IX. Produksi Benih Sayur
9.1. Pendahuluan 9.1.1. Deskripsi Singkat Dalam Pokok Bahasan IX akan dibahas mengenai tempat produksi benih, penanaman dan pemelihoraan tanaman yang akan dipanen benihnya serta panen dan penanganan pascapanen benih.
9.1.2. Outcome Pembelajaran Setelah mempelajari Pokok Bahasan IX ini diharapkan mahasiswa akan dapat menerapkan cara memproduksi benih sayur yang berkualitas tinggi. 9.2. PENYAJIAN MATERI Benih yang berkualitas tinggi merupakan salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan dalam membudidayakan tanaman sayur. Di negara berkembang, biasanya ketersediaan benih yang berkualitas tinggi merupakan masalah utama dalam budidaya tanaman sayur, hal mi berhubungan dengan tidak adanya varietas sayur yang baik, kurang tersedianya teknologi dalam mernproduksi benih yang berkualitas baik, rendahnya kualitas pengawasan produksi benih, penanganan pascapanen benih yang kurang sesuai dan ketersediaan varietas unggul terbatas. Program perbenihan yang ada di setiap negara berkembang berbeda-beda, ada yang hanya sekedar mengintroduksi varietas baru dan negara lain (yang biasanya belum tentu adaptif terhadap lingkungan baru) untuk memuliakan tanaman sayurnya dan ada pula yang melakukan seleksi dan varietas tanaman sayur yang telah dimuliakan yang dilakukan oleh institusi pemenintah maupun swasta. Kebanyakan petani mempergunakan benih hasil penanamannya sendiri karena benih yang dipenjualbelikan tidak tersedia atau varietas yang dijual tidak sesuai dengan keinginan petani ataupun harga benihnya sangat mahal. Biasanya petani menyimpan benihnya untuk ditanam di musim tanam berikutnya. Beberapa petani ada yang membeli buah masak dan pasar dan benihnya digunakan sebagai bahan tanam. Benih yang dihasilkan oleh petani merupakan sumber benih yang umum digunakan untuk budidaya tanaman sayur di tingkat petani dalam skaa usaha kecil dan di rumah tangga. Seningkali benih yang dihasilkannya berkualitas rendah. Hal ini disebabkan oleh benih berasal dan tanaman yang digunakan untuk konsumsi dan hanya disisakan pada akhir produksi sayur untuk konsumsi. Tentunya tanaman sayurnya sudah tidak bagus lagi di akhir produksinya sehingga menghasilkan benih yang secara fisik dan fisiologis tidak masak sempurna. Biasanya petani tidak mengindahkan adanya isolasi jarak yang benar untuk suatu varietas sayur terutama untuk tanaman sayur yang menyerbuk silang. Tentu saja nantinya Universitas Gadjah Mada
1
benih yang dihasilkan bisa jadi secara genetik tidak murni lagi (merupakan campuran genetik). Oleh karena penanamannya biasanya terus menerus sepanjang musim tanam, infeksi penyakit terutama oleh virus menupakan masa!ah dalam budidaya tanaman sayur. Tanaman sayur yang telah teninfeksi oleh penyakit akan menghasilkan benih yang berkualitas rendah dan bisa jadi benih yang dihasilkannya mengandung penyakit (seedborne). Lebih lanjut benih yang dihasilkan oleh petani biasanya tidak diekstrak, diproses dan disimpan sebagaimana mestinya. Tanaman sayur yang bagus, dalam hal ini pertumbuhan dan hasil (tergantung pada bagian tanaman sayur yang diambil hasilnya), serta buah yang berkualitas bagus yang dipilih sebagai sumber benih. Tanaman sayur atau buah yang menampakkan gejala terinfeksi oleh hama dan/atau penyakit tidak diikutkan untuk produksi benih. Satu atau dua buah saja yang ditinggalkan sampai mencapai tingkat kemasakan penuh, baik di tanaman induknya atau selama inkubasi setelah buah dilepaskan dan tanaman induknya sebelum benih diekstrak (dikeluarkan don buahnya). Apabila petani menginginkan memproduki benih sendiri, harus ada lahan khusus yang terpisah yang digunakan untuk memproduksi benih. Lahan tersebut harus merupakan lahan yang terbaik dalam anti mudah ditangani dan dekat dengan sumber air. Selain itu juga relatif bebas dan masalah hama dan penyakit. Tanaman yang menyimpang (off- type) dan sisa-sisa tanaman pada penanaman sebelumnyo (crop volunteer) hendaknya disingkirkan sesering mungkin dengan menggunakan seleksi negatif (menyingkirkan tanaman yang tidak dikehendaki tumbuh). Penanganan infeksi penyakit dan/atau hama harus Iebih serius dibanding penanganan dalam budidaya tanaman sayur yang hasilnya untuk dikonsumsi. Pengelolaan tanaman dan pergiliran (rotasi) tanaman secara umum sama dengan budidaya tanaman sayur untuk konsumsi. Meskipun demikian, untuk produksi benih diperlukan pemeliharaan yang sedikit berbeda karena tanaman sayur yang akan dipanen benihnya berada di lahan Iebih lama. Beberapa tanaman sayur biennuals, seperti kubis, wortel dan lobak, memerlukan perlakuan khusus yang harus diberikan dan/atau waktu tanam yang tepat untuk menginduksi tanaman berbunga dan membentuk biji. Tanaman sayur ini memerlukan suhu rendah dan/atau hari yang lebih panjang untuk inisiasi pembungaan. Oleh karena ada beberapa jenis tanaman sayur yang memerlukan perlakuan khusus supaya tanaman dapat berbunga maka harus diperhatikan dalam budidayanya supaya nantinya akan didapatkan benih yang berkualitas tinggi.
