UPAYA MEI\URUNKAN KECACATAN PADA PENDERITA KUSTA MELALUI KEPATUHAN TERHADAP PENGOBATAN DAN DUKUNGAN KELUARGA Indanahr.' Tri Suwarto-
t't
Stikes Muhammadiyah Kudus, Jl.Ganesha I Purwosari, Kudus, 593l6,Indonesia
*Indanah, Email : nok
[email protected]
Abstrak
yang menyerang syaraf tepi, kulit dan organ tubuh stigma dari masyarakat, sehingga penderita kusta menderita tidak manusia.Penyakit kusta masih menimbulkan hanya karena penyakitnya saja, tetapi juga dijauhi dan dikucilkan oleh masyarakat. Stigma masyarakat timbul karena resiko kecacatan yng ditimbulkan oleh kusta. Kecacatan, proses penyembuhan dan dampak sosial terhadap penyakit kusta ini sedemikian besarnya, sehingga menimbulkan masalah kesehatan yang sangat mendalam. Dampak yang timbul karena penyakit kusta dapat diminimalkan jika adanya dukungan keluarga yang optimal terhadap proses pengobatan pada pasien kusta. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui hubungan antara kepatuhan terhadap pengobatan dan dukungan keluarga dengan tingkat kecacatan penderita Kusta merupakan penyakit kronik
kusta.
Jenis Penelitian adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan -cross sectional. Populasi dalam ini adalah penderita kusta di wilayah X sejumlah 52 orang, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total populasi. Instmmen yang digunakan untuk mengidentifikasi dukungan keluarga menggunakan kuesioner yang telah valid dan relirbel dan menggunakan instrumen pencatatan pencegahan cacat/ prevention of disability {POD) dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kepahrhan terhadap pengobatan dengan kecacatan penelitian
: 0,0040; a: 0,036) dan ada hubungan anatar dukungan keluarga dengan kecacatan pada penderita kusta dengan (p :0,0040; u : 0,036). Penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan dukungan dari keluarga unfuk meningkatkan kepafuhan terhadap pengobatan sehingga mampu mencegah dan menurunkan tingkat kecacatan pada penderita kusta.
penderita kusta (p
Kata Kunci : kepatuhan, dukungan keluarga, kecacatan, kusta
PENDAHUI.iUAN
dikucilkan oleh masyarakat.
penyakit syaraf tepi, kulit
Penyakit Kusta merupakan kronis yang menyerang
Stigma
masyarakat timbul karena resiko kecacatan
yang ditimbulkan oleh kusta.
Kecacatan,
dan organ tubuh manusia. Menurut
proses penyembuhan dan dampak sosial
Amirudin (2005) Dalam jangka panjang,
terhadap penyakit kusta
penyakit kusta menimbulkan
kecacatan
ini
besarnya, sehingga menimbulkan masalah
tubuh kesehatan yang sangat penderita tidak dapat berfungsi (Soewono,2009). sehingga
sebagian anggota
mendalam.
Kejadian penyakit kusta umumnya
sebagaimana mestinya.
Penyakit kusta masih
menimbulkan
terdapat di negara berkembang yang belurn
penderita
memberikan pelayanan yang memadai di
stigma dari masyarakat, sehingga
kusta menderita tidak hanva
karena
penyakitnya saia, tetapi juga dijauhi JIKK Vol. 5. No. 3 Agustus
seden;ikian
201.4:69-80
bidang kesehatan (Depkes
dan Menurut World Health
RI,
2007).
Organization 69
(WHO) pada awal tahun 2010 prevalensi
di seluruh dunia sebanyak
kusta
ada sebelum pengobatan. pada penderita
211.903
yang sudah mengalami cacat pennanen,
kasus, (WHO, 2009). Mayoritas penderita
pengobatan dilakukan untuk mencegah
kusta berasal dai negara India, Brasil dan
cacat lebih
Indonesia. Penderita Kusta yang tercatatat
sedini mungkin dan teratur minum obat
di Indonesia sebanyak 17.260 kasus (WHO,
agar tidak timbul cacat yang baru (Depkes
2010). Berdasarkan laporan WHO tercatat
RI, 2006). Kendala pengobatan kusta terjadi
antara
2
sampai
3 juta orang di
lanjut.
