P
M.A.J. Wasono, dkk.
ISSN 0216-3128
241
PENERAP AN SPEKTROMETER FOTOAKUSTIK LASER CO2 SEMI SEALED-OFF PADA PENENTUAN KOEFISIEN RESISTENSI BUAH TERTENTU TERHADAP DIFUSI C2H4 MENGGUNAKAN GAS SF6 SEBAGAI PELACAK M. A. J. Wasono, Muslim Laboratorium Atom & Inti, Fisika FMIPA UGM
Tranggono,Suparmo LaboratoriumPenangananPascaPanen.FakultasTeknologiPertanianUGM
ABSTRAK PENERAPAN SPEKTROMETER FOTOAKUSTIK LASER CO2 SEMI SEALED-OFF PADA PENENTUAN KOEFISIEN RESISTENSI BUAH TERTENTU TERHADAP DIFUSI C2H4 MENGGUNAKAN GAS SF6 SEB.4GAI PELACAK, .)'pekJrometerf%akustik (FA) laser CO2 semi sealed-off )'ang mempun.vai baras dereksi sub-ppb (I ..109) don tanggap wakJu ukur dalam sisrem gas mengalir berorde menil lelah dilerapkan unruk memonilor perrukaran gas tertenlu; yailu elilen (C2H4) yang bekerja sebago; saru-SaIUn.\'a hormon berwujud gas yang merangsang pematangan buah. Gas SF6 bersifal inert yang menyerap kual garis IOPI6 radiasi laser CO2 dengan koefisien serapan a = 564 cm-1 aim-I digunakan sebagai sebuah pelacak untuk menen/ukan koefisien resister:zsibuah opel (Malus Sylvestris Miel) terhadap difusi C2H4. Koefisien resis/ensi kuli/ don daging opel diperoleh (2,80 :to. 10) 104 s cm-1 un/uk SF6 don (1.226 :to,050) 104 s cm-J un/uk C2H4. Parameter tersebu/ merupakan penunjuk yang bogus laju respirasi gas don memberikan kemungkinan pengon/rolan umur penyimpanan buah.
ABSTRACT APPLICATION OF SEMI SEALED-OFF CO2 LASER PHOTOACOUSTIC SPECTROMETER IN DETERMINING THE RESISTANCE COEFFICIENT OF CERTAIN FRUITS AGAINST C2H4 DIFFUSION USING TRACER GAS SF6. A semi sealed-off CO2 laser photoacoustic (P A) spectrometer which has a detection limit of sub-ppb level and a time response of a few minutes in a flow through gas system has been applied to monitor certain gas exchange. namely C2H4 which acts as the only gaseollS hormone Ihal .I.timulalesfruit ripening. The inert SF6 gas which absorbs quite strong by the lOP I 6 line of CO2 laser Ivilh an absorption coefficent a = 564 cm-Iatm-l. was used as a suitable tracer 10 determine the resistance coefficient of apple fruit against C2H4 diffusion inside them. The resistance coefficient of apple's .I'kin and prup \vas found to be (2.80 i: 0.10) 106 s cm-1 for SF6 and (1.226 i: 0.050) 104 s cm-1 for C1H4. 711is parameter is a good indicator of the rate gas respiration and consequently offers a possibility ofcontrolling the length ofstorage lifes.
