ISSN 2302-0784
ISSN 2302-0784
Pengaruh Investasi, Inflasi, Suku Bunga dan Tingkat Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Sektor Pertanian Propinsi Sumatera Utara Albina Ginting 1), Gerald P. Siahaan 2) 1,2
) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen Jl. Sutomo No. 4A Medan 20234 Telp. 061-4522922. Email :
[email protected] Abstrak
Penelitian ini bertujuan; 1) untuk mengetahui sektor basis di Sumatera Utara, 2) untuk mengetahui tingkat penyerapan tenaga kerja pada sektor basis di Sumatera Utara, 3) untuk mengetahui pengaruh investasi, inflasi, suku bunga, dan upah terhadap tingkat penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan di Propinsi Sumatera Utara, dengan menggunakan data sekunder yang bersumber dari publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara dan Badan publikasi-publikasi resmi lainnya. Untuk menentukan sektor basis sebagai pembuktian hipotesis pertama dan ke dua dilakukan dengan metode analisis Location Quetiont (LQ). Untuk mengetahui pengaruh tingkat investasi, tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan tingkat upah terhadap penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian Propinsi Sumatera Utara dianalisis dengan analisis regresi berganda. Sesuai hasil analisis data disimpulkan; 1) sektor basis di Sumatera Utara adalah; pertanian, bangunan, perdagangan, pengangkutan, dan sektor jasa-jasa. 2) sektor basis penyerapan tenaga kerja di Sumatera Utara adalah pertanian dan pengangkutan. 3) variabel upah dan investasi memiliki pengaruh signifikan yang negatif terhadap penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian Sumatera Utara. Kata Kunci : sektor unggulan, pertanian, penyerapan tenaga kerja Abstract This study aims: 1) to determine the basis of the leading sectors in North Sumatera, 2) to determine an employment in the basis of sectors in North Sumatera, 3) to determine the effect of investment, inflation, interest rates, and wages to the agricultural employment in North Sumatera. To determine the basis of the leading sectors was conducted using analysis of Location Question (LQ). The effect of the investment, inflation, interest rates, and wages to agricultural employment in North Sumatera were analyzed by multiple linear regression analysis. The results of the research; 1) The basis sector in North Sumatera are; agriculture, construction, trade, transportation, and services sector, 2) basis labor sector in North Sumatera are agricultural transportation sector, 3) wages and investments have a negative significant to agricultural employment in North Sumatera. Key word : basis sector, agricultural, employment
ISSN 2302-0784
PENDAHULUAN
yang melayani pasar domestik dan luar
Latar Belakang
daerah,
berarti daerah secara tidak
langsung mempunyai kemampuan untuk Pembangunan
ekonomi
mengekspor barang/ jasa ke daerah lain,
bertujuan untuk melakukan pemerataan
2) sektor non unggulan yaitu kegiatan
pembangunan
yang hanya mampu melayani pasar di
dan
hasil-hasilnya
kepada seluruh masyarakat, termasuk dalam
rangka
meningkatkan
daerah itu sendiri.
laju
Indonesia
sebagai
Negara
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
berkembang mempunyai potensi yang
kesempatan
kerja,
pemerataan
sangat
pendapatan,
mengurangi
perbedaan
pertanian bahkan dimungkinkan menjadi
kemampuan
antar
sehingga
leading sector dalam pembangunan
seimbang
nasional,
struktur
daerah
perekonomian
(Sukirno,
2004).
dalam
pengembangan
pembentukan
Produk
Domestik
Regional
penduduk yang sangat besar setiap tahun
Disamping
itu
tentu berdampak pada bertambahnya
merupakan salah satu penyumbang nilai
jumlah angkatan kerja dan tentunya
tambah (value added) yang besar dalam
akan memberikan makna bahwa jumlah
perekonomian nasional
orang yang mencari pekerjaan akan
dalam penyediaan pangan masyarakat.
meningkat, seiring dengan itu tenaga
Keberhasilan
kerja juga akan bertambah (Kurniawan,
kebutuhan pangan pokok beras telah
2013).
berperan Arsyad
bahwa
faktor
Pertumbuhan
besar
(1999)
menjelaskan
penentu
utama
Bruto sektor
dalam
secara
(PDRB). pertanian
dan berperan
pemenuhan
strategis
dalam
penciptaan ketahanan pangan nasional (food
security)
sangat
kaitannya
adalah berhubungan langsung dengan
(socio security), stabilitas ekonomi,
permintaan barang dan jasa dari luar
stabilitas politik, dan keamanan atau
daerah.
ketahanan nasional (national security).
suatu perekonomian regional terbagi
Secara
ketahanan
erat
pertumbuhan ekonomi suatu daerah
Teori ini menyederhanakan
dengan
yang
konseptual,
sosial
bahwa
atas sektor basis (sektor ekspor) dan
sektor andalan dalam pembangunan
sektor non basis (sektor lokal), dan
ekonomi nasional adalah sektor yang
model teori ini menjelaskan struktur
mampu menjadi mesin penggerak bagi
perekonomian suatu daerah atas; 1)
pembangunan
sektor unggulan yaitu kegiatan ekonomi
economic development) dalam rangka
ISSN 2302-0784
ekonomi
(engine
of
mewujudkan tujuan nasional secara
oleh
berkelanjutan.
merupakan sektor yang sangat potensial
Pencapaian
pembangunan
sasaran
berkelanjutan
mengandung
arti
bahwa
bentuk
karena
dengan
itu
sektor
bentuk
pertumbuhan
pertanian
kontribusi dan
bagi
pembangunan
pembangunan itu adalah dapat diukur
ekonomi. Selain memberikan kontribusi
dalam perspektif jangka panjang, yaitu
terhadap kesempatan kerja, devisa dan
dengan
produktifitas. Sektor
tingkat
pertumbuhan
dan
dari
stabilitas
indikator
tujuan
memberikan
pertanian juga
kontribusi
lain
dalam
pembangunan ekonomi tersebut. Dapat
bentuk; 1) ekspansi dari sektor-sektor
dikatakan bahwa pertumbuhan yang
ekonomi lainnya sangat tergantung pada
tinggi
keharusan
pertumbuhan output di bidang pertanian,
sedangkan
baik
merupakan
(necessary
syarat
condition),
dari
sisi
permintaan
maupun
stabilitas yang mantap merupakan syarat
penawaran sebagai sumber bahan baku
kecukupan (sufficient condition) bagi
bagi keperluan produksi di sektor-sektor
keberhasilan dalam mewujudkan tujuan
lain seperti industri manufaktur dan
pembangunan ekonomi. Dengan kata
perdagangan, 2)
lain sektor andalan adalah sektor yang
sebagai
mampu memacu pertumbuhan ekonomi
pertumbuhan permintaan domestik bagi
dengan stabilias yang tinggi dan harus
produk-produk
dapat tumbuh secara berkelanjutan, oleh
lainnya, 3) sebagai suatu sumber modal
karena itu pertumbuhan yang tinggi dan
untuk investasi di sektor-sektor ekonomi
stabil merupakan syarat keharusan agar
lainnya, dan Sebagai sumber penting
suatu sektor layak dijadikan sebagai
bagi
andalan pembangunan ekonomi.
devisa).
Sektor
pertanian
patut
pertanian berperan
sumber
surplus
penting
dari
bagi
sektor-sektor
perdagangan
(sumber
khusus
Propinsi
Secara
di
dipertimbangkan sebagai sektor andalan
Sumatera Utara, bahwa sektor pertanian
pembangunan ekonomi, bukan hanya
memiliki peran yang sangat strategis
secara nasional tetapi juga regional
bagi pembangunan dan pertumbuhan
seperti halnya propinsi Sumatera Utara,
ekonomi wilayah ini, hal ini terlihat dari
untuk menggantikan
kontribusi
sektor industri
sektor
(hightech industry) yang telah terbukti
pembentukan
tidak
Regional
sesuai
dengan
konsep
pembangunan ekonomi berkelanjutan (sustainable
economic
ISSN 2302-0784
development),
Bruto
pertanian
Produk (PDRB)
dalam
Domestik Sumatera
Utara, sebagai mana pada Tabel 1.
Tabel 1. Nilai dan Kontribusi Sektor Dalam Pembentukan PDRB Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2010-2011. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Total
Tahun 2010 Rupiah kontribusi (%) 26,526,925 23,780 1,322,983 1,186 24,977,109 22,390 816,01 0,731 7,554,365 6,772 20,575,432 18,440 10,630,443 9,529 7,939,209 7,117 11,216,753 10,050 111,559,224 100,00
Tahun 2011 Rupiah kontribusi (%) 28,040,199 23,17 1,400,653 1,16 26,105,212 21,57 872,15 0,72 8,066,154 6,67 21,919,338 18,12 11,633,899 9,62 9,992,485 8,26 12,969,811 10,72 120,999,897 100,00
Sumber: BPS Sumatera Utara
Tabel 1 menjelaskan pada kurun waktu
dua
tahun
sektor
pertanian
2. Sektor apakah yang menjadi basis penyerap tenaga kerja di Sumatera
memberikan kontribusi terbesar bagi
Utara ?.
pembentukan PDRB Sumatera Utara.