Pentingnya pengobatan
dunia
karena kondisi ekonomi masyarakat dan
mengalami kecacatan yang pefinanen yang
kepatuhan menjalani pengobatan yang
disebabkan oleh penyakit kusta.
masih rendah. Masa pengobatan yang lama
Jumlah penderita kusta di Indonesia
tersebar hampir
di
setiap provinsi. pada
tahun 2009 provinsi Jawa Tengah memiliki
proporsi cacat tertinggi peringkat 3 di Indohesia. Jumlah penderita kusta di Kabupaten Kudus pada tahun
2011
6
18 bulan mengakibatkan kebosanan dan ketidak patuhan menjalankan program pengobatan, antara
akibatnya banyak penderita yang droup out
dari pengobatan tersebut. (Nukman, 2007).
adalah
Selain kepatuhan minum obat, faktor yang
77 orang dengan 12 kasus pB (Paucibacillar) dan 65 kasus MB
berpengaruh terhadap kecacatan pada penderita kusta adalah peran keluarga.
(Multibacillar), dimana penderita yang
Proses penyembuhan dan pengobatan
sebanyak
mengalami
(ll,Syo).
'cacat sebanyak 9
orang
Sedangkan pada tahun 2013
penyakit kusta membutuhkan konstribusi
tidak hanya oleh penderita
sendiri,
ditemukan penderita baru 52 orarg, dimana
melainkan dukungan dari keluarga dan
3 kasus PB (Paucibacillar) dan 49 kasus MB (Multibacillar), dari jumlah tersebut
masyarakat sekitar penderita. peran keluarga
penderita yang mengalami cacat sebanyak 6
pencegahan keca'catan dimana penderita
orang (11,8%) (DKKKudus, 2014).
dengan dukungan anggota keluarga yang
ini
berhubungan dengan .Upaya
Kecacatan pada penderita kusta
baik melakukan upaya pencegahan. peran
timbul karena proses pengobatan yang tidak
keluarga sangat penting untuk setiap aspek
optimal Pengobatan pada penderita kusta
perawatan anggota keluarga, terutama pada
bertujuan untuk memutuskan mata rantai
upaya kuratif (pengobatan). Apabil
penularan, menyembuhkan
penyakit
anggota keluarga yang sakit, keluarga juga
penderita, mencegah terjadinya cacat atau
akan memperhatikan individu tersebut secara total dan memberikan perawatan
mencegah bertambahnya cacat yang sudah
upaya Menurunkan Kecacatan pada penderita Kusta...lndanah, Tri suwarto
a
ada
70
yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
sehat sampai tingkat optimum. Menurut
penderita kusta
Friedman (dalam Moksin, 2010), terdapat
kesehatan kabupaten
empat jenis dukungan keluarga, yaitu
sejumlah 52
dukunsan
emosional.
dukungan
di
wilayah kerja dinas
kudus
dengan
responden, mampu berkomunikasi secara verbal dan non
instrumental, dukungan informatif, dan
verbal,
dukungan penghargaan. Bentuk dukungan
penelitian, mampu membaca, menulis, dan
yang diberikan. oleh keluarga
berkomunikasi secara verbal
adalah
bersedia menjadi responden
dan
non
semangat, motivasi, pemberian nasihat, atau
verbal. Kriteria eksklusi pada penelitian ini
mengawasi tentang pengobatan.
jika
Berdasarkan
survei
pendahuluan
diperoleh hasil bahwa penderita
kusta
responden/keluarga menolak apabila
menj adi responden penelitia
Penelitian
ini
menggunakan kuisioner
merasa tidak mendapatkan dukungan yang
yang berisi daftar-pefianyaan tentang data
baik dari keluarga. Tingginya kasus kusta
demografi, kepatuhan terhadap pengobatan,
dan dampak kecacatan yang ditimbulkan
dukungan keluarga yang sudah dilakukan
mendasari apakah dukungan
uji validitas
berhubungan
dengan
keluarga
Kecacatan
Pada
dan reliabilitas dengan dengan
menggunakan korelasi Pearson product moment. Pengumpulan data tentang tingkat
Penderita Kusta.
kecacatan penderita kusta menggunakan
Penelitian ini
bertujuan
untuk
quesioner berdasarkan
pencatatan
mengetahui sejauh mana hubungan
pencegahan cacatl prevention of disability
antara kepatuhan terhadap pengobatan
(POD) dari Departemen
dan dukungan keluarga dengan
Republik Indonesia.
kecacatan pada penderita.
