PENERAPAN PROGRAM SISTEM KREDIT SEMESTER (SKS) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA MUHAMMADIYAH 3 JAKARTA Abdurrahman Wahid Dosen Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Email :
[email protected] Abstract : This research aims to reveal the depth understanding of the application of the System Credit Semester (SKS) of Islamic religious education in SMA Muhammadiyah 3. This research used a qualitative descriptive method using Ethnographic approach. These results indicate that there are values in the moral education. The results of this study indicate that SMA Muhammadiyah 3 need to review the application of credits that will be applied in the teaching syllabus of Religious Education / Akhlaq for students. Keywords: Education, Semester Credit System, SMA Muhammadiyah 3.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengungkapkan secara mendalam tentang penerapan system kredit semester pendidikan agama islam di SMA muhammadiyah 3. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan Etnografi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat nilai-nilai pendidikan akhlak dalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa SMA muhammadiyah 3 perlu meninjau kembali penerapan SKS yang akan diterapkan dalam silabus pembelajaran Pendidikan Agama / Akhlaq untuk siswa. Kata kunci: Pendidikan, Sistem Kredit Semester, SMA Muhammadiyah 3.
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
21
(kurang dari 3 tahun). Hal ini menyebabkan
PENDAHULUAN Menurut UUD 1945 bahwa setiap warga
Negara
berhak
mendapatkan
pendidikan. Melalui pendidikan yang baik, setiap warga Negara diharapkan menjadi pribadi yang unggul dan mampu menghadapi keadaan masa depan. Untuk menciptakan peserta didik yang unggul tersebut pendidikan harus
berorientasi
generasi
muda
untuk
yang
menciptakan
mandiri
dengan
memberikan pendidikan yang berkualitas. Peningkatan
kualitas
pendidikan
banyak terkait dengan masalah pelayanan dan pemenuhan kebutuhan peserta didik, maka untuk
mewujudkan
pendidikan
yang
berkualitas dibutuhkan pelayanan yang prima kepada
peserta
didik
sesuai
dengan
karakteristik kecerdasan dan bakat masing – masing.
Untuk
melayani
peserta
terwujudnya program
peserta didik (akselerasi).
akselerasi
yang
secara individual berupa sekelompok peserta didik berkecerdasan dan berbakat istimewa untuk secara mandiri memilih mata pelajaran tertentu yang akan diikuti dalam proses akselerasi. Penyelenggaraan
berkembang menjadi sekolah mandiri yang menerapkan system kredit semester (SKS). Program
SKS
ini
memungkinkan
peserta didik dapat secara mandiri dan bebas memilih materi dan mata pelajaran yang ingin dipelajarinya dalam semester yang berjalan, sehingga waktu belajar yang disediakan selam 3 tahun dapat ditempuh secara lebih cepat
22
program
pendampingan merupakan penganjewantahan UUD 1945 dan UU no. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Secara lebih spesifik landasan hukum yang digunakan untuk penyelenggaraan program SKS adalah : 1.
Undang - undang No. 20 / 2003 tentang Sisdiknas : a.
Pasal 5 ayat 4, warga Negara memiliki potensi kecerdasan dan
didik
kemudian
SKS dapat
dikembangkan akselerasi klasikal maupun
bakat istimewa berhak memperoleh
beberapa sekolah tertentu telah mengadakan program
percepatan belajar
pendidikan khusus b.
Pasal 32 ayat 1 pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam
mengikuti
proses
pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,
mental,
social
dan
memiliki potensi kecerdasan dan bakan istimewa.
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
2.
Undang undang no. 23 / 2002 tentang A. Konsep dan Prinsip Sistem Kredit
perlindungan anak pasal 52. Anak
yang
memiliki
keunggulan
diberikan kesempatan dan aksesbilitas 3.
Semester Acuan untuk merumuskan konsep
utuk memperoleh pendidikan khusus.
SKS yaitu sebagaimana yang dimuat
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
dalam Peraturan Menteri Pendidikan
2005
Nasional
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Pendidikan dalam Pasal 11 mengatur
Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar
bahwa:
dan menengah. Dalam peraturan tersebut
·
·
·
Ayat
tentang
(1)
Standar
Beban
belajar
untuk
bahwa:
Sistem
Kredit
SMP/MTs/SMPLB, atau bentuk lain
Semester adalah sistem penyelenggaraan
yang
program
pendidikan
yang
dalam satuan kredit semester (sks);
didiknya
menentukan
sendiri
Ayat
untuk
belajar dan mata pelajaran yang diikuti
SMA/MA/SMLB, SMK/MAK atau
setiap semester pada satuan pendidikan.
