ABSTRAKSI
Maxima Creative adalah sebuah perusahan yang bergerak dalam bidang jasa desain, cetak, dan advertising. Dengan keputusan manajemen untuk melakukan diversifikasi produk akhirnya perusahaan ini menambah bidang usahanya berupa foto editing. Pengembangan foto editing merupakan pasar yang masih kosong di kota Solo sehingga hal ini sebagai langkah yang tepat untuk melakukan pengembangan usaha. Penentuan harga yang diberikan kepada konsumen merupakan hal yang vital dalam menentukan keberhasilan suatu produk. Pembebanan harga kepada konsumen dilakukan oleh Maxima Creative dengan menggunakan metode harga pokok pesanan. Dengan metode ini terbukti efektif dalam pelaksanaan operasional usahanya. Metode harga pokok pesanan ini disinergikan dengan metode taksiran sehingga dapat diketahui secara jelas biaya-biaya yang timbul dalam mengerjakan suatu order. Aplikasi yang dilaksanakan lebih mengutamakan pada keputusan manajemen dan tidak hanya pada hasil analisis. Penetapan harga pokok produk mengutamakan pada biaya bahan baku karena sebagai proses awal usaha, bahan bakulah yang utama dan perlu mendapat perlakuan biaya yang tepat dan teliti. Pencatatan biaya menggunakan kartu harga pokok efektif mengetahui arus biaya yang digunakan untuk proses produksi. Keputusan manajemen yang diambil banyak berupa keputusan jangka pendek untuk usaha awal suatu bidang dan tidak memfokuskan pada perencanaan jangka panjang.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam proses manajemen perusahaan, penetapan atau pembebanan biaya yang tepat bagi konsumen merupakan salah satu strategi vital untuk meraih pasar. Proses penetapan biaya bagi konsumen terutama untuk perusahaan jasa mayoritas menggunakan penetapan biaya berdasarkan pesanan. Dalam metode
penetapan biaya ini, biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga produksi per satuan dihitung dengan membagi total
biaya produksi
dengan kuantitas produksi. (Mulyadi 1997 : 37). Penetapan biaya bagi konsumen menggunakan metode harga pokok pesanan efektif bagi perusahaan jasa misalnya advertising. Tetapi dalam aplikasi keseharian, metode harga pokok pesanan ini diaplikasikan oleh manajer perusahaan berdasarkan keputusan manajemen dari tiap perusahaan. Pada aplikasi tersebut item harga pokok pesanan dalam perusahaan yang bergerak pada bidang yang sama seringkali berlainan antar perusahaan. Maxima Creative merupakan salah satu perusahaan jasa dalam bidang advertising dan foto editing. Metode harga pokok pesanan juga diaplikasikan oleh perusahaan ini dalam rangka pembebanan biaya bagi konsumen. Foto editing sebagai pasar yang masih kosong di kota Surakarta adalah pilihan yang tepat yang dipilih oleh Maxima Creative dalam diversifikasi produknya.
B. Identifikasi Masalah Aplikasi metode harga pokok pesanan untuk pembebanan biaya bagi konsumen oleh Maxima Creative memerlukan teknik penghitungan yang cermat dan teliti. Aplikasi ini juga berpengaruh pada sistem penjualan oleh para free-lance. Bagi Maxima Ceative, keberadaan foto editing yang masih sepi di kota Surakarta membuat teknik penghitungan ini terdiri dari spek yang beraneka ragam. Aplikasi metode harga pokok pesanan menjadi fokus utama dalam penelitian ini.
C. Tujuan Penulisan a. Meningkatkan kemampuan pembaca dalam memahami metode harga pokok pesanan. b. Mengajak pembaca melihat foto editing sebagai bisnis yang masih sepi dan hal ini merupakan bekal untuk mengembangkannya. c. Meningkatkan peran mahasiswa dalam bisnis untuk lebih handal dan produktif.