3. Bagaimana
pengaruh
Banyaknya tenaga kerja yang terserap
inflasi,
bunga,
oleh suatu sektor perekonomian, dapat
terhadap tingkat penyerapan tenaga
digunakan untuk menggambarkan daya
kerja di sektor pertanian Sumatera
serap sektor perekonomian tersebut
Utara?
terhadap
angkatan
kerja.
Dengan
demikian
proporsi
pekerja
menurut
lapangan pekerjaan merupakan salah
suku
investasi, dan
upah
Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan
satu ukuran untuk melihat potensi sektor
dalam penelitian ini adalah :
perekonomian dalam menyerap tenaga
1. Untuk mengetahui sektor basis di
kerja (Sitanggang dan Nachrowi, 2004).
Sumatera Utara 2. Untuk mengetahui
penyerap tenaga kerja di Sumatera
Identifikasi Masalah belakang
Utara
sebagaimana diuraikan tersebut diatas,
3. Untuk
Berdasarakan
sektor basis
latar
mengetahui
pengaruh
maka permasalahan dalam penelitian ini
investasi, inflasi, suku bunga, dan
adalah :
upah terhadap tingkat penyerapan
1. Sektor apakah yang menjadi basis di
tenaga kerja di sektor pertanian
Sumatera Utara ?.
ISSN 2302-0784
Sumatera Utara.
Hipotesis Penelitian
Teknik Analisis Data
1. Diduga sektor basis di Sumatera
Untuk menentukan sektor basis
Utara adalah sektor pertanian dan
sebagai pembuktian hipotesis pertama
sektor industri.
dan ke dua dilakukan dengan metode
2. Diduga basis penyerapan tenaga
analisis Location Quetiont (LQ), dengan
kerja di Sumatera Utara adalah
data “time series”. Tarigan (2005)
sektor pertanian dan sektor industri.
menyampaikan hasil analisis LQ dengan
3. Diduga tingkat investasi, inflasi, suku
bunga,
upah
data time series akan memberikan
berpengaruh
gambaran perkembangan sektor basis
terhadap tingkat penyerapan tenaga
secara konsisten dari tahun ke tahun.
kerja di sektor pertanian Sumatera
Dalam teknik LQ pengukuran dari
Utara.
kegiatan ekonomi secara relatif adalah berdasarkan nilai tambah bruto atau
METODE PENELITIAN
tenaga kerja (Arsyad, 1999). Sektor
Lokasi Penelitian Lokasi
yang dianalisis penelitian
adalah
Propinsi Sumatera Utara, penentuan lokasi penelitian adalah secara sengaja sesuai dengan keinginan peneliti dengan pertimbangan-pertimbangan
khusus
(Kuncoro, 2009).
dapat dikategorikan
berdasarkan nilai LQ nya (Kuncoro, M. 2009)
yaitu;
apabila
LQ
>
1
dikategorikan sebagai sektor basis dan jika nilai LQ < 1 dikategorikan sebagai sektor non-basis Untuk membuktikan hipotesis ke tiga dilakukan dengan analisis regresi
Sumber dan Pengumpulan Data
berganda.
Adapun data yang dibutuhkan dalam
penelitian
ini
adalah
data
sekunder (data runtun waktu) yang bersumber dari publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara dan publikasi-publikasi resmi lainnya yang berkaitan, dan data penelitian ini adalah data dalam kurun waktu 5 tahun (20072011).
ISSN 2302-0784
Pengaruh tingkat investasi,
tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan tingkat upah terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Propinsi Sumatera Utara dengan menggunakan model persamaan sebagai berikut: Yi = b1YiX1+b2YiX 2 + b3YiX3 + b4YiX4+ 1 ......................1)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Domestik Regional Bruto (PDRB) pada
Produk Domestik Regional Bruto Sumatera Utara
suatu wilayah merupakan salah satu
Produk
Domestik
penyebab tingginya tingkat kerentanan
Regional
ekonomi
wilayah
tersebut.
(PDRB) merupakan salah satu
Perkembangan PDRB Sumatera Utara
faktor utama dalam menentukan tingkat
atas dasar harga konstan Tahun 2007-
pertumbuhan
2011 dapat dilihat pada Tabel 2.
