ABSTRAK NANDANG SUPENDI. NPM 3504090084. Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pembinaan Pegawai Oleh Kepala Terhadap Komitmen Organisasi Di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis”. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pembinaan pegawai oleh Kepala terhadap komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis. Metode Penelitian yang digunakan adalah Metode Deskriptif Analisis. Penelitian ini menggunakan teknik sampel proporsional sampling dengan jumlah sampel sebanyak 15 orang pegawai sebagai responden di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan, observasi, wawancara dan angket. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan. Pertama, pelaksanaan pembinaan pegawai oleh Kepala di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis termasuk kategori cukup baik dengan total skor sebesar 595 atau ratarata 49,58 atau dalam bentuk persentase sebesar 66,11%. Kedua, komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis termasuk kategori cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan memperoleh total skor sebesar 461 atau rata-rata 46,10 atau dalam bentuk persentase sebesar 61,47%; Ketiga, Terdapat pengaruh yang signifikan antara pembinaan pegawai oleh Kepala terhadap komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis sebesar 51,55% dan sisanya sebesar 48.45% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti, seperti kepemimpinan, motivasi, sistem penggajian dan lain-lain. Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai t sebesar 3.719. Hal ini menunjukan bahwa t hitung lebih besar daripada t tabel (2,160 < 3.719 > 3,012). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara pembinaan pegawai oleh Kepala terhadap komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis, terbukti.. Hasil penelitian menunjukan bahwa komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis dipengaruhi oleh pembinaan pegawai oleh Kepala. Untuk itu direkomendasikan agar Kepala Kantor memberikan perhatian penuh dan memfasilitasi peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi pegawai, membuat database bagi pegawai yang memenuhi persyaratan untuk diikutsertakan dalam program pendidikan dan latihan; Selain itu Kepala Kantor dapat memberikan sesuatu dalam bentuk materi bagi pegawai yang telah mengabdi sehingga akan timbul kebanggaan dan merasa sangat dihargai, dan pegawai dapat menempatkan kepentingan dinas lebih penting dari pada urusan pribadi. Keyword : Pembinaan pegawai, Komitmen organisasi
A. PENDAHULUAN
Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur negara dan abdi masyarakat mempunyai peran sangat penting dalam pembangunan untuk menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, peradaban modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata kepada masyarakat, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Untuk melaksanakan tugas mulia itu diperlukan pegawai negeri yang mempunyai kemampuan melaksanakan tugas secara profesional dan bertanggung jawab dalam menyelenggarakan itulah diperlukan adanya pembinaan Pegawai Negeri Sipil Manfaat dari pembinaan pegawai adalah tersebut adalah mewujudkan citra pegawai yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan kepada pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan pemerintah yang bersatu padu, bermental baik, berwibawa, berdaya guna, berhasil guna, bersih, berkualitas tinggi dan sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat. Pembinaan pegawai harus dilakukan secara keseluruhan, sistematis dan berkesinambungan, yang berarti bahwa pembinaan Pegawai Negeri Sipil tidak bisa dilakukan secara terpisah, tapi perlu dilakukan secara terarah, komprehensif dan terintegrasi dengan menggunakan konsep yang jelas. Pembinaan pada pegawai yang ada, pada akhirnya akan meningkatkan komitmen organisasi yang lebih baik. Dengan demikian kegiatan pembinaan,secara teoritis diharapkan Pegawai Negeri Sipil akan menunjukan sikap positif terhadap pekerjaannya dan memiliki komitmen yang kuat terhadap organisasi.apabila hal tersebut telah terwujud ,maka tujuan organisasi akan tercapai. Komitmen organisasi berkaitan dengan sikap seseorang yang berhubungan
dengan organisasi tempat mereka bergabung. Sikap ini berkaitan dengan persepsi tujuan organisasi dan keterlibatannya dalam melaksanakan kerja. Apabila komitmen seseorang tinggi maka kinerjanya akan menjadi lebih baik. Berdasarkan hasil penjajagan awal penulis di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis bahwa kesadaran pegawai pada komitmen organisasi masih rendah. Hal ini dapat ditunjukan indikasi-indikasi sebagai berikut : 1. Pegawai
lebih
mendahulukan
kepentingan
pribadi
dibandingkan
dengan
kepentingan organisasi. Hal ini terbukti pegawai lebih mendahulukan kepentingan pribadi dibandingkan dengan menghadiri rapat dinas dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam persiapan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat di Bandung. 2. Pegawai belum dapat memanfaatkan kesempatan yang maksimal dalam memberikan suatu gagasan atau solusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan pekerjaan dalam rapat-rapat internal. 3. Keterlibatan pegawai dalam setiap pembuatan keputusan mengenai pekerjaan masih rendah. Pegawai tidak ikut aktif dalam kegiatan seksi yang lain karena dia menganggap bahwa kegiatan yang ada bukan ruang lingkup seksinya. Permasalahan tersebut diduga akibat dari lemahnya pembinaan oleh Kepala, yang dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut : 1. Pegawai sering melalaikan tugas sehingga pekerjaan terbengkalai tidak selesai tepat waktu.
