ISSN 2302-5298
Lingkup Artikel Yang Dimuat Dalam Jurnal Ini Adalah Kajian Empiris dan Konseptual Kontemporer Pada Bidang Ekonomi, Bisnis & Akuntansi
Analisa Pengaruh Investasi dan Unit Usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Di Provinsi Maluku Sherly Ferdinandus@
Abstract
This study to determine the effect of investment and business units on employment in small industry in the province of Maluku. The data used is secondary data obtained from Statistics Maluku Province and the Ministry of Industry and Trade of the Province of Maluku.Then analyzed using quantitative analysis method, namely the Linear Regression. The results showed that the investment variable regression coefficient of 0.414 with a confidence level of 99% has a positive relationship with employment variables. Thus the increase in the level of investment will cause an increase in employment opportunities. This is due to the investments made in small industry is relatively labor intensive. While the technology used is simple and the technology that can be controlled by less skilled labor though so as to facilitate its operations, given that most workers in small industry still has a low level of education.Effort thresholded number of business units can be done by diversifying the business in other areas controlled by the workers in small industries is concerned, so it will be expected to be able to absorb more labor and can also support the promotion of other sectors.
Key Words : Investment, Business Unit, Labor Small Industries
@
Penulis adalah dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura Ambon e-mail :
[email protected]
benchmark ▪ Volume 2 ▪ No 1 ▪ Maret 2013
43
PENDAHULUAN Pengangguran merupakan salah satu masalah ketenagakerjaan di Indoensia. Keadaan ini terutama disebabkan adanya ketimpangan antara perkembangan angkatan kerja yang jauh lebih pesat dibandingkan penyerapan tenaga kerja itu sendiri. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia pada Tahun 2000-2005 diperkirakan mencapai hapir setengah angka dari periode 2000-2010, yaitu turun dari 2,1% persen menjadi 1,2 persen. Meskipun demikian, jumlah penduduk tersebut akan terus meningkat dari 179 juta pada tahun 2012, menjadi 223 juta pada tahun 2005, dan 254 juta pada tahun 2010. Demikian semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia, maka semakin besar pula jumlah tenaga kerja yang tersedia. Penduduk tersebut selain berguna sebagai tenaga produktif yang merupakan salah satu input dalam pembangunan, juga sebagai konsumen yang potensial bagi pasar produk-produk hasil pembangunan. Sebagai penggerak utama dalam pembangunan ekonomi, pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu memecahkan masalah-masalah sosial ekonomi yang mendasar, khususnya dalam memperluas kesempatan kerja, memenuhi kebutuhan dasar rakyat, pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Dalam kurun waktu 25 tahun semenjak awal Orde Baru, Indonesia telah berkembang kearah negara industri, sehingga banyak bermunculan pabrik-
44
pabrik baru. Harus diakui bahwa perindustrian telah berkembang dengan pesat. Di Indonesia muncul tatanan ekonomi baru, yang ditandai antara lain oleh pergeseran pada basis dari kegiatan ekonomi, yaitu dari ekonomi yang semula banyak bertopang pada kegiatan pertanian beralih pada kegiatan industri yang kuat secara lebih berimbang (Cosmas Batubara, 2001). Sektor pertanian tidak lagi merupakan sektor yang terlalu menentukan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Sektor-sektor industri dan jasa akan lebih menentukan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di Provinsi Maluku sendiri yang digunakan penulis sebagai daerah penelitian, sektor industri juga mempunyai kecenderungan akan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini dapat kita lihat dari peranan masing-masing sektor dalam sumbangannya terhadap PDRB yang menunjukka struktur perekonomian Provinsi Maluku sebagaimana yang tercantum dalam tabel 1 (lampiran). Perseseran struktur ekonomi secara nyata terjadi dari kelompiok primer ke kelompok sekunder, sedangkan ke kelompok terseier belum begitu nyata, bahkan cenderung menurun kontribusinya. Indikasi ini menunjukkan bahwa sektor produksi barang menurun kontribusinya. Indikasi ini menunjukkan bahwa sektor produksi barang telah meningkat relatif nyata dibanding kenaikan produksi jasa. Umumnya sektor produksi barang di Provinsi Maluku adalah industri kecil