Universitas Gadjah Mada
2
9.2.1. Subpokok Bahasan IX.1. IX.1. Tempat Protduksi Benih Sayur
Lahan yang nantinya dipergunakan untuk memproduksi benih sayur harus dilihat kesesuaian faktor-faktor iklimnya. Faktor-faktor tersebut meliputi curah hujan yang cukup untuk dapat tetap menjaga tanaman sayur dapat tumbuh secara sempurna dan bijinya dapat matang. Akan tetapi, pada saat biji mulai masak, tentunya curah hujan dan angin relatif Iebih sedikit untuk memungkinkan biji masak dan memudahkan pelaksanaan panen sehingga dapat memperkecil kemunduran benih dan hilangnya biji tanaman. Selain itu, faktor tanah memegang peranan yang sangat penting dalam produksi benih sayur. Kualitas tanah memegang peranan penting dalam perkembangan biji tanaman sayur. Umumnya lahan yang digunakan untuk produksi benih sayur, tanah yang dipilih adalah tanah yang memiliki kapasitas menahan air tinggi, kandungan unsur hara dan kapasitas pertukaran kation juga mencukupi meskipun status hara dalam tanah dapat dimodifikasi dengan pemberian unsur hara makro don mikro yang tepat. Dalam budidaya tanaman sayur yang nantinya dipanen bijinya, areal pertanaman harus bebas dari biji-biji tanaman sebelumnya atau biji gulma untuk mencegah tercampurnya tanaman dan menjaga kemurnian biji tanaman sayur secara genetis terutama untuk tanaman sayur yang menyerbuk silang. SeIain itu, areal pertanaman juga diperhatikan terutama apabila lahan tersebut sebelumnya digunakan untuk menanam tanaman sayur lain, yaitu mengenai jenis dan dosis pupuk yang diberikan pada tanaman sebelumnya, pemeliharaan kondisi fisik tanah dan memperkecil resiko akibat adanya hama dan penyakit yang tergolong soil-borne pest and disease, serta gula yang tumbuh sebelumnya. Lahan yang digunakan juga terisoasi dari tanaman sayur lainnya, terutama apabila yang dibudidayakan merupakan tanaman sayur menyerbuk silang, dan merupakan lahan yang terbaik dalam arti mudah dijangkau dan ditangani serta dekat dengan sumber air. Salah satu faktor utama yang harus diperhatikan dalam memproduksi benih sayur adalah memperkecil kemungkinan terjadinya penyerbukan silang dengan tanaman lain atau off-type yang bersifat cross-compatible crops yang tidak dikehendaki. Hal ini dapat dicapai dengan jalan bunga tanaman sayur tersebut dikerodong dengan kertas payung sebelum bunga mekar untuk mencegah kontaminasi pollen dan varietas yang sama spesiesnya atau dan off-type lainnya yang bersifat cross-compatible crops yang tidak dikehendaki. Tentu saja dengan pengerodongan bunga, penyerbukannya harus dilakukan secara buotan dengan bantuan manusia dengan pollen yang berasal dari varietas tanaman sayur yang sama. Apabila pengerodongan bunga tidak dilakukan, terutama untuk tanaman sayur menyerbuk Universitas Gadjah Mada
3
silang, maka tanaman tersebut harus ditanam pada waktu yang berbeda (isolasi waktu) atau dengan jarak yang cukup jauh (isolasi jarak) sehingga tidak memungkinkan terjadinya penyerbukan silang dengan varietas atau off-type lainnya yang bersifat cross-compatible crops. Isolasi waktu dimaksudkan bahwa penanaman tanaman sayur terutama yang menyerbuk silang tidak dalam wiktu yang bersamaan supaya berbunganya tanaman tidak terjadi pada saat yang bersamaan sehingga penyerbukan hanya terjadi antar tanaman dalam satu varietas yang sama. Isolasi jarak dimaksudkan tanaman sayur ditanam dengan jarak yang cukup jauh. Isolasi jarak ini dilakukan juga untuk mencegah tercemarnya pollen dan petak tanaman sayur yang lain yang memungkinkan terjadinya penyerbukan silang. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa pollen yang terbawa angin hanya dapat menempuh jarak tertentu saja; tetapi ini juga sulit untuk dihindari terjadinya kontaminasi dengan pollen lain terutama jika penyerbukan terjadi dengan bantuan serangga karena serangga dapat menempuh jarak yang relatif lebih jauh. Jadi rekomendasi yang disarankan untuk membuat isolasi jarak yang harus diperhatikan untuk suatu jenis atau varietas tanaman sayur tertentu adalah cara penyerbukannya (apakah spesies tersebut dominan menyerbuk sendiri atau menyerbuk silang)
dan
vektor
pembawa
pollen
(serangga
atau
angin).
