ABORSI SEBAGAI AKIBAT PERKOSAAN DALA!\1 PERSPEKTl"F FILSAFA T HUKUM ISLAM
SKRlPSi DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARl'AH UNlVERSITAS lSLAM NEGERI Sl JNAN KALIJAGA YOGYAK ARTA UNTUK MEMENUDI SEBAGIAN SYARAT MEMPEROLEH GKl.AR SARJANA HUKUM ISLAM
OLEH: ABDULWAHAB
NIM.00370532
PEMBIMBING: 1. AGUS MOH. NADJIB, S.Ag. M.Ag.
2. SYAFIQ M. HANAFI, S.Ag. M.Ag. .
JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARl'AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERJ SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2007
SY /\FIQ M 11/\N/\FI
Dosen Fakultas Syari'ah Nota Dinas Hal : Skri psi Kepada Yth. Bapak Dekan Faku!ias ::>yari 'ail !J IN Sunan Kalijaga
Di Yogyakarta Assulamu' alaikum wr. wh.
Setelah membaca, meneliti dan me1.goreksi serta menyarankan perbaikan scperlunya, maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara :
"·
Nama
Abdul Wahah
NIM
00370532
Jurusan
Jinayah Siynsah
Judul Skripsi
!\BORS!
AK IR1\T
PF:RKOSAAN
D.!\ i ,/\M
PERSPEKTIF FILSAF/\T HUKUM ISLAM Sudah dapat diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh ge lar sarjar.a satu dalam jurusan jinayah siyasah fakultas syari'ah U1N Sunari Kal ijaga Yogyakarta. Dengan ini kami mengharap agar skrips1 saudara tersebut di t t".ls dapat scgtmt dimunaqasytthkun. Untuk itu kami ucapkan tcrima kasih .
Wassalawnu' alaikum wr. wb.
Yogyakarta. 8 Rabi ' ul-awal 1427 l l. 14. April 2006 M.
f>cmbimhing II
SYAFIQ M HANAFI NIP: 150282012
AOUS MOH. NADJIB
Dosen Fakultas Syari'ah Nota Dinas Hal: Skripsi · Kepada Yth. C3apak Dekan Fakultas ::)ya!"i'ah UIN Sunan Kalijag:i Di Yogyakarta Assalamu ' alaikum wr. wb. Setelah mernbaca, meneliti dan mcngorcksi scrta menyaran ka n rerbaikan scpcrlunya; maka kami bcrpcndap;1 t bah wa skripsi sa udara : Nama
: Abdul Walrnb
NIM
: 0037053 2
Jurusan
Jinayah Siyasah
Judul Sk ripsi
l\RORSI
l\K ll 3!\T
PERKOSl\ ,\N
!)l\L/\1\1
PERSPEKTIF FILSAFAT HUKUM ISLAM
Sudah dapat diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjena satu dalam jurusan jinayah siyasah fakultas syari 'ah UIN Sunan Kalijaga Y ogyakarta. Dengan ini kami mengharap agar skripsi saudara tersebut di at2.s dapat segera dimunaqasyahkan. Untuk itu kami ucapkan terima kasih. Wassalaumu' alaikum wr. wh.
Yogyakarta, 8 Rabi ' ul-awal 1427 H. 14. April 2006 M. Pembimbing I.
l&lifo.vr
AGUS MOH. NADJIB NIP: 150275462
PENGESAHAN Skripsi berj udul ABORSISEBAGAIAKIBATPERKOSAAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT HUKUM ISLAM Yang Disusun Oleh: ABDUL W AHAB B NIM: 00370532 Telah dimunaqasyabkan di depan sidang munaqasyah pada tanggal 26 Januari 2007/ 07 Muharam 1428 H clan dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana S.I dalam Ilmu Hukurn Islam
M.A.
PANITlA SIDANG MUNAQASYAH
Pembimbing II
Pembimbing I
9~
-~if!f Syafiq M. Hanafi, S.Ag., M.Ag NIP . 150 282 018
Agus Moh. Najib, S.Ag., M.Ag NTP. 150 275 462
Penguji I
Drs. Octoberrinsyah, M.Ag NIP. 150 289 435
Agus Mob. Najib, S.Ag., M.Ag NIP. 150 275 462
111
MOTTO
Rezeki yang luput dari anda hari ini, masih dapat anda haraµkan perolehannya esok , tetapl waktu yang berlalu saat ini, jangan harap ia kembali lagi. [Ali ra
J
Ingatlah selalu kebaikan kebaikan urang lain dan keburukcm diri .'<Jiu Lupakannlah segala keburukan orang Jain dan kebaikan diri kita Syukurilah dan terimalah segala sesuatu dengan Japang doc1a, karena sem ua itu datangnya dari Allah swr. meskipun sedikil bugi
kamu. ( Reza. M. Syarief)
Mendengar bclum tentu ben2r. melihat masih bisa sa1ah, melakukan belum tentu paham maka belajarlah sampa: pada t;ng1<:2t µemaha1nan. ( Perguruan bela diri tenaga dalam dan seni hipnotisme"Wailyu sejati"J
lV
PER..SEMl3AI IAN
Ku persemlJahkan skripsi ini untuk:
•:• Ayahanda
tercinta
'ltas
sequla
do'o
serto
se~1aJu
dukungannua. al-Marhurnah Ibunda. sem oqri Allah scla11 1 m emberi rahmat dan hidayahnya untuk Bunda. Amin. •:• Kakakku tercinta, 1-lalid B-Istri a tas do'a dan
moli ua~:inyn
serta family yang Jaennya.
•!• Bapak-Jbu mertua a tas do'a dan dukun gannya dalam m enyelesaikan studi ini. •:• Istriku tercinta Prih Utcmi terima kasih atas dukunqan dan segala pengertiannya.
v
KATA PENGAN'fAR
~yl~)\Ji\~
o::l...:JI .J .U_,....i.J Jo-¥=- I~ ul ~\ J Ji\ '11.UI '1 u l ~\ ~WI Y.J Ji ~I ~\ ~ 6....o\J .UI ~ J ~yJI J
~1+.U '11 u.>.!i\ ~le. ~I .;
Alhamdulillah, tiada terhitung syukur penyusun dipersembahkan
k~ha.dirat
Allah SWT atas setiap kesempatan penuh rahmat, hidayah dan taufik-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan skripsi sederhana
' ini.dengan judul ; Aborsi Sebagai Akibat Pcrkosaan Dalam Perspektif Filsafat
Hukum Islam. Shalawat beriring salam senantiasa terlimpahkan keharibaan Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat dan pengikut beliau. Penulisan skripsi ini tidak Iepas dari adanya bantuan moril dan spirituil dari berbagai pihak. Oleh karena itu penuJis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. H. A. Malik Madany, selaku Dekan Fakultas Syari ' ah beserta seluruh dosen dan karyawan Fakultas Syari' ah yang telah 111emberi penyusun bekal ilmu yang bermanfaat 2. Bapak Agus Moh. Nadjib S.Ag., M.Ag., selaku pembimbing sk...;psi yang dengan sabar telah memberikan pengarahan dan masukan terhadap penyelesaian skripsi ini
VI
3. Bapak , Ibu Dosen dan karyawan jurusan Jinayah Siayasah Fakultas Syari'ah yang telah membimbing dan memberikan ilmu dengan
sabar
selama study 4. Bapak ·Moh Noor S.Ag., M.Ag., selaku Penasehat Akademik yang telah memberikan motivasi dan dorongan selarna menempuh Starta Satu (SJ). Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini baik secara langsung maupun yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu. Tanpa bisa penyusun sebutkan, kepada semua yang pemah hadir dalam kehidupan dengan setetes ataupun sejuta pelajaraan tentang kehidupan, Jazakumullah Ahsanal Jaza. Demikianlah pengantar ini sebagai rasa syukur penyusun kepad~ Allah SWT, dan terima kasih pada semua pihak yan ~ membantu dan mendukung pro3es penyusunan skripsi ini. Kritik dan saran senantiasa penulis harapke.n untuk perbaikan dan penyempnmaan sk:rip.:;i ini.
Yogyakarta, 5 Septembrr 2006
Penyusu:i /
~ 00370532
Vil
PEDOMAN TRAN8LITERASI Transliterasi adalah kata-kl:lta Arnb yang dipakai dalam
p~ny:Jsunan
skripsi ini berpedoman pada surat K<.;putusan Bcrsama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kcbudayaan Republik lndonesia, Nomor 158 fahun 1987 dan Nomor 0543b/U/1987 yang secara garis besar d&pat diurnikan sebagai bcrikut
I. Konsonan Tunggal
-
Huruf Arab
Nama
Htffuf Latin
Nama.
I
alif
Tidak dilambangkan
Tidak cilam~angkah
- -- ·-
._,
ha'
b
be
<..:.J
ta'
t
te ·-
<..!:.>
sa
s
jim
;
es (dengan titik rli atas)
-- -
c c c
j
je ·-
}J.a'
p
ha (dengan titik di bawah)
kha'
kh
ka dan ha
~
dal
d
de
~
zal
z
zet (dengan tit ik di at.as)
ra'
r
er
·J
·J
zai
z
zet
r.f
sin
s
es
if
syin
sy
cs dan ye
Vlll
d'
~ad
~
cs (dengan tilik di b1:1wah)
d'
9ad
9
de (dengan titik d\ bawah)
.k
iai
!
le (dengan titik di bawah) ·-
J;,
'.?8'
~
zet (dengan titik di bawah)
t. t.