bentuk lain yang sederajat pada
Beban belajar setiap mata pelajaran pada
pendidikan formal kategori standar
Sistem Kredit Semester dinyatakan dalam
dapat dinyatakan dalam satuan kredit
satuan kredit semester (sks). Beban
semester;
belajar satu sks meliputi satu jam
sederajat (2)
dapat
Beban
dinyatakan
belajar
peserta beban
untuk
pembelajaran tatap muka, satu jam
SMA/MA/SMLB, SMK/MAK atau
penugasan terstruktur, dan satu jam
bentuk lain yang sederajat pada
kegiatan mandiri tidak terstruktur. Dalam
pendidikan formal kategori mandiri
panduan ini “Sistem Kredit Semester”
dinyatakan
disingkat dengan “SKS” dan “satuan
Ayat
(3)
Beban
dalam
belajar
satuan
kredit
kredit semester” disingkat dengan “sks”.
semester; dan ·
dinyatakan
Ayat (4) Beban belajar minimal dan
Oleh
maksimal bagi satuan pendidikan
diartikan sebagai
yang
penerapan program pendidikan yang
menerapkan
sistem
sks
karena
itu
SKS
dapat
salah satu
peserta
didik
sistem
ditetapkan dengan Peraturan Menteri
menempatkan
sebagai
berdasarkan usul dari BSNP.
subyek. Pembelajaran berpusat
pada
peserta didik, yaitu bagaimana peserta
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
23
didik
belajar.
Peserta
didik
diberi
e.
Peserta didik memiliki kesempatan
kebebasan untuk merencanakan kegiatan
untuk memilih program studi dan
belajarnya
mata
sesuai
kemampuan,
dengan
dan
harapan
minat,
sesuai
dengan
potensinya.
masing-
masing. Namun demikian SKS memiliki
pelajaran
f.
Peserta didik dapat pindah (transfer)
beberapa prinsip yang harus dipahami
kredit ke sekolah lain yang sejenis
agar tidak disalahmengerti oleh pelaksana
yang menggunakan SKS dan semua
kebijakan
kredit yang telah diambil dapat
tersebut
diantara
prinsip
dipindahkan ke sekolah yang baru.
prinsip tersebut adalah Mengacu
pada
konsep
SKS,
g.
Sekolah menyediakan sumber daya
penyelenggaraan SKS di SMP/MTs dan
pendidikan yang lebih memadai
SMA/MA
secara teknis dan administratif.
berpedoman
pada
prinsip h.
sebagai berikut: a
b.
Peserta didik menentukan sendiri
diupayakan
beban belajar dan mata pelajaran
kebutuhan
yang diikuti pada setiap semester
potensi peserta didik yang mencakup
sesuai dengan kemampuan, bakat,
pengetahuan,
dan minatnya.
keterampilan.
Peserta didik yang berkemampuan dan
berkemauan
dapat
Guru
akademik minatnya.
tetap
untuk
memenuhi pengembangan
sikap,
peserta
studinya dari periode belajar yang dengan
dapat
memfasilitasi
dengan
kemampuan,
dan kebutuhan
didik
sesuai
bakat,
dan
Jika seluruh prinsip tersebut sudah dapat
memperhatikan ketuntasan belajar.
dipahami
Peserta
direalisasikan maka tidak akan terjadi
didik
memberdayakan d.
tinggi
i.
mempersingkat waktu penyelesaian ditentukan c.
Penjadwalan kegiatan pembelajaran
didorong
untuk
dirinya
sendiri
multitafsir
dan dalam
kemudian
mampu
pelaksanaannya
di
dalam belajar secara mandiri.
lembaga pendidikan, demikian pula yang
Peserta didik dapat menentukan dan
dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 3
mengatur strategi belajar dengan
Jakarta.
lebih fleksibel.
24
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
Jumlah peserta didik yang diterima sebanyak 128 peserta didik yang dibagi dalam 5 kelas. Keberhasilan proses
B. Alasan penggunaan sistem SKS yang perlu
belajar mengajar sangat tergantung pada
dicermati dalam menentukan penggunaan
kualitas pengelola, kompetensi guru dan
system SKS di SMA Muhammadiyah 3
kemampuan berfikir peserta didik.
1.
Realitas menunjukan bahwa setiap
Kompetensi
guru
peserta didik adalah makhluk yang
dengan
peningkatan
unik
pembelajaran, baik proses maupun hasil
Realitas menunjukan bahwa otonomi
melalui
Penelitian
Tindakan
Kelas
pengembangan
(PTK).