2. Dalam
membuat
suatu
keputusan,
pimpinan
jarang
melibatkan
atau
mempertimbangkan masukan dan usulan dari pegawai. 3. Pegawai kurang peduli terhadap seksi lain, karena seksi yang lain tidak ikut terlibat. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai permasalahan tersebut, untuk kemudian hasilnya disusun dalam bentuk skripsi dengan mengambil judul “Pengaruh Pembinaan Pegawai Oleh Kepala Terhadap Komitmen Organisasi Di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis”. Untuk mengungkap permasalahan tersebut,penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan pembinaan pegawai oleh Kepala di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis ? 2. Bagaimana pelaksanaan komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis ? 3. Bagaimana pengaruh pembinaan pegawai oleh Kepala terhadap komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis ? B.LANDASAN TEORITIS Pembinaan
Pegawai
Negeri
Sipil
diarahkan
untuk
menjamin
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna yang dilaksanakan berdasarkan sistim karier dan sistim prestasi kerja. Menurut Penjelasan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
pokok Kepegawaian, yang dimaksud dengan “Sistem karier adalah suatu sistem kepegawaian, dimana untuk pengangkatan pertama didasarkan atas kecakapan yang bersangkutan, sedang dalam pengembangannya lebih lanjut, masa kerja, kesetiaan, pengabdian dan syarat-syarat obyektif lainnya juga menentukan”. Sedangkan yang dimaksud dengan “Sistem prestasi kerja adalah suatu sistem kepegawaian, dimana pengangkatan seseorang untuk menduduki sesuatu jabatan atau untuk naik pangkat didasarkan atas kecakapan dan prestasi yang dicapai oleh pegawai yang diangkat. Kecakapan tersebut harus dibuktikan dengan lulus dalam ujian dinas dan prestasi dibuktikan secara nyata”. Pembinaan terhadap setiap pegawai secara umum memiliki tujuan dan manfaat yang sama yaitu membentuk karakter dan kepribadian. Begitu juga halnya dengan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur negara dalam menjalankan roda pemerintahan, dengan demikian kepribadian mereka harus dibentuk sedemikian rupa agar dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat yang harus menjunjung tinggi martabat dan citra kepegawaian demi kepentingan masyarakat dan negara. Adapun pembinaan Pegawai Negeri Sipil bertujuan untuk membentuk sikap aparatur negara agar berorientasi kepada pembangunan dan bertindak sebagai pemrakarsa pembaharuan dan sebagai penggerak pembangunan. Model pembinaan yang dikembangkan untuk Pegawai Negeri Sipil ada tiga jenis, yaitu model pembinaan disiplin, model pembinaan karir, model pembinaan etika profesi, yaitu : 1) Model pembinaan karir diatur dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian. Model pembinaan karir Pegawai Negeri Sipil diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna yang dilaksanakan berdasarkan sistim karier dan sistim prestasi kerja dengan lebih menekankan kepada sistem prestasi. 2) Model pembinaan etika profesi diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentan Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.Model pembinaan etika mengatur dalam pelaksanan tugas kedinasan dan kehidupan seharihari setiap Pegawai Negeri Sipil wajib bersikap dan berpedoman pada etika dalam bernegara,dalam
penyelenggaraan
Pemerintahan,dalam
berorganisasi,
dalam
bermasyarakat, serta terhadap diri sendiri dan sesama Pegawai Negeri Sipil. 3) Model pembinaan disiplin diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, dimana model pembinaan disiplin lebih menekankan pada sikap dan perilaku Pegawai Negeri Sipil yang wajib senantiasa menjunjung tinggi dan selalu patuh dan taat kepada aturan dan normanorma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta larang-larangan yang harus dihindari oleh Pegawai Negeri Sipil. Manfaat dari pembinaan Pegawai Negeri Sipil adalah mewujudkan citra pegawai yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan kepada pancasila, UndangUndang Dasar 1945,Negara dan pemerintah yang bersatu padu, bermental baik, berwibawa, berdaya guna,berhasil guna, bersih, berkualitas
tinggi dan sadar akan tanggungjawabnya sebagai unsuraparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat. Untuk mewujudkan aparatur pemerintah sebagaimana tujuan dan manfaat di
atas, dibutuhkan pola pembinaan Pegawai Negeri Sipil yang dapat mengantisipasi perubahan yang drastis dan kondisi masyarakat yang semakin kritis. Dengan adanya pola pembinaan yang baik, diharapkan pola pikir, sikap dan perilaku Pegawai Negeri Sipil akan lebih baik. Selain harapan itu, Pegawai Negeri Sipil agar meningkatkan kinerja setiap individu yang dapat tercermin dari seberapa tinggi komitmen pegawai tersebut terhadap organisasi. Semakin tinggi komitmennya terhadap organisasi, maka akan semakin tinggi pula kinerja yang dihasilkannya. Komitmen organisasi sebagai ukuran kekuatan identifikasi pegawai dengan tujuan dan nilai organisasi serta keterlibatan didalamnya. Komitmen oganisasi menjadi indikator yang lebih baik bagi pegawai terhadap pekerjaannya. Komitmen pada organisasi tersebut juga membahas kedekatan pegawai terhadap organisasi dimana mereka berada dan sekaligus komitmen merefleksikan kekuatan keterlibatan dan kesetiaan pegawai pada organisasi. Keterlibatan dan kesetiaan ini sangat dipengaruhi oleh seberapa besar pekerjaan yang dibebankan pada karyawan sesuai dengan harapan mereka. Komitmen organisasi didefinisikan oleh Luthans (1995:27), “Sebagai sikap yang menunjukkan loyalitas pegawai dan merupakan proses berkelanjutan bagaimana seorang anggota organisasi mengekspresikan perhatian mereka kepada kesuksesan dan kebaikan organisasinya”.
