ISSN 2302-5298
Lingkup Artikel Yang Dimuat Dalam Jurnal Ini Adalah Kajian Empiris dan Konseptual Kontemporer Pada Bidang Ekonomi, Bisnis & Akuntansi
Pengaruh Tingkat Upah Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja Di Kota Ambon Sherly Ferdinandus
Abstract
This study uses secondary data from the 2001-2012 time series. Methods of analysis were used to test the hypotheses is multiple regression analysis with the smallest kuandrat method that can be done with the help of the program eviews 6.0 where partial test and t-test was used to simultaneously test-f test statistic. The results showed that, the economic growth rate of wages and significant effect on employment in the city of Ambon. Based on the estimation results indicate
that the obtained value of F-statistic of 0.003711 <0.05 ( 5% ) or the value of the F-staististik of 11.10699> 4.256495 (F-table) which indicates that H0 is rejected. In other words it can be said that the variables simultaneously economic growth and wages variables significantly affect employment in the city of Ambon at a significant 5% level or confidence level of 95%
Key Words : Wage Rates, Economic Growth, Labor Absorption
Penulis adalah dosen pada jurusan Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi Univ. Pattimura Ambon. e-mail :
[email protected]
benchmark ▪ Volume 2 ▪ No 3 ▪ Juli 2014
17
PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dad suatu peri ode ke peri ode berikutnya. Dari satu priode ke priode berikutnya, kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa yang meningkat disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang selalu mengalami pertumbahan dalam jumlah dan kualitasnya. Menurut Sukirno (2000) dalam analisis makro, tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai oleh suatu Negara . Sedangkan kalau dilihat dari sudut pandang analisis makro pula bahwa, perluasan kesempatan kerja dapat terjadi melalui pertumbuhan ekonomi yaitu melalui proses kenaikan output perkapita secara konstan dalam jangka panjang (Boediono,1991). Pembangunan secara luas dapat diartikan sebagai usaha untuk lebih peningkatkan produktivitas sumber daya potensial yang dimiliki oleh suatu negara/daerah, baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia, capital mapun teknologi, dengan tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat (Todaro, 2000). Upah yang merupakan biaya tenag kerja yang harus dibayarkan oleh pegusaha kepada seorang tenaga kerja yang telah melaksanakan proses produksi dari tenaga kerjanya yang telah diberikan kepada pihak perusahaan. Upah yang diberikan oleh pihak pengusaha sebagai balas jasa faktor produksi tenaga kerja kepada sesorang memiliki dua tujuan, yaitu : 18
pertama, bertujuan untuk mengakomodasi pembeli marginal yaitu: industri yang memiliki kemampuan membayar upah yang rendah, dan kedua bertujuan untuk memperbaiki tingkat pembagian nilai tambah antara pekeja (tenaga kerja) dan pengusaha. Provinsi Maluku memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang terus mengalami peningkatan hampir tiap tahun, namun belum memberikan dampak yang sangat berarti bagi kesejahteraan masyarakat, hal tersebut dapat dilihat dengan masih tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran di provinsi ini. Begitu pula dengan Kota Ambon yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat baik, hal ini dapat dilihat dengan (produk Domestik Bruto (PDRB) yang mengalami peningkatan hampir setiap tahunnya (lihat PDRB, tabel 1). Hal ini, tentunya berdampak pada meningkatnya pendapatan perkapita Berikut disajikan perkembangan PDRB, tingkat upah, jumlah tenaga kerja ang terserap pada berbagai sektor ekonomi di Kota Ambon priode tahun 2001-2012:
Pengaruh Tingkat Upah Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja Di Kota Ambon
Tabel 1 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000, Tingkat Upah dan Tenaga Kerja Kota Ambon Tahun 2001-2012 No
Tahun
PDRB (Juta)
1 2001 10.899.62 2 2002 11.262.65 3 2003 11.896.55 4 2004 12.578.63 5 2005 13.359.62 6 2006 14.219.60 7 2007 15.116.19 8 2008 16.008.83 9 2009 16.902.71 10 2010 18.026.68 11 2011 19.247.20 12 2012 20.899.02 Sumber : BPS Kota Ambon, Tahun
% -1.4 3.33 5.63 5.73 6.21 6.44 6.31 5.91 5.58 6.65 6.77 8.77 2012
Tingkat Upah (Juta)
%
Tenaga Kerja (Jiwa)
%
9.955.00 10.115.00 11.000.00 1l.065.00 13.740.00 13.742.73 15.820.00 17.020.07 17.999.50 18.868.50 18.829.01 22.205.56
6.5 1.607 8.749 0.591 24.175 0.02 15.115 7.586 5.755 4.828 -0.209 17.933
66.488 67.970 70.425 75.898 77.291 81.383 84.041 86.864 89.979 98.012 11.0186 11.5343
-0.1 2.229 3.612 7.771 1.835 5.294 3.266 3.359 3.586 8.928 12.421 4.68
Pada tabel 1 di atas, menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kota) Ambon selama periode 12 tahun terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan tersebut lebih didominasi oleh meningkatnya sumbangan dari beberapa sector ekonomi, antara lain sector perdagangan dan hotel, angkutan dan komunikasi, jasa keuangan serta jasa lainnya. Dari sisi tingkat upah menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dalam kurun waktu 12 tahun terakhir (20012012). Dengan meningkatnya tingkat upah maka para pekerja (tenaga kerja) dapat memperbaiki nilai tambah bagi dirinya dan pengusaha. Sedangkan pada sisi penyerapan tenaga kerja memperlihatkan bahwa, jumlah tenaga kerja yang bekerja pada berbagai sektor ekonomi terus mengalami peningkatan dengan ratarata peningkatan selama 12 tahun (2001-2012) sebesar 4.50 persen setiap benchmark ▪ Volume 2 ▪ No 3 ▪ Juli 2014
