JURNAL
komponen strength. Untuk variabel prestasi
PENGARUH SELF EFFICACY BELIEFS
akademik di ambil dari nilai rata-rata raport
TERHADAP PRESTASI AKADEMIK
selama masa studi yang sudah di tempuh.
SISWA SMA KELAS XI JURUSAN IPS
Dalam penelitian ini peneliti mengambil nilai raport semester ganjil.
Rika Indah Amalia
Hasil memiliki
penelitian
validitas
ini
diketahui
antara 0,311
sampai
Fakultas Psikologi
dengan 0.534. dan nilai reliabilitas sebesar
Universitas Gunadarma
0.874. dan nilai normalitas pada Kolmogorov Smirnov sebesar 0,200 (p > 0,05). Nilai linieritas sebesar 2,750 (p < 0,05) hal ini
ABSTRAKSI Penelitian
ini
bertujuan
untuk
berarti hasil penelitian ini tidak linier. Hasil analisis data (uji hipotesis)
mengetahui apakah terdapat pengaruh Self efficacy beliefs terhadap prestasi akademik
dalam
penelitian
siswa SMA kelas XI jurusan IPS.
menggunakan
ini
teknik
diketahui regresi
dengan
sederhana
siswa
diperoleh nilai 0,027 dengan signifikansi
berbeda-beda. Ada yang lemah dalam suatu
0,100 (p > 0,05) Hasil tersebut menunjukkan
bidang tapi unggul di bidang lain. Untuk
bahwa hipotesis yang berbunyi “terdapat
memunculkan
pengaruh
Tingkat
intelektual
potensi
setiap
unggulan
itu
self
efficacy
beliefs
prestasi
diperlukan suasana dan kondisi keyakinan
akademik di tolak”. Dengan demikian tidak
diri
terdapat
individu
yang
nantinya
akan
pengaruh
self
efficacy
beliefs
terhadap prestasi akademik.
mempengaruhi prestasi akademik siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa – siswi SMA Budhi Warman I Cililitan –
Hasil tersebut menunjukkan adanya
Jakarta Timur. Subjek dalam penelitian ini
perbedaan tingkat Adversity Quotient yang
diambil dari siswa – siswi Kelas XI jurusan
signifikan antara orang tua tunggal wanita
IPS yang berusia 15 – 18 tahun dengan
dengan strategi problem-focused coping dan
jumlah
orang tua tunggal wanita dengan strategi
subjek
penelitian
100
orang
emotion-focused coping.
responden. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode skala. Untuk
Kata kunci: Self Efficacy Beliefs, Prestasi Akademik, SMA
mengukur self efficacy beliefs digunakan skala self efficacy beliefs yang berbentuk
PENDAHULUAN
skala Likert, yang disusun berdasarkan
A. Latar Belakang Masalah
komponen-komponen self efficacy beliefs
Pendidikan
berlangsung
seumur
menurut Bandura (1997), yaitu komponen
hidup manusia, maka sampai masa dewasa
magnitude,
pun pendidikan seseorang belum berakhir.
komponen
generality
dan
Baru habis usaha itu kalau manusia yang
menempati urutan 102 dari 107 negara di
bersangkutan
dunia dan urutan 41 dari 47 negara di Asia.
telah
dijemput
utusan
penciptanya. Rendahnya
Pada era globalisasi dituntut sumber
mutu
Indonesia
ini pendidikan sangatlah penting. Oleh
Novita, siswi Sekolah Menengah Umum
karena itu banyak orang-orang yang ingin
(SMU) Negeri 3 Madiun. Dia lalu mereka-
menuntut ilmu sampai setinggi-tingginya.
reka
Dewasa
sedang
menurunnya minat belajar siswa. Dien
globalisasi
dan
menduga, itu terjadi karena kurangnya
Sehingga
untuk
motivasi dan monitoring dari orang tua
bangsa
menghadapi
era
perdagangan
bebas.
menghadapinya membutuhkan berkualitas manusia
Indonesia
bangsa penerus
Indonesia
yang
unggul
hanya
dapat
pendidikan
yang
Pendidikan di Indonesia mutunya masih rendah dibandingkan dengan Negaranegara lainnya yang berada di Asia. Apabila Jepang
mutu
pendidikan di tanah air masih kalah jauh. cendikiawan
dengan muslim,
itu,
tokoh
Nurcholis
Madjid
mengakui bahwa, di Amerika, Jepang dan negara-negara lain baik di Asia dan Eropa, perkembangan pendidikan hampir merata. Sebab, anggaran yang dialokasikan ke pendidikan besar dan berjalan lancar. Tentu saja,
pendapat
ini
tidak
begitu
saja
dilontarkan. Menurutnya, paling tidak 65% penduduk
Indonesia
berpendidikan
SD,
bahkan tidak tamat. Selain itu kualitas pendidikan di negara ini juga dinilai masih rendah bila dibandingkan dengan negara lain.
Tak
heran
jika
Indonesia
hanya
dari
masing-masing
siswa
mengenai perkembangan yang terjadi pada dirinya.
berkualitas.
Seiring
anaknya,
keyakinan
daya
dengan
keseharian
disamping belum adanya kesadaran dan
Sumber
dibandingkan
aktivitas
pada
yang
unggul.
melalui
terhadap
terutama
Dien
bangsa
dan
diciptakan
penyebabnya,
perhatian
di
daya manusia yang berkualitas, maka saat
ini
mengundang
pendidikan
Berangkat dari dugaan itu, Dien lalu melakukan penelitian. Dia mencoba mencari pengaruh minat terhadap prestasi siswa dalam pelaksanaan metode belajar quantum learning di sekolahnya. Melalui penelitian itu, Dien menduga metode pembelajaran itu mampu meningkatkan minat siswa untuk berprestasi. Metode ini, seperti diketahui, menekankan
pada
prinsip
kebebasan
berekspresi yang bertanggug jawab itu mampu
Dien
mengumpulkan
bahan
penelitiannya melalui wawancara dengan siswa kelas 1 dan kelas 2. Dia mengambil sampel
enam
orang
dengan
tingkat
keberhasilan prestasi yang berbeda. Setiap jenjang kelas, diambil satu siswa berprestasi tinggi, satu berprestasi sedang, dan seorang lainnya
berprestasi
kurang.
Dia
juga
mewawancarai empat guru bidang studi dan seorang wakil kepala sekolah.
Tak hanya wawancara, dia pun
pendidikan,
yang
berlangsung
dalam
melakukan pengamatan dan pencatatan
lingkungan tertentu. Interaksi ini disebut
terhadap
interaksi
gejala-gejala
dijadikan
yang
sasaran
sedang
pengamatan.
Pengamatan dilakukan mengenai proses
pendidikan,
yaitu
saling
mempengaruhi antar pendidik dan peserta didik.
belajar mengajar di kelas, keatifan, dan Tingkat
kegiatannya. Selain itu, dia juga mencari
intelektual
setiap
siswa
data mengenai siswa-siswa yang terlibat
kondisinya berbeda-beda. Ada yang lemah
dalam kegiatan ekstra kurikuler sekolah dan
dalam suatu bidang, tapi unggul dalam
prestasi siswa mengikuti kegiatan quantum
bidang lain. Untuk memunculkan potensi
learning. Hal yang sama dilakukan terhadap
unggulan itu diperlukan suasana belajar dan
beberapa siswa yang pasif dalam kegiatan
kondisi keyakinan diri individu itu sendiri
sekolah.
yang nantinya akan mempengaruhi prestasi akademik siswa tersebut.
