DEMPLOT (INOVASI) KE DELAI MENDUKUNG PRORAM SL - PTT DENGAN POTENSI KENAIKAN PRODUKSI > 15 % DI WILAYAH NAD
Oleh : Chairunas, M. Nasir Ali, Nazariah Emlan Fauzi, M. Ismail
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) NAD BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTRIAN PERTANIAN 2010
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
KATA PENGANTAR
Dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan disusun strategi yang meliputi : (1) Peningkatan produktivitas, (2) Perluasan areal tanam, (3) Pengamanan produksi dan (4) Pemberdayaan kelembagaan pertanian serta dukungan pembiayaan usaha tani. Salah satu pendekatan untuk meningkatkan produktivitas dilakukan melalui introduksi VUB produktivitas tinggi yang dibudidayakan dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Penyebarluasan PTT dilakukan melalui Sekolah Lapang (SL). PTT dan Sekolah Lapang telah diadopsi oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu program strategis Departemen Pertanian untuk peningkatan produktivitas dan produksi pangan. Berkenaan dengan SL-PTT sebagai salah satu program strategis Departemen Pertanian, peneliti dituntut berperan nyata memberikan dukungan dalam bentuk demplot (inovasi) teknologi dan pendampingan. untuk melakukan pengawalan penerapan teknologi dilapangan. Untuk memandu peneliti / penyuluh BPTP. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertenian (BP2TP) dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslit Bangtan) menyusun petunjuk pelaksanaan demplot dan pendampingan SL-PTT sebagai acuan. Untuk mendukung kegiatan SL-PTT yang sedang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tk.II pada tahun 2010, BPTP Aceh melaksanakan kegiatan dengan judul “Demplot (Inovasi) Kedelai Mendukung Program SL-PTT dengan Potensi Kenaikan Hasil > 15 % di Daerah Senta Produksi Kedelai Provinsi Aceh.
Banda Aceh, 30 Desember 2010
Ir. Chairunas, MS NIP. 195510101982031001
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
i
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN.................................................................
i
KATA PENGANTAR .........................................................................
ii
DAFTAR ISI
iii
.....................................................................................
DAFTAR TABEL ...............................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................
v
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1.2. Tujuan....................... ...................................................................................... 1.3. Perkiraan Keluaran.......................................................................................... 1.4. Perkiraan Hasil................................................................................................ 1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak .....................................................................
1 1 2 2 2 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 2.1. Kerangka Teoritis ............................................................................................ 2.2. Kondisi perkembangan kedelai di Provinsi Aceh ……................................... 2.2. Hasil Penelitian Terkait ...................................................................................
4 4 6 7
III. PROSEDUR / METODOLOGI ................................................................... 3.1. Lokasi............................................................................................................... 3.2. Bahan dan Peralatan......................................................................................... 3.3. Paket teknologi yang dikaji.............................................................................. 3.4. Perancangan Percobaan.................................................................................... 3.5. Pengamatan...................................................................................................... 3.6. Tahapan pelaksanaan... ...................................................................................
10 10 10 10 11 11 12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................... 4.1. Hasil wawancara dengan Penyuluh dan Ka. BPP Kec. Peudada, Kabupaten Biruen Tentang Teknologi Budidaya Kedelai................................................ 4.2. Hasil wawancara dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Tk. II Biruen (Kasie Produksi dan Mantritani) Tentang Teknologi Budidaya Kedelai........ 4.3. Hasil Peninjauan Lapang untuk Lokasi Demplot............................................ 4.4. Hasil kegiatan demo / pengkajian…………………………………………... V. KESIMPULAN DAN SARAN ...…………………………………………… DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... LAMPIRAN ..........................................................................................................
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
15 15
15 16 17 23 24 12
ii
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
RINGKASAN
Chairunas, dkk. Kegiatan demplot kedelai bertujuan untuk memperkenalkan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) kedelai spesifik kepada pateni kedelai di Kabupaten Biruen dalam upaya mendukung kegiatan SL-PTT di Provinsi NAD. Hasil tertinggi 2,19 ton/ha (biji kering panen) diperoleh pada varietas Anjasmoro yang diberi pupuk NPK ponska sebanyak 100 kg/ha, pupuk kangan 2 ton/ha, perlakuan benih dengan Rhizobium, dan jarak tanam 20 cm x 40 cm dua tanaman per rumpun. Sedangkan hasil varietas Anjasmoro dengan teknologi petani 1,47 ton.ha (biji kering panen). Hal ini menunjukkan bahwa teknologi introduksi (PTT-2) dapat meningkatkan hasil sebesar 48,9 % dibandikan dengan teknologi petani. Pada varietas Kipas Merah teknologi introduksi (PTT-2) dapat meningkatkan hasil sebesar 40,0 % dibandikan dengan teknologi petani. Dari hasil analisa usahatani kedelai seluas 1 ha, teknologi inroduksi (PTT-2) dapat meningkatkan pendapatan petani kedelai sebesar Rp.1.750.000,- untuk varietas Anjasmoro dan Rp. 1.300.000 unruk varietas Kipas Merah dibandingkan dengan teknologi petani.
Kata Kunci:kedelai, demplot, pengelolaan tanaman terpadu (PTT)
ABSTRACT Chairunas, dkk. Activities aim to introduce soy demplot technology Integrated Crop Management (ICM) specific soybean to soybean pateni Biruen District in an effort to support the activities of the SL-PTT in NAD. The highest yields 2.19 tonnes / ha (dry seed harvest) was obtained at a given Anjasmoro ponska NPK fertilizer of 100 kg / ha, fertilizer Later 2 tons / ha, seed treatment with Rhizobium, and spacing of 20 cm x 40 cm, two plants per clump. While the results of farmers' varieties of Pearl with 1.47 ton.ha technology (dry seed harvest). This shows that the introduction of technology (PTT-2) can increase yields by 48.9% dibandikan with technology by farmers. At Red Fan varieties introduction of technology (PTT-2) can increase yields by 40.0% dibandikan with technology by farmers. From the analysis of soybean farms of 1 ha., technology inroduksi (PTT-2) can increase soybean farmers' income by Rp.1.750.000, - for Anjasmoro and Rp. Red Fan unruk 1.3 million varieties compared with farmers' technology.
