EFEKTIVITAS ASET BUMN PASCA PRIVATISASI Dr. Kesi Widjajanti.SE.MM Fakultas Ekonomi Universitas Semarang Abstrak ABSTRAKSI Penelitian ini menguji efektivitas aset perusahaan privatisasi di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat efektivitas aset sebelum dan sesudah privatisasi. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia. Metode pemilihan sampel yang digunakan dengan purposive sampling, dimana sampling yang dilakukan berdasarkan pertimbangan tertentu. Sampel yang dipilih adalah BUMN yang melakukan privatisasi dengan ukuran aset besar serta memiliki informasi keuangan paling tidak untuk dua tahun sebelum dan dua tahun setelah privatisasi.Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 5 perusahaan yakni perusahaan 1) PT.Semen Gresik, 2) PT. Telkom, 3) PT. Indosat, 4) PT. Timah dan 5)PT. Antam. Penelitian ini menggunakan analisis rasio keuangan efektivitas aset yang berkaitan dengan perbandingan tingkat penjualan dengan aset yang dimiliki perusahaan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, perusahaan setelah diprivatisasi efektivitas asetnya menurun. Penurunan efektivitas aset BUMN yang melakukan privatisasi diindikasikan adanya penurunan rasio sales per total asset (S/TA), sales per fixed asset dan sales per current asset. Untuk meningkatan efektivitas aset sebaiknya manajemen lebih mengoptimalkan aset yang masih menganggur untuk mendukung operasional yang dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Kata Kunci : privatisasi, rasio keuangan, efektivitas aset, penjualan Pendahuluan Peningkatan kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu motivasi perusahaan melakukan privatisasi. Kondisi BUMN pada era tahun 1990-an menunjukkan bahwa nilai aset yang dimiliki BUMN peningkatannya tidak diikuti dengan peningkatan laba yang berarti, bahkan pada tahun 1991 dan 1992 menurun . Menurut Baswir (1998), kenyataan itu menunjukkan bahwa perbandingan kondisi kesehatan BUMN lebih banyak ditempuh dengan cara mengucurkan dana segar kepada masing-masing BUMN tersebut. Daya saing BUMN di Indonesia di tingkat regional mengalami penurunan (Djalil S, 2007). Dikemukakan bahwa kemampuan bersaing merosot karena rendahnya kemampuan sumberdaya manusia. Kenyataan itu tentu amat memprihatinkan. Terlebih kebanyakan BUMN sebagai lembaga usaha, kiprahnya sudah sangat lama. Bahkan, sejumlah BUMN sudah berkibar sejak zaman penjajahan Belanda. Setiap BUMN memiliki sejarah panjang dalam perjalanan perusahaannya. 1
Memperhatikan kondisi BUMN yang seperti itu dan realitas ekonomi global yang bersifat kompetitif, pemerintah telah berupaya untuk membenahi BUMN untuk meningkatkan kinerjanya. Berkenaan dengan maksud tersebut pemerintah telah melakukan reformasi BUMN dalam bentuk privatisasi. Fenomena privatisasi BUMN di Indonesia memperlihatkan bahwa beberapa perusahaan setelah melakukan privatisasi menunjukkan adanya perbedaan hasil. Fenomena ini mendorong peneliti untuk menguji efektivitas aset perusahaan BUMN yang melakukan privatisasi. Perumusan Masalah Merujuk pada fenomena bisnis yang ada di Indonesia perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana efektivitas aset perusahaan BUMN yang melakukan privatisasi ? Tujuan Penelitian Bertitik tolak kepada permasalahan yang dihadapi maka tujuan dalam penelitain ini adalah untuk menguji efektivitas aset melalui perbandingan antara tingkat penjualan dengan aset perusahaan sebelum dan sesudah privatisasi. Manfaat Penelitian 1. Memberi sumbangan terhadap pengembangan ilmu dan pengetahuan dalam mengevaluasi analisis rasio privatisasi. 2. Dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan tentang tingkat efektivitas aset privatisasi BUMN di Indonesia METODE Penelitian Kuantitatif Jenis penelitian ini bersifat penelitian deskriptif. Penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu untuk memberikan penjelasan fenomena empiris tentang efektivitas aset BUMN yang telah diprivatisasi di Indonesia. Penelitian deskriptif penting dilakukan untuk mengarahkan berbagai kebijakan manajemen yang berkaitan dengan pengambilan keputusan. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi pada penelitian ini meliputi seluruh perusahaan BUMN yang di privatisasi di Indonesia. Metode pemilihan sampel yang digunakan dengan purposive sampling. Sampel penelitian haruslah memenuhi dua kriteria, yaitu pertama, BUMN yang 2
diteliti merupakan perusahaan dengan ukuran aset besar, kedua BUMN yang akan diteliti harus memiliki informasi keuangan paling tidak untuk dua tahun sebelum privatisasi dan dua tahun setelah privatisasi. Jumlah sampel penelitian adalah 5 perusahaan, yakni perusahaan PT. Semen Gresik, PT.Telkom, PT. Indosat, PT. Tambang Timah dan PT. Aneka Tambang Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder. Data sekunder bersumber dari laporan keuangan perusahaan, profil dan prospektus perusahaan serta data pendukung dari Kementrian BUMN Indonesia, dan Biro Pusat Statistik . Pengumpulan data Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan penelitian pendahuluan yang dilakukan dengan studi literatur untuk mencari justifikasi permasalahan penelitian. Justifikasi permasalahan penelitian dapat dilakukan dengan melakukan studi literatur di perpustakaan ataupun melakukan analisis terhadap data sekunder. Dalam studi awal telah dilakukan peninjauan lapangan untuk memperoleh data sekunder yang dapat dipakai sebagai referensi dukungan penjelasan kondisi perusahaan. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis efektivitas aset privatisasi BUMN di Indonesia, penelitian ini menggunakan metode sebagaimana yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu metode Megginson, Nash dan Randenforgh (1994).Penilaian perusahaan dimulai dari perhitungan nilai rasio keuangan berdasar laporan keuangan per Desember dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah melakukan privatisasi . Periode analisis meliputi tahun-tahun sebelum dan sesudah privatisasi. Tahap berikutnya adalah menentukan mean dengan cara menjumlah hasil perhitungan rasio dan membagi dengan jumlah tahun yang diteliti. Untuk mengukur efektivitas aset perusahaan dalam penelitian ini menggunakan indikator-indikator rasio aset dalam kontribusinya terhadap penjualan (Sales/Total Asset, Sales/Fixed Assets, dan Sales/Current Assets). Berdasarkan data indikator-indikator dua tahun sebelum privatisasi dan dua tahun setelah privatisasi, didapatkan rata-rata sebelum dan setelah privatisasi masing masing indikator untuk tiap BUMN. Dengan menggunakan uji statistik Z non-parametrik Wilcoxon peringkat-bertanda (non-parametric Wilcoxon signed-rank test) diperoleh signifikansi selisih rata-rata indikator BUMN setelah dan sebelum privatisasi (apakah terdapat perbedaan yang sesungguhnya antara sebelum dan sesudah privatisasi dengan melihat besarnya perbedaan & arah perbedaan).
3
