HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENDAPATAN, PENGETAHUAN, DAN SIKAP TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN TOSURAYA BARAT, KECAMATAN RATAHAN, KABUPATEN MINAHASA TENGGARA THE RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF EDUCATION, LEVEL OF INCOME, AND ATTITUDES TOWARDS HOUSEHOLD WASTE TREATMENT IN WEST TOSURAYA VILLAGE, RATAHAN DISTRICT, SOUTHEAST MINAHASA REGENCY Faldi Posumah, Jootje Umboh, Paul Kawatu Bidang Minat Kesehatan Lingkungan Universitas Sam Ratulangi \
ABSTRACT Background: Social factors that most influence waste management is a factor of education and employment. Behavior towards hygiene environments positively correlated with household garbage processing methods that became a media cause disease. Purpose of this study was to analyze the relationship between the level of education, level of income, knowledge, and attitudes towards household waste. Methods: This study is an analytical survey by using a cross-sectional study using the chi-square test. Sample size in this study was fulfilled 85 respondents taken as a purposive sampling. Primary data were taken using a questionnaire. Results: By level of education, most respondents with a secondary education are as many as 56 respondents (65.9%), and primary education were 19 respondents (22.4%), and the least is higher education by 10 respondents (11.8%). based on income level, 57 respondents have income over the ump, which is Rp 1.550.000, - or more than the ump and as many as 28 respondents had incomes below the minimum wage. Based on the level of knowledge, respondents who have a good level of knowledge of 83 people (97.6%), respondents who have a fairly good level of knowledge as much as 2 people (2.4%) and no respondents had poor knowledge. Based on attitude, as many as 69 respondents (81%) had a positive attitude and as many as 16 respondents (19%) still have a negative attitude. Education is not related to waste treatment (p = 0.331). Income is associated with waste treatment (p = 0.036). Knowledge is not correlated to waste treatment (p = 1.000). Attitudes is correlated to waste treatment (p = 0.011). Conclusions: There was no relationship between level of education and household waste treatment in West Tosuraya village, Ratahan district, Southeast Minahasa regency. There is a relationship between income level and household waste treatment in West Tosuraya village, Ratahan District, Southeast Minahasa Regency. There was no relationship between knowledge and household waste treatment in West Tosuraya village, Ratahan District, Southeast Minahasa Regency. There is a relationship between attitude and household waste treatment in West Tosuraya Village, Ratahan District, Southeast Minahasa Regency. Keywords: Education Level, Income Level, Knowledge, Attitude, Household Waste Treatment. ABSTRAK Latar belakang: Faktor-faktor sosial masyarakat yang paling mempengaruhi pengelolaan sampahadalah faktor pendidikan dan pekerjaan. Perilaku terhadap kebersihan lingkungan berkorelasi positif dengan cara pengelolaan sampah rumah tangga yang menjadi media penyebab penyakit (Riswan, 2011). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, pengetahuan, dan sikap terhadap pengelolaan sampah rumah tangga. Metode penelitian: penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan crosssectional studydengan menggunakan uji chi-square. Besar sampel yang terpenuhi dalam penelitian ini adalah 85 responden yang diambil secara Purpossive sampling. Data primer diambil menggunakan kuesioner. Hasil penelitian: Berdasarkan tingkat pendidikan, responden paling banyak adalah yang
memiliki pendidikan menengah yaitu sebanyak 56 responden (65,9%), pendidikan dasar sebanyak 19 responden (22,4%), dan pendidikan tinggi sebanyak 10 responden (11,8%). Berdasarkan tingkat pendapatan, sebanyak 57 responden memiliki pendapatan sesuai UMP yaitu Rp.1.550.000,- atau lebih dari UMP dan sebanyak 28 responden memiliki pendapatan di bawah UMP. Berdasarkan tingkat pengetahuan, responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 83 orang (97,6%), tingkat pengetahuan cukup baik sebanyak 2 orang (2,4%) dan tidak ada responden yang memiliki pengetahuan kurang baik. Berdasarkan sikap, sebanyak 69 responden (81%) memiliki sikap positif dan sebanyak 16 responden (19%) masih memiliki sikap negatif. Pendidikan tidak berhubungan dengan pengelolaan sampah (p=0,331). Pendapatan berhubungan dengan pengelolaan sampah (p=0,036). Pengetahuan tidak berhubungan dengan pengelolaan sampah (p=1,000). Sikap berhubungan dengan pengelolaan sampah (p=0,011). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tindakan pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Tosuraya Barat Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara. Terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan tindakan pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Tosuraya Barat Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pengolahan sampah rumah tangga di Kelurahan Tosuraya Barat Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara. Terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Tosuraya Barat Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan, Pengetahuan, Sikap, Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Pendahuluan Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) yang dikembangkan oleh Badan Pembangunan Perserikatan Bangsabangsa (UNDP) mencakup tiga indikator utama, yakni Pendidikan (education), Kesehatan (Health), dan Ekonomi (economy). Hal ini sangat beralasan karena memang ketiga faktor ini bukan hanya karena saling terkait dan mempengaruhi, tetapi saling melengkapi dalam bentuk kualitas hidup manusia (Notoatmodjo, 2012). Perilaku terhadap kebersihan lingkungan berkorelasi positif dengan cara pengelolaan sampah rumah tangga yang menjadi media penyebab penyakit (Riswan, 2011). Begitu juga sebaliknya rendahnya pendidikan mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat. Semakin rendah tingkat pendapatan menyebabkan pemenuhan pengelolaan sampah rumah tangga tidak terlaksana dengan baik dan bisa menyebabkan sakit. Kegiatan atau aktivitas pembuangan sampah merupakan kegiatan tanpa akhir, oleh karena itu diperlukan sistem pengelolaan yang baik. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan gangguan terhadap kesehatan dan mengakibatkan dampak negatif pada lingkungan (Sukandarrumidi, 2009).
