Jurnal Berkala Efisiensi
IEP - FEB Unsrat Manado
PENGARUH TINGKAT INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI (Studi Pada Kota Manado Tahun 2003-2012)
Rafika Mokodompis,Vekie Rumate Dan Mauna Maramis Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Jurusan Ilmu Ekonomi Pembangunan Universitas Sam Ratulangi, Manado Email:
[email protected]
ABSTRAK Kota Manado merupakan salah satu pusat pertumbuhan ekonomi dengan tingkat investasi dan jumlah tenaga kerja yang sedang berkembang. Tingkat investasi swasta maupun asing dalam perekonomian menyebabkan naik turunnya pertumbuhan ekonomi kota Manado. Besar kecilnya investasi juga tidak lepas dari ketersediaan tenaga kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh tingkat investasi dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Manado. Teknik analisis yang di gunakan adalah model analisis regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS) dengan data sekunder.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman modal dalam negeri (PMDN) berpengaruh positif dan tidak signifikan sedangkan penanaman modal asing (PMA) berpengaruh negative dan tidak signifikan. Untuk variabel tenaga kerja berpengaruh negative dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Manado. Kata Kunci
: Tingkat Investasi, Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi
ABSTRACT Manado city is one of the centers of economic growth with the level of investment and a largea mount of labor that is emerging. The level of private and foreign investment in the economyled to the rise and fall of economic growth of the city of Manado. The size of the investment is also not free from labor supply. This study aims to analyze how the effect of the level of investment and labor to economic growth in the city of Manado. The analysis technique used is multiple linear regression analysis model with Ordinary Least Square method (OLS) with secondary data. The results showed that domestic investment (domestic) and no significant positive effect, while foreign direct investment (FDI) and no significant negative effect. To variable labor and a significant negative impact on economic growth in the city of Manado. Keywords: Level ofI nvestment, Labor and Economic Growth
73
Jurnal Berkala Efisiensi
1.
IEP - FEB Unsrat Manado
PENDAHULUAN
Pembangunan adalah kata yang digunakan secara meluas dalam semua media massa di seluruh dunia dan merupakan konsep yang kerap kali di sebut dan di perbincangkan oleh semua lapisan masyarakat, terutama di kalangan ahli politik, wartawan, orang pemerintahan dll. Pembangunan itu sendiri berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi dimana pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat menjadi syarat utama pembangunan. Pembangunan merupakan upaya manusia mendayagunakan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tujuan meningkatkan taraf hidupnya. (Purwono,2000). Pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan perkapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi rill melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan keterampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.(Sadono Sukirno, 1996:33). Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu perubahan yang terjadi secara terus menerus melalui serangkaian kombinasi proses demi mencapai sesuatu yang lebih baik yaitu adanya peningkatan pendapatan perkapita yang terus menerus berlangsung dalam jangka panjang. Salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan dalam suatu Negara adalah pertumbuhan ekonomi.Pertumbuhan itu sendiri dapat diartikan sebagai gambaran mengenai dampak dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang dilaksanakan dalam bidang ekonomi. Menurut Sadono Sukirno (1996:33), Pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita (Suparmoko, 2002).Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan memberikan kehidupan yang layak sebagaimana tujuan awal didirikan Negara ini adalah memajukan dan meningkat kesejahteraan rakyat. Perencanaan memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembangunan. Salah satu peran perencanaan adalah sebagai arahan bagi proses pembangunan untuk berjalan menuju tujuan yang ingin dicapai disamping sebagai tolok ukur keberhasilan proses pembangunan yang dilakukan. Sedangkan pembangunan sendiri dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di tingkat nasional atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di tingkat daerah (Pantjar Simatupang dan Saktyanu K, 2003 dalam Ravi, 2010). Jadi tujuan pembangunan ekonomi disamping untuk meningkatkan pendapatan nasional riil juga untuk meningkatkan produktivitas.Pembangunan ekonomi dapat memberikan kepada manusia kemampuan yang lebih besar untuk menguasai alam sekitarnya dan mempertinggi tingkat kebebasannya dalam mengadakan suatu tindakan tertentu. Pembangunan ekonomi ini mempunyai tiga sifat penting, sifat yang pertama adalah suatu proses yang berarti merupakan perubahan yang terjadi terus-menerus. Kedua, suatu usaha untuk menaikkan pendapatan per