'ain
•
koma terbalik (di atas)
gain
g
ge
fa'
f
ef
~
·-
'-'
qaf
.!J
kaf
k
ka
J
lam
I
el
i
mim
m
em
0
nun
n
en
q
qi
·-
--
J
wawu
~
ha'
h
h
f.
hatn2ah
'
apostrof
'-:?
ya'
y
Ye
w
we
--
-
II. Konsonan Rangkap Tunggal karena Syadtfah ditulis Rangkap ditulis
mula'ad&dah
Ditulis
'iddah
IX
--
Ill Ta, Marbutah diakhir kata a. Bila dimatikan tulis h Ditulis
Ffilanah
Dit ulis
Jizyah
(ketentuan ini tidak diperlukan kata-kata Arab yang sudah tcrserap ke dalam bahasa Indonesia, sepcrti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya) b. Bila diikuti kata sandang "ab" serta bacaan kedua itu terpisah . maka ditulis h. OituJis
Karimah al-aulija '
c. Bila ta'marbiitah hidu1' d\:ngan harakat , fathah, kasrah drtn dammuh ditulis I
Zakit al-fitr
Ditulis
IV. Vokal Pendek fatqah
ditulis
Kasrah
dit ulis
pammah
ditulis
a
V. Vokal Panjang
I
Fathah
+ alif
lli\:.. 2
Fathah
+ ya'mati ~
3
Fathah
+ ya'mati
i'f
ditulis dit uJis
-
a
J8hiliyah a-
ditulis ditulis
Tansi
ditulis ditulis
1 Karim
x
VII. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof
(f..;. J vm.
ditulis
ai antum
ditulis
u'iddat
ditulis
la 'in syakart um
Kata sandang alif lam a. Bila diikuti huruf Qomariyyah Ditulis
al-Qur'in
Dit ulis
al-Qiyis
b. Bila diikuti huruf Syamsiyyah dit ulis dengan menggunakan huruf Syamsiyyah yang mengikutinya, serta mengbilangkan huruf /(eJ)nya
~\
IX.
Ditulis
As-sami '
Ditulis
Asy-syams
Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut bunyi atau pengucapannya
XI
WI~\
Dit ulis
Zawl al-Furud
Ditulis
Ahl al-swinah
Xll
ABSTRAK
',
Manusia diciptakan oleh Allah tiada lain hanya nntuk meutaati perintabNya dan mencari kedamaian dan kesejahteraan dalam hidup dan kehidupan serta selamat dunia dan akhirat, dengan berlandaskan dan berpedoman pada Qur' an dan Hadis. Namun, untuk mencapai niat dan tujuan ters~but tidak s~m11dah membalikkan tangan, karena terpaut dengan permasalahan yang bersifat d uniav.ri dan ukhrawi, baik yang berhubungaa1 dengan agama, psiko-sosisal dan hukum dan lain-lain. Dalam realitas, banyak kejadian dan kasus yang menimpa sebagiar. manusia yang menjadikan hidupnya tidak nyaman bahkall raenyes?Ji keberadaannya terlahir di dunia untuk menjalani hi<.lup dan kehidupan. Contoh paling dekat dan sangat relevan adalah aborsi akibat perkosaan, kelihatannya permasalahan yang sudah klasik, namun hal ini sangat mengganggu keseimbangan dan kenyamanan hidup seseorang, baik keluarga korta.n r.iaupun si korban dan juga masyarakat bahka!'l komponen-komponen yang l>ersifat ciuniawi dan ukhrawi. Dengan ungkapan lain sernuanya akan terliba1 ualam penyelesaiaIUlya, kaiena dianggap belum terselesaikan dengan tuntas. Sebenarnya, kontroversi seputar aborsi tidak akan muni.;ul, dan JY!rl)uatall itu tidak clianggap penting j ika ~etiap orang yakin bahwa tindakan tersebut dibenarkan secara agama dan negara serta berbagai disiplin ilmu. Nam11n pada kenyataannya tidak bergulir seperti yang diharapkan. Maka oleh kzrena itu, permasalahan ini muncu1 kembalj karena belum bisa iliterima oleh seb:igian kalangan dan masih ko11troversial diantara para ahli . Penyusun mengangkat dan menganalisis kasus ini, bertuj uan melihat kembali sejauh mana toleransi dan maslahat terhadap tindak a bo r~1 akibat perkosaan daJam perspektif filsafat hukum Islam atau tinjauan psikoloBi, sosiologi, medis dan hukum . Analisis dari skripsi ini konsentrasi pada buku kepustakaaP yang bersifat deskriptif, yaitu menjelaskan suatu gejala atau fakta untuk memberik.an data seteliti mungkin tentang gejala atau fakta tersebut, dengan memilih pend:~atan masalahnya, yaitu: pendekatan psikologi, sosiologi, medis dan hu\rum atau dalam term Islam biasa disebut filsafat hukum Islam, yaitu lebih mengutamakan kemaslahatan bagi korban perkosaan, yang intinya mengambil kebaikan serta manfaat dan menolak madarat. Meskipun aborsi rnasih dalam perdebatan, karena clianggap sebuah pembunuhan terha
Xlll
DAFTAR ISI HALAMAN JUDU L ........... .................................. .............................. ........ . HALAMAN NOTA DINAS ..................................................................... ...... HALAMAN PENGESAHAN. ........................ ...................... ... . .... ..... . .... . ... . ... HALAMAN MOTTO .. . ... .. ..... .. .... . ..... . .. . . ... .. . .... . .. .. . ...... .. .... ...... . ... .. ... .. . .... . .. .. HALAMAN PERSEMBAHAN ...... .. ............. ....................... .......... ....... ....... . KATAPENGANTAR . .. ...... ········· ... ······· · ······· ····· · ........ . ... ... .. . .... PEDOMAN TRANSLITERASI . . .... . ........ ... ............ .... .. .... . ..... . .... . ..... . .... .... .. . HALAMAN ABSTRAK ... ...... .. .... ...... . ... .. ... .. ... . ..... ...... .. .... . .... .. .... .. .... .. . .. .. ... DAFTAR ISl : .. .. .. .. .. .. .. ... .. . .. .. ... ... . .. .. . .. .. .. . .. . .. ... .. . .. .. . ... ... .. .. .. . .. ... ... .. .. .. .. ... .. .. BAB I PENDAI-IlJLUAN ........... ................ .................. ...... .... ...... ............. A. Latar Belakang Masalah .... .. ..... .. .. .. .. .. .. ..... .. .... .. ... .. . .. .. ... .. ... .. .... B. Pokok Masalah ... .. .. ... . ... . .. ... .. . ... ... .. . . .... .. .. .. .. ... .. .. .. . .. .... . .... .. ... . . C. Tinjauan dan Kegunaan ........................... ............................... .. D. Telaah Pustaka.......................... ........ ....... ...... ........ .................... E. Kerangka Teoretik ............................................... ..... ...... .. ......... F. Metode Penelitian ..... .... .. ..... ...... ...... ..... ........ .... ...... ... ....... .. ... .. .. G. Sistematika Pembahasan... . ...... ... .. ... ... ... ..... .... ... ... ............ ... .. ... BAB II PANDANGAN UMUM TENTANG ABORSI ....... .... .......... .. ....... A. Pengertian Aborsi .... . .. .. .. .. .. . .. ... .. .. . .. .. . .. ... .. .. .... . .. .. . .. .. .. .. . .. ... .. .. . B. Macrun-macam Aborsi .... ...... ..... ....... .. .. .. ...... ..... ...... .... .. ..... ... .. . C. Motivasi/Indikasi Aborsi ..... .. .. . .... .. ... .. .... .. . ..... . ... .. . .. .. . .. .. . .. .. .. .. . D. Sebab-sebab Aborsi ................................................................... E. Metode Aborsi dan Komphkasinya ... .. ..... .. .... ... .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. . . F. Aborsi Perspektif Psikologi, Sosiologi dan Medis .......... ..... ..... BAB III P ANDANGAN TENTANG ABORSI BAGI WANJTA KORBAN PERKOSAAN PERSFEKTIF FILSAFAT HUKUM ISLAM .......... ...................................................................... .......... ... A. Analisis Tentang Aborsi Akibat Perkosaan Mcnurut Psikologi, sosiologi dan Medis .. .. .... .. .. .... .... ..... .. .. . .. ................. B. Analisis terbadap Aborsi Aki bat Perkosaan Menurut Hukum Positip dan Hukum Islam ................................................ ... ... ... BAB IV PENUTUP ................................ ..... ...... ..... ....... ...................... .. ........ A. Kesimpulan .... ........... ... .. ...... ... .... .... .... ....... . .... .. ..... .... . ..... . ... . .... . B. Saran-saran ................ .......................................................... ...... DAFTAR PUSTAICA................................. ....................................... .......... .... LAMPIRAN-LAMPIRAN: I. Lampiran Terjemahan ... .. .. ... ... ......... ......... ... ......... ............... .... . Il. Biografi Ulama'. .................. .... .. .... . .... . ........ .......... . ... .. .... . ..... ... . Ill. Curiculum Vitae (CV) .. ..... .. .. ......... .......... ............. ...... ..... .. ... ....