Hal
tentunya
sangat
Ada beberapa alasan
2.
digulirkan 3.
kurikulum
yaitu
dengan
sudah adanya
ini
disini
berkenaan kualitas
menentukan keberhasilan proses belajar
KTSP
mengajar
Realitas menunjukan bahwa yang
menunjang terjadinya kelas akselerasi.
terdapat
Penguasaan
dalam
pembelajaran
pada
system
materi
SKS
dan
yang
metodologi
seharusnya adalah kelompok yang
pembelajaran yang baik oleh guru akan
cepat
memudahkan penalaran peserta didik
dan
yang
lambat,
tidak
mengenal system tidak naik kelas.
sehingga diharapkan merangsang peserta didik untuk lebih kreatif dalam menggali ide
PEMBAHASAN A. Profil
Program
SKS
di
SMA
Muhammadiyah 3 Jakarta Program
pendidikan
yang
berkaitan
dengan pelayanan kebutuhan yang prima kepada peserta didik dengan karakteristik kecerdasan dan bakat istimewa mulai diselenggarakan di SMA Muhammadiyah 3 Jakarta tahun 2008. Pada periode tahun ajaran 2008 - 2009 SMA Muhammadiyah 3 menerapkan system SKS pada kelas 1.
ide
dalam
permasalahan
pembelajaran. Sekolah
yang terletak
dibilangan Jakarta Selatan ini
juga
memiliki sarana dan prasana yang cukup menunjang
untuk
dilaksanakannya
program SKS, hal tersebut terbukti dengan
mampunya
SMA
Muhammadiyah 3 melaksanakan moving class, sarana lainnya yang menunjang adalah
ruang
multimedia, biologi
serta
perpustakaan,
laboratorium lapangan
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
fisika futsal
ruang dan yang
25
semuanya merupakan sumber belajar
2.
Melaksanakan
pelayanan
belajar
bagi peserta didik baik secara mandiri
lebih cepat daripada peserta didik
maupun terbimbing.
pada
Untuk
itu
diperlukan:
B. Program SKS Prinsip dasar penerapan SKS adalah
umumnya.
bagaimana
sistem
Pelayanan kegiatan tatap muka,
pelayanan
tugas terstruktur, tugas mandiri
sekolah dapat memenuhi kebutuhan dan
tidak terstruktur bagi kelompok
kepuasan
percepatan
peserta
didik
dalam
belajar
melalui
mengembangkan potensi dirinya secara
pembentukan kelas percepatan,
optimal. Memberikan pelayanan belajar
bergabung pada kelas di atasnya,
kepada peserta didik melalui penciptaan
atau melalui pelayanan secara
kondisi sekolah yang dapat memenuhi
individu.
kebutuhan sehingga
belajar tiap
secara
individual
Modul sebagai perangkat berajar
individu
menampakan
potensinya
secara
optimal.
3. Pelayanan standar untuk peserta
Pelaksanaannya
pelayanan
diberikan
didik rata-rata yang tidak berbeda
peserta didik.
kepada tiga kelompok peserta didik yaitu:
dengan
Pelayanan
semester.
secara
individual
atau
pelayanan
sistem
paket
berkelompok kepada peserta didik yang
4. Sistem administrasi sekolah yang
memiliki daya belajar tinggi untuk
mewadahi dinamika perkembangan
mendapatkan pelayanan pengayaan atau
peserta didik yang beragam seperti
percepatan menyelesaikan beban belajar
penerbitan kartu bukti melaksanakan
tanpa terhambat oleh peserta belajar
tatap muka dan kartu hasil studi per
lainnya. Pelayanan diberikan berupa:
semester. Jika jumlah pelajaran pada
1.
Melaksanakan tatap muka sesuai
sistem paket semester setiap peserta
dengan jadwal reguler namun dengan
didik sama, maka pada sistem kredit
memberikan
semester tiap peserta didik dapat
pengayaan
untuk
meningkatkan kompetensi yang lebih
menyelesaikan
tinggi daripada peserta didik pada
yang berbeda. Dengan demikian
umumnya.
model rapot berubah menjadi laporan
jumlah
pelajaran
kemajuan belajar (transkrip nilai)
26
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
yang
memuat
Indeks
Prestasi
yang lebih banyak. Jika peserta didik dapat menyelesikan pelajaran lebih cepat,
Komulatif. kepeserta
maka peserta didik diberi pelayanan
didikan seperti leger daftar nilai
untuk melanjutkan pelajaran lebih cepat
dalam buku induk tiap semester tidak
sehingga dapat menyelesaikan studinya
seragam serta memuat transkrip nilai
lebih cepat daripada peserta didik rata-
yang
rata.