Dari penelitian ini diketahui, siswa
Menurut
Winkel
(1996)
prestasi
dengan kemampuan dan keyakinan diri
akademik
yang lebih, mampu mengatasi kejenuhan
dialami
dengan sekejap dan cara yang relevan.
perubahan
Sedangkan
pemahaman, penerapan, daya analisis, dan
sedang
siswa
dan
dengan
memiliki
kemampuan
keyakinan
yang
adalah siswa dalam
proses
belajar
yang
untuk
menghasilkan
bidang
pengetahuan,
evaluasi. Menurut
kurang, lebih cenderung tidak memaksakan
Soemanto,
dkk
(1988)
terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
diri dan lebih santai.
prestasi akademik yaitu faktor internal dan Siswa berkemampuan lebih dan
faktor eksternal. Secara faktor internal yaitu:
yang mempunyai keyakinan yang tinggi
(a) kematangan, (b) faktor usia kronologis,
sangat memperhatikan keseimbangan antara
(c) faktor perbedaan jenis kelamin, (d)
belajar, istirahat, dan beraktivitas. Mereka
pengalaman
tidak hanya membuat jadwal, tapi juga lebih
mental, (f) kondisi kesehatan jasmani, (g)
banyak
kondisi
memperhitungkan
manfaatnya.
Siswa
dengan
waktu
dan
kemampuan
sebelumnya,
kesehatan
(e)
rohani,
kapasitas
(h)
tipe
kepribadian, dan (i) motivasi.
sedang dan memiliki keyakinan diri yang
Sedangkan faktor eksternal prestasi
kurang rata-rata belajar sesuai dengan mood
akademik di pengaruhi oleh: (a) lingkungan
sehingga tidak efisien (Republika online,
keluarga, (b) lingkungan sekolah, dan (c)
2007).
faktor situasional. Pendidikan
pada
dasarnya
merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta
didik,
untuk
mencapai
tujuan
Suryabrata(1993) bahwa
prestasi
akademik
menjelaskan adalah hasil
evaluasi dari suatu proses yang biasanya dinyatakan dalam bentuk kuantitatif (angka)
yang khusus dipersiapkan untuk proses
laku, (kedua) menentukan seberapa besar
evaluasi, misalnya rapor.
usaha
Prestasi
akademik
yang
dan
ketekunan
yang
dilakukan,
ingin
(ketiga) mempengaruhi pola pikir dan reaksi
dikemukakan dalam penelitian ini akan
emosional, (keempat) meramalkan tingkah
dilihat berdasarkan jumlah nilai rapor yang
laku selanjutnya, dan (kelima) menunjukkan
diperoleh dari rata-rata nilai setiap mata
kinerja selanjutnya.
rendahnya
Selain itu terdapat pula faktor-faktor
prestasi akademik siswa dapat ditentukan
yang mempengaruhi self efficacy beliefs.
setelah membandingkan jumlah nilai dari
Menurut
semua siswa di kelas yang dijadikan subjek
bahwa
penelitian.
ditumbuhkan dan dipelajari berdasarkan
pelajaran.
Penentuan
tinggi
akademik
teliti
para
efficacy
menjelaskan dapat
beliefs
lima
yang
performance accomplishment, (b) vocarious
siswa
experiences, (c) verbal persuasion, (d)
tersebut mempunyai kepercayaan diri atas
emotional aurosal, dan (e) physical or
kemampuannya
affective status.
berhubungan
dari
dengan
yang
self
(1997)
ingin
peneliti
Prestasi
Bandura
siswa
bagaimana
untuk
menentukan
sumber
informasi
yaitu:
(a)
danmelaksanankan berbagai macam tugas
Selain itu menurut Bandura self
serta bisa menampilkan performa perilaku
efficacy beliefs mempunyai tiga komponen.
untuk menyelesaikan tugas tertentu dengan
ketiga
baik
komponen magnitude, yaitu komponen yang
dan
efektif
kepercayaan
dirinya,
komponen
tersebut
adalah:
(a)
kemampuan dirinya tersebut disebut dengan
berhubungan
Self efficacy beliefs.
tugas. Yang disesuaikan dengan batas
Self
efficacy
beliefs
adalah
kemampuan
dengan yang
tingkat
kesulitan
dirasakan
untuk
perilaku
yang
masing-masing
tingkat.
kepercayaan akan kemampuan diri yang
memenuhi
dimiliki individu untuk menentukan dan
dibutuhkan
melaksanakan
yang
Orang yang memiliki self efficacy beliefs
suatu
yang
diperlukan
berbagai
untuk
tindakan
menghasilkan
pencapaian (Bandura, 1997). Sedangkan
bagi
tinggi
cenderung
akan
memilih
mengerjakan tugas-tugas yang sifatnya sulit &
dibandingkan yang sifatnya mudah, (b)
self-efficacy
komponen generality, yaitu komponen yang
beliefs sebagai keyakinan individu untuk
menjelaskan tentang keyakinan individu
bisa menampilkan perilaku performa yang
untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu
efektif sehingga bisa menyelesaikan tugas
dengan tuntas dan baik, (c) komponen
tertentu dengan baik.
strength,
Cilliers
(2001)
menurut
tuntutan
menyatakan
Coetzee
Fungsi dari self efficacy beliefs menurut Hjelle & Ziegler ada lima fungsi yaitu: (pertama) menentukan pilihan tingkah
dengan
komponen derajat
ini
berhubungan
kemantapan
individu
terhadap keyakinannya. Bentuk pendekatan yang dilakukan
siswa untuk memahami dan melaksanakan
mempengaruhi prestasi akademik siswa
tugas akan mempengaruhi hasil belajarnya,
Sekolah Menengah Atas (SMA) SMUN
sebab
99 kelas XI jurusan IPS Jakarta – Timur.
bentuk
pendekatan
yang
dipilih
dipengaruhi oleh tingkah laku terhadap
2. Manfaat Praktis
dirinya sendiri dan lingkungannya. Dalam
Hasil penelitian ini diketahui memiliki
hal tingkah laku terhadap dirinya sendiri
validitas korelasi total item antara
individu akan memilih menyelesaikan tugas-
0,311 sampai dengan 0,534. Dan
tugas tertentu
nilai reliabilitas sebesar 0, 874. Dan
dengan tuntas dan baik yang
nilai normalitas pada Kolmogorov
yang
Smirnov sebesar 0, 200 (p > 0,05).
menyenangkan, tidak mengancam, memberi
Hasil analisis data (uji hipotesis)
semangat, dan sikap optimisme bagi siswa
dalam penelitian ini diketahui dengan
dalam belajar, cenderung akan mendorong
menggunakan
seseorang untuk belajar. Hal ini berarti sel
sederhana
efficacy beliefs mempunyai peranan dalam
dengan signifikansi 0,100 (p > 0,05)
menentukan kualitas dan kuantitas belajar
hal ini berarti tidak terdapat pengaruh
siswa.
self efficacy beliefs terhadap prestasi
disesuaikan
dengan
kemampuan
dimilikinya.
