Hubungan antara Pengetahuan tentang Program Keluarga Berencana (KB) dan Tingkat Kesejahteraan dengan Keberhasilan Program Keluarga Berencana (KB) di Wilayah Pesisir (Studi Kasus pada Masyarakat di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)
Doni Kosdiansah, Yus Darusman, Siti Fadjarajani Program Studi Pendidikan Kependudukan Lingkungan Hidup, Program Pascasarjana, Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Abstract Development of Indonesia population on the last decade has increased very fast, so it was predicted that it would have over population. Therefore the government tries to control number of population by applying family planning program. Based on that problem, successfully of family planning program is examined and researched by proposing to describe; (1) the relationship between knowledge of family planning program with successfully of family planning program; (2) the relationship prosperity level with successfully of family planning program; (3) the relationship between knowledge of family planning program and prosperity level with successfully of family planning program. This research is done in one of the coast area. It is in Cibenda Village, Subdistrict of Parigi, District of Pangandaran. Number of population research is 2.049 paterfamilias by the number of sample is 102 paterfamilias that is taken based on education level by proportional stratified random sampling technique. The method is used on this research is quantitative descriptive by collecting data technique through observation, questioner, interview, documentation study, and literature study. The result of research shown; (1) the relationship between knowledge of family planning program with successfully of family planning program in coast area is shown by correlation value (r) amounts 0,314 that is on low level. Determination coefficient value (r2) which is acquired (0,314)2 x 100 % = 9,86% and the rest is 90,14% from other factor; (2) the relationship prosperity level with successfully of family planning program in coast area is shown by correlation value (r) amounts 0,508 that is on middle level. Determination coefficient value (r2) which is acquired (0,508)2 x 100 % = 25,81% and the rest is 74,12% from other factor; and (3) the relationship between knowledge of family planning program and prosperity level with successfully of family planning program in coast area is shown by correlation value (r) amounts 0,542 that is on middle level. Determination coefficient value (r2) which is acquired (0,542)2 x 100 % = 29,30% and the rest is 70,70% from other factor. Keywords: Family Planning Program, Knowledge, Prosperity. Abstrak Pertumbuhan penduduk Indonesia dalam dekade terakhir ini mengalami peningkatan yang sangat pesat, sehingga diprediksi akan terjadi ledakan penduduk (over population). Oleh karena itu pemerintah berupaya untuk mengendalikan jumlah penduduk dengan mencanangkan program keluarga berencana (KB). Berdasarkan masalah tersebut, keberhasilan program keluarga berencana (KB) dikaji dan diteliti dengan tujuan untuk mendeskripsikan; (1) hubungan antara pengetahuan tentang program keluarga berencana
1
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
(KB) dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB); (2) hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB); dan (3) hubungan antara pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) dan tingkat kesejahteraan dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB). Penelitian ini dilaksanakan di salah satu wilayah pesisir yaitu Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. Populasi penelitian berjumlah 2.049 kepala keluarga dengan sampel berjumlah 102 kepala keluarga yang diambil berdasarkan tingkat pendidikan melalui teknik proportional stratified random sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, kuisioner, wawancara, studi dokumentasi, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan; (1) hubungan antara pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir ditunjukkan dengan nilai korelasi (r) sebesar 0,314 yang berada pada tingkat rendah. Adapun nilai koefisien determinasi (r2) yang diperoleh sebesar (0,314)2 x 100% = 9,86% dan sisanya sebesar 90,14% dari faktor lain; (2) hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir ditunjukkan dengan nilai korelasi (r) sebesar 0,508 yang berada pada tingkat sedang. Adapun nilai koefisien determinasi (r2) yang diperoleh sebesar (0,508)2 x 100% = 25,81% dan sisanya sebesar 74,12% dari faktor lain; dan (3) hubungan antara pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) dan tingkat kesejahteraan dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir ditunjukkan dengan nilai korelasi (r) sebesar 0,542 yang berada pada tingkat sedang. Adapun nilai koefisien determinasi (r2) yang diperoleh sebesar (0,542)2 x 100% = 29,30% dan sisanya sebesar 70,70% dari faktor lain. Kata Kunci: Program Keluarga Berencana (KB), Pengetahuan, Kesejahteraan.