Analisa Pengaruh Investasi dan Unit Usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Di Provinsi Maluku
dengan karakteristik yaitu industri yang mempekerjakan 1-6 orang dengan menggunakan tenaga mesin atau 1-10 orang tanpa tenaga mesin. Industri kecil yang berkembang di Provinsi tentunya akan menciptakan lapngan pekerjaan baru, sehingga banyak tenaga kerja yang akan terserap. Untuk melihat seberapa besar penyerapan tanaga kerja pada industri kecil di Provinsi Maluku dapat dilihat pada tabel 2 (lampir). Data diatas terlihat bahwa industri kecil Provinsi Maluku terbagi atas lima jenis, dimana jenis industri rumahan masih memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja di provinsi Maluku dengan pertumbuhan yang positif dalam lima tahun terakhir ini. Selanjutnay jenis industri kerajinan, agro industri, industri hasil hutan serta industri logam. Pentingnya industri kecil di Indonesia terkhusus di provinsi Maluku terutama dalam hal penciptaan kesempatan kerja didasarkan pada argumen bahwa di satu pihak jumlah angktan kerja di Provinsi Maluku sangat berlimpah mengikuti jumlah penduduk yang besar, dan pihak lain industri besar tidak sanggup menyerap semua pencari kerja yang ada. Ketidaksanggupan industri besar dalam menciptakan kesempatan kerja yang besar disebabkan karena pada umunya kelompok usaha tersebut relatif pada modal, sedangkan industri kecil relatif pada karyawa. Industri besar juga membutuhkan pekerja dengan tingkat pendidikan formal yang tinggi dan pengalam kerja yang cukup, sedangkan industri kecil
sebagian besar pekerjaannya berpendidikan rendah. Perkembangan industri kecil memerlukan investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri serta perbankan untuk bersama-sama membangun industri kecil. Sehingga industri kecil sebagai penyalur tenaga kerja dapat terserap dalam rangka mengurangi pengangguran di Provinsi Maluku kebijakan-kebijakan yang mendukung pengembangan industri kecil perlu ditingkatkan, seperti: kemudahan perijinan, kredit degan agunan yang rendah atau tidak sama sekali dengan rekomendasi dari pemerintah serta bantuan pelatihan dan pemasaran perlu dilakukan untuk pengembangan industri kecil. Umunya pengembangan industri kecil berbenturan dengan masalah permodalan (investasi). Oleh karena itu industri kecil memerlukan permodalan, apakah yang berasal dari pemerintah, perbankan maupun penanaman modal dalam negeri maupun modal asing sehingga pengembangan industri kecil dapat dilakukan secara maksimal. Oleh karena itu perlu secara maksimal mengundang investor untuk menanamkan modalnya untuk pengembangan industri kecil di Provinsi Maluku. Dari gambaran tersebut diatas maka menarik untuk melakukan analisis terhadap pengaruh investasi dan unit usaha terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kecil di Provinsi Maluku. Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan dalam penelitian ini
benchmark ▪ Volume 2 ▪ No 1 ▪ Maret 2013
45
adalah: Apakah Investasi dan jumlah unit usaha berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Maluku. TINJAUAN PUSTAKA Industri Kecil Dalam menentukan kriteria industri kecil perlu diperhatikan penentuan besar atau kecilnya suatu usaha. Kriteria industri kecil di Indonesia tergantung pada masing-masing lembaga berdasarkan kepentingan dan dasar pemikirannya. Menurut Departemen Perindustrian, industri kecil dan kerajinan merupakan bagian dari usaha masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan taraf hidup masyarakat melalui kegiatan produksi di bidang industri dalam ukran atau skala kecil. Kegiatan ini memenfaatkan sumbersumber dan faktor produksi yang tersedia dengan modal kecil dan teknologi tepat guna, madya dan sederhana. Menurut Bank Indonesia, untuk menentukan kriteria suatu industri lebih didasarkan pada finasial disamping pemilikan. Ada beberapa kriteria penentuan suatu industri kecil antara lain: kekayaan Netto kurang dari Rp.20.000.000,biaya maksimum Rp.5.000.000.Dari aspek hukum, industri kecil mempunyai kedudukan yang lemah karena sebagian besar usahanya bersifat perorangan, tidak berakata notaris, dan secara ekonomis mempunyai posisi tawar yang lemah dalam pasar karena sifat usahanya yang tidak terorganisir