XlV
11
iii lV
v Vl V1ll
xiii XlV
1 1 15 I ti
16 20 22 25
27 27 28
31 32 36 41
43 43 59 7q 7q 80 83 I III \i
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perdebatan mengenai aborsi di negara kita akhir akhir ini semakin ramai, karena dipicu oleh berbagai peristiwa yag mengguncang sendi sendi kellldupan bermasyarakat dan berbangsa. Banyak orang bertanya "mengapa tidak boleh melakukan aborsi?'' sementara itu, berita b~rita mengenai aborsi sering menghiasi koran koran kita yang memberitakan petongan janin hasil aborsi, yang dibungkus dalam kantong plastik dan dibuar.g di kotak sampah, lalu datang anjing dan kucing memakannya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa masyarakat mengetahui adanya dokter dokter atau klinik klinik tertentu yang sering melakukan aborsi. Oleh karena sering melakukan aborsi maka mereka dianggap sebagai para pelaksana aborsi yang sah.1 Padahal secara resmi , menurut Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki), KUI-IP, dan Undang undang Kesehatan, aborsi di negara kita ciilara!lg karena alasa11 apa pun, kecuali terdapat indikasi medis, sehingga praktik sborsi seperti yang selama berlangsung, sebenamya adalah praktek ilegal. Para pengamat masalah aborsi sadar bahwa legalisa~i ab0rsi dirnana 01ang boleh melakukan aborsi tanpa Jiancam hukuman bukanlah solu~i terhaik. MisaJnya saja, Arnerika serikat, membuka jalan selebar lebaraya bag: praictik aborsi sampai umur kandungan tertentu. Dengan diundangkannya undang undang 1
CB. Kusmaryanto, SCJ, Konlroversi Aborsi, cet.ke-2 (Jakana: PT. Grasindo, lfovemher 2004), hlm. xiv.
2
aborsi yang dikenal dengan nama Roe V. Wade pada tahun 1973. Negara negara lainyapun ada yang menyusul. Akan tetapi, temyata legalisasi tiu bukannya menghentikan perdebatan dan gerakan pada ·masyarakat, tetapi malah mengobarkan dan membuka fase baru dalam perdebatan aborsi. Hal ini menandakan orang semakin sadar bahwa apa yang legal secara hukum negara tidak selalu benar secara moral, apalagi dalam pandangan agama.
Legalisasi temyata tidak mematikan gerakan gerakan
penyayangan kehidupan (pro life), akan tctapi gerakan gerakan terscbut justrn menjamur dimana man, dengan intensitas yang semakin tinggi. Demikian pula sebatiknya, gerakan gerakan pro aborsi (pro choice) yang st!dc:.h be; hasil menggolkan prograrnnya masih merasa bahwa posisinya tidak amw . bi mengisyaratkan bahwa legalisasi aborsi bukanlah jalan pamungka:>. Di dalarn lubuk hati ada indikasi bahwa masih banyak hal yang tidak bisa dicttasi d.!ngan legalisasi aborsi, terutama yang menyangkut nurani manusia. Aborsi sejak zaman purba/kuno sud
|
2
Ibid. 19.
J
Dalam ayat 209 dan 210 dikatakan "jika seseorang memukul seorang per~mpuan yang sedang mengandung dan meyebabkan perempuan itu mengalam i ke1;uguran, ia harus membayar denda 10 shekels perak oleh karena kematian fetus itu. Jika wanita itu meninggal, maka anak perempuan yang m~mukul it1.1 juga harus dibunuh." Undang undang tersebut tampaknya dibuat bukan untuk meJindungi hak hidup janin, tetapi untuk melir.dungi hak ayah yang mcrasl! dirug1kar, olef-i karena kematian janin itu. Dalam Undang undang Israel kuno yang tetuang dalam kita Keluaran yang ditulis antara ke 5-9 SM, dikatakan ''apabila ada orang yang berke!abi dan secrang dari mereka terturnbuk kepada seorang perempuan yang sedang mcngandung, sehingga keguguran kandungan, tetapi tidak mendapat kecelakaan yang mebawa maut, maka pastilah ia didenda sebanyak yang dikenakan oleh suam1 perempuan itu kepadanya, dan ia harus membayarnya menurut putusan hakim. Masyarakat Yunaru sudah mengenal dengan baik adanya perbuatan ab.orsi. Naskah yang tersimpan dari kebudayaan Yunani kuno berasal dari abad 5 SM, berjudul Ei Zoon To Kata Gastros (yang ada dalam uterus adalah makhluk hidup) ditulis oleh Pseudo-Galeno. Dalam naskah itu antara dikatakan,3 "Dengan sesungguhnya dan dengan hukurn dan dalam lingkupnya, kita akan menunjukkan bahwa embrio itu adalah makhluk hidup... dua anggota legislatif, Licargo dan Solone telah menulis dalam dua bab tulisannya, mereka mengatakan dengan jelas dan dengan dasar yang kuat terbantahkan mengenai embrio. Jika seandainya embrio ini bukanlah makhluk hidup, rnaka dua anggota tegislatif itu
3
Ibid. 20-2l.
4
tidak perlu membuat undang undang yang menghukum mereka yang kedapatan bersalah melakukan aborsi. Oleh karena itu embrio itu adalah makhluk bidup, maka mereka mengajukan hukuman." Akan tetapi, para filsuf Yunani kuno sesudahnya, pada umumnya cukup toleran denga.n aborsi. Plato (327-347 SM). Dala.m sa.la.h satu bukunya., Republik v. no.46lc, mengatakan agar anak yang dikandung ole karena incest harus digugurkan. Masih dalah satu buku Plato, Theaetetus, didalamnya dirnuat dialog antara Socrates, Theodorus dan Theaetetus. Di dala.m buku itu (no.149) Socrates (399-469 SM) mejelaska.n bahwa salz.h satu tugas dari dukun bera.nak adalah melakukan pengguguran kandungan deng~n meberikan ra.mua.n obat obatan, karena dialah paling tau mengenai itu. Socrates mengetahui hal ini dengan baik sebab dia dukun beranak yang diturunkan dari ibunya, Phaeha.rete, yang juga dukun berana.k. Pikiran Plato ini harus dimengerti dalamkonsep ketatanegaraannya ba.hwa warga negara harus mengabdika diri bagi kepentingan negara, sehingga anak anaknya harus dididik dan dipersembcltlcan kepada nega.ra. Oleh karena itu, adalah kewajiban warga negara. untuk memberikan anak anak yang terbaik bagi negara. Anak hasil incest! adalah tidak baik bagi negara, maka harus digugurkan. Ibnu Sina yang nama lengkapnya Abu Ali Al-Husayn Ibn Abd Allah ltn Sina (980-1037 M), seora.ng dokter Persia, ilmuan da.n filsuflslam paling terkenal. Dala.m bidang kedokteran ia menulis dua buku yang sangat penting yakni "ashShifa"' (buku penyembuhan), sebuah buku ensiklopedia fi lsafat cfa.n ilmiah yang mendalam. Yang kedua adalah buku "Kaidan kaida.h Kedokteran," buku sJ.r..g9.t
5
penting untuk sejarah kedokteran. Ia menjelaskan bahwa aborsi hanyu holeh dilakukan dalam keadaan gawat untuk menyelamatkan nyawa ibunya. Di Indonesia, aborsi juga bukan masalah baru, sejak lama sudah te1dapat obat obatan (ramuan) tradisional tersebut telah dikemas sedemikian rupa, diberi merek menarik dan indah. Ambil contoh, jamu pelancar datang bulan dan sebagainya. Jamu jamu tersebut bahkan boleh didapatkan (dipatenkan) di Departemen Kesehatan, dan diiklankan secara terbuka. Tentu saja ad:i jamu yar.g benar benar memperlancar datang hulan, tetapi ada juga jamu yang sebenamya menggugurkan kandungan.4 Bangsa iudonesia sadar akan makin meningkatnya perminban gugur kandungan yang tidak ciapat dibc11dung, sehingga mengeluarkan Unda:-tg ui1d~ng kesehatan no.23 tahun 1992 dimana padc. pasal 15 disebutkan;
1. Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jr.va ibu hamil dan atau janinnya dapat dilakukan tindakan medis
terte~tu.
2 . Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksudkan dalam ayat ( l ) hanya dapat dilakukan: a) Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut. b) Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewcnagan untuk itu dan dilak:ukan sesuai dengan tanggung jawab prnfesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli.
4
Ibid. 26, 36.
6
c) Dengan persetujuan ibu ha.mil yang bersangkutan J.tau sua!lli atau keluarganya. d) Pada sarana keseha1an tertentu. Yang dimaksud aca:ah sarara "kesehatan yang memiliki tenaga dan perawatan yar.g men1adai untuk tindakan tersebut atau telah ditunjuk oleh peme1i11tah. 3. Ketentuan lebih lanjut mer.genai tindakan medis tertent.i sebaeaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) ditetapkan dengan peraturan pemerimah. 5 Petunjuk untuk dilakukan gugur kandungan dengan pert1mbangan medis diantaranya kehamilan disertai penyalcit jantung, paru, ginjal, hat\, dan mual muntah berlebihan sehingga mengganggu j1wa penderita, atau hamil karena perkosaan. Dalarn pelaksanaan gugur kandung berdasarkan indikasi medis (vital) justru dokter meminta untuk: dilakukan gugur kandung karena melanjutkan kehamilan akan berbahaya dan dapat menimbulkan kematian. Adapun bahaya yang ditimbulkan rnelakukan aborsi diantaranya adalah pendarahan yang banyak, bahaya infeksi sampai sepsis, luka pada alat kewanjtaan yang men\mbulkan bahaya sekunder, sernua komplikasi yang timbul mendadak ini memerlukan tindakan medis khusus, sehingga dapat menyelarnatkanjiwa penderita itu. Sebagai akibat jangka panjang dapat menirnbulkan komplikasi sekunder diantaranya infeksi rnenahun yang menimbulkan perlekatan organ itu dan terjadi ganggnan fungsi alat kewanitaan sehingga sulit mendapatkan kehamilan. Berdasarkan alasan kesehatan itu, beberapa negara telah merekomondasikan agar gugur kandung
5
Ida Bagus Gde Manuaba, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, (Jakart.i· Arcan, 1999), him. 224-225.
