ABSTRAK
PERSEPSI WANITA YANG MELAKUKAN VAGINOPLASTY SETELAH MELAHIRKAN DIKECAMATAN DULLAH SELATAN KOTA TUAL TAHUN PERIODE 2011-2013” Endang Rosinggi Vaginoplasty merupakan bagian dari bedah plastik yang dilakukan pada liang kemaluan wanita (vagina) yang bertujuan untuk memperketat otot vagina dan jaringan otot penyangga sekeliling vagina. Pasien yang melakukan vaginoplasty adalah pasien yang pernah melahirkan dan melakukan aborsi, mereka ingin mempertahankan pernikahan dan untuk memenuhi tuntutan pasangan. Kecamatan Dullah Selatan, tercatat wanita yang melakukan vaginoplasty setelah melahirkan sebanyak 12 orang pada tahun 2011, 2012 sebanyak 16 orang dan pada tahun 2013 sebanyak 11 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi wanita yang melakukan Vaginoplasty setelah melahirkan berdasarkan pengetahuan, dan penyebab melakukan vaginoplasty (aborsi dan seringnya melahirkan). Jenis penelitian desain yang kualitatif yang sifatnya mengeksplorasi informasi. dari Informan biasa 8 orang dan informan kunci 1 orang sehubungan dengan Vaginoplasty pada wanita yang telah melahirkan melalui wawancara mendalam. Hasil menunjukkan bahwa pengetahuan wanita yang melakukan vaginoplasty setelah melahirkan sudah cukup baik. Aborsi yang dilakukan oleh informan ada yang disengaja karena alasan pekerjaan. Seringnya melahirkan dan penanganan persalinan yang kurang baik mengakibatkan vagina wanita muda rusak sehingga melakukan vaginoplasty alasan memperbaiki vaginanya demi keselamatan, kesehatan ibu dan keharmonis dalam rumah tangga . Sebaiknya wanita memprogramkan anak yang akan dilahirkan. Dengan batasan dua anak cukup, wanita-wanita masih cukup percaya diri dengan daya pikat mahkotanya. Kata kunci
: Pengetahuan, penyebab vaginoplasty (aborsi, dan seringnya melahirkan) operasi selalu ada efek sampingnya dan efek Pendahuluan Vaginoplasty merupakan bagian dari samping yang paling sering terjadi adalah bedah plastik yang dilakukan pada liang infeksi (Ayub, 2010). kemaluan wanita (vagina). Vaginoplasty Vaginoplasty memang dapat operasi yang bertujuan untuk memperketat dilakukan dengan alasan medis, yaitu otot vagina dan jaringan otot penyangga apabila wanita merasa sakit saat sekeliling vagina. Prosedur ini telah mulai berhubungan seksual. Rasa sakit ini dilakukan sejak abad ke-19 dan terus disebabkan karena adanya gangguan pada berkembang sampai saat ini. bentuk atau otot vagina. Vaginoplasty tidak asing didengar American College of Obstetricians tetapi yang belum mengetahuinya tidak ada dan Gynecologists (ACOG) salahnya untuk mengetahui hal tersebut. memperingatkan bahaya vaginoplasty dan Umumnya proses perbaikan berlangsung prosedur peremajaan vagina lainnya, selama 1-2 jam tergantung dari kasus yang penyebab wanita melakukan vaginolasty ditanganinya. Pada dasarnya setiap tindakan
karena faktor usia, pengetahuan, aborsi, dan sering melahirkan (Ayub,J, 2010) Kebanyakan yang melakukan operasi vaginoplasty adalah kaum wanita yang pernah aborsi dan melahirkan. Mereka umumnya berpendapat vagina yang sudah penah dilewati bayi akan membesar dan kecil kemungkinan kembali normal. Karena saat itu vagina habis dilewati bayi sehingga ukurannya tidak normal. Dengan begitu hasil yang diberikan tentu takkan sempurna. Selain memerlukan jahitan lebih banyak, pasien lebih sakit dan proses penyembuhannya pun lama. Wanita yang telah pernah melahirkan, biasanya akan mengalami perubahan anatomis yang bisa mengganggu, seperti bentuk tubuh yang semakin berisi, panggul semakin lebar, dinding vagina yang mulai kendor, sulit mengontrol kencing (Stress Urinary Incontinance). Vagina yang mulai kendur tersebut disebabkan oleh melemahnya struktur pendukung bangunan vagina. Pada vagina kendur, ototnya menjadi kendur, longgar, tonus, kekuatan dan kendalinya buruk.Diameter vagina interna dan eksterna membesar.Otot perineum melemah dan pendukungnya melemah. Perubahan-perubahan tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kepada kenikmatan hubungan seksual (Pudiastuti, R, M. 2010) Data National Health Service (NHS) Inggris tahun 2011 menunjukkan peningkatan 70 persen jumlah wanita yang melakukan labiaplasty dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Terdapat 1.118 operasi di tahun 2010 dibandingkan dengan 669 pada tahun 2009, dan 404 pada tahun 2008. Dan beberapa klinik di Inggris, salah satu penyedia layanan bedah kosmetik terkemuka telah melakukan 15 operasi vagina tahun ini dan memprediksikan akan menyelesaikan 90 operasi lagi selama periode 12 bulan.