tahunnya. Peningkatan ini belumlah bersinergi dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Karena tingkat pengangguran di daerah ini selama kurun waktu tersebut (12 tahun) masih sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena, laju pertumbuhan angkatan kerja lebih tinggi bila dibandingkan dengan laju penyerapan tenaga kerja (BPS 2012). Olehnya itu, penulis tertarik mendalami permasalahan tersebut dengan melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Tingkat Upah dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja di Kota Ambon. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berapa besar pengaruh perubahan tingkat upah terhadap tingkat penyerapan kerja di Kota Ambon. 2. Berapa besar pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap 19
tingkat penyerapan tenaga kerja di Kota Ambon. Adapun tujuan dari penilitian ini sebagai berikut : 1. Menganalisis pengaruh perubahan tingkat upah terhadap tingkat penyerapan tenaga kerja di Kota Ambon 2. Mengetahui berapa besar pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat penyerapan tenaga kerja di Kota Ambon 3. Mengetahi berapa besar pengaruh dua variabel tersebut terhadap tingkat penyerapan tenaga kerja di Kota Ambon KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS Pengertian Upah Menurut Amin (2004) bahwa, upah merupakan pembayaran kepada karyawan oleh pihak perusahaan pada tingkat pembayaran tertentu berdasarakn jumlah jam kerja yang telah dilaksanakan oleh seorang karyawan (tenaga kerja). Berdasarkan pengertian tentang upah tersebut di atas, maka dapat disimpulkanan bahwa: upah adalah sejumlah imbalan yang diberikan perusahan kepada karyawan (tenaga kerja) karena sesuatu pekerjaan yang diberikan karyawan (tenaga kerja) kepada orang lain (perusahaan). Bagian utama kepegawaian yang memiliki tanggungjawab penting untuk mengembangkan sistem pembagian imbalan (upah) bagi suatu organisasi diharpakandapat menerapkan suatu sistem yang tepat agar dapat mencapai sasaran yang diharapkan dengan didasarkan pada prinsip keadilan, kewajaran, dan kesetaraan. Pengupahan dan penggajian sangat bersifat teknikal dan memerlukan 20
kemampuan yang sangat spesifik, dalam pengertian sehari-hari upah sering dibedakan dari gaji. Penggunaan istilah gaji digunakan untuk pekerjaan yang sifatnya tetap sebaliknya perkataan upah dipergunakan untuk pekerjaan yang sifatnya tidak tetap. Pengistilaan upah dipergunakan untuk pekerjaan yang sifatnya sarna yaitu menyangkut balas jasa atau usaha yang diberikan kepada tenaga kerja yang dapat dinilai dengan uang. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Upah a. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja Perrnintaan tenaga kerja oleh perusahaan sangat tergantung kepada jumlah permintaan barang dan atau jasa oleh konsumen. Semakin tinggi tingkat permintaan barang dan atau jasa oleh konsumen, maka semakin tinggi pula permintaan akan jumah tenaga kerja untuk menghasilkan barang dan atau jasa tesebut. Selain itu, permintaan tenaga kerja sangat ditentukan oleh tingkat upah, semakin tinggi tingkat upah tenaga kerja, maka semakin rendah jumlah perrnintaan terhadap tenaga kerja. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat upah tenaga kerja, maka semakin tinggi jumlah perrnintaan terhadap tenaga kerja. b. Kemampuan Untuk Membayar. Meskipun serikat buruh menuntut kenaikan upah yang tinggi tetapi akhimya realisasi pemberian upah akan sangat tergantung juga pada kemampuan membayar dari pihak perusahaan, tingginya upah akan mempengaruhi atau mengakibatkan meningkatnya biaya produksi sehingga akan mengakibatkan meruginya pihak perusahaan. Hal inilah yang dapat mempengaruhi permintaan tenaga
Pengaruh Tingkat Upah Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja Di Kota Ambon
kerja, karena pihak perusahaan akan tidak mampu untuk memenuhi fasilitas yang diinginkan oleh karyawannya. c. Produktivitas. Upah merupakan imbalan yang diberikan oleh pihak perusahaan terhadap prestasi kerja pekerja semakin tinggi prestasi kerja, semakin tinggi tingkat upah yang diterima oleh karyawanltenaga kerja. Prestasi kerja yang dimaksudkan adalah produktivitas kerja karyawan, semakin tinggi tingkat produktivitas kerja karyawan/tenaga kerja, maka semakin tinggi pula upah yang diperoleh, begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat produktivitas karyawan/tenaga kerja maka semakin rendah pula tingkat upah yang akan diterima oleh karyawan/tenaga kerja. d. Pemerintah Pemerintah dengan berbagai peraturan Perundang-Undangan di bidang ketenagakerjaam akan mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat upah tenaga kerja. Misalnya, peraturan mengenai Upah Minimum Regional (UMR) merupakan batas terendah tingkat upah yang harus dibayarkan oleh pihak perusahaan kepada karyawan/buruh/tenaga kerja. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran meningkat (Sukirno, 2000). Simon Kuznets dalam Jhingan (2000), mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan suatu jenis benchmark ▪ Volume 2 ▪ No 3 ▪ Juli 2014
barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan idiologis yang diperlukannya. Definisi tersebut memiliki tiga komponen yaitu: (a). Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus dalam persediaan barang, (b). Teknologi yang maju merupakan faktor penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang dapat juga menetukan derajat pertumbuhan kemampuan suatu Negara dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk, dan (c). Pengguna teknologi secaraluas dan efesien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan idiologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dapat dimanfaatkan secara cepat. Definisi yang bersifat umum mengatakan bahwa, pertumbuhan ekonomi adalah sebagai suatu ukuran kuantitatif yang mengambarkan perkembangan perekonomian suatu negara dalam suatu priode tertentu apabila dibandingkan dengan priode sebelumnya. Perkembangan tersebut selalu dinyatakan dalam bentuk persentase perubahan pendapatan nasional pada sautu tahun tertentu dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa, pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat sebagai akibat adanya kenaikan Gross Domestik Product (GDP) riil per kapita pada suatu priode tertentu. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi a. Tanah dan Kekayaan Alam Lainnya Menurut Sadono Sukirno (2004), 21
kekayaan alam akan mempermudah usaha untuk mengembangkan perekonomian suatu negara, terutama pada masa-masa permulaan berkembangnya suatu negara. Apabila suatu negara memiliki sumberdaya alam yang dapat dikembangkan, maka sudah barang tentu hal ini dapat meningkatkn pertumbuhan ekonomi, karena para pengusaha ingin menginvestasikan modalnya pada sektor-sektor ekonomi potensial tersebut. b. Jumlah, Kualitas, Penduduk dan Tenaga Kerja Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat menjadi faktor pendorong maupun penghambat perkembangan ekonomi suatu negara. Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah barang danjasa yang harus diproduksi oleh suatu negara. itu menambah produksi. Disamping itu, tingkat pendidikan, pendidikan dan pelatihan, pengalaman kerja, dan ketrampilan penduduk akan mempengaruhi produktivitas tenaga kerja sehingga tingkat produksi barang dan jasa dapat ditingkatkan (Sadono Sukirno, 2004). Beliau juga mengatakan bahwa, faktor tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting yang meningkatkan pendapatan perkapita. Artinya, semakin banyak tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi, maka output hasil yang dihasilkan juga akan mengalami peningkatan. c. Kapital Kapital ialah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan untuk kegiatan ekonomi, baik yang dapat digunakan secara langsung maupun secara tidak langsung dalam proses produksi untuk menambah output. Lebih
22
khusus dapat dikatakan bahwa, capital terdiri dari barang-barang yang digunakan untuk proses produksi pada masa yang akan datang (Irawan dan M. Suparrnoko. 1997). Tenaga Kerja dan Bukan Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut Undang-Undang Nomor: 13 Tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah penduduk yang berumur 15 tahun sampai dengan 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan diatas 17 tahun ada pula yang menyebutkan diatas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan diatas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja. Atau tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan tersebut diatas maka, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun. Menurut, Yuda Swasono
Pengaruh Tingkat Upah Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja Di Kota Ambon
(2007) dan Endang Sulistianingsih (2006), pengertian tenaga kerja adalah daya manusia untuk melakukan pekerjaan. Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan tehadap tenaga kerja untuk bekerja. Menurut Undang-Undang Ketenagkerjaan Nomor 13 tahun 2003 menyatakan bahwa yang bukan tenaga kerja adalah penduduk yang berada diluar usia, yaitu mereka yang berusia dibawah 15 tahun dan berusia 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan anak-anak. Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetap, sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan. Angkatan kerja terdiri dari dua bagian yaitu: a. Menganggur, penduduk yang menganggur adalah mereka yang tidak bekerja karenamereka belum mendapat pekerjaan. Karakteristik pengangguran di Indonesia tergambar dari angkatan kerja yang masih belum terserap ke dalam pasar kerja yang dapat di kategorikan sebagai pengangguran terbuka. b. Pengangguran, penduduk yang telah bekerja adalah penduduk yang memiliki kegiatan ekonomi dalam rangka memperoleh penghasilan dan keuntungan yang mencakup upah/gaji, termasuk semua tunjangan, bonus dan hasil usaha lainnya seperti bunga dan keuntungan baik berupa uang atau barang. Penduduk bekerja dapat di bagi benchmark ▪ Volume 2 ▪ No 3 ▪ Juli 2014