5. Perangkat
administrasi
menggambarkan
kemajuan
pelayanan
belajar. Pelayanan terhadap peserta didik rata-rata jika melihat jumlah sebaran secara
Dalam
empirik
memerlukan
ini
sekolah
model
memerlukan
kesiapan pada :
bentuk
pelayanan terbesar karena sebagian besar
melaksanakan
Tim
pendidik
yang
melayani
program percepatan
Membentuk pembimbing akademik
peserta didik mendapat pelayanan dalam
yang
kelompok ini. Oleh karena itu pada
memutuskan siapa-siapa saja yang
kelompok
boleh
ini
sesungguhnya
tidak
diperlukan sarana yang berbeda jauh daripada sistem penyelenggaraan paket
akan
membantu
mengambil
kredit
dan pada
sejumlah tertentu
Menyediakan kartu kredit untuk
semester. Sistem pengelolaan kelas pun
dibawa peserta didik dalam tiap
tidak mutlak harus menggunakan sistem
kegiatan tatap muka
moving class. Jumlah ruang kelas dan
Menggantikan sistem rapot ke dalam
jam belajar pada pelayanan kelompok
sistem Kartu Hasil Studi (KHS) yang
rata-rata dapat berjalan seperti dalam
dapat
penyelenggaraan
menyelesaikan kreditnya
sebagaimana
paket
semester
sekolah
telah
melaksanakannya pada saat ini. Pelayanan
plus
dalam
diisi
Ruangan
tiap tempat
peserta
didik
memberikan
pelayanan percepatan kepada peserta SKS
diperlukan untuk memberikan pelayanan
didik
Tambahan
waktu
ekstra
dalam
akselerasi kepada peserta didik kelompok
memberikan
atas.
kepada rombongan kelompok atas
Kelompok
peserta
didik
ini
semestinya dalam sistem ini diberi
dan
bawah
pelayanan sehingga
belajar bentuk
peluang untuk melakukan kontrak kredit
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
27
penjadwalan belajar berbeda dari
sekolah
pola sistem paket semester.
percepatan belajar pada kelompok atas.
Modul
yang
adalah
Berdasarkan
dengan
pelayanan
keterangan
diatas
materi pelajaran, perangkat latihan
maka SMA Muhammadiyah 3 pada Ujian
kerja peserta didik, latihan kerja
Nasional 2010 bulan Maret yang lalu
mandiri, perangkat evaluasi ulangan,
telah mengikut sertakan
sampai
didiknya yang memeliki masa tempuh
pada
perangkat
ulangan
28 peserta
umum untuk tiap mata pelajaran.
belajar 2 tahun ( sebagai bukti akselarasi
Memberikan peluang belajar kepada
dari system SKS ). Oleh karena itu SMA
peserta didik
yang berakselerasi
Muhammadiya 3 sudah menerapkan SKS
untuk mengikuti kegiatan tatap muka
TQS. Karena Penerapan SKS merupakan
dengan peserta didik angkatan di
bagian
atasnya pada mata pelajaran yang
manajemen Total Quality Management
sama (misalnya,peserta didik dari
(TQM). Secara filosofis model ini fokus
rombongan
pada
bergabung
dilengkapi
sediakan
belajar
kelas
belajar
10
dengan
dari
pemenuhan
dari
Memberikan peluang kepada peserta
melakukan
didik
kolaborasi
telah
menyelesaikan
model
kebutuhan
dan
kepuasan pelanggan. TQM telah diadopsi
rombongan belajar kelas 11) yang
penerapkan
sistem
lembaga
usaha
dalam
perubahan.
Dari
hasil
Universitas
Washington
seluruh kreditnya untuk mengikuti
dengan
ujian akhir.
munculah konsep Total Quality Schools
Substansi pelayanan plus itu pada dasarnya
untuk
memiliki
kemampuan
dengan
kepada
peserta peserta
sekolah
negeri
di
St.Louis
(TQS) yaitu konsep unik tentang strategi
didik
yang
meningkatkan
efektivitas
belajar
cepat
(http://www.crossroad.to
didik
yang
TQM.html)
dengan
sekolah /Quotes/
mendayagunakan
memiliki kemampuan belajar lambat
TQM sebagai konsep maupun perangkat
sama saja. Namun jika kondisi sekolah
pembaharuan.
baik sehingga peserta didik kolompok
meningkatkan mutu pelayanan sekolah
lambat dapat dibantu secara optimal,
melalui kerja sama dengan seluruh
maka prioritas pelayanan yang perlu
pemangku kepentingan sebagai solusi
Tujuannya
adalah
untuk membantu peserta didik melalui
28
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
pengembangan kondisi sekolah sebagai
peningkatan
tempat terbaik untuk peserta didik belajar
pembaharuan dalam proses pengelolaan
dan mengembangkan potensinya secara
(http://www.orgdynamics.com/tqci.html).