D. Manfaat Penulisan Penulisan ini ditujukan bagi pembaca yang menggemari usaha pribadi untuk : a. Mengetahui aplikasi metode harga pokok pesanan untuk divisi foto editing Maxima Creative sebagai sarana costumer service yang maksimal. b. Memahami aplikasi metode harga pokok pesanan sebagai dasar inspirasi pengembangan bisnis foto editing. c. Melakukan analisis aplikasi metode harga pokok pesanan suatu perusahaan dan melakukan perbandingan dengan teori yang telah diperoleh.
E. Metode Penelitian Teknik pengumpulan data dengan menggunakan : a. Teknik observasi Teknik observasi adalah pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti (Husaini Usman 2000 : 54). Teknik observasi
yang digunakan penulis menggunakan jenis observasi partisipasi. Dengan menggunakan jenis ini penulis terlibat langsung secara aktif dalam objek yang diteliti. Dari teknik observasi ini penulis memperoleh data-data : a. Penghitungan rinci terhadap biaya bahan baku b. Penghitungan biaya spek khusus dan biaya tenaga kerja c. Penghitungan rugi laba d. Penggunaan taksiran pada metode harga pokok pesanan Data-data tersebut digunakan sebagai acuan penulis dalam penelitian yaitu aplikasi metode harga pokok pesanan. b.Teknik Wawancara Wawancara adalah tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih secara langsung (Husaini Usman 2000 : 57). Teknik ini digunakan sebagai pelengkap dari teknik observasi dan mendapatkan data primer. Dengan teknik ini penulis memperoleh data deskriptif tentang Maxima Creative. Data tersebut berupa : a. Latar belakang usaha meliputi sejarah, tujuan, pendirian, dan nama usaha b. Letak dan lokasi c. Struktur organisasi d. Deskripsi jabatan e. Bidang usaha f. Permodalan Dengan menggunakan kedua teknik tersebut penulis mengolah data secara maksimal dengan tetap memfokuskan pada identifikasi masalah berupa
aplikasi metode harga pokok pesanan pada divisi foto editing Maxima Creative.
BAB II HASIL PENELITIAN
A. Deskriptif Usaha Maxima Creative Maxima Creative pada awal usahanya bergerak dalam bidang jasa desain, cetak , dan advertising. Bidang awal usaha ini mengalami perkembangan pesat pada dua awal tahun pendiriannya. Setelah tahun tersebut, mengalami penurunan order karena manajemen sendiri yang memutuskan untuk tidak menerima segala order yang masuk dan berkreasi pada pengembangan produk baru. Perkembangan advertising dan cetak yang sangat pesat juga membuat
penurunan order Maxima Creative. Keputusan manajemen untuk berkreasi pada pengembangan produk baru terwujud dengan lahirnya divisi foto editing. Kelahiran divisi foto editing merupakan bentuk deversifikasi produk yang merupakan keputusan manajemen Maxima Creative. Diversifikasi produk bagi Maxima Creative merupakan strategi yang tepat. Itulah sebabnya perusahaan ini bergerak dalam divisi yang berbeda-beda. Mereka menggunakan saran “Kamu ingin tahu sedikit dari apa yang banyak” ( Robert T Kiyosaki 2002 : 153). Divisi foto editing diarahkan manajemen untuk : a. Meramaikan pasar foto editing b. Menawarkan produk Maxima Creative divisi foto editing c. Memenuhi keinginan pasar d. Memperluas bidang usaha e. Peningkatan mutu sumber daya manusia f. Memperluas jaringan pemasaran produk total g. Membina relasi antar instansi Maxima Creative didirikan pada tahun 2000 oleh Agung Martianus. Pendirian pada awal usaha berupa jasa desain, cetak, dan advertising merupakan penegasan atas divisi lain yaitu Maxima Computer yang didirikan oleh Anton Maxima, adik kandung Agung Martianus. Pada awal pendirian, kedua divisi berjalan dengan baik, tetapi seiring dengan perubahan manajemen dari dua divisi ini akhirnya dua divisi ini terpisah secara manajemen tetapi masih dalam satu lokasi. Setelah pemisahan manajemen tersebut, adik kandung
kedua Agung yaitu Andre Maxima mendirikan usaha yang bernama Komunika Production yang bergerak dalam bidang Event Organizer, tour and travel, advertising, dan photo editing. Tetapi karena manajemen sumber daya manusia yang kurang sesuai akhirnya usaha ini tidak berkembang dan ditutup dalam tempo 5 bulan. Dari sisa penutupan Komunika Production, Agung Martianus menganalisis sumber daya manusia yang masih produktif dan handal. Agung mengajak Andi dan Anung untuk tetap berproses dalam usaha ini, terutama pada bidang advertising dan photo editing. Akhirnya ketiga orang ini mulai berproses untuk menghidupkan usaha ini. Tetapi karena ingin pengembangan profesional, Anung keluar sehingga tinggal Andi dan Agung. Mereka belajar dan berproses bersama untuk saling menganalisis proses mereka. Akhirnya pada bulan April 2003 mereka memutuskan untuk mendirikan usaha foto editing dengan nama Bengkel Photo Maxima Creative.