menjadi dua bagian, yaitu: 1. Bekerja Penuh, penduduk yang bekerja penuh yaitu penduduk yang memiliki jam kerja lebih dari 35 jam per minggu. Mereka ini biasanya bekerja normal yaitu selama 9 jam per hari di kurangi 1 jam istirahat menjadi 8 jam per hari. Hal ini berarti bahwa, jika mereka bekerja dalam seminggu (6 hari) maka jumlah jam mereka per minggu adalah sebanyak 48 jam. 2. Setengah menganggur, setengah menganggur yaitu mereka yang memiliki jam kerja di bawah 35 jam per minggu. Hal ini di karenakan pembangian tugas kerja yang di terima mereka sehingga pekerjaan yang harus di kerjakan oleh mereka menunggu giliran. Bukan angkatan kerja adalah penduduk yang usia kerja (15 tahun ke atas) yang kegiatan mereka adalah tidak sedang bekerja maupun tidak mencari pekerjaan. Mereka ini terdiri dari anak-anak sekolah, ibu rumah tangga dan lainnya. Pengertian Kesempatan Kerja Kesempatan kerja adalah memanfaatkan sumber daya manusia untuk menghasilkan barang dan jasa. Kegiatan ekonomi di masyarakat membutuhkan tenaga kerja. Kebutuhan akan tenaga kerja tersebut dapat juga di sebut sebagai kesempatan kerja (for labour). Semakin meningkat pembangunan, semakin besar pula kesempatan kerja yang tersedia. Hal ini berarti bahwa semakin besar pula pemintaan akan tenaga kerja, Sebaliknya, semakin besar jumlah penduduk, semakin besar pula kebutuhan akan lowongan pekerjaan (kesempatan kerja). Begitu pula dengan perusahaan. Sebelum memutuskan merekrut pegawai atau karyawan bam, perusahaan 23
sering kali mempertimbangkan dan memerlukan sejumlah kriteria yang berkaitan dengan kondisi pelamar atau calon karyawan tersebut. Menurut batasan umum kesempatan kerja didefenisikan sebagai suatu proses atau usaha memberikan pekerjaan atau penghidupan kepada seseorang. Kesempatan kerja adalah lapangan kerja atau kesempatan untuk bekerja yang ada dari suatu kegiatan ekonomi/ produksi (Ainina, 2001). Dengan demikian, semakin meningkatnya kegiatan perekonomian dan pembangunan disegala bidang, maka akan terjadi peningkatan kesempatan kerja sebagai faktor yang sangat menentukan jalannya pembangunan. Kesempatan kerja mencakup lapangan pekerjaan yang sudah terisi, lowongan pekerjaan mengandung arti adanya kesempatan kerja untuk diisi dan hal ini lazim disebut dengan tenaga kerja, Biasanya sulit untuk memperoleh data tentang kesempatan kerja, maka untuk keperluan praktis umumnya jumlah kesempatan kerja dan banyaknya lapangan kerja yang terisi tercermin dari jumlah penduduk yang bekerja. Tingginya kesempatan kerja akan berpengaruh terhadap pencapaian kegiatan ekonomi suatu negara. Alasanya, kerena kegiatan ekonomi masyarakat ditunjukkan dengan kinerja produksi masyarakat yang biasanya dicerminkan oleh Produk Domestik Bruto (PDB), sedangkan untuk daerah yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). 1. Pertumbuhan ekonomi dapat menciptaakan lapangan kerja, pemerataan pendapatan dan pada akhimya meningkatkan taraf hidup masyarakat. Kesejahteraan masyarakat diharapkan akan terwujud apabila
24
pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dan akan menciptakan lapangan kerja sehinggga dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. 2. Tingkat upah memiliki pengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja di mana, apabila tingkat upah meningkat maka dapat menurunkan tenaga kerja dan juga sebaliknya, jika upah menurun akan menyebabkan tenaga kerja yang akan dipekerjakan dapat meningkat. Hipotesis Yang dijadikan hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Tingkat upah berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat penyerapan tenaga kerja di Kota Ambon. 2. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat penyerapan tenaga kerja di Kota Ambon. METODE PENELITIAN Jenis Dan Sumber Data Ditinjau dari sumbemya, maka jenis data data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekunder yaitu jenis data yang diperoleh dari berbagai instansi lembaga yang relevan dengan penelitian ini. Jenis data yang dimaksudkan di atas bersumber dari Badan Pusat Statistik Kota Ambon dan Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku. Metode Analisis Data Untuk menguji Hipotesis dan menjawab masalah penelitian yang telah dikemukakan, maka metode anlisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
Pengaruh Tingkat Upah Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja Di Kota Ambon
1. Analisa Kuantitatif Metode analisis kuantitaif yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil (Ordenery Least Square) dengan formula sebagai berikut: Y F(X1, X 2 ) Diformulasikan menjadi : Y 0 1 X 1 2 X 2 Diamana : Y Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja X 1 Tingkat Upah X 2 = Pertumbuhan Ekonomi 0 = Intercept 1, 2 Koefisien regresi 2. Analisa Kualitatif Setelah hasil secara kuntitatif telah dilaksanakan, maka hasil tersebut diinterpretasi secara kulaitatif sesuai dengan hasil analisis regresi berganda tersebut. Selain itu analisa kualitatif juga dimaksudkan unutk memberikan gambaran atau mendiskripsikan data atau informasi yang lebih jelas dan atau informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami. Dalam penelitian ini analisa kualitatif yang digunakan merupakan gambaran mengenai tingkat upah, pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja di kota Ambon. Uji Signifikansi Parameter Secara Individual (Uji-t) Uji-t digunakan untuk melihat ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat) secara parsial atau individual. Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji-F) Dalam regresi linear berganda, ujiF digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas
benchmark ▪ Volume 2 ▪ No 3 ▪ Juli 2014