74
Jurnal Berkala Efisiensi
IEP - FEB Unsrat Manado
jiwa/income per kapita.Ketiga, adalah kenaikan income per kapita itu harus terus-menerus dan pembangunan itu dilakukan sepanjang masa (Hasibuan, 1987). Pemberlakuan Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang pelimpahan sebagian wewenang pemerintah daerah untuk mengatur dan menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri dalam rangka pembangunan nasional Negara Rebuplik Indonesia dan pemberlakuan Undang-undang No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, diharapkan bisa memotifasi peningkatan kreatifitas dan inisiatif untuk lebih menggali dan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh tiap-tiap daerah dan dilaksanakan secara terpadu, serasi dan terarah agar pembangunan disetiap daerah dapat benarbenar sesuai dengan prioritas dan potensi daerah (Jhingan, 1999 dalam Yunarko, 2007). Menurut Prof. Simon Kuznets (Jhingan 2000:57), Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu Negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya.Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang di perlukannya. Definisi ini mempunyai 3 (tiga) komponen : pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus menerus persediaan barang; kedua, teknologi maju merupakan factor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideology sehingga inovasi yang di hasilka oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat di manfaatkan secara tepat. Bagi Negara berkembang termasuk Indonesia, pesatnya aliran modal merupakan kesempatan yang bagus guna memperoleh pembiayaan pembangunan ekonomi.dimana pembangunan ekonomi yang sedang dijalankan oleh pemerintah Indonesia merupakan suatu usaha berkelanjutan yang diharapkan dapat mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, sehingga untuk dapat mencapai tujuan itu maka pembangunan nasional dipusatkan pada pertumbuhan ekonomi. Namun karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki (tercermin pada tabungan nasional yang masih sedikit) sedangkan kebutuhan dana unyuk pembangunan ekonomi sangat besar. Maka cara untuk mencapai pertumbuhan ekonomi itu adalah dengan meningkatkan investasi. Salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur secara makro adalah pertumbuhan ekonomi.Akan tetapi, meskipun telah digunakan sebagai indikator pembangunan, pertumbuhan ekonomi masih bersifat umum dan belum mencerminkan kemampuan masyarakat secara individual. Pembangunan daerah diharapkan akan membawa dampak positif pula terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi daerah dapat dicerminkan dari perubahan PDRB dalam suatu wilayah (Suryono, 2010).
75
Jurnal Berkala Efisiensi
IEP - FEB Unsrat Manado
Tabel 1.1 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Jutaan Rupiah) Kota Manado Tahun 2008-2012 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012
PDRB 4.893.355,49 5.371.420,93 5.763.351,02 6.247.147,75 6.791.480,93
PDRB (%) 10,93 9,76 7,29 8,39 8,71
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) dalam buku manado dalam angka, SULUT 2013
Berdasarkan pada tabel 1.1 terlihat bahwa PDRB kota Manado tahun 2008 pertumbuhan ekonomi kota manado meningkat sebesar 10,93%. Akan tetapi tahun 2009 dan 2010 pertumbuhan ekonomi kota manado mengalami penurunan yaitu pada tahun 2009 sebesar 9,76% dan pada tahun 2010 turun sebesar 7,29%. Kemudian pada tahun 2011 dan 2012 pertumbuhan ekonomi kota manado mulai mengalami peningkatan yaitu, pada tahun 2011 sebesar 8,39% dan tahun 2012 sebesar 8,71%. Pertumbuhan ekonomi sesungguhnya dapat memperlihatkan trend yang meningkat dan mantap dari tahun ke tahun, karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi diperlukan guna mempercepat perubahan struktur perekonomian daerah menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis.Pertumbuhan ekonomi juga diperlukan untuk menggerakkan dan memacu pembangunan di bidang-bidang lainnya sekaligus sebagai kekuatan utama pembangunan dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengatasi ketimpangan sosial