terhadap kayu IPK v Beban utang perusahaan v Kurangnya informasi yang akurat dan konsisten Sumber : Ishak, 2003 9
Pengertian Revitalisasi Revitalisasi adalah bentuk kesadaran untuk menempatkan kembali arti penting : ØPeningkatan riap tanaman hutan rakyat ØPeningkatan kinerja mesin ØPeningkatan kualitas produksi plywood ØPenganekaragaman produk plywood ØPeningkatan kesejahteraan pekerja ØPengembangan industri berbasis kehutanan
10
DESKRIPSI WILAYAH KALTIM
11
Pengertian Hutan Tanaman Rakyat
v Hutan tanaman rakyat yang selanjutnya disebut
HTR adalah hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok masyarakat untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi yang menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya hutan (PP 6/2007 bab 1 pasal 1:19)
12
Luas Penggunan Lahan Pertanian di Indonesia
No.
Provinsi
Pekarangan (ha)
Kebun (ha)
Padang Rumput (ha)
Lahan Tidak di usaha kan (ha)
Lahan untuk tana man kayu
Perkebunan (ha)
Total (ha)
Persentase Luas pengg unaan lahan
1
Sumatera
1813320
4839489
401998
1782123
2990169
8635378
20462477
37 %
2
Jawa
17773647
3090606
47976
59005
523239
593178
6096657
11.3%
3
Bali & Nusa Tenggara
261558
1153185
800268
745886
483773
471972
3916642
7.2%
4
Kalimantan
979699
2208417
260865
5015749
2828563
4747594
16040878
29.7%
Kalbar
275239
708715
25015
1710023
1472450
1701535
5893013
2.8%
Kalteng
321871
757969
31217
1287631
1665661
1665661
4698046
Kalsel
174418
300904
141169
230924
193592
466997
1508004
Kaltim
208171
440829
60419
1787289
531706
913401
3941816
5
Sulawesi
483194
2072294
530573
931856
1495028
1934112
7447057
7.3%
6
Maluku & Papua
-
-
-
-
-
-
-
-
Total (Indonesia)
5311416
13363991
2041671
8534619
8329772
16382234
53963705
Sumber : BPS, 2005. 13
Alokasi Lahan Untuk HTR Periode 2007-2010 di Indonesia
NO
Tahun
Luas Areal
ΣKK(15Ha/KK)
1
2007
1.400.000
93.333
2
2008
1.400.000
93.333
3
2009
1.400.000
93.333
4
2010
1.200.000
80.000
5.400.000
360.000
Jumlah Sumber: Ditjet BPK, Dephut, 2007
14
Tujuan Kebijakan Pembangunan HTR v Mengentaskan kemiskinan (pro-poor) v Menciptakan lapangan kerja baru (pro-
job) v Memperbaiki kualitas pertumbuhan melalui investasi yang proporsional antar pelaku ekonomi (pro-growth)
15
INVESTASI YANG DITANAM PADA SEKTOR KEHUTANAN TAHUN 2004 Industri
Nilai Investasi (Milyar US$)
Persentase
HPH
3,28
12%
HPHTI
3,00
11%
Kayu Lapis
3,30
12%
Perekat
0,19
1%
Kayu Gergajian & Kayu Olahan
1,03
4%
Pulp & Kertas
16,00
58%
Mebel
0,80
3%
Pertukangan/Pengrajin
0,17
1%
Total
27,77
100%
Sumber : Asmindo, 2004.