Hasil Dan Pembahasan Profil Perusahaan Privatisasi BUMN dilakukan sejak tahun 1991 dan sebagian besar BUMN yang diprivatisasi merupakan perusahan yang berukuran besar dan sudah beroperasi lama. Selain sektornya berbeda beda, juga sebagian besar mempunyai banyak anak perusahaan dengan kultur yang sangat beragam. Disamping waktu yang berbeda-beda dalam melakukan privatisasi, ada beberapa perusahaan BUMN yang diprivatisasi lebih dari satu kali karena pemerintah melepas kepemilikannya melalui beberapa tahap. Analisis Rasio Keuangan Analisis ini dilakukan untuk pembahasan yang lebih menekankan pada aspek evaluasi. Alat yang digunakan adalah rasio keuangan. Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh jawaban mengenai efektivitas aset BUMN yang di privatisasi, apakah efektivitasnya semakin baik atau semakin buruk. Untuk memperoleh jawaban tersebut maka dilakukan perhitungan rasio berdasar kriteria-kriteria yang ingin dicapai. Proses pemilihan rasio-rasio dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Megginson, Nash, dan Randenborgh (1994) Hasil perhitungan rasio keuangan BUMN ditunjukkan pada tabel berikut ini : Tabel 1 Perkembangan Rasio Efektivitas Aset BUMN Sebelum dan Sesudah Privatisasi S/TA
Sebelum Privatisasi
BUMN
Tahun 2 (t-2) 65 100 33,3 85,6 57
SGRE ISAT TLKM TIMH ANTM Rata-rata
Tahun 1 (t-1) 33 97 34,2 89,7 50
Sesudah Privatisasi Ratarata 49 98,5 33,75 87,65 53,5 64,48
Tahun 1 (t+1) 19 52 29 72 52
Tahun 2 (t+2) 23 43 30 60 46,4
Selisih Rata-rata (“setelah” dikurang “sebelum”) Ratarata 21 47,5 29,5 66 49,2 42,64
(28) (51) (4,25) (21,65) (0,8) (21,84)
4
S/FA
Sebelum Privatisasi
BUMN
Tahun 2 (t-2)
Tahun 1 (t-1)
SGRE
142 285 55,3 362 72
196 265 48,1 315 66
ISAT TLKM TIMH ANTM Rata-rata
Rata-rata Tahun 1 (t+1) 169 153 275 204 51,7 37 338,8 232 69 100 180,7
S/CA
Sebelum Privatisasi
BUMN
Tahun 2 (t-2)
Tahun 1 (t-1)
SGRE
176 213 207 140 362
41 234 228 139 296
ISAT TLKM TIMH ANTM Rata-rata
Sesudah Privatisasi
Tahun 2 (t+2)
Ratarata
202 158 36 187 88
177,5 181 36,5 209,5 94 139,7
Sesudah Privatisasi
Rata-rata Tahun 1 (t+1) 108,5 43 223,5 90 218,5 219 139,75 127 329 144 203,85
Tahun 2 (t+2)
Ratarata
105 105 263 118 127
74 97,5 241 122,5 135,5 134,1
Selisih Rata-rata (“setelah” dikurang “sebelum”)
8,5 (94) (15,2) (129,3) 25 (41) Selisih Rata-rata (“setelah” dikurang “sebelum”)
(34.5) (126) 22,95 (17,25) (193,5) (69,75)
Sumber : Data yang diolah Dari hasil analisis efektivitas aset diperoleh perbandingan dan perubahan rata-rata untuk rasio S/TA,S/FA dan S/CA untuk periode 2 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah privatisasi (IPO). Hasil perbandingan rasio S/TA untuk 2 tahun sebelum dan sesudah IPO terlihat adanya penurunan rasio hampir untuk semua BUMN. Penurunan yang paling besar terjadi pada PT Indosat (51%) . Hasil analisis rasio S/FA menunjukkan hasil yang hampir sama dengan rasio S/TA kecuali pada PT Aneka Tambang yang mengalami kenaikan sebesar (25%) dan PT Semen Gresik sebesar (8.5%).Rasio S/CA menunjukkan kenaikan pada PT Telkom (22.95%), sedangkan lainnya mengalami penurunan. Hasil analisis rasio tersebut menunjukkan bahwa adanya penurunan efektivitas penggunaan aset dalam kontribusinya terhadap penjualan perusahaan yang dilakukan manajemen pada PT Indosat, PT. Tambang Timah. Sebaliknya ada hasil yang lain yang dialami oleh PT. Aneka Tambang PT. Semen Gresik. menunjukkan adanya peningkatan efektivitas penggunaan aset tetap dalam kontribusinya terhadap penjualan.