Faktor-faktor sosial masyarakat yang paling mempengaruhi pengelolaan sampahadalah faktor pendidikan dan pekerjaan. Pendidikan yang rendah akan berdampak pada ketidaktahuan tentang pengelolaan sampah, sehingga seseorang yang memiliki pendidikan rendah tidak akan menyadari pentingnya pngelolaan sampah. Faktor pekerjaan dalam hal ini berhubungan dengan faktor pendapatan, semakin baik pekerjaan seseorang maka semakin baik pula tingkat kesadaran hidup bersih dan pengelolaan sampah. Jadi semakin tinggi pendidikan dan penghasilan masyrakat maka semakin tinggi pula tingkat kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dalam lingkungan (Yuliani dkk, 2012). Kelurahan Tosuraya Barat merupakan salah satu kelurahan yang tergolong status social ekonominya masih rendah.Jangkauan dan kualitas system pengelolaan persampahan masih rendah dan kualitas pelayanan belum memadai,maka diperlukan kesadaraan masyarakat tentang manajemen pengelolaan sampah agar dampak yang ditimbulkan dari dampak negatif sampah dapat diminimalisir. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Pendapatan dengan Tindakan pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kelurahan
Tosuraya Barat Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara. METODE Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan crosssectional study. Penelitian inidilaksanakan di Kelurahan Tosuraya Barat Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara. Penelitiandilakukan pada bulan Agustus Desember 2013.Populasi dari penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Kelurahan Tosuraya Barat Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara yang bejumlah 457 KK (1589 jiwa).Sampel penelitian adalah sebagian dari masyarakat di Kelurahan Tosuraya Barat dalam hal yang menjadi subjek adalah Ibu Rumah Tangga. Jumlah sampel diambil secara proporsional dan dipilih secara purposive sampling. Melihat jumlah populasi < 10.000, maka jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus Taro Yamane :
Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d= Presisi (10%) Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut : = 82,04= 83responden Dalam penelitian ini, jumlah sampel digenapkan menjadi 85 responden dengan pertimbangan semakin banyak jumlah sampel maka semakin baik penelitian itu.Data yang dikumpulkan dan diolah adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa identitas responden, karakteristik responden, dan perilaku responden yang diperoleh melalui wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner, sedangkan data sekunder berupa profil kelurahan Tosuraya Barat, serta data penunjang yang didapat dari kantor kelurahan Tosuraya Barat Kecamatan Ratahan.Data yang telah dikumpulkan ditabulasi, diolah dengan sistem komputerisasi untuk kemudian dianalisa. Data yang telah masuk diinterpretasikan lebih lanjut dengan
menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran karakteristik responden yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan, status pekerjaan, jumlah penghasilan. Data-data tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengelolaan sampah rumah tangga dan hubungan antara tingkat pendapatan dengan pengelolaan sampah rumah tangga.Adapun uji statistik yang digunakan adalah uji chi-square. Keseluruhan proses analisis data menggunakan komputer dengan aplikasiSPSS Ver. 20 For Windows.