Bruto
ekonomi
Propinsi
Sumatera Utara. Rendahnya Produk Tabel 2. PDRB Sumatera Utara Berdasarkan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2007-2011. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik, gas, dan air bersih Bangunan Perdagangan, hotel dan restoran Pengangkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan & jasa persh. Jasa – jasa Total
2007 23.856,15 1.229,05 23.615,20 739,92 6.559,30 18.386,28 9.076,56 6.720,62 9.609,20 99.792,28
2008 25.300,64 1.304,35 24.305,23 772,94 7.090,65 19.515,52 9.883,24 7.479,84 10.519,96 106.172,40
2009 26.526,93 1.322,98 24.977,11 816,00 7.554,36 20.575,43 10.630,44 7.939,21 11.216,75 111.559,20
2010 28.040,20 1.400,65 26.015,21 872,15 8.066,15 21.919,34 11.633,90 8.795,15 11.976,16 118.718,90
2011 29.390,58 1.494,85 26.548,66 943,75 8.754,63 23.693,43 12.799,43 9.992,49 12.969,81 126.587,60
Sumber : BPS Sumatera Utara Berdasarkan data pada Tabel 2,
Sedangkan
perkembangan
Produk
dapat dilihat bahwa total Pendapatan
Domestik Bruto (PDB) Indonesia dari
Domestik
Tahun 2007-2011 dapat dilihat pada
Regional
Bruto
(PDRB)
Sumatera Utara dalam kurun waktu
Tabel 3.
2007-20011 mengalami pertumbuhan. Tabel 3. PDB Indonesia Berdasarkan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2007-2011. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik, gas, dan air bersih Bangunan Perdagangan, hotel dan restoran Pengangkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan & jasa persh. Jasa – jasa Total
2007 271.509,3 171.278,4 538.084,6 13.517,0 121.808,9 340.437,1 142.326,7 183.659,3 181.706,0 1.964.327,3
Sumber : BPS Sumatera Utara
ISSN 2302-0784
2008 284.619,1 172.496,3 557.764,4 14.994,4 131.009,6 363.818,2 165.905,5 198.799,6 193.049,0 2.082.456,1
2009 295.883,8 180.200,5 570.102,5 17.136,8 140.267,8 368.463,0 192.198,8 209.163,0 205.434,2 2.178.850,4
2010 304.777,1 187.152,5 597.134,9 18.050,2 150.022,4 400.474,9 217.980,4 221.024,2 217.842,2 2.314.458,8
2011 315.036,8 190.143,2 633.781,9 18.899,7 159.122,9 437.472,9 241.303,0 236.146,6 232.659,1 2.464.566,1
Berdasarkan data pada Tabel 3, diketahui bahwa
Indonesia, dengan cara menghitung nilai
Produk Domestik
location quetient (LQ), setiap sektor
Bruto (PDB) Indonesia dari Tahun
yang membentuk struktur perekonomian
2007-2011 juga mengalami peningkatan.
Sumatera Utara. Hasil perhitungan LQ
Selajan dengan itu untuk mengetahui
sektor
sektor basis di Propinsi Sumatera Utara
digunakan untuk mengetahui
adalah dengan melihat perbandingan
basis sebagaimana pada Tabel 4.
PDRB
Sumatera
Utara
dan
atau
lapangan
usaha
dapat sektor
PDB
Tabel 4. Nilai Location Quetient (LQ) Sektor/ Lapangan Usaha Pembentuk PDRB Sumatera Utara Tahun 2007-2011. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik, gas, dan air bersih Bangunan Perdagangan, hotel dan restoran Pengangkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan & jasa persh. Jasa – jasa
2007 1.72 0.14 0.86 1.07 1.05 2.54 1.25 0.72 1.04
2008 1.74 0.14 0.85 1.01 1.06 2.30 1.16 0.73 1.06
2009 1.75 0.14 0.85 0.92 1.05 2.09 1.08 0.74 1.06
2010 1.79 0.14 0.84 0.94 1.04 1.96 1.04 0.77 1.07
2011 Rata-rata 1.81 1.76 0.15 0.14 0.81 0.84 0.97 0.98 1.07 1.05 1.91 2.16 1.03 1.11 0.82 0.75 1.08 1.06
Sumber : Data Skunder Diolah
Berdasarkan
LQ
mempunyai nilai LQ lebih kecil dari
pada Tabel 4, dalam periode Tahun
satu, sehingga dikategorikan sebagai
2007-2011, maka secara rata-rata dapat
sektor non-basis.