B. Letak dan Lokasi Maxima Creative berdiri pada dua tempat. Dua tempat tersebut di daerah Mojosongo dan daerah Nusukan. Daerah Mojosongo tepatnya di jalan Malabar Timur No 6 Perumnas Mojosongo digunakan sebagai tempat produksi foto editing. Daerah Nusukan tepatnya di Jalan Ki Mangunsarkoro 13 digunakan sebagai tempat produksi cetak dan advertising. Tetapi pada saat awal pelaksanaan diversifikasi produk melalui divisi photo editing, pusat produksi semua divisi ada di daerah Mojosongo. C. Stuktur Maxima
Creative
Maxima Creative sebagai perusahaan berkembang memiliki struktur sederhana yang cukup untuk menjalankan usaha tersebut. Stuktur Maxima Creative tersebut digambarkan pada diagram berikut ini : Manajer Umum Bendahara Manajer desain, cetak, Adv
Manajer Keuangan
Manajer Photo Editing
Bagian Produksi
Bagian Free-Lance
D. Deskripsi Jabatan a. Manajer umum (pemilik) Manajer umum adalah pimpinan dari seluruh pelaksanaan operasional usaha. Tugas General Manajer : a. Mengkoordinasi operasional kedua divisi b. Memberikan dana awal usaha c. Pelaksana marketing dan selling d. Mengontrol kinerja manajer di bawahnya
b. Bendahara
Bendahara sebagai divisi terpisah, khusus menerima dan mengendalikan arus kas. Tugas Bendahara : a. Menganggarkan dana awal usaha b. Mengendalikan arus kas c. Melakukan pembukuan atas total transaksi c. Manajer keuangan Manajer keuangan bertugas mengurusi masalah finansial perusahaan terutama arus kas keluar dan arus kas masuk d. Manajer desain cetak dan advertising Manajer ini bertugas : a. Merencanakan pelaksanaan order. b. Menganggarkan dana operasional usaha. c. Mengontrol kinerja produksi. d. Pelaksana pemasaran.
e. Manajer foto editing Manajer foto editing membawahi para free-lance sebagai salah satu sistem pelaksanaan marketing. Tugas manajer foto editing : a. Merencanakan pelaksanaan order. b. Menganggarkan dana operasional usaha. c. Mengontrol kinerja free-lance.
d. Pelaksana produksi dan pemasaran.
f. Bagian Produksi Bagian produksi sebagai bagian vital dalam perusahaan jasa bertugas menerima perintah order dari manajer. Tugas bagian produksi : a. Melaksanakan perintah order b. Melaporkan order yang bermasalah
g. Free-lance Free-lance sebagai bagian sistem marketing melaksanakan marketing dan selling. Bagian ini mengutamakan penjualan yang maksimal dengan mendasarkan produksi yang baik atau memuaskan konsumen.
E. Penentuan biaya yang dibebankan kepada konsumen. Hal ini merupakan keputusan manajemen yang dapat berubah sewaktu-waktu. Ini juga merupakan bagian dari strategi marketing. Biaya adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva atau timbulnya utang (atau kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa , atau dari pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha (Zaki Baridwan, 1997:30).