Lingkungan
belajar
Dari uraian di atas, maka peneliti
teknik
diperoleh
regresi
nilai
0,027
akademik. Hasil penelitian ini di
ingin meneliti apakah terdapat pengaruh self
harapkan
dapat
memperkaya
efficacy beliefs terhadap prestasi akademik
khasanah
ilmu
pengetahuan,
siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Budhi
khususnya
Warman I kelas XI jurusan IPS Jakarta -
pendidikan serta dapat dipergunakan
Timur?
sebagai pedoman dalam melakukan
B. Tujuan Penelitian
penelitian
Penelitian
ini
bertujuan
di
bidang
secara
Psikologi
lebih
lanjut,
untuk
terutama dengan mengkaji variabel-
menguji apakah terdapat pengaruh self
variabel lain yang berkaitan dengan
efficacy beliefs terhadap prestasi akademik
self efficacy beliefs dan prestasi
siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Budhi
akademik.
Warman I kelas XI jurusan IPS Jakarta Timur?
TINJAUAN PUSTAKA
C. Manfaat Penelitian
A. Self Efficacy Beliefs
Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis
1. Pengertian Self Efficacy Beliefs Menurut
Bandura
(1997),
self
Penelitian ini diharapkan dapat memberi
efficacy beliefs adalah keyakinan seseorang
masukan
merekomondasikan
terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk
pentingnya self efficacy beliefs sebagai
menentukan dan melaksanakan berbagai
salah
tindakan
untuk
satu
faktor
yang
dapat
yang
diperlukan
untuk
menghasilkan suatu pencapaian.
tugas
Pajares (1997), self efficacy beliefs adalah
penilaian
seseorang
yang
diyakininya
mampu
untuk diselesaikan dengan baik dan
terhadap
akan menghindari suatu tugas yang
kemampuan diri untuk mengorganisasikan
dianggap sulit dilaksanakan dengan
dan melaksanakan langkah-langkah yang
baik.
terarah untuk mencapai suatu tujuan.
Lebih lanjut juga disebutkan bahwa
Coetzee
&
(2001)
dalam pemilihan aktivitas, individu
menyatakan self efficacy beliefs sebagai
cenderung menghindari tugas-tugas
keyakinan individu untuk bisa menampilkan
dan situasi yang diyakini melebihi
perilaku
kemampuan dirinya dan cenderung
dengan
Cilliers
performa
yang
efektif
sehingga bisa menyelesaikan tugas tertentu
melakukan
dengan baik.
dalam jangkauannya.
Norwich
(dalam
Azwar,
1996)
b.
tugas
Menentukan
yang
berada
seberapa
besar
ketekunan
yang
mendefinisikan self efficacy beliefs sebagai
usaha
keyakinan diri yang merupakan salah satu
dilakukan.
faktor personal yang menjadi perantara
Self efficacy beliefs
interaksi antara faktor perilaku dan faktor
seberapa besar usaha yang dapat
lingkungan. Tingginya keyakinan diri yang
dilakukan seseorang dan berapa
dipersepsikan
lama
akan
memotivasi
individu
dan
dirinya
menentukan
bertahan
dalam
secara kognitif untuk bertindak lebih terarah,
menghadapi kesulitan. Self efficacy
terutama
beliefs
apabila
tujuan
yang
hendak
dicapai merupakan tujuan yang jelas.
akan
Berdasarkan definisi diatas dapat
yang dimiliki individu juga menentukan
komitmen
pembentukan
individu
dalam
disimpulkan bahwa self efficacy beliefs
pencapaian tujuan dari hal-hal yang
adalah
dilakukannya (Smither, 1994).
keyakinan
kemampuan
yang
seseorang
terhadap
dimilikinya
untuk
c.
mengorganisasikan dan bisa menampilkan
Mempengaruhi pola pikir dan reaksi emosional
perilaku performa yang efektif sehingga bisa
Penilaian
menyelesaikan tugas tertentu dengan baik
seseorang juga memiliki pengaruh
serta merupakan salah satu faktor personal
terhadap
yang
emosionalnya. Individu dengan self
menjadi
perantara
antara
faktor
perilaku dan faktor lingkungan. 2.
Fungsi Self Efficacy Belief Menurut Hjelle & Ziegler (1992), self
efficacy memiliki lima macam fungsi, yaitu: a. Menentukan pilihan tingkah laku Seseorang akan cenderung memilih
mengenai pola
pikir
kemampuan dan
reaksi
efficacy beliefs rendah akan menilai dirinya tidak mampu mengerjakan tugas dan menghadapi tuntutan lingkungan. Mereka juga cenderung lebih dirinya
memikirkan daripada
kekurangan berusaha
memperbaikinya.
Hal
yang
sebaliknya
terjadi
pada
justru
individu dengan self efficacy tinggi. d. Meramalkan
tingkah
laku
dimiliki.
3.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
Self-Efficacy Beliefs
selanjutnya
Bandura (1997) menjelaskan bahwa
Individu dengan self efficacy beliefs
self-efficacy beliefs dapat ditumbuhkan dan
yang tinggi akan berbeda dengan
dipelajari
individu dengan self efficacy beliefs
informasi, yaitu:
yang rendah dalam bertindak dan
a.
berperasaan.
lima
efficacy
accomplishment
merupakan sumber pengharapan
dapat
beliefs
sumber
Perfomance Accomplishment Performance
e. Menunjukkan kineja selanjutnya Self
berdasarkan
yang
utama
karena
didasarkan
berpengaruh terhadap kinerja yang
pada pengalaman individu ketika
akan
seseorang.
berhasil
mengerjakan
dengan
baik.
dilakukan
suatu
hal
Penguasaan
materi
yang
menghasilkan
kesuksesan
dapat
menyebutkan hal ini dengan nama
membangun self efficacy beliefs
lain, yaitu enactive attaintment atau
seseorang. Di lain pihak, kegagalan
sumber
yang
berpengaruh karena memiliki dasar
tercipa
menurunkan
justru
self-efficacy
dapat
(Bandura, 1995). Dengan disimpulkan
yang
keberhasilan
(1986)
paling
pengalaman
pribadi dalam menyelesaikan sutau
demikian,
bahwa
informasi
pada
beliefs
Bandura
self-efficacy
dapat
tugas dengan baik. Keberhasilan
beliefs
akan menumbuhkan pengharapan
memiliki fungsi-fungsi untuk menentukan
dan
pilihan tingkah laku guna memilih tugas
berulangkali
yang diyakininya dapat dikerjakan dengan
pengharapan.
baik dan menghindari tugas yang sulit,
Bandura (1986) menyebutkan hal ini
menentukan seberapa besar usaha dan
sebagai
ketekunan
mana
yang
diperlukan
menyelesaikan mempengaruhi
tugas pola
pikir
dan
untuk
dalam
menyelesaikan
mastery
yang
terjadi
melemahkan
experience
keberhasilan
di
sebelumnya
tersebut,
dimasa lalu akan mempengaruhi
reaksi
keberhasilan dan pengerjaan tugastugas berikutnya.
emosional terhadap mampu atau tidaknya individu
kegagalan
tugas,
b.