optimal. Sistem kerja sama yang efektif
Sebagai landasan utama dari sistem
tentu
perubahan
memerlukan
perencanaan,
mutu,
ini
melakukan
maka
sekolah
perlu
pengorganisasian, kendali, pengarah, staf,
mengembangkan sumber daya yang lebih
dan
cerdas, lebih kompak, dan berkomitmen
secara
keseluruhan
membentuk
untuk meningkatkan mutu seluruh tahap
sistem yang visioner. Beberapa
pilar
utama
dalam
pelaksanaan TQS ialah efektifnya kerja
pekerjaan
secara
terencana
dan
berkelanjutan.
sama, semua melayani semua, kepala
Selama
ini
sekolah
sekolah, guru, peserta didik, staf selalu
menyelenggarakan
menjaga
(2)
pendekatan sistem paket semester. Pada
menerapkan ukuran kualitas produk yang
pendekatan ini peserta didik diperlakukan
mengacu pada basis kriteria kebutuhan
secara seragam. Memulai program dan
peserta didik berprestasi (3) menerapkan
menyelesaikan pelajaran pada waktu
ukuran dan pembaharuan mutu proses
yang sama. Peserta didik yang dapat
pembelajaran (3) memahami bagaimana
belajar lebih cepat idealnya mendapat
pengelolaan input menjadi output dengan
pengayaan
selalu
sehingga
membuatnya
selalu menghasilkan hasil pekerjaan yang
penyelesaian
pendidikannya.
inovatif (4) memahami dengan baik
didik
tidak
harapan orang tua peserta didik dan
remedial, namun sesudah memenuhi
peserta didik melalui proses kerja sehari-
batas
hari.
bergabung pada kelompoknya.
(1)
efisiensi
berlandaskan
biaya,
kreasi
kurikulum
belajar,
yang
namun
untuk
ketuntasan
melalui
tidak
mempercepat
tuntas mereka
Peserta mendapat kembali
Untuk mendapatkan mutu output
Model pelayanan itu dipandang
pendidikan terbaik maka sekolah harus
tidak efektif karena tidak memberikan
membangun
kualitas
pelayan
pelaksanaan
pekerjaan
pada
tiap
sehari-hari,
optimal
terutama
terhadap
peserta didik yang memiliki potensi
mendayagunakan guru dan staf sekolah
untuk
untuk memecahkan tiap masalah dalam
dengan cepat. Dalam memenuhi harapan
menyelesaikan
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
pelajarannya
29
untuk memeberikan pelayanan belajar
jam penugasan terstruktur, dan satu
yang dapat memenuhi kebutuhan setiap
jam kegiatan mandiri tidak terstruktur.
individu inilah sistem kredit semester
Dalam program SKS pada tingkat
diterapkan.
Dengan
dasar
SMA beban belajar minimal sebanyak
hakekatnya
sistem
kredit
ini
pada
semester
diterapkan untuk memberikan peluang memfasilitasi
peserta
114 SKS dan terdiri •
didik
mengembangkan potensi dirinya melalui
memotivasi
peserta
didik
:
28
:
42
:
42
SKS •
kegiatan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
Mata Pelajaran Umum Mata Pelajaran Wajib SKS
•
untuk
Mata Pelajaran Pilihan SKS
berpartisipasi aktif, serta memberikan
•
ruang
Seluruh SKS ini ditempuh dengan
yang
cukup
bagi
prakarsa,
Muatan Lokal
: 2 SKS
kreativitas, dan kemandirian sebagaimana
masa studi rata rata 6 semester
diamanatkan dalam Pasal 19 PP 19 tahun
Dalam pemilihannnya dapat diatus
2005.
sebagai berikut : •
C. Penerapan
program
SKS
dalam
Semester 1 pemilihan terbatas (beban belajar dan mata pelajaran
kurikulum
ditentukan)
1. Beban belajar
•
Semester 2 disesuaikan dengan
Acuan untuk menetapkan komponen
potensi
SKS yaitu sebagaimana yang dimuat
semester 1
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
•
Semester
dan
hasil belajar
berikutnya
sesuai
potensi dan pilihan karir
tentang Standar Isi. Dalam peraturan
Hak yang diperoleh peserta didik
tersebut dinyatakan bahwa: Beban
dalam pemilihan beban belajar adalah:
belajar setiap mata pelajaran pada
Peserta didik berhak memperoleh
sistem kredit semester dinyatakan
pertimbangan
dalam satuan kredit semester (sks).