Dengan mendasarkan pada definisi tersebut penentuan biaya merupakan bagian penting agar aset mampu dioptimalkan untuk menghasilkan pemasukan. Biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau memungkinkan untuk terjadi untuk tujuan tertentu (Mulyadi 1997: 8). Untuk memantau biaya tersebut digunakan akuntansi biaya. Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok (Mulyadi, 1997 : 7). Tiga tujuan akuntansi biaya : a. Penentuan harga pokok produk sesuai metode b. Pengendalian biaya c. Pengambilan keputusan Maxima Creative pada divisi foto editing mencapai atau menggunakan akuntansi biaya untuk meraih tiga tujuan tersebut.
F. Penentuan harga pokok produk sesuai metode Maxima Creative menggunakan metode harga pokok pesanan untuk menentukan harga pokok poduksi. Ini merupakan metode yang efektif bagi Maxima Creative karena : a. Jelas diketahui biaya yang dikeluarkan untuk membuat satu jenis produk atau order. b. Pemasukan dari satu jenis order mampu dipantau dengan jelas c. Rugi laba dari suatu order mampu diketahui secara pasti
Penentuan harga pokok produk dengan metode harga pokok pesanan ditentukan oleh item-item berikut ini : Biaya bahan baku a. Biaya bahan baku merupakan biaya untuk memperoleh bahan dasar / teknik dasar dalam proses foto editing. Biaya bahan baku terdiri dari : a. Biaya edit dan setting Biaya edit dan setting ditentukan oleh :
a. Koreksi gambar Tingkat kesulitan
Ukuran jadi
Tarif
Biaya koreksi gambar
<50%
PxL
Rp 2,5
Rp xxx
>50%
PxL
Rp 5,0
Rp xxx
b. Koreksi warna Tingkat kesulitan
Ukuran jadi
Tarif
Biaya koreksi warna
<50%
PxL
Rp 2,5
Rp xxx
>50%
PxL
Rp 5,0
Rp xxx
c. Kreativitas Jenis kreasi
Tarif
Gabungan foto
Rp 400,00 / 2 gabungan
Ganti background
Rp 200,00
Tulisan
Rp 200,00
Efek
Rp 200,00
Penetapan tarif pada biaya edit dan setting merupakan penghitungan awal atau dasar oleh Maxima Creative. Tarif tersebut bukan harga mati dalam setiap penerimaan order. Semakin banyak order, biaya edit dan setting juga semakin kecil. b. Biaya cetak Biaya cetak ditentukan secara langsung oleh pihak yang diajak bekerja sama yaitu Sampurna dan Master Photo. Setiap perubahan yang terjadi pada biaya cetak akan diikuti perubahan harga oleh Maxima Creative.
Besarnya biaya cetak : Jenis
Ukuran
Biaya Cetak
Tambahan
3R
9 x 12 cm
Rp 1.750,-
Cass
4R
10 x 15 cm
Rp 2.000,-
Cass
5R
13 x 18 cm
Rp 7.500,-
Cass
6R
15 x 20 cm
Rp 10.000,-
Cass
10 R
20 x 25 cm
Rp 12.000,-
Cass
10 Rlux
20 x 30 cm
Rp 17.500,-
Cass
10 RP
25 x 30 cm
Rp 20.000,-
Cass
10 RPLux
25 x 38 cm
Rp 22.500,-
Cass
Biaya Spesifikasi Khusus Biaya spesifikasi khusus mendasarkan pada pesanan khusus dari konsumen terhadap proses foto editing. Biaya ini misalnya output dimasukkan dalam jam, output dimsukkan dalam kalender, output digabung dengan kartu nama, membuat marketing book, output diberi pigura, dll.
Biaya spesifikasi khusus ditentukan oleh : a. Kualitas bahan khusus yang digunakan b. Kuantitas bahan khusus yang digunakan Penentuan biaya spesifikasi khusus diamati melalui harga pasar dan kondisi pasar karena bahan khusus tersebut diperoleh melalui pasar produsen. Oleh karena itu biaya ini : a. Mempunyai kualitas yang berubah-ubah b. Mempunyai kuantitas yang berubah-ubah c. Mempunyai harga yang berubah-ubah
Biaya tenaga kerja Biaya tenaga kerja dihitung dengan cara :
Biaya edit dan setting
Rp xxx
Biaya spesifikasi khusus
Rp xxx
Total biaya produk awal
Rp xxx
15 % total biaya produk awal adalah biaya tenaga kerja Biaya tenaga kerja ini adalah biaya tenaga kerja produksi / pembuat order.
