“PENGARUH PENERAPAN METODE OUTDOOR LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN LINGKUNGAN HIDUP”. Ririn Nawawi, Asri Arbie, M.Si, Sunarti Sully Eraku, M.Pd Jurusan Fisika, Program Studi S1. Pend. Geografi F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email:
[email protected]
ABSTRAK
Pengaruh Penerapan Metode Outdoor Learning Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Pokok Bahasan lingkungan hidup. Skripsi, Program Studi SI Pendidikan Geografi, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen di SMA Negeri I Kabila Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan minat belajar siswa pada kelas yang menggunakan Metode Outdoor Learning dengan minat belajar siswa pada kelas yang yang tidak menggunakan Metode Outdoor Learning, yang melibatkan kelas eksperimen (XI1) dan kelas kontrol (XI2) dengan jumlah siswa keseluruhan 60 orang. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-Posttest Control Group Design. Metode yang digunakan adalah metode outdoor learning dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui angket. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik uji kesamaan dua rata-rata, dengan pendekatan yang digunakan adalah pengujian validitas, realibilitas, dan uji t. Dari hasil pengujian hipotesis di dapatkan t hitung > t tabel yaitu 2.73 > 2,00. Sehingga dari hasil ini menunjukkan bahwa terdapat Perbedaan minat belajar siswa antara kelas yang menggunakan metode outdoor learning dan Kelas Yang Tidak Menggunakan metode outdoor learning Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi. Kata Kunci : Outdoor learning, Minat Belajar Siswa, lingkungan hidup.
PENDAHULUAN Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh dan untuk menarik minat siswa diperlukan suatu model atau metode pembelajaran yang mampu membuat siswa kembali aktif,
bergairah dalam mengikuti proses pembelajaran dan dapat
memahami materi yang disajikan. Salah satu cara untuk menarik minat siswa yang dapat diterapkan guru dalam proses pembelajaran adalah dengan melakukan kegiatan pembelajaran di luar kelas. Pembelajaran dengan menggunakan metode Outdoor akan mendorong terjadinya proses belajar yang saling membelajarkan dan sharing pengalaman. Dalam prosesnya terjadi interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru sehingga siswa akan mampu mengembangkan dan membentuk pengetahuan secara benar. Metode
outdoor
learning
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan
kemampuan belajar siswa mengenai lingkungan. siswa dapat mendalami materi melalui objek-objek yang ada di luar kelas. Metode outdoor yang diterapkan dalam settingan cooperative learning dapat membantu menumbuhkan sikap kerjasama siswa, selain itu dapat mendorong siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki serta membangun keterampilan sosial dan personal yang lebih baik. Tujan Penelitian Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui perbedaan penggunaan metode outdoor learning terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran geografi. antara kelas yang menggunakan metode outdoor learning dan kelas yang tidak menggunakan metode outdoor learning.
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Tinjauan Tentang Minat Belajar Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan
akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya Slameto (2003:180) Minat adalah kecenderungan yang tepat untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan (Slameto, 2010:57). Fungsi Minat dalam Pembelajaran Fungsi minat belajar pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk mempelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani
tujuan-tujuannya,
memuaskan
kebutuhan-kebutuhannya.
Dalam
hubungannya dengan pemusatan perhatian, minat mempunyai peranan dalam melahirkan perhatian yang serta merta, memudahkan terciptanya pemusatan perhatian, dan mencegah gangguan perhatian dari luar.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian yang didapat adalah berupa skor minat belajar siswa yang diperoleh dengan menggunakan angket minat belajar. Sebelum kelas eksperimen maupun kontrol diberikan perlakuan, kedua kelas diberikan pretest (angket awal) setelah diberikan perlakuan yaitu untuk kelas eksperimen dengan pembelajaran menggunakan metode metode outdoor learning dan kelas kontrol tidak menggunakan metode outdoor learning maka kedua kelas tersebut diberikan postest (angket akhir). Deskripsi Keterlaksanaan Pembelajaran Lembar Observasi keterlaksanaan kegiatan guru dalam proses belajara mengajar diamati dan dinilai dengan mengunakan lembar observasi kegiatan guru yang telah dipersiapkan oleh peneliti.