(pertumbuhan ekonomi dan tingkat upah) terhadap variabel terikat yaitu tingkat penyerapan tenaga kerja secara simultan. Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi (Rsquared/R2 ) digunakan untuk menguji Goodness of Fit dari model regresi yang dapat diketahui dari besaran nilainya. Besaran nilai Koefisien Determinasi (R2) dapat memberikan informasi seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel terikat. HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan pembangunan suatu daerah. Dalam penelitian ini, pertumbuhan ekonomi tercermin dari besarnya Produk Domestik Regional Bruto. Perkembangan dapat dilhat Pada tabel dibawah ini : Tabel 3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Ambon 2001-2012 No Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
PDRB (dlm jutaan) 1.089.962 1.126.265 1.189.655 1.257.863 1.335.962 1.421.960 1.511.619 1.600.883 1.690.271 1.802.668 1.924.720 2.089.902
Perkembangan (%) -1,40 3,33 5,63 5,73 6,21 6,44 6,31 5,91 5,58 6,65 6,77 8,77
Sumber : BPS Kota Ambon, 2013
Pada
tabel
3
menunjukkan 25
bahwa, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Ambon mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar Rp. 2.089.902,-. Peningkatan tersebut terjadi karena adanya dukungan dari sektor-sektor ekonomi yang potensial diantaranya sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor angkutan komunikasi dan jasa-jasa. Pembangunan ekonomi pada hakeketnya merupakan suatu proses yang berkesinambungan antara sektor-sektor ekonomi sehingga dengan terciptanya pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan lapangan kerja, pemerataan pendapatan dan pada akhirnya meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam suatu proses pembangunan ekonomi mencakup aktifitas ekonomi yang mengupayakan pengoptimalan penggunaan faktorfaktor ekonomi yang tersedia sehingga menciptakan nilai ekonomis, salah satu faktor ekonomi yang di maksud adalah tenaga kerja. Robert Solow, mengintrodusir pentingnya faktor tenaga kerja dalam pembangunan ekonomi. Solow mengkritik formulasi Harrod-Domar dari kelompok Keynesian yang hanya menggunakan pendekatan akumulasi modal tehadap pertumbuhan ekonomi. Dengan asumsi pertumbuhan tenaga kerja ditentukan secara eksogen dalam pertumbuhan ekonomi, Solow menjabarkan bahwa ketika stok modal tumbuh dengan tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dari pertumbuhan tenaga kerja, maka jumlah pertambahan modal yang diciptakan oleh setiap tenaga kerja akan meningkat. Perkembangan Tingkat Upah Besarnya tingkat upah yang diterima oleh seorang karyawan akan 26
memberikan indikasi tingkat kesejahteraan seorang karyawan/tenaga kerja. Besarnya upah yang diberikan oleh pihak perusahaan harus didasarkan pada Perundang-Undangan yang berlaku Untuk (pemberlakuan UMR). mengetahui perkembangan tingkat upah yang berlaku di Kota Ambon, dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4 Perkembangan Tingkat Upah Tahun 2001-2012 No Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Tingkat Upah Perkembangan (dlm ribuan) (%) 995.500 6,50 1.011.500 1,61 1.100.000 8,75 1.106.500 0,59 1.374.000 24,18 1.374.273 0,02 1.582.000 15,12 1.702.007 7,59 1.799.950 5,76 1.886.850 4,83 1.882.901 -0,21 2.220.556 17,93
Sumber : BPS Kota Ambon, 2013
Pada tabel 4 memperlihatkan bahwa, tingkat upah Kota Ambon selama 12 tahun (tahun 2001-2012) mengalami peningkatan dan peningkatan yang tertinggi tejadi pad a tahun 2012 yaitu sebesar Rp. 2.220.556 Artinya, seorang karyawan harus memperoleh balas jasa (upah)dari faktor produksi tenaga kerja yang diberikan untuk menghasilkan barang danjasa sebesar Rp. 2.220.556 per bulan. Upah mempunyai pengaruh terhadap kesempatan kerja. Jika semakin tinggi tingkat upah yang ditetapkan, maka berpengaruh pada meningkatnya biaya produksi, akibatnya untuk melakukan efisiensi, perusahaan terpaksa melakukan pengurangan tenaga kerja, yang berakibat pada rendahnya tingkat kesempatan kerja. Sehingga
Pengaruh Tingkat Upah Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja Di Kota Ambon
diduga upah memunyai pengaruh yang negative terhadap kesempatan kerja (Payaman Simanjuntak, 2002. (Iksan, 2010). yang mengasumsikan perekonomian (pasar tenaga kerja) tersegmentasi menjadi sektor formal dan sektor informal, penetapan upah minimum akan mengurangi permintaan tenaga kerja di sektor formal, dan kelebihan penawaran tenaga kerja akan diserap sektor informal yang tingkat upahnya tidak diatur oleh regulasi. Sejalan dengan penelitian Gianie (2009) yaitu disektor industri, upah minimum berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja yang berpendidikan rendah diperkotaan, sedangkan disektor perdagangan, upah minimum berpengaruh positif dan juga signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja yang berpendidikan rendah. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi penting didalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Permintaan akan tenaga kerja oleh pihak perusahaan sangat tergantung kepada berapa besar kemampuan perusahaan untuk memproduksi barang dan jasa serta tingkat upah yang harus dibayarkan kepada karyawan. Untuk mengetahui perkembangan jumlah tenaga kerja yang telah bekrja di Kota Ambon seprti terlihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5 Perkembangan Tenaga Kerja Tahun 2001-2012 No.