Harga Pokok Pesanan dihitung dengan cara : Biaya Bahan Baku Total
Rp xxx
Biaya Spesifikasi Khusus Total
Rp xxx
Biaya Tenaga Kerja Total
Rp xxx
Harga Pokok Produk
Rp xxx
Penghitungan dengan metode Harga Pokok Produk dilakukan dengan cara : 1. Mencatat biaya yang terjadi untuk menyelesaikan order 2. Mencatat biaya yang tak terduga atau biaya tambahan 3. Mengklasifikasikan biaya berdasar pada tiap jenisnya Dalam penghitungan tersebut digunakan kartu harga pokok
G. Prosedur Penerimaan dan Penolakan Order Suatu order dapat diterima ataupun ditolak oleh penerima order sekaligus penanggungjawab order. Faktor-faktor yang menentukan penerimaan dan penolakan order : a. Jenis order b. Waktu proses order
c. Harga yang diminta Jenis Order Jenis order harus berhubungan dengan foto editing. Tingkat kesulitan pengerjaan telah memiliki kalkulasi tersendiri. Tetapi tidak semua order dengan kesulitan yang telah dikalkulasi tersebut diterima. Ada kalanya order ditolak karena : 1) foto yang akan diedit rusak parah atau tidak memungkinkan untuk diperbaiki. 2) foto yang akan diedit memiliki ukuran terlalu kecil untuk diubah ke ukuran foto yang lebih besar. Waktu Proses Order Proses pengerjaan oeder kurang lebih 3 hari. Hal itu didasarkan pada jumlah order yang masuk dan efisienitas pada proses cetak. Order yang ditolak sehubungan dengan waktu proses order : 1) Permintaan yang mendadak 2) Proses standar pengerjaan kurang lebih 3 hari, jika jumlah untuk siap cetak masih kurang efisien, harus menunggu sampai jumlahnya efisien untuk dicetak. Faktor kedua ini bersifat sangat fleksibel dan tidak tertutup kemungkinan hal tersebut bukan masalah untuk tetap menerima order.
Harga yang Diminta Harga yang diinginkan konsumen dihitung dengan kalkulasi tersebut di atas. Tetapi sering konsumen mematok harga sesuai keinginan mereka sendiri. Oleh karena itu dibuat standar harga berdasarkan kalkulasi harga pokok produk.
Standar harga yang ditetapkan : Jenis
Ukuran
Biaya Cetak
Tambahan
3R
9 x 12 cm
Rp 5.750,-
Cass
4R
10 x 15 cm
Rp 6.500,-
Cass
5R
13 x 18 cm
Rp 10.000,-
Cass
6R
15 x 20 cm
Rp 13.000,-
Cass
10 R
20 x 25 cm
Rp 20.000,-
Cass
10 Rlux
20 x 30 cm
Rp 25.000,-
Cass
10 RP
25 x 30 cm
Rp 27.500,-
Cass
10 RPLux
25 x 38 cm
Rp 35.000,-
Cass
Nb : Harga dapat berubah sewaktu-waktu.
Dengan standar harga konsumen tersebut, mempermudah konsumen untuk memutuskan memasukkan order atau tidak.