7
dibebaskan dari jangkauan hukum dan menjadi persolan individu antara dokter yang melakukan dan mereka yang menginginkan pelaksanrurnnya.6 Dalam Kitab Undang undang Hukum Pidana aborsi sangat dilarang seperti terdapat pada pasal 346,347,348,349. salah satu bunyi pasal pasal tersebut adalah; "seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama 4 tahun."7 Wanita yang melakukan abortus provocatus tidak dapat begitu saja disalahkan, ada alasan alasan sosio1ogis yang membuat wanita menempuh jalan itu. Misalnya, bila tidak digugurkan bisa membuat ibu , minder, dik:ucilkan atau lainnya. Jadi untuk apa dibiarkan bayi itc lahir kalau si ibu harus mcnanggung beban hidup.8 Menurut Arief Gosita, penderitaan fi sik, mental dan sosial merupakan satu kesatuan. Seseorang yang disebut sebagai korban adalah orang yimg s:idah mampu merasakan sakit secara fisik, rasa bingung, stress (secara mental)
membctu~~r.
hak
tersebut. Untuk menghindari ancaanan hukuman dan ancaman sosial, mereka
6
Ibid. 226.
7
Moeljatno, Kitab Unda11g unda11g Hukum Pidana, (KUHP), cet. Ke-2 1 (Jak<·1t1: Bumi Aksara, 2001), hlm. 124. 8
Paulinus Soge, "Kebijakan Hukum Pidana" dalam Suryono Ekotama, , lbortus Provocatus bagi Korban Perko.man Per:;ptktif Viktimologi. clan H11k11m Pidc.na, edisi. I, cet. Ke-2 (Yogyakarta: UAJY, 2001), him. 31.
melakukannya secara sembunyi sembunyi sekali pun hams menghadap! risiko yang tidak ringan.9 Dalam hukum hukum sosial dalam rangka membangun sue.tu keluarga tujuan utamanya yaitu adanya hukum keabsahan/pengesahan. Artinya,
seti~J>
manusia mempunyai p~ratura!l yang menetapkan bahwa se·d ap anak harus mempunyai bapak/ayah. Pada kebanyakan masyarakat kealpaan ayaL akan \eb1h menyulitkan, karena ia merupakan garis ut/.tma keturunan; tanpa per.,alian hukum yang resmi dengan keluarga. Anak yang tidak syah merupakan suatu beban, tanpa suatu keuntungan bagi keluarga ibw1ya, karena tidak mempunya t~m::Ht yang pasti dalam garis kekelurgaan, clan berarti bahwa tenggung jawabnya keµad a
m~reka
tidak kuat atau tetap.10 Kalau dilihat dari sisi psiknlogi, setidaknya bisa dilihat ada
~i ga
r.lasan
yang dipaparkan oleh Quraish Sh1hab yang mendasari terjadinya pembunuhan anak pada masa jahiliyyah, (1) orang tua khawatir terjatuh padz. lembah kemiskinan (motivasi ekonomi temporer), (2) anak anak dikhawatirkan jat.uh pacla dala lembah kemiskinan, jika mereka dewasa kelak (motivasi ekonomi kedepan)
dan 3) khawatir menanggung aib, ak.ibat ditawan dalarn peperangc.m s-::hingga diperkosa atau akibat perzinahan (motivasi psiko1ogi). 11
9
Suryono Ekotama dkk, Abortus Provocatus Bagi Korban Perkosuan Pe.":,pektif, Viktimologi, Kriminologi Dan Hukum Pidana, edisi. 1, cet. Ke-2 (Yogyakarta: UAJY, 2001), hlm. 64, 85. 10
William J . Goode, Sosio/ogi Ke/uars:a. alih bahasa Lailahanoum Hasyim, cct. S (Jakarta: Sinar Grafika Offset jakarta, october, 2002), hlm. 42-43. 11
Quraish Shihab, " Secercah Cahaya Ilahi," dalam Khoiruddin Nasution "Pandangan Islam Tentang Aborsi," Musawa, Jurna/ Studi Gender dan ls/am, (Yogyakarta: PSW IAiN Sur.an Kalijaga Yogyakarta, 2002), him. 126.
9
Indikasi psikologi artinya ji~ca keharnilan diteruskan akan mer.1bern\ kan penyakit jiwa yang dibawa ibu. Jenis ini
12
Dalam ajaran Islam sendiri, pada pnns1pnya parak:tek aborsi sangat dilarang meskipun terdapat kontroversi di kalangan para ahli hukum (fiqih) tentang boleh tidaknya aborsi pada usia kehamilan di bawah usia 120hari. Pro dan kontra dala Islam berdasarkan larangangan membunuh tanpa alarnn yang benar. Larangan ini disebutkan dalam Q.S. al-isra' (17):31 dan 33.
(f' ) ... cJJl.1 ~
9} ~ ..W ~~ j.a ifJ ~~ 'J~
r5':;'J} 1µ; 'J)
\
Ai>I \?~I ~I 1µ
(ff) \J~ ~)\5'
J:AJI l) J
.,,--:
'JJ
)I..; li lkL
Ayat pertama melarang membunuh anak tanpa dengan alasan takut mi skin, ayat kedua mejelaskan 1arangan membun;.ih tanpa alasan yang benar.
13
Yang menjadi kontroversil adalah pada tahap proses atau kejadian yang rnana "benda" dalam rahim wanita itu harus dipandang sebagai mal
12 K.M. Ihsanuddin dk.k, (ed.), "Panduan Pengajaran Fiqh Di Pesantren," dalam Khoiruddin Nasurion, "Pandangan Islam Tentang Aborsi," Musawa, Jurna/ Studi Gender dan !slam, (Yogyakarta: PSW IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2002), him. 128. 13
Departemen Agama, al-Qur 'an Dan Terjemahannya, eel. Ke-10 (Bnnclung: CY. Diponegoro, 2000), him. 227.
10
sebagai seorang manusia dan, karena itu, terkena prinsip perlakuan keaagamaan terhadap seorang manusia hidup. yaitu perlindungan akan haknya untuk hidup. Dalam hal ini, firman Tuhan yang biasanya diacu untuk mencari keterangan ialah yang menyebutkan terjadinya tahap tahap terber..tuknya janin, dalam surat al-Hajj dan al-Mu' minum. Penggabungan antara firman Fi rman dalam kedua surat ini akan menghasilkan "teori" proses penciptaan atau pcrkembangan janin menurut al-Qur' an sebagai berikut: a. Mula mula ialah sperma (nutfah, mani) b. Kemudian segumpal darah ( 'alaqah )
c.
'Alaqah menjadi segumpal daging (mudlghah) l ) Mudlghah yang be1urn terbentuk (ghayr mukhal/uqah) 2) Mudlghah yang telah terbentuk (mukhal/oqah)
d. Mudlghah tumbuh berkerangka tu1ang
e. Kemudian Tuhan
f
menj (': dik~n
makhluk yang lain (khalaqu akha,·)
Dan Tuhan menge1uarkannya sebagai bayi. 14 Berdasarkan itu, para fuqaha' (ulama' ahli hukum islam) herpendapat
bahwa perubahan janin menjad·i manusia te~j adi setdah bulan keernµat keha:nilan. Sebahai akibatnya, kebanyakan fuqaha' tidak mengizinkan aborsi setelah kehamilan 4 bulan itu. Para fuqaha· madzhab Hanafi rnembolehkan c:.b orsi sampai habisnya bulan keempat. Mereka malah memberi hak kepada kaum wanit;\ unt:tk melakukan aborsi , meskipun tanpa izin suami, dengan syarat ha rus disP-rtai a1asan yang jelas untuk apa aborsi itu di lalukan. 14
122-1 23 .
Nurchoiish M adjid, Masyaralv u Reiiguis, cet. ke-2 (fakana: Paramaciina, 199i ), him.
1l
Sebaliknya para fuqaha' madzhab Mahki secara mutlak melarang abursi. Seperti yang Jain lain, mereka ini juga berpendapat bahwa janin bukanlah manusia sebelum ditiupkan ruh kedalamnya. Kendati begitu. karena
~p.:rma,
~ekr.li
tertuangkan dan terwadahi dalam rahim, Jiturnbuhkan dan ditentukan u.'ltuk: kemudian mendapatkan ruhnya (melalui peniupan oleh Tuhan atau Ma!aikatNya), maka ia harus dilindungi sepenuhnya. Di luar mereka yang secara mutlak melarang aborsi, juga terdapat sekelompok kecil dar:ii kalangan para tuc.!aha' madzhab Maliki yang membolehkan aborsi janin yag urnurnya masih di bawah 40 hari. Sementara itu k.alangan para fuqaha ' madzhab Syafi 'l, (mad'lhab an utan Indonesia) dan madzhab Hanbali, Lanyak yang sejalan dengan madzhat Hanafi da1am membolehkan aborsi, kecuali perbcdaan pendapat dalam
me11~t<'.pkan
batasan umur kandungan yan boleh digugurkan: sebagian membatasi pada u.mur 40 hari, sebagian 80 hari, dan yang lainnya 120 hari.15 Menurut Yusuf Qardhawi, "pada dasamya hukum aborsi ad.ilah harar11 meskipun keharamannya beritinglcat tingkat sesuai dengan perkembanga!l kehidupan janin." Kedaruratan di sini hanya tampak dalam satu bentuk saja, yaitu keberadaan janin apabila dibiarkan akan mengancam kehidupan si ibu, karnna ibu merupakan pangkal/asal kehidupan janin, sedangkan janin sebagai Jara' ( cabang) maka tidak boleh mengerbankan yang asal (pokok) demi kepentingun cabang.