Tahun
1 2 3
2001 2002 2003
Tenga Kerja Perkembangan (orang) (%) 66.488 -0,10 67.970 2,23 70.425 3,61
benchmark ▪ Volume 2 ▪ No 3 ▪ Juli 2014
4 5 6 7 8 9 10 11 12
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
75.898 77.291 81.383 84.041 86.864 89.979 98.012 110.186 115.343
Sumber : BPS Kota Ambon, 2013
7,77 1,84 5,29 3,27 3,36 3,59 8,93 12,42 4,68
Pada table 5 di atas menunjukkan bahwa, jumlah tenaga kerja yang telah bekerja di Kota Ambon dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan pada tahun 2012 terdapat sebanyak 115.343 orang. Ketenagakerjaan merupakan aspek penting dalam pembangunan ekonomi karena tenaga kerja merupakan salah satu balas jasa faktor produksi. Akhir-akhir topik mengenai masalah ketenagakerjaan dan pertumbuhan ekonomi baik dalam skala nasional maupun regional mendapat perhatian orang ban yak. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi membutuhkan penambahan investasi dan kebijakan ekonomi yang kondusif merupakan suatu hal yang penting. Dengan penambahan investasi baru diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya juga dapat menciptakan kesempatan kerja. Uji Ketepatan Model dan Hasil Estimasi Model Regresi Alat analisis yang digunakan untuk menganalisis atau mengestimasi penganih pertumbuhan ekonomi dan tingkat upah terhadap tingkat penyerapan tenaga kerja adalah model Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression Model), yang dirumuskan sebagai berikut: RTK F ( EG , WG ) Persamaan regresinya: RTK t 0 1 EG1 2WG2 27
Mengacu pada hasil uji Ramsey RESET tentang uji ketepatan model. Uji Ramsey menggunakan uji-F dalam menentukan atau memutuskan tepat tidaknya spesifikasi model regresi yang digunakan. Jika nilai F-hitung signifikan pada tingkat signifikansi a = 5 % maka model yang digunakan kurang tepat dan sebaliknya jika nilai F-hitung tidak signifikan maka berarti spesifikasi model yang digunakan sudah tepat. Berdasarkan uji Ramsey RESET test maka model yang digunakan adalah sudah tepat karena hasil uji-F Ramsey RESET tidak signifikan secara statistik sebagaimana tampilan tabel berikut :
Dimana :
RTK = tingkat penyerapan tenak kerja, diukur dengan tingkat pertumbuhan jumlah tenaga kerja yang bekerja (%) EG = pertumbuhan ekonomi, diukur dengan pertumbuhan dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 (%) tingkat upah, WG = Perubahan diukur dengan pertumbuhan rata-rata tingkat upah sektoral (%) 0 = Intercept 1 2 = Koefisien regresi t = Waktu ke 1…..n = Error Tabel 6 Uj i Ketepatan Model Ramsey RESET Ramsey RESET Test:
F-statistic 2.456244 Log likelihood ratio 6.380126 Sumber : Hasil Pengolahan Data
Prob. F(2,7) Prob. Chi-Square (2)
0.1555 0.0412
Ftabel (2,7), : 5% 4,7374
Hasil uji ketetapan model dengan Adapun hasil estimasi model Ramsey RESET Test menyimpulkan regresi pengaruh pertumbuhan ekonomi bahwa model Regresi Linear Berganda dan tingkat upah terhadap tingkat yang digunakan sudah tepat karena nilai penyerapan tenaga kerja dapat dilihat F-statistik-nya sebesar 2,456244 < F- pada tabel dibawah ini : tabel (4,7374) atau tidak signifikan secara statistik. Tabel 7. Hasil Estimasi Model Regresi Model : OLS, Using Obsevation 2001-2012 (T=12) Dependent Variabel : RTK
Variables
Constanta EG WG R-Squared F-statistic (2,9) Log-likelihood Schwars criterion Rho
Coeficients 1.708910 0.944996 -0.279856 0.653783 11.10699 -24.99957 -20.45700 0.112070
Std. Error
t-stat
1.66021 1.0293 0.279706 4.6158 0.090284 -3.0997 Adjusted R-Squared F-tabel ( : 5 % ) P-value (F-stat) Durbin Watson
P-value
0.07254 * 0.00126 ** 0.01195 ** 0.646846 4.256495 0.003711 1.735122
t-tabel df = 9 : 5 % 1 . 8331
Sumber : Data diolah, output software Gretl 1.9 Ket : ** berpengaruh signifikan pada 5%
28
Pengaruh Tingkat Upah Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja Di Kota Ambon
Dari tabel 7 diatas memberikan informasi penting tentang ringkasan hasil estimasi model regresi berganda mengenai hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan tingkat upah terhadap tingkat penyerapan tenaga kerja di Kota Ambon, yang mencakup antara lain hasil estimasi parameter regresi berganda, pengujian hipotesis (uji-t dan uji-F), nilai koefisien determinasi (R-squared/R2) koefisien determinasi yang disesuaikan (adjusted R-squared) dan indikator Durbin-Watson. Untuk memperjelas hasil penelitian ini maka, akan dikemukakan secara rinci mengenai hasil pengujian hipotesis (uji-t dan uji-F), dimana koefisien determinasi yang disesuaikan dan interpretasi serta pengujian asumsi klasik sebagai berikut: Uji Signifikansi Parameter Secara Individual (Uji-t) Uji-t digunakan untuk melihat ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat) secara parsial atau individual. Hasil pengujian hipotesis melalui uji-t dijelaskan sebagai berikut: Konstanta Dari hasil estimasi yang telah dilakukan sebagaimana yang disajikan pada tabel 7 dengan menggunakan bantuan software Gretll 1.9 maka diperoleh nilai intersep atau konstanta sebesar 1,70891, yang dapat diinterpretasikan bahwa apabila pertumbuhan ekonomi dan tingkat upah tidak berubah/ konstan maka ratarata tingkat pertumbuhan penyerapan tenaga kerja adalah sebesar 1,71 % per tahun. Koefisien Regresi Untuk menganalisis
