SEMINAR NASIONAL L TEKNIK KIIMIA SOEBA ARDJO BROTOHARDJO ONO IX Program Stu udi Teknik Kimia UPN “V Veteran” Jawaa Timur Surabayya, 21 Juni 20012
KARAKT TERISASI DAN PO OTENSI MINYAK M N NYAMPL LUNG ( (CALOPH HYLLUM INOPHY YLLUM) SEBAGAI S BAHAN BAKU EMBUAT TAN BIOD DIESEL PE Fajar Singgih S Kurn nia P, Findraa Ahmad Fallsafi dan Settiyo Gunawaan* Jurusaan Teknik Kimia, K Fakulttas Teknologgi Industri, Institut I Teknnologi Sepulu uh Nopembeer Suraabaya, Kamppus ITS Sukkolilo 60111 Korespondeensi: Tel.: +62 31 59462 240; Fax: +662 31 599928 82. Alaamat email:
[email protected] Abstrak Penelitian inni bertujuan untuk u mempellajari komposiisi (karakteristik) dari biji buah mangroove t minyak bbiji nyamplungg dan kompossisi Calophyyllum inophylllum (nyampluung), mengetahhui konversi total biodieseel yang dihasiilkan. Penelitia an menggunakkan metode staandar AOAC uuntuk pengujiaan komposisi biji b buah nyyamplung dan Inductively Cooupled Plasmaa untuk pengujiian mineral serrta menggunakkan larutan BF F3 metanol untuk konveersi biodiesel. Dari hasil penelitian uji komposisi k biji buah nyampllung didapatka kan kandung gan dari beraat total biji ad dalah sebagai berikut, kanduungan lipid beerkisar antara 62,96 – 63,1% %; untuk kandungan k air berkisar antarra 21,99 – 22,50%; kandunggan protein sebbesar 0,81%; kandungan k serrat kasar (crude (c fiber) seebesar 8,89-9,445%; kandungaan abu 0,51-0,,55%; dan kanndungan Nitroggen Free Extraact (NFE) sebesar 3,90--4,50%. Sedanngkan kandunngan mineral yang didapattkan adalah sebagai s berikuut, gan tembaga (Cu) ( berkisar antara a 14,505-16,04 ppm; kandungan k manngan (Mn) berrkisar antara 3 – kandung 3,36 pppm; kandungann besi (Fe) beerkisar antaraa 7,99 – 12,888 ppm; dan kaandungan kaliu um (K) berkissar antara 34,055 – 35,466 ppm. Yield biiodiesel dari crrude oil mencaapai 83-86%. unci : biji nyam mplung, biodieesel, crude oil Kata ku 1. PEN NDAHULUAN N Mangrove memiliki m peraanan yang sanngat penting bagi ekosisteem di daerah pesisir. Selaain melindu ungi daerah pesisir p dari geelombang air laut, mangrov ve memiliki berbagai b jenis tumbuhan yanng memilikki manfaat yanng besar. Indonnesia merupakkan salah satu negara yang m memiliki hutan n mangrove yanng sangat luas, l berdasarkkan Kementriaan Kehutanan lluas hutan manngrove Indonesia adalah 7.75 58.410 ha, tetaapi hampir 70% nya dalam m keadaan russak (Hartini et al., 2010). Datta hasil pemetaaan Pusat Survey Sumber Daaya L (PSSDAL L)-Bakosurtanaal dengan mennganalisis dataa citra Landsaat ETM (akum mulasi data cittra Alam Laut tahun 2006-2009, 2 1990 scenes), meengestimasi luuas mangrove di Indonesia saat ini adalaah 3.244.018 ha (Hartinii et al., 2010). Salah satu caraa untuk mengeembalikan konddisi hutan mangrove Indonesia adalah denggan melaku ukan reklamasi. Tetapi karenaa mahalnya biaaya reklamasi dan efek burukknya terhadap p ekosistem yanng ada, sehhingga dibutuhhkan cara yang g lain untuk meningkatkan m k kondisi hutan mangrove m Indoonesia. Cara laain yang leebih efektif