•~ Abu Hamid al-Ghazali, "Ihya' Ulum al-Din," dalam Nurcholish Madjid, "Aborsi dan Thalassemia" MasyarakaJ Religius (Jakarta: Paramadjna, 1997), bJm. 123.
12
Logika ini disamping sesuai dengan syara' juga cocok dengan akhlak, etika kedokteran, clan undang undang. 16 Dari seluruh uraian di atas jelas bahwa dalam Islam, tidak seperti halnya dengan masalah kontrasepsi atau usaha pencegahan kehamilan yang umum diterima dan dibenarkan oleh para sarjana klasik (dan modem), maslah aborsi lebih kontroversial. Dalam karya ini, akan menelusuri kembali status tindak aborsi (akibat perkosaan) dalam tinjauan Psikologi, Sosiologi, Medis dan Hukum Positip serta Hukum Islam/Fiqih Jinayat, apakah tindak aborsi (akibat perkosaan) adalah
,_
sebuah pelanggaran yang harus dikenakan sangsi atau sebaliknya.17 Untuk lebih jelasnya berikut ini uraian singkat serta bahasan dari batasan tindak: perkosaan. Tindak
aborsi
disebutkan
pada
awal
pembahasan
skripsi
iru,
dilatarbelakangi oleh masalah yang komplek yang bermuara dari sisi psikologis, sosiologis, politik, ekonomi, kesehatan/medis dan hukum baik huk'.lm ataupun hukum positip. Namun dalam skiripsi ini tidak dibicarakan
-~slam sc~ara
menyeluruh, sisi politik dan ekonomi tidak dipaparkan pada bahasan ini. Belajar dari kasus yang telah ada, seperti halnya kasus di Republik Bosnia terjadi perkosaan masal oleh tentara Serbia terhadap terhadap gadis mushm~h
16
Yusuf Qardhawi, Fatwa Fatwa Komemporer, jil. 2 (Jakarta: Gema lnsani P:es.>, l 995), him. 779-780. 17
Chuzaimah T. Yanggo, Hafiz Anshari A2, Problematika Hu/cum lsi'a,,,, c~t. Ke-3 (Jakarta: P .T Pustaka Firdaus, Maret, ~OOJ ), hlm. 56.
13
akibatnya banyak wanita muslimah yang hamil, 18 selain dipaksa melayani napsu bengis merekajuga menyakiti sampai mengakibatkan Iuka-Iuka pisik. Dari kisah (kasus yang ada) dapat digaris bawahi bahwa unsur perkosaan yang sangat dominan adalah : 1. Dengan cara paksa
2. tidak atas kehendak wanita 3. Di1akukan dengan kekerasan 4. Tanpa ikatan tali perkawinan
Sementara kalau dilihat dari sebuah intisari Kitab Undang-undang Hukum Pidana unsur-unsur diatas tidak jauh berbeda, antara lain adalah : a. Tidak atas persetujuan dan kehendak perempuan. b. Dengan "persetujuan" per~mpuan namun di bawah ancaman . c. Dengan "persetujuan" perempuan namun m e-lalui penipua11. Dari berbagai definisi yang penyusun kemukakan di atas setiJaknya perkosaan harus mengandung dua unsur pen ting yaitu adanya hul:>Ur..gar, ~ cksu81 dan ancaman (tindak kekerasan). Untuk lebih spesifiknya wilayr:ih perkosaan digolongk:in menjaJi lima, yaitu :
1. Seductive rape Yaitu perkosaan yang terjadi karena pelaku merasa terangs.rng nafsu birahinya, dan ini bersifat sangat subyektif Biasanya tipc perkosaan seperti ini terjadi justru diantara mereka yang sudah saling mengenal, 18
Yusuf Qardawi, Fatwa-fatwa Kontemporer, {Jakarta : Gema Insani Press, 1995), jilid Il, hlm. 876.
14
misalnya perkosaan oleh pacar, teman ata:i orang yaug d;!kat lai:::lnyr.. Faktor pergaulan dan interaksi sosial sangat berpengaruh terjadinye perkosaan jenis ini .
2. Sadistic rape Yaitu perkosaan yang dilakukan secara sadi s. Dalam hat ini pdak11 mendapat kepuasan seksual bukan l<arena bersetubuh, me1ainkail '<.arena perbuatan kekerasan yang dilakukannya terhadap tub1lh perempuan terutama organ genitaliannya. Njowito Hamdani membedakan tiga jenis kategori laki laki ~morkosa pengidap sadisme: a. Melakukan penganiayaan, baru nafsu birahi timbul dan dapat melakukan coitus. Penganiayaan di sini untuk membangkitkan nafsu
birahi. b. Pengania.yaan berjalan terus selama coitus, dapat berupa seks oral atau
anal. c. Penganiayaan sebagai pengganti persetubuhan.
Kategori tiga inilah yang berbahaya, dapat menjurus ke pembunuhan seksual, lust moord atau lust murder. 19 3. Anger rape Yaitu perkosaan yang dilak.ukan sebagai ungkapan kemarahan pelaku. Perkosaan jenis ini biasanya disertai dengan tindakan tin
19
Njowito Hamdani, "llmu Kedokteran Kehamkiman," dalam Suryono Ekotarna dkk, Aborlus Provocatus Bagi Korban Perkosaan Perspektif, Viktimo/ogi, Kriminologi Dan Hukum Pidana, edisi. l, cet. Ke-2 (Yogyakarta: UAJY, 2001), hlm. 100-101.
15
secara fisik. Kpausan seks bukan tujuan utama dari pelaku, melainkan terlampiaskannya rasa marah.
4. Domination rape Dalam . hal ini pelaku ingin menunjukkan dominasinya pada korban, kekerasan fi sik bukan tujuan utama dari pelaku, karena ia ha.nya ingin menguasai korban secara seksual. Dengan demikian pclaku dapat membuktikan pada dirinya bahwa ia berkuasa atas orang orang tert'!ntu, misalnya perkosaan oleh majikan terhadap pembantunya.
5. Exploitation rupe Perkosaan jenis ini dapat terjadi karena ketergantungan korban pada pelaku, baik secara ekonomi maupun sosial. Dalam hal ini tanpa menggunakan tanpa menggunakan kekerasan fisik pun pelaku dapat memaksakan keinginannya pada korban . Misalnya perkosaan oleh majikan terhadap buruhnya. Meskipun ada persetujuan, hal itu bukan karen& ada keinginan seksual dari korban, melainkan ada ketakutan apabila (1jpecat dari pekerjaannya.20
B. Pokok Masalah Dari deskripsi latar belakang masalah yang telah dikemukakan cti a~s, :ida beberapa masalah pokoY. yang hendak penyusun analisis dan dicahas dalam karya ilmiyah ini yaitu : I . Bagaimana tinjauan Psikologi, Sosiologi, Medis terhadap wanita korban perkosaan ?
20
!/>id. 185-1 86.
16
2. Bagaimana status tindak aborsi (akibat perkosaan) menurut Hukurn 1slam/Fiqih Jinayat dan Hukum Positip ?
C. Tujuan dan Kegunaan
Skripsi ini mengangkat, menganalisis dan membahas mazaJah aborsi terhadap wanita korban perkosaan dalam per~pektifFilsafat _Huknm Islam
1. untuk menelusuri dan w1tuk memperoleh gambaran /tinjauan tentang aborsi dalam perspelctif Psikologi, Sos101ogi dan Medis. 2. untuk memperoleh pengetzhuan serta gambaran statu~ tindak aborsi
(akibat perkosaan) perspekt~f Hukum Islam (fiqih jinayah) dan Hukurn positip. Adapun kegunaan yang ingin dicapai oleh penyusun skripsi adalah 1. Diharapkan karya
tuJis
ini
dapat
memberikan
sumbr.nga:i
untul~
memperkaya khazanah ilmu pengetahuan pada umumnya dan distplin ilmu syari'ah khususnya dalam bidangjinayab-siyasah. 2. Sebagai syarat gelar strata satu dalam bidang Hukum Islam.
D. Telaah Pustaka Beberapa buku dan tulisan yang menyinggung tentang aborsi Jan filsafat hukum Islam dalam hal ini sebagai berikut :
17
Masyarakat religius oleh Nurcholish Mc..djid. Membahas abor!'i dt1n thalassemia pada halam, disebuthn bahwa sebelwn melakuk?.n
auor~i
agar
mempertimbangkan dan melihat jenis penyakit. Fihak yang terlibat dalam rndak aborsi memihki pengetah1nr. rne:madai tentang berbagai implikasinya. Pada dasam ya aborsi dalam agam lslam sangal dilarang karena agama menghormati kehic!upan. Pada intinya buk.u len;ebut melihat
permasalahannya
mela1ui
per.dekatan
"Agama".