46
Tenaga Kerja Tenaga kerja sebagai bagian dari penduduk, merupakan sumber daya yang potensial di dalam memproduksi barang dan jasa. Sebagaimana dinyatakan dalam UU No.14 tahun 1969 Bab I pasal 1 tentang ketentuan pokok mengenai tenaga kerja (Susilo Martoyo, 234) yaitu setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa dan barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tenaga kerja adalah salah satu faktor produksi yang amat penting atau disebut juga sebagai faktor sumber daya manusia. Menurut Payaman Simanjuntak, tenaga kerja adalah penduduk yang telah berusia 10 tahun keatas. Investasi Investasi adalah kegiatan menanam modal, baik langsung mapun tidak langsung dengan harapan pada waktunya nanti pemiliki modal mendapatkan sjumlah keuntungan dari hasil penanaman modal. Atas dasar itu dapat dikemukakan bahwa mengapa orang melakukan ivestasi, antara lain : 1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang 2. Dengan melakukan investasi dalam bidang usaha yang produktif dan dalam pemilikan perusahaan atau objek lain dapat menghindarkan diri agar kekayaan atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena inflasi. 3. Dorongan untuk memanfaatkan fasilitas dan kemudahan ekonomi dari pemerintah. Beberapa negara di dunia
Analisa Pengaruh Investasi dan Unit Usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Di Provinsi Maluku
ini banyak melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui fiskal moneter dan beberapa kemudahan di berikan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidangbidang usaha tertentu Investasi adalah aktivtas yang berkaitan dengan usaha-usaha penarikan sumber-sumber untuk dipakai mengadakan barang-barang modal pada saat sekarang ini dan biaya barangbarang modal itu akan dihasilkan aliran produk baru dimasa depan. HIPOTESA Hipotesa yang diajukan adalah : Diduga bahwa investasi dan jumlah unit usaha berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kecil di Provinsi Maluku METODE
Pusat Statistik Provinsi Maluku dan Departemen Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan memalui observasi terhadap berbagai data sekunder yang dibutuhkan. Alat Analisis Dengan dasar teori dan data-data serta penjelasan pada bagian terdahulu, maka dibuat perumusan model Regersi Linier Beganda unutk melihat berapa besar pengaruh yang terjadi antara veriabel bebas dan variabel terikat dengan persamaan Y = ƒ(X1, X2) dimana: Y = Tingakat Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil X1 = Jumlah Investasi X2 = Jumlah unit Usaha Kemudian dirumuskan dalam model estimasi Regresi Linier Berganda:
Objek Penelitian Berdasarkan judul penelitian maka yang menjadi objek penelitian adalah : Investasi, Unit Usaha, Tenaga kerja, Industri Kecil di Provinsi Maluku. Ruang lingkup penelitian menggunakan variabel terikat (dependent) adalah tingkat penyerapan tenaga kerja, sedangkan variabel bebas (independent) tingkat investasi dan jumlah unit usaha
Dimana : a = konstanta = koefisien regresi untuk investasi = koefisien regresi untuk unit usaha e
= variabel pengganggu
Pengujian Hipotesa
Untuk menganalisa pengaruh dari faktor-faktor utama yang mempengaruhi tingkat penyerapan tenaga kerja pada industri kecil di Provinsi Maluku. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan
Pengujian hiptesa yang dilakukan terhadap parameter dugaan dalam tiga bentuk antara lain : 1. Uji Regresi Secara Individu Yaitu hubungan reresi secara parsial untuk mengetahui apakah ada pengaruh nyata secara individu antara variabel terikat dengan suatu variabel bebas yang dimaksud. Dalam hal ini uji t (t test) masing-masing koefisen
benchmark ▪ Volume 2 ▪ No 1 ▪ Maret 2013
47
Jenis dan Sumber data