Vicorious Experiences adalah
meramalkan tingkah laku selanjutnya, serta
Vicariousexperiences
menunjukkan kinerja selanjutnya di mana
pengalaman yang didapat ketika
kesuksesan
berpengaruh
individu melihat orang lain berhasil
positif terhadap self-efficacy beliefs yang
menyelesaikan suatu tugas dengan
akan
mampu
baik. Pengharapan dapat tumbuh pada diri individu yang memiliki
d.
Emotional Arousal
posisi sebagai pengamat pada saat
Emotional aurosal adalah muncul
dirinya
lain
dan naiknya emosi seseorang ketika
mampu melakukan aktivitas dalam
individu berada dalam situasi yang
situasi yang tertekan tanpa akibat
tertekan. Saat berada dalam situasi
yang merugikan. Pengamatan ini
yang tertekan, kondisi emosional
akan
keyakinan
dapat mempengaruhi pengharapan
bahwa suatu saat dirinya akan
individu. Rasa takut dan cemas
mampu
mengalami
menyaksikan
orang
menumbuhkan dan
juga
berhasil
jika
kegagalan
membuat
berusaha secara intensif dan tekun.
individu mnjadi tidak yakin dalam
Kemudian
menghadapi tugas-tugas berikutnya
bahwa
akan
jika
melakukan
c.
mencapai tujuan yang diinginkan.
timbul
sugesti
orang
lain
dapat
(Bandura, 1986).
dengan
baik
maka
Dalam
beberapa
hal,
individu
dirinya juga akan mampu atau
menyandarkan dirinya pada gejolak
paling tidak ada sedikit perbaikan
fisiologis dalam menilai kecemasan
dan
dan kepekaannya terhadap stres.
peningkatan
yang
dapat
dilakukan dalam kinerjanya.
Gejolak yang berlebihan biasanya
Verbal Persuasion
akan melumpuhkan kinerja. Individu
Menurut Bandura (1995), verbal
jelas berharap akan lebih berhasil
persuasion ini digunakan
untuk
jika mengalami gejolak fisiologis
bahwa
ringan daripada haris menderita
meyakinkan dirinya
seseorang
memiliki
Individu
yang
kemampuan.
dapat
tekanan,
diyakinkan
secara verbal oleh lingkungannya
goncangan
dan
kegelisahan yang mendalam. e.
Physical or Affective Status
akan mengeluarkan usaha yang
Stres
besar
akibat negatif terhadap self-efficacy.
dibandingkan
memiliki
jika
dirinya
keraguan
akan
Jika
dan
kecemasan
individu
tidak
memiliki sedang
kemampuan yang dimilikinya.
mengalami gejolak perasaan maka
Bandura
kembali
dirinya akan mampu berpikir relative
menekankan hal tersebut dengan
tenang, jernih dan terarah. Hal ini
mengatakan bahwa individu yang
berguna agar dapat melihat apakah
diarahkan dengan saran, nasihat
tujuan yang akan dicapai sulit,
dan bimbingan dapat meningkatkan
sedang atau mudah. Pada akhirnya
kapasitasnya tentang kemampuan-
self-efficacy yang akan muncul akan
kemampuan
lebih
sehingga
(1986)
yang individu
dimilikinya tersebut
sesuai
dengan
kenyataan
yang sedang dihadapi oleh individu
yang bersangkutan.
self-efficacy beliefs tinggi cenderung
Dengan demikian dapat disimpulkan
akan memilih mengerjakan tugas-
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi selfefficacy
antara
beliefs
lain
tugas
adalah
performance accomplishment atau sumber
yang
sifatnya
sulit
dibandingkan yang sifatnya mudah. b.
Komponen Generality
pengharapan yang muncul ketika individu
Generality menjelaskan keyakinan
berhasil menyelesaikan suatu hal dengan
individu untuk menyelesaikan tugas-
baik, vicarious experiences atau pengalaman
tugas tertentu dengan tuntas dan
yang didapat ketika individu melihat orang
baik. Di sini setiap individu memiliki
lain
keyakinan
berhasil
yang
berbeda-beda
suatu
tugas
persuasion
atau
sesuai dengan tugas-tugas yang
dukungan verbal kepada individu agar dapat
berbeda pula. Ruang lingkup tugas-
menyelesaikan tugas dengan baik, emotional
tugas yang dilakukan bisa berbeda
aurosal atau gejolak fisiologis ketika individu
dan
berada dalam situasi tertekan, dan physical
derajat aktivitas, kemampuan yang
or affective status atau kondisi fisik dan
diekspresikan dalam hal tingkah
afeksi yang dirasakan oleh individu.
laku, pemikiran dan emosi, kualitas
dengan
meyelesaikan
baik,
verbal
tergantung
dari
persamaan
dari situasi yang ditampilkan dan 4.
Komponen Self-Efficacy Beliefs
sifat individu dalam tingkah laku
Bandura (1997) memaparkan bahwa
secara
self-efficacy beliefs pada individu terdiri
menyelesaikan tugas.
dari tiga komponen. Ketiga komponen
langsung
ketika
Kemampuan individu dalam
tersebut adalah:
menyelesaikan
a. Komponen Magnitude
mempengaruhi self-efficacy beliefs
Dimensi ini adalah dimensi yang
yang
berhubungan
kemampuan
kesulitan
dengan
tugas.
Jika
tingkat seseorang
dimiliki.
tugas
akan
Semakin
yang
dimiliki
tinggi maka
akan semakin tinggi self-efficacy
diharapkan pada tugas-tugas yang
beliefs
disusun menurut tingkat kesulitan
sebaliknya.
yang ada maka pengharapannya
karena semakin tinggi kemampuan
akan jatuh pada tugas-tugas yang
yang dimiliki maka keyakinan untuk
sifatnya mudah, sedang dan sulit.
menyelesaikan tugas denanga baik
Hal ini akan disesuaikan dengan
dan tuntas juga semakin tinggi.
batas kemampuan yang dirasakan
c.
yang ada, begitu pula Hal
ini
bisa
terjadi
Komponen Strength
untuk memenuhi tuntutan perilaku
Komponen ini berhubungan dengan
yang
derajat
dibutuhkan
bagi
masing-
masing tingkat. Orang yang memiliki
kemantapan
individu
terhadap keyakinannya. Seseorang
dengan self-efficacy beliefs yang
individu yakin dapat meyelesaikan
tinggi
tugas dengan sebaik-baiknya.
sangat
yakin
dengan
kemampuan dirinya. Mereka tidak pernah frustasi dalam menghadapi masalah mampu
yang
sulit
dan
menyelesaikan
lebih
5. Cara Meningkatkan Self-Efficacy Beliefs Santrock
masalah
(1999)
menyebutkan
dengan berbagai macam rintangan.
empat cara meningkatkan self-efficacy yang
Sebaliknya,
dimiliki. Keempat cara tersebut adalah:
seseorang
dengan
tingkatan self-efficacy beliefs yang
a.