Steers dan Shadur, et al (dalam Prayitno, 2003:50), menyatakan bahwa “Komitmen organisasi sebagai rasa identifikasi, keterlibatan, loyalitas yang dinyatakan oleh seorang pegawai terhadap organisasinya, yaitu :
1. Identifikasi yaitu kepercayaan pegawai dalam hal penerimaan tujuan organisasi. 2. Keterlibatan yaitu partisipasi pegawai dalam aktivitas-aktivitas kerja, dalam penerimaan semua tugas dan tanggung jawab pekerjaan yang diberikan. 3. Loyalitas yaitu kesediaan seseorang untuk melanggengkan hubungannya dengan organisasi, seperti menampilkan usaha melebihi apa yang diharapkan organisasi dengan mengorbankan kepentingan pribadinya tanpa mengharapkan apapun. Komitmen organisasi berkaitan dengan sikap seseorang yang berhubungan dengan organisasi tempat mereka bergabung. Sikap ini berkaitan dengan persepsi tujuan organisasi dan keterlibatannya dalam melaksanakan kerja. Apabila komitmen seseorang tinggi maka kinerjanya akan menjadi lebih baik. Sedangkan kepuasan kerja merupakan sikap dari seseorang berkaitan dengan apa yang diterimanya sebagai akibat pekerjaan yang telah dilakukan. Maka dari itu semakin tinggi komitmen seorang karyawan terhadap organisasinya maka akan semakin tinggi pula kinerjanya dan kepuasan seseorang terhadap pekerjaannya. Dengan melihat keseluruhan konsep mengenai pembinaan dan komitmen organisasi yang telah diuraikan di atas, selanjutnya penulis menetapkan anggapan dasar sebagai berikut : 1. Pembinaan adalah suatu kegiatan atau bentuk usaha yang dilakukan melalui pola pembinaan disiplin, pembinaan karir, dan pembinaan etika profesi Pegawai Negeri Sipil di dalam suatu organisasi pemerintahan untuk meningkatkan
kemampuan pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui tugas pokok dan fungsi agar tercapai visi dan misi organisasi. 2. Komitmen Organisasi adalah sikap yang menunjukkan loyalitas pegawai dengan
mengekspresikan perhatiannya kepada kesuksesan dan kebaikan organisasi. Berdasarkan anggapan dasar tersebut, selanjutnya penulis menetapkan hipotesis sebagai berikut : “Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Pembinaan Oleh Kepala dengan Komitmen Organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis”. Dalam menguji hipotesis tersebut, digunakan hipotesis statistik yaitu : Ho : r < 0 : Tidak Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Pembinaan Oleh Kepala dengan Komitmen Organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis. Ha : r > 0 : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Pembinaan Oleh Kepala dengan Komitmen Organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis. C. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif.Penelitian ini di laksanakan 9 (sembilan) bualan mulai dari bulan september 2012 sampai dengan ulan Mei 2013 Di Kantor Kesatuan Bangsa Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis Jalan Tentara Pelajar No 9 Ciamis 46211.
1.Unit Analisis,Populasi dan Sampel Unit analisis dalam penelitian ini adalah adalah Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis. Sedangkan populasinya
adalah seluruh pegawai di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis yang berjumlah 16 orang. Untuk menentukan jumlah sampel ,berpedoman kepada pendapat Arikunto (1998:140) yang mengatakan bahwa “ Jika jumlah populasinya kurang dari 100 orang maka jumlah sampelnya diambil keseluruhan tetapi jika jumlah populasinya lebih dari 100 orang maka bisa diambil 10 s/d 15% atau 15s/d 25% dari jumlah populasinya”, Maka Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karakteristik yang menjadi obyek penelitian yaitu seluruh pegawai di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis dengan jumlah pegawai 16 orang (tidak termasuk Kepala Kantor dan Peneliti). 2.Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut : 1.