Berria.mrkan
pertimbangan dan pengetahuan implikasinya kesimpulan dari wac:ma ce1 sebut bahwa apabila tantangan gawat telah menghadang kehidupan, maka keada211
darurat membolehkan hal haJ terlarang, dan jika dua keburukan menghadang, maka harus dihindari yang lebih berat bahayanya dengan menempuh yang
l eb~h
ringan.
Fatwa fatwa kontemporer, jilid 2, ditulis oleh Yusuf Qardhawi. Dalam kitab ini masalah aborsi dibahas pada halaman 770, yang menjelaskan hahwa asal hukum tindak aborsi adalah haram, karena merupakan tindakan kejahatan yang dianggap sebagai pembunuhan terhadap embrio calon makhluk hidup. Tapi pengguguran/aborsi dapat dilakukan didasarkan pada pada diagnosis penyakit janin dan punya udzur yang dibenarkan Syara'
llmu Ushul Fiqh oleh Abdul Wahab Khallaf. Buk:u tcrsebut tidtl membicarakan aborsi, melainkan salah satu topik bahasannya adalah teori dan tujuan wnum pembentukan hukum syari '. Dalam buku ini disebutkan, tujuan umurn syari' dalam mensyari 'atkan hukurn hukurnnya ialah mewujudkan kemaslahatan manusia dengan menjamin hal ha1 yang dharuri (kebutuhan pokok)
18
bagi mereka, pemenuhan kebutuhan kebutahan mereka (ha;iyyat) dan kcbaikan kebaikan mereka (tahsiniyyat) . Setiap hukum syar'i tidaklah dikehendaki padanya kecuali salal1 s:itu daii tiga teori yang ditawarkan oleh buku ini diharapkan dapat mengkonnibusikan hukum yang belum ada dalam Qur' an dan Hadits.
P erempuan dan Hak Kesehatan Reproduksi, diterbitkan oleh Galaxy Printika Y ogyak:arta, buku ini membahas bahwa wanita boleh mengald1iri kehamilannya dengan alasan tertentu. Wanita berhak memutuskan untuk mengakhiri kehamilannya sebagaimana ia berkeinginan untuk melanj utka n kehamilannya. Ada dua macam alasan mengapa suatu kehamilan dihentiknn : 1. Alasan kesehatan (alasan medis), yaitu suatu alasan penggugi..:ran yang didasarkar pada pertimbangan med.is baik yang disebabkan oleh kondi si kesehatan ibunya atau janinnya. 2. Alasan Non-Med.is, yrutu alasan yang didasarkan pada faktor-faktor di luar pertimbangan kesehatan namaun beresiko tinggi terhadap kelaqjutan kehidupan sang ibu. Misalnya hamil dalam usia lanjut. Besamya j umJah anak atau terlalu sering melahirkan. Disamping itu juga, alasan dcmografis
dan pendekatan hak reproduksi. Lewat pendekatan ini, alasan yang sering dikemukakan adalah realitas tingginya kematian ibu (Mothemal Death) yang disebabkan oleh komplikasi aborsi yang tidak aman
Gender dan Komunikasi
Kesehatan Kump uiun Artikel, diterbitkan o leh Pusal
Kesehatan
Foundation Jakarta Pusat.
Berperspektif Gender
bekerjasama
dcnga11
Ford
19
Buku ini membahas aborsi ditinjau dari tiga sudut pandang :
1. Sudut Pandang Kesehatan Aborsi biasanya dilakukan atas indikasi medis yang berka1tan dengan ancaman kesehatan jiwa atau adanya gangguan kesehatan yang berat pada ibu, misalnya Tuberkolosis, Paru Berat, Asma, Diabetes Militius, Gaga! ginjal, Hipertensi, Penyakit Hati Menahun. 2. Sudut Pandang Hukum Dari sudut pandang ini, perlu adanya pertimbangan kembali kebcradaan undang-undang kesehatan yang masih kotroversi, yaitu Undang-undang No. 23/1992 pasal 15 ayat 1 sebagai berikut :
"Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelama,·kan J·iwu ibu hamil dan ataujaninnyc dapat dilakukan tindakan medis 1ertentu ". Dari Undang-undang tersebut, buku ini lebih mengedepankan suatu pelayanan dan perlindungan hukum bagi wanita pelaku aborsi dan bRgi para tenaga medis karena undang-undang yan5 berlaku sampa1 saat ini masih bertentangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dasar hukum tindakan aborsi yang cacat hukum yang ticiak jelas itu menjadikan tenaf:,a m~dis yang memberikan pelayanan aborsi rancu di mata hukum . 3. Sudut Pandang Agama Dalam buku ini khususnya, dalam sudt:t pandang agama dis1mpulkan bahwa aborsi yang dilakukan sebelum 120 hari hukumnya hararn dm1 sebagian ulama' menyatakan boieh. Batasan 120 hari dipakai sebagai tolak ukur boleh tidaknya aborsi dilakukan mengingat sebelum J20 hari janin belum ditiupkan
20
ruhnya yang berarti belum bernyawa, kemudian ulama' yang memperbolt~likan beralasan setelah didiagnosis oleh dokter anli kebidanan dan kandungcm temyata apabila kehamilan diteruskan maka akan m~mbahayakan keselamatan ibu, rnaka aborsi diperbolehkan. Dari sekian jumlah buku yang disebutkan penyusun belwn ada yang membahas tentang "Aborsi Sebagai Akibat Perkosaan Dalam Perspektif i-il~fat
Hukum Islam".
E. Kerangka Teoretik Perbincangan mengenai isqat al-hamli (ahorsi) pada umumn~ 1 a, dibagi dalam dua macam , yaitu pengguguran spontan (~pontaneous c.bortuSJ daa pengguguran buatan atau disengaja (abortus propocatus) . Pro dan kontr'.l te;itang aborsi masih berlanjut, dalam hal im penyusun memaparkan tentang larangan dan kebolehan melakukan aborsi. Aborsi dapat dilakukan dengan mempe:tir11b:tngk2n kondisi pihak wanita yang sangat lemah, clan dilihat dari segi psikologis wanita (ibu), sedangkan aborsi tidak dapat dilakukan manakala kondisi fisik wanita hamil dalam keadaan kuat, maka untuk mencari solusi dari rnasalah ini, penyusun menggunakan teori yaitu Qai 'dah Ushuliyat (Maqasyid as-Syari 'ah). Maksud dari teori ini adalab cara untuk menetapkan dari pada tujuan disyari ' atkan hukum Islam dengan memperhatikan lima hal yaitu tidak bertentangan dcngan kemaslahatan agama, dapat mernelihara jiwa, memelihara aka!, memelihara
21
1
keturunan, memelihara harta benda serta memelihara kehormatan.2 Di ani.ara teori/qa'idah tersebm: di atas, penyusun lebih menekankan pada Hif'dzu al-Nc:js pertama yakni agama mewaj1bkan bahwa setiap hamba diberi hak
dengan skala prioritas penerapannya, dan
ketika
kemaslahatan ya_11g satu berbenturan dengan maslahat yang lain. Dalam hll ini tentu peringkat pertarna, darurryyat harus clidahulukan dari pada peT1 ngkat !<edua, hajiyyat clan peringkat ketiga tahsiniyyat. i<.etentuan ini menunju.Y..kan bahwa 21
Fathurrahman Djamil, Filsafat Hu/mm Islam, (Jakarta : Logos Wacana Ilr11u
73 . 22
Ibid. 129.
,
l 99>), him.
22
dibenarkan mengabaikan ha1 hal yang termasuk peringkat kedua dan ketiga, manakala kemaslahatan yang masuk peringkat pertama terancam eksistensinya. Misalnya, seseorang diwajibkan untuk memenuhi kebutuhan pokok pangan untuk memelihara eksistensi jiwanya. Makanan yang dimaksud harus berupa makanan yang halal. Manakala pada suatu saat ia tidak mendapatkan makanan yang halal , padahal ia akan mati kalau tidak makan, dalam kondisi tersebut ia dibolehkan memakan makanan yang diharamkan, demi menjaga eksistensi jiwanya. Makan, dalam hal ini termasuk menjaga jiwa dalam peringkat daruriyyat, sedangkau memakan makanan yang halal termasuk memelihara jiwanya dalam p~ringkat hajiyyat. Jadi, harus didahulukan memelihara jiwa dalam peringkat dc ml'iyyrrt daripada peringkat hajiyyat. 23
F. Metode Peneiitian 1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library ;·esearch). l.ewat penelitian ini diharapkan dapat menghimpun serta menemukan hut,unganhubungan yang ada antara faktor yang diamati serta menyelesaikan perma~Riahan dengan baik.
2. Sifat Penelitian Gejala atau fakta dari tindak aborsi yang disebabkan oleh perkosaal1 sudar1 menjadikan korban (wanita) dalam kondisi yang tidak normal b:iik lalrir rnJ.upun batin. Maka oleh karena itu, kondisi-kondisi tersebut semoga dapa~ dipap~rkan
23
Amir Mu'allim dan Yusdani, Basis Teori Pengembangan Hukum Islam dalam Konfigurasi Pemikiran Hukum Islam, (Yogyakarta: UlJ Press Indonesia, J 999), Jllrn i52.