Memilih
satu
tujuan
yang
dirinya
diharapkan dapat dicapai di mana
memiliki kemampuan yang lemah
tujuan yang dipilih tentu saja yang
dan
sifatnya realistis untuk dicapai.
rendah
merasa
akan
apabila
bahwa
mudah
terguncang
menghadapi
rintangan
b.
dengan
dalam melakukan tugasnya. Komponen
ini
berkaitan
langsung
komponen
magnitude
Memisahkan pengalaman masa lalu
dengan
dilakukan agar pengaruh kegagalan
mana
masa lalu tidak tercampur baur
di
yang dihadapi maka akan semakin
dilakukan.
tinggi keyakinan yang dirasakan
c.
untuk menyelesaikannya.
efficacy
beliefs
rencana
yang
sedang
Tetap berusaha mempertahankan prestasi yang baik dengan cara
demikian
disimpulkan
sedang
dilakukan. Hal ini penting untuk
dengan
dapat
yang
juga
semakin tinggi taraf kesulitan tugas
Dengan
rencana
maka
bahwa
self-
memiliki
tiga
berusaha
tetap
fokus
dengan
keberhasilan yang telah dicapai. d.
Membuat daftar urutan situasi atau
komponen. Ketiga komponen itu
kegiatan yang diharapkan dapat
adalah komponen magnitude atau
diatasi atau dapat dilakukan mulai
komponen yang berkaitan dengan
dari yang paling mudah sampai ke
kesulitan tugas di mana individu
yang paling sulit. Hal ini penting
akan memilih tugas berdasarkan
untuk mengingkatkan self-efficacy
tingkat
secara bertahap dalam pengerjaan
kesulitannya,
komponen
generality atau keyakinan individu untuk menyelesaikan tugas-tugas
hal-hal yang sulit. Berdasarkan
keterangan
di
tertentu dengan tuntas dan baik di
atas maka dapat disimpulkan bahwa
mana tugas-tugas tersebut beragam
empat cara yang dilakukan agar
dengan
dan
individu dapat meningkatkan self-
komponen strength atau komponen
efficacy beliefs yang dimiliki adalah
yang berkaitan dengan sejauh mana
(1) memilih satu tujuan yang secara
individu
lainnya,
realistis
dapat
dicapai,
(2)
evaluasi dari suatu proses yang
memisahkan pengalamn masa lalu
biasanya dinyatakan dalam bentuk
dengan
kuantitatif
rencana
dilakukan,
(3)
mempertahan membuat
yang
sedang
tetap
focus
prestasi,
daftar
dan
(4)
kegiatan
(angka)
yang
khusus
dipersiapkan untuk proses evaluasi, misalnya rapor. Selain
dan
itu
juga
terdapat
mengerjakan sesuatu berdasarkan
penilaian bentuk angka-angka pada
tingkatan kesulitan tugas.
anak sekolah atau siswa mulai rentang 1 (buruk sekali) sampai 10
B. Prestasi Akademik
1.
(sangat
istimeiwa).
Dengan
demikian
hasil
prestasi
tes
akademiki seorang siswa di sekolah
Pengertian Prestasi Akademik Chaplin (2001) mengatakan
dapat dilihat dari hasil tes, evaluasi,
prestasi akademik dalam bidang
maupun ujian dalam bentuk angka-
pendidikan akademik, merupakan
angka (Suryabrata, 1993).
satu tingkat khusus perolehan atau
Prestasi akademik yang ingin
hasil keahlian karya akademik yang
dikemukakan dalam penelitian ini
dinilai oleh guru-guru, lewat tes
akan dilihat berdasarkan jumlah
yang
rapor yang diperoleh rata-rata nilai
dibakukan,
atau
lewat
kombinasi kedua hal tersebut.
setiap mata pelajaran. Penentuan
Prestasi akademik menurut Suryabrata
juga
siswa
yaitu
membandingkan jumlah nilai dari
mengetahui sejauh mana kemajuan
semua siswa di kelas yang dijadikan
anak didik setelah ia belajar dan
subjek penelitian.
penilian
(1993)
hasil
disebut
tinggi rendahnya prestasi akademik
pendidikan
Winkel,
Bloom
ditentukan
setelah
Dari definisi diatas tampak
berlatih dengan sengaja. Menurut
dapat
(dalam
1996) prestasi akademik
keterkaitan
dan
persamaan
mengenai
prestasi
akademik,
adalah proses belajar yang dialami
dimana dikatakan bahwa prestasi
siswa
akademik merupakan hasil penilaian
untuk
perubahan
menghasilkan dalam
pengetahuan, penerapan,
bidang pemahaman,
daya
analisis,
dan
evaluasi.
dinyatakan
dalam
Dengan
demikian
menyimpulkan
Suryabrata menjelaskan akademik
atau evaluasi hasil belajar yang
(1993) bahwa
adalah
hasil
prestasi belajar
akademik
buku
bahwa
adalah
hasil
rapor. peneliti prestasi evaluasi
dalam bidang akademik yang dinilai oleh
guru
atau
pengajar
dan
dinyatakan dalam bentuk angka serta
2.
dicantumkan
dalam
buku
individu. 3) Faktor Perbedaan Jenis Kelamin
rapor.
Hingga saat ini belum ada petunjuk
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
yang menguatkan tentang adanya
Prestasi Akademik
perbedaan
Setiap siswa disekolah dapat menunjukkan yang
prestasi
berbeda
kemampuan,
minat,
tempramen,
sikap-sikap,
akademik
dengan
prestasi,
bakat, dan pola-pola tingkah laku
siswa
sebagai akibat dari perbedaan jenis
lainnya. Hal ini dapat disebabkan
kelamin.
adanya
yang
membedakan pria dan wanita dalam
mempengaruhi prestasi akademik.
hal peranan dan perhatian terhadap
Menurut Soemanto dkk., (1998)
suatu pekerjaan dan ini pun sebagai
faktor-faktor
akibat dari pengaruh kultural.
prestasi
faktor-faktor
yang
akademik
mempengaruhi secara
garis
Mungkin
yang
4) Pengalaman Sebelumnya
besar dapat dibagi menjadi:
Lingkungan
a. Faktor Internal, terbagi atas:
perkembangan
1) Kematangan
mempengaruhi
lingkungan
individu
banyak
pengalaman-pengalaman
dari
individu.
pertumbuhan
fisiologisnya.
Kematangan
terjadi
akibat
adanya
perubahan didalam
kuantitatif struktur
jasmani
5)
karena
memberikan
Kematangan dicapai individu proses
dapat
pada
Kapasitas Mental Dalam tahap perkembangan tertentu, individu
mempunyai
kapasitas-
kapasitas mental yang berkembang
disertai dengan perubahan
akibat
kualitatif
perkembangan fungsi fisiologis pada
terhadap
struktur
tersebut.
dari
pertumbuhan
dan
sistem syaraf dan jaringan otak.
2) Faktor Usia Kronologis
Kapasitas
adalah
potensi
untuk
Pertambahan dalam hal usia
mempelajari serta mengembangkan
selalu
berbagai keterampilan akibat dari
proses
bersamaan
dengan
pertumbuhan
dan
hereditas
dan
lingkungan,
perkembangan. Semakin tua
berkembanglah
kapasitas
usia
yang
intelegensi.
individu
semakin
berupa
individu Latar
meningkat pula kematangan
belakang hereditas dan lingkungan
berbagai fungsi fisiologisnya.
masing-masing
Usia kronologis merupakan
intelegensi
faktor
menentukan
penentu
dari
pada
tingkat kemampaun belajar
seseorang.
bervariasi, seseorang prestasi
ikut akademik
6) Kondisi Kesehatan Jasmani Orang
yang
belajar,
b. Faktor Eksternal, terbagi atas:
membutuhkan kondisi badan yang
sehat.