Keyword: soybean, demplot, Integrated Crop Management (ICM)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
iii
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu komoditi unggulan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Berdasarkan data statistik Aceh Dalam Angka tahun 2008, luas panen kedelai di Provinsi NAD mencapai 18.257 hektar dengan produktivitas 1,3 – 1,6 ton /ha ditingkat petani. Sedangkan hasil pengkajian pada tahun 2002 produktivitas kedelai dapat mencapai 2,0 – 2,5 ton/ha dengan menggunakan varietas ungul, benih bermutu serta pemupukan berimbang. Hasil pengkajian dan demplot BPTP NAD pada tahun 2007 di lahan sawah setelah panen padi, produktivitas kedelai dapat mencapai 2,2 – 3,0 ton/ha dengan menggunakan varietas unggul (Anjasmoro), pemberian nodulin, abu sekam/bahan organik (Chairunas, 2008). Salah satu pendekatan untuk meningkatkan produktivitas dilakukan melalui introduksi varietas unggul baru produktivitas tinggi yang dibudidayakan dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Penyebarluasan PTT dilakukan melalui Sekolah Lapang (SL). PTT dan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) telah diadopsi oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu Program Strategis Departemen Pertanian untuk Peningkatan Produktivitas dan Produksi Pangan (Puslitbangtan, 2009). Dalam upaya peningkatkan produktivitas kedelai sekaligus peningkatan pendapatan petani di Provinsi NAD, Dinas Pertanian Tk.I dan Tk.II telah memprogramkan OPSUS KEDELAI dalam bentuk SL-PTT pada daerah sentra produksi kedelai, seperti : Kab. Bireuen, Pidie Jaya, Pidie, Aceh Utara, Aceh Timur dan Aceh Tamiang (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Tk. I NAD, 2009) . Berkenaan dengan SL-PTT sebagai salah satu Program Strategis Departemen Pertanian, peneliti dituntut berperan nyata memberikan dukungan dalam bentuk pendampingan untuk melakukan pengawalan penerapan teknologi di lapangan. Untuk memandu peneliti BPTP/Balitkomoditas/Balai Besar/Puslit Lingkup Badan Litbang Pertanian melakukan pendampingan SL-PTT, Balai Besar Pengkajian dan
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
1
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
Pengembangan
Teknologi
Pertanian
(BBP2TP)
dan
Pusat
Penelitian
dan
Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) menyusun petunjuk pelaksanaan (Juklak) pendampingan SL-PTT sebagai acuan (Puslitbangtan, 2009). Keberhasil program SL-PTT tersebut sangat ditentukan oleh teknologi budidaya berbasis sumberdaya lahan dan spesifik lokasi seperti varietas unggul yang adaptif, penggunaan bahan organik (pukan , abu sekam) dan perlakuan benih dengan nodulin yang telah dimiliki oleh Badan Litbang/BPTP. Berdasarkan hal tersebut diatas BPTP NAD akan melakukan Demplot kedelai untuk mendukung kegiatan SL-PTT Kedelai yang sedang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tk.I dan Tk.II. 1.2. Tujuan •
Untuk memperkenalkan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) kedelai spesifik kepada pateni kedelai di Kabupaten Biruen dalam upaya mendukung kegiatan SL-PTT di Provinsi NAD.
•
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengelola agribisnis usahatani kedelai di Provinsi NAD.
1.3. Perkiraan Keluaran •
Paket teknologi budidaya kedelai spesifik lokasi yang dapat meningkatkan produktivitas 0,2 t/ha (>15%) dari produktivitas saat ini (1,3 t/ha) di tingkat petani
•
Pengetahuan dan keterampilan petani kedelai meningkat >10% dalam mengelola agribisnis usahatani kedelai di Perovinsi NAD
1.4. Perkiraan Hasil •
Meningkatnya produktivitas kedelai ditingkat petani sebesar 15% dengan teknologi PTT spesifik lokasi dalam mendukung kegiatan SL-PTT di Provinsi NAD
•
Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani di atas 10% dalam mengelola agribisnis usahataninya.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
2
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak Sebahagian besar petani akan menggunakan paket teknologi pemupukan berimbang dan varietas unggul kedelai spesifik lokasi, sehingga produktivitas kedelai dan pendapatan petani meningkat di Provinsi Aceh.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
3
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja atau Glycine max. Namun demikian tahun 1984 telah disepaki bahwa nama botani yang telah dapat diterima dalam istilah ilmiah yaitu Glycine max (L) Merril. Klisifikasi tanaman kedelai sebagai berikut : Kingdom
: Plantae
Division
: Spermatophyta
Sub Divisio
: Angiospermae
Kelas
: Dikotyledoneae
Ordo
: Rosales
Family
: Leguminosae
Genus
: Glycine
Species
: Glycine max (L) Merril, (Adisarwanto, 2005).
Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam yaitu akar tunggang dan akar serabut (sekunder) yang tumbuh dari akar tunggang. Selain itu kedelai juga sering membentuk akar adventif yang tumbuh dari bagian bawah hipokotil (Adisarwanto, 2005). Biji kedelai berkeping dua yang terbungkus oleh kulit biji dan embrionya terletak diantara keping biji tersebut. Warna kulit biji bermacam-macam ada yang kuning, hitam, hijau dan coklat. Bentuk biji kedelai pada umumnya bulat lonjong, ada yang agak bundar atau bulat agak pipih. Besar biji sangat bervariasi tergantung dengan varietasnya. Kisaran besar biji kedelai di Indonesia adalah 6 gram sampai 30 gram (Suprapto, 2001). Pertumbuhan batang kedelai dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe determinate dan indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini didasarkan atas keberadaan bunga dan pucuk batang (Adisarwanto, 2005). Tanaman kedelai pada umumnya dapat tumbuh dan beradaptasi terhadap berbagai jenis tanah dan menyukai tanah yang bertekstur ringan hingga sedang dan berdrainase baik. Kedelai tumbuh baik pada tanah yang bertekstur gembur, lembab, tidak tergenang air dan memiliki ph
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
4
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
6 – 6,8. Pada ph 5,5 kedelai masih dapat berproduksi meskipun tidak sebaik pada ph 6-6,8 (Najiyati dan Danarti, 1999). Peluang peningkatan produksi kedelai dalam negeri masih terbuka lebar, baik melalui peningkatan produktivitas maupun perluasan areal tanam. Saat ini, rata-rata produktivitas nasional kedelai baru 1,3 ton/ha dengan kisaran 0,6-2,0 ton/ha di tingkat petani, sedangkan di tingkat peneliti telah mencapai 1,7-3,2 ton/ha, bergantung pada kondisi lahan dan teknologi yang diterapkan (Siaran Pers Litbang Deptan 2008). Secara teori produktivitas merupakan jumlah produksi yang dicapai oleh seseorang pekerja, atau unit faktor produksi lainnya dalam jangka waktu tertentu. Produktivitas adalah kemampuan suatu faktor produksi untuk menghasilkan suatu hasil produksi (Winardi 1996). Produktivitas usahatani ditentukan oleh berbagai faktor produksi antara lain keadaan dan kesuburan tanah, pupuk, tehnik penanaman dan alat-alat yang digunakan serta tenaga kerja. Usahatani yang produktif atau efisien berarti usahatani terebut memiliki produktivitas yang tinggi (Mubyarto, 1989). Untuk mendapatkan suatu kegiatan usahatani yang memiliki efisiensi yang tinggi, tidak terlepas bagaimana cara memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada. Keberhasilan usahatani kedelai banyak ditentukan oleh mutu benih dan waktu tanam yang tepat (sesuai musim) pada masing-masing daerah. Oleh karena itu benih yang kurang baik dan keterlambatan saat tanam dapat mengakibatkan penurunan sampai menggagalkan hasil panen. Tanam tepat waktu menghindari tanaman dari kendala kekeringan atau kebanjiran serta gangguan hama dan penyakit.
Kedelai
merupakan tanaman yang tergolong peka terhadap perubahan lingkungan tumbuh, baik iklim mikro maupun makro. Oleh Sebab itu tanaman kedelai penuh resiko dengan faktor penyebab kegagalan yang cukup banyak (Adisarwanto dan Widianto,1999 ; Arsyad dan Sam, 1998). 2.2. Kondisi perkembangan kedelai di Provinsi Aceh Berdasarkan data statistik Aceh Dalam Angka tahun 2008, luas panen kedelai di Provinsi NAD mencapai 18.257 hektar dengan produktivitas 1,3 – 1,6 ton /ha ditingkat petani (BPS 2008). Pada tahun 2007 luas tanam kedelai di Provinsi Aceh
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
5
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
mencapai 16.421 ha, produksi yang dicapai 19.029 ton dengan produktivitas rata-rata 1,29 ton/ha (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Aceh, 2007). Diperkirakan kebutuhan benih kedelai untuk luas lahan 16.421 ha mencapai 565.840 kg dengan asumsi kebutuhan benih 40 kg/ha. Salah satu penyebab keragaman hasil kedelai di tingkat petani Provinsi Aceh adalah belum diterapkannya teknologi kedelai secara tepat oleh petani. Hal ini terlihat dari 40 % tanaman kedelai masih ditanam dengan cara sebar, disamping komponen lain seperti mutu benih belum memenuhi syarat, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit belum dilakukan secara baik oleh petani (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Bireuen, 2005). Upaya pencapaian swasembada kedelai telah dilakukan sejak lama melalui berbagai cara antara lain dengan pemberian kapur, pemberian benih secara cumacuma/bergulir, penggunaan pupuk namun belum juga tercapai sampai saat ini. Produksi tidak bertambah bahkan cendrung menurun, dilain pihak permintaan kedelai sebagai bahan pangan, pakan dan industri meningkat setiap tahunnya, sebagai akibat usahatani kedelai kurang memberikan kestabilan hasil, akibat resiko kegagalan produksi dan kesulitan jaminan pemasaran yang dihadapi petani. Usaha pemerintah untuk dapat swasembada kedelai sampai saat ini belum berhasil, kebutuhan kedelai yang terus meningkat, belum dapat diimbangi dengan produksi dalam negeri. Dalam upaya peningkatan produksi kedelai, Badan Litbang Pertanian (Balitkabi) telah mendapatkan Varietas Unggul Baru (VUB)
kedelai.
Sebelum Varietas tersebut disebarkan ke petani perlu dilalukan uji adaptasi untuk mendapatkan VUB yang adaptif dan teknologi spesifik lokasi. 2.3. Hasil Penelitian Terkait Hasil-hasil penelitian /pengkajian kedelai dapat berpotensi mencapai 2,5 – 3.0 ton/ha. Rekomendasi oleh Balai Penelitian Kacang-kacangan untuk tanaman kedelai masih sebahagaian yang digunakan oleh petani/pengguna lainnya, sedangkan hasil penelitian yang masih bersifat komponen hasil memerlukan adaptasi di tingkat petani. Tidak semua teknologi yang dikembangkan dapat diterapkan secara tepat guna disemua daerah yang tentunya memiliki kekhususan tersendiri, faktror biofisik dan
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
6
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
sosial ekonomi serta kelembagaan akan sangat berpengaruh terhadap penerimaan teknologi. Hasil penelitian melaporkan bahwa beberapa varietas kedelai cocok ditanam pada daerah dengan tipe iklim kering baik di lahan sawah maupun di lahan kering di Kabupaten Aceh Utara, Bireun. Pidie, Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Tamiang (Oldeman L.R., dkk. 1979 ; Han B., dkk. 2001 ; Sumarno,. 1999). Hasil demplot kedelai yang telah dilakukan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nanggroe Aceh Darussalam (BPTP NAD) bekerjasama dengan ACIAR di Kabupaten Pidie, tahun 2007 menunjukkan bahwa produktivitas beberapa varietas unggul kedelai dapat mencapai hasil 2-3,5 ton/ha dengan menggunakan bahan organik (pupuk kandang, abu sekam) dan pemupukan berimbang serta waktu tanam yang tepat. (Chairunas, 2008) Lebih lanjut Hasil uji adaptif beberapa varietas kedelai pada agroekosistem lahan kering sepesifik lokasi di Kebun Percobaan Tanaman Pangan Lampineung tahun 2002, ternyata produktivitas beberapa varietas unggul dapat mencapai 2, 017 ton/ha, sehingga terdapat senjang produktivitas antara petani dengan sebanyak 0,827 ton/ha.
peneliti
Artinya dengan menggunakan paket teknologi budidaya
spesifik lokasi yang tepat dan dengan penggunaan benih yang murni, ada peluang untuk meningkatkan produktivitas kedelai ditingkat petani menjadi 2-3 ton/ha (Han B, Darman, M.A, Nazariah, 2002). Pengkajian peningkatan produktivitas kedelai melalui pendekatan tanaman terpadu (PTT) dengan komponen teknologi utama
berupa pengenalan 4 varietas
unggulan nasional (Kaba, Ijen, Burangrang dan Anjasmoro) dan 1 kontrol varietas Wilis yang merupakan varietas dominan diusahakan oleh petani. Keragaan keempat varietas kedelai tersebut dapat menambah pengetahuan petani tentang alternatif pilihan varietas unggul kedelai. Diantara keempat varietas unggul yang digelar maka varietas Anjasmoro merupakan varietas yang paling disukai dari pengamatan hasil preferens petani baik pada penampilan tanaman di lapangan, produktivitas yang dicapai dan kualitas hasil biji. Produktivitas tertinggi adalah Anjasmoro mencapai
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
7
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
1,57 t/ha, Ijen (1,49 t/ha), Burangrang (1,32 t/ha), Kaba (1,30 t/ha) dan Wilis (1,26 t/ha) (Muji Rahayu, Lalu Wirajaswadi dan Awaluddin Hipi 1997). Hasil uji adaptasi lima vub kedelai pada daerah sentra produksi (Kabupaten Pidie dan Kabupaten Biruen) di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok non faktorial dengan perlakuan 5 VUB Kedelai dikombinasikan dengan paket teknologi budidaya dari BPTP NAD, sebagai pembanding adalah paket teknologi yang petani setempat. Masing-masing perlakuan diulang 4 (empat) kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Anjasmoro, dan Kipas Merah, sesuai untuk dikembang di Kabupaten Pidie dan Kabupaten Bireuen jika didukung oleh benih bermutu, jarak tanam yang sesuai (40 x 20 cm, 2 tanaman/lubang), drainase baik, pemupukan berimbang {(100 kg/ha NPK (15-1515)}, PHT (tekmologi introduksi) dapat meningkatkan rata-rata hasil kedelai dari 1,6 ton/ha menjadi 2,6
(62%) baik di kabupaten Pidie maupun kabupaten
Bireuen.(Chairunas, dkk. 2009).
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
8
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
III. METODOLOGI 3.1. Lokasi Pengkajian ini dilakukan pada musim kemarau (Juni s/d September 2010) di lahan sawah, Desa Seuneubok Paya dan lahan kering, Desa Blang Baki, Kecamatan Peudada Kabupaten Biruen, Provinsi Aceh 3.2. Bahan dan Peralatan §
Bahan o ATK, dokumentasi, foto copy, jilid/cetak, penggandaan o Komputer suplier o Saprodi - 40 kg benih kedelai varietas unggul baru, masing masing varietas sebanyak 20 kg. - 1500 kg bahan Organik / kompos / pupuk kandang - 200 kg pupuk NPK poska - 3 lt pestisida (insektisida dan fungisida) o Bahan pembantu lapang (papan nama perlakuan, plank merek judul, ajir untuk sampel pengamatan, 2 papan lapangan, dll)
• Peralatan o Timbangan, cangkul, parang, sprayer, meteran, meja lapang o Alat tugal, ember, palu, gunting, pisau, tustel (camera) o Komputer , printer, flas disc, dll 3.3. Paket Teknologi yang dikaji Pada masing-masing lokasi (luas 1 ha) diterapkan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), terdiri dari beberapa paket teknologi yang meliputi varietas (Anjasmoro dan Kipas merah), pemupukan (tanpa pupuk dan dipupuk 100 kg/ha NPK
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
9
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
poska), pemberian Nodulin, pupuk kandang 2 ton/ha, abu jerami sebagai penutup lubang tanam dan jarak tanam 40x20, dan 40x30 cm . Paket teknologi yang diuji dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Paket teknologi kedelai yang dikaji Paket Teknologi
No
A (Tek. Petani) B (Tek. Petani)
1 2
Varietas Anjasmoro Kipas Merah
3
C Tek. (Introduksi-1)
Anjasmoro
4
D Tek. (Introduksi-2)
Kipas Merah
5
E Tek. (Introduksi-3)
Anjasmoro
6
F Tek. (Introduksi-4)
Kipas Merah
Komponen Teknologi Pupuk Bahan NPK Nodulin Organik (kg/ha) Abu jerami disebar rata Abu jerami disebar rata Abu jerami penutup 100 + lubang tanam Abu jerami penutup 100 + lubang tanam Pupuk kandang, abu jerami 100 + penutup lubang tanam Pupuk kandang, abu jerami 100 + penutup lubang tanam
Jarak tanam (cm) 40 x 30 40 x 30 40 x 20
40 x 20
40 x 20
40 x 20
3.4. Rancangan Percobaan Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok non faktorial dengan 6 perlakuan, masing-masing perlakuan diulang 4 kali. Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai dilakukan dengan uji Tukey Test 0,5%.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
10
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
3.5. Pengamatan Komponen yang diamati meliputi: (1) tinggi tanaman umur 30, 45, 60 dan 75 hari setelah tanam (hst), (2) jumlah cabang umur 45 dan 60 hst, (3) jumlah polong isi dan polong hampa (%), (4) bobot 100 biji dan (5) hasil (t/ha) yang berasal dari ubinan 4 m2. Data tinggi tanaman, jumlah cabang, polong isi dan polong hampa berasal dari 15 tanaman sampel pada masing-masing plot (6 x 4 = 24 plot). 3.6. Tahapan pelaksanaan 1.
Penyiapan lahan : • Tanpa Olah Tanah (TOT), gulma yang tumbuh disemprot dengan herbisida (Rambo, Run-Up) • Dibuat bedengan ukuran lebar 2 m, panjang tergantung luas petakan, lebar parit antara bedengan 40 cm, dalam 15 cm, berfungsi sebagai drainase (bila kelebihan air dan irigasi pada waktu kekeringan)
2.
Tanam Penanaman dilakukan secara tugal, sebelum tanam benih kedelai diberi Rhizoplus (Rhizobium) dengan dosis 30 gr nodulin untuk 8 kg benih kedelai. Jarak tanam sesuai dengan perlakuan (Tabel 1) 2 biji/lubang.
3.
Pemupukan - Dosis Pemupukan dilakukan adalah : 100 kg/ha NPK poska (15-15-15). Pemberian pupuk dilakukan dengan cara tugal 5 cm disamping barisan tanaman pada umur 15 hari setelah tanam
4.
Pemeliharaan - Penyisipan Kedelai mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari. Tidak semua biji yang ditanam dapat tumbuh dengan baik, sehingga akan terlihat tidak seragam. Untuk menjaga agar produksi tetap baik, benih kedelai yang tidak tumbuh segera diganti dengan benih yang baru.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
11
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
- Penyiangan Penyiangan pertama dilakukan pada umur 2-3 minggu. Penyiangan kedua dilakukan pada saat tanaman selesai berbunga, sekitar 6 minggu setelah tanam. Penyiangan dilakukan dengan cara mengikis gulma yang tumbuh dengan tangan atau kuret. - PHT
5.