Data pada penelitian ini
Kesehatan
dianalisis
menggunakan satu program komputer. Datd
dianalisis dengan menggunakan analisis
METODE
Penelitian ini merupakan
penelitian
univariat dan bivariat. Analisis univariat
kuantitatif dengan menggunakan deskripsi
dilakukan pada variabel usia, jenis
analitik dengan desain penelitian
cross
kelamin, dukungan keluarga dan tingkat
dan menggunakan tekhnik
kecacatan penderita kusta. Analisis bivariat
sectional total
sampling.
selama
Penelitian dilakukan
2 bulan yaitu bulan Juni
dan
yang digunakan adalah analisis chi squere.
juli
2014 JIKK Vol. 5. No. 3 Agustus 2O14
:69-80
'71
HASIL PENELITIAN Penelitian dilakukan
pengobatan kusta, Dari hasil analisis, pada
di
wilayah dinas
pertanyaan yang diajukan
ke
responden
kesehatan kabupaten kudus dengan
mayoritas
melibatkan seluruh penderita kusta yang
mengkomunikasikan dengan keluarga jika
terdiri dari 52 orang sebagai
responden.
obat yang harus dikonsumsi sudah habis,
Rata rata usia responden adalah arfiara 47
yaitu 45 (59 %) responden. Ketidak
tahun, dengan usia termuda 35 tahun dan
patuhan terhadap pengobatan
usia tertua 67 tahun. Penelitian ini membuktikan dan menjawab pertanyaan
tunjukkan dengan ketidakpatuhan terhadap
penelitian yang diajukan bahwa apakah ada
ketidakpatuhan terhadap waktu minum obat
hubungan antara kepatuhan
(28
terhadap
responden
ketepatan dosis (28
I
tidak
juga
di
I 54% ) responden dan
54%). Kapatuhan terhadap pengobaran
pengobatan dan dukungan keluarga dengan
di tunjukukan oleh responden dengan tidak
tingkat kecacatan penderita. Berdasarkan
membuang obat yang akan
analisis univariat sebagian besar (31
I
di
dapa-tkan bahwa
sebesar terbesar (33
di
minum,
I 63%) responden.Dari
60%) responden'tidak
hasil tersebut dapat disimp'11ft6 bahwa
patuh terhadap pengobatan kusta (diagram
mayoritas penderita kusta tidak patuh dalam
1)
minum obat
Pada aspek dukungan
keluarga
menunjukkan bahrva sebagian Diagram
responden (32 responden
1
Gambaran Kepatuhan terhadap pengobatan terhadap Responden (n:52)
/
620
besar
) kurang
mendapatkan dukungan dari keluarga.
Hasil analisis dapat di lihat
pada
diagram 2.
Pada tabel l
Berdasarkan
pertanyaan tentang kepatuhan terhadap Diagram2 upaya Menurunkan Kecacatan Pada Penderita Kusta...lndanah, Tri suwarto
72
Gambaran dukungan keluarga pada penderita kusta (n:52)
Analisis Univariat yang dilakukan variabel tingkat
pada
kecacatan penderita kusta
menunjukkan bahwa sebagian
besar
responden penderita kusta mengalami kecacatan tingkat
| ( 52 %). Hal tersebut
dapat di lihat pada Diagram 4.
Diagram4 Gambaran Tingkat Kecacatan Penderita
Kusta (n:52) Berdasarkan diagram
2
didapatkan bahwa
berdasarkan bentuk dukungannya, sebagian
besar responden mendapatkan dukungan
yang baik pada aspek dukungan instrumental (69%), dukungan informasi
(81%) dan dukungan penghargaan (63%).
Bentuk dukungan keluarga yang kurang didapatkan oleh penderita kusta berupa dukungan terhadap aspek emosi (81%).