Jumlah tersebut meningkat 58 persen, yang mulanya hanya 57 operasi (Ratna, 2013). The American College of Aesthetic Plastic Surgeons (ACAPS) melaporkan 2.140 wanita melakukan operasi tersebut pada tahun 2010. International Society of Aesthetic Plastic Surgeons mengatakan dua kali lebih banyak telah dilakukan di AS setiap tahunnya, hampir 5.200 orang (Ratna, 2013) Seorang ahli Obstetrics and Gynecology asal Yogyakarta, dr. Ova Emilia, SpOG, M.MEd, Ph.D., membantu memberdayakan wanita dengan pengetahuan mengenai keuntungan dan efek yang ditimbulkan vaginoplasty, karena di Indonesia jumlah yang tercatat hampir 4.000 orang pertahunnya, itupun masih banyak dari daerah lain yang belum tercatat. Operasi terbagi menjadi dua kategori, yaitu labiaplasty vagina (designer vagina procedures) , yang memperpendek labia bagian dalam yang menonjol, dan Vaginoplasty untuk memperketat dinding vagina. Kebanyakan pasien yang melakukan vaginoplasty adalah pasien yang datang rata-rata berusia antara 25 dan 40 tahun, namun paling banyak 30-35 tahun. Sebagian besar dari mereka ingin mempertahankan pernikahan dan untuk memenuhi tuntutan pasangan.Mereka mengaku mendapatkan sensasi dan kepuasan seksual yang lebih baik, termasuk jalinan hubungannya, setelah operasi vaginoplasty (Vera, 2010). Provinsi Maluku tidak berbeda dengan daerah lain di Indonesia, para wanita melakukan vaginoplasty demi menyenangkan pasangannya. Di perkirakan 100 sampai 200 orang melakukan operasi vagina setiap tahunya, itupun masih bisa bertambah karena tidak ada data tertentu yang bisa didapatkan dari tenaga medis yang menangani operasi vaginoplasty . Berdasarkan data dari Kecamatan Dullah Selatan, tercatat wanita yang
melakukan vaginoplasty setelah melahirkan sebanyak 12 orang pada tahun 2011, 2012 sebanyak 16 orang dan pada tahun 2013 sebanyak 11 orang. Salah satu alasan wanita melakukan vaginoplasty karena ingin menyenangkan pasangannya dan untuk menghindari terjadinya perselingkunhan diantara pasangan mereka masing-masing. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan desain penelitianyang kualitatif yang sifatnya mengeksplorasi informasi dan informan sehubungan dengan vaginoplasty pada wanita yang telah melahirkan melalui wawancara mandalam (indepeth interview). Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan Dullah Selatan Kota Tual tahun 2014. Penelitian dilaksanakan tanggal 10-30 Maret 2014. Unit Analisis Peneliti dalam penelitian ini adalah : Informan kunci adalah petugas kesehatan yang berkompeten melakukan vaginoplasty 1 orang . Informan biasa adalah wanita yang telah melahiran dan melakukan vaginoplasty 8 orang. Teknik Pengumpulan Data dengan cara Observasi adalah salah satu teknik dalam pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung, Wawancara mendalam adalah salah satu teknik dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penulisan tugas akhir dengan cara bertanya langsung pada informan. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Informan a. Usia Informan yang diwawancarai mempunyai karakteristik umur yang bervariasi. Usia 1923 tahun sebanyak 1 orang, 24-28 tahun sebanyak 2 orang, 29-33 tahun sebanyak 2 orang dan >34 tahun sebanyak 3 orang. b. Pekerjaan Dalam penelitian ini, informan yang memiliki pekerjaan PNS sebanyak 4 orang dan ibu rumah tangga sebanyak 4 orang. c. Pendidikan
Dari 8 informan, informan yang berpendidikan SMP sebanyak 1 orang, SMA sebanyak 6 orang dan informan yang berpendidikan SI sebanyak 1 orang. A. Fokus Masalah Yang Diteliti a. Pengetahuan 1) Pengetahuan wanita yang sudah melahirkan tentang Vaginoplasty Dari hasil wawancara yang dilakukan selama melakukan penelitian ditemukan bahwa pemahaman ibu tentang Vaginoplasty sudah cukup baik. Ini terlihat dari jawaban informan yang sudah sesuai dengan pengertian Vaginoplasty. ”Itu operasi vagina yang rusak karena melahirkan atau diperkosa” (M R,26 Tahun) „‟Operasi vagina yang biasa dibilang poplas,itu klo seng salah biasa dong bilang popo plasty,iya beta tau itu kaya balon to. (MJ. 47 Tahun) Memperketat vagina “, beta seng tau ibu apa elastis. perbedaan kalau melahirkan yang di tangani oleh bidan itu jahitan hanya sedikit tapi oprasi ini paling banyak baru pake bius lagi, sadar Karena dokter bilang hanya bius lokal (RR ,28 Tahun) Memperbaiki beta pun vagina” beta seng tau apa itu elastis (DU, 19 tahun) ”Vaginoplastyk itu operasi plastik pada liang vagina wanita.” (Ning, 41 Tahun) ”Kasi sempit kemaluan” istilah itu pasti oprasi plasty vagina (MN, 29 Tahun) “Memperbaiki kemaluan/vagina wanita”elastyah itu muda kendor deng mudak rapat (RT,32 Tahun) “Seng tau hanya dokter kasi tau mau perbaiki vagina. ”beta keputihan banyak la pi ke dokter periksa,kata dok harus di operasi operasi