Isolasi
jarak
yang
direkomendasikan untuk beberapa tanaman sayur tercantum dalam Tabel 1 3.
Tabel 13. Cara penyerbukan, isolasi larak dan tanda-tanda kemasakan dan beberapa tanaman sayur Tanaman Sayur Kacang panjang
Penyerbukan Naturally selfed,
Isolasi jarak (m) 130
Partially selfed,and
kemasakan Dua pertiga bagian
cross by insect Kacang gude
Tanda-tanda
polon menjadi coklat 180-360
Polongmulai mengering
45-360
Buah matang merah
30-60
Buah matang merah
cross pollinated Cabai
Partially selfed and cross pollinated
Tomat
Normally selfed with crossing by insects
Terung
Partially selfed and
atau orange 400-900
cross pollinated Selada
Naturally selfed,
Fase akhir dari masaknya buah
30-60
Bulu-bulu halus pada Universitas Gadjah Mada
4
Kubis
pollinated with cross
bunga berwarna putih
pollination by insect
(30-50%)
Largely cross
1000-1500
Biji menjadi coklat gelap
1000-1500
Polong menjadi coklat
pollinated by insect, with self pollination Cauliflower
Largely cross pollinated by insect,
gelap
with self pollination Semangka
Partially selfed and
400-1000
Masak konsumsi
500-1000
Masak konsumsi
400-1000
Buah menjadi kuning
cross pollinated Melon
Partially selfed and cross pollinated
Mentimun
Partially selfed and cross pollinated
Bayam
Normally selfed with
pucat Minimum 500
Biji menjadi hitam
crossing by insects
Patokan yang dapat dipakai untuk menentukan jarak minimal dalam isolasi jarak adalah jarak antar jenis tanaman sayur yang berbeda atau kultivar-kultivar yang berbeda dalam jenis (spesies) yang sama lebih besar daripada kultivar-kultivar yang sama tipenya. Sebagai contoh jarak minimum yang digunakan untuk isolasi jarak dan kultivar kacang buncis yang bertipe merambat dengan warna bunga yang berbeda lebih besar daripada jarak untuk kultivar-kultivar yang sama warna bunganya. Untuk kelas-kelas benih yang nantinya akan dipergunakan untuk memperbanyak benih lagi isolasi jaraknya harus lebih lebar daripada kelas benih yang nantinya akan didistribusikan ke petani untuk membudidayakan tanaman sayur yang hasilnya dikonsumsi. Penggunaan isolasi jarak mi juga harus riemperhatikan faktor-faktor lingkungan lainnya, seperti topografi, penghalang alami (hutan, gunung, sungal, lout, lembah dan lain sebagainya) penghalang angin dan populasi serangga yang dapat mempengaruhi efisiensi penggunaan isolasi jarak. Dengan adanya jarak yang cukup jauh (isolasi jarak) memungkinkan juga tanaman sayur pada saat panen tidak terjadi tercampurnya benih hasil panen dan juga untuk menghindari berpindahnya hama dan patogen penyebab penyakit pada tanarna-n inang pengganti (alternative host crops).
Universitas Gadjah Mada
5
9.2.2. Subpokok Bahasan IX.2. IX.2. Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Sayur untuk Produksi Benih
Secara umum, prinsip dan cara budidaya tanaman sayur yang akan diambil bijinya sama dengan prinsip don cara budidaya tanoman sayur untuk konsumsi (dibahas dalam Pokok Bahasan V). Meskipun demikian, karena tujuan akhir budidaya tanaman sayur ini untuk menghasilkan benih atau akan diambil bijinya sebagai bahan tanam berikutnya, maka sangat penting memperhatikan setiap tahap budidayanya dan dikerjakan dengan hati-hati serta cermat untuk menghindari tercampurnya benih atau bagian-bagian tanaman pada semua tahap pertumbuhan. Untuk menghasilkan kultivan tanaman yang secara genetis murni maka setiap tahap pertumbuhan tanaman harus dievaluasi. Selama melakukan budidaya tanaman sayur untuk multiplikasi benih untuk meningkatkan jumlah benih yang tersedia, harus diperhatikan bahwa benih yang nantinya akan dihasilkan harus tetap terjamin true to type. Yang dimaksud dengan true to type adalah tanaman yang ditumbuhkan dan benih yang baru (keturunan benih sebelumnya) yang berasal dari persediaan benih tidak nyata berbeda dengan deskripsi kultivar tanaman yang bersangkutan. Hilangnya atau kemunduran sifat-sifat tertentu dan kultivar seringkali juga disebut sebagai hilangnya kemurnian kultivar yang bersangkutan atau loss of trueness to type. Pada setiap tahap pertumbuhan tanaman sayur harus diawasi untuk menghilangkan bibit atau tanaman yang menyimpang dan tipe aslinya. Kegiatan penghilangan tanaman yang menyimpang dari tipe aslinya atau off-type disebut dengan roguing. Dengan adanya tindakan roguing ini merupakan dasar untuk menjamin tingginya kualitas benih secara genetis. Supaya pekerjaan roguing dapat efisien ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu jarak tanam dan posisi matahari serta pengaruh suhu tinggi pada tanaman. Penanaman tanaman sayur yang akan dipanen bijinya harus dapat menjamin tanaman dapat diamati secara individu sehingga kerapatan tanamnya (jarak tanamnya) harus diperhatikan, biasanya kerapatan tanam yang dipakal adalah kerapatan tanam optimum. Apabila penanaman tanaman sayur tidak dilakukan penjarangan tanaman, identifikasi tanaman yang tidak diinginkon (tanaman yang lebih tinggi atau lebih rendah) dengan cara dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh normal. Tanaman sayur yang termasuk off-type harus disingkirkan secepat mungkin sehingga tanaman tersebut tidak sempat berbunga. Tabel 14 memperlihatkan tahap pertumbuhan beberapa tanaman sayur untuk dilakukan roguing.