Deskripsi Keterlaksanaan Pembelajaran Lembar Observasi keterlaksanaan kegiatan guru dalam proses belajara mengajar diamati dan dinilai dengan mengunakan lembar observasi kegiatan guru yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Observasi terhadap keterlaksanaan kegiatan guru dalam proses belajar mengajar difokuskan pada 13 aspek pada kelas control sedangkan pada kelas eksperimen sebanyak 18 aspek pembelajaran materi lingkungan hidup dengan mengunakan model pembelajaran Kooperatif metode outdoor learning untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tanpa metode outdoor learning. Analisis Data Hasil Penelitian Pengujian Normalitas Data Pengujian normalitas data ini adalah syarat yang harus dipenuhi pada analisis statistik. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil penelitian terdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini dikelompokkan dalam dua bagian yaitu : a. Pengujian normalitas data untuk kemajuan minat belajar Berdasarkan perhitungan pada lampiran 9 diperoleh data kemajuan minat belajar kelas eksperimen diperoleh x 2 = 5.729 untuk taraf nyata = 0,05 dan n = 30 diperoleh nilai x 2
daftar
sebesar 9.488. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa hipotesis H 0 diterima karena x 2 x 2 daftar , ini berarti sampel tersebut berdistribusi normal. b. Pengujian normalitas data kelas kontrol untuk kemajuan minat belajar Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 9 diperleh data kemajuan minat belajar kelas kontrol diperoleh x 2 2 = 4.719 untuk taraf nyata = 0,05 dan n = 30 diperoleh nilai x 2
daftar
sebesar 9.488. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa hipotesis H 0 diterima karena x 2 x 2 daftar , ini berarti sampel tersebut berdistribusi normal. Pengujian Homogenitas Varians
Berdasarkan hasil pada lampiran 10 diperoleh F nilai F
tabel
= 2.41 Karena F hitun 1.28 = < F
daftar
hitung
sebesar 1.28 dan
= 2.41, maka hipotesis H0
diterima artinya kedua varians homogen. Pengujian Hipotesis Berdasarkan perhitungan pada lampiran 11 diperoleh, =2.00 Karena
>
= 2.73 dan
, maka hipotesis H 0 ditolak dan H a diterima,
sehingga sesuai dengan uji statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara minat belajar siswa yang menggunakan menggunakan metode metode outdoor learning dan kelas yang tidak menggunakan metode outdoor learning. Dari hasil perhitungan pengujian hipotesis ini, maka dapat digambarkan daerah penerimaan hipotesis pada gambar 1.
Penerimaan H1
Ho
-2, 00
-3,89
H1 +2, 00
0
2,73
2,02
Gambar 1. Daerah Penerimaan Hipotesis Pembahasan Tahap awal yan dilakukan adalah menyiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data yaitu angket minat belajar yang dapat dilihat pada (lampiran 4) sebelum insrtrumen digunakan, terlebih dahulu divalidasi oleh dosen ahli dengan tujuan apakah instrumen tersebut valid dan layak untuk digunakan. Pengujian ini diberikan pada kelas XI 2 merupakan kelas perlakuan.
yang bukan
Pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan lembar observasi keterlaksanaan kegiatan guru dalam proses pembelajaran yang dapat dilihat pada
Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran
gambar 2 dan 3.
80 70 60 50 40 30 20 10 0
72.22
54.16
22.22
20.83 2.770
SB
B
0 0
C
K Pertemuan I Pertemuan II
Gambar 2. Distribusi Hasil persentase keterlaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen
Dari
gambar
2
diatas,
menggambarkan
bahwa
keterlaksanaan
pembelajaran pada kelas kontrol yang menggunakan Metode outdoor learning, sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat hasil persentase kriteria baik dan baik sekali dari pertemuan I sampaidan
yang memiliki rata-rata persentase
Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran
tertinggi.