ekonomi (BPS Kota Manado, 2008). Dalam teori ekonomi makro, dari sisi pengeluaran, pendapatan regional bruto adalah penjumlahan dari berbagai variabel termasuk di dalamnya adalah investasi.Ada beberapa hal yang sebenarnya berpengaruh dalam soal investasi ini.Investasi sendiri dipengaruhi oleh investasi asing dan domestik.Investasi yang terjadi di daerah terdiri dari investasi pemerintah dan investasi swasta.Investasi dari sektor swasta dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri (asing).Investasi pemerintah dilakukan guna menyediakan barang publik. Kondisi perkembangan invetasi swasta (PMDN dan PMA) di kota Manado dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut ini. Tabel 1.3 Perkembangan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) di Kota Manado Tahun 2008-2012
Tahun 2008 2009 2010 2011 2012
PMDN (Rp) 22.000.000.000 990.165.045 990.000.000 14.050.000.000 110.096.353.000
Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Prov. Sulut
76
PMA (US$) 12.500.000 700.000 1.252.700 26.709.000 17.272.950
Jurnal Berkala Efisiensi
IEP - FEB Unsrat Manado
Pada table 1.3 diatas menunjukkan bahwa nilai realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) selama periode tahun 2008-2012 selalu berfluktuatif, dimana pada tahun 2008 nilai realisasi PMDN sebesar Rp. 22.000.000.000, mengalami penurunan pada tahun 2009 sebesar Rp. 990.165.045, dan terus menurun pada tahun 2010 menjadi Rp. 990.000.000, namun pada tahun berikutnya mengalami peningkatan sebesar Rp. 14.050.000.000 hingga pada tahun 2012 mencapai Rp. 110.096.353.000. Berdasarkan tabel 1.3 dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 realisasi PMA di Kota Manado sebesar $12.500.000, sementara di tahun 2009 terjadi penurunan sebesar $700.000, namun pada tahun selanjutnya 2010-2011 mengalami peningkatan sebesar $1.252.000 dan terus meningkat mencapai $26.709.000, dan di tahun 2012 realisasi PMA di Kota Manado kembali mengalami penurunan sebesar $17.272.950. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Manado belum optimal dalam usaha menarik investor yang dapat memberdayakan potensi ekonomi di wilayahnya. Ini mencerminkan bahwa Kota Manado masih belum menjadi daya tarik bagi para investor-investor asing guna untuk meninvestasikan modalnya ke Kota Manado. Kurang tertariknya para investor asing yang menanamkan modal dikarenakan pemerintah belum bekerja secara optimal dan juga kurangnya kepedulian dan perhatian pemerintah dalam hal daerah yang potensi alamnya seperti tempat wisata bunaken, Pulau Siladen dan Pulau Manado Tua yang jika dikembangkan dan dikelola secara berkelanjutan akan menarik sejumlah investor-investor asing untuk menanamkan modal di daerah atau wilayah wisata tersebut. Dari uraian di atas penulis merasa tertarik untuk mengkaji sejauh mana pengaruh realisasi Tingkat Investasi, Dan Tenaga Kerj Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Manado pada tahun 2003-2012. Selain variabel Investasi, variabel lain yang juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi adalah untuk mendukung pelaksanaan pembangunan memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas disamping terpenuhinya kuantitas permintaan tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan peduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No.13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 di sebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhn sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu Negara di bedakan dalam 2 (dua) kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah umur 15-64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja di sebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalana sudah termasuk tenaga kerja. Tabel 1.4 Tenaga Kerja Di Kota Manado (Tahun 2008-2012) Tahun Bekerja 2008 321.899 2009 323.716 2010 302.356 2011 306.518 2012 306.454 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)dalam buku manado dalam angka, SULUT
77
Jurnal Berkala Efisiensi
IEP - FEB Unsrat Manado
Berdasarkan Tabel 1.4 dapat di lihat bahwa pada tahun 2008 Jumlah Tenaga Kerja berjumlah 321.899 Jiwa, pada tahun 2009 meningkat 323.716 Jiwa, sementara di tahun selanjutnya mengalami penurunan Tenaga Kerja pada tahun 2010 berjumlah 302.356 Jiwa, dan meningkat kembali pada tahun 2011 menjadi 306.518 Jiwa, namun pada tahun 2012 terjadi penurunan Tenaga Kerja yaitu 306.454 Jiwa. Hal ini mencerminkan bahwa Kebijakan-kebijakan pembangunan Sumber Daya Manusia di Kota Manado belum sepenuhnya mengakomodasi kepentingan percepatan ekonomi lokal.
2.