Universitas Gadjah Mada
6
Tabel 14. Tahap pertumbuhan beberapa tanaman sayur untuk dilakukan rouging Tanaman sayur Selada
Tahap pertumbuhan untuk dilakukan roguing Tanaman muda dengan daun 4-6 helai. Tanaman dewasa pada saat pembungaan. Setelahnya munculnya bunga.
Kubis
Pada tahap pembentukan daun. Pada
tahap
pembentukan
krop
(bentuk,
ukuran,
kekompakan). Cauliflower
Pembentukan daun (jumlah, ukuran dan bentuk). Ketepatan waktunya dalam menghasilkan curd. Masak komersial curd (warna, ada tidaknya daun bunga, kekompakan bunga, ukuran dan daun pelindung).
Lobak
Pembentukan akar (ukuran, bentuk, warna, proporsi bagian warna untuk kultivar dengan dua warna pada umbinya, kekompakannya) dan daun (ukuran, jumlah dan bentuk daun). Pemanjangan batang (warna batang dan sifat karakteristik batang dengan daunnya). Pembentukan bunga.
Semangka dan melon
Pertumbuhan vegetatif. Saat pembungaan (warna dan bentuk bunga). Perkembangan buah (tipe buah dan warnanya). Sifat-sifat buah yang dipanen (tipe buah dan warnanya, umur panen).
Mentimun
Sebelum bunga pertama membuka (tipe pertumbuhan, vigor dan tipe daun dan kultivar). Tahap awal pembungaan (habitus tanaman dan karakter daun, perkembangan bunga terutama warna bunga); Pembentukan buah (tingkat produktivitasnya, kegenjahan, karaktenistik buah: ukuran, bentuk dan warna); Matangnya buah (warna buah motang: hijau, kuning, putih atau orange).
Tomat dan cabai
Sebelum berbunga (habitus tanaman, karakteristik daun); Saat berbunga dan pembentukan buah pertama (Habitus tanaman, vigor don karakteristik daun, umur berbunga); Pembentukan buah (karakteristik hasil, kualitas buah,
Universitas Gadjah Mada
7
ukuran, bentuk, warna dan pola warna saat matang). Kapri, kacang panjang,
Setelah bibit muncul (tinggi bibit ± 1 5 cm): tinggi bibit dan
kacang babi dan
helaian daun; Saat berbunga (waktu berbunga, warna
buncis
bunga, jumlah bunga per buku dan bentuk bunga); Pembentukan polong (ukuran polong, bentuk dan warna polong).
Yang harus diperhatikan pula pada saat pelaksanaan roguing adalah posisi matahari dan pengaruh suhu udara yang tinggi pada tanaman sayur. Cahaya matahari yang terang dapat mengurangi ketelitian dalam membedakan perbedaan warna. OIeh karena itu, pekerja yang melakukan roguing harus melaksanakan pekerjaannya sebelum tengah hari untuk mengurangi kesalahan dalam menentukan perbedaan tanda-tanda dan beberapa karakter yang tidak kentara (halus). Idealnya cahaya matahari datang dan belakang (punggung) pekeria roguing, jangan sampai cahaya matahari datang dari arah depan pekera roguing sehingga mengenai mata. Roguing harus dilakukan pada setiap tahap pertumbuhan tanaman dan jangan sekali-kali menundanya.
9.2.3. Subpokok Bahasan IX.3. IX.3. Panen dan Penanganan Pascayanen Benih Sayur
Periode pembungaan dan beberapa spesies tanaman suyur budidoya relatif cukup lama, demikian pula dengan periode matangnya buah don masaknya biji. Pada beberapa spesies tanaman sayur, seperti pada seloda, Brassica sp. dan okra terdapat kecenderungan bohwa biji yang masaknya lebih cepat akan cepat mengalami penurunan daya tumbuhnya daripada biji yang masaknya belakangan. Hilangnya biji sebelum dipanen sering disebut sebagai pecahnya buah. Untuk mengurangi hilangnya biji akibat pecahnya buah dopat dilakukan dengan menyemprotkan larutan polyvinyl acetate pada tanaman sayur. Polyvinyl osetate ini bertindak sebagai lem yang akan mencegah terjadinya pecahnya buah selama biji berkembang di dalamnya. Penyebab lain hilongnya biji sebelum dipanen adalah burung, hama pengerat dan cuaca buruk. Hal ini dapat dikurangi dengan pemasangon penghalau burung seperti orangorangan dan balon udara. Pemasangan kelambu juga dapat dilakukan khususnya untuk areal yang luas pemasangan kelambu menjadi tidak efektif lagi. Biji tanaman sayur umumnya mudah rontok setelah tanaman mengeluarkan bunga akibat batang tanaman tidak mampu menopang beban berat dan bunga dan biji-biji yang berada pada pucuk tanaman. Hilangnya biji tanaman sayur sebelum dipanen dikenal dengan istilah lodging. Universitas Gadjah Mada
8
Tanaman sayur tertentu sangat rentan terhadap lodging (rebah) seperti selada setelah tanaman memunculkan bunga, beberapa praktik budidaya dan faktor-faktor Iingkungan dapat mendukung terjadinya lodging, yaitu adanya angin, tingginya dosis nitrogen yang diberikan pada awal pertumbuhan tanaman sayur, hujan lebat yang dapat menyebabkan tanaman roboh atau menurunkan efisiensi akar dalam menopang tanaman dan serangan dan hewan. Apabila tanaman sayur mengalami lodging (rebah), tanaman cenderung mengalami deteriorasi dan tergantung pada pertumbuhani tanaman, tanaman mungkin tidak dapat lagi berdiri tegak. Hal ini akar menghasilkan Iingkungan mikro dalam kanopi tanaman menjadi buruk dan pada musim hujan kualitos benih mungkin akan mengalami kemunduran dengon berkurangnya hasil dan daya tumbuhnya benih. Perkembangan dan kematangan biji sangat spesifik untuk setiap spesies tanaman sayur bahkan tiap varietas. Kematangan biji dipercepat oleh relatif tingginya suhu udara, kandungan air tanah yang rendah dan rendahnya kelembaban relatif udara. Sebaliknya, kematangan biji menjadi lambat apabila suhu udara rendah, kandungan air tanah relatif tinggi dan tingginya kelembaban relotif udara. Proses kerriatangan biji ini akan terganggu jika biji dipanen terlalu awal dan ini akan berpengaruh terhadap kualitas biji yang dihasilkannya. Fase kemasakan biji yang dipanen mempengaruhi kandungan air biji, viabilitas biji dan perkembangan embriyo. Kemasakan bill ditentukan oleh fase pertumbuhan biji dan posisi (letak bill di dalam buah dan/atau tanaman. Umumnya biji yang dipanen lebih lambat, hasil biji yang diperoleh lebih banyak, tetapi Gambar 22 terlihat bahwa kehilangan biji akan meningkat (akibat biji rontok atau pecah) apabila biji dipanen setelah mencapai tingkat kemasakan optimumnya.
Universitas Gadjah Mada
9
Gambar 22. Hubungan antara masaknya bili, potensial hasil dan hilangnya biji akibat pecahnya buah.
Meskipun biji-biji sayuran yang dihasilkan dari buah basah atau buah berdaging (fleshy fruits) seperti mentimun, cabai dan tomat, umumnya tidak merupakan subyek dan pengaruh lingkungan seperti halnya pada buah kering, namun biji harus dibiarkan berkembang penuh di dalam buah sebelum biji diekstrak (dikeluarkan). ldealnya buah tetap dibiarkan menempel pada tanaman induknya sampai mencapai fase buah masak penuh pada saat buah dipanen. Tingkat kemasakan buah ini akan berpengaruh pada kemampuan benih untuk berkecambah. Sebagai contoh buah cabai merah yang bijinya diekstrak dan buah yang dipanen 30 hari setelah tanam kemampuan biji untuk berkecambah hanya 5%, akan tetapi apabila buah dipanen pada umur dan fase perkembangan buah yang sama, dan kemudian buah dibiarkan 30 hari lagi sebelum biji dikeluarkan dari buah, persentase kemunculan buahnya dapat mencapai 95%. Jenis biji sayuran yang akan dipanen dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu: a. Biji kering seperti kubis, legume dan bawang. b. Buah berdaging yang harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum biji dikeluarkan dan buahnya, seperti cabai dan okra. c. Buah berdaging yang basah, seperti mentimun, melon dan tomat. Pada beberapa tanaman sayur cara panen dan metode dalam mengeluarkan biji dari buahnya tergantung pada skala pengusahaannya, tingkat perbanyakannya dan pada jalinan dengan pengolahan makanan. Sebagai contoh biji cabai yang dikeluarkan dari buah basah Universitas Gadjah Mada
10
jika dalam jumlah banyak dilakukan dengan mesin pengering tetapi jika hanya dalam jumlah kecil biji-biji dihasilkan dari buah yang telah dikeringkan terlebih dahulu seteiah buah matang penuh, baru biji dikeluarkan dan buahnya. Cara memetik buah dapat dilakukan dengan tangan atau dengan mesin. Cara panen buah yang dilakukan dengan tangan hanya dapat dilakukan untuk biji yang bernilai ekonomi tinggi, jika areal panennya tidak terlalu luas (yaitu benih dasar atau benih yang masih ditangani pemulia) atau jika tenaga panennya tersedia cukup banyak dan murah. Buah kering, polong atau tongkol biji dipetik atau dipotong dengan pisau atau sabit yang selanjutnya ditampung dalam wadah. Pada beberapa tanaman sayur panen buah dengan tangan juga mengikutsertakan sebagian tanamannya seperti pada lobak, selada dan kubis, yang dilakukan dengan menggunakan pisau atau sabit, atau mencabut seluruh tanaman seperti pada kacang buncis. Hasil panen yang dilakukan dengan tangan selanjutnya dikeringkan di lantai yang bersih atau di atas rak. 1. Panen biji kering Cara untuk memanen biji kering adalah dengan memotong polong secara individual, memotong polong beserta bagian tanamannya dan dikeringkan lebih lanjut sebelum biji dikeluarkan atau dengan mengkombinasikan dengan alat pemanen yang dapat mengeluarkan biji dari polongnya dan memisahkannya dari sisa-sisa tanaman dalam satu kali pengoperasian. Pada dua cara yang pertama, yaitu memotong polong secara individual dan memotongnya kemudian dikeringkan, biji dikeluarkan dari kulitnya dengan jalan dirontokkan. Cara panen yang dilakukan dengan mesin hasil panen diletakkan sementara di dalam mesin yang dilengkapi dengan alat pemotong dan hasil potongannya diletakkan di dalam wadah mesin. Biji kering dilepaskan dari tanaman induknya dengan cara dirontokkan, dicambuk, dipukul atau dengan menggelindingkan tanaman tensebut. Yang harus diperhatikan bahwa potongan tanaman yang tidak dikehendaki jangan sampai tercampur atau mengotori biji karena untuk menghindari kerusakan biji. Perontokan biji kering dapat dilakukan dengan tangan atau mesin perontok biji. Perontokan biji dengan tangan dapat dilakukan dengan cara memukulkan tanaman yang dikenakan pada tembok atau lantai. Cara perontokan biji seperti ini cocok diterapkan untuk biji yang berada di dalam wadah menyerupai polong seperti lobak dan kubis. Biji yang dikeluarkan dari polongnya dengan cara dirontokkan biasanya akan tercampur dengan potongan-potongan tanaman. Untuk membersihkannya dapat dilakukan dengan menampinya atau diayak.
Universitas Gadjah Mada
11
2. Mengeluarkan (ekstraksi) biji dari buah berdaging atau buah basah berdaging. Pengeluaran biji dari buah basah atau buah berdaging dapat dilakukan baik dengan tangan atau dengan mesin. Cara-cara mengeluarkan biji sangat spesifik untuk setiap jenis tanaman sayur, contohrya pada tanaman sayur familia Cucurbitaceae dan Solanaceae. a. Mengeluarkan biji dari buah berdaging. Biji dari tanaman sayur familia Cucurbitaceae, seperti semangka, terdistribusi di tengah daging buah dan tidak pada bagian pusat buah. Oleh karena itu cara mengeluarkan biji dengan tangan tergantung pada besarnya buah. Lendir yang melingkupi biji dicuci dengan air mengalir di dalam saringan. Tujuan pencucian ini adalah untuk memisahkan daging buah semangka dan material kasar dari biji beserta lendir. Biji ditempatkan dalam saringan halus yang dapat menahan biji tersebut. Fermentasi tidak umum dilakukan dalam membersihkan biji tanaman sayur familia Cucurbitaceae, kecuali mentimun, karena biji mudah mengalami perubahon warna menjadi gelap (kehitaman) dan daya kecambah benih akan menurun dengan adanya fermentasi. Segera setelah biji dari buah berdaging dikeluarkan, biji harus secepatnya dikeringkan di bawah cahaya matahari atau dengan alat pengering (suhu awal pengeringan 38-41°C dan lika kulit biji sudah kening suhunya diturunkan menjadi 32-35°C). Pengeringan ini dilakukan benulang-ulang sampai kadar air biji mencapai 10%. Apabila biji akan dikemas di dalam kantong yang kedap air kadar air bill diturunkan lagi sampai menjadi 6%.