PENDAHULUAN ertukaran lingkungannya
gas
oleh
buah-buahan
merupakan
masalah
terh~dap renting
yang harus diselidiki dalam rangka mempertahankan kesegaranbuah dimana buah berada. Buah pasca petik masih mengalami respirasi (butuh O2 ) dan mengeluarkan COl. Disamping itu buah menghasilkan gas CzH4 sebagai satu-satunya hormon pematangan yang berwujud gas. Pertukarangas-gas tsb dapat dipelajari sifatnya dengan menggunakan gas SF6sebagai pelacak. Selama ini penentuan transpor gas dilakukan dcngan mctode kromatografi gas yang mempunyai
kekurangan dalam hal sensitivitas, waktu resolusi dan pengaruh penyiapan cuplikan [Banks, 1985]. Untuk mengatasi keterbatasan sensitivitas diperlukan akumulasi gas yang dihasilkan oleh sampel buah. Akumulasi gas seperti CZH4 dapat mengganggu proses fisiologi yang terjadi dalam buah. Oeteksi FA dengan menggunakan sumber radiasi laser infra merah merupakan salah satu alternatif penyelesaian masalah metode pengukuran tsb karena sensitivitasnya yang tinggi yaitu orde ppb [Persijn,2000]. Oeteksi FA didasarkan pada efek FA yaitu timbulnya gelombang akustik bila suatu sampel dikenai radiasi yang dimodulasi pada frekuensi
Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta. 27 Juni 2002
242
ISSN 0216-3128
audio. Bila serapanradiasi cukup lemah sertadaya radiasi tidak terlalu tinggi (di bawah 100 W) maka sinyal FA berbanding lures dengan daya tsb clan konsentrasigas' yang menyerap radiasi [Harren, 2000]. Pada penelitian ini akan diteliti sifat transpor difusi gas C2H4 dengan menggunakan pelacak gas dari SF6 yang bersifat tidak beracun dan tidak dapat terbakar serta kestabilan sifat kimianya sangat tinggi. Secara fisika SF6 mempunyai serapan yang sangat kuat pada garis 10P16 radiasi laser CO2 dengan koefisien serapan a = 564 cm-1atm-1 [Groot, 2002]. Laser yang digunakan berkonfigurasi semi sealed off dengan daya dan spektrum cukup stabil. Satu kelemahan pada laser jenis tsb terletak pada sangat terbatasnya waktu hidup yaitu hanya 7 hari. Adapun kelebihan yang m~nonjol terdapat pada efisiensi penggunaan bahan gas lucutan hingga mencapai penghematan sebesar 80 % dibanding dengan laser sistem gas mengalir.
M.A.J. Wasono,dkk.
Jumlahgas yang berdifusi tiap satuanwaktu dapatdinyatakan[Camerondan Yang, 1982] dS = V. dC. -dtdt
dengan Ve merupakan volume eksternal. Bila dipakai gas pelacak untuk mengukur laju difusi suatugas yang dilakukan dengancara meletakkan bahanke dalam kuvet (sistem)tertutup dan volume gas yang diselidiki yang berada di dalam bahan tidak dapatdiabaikanmakaberlaku (4) Substitusi pers (4) ke (3) dan (2) serta dipisahkan variabel konsentrasi dan waktu, kemudian diintegralkan maka akan diperoleh hubungan sbb.
In [ ~=o ~=I .. -~=., -~=20
..
TEORI Dasar-dasar yang melandasi gejala fotoakustik telah banyak ditulis dalam berbagai paper a.l dapat dibaca pada Harren, 2000; Wasono, 2000; Persijn, 2000. Adapun difusi molekul pada gejala transpor gas dibahas secara ringkas sebagaiberikut. Hila ditinjau gejala difusi molekul gas dalam suatu ukuran volume luas penampang A, maka menurut hukum Fick pertama bahwa rapat aliran (.I) molekul berbanding langsung dengan gradien konsentrasi (misal ke arah x) dengan konstanta kesebandinganyang disebut koefisien difusi (D).
J=-D~f
(1)
ax
oc
t3x merupakan gradien konsentrasi. Arah difusi
searah dengan pengurangan konsentrasi. Sedang laju pertukaran gas (laju difusi) sebanding dengan rapat aliran dan luas penampang yang dilalui, gas yang dapat dirumuskan menjadi [Banks, 1985] . -A
6.~
R
(5)
dengan ~=I adalah konsentrasi gas pelacak pada saat t, ~=~ konsentrasi gas pada t = <X)(konsentrasi kesetimbangan antara dalam daD luar bahan) daD ~=o konsentrasi internal gas pelacak pada t = O.
Denganmencarigaris arahgrafik (= m) yang menggambarkan hubungan persamaan (5), maka
koefisienresistensibahanterhadapdifusi gas dapat dihitung.
(~
R = -1-
m ~V. )
(6)
dengan[Banks,1985] c'=oo ~ =~ v"
,
(7)
Adapun koefisien resistensi gas yang diselidiki (CZH4)dapat dicari dari hubungan [Bruenn, 1980]
(8)
(2)
D = ~; R dinamakan R koefisien resistensi bahan (s cm-I), AC merupakan
(3)
dengan menggunakan
selisih
konsentrasi diluar
bahan ( C;)
dengan
konsentrasi gas di dalam bahan ( G ) yang kemudian masing-masing disebut sebagai konsentrasi eksternal dan internal.