yaang dapat dilakkukan adalah ddengan menem mukan manfaatt dari produk hutan mangrove sehinggga memunculkkan kesadarann bagi masyyarakat di daaerah pesisir untuk mengeembangkan dan d melestaarikan hutan mangrove m yang ada. Hutan mangrove memiliki berbaggai jenis tanam man yang biaasa dimanfa faatkan oleh maasyarakat sekitar, salah satunyya adalah Calo ophyllum inophhyllum. Calophyllum m inophyllum adalah a salah saatu spesies tannaman mangrovve dari famili Calophyllaceaae. Tanamaan ini tumbuh di pesisir panttai hampir di sseluruh Indoneesia, di Pulau Jawa J tanaman ini biasa disebbut nyampllung, sedangkaan di Kalimanttan biasa disebbut bintangur, dan biasa diseebut hatau di Ambon. A Ciri-cciri tumbuh han ini antara lain, batang berkayu, bulaat dan berwarnna cokelat, beentuk daun tu unggal, bersilanng berhadaapan, bulat memanjang atauu bulat telur, ujung tumpull, pangkal mem mbulat, tepi rata, r pertulanggan menyiriip, panjang 10-21 cm, lebar 6-11 cm, tanggkai 1,5-2,5 cm m, mempunyai bunga yang merupakan m bunnga majemuuk, berbentuk tandan, memppunyai buah beerbentuk bulatt seperti peluruu, diameter 2,55-3,5 cm, warrna
A.6-1
SEMINAR NASIONAL L TEKNIK KIIMIA SOEBA ARDJO BROTOHARDJO ONO IX Program Stu udi Teknik Kimia UPN “V Veteran” Jawaa Timur Surabayya, 21 Juni 20012 hijau, kering k menjadi cokelat, bijinnya berbentukk bulat, tebal, keras, warna cokelat, pada intinya terdappat minyakk berwarna kunning, mempun nyai perakarann tunggang , serta s tinggi poohon bisa men ncapai 20 meteer. Tanamaan ini biasa dippanen antara bu ulan Juli-Desem mber tiap tahunnnya (Hargonoo dan Kristinah h, 2010) C. inophyllu um memiliki potensi p yang cukup besar sebagai bahann baku pembbuatan biodiesel. Biodiessel adalah mon noalkil ester darri asam-asam llemak rantai paanjang yang terrkandung dalam m minyak nabati atau leemak hewani untuk digunaakan sebagai bbahan bakar mesin m diesel (Krawczyk, 1996). 1 Biodiessel merupaakan energi altternatif penggganti bahan baakar fosil yangg keberadaannnya saat ini seemakin menippis. Penelitiian-penelitian sebelumnya haanya terfokus pada p metode dan d optimalisasi pembuatan biodiesel b dari C. inophylllum. Sementarra karakterisassi biji buahnyaa sendiri belum m ada yang mengidentifikasi. Oleh karena itu i tujuan dari penelitiann ini adalah mengetahui m kom mposisi dan kandungan k minneral dalam biji b mangrove C. Kandungan assam lemak dan d inophylllum serta potensinya sebaagai bahan baaku pembuataan biodiesel. K kompossisi biodiesel dari d C. inophylllum ini juga ditteliti. TODOLOGI 2. MET 2.1 Peengukuran Crrude Lipid den ngan Metode A AOAC 2003 Kandungan lipid dalam biji mangrove C. inophyllum m ditentukan ddengan AOAC C (2003). Bubuuk mangro ove sebanyak 50 5 gram dibunngkus dengan kertas saring diletakkan di dalam ekstrak ktor dan diektrrak dengan solvent n-hex xane teknis paada suhu 75oC selama 4 jam m. Dengan 4 jam ekstraksi ini, i lipida dalaam mangro ove sudah benaar-benar tereksstrak semua sehhingga prosesnnya dapat dihenntikan. Selanjuutnya, hasil yanng diperoleeh berupa cam mpuran lipid dann n-hexane diddistilasi untuk memisahkan m keduanya. Ekstrrak berupa lipiida dimasukkkan botol yan ng sebelumnyaa telah ditimbaang. Dipanaskkan lagi pada ssuhu 80oC untuuk mendapatkkan hasil yaang murni. Kem mudian ditimbaang hasilnya. 