beban belajar dan mata pelajaran
Beban belajar satu sks meliputi satu
dari:
dalam
memilih
jam pembelajaran tatap muka, satu
30
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
Dalam penerapannya dilapangan jenis
Penasehat/pembimbing
penilaian dapat dikelompokan dalam
akademik Guru BK/guru mata pelajaran Penasehat/pembimbing akademik:
jenis mata pelajarannya Jenis
penilaian
untuk
Mata
Pelajaran Umum adalah Penilaian
Bertanggung jawab atas 20 didik
Proses oleh Pendidik Penilaian
(maksimal) selama berada di
Hasil Oleh Pendidik /Sekolah
SMA terhadap kemajuan dan
melalui UH,UTS/UAS, atau Ujian
hasil belajarnya
Sekolah
orang
peserta
record
Penilaian untuk Mata Pelajaran
peserta didik tentang minat,
Wajib adalah Penilaian Proses
bakat, dan potensinya
oleh Pendidik dan/atau Ujian
Mendokumentasikan
Praktik
2. Pola pembelajaran
Penilaian
Hasil
Oleh
Dalam setiap semester terdapat 18
Pendidik (UH, UTS/UAS ) dan
minggu aktif, setiap SKS terdapat 16
Pemerintah (UN)
kali kegiatan tatap muka, 16 kali
Penilaian untuk Mata Pelajaran
kali
Pilihan adalah Penilaian Proses
kegiatan mandiri. Setiap peserta didik
oleh Pendidik Penilaian Hasil
memilih mata pelajaran sesuai dengan
Oleh
kemampuannya, oleh karena itu setiap
/Sekolah/Pemerintah(UH,
selesai 1 mata pelajaran terjadi adanya
UTS/UAS) dan UN/US
kegiatan
terstruktur
dan
16
Pendidik
moving class. (berpindahnya peserta
Penilaian untuk Mata Pelajaran
didik ke kelas sesuai dengan mata
Muatan Lokal adalah Penilaian
pelajarn yang ia pilih). Pembelajaran
Proses dan Hasil Oleh Pendidik
dapat dilakukan didalam kelas atau
Adapun Ujian Mata Pelajaran diambil
menggunakan sumber belajar lainnya
dari hal berikut
seperti perpustakaan , laoratorium
o
Fisika, Kimia, Komputer, Biologi maupun lapangan olahraga. 3. Sistem Evaluasi
Ujian Akhir Semester (Beberapa MPU dan Mulok)
o
Ujian Sekolah (MPU dan MPP)
o
Ujian
Nasional
(MPW
dan
beberapa MPP)
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
31
o
Ujian
Khusus
studi
Cambridge
sejumlah
mata
dapat
masing satuan pendidikan dengan
mengambil
pelajaran
KKM minimum 6.0 yang secara
dengan
bertahap meningkat menjadi 7.0
jumlah sks berdasarkan IP semester sebelumnya dengan ketentuan sebagai berikut: a) IP
<
5.0
dapat
mengambil
maksimal 10 sks. b) IP 5.0 – 5.9 dapat mengambil maksimal 14 sks. c) IP 6.0 – 6.9 dapat mengambil maksimal 20 sks. d) IP 7.0 – 8.5 dapat mengambil maksimal 28 sks. e) IP
>
8.5
dapat
mengambil
maksimal 36 sks. Penjurusan dapat dilaksanakan mulai semester pertama tahun pertama. Beberapa
ketentuan
dalam
pedoman pelaksanaan evaluasi dengan menggunakan program SKS : a.
Peserta didik dapat memanfaatkan semester pendek hanya untuk mengulang mata pelajaran yang gagal.
b.
Peserta
didik
dinyatakan
lulus
SMA/MA pada
mata
pelajaran utama dalam program
32
mencapai
pelajaran lain diatur oleh masing-
Peserta didik pada semester 2 seterusnya
telah
KKM 7.0. Sedang untuk mata
International Examination (MPP)
dan
apabila
atau diatasnya. c.
Kelulusan
peserta
satuan
pendidikan
menyelenggarakan dilakukan
pada
didik
dari yang
SKS
dapat
setiap
akhir
semester. Kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan
Peraturan
sesuai
Pemerintah
dengan
Nomor
19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 72 ayat (1) Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah: 1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran; 2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran
agama
dan
akhlak
mulia, kelompok mata pelajaran kewarganewaraan kepribadian,
kelompok
dan mata
pelajaran estetika, dan kelompok
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
mata pelajaran jasmani, olah raga,
1.
ia kehendaki
dan kesehatan; 3) Lulus
ujian
Peserta didik Memilih pelajaran yang
sekolah/madrasah
2.
Peserta didik mengetahui secara pasti
untuk kelompok mata pelajaran
kemampuan dirinya dari hasil yang
ilmu pengetahuan dan teknologi;
ia peroleh 3.
dan
Peserta didik terpacu untuk selesai lebih cepat
4) Lulus Ujian Nasional. D. Kelebihan program SKS
4.