Hasil dan Pembahasan Karakteristik Responden Umur responden Responden yang berumur antara 30 sampai 34 tahun sebanyak 2 responden (2,4%). Responden yang berumur antara 35 sampai 39 tahun sebanyak 10 responden (11,8%). Menurut Eviyani dalam Khairunnisa (2011), tidak selamanya umur seseorang menentukan apa yang dia kerjakan dan bagaimana hasil pekerjaannya. Umur hanya menunjukkan seberapa lama dan seberapa kuat dia melakukan pekerjaannya tersebut. Tingkat pendidikan responden Responden paling banyak adalah yang memiliki pendidikan menengah yaitu sebanyak 56 responden (65,9%), kemudian pendidikan dasar sebanyak 19 responden (22,4%), dan yang paling sedikit adalah pendidikan tinggi sebanyak 10 responden (11,8%). Hal ini juga sesuai dengan Notoatmodjo (2010), yang mengemukakan bahwa manusia yang memiliki sumber daya manusia yang lebih baik, dalam arti tingkat pendidikan yang lebih tinggi maka akan semakin mengerti dan semakin mudah memahami manfaat dari suatu hal. Status pekerjaan responden Semua responden memiliki pekerjaan, yaitu sebanyak 85 responden (100%). Menurut
Khairunnisa (2011), secara umum, ibu yang memiliki pekerjaan di luar rumah cenderung tidak peduli dengan hal-hal yang berkaitan dengan urusan rumah tangga apalagi mereka sudah mempunyai orang yang akan mengurusinya. Penghasilan responden Sebanyak 57 responden memiliki pendapatan sesuai UMP yaitu Rp.1.550.000,- atau lebih dari UMP dan sebanyak 28 responden memiliki pendapatan di bawah UMP. Menurut penelitian Eviyani (2007) dalam Khairunnisa (2011), tidak selamanya jumlah penghasilan menentukan mau tidaknya seseorang dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat sekitar meskipun kegiatan tersebut juga memerlukan biaya Hubungan antara tingkat pendidikan dan tindakan Pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Tosuraya Barat Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara
Seorang ibu akan melakukan pengolahan sampah dengan baik jika melihat tetangganya melakukan pengolahan sampah dengan baik pula. Menurut tim ahli WHO (1984) dalam Khairunnisa (2011) bahwa pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri ataupun pengalaman orang lain. Hal ini tidak sejalan dengan yang dikemukakan oleh Timmreck (2005). Responden yang mendapat banyak pelatihan, keterampilan, dan pendidikan akan memperoleh pendapatan per tahun yang lebih banyak dari mereka yang tanpa pelatihan atau keterampilan. Responden yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi lebih berorientasi pada tindakan preventif, tahu lebih banyak mengenai masalah kesehatan, dan memiliki status kesehatan yang lebih baik. Hubungan antara tingkat pendapatan dan tindakan pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Tosuraya Barat Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara
Pendapatan
Tindakan Baik
Pendidikan
Kurang Baik
J
n
%
n
%
Dasar
43
57,3
32
42,7
75
Tinggi
4
40,0
6
60,0
10
Jumlah
47
55,3
38
44,7
85
%
88, 2 11, 8 100
p
0,331
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai probabilitas (p) yaitu 0,331 yang menunjukan bahwa nilai p > 0,05. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tindakan pengelolaan sampah rumah tangga di kelurahan Tosuraya Barat kecamatan Ratahan kabupaten Minahasa Tenggara. Tidak adanya hubungan antara kedua variabel ini dikarenakan ada responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah tetapi melakukan pengelolaan sampah dengan baik. Sebaliknya ada responden yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi tetapi masih melakukan pengolahan sampah dengan kurang baik.
Rendah Tinggi Jumlah
Tindakan Kurang Baik Baik n % n % 20 27 47
71,4 47,4 55,3
8 30 38
28,6 52,6 44,7
J
%
p
28 57 85
32,9 67,1 100,0
0,036
Berdasarkan tabel uji statistik di atas, diperoleh nilai probabilitas (p) yaitu 0,036 yang menunjukan bahwa nilai p < 0,05 dengan nilai Odds Ratio 0,36. Hal ini berarti terdapat hubungan antara pendapatan dengan tindakan pengolahan sampah rumah tangga di kelurahan Tosuraya Barat kecamatan Ratahan kabupaten Minahasa Tenggara. Hal ini seperti penelitian oleh Sunarti (2002) di Denpasar yang dijelaskan dalam Mifbakhuddin (2010) yang menyatakan bahwa setatus ekonomi keluarga akan sangat mempengaruhi kemampuan keluarga dalam melakukan pengelolaan sampah dalam rumah tangga, semakin tinggi status ekonomi keluarga maka akan tercapainya pengelolaan sampah dengan baik dan begitu sebaliknya.