variabel bebas dengan menggunakan rumus : thitung = Langkah-langkahnya sebagai berikut : • t hitung < t tabel, maka hipotesa nihil (H0) diterima dan hipotesa alternatif (H1) ditolak • t hitung > t tabel, maka hipotesa nihil (H0) ditolak dan hipotesa alternatif (H1) diterima, hipotesa nihil menyatakan tidak adanya peranan dari variabel terikat terhadap variabel bebas yang dimaksud, sedangkan hipotesa alternatif menyatakan adanya pengaruh variabel terikat dengan salah satu variabel yang dimaksud. 2. Uji Regresi Secara Keseluruhan Yaitu pengujian untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat, dengan menggunakan rumus : fhitung = koefisien determinasi jumlah sampel jumlah variabel • f hitung < f tabel, maka hipotesa nihil (H0) diterima dan hipotesa alternatif (H1) ditolak • f hitung > f tabel, maka hipotesa nihil (H0) ditolak dan hipotesa alternatif (H1) diterima hipotesa nihil menyatakan tidak ada peranan dari variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat, sedangkan hipotesa alternatif menyatakan adanya peranan variabel
48
bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. 3. Uji Koefisien Determinasi ( ) Yaitu pengujian yang berguna untuk mengatur besarnya sumbangan atau kontribusi variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat. ini mempunyai nilai 0 s/d 1. Semakin tinggi nilai suatu regresi, yaitu semakin mendekat 1, maka semakin besar nilai variasi variabel. HASIL DAN PEMBAHASAN Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Di Provinsi Maluku Pemerintah diharapkan dapat menyebarkan tenaga kerja secara merata dan seimbang menurut jenis pekerjaan ditiap sektor pembangunan. Dan tujuan penggunaan tenaga kerja seharusnya ditujukan pada upaya untuk mengerjakan angkatan kerja secara penuh dan produktif. Kesempatan kerja merupakan kondisi dimana seorang penduduk dapat memperoleh imbalan jasa ataupun penghasilan dalam jangka waktu tertentu, dapat merupakan hambatan jikalau angkatan kerja yang tidak tersedia tidak mamapu tersrap oleh perluasan kesempatan kerja sehingga bisa meminimalisir pengangguran yang terus mengalami peningkatan sejalan dengan meningkatnya jumlah angkatan kerja setiap tahunnya. Di provinsi Maluku, kesempatan-kesempatan kerja terus diciptakan untuk menampung ledakan jumlah angkatan kerja termasuk salah satunya yaitu industri kecil. Degan skala usaha yang masih relatif kecil,
Analisa Pengaruh Investasi dan Unit Usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Di Provinsi Maluku
diharapkan akan banyak bermunculan industri kecil sebagai suatu unit usaha yang akan menampung jumlah tenaga kerja di Provinsi Maluku. Tabel 3 (lampiran) memperlihatkan penyerapan tenaga kerja pada industri kecil di Provinsi Maluku. Data diatas terlihat bahwa industri kecil di Provinsi Maluku terbagi atas lima jenis, dimana industri rumahan masih memberikan kontribusi yang positif dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Peningkatan jumlah karyawan pada industri rumahan salain memiliki prospek usaha yang menjanjikan, juga karena undustri rumahan lebih bervariasi usahanya dibandingkan dengan jenis industri kecil lainnya. Salah satu industri rumahan dengan menggunakan bahan baku lokal dengan permintaan yang cukup pesat. Kemudian oleh jenis industri kerajinan, agro industri, industri hasil hutan serta industri logam.
Sejak tahun 2007-2011 gejalan peningkatan investasi dan unit usaha pada industri kecil di Provinsi Maluku memiliki ciri yang sama dengan perkembangan yang terjadi di Indonesia. Secara umum kondisi yang timbul sebagai recovery perekonomian Indonesia pasca krisis ekonomi global menyebabkan peningkatan secara tajam dan nyata pada investasi di Provinsi Maluku. Secara Khusus peningkatan investasi di Provinsi maluku semakin membaik pasca tragedi kemanusiaan yang melanda Provinsi Maluku. semakin kondusifnya
perekonomian di Provinsi Maluku mengindikasikan mulai bergelitnya kegiatan ekonomi termasuk salah satunya yaitu Industri Kecil. Tabel 4 (lampiran) memperlihatkan perkembangan jumlah investasi dan unit usaha pada industri kecil di Provinsi Maluku tahun 2007-2011. Data diatas menggambarkan peningkatan realisasi investasi pada industri kecil di Provinsi Maluku sejak tahun 2007-2011 karena potensi pengembangan industri kecil terus menunjukkan peningkatan. Selain permintaan akan produk-produk industri kecil yang terus menunjukkan peningkatan pada pasar di provinsi Maluku khususnya Kota Ambon, juga beberapa hasil produksi industri kecil yang banyak