'Diagram 3
Bentuk Dukungan Keluarga terhadap Responden
Dari hasil analisis bla.ri'at
didapatkan
hasil, terdapat hubungan yang signifikan ar$ara dukungan
keluarga dengan tingkat
kecacatan penderita
kusta (p:0,001),
ada hubungan yang signifikan
(n:52)
serta
anatara
kepatuhan terhadap pengobatan dengan kecacatan pada penderita kusta
50
(p:0,Ua)
'12[Blo,,n]
Hal ini dapat dilihat daritabel 2
40 30 20
PEMBAHASAN
10
Kepatuhan terhadap pengobatan
0 lnslrumental
Enlosi
fnf+rnrasi Pengharg:an
€ Kurang A Baik
Ketaatan atau kepatuhan terhadap
pengobatan pada penderita
kusta
dipengaruhi oleh lamanya masa pengobatan
sehingga diperlukan keuletan JIKK Vol. 5. No. 3 Agustus
2014:69-80
dan 73
ketekunan- Timbul rasa bosan, adanya
dengan keluarga
perasaan sudah sembuh mengakibatkan
yaitu 45 (59 %) responden. Ketidak patuhan terhadap pengobatan juga di tunjukkan dengan
penderita menghentikan
pengobatan
sebelum masa akhir pengobatan selesai (Nukman,2007').
jika obat yang harus
dikonsumsi sudah habis,
ketidakpatuhan terhadap ketepatan dosis
Hasil penelitian yang
dilakukan
(28
/
54% ) responden dan ketidakpatuhan
diperoleh paling banyak penderita kusta
terhadap waktu minum obat (28
tidak patuh dalam minum obat yaitu sebanyak 48 orang (62,3%). Dari hasil
Kapatuhan terhadap pengobatan di tunjukukan oleh responden dengan tidak
analisis diketahui ada hubungan kepatuhan
membuang obat yang akan
terhadap
pengobatan dengan
pada penderita kusta(
p value
:
0,05). Penelitian tentang
kecacatan
0,034;
a:
sebesar terbesar (33
di
I
54%).
minum,
I 63%) responden.
Dari hasil tersebut
dapat
kepatuhan
disimpulkan bahwa mayoritas penderita
penderita kusta pemah dilakukan oleh
kusta tidak pat'.rh dalam minum obat. Faktor
Anggraini (2010) dengan hasii
ada
yang menyebabkan penderita kusta tidak
hubungan antara kepatuhan pasien kusta
patuh arfiara lain adalah rasa bosan dalam
dalam melakukan pengobatan dengan tingkat kecacatan pasien kusta. Hal
melakukan
itersebut menunjukkan bahwa derigan patuh
pengobatan
karena
membutuhkan waktu yang lama. .ekonomi
kecacatan atau mencegah cacat yang lebih
yang rendah sehingga putus .dalam pengobatan. Selain itu, juga disebabkan oleh perasaan bahwa penderita sudah
lanjut pada penderita kusta. Hasil penelitian
sembuh dan mengatakan keadaannya baik
yang sama dilakukan oleh Fanika
baik saja sehingga cenderung menghentikan
minum obat maka dapat mengurangi resiko
eAfi)
yang mengungkapkan bahwa kepatuhan mengkonsumsi obat kusta adalah salah satu
-
pengobatan
Upaya meningkatkan
kepatuhan
faktor yang mempengaruhi kecacatan penderita kusta karena jika pasien tidak
minum obat pada penderita kusta antara lain adalah dengan memberikan pendidikan
patuh minum obat kusta maka kuman kusta
kesehatan tentang efek samping dan resiko
dapat aktif kembali sehingga menimbulkan
jika tidak patuh
cacat yang lebih parah.
kesehatan dalam memberikan pendidikan
Dari hasil analisis, pada pertanyaan
yang diajukan ke responden mayoritas responden tidak menskomunikasikan
dalam minum obar. petugas
kesehatan sebaiknya
tidak
menggunakan
bahasa teoritis, tetapi menggunakan bahasa
upaya Menurunkan Kecacatan pada penderita Kusta...lndanah, Tri suwarto
74
sehari hari
sehingga Pasien
daPat
dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses atau diadakan
menerima informasi dengan jelas.
Pengobatan pada penderita kusta
untuk keluarga
bertujuan untuk memutuskan mata rantai
penularan, menyembuhkan
PenYakit
Hasil penelitian yang
dilakukan
penderita, mencegah terjadinya cacat atau
diperoleh sebagian besar penderita kusta
mencegah bertambahnya cacat yang sudah
kurang mendapatkan dukungan
ada sebelum pen$obatan. Pemberian Multi drug therapy pada penderita kusta terutama
keluarga yaitu sebanyak 32 orang (61%). Hasil analisis statistic diperoleh ada
pada tipe Multibaciler karena tipe tersebut
hubungan dukungan keluarga
merupakan sumber kuman menularkan
kecacatan pada penderita kusta. Hasil uji
kepada orang
lain. Tujuan
pengobatan
dai
dengan
statistik dengan chi square diperoleh p
penderita unflrk memutuskan mata tantai
value 0,004
penularan, menyembuhkan
penderita dan mencegah terjadinya cacat
Penelitian tentang dukungan keluarga pada pasien kusta Pemah
atau mencegah bertambahnya cacat yang
dilakukan oleh Nurhartati diperoleh ada
suclah ada sebelum pengobatan.
hubungan perawatan penyakit kusta oleh
penyakit
Pada
1a: O,OS;
penderita yang sudah mengalami caeat
keluarga dengan tingkat
pernanen, pengobatan dilakukan 'hanya
penderita kusta.
untuk mencegah'cacat lebih
lanjut.
kecacatan
Bila
penderita kusta tidak meminum obat secara
Hal tersebut menunjukkan bahwa keluarga
teratur maka kuman kusta dapat menjadi
dapat memberikan dukungan kepada pasien
aktif kembali dan dapat menimbulkan
kusta dengan melakukan Perawatan
gejala-gejala baru yang akan memperburuk
penyakit kusta untuk mencegah terjadinya
keadaan penderita. Pentingnya pengobatan
kecacatan pada penderita kusti. Hurli
sedini mungkin dan teratur minum obat
penelitian yang sama pernah dilakukan oleh
agar tidak
timbul
cacar yang baru (Depkes
Dukungan Keluarga Dukungan sosial kehrarga mengacu
IIKK Vol. 5. No. 3 Hgustus 2A'].4 :69-80
menunjukkan
bahwa dukungan instrumental berupa perawatan luka yang dapat mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut pada
RI,2006).
pada dukungan-dukungan sosial
Triana Sukmawati (2010)
penderita kusta.
yang
75
Tabel I Gambaran
bentuk kepatuhan terhadap pengobatan pada Penderita Kusta
(rr-
52)
I
Tepat dosis
24
46
28
54
2
Tepat waktu
24
46
28
54
a J
Tepat Cara
3l
60
2l
40
4
Kesadaran minum tarrpa ditunggui anggota
26
50
26
50
l8
35* *
34
65+
keluarga lain.
mengkomunikasikan pada keluarga bila obat
5
sudah habis. 6
megunjungi dokter jika obat habis
31
60
2l
40
I
minum obat dengan tanpa dipaksa
27
52
25
48
8
minum obat sesuai anjuran dari dokter
25
48
27
52
9
Tidak membuang obat yang telah diberikan
aa JJ
63.*
T9
37*
dokter 10
t<
Saya bersedia mematuhi aturan minum obat,
25
48
27
S2
seperti'minum obat sesudah makan
Tabel
2
-
Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga dan Tingkat Kecacatan Penderita
Kusta (n:52)
Upaya Menurunkan Kecacatan Pada Penderita Kusta...lndanah, Tri Suwarto
76
Kepatuhan Kurang patuh patuh
6t9t44s 7331362
lt
36
31
100
I
5
2l
100
0,034x
Dukungan
Keluarga Kurang
Baik
52514701532100 8 25 13 4t 11 34
fl' :0,05
0,004*
20
100
kurang memberikan dukungan dengan baik.