klo seng bisa kena kanker rahim,karena kuman deng virus (LN, 39 tahun) Pemahaman informan tentang vaginoplasty tidak begitu jauh antara informan yang satu dengan informan yang lain. Sebagian informan yang diwawancarai memiliki jawaban yang sama ketika di tanya tentang pengertian Vaginoplasty, Hal ini sesuai informasi yang didapatkan oleh petugas kesehatan yang menangani vaginoplasty bahwa wanita hanya mengetahuai vaginoplasty itu adalah operasi yang dilkukan pada liang vagina, hal ini disebabkan karena kurangnya sosialisai atau informasi yang didapatkan oleh wanita yang sudah melahirkan dan melakukan vaginoplasty. 2) Penyebab sehingga ibu mau melakukan Vaginoplayasty Ada beberapa penyebab seorang wanita melakukan vaginoplasty ini terlihat dari jawaban informan yaitu : Dari hasil wawancara di atas, diketahui bahwa seorang ibu melakukan operasi vaginoplasty karena sudah melahirkan dan vaginanya sudah kendur. 3) Sudah berapa tahun ibu melakukan vaginoplasty,Apa efek samping yang ibu rasakan seteah melakukan vaginoplasty Dari informasi yang diperoleh dari beberapa informan, diketahui bahwa efek samping yang ibu rasakan seteah melakukan vaginoplasty, seperti yang diungkapkan informan berikut ini : “Baru satu tahun, efek seng bisa melahirkan normal lai kalo mau hamil lagi pasti deng operasi” (LN, 39 tahun) 4) Alasan ibu melakukan vaginoplasty Dari hasil wawancara yang diperoleh dari informan diketahui bahwa alasan ibu melakukan vaginoplastyuntuk memperbaiki vaginanya agar tidak longgar lagi seperti berikut ini
“Alasan untuk memanjakan suami dan kalo ketemu seng rasa udara yang keluar lai “ (RR ,28 Tahun) “ itu kan demi beta pun keselamatan beta cepat sembuh” (DU, 19 tahun) ”Agar ketemu deng paitua itu kan rasa sama-sama nyaman to deng paitua jang macam-macam.” (Ning, 41 Tahun) ”Karena beta kalau mau rasa kencing deng BAB itu tidak bisa tahan harus cepat ke WC, deng setiap bulan keputihan terus” (MN, 29 Tahun) “Untuk kasi baik kemaluan, sebab kalo berhubungan deng paitua itu sering rasa sakit, baru rasa paling longgar“ (RT,32 Tahun). 5) Menurut ibu dengan melakukan vaginoplasty dapat memuaskan pasangan ibu Dari hasil penelitian yang diperoleh dari informan tentang vaginoplasty, dengan melakukan operasi ini pasangannya akan senang dan merasa puas saat berhubungan. Seperti diungkapkan informan sebagai berikut : “ pasti itu deng beta seng malu lai sama suami kalo ketemu”(RR ,28 Tahun) ”Iyo sebab akan yang tadi longgar lah kalo sudah jahit kasi sempit pasti paitua rasa senang to” (MN, 29 Tahun) “Iya sebab laki-laki itu dong kalo longgar dong su mulai macam-macam” (RT,32 Tahun).
Ada juga informan yang memberikan informasi bahwa dengan melakukan vaginoplasty, ia merasa sehat dan nyaman, dan akan merasakan perbedaan saat berhubungan. 6) Vaginoplasty yang ibu lakukan, mendapat dukungan dari pasangan Dari hasil penelitian yang diperoleh dari informan tentang vaginoplasty, sebelum melakukan operasi ini, ia mendapat
dukungan dari pasangannya. Seperti jawaban informan berikut ini: ”Yang ajukan waktu itu calon suami deng keluarga (MR,26 Tahun) ”Iya,kalo mau operasi dokter minta persetujuan dari paitua to baru bisa lakukan operasi ”(Ning, 41 Tahun) 7) Ibu memilih melakukan vaginoplasty bukan operasi yang lain yang masih berhubungan dengan operasi vagina (misalnya labinoplasty atau himenoplasty) ? Dari hasil penelitian yang diperoleh dari informan tentang vaginoplasty, ibu memilih melakukan vaginoplasty bukan operasi yang lain yang masih berhubungan dengan operasi vagina (misalnya labinoplasty atau himenoplasty) karena belum tahu informasinya dan merasa operasi vagina labinoplasty atau himenoplasty sama saja dengan