Pendahuluan Provinsi Jawa Barat merupakan wilayah yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di Indonesia yaitu sebanyak 43.021.826 jiwa dengan komposisi 21.876.572 laki-laki dan 21.145.254 perempuan. Kabupaten Pangandaran yang merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Ciamis bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat memiliki laju pertumbuhan penduduk 0,47% (Sensus Penduduk Tahun 2010). Secara administratif, enam dari sepuluh kecamatan di Kabupaten Pangandaran yakni Kecamatan Kalipucang, Pangandaran, Sidamulih, Parigi, Cijulang, dan Cimerak merupakan wilayah pesisir yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Desa Cibenda merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Parigi yang berada di wilayah pesisir. Persoalan pembangunan masyarakat pesisir dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu (1) masalah sosial yang mencakup isu kemiskinan, kesenjangan sosial, dan konflik sosial nelayan; (2) masalah lingkungan yang mencakup isu kerusakan ekosistem pesisir-laut, pulau-pulau kecil, dan kelangkaan sumber daya perikanan; serta (3) masalah modal
2
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
pembangunan yang mencakup isu pengelolaan potensi sumber daya yang belum optimal dan masalah kepunahan desa nelayan atau surutnya peranan ekonomi desa nelayan beserta tradisi maritimnya. Berbagai kebijakan pemerintah untuk mengatasi persoalan sosial terutama yang berhubungan dengan kependudukan telah lama dilaksanakan, diantaranya adalah program keluarga berencana (KB) yang merupakan salah satu program pembangunan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Namun pada pelaksanaanya program keluarga berencana (KB) tersebut banyak mengalami berbagai hambatan. Contoh kasus terjadi pada masyarakat di Desa Cibenda yang saat ini masih banyak ditemukan masyarakat yang menikah dibawah usia ideal perkawinan, dengan rata-rata usia perkawinan 18 tahun untuk perempuan, dan usia 22 tahun untuk laki-laki, dengan rata-rata jumlah anak dalam satu keluarga sebanyak 3 orang, dan rata-rata jarak kelahiran 3 tahun antara anak pertama dengan anak berikutnya.
Padahal
dalam
sepuluh
butir
perilaku
hidup
berwawasan
kependudukan (PHBK) telah dijelaskan bahwa usia ideal perkawinan 20 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki, dengan memiliki 2 anak lebih baik serta jarak ideal kelahiran 5 tahun antara anak yang pertama dengan anak berikutnya. Berdasarkan kondisi tersebut dapat diketahui bahwa pemahaman masyarakat tentang pentingnya mengikuti program keluarga berencana (KB) dalam upaya pengendalian masalah kependudukan masih tergolong rendah, sehingga pengetahuan masyarakat tentang program keluarga berencana (KB) menjadi salah satu faktor yang menunjang keberhasilan program keluarga berencana (KB) di Desa Cibenda. Selain itu tingkat kesejahteraan masyarakat di Desa Cibenda sebagian besar berada pada tahapan Keluarga Sejahtera Tahap I yang merupakan keluargakeluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya (socio psychological needs) seperti kebutuhan akan pendidikan dan keluarga berencana (KB). Keadaan tersebut sangat berpengaruh pula terhadap kemampuan masyarakat untuk mengikuti program keluarga berencana (KB). Sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat menjadi salah satu faktor yang menunjang keberhasilan program keluarga berencana (KB) di Desa Cibenda.