Penyemprotan pestisida dilakukan pada waktu yang berbeda-beda tergantung jenis hama dan pola penyerangannya. - Pengairan bila diperlukan Pengamatan Pengamatan yang dilakukan dalam pengkajian ini adalah Keragaan faktor pertumbuhan dan produksi pada masing-masing perlakuan : •
Tinggi tanaman rata-rata, diamati dari 10 tanaman sampel
•
Jumlah cabang per batang rata-rata, diamati dari 10 tanaman sampel
•
Jumlah polong total per batang rata-rata, diamati dari 10 tanaman sampel
•
Jumlah polong hampa per batang rata-rata, diamati dari 10 tanaman sampel
6.
•
Bobot 100 biji kering
•
Hasil, diamati dari panen ubinan (2 m x 2 m)
Panen Panen kedelai dilakukan bila sebagian (90%) daunnya sudah kering dan rontok. Caranya adalah dengan memotong batang tanaman di atas permukaan tanah. Selanjutnya dijemur, setelah kering di rontok dengan mesin perontok
7.
Prosesing Hasil - Perontokan biji : polong yang sudah masak dan kering langsung dirontok dengan tresher - Penjemuran biji. Sebelum biji disimpan, biji dijemur sampai kering (kadar air 14 %). Sebaiknya biji disimpan didalam kantong yang kedap udara. - Untuk benih : kadar air 11%, disimpan dalam kantong yang kedap udara, suhu ruangan 15 oC (dapat disimpan selama 1 tahun). Jika disimpan pada suhu kamar biasa (27-28 oC) dapat disimpan + 2-3 bulan.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
12
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil wawancara dengan Penyuluh dan Ka. BPP Kec. Peudada Kabupaten Biruen Tentang Teknologi Budidaya Kedelai Kabupaten Biruen merupakan salah satu sentra produksi kedelai di Provinsi Aceh. Kedelai ditanam pada lahan sawah setelah panen padi pada MK-I (Maret – Juni) dan MK-II (Juli – Oktober). Pada lahan kering kedelai ditanam pada MH (Nopember – Januari). Teknologi yang umum digunakan petani adalah : tanpa olah tanah, gulma disemprot dengan herbisida sistemik, jarak tanam 30 cm x 30 cm, 3-6 biji/lubang (barisan tidak teratur), varietas yang dominan ditanam Kipas Merah, tanpa pemupukan, tanpa mulsa, sebagian besar (70%) menggunakan PPC (seprint), penyiangan 2 kali (umur 15
dan 35 hari setelah tanam secara manual). Untuk
pengendalian hama digunakan insektisida seperti Decis, Bestox, Decamon, dll . Panen menggunakan sabit/parang dengan memotong batang diatas permukaan tanah, pembijian dengan Theser dan sebagian dipukul. Pada saat ini (awal Juli 2010) penanaman kedelai sudah mencapai 50 % dari luas tanam yang direncanakan, luas tanam kedelai untuk MK-II (Juli-Oktober 2010) mengalami penurunan karena pada bulan Juni dan Juli curah hujan masih cukup tinggi, sehingga petani beralih tanam padi. Luas lahan SL-PTT Kedelai pada tahun 2010 di Kabupaten Pidie Jaya mencapai 4.000 ha dengan jumlah SL-PTT 400 unit. 4.2. Hasil wawancara dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Tk. II Bireuen (Kasi Produksi dan Mantri Tani) Tentang Teknologi Budidaya Kedelai Kabupaten Biruen merupakan sentra utama produksi kedelai di Provinsi Aceh. Kedelai ditanam pada lahan sawah setelah panen padi pada MK-I (Maret – Juni) dan MK-II (Juli – Oktober). Pada lahan kering kedelai ditanam pada MH (Nopember – Januari). Teknologi yang umum digunakan petani adalah : tanpa olah tanah, gulma disemprot dengan herbisida sistemik, jarak tanam 30 cm x 30-40 cm, 2-5 biji/lubang (barisan tidak teratur), varietas yang dominan ditanam Kipas Merah dan Anjasmoro, tanpa pemupukan, tanpa mulsa, sebagian besar (90%) menggunakan PPC (seprint),
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
13
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
penyiangan 2 kali (umur 15-20 dan 30-35 hari setelah tanam secara manual). Untuk pengendalian hama digunakan insektisida seperti Decis, Decamon, Basal, dll. Panen menggunakan sabit/parang dengan memotong batang diatas permukaan tanah, pembijian dengan Theser dan sebagian kecil dipukul. Pada saat ini (awal Juli 2010) penanaman kedelai sudah mencapai 40 % dari luas tanam yang direncanakan. Luas lahan SL-PTT Kedelai pada tahun 2010 di Kabupaten Biruen mencapai 8.000 ha dengan jumlah SL-PTT 800 unit. 4.3. Hasil Peninjauan Lapangan untuk Lokasi Demplot Penijauan lapang bertujuan untuk menentukan lokasi Demplot yang akan dilaksanakan. Lokasi ditetapkan berdasarkan kriteria; mudah dijangkau, lahan merupakan suatu hamparan yang cukup luas (> 10 ha), drainase baik. Untuk petani kooperator harus bersedia melaksanakan budidaya kedelai sesuai dengan petunjuk teknis yang telah dibuat oleh BPTP Aceh, dan mematuhi semua perjanjian yang telah disepakati antara petani dan BPTP Aceh. Berdasarkan uraian diatas maka lokasi Demplot Kedelai telah ditetap sebanyak dua unit yaitu : 1. Desa Seuneubuk Paya, Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen, Luas 1(satu) ha, Nama petani; Zakaria, tipe lahan; sawah, irigasi sederhana, berdampingan dengan SL-PTT. 2. Desa Blang Baki, Kecamatan Peudada, Kabupaten Biruen, Luas 1 (satu) ha, nama petani; Muhammad, tipe lahan; lahan kering. 4.4. Hasil Ke giatan Demo / Pengkajian Data hasil pengamatan komponen pertumbuhan (tinggi tanaman umur 30, 45, 60 dan 75 hari setelah tanam/hst), komponen hasil (jumlah cabang umur 45 dan 60 hst, jumlah polong berisi, prosentase polong hampa, bobot 100 biji kering) dan hasil biji kering (ka 14%) di Desa Blang Baki, dan Seuneubok Paya, Kecamatan Peudada, Kabupaten Biruen disajikan pada Tabel 2, 3, 4, 5, 6 dan 7.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
14
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
Komponen Pertumbuhan Pada Tabel 2 terlihat bahwa pada lahan kering (desa Blang Baki) tinggi tanaman berbeda pada masing-masing varietas. Tanaman tertinggi terdapat pada paket teknologi Introduksi 3 (E = varietas Anjasmoro, pupuk kandang 2 t/ha, abu jerami sebagai penutup lubang tanam, NPK poska 100 kg/ha, nodulin dan jarak tanam 40x20 cm, 2 tanaman perrumpun) berbeda nyata dengan tinggi tanaman pada perlakuan lainnya. Tabel 2. Rata - rata tinggi tanaman kedelai pada kegiatan Demplot (Inovasi) kedelai mendukung proram SL - PTT dengan potensi kenaikan produksi > 15 % di Desa Blang Baki, MT 2010 No
Tinggi tanaman (TT) umur
Perlakuan TT30
TT45
TT60
TT75
1
A
36.70 b
44.90 c
49.87 b
53.57 b
2
B
22.93 e
37.98 d
39.85 d
44.58 d
3
C
37.80 b
50.65 b
55.53 a
59.87a
4
D
28.07 d
36.73 d
45.05 c
48.28 c
5
E
48.28 a
59.05 a
55.40 a
60.23 a
6
F
34.55 c
39.20 d
48.72 b
51.68 bc
Hal yang sama juga terjadi di lahan sawah (desa Seuneubok Paya) dimana tanaman tertinggi tedapat pada teknologi Introduksi 3 (perlakuan E), akan tetapi ratarata pertumbuhan kedelai lebih baik di lahan kering dinamdingkan dengan di lahan sawah. Hal ini disebabkan oleh kondisi iklim terutama curah hujan yang cukup tinggi pada awal pertumbuhan (curah hujan pada bulan Juni 2010 sebesar 305 mm), kondisi tanah jenuh air sehingga akar tanaman kedelai tidak dapat berkembang. Menurut Najiyati dan Danarti, 1999
Tanaman kedelai pada umumnya dapat tumbuh dan
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
15
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
beradaptasi terhadap berbagai jenis tanah dan menyukai tanah yang bertekstur ringan hingga sedang dan berdrainase baik. Kedelai tumbuh baik pada tanah yang bertekstur gembur, lembab, tidak tergenang air dan memiliki ph 6 – 6,8. Pada ph 5,5 kedelai masih dapat berproduksi meskipun tidak sebaik pada ph 6-6,8. Beberapa kendala yang sering dijumpai dalam usahatani kedelai pada lahan kering adalah; tingkat kesuburan tanah bervariasi dan rendah, populasi gulma tinggi, kualitas benih rendah, sumber daya petani rendah dan pola curah hujan sering bergeser dari perkiraan (Arsyad, D. M ; D. Pasaribu ; N. Sunarlin ; Budiharjo, 1991). Tabel 3. Rata - rata tinggi tanaman kedelai pada kegiatan Demplot (Inovasi) kedelai mendukung proram SL - PTT dengan potensi kenaikan produksi > 15 % di Desa Seuneubok Paya, MT 2010 No
Perlakuan
1
Tinggi tanaman (TT) umur TT30
TT45
TT60
TT75
A
33.22 b
41.47 b
47.23 b
47.75 b
2
B
21.29 d
25.07 d
37.23 d
42.28 d
3
C
33.93 a
43.98 ab
48.62 ab
51.40 a
4
D
26.12 c
29.23 cd
38.40 cd
45.14 c
5
E
33.60 b
47.21 a
49.93 a
51.93 a
6
F
27.12 c
31.58 c
39.83 c
45.57 c
Komponen Hasil dan Hasil Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa jumlah cabang per tanaman berbeda nyata pada masing-masing perlakuan. Baik di lahan kering (desa Balng Baki) maupun di lahan sawah (desa Seuneubok Paya) Varietas Kipas merah memiliki jumlah cabang lebih banyak baik pada umur 45 dan umur 60 hst, berbeda nyata dengan varietas Anjasmoro. Hasil analisis statistik pada prosentase polong hampa menunjukkan bahwa prosentase polong hampa terbanyak dijumpai pada paket teknologi petani (A dan B) berbeda nyata dengan paket teknologi introduksi lainnya, Hal ini menunjukkan
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
16
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
bahwa pengisian polong dipengaruhi oleh tingkat kesuburan tanah. Tanah di lokasi pengkajian baik di desa Blang Baki (lahan kering) maupun di desa Seuneubok Paya (lahan sawah) status harnya rendah ( N rendah, P sedang dan K rendah) berdasarkan PUTS dan PUTK. Pemberian pupuk NPK poska 100 kg/ha + 2 ton pupuk kandang sapi dan perlakuan benih dengan Rhizobium dapat mengurangi polong hampa, polong hampa terendah dijumpai pada paket teknologi introduksi 4 (perlakuan F-kipas merah) tidak berbeda nyata dengan paket teknologi introduksi 3 (perlakuan E-anjasmoro)
.