vaginoplasty. Seperti jawaban informan berikut ini: “Operasi ini yang penting seng usah yang dua itu lai kalo semua mangkali beta masi buying”(MJ. 47 Tahun) “Beta seng pilih beta seng tau tentang operasi dua itu tapi mungkin dokter su operasi semua ka apa”(DU, 19 tahun) ”Beta rasa operasi itu deng yang lain itu semua agak sama.” (Ning, 41 Tahun) ”Kasi sema hanya beta mungkin akan pun nama Beta pilih untuk operasi popo itu kan su baik par apa yang lain lai,paitu su tau su seng perawan lai par apa bikin perawan palsu.” (MN, 29 Tahun) 8) Ibu mendapatkan informasi tentang vaginoplasty Dari hasil penelitian yang diperoleh dari informan tentang vaginoplasty, informasi didapatkan tentang vaginoplasty dari teman, bidan dan dokter . Seperti diungkapkan informan sebagai berikut. : b. Penyebab Melakukan Vaginoplasty (Aborsi) 1) Ibu pernah melakukan aborsi
Dari hasil wawancara yang dilakukan selama melakukan penelitian ditemukan bahwa ada ibu yang pernah melakukan aborsi.Ini terlihat dari jawaban informan seperti berikut ini :. ”Iya pernah satu kali,itu saja tapi seng sengaja,( tidak direncanakan,) umur kehamilan 5 bulan, penyebabnya karena jatuh” (MJ. 47 Tahun) ”Iya perna waktu masih kerja ditempat itu,sudah dua kali, umur kehamilan empat bulan dan 6 bulan, karena alasan pekerjaan,karena tidak boleh hamil selama masih kerja ditempat ini “ (RR ,28 Tahun)
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas diketahui bahwa ibu melakukan aborsi karena tidak disengaja. 2) Aborsi yang ibu lakukan merupakan hal yang disengaja Dari hasil penelitian yang diperoleh dari informan tentang aborsi,ibu melakukan aborsi karena tuntutan pekerjaan, Seperti diungkapkan informan sebagai berikut. “ sengaja bt kasi keluar,waktu itu beta tidak pikir dosa dan melangar hukum,sebab kerja disitu tidak boleh hamil, ini akan pun akibat harus melakukan operasi ( RR,28 Tahun ) 3) Aborsi yag ibu lakukan diketahui oleh pasangan ibu Dari hasil penelitian yang diperoleh dari informan tentang aborsi,ibu melakukan aborsi dengan spengetahuan pasangannya, Seperti diungkapkan informan sebagai berikut. ”tidak tau ,tau klo melakukan deng sengaja itu dosa,sama denf membunuh to itu melanggar hukum (MJ. 47 Tahun) .
“Tau malah dia deng bos suruh, pertama minum obatdikasi sama boas tidak tau obat itu pun mana setelah minum,trus beta pun perut sakit mungkin satu jam langsung keluar.trus ,yang kedua disuru lagi sama pacar juga ke dukun sebab bos marah besar.di dukun pakai batang kasbi ( ubi
)yang akan puncuk ddi atas itu dikikis baru Dari hasil wawancara di atas, diketahui ada getahnya di baru di masukan ke vagina, bahwa Informan ada yang memiliki anak selama satu jam,tiga kali buat,dua hari baru satu orang sampai lima orang. 2) Yang menolong ibu waktu melahirkan keluar.” (RR,28 Tahun) Dari informasi yang diperoleh dari 4) Pada saat aborsi ibu mendapatkan beberapa informan,waktu melahirkan ibu bantuan medis dari dokter, bidan, atau ditolong oleh bidan, seperti yang tenaga kesehatan lainnya diungkapkan informan berikut ini : Dari informasi yang diperoleh dari ”Ditolong sama dokter karena cesar (MR,26 informan, diketahui bahwa aborsi yang Tahun) dilakukan mendapatkan bantuan medis dari “Melahirkan bidan yang tolong”(MJ. 47 dokter dan bidanseperti yang diungkapkan Tahun) informan berikut ini Dukun,bukan dukun terlati,petugas ada 5) Apakah Aborsi menjadi alasan ibu perawat saja. (DU,19 Tahun ) melakukan vaginoplasty? ”Waktu anak pertama dan kedua beta Dari informasi yang diperoleh dari didukun, anak yang ketiga dibidan” (MN, 29 beberapa informan, diketahui bahwa bukan Tahun) karena aborsi ibu melakukan vaginoplasty, “Ditolong oleh dukun waktu anak pertama seperti yang diungkapkan informan berikut dan k e dua, anak “ketiga, ke empat,lima ini : bidan yang tolong” 6) Setelah aborsi ibu langsung melakukan vaginoplsty (RT,32 Tahun). Dari informasi yang diperoleh dari “dukun (LN, 39 Tahun) beberapa informan, diketahui bahwa setelah Ada juga informan yang memberikan aborsi ibu tidak langsung melakukan informasi bahwa waktu melahirkan anak vaginoplasty , seperti yang diungkapkan pertama dan kedua ditolong oleh dukun. informan berikut ini : 3. Setelah melahirkan, vagina ibu dijahit 