16
KEBUTUHAN PANEL KAYU KAWASAN ASIA PASIFIC TAHUN 1990 DAN 2010 (000 M3)
Negara
Wood- Based Panels 1990
2010
Produksi
Konsumsi
Konsumsi
Japan
8,616
12,589
26,999
China
3,396
4,466
15,043
Taiwan
1,329
2,034
4,7
Indonesia
9,617
1,026
3,515
Malaysia
1,63
258
1,509
Hongkong
12
217
1,337
Thailand
270
292
952
Europe
37,983
41,76
87,674
Africa/Mild East
3,193
4,119
10,68
126,308
125,131
320,414
The World
Sumber : Studi FAO, 1990
17
Kurva Pertumbuhan Parica (Schizolobium amazonicum) di Pusrehut
18
Volume dan Riap Parica (Schizolobium amazonicum) di PT.Melapi
UMUR
TV
MAI m3/ha/thn
CAI
2
72
36,0
-
4
148
37,0
38
6
222
37,0
37
8 10 12
292 352 372
36,5 35,2 32,7
35 30 20
Sumber : Data olahan, 2009 19
Volume dan Riap Sengon di Indonesia dan Kalimantan Timur INDONESIA UMUR
TV
2
76
4
MAI (m3/ha/th n)
KALIMANTAN TIMUR CAI
TV
MAI
CAI
38,00
-
60
30,00
-
160
40,00
42,00
126
31,55
33,10
6
250
41,67
45,00
196
32,70
35,00
8
334
41,75
42,00
262
32,70
32,70
10
404
40,40
35,00
314
31,36
26,00
12
460
38,33
28,00
344
28,63
15,00
Sumber : Data olahan, 2009
20
RIAP Shorea leprosula di Long Nah, Km 28 BPN, dan Shorea balangeran Umur
Shorea leprosula -Long Nah Vol (m3)/ ha
MAI
(m3/ha/thn)
5
10,00
2,00
10
30,00
3,00
15
60,00
20
CAI 0.00
Shorea leprosula - Km 14 Balikpapan Vol (m3)/ha
MAI
(m3/ha/thn)
CAI
MAI
Umur
Vol (m3)/ha
(m3/ha/thn)
CAI
2
1,20
0,60
0,00
4,00
0,80
4,00
21,00
2,10
3,40
3
1,90
0,63
0,70
4,00
6,00
48,00
3,20
5,40
5
3,50
0,70
0,80
100,0 0
5,50
8,00
85,25
4,26
7,45
10
8,50
0,85
1,00
25
145,0 0
6,48
9,00
130,0 0
5,20
8,95
15
21,00
1,40
2,50
30
200,0 0
6,70
11,00
180,0 0
6,00
10,00
20
36,00
1,80
3,00
35
245,0 0
7,00
9,00
217,0 0
6,20
7,40
25
79,50
3,18
8,70
6,20
30
127,00
4,23
21 9,50
280,0
248,0
200,0
175,0
40 7,00 6,20 0 7,00 0 Sumber : Hasil Penelitian Mahasiswa S1, 2005.
0.00
Shorea balangeran-Samboja
METODA PENELITIAN 1. JENIS, LOKASI, DAN WAKTU PENELITIAN v
Penelitian ini merupakan penelitian terapan yaitu penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan terus-menerus terhadap suatu masalah revitalisasi pengelolaan hutan tanaman rakyat dalam mendukung industri kehutanan di Provinsi Kalimantan Timur yang digunakan untuk menjawab suatu masalah yang timbul agar dapat melakukan sesuatu yang lebih baik (efisien).
v Penelitian ini dilaksanakan khususnya di PT.Inhutani I Desa Longnah, Desa Simpang Pasir Kecamatan Palaran, Desa Makroman, dan Desa Batuah Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda.
v
Pengukuran pertumbuhan tegakan sengon dilaksanakan secara berkesinambungan sejak tahun 2001 yang dikoordinasikan oleh Pembimbing Utama, kemudian dilanjutkan dengan kehadiran penulis tahun 2003 pada saat itu masih mengikuti orientasi Program Doktor Ilmu Kehutanan. Pengumpulan data dilanjutkan setelah penulis memasuki program doktor sampai tahun 2009. Adapun waktu keseluruhan pengamatan tegakan sengon di lapangan berumur kurang lebih 7 (tujuh tahun) dan waktu efektif yang digunakan untuk penelitian adalah 24 (dua puluh empat bulan) terhitung sejak bulan September 2007 sampai September 2009. 22
