Penyesalan Setelah Melakukan Zina Problem Pertama :
Assalamu'alaikum Wr.Wb. Saya sadar bahwa saya telah melakukan dosa, karena itu saya berharap agar kalian bisa membantuku dalam menemukan solusi atas problemku ini. Saya berkenalan dengan seorang pemuda, dan dalam waktu singkat, karena dorongan dan rayuan mautnya yang yang terus menerus ia lancarkan, aku pun menyerahkan diriku (berzina). Kuakui aku sangat sensitif dan mudah terangsang. Ketika ia memegang salah satu anggota tubuhku, aku tidak bisa mengendalikan diri lagi. Memang ia berjanji akan menikahiku, akan tetapi aku tetap tidak bisa menghentikan perbuatan terkutuk tersebut bersamanya. Ketergantunganku dengannya semakin kuat dan aku selalu berharap bisa menikah dengannya. Aku pun sering mencela diriku hingga sampai membenci diriku sendiri. Saya merasa bahwa shalat yang saya lakukan tidak berarti lagi dan Allah tidak akan memberkahi apa pun yang saya perbuat karena perbuatan dosaku. Apakah yang harus saya lakukan ?, mohon penjelasan dan solusinya. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberi pertolongan dan menerangi jalan kalian sebagaimana kalian memberikan solusi kepadaku.
Problem Kedua :
Assalamu'alaikum Wr.Wb. To The Point saja …… saya merasa menyesal dengan perbuatan dosa yang telah saya lakukan beberapa waktu yang lalu. Saya mencintai seorang pemuda dan hubungan kami telah berlangsung lebih dari 2 tahun. Mulanya aku tidak mau melakukan zina karena takut akan siksa Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Akan tetapi lama kelamaaan hatiku menjadi tergoda dan akhirnya aku tenggelam dalam perbuatan keji tersebut. Entah
mengapa, mungkin karena kecintaanku yang mendalam terhadapnya sehingga aku tidak sanggup menolak keinginannya. Hanya Allah yang tahu bahwa aku melakukan perbuatan tersebut diluar keinginanku, akan tetapi karena takut kekasihku akan marah kepadaku. Saya selalu berzikir dan mengingat Allah ketika sedang berjima' dengannya, dan ketika pulang ke rumah aku hanya bisa mencela diriku dan memukul-mukul diriku. Saya telah berusaha untuk menjauhinya tetapi tak sanggup. Aku tidak bisa menjauhinya karena kelemahanku. Dan karena kelemahanku inilah aku sampai menyerahkan milikku yang paling berharga kepadanya. Tidak hanya keperawananku yang telah hilang, tetapi aku juga merasa malu kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Setiap kali aku bersujud ketika shalat aku merasa kulit wajahku berserakan kemanamana. Sudah 4 tahun aku meninggalkan perbuatan tersebut, akan tetapi aku terus merasa dikejar dosa karena perbuatan tersebut, mengingat hubunganku dengannya berlangsung selama 9 tahun. Sekarang aku telah PHK dengannya (Putus Hubungan Kekasih). Dan sekalipun itu tidak bermasalah baginya, akan tetapi bagiku sangat bermasalah karena aku merasa takut akan siksa Allah SWT, disamping itu aku juga merasa tidak tenang akibat melakukan perbuatan tersebut. Apakah Allah SWT akan menerima tobatku ?. aku selalu menangis ketika shalat dan aku meyakini bahwa apa yang kulakukan salah. PHK yang kulakukan dengannya adalah bukti bahwa aku tidak senang atas apa yang kuperbuat dimasa lalu. Aku tidak tahu apa yang terjadi denganku. Kadang-kadang datang bisikan syetan yang mengatakan bahwa tobatku tidak akan diterima oleh Allah. Dan hal itu terjadi setiap kali aku mendengar tentang siksa bagi para pelaku zina dan bahwasanya ia merupakan salah satu dosa besar. Aku benar-benar menyesal telah melakukannya dan sangat takut akan siksa dihari kemudian. Apakah yang harus saya lakukan ?, berilah aku solusi atas problem yang sedang kuhadapi ini. Berilah aku jawaban sesegera mungkin sebelum putus harapan. Dan saya harap anda tidak menyebarluaskan suratku ini.
SOLUSI Konsultan: DR. Ahmad Abdullah
Saudariku yang budiman, kamu tidak boleh mengatakan demikian. Justru kami tampilkan keluhanmu ini dengan harapan bisa dijadikan iktibar bagi orang-orang yang membacanya. Diharapkan mereka yang membaca suratmu akan merasakan bagaimana perasaan Pezina setelah ia melakukan perbuatan tersebut. Mudah-mudahan setelah membacanya mereka akan menyadari bahwa zina hanya akan melahirkan penyesalan saja. Hukuman bagi pelaku zina adalah sangat berat dan ini sangat ditakutkan setiap muslim. Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah Pezina itu beriman ketika ia sedang melakukan zina". Para Ulama menyatakan, bahwa iman akan hilang dari diri seorang pezina ketika ia sedang melakukan zina, dan kemudian akan kembali lagi setelah ia selesai melakukannya. Saya katakana, bahwa ketika iman tersebut telah kembali kedalam dirinya, maka yang timbul adalah penyesalan dan kesedihan yang mendalam, juga celaan terhadap diri sendiri dan perasaan tertekan dengan dosa. Inilah berbagai gejolak yang kamu rasakan sebagaimana yang kamu tulis dalam suratmu. Mudah-mudahan kita semua bisa mengambil iktibar dari suratmu ini. Apakah lelaki yang telah berzina bisa mengetahui seberapa besar perasaan sakit yang dirasakan oleh wanita yang dizinahinya ?. Wanita yang telah dimabuk cinta akan melakukan apapun untuk kekasihnya, termasuk memberikan mahkotanya yang paling berharga
untuknya.