METOD E PENELITIAN Bahan dan Alat Bahan yang diteliti adalah buah apel spesies Rome Beauty yang berasal dari Malang Jawa Timur.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Junl 2002
M.A.J. Wasono, dkk.
ISSN 0216 -3128 -~ tengah
Buah dibeli dari toko. Gas pelacak (Sulfur hexafluoride, SF6) diperoleh dari PLN Cabang Banteng, Sleman. Bahan h~bis pakai gas lucutan laser terdiri dari He, N2 dan CO2, Untuk menghantarkan SF6dan C2H4dari kuvet buah ke sel FA dipakai udaran tekan. Adapun alat yang digunakan adalah spektrometer FA yang terdiri dari komponen utama : laser CO2 semi sealed-off (buatan bengkel Universitas Nijmegen, Nederland), Sel FA (buatan bengkel Fisika FMIPA UGM Yogyakarta), chopper SRS 540, Penguat Lock-in SRS 530, meter daya OPHIR AN2, serta recorder Kipp & Zonen BD41.
CaraEksperimen Diagram rangkaian eksperimen deteksi FA ditunjukkan pada Gambar 1.
metode
Laser CO2 semi sealed-off. Gas lucutan laser CO2 terdiri dari campuran He, N2, dan CO2 dengan perbandingan 65% : 22% : 13% menghasilkan daya maksimum 1,2 watt. Laser dengan pendingin air mempunyai 50 garis yang teragih menjadi 4 group lOP, lOR, 9P dan 9R dengan panjang gelombang 9 II 11m. Tabung lucutan mempunyai panjang 50 cm, volume gas 0,2 liter diisi campuran gas pada tekanan 25 mbar dapat ditutup dan dibuka dengan klep cincin karet. Pemilihan garis-garis laser. dilakukan dengan motor undak untuk mengendaiikan kisi (grating) yang terdiri dari 150 garis/mm. Sel FA, Sistem Sampling. Gas SF6 dan C2H4 di dalam kuvet sampel disentor udara tekan menuju ke sel FA untuk disinari radiasi laser. Radiasi masuk sel lewat jendela ZnSe pada sudut Brewster. Sel FA bekerja sebagai resonator dan penguat akustik yang ditangkap oleh mikrofon yang dipasang di tengah-
243 ~ resonator, dimana amplitudo ditempat tsb
maksimum. Resonator berdiameter 6 mm panjang 100 mm disambung pacta kedua ujungnya dengan ruang buffer berdiameter 20 mm panjang 50 rom. Ruang buffer dimaksudkan untuk mengurangi sinyal latar akibat pemanasanjendela dan resonator oleh radiasi laser. Saluran gas masuk melewati salah satu ujung resonator dan keluar melalui ujung yang lain dari resonator tsb untuk mengurangi turbu\ensi aliran yang dapat menambah derau sistem. Metode Deteksi FA. Persyaratan gas yang dapat dideteksi dengan metode FA adalah bahwa gas tersebut mempunyai pola serapan karakteristik yang berada dalam daerah panjang gelombang laser. Dalam penelitian ini dipakai laser CO2 (J.. = 9-11 11m). Molekul gas menyerap energi raton dan tereksitasi ke aras vibrasi-rotasi yang lebih tinggi. Tidak lama kemudian molekul melepas energi eksitasi tsb dengan cara radiasi dan non-radiasi. Energi relaksasi non-radiasi tersebut yang merupakan tumbukan antar molekul diubah menjadi energi translasi molekul berupa pemanasanmedium gas. Bila radiasi laser dimodulasi maka akan terbentuk modulasi panas atau suhu yang menyebabkan modulasi tekanan yang tidak lain merupakan gelombang akustik. Sinyal akustik ditangkap dengan mikrofon dan diperkuat oleh lockin SRS530. Daya laser diukur dengan meter daya OPHIR AN2. Sebelum alat dipakai untuk melakukan pengukuran gas yang diselidiki, terlebih dahulu detektor FA dikalibrasi dengan gas campuran standar 4,6 ppm SF6 dalam N2- Spektrum serapan direkam pada garis IOPI6. Perhitungan konsentrasi gas didasarkan atas hubungan linear antara sinyal FA dari lock-in temormalisasi oleh daya laser (SIP) dengan konsentrasi (C);
Gambar 1. Skema rangakaian Spektrometer FA laser CO2 semi sealed-off yang digandeng dengan sistem gas mengalir. --~
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Juni 2002
~
~ = FRaC
(9)
p
8. f.