Tidak mengenal system tinggal kelas
5.
Penguasaan materi lebih mendalam
Ada beberapa kelebihan dalam program SKS yaitu :
Satuan Beban Belajar
Jam Pelajaran
Satuan Kredit Semester
Jumlah Beban Belajar dan
Ditentukan oleh sekolah
Dipilih sesuai dengan Pilihan
Mata Pelajaran
Karier dan Pendidikan Lanjutan
Motivasi Belajar
Bervariasi karena kadang-
Tinggi karena Sesuai dengan
kadang tidak sesuai dengan
Minat, Potensi, dan
minat dan kebutuhannya
Kebutuhannya
Jumlah Mata Pelajaran
Ditentukan berjumlah 17,
Jumlahnya hanya sekitar 10,
Semester 1, 2, 3, 4, 5, dan 6
17, 14, 14, 14, dan 14
8, 7, 6, 5, dan 5
Program Akselerasi
Terkesan Dipaksakan
Berlangsung secara alamiah
dalam Kelas Tertentu Kompetensi Lulusan
Kurang mendalam karena
Luas dan mendalam.
jumlah MP terlalu banyak
Siswa lebih terfokus, MP tidak terlalu banyak
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
33
semester,
KESIMPULAN Bahwa dalam pelaksanaan program
mata
pelajaran
yang
ditawarkan ada yang wajib dan
SKS tidak semua sekolah diperkenankan
pilihan,
melaksanakannya
penyelenggaraan, memiliki pedoman
jika
tidak
memiliki
panduan/dokumen
kualifikasi yang telah ditentukan, hal tersebut
pembelajaran,
digunakan dalam rangka meminimalisasi
pemilihan mata pelajaran sesuai
tingkat
yang
dengan potensi dan minat, memiliki
memerlukan beberapa persyaratan dalam
panduan menjajagi potensi peserta
rangka menunjang programnya, sekolah yang
didik
diperbolehkan menyelenggarakannya harus
penilaian.
kegagalan
program
SKS
memiliki karakteristik sebagai berikut : 1.
Sekolah Sekolah
indikator
melaksanakan Semester,
tahun
menyatakan
terakhir
minimum
memiliki
pedoman
menyatakan
terakreditasi A, rerata nilai UN tiga 7,00,
bersedia
Sistem
Persentase ingin
Kredit
guru
yang
melaksanakan
persentase kelulusan UN ≥ 90 %
SKS
untuk tiga tahun terakhir, animo tiga
administrasi
tahun terakhir > daya tampung,
melaksanakan
prestasi akademik dan non akademik
staf administrasi akademik dalam
yang
menggunakan komputer.
diraih,
melaksanakan
manajemen berbasis sekolah, jumlah
≥
Sumber
90%,
Pernyataan
akademik
Daya
SKS,
staf
bersedia
Kemampuan
Manusia,
dengan
peserta didik per kelas maksimal 32
indikator persentase guru memenuhi
orang, ada pertemuan rutin pimpinan
kualifikasi
dengan guru, ada pertemuan rutin
relevansi guru setiap mata pelajaran
sekolah dengan orang tua.
dengan latar belakang pendidikan
Kurikulum, memiliki Kategori
34
dan
pedoman
Kesiapan sekolah, dengan indikator
Dukunan Internal Kinerja
memiliki
dengan kurikulum Mandiri,
akademik
≥
75%,
indikator
(90 %), rasio guru dan peserta didik,
Sekolah
jumlah tenaga administrasi akademik
beban
studi
memadai, tersedia guru bimbingan
dinyatakan dengan satuan kredit
konseling/ karir. (e) Fasilitas di
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
sekolah, dengan indiktor memiliki
prasarana dan kemampuan peserta
ruang kepala Sekolah, ruang wakil
didik.
kepala sekolah, ruang guru, ruang bimbingan, ruang Unit Kesehatan, tempat Olah Raga, tempat ibadah,
2.
1.
Guru
lapangan bermain, komputer untuk
Semua guru bidang studi yang
administrasi, memiliki laboratorium:
mengajar
Bahasa,
Teknologi
minimal Strata 1 (S1), guru juga
informasi/komputer, Fisika, Kimia,
memiliki komitmen yang tinggi
Biologi,
IPS,
dalam penyelenggaraan program
Perpustakaan yang memiliki koleksi
SKS disamping itu guru juga
buku
mempunyai motivasi yang tinggi
Multimedia, setiap
mata
pelajaran,
memberikan Layananan bimbingan
dalam
karir
penguasaan
Dukungan eksternal Untuk
dari
sekolah,orang dukungan
SKM/SSN
dukungan tua
dari
meningkatkan materi
melalui
pelatihan pelatihan.
menyelenggarakan
berasal
berpendidikan
komite
peserta Dinas
2.