di ekport baik antar pulau maupun negara-negara tujuan ekspor seperti Jepang, Amerika dan Eropa khususnya pada produk industri kerajinan seperti kerang atau agro industri. Menurunnya investasi pada industri kecil di Provinsi Maluku setahun terakhir disebabkan karenarestriksi-restriksi yang dilakukan seperti sulitnya pengurusan perijinan serta minimnya diversifiksi produk industri kecil dan kurangnya inovasi produk industri kecil akibat minimnya informasi pasar khususnya untuk pangsa pasar ekspor tentang produk-produk yang dinginkan pasar sehingga permintaan akan produk ekspor industri kecil juga tidak mengalami peningkatan dalam setahun terakhir. Selain itu kondisi keamanan yang dinilai belum benar-benar kondusif, dan
benchmark ▪ Volume 2 ▪ No 1 ▪ Maret 2013
49
Perkembangan Investasi dan Unit Usaha Pada Industri di Provinsi Maluku
minimnya infrastruktur serta kemudahan untuk berivestasi dirasakan masih kurang. Hasil Analisa Regresi Berdasarkan data yang diperoleh, setelah itu dilakukan pengolahan dengan model Regresi Liner Berganda serta dibantu dengan alat uji program SPSS, maka dapat diperoleh hasil uji tersebut. Persamaan model regresi liner bergansda yang diharapakan dapat menggambarkan model dari pengaruh yang berbeda dari tiap-tiap variabel independen (investasi dan unit usaha) dan juga pengaruh positif dari tiap variabel independen tersebut terhadap penyerapan tenaga kerja dalam sub-sektor industri kecil di Provinsi Maluku. Persamaan yang dapat diperoleh dari model tersebut adalah : Y = 859,541 + 0,414X1 + 3,774 X2 Dimana bentuk persamaa diatas menggambarkan hubungan secara keseluruhan antara variabel independen yaitu X1 (tingkat investasi) dan X2 (jumlah unit usaha) dengan variabel dependennya yaitu Y (penyerapan tenaga kerja) pada sub-sektor industri kacil. Berdasarkan tanda dan nilai koefisien regresi persamaan diatas, maka dapat diketahui sifat hubungan antara kedua variabel tersebut, yaitu : 1. a = 859,541 hal ini menunjukkan rata-rata pengaruh dari berbagai faktor yang mempengaruhi variabel dependen (Y) atau sebagai perkiraan rata-rata nilai Y bila X1 dan X2 dianggap konstan 2. b1 = 0,414
50
hal ini menunjukkan besarnya pengaruh yang positif antara variabel X1 yaitu investasi terhadap penyerapan tenaga kerja. Dari hubungan itu dapat diketahui bahwa dengan bertambahnya setiap satuan investasi akan mengakibatkan bertambahnya penyerapan tenaga kerja sebesar 0,414 satuan. 3. b2 = 3,774 hal ini menunjukkan hubungan yang positif dari varibal X2 yaitu jumlah unit usaha terhadap (Y) yaitu penyerapan tenaga kerja sebesar 3,774 yang berarti bahwa dengan bertambahnya 1 unit usaha akan mengakibatkan bertambahnya penyerapan tenaga kerja sebesar 3,774 unit Dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,970 berarti bahwa besarnya sumbangan kedua variabel independen (X1 dan X2) terhadap variasi naik turunnya variabel dependen (Y) adalah sebesar 97% sedangkan sisanya yang sebesarv 3% disebabkan oleh faktorfaktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model. Sifat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah konsisten. Hal ini dapat dilihat dari tanda koefisien regresi yang bertanda positif, yang menunjukkan bahwa jika dependen variabel bertambah maka variabel indepeden juga akan bertambah pun demikian sebaliknya. Uji F Untuk melihat apakah semua variabel independen (X1 dan X2) secara serentak mempunyai pengaruh nyata
Analisa Pengaruh Investasi dan Unit Usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Di Provinsi Maluku
terhadap variabel dependen (Y) atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan uji F (F test), yaitu dengan membandingkan antara nilai F hitung dengan F tabel. Dengan menggunakan df (2:12) dengan tingkat signifikan 1% maka diperoleh F tabel sebesar 6,93 dengan nilai F hitung sebesar 196,331. Oleh karena nilai F hitung lebih dari F tabel, maka H0 ditolak dan H1 yang berarti bahwa setiap perubahan variabel independen (investasi) dan jumlah unit akan mengubah pula nilai variabel dependen (penyerapan tenaga kerja). Uji T Untuk menguji ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat diketahui melalui uji t. Caranya adalah dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Jika t hitung lebih besar dari t tabel pada tingkat kepercayaan tertentu, berarti variabel independen tersebut mempunyai penggaruh terhadap variabel dependen. 