23
dengan jelas dan mendapat pertimbangan serta perhatian yang kbih c..Jari brrbagai kalangan. Jadi penelitian ini lebih bersifat dekriptif-analisis. 3. Pendekatau Kontroversi tentang aborsi akibat perkosaan selama ini makm marak didiskusikan, dalam kasus ini ada hal-hal yang ingin kami senttO. khususnya dari segi psikologi, sosiologi dan medis. Karena detik ini tindak aborsi s~cara hnicurn (Islam/Fiqih dan positip) sangat
untuk kemaslahatan korban. Oleh karena itu, pendekatan Filsafat Hukwn Islam sangat diperlukan dalam mengetahui serta memutuskan kebijakan hukurn
a. Dedukti f, Dalam al-Qur'an secara umum melarang manusia untuk sating membunuh tanpa alasan yang dibenarkan. Sementara aborsi secara yuridis formal yang berlaku di Indonesia dan hukum islam masih kontroversial. d1 lam sisi aborsi dilarang karena dianggap sebagai pembunuhan terhadap janin di lain sisi aborsi dibolehkan karena alasan darurat. Pada statement ini , alasa.n pelarangan untuk membunuh sangat jelas. Karena yang ditekankan tertuju
24
pada
kesucifill
suatu
kehidupan
yang
harus
djpehhara.
Tapi
permasalahannya adalah ketika seorang wanita melakukan aborsi akibat perkosaan tidak mendapat dispensasi (pertimbangan bukurn) dari pemyafaan tersebut sebab aborsi ilianggap sebuah pembunuhan, karena janin dalam rahim sudab memiliki kehidupan. Persoalan ini akan makin kompleks
disaat
wanita
korban
perkosaan
tidak
menghendaJci
kelangSWlgan janin sampai lahir. Maka akibat dari kondisi-kondisi yar.g dilami oleh korban perlu ilipertimbangkan kembali mengingat efek yang ditimbulkan oleh korban lebih besar dari pada meneruskan kehamilannya. Bukankah al-Qur'an mengajarkan kepada ummat manusia agar hidup aman-tentram, bahagia dan sejahtera. Maka, pernyataan
di
atas
dikhususkan oleh pemyataan kedua, karena larangan untuk membunuh ditujukan bagi siapa yang takut dilanda kemiskinan serta kelaparan. Jach, analisis data ini menggunakan teori maqasyid-al-syari'ah yaitu adanya penalaran pada data yang dapat memberi kemaslahatan dan hikmah bagi korban. Karena tujuan perumusan hukum islam sendiri dimaksudkan untuk kemaslahatan ummat manusia dengan syarat tidak mengancam eksistensi keberadaan/merusak hal-hal yang pokok, yaitu al-Qur·an dan a!Hadist. b. Komparatif, dengan menganalisis ctata-data atau dua metode t1y:n yang bertentangan) kemudian keduanya akan digabung ~ diprioritaskan mana yang ilidahulukan pada prakte.knya. Seperti pemyataan berikut ini:
25
"di satu sisi, al-Qur'an melarang aborsi/membunuh janin tanpa alasan yang dibenarkan", larangan tersebut berlaku bagi siapa saja tanpa melihat pertimbangan-pertimbangan (konctisi) dari sisi mas1ahatnya. Tapi di lain sisi, " al-Qur'an memberikan keringanan untuk melakukan aborsi karena alasan mendesak". Maka dalarn hat ini akan diprioritaskan mana yang lebih penting didahulukan dalam prakteknya.
G. Sistematika Pem bnbasan Sistematika pembahasan skripsi ini, akan ditempatkan sesuai
d~ngan ~ab
yang akan dibahas. Bab satu, menjelaskan dan menggambarkan ruang lingkup den arah bahasan skripsi, baik secara teknis maupun pokok bahasan. Sebu.gai ba',as pembahasan agar tidak terpengaruh (mengarah) pada topik lairu,ya. Yang dominan dibicarakan pada bab awal ini tentang aborsi akibat perko5a:m d~t::njeiu dari beberapa segi, diantaranya : psikologi, sosiologi, medis dan hnkum (is1arn/fiqih dan positip). Sengaja diletekkan pada awal bab karena mtrupakan langkah awal untuk menjelaskan titik awal permasalahannya j ug~ 1.mruk mempermudah pada bahasan bab berikutnya. Maka diperlukan suc;una.n/forma~ dalam membahas masalab ini, sebagaimana tertulis pada baris berikut ini : pendahuluan, latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan, telaah pustaka, kerangka teoretik, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab dua, membahas aborsi secara umum, ha! ini dimaks•1tkan untuk mengetahui sisi yang perlu ctiperhatikan da1am tindak aborsi yang nan1inya
26
berakibat fatal bagi wanita (pelaku aborsi) baik lahir ataupun batin. Secara tidak langsung juga akan bersentuhan dengan hal-hal bersifat psikologis, sosiolo0s dan medis yang akan dibahas pada selanjutnya. Adapun format bahasannya sebagai berikut : gambaran umum tentang aborsi, yang mencakup : penge1tian aborsi, klasifikasi aborsi, metode dan komplikasi ahorsi serta motivasi aborsi. Bab tiga, membahas hakekat perkosaan dan
macam-Mac~.rrJnya
serta
konsekuensi hukum (islam dan positip) bagi pelaku perkosaan juga bahasan tentang aborsi akibat perkosaan. Kedua masa!ah ini dianalisis dan
dik1hfl~
r.1elalui
pendekatan psikologi, sosiologi, kesehatan (medi s) dan hukum. Sekalig·.J~ awal dalam menentukan sikap untuk mengambil intisari/hikmah serta hukum cari kasus yang ada. Bab empat. adalah akhir dan skripsi ini serta memberikan kesi mpt.!~e.n dari permasalahan dan juga saran-saran yang dianggap penting.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah melalui penjelasan clan perdebatan yang panjang mengenai aborsi akibat perkosaan walaupun masih banyak pendapat yang kontroversial, namun dapat disimpulakan bahwa aborsi hukumnya tetap haram, karena dianggap sebu'1.h pembunuhan terhadap janin yang siap menerima kehidupan. Meski pun demikian, aborsi dapat dilakukan kalau rnemang benar benar dalam keadaan darurat. Misalnya, karena ada indikasi medis yang mengharuskan aborsi demi keseJamatan jiwa ibu. Karena sebuah musibah korban perkosaan, selain keharnilan tidak diinginkan, juga sangat mengganggu kestabilan j iwa korban. Bukan hanya menderita fisik, tetapi akan mengalami gangguan pada pikiran, perasaan/nurani yang menimbulkan konflik dan guncang dalam j iwa korban. Selain itu juga korban akan kehilangan status mocalnya dalam masyarakat, karena diauggap telah rnelanggar norrna norrna agama, hukum, dan norm a norma sosial . Dengan kondisi yang demikian, maka korban tidak dapat Iagi di3.11ggap sebagai insan kamil , karena syarat menjadi manusia yang seutuhnya haru~ schat jasmani dan rohani . Dengan kata lain struktur jiwa harus harus dalarn lwndi~i normal dan terpelihara. Dalam hukum islam aborsi termasuk: perbuatan yang dilarang dan ber.fosa. Aborsi dikategorikan sebagai perbuatan melanggar hukum (j arimah). Mal:a d~ ~in i yang diutamakan adalah keselamatan dan kesehatan jiwa ibu dari pada janin1e, karena janin dianggap belum memiliki tanggungjawab hidup dar. bd um bisa
79
80
dipastikan kelangsungan hidupnya. Aninya janin hanya sebagai al-Jara' (c.abang) sementara ibu adalah al-ash/ (yang pokok), dan demi menjunjung nilai nilai mashlahat. Maslahat tersebut sangat sesuai dengan kai'dah Fighiyah :
B. Sarao-saran
Sebagai akhir dari penulisan ini, maka penyusun bisa memberikan saran serta beberapa bahan masukan bagi para peneliti dibidang ilmu hut.um (baik hukum Islam maupun hukum Positip), khususnya yang berkaitan <.icngan tema pembahasan ini adalah sebagai berikut : 1. Diperlukan adanya gerakan sosialisasi dan pemahaman yang
l~bih
mendalam terhadap syari ' at islam bagi komponen masyarnkat sebagai obyek dan pelaku hukum, khususnya yang bersentuhan der.gan 111a::;alah aborsi. 2. Supaya pelarangan aborsi yang riirumuskan dalam hukurn J'.lOS iti p di Indonesia (KlJHP) jangan terlalu ketat dan kaku, tetap; henda1<:1ut dibuat pengecualian tennasuk
~asu.;
kt:hamil:.tn karena perko
.)cbab
Hukum Is!am dapat membenarkan aborsi akibat perkosar.n ckngan
81
pertimbangan adanya indikasi medis, yakni jika kesehatan fisik , psikis (mental) dan sosiologis korban perkosaan akan terganggu berdasarkan pemeriksaan yang akurat. Hal ini dapat membantu para dokter dalarn melakukan profesinya. 3. UU. No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan pasal 15 meyebutkan t~11tang kebolehan aborsi apabila ad.a indikasi medis yang bersifat fo;ik dapat membahayakan jiwa wanita yang mengandungnya. Khust•s berkaitan dengan kasus perkosaan, penyusun menyarankan agar indikasi medis dari sisi psikologis dan sosiologis juga perlu dipertimb~gkan, mcr•gingat perkosaan merupakan penstiwa mmmati s yang sangat r.1enggur.cang jiwa korbannya. 4. Sebelum pelaksanaan aborsi sebaiknya melalui proses !wnsciing tP,r)ebih dahulu. Sebab, adakalanya setelP.h melalui konsehng yC1ng '1r.il., beberapa
orang
mungkin
akan
membatalkan
niat:iya
untuk
menggugurkan . Konsehng juga harus dilakukan setelah µeng guguran selesai, karena betapapun juga pengalaman itu air.an mcrnbtn te~
81
Jalan keluar itu diberikan, dengan syarat digunakan dengan penuh rasa taqwa kepada Tuhan bukan karena nafsu dan hasutan syetan. 6. Pemorkosa hendaknya dihukum dengan hukuman yang berat dan memenuhi rasa keadilan. Mengingat penderitaan yang d!alamni oleh setiap korhan perkosaan tidak dapat diukur, mereka mengat?.mi slces~ , depresi, trauma dan bahkan menjad i sakitjiwa. Selama ini 1111c1"k ptciar.a perkosaan yang tercantum di dalam KUHP, sangsinya d1ra:;a s:rngat ringan. Aturannya terk.csan hanya mempertimbangkan kepc ntingan pelaku kejahatan, kurang rnempe rtimtangkan kepentingan korban kejahatan (perkosaan), ml.ka sangat perlu kiranya da'atr' pasal -pasal yang berkaitan dengan perkosaan diberikan hukuman lai n yang t ersi fat perdata yaitu diharuskan rnemberi g<:nti rugi oleh pelaku !ccj ahatan terhadap korban sebagai sr.nk!:;i tamba han.