Studi kepustakaan yaitu suatu cara untuk memperoleh data dengan melakukan penelaahan terhadap buku-buku dan literatur lainnya yang berhubungan dengan penelitian.
2.
Studi lapangan yaitu suatu cara untuk memperoleh data dengan melakukan penelitian langsung terhadap obyek yang diteliti dengan menggunakan teknik sebagai berikut : a. Observasi yaitu cara untuk memperoleh data dengan mengadakan pengamatan langsung dari objek penelitian sekaligus mencatat hal-hal yang dianggap relevan dengan permasalahan penelitian. Data yang diperoleh dari hasil observasi digunakan untuk mendukung analisis data hasil kuisioner/angket. b. Wawancara yaitu cara memperoleh data dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan responden yang dianggap mengetahui permasalahan penelitian secara mendalam yang berkaitan dengan pembinaan oleh kepala
dan komitmen organisasi serta pertanyaan lain yang berkaitan dengan penelitian. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara semi struktur adalah wawancara dengan menanyakan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam untuk mengorek keterangan lebih lanjut. Hasil wawancara ini digunakan untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif. c. Angket yaitu cara untuk memperoleh data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden, dan menyajikan beberapa alternatif jawaban yang sudah tersedia mengenai indikator-indikator yang berkaitan dengan pembinaan oleh kepala dan komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis. 3.Teknik Pengolahan Data/Analisis Data Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama dan kedua, penulis menggunakan analisis kualitatif melalui pengolahan data yang ditabulasikan dan dideskrifsikan ke dalam tabel distribusi frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menentukan rentang, yaitu dengan cara skor/nilai tertinggi dikurangi skor/nilai terendah a. Variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) Skor tertinggi : 5 x 15 responden = 75
Skor terendah
: 1 x 15 responden
= 15
Rentang
: 75 –15
= 60
Interval Kelas
: 60 : 5
= 12
Jika digambarkan dalam bentuk interval kelas akan tampak seperti gambar kuartil dibawah ini : 15
Tidak baik
27
39
Kurang baik
51
Cukup baik
63
Baik
75
Sangat Baik
b. Menentukan Kategori Penilaian untuk Variabel X (variabel bebas) - Untuk kategori Tidak Baik
: 15,0 < X < 27,0
- Untuk kategori Kurang Baik : 27,1 < X < 39,0 - Untuk kategori Cukup Baik
: 39,1 < X < 51,0
- Untuk kategori Baik
: 51,1 < X < 63,0
- Untuk kategori Sangat Baik
: 63,1 < X < 75,0
c. Menentukan Kategori Penilaian untuk Variabel Y (variabel terikat) - Untuk kategori Tidak Baik
: 15,0 < Y < 27,0
- Untuk kategori Kurang Baik : 27,1 < Y < 39,0
2.
- Untuk kategori Cukup Baik
: 39,1 < Y < 51,0
- Untuk kategori Baik
: 51,1 < Y < 63,0
- Untuk kategori Sangat Baik
: 63,1 < Y < 75,0
Menentukan Persentase Dalam distribusi frekuensi, total skor kenyataan dari masing-masing item pertanyaan dapat dipersentasekan dengan perhitungan sebagai berikut : Total Skor x 100% Skor Ideal Keterangan : Total skor = jumlah skor kenyataan untuk masing-masing item (kedua variabel) Skor ideal = Skor tertinggi x jumlah responden
Adapun kriteria persentase menurut Arikunto (1998:246) adalah sebagai berikut : KRITERIA PROSENTASE 76% - 100% 56% - 75% 40% - 55% Kurang dari 40%
Kategori baik Kategori cukup baik Kategori kurang baik Tidak baik
Selanjutnya untuk mengetahui korelasi antara kedua variabel, maka digunakan uji statistik parametrik dengan mempergunakan rumus koefisien Korelasi Product Moment (Sugiyono, 2003 : 212). Rumus tersebut adalah sebagai berikut : rxy
xy x 2 y 2
Keterangan : rxy = Korelasi Product Moment ∑x2 = ( x – x) 2 ∑y2 = ( y – y) 2 ∑xy = Jumlah hasil kali dari x dan y Untuk memberikan interpretasi seberapa kuat hubungan antara variabel X dengan variabel Y, dapat digunakan pedoman seperti tertera pada tabel berikut : TABEL1.1 PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (1999:148) Dan pada akhirnya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y, dapat digunakan koefisien determinasi sebagai berikut :
kd = r2 x 100%
Sudjana (1982:244)
Keterangan : kd : Nilai Koefisien determinan r : Nilai Koefisien korelasi Untuk menguji atau menjawab hipotesis yang diajukan penulis, digunakan rumus sebagai berikut : t=
r n2 1 r2 Sugiyono (2003 : 214)
Dengan kaidah keputusan sebagai berikut : Thitung > T tabel = Ha Diterima, dan H0 Ditolak Artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pembinaan oleh Kepala terhadap komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis. Thitung < T tabel = Ha Ditolak, dan H0 Diterima Artinya tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pembinaan oleh Kepala terhadap komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis.