7) Yang menangani waktu ibu melakukan Dari informasi yang diperoleh dari vaginoplsty beberapa informan, setelah melahirkan anak Dari informasi yang diperoleh dari pertama dan kedua vaginanya tidak dijahit, informan, diketahui bahwa yang menangani seperti yang diungkapkan informan berikut aborsi ibu adalah dokter ini : diungkapkan informan berikut ini : “Iyo tapi waktu dimakassar dokter buka lai ”Dokter di ambon (MR,26 Tahun) untuk operasi semua (waktu jahit sudah “Bidan di ambon”(Ning ,41 Tahun) dirujuk ke Tual)” (DU, 19 tahun) ”Dokter dijawa”(RR, 28 Tahun) ”Anak pertama deng ke dua seng “Dokter yang menangani operasi dijahit,anak ke tiga baru dijahit (MN, dimakassar”(DU, 19 Tahun) 29 Tahun) “Bidan di Tua(l”RT, 32 Tahun) “Anak pertama deng ke dua itu seng jahit, “Dokter di manado” (MN, 29 Tahun) lah anak ketiga juga sebab kerusuhan, seng c. Seringnya Melahirkan sempat bidan jahit itu popo robek paling 1) Berapa jumlah anak ibu? besar, anak ke empat sama jahit tapi akan ”Satu orang”(MR,26 Tahun) jahitan tabuka, lah anak ke lima baru “Anak deng yang keguguran jadi 5 orang langsung oprasi akan” (RT,32 Tahun) (MJ. 47 Tahun) “Tidak, sebab dukun yang tolong, ada tapi “Tiga orang kalo hitung deng aborsi pasti tinggal di kecamatan, klo ke kecamatan lima”(RR,28 Tahun)
deng ojek itu 6 jam baru sampe,iya perdarahan paling banyak,seng di rujuk ,kata orang tua itu biasa darah kotor yang keluar.luka sembu mungkin lima bulan.seng perna pi periksa ,kontrol. seng ,masi hamil lagi baru oprasi”( LN, 37 Tahun) 3) Ibu merasakan perbedaan seks pada saat setelah melahirkan yang pertama atau kedua, dst. Dari informasi yang diperoleh dari informan, diketahui bahwa ibu merasakan perbedaan seks saat melahirkan anak pertama dan kedua, seperti yang diungkapkan informan berikut ini : “iyo, yang tadi waktu belum jahit kalo berhubungan akan paling sakit sekarang seng lai” (MJ. 47 Tahun) “rasa beda saat melahirkan anak ke tiga ini” (RR,28 Tahun) ”iya rasa beda dari anak pertama itu masi biasa tapi anak kedua deng ketiga seng rasa apa-apa lai” (MN, 29 Tahun) “rasa beda sekali waktu anak pertama deng dan semua ada perbedaan” (RT,32 Tahun). 4) Anak ke berapa ibu melakukan vaginoplsty Dari informasi yang diperoleh dari informan, diketahui bahwa ibu melakukan vaginoplstysetelah melahirkan anak pertama, seperti yang diungkapkan informan berikut ini : ”Sebelum menikah atas permintaan suami” (MR,26 Tahun) ”Anak ke tiga ini”(MN, 29 Tahun) “Anak ke lima”(RT,32 Tahun) ”Anak pertama itu sekarang sudah tigabelas tahun” (LN, 39 tahun) 5) Yang menganjurkan untuk melakukan vaginoplsty Dari informasi yang diperoleh dari informan, diketahui bahwa yang menganjurkan melakukan vaginoplsty setelah melahirkan adalah bidan dan pasangannya, seperti yang diungkapkan informan berikut ini :
“Dokter sebab kalo seng lakukan beta pasti su mati (DU, 19 tahun) ”Seng ada beta sendiri, karena kalo seng dijahit/operasi pasti beta rasa kurang percaya diri, deng akan sangat mengganggu saat ketemu dengan paitua‟ (MN, 29 Tahun) “Suami deng dokter”(RT,32 Tahun). “Dokter” (LN, 39 tahun) 6) Pendapat pasangan anda setelah melakukan vaginoplasty Dari informasi yang diperoleh dari informan, pendapat pasangan ibu setelah melakukan vaginoplsty merasa senang dan puas seperti yang diungkapkan informan berikut ini : ”Karena beta belum pernah berhubugan dengan calon waktu itu makanya tidak bisa bedakan” (MR,26 Tahun) “Merasa senang dan puas” (MJ. 47 Tahun) “Paitua deng keluarga merasa syukur karena deng operasi itu beta sampai sekarang ini su sehat “(DU, 19 tahun) ”Ada perbedaan suami merasa puas” (Ning, 41 Tahun) 7) Motivasi ibu melakukan vaginoplasty “Beta seng ada motivasi tapi ini demi beta pun keselamatan dan kesehatan” (DU, 19 tahun) ”Untuk memuaskan pasangan dan menjaga kebersihan vagina”(Ning, 41 Tahun) ”Itu beta ingin BAB deng BAK itu aman normal lai deng kemaluan akan sempit” (MN, 29 Tahun) “Motivasi beta untuk operasi ini agar beta pun kesehatan tidak terganggu deng bisa melayani paitua dengan baik “(RT,32 Tahun). Dari hasil wawancara di atas, diketahui bahwa motivasi ibu melakukan vaginoplasty adalah menjaga keharmonisan suami istri,ada demi kesehatan Reprodusi,mengembalikan kepercayaan diri .