diidentifikasi
perhitungan
sektor-sektor
yang
merupakan sektor basis adalah sektor
Perkembangan Jumlah Angkatan Kerja.
pertanian, bangunan, perdaganangan, pengangkutan,
dan
sektor
Angkatan
jasa-jasa
kerja
merupakan
dengan nilai LQ masing-masing sebesar
indikator penting dalam mengurangi
1,76; 1,05; 2,16; 1,11; 1,06. Kelima
tingkat kemiskinan, dengan semakin
sektor
yang
meningkatnya jumlah angkatan kerja
memiliki keunggulan (basis) sehingga
maka akan meningkat pula jumlah
mampu memenuhi kebutuhan Provinsi
penduduk miskin di Sumatera Utara.
Sumatera Utara. Empat sektor lainnya
Setelah krisis moneter angkatan kerja
yaitu;
terus meningkat setiap tahunnya, hanya
ini
merupakan
sektor
sektor
pertambangan
&
penggalian, industri pengolahan, listrik,
saja
gas & air bersih, serta keuangan
mengikuti kenaikan jumlah angkatan
ISSN 2302-0784
lapangan
kerja
yang
tidak
kerja sehingga jumlah pengganguran
Jumlah
bertambah,
Sumatera Utara menurut lapangan usaha
artinya
jika
tingkat
pengangguran bertambah di Propinsi Sumatera
Utara,
kemiskinan
maka
tenaga
kerja
di
Propinsi
dapat dilihat pada Tabel 5.
jumlah
pasti akan meningkat.
Tabel 5. Jumlah Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2007-2011. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan Industri Listrik Konstruksi Perdagangan Transportasi Keuangan Jasa
Jumlah Tenaga Kerja (000)/ Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 47.6 49.69 48.35 47.52 50.9 0.43 0.52 0.31 0.32 0.58 7.61 7.61 8.89 9 6.07 0.18 0.11 0.12 0.16 0.32 4.76 4.03 3.93 3.94 3.16 18.8 20.98 21.21 20.64 17.62 6.39 5.35 5.21 5.27 5.4 1.29 0.93 1.05 1.26 1.29 12.93 10.76 10.98 11.89 14.65
Sumber : BPS Sumatera Utara
Berdasarkan data pada Tabel 5,
dibandingkan dengan jumlah tenaga
dapat diketahui bahwa jumlah tenaga
kerja
kerja yang paling tinggi adalah sektor
jumlah tenaga kerja menurut lapangan
pertanian. Untuk melihat sektor basis
pekerjaan utama di Indonesia, dapat
dalam hal penyerapan tenaga kerja di
dilihat pada Tabel 6.
Propinsi
Sumatera
Utara,
secara
Nasional.
Selanjutnya
dapat
Tabel 6. Jumlah Tenaga Kerja Indonesia Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2007-2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lapangan Usaha Pertanian, Pertambangan dan Penggalian Industri Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Transportasi, Pergudangan Lembaga Keuangan Jasa Kemasy, Sosial, Perorangan
2007 42,665,638 1,034,890 12,052,112 189,065 5,123,327 20,812,715 6,025,131 1,373,415 12,577,372
Sumber : BPS Sumatera Utara
ISSN 2302-0784
2008 42,958,038 1,097,862 12,325,295 215,272 5,381,525 21,387,397 6,271,378 1,422,290 13,583,568
2009 43,536,759 1,200,510 12,512,148 244,159 5,435,909 22,094,461 6,167,723 1,436,137 14,442,450
2010 43,243,111 1,280,889 13,474,059 240,126 5,485,338 22,421,821 5,486,719 1,664,016 16,293,636
2011 39,088,271 1,434,961 14,541,562 234,347 6,263,797 22,297,686 5,006,473 2,577,847 15,971,365
Berdasarkan data pada Tabel 6,
cara menghitung nilai LQ penyerapan
dapat diketahui bahwa jumlah tenaga
tenaga kerja berdasarkan lapangan usaha
kerja Indonesia tertinggi terdapat pada
(sektor). Hasil perhitungan nilai LQ
sektor pertanian. Dan untuk mengetahui
untuk tenaga kerja di Sumatera Utara
sektor basis tenaga kerja adalah melalui
dapat dilihat pada Tabel 7.