b. Mengeluarkan biji dan buah basah berdaging. Buah mafang dipotong melintang don biji beserta kulitnya yang dilingkupi lapisan seperti jelly ditekan atau diperas atau disendok ke luar ditampung di dalam wadah. Selama proses ini dinding buah, cairan buah beserta daging buah (pulp), kulit don kotoran lainnya tidak diikutsertakan. Kulit biji yang dilingkupi dengan lapisan jelly dipisahkan satu per satu dengan cara fermentasi, dengan sodium karbonate dan asam hidroklorit. 1) Pemisahan biji dan pulp dengan cara fermentasi. Lapisan jelly dan pulp yang melingkupi kulit biji tanaman sayur terutama mentimun dan tomat (tidak untuk yang lainnya), dapat terlepas dengon cara fermentasi selama hon pada suhu 20-35°C, tetapi kecepatan fermentosi tergantung pada suku udara dan bahkan mungkin memerlukan waktu sampai 5 hari. Selama fermentosi biji seningkali diaduk untuk menyerogamkan kecepatan fermentasi di dalam wadah dan mencegah Universitas Gadjah Mada
12
timbulnya warna hitam pada kulit biji. Seringkoli wadah harus ditutup dengan kain kasa untuk menurangi aktivitas blat buah. Biji yang direndam dabam pulp-nya ini seringkali harus ditengok untuk memastikan apakah kulit bijinya sudah bersih dan lapisan jelly dan pulp yang melingkupinya. Waktu fermentasi jongan sampai diperpanjong apabila kulit biji telah bersih karena okan menurunkan kualitas benihnya yaitu benih berkecambah sebelum waktunya. Setebah kulit biji bersih, biji dikeluarkaii dan pulp dan dicuci bersih untuk selanjutnya dikeringkan. 2) Pemisahan bji dan pulp dengan menggunakan sodium karbonat. Cara ini relatif lebih aman dan dapat diterapkan untuk pemisahan biji dalam jumlah sedikit di daerah yang beriklim dingin, dimana cara fermentasi tidak digunakan. Pulp yang mebingkupi kulit biji tomal diekstrak dicampur dengan 10% volume borutan sodium korbonot. Campuran ini dibiarkan sampai 2 hari pada suhu kamar dan setebah itu, biji dikeluarkan, dicuci dengon air mengalir di dalam saringon halus dan secepatnya biji dikeringkan. Sodium karbonat cenderung menghitamkan kulit biji sehingga biasanya cara ini tidak digunakan untuk biji yang akan dijual, biasanya digunakan oleh pemulia tanaman untuk mempertahankan bahan-bahan pemuliaannya dan galur-galur inbred. 3) Pemisahan biji dan pulp dengan menggunakan asam hipokiorit. Cara ini menguntungkan untuk produksi benih dalam skala komersial karena menghasilkan benih yang sangat bersih. Kecepatan peluruhan dan lamanya perlakuan biasanya merupakan rahasia dan perusahaan benih yang bersangkutan. Perlakuan dengan asam hopoklorit sering dikombinasikan dengan
tahap
akhir
dan
fermentasi.
Produsen
benih
yang
hanya
menghasilkcin benih dalam jumlah kecil menggunakan campuran larutan asam hipoklonit 57 ml dengan 10 liter biji dan campuran pulp untuk membersihkan biji dan dibiarkan selama setengah jam. Penting diperhatikan bahwa asam ditambahka dalam air dan pulp, dan bukan air dan pulp yang dimasukkan ke dalam larutan asam hipokiorit hal mi akan berbahaya bagi si pekerja. Dalam membuat larutan asam dan menuangkannya ke dalam campuran biji dan pulp, pekerja harus menggunakan penutup muka dan pakalan pelindung. Setelah biji bersih, dikeluarkan dan campuran larutan tersebut dan dicuci dengan air mengalir di dalam saringan halus, untuk selanjutnya segera biji dikeringkan.
Universitas Gadjah Mada
13
9 - 3 - RANGKUMAN Benih yang berkualitas tinggi merupakan salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan dalam membudidayakan tanaman sayur. Tanaman sayur yang bagus, dalam hal ini pertumbuhan dan hasil (tergantung pada bagian tanaman sayur yang diambil hasiinya), serta buah yang berkualitas bagus yang dipilih sebagai sumber benih. Lahan yang nantinya dipergunakan untuk memproduksi benih sayur harus dilihat kesesuaian faktor-faktor iklimnya. Faktor-fakton tersebut meliputi curah hujan yang cukup untuk dapat tetap menjaga tanaman sayur dapat tumbuh secara sempurna dan bijinya dapat matong. Selain itu, faktor tanah memegang peranan yang sangat penting dalam produksi benih sayur. Kualitas tanah memegang peranan penting dalam perkembangan biji tanaman sayur. Umumnya lahan yang digunakan untuk produksi benih sayur, tanah yang dipilih adalah tanah yang memiliki kapasitas menahan air tinggi, kandungan unsur hara dan kapasitas pertukaran kation juga mencukupi meskipun status hara dalam tanah dapat dimodifikasi dengan pemberian unsur hara makro dan mikro yang tepat. Dalarn budidaya tanaman sayur yang nantinya dipanen bijinya, areal pertanaman harus bebas dan biji-biji tanaman sebelumnya atau biji gulma untuk mencegah tercampurnya tanaman dan menjaga kemurnian