Pembahasan 1. Pengetahuan Pengetahuan adalah apa yang mampu diketahui dan dipahami oleh manusia dari ilmu yang ada disekitarnya. Tingkat
pengetahuan seseorang dapat mempengaruhi pola prilakunya. Pengetahuan juga merupakan hasil tahu dan ini juga terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Perubahan yang terjadi pada individu dan masyarakat dipengaruhi oleh kebijakan maupun perubahan organisasi, dan politik, bahkan faktor ekonomi, maka lingkungan yang mendukung perubahan perilaku menjadi penting adalah Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa dalam mewujudkan derajat kesehatan baik kesehatan individu maupun kesehatan kelompok atau masyarakat diperlukan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat itu sendiri. Berdasarkan hasil wawancara, Vaginoplasty adalah operasi plastik pada liang vagina wanita.. Penyebab ibu melakukan vaginoplasty itu karena pemerkoaan, keguguran, sering melahirkan, vagina robek, vagina terasa kendur, menderita keputihan. Efek samping dari vaginoplasty yaitu tidak bisa melahirkan normal, pendarahan, luka operasi lama sembuh. Alasan ibu melakukan vaginoplasty yaitu permintaan calon suami, hubungan suami istri tetap harmonis, ada dengan alasan medis tertentu , demi kesehatan reproduksi, menggembalikan kepercayaan diri. Menurut ibu yang melakukan vaginoplasty, hal tersebut dapat memuaskan pasangannya dan merasa sehat. Ibu yang melakukan vaginoplasty mendapat dukungan suami, keluarga. ibu memilih melakukan vaginoplasty bukan operasi yang lain yang masih berhubungan dengan operasi vagina (misalnya labinoplasty atau
himenoplasty) karena sama saja, merasa cukup dengan hanya vaginoplasty. Pengetahuan yang cukup tentang vaginoplsty akan membentuk perilaku pencegahan. Sehingga sebelum melakukan akan memikirkan hal yang negatif yang bisa terjadi dalam diri seseorang. Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh Faurest (2002) yang memasukkan pengetahuan sebagai salah satu unsur yang berperan dalam peningkatan derajat kesehatan. Berdasarkan wawancara di lapangan, Pernyataan yang diperoleh dari informan adalah pengetahuan ibu tentang vaginoplsty cukup baik tentang pengertian vaginoplsty, efek yang ditimbulkan, penyebab,dan manfaatnya. Pengetahuan informan tentang vaginoplsty masih perlu ditingkatkan karena informasi yang didapat dari suami informan, mereka hanya mengetahui manfaat yang didapat dari operasi vaginoplasty, tapi masih banyak yang belum mengetahui efek samping setelah melakukan vaginoplasty, karena suami informan juga mengetahui setelah istri atau pasangannya melakukan operasi vaginoplasty demi kesehatan dan keselamatan istri. Walaupun pengetahuan responden telah cukup baik, sebaiknya pengetahuan tentang vaginoplsty lebih ditingkatkan lagi agar terhindar dari bahaya atau efek yang ditimbulkan. Pengetahuan ini dapat ditingkatkan dengan cara melihat informasiinformasi tentang vaginoplsty pada berbagai media seperti tv, internet, majalah dan surat kabar. 2. Penyebab Vaginoplasty a. Aborsi Membahas persoalan aborsi sudah bukan merupakan rahasia umum dan hal yang tabu untuk dibicarakan. Hal ini dikarenakan aborsi yang terjadi dewasa ini sudah menjadi hal yang aktual dan peristiwanya dapat terjadi dimana-mana dan bisa saja dilakukan oleh berbagai kalangan, baik itu dilakukan
secara legal ataupun dilakukan secara ilegal. Dalam memandang bagaimana kedudukan hukum aborsi di Indonesia sangat perlu dilihat kembali apa yang menjadi tujuan dari perbuatan aborsi tersebut. Sejauh ini, persoalan aborsi pada umumnya dianggap oleh sebagian besar masyarakat sebagai tindak pidana. Namun, dalam hukum positif di Indonesia, tindakan aborsi pada sejumlah kasus tertentu dapat dibenarkan apabila merupakan aborsi provokatus medikalis. Aborsi usia merupakan suatu kejadian pengakhiran kehamilan dimana usia kehamilan masih kurang dari 20 minggu. Kita tidak bisa lagi mengatakan aborsi bila pengakhiran kehamilan terjadi stelah usia kehamilan 20 minggu, tetapi namanya adalah pembunuhan (Guladri dalam Suryani, 2001). Perempuan yang berkeinginan untuk mengugurkan kandungannya atau abortus atau aborsi sudah ada sejak dulu. Melakukan aborsi bukanlah sesuatu pekerjaan yang ringan, olh karena perbuatan ini dilakukan secara tidak hati-hati akan dapat mengakibatkan hilangnya jiwa si wanita yang mengandung tersebut. Aborsi yang dilakukan oleh tenaga medis yang ahli sebenarnya juga memiliki resiko yang sangat besar dan kapan saja dapat membahayakan nyawa ibu apalagi bila aborsi dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian tentang kandungan, misalnya tukang pijat, dukun yang hanya mengandalkan pengetahuan berdasarkan pengalaman saja.Akan tetapi inilah yang terjadi dalam masyarakat. Hasil penelitian sebelumnya (Ayu, 2012), menunjukkan bahwa aborsi merupakan salah satu alasan wanita melakukan operasi vagina, menurut sebagian informan aborsi yang dilakukan itu merupakan hal disengaja karena faktor kesehatan. Adapun yang menjadi alasan seorang wanita memilih terminasi kehamilan atau melakukan aborsi yaitu antara lain:
Faktor ekonomi, Ia telah cukup anak dan tidak mungkin dapat membesarkan seorang anak lagi. di mana dari pihak pasangan suami isteri yang sudah tidak mau menambah anak lagi karena kesulitan biaya hidup, namun tidak memasang kontrasepsi, atau dapat juga karena kontrasepsi yang gagal. Atau ingin konsentrasi pada pekerjaan untuk menunjang kehidupan dengan anaknya. Faktor penyakit herediter, Janin ternyata telah terekspos oleh substansi teratogenik.di mana ternyata pada ibu hamil yang sudah melakukan pemeriksaan kehamilan mendapatkan kenyataan bahwa bayi yang dikandungnya cacat secara fisik. Atau wanita yang hamil menderita penyakit jantung yang berat(kronik). Atau karena ia ingin mencegah lahirnya bayi dengan cacat bawaan. Faktor penyakit ibu, di mana dalam perjalanan kehamilan ternyata berkembang menjadi pencetus, seperti penyakit preeklampsia atau eklampsia yang mengancam nyawa ibu. Atau Ia terinfeksi HIV. Dari jawaban informan mengatakan bahwa mereka melakukan aborsi seperti para pekerja seks komersial, „perempuan simpanan‟, pasangan yang belum menikah dengan kehidupan seks bebas atau pasangan yang salah satu/keduanya sudah bersuami/beristri (perselingkuhan) yang terlanjur hamil. atau gagal metode kontrasepsi. Penyebab lain karena Suami menginginkan aborsi. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan ternyata aborsi yang dilakukan informan ada yang disengaja karena tuntutan pekerjaan, informan tidak memikirkan bahaya yang akan didapatkan akibat aborsi,hal ini disebabkan karena kurang pengetahuan dan gaya hidup di daerah ini masih bebas. Sebagian informan melakukan aborsi karena tidak disengaja dan karena alasan kesehatan dan keselaman ibu, sehingga tidak bisa memilih cara lain untuk
mempertahankan kandungannya. Karena aborsi informan melakukan vaginoplasty atas dorongan suami dan informasi yang didapatkan oleh bidan dan dokter, sehingga informan menyatakan bahwa dengan melakukan vaginoplasty ia bisa menyenangkan pasangannya sehingga hubungannya makin harmonis dan bahagia. Dari banyaknya penyebab permasalahan aborsi di atas, semua pihak dihadapkan pada adanya pertentangan baik secara moral & kemasyarakatan di satu sisi maupun dengan secara agama & hukum di lain sisi. Dari sisi moral & kemasyarakatan, sulit untuk membiarkan seorang wanita yang harus merawat kehamilan yang tidak diinginkan terutama karena hasil pemerkosaan, hasil hubungan seks komersial (dengan pekerja seks komersial) maupun wanita yang mengetahui bahwa janin yang dikandungnya mempunyai cacat fisik yang berat. Anak yang dilahirkan dalam kondisi & lingkungan seperti ini nantinya kemungkinan besar akan tersingkir dari kehidupan sosial kemasyarakatan yang normal, kurang mendapat perlindungan & kasih sayang yang seharusnya didapatkan oleh anak yang tumbuh & besar dalam lingkungan yang wajar, & tidak tertutup kemungkinan akan menjadi sampah masyarakat.Banyak sekali kendala-kendala yang mesti dihadapi. Kendala yang pertama adalah dari masyarakat itu sendiri. Kurangnya pengetahuan tentang pergaulan bebas tersebut yang akhirnya membuahkan sesuatu yang tidak diinginkan.Masyarakat yang menganggap hal tersebut adalah sebagai aib yang harus ditutupi tak segan melakukan tindakan abortus.Dalam keadaan seperti ini mereka rela rnengeluarkan uang berjuta-juta rupiah bagi para dokter peralatan pendukung untuk membuktikan kasus kejahatan abortus provocatus kriminalis asal bersedia melakukan tindakan pengguguran kandungan.Dan bagi banyak masyarakat tindakan ini adalah tindakan yang paling
benar untuk menutupi sebuah malu. Padahal dari tindakan tersebut tidak sedikit yang harus kehilangan nyawa atau sedikitnya mereka mengalami keadaan dimana rahim mereka rusak dan tidak akan dapat lagi memiliki anak. Kesadaran rnasyarakat yang amat sangat diperlukan dalam menuntaskan masalah ini. b. Seringnya Melahirkan Operasi mempercantik dan meremajakan organ rahasia perempuan didominasi ibu-ibu yang punya banyak anak.Setidaknya punya anak lebih dari dua.“Seringnya melahirkan memang berpengaruh pada elastisitas, daya cengkram dan tampilan vagina seseorang,” jelas Prof Dr dr David Perdana Kusuma SpBP (K). Dua jenis operasi “miss V” menjadi pilihan paling disukai vaginoplasty (pengencangan/peremajaan mahkota) dan labiaplasty (mempercantik bentuk mahkota). Dari dua jenis operasi ini,semua informan memilih vaginoplasty karena tidak mengetahui operasi yang lainnya. Wanita yang sudah melahirkan dalam penelitian ini menerima saran yang diberikan oleh dokter tampa menggali informasi yang lainnya, arena mereka berpikir yang penting bisa menyenangkan pasangannya. Mereka tidak meminta model operasi ketiga, Hymenoplasty atau mengembalikan selaput dara (keperawanan). Karena merasa operasi ini sama saja yang lainnya karena tujuannya sama untuk operasi vagina. Informan yang pengembalian keperawanan biasanya dari kalangan perempuan yang sudah melahirkan berkalikali dan tidak dijahit setelah melahirkan. Ibu-ibu akan merasa menjadi hubungan harmonis dengan pasangan bukanlah hal mudah. Itu sebabnya, mereka berharap galian kesayangannya tetap dalam kondisi remaja, baik bentuk maupun fungsinya. “Mereka ingin organnya dikembalikan seperti sebelum melahirkan. Dibuat lebih rapet lagi,”