2.2 Pen ngukuran Cru ude Protein deengan Metode AOAC 2003 Kandungan protein p ditentuukan dengan analisa kanduungan nitrogenn (AOAC, 20003). Jumlah tottal protein ditentukan den ngan mengalikkan jumlah nitrrogen dengan faktor f koreksi sebesar 6,25 (FAO, 2003). Uji U ngan protein dilakukan d denngan cara mennguji kadar Nitrogen N dalam m sampel (buubuk mangrovee). kandun Kemud dian hasilnya dikonversi deng gan mengalikann kadar nitrogen yang didapat dengan 6,25 5. Hasil konverrsi yang didapat d itu meerupakan kanddungan proteinn dalam samppel. Untuk meenguji kadar nitrogen, n samppel sebanyaak 6 gram dim masukkan dalam m labu Kjeidahhl. Ditambahkaan air sebanyakk 150 mL kedaalamnya. 100 m mL HCl 1 N dan beberap pa tetes indikaator mix dimassukkan ke dalaam erlenmeyerr yang kemudiian dihubungkkan dengan labu Kjeidahl.. Dipanaskan pada p suhu 100oC. Setelah menndidih, tambahhkan 23 mL (V V2) larutan NaO OH 30% kee dalam labu Kjeidahl. K Pemaanasan dihentiikan apabila tidak ada yang menetes lagi pada p erlenmeyyer (tak adaa aliran ke erleenmeyer). Hasil larutan yangg di erlenmeyer dititrasi denggan HCl (V1) hingga h warnannya berubahh menjadi kehijjauan. Persen protein p dihitunng dengan meng ggunakan rumuus: (1)
(22)
2.3 Pen nentuan kandu ungan ash (ab bu) dengan Meetode AOAC 2003 2 Kandunngan ash (abu)) dalam Calophhyllum inophylllum ditentukann dengan AOA AC (2003). Untuuk peenentuan ash, cawan kosong g dan bersih ddipanaskan pad da suhu 600 0C selama 1 jam dalam muff ffle fu urnace. Kemudiian didinginkan dalam desikaator dan ditimbbang (W1). 1 ggram sampel (bbubuk mangrovve) dittaruh dalam cawan c dan dippanaskan di dalam d muffle furnace pada suhu 550 0C selama 6 jam m. Keemudian cawan n didinginkan dalam desikatoor dan ditimbanng (W2). Peersen ash dihitu ung dengan rum mus:
(3)
2.4 Pen nentuan Crudee Fiber denga an Metode AO OAC 2003 Kandunngan fiber diteentukan dengann AOAC (200 03). Sampel 0,55 gram (W1) ditambahkan d 150 ml H2SO4 dan beberapa b tetes acetone sebaggai anti foamin ng. Campuran kemudian dippanaskan 100 oC ma 30 menit. Endapan E disarinng hinngga mulai mendidih. Kemuudian suhu dikkurangi menjaddi 45 oC selam deengan kertas saaring dan dicucci dengan aquaadest hingga bebas asam. Keemudian dengaan prosedur yanng
A.6-2
SEMINAR NASIONAL L TEKNIK KIIMIA SOEBA ARDJO BROTOHARDJO ONO IX Program Stu udi Teknik Kimia UPN “V Veteran” Jawaa Timur Surabayya, 21 Juni 20012 saama diulangi dengan d mengguunakan KOH. Kertas saring beserta endappannya dipanasskan dalam ovven paada suhu 150 oC selama 1 jaam, kemudian diletakkan dallam desikator dan ditimbangg (W2). Endapan daan kertas saringg diletakkan caawan penguapp dan dipanaskan dalam furnace selama 3-44 jam, kemudiian di letakkan dalam m desikator dann ditimbang (W W 3) Peersen crude fiber dihitung denngan rumus:
(44)
2.5 Pen nentuan kandu ungan air (mooisture contentt) Kandunngan air ditenntukan dengann menggunakaan alat Haloggen Moisture Analyzer. Berrat saampel (serbuk mangrove) m diccatat sebagai W1. sampel dim masukkan ke allat Halogen Moisture Analyzzer 0 deengan suhu 1055 C dipanaskaan hingga beratt tetap (W2). Peersen moisture content dihitun ng dengan rum mus: (5) 2.6 Pro osedur Pengujian Mineral ma Pengujian mineral dapat dilakukann dengan mennggunakan alatt Inductively Coupled Plasm Op ptical Emissioon Spectrometrry (ICP-EOS).. Sampel (bubbuk mangrove)) didekstruksi terlebih dahullu. Saampel sebanyaak 2 gram dicaampur dengan asam nitrat 10 0 ml kemudiann dipanaskan pada p suhu 60 0C 0 seelama 20 menitt. Setelah itu laarutan ditambahhkan dengan HCl H sebanyak 5 ml dan dipannaskan pada suhhu 600 0C selama 200 menit. Kemud dan ditambahkkan aquadest seebanyak 100 m ml dan dipanaskkan pada suhu 60 0C C sampai laruttan berkurang setengah darii volume awaal. Setelah itu disaring meng ggunakan kerttas saaring. Kertas saring dibilas berulang b kali dengan aquadeest sampai miineral larut sem mpurna. Laruttan yaang didapat dieencerkan samp pai 100 ml, keemudian dienccerkan kembali hingga 50 kali k pengenceraan. Saampel 5-10 ml dianalisa denggan ICP. 2.7 Pen nentuan Nitrog gen Free Extrract Nitrogeen Free Exact (NFE) dihitunng dari selisih setelah analisaa semua kanduungan mangrove Caallophylum ino ophyllum. . NF FE dapat dihituung dengan persamaan dibawaah ini (AOAC,, 2003). (6) NF FE = 100% - (% % crude fat + % crude proteiin + % fiber + % ash + % mooisture)
2.8 Kon nversi total minyak mentah h ke FAME o (10 g) dann BF3-in methhanol (10 mL)) dituangkan ppada botol berukuran 50 mL. m Crude oil Keemudian dipannaskan pada suuhu 60 oC denngan diaduk menggunakan m sstirrer magnetiik sampai reakksi beerjalan sempurnna (dilakukan selama 24 jam m). Dari reaksi ini, akan terbeentuk 2 lapisan n. Kedua lapissan dicuci dengan menggunakan m campuran hekksane-air (1:1)). Campuran berupa b heksanee-biodiesel yanng d campurran terrbentuk dipisaahkan dengan menggunakan corong pemissah. Kemudiann N-heksane dalam diuuapkan sehing gga hanya tertin nggal ekstrak yyang berisi asaam lemak. Prodduk dianalisis dengan d TLC dan d gaas chromatograaphy (GC). 2.10 Analisa A TLC (T Thin Layer Ch hromatograph hy) Kompon nen di tiap sam mpel diidentiffikasi menggun nakan standar murni. Samppel diletakkan di pllate TLC beruppa titik dan dim masukkan ke daalam mobile phase atau mobbile heksan. Padda penelitian inni, digunakan mobille phase yang berisi b heksane / etil asetat / asam asetat = 90:10:1, v/v/v. Spot S yang terjaadi dilihat dari muncculnya warna dengan d mengguunakan uap ioddine. 3. HAS SIL DAN PEM MBAHASAN 3.1 Calllophylum inno ophyllum Calloph hylum innophyyllum mempunnyai buah berbbentuk bulat seeperti peluru, diameter 2,5-33,5 cm m, warna hijauu, kering menjjadi cokelat, bijinya b berbenttuk bulat, tebaal, keras, warnna cokelat, paada inttinya terdapatt minyak berw warna kuning(( Hargono dann Kristinah, 22010). Ampass buahnya dappat