H. Penggunaan sistem taksiran pada item harga pokok Biaya taksiran merupakan salah satu bentuk biaya yang ditentukan di muka sebelum produksi dilakukan atau penyerahan jasa dilasanakan (Mulyadi 1997 : 381). Maxima Creative menggunakan sistem biaya taksiran utnuk memberikan harga awal. Harga awal ini juga digunakan untuk estimasi biaya yang harus dikeluarkan dalam melaksanakan proses order. Penghitungan dengan sistem biaya taksiran : Biaya bahan baku taksiran
Rp xxx
Biaya spesifikasi khusus taksiran
Rp xxx
Biaya tenaga kerja taksiran
Rp xxx
Harga pokok produk taksiran
Rp xxx
Dengan diketahui harga pokok produk taksiran jumlah tersebut diberikan oleh bendahara kepada penanggung jawab order untuk mengerjakan order tersebut. Dalam sistem biaya taksiran, dasar yang digunakan dalam penentuan aturan fisik terbatas pada pengalamam produksi masa lalu (mulyadi 1997 : 382). Dengan berdasar pada pengalaman produksi dapat dengan mudah menentukan taksir biaya bahan baku. Untuk penentuan biaya spesifikasi khusus taksiran dan biaya tenaga kerja taksiran lebih sulit karena biaya spesifikasi yang baru sehingga harus mengetahui kondisi pasar.
Harga pokok produk taksiran
Rp xxx
Biaya lain-lain taksiran
Rp xxx
Biaya total taksiran
Rp xxx
Laba yang diharapkan
Rp xxx
Biaya bagi konsumen
(Rp xxx)
Penaksiran pada biaya spesifikasi khusus menjadi perhitungan utama karena bersifat lebih fleksibel dari biaya lainnya. Jika bahannya harus dibeli dari waktu ke waktu dan harganya tergantung pada keadaan harga pasar penaksiran dapat dilakukan \ didasarkan pada daftar harga yang dipublikasikan.
Harga pokok produk taksian
Rp xxx
Harga pokok produk sesungguhnya
Rp xxx
Selisih lebih atau kurang
Rp xxx
Dengan mendasarkan pada kartu harga pokok produk dapat diketahui besarnya harga pokok produk sesungguhnya. Jika terjadi selisih pada modal yang diberikan untuk pengerjaan order yang tertuang dalam harga pokok produk taksiran maka selisih tersebut harus dikembalikan (jika selisih lebih) dan diminta tambahan modal (jika selisih kurang).
I. Penghitungan rugi laba
Untuk mengetahui suatu order menghasilkan laba atau tidak, penggunaan metode harga pokok pesanan sangat efektif melalui kartu harga pokok produk Harga jual pada konsumen
Rp xxx
Total harga pokok produk
(Rp xxx)
Rugi laba kotor
Rp xxx
Biaya lain-lain
(Rp xxx)
Rugi laba bersih
Rp xxx
J. Contoh kasus operasional Maxima Creative menerima order pembuatan jam oleh Universitas Setia Budi Surakarta. Jumlah order tersebut dengan klasifikasi : 1. Jumlah 100 buah 2. Gambar ada dalam kertas foto 3. Waktu pengerjaan 2 minggu 4. Dana estimasi Rp 40.000,- / buah Penghitungan : Biaya bahan baku taksiran : Biaya edit dan setting Koreksi gambar (20 x 20 x 2,5) x 1 Rp 1.000,Koreksi warna (20 x 20 x 2,5) x 1
Rp 1.000,-
Kreasi (200 x 5) x 100
Rp 1.000,-
Total
Rp 3.000,-
Biaya cetak Cass
Rp 5.000,-
Cetak (12.000 x 100)
Rp 1,200.000,-
Total
Rp 1.205.000,-
Biaya spesifikasi khusus taksiran Jam (100 bh @ Rp 10.000,-)
Rp 1.000.000,-
Aksesori (100 bh @ Rp 2.500,
Rp 250.000,-
Total
Rp 1.250.000,-
Biaya tenaga kerja taksiran (10 % x 2 biaya di atas) Taksiran harga pokok produk total
Rp 245.800,Rp 2.703.800,-
Laba yang diharapkan Harga jual konsumen
Rp 270.380,Rp 2.974.180,-
Total biaya taksiran sebesar Rp 1.842.500,- diberikan kepada penanggungjawab order untuk dikerjakan.