BesaranF merupakankonstantaselyang ditentukan pada saat mengkalibrasi pengukuran, R daya tanggap mikrofon, a koefisien serapan gas penyerap. F dan R merupakanfaktor tanggap sel yang menjadiukurankualitas.selFA.
~
ke
kuvet
yang
kosong
\-
0.;
iil~
Kurva resonansi sel FA untuk gas SF6 diperoleh sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2. Frekuensi resonansi berada padaf,.. = (1640:t4) Hz dengan faktor kualitas Q = 21:t I. Selanjutnya sinyal FA direkam pada frekuensi tersebut.
Tabell.
~T:-n~T Frek\lensl madub:sl (~)
Gambar 2. Kurva resonansisel FA ragam longitudinal pertama dengan frekuensi resonansi= /640 Hz.
kemudian
HASIL DAN PEMBAHASAN
t
2
setimbang dengan lingkungannya. Untuk mengukur laju difusi SF6 dari dalam buah, maka apel disentor udara nonnal menuju ke gel FA. Konsentrasi SF6 yang dapat dihitung dari sinyal FA pada serapan SF6 terhadap garis IOPI6 laser CO2 dimonitor terhadap waktu hingga SF6 habis. Oari grafik yang diperoleh dapat ditentukan koefisien resistensi buah terhadap difusi SF6. Koefisien resistensi buah terhadap C2H4 dapat dihitung dari perolehan nilai koefisien resistensi buah terhadap difusi SF6 melalui pers. (8).
$
= -:.~ ~~ 3
Metode Penentuan Transfer Difusi Gas. Buah apel species Rome Beauty asal Malang di masukkan ke dalam kuvet ukuran 1 1kosong udara. Kemudian 2,5 ppm SF6 disuntikkan ke dalam kuvet ko.song yang telah berisi apel tadi. Buah apel yang telah dimuati SF6 tersebut dibiarkan 24 jam sehingga SF6 telah berdifusi masuk ke dalam buah sampai
dipindahkan
Q.b. lit.
~ s.
Kalibrasi sistem dilakukan dengan campuran standar 4,6 ppm SF6 dalam N2 sehingga diperoleh hasil spektrum serapan pada Gambar 3. Derau total sistem diukur dengan menutup radiasi laser sehingga diperoleh 1 JlV pada lebar pita I Hz. Adapun sinyal latar akibat pemanasanjendela dan resonator oleh radiasi laser diperoleh 72 JlV/Watt. Sinyal FA yang sesungguhnya merupakan selisih sinyal FA terukur dengan sinyallatar tersebut. Hasil eksperimen besaran fisika metode FA ditampilkan secararingkas pada Tabel I. Hubungan antara sinyal temonnalisasi terhadap variasi konsentrasi SF6 nampak linear (Gambar 4) pad a jangkau 0,2 ppm sid 30 ppm.
Hasil beberapa besaranfisika spektroskopi FA pada sel FA ragam longitudinal pertama.
Besaranfisika Sesitivitas mikrofon Frekuensi resonansi Faktor kualitas set
Simbol parameter II mV/Pa
ires
(1640:1:4)
Q
Sinyal per ppm SF6 per Watt
Nilai
R
SIP
Hz
21 :1:1
(22,8:1: 2,2) mY/Watt
Konstanta set
F
Rapat derau
N
(0,50:1: 0,003) ~V/..JH~
Sinyallatar
B
(72:1: 3) ~V/Watt
Sinyal/Derau
(SIN)
(45,65 :t 0,30) IW
Batas deteksi terendah SF6
BDT
(20:1: 3) ppt
Waktu tanggap ukur
(3685 :I: 25) Pa cm/Watt
I menit
-Prosiding
Pertemuan
dan Presentasilimiah P3TM-BATAN
Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan Yogyakarta, 27 Juni 2002
dan Teknologi
Nuklir
a
M.A.J. WaSOIlO, dkk.
ISSN 0216-3128
Gambar 3. Speklrum serapan FA 4,6
s
Gambar
4.
to
~
245
daerah lOP laser CO2.