3
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Atas dasar itulah, penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian ilmiah yang menghubungkan antara pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) dan tingkat kesejahteraan dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) pada masyarakat di Wilayah Pesisir Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskripsi korelasional. Deskripsi artinya melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu, sedangkan korelasional mencari hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti. (Hasan, 2002:23). Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif korelasional merupakan suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada melalui hubungan antara variabelvariabel yang diteliti. Pada penelitian ini terdapat dua variabel independen (bebas) dan satu variabel dependen (terikat). Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) (X1) dan tingkat kesejahteraan (X2). Sedangkan variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir (Y). Populasi penelitian berjumlah 2.049 kepala keluarga dengan pengambilan sampel sebanyak 5% dari jumlah populasi dengan pembulatan, yaitu berjumlah 102 kepala keluarga yang diambil berdasarkan tingkat pendidikan melalui teknik proportional stratified random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, kuisioner, wawancara, studi dokumentasi, dan studi literatur. Data-data yang telah terkumpul kemudian diolah menggunakan teknik pengolahan data secara kuantitatif dengan perhitungan SPSS. Uji persyaratan data dilakukan dengan menguji normalitas masing-masing variabel, uji homogenitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji auto korelasi. Analisis data dilakukan melalui uji korelasi, uji determinasi, dan uji regresi. Adapun untuk mengetahui keberhasilan program keluarga berencana (KB), nilai yang diperoleh selanjutnya dikonfirmasikan kedalam rambu-rambu analisis sebagai berikut. 85% - 100% = sangat baik (sangat berhasil) 65% - 84%
= baik (berhasil)
4
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
55% - 64%
= cukup (cukup berhasil)
0% - 54%
= kurang (kurang berhasil)
(Zainal Aqib, 2011:53 dalam Permatasari, 2012:102).
Hasil Penelitian Instrumen tes pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) berjumlah 30 item. Hasilnya diperoleh skor minimum sebesar 88, skor maksimum sebesar 117 dengan jumlah 10.712, nilai rata-rata (mean) sebesar 105,0196 dan standar deviasi sebesar 6,694. Adapun pengetahuan masyarakat tentang program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir termasuk kategori cukup. Instrumen kuisioner tingkat kesejahteraan berjumlah 30 item. Hasilnya diperoleh skor minimum sebesar 68, skor maksimum sebesar 110 dengan jumlah 8942, nilai ratarata (mean) sebesar 87,667 dan standar deviasi sebesar 7,908. Adapun tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah pesisir termasuk kategori cukup. Instrumen kuisioner keberhasilan program keluarga berencana (KB) berjumlah 45 item. Hasilnya diperoleh skor minimum sebesar 107, skor maksimum sebesar 176 dengan jumlah 13.349, nilai rata-rata (mean) sebesar 130,8725 dan standar deviasi 13,063. Adapun keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir termasuk kategori rendah. Uji persyaratan data dilakukan dengan menguji normalitas masing-masing variabel, uji homogenitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji auto korelasi dengan hasil uji persyaratan secara keseluruhan dinyatakan terpenuhi.
Pembahasan Pengetahuan masyarakat tentang program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir yang meliputi indikator konsep dasar keluarga berencana (KB), konsep perilaku hidup berwawasan kependudukan (PHBK), dan konsep program pembinaan keluarga sejahtera secara keseluruhan menunjukkan kriteria cukup. Namun jika dilihat dari tingkat pendidikan responden, pemahaman mengenai pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) ditunjukan oleh responden yang tingkat pendidikannya lebih tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan responden, semakin tinggi pula pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB).