A.6-3
SEMINAR NASIONAL L TEKNIK KIIMIA SOEBA ARDJO BROTOHARDJO ONO IX Program Stu udi Teknik Kimia UPN “V Veteran” Jawaa Timur Surabayya, 21 Juni 20012 digunakan sebaagai briket. Disamping D itu nyamplung juuga termasuk tanaman obaat yaitu sebaggai peenyubur rambuut, obat rematikk (Hadi, 2009). Biji C. innophyllum dikupas d dari kuulitnya dan dip panaskan dalam m oven pada suuhu 80 oC selam ma 122 jam untuk menghilangkan m moisture konteennya. Kompo osisi C. innophhyllum ditunjuk kkan pada Tab bel I. Diketahui bahhawa biji buahh C. innophylllum kering teerdiri dari moiisture content (21,99-22,50% %), cruude lipid (62,9 96 - 63,10%), crude c protein (0,81 ( %), crudde fiber (8,89-9,45%), ash (00,51-0,55%), dan d nittrogen-free exxtract (3,9-4,5). Data tersebuut didapatkan melalui m tiga data d independen. Jumlah cruude lippid yang didaapatkan pada penelitian p sebelumnya adalaah sebesar 655% (Friday daan Okano,20066). Kaarena belum ada studi yanng meneliti teentang kompoosisi proksimaat dari C. inn nophyllum selaain kaandungan crudee lipid, maka data d yang didappatkan belum dapat d dibandinggkan. Kandunngan protein ditentukan d berddasarkan kandu ungan total nitrrogen. Kandunngan nitrogen ini i keemudian dikaliikan dengan faaktor pengali (6,25) ( untuk mendapatkan m kkandungan prottein. Kandunggan prrotein pada C. innophyllum sangat s kecil (00,81%) dibandiingkan dengann Jatropha curccas sebesar 255% (N Nzikou et al., 2009) atau Xyylocarpus moluuccensis sebessar 10,14% (G Gunawan et al.,2013). Namuun, peenelitian sebeluumnya menunj njukkan bahwaa penggunaan faktor dalam metode m total nitrogen n tersebbut menghasilkan error e protein sebesar s -2 hinngga 9% (FA AO, 2003). K Kandungan prootein yang kecil mengindikasikann bahwa C. inn nophyllum tidakk dapat digunaakan sebagai suuplemen proteinn yang baik.
G Gambar 1. bijji Callophylum m innophyllum. Tabel I. I Komposisi biji b buah Callop phylum innophhyllum. No.
Konstituenn
Kadar (%beerat)
1.
Moisture
21,99-22,550
2.
Lipid
62,96 - 63,110%
3.
Protein
0,81 %
4.
Crude Fiberr
8,89-9,45%
5.
Ash
0,51-0,55%
6.
Nitrogen-free N exxtract
3,90-4,50%
d biji buahh C. innophylllum ditunjukkaan pada Table II. Ditunjukkkan Kompoosisi mineral dalam baahwa C. innophhyllum mengan ndung tembagaa (14,505-16,04 40 ppm), manggan (3,000 - 3,3360), besi (7,990 -12,880), dan kaalium (34,055-335,460). Diantaara mineral-miineral tersebut,, kandungan kaalium merupakkan t Belum m ada studi lainn yang menunju ukkan komposisi yaang terbesar daan mangan merrupakan yang terkecil. mineral dalam biji buah C. innophyllum.
A.6-4
SEMINAR NASIONAL L TEKNIK KIIMIA SOEBA ARDJO BROTOHARDJO ONO IX Program Stu udi Teknik Kimia UPN “V Veteran” Jawaa Timur Surabayya, 21 Juni 20012 Tabel II. Komposisi K mineeral biji buah Callophylum C innophyllum. No.
Mineral
Kadar (%beerat)
1.
Cu
14,505 - 16,,040
2.
Ca
ND
3.
Zn
ND
4.
Mn
3,000 - 3,3360
5.
Fe
7,990 - 12,8880
6.