'm SF 6 do/am N2
IS
20
as gu SF. (ppi7t)
2S
38
inearitas sinyaJ FA ternormaJisasi terha,
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Juni 2002
!1 I
M.A.J. Wasono,dIck. Dari grafik Gambar 4 tersebut diperoleh ukuran kualitas tanggap sel FA (konstanta sel FA) F = 3707 Pa cm/Watt yang cocok dengan basil yang
Volume internal gas pelacak SF6dapat dihitung daTi pers.(7) diperoleh nilai 30 mI.
diperoleh Harren, 1988 dan Wasono, 1998. Dari grafik tersebut pula dapat dicari batas deteksi terendah 0,5 ~V yang sesuai dengan 20 ppt SF6 yang sesuai dengan perhitungan melalui perbandingan konsentrasi standar dengan nisbah SIN.
Hasil deteksi SF6 daTi buah apel yang telah dimuati 15 m12,5 ppm SF6 selama 24 jam di dalam kuvet 1000 ml ditunjukkan polanya pacta Gambar 5. Pola emisi SF6 menurun secara eksponensial dan terjadi keseimbangan mulai pacta jam ke 15 yaitu kosentrasi SF6 hampir konstan pacta nilai (1,2 :t 0,2)
Transfer Gas dalam Buah Apel. Hasil ukur dimensi apel adalah massa 120 :!: 5 gr, diameter 6,0 :!: 0,1 cm. Dengan menganggap bahwa apel berbentuk bola maka volume apel 113 cm3sehingga volume ekstemal gas pelacak yang merupakan selisih kuvet dengan buah diperoleh 887 cm3.
ppb. Untuk menghitung koefisien resisten (R) buah terhadap difusi SF6 dapat dilakukan dengan membuat grafik persamaan (5) selama lima jam pertama (Gambar 6).
..;
a ~
~
Gambar S. Po/a ke/uaran SF6 dari sampe/ buah ape/yang te/ah diamati 2,5 ppm /5 m/ SF6 se/ama 24 jam.
c
t Cain)
.3
(
CI=I
-C=E)
Gambar 6. Hubungan antara In G-;O-=-~
J
don t.
Prosiding Pertemuan dan Presentasl IImiah Penelitlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Juni 2002
M.A.J. WaSOIlO, dkk.
ISSN 0216-3128
247
-
-~ ~
x.. (.)
..e i., c
0
~
Gambar 7. Polo laju emisi C2H4 buahapelselama24jam, mapel = /20 gr
Koefisien resistensi buah terhadap difusi SF6 R dapat dihitung dari gradient garis lurus grafik 6 tersebut sehingga diperoleh nilai 2,8 104s cm-l. Bila hasil tersebut dibandingkan dengan pene1itian lain pada buah apel walaupun berbeda jenis tetapi hasil R menunjukkan orde besar yang sarna. Berturutturut nilai perolehan R untuk buah apel e1star7,80 104s cm-1[Peppelenbos dan Jeksrud 1996], dan apel golden delicious dengan me!1ggunakangas ethana (CJH6) sebagai pelacak sebesar 2,22 104 s cm-1 [Banks, 1985]. Hasi1 penelitian ini masih merupakan R untuk kulit dan daging buah. Selanjutnya per1u dicarikan metode pengukuran masing-masing kulit dan buah sehingga persentasi R pada daging buah terhadap R pada kulit buah dapat diketahui. Hasil tersebut barangkali menjadi penting ketika seseorang yang akan menangani buah memerlukan pengupasan kulit atau secarautuh. Hal-hal yang diduga dapat mempengaruhi laju difusi antara lain ukuran kuvet yang dipakai pada saat pemuatan SF6. Volume kuvet mempengaruhi nilai konsentrasi eksternal dan internal. Masalah tersebut merupakan hal penting dalam penyimpanan buah dengan metode atmosfer termodifikasi dan atmosfer terkenda1i. Hasi1 koefisien resistensi buah terhadap difusi gas C2H4 dapat dihitung dari pers. (2-8) sehingga diperoleh nilai RC2114 = 1,2260 104 s cm-l. Sebagai perbandingan hasil penelitian Banks 1985 RC2114 = 1,0466 104s cm-1pada apel golden delicious. Nilai koefisien resistensi yang tinggi menunjukkan bahwa laju respirasi lambat, sedang tingkat laju respirasi berkaitan langsung dengan upaya memperkirakan waktu umur simpan buah. Bersamaan waktu dengan pengukuran SF6 .juga
dilakukan pemantauan kadar C2H4yang diemisikan oleh buah apeI yang sarna. Hasil pada laju etilen dalam 24 jam ditunjukkan pacta Gambar 7. Pola laju emisi C2H4 apel cenderung hampir konstan. Namun apabila dimonitor dalam beberapa hari akan menunjukkan pola buah klimakterik yaitu kecenderungan emisi C2H~ naik kemudian mencapai puncak dan turun.