5
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa hubungan antara pengetahuan masyarakat tentang program keluarga berencana (KB) dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir berada pada tingkat rendah. Hubungan tersebut terjadi karena sebagian masyarakat telah terlebih dahulu menggunakan alat kontrasepsi sebagai bagian dari program keluarga berencana (KB) tanpa terlebih dahulu mencari tahu tentang konsep keluarga berencana (KB) itu sendiri. Selain itu, masyarakat banyak mengetahui tentang program keluarga berencana (KB) bukan dari pihak pemerintah, melainkan dari orang tua mereka yang secara langsung menganjurkan untuk membatasi anak, agar hidup mereka lebih sejahtera. Karena masyarakat di wilayah pesisir saat ini tidak lagi beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki. Hal inilah yang diduga membuat hubungan antara pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir menjadi rendah. Selain itu, pembinaan yang berkaitan dengan program keluarga berencana (KB) yang dilakukan oleh pihak pemerintah, juga jarang diikuti oleh masyarakat. Mereka lebih memilih untuk langsung mengikuti program keluarga berencana (KB) lebih karena manfaat yang ingin mereka dapatkan, dibanding rasa keingintahuannya terhadap program keluarga berencana (KB). Hasil penelitian tersebut didukung dengan teori yang menyebutkan bahwa pengetahuan yang makin luas dan makin tinggi itu akhirnya akan bisa menggali dan menjelaskan segala sesuatu yang ada secara objektif, (Prawironegoro, 2010:131). Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan yang tinggi, maka dia akan melaksanakan apa yang dia ketahui selama hal tersebut dianggap baik atau berguna bagi dirinya. Tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah pesisir pada penelitian ini sebagian besar berada pada tahapan Keluarga Sejahtera Tahap I, yaitu keluargakeluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya (socio psychological needs), seperti kebutuhan akan pendidikan, keluarga berencana, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi.
6
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa hubungan antara tingkat kesejahteraan masyarakat dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir berada pada tingkat sedang. Korelasi tersebut menunjukkan koefisien positif, dengan kata lain peningkatan tingkat kesejahteraan akan diikuti dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB). Hasil penelitian tersebut didukung oleh teori yang menjelaskan bahwa kesejahteraan merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya, (Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial). Tingkat kesejahteraan dapat dicapai melalui aktivitas guna meningkatkan penghasilan. Besarnya penghasilan dapat mempengaruhi taraf hidup seseorang. Makin tinggi penghasilan, makin tinggi pula taraf hidupnya. Apabila penghasilan seseorang termasuk kategori tinggi, maka masyarakat tersebut dapat dikatakan telah mencapai kesejahteraan dalam hidupnya. Begitu pula pada keberhasilan program keluarga berencana (KB) yang salah satunya ditunjang oleh tingkat kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir pada penelitian ini termasuk kategori berhasil. Berdasarkan hasil penelitian, keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir mencapai 72,71%. Adapun hubungan pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) dan tingkat kesejahteraan secara bersamaan dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir berada pada tingkat sedang. Keberhasilan program keluarga berecana (KB) tersebut ditentukan oleh pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) dan tingkat kesejahteraan. Akan tetapi kedua faktor tersebut bukan merupakan faktor mutlak yang mempengaruhi keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir. Masih banyak terdapat faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan program keluarga berencana (KB) yang diantaranya adalah kinerja tenaga penggerak desa (TPD), budaya masyarakat yang bersifat religius, fasilitas dan pelayanan petugas, kendala biaya untuk mengikuti program keluarga berencana (KB) dan sebagainya. Secara umum program keluarga berencana (KB) di Indonesia dapat dikatakan berhasil. Karena dengan program keluarga berencana (KB),
7
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
pertumbuhan penduduk di Indonesia dapat terkendali. Setidaknya selama kurun waktu 39 tahun (1970-2009) program keluarga (KB) di Indonesia dapat mencegah kelahiran yang tidak diinginkan sebanyak 100.000.000 kelahiran. Keberhasilan program keluarga berencana (KB) itu sendiri dapat diketahui dari pencapaian tujuan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga disebutkan bahwa tujuan dari pelaksanaan program keluarga berencana (KB) adalah untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas yang dilakukan melalui upaya pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian untuk pengarahan mobilitas penduduk, pengembangan kualitas penduduk pada seluruh dimensinya, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga, penyiapan dan pengaturan perkawinan serta kehamilan, sehingga penduduk menjadi sumber daya manusia (SDM) yang tangguh bagi pembangunan dan ketahanan nasional.