K
34,055 - 35,,460
Keterangan: ND = Not detected 3.2 2 Crude C. inn nophyllum oil dan konversii total minyak mentah ke FA AME Kadar lippid biji C. innop ophyllum (ekstrraksi hexan) paada dry basis ssebesar 62,96 - 63,10%. Secaara kuualitatif melalu ui uji TLC den ngan menggunaakan mobile phhase hexane: eetil asetat: asam m asetat 90:10:1. Gaambar 2 lane 1 menunjukkann hasil TLC unntuk crude oil dari d C. innophhyllum, dari gam mbar didapatkkan koomposisi pada spot berturut--turut dari baw wah berupa ph hospholipid, monogliserida, m digliserida, frree fattty acid, dan trigliserida. t Bijji buah C. innnophyllum jugaa merupakan sumber s minyak k yang potensial seebagai bahan baku b biodiesel. Seperti halnyya penelitian sebelumnya s yaang menggunaakan bahan yanng muurah dan mudaah didapat, sepperti dedak paddi (terdiri dari 13,5% lipid (G Gunawan et al., 2011) dan 16– 177% lipid (Shiuu et al., 20100)), mikroalgaa (terdiri dari 10–17% lipidd (Cha et al.,, 2011), dan X. mo oluccensis (terrdiri dari 10,65––11.09% lipid (Gunawan et al., a 2013)). Asam lem mak adalah kom mponen pokokk dari semua sel tumbuhan. Fungsi F asam leemak ini sebaggai koomponen mem mbran, tempat penyimpanan p pproduk, metaboolisme, dan seebagai sumber energi (Wada et al., 1994). Asam m lemak ini juuga merupakann nutrien pentting dalam kehhidupan organnisme (Chen annd mainkan peranaan penting dalaam berbagai fuungsi kulit. Asaam Chhuang, 2002). Selain itu, asam lemak mem lem mak polyunsatturated seperti,, linoleic, linolenic, dan arachhidonic acid peenting dalam pertumbuhan p d dan peerlindungan kuulit (Elias, 19983). Lebih jjauh, lauric acid a merupakaan agen antim microbial, untuuk peenggunaan luarr. Biasanya diggunakan untuk mengontrol infeksi di rumahh sakit (Kitaharra et al., 2006). Crude C. innophyllum direaksikan d denngan BF3-in methanol m (140 g BF3 per liter methanol) untuuk mengetahui konversi minyak total t menjadi fatty f acid metiil ester (FAME E). Adanya kaandungan FAM ME paada minyak hassil reaksi dengan BF3-in metthanol ditunjukkkan oleh Gam mbar 2 lane 3, Spot S yang palinng ataas adalah FAM ME dan spot lainnya l merupakan pengotorr yang tidak teerkonversi oleh h larutan BF3-in methanol. Berdaasarkan literatu ur reagen ini bereaksi b dengaan triglyceridee, diglyceride,, monoglyceridde, freee fatty acid, sterol ester, phosphatidyl ethanolamine, phosphatidyl serine, phospphatidyl cholinne, monophosphoino ositide, mono ogalactosyl gglyceride,phosp phatidal cholline (cholinee plasmalogenn), digalactosyl glycceride, and sphhingomyelin (M Morrison, 1964 4). Komposisi Fatty acid ini dianalisa denggan Gaas Chromatog graphy, yang hasilnya h ditunjjukkan pada Gambar G 3. D Ditunjukkan baahwa kandunggan FA AME dari C. innophyllum ad dalah metil pallmitat (C16:0) dan metil oleaat (C18:1). Deengan kandunggan metil oleat lebih besar daripadaa metil palmitaat. Line I
Line II Line III Metil Oleat
FAME Trigliserida
Metil Palmitat
FFA Digliserida Monogliserida M Gum C Crude
Std TG
FAME
Gamb bar 2 Hasil anaalisa TLC
A.6-5 Gamb bar 3 Hasil annalisa GC produuk FAME
SEMINAR NASIONAL L TEKNIK KIIMIA SOEBA ARDJO BROTOHARDJO ONO IX Program Stu udi Teknik Kimia UPN “V Veteran” Jawaa Timur Surabayya, 21 Juni 20012 4. KE ESIMPULAN N Komposisi proksimat C. C innophyllum m beserta kompposisi mineral yang terkanduung di dalamnnya daan komposisi biodiesel b yang dihasilkan tellah ditentukan. Diketahui baahwa biji buahh C. innophylluum memiliki kandu ungan lipid yang y tinggi. D Diantara mineeral-mineral yyang terkandu ung didalam C. innnophyllum, kaandungan kaliuum merupakan yang terbesarr dan mangan merupakan yaang terkecil. Dua macam fatty acid methyl esterr (FAME) yangg teridentifikassi melalui Gas Chromatograpphy adalah meetil paalmitat (C16:0 0) dan metil oleat (C18:1).. Penelitian inni juga menuunjukkan bahw wa biji buah C. innnophyllum sanngat berpotensi dalam pembuaatan biodiesel. DAFTA AR PUSTAKA A AOAC, A 2003. “O Official Methoods of Analysiss”. 17th ed. (2 revision). AOA AC Internation nal,Gaithersburrg, MD, USA. Chhen, S.H., Chuuang, Y.J., 20002. Analysis off fatty acids by column chrom matography. An nalytica Chimiica Acta 465, 145–155. FA AO, 2003. “F Food energy: methods of analysis a and conversion c facctors”. Report of a Techniccal Nutrition Paper P 77.