METODE PENELITIAN
Data adalah keterangan yang diperlukan dalam penelitian atau dengan kata lain sebagai bahan informasi mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Untuk memperoleh data atau keterangan yang ada hubungan dengan penelitian ini maka digunakan data sekunder. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Penaksiran OLS merupakan penaksiran tak bias linear yang terbaik (best linear unbiased estimator/BLUE). Jadi, tiap koefisien regresi yang ditaksir dengan menggunakan metode OLS bersifat linear dan tak bias secara rata-rata, penaksiran OLS memiliki varians yang mungkin paling kecil sedemikian rupa sehingga parameter yang sebenarnya dapat ditaksir secara lebih akurat dibanding dengan penaksiran tak bias lainnya. Singkatnya penaksiran OLS bersifat efisien.Ada dua persamaan regresi yaitu: Y1= α+ β1X1+ β2X2+ β3X3 + e dimana : Y1 = Pertumbuhan ekonomi (PDRB) X1 = PMDN (penanaman modal dalam negeri) X2 = PMA (penanaman modal asing) X3 = Tenaga Kerja a = Kostanta β1 β2 = koefisien regresi e = standart eror 1. Uji Signifikansi Parameter Individu (Uji Statistik t) Untuk menghitung nilai t hitung digunakan rumus : thitung = (
ttabel
)
= n-k-1
Dimana : β1 = koefisien regresi variabel independen ke-i Se = standar eror dari vaiabel independen ke-i N = jumlah data K = jumlah variable 2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Rumus nilai F hitung : F
=
(
/ )/(
)
78
Jurnal Berkala Efisiensi
IEP - FEB Unsrat Manado
Dimana : F= Nilai F hitung R2 = Koefisien determinasi N = Jumlah observasi K = Jumlah variable 3. Koefisien Determinasi (R2) Nilai koefisien determinasi diperoleh dengan menggunakan formula : ∑
=1−∑
Nilai koefisien determinasi berada diantara nol dan satu ( 0< R2< 1). Nilai R2 yang kecil atau mendekati nol berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sangat terbatas.Sebaliknya nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel bebas memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat.
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Estimasi Model Penelitian K = 0.704917 + 2.02E-06 PMDN – 3.37E-06 PMA – 68.83708 TK t-statistik = (0.858604)*** R2 = 0.704917
(-1.318202)
(-3.492970)**
f-statistik = 4.777751
Keterangan : *** Signifikan pada α =1% ** Signifikan pada α =10% Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas R2 = 0.971219 Obs*R-squared = 9.712187 Chi-squares (Ҳ2) pada α 1% = 16.812 Sumber: Data diolah (2014) Karena nilai Chi-squares hitung (Ҳ2) lebih kecil dari nilai kritis Chi-squares (Ҳ2) maka dapat disimpulkan tidak ada masalah heteroskedastisitas.
79
Jurnal Berkala Efisiensi
IEP - FEB Unsrat Manado
Autokorelasi R2 = 0.013325 chi squares (Ҳ2) = 0.133246 nilai kritis (Ҳ2) pada α 10% = 4.60517 nilai kritis (Ҳ2) pada α 5% =5.99147 nilai kritis (Ҳ2) pada α 1% = 9.21034
Sumber: Data diolah (2014) Karena nilai chi squares hitung (Ҳ2) lebih kecil dari pada nilai kritis chi- squares (Ҳ2), maka dapat disimpulkan model tidak mengandung masalah autokorelasi.
Multikolinieritas H0 diterima jika R2statik< R2model awal. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada masalah Multikolinearitas. Variabel bebas
R2statistik
R2model awal
PMDN
0.357961
0.704917
PMA
0.311129
0.704917
TK
0.507418
0.704917
Dari tabel hasil analisis uji multikolinieritas di atas terlihat bahwa R2statistik lebih kecil dari R2model awal.Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima.Dengan diterimanya H0 berarti tidak terdapat Multikolinearitas.
PEMBAHASAN Pengaruh PMDN Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan hasil regresi, variabel Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berpengaruh positif dan secara statistik tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Manado.Nilai koefisien regresi untuk variabel PMDN menunjukkan tanda positif, yaitu sebesar 2.02E-06.Hal ini berarti bahwa jika PMDN naik sebesar 1% maka pertumbuhan ekonomi di Kota Manado meningkat sebesar 0,002%. Variabel PMDN sudah sesuai dengan teori akan tetapi belum signifikan secara statistik.