Penghitungan : Biaya bahan baku Biaya edit dan setting Koreksi gambar
Rp 1.000,-
Koreksi warna
Rp 1.000,-
Kreasi
Rp 1.000,-
Total Biaya cetak
Rp 3.000,-
Cass
Rp 4.000,-
Cetak
Rp 1.200.000,-
Potongan 10 %
(Rp 120.400,-)
Total
Rp 1.083.600,-
Biaya spesifikasi khusus Jam
Rp 900.000,-
Potongan 5 %
(Rp 45.000,-)
Aksesori jam
Rp 100.000,-
Total
Rp 955.000,-
Biaya tenaga kerja
Rp 204.160,-
Harga pokok produksi total
Rp 2.245.760,-
Harga pokok produksi taksir
(Rp 2.703.800,-)
Selisih lebih
Rp 458.040,-
Selisih lebih dikembalikan oleh penanggung jawab order pada bendahara dengan disertai kartu harga pokok.
Harga jual konsumen
Rp 2.974.180,-
Total harga pokok produk
(Rp 2.245.760,-)
Rugi laba kotor
Rp 728.420,-
Biaya lain-lain
(Rp 50.000,-)
Rugi laba bersih
Rp 678.420,-
BAB III TEMUAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Penulis memperoleh berbagai temuan sebagai berikut : 1. Maxima Creative menerapkan aplikasi metode harga pokok pesanan pada divisi foto editing
2. Aplikasi metode harga pokok pesanan mendasarkan pada keputusan manajemen. 3. Harga pokok produk tersebut terbagi dalam kategori taksiran dan asli. 4. Manajemen biaya mendasarkan pada proses order. 5. Pencatatan biaya berdasar pada kartu harga pokok produk 6. Otorisasi pengerjaan order diberikan pada satu orang selaku pelaksana / penanggung jawab order. 7. Keputusan manajemen bersifat jangka pendek dalam pelaksanaan / operasional usahanya.
KELEBIHAN Dari temuan tersebut Penulis mencermati adanya kelebihan dan kekurangan sebagai berikut : 1. Aplikasi metode harga pokok pesanan yang didasarkan pada keputusan manajemen lebih dapat menyesuaikan kondisi perusahaan tersebut. 2. Sistem otorisasi tunggal dalam pengerjaan order mampu secara cermat mengetahui kekurangan dan kelebihan dari proses order yang dilakukan. 3. Struktur organisasi terpusat pada Maxima Creative mempermudah kontrol operasional usaha. 4. Sistem yang dijalankan Maxima Creative terutama dalam bidang foto editing
didukung
menguntungkan.
dengan
sistem
kerja
sama
yang
saling
5. Keputusan jangka pendek lebih tepat diarahkan pada produk baru Maxima Creative pada bidang foto editing ini.
KEKURANGAN 1. Otorisasi tunggal sangat riskan terjadi penyimpangan dana yang diberikan oleh bendahara kepada penanggungjawab order. 2. Pencatatan dilakukan hanya menggunakan kartu harga pokok produksi sangat kurang dalam hal bukti transaksi ynag lain. 3. Biaya tenaga kerja yang hanya diutamakan pada bagian produksi sangat memberatkan bagian yang lain seperti bagian akunting dan marketing. 4.
Biaya selain biaya produksi selalu dimasukan dalan biaya lain-lain sehingga kurang jelas pengertiannya.
5. Setiap rencana jangka pendek yang telah disusun tidak ditindaklanjuti dengan rencana jangka panjang sehingga arah ke depan dalam operasional usaha ini masih mengambang. 6. Sistem taksiran hanya ada pada harga pokok produksi tetapi tidak pada biaya lain yang memungkinkan terjadi pembengkakan biaya karena kondisi ekonomi yang labil.
BAB IV PENUTUP
SARAN Saran Penulis bagi Maxima Creative sebagai berikut : 1. Biaya tenaga kerja tidak hanya diutamakan pada bagian produksi tetapi juga bagian marketing dan akunting. 2. Pencatatan tidak hanya berdasar pada kartu harga pokok tetapi ada bukti pencatatan / transaksi lainnya.
3. Keputusan manajemen sebaiknya juga meluas pada keputusan jangka panjang sepeti sistem marketing dan sistem sellingnya.