Ia
melakukannya
karena
menyangka
sang
kekasih
akan
bertanggungjawab dan melindunginya. Akan tetapi, sayangnya yang banyak dilakukan kaum lelaki adalah membalas air susu dengan air tuba. Disaat wanita telah memberikan madunya, sang lelaki akan mengatakan bahwa ia pelacur atau perempuan murahan. Fenomena seperti ini, semuanya terjadi atas nama cinta. Cinta sejati adalah bebas dari itu semua. Dan yang terjadi denganmu adalah suatu kezaliman, dan kebencian tidak akan menghapus kezaliman.
Umumnya masyarakat kita lebih banyak menyalahkan wanita daripada laki-laki. Seakan-akan ia hanya satu-satunya pihak yang bersalah dalam hal ini. Memang ketika menyinggung tentang perzinahan Allah SWT mendahulukan wanita daripada laki-laki karena tabiat wanita adalah lebih besar nafsunya daripada laki-laki. Akan tetapi ketika Dia menyinggung tentang hukumannya, maka yang diterapkan adalah prinsip tanggungjawab yang seimbang dan persamaan -al-Musawat- didepan hukum (hukuman bagi keduanya sama). Rekan saya, DR. Amr heran dan bertanya-tanya, "Mungkinkah di era revolusi teknologi dan informasi seperti ini wanita akan tetap menjadi korban sejarah yang selalu disalahkan ?. Di era globalisasi seperti ini, mungkinkah wanita terdidik akan mengatakan kepada kekasihnya bahwa ia akan menyerahkan segalanya untuknya ?, apakah ia tidak tahu bahwa lelaki timur tidak akan menikah dengan wanita yang dizinahinya dan ia akan memilih wanita lain yang enggan diajaknya berzina ?, lelaki timur hanya akan menikahi wanita yang mau berjimak -bersetubuh- dengannya setelah menikah, dan ia akan mencela wanita yang menyerahkan dirinya kepadanya dengan mengatakan ‘Terserah kamu mau menikahiku kapan, sekarang atau nanti!’". Saya sepakat dengan pepatah yang menyatakan bahwa "Cinta membuat kita buta dan tuli", akan tetapi resiko dan tanggungjawab yang akan dipikul karena cinta akan selalu terbayang dalam hidup, dan tidak ada seorang pun yang akan simpati dengan lelaki yang melakukan dosa. Saya tidak akan mencela ataupun menyalahkanmu karena itu hanya akan membuatmu semakin tersiksa. Saya justru berdoa semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengampuni dosamu. Jika kamu benar-benar telah bertobat dan meninggalkan perbuatan tersebut, pasti Allah akan mengampunimu. Kamu harus memulai hidup baru dan mengisi hari-harimu dengan beramal saleh. Mudah-mudahan dengan disebarluaskannya surat ini akan menambah bobot kebaikanmu disisi Allah SWT. Surat ini akan mengingatkan teman-temanmu sesama kaum hawa yang lalai dan tenggelam dalam lautan cinta palsu yang bermula seperti madu dan berakhir seperti empedu. Mudah-mudahan setelah membaca surat ini mereka yang sedang melangkah dijalan yang salah dan telah terperdaya nafsu syetan akan segera sadar.
Krisis kasih sayang yang dirasakan para remaja putri adalah tanggungjawab bersama bagi keluarga, teman maupun masyarakat. Fenomena “terlambat menikah” di sebagian negara-negara arab adalah musibah besar jika kita mau sedikit memahaminya. Hubungan percintaan yang tidak legal –yang berlanjut sampai ke perzinahan- tidak hanya melahirkan dosa, akan tetapi juga melahirkan penyesalan dan trauma yang mendalam. Ingat dan waspadalah, bahwa cinta palsu awalnya memang manis, akan tetapi akhirnya akan melahirkan seperti yang kamu rasakan sekarang ini. Bertobat dan bertobatlah wahai saudariku yang lalai. Tidak ada yang bisa kamu lakukan saat ini selain menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Dia-lah Dzat yang sangat gembira dengan hamba-hambaNnya yang bertobat, seperti orang yang kehilangan ontanya yang tersesat di padang pasir, kemudian setelah ia menemukannya dan saking gembiranya, ia sampai salah ucap dengan mengatakan "Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan akulah tuhanmu". Ia salah ucap karena saking gembiranya dan karena syukurnya yang mendalam akibat ontanya telah ditemukan.