Dari hasil analisis, pada pertanyaan yang diajukan ke responden pada kategori dukungan informasional terdapat
42
Hal yang menyebabkan ad,arrya
antara
lain adalah
kesibukan dari masing
-
masing
orang
anggota keluarga sehingga tidak punya
(8I%) keluarga tidak mencarikan informasi berdasarkan
waktu untuk merawat penderita kusta. Selain itu, juga dikarenakan rendahnya
pengalaman orang lain. Sedangkan dilihat
pemahaman keluarga tentang penyakit
dari segi dukungan emosional
kusta sehingga kurang dapat memberikan
tentang penyakit kusta
terd,apat 26
orang 6A%) keluarga bersifat cuek terhadap pasien kusta. Berdasarkan
dukungan informasional kepada penderita kusta.
dukungan instrumental sebanyak 3645
Dukungan sosial keluarga mengacu
orang (69%) keluarga cend.erung malas jika
pada
mengantar berobat pasien kusta. Resporrden
dipandang oleh anggota kelurga sebagai
juga mengungkapkan bahwa sebagian besar ( 33 orang / 64 % ) merasa kurang dihargai
oleh keluarga karena kecacatan dan ketidakmampuan yang dialaminya.
Dari hasil penelitian
dapat
disimpulkan bahwa mayoritas keluarga JIKK Vol. 5. No. 3 Agustus ZO14:69_80
dukungan-dukungan sosial'
r*,
sesuatu yang dapat diakses atau diadakan
untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau
tidak digunaka.n. tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang bersifat mendukung dan selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan
jika diperlukan). 77
berfungsi sebagai sistem pendukungan bagi
ini diharapkan mampu meningkatkan peran perawat
anggota-anggotanya (Firedman, 2008).
meningkatkan dukungan
Baik kelaurga inti maupun keluarga besar
Faktor yang berpengaruh terhadap
Hasil penelitian
keluarga.
Pada
kecacatan pada penderita kusta adalah
penelitian lebih lanjut mengenai faktorfaktor lain yang mungkin berpengaruh
peran keluarga. Peran keluarga ini
terhadap kecacatan penderita kusta.
berhubungan dengan upaya pencegahan
kecacatan
.
dimana penderita
dengan
dukungan anggota keluarga yang baik
melakukan upaya pencegahan. Peran keluarga sangat penting untuk setiap aspek
DAFTAR PUSTAKA
Amirudin,
perawatan anggota keluarga, terutama pada
upaya kuratif (pengobatan). Apabila ada
M. Dali, et al.
Jakarta:
2005. Kusta.
FKUI
anggota keluarga yang sakit, keluarga juga
Anggraini. 2010. hubungan antara kepatuhan pasien kusta dalant
akan memperhatikan individu tersebut secara total dan memberikan perawatan
melakukan pengobatan dengan tingkat kecacatan pasien kusta di kabupaten Sentarang (Jtara. Skripsi: Universitas Diponedoro
yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan sehat sampai tingkat optimum. Menurut
Arikunto, Suharsimi. 2006.
Friedman (dalam Moksin, 2010).
Penelitian Suatu
Prosedur
Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipra
KESIMPULAN Sebagian besar responden penderita kusta
mengalami kecacatan tingkat 1. Sebagian besar responden kurang patuh dan kurang
mendapatkan dukungan
dari
Bakker M., Hatta M., Kwenang A., Klaster PR, Oskam L.. 2005. Epidemiolog,, and Prevention of Leprosy: a Cohort Study In Indonesia; Epidemiology of
Leprosy on Five Isolated Islands in The Flores Sea, KIT Biomedical
keluarga.
Terdapat hubungan yang signifikan antara
kepatuhan terhadap pengobatan dukungan keluarga
dan
dengan tingkat
Research, Melbergdreef.
Cobbs dan Jones. 2006.
Psikologi
Kesehatan Jakarta: EGC
kecacatan pada penderita kusta.
Daili,
dkk. 2008. Kusta.
.Jakarta: UI
PRES
REKOMENDASI
upaya Menurunkan Kecacatan Pada Penderita Kusta...lndanah, Tri Suwarto
'74
Das,
2006 Stigma, Contagian, Defect: Issues in The Antropologt of Public Health
Epidemiologi "Buletin Epidemiological" Edisi Mei Ditjen.
RI. 2007. Profil Kesehatan
Isselbacher, Kurt 2009, Harrison: Prinsipprinsip llmu Penyakit Dalam. Jakarta
; Berita
V.
Depkes
Jakarta.
Indonesia. Jakarta: DePkes RI
:
Depkes. 2002. Pedoman kusta nasional Jilid I. Jakarta: Depkes
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBD. 2008. Kamus Lengkap. Jakarta: PT
Depkes. 20A5. Pedoman kusta nasional pemberantasan penyakit kusta Jilid I.