perbandingan tenaga
kerja
Propinsi
Sumatera Utara dan Indonesia dengan Tabel 7. Nilai LQ Tenaga Kerja di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2007-2011. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik, gas, dan air bersih Bangunan Perdagangan, hotel dan restoran Pengangkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan & jasa persh. Jasa – jasa
2007 2008 2009 1.14 1.21 1.19 0.42 0.50 0.28 0.64 0.65 0.76 0.97 0.53 0.53 0.95 0.78 0.77 0.92 1.03 1.03 1.08 0.89 0.90 0.96 0.68 0.78 1.05 0.83 0.81
2010 1.20 0.27 0.73 0.73 0.79 1.01 1.05 0.83 0.80
2011 Rata-rata 1.23 1.40 0.38 0.43 0.65 0.45 0.85 1.47 0.77 0.54 0.97 0.85 1.02 1.16 0.76 0.54 0.89 0.99
Sumber : Data Skunder Diolah
Berdasarkan
perhitungan
LQ
dikategorikan sebagai sektor non basis
pada Tabel 7 pada periode Tahun 2007-
dalam perekonomian Provinsi Sumatera
2010 dapat dilihat bahwa sektor yang
Utara berdasarkan penyerapan tenaga
menjadi basis penyerapan tenaga kerja
kerja.
adalah sektor pertanian dan sektor pengangkutan komunikasi dengan nilai LQ masing-masing adalah 1,23 dan 1,02. Dengan demikian dapat dikatakan
Pengaruh Investasi, Sukubunga, Inflasi dan Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Sektor Pertanian
bahwa kedua sektor ini merupakan sektor basis bagi perekonomian Propinsi
Tingkat investasi, suku bunga,
Sumatera Utara dalam hal penyerapan
inflasi dan tingkat upah di Provinsi
tenaga
Sumatera Utara Tahun 2007-2011 dapat
kerja.
Tujuh
sektor
perekonomian lainnya mempunyai nilai LQ lebih kecil dari satu, sehingga
ISSN 2302-0784
dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Tingkat Investasi, Suku Bunga, Inflasi, Tingkat Upah di Sumatera Utara 20072011 No 1 2 3 4
Lapangan Pekerjaan Utama Tingkat Investasi (Rp) Tingkat Suku Bunga ( %) Tingkat Inflasi (%) Tingkat Upah (Rp)
2007 931,772.86 14.05 0.54 1 038.0
2008 10, 820.87 15.34 0.82 969.1
2009 2010 107,247.87 32,677.82 14.36 13.21 0.22 0.65 1 002.1 1 108.8
2011 284,441.23 12.78 0.30 1 036.4
Sumber : BPS Sumatera Utara Untuk
mengetahui
gambaran
dengan penyerapan tenaga kerja sektor
tingkat investasi, inflasi, suku bunga,
basis adalah tenaga kerja di sektor
dan upah di Sumatera Utara dapat diliha
pertanian dan pengangkutan.
pada Tabel 8. Dalam hal ini berdasarkan Berdasarkan hasil analis data
nilai LQ tenaga kerja sektor pada Tabel 7, dapat dilihat bahwa ada dua sektor yang memiliki nilai LQ > 1 yaitu sektor pertanian dan sektor pengangkutan. Dengan
demikian
yang
dimaksud
diketahui pengaruh investasi, inflasi, suku bunga dan tingkat upah terhadap penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian di Propinsi Sumatera Utara sebagaimana pada Tabel 9.
Tabel 9.
Hasil Koefisien Regresi Variabel Investasi, Inflasi, Suku bunga, Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di sektor Pertanian Sumatera Utara.
Model
Unstandardized Coefficients B Std. Error
(Constant)
65.674.344 -.003* -264.029 13.617 -15.124**
Investasi Inflasi Suku Bunga Upah
Standardized Coefficients Beta
5.589.554 .002 596.712 207.729 3.600
-.308 -.080 .012 -.687
t .766a -1.865 -.442 .066 -4.201
Sig. .587 .081 .664 .949 .001
R Adjusted R R Square Square .766a .587 .484
Sumber : Output Regresi data skunder
Berdasarkan hasil analisis pada
berganda
antara
upah
terhadap
Tabel 9 dapat diketahui bahwa secara
penyerapan tenaga kerja di sektor
simultan
inflasi,
pertanian provinsi Sumatera Utara yang
sukubunga dan upah memiliki pengaruh
ditampilkan pada Tabel 9 diperoleh nilai
yang
variable
investasi,
signifikan
dengan
koefisien
koefisien yang bertanda negatif sebesar
2
sebesar
58,7
%.