(accessed 1.09.10). Gunawan, G S., Maulana, M S., Anwar, A K., Widdjaja, T., 2011 1. “Rice bran, a potential soourceof biodiessel productionn in Indonesia””. Industrial Croops and Produccts 33, 624–6228. Gunawan, G S., Darmawan D R.., Nanda Mirranti, Setiyaw wan A. Dhikka, Fansuri Hamzah. 20113. “Proximate composition n of Xylocarpuus moluccensiss seeds and theeir oils”. Indu ustrial Crops annd Products 41, 4 107–112. Ellias, P.M., 19883. “Epidermaal Lipids, Barrrier Function and Desquamaation”. Journal ofInvestigatiive Dermatolo ogy 80, 44–49. Frriday JB, Okan no D. Calophylllum inophylluum (kamani) sppeciesprofiles ffor Pacific Islaand Agroforestrry. Trad ditional treeiniitiative, www.ttraditionaltree.oorg; 2006. Haw waiiaccessed 17/09/2007. Hadi, H Wahyudii Anggoro. 20 009. “Pemanffaatan Minyakk Nyamplung (Calophyllum m inophyllum L) sebagai Baahan Bakar Minnyak Penggantti Solar”. Jurnaal Riset Daerahh Vol.III, Yogyyakarta. Hargono H dan Kristinah K Haryaani. 2010. “Penngaruh Jenis Solvent S dan Variasi V Tray paada Pengambillan Minyak Nyamplung N denngan Metode Ekstraksi E Koloom”. Pengembangan Teknolo ogi Kimia untuuk Pengolahaan Sumber Dayya Alam Indoneesia. ISSN:169 93 – 4393. Hartini, H S, Guriidno Bintar Saaputro, M. Yullianto, Suprajaaka. 2010. “Asssessing the Ussed of Remoteely t Sensed Daata for Mappinng Mangrove Indonesia”. 6th WSEAS Innternational Co onference, Iwaate Prefecturall University, Jaapan, 210-215.. Kitahara, K T., Aooyama, Y., Hirakata, Y., Kam mihira, S., Koh hno, S., Ichikaw wa, N., Nakash hima, M., Sasakki, H., Higuchhi, S., 2006. “IIn vitro activitty of lauric aciid or myristylaamine in combbination with six s antimicrobbial agents agaainst methicilliin-resistant Staaphylococcus aaureus (MRSA A)”. Internationnal Journal of Antimicrobiall Agents 27,51––57. Krawczyk, K T., 1996. 1 “Biodiessel - Alternativve Fuel Makess Inroads but Hurdles H Remaiin”. INFORM 7, 801-829. Morrison, M Williiam R. and Llyod L M. Sm mith.1964. “Prreparation of fatty acid meethyl esters annd dimethylaccetals from lipiids with boron fluoride-methanol”. Journal of Lipid Reseaarch. Vol.5. Nzikou, N J.M., Matos, M L., Mbbemba, F., Ndaangui, C.B., Pambou-Tobi, P N.P.G., Kimbonguila, A., Th. T Silou, Lind der, M. and Desobry, D S. 20009.” Characteeristics and Coomposition of Jatropha curccas Oils, Varriety Congo-B Brazzaville”. Research R Journnal of Applieed Sciences, Engineering E annd Technolog gy 1(3): 154 4-159 Shhiu, P., Gunaw wan, S., Hsiehh, W.H., Kasim m, N.S., Ju, Y.H., Y 2010. “Biiodiesel Produuction from Riice Bran By a Two-Step in Situ S Process”. B Bioresource Teechnology 101, 984–989. Wada, W H., Gom mbos, Z., Muraata, M., 1994. “Contributionn of Membranne Lipids to thhe Ability of the t Photosynthhetic Machineery to Toleraance Temperatture Stress”. Proceedings of o the Nationnal Academy of o Sciences of the United Staates 91, 4273–44277.
A.6-6