Sarana dan prasarana Ruang kelas dilengkapi oleh
didik,
OHP
Pendidikan
dan
LCD
mendukung
sehingga
proses
belajar
Kabupaten/Kota, dukungan dari tenaga
mengajar, selain itu sarana yang
pendamping pelaksanaan SKS.
lain
dimiliki
adalah
sumber
Jika melihat persyaratan tersebut
belajar seperti perpustakaan ,
maka dapat dilihat analisis SWOT dari
laoratorium fisika, biologi dan
sekolah SMA Muhammadiyah 3 Jakarta
kimia, laboratorium bahasa dan
sebagai salah satu pelaksana program
ruang
SKS di Jakarta
computer
a.
dengan internet.
Strenght ( Kekuatan ) Potensi
yang
ada
di
SMA
3.
multi
media
yang
dengan terhubung
Rekrutmen peserta didik melalui
Muhammadiyah 3 Jakarta dalam
proses seleksi yang terprogram
penyelenggaraan
yaitu
meliputi
:
tenaga
program guru,
SKS sarana
mereka
memenuhi
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
yang
criteria
;a.
telah telah
35
diterima sebagai peserta didik
meningkatkan citra sekolah. Hal ini
SMA Muhammadiyah 3 Jakarta,
pada gilirannya akan memperbesar
b. Memiliki nilai ujian akhir
peluang
nasional untuk matematika SMP
berkompetisi
dalam
mendapatkan
>8.0 c. nilai matematika di
dana
hibah
dan
raport kelas 3 >8. d. lulus tes
pengembangan program SKS dan
kemampuan
yang
meningkatkan calon peserta didik
dilakukan / di ujikan oleh pusat
yang akan masuk dan mendapatkan
e. lulus Tes Potensi Akademik (
kepercayaan dari masyarakat.
akademis
TPA ) f. lulus tes wawancara
b.
untuk untuk
Threat ( ancaman ) Persepsi yang kurang tepat tentang
dari orang tua.
program akselerasi dan program SKS
Weakness ( Kelemahan )
merupakan salah satu ancaman yang penting
perlu dianatisipasi. Perpsepsi yanbg
keberhasilan
kurang tepat akan mengakibatkan
belajar peserta didik. Pada saat ini
pengelolaan yang kurang tepat pula
guru SMA Muahmmadiyah 3 perlu
sehingga
ditingkatkan dalam hal penelitian
diselenggarakannya program SKS
tindakan kelas dan presentasi serta
tidak
publikasi.
kecendrungan
merupakan
dalam
factor
menunjang
Dengan
demikian
tujuan
tercapai,
dan
sasaran
disamping
itu
semakin
kemampuan dalam hal penelitian dan
meningkatnya jumlah sekolah yang
pembuatan karya tulis ilmiyah dan
merencanakan program SKS harus
publikasi perlu ditingkatkan.
terus
Opportunity ( Peluang )
kualitasnnya sehingga dapat bersaing
Penyelenggraan program SKS yang
secara
baik
penyelenggara SKS dan outcomenya
akan
menghasilkan
peserta
berupaya sehat
meningkatkan antar
sekolah
didik dengan kompetensi yang baik
juga
sehingga mampu berkompetisi dalam
Nasional maupun Internasional
olimpiade matematika atau yang
Melihat dari analisis SWOT yang
lainnya Universitas
36
dana
tersebut
dan g. Mendapat persetujuan
Guru
c.
d.
sekolah
dan
masuk terkemuka
kepada akan
dapat
bersaing
ditingkat
ada maka SMA Muhammadiyah 3 Jakarta
diharapkan
untuk
terus
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
meningkatkan
kualitasnya
dalam
dengan TQS sehingga memuaskan semua
peningkatan Program SKS yang sesuai
pihak.
DAFTAR PUSTAKA Cofer & Appley (1963). Motivation: Theory and Research, Willey Estern Limited, New Delhi Bangalor, Bombay Kalkuta. Depdiknas.2008. Model Penyelenggaraan Sekolah Kategori Mandiri /Sekolah Standar Nasional. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Mengah Atas. Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah http://gurupembaharu.com/home/?p=175 http://www.crossroad.to/Quotes/TQM.html Ralph W Tyler, Basic Principles of Curriculum and Intructions, The University oh Chichago Press Tim
Prodi
Pendidikan
Matematika
FKIP
UHAMKA.2008.
Peningkatan
mutu
penyelenggaraan Program akselerasi CI /BI di SMA Muhammadiyah 3 Jakarta mata pelajaran Matematika, Jakarta
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
37