D .HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dari keseluruhan hasil angket mengenai pelaksanaan pembinaan pegawai oleh Kepala di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis, direkapitulasi sebagaimana tertera dalam tabel di bawah ini : TABEL1.2 REKAPITULASI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI PELAKSANAAN PEMBINAAN PEGAWAI OLEH KEPALA DI KANTOR KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN CIAMIS No.
Pertanyaan
Skor
1.
Upaya organisasi/instansi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pegawai Arahan dan saran dalam melaksanakan tugas Membuat program pendidikan dan pelatihan
33
Demosi atau mutasi bagi pegawai yang melanggar 5. Melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan yang berlaku 6. Memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan adil serta tidak diskriminatif 7. Menjunjung tinggi harkat dan martabat Pegawai Negeri Sipil 8. Mengantisipasi perubahan yang terjadi dalam masyarakat dengan pola pikir, sikap dan perilaku yang lebih baik 9. Mengikuti apel pagi dan sore 10. Disiplin ketepatan kehadiran 11. Kerapihan dalam berpakaian 12. Kepatuhan kepada atasan JUMLAH RATA-RATA
2. 3. 4.
Kategori
%
Kategori
58
Kurang Baik Baik Kurang Baik Baik
44.00 Kurang Baik 69.33 Cukup Baik 52.00 Kurang Baik 77.33 Baik
49
Cukup Baik
65.33 Cukup Baik
58
Baik
77.33 Baik
49
kurang baik
65.33 kurang baik
46
kurang baik
61.33 Cukup Baik
52 59 46 54 595 49,58
Baik Baik kurang baik Cukup baik
69.33 78.67 61.33 72.00
52 39
Cukup baik Baik Cukup Baik Cukup baik
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Dalam Tabel 4.16, nilai skor rata-rata sebesar 49,58 diperoleh dengan cara perhitungan sebagai berikut :
total skor jumlah item
Skor rata-rata = =
549 12
= 49,58
Nilai skor rata-rata yang diperoleh sebesar 49,58, jika digambarkan dalam bentuk interval kelas akan tampak seperti gambar kuartil di bawah ini : 15,0
27,2
Tidak Baik
39,0
Kurang Baik
51,0
Cukup Baik 49,58
63,0
Baik
75,0
Sangat Baik
Dengan demikian skor rata-rata yang diperoleh sebesar 49,58 dalam variabel pembinaan pegawai oleh Kepala di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis berada pada kategori cukup baik. Sedangkan untuk mengetahui besaran angka dalam bentuk persentase, dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Skor rata-rata = x 100% Skor ideal =
49,58 75
x 100%
= 66,11% Nilai persentase sebesar 66,11% apabila dikonsultasikan dengan interpretasi dari Arikunto termasuk pada kategori cukup baik. Artinya dalam pelaksanaan pembinaan pegawai oleh Kepala di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis cukup baik. Selanjutnya,dari keseluruhan hasil angket mengenai pelaksanan komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindugan Masyarakat Kabupaten Ciamis,direkapitulasi sebagaimana tertera dalam Tabel di bawah ini :
TABEL 1.3 REKAPITULASI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI PELAKSANAAN KOMITMEN ORGANISASI DI KANTOR KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN CIAMIS No.
Pertanyaan
Skor
Kategori
%
Kategori
1. Menjunjung tinggi etos kerja dalam menjalankan setiap
52
Baik
69.33
CukupBaik
2.
32
Kurang Baik
42.67
Kurang Baik
53
Baik
70.67
Cukup Baik
41
kurang Baik
54.67
kurang Baik
51
Cukup Baik
68.00
Cukup Baik
50
kurang Baik
66.67
Cukup Baik
53
Cukup Baik
70.67
Cukup Baik
8. 9. Rasa kebanggaan terhadap organisasi/instansi 10. Melakukan melakukan usaha yang maksimal untuk
35
Kurang Baik
46.67
Kurang Baik
43
kurang baik
57.33
Cukup Baik
51
Cukup Baik
68.00
Cukup Baik
JUMLAH
461
RATA-RATA
46,10
3. 4. 5. 6. 7.