Untuk ukuran biji dominan dipengaruhi oleh genetik tanaman, varietas Anjasmoro memiliki ukuran biji lebih besar disbanding varietas kipas merah (Tabel5 dan 6). Hasil kedelai merupakan kombinasi dari komponen hasil, hasil analisis statistik menunjukkan bahwa hasil tertinggi terdapat paket teknologi Introduksi 3 (E = varietas Anjasmoro, pupuk kandang 2 t/ha, abu jerami sebagai penutup lubang tanam, NPK poska 100 kg/ha, nodulin dan jarak tanam 40x20 cm, 2 tanaman perrumpun) berbeda nyata dengan paket teknologi lainnya. Sedangkan hasil terendah terdapat pada pada paket teknologi petani (A dan B/tanpa pemupukan dan tanpa rhizobium). Menurut Kasim dan Djunainah (1993) bahwa tingkat hasil suatu tanaman ditentukan oleh interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan tumbuhnya seperti; kesuburan tanah, ketersediaan air dan pengelolaan tanaman. Demikian juga halnya tanaman kedelai, keberhasilan usahatani terutama sekali ditentukan oleh penyiapan lahan, varietas dan mutu benih, cara dan jarak tanam, pengairan dan drainase, pengendalian gulma, dan hama penyakit. Ameliorasi tanah, pemupukan dan inokulasi Rhizobium ikut menentukan produktivitas pada lahan yang tidak subur, pH rendah dan belum pernah ditanami kedelai (Adisarwono, T; N. Saleh; Marwoto, Novianti Sunarlin, 2000). Kemudian Saleh, N ; T. Adisarwanto ; A. Kasno dan Sudaryono
(2000),
menegaskan bahwa; teknologi kunci dalam pengembangan kedelai adalah penggunaan benih berkualitas tinggi dari varietas unggul merupakan komponen teknologi esensial untuk peningkatan produksi. Pengelolaan tanaman berupa pengendalian gulma, hama dan penyakit diperlukan untuk menjamin keberhasilan budidaya. Sedangkan komponen teknologi lainnya bersifat spesifik. Penggunaan benih bermutu dengan
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
17
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
varietas yang sesuai dengan agroekosistem spesifik di daerah sentra produksi sangat dibutuhkan. Betapapun besarnya input yang diberikan pada usahatani kedelai akan menjadi sia-sia jika benih yang digunakan kualitasnya rendah, sehingga akan menghasilkan tanaman yang jelek dan produktivitas rendah (Arsyad, A.M. dkk. 1991 ; Saleh, N. dkk., 2000). Faktor pendukung untuk meningkatkan produksi dan produktivitas kedelai secara nasional diantaranya dengan menerapkan benih varietas unggul dan
teknologi
budidaya spesifik lokasi. Keberhasilan peningkatan produktivitas kedelai 3 ton/ha sangat ditentukan oleh ketersediaan benih bermutu, waktu tanam yang tepat, pemberian bahan organik dan pemupukan yang berimbang. Penggunaan varietas unggul diharapkan dapat meningkatkan produksi kedelai di Propinsi Aceh. Sehingga Propinsi Aceh kembali menjadi salah satu daerah sentra produksi kedelai di Indonsia. Tabel 4. Rata - rata jumlah cabang / tanaman kedelai pada kegiatan Demplot (Inovasi) kedelai mendukung proram SL - PTT dengan potensi kenaikan produksi > 15 % di Blang Baki. MT. 2 010
No
Perlakuan
Jumlah Cabang / Tanaman 45 HST
60 HST
1
A
2.14 c
2.46 e
2
B
3.14 b
4.15 c
3
C
2.18 c
2.52 de
4
D
4.12 a
5.42 b
5
E
2.22 c
3.14 d
6
F
4.31 a
6.03 a
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
18
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
Tabel 5. Rata - rata jumlah cabang / tanaman kedelai pada kegiatan Demplot (Inovasi) kedelai mendukung proram SL - PTT dengan potensi kenaikan produksi > 15 % di Desa Seuneubok Paya, MT 2010. Jumlah Cabang / Tanaman
No
Perlakuan 45 HST
60 HST
1
A
2.02 d
2.2 c
2
B
2.85 b
3.43 b
3
C
2.30 cd
2.38 c
4
D
3.05 b
3.60 ab
5
E
2.52 c
2.60 c
6
F
3,70 a
3.92 a
Tabel 6. Rata - rata Jumlah polong isi/tanamam, polong hampa/tanaman, berat 100 biji dan hasil kedelai pada kegiatan Demplot (Inovasi) kedelai mendukung proram SL - PTT dengan potensi kenaikan produksi > 15 % di Desa Blang Baki, MT 2010
No
Perlakuan
1
A
Jumlah polong/tanaman Berat 100 biji (gram) Isi Hampa 107.7 e
8.13 a
14.59 a
Hasil biji (ton/ha) 1.45 d
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
19
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
2
B
112.5 d
7.05 ab
11.42 c
1.47 d
3
C
132.0 c
6.35 bc
14.65 a
1.52 cd
4
D
136.8 b
5.15 cd
11.51 c
1.64 c
5
E
138.5 b
4.88 d
14.67 a
2.03 b
6
F
142.4 a
4.16 d
11.84 b
2.19 a
Tabel 7. Rata - rata Jumlah polong isi/tanamam, polong hampa/tanaman, berat 100 biji dan hasil kedelai pada kegiatan Demplot (Inovasi) kedelai mendukung proram SL - PTT dengan potensi kenaikan produksi > 15 % di Desa Seuneubok Paya, MT 2010. Jumlah polong/tanaman Isi
Hampa
Berat 100 biji (gram)
A
96.14 e
8.99 a
14.23 b
1.35 d
2
B
104.3 de
9.02 a
11.24 d
1.39 cd
3
C
112.4 cd
6.83 b
14.31 ab
1.44 bc
4
D
118.7 bc
6.78 b
11.30 cd
1.50 b
5
E
124.7 ab
5,02 c
14.39 a
1.64 a
6
F
133.3 a
4.59 c
11.43 c
1.72 a
No
Perlakuan
1
Hasil biji (ton/ha)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
20
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Hasil tertinggi 2,19 ton/ha (biji kering panen) diperoleh pada varietas Anjasmoro yang diberi pupuk NPK poska sebanyak 100 kg/ha, pupuk kangan 2 ton/ha, perlakuan benih dengan Rhizobium, dan jarak tanam 20 cm x 40 cm dua tanaman per rumpun (perlakuan E). Sedangkan hasil varietas Anjasmoro dengan teknologi petani 1,47 ton.ha (biji kering panen). Hal ini menunjukkan bahwa teknologi introduksi (PTT-2) dapat meningkatkan hasil sebesar 48,9 % dibandikan dengan teknologi petani. Pada varietas Kipas Merah teknologi introduksi (PTT-2) dapat meningkatkan hasil sebesar 40,0 % dibandikan dengan teknologi petani. Dari hasil analisa usahatani kedelai seluas 1 ha., teknologi inroduksi (PTT-2) dapat meningkatkan pendapatan petani kedelai sebesar Rp.1.750.000,- untuk varietas Anjasmoro dan Rp. 1.300.000 unruk varietas Kipas Merah dibandingkan dengan teknologi petani. 5.2. Kegiatan ini telah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani kedelai di Provinsi NAD khususnya di Kecamatan Peudada dalam berusahatani kedelai terutama penggunaan varietas unggul (Anjasmoro dan Kipas merah) serta pemupukan yang spesifik lokasi berdasarkan status hara tanah.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