Orang
1)
Lingkungan Keluarga
yang
Keluarga adalah lembaga yang
badannya sakit akibat dari
pertama dan utama. Keluarga
penyakit
serta
mempunyai peranan penting di
kelelahan tidak akan dapat
dalam pendidikan siswa. Yang
belajar dengan efektif. Cacat
termasuk
fisik juga dapat menggangu
keluarga
proses belajar.
antara orangtua-anak, suasana
tertentu
7) Kondisi Kesehatan Rohani seseorang
adalah
keluarga
Gangguan serta cacat mental pada
dalam
faktor hubungan
dan
keadaan
ekonomi keluarga.
sangat
2)
Lingkungan Sekolah
mengganggu proses belajar
Guru merupakan orang yang
orang
memegang peranan penting
yang
Bagaimana
bersangkutan. orang
dapat
dalam
menentukan
belajar dengan baik apabila ia
keberhasilan kegiatan belajar
sakit ingatan, sedih ataupun
mengajar
putus asa.
dan
tercapainya
dengan
tujuan
pendidikan.
Guru
dapat
berfungsi
Ciri kepribadian yang sering
membangkitkan
motivasi
diteliti
hubungannya
belajar siswa seperti ucapan
keberhasilan
maupun tindakan guru dapat
8) Tipe Kepribadian dalam
dengan akademis
salah
satunya
mempengaruhi
adalah ektrovert dan introvert.
sikap
dan
motivasi siswa dalam belajar.
9)Motivasi
3)
Faktor Situasional
Motivasi yang berhubungan
Yang
dengan kebutuhan, motif, dan
situasional
tujuan, sangat mempengaruhi
yang timbul dan berpengaruh
kegiatan dan hasil belajar.
terhadap pelaksanaan proses
Motivasi
belajar-mengajar, namun tidak
adalah
penting
termasuk
faktor
adalah
keadaan
dalam proses belajar, karena
menjadi
motivasi
langsung dari staf pendidikan
organisme,
menggerakkan mengarahkan
tanggung
jawab
maupun siswa.
tindakan, serta memilih tujuan belajar yang dirasakan paling berguna bagi kehidupan.
3.
Indikator Prestasi Akademik Menurut Syah (dalam Azwar,
2005) pengungkapan hasil belajar
2004/2005
ideal meliputi ranah psikologis yang
Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis
berubah sebagai akibat pengalaman
Kompetensi)
dan proses belajar siswa. Untuk
Pendidikan
memperoleh ukuran dan data hasil
506/C/Kep/PP/2004
belajar
standar nilai akademik 60% dalam
siswa
mengetahui
adalah
dengan
garis-garis
besar
setiap
memutuskan
dalam
Depatemen Nasional
mata
Nomor mempunyai
pelajaran.
Siswa
indikator (petunjuk adanya prestasi
dikatakan naik kelas bila siswa telah
tertentu)
memperoleh
dikaitkan
dengan
jenis
prestasi yang hendak di ukur.
nilai
standar
ketuntasan belajar minimal yaitu
Taksonomi tujuan pendidikan
60% dalam setiap mata pelajaran.
kawasan kognitif ini paling penting
Dalam
dan
berbagai macam mata pelajaran, di
berguna
dalam
prestasi
rapor tersebut terdapat
akademik, karena kawasan lainnya,
mana
yaitu
psikomotor
prestasi dari masing-masing mata
biasanya diungkap dengan jenis tes
pelajaran menggunakan taksonomi
lain
tujuan pendidikan dari Bloom.
afektif
dan
(Azwar,
2005).
Rapor
Dalam
terdapat
berbagai
pelajaran,
rapor
di
pengungkapan
tersebut
tes
akademik
tes
prestasi
biasanya
dilakukan
mata
dengan tes ulangan harian, di mana
dalam
tes ini meliputi sebagian dari bahan
macam mana
pengungkapan
Pengukuran
merupakan salah satu hasil tes prestasi.
dalam
prestasi
dari
pelajaran
yang
telah
selesai
pelajaran
diajarkan. Kemudian tes ulangan
disusun menggunakan taksonomi
pada akhir semester, di mana tes ini
tujuan pendidikan dari Bloom.
meliputi bahan pelajaran selama
masing-masing
mata
satu semester. Nilai yang diperoleh 4.
Pengukuran Prestasi Akademik Berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
dan
dalam kedua tes tersebut sangat mempengaruhi nilai dalam buku rapor (Winkel, 1983).
Surat
Suryabrata
(1993)
Edaran Dikmenti DKI Jakarta Nomor
mengemukakan
1665/SE/2004 tanggal 2 Juli 2004
sebagai perumusan terakhir sesaat
Tentang
Pelaksanaan
dari
2004
(Kurikulum
Kompetensi)
Seluruh
Kurikulum
bahwa
rapor
pada
penilaian
hasil-hasil
Berbasis
pendidikan.
maksud
penilaian
Sekolah
pendidikan
itu
ialah
untuk
Menengah Atas Negeri dan Swasta
mengetahui (dengan alasan yang
di DKI Jakarta mulai tahun ajaran
bermacam-macam)
pada
waktu
dilakukan penelitian sudah sejauh manakah kemajuan anak didik. Menurut pelaporan
Winkel
hasil
Prediktor
:
Kriterium
: Prestasi akademik
Self
efficacy
beliefs
(1996)
penilaian
1. 2.
atau
B.Definisi
evaluasi belajar dapat dilakukan
Penelitian
Variabel
Definisi operasional dalam penelitian ini
dengan dua cara, yaitu dengan mengembalikan tes hasil belajar
Operasional
adalah:
setelah diperiksa serta diberi nilai atau
mencantumkan
nilai
untuk
1.
Prestasi akademik adalah hasil
suatu bidang studi dalam buku
penilaian atau evaluasi hasil belajar
rapor.
yang dinyatakan dalam buku rapor. Rapor itu sendiri merupakan
Dengan
demikian
peneliti
perumusan terakhir yang diberikan
menyimpulkan
oleh guru mengenai kemajuan atau
akademik
hasil belajar setelah diperiksa serta
dalam bidang akademik yang dinilai
dinilai
guru atau pengajar yang dinyatakan
dan
mencantumkan
nilai
adalah
untuk suatu bidang studi dalam
dalam
buku rapor.
dicantumkan
Pada sekolah yang dijadikan tempat
pengambilan
Dalam
bahwa hasil
bentuk
prestasi evaluasi
angka
dalam
penelitian
serta
buku
rapor.
ini
peneliti
data,
mengambil responden yaitu siswa
umumnya rapor diberikan kepada
kelas XI yang mengambil jurusan
siswa setiap enam bulan sekali,
IPS. Adapun mata pelajaran kelas
yaitu
XI jurusan IPS yaitu: pendidikan
setiap
Responden
satu
yang
semester.