pengaruh
benchmark ▪ Volume 2 ▪ No 3 ▪ Juli 2014
pertumbuhan ekonomi dan tingkat upah terhadap variabel tingkat penyerapan tenaga kerja di Kota Ambon secara parsial maka dirumuskan hipotesis statistik satu sisi (one tail) sebagai berikut: Berdasarkan hasil estimasi dari tabel 7 yang pengujian hipotesis secar parsial (uji-t) diperoleh hasil sebagi berikut : 1. Diperoleh koefisien regresi variabel pertumbuhan ekonomi (EG) yang dinotasikan dengan ( 1 ) sebesar 0,944996. Tampilan hasil estimasi memperlihatkan bahwa uji-t untuk koefisien regresi bariabel pertumbuhan ekonomi ( 1 ) memiliki nilai probabilitas (p-value) sebesar 4,6158 > t-tabel (1,8331). Koefisien regresi variabel pertumbuhan ekonomi sebesar 0,944996 mengandung arti bahwa apabila pertumbuhan ekonomi ekonomi meningkat sebesar 1 persen maka akan mengakibatkan peningkatan penyerapan tenaga kerja sebesar 0,94 persen dengan asumsi ceteris paribus (factor-faktor lain dianggap konstan). 2. Diperoleh koefsien regresi variebel tingkat tingkat upah (WG) yang dinotasikan dengan ( 2 ) sebesar 0,279856. Tampilan hasil estimasi memperlihatkan bahwa uji-t untuk koefisien regresi WG memiliki nilai probabilitas (p-value ) sebesar 0,01195 < 0,5 ( 5% ) atau ditunjukkan oleh nilai t-hitung sebesar 3,3785 > t-tabel (1,8331). Koefisien variabel tingkat upah sebesar -0,279856 mengandung arti bahwa apabila tingkat upah meningkat sebesar 1persen maka akan menurunkan tingkat penyerapan tenaga kerja sebesar 0,28 persen, dengan asumsi ceteris paribus (factorfaktor lain dinggap konstan)
29
Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji-F) Berdasarkan hasil estimasi pada tabel 7 diperoleh nilai F-statistik sebesar 11,10699 dan memiliki nilai probabilitas (p-value) F-statistik sebesar 0,003711< 0,05 (a = 5 %) atau nilai Fstatistik/F-hitung sebesar 11,10699 > 4,256495 (F-tabel) yang menunjukkan bahwa hipotesis Ho ditolak. Dengan kalimat lain, dapat dikatakan bahwa secara simultan atau bersama-sama variabel pertumbuhan ekonomi (PDRB) dan tingkat upah (WG) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tingkat penyerapan tenaga kerja (RTK) di Kota Ambon pada tingkat signifikansi a=5 % atau tingkat kepercayaan sebesar 95 %. Koefisien Determinasi (R2) Berdasarkan hasil estimasi diperoleh nilai koefisien determinasi (Rsquared/R2) sebesar 0,653783, yang mengandung arti bahwa variasi variabel tingkat penycrapan tenaga kerja (RTK) mampu dijelaskan oleh variabel pertumbuhan ekonomi (PDRB) dan tingkat upah (WG) sebesar 65,38 persen sedangkan sisanya sebesar 34,62 persen dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya diluar model penelitian ini. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 65,38 persen mengindikasikan bahwa spesifikasi model regresi yang dibangun sudah tepat karena memiliki persamaan regresi yang memenuhi kelayakan model (goodness of fit). Pembahasan Hasil Empiris Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja. Berdasarkan hasil regresi. variabel pertumbuhan ekonomi secara
30
statistik berpengaruh positif signifikan terhadap penyerapan kerja di Kota Ambon. Koefisien regresi variabel pertumbuhan ekonomi (PDRB) yang dinotasikan dengan 1 sebesar 0,944996. Mengandung arti bahwa, apabila pertumbuhan ekonomi meningkat sebesar 100 persen, mengakibatkan jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 94.496 orang, dengan asumsi ceteris paribus (faktor-faktor lain dianggap konstan). Dengan demikian, hipotesis penelitian bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Ambon dapat diterima. Hasil temuan empiris tersebut mendukung pandangan dasar dari teori Simon Kuznets dalam Jhingan (2000), mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan suatu jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, penyesuaian kelembagaan idiologis yang diperlukannya. Pengaruh Tingkat Upah Terbadap Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja. Berdasarkan hasil regresi, variabel tingkat upah (WG) yang dinotasikan dengan ( 2 ) secara statistik berpengaruh negatif signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Ambon. Koefisien regresi variabel tingkat upah ( 2 ) sebesar -0,279856. Menunjukkan bahwa, apabila tingkat upah menurun sebesar 1 persen, maka jumlah tenaga kerja yang akan diserap oleh lapangan kerja sebanyak 0,27 orang dengan asumsi ceteris paribus (faktor-faktor lain yang dianggap