80
Jurnal Berkala Efisiensi
IEP - FEB Unsrat Manado
Berdasarkan hasil regresi menunjukan bahwa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) selama periode pengamatan adalah berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Manado. Penanaman modal dalam negeri merupakan suatu hal yang penting bagi suatu daerah khususnya dalam melakukan pembangunan ekonominya guna mengurangi konsumsi masyarakat terhadap produk-produk asing yang dapat mengurangi tingkat tabungan yang tercipta pada masa yang akan datang. Karena investasi atau pembentukan modal ini merupakan hal yang sangat penting untuk dapat menggerakkan perkonomian suatu daerah, dimana dengan adanya investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Kota Manado maka akan mengatasi kekurangan modal yang terjadi di Kota Manado dan dengan semakin tingginya nilai investasi PMDN di Kota Manado akan mendorong serta memperlancar proses pertumbuhan ekonomi Kota Manado. Hasil dari penelitian ini juga mendukung temuan dari hasil penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Eddy Wibowo Candra (2012) dalam jurnalnya dengan judul Analisis Peranan Pengeluaran Pemerintah, Tenaga Kerja Dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Timur 2001-2010, yang menyatakan bahwa variabel PMDN berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan ekonomi. Pengaruh PMA Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan hasil pengujian, nilai koefisien variabel Penanaman Modal Asing (PMA) adalah sebesar sebesar -3.37E-06 dan secara statistik tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Manado. Berdasarkan hasil regresi menunjukan bahwa nilai investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Kota Manado berpengaruh negatif dan mempunyai hubungan yang tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Manado. Hal tersebut disebabkan karena pengembangan Penanaman Modal Asing (PMA) di Kota Manado masih terhambat oleh rumitnya pengurusan perijinan akibat birokrasi yang berbelit-belit serta kurangnya keterpaduan koordinasi antar departemen yang terkait, kurang tersedianya fasilitas pendukung seperti transportasi, tenaga kerja terampil, dan teknologi. Sehingga investor asing kurang berminat untuk menanamkan modalnya di Kota Manado. Dengan berbagai keuntungan yang dapat diberikan oleh penanaman modal asing tidaklah berarti bahwa kehadiran modal asing akan sepenuhnya menjamin kesuksesan pembangunan ekonomi. Penanaman modal asing dapat juga menimbulkan beberapa hal yang tidak menguntungkan pembangunan ekonomi. Jika dalam jangka pendek modal asing melakukan penanaman modalnya tidak di sektor produktif melainkan di sektor moneter yang bersifat spekulatif kemudian modal dan hasilnya di bawah ke luar negeri maka akan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Demikian juga, dalam jangka panjang modal asing dapat memperburuk masalah kekurangan mata uang asing, yaitu apabila hasil-hasil mereka tidak diekspor atau tidak menggantikan barang-barang impor dan mereka mengimpor bahan mentah dari luar negeri dan mengirimkan keuntungan yang diperoleh kepada perusahaan induk di luar negeri.
81
Jurnal Berkala Efisiensi
IEP - FEB Unsrat Manado
Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan hasil pengujian, nilai koefisien variabel Tenaga Kerja (TK) adalah sebesar sebesar -68.83708 dan secara statistik signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Manado. Hal ini dapat dilihat pada koefisien regresi dari Tenaga Kerja yakni -68.83708. Hal ini berarti kenaikan dari Tenaga kerja sebesar 1000 orang akan menyebabkan kenaikan Pertumbuhan ekonomi Di Kota Manado sebesar -68.83708 miliar Rupiah, dengan asumsi citeris paribus.