dipilih
adalah
agama, PPkn, bahasa Indonesia,
kelas XI jurusan IPS. Mata pelajaran
matematika,
yang menjadi penilaian dalam buku
ekonomi, akutansi, seni musik, seni
rapor
pendidikan
rupa, penjaskes, bahasa inggris,
agama, PPkn, bahasa Indonesia,
bahasa jepang, dan TIK (tekhnologi,
matematika,
informasi dan komunikasi).
antara
lain: Geografi,
sejarah,
Geografi,
sejarah,
ekonomi, akutansi, seni musik, seni rupa, penjaskes, bahasa inggris,
2. Self
efficacy
adalah
beliefs
bahasa jepang, dan TIK (teknologi,
keyakinan
seseorang
informasi dan komunikasi).
kemampuan yang dimilikinya untuk mengorganisasikan
METODE PENELITIAN
menampilkan
A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian
yang
Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji yaitu:
efektif
menyelesaikan
terhadap
dan
perilaku
perfoma
sehingga tugas
bisa bisa tertentu
dengan
baik
serta
merupakan
data isian identitas subjek. Selain itu, dalam
salah satu faktor persinal yang
kuesioner terdapat pula skala self efficacy
menjadi perantara antara faktor
beliefs dan untuk memperoleh data prestasi
perilaku dan faktor lingkungan.
akademik siswa digunakan nilai dalam buku
Untuk
rapor.
mengukur
self
digunakan
beliefs
efficacy
skala
self
efficacy beliefs yang berbentuk
E.
skala
Pengumpul Data
Likert,
yang
disusun
berdasarkan komponen-komponen self
efficacy
magnitude, komponen generality,
penelitian
ini
adalah seluruh siswa atau siswi kelas XI jurusan IPS yang bersekolah di SMA Warman
I
Jakarta
-
ini
akan
peneliti
ambil
sebanyak 100 0rang. Teknik sampling yang
digunakan
pada
penelitian
ini
adalah Purposive Sampling. Menurut Sukandarumidi
(2002),
Menurut Azwar (2005) validitas adalah
mengukur
Purposive
yang berdasarkan atas pertimbangan yang
berdasarkan
atas
pertimbangan sesuai dengan maksud
Teknik pengambilan data dalam kuesioner.
Kuesioner
pengumpulan mengirimkan kepada
dengan data suatu
responden
yang
mampu
seharusnya
teknik
item
total
correlation. 2. Reliabilitas Reliabilitas
adalah
tingkat
kemampuan instrumen penelitian untuk mengumpulkan data secara tetap dari kelompok individu (Azwar, 2005). Untuk menguji
reliabilitas
skala
digunakan
teknik Alpha Cronbach. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang akan digunakan
adalah
analisis
regresi
sederhana untuk menguji sumbangan selfefficacy
beliefs
(X)
sebagai
prediktor
kriterium. Uji analisis data dilakukan dengan
D. Teknik Pengumpulan Data ini
tes
terhadap prestasi akademik (Y) sebagai
dan tujuan penelitian.
penelitian
mana
atribut
menggunakan
Sampling adalah pengambilan sampel sampel
sejauh
Timur
sebanyak 296 orang. Sampel dalam penelitian
Alat
pengumpul data ini dibantu dengan
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Budhi
Reliabilitas
diukur. Pengujian validitas item bagi alat
dan komponen strength. dalam
dan
1. Validitas
menurut
beliefs
Bandura (1997), yaitu komponen
Populasi
Validitas
menggunakan
adalah
SPSS Ver 12.0 for Windows
teknik
dengan daftar
menggunakan bantuan program komputer
cara
pertanyaan
untuk
diisi
(Sukandarrumidi, 2002). Kuesioner berisi
HASIL PENELITIAN 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Menurut Azwar (2005) koefisien validitas
dapat
dianggap
memuaskan
apabila melebihi 0,30. Dari hasil uji coba
pada Skala Self Efficacy Beliefs diperoleh
Hal
ini
berarti
hanya
ada
hasil bahwa dari 60 item yang di ujicobakan
pengaruh self efficacy beliefs terhadap
terdapat 38 item yang valid dan 22 item
prestasi akademik sebesar 2,7 dan 97,
yang dinyatakan gugur. Dari 38 item yang
3 % merupakan faktor-faktor lain yang
valid tersebut, memiliki korelasi total item
mempengaruhi
antara 0,311 sampai dengan 0,534.
seperti minat, cara belajar dan motivasi.
Untuk mengetahui konsistensi alat
akademik
4. Pembahasan
ukur, maka dilakukan uji reliabilitas. Teknik
Penelitian ini bertujuan untuk
yang digunakan untuk mendapatkan nilai
mengetahui
konsistensi dari alat ukur ini adalah dengan
beliefs
teknik
Berdasarkan
Alpha Cronbach. Dari hasil uji
prestasi
pengaruh
terhadap
self
prestasi
hasil
efficacy akademik.
analisis
regresi
reliabilitas alat ukur tersebut, diperoleh nilai
sederhana
reliabilitas sebesar 0, 874.
diketahui tidak terdapat pengaruh self
Untuk uji normalitas digunakan uji Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk
efficacy
yang
dilakukan
terhadap
beliefs
prestasi
akademik.
untuk menguji normalitas sebaran skor.
Penelitian
Berdasarkan pengujian normalitas
telah
ini
diketahui
bahwa
hipotesis Ha ditolak dan hipotesis Ho
pada variabel self efficacy beliefs diperoleh
diterima,
nilai signifikasi pada Kolmogorov Smirnov
pengaruh self efficacy beliefs terhadap
sebesar 0, 200 (p > 0,05). Dengan demikian
prestasi akademik. Hal ini dikarenakan
dapat dikatakan bahwa distribusi skor Self
prestasi
Efficacy beliefs pada sampel yang diambil
dipengaruhi oleh faktor self efficacy
adalah normal..
beliefs saja tetapi dipengaruhi oleh
2. Analisis Data
banyak faktor-faktor lain. Winkel (1991,
hal
ini
berarti
akademik
tidak
tidak
ada
hanya
Berdasarkan analisis data yang
1996) faktor-faktor yang mempengaruhi
dilakukan dengan menggunakan teknik
prestasi akademik antara lain adalah
regresi sederhana diperoleh R Square
fungsi konatif – dinamik yaitu karakter –
sebesar 0,027 dengan signifikansi 0,100
hasrat – kehendak. Selain itu juga
(p ≥ 0,05) hal ini berarti terdapat tidak
dipengaruhi
terdapat pengaruh self efficacy beliefs
konsentrasi- perhatian dan fungsi afektif
terhadap
yaitu tempramen, perasaan, sikap dan
prestasi
akademik.
Hasil
tersebut menunjukkan bahwa hipotesis
Beliefs
terhadap
prestasi
Motivasi
belajar,
minat. Demikian
yang berbunyi “terdapat kontribusi Self Efficacy
oleh
juga
seperti
yang
diungkapan Gage dan Berliner (1991)
akademik ditolak”. Dengan demikian
yaitu
prestasi
akademik
tidak terdapat pengaruh Self Efficacy
dipengaruhi
oleh
teman
Beliefs terhadap prestasi akademik.
khususnya
teman
dari
sangat sebaya, kelompok
acuannya atau peer. Apabila temannya
menjamin, dan memberikan arah pada
menunjukkan
kegiatan belajar (Woolfolk, 1995).
sikap
yang
negatif
terhadap siswa yang bersemangat tinggi dalam
mengerjakan
akademik, maka kemungkinan besar siswa
yang
menurunkan dapat
bersangkutan kadar
diterima
bermainnya.
akan
belajarnya oleh
Sikap
agar
kelompok
siswa
terhadap
pelajaran juga dapat mempengaruhi prestai
akademiknya.
bersikap
positif
Siswa
terhadap
yang
pelajaran
cenderung berusaha dan bekerja lebih keras dalam menghadapi tugas-tugas yang
diberikan.