tugas pokok dan fungsi sesuai dengan ketentuan Instansi memberikan kompensasi materi terhadap pengabdian seorang pegawai Menunjukkan loyalitas pegawai terhadap kebaikan organisasi Kesempatan dalam memberikan suatu gagasan solusi untuk menyelesaikan setiap masalah pekerjaan Setiap gagasan yang berikan dalam pekerjaan selalu dipertimbangkan untuk ditindaklanjuti Keterlibatan dalam setiap pembuatan keputusan mengenai pekerjaan Menjalankan pekerjaan berdasarkan keputusan yang ditetapkan bersama dengan penuh tanggung jawab Kepentingan organisasi/instansi adalah hal utama
kesuksesan organissi ini tanpa paksaan dari manapun
Sumber : Hasil Penelitian 2013 Dalam Tabel 4.27, nilai skor rata-rata sebesar 46,10 diperoleh dengan cara perhitungan sebagai berikut : total skor Skor rata-rata = jumlah item =
461 10
= 46,10 Nilai skor rata-rata yang diperoleh sebesar 46,10, jika digambarkan dalam bentuk interval kelas akan tampak seperti gambar kuartil di bawah ini : 15,0
27,2
Tidak Baik
39,0
Kurang Baik
51,0
Cukup Baik
46,10
63,0
Baik
75,0
Sangat Baik
Dengan demikian skor rata-rata yang diperoleh sebesar 46,10 dalam variabel komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis berada pada kategori cukup baik. Sedangkan untuk mengetahui besaran angka dalam bentuk persentase, dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Skor rata-rata =
=
x 100%
Skor ideal 46,10 x 100% 75
= 61,47% Nilai
persentase
sebesar
61,47%
apabila
dikonsultasikan
dengan
interpretasi dari Arikunto termasuk pada kategori cukup baik. Artinya dalam pelaksanaan komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis cukup baik. Untuk menjawab rumusan masalah yang ke-3, yaitu seberapa besar pengaruh pembinaan pegawai oleh Kepala terhadap komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis, terlebih dahulu dicari hubungan antara dua variabel yaitu variabel pembinaan pegawai oleh Kepala dengan variabel komitmen organisasi. Untuk itu digunakan koefisien korelasi product moment – Pearson. rxy
xy x 2 y 2
Untuk menghitung koefisien korelasi, dibuat tabel harga variabel X dan Y yang merupakan hasil perhitungan statistic dan digunakan untuk menentukan koifisien korelasi. Adapun nilai yang diperoleh adalah sebagai berikut :
X 2
= 565,33
Y 2
= 578,93
XY
= 410,67 Kemudian nilai-nilai tersebut dimasukan ke dalam rumus Product Moment-
Pearson : rxy
= = =
xy x 2 y 2
410,67 565,33x578,93 410,67 327286,496 410,67 572.089
= 0.718 Dari hasil perhitungan (pada lampiran 10 : Menentukan Hubungan Dua Variabel), diketahui bahwa hubungan pembinaan pegawai oleh Kepala dengan komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis sebesar 0.718. Untuk dapat memberikan interpretasi seberapa kuat hubungan tersebut, maka digunakan pedoman berdasarkan pendapat Sugiyono (2005:214), seperti pada tabel berikut ini : TABEL 1.4 PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599
Sangat Rendah Rendah Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Berdasarkan tabel 1.4 pedoman interpretasi koefisien korelasi, nilai r xy sebesar 0.718 berada diantara interval koefisien 0.60 – 0.799 yang menunjukan tingkat hubungan yang kuat. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pembinaan pegawai oleh Kepala terhadap komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis. Nilai r xy sebesar 0.718 kemudian diinterprestasikan dengan berkonsultasi pada tabel harga kritik r product moment dengan N = 15, diperoleh r tabel
pada
signifikansi 5% atau interval kepercayaan 95% = 0.514 dan pada signifikansi 1% atau interval kepercayaan 99% = 0.641. Dengan demikian r xy yang diperoleh dari perhitungan statistik lebih besar daripada r tabel (0.514 < 0.718 > 0.641), artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pembinaan pegawai oleh Kepala terhadap komitmen organisasi. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh pembinaan pegawai oleh Kepala terhadap komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis dapat ditentukan dengan perhitungan koefisien determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien korelasi yang ditemukan sebagai berikut : Kd = r 2 x 100 % = 0.718 2 x 100% = 51,5524% = 51,55% Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai sebesar 51,55%%. Artinya komitmen organisasi dipengaruhi oleh pembinaan pegawai oleh
Kepala sebesar 51,55%%. Dengan perkataan lain bahwa pembinaan pegawai oleh Kepala berpengaruh terhadap komitmen organisasi sebesar 51,55% dan sisanya sebesar 48.45% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti, seperti kepemimpinan, motivasi, sistem penggajian dan lain-lain. 4.1
Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan uji-t (t-test/student’s) dari Gosset
dengan taraf signifikansi ( α ) 0.05 atau 5 % artinya menerima hipotesis atas dasar interval kepercayaan 95%. Adapun pengujian dengan langkah sebagai berikut:
t = r xy
n2 1 rxy
= 0.718
2
15 2
1 0.718 2
= 0.718
13 1 - 0.515524
= 0.718
13 0.484476
= 0.718
26.83311454024554
= 0.718 x 5.18007 = 3.719 Nilai t yang diperoleh sebesar 3.719 selanjutnya dikonsultasikan pada nilai persentil distribusi t maka dengan t tabel (df =N – 2 = 13) pada taraf kepercayaan 95% atau ( α ) 0.05 adalah sebesar 2,160 dan pada taraf
kepercayaan 99% atau ( α ) 0.01 adalah sebesar 3,012, hal ini menunjukan bahwa t hitung lebih besar daripada t tabel (2,160< 3.719 > 3,012). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H a diterima, artinya hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara pembinaan pegawai oleh Kepala dan komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis, terbukti. E .SIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan pembinaan pegawai oleh Kepala di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis termasuk kategori cukup baik, dengan total skor sebesar 595 atau rata-rata 49,58 atau 66,11%. Nilai persentase sebesar 66,11% apabila dikonsultasikan dengan interpretasi dari Arikunto termasuk pada kategori cukup baik. Artinya dalam pelaksanaan pembinaan pegawai oleh Kepala di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis cukup baik dan telah sesuai dengan model pembinaan yang dikembangkan untuk pegawai negeri sipil sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negri Sipil. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Kantor diperoleh informasi bahwa pembinaan pegawai dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan serta senantiasa diupayakan untuk selalu ditingkatkan supaya hasilnya lebih baik lagi.