- 15,124 dengan nilai probabilitas
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
signifikansi sebesar 0,001. Berdasarkan
dengan menggunakan analisis regresi
hasil
determinasi
(R )
ISSN 2302-0784
pengujian
ini
berarti
dapat
diketahui
bahwa
upah
berpengaruh
perekonomian tradisional yaitu sektor
signifikan terhadap penyerapan tenaga
pertanian subsisten yang surplus tenaga
kerja pada sektor pertanian di Sumatera
kerja, dan tingkat upah yang rendah, 2)
Utara. Koefisien regresi yang bertanda
sektor industri perkotaan modern yang
negatif bermakna bahwa pengaruh upah
tingkat produktivitasnya tinggi dengan
terhadap penyerapan tenaga kerja adalah
upah yang lebih tinggi pula, dan menjadi
tidak searah, artinya apabila terjadi
penampung transfer tenaga kerja dari
kenaikan upah, maka berpotensi untuk
sektor tradisional. Perbedaan tingkat
menurunkan penyerapan tenaga kerja,
upah tenaga kerja pada kedua sektor ini
terutama
yang
akan menarik banyak tenaga kerja untuk
Karena
berpindah (migrasi) dari sektor pertanian
perusahaan hanya akan membayar upah
ke sektor industri. Produktivitas marjinal
tenaga
dengan
tenaga kerja di sektor industri lebih
produktivitasnya, artinya tenaga kerja
tinggi dari upah yang mereka terima,
yang
tenaga
kerja
produktivitasnya
rendah.
kerja
sesuai
produktivitasnya
menerima
upah
yang
rendah
akan
sehingga mengakibatkan terbentuknya
rendah
atau
surplus sektor industri. Surplus sektor
sebaliknya, dan pada kenyataannya,
industri
upah minimum yang ditetapkan, lebih
diinvestasikan kembali seluruhnya dan
banyak ditentukan oleh aspek kenaikan
tingkat
tingkat
diasumsikan konstan serta jumlahnya
harga
dibandingkan
dengan
kenaikan produktivitas.
dari
upah
selisih
di
upah
sektor
ini
industri
ditetapkan melebihi tingkat rata-rata
Sebagaimana
asumsi
Lewis
upah di sektor pertanian.
(teori migrasi) & Hollis B. Chenery
Menurut Simanjuntak (1998),
(teori transformasi struktural), dalam
tenaga kerja memiliki hubungan antara
Simatupang
ini
tingkat upah dan kuantitas tenaga kerja
menganalisis
yang dikehendaki untuk dipekerjakan
(2000),
menyampaikan perubahan Negara
struktur adalah
“terjadinya ekonomi perkotaan
untuk
ekonomi
dengan
proses di
teori
pedesaan
(urban)”.
suatu
dalam jangka waktu tertentu.
Secara
indikator
praktis tenaga kerja berharap akan
pembangunan
mendapatkan tingkat upah yang lebih
(rural)
besar
sebagai
sumber
pemenuhan
teori
kebutuhan hidup. Namun sebaliknya
tersebut Lewis mengasumsikan bahwa
jika pengusaha memberikan upah yang
perekonomian
pada
tinggi maka operasional dan biaya
dasarnya terdiri atas; 1) sektor atau
produksi akan semakin besar sehingga
suatu
ISSN 2302-0784
Dalam
dan
Negara
tingkat
keuntungan
akan
semakin
Variabel
investasi
memiliki
negatif
terhadap
rendah. Dengan demikian jika tuntutan
pengaruh
upah
untuk
penyerapan tenaga kerja di sektor
menjaga biaya operasional dan biaya
pertanian. Hal tersebut ditandai dengan
produksi tetap sama maka kemungkinan
nilai koefisien regresi - 0,003, hal ini
besar
berarti
semakin
tinggi
pengusaha
maka
akan
mengurangi
yang
peningkatan
investasi
akan
jumlah tenaga kerjanya. Hal ini dapat
diikuti denga penurunan tenaga kerja di
berakibat
tingkat
sektor pertanian. Perbedaan arah ini
kesempatan kerja. Sehingga tingkat
disebabkan karena peningkatan investasi
upah mempunyai pengaruh yang negatif
pada umumnya adalah di sektor industri,
terhadap kesempatan kerja.
sehingga apabila terjadi peningkatan
pada
rendahnya
Permintaan
tenaga
kerja
investasi maka tenaga kerja akan banyak
berkaitan dengan jumlah tenaga kerja
yang terserap di sektor industri dan
yang dibutuhkan oleh perusahaan atau
menyebabkan penurunan tenaga kerja di
instansi tertentu juga dikaitken dengan
sektor
hukum
permintaan.
semakin besar nilai investasi yang
permintaan
akan
Biasanya
tenaga
kerja
ini
dipengaruhi oleh perubahan tingkat upah dan
faktor-faktor
mempengaruhi
pertanian.