Gramedia Pustaka
Depkes. 20A6. Pedoman kusta nasional pemberantasan penyakit kusta Jilid
RI. 2010. Pedomqn
Penemuan dan Tata Lalrsana Penyakit Kusta. Ditjen PP&PL - Departemen
Kemenkes
Jakarta: Depkes
II.
FKUI
Kesehatan R.I. Jakarta: Depkes RI
Jakafia: Depkes
Kuncoro. 2007. Perawatan DKK Kudus. 2011. Kudus Dalam Angka.
Keluar ga. Y ogy akarta: Nuha Medika
Kudus: Dinas Kesehatan
Melniek, Dr.vi, Anggraini. 2010. Kepatuhan Minum Ob at . Y o gy akarta: Nuha Medika
Kesehatan
dkk. 2A06.
Ke dolct er an. Surabava:
Mikrobiilogi Unair
Moksin. 2010. Per"awatan Keluarga. Fanika. 2011. Hubungan Ketaatan Minum Obat denga Kecacatan Penderita Kusta di Kabupaten Padangbaru
Suiatera Utara. Skripsi
:
Universitas Sumatera Urara
Friedman, Marlyn M. 2008. Praktik Keperawatan Keluarga: Teori,
Pengkajian, Diagnosa,
Intervensi.
dan
Toronto:
Yogyakarta : Nuha Medika
K., Nandakumar G.,. Thomas S., 2004. "Disability^ Rates in Leprosy", Indian J Dermatol
Muhammed
Venereol Leprol, Volume 70 (5)
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan.
Jakarta:
Rineka Cipta.
Appleton&Langel Ganapati, R.. Pai, VV., Kingsley S. (2003). "Disability Prevention and
Managernent
in
A
LeprosY:
Experience", Indian
J
Field
Dermatol
Venereol Leprol, Volume 69
Hasibuan. T,W.A. Kadri.
2010.
Nukman. 2A07. Kendala dalam Pengobatan Kusta. Jakarta: EGC
Nurhartati. 2010. Hubungan Perawatan Penyakit Kusta Dengan Tingkat Kecacatan Penderita Kusta Di Kabupaten Pekalongan. Skripsi: Universitas Diponegoro
Epidemiologi Kusta dan Progratn Pemberantasan
Penyakit
JIKK Vol. 5. No. 3 Agustus 2014 :69-80
Kusta 79
Nursalam. 2AA3. Konsep dan Penetapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Iakarta:
Sow et al. 2008. Leprosy Review. Nigeria: Females Present Late
Salemba
Sugiyono. 2007. Stastistika
Medika.
P enelitian.
Ogbeiwi OL, (2005),
" Progress
Bandung: IKAPI
Towards
the Elimination of Leprosy
in
Nigeria: a Review of the Role of
Policy Implementasion Operational Factors"
Untuk
and Leprosy
Review, Volume 76 Peter, E.S., Eshiet, A.L., (2002), Leprosy Review : Male-female Dffirences in
Leprosy Patients in South Eastern Nigeria: Females Present Late For Diagnosis and Treatment and Have Higher Rate of Deformity
Sacket dan Niven Neil. 2002. Perlaku
Kesehatan, Dalam
Psilokogi Kesehatan Edisi ke-2. Jakarta: EGC
Tjoh'onegoro.2007. Buku Ajar llmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKU
Triana Sukmawati. 2010. Faktor
- Faktor Yang Berhubungan dengan Kecacatan Kusta di Kabupaten Demak. Skripsi: Univeristas Muhammadiyah Semarang
WHO. 2010. Quality of Lfe.Geneva: WHO
Zulkifli. 2003. Penyakit kusta dan masalah yang ditimbulkannya.
Sumatera
Utara: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Saryono. 2009. Metodologi Penelitian Kuan ti t a tif. J akarta: Rimeka Cipra
Jumlah kata : 305
Soewono,, Handoko. 2009. Pedoman Pengobatan dan pengelolaan kusta di Rurnah Sakit. Jakarta: EGC
upaya Menurunkan Kecacatan Pada Penderita Kusta...lndanah, Tri Suwarto
BO