80 70 60 50 40 30 20 10 0
69.23 51.92
15.38
SB
23.07 7.69 B
C
0
0 0 K Pertemuan I Pertemuan II
Gambar 2. Distribusi Hasil persentase keterlaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol
Dari gambar 2 menjelaskan bahwa, keterlaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol yang tidak menggunakan Metode outdoor learning, sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat hasil persentase kriteria baik dan baik sekali dari pertemuan I sampai dan yang memiliki rata-rata persentase tertinggi. Dari gambar 3 menggambarkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol yang menggunakan Metode outdoor learning, sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat hasil persentase kriteria baik dan baik sekali dari pertemuan I sampaidan yang memiliki rata-rata persentase tertinggi. Berdasarkan hasil penelitian baik pretest maupun postest (lampiran 6), untuk kelas eksperimen yang menggunakan metode outdoor learning untuk posttest lebih tinggi dari kelas kontrol yang tidak menggunakan metode outdoor
Persentase Rata-Rata Minat Belajar Siswa
learning. Secara rinci dapat digambarkan rata-rata minat belajarnya dalam gambar 120 96.67
100
80.56
80 60
54.14 53.7
40 20 0 Pretest
Posttes
4. Gambar 4. Distribusi rata-rata minat belajar
Kelas Eksperimen kelas Kontrol
kelas eksperimen dan kontrol
(pretest, postest).
Persentase skor rata-rata minat belajar siswa untuk kelas eksperimen pada pretest lebih tinggi dari kelas kontrol dengan selisih 0.44 % sedangkan untuk
posttest kelas eksperimen memperoleh skor tertinggi dari kelas kontrol dengan selisih 16.10, hal ini karna penggunaan metode outdoor learning. Topik materi yang telah diajarkan pada siswa yaitu materi lingkungan hidup sedangkan metode outdoor adalah metode guru mengajak siswa keluar kelas untuk melihat peristiwa langsung dilapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. dengan mengajak siswa keluar kelas, dapat membuat siswa merasa nyaman dan bebas berada dialam (sekitar lingkungan sekolah). Contohnya Siswa dapat mengetahui hubungan antara komponen-komponen lingkungan hidup tanpa menghayal karna saat siswa berada dilingkungan sekolah, itu merupakan suatu proses belajar yang tanpa disadari. Hal ini menyebabkan minat siswa siswa pada kelas eksperimen menjadi tinggi, karna pembelajaran diluar kelas yang membawa siswa untuk lebih santai dan lebih banyak berekspresi. Dibandingkan dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan metode outdoor learning, siswa merasa jenuh berada didalam kelas karna dan dari kejenuhan akan timbul rasa malas untuk b
elajar.
Dari hasil pretest dan postest yang didapat, diperoleh kemajuan minat
Persentase Kemajuan Minat Belajar Siswa
belajar berdasarkan tiap indikator yang disajikan pada gambar 5. 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
46.58 39.47
42.32
30.99
28.05 23.03
Partisipasi
Perhatian
Perasaan senang
Indikator Minat
Eksperimen Kontrol
Gambar 5. Distribusi persentase skor kemajuan minat belajar siswa tiap indikator minat pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Persentase skor rata-rata kemajuan minat belajar siswa pada ketiga indikator, untuk kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, hal ini dipengaruhi oleh penggunaan metode outdoor learning pada kelas eksperimen. Rasa senang adalah indikator yang memiliki persentase tertinggi dari keiga indikator, hal ini membuktikan bahwa siswa lebih senang untuk belajar diluar kelas dalam artian siswa labih suka pembelajaran yang langsung menghubungkan dengan keadaan sebenarnya. Materi tentang lingkungan hidup seperti, pada tujuan pembelajaran yang kedua yaitu mendaftarkan komponen-komponen lingkungan hidup, siswa langsung melihat seperti apa komponen-komponen lingkungan hidup yang ada dilingkungannya. Persentase rata-rata kemajuan minat belajar siswa berdasarkan jenis
Kemajuan Minat Belajar Siswa
kelamin antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, dapat dlihat pada gambar 6. 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
44.07
41.18 27.75
25.98
Laki-laki
Perempuan Jenis Kelamin
Eksperimen Kontrol
Gambar 6. Distribusi persentase skor kemajuan minat belajar siswa berdasarkan jenis kelamin pada kelas kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Gambar 6 menunjukan bahwa, minat laki-laki lebih besar dari minat perempuan baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, untuk kelas eksperimen minat laki-laki lebih besar dari minat perempuan karna pengaruh penggunaan metode outdoor learning yang digunakan, siswa laki-laki lebih menyukai proses pembelajaran yang berada diluar