1. Variabel investasi (X1) terhadap variabel penyerapan tenaga kerja (Y) Pengaruh antar variabel independen (investasi) terhadap variabel dependen (penyerapan tenaga kerja). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 5,037 sedangkan nilai t rabel pada derajat kebebasan 13 dan tingkat signifikan 1% sebesar 2,650, karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0 ditolak. Dengan demikian berarti variabel X2 signifikan pada taraf 1%. Hal ini mununjukkan bahwa ada pengaruh benchmark ▪ Volume 2 ▪ No 1 ▪ Maret 2013
positif antara variabel investasi dengan variabel penyerapan tenaga kerja. 2. Variebel jumlah unit usaha terhadap penyerapan tenaga kerja Pengaruh antara variabel independen jumlah unti usaha terhadap variabel independen penyerapan tenaga kerja. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 9,348 sedangkan nilai t tabel pada derajat kebebasan sebesar 13 dan tingkat signifikan 1% adalah sebesar 2,650. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat diputuskan bahwa variabel X1 signifikan pada taraf α 1%. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara variabel independen jumlah unit usaha (X2) dengan variabel dependen penyerapan tenaga kerja (Y). Berdasarkan hasil perhitungan regresi dalam model yang telah dilakukan akan dapat terlihat gambaran tentang penyerapan tenaga kerja pada sub sektor industri kecil di provinsi maluku, hal ini sesuai dengan tujuan dari penelitian. Faktor-faktor yang telah diuji kebenarannya akan diuaraikan di bawah ini : 9 Faktor Investasi Pada perhitungan regresi yang telah dilakukan maka dapat terlihat bahwa antara faktor investasi dan penyerapan tenaga kerja mempunyai hubungan positif. Artinya bahwa setiap ada kenaikkan investasi akan mengakibatkan pula kenaikkan pada kesempatan kerja yang dapat ditampung pada industri kecil di Provinsi Maluku. demikian juga 51
sebaliknya, apapbila ada penurunan nilai investasi maka akan menyebabkan penurunan pada penyerapan tenaga kerjanya. Hal ini dapat terlihat pada uji t yang menunjukkan nilai signifikan pada taraf kepercayaan 99%, dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa hubungan ini sangat kuat. Pada kenyataannya memang untuk menambah pekerja atau menciptakan kesempatan kerja baru biasanya dilakukan dengan cara meningkatkan omset penjualan, yang nantinya diharapkan akan dapat meningkatkan output atau kemampuan produksi dari industri kecil tersebut, hal ini bisa dilakukan dengan cara menambah modal atau investasi. Selain itu investasi yang ditanamkan pada industri kecil hendaknya adalah bersifat pada karya sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang besar sehingga dapat berfungsi sebagai penampung tenaga kerja yang tidak terserap pada sektor formal. 9 Faktor unit Usaha Dari perhitungan dengan regresi dapat diperoleh nilai koefisien regresi yang menunjukkan hubungan yang positif antara jumlah unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja. Hal ini berarti bahwa setiap ada penambahan jumlah unit usaha maka terdapat penambahan pula pada penyerapan kerja di sub sektor industri kecil. Demikian juga sebaliknya, jika jumlah unit usaha mengalami penurunan maka kesempatan kerja yang dapat ditampung pada industri kecil juga akan mengalami penurunan.
52
Dari uji t dapat terlihat bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel dengan tingkat kepercayaan 99%. Hal ini berarti bahwa faktor jumlah unit usaha mempunyai pengaruh yang besar terhadap penyerapan tenaga kerja. Pada kenyataannya memang setiap ada penambahan jumlah unit usaha, maka berarti ada permintaan tenaga kerja dalam proses produksi tersebut, yang berarti juga terciptanya kesempatan kerja baru. Hubungan antara variabel independen (X1 dan X2) dengan variabel dependen (Y) Dari hasil regresi dapat diperoleh nilai R2 sebesar 0,970 hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel independen telah dapat menjelaskan variabel dependen. Dengan demikian bearti bahwa tingkat investasi dan jumlah unit usaha merupakan faktor-faktor yang menentukan dalam penciptaan kesempatan kerja pada sub sektor industri kecil di Provinsi Maluku. Data dari BPS tahun 2009 dapat diperoleh keterangan bahwa sumber kepemilikan modal pada industri kecil pada umumnya adalah miliki sendiri sebesar 81,85%. Kemudian sumber kepemilikan modal yang sebagian berasal dari orang lain sebesar 12,12%, dan sumber kepemilikan modal yang seluruhnya berasal dari pihak lain sebesar 4,85% sedangkan 1,19% sumber kepemilikan modal lainnya. Dari data tersebut diatas diketahui bahwa hanya sebagian kecil saja industri kecil yang memanfaatkan pinjaman dalam menjalankan usahanya. Dari yang