Secara
teoritis,
dilakukan maka semakin besar pula tambahan penggunaan tenaga kerja.
lain
yang
Variabel suku bunga pinjaman
permintaan
hasil
dan variabel inflasi tidak memiliki
produksi yang dikeluarkan oleh pihak
pengaruh
perusahaan. Semakin tinggi upah atau
penyerapan tenaga kerja di sektor
gaji
pertanian. Suku bunga pinjaman
yang
diberikan,
mengakibatkan
semakin
maka
akan
sedikitnya
inflasi
yang
tidak
signifikan
terhadap
berpengaruh
dan secara
permintaan tenaga kerja atau sebaliknya
langsung terhadap penyerapan tenaga
dan sesuai dengan hukum permintaan.
kerja karena hubungan antara suku
Selain
yang
bunga pinjaman, tingkat inflasi dengan
seringkali menjadi permasalahan dalam
penyerapan tenaga kerja tidak langsung.
ketenagakerjaan adalah investasi. Proses
Suku bunga dan inflasi mempengaruhi
transfer tenaga kerja tersebut selanjutnya
investasi
ditentukan oleh tingkat investasi dan
mempengaruhi tenaga kerja.
tingkat
upah,
faktor
akumulasi modal secara keseluruhan di sektor industri.
ISSN 2302-0784
kemudian
investasi
yang
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Kesimpulan
Arsyad, L. 1999. Ekonomi Pembangunan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi. Hakim, Abdul. 2002. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: UII Press. Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2009. Studi Industri Kreatif Indonesi Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga. Heatubun, Adolf Bastian. 2008. Peranan Usaha Kecil dan Menengah dalam Pertumbuhan Ekonomi dan Ekspor. Bogor: Institut Pertanian. Kuncoro, M. 2006. Ekonomi Pembangunan, Teori, Masalah dan Kebijakan, Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Kurniawan. 2013. Analisis Pengaruh PDRB, UKM, dan Inflasi Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Malang. Malang: Universiatas Brawijaya. Simatupang, P., dkk. 2000. Kelayaan Pertanian Sebagai Sektor Andalan Pembangunan Ekonomi Nasional. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Simanjuntak, P. 2005. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia. Sitanggang, Ignatia, R dan Nachrowi, Djalal, N. 2004. Pengaruh Struktur Ekonomi Pada Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral: Analisis Model Demometrik di 30 Propinsi pada
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Sektor basis di Propinsi Sumatera Utara
adalah
sektor
bangunan,
pertanian,
perdagangan,
pengangkutan, dan sektor jasa-jasa. 2. Sektor basis penyerapan tenaga kerja di Propinsi Sumatera Utara adalah sektor pertanian dan sektor pengangkutan. 3. Variabel upah tenaga kerja dan investasi signifikan
memiliki
pengaruh
negatif
terhadap
penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian Sumatera Utara.
Saran Sektor pertanian adalah salah satu menjadi yang sektor basis di Propisni Sumatera Utara baik dari segi kontribusi terhadap PDRB maupun dari segi penyerapan tenaga kerja, sehingga diharapkan pemerintah daerah dapat lebih
mengoptimalkan
kebijakan/
program yang dapat mengembangkan sektor pertanian agar selain menambah pendapatan daerah juga mengurangi jumlah pengangguran dan menambah kesejahteraan masyarakat daerah.
ISSN 2302-0784
9 Sektor di Indonesia. Seminar Akademik Tahunan Ekonomi I, “Perubahan Struktural dalam rangka Penyehatan Ekonomi”, Penguatan Kebijakan Publik dalam Perspektif Nasional dan Global, Program Studi Ilmu ekonomi Pascasarjana FEUI dan ISEI. Soeroto. 1986. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Tenaga Kerja. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
ISSN 2302-0784
Sukirno, 2004. Makro Ekonomi; Teori Pengantar. Edisi ketiga. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sukirno, 2000. Mikro Ekonomi. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada. Sukirno, 1994. Pengantar Teori Makroekonomi. Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Tambunan, 2001. Industrialisasi Negara Berkembang. Jakarta: Ghalia. Tarigan, 2005. Ekonomi Regional. Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.