Selain
itu
juga
dipengaruhi oleh situasi bising dan keadaan kelas yang panas. Karena keadaan bising dan situasi kelas yang panas dapat menurunkan semangat Disamping faktor situasi kelas dan teman sebaya, prestasi akademik dipengaruhi
oleh
intelegensi.
Intelegensi memegang peranan penting terhadap
tinggi
rendahnya
prestasi
akademik siswa. Dalam penelitian yang telah dilakukan penulis, kontrol terhadap intelegensi memang tidak dilakukan sehingga dapat saja menjadi salah satu faktor
yang
mempengaruhi
hasil
Begitu juga dengan faktor-faktor yang
mungkin
mempunyai
pengaruh lebih besar daripada self efficacy beliefs dalam mempengaruhi prestasi belajar
menurut
sifat
pria
Basow
dan
wanita
(1992),
dapat
disimpulkan bahwa pria memiliki sifat yang
aktif,
suka
bersaing,
ambisius,
mudah
keputusan,
dan
logis,
mengambil objektif
yang
merupakan salah satu faktor mengapa prestasi akademik pria lebih tinggi dibandingkan
prestasi
akademik
wanita. B. Saran Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini diketahui tidak terhadap prestasi akademik siswa SMA yang mengambil jurusan IPS. Hal ini dikarenakan ada banyak faktor selain self efficacy beliefs yang
mempengaruhi
akademik belajar,
seperti faktor
prestasi
teman,
cara
lingkungan,
dan
faktor-faktor lain yang berasal dari diri individu sendiri. Kepada subjek penelitian disarankan untuk selektif dalam memilih teman dikarenakan
penelitian. lain
perbedaan
karakteristik
ada pengaruh self efficacy beliefs
belajar.
juga
Berdasarkan
tugas-tugas
akademik yang
seperti
dapat
motivasi
menimbulkan,
prestasi
akademik
sangat
dipengaruhi oleh teman sebaya, khususnya teman dari kelompok acuan atau peer. Apabila temannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap siswa yang bersemangat tinggi dalam mengerjakan tugas-
tugas
akademik,
maka
yang
yang
akademik
kemungkinan
besar
siswa
bersangkutan
akan
menurunkan
kadar
belajarnya
agar
dapat
mempengaruhi
belajar,
seperti faktor
prestasi
minat,
lingkungan,
cara dan
faktor-faktor lain yang berasal dari
diterima oleh kelompok bermainnya.
diri
Dan juga untuk lebih meningkatkan
untuk pihak sekolah untuk sesering
self efficacy beliefs dalam diri siswa-
mungkin
siswi dengan cara memilih satu
untuk meningkatkan self efficacy
tujuan
beliefs
yang
diharapkan
dapat
individu
sendiri.
Disarankan
memberikan siswa-siswi
bimbingan
dengan
cara
dicapai di mana tujuan yang dipilih
memberikan tugas dari yang paling
tentu saja yang sifatnya realistis
mudah ke yang paling sulit agar
untuk
siswa
dicapai,
pengalaman
masa
memisahkan lalu
dengan
tidak
dengan
merasa
terbebani
yang
diberikan.
tugas
rencana yang sedang dilakukan. Hal
Memotivasi siswa agar tetap fokus
ini penting untuk dilakukan agar
mempertahankan
pengaruh kegagalan masa lalu tidak
meningkatkan
tercampur baur dengan rencana
dalam hal ini meningkatkan nilai
yang
tetap
raport. Dan untuk menambah materi
berusaha mempertahankan prestasi
dari pelajaran-pelajaran yang tidak
yang baik dengan cara berusaha
dimengerti siswa khususnya dalam
tetap fokus dengan keberhasilan
ilmu pengetahuan sosial.
sedang
dilakukan,
yang telah dicapai, dan membuat
3. Saran
daftar urutan situasi atau kegiatan
Lanjut
yang diharapkan dapat diatasi atau dapat dilakukan mulai dari yang paling
mudah
sampai ke
yang
paling sulit. Hal ini penting untuk meningkatkan self-efficacy secara bertahap dalam pengerjaan hal-hal yang sulit. 2. Saran untuk Pihak Sekolah
untuk
Bagi penelitian
prestasi
akademik
Penelitian
penelitian
diharapkan
dan
dapat dengan
Lebih
selanjutnya melakukan subjek
yang
bukan hanya berasal dari jurusan IPS saja, tetapi siswa dari jurusan lain seperti Bahasa, IPA. Dan juga bisa menggunakan variabel lain seperti
motivasi
berprestasi,
Hasil penelitian ini diketahui tidak
kepercayaan diri, dan self regulated
ada pengaruh self efficacy beliefs
learning, sehingga hasil penelitian
terhadap prestasi akademik siswa
akan lebih beragam.
SMA yang mengambil jurusan IPS. Hal ini dikarenakan ada banyak faktor selain self efficacy beliefs
DAFTAR PUSTAKA
Anastasi, A. & Urbina. S. (1997). Tes psikologi: Psychological testing 7e. Alih Bahasa: Imam, RH. Penyunting: Molan, B. Jakarta: Prenhallindo. Azwar, S. (2005). Tes prestasi: Fungsi dan pengembangan prestasi belajar. Edisi kedua. Yogyakarta: Pustaka pelajar Bandura, A. (1986). Social foundations of thought and action: A social cognitive theory. New Jersey: Prentice-Hall Bandura, A. (1995). Self-Efficacy in changing society. New York: Cambridge University Press. Bandura, A. (1997). Self-Efficacy: The exercise of control. New York: W. H. Freeman and Company. Basow, S. A.(1992). Gender streotype and roles. California: Brooks / Cole Publiehing, Co. Chaplin, J.P. (2001). Kamus lengkap psikologi. Alih bahasa : Kartini Kartono. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Crowford Mary & Rhoda Unger. (1992). Women and gender. New York: McGraw-Hill, Inc. Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi, (2004). Pedoman penilaian. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Hjelle, L. A. & Ziegler, D.J. (1992). Personality theories: Basic assumptions, resesrch and applications (Third Edition). New York: McGraw-Hill, Inc. Pajares, F. (1997). Current directions in selfefficacy research. In M. Maehr & P. R. Pntrich (Eds). Advances in motivation and achievement http: www.des.emory/mfp/BanEncy.html Santrock, J.W. (1999). Life-span development (Seventh Edition). New York: McGraw-Hill, Inc. Soemanto. (1998). Kepemimpinan dan supervisi pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. Suryabrata, S., (1998). Psikologi pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Winkel. (1996). Psikologi pengajaran. Jakarta: Grasindo Woolfolk, A.E. (1995). Educational psychology (Sixth Edition). New York: Ally&Bacon Inc.