DAITAR PUSTAKA
Kelompok al-Qur'an dan Hadis : Departemen Agama Rl., A/-Qur'an dan Terjemahannya, Semarang : CV. Toha Putra, 2003 Abi Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Sahih Bukhari, tk:tnp.tt.
Kelompok Buku Fiqih/Ushul-Fiqih: Khallaf. Abdul wahab, llmu Ushul-Fiqih, cet I , Semarang : Dina Utama ser11a rang,
1994.
Kelompok Bukn-buku lain : Ancok. Djamaluddin, Suroso. Fuat N ashl)n , J>s1kologi fslumi, cet 1, Yogyc:.karta : Pustaka Pelajar. Juli, 1995. Atang Ranoemihurdja . R, I/mu Kedokteran Kehakiman, edi si.2, Bandung : Tarsita, 199 I. Ali Hasan. M, M asai! Fiqhiyah A f-hadilsah , edisi.1, cet.2, jakarta : P.T. RaJ:l Grafindo Persada, 1997. Berten, "Aborsi Sebaga i masalah !:'tika ", penerbit P.T. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2002. Djamil , H . Fathurnhma n, Filsaj (1t Hukurn Islam, cet . 3, Jakarta : Logos Vlacan ~ Ilmu, 1999. Ekatama, S u1y on:), P uji u to, RS, ST , Harun, , Widiartana, G, "Aburti.s J->10.io kl:l us
Bagi Karban Perkosaan 1')erspektij; Vtk11mofog1, Krimrnulogi ciun Hukum Pidona" U niversitas Atma ,laya Yogyakarta, erusi pt:Fama. cet I , UAJ Y, Yot,ryakarla 2000. Ebrahim. Abu! Fadil Muhsm, Ahorsi Kontrmep.\·1 lv/engatasi Kemanlulw., cet.2, Bandung : Mizan, januari, I 998. Goode. William J, Sosiolog i Keluarga , alih bahasa Lailahanoum Jakarta : Bumi Aksara Jakma, oktober, 2002.
83
J lc,~yi f'Yl .
cct. 2,
84
Kusmaryanto SCJ. CB, Kontroversi Aborsi, Jakarta
Gramedia Widia~arana
Indonesia, 2002. Moeljatno, Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), cet.21 , Jakarta : Burr.i Aksara 2001. Mu'allim. Amfr, Konflgurasi Pemikiran Hukum Islam, edisi.1, cet.l, Y cgyakarta : UII Press Indonesia, 1999. Manuaba. Ida Bagus Gde, MeMahami Kesehatan Reproduksi Wanila, J«i<~rta : Arcan, 1999. Seokanto. Soerjono, Pengantar Penelilian Hu:wm, cet.3, Jakarta . Ul Prf!ss, 1986. Sudjana. Nana, Tuntunan Penyusu.'1an Karya llmiah, Maka/al~. SimjJSt, ;·b·is,
Diserta:,i, cct.8, Bandung : Sinar Baru Algensindo Offset, 2004. Tebba. Sudirman, Sosiclogi Hukum Islam , Yogyakarta : UII Pres~ Indor,es ia, 2003 . Qardawi. Yusuf, Fatwa-fatwa Kontempore;·, penerjemah As'ad Yasin, c.;et. I, Jakarta : Gema Jnsani Pres~ , l995 . Yanggo. Chuzaimah T, Anshary AZ.HA, Hafiz, M .A, Problematika hukum lslar.1
Kontemporer, An ggota IKAPT kerja sama dengan Lembaga Stt.:ci l ~ l ~l'n dar. Kemasyarakatan (LSIK), Jakarta, Penerbit P.T.Pustaka Firdaus, cet ket!ga, maret 2002. Wahid, K.H. Abdurrahrnan, dkk, Menakar " Harga" Perempuan, (Bandung : Penerbit,
Mizan
Khazanah
Ilmu-llmu
Islam,
kerja
sama
dengan
Perhirnpunan Pengernbangan Pesantren dan rnasyarakat (P3M) cian !"ord Foundation, cet.I., Dzulhijjah 1419/ April 1999)
Kelompok Jurnal : Jurnal dua bulanan, Mimbar Hukum, (Jakarta : PT. Tornasu, ISSN 0353-3687, Jakarta, 1993.
Musawa' Jurnal Studi Gender dan Islam (PSW) IAIN Sunan KaliJaga Yogyakarta, kerja sama dengan Roya l Danish Embassy Jakarla, cetakan pertarna, Y ogyakarta, maret 2002.
---------------·-~
Lampiran I
TERJEMAHAN AYAT AL-QUR' AN, RADIS DAN KA'IHAH U~HULT\'AH ~-....------.---.------· ~----------- - ~-- --~
No. Bab
Terjemahan
Hal.
" Janeanlah karnu sekaiian membunuh anak-anal : ka;nu kerena takut kelaparan atau dilanda kenm kinan sesungguhnya kami (Allah) memberi nafkah.'rizqi bagi kamu, dan sesungguhnya yang dem ih.i an it11 <: cla lah 1. I 9 kcsalahan bcsar bagi kam u"_ " Sesungguhnya Allah mengharam kan bug1 l« 1 mu mernbunuh t~~ia alasan yang_2_cna1". -··_ " Dan tidaklah kami meng utus kamu (Mul':am mad), '
--- - -
I
I
5.
m
6.
IV
7.
IV
"Menempuh salah satu tindakan yang lebih ringun dari dua
77 . hal an berbaha a, wa.ib hukumn a''. "HaJ-hal yang dilarang itu akan menjadi boleh (mu.?ah) 80 apabila dalam keadaan darurat, seperti: terpaY.sa dan demi untuk kemaslahatan bersama". ------"Apabila bertentangan dua mafsadat, maka perhatikan mana 80 yang lebih besar madharatnya dengan mengerjaka.n yang lebih ringan".
11
Lampiran Il
Biografi Ulama'
l. Imam al-Bukhari Imam al-Bukhari merupakan salah seorang ulama' hadis yang cukup terkenal. Salah satu kemasyhurannya disebabkan oleh usahanya dalam mengumpulkan hadis yang dihimpun dalam kitab al-Jami· as-Shu"iih. Ki tab i11i dianggap sebagai kitab ummat !slam yang utarna setelah al-Qur 'ara . Pada zamannya, medan hadis bagaikan lautan yang luas yang bercampur antara hadis shahih dan hadis palsu, antara yang benar dan yang buatan. Hadis telah diJadik
m
Anas sampai imam ini meninggal dunia. Kemudian ia diberi jabatan ~merintah Ji Yaman, tetapi ia disana dituduh turut campur dalam gerakan syi ' a.'i menanU>.ng Bani Abbas. Ia ditangkap dan dibawa kedepan khilafah Harun ar-~asy1d
lV
Lampiran III
CU RICULUM VITAE (CV)
Nama Lengkap
: Abdul Wahab
Tempat!ranggal Lahir
: Marisa (Gorontalo ), 2-12 -1976.
NI!\-1
:00370532
Fakultas
: Syari' ah
Agama
: Islam
Alamat asal
: JI Trans Gorontalo, Kab Pohuwato, Desa Hulawa Kee.Marisa Propinsi Gorontalo. Sulawcsi-lJtara (S ult:t J
Alamat di Yo1:,ryakarta
: Jin Magelang Kilo-Meter 28. Yogyakarta.
Nama Orang Tua Ayah
: Sulaiman I lasan
lbu
: Lin Umar
Pekerjaan
: Mahasiswa
Pendidikan
: SD Inpres I Gorontalo (Marisa) Sulawesi Utara ( 1988 1995)
• Madrasah al-Khairat Gorontalo (tilamuta) ~ l 9~91990) f Madrasah Stanawiyah Al-l luda Propinsi Gorvntalo
(1991-1994)
* Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogc, Jaw& Timur ( 1994-1999) •Fakultas Syari 'ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2000-2007)
Pengalaman Kerja
: Pcrnah
Wiyata
Bakti
Yogyakarta (2004-2005 )
v
di
Ponpes
lbn..il--( 'ayyim