kelas dibanding dengan perempuan karna perempuan lebih suka duduk dan diam didalam kelas. Osborne (dalam Bae, 2003 :15) menyatakan bahwa, salah satu faktor yang mempengaruhi minat siswa dalam ilmu pengetahuan adalah pengaruh jenis kelamin yaitu konsekuensi dari sosialisasi budaya yang menawarkan anak perempuan lebih sedikit kesempatan untuk berurusan dengan perangkat teknologi dari anak laki-laki. Dalam peneltian ini tidak menggunakan perangkat teknologi dan hasilnya adalah tetap laki-laki memiliki minat yang tinggi dari perempuan. Hal ini terjadi karna dalam metode outdoor learning siswa laki-laki lebih menyukai proses pembelajaran yang berorientasi diluar kelas dibanding anak perempuan. Secara keseluruhan distribusi skor kemajuan minat belajar dari kedua kelas menunjukkan bahwa skor rata–rata kemajuan minat belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, seperti terlihat pada
Persentase Rata-rata Kemajuan Minat Belajar Siswa
gambar 7. 45 40 35 30 25 20 15
10 5 0 Eksperimen
Kontrol Kelas perlakuan
Gambar 7. Distribusi skor rata – rata kemajuan belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Gambar 7, membuktikan bahwa rata – rata kemajuan minat belajar untuk kelas eksperimen sebesar 43.53 dan pada kelas kontrol sebesar 26.86. Dengan
selisih skor rata – ratanya sebesar 15.67. Hal ini disebabkan pada kelas eksperimen menggunakan metode outdoor learning. Metode outdoor learning adalah metode dimana guru mengajak siswa di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung dilapangan dengan tujuan siswa dapat mengamati, dan nemperhatikan secara langsung peristiwa yang ada dilingkungan. Pembelajaran seperti ini membuat siswa tidak merasa bosan karna pembelajaran dilaksanakan diluar kelas dapat membuat siswa merasa nyaman dan santai, karna dengan pengalaman dilapangan mereka memperoleh banyak informasi dan tanpa disadari mereka melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar dibandingkan dengan kelas yang tidak menggunakan metode outdoor learning, siswa merasa jenuh berada didalam kelas dan hanya menggunakan bahan ajar sebagai sumber belajar. Berdasarkan uraian di atas, maka kelas yang menggunakan metode outdoor learning memperoleh skor minat belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang tidak menggunakan metode outdoor learning
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan terdapat perbedaan antara minat belajar siswa pada mata pelajaran geografi, pada kelas eksperimen menggunakan metode outdoor learning dan pada kelas kontrol tidak menggunakan metode outdoor learning. Hal ini sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa nilai =2.00 dimana
lebih besar dari
dan
= 2.73 dan tidak berada pada
daerah penerimaan yaitu = -2,00 sampai dengan + 2,00 maka hipotesis H 0 ditolak dan H a diterima. Berdasarkan hal tersebut, metode outdoor learning berpengruh terhadap minat bekajar siswa.
Saran 1. Metode penelitian ini kiranya dapat menjadi referensi baik bagi guru maupun pembaca dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa khususnya pada mata pelajaran geografi. 2. Metode outdoor learning hendaknya dapat diterapkan kepada mata pelajaran geografi dan mata pelajaran lainnya sebagai alternatif untuk mencegah kebosanan pembelajaran di dalam kelas.
DAFAR PUSTAKA Arikunto, Suharisimi. 2009.Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta Ary, Dkk. 2011. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Terjemahan Oleh Arif Furchan . Yogyakarta : Pustaka Pelajar. BAE , Minjung. 2003. Minat dalam ilmu pendidikan. Jurnal dalam ilmu pendidikan
(online),
Jilid
5
No.4.
http://edt2.educ.msu.edu/DWong/Archive-ProsemRDP/CEP900F04RDP/Bae-Interest&Sciensce.htm. diakses 9 Mey 2013. Slameto.2010. Belaja Dan Fator-Faktoryang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana, Nana. 2005. Metoda Statistika, Bandung : Tarsito. Sugiyono.2008.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabet Sugiyono.2008.Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung : CV. Alfabeta. Suprijono, Agus.2011. Cooperative Learning Teoro dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sudaryono. Dkk. 2013. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Syawiji, Kim cakhyanyo. 2009. Metode Outdoor Learning Dan Peningkatan Ninat Belajar Aritmetika Sosial. DINAMIKA Vol. 9 N0.1 Juli 2009. (http://isjd.pdii.lipi.go.id. Di akses tanggal 2011)