21
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
DAFTAR PUSTAKA Adisarwanto.T, Nasir Saleh, Marwoto, Novianti Sunarlin, 2000. Teknologi Produksi Kedelai. Puslitbangtan, Badan Litbang Pertanian. Adisarwanto.T, 2005. Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta Arsyad. AM; D.Pasaribu; N. Sunarlin; Budiharjo, 1991. Teknologi Budidaya Kedelai di Lahan Kering P:114-229.n, dalam Prosidding Seminar dan Work Shop Penelitian Serta Usaha Tanaman Poangan dalam Produksi Kedelai. Bogor 2223 Januari 1991. Badan Pusat Statistik. 2008. Aceh Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Banda Aceh, hal. 127-165 Chairunas, 2008. Developing Technology for Soybean in Tsunami-Affected in the Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Proceeding International Worshop on Post Tsunami Soil Management. Bogor, Indonesia, 1-2 Juli 2008. Page 163167. Han. B. Darman, MA., dan Nazariah 2002 Rekomendasi Paket Teknologi Kedelai pada Lahan Kering di Kecamatan Meurah Mulia dan Tanah Luas di Aceh Utara serta Kecamatan Peureulak di Aceh Timur dalam Rekomendasi Hasil Paket Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian (LPTP) Banda Aceh . 156 hal. Mubyarto,1989. Pengantar Ekonomi Pertanian.LP3ES. Jakarta. Muji Rahayu, Lalu Wirajaswadi dan Awaluddin Hip, 1997. Peningkatan Produktivitas Kedelai Melalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (Ptt) Di Kecamatan Kempo, Kabupaten Dompu. www.ntb.litbang.deptan.go.id/2007/TPH/peningkatanproduktivitas.doc Najiyati,S. dan Danarti, 1999. Palawija budidaya dan Analisa Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Oldeman L.R; Darwis, SN; Irsal Las, 1979. An Agroclimatic map of Sumatera. Contr. Res. Agric. No.52. Bogor. Saleh, N; T. Adisarwanto; A.Kasno dan Sudaryono, 2000. Teknologi Kunci dalam Pengembangan Kedelai di Indonesia dalam Makarim AK, dkk. Tonggak Kemajuan Teknologi Produksi Pangan. Simposium Penelitian Tanaman Pangan IV. Bigir, 22 – 24 Nopember 1999. Siaran Pers. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian. 12 Februari 2008. Ketersediaan Teknologi Dalam Mendukung Peningkatan Produksi Kedelai Menuju Swasembada. Jakarta Sumarno, 1999. Strategi Pengembangan Produksi Kedelai Nasional Mendukung Gema Palagung 2000 dalam N. Sunarlin, D. Pasaribu dan Sunihardi (eds). Strategi Pengembangan Produksi Kedelai. Prosidding Lokakarya Pengembangan Produksi Kedelai Nasional. 16 Maret 1999. Puslitbangtan Bogor. P. 7 – 22.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
22
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
Lampiran DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL KEDELAI ANJASMORO Dilepas tahun
:
22 Oktober 2001
Sk. Mentan
:
537 / Kpts / TP.240 / 10 / 2001
Nomor galur
:
Mansuria 395-49-4
Asal
:
Seleksi massa dari populasi galur murni Mansuria
Daya hasil
:
2,03-2,25 t/ha
Warna hipokotil
:
Ungu
Warna epikotil
:
Ungu
Warna daun
:
Hijau
Warna bulu
:
Putih
Warna bunga
:
Ungu
Warna kulit biji
:
Kuning
Warna polong masak
:
Coklat muda
Warna hilum
:
Kuning kecoklatan
Bentuk daun
:
Oval
Ukuran daun
:
Lebar
Tipe tumbuh
:
Determinit
Umur berbunga
:
35,7-39,4 hari
Umur polong masak
:
82,5-92,5 hari
Tinggi tanaman
:
64-68 cm
Percabangan
:
2,9-5,6 cabang
Jumlah buku batang utama
:
12,9-14,8
Bobot 100 biji
:
14,8-15,3 gram
Kandungan protein
:
41,8-42,1 %
Kandungan lemak
:
17,2-18,6 %
Kerebahan
:
Tahan rebah
Ketahanan thd penyakit
:
Moderat thd karat daun
Sifat-sifat lain
:
Polong tidak mudah pecah
Pemulia
:
Takashi Sanbuichi, Nagaaki, Sekiya,Jamaluddin M., Susanto, Darman M>A., dan M. Muchlish Adie.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
23
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL KEDELAI KIPAS MERAH Dilepas tahun Sk. Mentan Asal Tipe tumbuh Warna hipokotil Warna epikotil Warna daun Warna bulu batang Warna bunga Warna kulit biji Warna polong tua Warna hilum biji Bentuk daun
: : : : : : : : : : : : :
Percabangan Umur berbunga Umur polong masak Tinggi tanaman Bobot 100 biji Rata-rata hasil Potensi hasil Kandungan protein Kandungan lemak Ketahanan thd hama Ketahanan thd penyakit Daerah sebaran/adaptasi
: : : : : : : : : : : :
Sifat-sifat lain
:
Peneliti
:
Pengusul
:
2008 539 / Kpts / SR.120 / 3 / 20081 Seleksi varietas lokal Kipas Merah, Bireuen, NAD Determinit Ungu Hijau Hijau tua Pirang Ungu Krem tua Coklat pirang Coklat Agak oval, dan ujung runcing Seperti kipas 35-45 hari 85-90 hari 40-90 cm 12 gram 2,5 t/ha 3,5 t/ha 30 % 20 % Tahan thd lalat bibit dan ulat grayak Agak tahan thd karat daun dan fusarium Beradaptasi baik pada dataran rendah sampai ke bukit, lahan sawah tadah hujan dan irigasi, juga lahan gambut. Polong tua tidak mudah pecah, perakaran dalam dan banyak, batang dan percabangan kokoh. Burlis Han, Nazariah, Marwan HM, Faisal, Roslaini, Nabhani, Maryana. Pemda Kabupaten Bireuen, BPTP NAD, UPTD Balai Perbenihan Provinsi NAD
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
24
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
DOKUMENTASI
Petani sedang tanam kedelai dibawah bimbingan Penyuluh Pertanian di Desa Kec. Peudada, Bireuen.
Calon lokasi Demo kedelai dalam bentuk hamparan >30 ha di Desa Blang Baki, Kec. Peudada, Bireuen. Petani sedang membersihkan lahan untuk tanam kedelai
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
25
LAPORAN AKHIR KEGIATAN DEMPLOT KEDELAI TA.2010
Peneliti dari BPTP Aceh dibantu penyuluh dari BPP Peudada melakukan pengamatan tinggi tanaman, jumlah cabang tanaman kedelai
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email :
[email protected] ;
[email protected] Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
26