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan pembahasan yang telah diuraikan, maka penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) dan tingkat kesejahteraan dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) hubungan antara pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir ditunjukkan dengan nilai korelasi (r) sebesar 0,314 yang berada pada tingkat rendah. Adapun nilai koefisien determinasi (r2) yang diperoleh sebesar (0,314)2 x 100% = 9,86% dan sisanya sebesar 90,14% dari faktor lain; (2) hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir ditunjukkan dengan nilai korelasi (r) sebesar 0,508 yang berada pada tingkat sedang. Adapun nilai koefisien determinasi (r2) yang diperoleh sebesar (0,508)2 x 100% = 25,81% dan sisanya sebesar 74,12% dari faktor lain; dan (3) hubungan antara pengetahuan tentang program keluarga berencana (KB) dan tingkat kesejahteraan dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) di wilayah pesisir ditunjukkan dengan nilai korelasi (r) sebesar 0,542 yang berada pada tingkat sedang. Adapun nilai koefisien determinasi (r2)
8
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
yang diperoleh sebesar (0,542)2 x 100% = 29,30% dan sisanya sebesar 70,70% dari faktor lain.
Saran Adapun saran-saran yang penulis kemukakan berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, adalah sebagai berikut: (1) pengetahuan masyarakat mengenai program keluarga berencana (KB) perlu ditingkatkan. Upaya tersebut dapat ditempuh diantaranya melalui sosialisasi program keluarga berencana (KB) secara berkelanjutan, pendekatan petugas kepada masyarakat, pemberdayaan masyarakat melalui aktivitas kader, dan kegiatan perlombaan guna memotivasi masyarakat demi tercapainya keberhasilan program keluarga berencana (KB); (2) peningkatan kesejahteraan masyarakat perlu dioptimalisasi melalui program pemerintah yang bukan hanya bersumber dari program subsidi, melainkan pada kemandirian masyarakat itu sendiri untuk memberdayakan pengetahuannya agar dapat meningkatkan pengahasilan sebagai dasar pencapaian tingkat kesejahteraan; (3) keberhasilan program keluarga berencana (KB) tidak mungkin dapat dicapai secara maksimal apabila tidak didukung oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu perlu sinergitas dan integrasi dari semua pihak, baik itu dari unsur pelaksana, tokoh masyarakat, maupun masyarakat itu sendiri sebagai sasaran dari program keluarga berencana (KB); (4) keberhasilan program keluarga berencana (KB) tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan dan tingkat kesejahteraan, melainkan masih banyak faktor lain yang mendukung keberhasilan program tersebut, diantaranya kinerja tenaga penggerak desa (TPD), ketersediaan fasilitas, pelayanan petugas puskesmas, dan persepsi masyarakat itu sendiri. Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan referensi guna penelitian berikutnya, dan; (5) penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, sehingga banyak kekurangan-kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan dan memberikan kesempatan kepada penulis lain untuk meneliti secara lebih mendalam dan terperinci tentang keberhasilan program keluarga berencana (KB) yang ditinjau dari faktor-faktor yang lain.
9
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Daftar Pustaka BKKBN. 2010. Register Pendataan Keluarga (R/I/KS/08) Provinsi Jawa Barat. BKKBN. 2012. Buku Pegangan Tenaga Pengerak Desa/Kelurahan. Bandung: Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat. Dahuri, Rokhmin, dkk. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Fahrudin, Adi. 2012. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama. Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Kusnadi. 2006. Filosofi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. Bandung: Humaniora. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Permatasari, Dini Aji, dkk. 2012. Pembelajaran Roll Depan Menggunakan Matras Bidang Miring untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 2, 102. Prawironegoro, Darsono. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: Nusantara Consulting. Rochmad. 2012. Revisi Taksonomi Bloom (a Revision of Bloom’s Taxonomy). Semarang: Unnes. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2003. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suharto, Edi. 2010. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT. Refika Aditama.
10
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)