Berdasarkan hasil observasi, pembinaan pegawai yang dilakukan di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis, meliputi pembinaan karier, pembinaan etika profesi, dan pembinaan disiplin pegawai.. 2. Komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis berdasarkan hasil penelitian termasuk kategori cukup baik dengan memperoleh total skor sebesar 461 atau rata-rata 46,10 atau 61,47%. Nilai persentase sebesar 61,47% apabila dikonsultasikan dengan interpretasi dari Arikunto termasuk pada kategori cukup baik. Artinya dalam pelaksanaan komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis cukup baik dan telah sesuai dengan pendapat Steers dan Shadur, et al (dalam Prayitno, 2004:50). Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Kantor, komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat secara umum sudah baik. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya kinerja pegawai, pegawai selalu terlibat dalam aktivitas kerja dan meningkatnya tugas dan tanggung jawab pegawai terhadap pekerjaan yang diberikan. Berdasarkan hasil observasi, komitmen pegawai terhadap organisasi sudah baik yang
ditandai
pegawai
selalu
berusaha
semaksimal
mungkin
untuk
menempatkan kepentingan organisasi melebihi kepentingan pribadi dan bekerja sesuai tugas dengan sebaik-baiknya untuk kesuksesan organisasi. 3. Pengaruh pembinaan pegawai oleh Kepala terhadap komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis cukup signifikan. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan diperoleh
nilai t hitung = 3.719 dan t tabel pada taraf kepercayaan 95% atau ( α ) 0.05 adalah sebesar 2,160 dan pada taraf kepercayaan 99% atau ( α ) 0.01 adalah sebesar 3,012. Maka berarti t hitung > t tabel , hal ini menunjukan adanya pengaruh yang signifikan. Nilai rxy sebesar 0.718 berada diantara interval koefisien 0.60 – 0.799 yang menunjukan tingkat hubungan yang kuat antara variabel pembinaan pegawai oleh Kepala terhadap variabel komitmen organisasi. Indikasi dari pengaruh tersebut adalah jika pembinaan pegawai oleh Kepala dilaksanakan dengan baik maka komitmen organisasi pun akan meningkat pula. Pengaruh pembinaan pegawai oleh Kepala yang terwujud pada komitmen organisasi cukup besar yaitu sebesar 51,55% dan sisanya sebesar 48.45% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti, seperti kepemimpinan, motivasi, sistem penggajian dan lain-lain. 5.2. Rekomendasi Dengan melihat hasil penelitian diatas, penulis menyampaikan beberapa hal sebagai berikut : 1. Dari hasil penelitian mengenai pelaksanaan pembinaan pegawai oleh Kepala di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis ada lima indikator baik dan ada dua indikator cukup baik sedangkan indikator kurang baik ada lima. Untuk itu agar dipertahankan bahkan alangkah lebih baik lagi bila ditingkatkan indikator yang kurang baik. Untuk beberapa indikator dalam pelaksanaan pembinaan pegawai oleh Kepala di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis yang masih kurang baik, agar diperbaiki sehingga dapat terpenuhi dan dilaksanakan secara optimal, yaitu untuk indikator upaya organisasi/instansi untuk
meningkatkan pengetahuan, disarankan Kepala Kantor untuk memberikan perhatian penuh dan memfasilitasi peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi pegawai. Untuk indikator membuat program pendidikan, disarakan Kepala Kantor membuat database bagi pegawai yang memenuhi persyaratan untuk diikutsertakan dalam program pendidikan dan latihan. 2. Dari hasil penelitian mengenai komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis ada dua indikator baik dan ada tiga indikator cukup baik sedangkan indikator kurang baik ada lima. Untuk itu agar dipertahankan bahkan alangkah lebih baik lagi bila ditingkatkan indikator yang kurang baik. Untuk beberapa indikator dalam pelaksanaan komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis yang masih kurang baik, agar diperbaiki sehingga dapat terpenuhi dan dilaksanakan secara optimal, yaitu untuk instansi memberikan kompensasi materi terhadap pengabdian seorang pegawai, disarankan Kepala Kantor dapat memberikan sesuatu dalam bentuk materi bagi pegawai yang telah mengabdi sehingga akan timbul kebanggaan dan merasa sangat dihargai. Untuk indikator kepentingan organisasi/instansi adalah hal utama, disarankan pegawai dapat menempatkan kepentingan dinas lebih penting dari pada urusan pribadi. 3. Hasil penelitian menunjukan bahwa komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis dipengaruhi oleh pembinaan pegawai oleh Kepala. Oleh karena itu disarankan jika ingin meningkatkan komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Kabupaten
Ciamis,
meningkatkan lagi pembinaan terhadap pegawai.