KESIMPULAN Metode deteksi fotoakustik laser CO2 semi sealed-off telah diuji kinerjanya memberikan batas deteksi terendah untuk SF6 dalam N2 0,02 ppb pacta lebar pita I Hz, tanggap waktu I men it, umur hidup laser 7 hari bekerja on-line dan mengukur dengan tidak merusak bahan. Terwujudnya spektrometer FA laser tersebut memberikan kemudahan dan ketelitian serta metode baru penentuan koefisien buah (R) terhadap difusi gas C2H4dengan menggunakan SF6 sebagai pelacak. Nilai R untuk C2H4buah apel spesies Rome beauty (m = 120 gr) dari Malang diperoleh 12260 s cm-l.
UCAP AN TERIMAKASIH Terima kasih sebanyak-banyaknya peneliti sampaikan kepada semua fihak terutama kepada Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat D1RJEN DIKTI DEPDIKNAS atas pemberian dana penelitian via proyek Pengkajian dan Penelitian Ilmu Pengetahuan Terapan; No. Kontrak Hibah Bersaing 060/P21PT/DPPMI IV/2002.
Prosiding Pertemuan dan Presentasl IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Juni 2002
M.A.J. Wasono, dkk.
ISSN 0216-3128
248
DAFT AR PUSTAKA
Atmosfer Terkendali, Prosiding Simposium Fisika Nasional XVII Jakarta halaman 433-438.
BANKS N.H., 1985, Estimating Skin Resistal1Ceto Gas Diffusion in Apples and Potatoes, Journal of Exp. Botany Vol. 36 No. 173
I
pp.1842-1850. 2.
CAMERON A.C., and YANG S.F., 1982, A Simple Method for the Determination of Resistance to Gas Diffusion in Plant Organs, Plant Physiology, 70, 21-23.
3
GROOT T.T., 2002, Trace Gas Exchange by Rice, Soil and Pears, PI;1.DThesis, University ofNijmegen, The Netherlands pp 12.
4
HARREN F.J.M., COTTI G., DOMENS J, HEKKERT S.L., 2000, Photoacoustic Spectroscopy in Trace Gas Monitoring, Encyclope~ia of Analytical Chemistry R.A Meyer (Ed) pp.
2203-2226. PEPPELENBOS H.W. and JEKSRUD W.K., 1996, A Method for the Simultaneous i\.feasllrement of Gas £\"change and Diffusion Resistance under '.farious Gas Conditions, Ph.D Thesis University of Wageningen, The Netherlands pp 65-71.
6.
PERSUN S.T., VELTMAN R.H., OOMENS J., HARREN F.J.M., PARKER D.H., 2000, CO Laser Absorption CoejJiecients for Gases of Biological
Relevance, Applied
Spectroscopy
TANYAJAWAB Supriyono -Bagaimana manfaat alat ini terhadap proses pengetesanbuah dan penyimpanannya.
M. A. J. Wasono -Setelah diketahui nilai R buah maka R semakin tinggi, lagi respirasi semakin lambat yang dapat dipakai untuk memperkirakan lama unur simpan buah. Per/u diselidiki beberapa tingkat umur petik buah.
Setyadi -Akurasi teknik spektrofotmeter folD akustik dan sumber ralat. -Parameter apakah yang signifikan untuk penguat dalam pematangan buah. M. A. J. Wasono
Vol.54,Nol,pp62-71.
-Sumber
WASONO M.A.J., 2000, Penerapan Spektrometer Fotoakustik Laser CO2 Ekstrakavitas Pada Monitoring C2H4 Buah Pisang dalam
-Batas deteksi terendah yang mampu menjangkau kadar C2H4 buah.
ralat utama pada pencampuran gas.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Juni 2002