Analisa Pengaruh Investasi dan Unit Usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Di Provinsi Maluku
memanfaatkan pinjaman sebagian besar adalah pinjaman yang berasal dari keluarga atau family sebesar 36,12% dan yang meminjam dari pihak lainnya adalah sebanyak 32,55% sedangkan yang meminjam dari bank sebanyak 25,10% dari perorangan sebesar 18,94% dan dari koperasi sbesar 5,92%. Faktor investasi yang berpengaruh besar terhadap penyerapan tenaga kerja tersebut harus pula diimbangi dengan peningkatan sistem pemasaran dengan selalu memperhatikan daya beli masyarakat yang berkaitan erat dengan selesara, pendapatan, dan adanya barang pengganti atau barang atau barang subtitusi. Dengan adanya sisitem pemasaran yang baik, nantinya diharapkan akan dapat mrndorong omset penjualan, yang akhirnya akan dapat meningkatkan kegiatan proses produksi dan pada taraf akhir akan menghendaki tambahan permintaan akan tenaga kerja Dengan melihat fungsi dari industri kecil yaitu sebagai katub pengaman dari masalah perekonomian negara pada umumnya dan masalah ketenagakerjaan pada khususnya, maka kemampuan industri kecil dalam menciptakan kesempatan kerja baru terutama yang tidak tertampung dalam sektor formal, perlu mendapat perhatian lebih lanjut. Hal ini cukup beralasan karena adanya krisis ekonomi yang melandan negara kita sejak beberapa tahun kemarin menyebabkan perekonomian indonesia menjadi terpuruk. Banyak industri besar dan sedang yang mengalami kemunduran bahkan kebangkrutan, sehingga banyak
pekerja yang di PHK. Hal ini tentu saja akan menambah pengangguran negara kita. Industri kecil diharapkan dapat membantu mengatasi masalah yang ada tersebut. Karena memiliki kelenturankelenturan yang tidak dimiliki oleh industri besar. Bahan baku yang digunakan oleh industri kecilpun sebagian besar adalah bahan baku dari dalam negeri sehingga tidak berpengaruh oleh nilai dollar yang turun naik. Pentingnya industri kecil di Provinsi Maluku terefleksi antara lain dari jumlah unti usaha yang sangat banyak jauh melebihi jumlah unti usaha dari kelompok industri menengah dan industri besar. Tahun 2010 jumlah industri kecil dan rumah tangga diatas 2,5 juta unit, dan merupakan bagian terbesar (99,26) dari keseluruhan jumlah unti usaha di sektor industri manufaktur. Selain itu industri kecil juga mempunyai peluang besar untuk mengekspor barang hasil produksinya, sehingga bisa menambah devisa bagi negara. Keuntungan lainnya adalah bahwa para pekerja di industri kecil tidak memerlukan kemampuan teknologi yang tinggi, sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang berpendidikan rendah sekalipun. Sedangkan modal yang dibutuhkan industri kecilpun relatif kecil dibandingkan dengan industri besar atau sedang, sehingga lebih banyak orang yang mampu untuk mendirikan industri kecil itu. PENUTUP
benchmark ▪ Volume 2 ▪ No 1 ▪ Maret 2013
53
Berdasarkan hasil estimasi dan pengujian hipotesis, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Simpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa dari dua variabel yang ada pada model regresi, ternyata variabel X2 (jumlah unit usaha) mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap penyerapan tenaga kerja dalam sub sektor industri kecil di Provinsi Maluku jika dibandingkan dengan variabel X1 (investasi ) 2. Variabel investasi dengan koefisien regresi sebesar 0,414 dengan tingkat kepercayaan sebesar 99% mempunyai hubungan yang positif dengan variabel penyerapan tenaga kerja.. 3. Variabel jumlah unit usaha dengan koefisien regresi sebesar 3,774 dengan tingkat kepercayaan sebsar 99% mempunyai hubungan yang positif dengan penyerapan tenaga kerja, hal ini berarti bahwa setiap peningkatan jumlah unit usaha terdapat pula peningkatan kesempatan kerja pada sub sektor ini. Dibandingkan Saran 1. Bantuan pemerintah berupa pinjaman dana atau modal kepada para pengusaha kecil hendaknya dikelola oleh suatu lembaga yang mempunyai kinerja dan dapat dipercaya seperti koperasi. Karena itulah maka peranan koperasi perlu untuk lebih diberdayakan. 2. Mengingat bahwa sebagian besar para pekerja di sektor industri kecil mempunyai ketramapilan dan tingkat pendidikan yang mesih tergolong rendah, maka diperlukan adanya pembinaan berupa pendidikan dan 54
latihan ketrampilan. Misalnya pengetahuan berupa manajemen yang baik, penggunaan teknologi tepat guna dan juga penyebaran informasi tentang pemasaran hasil produksi baik didalam maupun diluar negeri.. DAFTAR PUSTAKA Aries Ananta, 2007, Ciri Demografi, Kualitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi, Lrmbaga Demografi dan Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Clapham, Ronald, 1991, Pengusaha Kecil dan Mengah di Asia Tenggara, LP3ES, Jakarta Damodar Gujarati, Sumarso Zain, 1988, Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta Dibyo Prabowo, 2009, Diversifikasi Pedesaan, Penerbit Universitas Jakarta, Jakarta Hadi Prayitno, 1985, Pembangunan Ekonomi Pedesaaan, Penerbit Liberty J. Supranto, 1983, Ekonometrika Buku I & II, lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Komarudin, 1985, Pengantar Untuk Memahami Pembangunan, Penerbit Angaksa, Bandung Lincolyn Arsad, 2010, Ekonomi Pembangunan, Penerbit Sekolah Tinggi & Universitas Gajah Mada, Yogyakarta M Thoha, 1998, Dampak Persetujuan Uruguay-GATT terhadap Industri Kecil, Penerbit Universitas Indonesia M.S.Idrus, Strategi Pembinaan Usaha Kecil di Indonesia¸ Lontas Ekonomi, Volume IX, Juli 2008
Analisa Pengaruh Investasi dan Unit Usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Di Provinsi Maluku
P Simanjuntak, 1985, Pengantar ESDM, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Shinichi Ichimura, 1985, Pembanguan Ekonomi Indonesia, Penerbit Universitas Indonesia
Todaro Michael P, 1987, Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga, Penerbit Erlangga Tullus T H Tambunan, 2002, Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta Lampiran
Tabel 1. Peranan/ Struktur Ekonomi Provinsi Maluku Dari PDRB Atas Dasar harga Berlaku Tahun 2007-2011 Sektor
Primer 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Pengaggalian
Sekunder
3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Konstruksi
Tersier 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Konsumsi 8. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 9. Jasa-jasa Total PDRB
2007 (%) 0,90 0,77 0,13 36,59 30,30 0,81 5,42 62,51 31,33 9,51 7,28
2008 (%) 0,90 0,77 0,13 36,59 29,56 0,78 5,65 63,11 31,84 10,30 7,45
2009 (%) 0,86 0,77 0,13 37,82 31,26 0,79 5,77 61,32 30,57 10,35 7,55
2010 (%) 0,80 0,68 0,12 38,13 31,23 0,76 6,14 61,07 30,82 10,39 7,66
2011 (%) 0,75 0,65 0,11 38,33 31,53 0,73 6,07 60,92 30,74 10,40 7,66
14,38
13,53
12,85
12,19
12,12
100%
100%
100%
100%
100%
Sumber : Kantor Statistik Provinsi Maluku, 2011 Tabel 2. Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Di Provinsi Maluku tahun 2007-2011 2007 (%) Industri Rumahan 25,1 Industri Kerajinan 23,1 Industri Logam 9,4 Industri Hasil Hutan 21,2 Agro Industri 21,2 Jumlah 100 Sumber : Dinas Tenaga Kerja , 2012 Jenis Industri
benchmark ▪ Volume 2 ▪ No 1 ▪ Maret 2013
2008 (%) 27,6 24,2 6,4 20,3 21,5
2009 (%) 27,9 24,3 6,1 19,8 21,9
2010 (%) 27,9 23,8 6,8 18,6 22,9
2011 (%) 28,2 23,5 6,6 18,8 22,9
100
100
100
100
55
Tabel 3. Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Di Provinsi Maluku tahun 2007-2011 2007 (%) Industri Rumahan 2.768 Industri Kerajinan 2.548 Industri Logam 1.037 Industri Hasil Hutan 2.336 Agro Industri 2.336 Jumlah 11.027 Sumber : Dinas Tenaga Kerja , 2012 Jenis Industri
56
2008 (%) 3.842 3.369 891 2.826 2.993
2009 (%) 4.112 3.581 899 2.918 3.228
2010 (%) 4.446 3.793 1.084 2.964 3.649
2011 (%) 5.002 4.168 1.170 3.335 4.062
13.920
14.738
15937
17.738
Analisa Pengaruh Investasi dan Unit Usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Di Provinsi Maluku