seyogyanya
kepala
lebih
DAFTAR PUSTAKA Buku Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta. Djarwanto dan Pangestu Subagyo. 2006. Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFE-UGM Griffin, 2004. Manajemen, alih bahasa Gina Gania, Jakarta : Erlangga Greenberg, Jerald dan Baron, Robert A. 2000. Perilaku Organisasi. Jakarta : Prentice Hall Luthans, Fred. 2006. Organizational Behaviour, New York : McGraw-Hill Book Co. Malthis, L. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. University Of Nebraska. Munandar. 2004. Peran Budaya Organisasi Dalam Peningkatan Unjuk Kerja Perusahaan. Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Musanef. 2000. Sumber Daya Manusia : Tinjauan Kualitas dan Kinerja Kerja Jakarta : Sinar Grafika Pamudji, S. 1987, Pembinaan Perkotaan Di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara ………….. 1995, Kepemimpinan Pemerintahan Di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara Panggabean, Mutiara, S., 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bogor : Ghalia Indonesia Prayitno. 2004. Panduan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud Poerwadarminta, W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Sjabadhyni, B. Graito & Wutun R.R. 2001. Pengembangan Kualitas SDM dari Perspektif Psikologi. Depok : Fakultas Psikologi UI. Sudjana. 1982. Metode Statistika. Bandung : Tarsito Sugiama, Gima. 2008. Metode Riset Bisnis dan Manajemen. Bandung : Guardaya Intimarta Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Penerbit Alfabeta. Sunarto, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, Yogyakarta : Amus Suparlan, Y.B, 1983, Kamus Istilah Kesejahteraan Sosial, Jakarta: Kanisius. Surakhmad, Winarno. 1985. Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar dan Teknik. Bandung : Tarsito. 100
Thoha, Miftah, 1993, Pembinaan Organisasi : Proses Diagnosa dan Intervensi, Jakarta : P.T Raja Grafindo Persada. ………………, 2001. Kepemimpinan Dalam Manajemen Suatu Pendekatan Prilaku, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Tohardi, Ahmad, Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : CV Mandar Maju Usmara A., 2002, Paradigma Baru Manajemen|Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : PT. Amara Books Widjaja, A.W. 1986.Administrasi Kepegawaian. Jakarta: Rajawali. Wursanto, I.G. 1997. Manajemen Kepegawaian. Yogyakarta: Kanisius. Peraturan Perundang-undangan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negri Sipil Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 jo Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 17 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Ciamis Peraturan Bupati Ciamis Nomor 60 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Unsur Organisasi Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis INTERNET Kuntjoro, Zainnudin Sri. Komitmen Organisasi. Media internet diakses dari situs http:/www.e-psikologi.com/masalah/faktor.html
TABEL 4.28 PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599
Sangat Rendah Rendah Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Berdasarkan tabel 4.27 pedoman interpretasi koefisien korelasi, nilai r xy sebesar 0.718 berada diantara interval koefisien 0.60 – 0.799 yang menunjukan tingkat hubungan yang kuat. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pembinaan pegawai oleh Kepala terhadap komitmen organisasi di Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ciamis. Nilai r xy sebesar 0.718 kemudian diinterprestasikan dengan berkonsultasi pada tabel harga kritik r product moment dengan N = 15, diperoleh r tabel
pada
signifikansi 5% atau interval kepercayaan 95% = 0.514 dan pada signifikansi 1% atau interval kepercayaan 99% = 0.641. Dengan demikian r xy yang diperoleh dari perhitungan statistik lebih besar daripada r tabel (0.514 < 0.718 > 0.641), artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pembinaan pegawai oleh Kepala terhadap komitmen organisasi.