Kondisi mahkotanya pelan-pelan ikut berubah.Ujung-ujungnya mereka tidak percaya diri, kecuali dengan jalan vaginoplasty.Banyak wanita mengalami trauma dan terganggu akibat longgarnya vagina setelah mereka melahirkan. Berminggu-minggu pasca melahirkan sebenarnya vagina memang akan melonggar. Namun bukan berarti wanita tidak dapat mengembalikan kondisinya seperti semula. Berdasarkan wawancara di lapangan diketahui bahwa informan melakukan vaginoplasty rata-rata setelah kelahiran anak ke tiga. Ha tersebut yang mendasari keinginan informan untuk melakukan operasi karena merasa longgar dan hubungan suami istri sudah tidak harmonis lagi, karena merasa nyaman dan tidak bisa lagi memuaskan pasangannya. Kesimpulan 1. Pengetahuan tentang vaginoplasty oleh wanita sangat diperlukan sebelum melakukan tindakan operasi, dengan pengetahuan yang dimiliki wanita dapat menghindari hal-hal yang dapat meyebabkan terjadinya vaginoplasty. 2. Wanita yang pernah melakukan aborsi, biasanya akan mengalami perubahan anatomis yang bisa mengganggu, seperti bentuk tubuh yang semakin berisi, panggul semakin lebar, dinding vagina yang mulai kendor, sulit mengontrol kencing (Stress Urinary Incontinance) sehingga banyak wanita setelah melakukan vaginoplasty setelah mengalami aborsi atau keguguran. 3. Keadaan vagina yang tidak sama setelah melahirkan sering kali membuat wanita tidak percaya diri dan juga merasa tidak nyaman. Menghadapi hal tersebut,maka sebagian wanita lebih memilih prosedur rekonstruksi vagina yang sering disebut vaginoplasty. Saran
1. Di harapkan kepada semua instansi terkait agar memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan mereka, terutama kepada calon ibu agar melakukan persalinan ditolong oleh tenaga profesional agar tidak terjadi masalah yang akan mengarahkan ke vaginoplasty a. Lembaga-lembaga kesehatan dapat melakukan upaya pencegahan aborsi dengan bekerjasama dengan komunitas dimasyarakat untuk mengadakan seminar yang bertujuan untuk menyampaikan berbagai dampak dan bahaya yang diakibatkan oleh aborsi, apalagi aborsi yang tidak ditangani oleh tenaga ahli. b. Selain program KB yang telah ditawarkan oleh pemerintah, sebaiknya instansi terkait melakukan sosialisasi kepada PUS yang baru menikah untuk menyampaikan kelebihan mengikuti progaram KB dan apa saja dampak dan bahaya bagi perempuan yang sering melahirkan dari berbagai aspek terutama aspek kesehatan. Daftar Pustaka Ana, R. 2012. Perilku Bidan Terhadap Aborsi. Di Dinas Kesehatan Kabupaten Sarmi Propinsi PapuaTahu 2012, Skripsi STIKMA. Aini,N. 2014. Definisi dan jenis aborsi.budisma.web.id. Diakses tanggal 30 Januari 2014. Ayub, J. 2010. Vaginoplasty Dengan Menggunakan Amnion Graft Pada Penderita Vagina Terkait Dengan Rokitan skykuster Hauser Sindrom.Jurnal Rehman Medical Institute , Peshawar , Pakistan Inna, 2009. Definisi dan jenis aborsi. www.askinna.com. Diakses tanggal 30 Januari 2014.
Cara Mempersempit Lubang Vagina .ask.com. Diakses tanggal 12 februari 2014.
Pudiastuti, R, M. 2010. Pentingnya Menjaga Organ Kewanitaan.Indeks Jakarta.
Ketahuilah Perubahan-Perubahan PadaTubuh Pasca Melahirkan. Diakses tanggal 31 Januari2014.
Pengertian Vagina.http://id.shvoong.com. Diakses tanggal 30 Januari 2014.
Mustaghfirin,2011.Aborsi Dalam Perspekti f Islam Dan Berbagai Akiba tHukumnya. Mustaghfirin.blog,unisulla.ac.id.artikel Diakses .Diakses tanggal 30 Januari 2014. Marmi. 2013. Kesehatan Yogyakarta. Pustaka Belajar.
Reproduksi.
Pawenrusi Esse Puji, dkk. 2013.Pedoman Penulisan Skripsi, edisi 10. Makassar :Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar (STIKMA). Ratna. 2013. Vaginoplasty. Dechacare.com. Diakses tanggal 30 januari 2014 Saryona.2009.
Mengetahui Operasi Vaginoplasty. Fiqhislam.com. Diakses tanggal 12 februari 2014. Melahirkan Normal Caesar.Ajg/vit.com.Diaksestanggal februari 2014.
dan 12
Novita.2011.Anotomivagina.http://novitayen i88.files.com.Diakses 14 februari 2014 Nadjibah, Y. 2011.Kesehatan Reproduksi Pranikah.Metagraf Solo. NotoAtmodjo, S, 2008, Pengantar Pendidikan Kesehatandan Ilmu Perilaku Kesehatan, Andi Offset, Yogyakarta.
Biokima Reproduksi. Jogjakarta. Mitra Cendekia.
Sugiono.2010. Metode Penelitian. Bandung. Alfabeta Vera. 2010. Operasi Vagina Dan Risiko Yang Mengintai. Dokter Gaul.com. Diakses tanggal 12 februari 2014. Vaginoplasty. 2013. Kompas.com. Diakses tanggal 30 januari 2014. Wahyuningsih, M. 2012. Aborsi Dalam Perspektif Islam Dan Berb agaiAkibat Hukumnya .http://health.detik.com.Diakses tanggal 31 Januari 2014. Windu,
S.
2009. Disfungsi Seksual. Yogyakarta.AndYogyakarta.