2. Alur Pikir Penelitian
Revitalisasi Industri Dan Kehutanan
Pengelolaan berasas Kelestarian Ekonomi &Lingkungan
Hasil Hutan Tanaman Fast Growing
Hasil Hutan tanaman Non fast growing
Variabel Pengukuran
Variabel Pengukuran
► Luas Lahan ► Jarak Tanam ► Populas ► Diameter ► Tinggi ► Cost
► Diameter ► Kualitas ► Jenis
► Volume ► Harga
► Volume/Produksi Kayu ► Skala Usaha ► Analisa Finansial dan Sensivitas
► Nilai harapan lahan
INDUSTRI KEHUTANAN
BAHAN BAKU
INVESTASI
KELAYAKAN USAHA INDUSTRI KEHUTANAN YANG BERKELANJUTAN
TEKNOLOGI 23
3. Prosedur Penelitian A. B. C.
PERSIAPAN PERENCANAAN PELAKSANAAN
Tahapan pelaksanaan sebagai berikut: v Orientasi terhadap lokasi penelitian v Studi kepustakaan v Pembuatan proposal penelitian v Pengambilan sampel v Observasi langsung v Pendekatan partisipasi aktif v Wawancara v Kajian penelaahan pustaka v Pengolahan data v Penganalisisan data 24
Analisa Revitalisasi Industri Kehutanan dalam Usaha Pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat untuk Mendukung Industri Plywood di Provinsi Kalimantan Timur v Analisis Pertumbuhan Riap dengan MAI dan CAI
(Ruchaemi, 1988) v Kelayakan suatu industri kehutanan secara finansial dapat diukur dengan menggunakan beberapa kriteria antara lain: Payback period (PP), Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C ratio) Internal Rate Return (IRR) dan Equivalent Annual Annuity (EAA) (Lahjie, 2006) v Analisis Sensitifitas adalah analisis yang melibatkan faktor ketidaktentuan/ketidakpastian (uncertainly). untuk dapat melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis finansial jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya maupun pendapatan (Kadariah, 1978). v Nilai Harapan Lahan (Klemperer, 1996) 25
Pengukuran Potensi Pohon Sengon v Pengukuran tinggi pohon menggunakan Clinometer :
h Dimana :
h P2 P1 P0 Pt
P2 P0 x Pt P1 P 0
: tinggi pohon : bacaan skala dalam persen untuk puncak pohon : bacaan skala dalam persen untuk ujung tongkat : bacaan skala dalam persen untuk dasar pohon : panjang tongkat (4m)
v Metode Perhitungan Volume Batang Kayu : 2
πd V xhx f 4
Dimana : V : Volume pohon : indeks yang bernilai 3.14 d : diameter setinggi dada h : tinggi pohon f : faktor pembentuk 26
v Analisis riap pertumbuhan volume :
TV MAI n
ΔTV CAI Δn
Dimana : MAI : Riap pertumbuhan volume rata-rata tahunan CAI : Riap pertumbuhan volume rata-rata tahunan berjalan TV : Total volume sengon dengan jangka waktu n tahun n : Umur tegakan
27
v Pay Back Period, sebagai berikut :
PP n 1 (n
2
a1 n1) a1 a 2
Dimana : n1 : Tahun terakhir, dimana akumulatif net benefit bernilai negatif n2 : Tahun, diamana akumulatif net benefit bernilai positif a1 : Nilai akumulatif net benefit bernilai negatif (pada n1) a2 : Nilai akumulatif net benefit bernilai positif (pada n2)
28
v Net Present Value, menggunakan formula sebagai berikut :
Bt Ct NPV t (1 i) t -1 n
Dimana :
Bt Ct n i t
= = = = =
Total penerimaan pada tahun t Total pengeluaran pada tahun t umur ekonomis proyek tingkat diskonto 1, 2, , …. N
Apabila NPV > 0, berarti usaha tersebut menguntungkan. Sebaliknya jika NPV < 0 berarti usaha tersebut tidak layak diusahakan, dan bila NPV = 0, maka terdapat pengimpasan (break even), artinya tidak untuk dan tidak rugi 29
v Net Benefit Cost ration (net B/C), dengan formula sbg:
tn
Net B/C
t 1 tn
t 1
Bt C t t (1 i ) Bt C t t (1 i )
30
v Internal
rate of return (IRR), sebagai berikut :
NPV IRR i1 i2 - i1 NPV NPV dimana : i1 :tingkat bunga (discount faktor) pertama dimana diperoleh NPV positif -i2 :tingkat bunga (discount faktor) ke dua di mana diperoleh NPV negatif v Equivalent Annual Annuity (EAA), sebagai berikut :
EAA
NPV
i X 1 - 1 i
n
dimana : i : tingkat bunga n : lamanya periode waktu
31
v
1.
2.
Analisis Sensitifitas Dilakukan simulasi kenaikan biaya total sebesar 10 %, sedangkan faktor-faktor lainnya dianggap tetap Dilakukan simulasi penurunan pendapatan sebesar 10 %, sedangkan faktor-faktor lainnya dianggap tetap
32
vNilai Harapan Lahan
WPL = Ht Ry 1 r Co 1 r Cy 1 r 1 rt 1 ty
WPL
:
Nilai harapan lahan, Rp/Ha
Ht
:
Pendapatan bersih pada tahun ke t
Ry
:
Pendapatan bersih pada tahun ke y
Co
:
Biaya pada tahun ke nol
Cy
:
Biaya pada tahun ke y, Rp/Ha
a
:
Pendapatan rutin tahunan, Rp/Ha
c
:
Biaya rutin tahunan, Rp/Ha
t
:
Daur tebangan (tebangan akhir),thn
r
:
Suku bunga public
p
:
Biaya tetap pada tahun ke t
y
:
Indeks untuk tahun ke 0 sampai ke t
t
ty
a c r
33
Shorea balangeran
34
Sengon (Paraserianthes falcataria)
35
Parica (Schizolobium amazonicum) di Pusrehut
36
Parica (Schizolobium amazonicum) di PT.Melapi
37
38