5
Uji Statistik Z Wilcoxon Hasil perhitungan rasio keuangan yang dipakai untuk mengukur efektivitas aset BUMN, diuji dengan menggunakan uji statistika Z non-parametrik Wilcoxon peringkatbertanda (non parametric Wilcoxon signed-rank test). Dari ketiga indikator hanya sales per total asset (S/TA) yang menurun secara signifikan setelah privatisasi. Sedangkan indikator sales/fixed asset dan sales/current asset terlihat menurun tapi tidak signifikan. Perhitungan rasio keuangan dengan sampel lima BUMN, baik sebelum maupun sesudah privatisasi disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 2 Perubahan Indikator Efektivitas Aset BUMN Indonesia Pasca Privatisasi Indikator
Jmlh Sam pel
Efektivitas S/TA 5 S/FA 5 S/CA 5 Sumber : Data yang di olah
Rata-rata Sebelum Privatisasi
Ratarata Setelah Privatisa si
Selisih Rata-rata (“Setelah” dikurang “Sebelum”)
Uji Statistik Z Wilcoxon
64,48 180,7 203,85
42,64 139,7 134,1
(21,84) (41) (69,75)
-2.023* -0.944 -1.483
Perhitungan hasil analisis perubahan efektivitas berdasar rasio S/TA,S/FA dan S/CA , menunjukkan penurunan setelah privatisasi. Efektivitas aset perusahaan sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam memperoleh penjualan dengan memanfaatkan aset seoptimal mungkin. Meskipun aset perusahaan semakin meningkat, tetapi jika kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan terus menurun, maka perusahaan tidak akan dapat mencapai efektivitas yang tinggi. Penemuan ini mendukung penelitian Meginson dkk, 1994 yang mengemukakan bahwa privatisasi akan berdampak pada penurunan efektifitas aset. Hasil ini bermakna bahwa bahwa aset BUMN masih banyak yang belum berkontribusi pada peningkatan laba sehingga tidak memilki kemampuan untuk berkompetisi pada persaingan bisnis dalam pasar domestik maupun global. Kompetisi pada dunia bisnis dalam era globalisasi menuntut BUMN agar dikelola efektif untuk meningkatkan kemampuan bersaing. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan pengelolaan sebagian besar BUMN tidak efektif sehingga mengalami kerugian, diantaranya banyak manajer yang hanya berorientasi dalam memperbesar aset, namun tidak diimbangi pimikiran kontribusinya pada peningkatan penjualan, hal ini dapat dilihat pada tabel 2 bahwa indikator efektivitas aset yang menurun setelah privatisasi dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas aset yang diukur dengan Sales/Total Aktiva setelah privatisasi menurun secara signifikan. Oleh karena itu diperlukan pembenahan BUMN agar dapat memberdayakan aset perusahaan sebagai sumber keunggulan dalam peningkatan posisi kompetitifnya. Keefektifan manajemen dalam meningkatkan kinerja 6
ditentukan keunggulan daya saing. Sejalan dengan konsep yang dikemukakan Porter (1985) tentang hubungan kinerja perusahaan dan keunggulan daya saing. Demikian juga pandangan yang sama oleh peneliti Teece, Pisano, dan Shuen (1997) dan Rindova dan Kotha’s (2001) menemukan bahwa untuk memperoleh keunggulan daya saing faktor yang paling menentukan adalah efektivitas pengelolan aset strategis. Hubungan daya saing dan kinerja, mendukung konsep yang dikemukakan Bharadwaj Sundar G, Varadarajan P Rajan dan Fahy John, (1993) yang menyatakan bahwa keunggulan daya saing perusahaan dapat diharapkan untuk meningkatkan kinerja. Sementara Fahy (2000) menemukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara peningkatan kinerja perusahaan yang baru di privatisasi. Penelitian Andrews dan Dowling (1998) menemukan bahwa perusahaan privatisasi BUMN yang memperhatikan sumber daya ke arah peningkatan kompetitif memungkinkan kinerjanya menjadi lebih baik dibandingkan yang tidak melakukan perbaikan posisi kompetitifnya. Kesimpulan Secara keseluruhan dari lima BUMN yang diteliti yaitu (PT. Semen Gresik, PT Telkom, PT Indosat, PT Timah dan PT Antam) memiliki efektifitas aset yang kurang baik pasca privatisasi, dengan perincian sebagai berikut : Sales/Total Asset , Sales/Fixed Asset dan Sales/Current Asset menurun. Satu-satunya indikator efektivitas yang menurun secara signifikan pasca privatisasi adalah pada penurunan sales per total asset secara signifikan.Walaupun privatisasi meningkatkan jumlah asset yang ada namun belum mampu mendorong peningkatan penjualannya . Hasil penelitian ini memberikan penjelasan bahwa dengan melakukan privatisasi, pengelolaan aset perusahaan belum efektif dalam menghasilkan keuntungan. Ini berarti bahwa privatisasi belum mampu memacu kemampuan perusahaan dalam memperoleh penjualan dengan biaya serendah-rendahnya. Privatisasi belum mampu meningkatkan daya saing manajemen yang berkaitan dengan efektivitas aset. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan dilakukannya privatisasi, akan merubah misi perusahaan ke arah orientasi pasar. BUMN akan menjadi perusahaan baru, yang dituntut untuk dapat bersaing di lingkungan kompetitif. Dengan demikian perusahaan akan selalu berupaya meningkatkan pelayanan pelanggan dengan cara melakukan inovasi baru yang memerlukan investasi besar yang konsekuensinya biaya ini harus ditanggung oleh pelanggan. Perusahaan mengeluarkan biaya operasi yang sangat tinggi, baik yang berkaitan dengan pembelanjaan perusahaan maupun yang berkaitan dengan pengeluaran untuk investasi jangka panjang. Biaya yang dikeluarkan perusahaan khususnya digunakan untuk membiayai proyek pengembangan bisnis dan untuk diversifikasi usaha. Berkaitan dengan jumlah dana yang diinvestasikan untuk perluasan kapasitas produksi, pengembangan dan penyempurnaan infrastruktur, pembenahan jaringan pemasaran, dimana dalam jangka pendek belum dapat menghasilkan manfaat maupun keuntungan bagi pelanggan, karena mereka masih menanggung cost to customer yang sangat tinggi. Dalam jangka pendek, privatisasi belum mampu meningkatkan daya saing manajmen, atau dengan kata lain belum mampu meningkatkan efektivitas aset dalam menghasilkan penjualan dan keuntungan, tetapi dalam jangka panjang diharapkan mampu meningkatkan efektivitas aset. 7
Oleh karena itu, maka perlu dilakukan perbaikan internal manajemen terutama harus menjaga dan menata kembali efektivitas operasinya, khususnya pemanfaatan dan optimalisasi aset yang masih menganggur, dan harus segera dilakukan pemanfaatan asetnya untuk mendukung operasional agar bermanfaat yang pada akhirnya dapat memperbaiki kinerja keuangan perusahaan . Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang menyebutkan bahwa setelah privatisasi, dalam jangka pendek perusahaan belum mampu meningkat kan efektivitas asetnya (Megginson, Nash dan Randenforgh ,1994). Privatisasi yang berkaitan dengan perluasan kepemilikan kepada publik justru mempengaruhi efektivitas manajemen. Hasil ini dapat membantu memberi penjelasan secara lebih baik tentang bagaimana kinerja keuangan perusahaan BUMN yang melakukan privatisasi.. Daya saing perusahaan privatisasi BUMN di Indonesia yang secara umum nilainya cenderung turun ditandai belum adanya kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan aset perusahaan, dimana rasio (S/TA, S/FA dan S/CA) cenderung menurun setelah privatisasi. Oleh karena itu BUMN privatisasi perlu melakukan perubahan dengan meningkatkan daya saing yang berdasar pengoptimalan aset agar dapat memberi peluang dalam memperbaiki posisi kompetitifnya, sehingga dapat meningkatkan kinerja keungan perusahaan secara berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA Bastian Indra. 2002. ”Privatisasi di Indonesia”. Teori dan Implementasi. PPA-FE-UGMSalemba Empat D’Souza, J and Megginson, W. L. 1999. “The Financialsand Operating Performance of Privatized Firms during the 1990” The Journal of Finance Vol LIV No4. Ghozali, I. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Program Magister Akutansi,Program Magister Manajement Universitas Diponegoro. Megginson, W. L, Robert C. Nash, and Matthias Van Randenborgh . 1994 .The Financial and Operating Performance of Newly Privatized Firms : An International Empirical Analysis”. The Journal of Finance. Vol XLIX No.2. Ramamurti, Ravi. 2000. “A Multilevel Model Of Privatization In Emerging Economies” Academy of Management Review, Vol.25.No.3.525-550 Starr, P. 1988 .”The Meaning of Privatization”, Yale Law and Policy Review 6, pp.6-41 Wei Z, Varela O, D’Souza Juliet, dan Hasan Kabir H, 2003 ”The Financial and operating Performance of China’s Newly Privatized Firms, Financial Management Summer 2003 pages 107-126 Zahra, Shaker A. 1991. “Predictors and financial outcomes of corporate entrepreneurship: an exploratory study”, Journal of Business Venturing, Vol. 6 No. 4, pp. 259-85.
8