ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KETEPATAN WAKTU PENGGUNAAN OBAT DI PUSKESMAS GADANG HANYAR KOTA BANJARMASIN Noor Ainah1; Erna Prihandiwati2;Ade Syarif Hakim3 Obat digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan, pada saat yang tepat dan dalam jangka waktu terapi yang sesuai anjuran. Petunjuk pemakaian penting diperhatikan adalah waktu yang tepat untuk minum obat, agar didapatkan efek terapi atau khasiat yang diinginkan. Minum obat tidak sesuai aturan yang telah ditentukan akan berakibat kegagalan terapi maupun timbulnya racun yang lebih berbahaya. Penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien tentang ketepatan waktu penggunaan obat di Puskesmas Gadang Hanyar Kota Banjarmasin. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei bersifat deskriptif dengan tujuan mengetahui tingkat pengetahuan pasien tentang ketepatan waktu penggunaan obat di Puskesmas Gadang Hanyar Kota Banjarmasin. Sampelnya adalah pasien yang berobat di Puskesmas Gadang Hanyar Kota Banjarmasin yang berusia 17 tahun keatas. Teknik pengambilan data menggunakan kuesioner dengan cara wawancara langsung. Teknik analisis data menggunakan teknik univariat. Hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Gadang Hanyartanggal 7 Mei 2013 sampai dengan 29 Mei 2013, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan pasien tentang ketepatan waktu penggunaan obat di Puskesmas Gadang Hanyar Kota Banjarmasin yakni Baik 20 %, Cukup 20 %, Kurang 60%, tingkat pengetahuan pasien kurang. Kata Kunci : Pengetahuan, Pasien, Ketepatan Waktu Penggunaan Obat
ABSTRACT KNOW LEDGE LEVEL OF THEPATIENT TIME LINE SSOF DRUGUSEIN THE CITY HEALTH GADANG HANYAR BANJARMASIN Noor Ainah1; Erna Prihandiwati2;Ade Syarif Hakim3 Drugs used in accordance with instructions for use, at the right time and in the period of treatment as recommended. User is important to note is the right time to take medication, in order to have a therapeutic effect or desired efficacy. Taking medication not in accordance with regulations prescribed will result in treatment failure and the emergence of a more dangerous side effects. This study to determine the level of patients' knowledge about the timeliness of drug use in health centers Gadang Hanyar Banjarmasin. This research is a descriptive survey research in order to know the level of patients' knowledge about the timeliness of drug use in health centers Gadang Hanyar Banjarmasin. Sample of patients who seek treatment at the health center of Banjarmasin Gadang Hanyar aged 17 years and older.Data retrieval technique using a questionnaire by direct interview.Analysis using univariate techniques. Results of research that has been conducted in PHC Tower Hanyar dated May 7, 2013 until May 29, 2013, it can be concluded that the level of patients' knowledge about the timeliness of drug use in city health centers Gadang Hanyar Banjarmasin which a good 20%, just 20%, less 60%, level of knowledge about the patient.
Keywords : Knowledge, Patient, Timeliness of Drug Use
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG Kesehatan
adalah keadaan sejahtera
badan,
jiwa, dan sosial
yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi bagi yang belum memasuki usia kerja, anak dan remaja, atau bagi yang sudah tidak bekerja (pensiun) atau usia lanjut, berlaku produktif secara sosial yakni mempunyai kegiatan. Kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat ialah upaya kesehatan. Upaya mewujudkan kesehatan tersebut dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek kuratif (pengobatan penyakit) dan aspek rehabilitatif (pemulihan kesehatan setelah sembuh dari sakit atau cacat). Peningkatan kesehatan mencakup dua aspek, yaitu aspek preventif (pencegahan penyakit) dan aspek promotif (peningkatan kesehatan itu sendiri) (Notoatmodjo, 2007). Kesehatan
masyarakat
adalah
ilmu
dan
seni
mencegah
penyakit,
memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, serta meningkatkan efisiensi.
Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir yang diarahkan pada
peningkatan, pemeliharaan, dan perlindungan kesehatan bukan hanya untuk penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan (Mubarak, 2012). Pelayananan kefarmasian pada saat ini telah berubah paradigmanya dari orientasi obat kepada pasien yang mengacu pada asuhan kefarmasian (Pharmaceutical
Care). Apoteker/ Asisten Apoteker sebagai tenaga farmasi dituntut untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan dan perilaku agar dapat berinteraksi langsung dengan pasien sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut. Masyarakat yang mengalami sakit biasanya akan datang ke Puskesmas untuk berobat. Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat. Kecamatan sehat mencakup 4 indikator utama, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu dan derajat kesehatan penduduk. Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat mandiri dalam hidup sehat (Depkes, 2011). Mewujudkan derajat kesehatan di masyarakat obat memiliki peranan sangatlah penting, karena obat merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam penyembuhan suatu penyakit. Obat adalah suatu zat yang digunakan untuk diagnose pengobatan, melunakkan, menyembuhkan atau mencegah penyakit pada manusia atau pada hewan. Meskipun obat dapat menyembuhkan tapi banyak kejadian yang mengakibatkan seseorang menderita akibat keracunan obat. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa obat dapat bersifat sebagai obat dan juga dapat bersifat sebagai racun. Obat akan bersifat sebagai obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan atau dengan kelewat dosis akan menimbulkan keracunan. Bila dosisnya lebih kecil, maka tidak diperoleh efek penyembuhan. Penggunaan obat perlu diketahui efek obatnya, penyakit apa yang diderita, berapa dosisnya serta kapan dan dimana obat itu digunakan. Batas jarak sebagai obat dan racun adalah pendek, hal ini tergantung dari cara pemakaian dan dosisnya.Setiap
obat yang diberikan pada pasien yang sakit memiliki efek yang berbeda (Anief,M, 2007). Ketepatan waktu penggunaan obat adalah, misalnya berapa kali obat digunakan dalam sehari, apakah diwaktu pagi, siang, sore, atau malam dan dalam hal ini termasuk apakah obat diminum sebelum atau sesudah makan. Lama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih ada atau harus dihabiskan meskipun sudah terasa sembuh. Obat antibiotika harus dihabiskan untuk mencegah timbulnya resistensi (Depkes, 2011). Obat digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan, pada saat yang tepat dan dalam jangka waktu terapi yang sesuai dengan anjuran. Petunjuk pemakaian oral (pemberian obat melalui mulut) adalah acara yang lazim, karena sangat praktis, mudah, dan aman. Penting diperhatikan adalah minum obat dengan segelas air. Waktu yang tepat untuk minum obat, agar didapatkan khasiat maksimal dari obat. Obat tidak terserap dengan maksimal menyebabkan dosis berkurang, sehingga penyakit menjadi kebal. Pasien terlupa minum obat, maka minumlah dosis yang terlupa segera setelah ingat, tetapi jika hampir mendekati dosis berikutnya, maka abaikan dosis yang terlupa dan kembali ke jadwal selanjutnya sesuai aturan, jangan pernah menggunakan dua dosis sekaligus atau dalam waktu yang berdekatan. Realitanya hampir sebagian besar orang yang menderita sakit akan melakukan usaha untuk menghilangkan atau mengurangi rasa sakit yang dideritanya. Namun tidak sedikit orang yang melakukan usaha penyembuhan tersebut gagal mematuhi prosedur terapi yang disarankan petugas kesehatan dan farmasis, sehingga berakibat pada kegagalan terapi maupun timbulnya efek samping yang lebih membahayakan dari sakit yang dideritanya.
Penelitian ini dilakukan di puskesmas Gadang Hanyar Kota Banjarmasin karena banyaknya pasien yang berobat di Puskesmas tersebut dan pasien yang belum memahami tentang ketepatan waktu penggunaan obat disebabkan masyarakat menengah kebawah yang berobat di Puskesmas Gadang Hanyar, maka semakin sulit mereka menerima informasi dan kurang mendapatkan pengetahuan tentang ketepatan waktu penggunaan obat, serta kurang jelasnya informasi yang diberikan oleh tenaga kefarmasiaan terutama untuk tentang ketepatan waktu penggunaan obat. Atas dasar ini maka, peneliti tertarik untuk membahas mengenai tingkat pengetahuan pasien tentang ketepatan waktu penggunaan obat di Puskesmas Gadang Hanyar Kota Banjarmasin.