Hubungan antara pengetahuan dan tindakan pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Tosuraya Barat Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara Berdasarkan tabel 13 di atas diperoleh nilai probabilitas (p) yaitu 1,000 yang menunjukan bahwa nilai p > 0,05. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pengolahan sampah rumah tangga di kelurahan Tosuraya Barat kecamatan Ratahan kabupaten Minahasa Tenggara. Tidak ada hubungan antara kedua variabel ini dikarenakan responden yang pengetahuannya baik ada yang pengelolaan sampahnya buruk, tetapi responden yang pengetahuannya kurang baik ada yang pengelolaan sampahnya sudah baik. Menurut tim ahli WHO (1984) dalam Khairunnisa (2011) bahwa pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri ataupun pengalaman orang lain. Seorang ibu akan mengimunisasikan anaknya apabila melihat tetangganya juga melakukan hal yang sama. Begitu halnya dengan pelaksanaan pengelolaan sampah, masyarakat akan melakukan pengelolaan sampah dengan baik jika melihat tetangganya melakukan hal serupa. Hubungan antara Sikap dan Tindakan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kelurahan Tosuraya Barat Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara Tindakan Sikap
Baik
Negatif Positif Jumlah
n 4 43 47
% 25,0 62,3 55,3
Kurang Baik n % 12 75,0 26 37,7 38 44,7
Jumlah
%
16 69 85
18,8 81,2 100,0
Berdasarkan tabel uji statistik di atas, diperoleh nilai probabilitas (p) yaitu 0,011 yang menunjukan bahwa nilai p < 0,05 dengan nilai Odds Ratio 4,962. Hal ini berarti terdapat hubungan antara sikap masyarakat dengan tindakan pengolahan sampah rumah tangga di kelurahan Tosuraya Barat kecamatan Ratahan kabupaten Minahasa Tenggara. Menurut
Newcomb dalam Notoatmodjo (2007), sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu Tindakan Pengetahuan
Cukup Baik
Baik Jumlah
n
%
Kurang Baik n %
1 46 47
50,0 55,4 55,3
1 37 38
Baik
50,0 44,6 44,7
Jumlah
%
p
2 83 85
2,4 97,6 100
1,000
tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan pre-disposisi tindakan atau perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka tingkah laku yang terbuka. Sesuai juga dengan Notoatmodjo (2010), menyatakan bahwa suatu sikap otomatis terwujud dalam suatu tindakan tetapi diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan seperti fasilitas Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Tosuraya Barat Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara: 1. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tindakan pengolahan sampah rumah tangga di Kelurahan Tosuraya Barat Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara. 2. Terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan tindakan pengolahan sampah rumah tangga di Kelurahan Tosuraya Barat Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara p 3. OR Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pengolahan sampah rumah tangga di Kelurahan Tosuraya Barat Kecamatan Ratahan 0,011 4,962 Kabupaten Minahasa Tenggara 4. Terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan pengolahan sampah rumah tangga di Kelurahan Tosuraya Barat Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara Saran 1. Perlu adanya peningkatan perekonomian terhadap ibu rumah tangga, dalam hal ini
melaksanakan penyuluhan-penyuluhan tentang pengolahan sampah rumah tangga. 2. Pemerintah Kelurahan Tosuraya Barat wajib mendorong, mendukung dan menfasilitasi segala kegiatan yang berkaitan dengan prinsip 3R dalam pengelolaan sampah dengan menerbitkan peraturan, menyediakan sarana dan prasarana, insentif, permodalan dan jaminan pasar bagi produk daur ulang Daftar Pustaka Anonimous, 2003.Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003, tentang Pendidikan Nasional. Anonimous, 2008. Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008, Tentang Pengelolaan Sampah Anonimous, 2012. Profil Kelurahan Tosuraya Barat. Kabupaten Minahasa Tenggara: Kelurahan Tosuraya Barat. Khairunnisa, 2011. Hubungan Karakteristik Ibu Rumah Tangga Dengan Pengolahan Sampah Domestik Dalam Mewujudkan Medan Green And Clean (Mdgc) Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Darat Ii Kecamatan Medan Timur Kota Medan Tahun 2011, (Online) (http://repository.usu.ac.id/handle/123456 789/30773) Mifbakhuddin, 2010. Gambaran Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Tinjauan Aspek Pendidikan, Pengetahuan, dan Pendapatanperkapita di RT 6 RW 1 Kelurahan Pedurungan Tengah Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol 6 no 1 Th 2010 (Online) (diakses tanggal 14 April 2013) Notoatmodjo, S. 2005. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta
Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Rineka Cipta. Jakarta Riswan, 2011. Pengelolaan sampah rumah tangga di kecamatan daha selatan. Jurnal Ilmu Lingkungan Vol.9, No. 1, April 2011, (online) (http://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmu lingkungan/article/view/2085) Sukandarrumidi, 2009. Rekayasa Gambut, Briket Batubara, dan Sampah Organik. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta