2
ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN THE EMOTIONS INTELLIGENCE AND SPIRITUAL INTELLIGENCE WITH PHYSICAL EDUCATION LEARNING ACHIEVEMENT
By: Rudy Saputra Mentor: Dr. Rahmat Hermawan, M. Kes Dr. Marta Dinata, M.Pd
The purpose of this research is to know a significant relationship between the emotions intelligence with physical education learning achievement, relationship between the spiritual intelligence with physical education learning achievement and relationship between the emotions intelligence with spiritual intelligence in students of Class X SMA Negeri 1 Bandar Sri Bhawono. Population in this study a total of 300 students and a sample of 60 students. The results showed that the Emotional intelligence of the physical education learning achievement have a correlation coefficient , the spiritual intelligence has a correlation coefficient and the Emotional intelligence of the spiritual intelligence has a correlation coefficient 64%, so we can get the conclusion that corelation of X1 and X2 with variable Y is significant. So that, the higher emotional intelligence and spiritual intelligence, the higher achievement in Physical Education.
Keywords :
correlation methode, emotions intelligence, physical education learning achievement, spiritual intelligence.
3
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI
Oleh Rudy Saputra Pembimbing Dr. Rahmat Hermawan, M. Kes Dr. Marta Dinata, M.Pd Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar Pendidikan Jasmani, hubungan kecerdasan spiritual dengan prestasi belajar pelajaran Pendidikan Jasmani dan hubungan antara kecerdasan emosional dengan kecerdasan spiritual pada siswa siswi kelas X di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 300 siswa dan sampel penelitian sebanyak 60 orang. Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil koefisien korelasi antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pendidikan jasmani sebesar dan hasil koefisien korelasi antara kecerdasan spiritual dengan prestasi belajar pendidikan jasmani sebesar serta hasil koefiensi korelasi antara kecerdasan emosional dengan kecerdasan spiritual sebesar 64%, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan X1 dan X2 dengan variabel Y signifikan. Dengan demikian, semakin tinggi kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritualnya semakin tinggi pula pestasi belajar Pendidikan Jasmaninya. Kata kunci: kecerdasan emosional , kecerdasan spiritual, metode korelasional. prestasi belajar pendidikan jasmani.
4
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Kegagalan pendidikan yang paling fatal adalah ketika produk didik tidak lagi memiliki kepekaan nurani yang berlandaskan moralitas. Padahal subtansi pendidikan adalah memanusiakan manusia, menempatkan kemanusiaan pada derajat tertinggi. Ketika tidak lagi peduli, bahkan secara tragis, berusaha menyingkirkan eksestensi kemanusiaan orang lain, maka produk pendidikan barada pada tingkatan terburuknya. Kasus tawuran antar pelajar SMA di Bogor pada tanggal 22/10/2013 antara SMA Wiyata Karisma dengan SMK Mensin di Kecamatan Kemang hingga menewaskan satu orang hanya dikerenakan saling ejek (Antara.com). Adanya perkelahian antar siswa, merebaknya kasus tawuran antar pelajar, beredarnya VCD / Video porno di sekolah, dan kasus pelajar melakukan tindakan asusila. Hal tersebut merupakan beberapa contoh lemahnya kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) dalam pendidikan. Istilah kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual dalam pendidikan, bagi sebagian orang mungkin dianggap sebagai jawaban atas kejanggalan tersebut. Walaupun EQ dan SQ merupakan hal yang relatif baru dibandingkan IQ, namun beberapa penelitian telah mengisyaratkan bahwa kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual tidak kalah penting dengan IQ.
Karena sifat-sifat di atas, bila seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritualnya rendah maka cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, tidak dapat dipercaya, mudah frustrasi, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan, tidak bersyukur, sombong dan cenderung putus asa bila mengalami stress. Kondisi sebaliknya, dialami oleh orangorang yang memiliki taraf IQ ratarata namun memiliki kecerdasan emosional dan kecerdasan spititual yang tinggi (Ary Ginanjar Agustian 2001 : 46 ). Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai. “ Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Kercerdasan Spiritual Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani pada Kelas X Di SMA Negeri 1 Bandar Sri Bhawono Lampung Timur Tahun Pelajaran 2013/2014 ” Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Banyak faktor yang mendukung prestasi belajar Pendidikan Jasmani diantaranya Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ). 2. Belum teridentifikasinya hubungan kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual siswa – siswi kelas X SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono
5
3.
dengan prestasi belajar Pendidikan Jasmani. Masih banyak proses belajar mengajar, termasuk Pendidikan Jasmani yang hanya mementingkan hasil semata tetapi tidak melihat aspek yang lain.
Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Sebarapa besar hubungan antara kecerdasan emosional (EQ) dengan prestasi belajar Pendidikan Jasmani pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono ?. 2. Seberapa besar hubungan antara kecerdasan spiritual (SQ) dengan prestasi belajar Pendidikan Jasmani pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono ?. 3.
Seberapa besar hubungan antara kecerdasan emosional (EQ) dengan kecerdasan spiritual (SQ) pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Bandar Sri bhawono ?.
Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang dikerjakan selalu mempunyai tujuan agar memperoleh gambaran yang jelas, adapun tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional (EQ) dengan prestasi belajar Pendidikan Jasmani pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Bandar Sri Bhawono ?. 2. Untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan spiritual (SQ) dengan prestasi belajar
Pendidikan Jasmani pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Bandar Sri Bhawono ?. 3. Untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional (EQ) dengan kecerdasan spiritual (SQ) pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Bandar Sri Bhawono ?. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya yang berkepentingan dalam bidang Pendidikan, adapun yag menjadi harapan penulis dalam peneltian ini adalah : 1. Dapat mengetahui tingkat kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) bagi siswa yang dijadikan obyek penelitian. 2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi guru Pendidikan Jasmani tentang pentingnya kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) dan diharapkan siswa dapat meraih prestasi belajar yang optimal. 3. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penelitian tentang karya ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut. II. KAJIAN TEORI Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional seperti yang tertera dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, berbagai hal yang menunjang sistem pendidikan perlu dikembangkan sebaik mungkin.
6
Seperti yang tertuang pada UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan emosional dan spiritual sepeti rasa empati, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. Pendidikan Jasmani Menurut Tisnowati (2003 : 4) Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak ke arah kehidupan yang sehat jasmani dan rohani, usaha tersebut berupa kegiatan jasmani atau fisik yang diprogram secara ilmiah, terarah, dan sistematis, yang disusun oleh lembaga pendidikan. Kecerdasan Emosional (EQ) Menurut Cooper dan Sawaf (1998) dalam Zaim Elmubarok (2008 : 121) mengatakan kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosional sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosional menuntut pemilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari – hari. Faktor (EQ)
Kecerdasan
dasar tentang kecerdasan emosional yang dicetuskannya dan memperluas kemapuan tersebut menjadi lima kemampuan utama, yaitu : a. Mengenali emosi diri b. Mengatur / mengelola Emosi c. Memotivasi diri d. Mengenali emosi orang lain e. Membina hubungan dengan orang lain Kecerdasan Spiritual (SQ) Danah Zohar dan Ian Marshall mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain (Zaim Elmubarok 2008:128). Ciri Kecerdasan Spiritual (SQ) Menurut Zohar & Marshaall (2001:14) mengindikasikan tanda dari SQ yang telah berkembang dengan baik mencangkup hal berikut: 1. Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif). 2. Tingkat kesadaran yang tinggi. 3. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan. Fungsi Kecerdasan Spiritual (SQ)
Emosional
Menurut Mayer dan Salovey (1993) dalam Zaim Elmubarok (2008 : 122) menempatkan menempatkan kecerdasan pribadi dalam definisi
Danah Zohar & Ian Marshall (2000:12) menyebutkan bahwa kita menggunakan SQ untuk: 1. Menyalakan kita untuk menjadi manusia apa adanya sekarang
7
dan memberi potensi lagi untuk terus berkembang. 2. Menjadi lebih kreatif. Kita menghadirkannya ketika kita inginkan agar kita menjadi luwes, berwawasan luas, dan spontan dengan cara yang kreatif. 3. Menghadapi masalah ekstensial yaitu pada waktu kita secara pribadi terpuruk terjebak oleh kebiasaan dan kekhawatiran, dan masalalu kita akibat kesedihan. Hubungan antar EQ, SQ dan IQ Menurut Ary Ginanjar Agustian (2003:123) Kecerdasan spiritual mampu mengoptimalkan kerja kecerdasan yang lain. Individu yang mempunyai kebermaknaan (SQ) yang tinggi, mampu menyandarkan jiwa sepenuhnya berdasarkan makna yang ia peroleh, dari sana ketenangan hati akan muncul. Jika hati telah tenang (EQ) akan memberi sinyal untuk menurunkan kerja simpatis menjadi para simpatis. Bila ia telah tenang karena aliran darah telah teratur maka individu akan dapat berfikir secara optimal (IQ), sehingga ia lebih tepat dalam mengambil keputusan. Prestasi Belajar Belajar merupakan tindakan dan prilaku siswa yang kompleks sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Menurut Slameto, (2003:9) Belajar merupakan suatu proses usaha seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Prestasi / Hasil belajar dipengaruhi oleh masukan yang diterima oleh
siswa (input) serta proses yang terjadi dalam diri siswa. Menurut Dimiyati dan Mudjiono (2009) “hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan melalui mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Standar dan Prinsip Penilaian Kurikulum 2013 Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah. Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian yang telah dilakukan dan relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Amalia Sawitri Wahyuningsih (2004) dengan judul : " Hubungan Antara Kecerdasan Emosional (EQ) dengan Prestasi Belajar Pada Kelas II SMU Lab Scholl Jakarta Timur”. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Naning Marga Sari, Musaroh, dan
8
Arum Darma Wati (2009) dengan judul : " Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa dengan Jenis Kelamin dan Level Akademis Sebagai Variabel Pemoderasi : Studi Empiris Pada Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta “.. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Hanik Hafifah (2010) dengan judul : Pengaruh Kecerdasan Spiritual (SQ) terhadap Prestasi Belajar Akidah Akhlak Siswa Kelas Tinggi di MI Ianatul Athfal Cengkalsewu Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2010/2011.
sendiri, sehingga pada saat remaja akan lebih banyak sukses disekolah dan dalam berhubungan dengan rekan-rekan sebaya serta akan terlindung dari resiko-resiko seperti obat-obat terlarang, kenakalan remaja, kekerasan serta seks yang tidak aman. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual merupakan salah satu faktor yang penting yang seharusnya dimiliki oleh siswa yang memiliki kebutuhan untuk meraih prestasi belajar Pendidikan Jasmani yang lebih baik di sekolah.
Kerangka Pikir Banyak usaha yang dilakukan oleh para siswa untuk meraih prestasi belajar agar menjadi yang terbaik seperti mengikuti bimbingan belajar. Usaha semacam itu jelas positif, namun masih ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam mencapai keberhasilan selain kecerdasan ataupun kecakapan intelektual, faktor tersebut adalah kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Keterampilan dasar emosional dan spiritual tidak dapat dimiliki secara tiba-tiba, tetapi membutuhkan proses dalam mempelajarinya dan lingkungan yang membentuk kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual tersebut besar pengaruhnya. Hal positif akan diperoleh bila anak diajarkan keterampilan dasar kecerdasan emosional dan spiritual, mereka akan lebih cerdas, penuh pengertian, penuh rasa syukur, dapat dipercaya, cinta terhadap Tuhan, sopan, toleran, mudah menerima perasaan-perasaan dan lebih banyak pengalaman dalam memecahkan permasalahannya
III.
METODOLOGI PENELITIAN Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei dengan teknik tes . Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur, Sekolah ini satu-satunya sekolah menengah Atas yang ada di Kecamatan Bandar Sribhawono. Letaknya berada di Desa Bandar Sribhawono, Jl. Ir. Sutami Km.59, Kecamatan Bandar Sribhawono, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung.
Populasi Menurut Babbie (1983) dalam Sukardi (2003:53), Populasi adalah elemen penelitian yang hidup dan tinggal bersama – sama dan secara
9
teoritis menjadi penelitian
target
hasil
Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akn diteliti (Arikunto 2006 : 131). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. IV. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ditetapkan dua macam variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat : 1. Kecerdasan Emosional (EQ) (X1) 2. Kecerdasan Spiritual (SQ) 3. Prestasi belajar pendidikan jasmani. Prosedur Penelitian 1. Tahap pra lapangan 2. Tahap pelaksanaan penelitian 3. Tahap akhir penelitian Teknik Pengambilan Data 1. Kuisioner 2. Dokumentasi Instrumen Penelitian Alat untuk mengumpulkan data kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) siswa dilakukan dengan cara penyebaran angket. Alat untuk mengukur prestasi belajar pendidikan jasmani dengan melihat nilai raport kelas X semester 1.