Pengaruh Tingkat Upah Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja Di Kota Ambon
konstan). Dengan demikian, hipotesis dalam penelitian bahwa tingkat upah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Ambon dapat diterima. Ditinjau dari penelitian sebelumnya, hasil penelitian ini didukung oleh : Ayu Wafilestari, dalam penelitiannya tentang Upah Minimum Kabupaten Semarang Dari hasil regresi ditemukan bahwa upah minimum Kabupaten Semarang memberikan pengaruh yang negatif dan signifikan pada 5 % terhadap permintaan tenaga kerja pada bidang Usaha Kecil dan Menengah di Kabupaten Semarang dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2009. Peningkatan upah minimum Kabupaten Semarang sebesar Rp10.000,- akan menurunkan permintaan tenaga kerja pada bidang Usaha Kecil dan Menengah di Kabupaten Semarang sebesar 3 sampai 4 orang. SIMPULAN DAN IMPLIKASI 1. Perturnbuhan ekonomi berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat penyerapan tenaga kerja di Kota Ambon, dengan nilai diperoleh koefisian regresi variabel pertumbuhan ekonomi (EG) sebesar 0,944996. Nilai koefisien regresi variabel pertumbuhan ekonomi tersebut temyata berpengaruh signifikan secara statistik artinya bahwa apabila pertumbuhan ekonomi meningkat sebesar 1persen maka akan meningkatkan tingkat penyerapan tenaga kerja sebesar 0,94 persen dengan asumsi ceteris paribus (faktorfaktor yang dianggap konstan). 2. Tingkat upah berpengaruh negatif signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Ambon, diperoleh koefisien regresi variable benchmark ▪ Volume 2 ▪ No 3 ▪ Juli 2014
tingkat upah (WG) sebesar 0,279865. Nilai koefisien variabel tersebut ternyata berpengaruh signifikan secara statistik Artinya bahwa, apabila tingkat upah meningkat 1 persen maka akan menurunkan penyerapan tenaga kerja sebesar 0,28 persen, dengan asumsi citeris paribus (faktor-faktor lain dianggap konstan) 3. Berdasarkan hasil estimasi dapat diperoleh nilai F-statistik sebesar 0,003711 < 0,05 (, =5%) atau nilai F-statistik/ F-hitung sebesar 11,10699 > 4,256495 (F-tabel) yang menunjukan bahwa hipotesis Ho ditolak. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa, secara simultan variabel pertumbuhan ekonomi dan tingkat upah berpengaruh signifikan terhadap tingkat penyerapan tenaga kerja di kota ambon. Beberapa implikasi dari penelitian ini adalah: 1. Pemerintah terus meningkatkan sektor-sektor ekonomi guna meningkatkan pertumbuhan karena dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka dapat memperluas kesempatan kerja Kota Ambon 2. Pemerintah perlu meningkatkan kesejahteraan melalui bidang pendidikan dan pelatihan mmengingat sebagian tenaga kerja memiliki pendidikan yang rendah. Daftar Referensi Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Pembangunan. Peneribit: STlE YKPN, Yogyakarta. Domardar Gujarati. 2009. Ekonometrika Dasar. Penerbit: Erlangga, Surabaya. Suryana. 2000. Ekonomi Pembangunan, Problematika dan Pendekatan. Peneribit: PT
31
Grafika, Jakarta. Rini Sulistiawati. 2012. Pengaruh Upah Minimum terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi di Indonesia. Peneribit: Grafika, Jakarta. Muamil S. E. Astuti. 2010. Analisis Investasi, Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kesempatan Kerja di Provinsi NTB. Penerbit : Grafindo, Jakarta. Putong 1. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Penerbit: Ghalia Indonesia, Jakarta. Sadono Sukimo. 2000. Makroekonomi Moderen.Penerbit: Raja Grafindo, Jakarta. Sugiono. 2004. Statistik Untuk Penelitian. Penerbit: Alfabeta, Bandung. Sulistianti. 2010. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Terhadap Kesempatan Kerja Tamatan SMK. Penerbit: Pascasarjana Unhas, Makassar. Supranto. J. 2001. Statistik Teori dan Aplikasi. Penerbit: Erlangga Ciracas, Jakarta. --------------- 1983. Ekonometrik. Penerbit: FE-UI, Jakarta. Tenaga kerja.http/ lid. wikipedia.org/wiki/, Todaro, Michael, P. dan Stephen C. Smith. 2000. Pembangunan Ekonomi di Negara Dunia Ketiga, Edisi Kedelapan. Penerbit: Erlangga, Jakarta.
32
Pengaruh Tingkat Upah Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja Di Kota Ambon