4. KESIMPULAN Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan ekonomi di Kota Manado. Hal ini berarti semakin tinggi PMDN maka semakin tinggi pula Pertumbuhan ekonomi. Penanaman modal dalam negeri merupakan suatu hal yang penting bagi suatu daerah khususnya dalam melakukan pembangunan ekonominya guna mengurangi konsumsi masyarakat terhadap produk-produk asing yang dapat mengurangi tingkat tabungan yang tercipta pada masa yang akan datang.Penanaman Modal Asing (PMA) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan ekonomi di Kota Manado. Hal ini berarti jika PMA naik maka Pertumbuhan ekonomi akan turun. Hal ini disebabkan oleh Jika dalam jangka pendek modal asing melakukan penanaman modalnya tidak di sektor produktif melainkan di sektor moneter yang bersifat spekulatif kemudian modal dan hasilnya di bawah ke luar negeri maka akan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Demikian juga, dalam jangka panjang modal asing dapat memperburuk masalah kekurangan mata uang asing, yaitu apabila hasil-hasil mereka tidak diekspor atau tidak menggantikan barang-barang impor dan mereka mengimpor bahan mentah dari luar negeri dan mengirimkan keuntungan yang diperoleh kepada perusahaan induk di luar negeri.Tenaga Kerja (TK) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini berarti jika TK bertambah maka pertumbuhan ekonomi semakin berkurang. Hal ini disebabkan karena Tenaga Kerja di Kota Manado bukan berasal dari kota Manado itu sendiri melainkan dari luar kota Manado sehingga tidak dapat menaikkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan serta tenga kerja di Kota Manado masih belum mampu memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pertumbuhan ekonomi. Tenaga Kerja di Kota Manado sebagian besar masih memiliki pendidikan dan keterampilan yang rendah serta bekerja atau di tempatkan tidak sesuai dengan pendidikan dan keterampilan masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA Algifari. 2000. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi. Edisi 2.BPFE.Yogyakarta. Arif, Bahtiar. 2002. Akuntansi pemerintahan. Penerbit. Salemba 4: Jakarta. Arsyad, Lincolyn. 1999. Ekonomi Pembangunan. Edisi 4. STIE YKPN. Yogyakarta. Boediono. 1992. Teori Pembangunan Ekonomi. Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Badan Pusat Statistik. Manado dalam Angka. Sulawesi Utara Deddy, Rustiono. 2008. Analisis pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. UNDIP. Semarang
82
Jurnal Berkala Efisiensi
IEP - FEB Unsrat Manado
Eddy Wibowo Candra. 2012. Analisis Peranan Pengeluaran Pemerintah, Tenaga Kerja Dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Timur 2001-2010. Universitas Brawijaya. Malang. Fitrah Afrizal. 2013. Analisis Pengaruh Tingkat Investasi, Belanja Pemerintah Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2001-2011. Universitas Hasanuddin. Makassar. Hasibuan. 1987. Teori Pembangunan Ekonomi. Jhingan, M. L .2002.Ekonomi Perencanaan dan Pembangunan. Edisi Kesembilan. PT Raja Gravindo Persada. Jakarta. Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Andi.Yogyakarta. Meier. 1989. Economic of development theory. Makroeconomic. Moeleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Nurcholis. 2007. Makroekonomi. Definisi Pendapatan Asli Daerah. Pantjar Simatupang dan Saktyanu K. 2003.Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi. Prasetyo. 2009. Definisi Pertumbuhan Ekonomi. Kapasitas produksi barang dan jasa. Purwono. 2000. Teori Pembangunan. Lingkungan Hidup dan taraf hidup. Rahman, Maman. 1998. Strategi dan Langkah-langkah Penelitian. Semarang: CV. IKIP Semarang Press Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Robinson Tarigan. 2005. Teori Produksi. Nilai Produksi, biaya produksi, dan jasa. Samuelson, Paul A. Dan Nordhaus William D. 1995. Ekonomi (Edisi Terjemahan). Edisi 12.Jilid 2.Erlangga. Jakarta. Sanusi, Bachrawi. 1987. Pembangunan Daerah dilihat dari Potensi Energi.LPFE. 2004. Pengantar Ekonomi Pembangunan. Rineka Cipta. Jakarta. Sukirno, Sadono. 1996 Teori Pembangunan Ekonomi. Sukirno, Sadono. 2000 Makroekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran Dari Klasik Hingga Keynesian Baru Raja. Grafindo Pustaka. Jakarta. Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sukirno, Sadono. 2005 Makroekonomi Teori Perkembangan ekonomi. Suparmoko.2002. Ekonomi Publik Untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah.ANDI. Jakarta. Suryana, 2000.Ekonomi Pembangunan: Problematika dan Pendekatan. Penerbit Salemba Empat Edisi Pertama. Sutrisno. 1984. Dasar-dasar Ilmu Keuangan Negara. BPFE UI. Yogyakarta. Todaro M.P. 2000.Economic Development.Seventh Edition. New York. Addition Wesley Longman.Inc. __________. 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Penerbit Erlangga Edisi Kedelapan. Tommy Prio Haryanto. 2012. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2011.Universitas Negeri Semarang Yoga Krissawindaru Arta.2012. Pengaruh Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Dan Angkatan Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Jawa Tengah.Universitas Negeri Semarang. Zaris. 1987. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
83