Analisis Data Analisis data yang digunakan untuk melihat hubungan antara kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual dengan prestasi belajar pendidikan jasmani adalah dengan menggunakan korelasi product moment dari Karl Pearson. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Deskripsi Data a. Jenis Kelamin b. Agama c. Suku d. Pendidikan Orang Tua Hasil Analisis Data Berdasarkan tabel di atas diperoleh skor terendah kecerdasan emosional adalah 69, tertinggi 93, rata-rata, 82,05. Kemudian untuk variabel kecerdasan spiritual diperoleh skor terendah 68, tertinggi 96, rata-rata 84,63. Selanjutnya data variabel prestasi belajar diperoleh nilai terendah 77, tertinggi 90, dan ratarata 80,38. Uji Hipotesis Hipotesis diuji dengan Product Moment.
korelasi
Hipotesis yang diajukan : H0 : Tidak terdapat hubungan antara kecerdasan emosional (EQ) dengan prestasi belajar Pendidikan Jasmani H1 : Terdapat hubungan antara kecerdasan emosional (EQ)
10
dengan prestasi Pendidikan Jasmani
belajar
H0 : Tidak terdapat hubungan antara kecerdasan spiritual (SQ) dengan prestasi belajar Pendidikan Jasmani H2
Terdapat hubungan antara kecerdasan spiritual (SQ) dengan prestasi belajar Pendidikan Jasmani :
H0 : Tidak terdapat hubungan antara kecerdasan emosional (EQ) dengan kecerdasan spiritual (SQ) H3 : Terdapat hubungan antara kecerdasan emosional (EQ) dengan kecerdasan spiritual (SQ)
Pembahasan Hasil Analisis Data Hubungan Antar Kecerdasan Emosional (EQ) dengan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional (EQ) dengan prestasi belajar pendidikan jasmani. Tingkat hubungan kecerdasan emosional (EQ) dengan prestasi belajar pendidikan jasmani dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi (r). Hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi 0,84 , jika dikonsultasikan dengan kriteria koefisien korelasi termasuk kategori tinggi (0,80 1,00) . (Arikunto,276 : 2002). Hal tersebut juga telah terbukti secara ilmiah bahwa kecerdasan emosi (EQ) memegang peranan penting dalam pencapaian
keberhasilan di segala bidang termasuk pendidikan. Menurut Robert K Cooper PhD, “ Hati mengaktifkan nilai – nilai kita yang terdalam, mengubahnya dari sesuatu yang kita pikir menjadi sesuatu yang kita jalani. Hati mampu mengetahui hal – hal mana yang tidak boleh, atau tidak dapat diketahui oleh pikiran kita. Hati adalah sumber keberanian dan semangat, integritas serta komitmen. Hati adalah sumber energi dan perasaan mendalam yang menuntut kita untuk melakukan pembelajaran, menciptakan kerja sama, memimpin serta melayani (Ary Ginanjar Agustian, 39 : 2001). Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual (SQ) dengan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani Berdasarkan hasil analisis menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kemampuan kecerdasan spiritual dengan prestasi belajar pendidikan jasmani. Tingkat hubungan kecerdasan spiritual (SQ) dengan prestasi belajar pendidikan jasmani dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi (r). Hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi 0,88 , jika dikonsultasikan dengan kriteria koefisien korelasi termasuk kategori kategori tinggi (0,80 - 1,00) . (Arikunto,276 : 2002). Jika dikaitkan dengan teori yang ada, Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall (46 : 2001) Kecerdasan spiritual (SQ) adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ, EQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi kita (Danah Zohar dan Ian Marshall, “SQ : Spiritual Intellegence”, Bloomsbury, Great Britain).
11
Hubungan Antara Kecerdasan Emosional (EQ) dengan Kecerdasan Spiritual (SQ) Berdasarkan hasil analisis menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional (EQ) dengan kecerdasan spiritual (SQ). Tingkat hubungan antara kecerdasan emosional (EQ) dengan kecerdasan spiritual (SQ) dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi (r). Hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi 0,80, jika dikonsultasikan dengan kriteria koefisien korelasi termasuk kategori tinggi (0,80 - 1,00) . (Arikunto,276 : 2002). Jika dikaitkan dengan teori yang ada, menurut Danah Zohar dan Ian Marshall ( 5 : 2001) mengatakan ,“ Kedua kecerdasan dasar kita tersebut bekerja sama dan saling mendukung. Otak kita dirancang untuk melakukakan hal itu. Meskipun demikian mereka (EQ dan SQ) masing – masing memiliki wilayah kekuatan tersendiri dan bisa berfungsi secara terpisah. SQ menjadikan kita makhluk yang benar – benar utuh secara intelektual, emosional dan spiritual.
2. Jika nilai r0 < r tabel, maka diterima dan H1 ditolak 3. Jika nilai r0 > r tabel, maka ditolak dan H2 diterima 4. Jika nilai r0 < r tabel, maka diterima dan H2 ditolak 5. Jika nilai r0 > r tabel, maka ditolak dan H3 diterima 6. Jika nilai r0 < r tabel, maka diterima dan H3 ditolak
H0 H0 H0 H0 H0
Dengan demikian hipotesa (Ho) yang berbunyi “Tidak terdapat hubungan antara kecerdasan emosional (EQ) dengan prestasi belajar Pendidikan Jasmani”, (Ho) “Tidak terdapat hubungan antara kecerdasan spiritual (SQ) dengan prestasi belajar Pendidikan Jasmani” dan (Ho) “Tidak terdapat hubungan antara kecerdasan emosional (EQ) dengan kecerdasan spiritual (SQ)” ditolak. Sedangkan (H1) yang berbunyi “ Terdapat hubungan antara kecerdasan emosional (EQ) dengan prestasi belajar Pendidikan Jasmani”, (H2 ) “Terdapat hubungan antara kecerdasan spiritual (SQ) dengan prestasi belajar Pendidikan Jasmani”, dan (H3) “Terdapat hubungan antara kecerdasan emosional (EQ) dengan kecerdasan spiritual (SQ)” diterima.
Uji Hipotesis Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar : 1. 2. 3. 4.
r tabel = 0,25
Kriteria ujinya adalah : 1. Jika nilai r0 > r tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarakan hasil analisis data untuk pengujian hipotesis dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional (EQ) dengan prestasi belajar pendidikan jasmani.. 2. Ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan spiritual (SQ)
12
3.
dengan prestasi belajar pendidikan jasmani. Ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional (EQ) dengan kecerdasan spiritual (SQ).
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut : 1.
2.
Untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) yang berperan dalam keberhasilan siswa baik di sekolah maupun di lingkungan sekitarnya, maka disarankan kepada pihak sekolah terutama guru-guru pengajar agar memasukkan unsur-unsur kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) dalam menyampaikan materi serta melibatkannya dalam proses pembelajaran. Bagi para meneliti untuk penelitian selanjutnya sebaiknya di dalam pengambilan data tentang prestasi belajar tidak menggunakan nilai mata pelajaran Pendidikan Jasmani secara keseluruhan melainkan difokuskan pada salah satu materi yang ada didalam silabus sehingga hasil dari data tersebut sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA 1. Arikuto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
2. Arikuto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 3. Agustian, Ary Ginanjar. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ : Emotional Spiritual Quotiente Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Jakarta : Arga Wijaya Persada. 4. Agustian, Ary Ginanjar. 2003. Sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan. Jakarta : Arga Wijaya Persada. 5. Depdiknas. 2003. Undangundang R.I Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas. 6. Elmubarok, Zaim. 2008. Membumikan Pendidikan Nilai : Mengumpulkan yang Terserak, Menyambung yang Terputus, dan Menyatukan yang Tercerai. Jakarta : Alfabeta.
7. Zohar, Danah dan Ian Marshall. 2001. SQ:Memanfaatkan Keserdasan Spiritual Dalam Berpikir Integralistik Dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan. Bandung : Mizan.