biji tanaman sayur secara genetis terutama untuk tanaman sayur yang menyerbuk silang. Lahan yang digunakan uga terisolasi dan tanaman sayur Iainnya, terutama apabila yang dibudidayakan merupakan tanaman sayur menyerbuk silang, dan merupakan lahan yang terbaik dalam arti mudah dijangkau dan ditangani serta dkat dengan sumber air. Beberapa tanaman sayur biennuals, seperti kubis, wortel dan lobak, memenlukan periakuan khusus yang harus dibenikan dan/atau waktu tanam yang tepat untuk menginduksi tanaman berbunga dan membentuk biji. Tanaman sayur mi memenlukan suhu rendah dan/atau han yang lebih panjang untuk inisiasi pembungaan. Oleh karena ada beberapa jenis tanaman sayur yang memenlukan perlakuan khusus supaya tanaman dapat berbunga maka harus diperhatikan dalam budidayanya supaya nantinya akan didapatkan benih yang berkualitas tinggi. Pada setiap tahap pertumbuhan tanaman sayur harus diawasi untuk menghilangkan bibit atau tanaman yang menyimpang dan tipe aslinya. Kegiatan penghilangan tanaman yang menyimpang dan tipe aslinya atau off-type disebut dengan roguing.. Dengan adanya tindakan roguing ini merupakan dasar untuk menjamin tingginya kualitas benih secara genetis. Supaya pekerjaan roguing dapat efisien ada beberapa hal yang penlu dipenhatikan, yaitu jarak tanam dan posisi matahani serta pengaruh suhu tinggi pada tanaman. Saat panen buah tanaman sayur yang akan diambil bijinya harus tepat, yaitu saat buah sudah matang penuh dan bijinya sudah masak. Cana panennya dapat dilakukan secara manual dengan tangan ataupun dengan mesin. Cara mengeluarkan biji dari Universitas Gadjah Mada
14
polongnya atau dan buahnya tengantung jenis bijinya. Untuk biji kering, biji dikeluarkan hanya dikeluarkan dari polongnya atau dari tongkolnya dengan cara dipukul-pukulkan, kemudian biji dibersihkan dari potongan-potongan tanaman yang terikut untuk selanjutnya dikeringkan. Biji yang berada di dalam buah berdaging, biji dikeluarkan dari buahnya dan selanjutnya dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan lendir dan daging buah yang menempel pada kulit biji, selanjutnya biji segera dikeringkan. Biji yang berada di dalam buah basah berdaging, biji dikeluarkan dari buahnya dan untuk membersihkan biji dan pulp-nya dilakukan dengan cara fermentasi, dengan larutan sodium karbonat ataupun asam hipokiorit, setelah biji bersih dan pulp, biji dicuci dengan air mengalir untuk selanjutnya dikeringkan. 9.4. PENUTUP 9.4.1. Tes Formatif 1. Apakah yang dimaksud dengan isolasi jorak? 2. Apa maksudnya untuk memproduksi benih sayur harus dengan isolasi jarak? Jelaskan! 3. Apakah yang dimaksud dengan roguing? 4. Faktor-faktor apa sajakah yang menentukan efektivitas roguing? Jelaskan! 5. Jelaskan cara mengeluarkan biji don buah berdaging! 6. Jelaskan cara mengeluarkon biji dan buah basah berdaging! 9.4.2. Petunjuk Jawaban Tes Formatif 1. Isolasi jarak adalah membudidayakan tanaman sayur yang akan diambil benihnya dengan jarak yang cukup jauh dan perkinaman sayur lainnya. 2. Isolasi jarak ini dilakukan juga untuk mencegah tercemarnya pollen dan petak tanaman sayur yang lain yang memungkinkan terjadinya penyerbukan silang. Hal inu didasarkan atas pertimbangan bahwa pollen yang tenbawa angin hanya dapat menempuh jarak tententu saja; tetapi ini juga sulit untuk dihindari terjadinya kontaminasi dengan pollen lain tenutama jika penyerbukan terjadi dengan bantuan senangga karena senangga dapat menempuh jarak yang relatif lebih jauh. Jadi rekomendasi yang disarankan untuk membuat isolasi jarak yang harus diperhatikan untuk suatu jenis atau varietas tanarnan sayur tertentu odalah cara penyerbukannya (apokah spesies tersebut dominan menyerbuk sendiri atau menyerbuk siiang) dan vektor pembawa pollen (serangga atau angin). Dengan adanya jarak yang cukup jauh (isolasi jarak) memungkinkan juga tanaman sayur pada saat panen tidak terjadi tercampurnya benih hash panen dan juga untuk menghindari berpindahnyo hama dan patogen penyebab penyakit poda tanaman inang pengganti (alternative host crops).
Universitas Gadjah Mada
15
3. Roguing adalah kegiatan penghilangan tanaman yang menyimpang dan tipe aslinya atau off-type. Dengan adanya tindakan roguing ini merupakan dasar untuk menjamin tingginya kualitas benih secara genetis. 4. Supaya pekerjaan roguin dapat efisien ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu jarak tanam dan posisi matahari serta pengaruh suhu tinggi pada tanaman. Penanaman tanaman sayur yang akan dipanen bijinya harus dapat menjamin tanaman dapat diamati secara individu sehingga kerapatan tanamnya (jarak tanamnya) harus diperhatikan, biasanya kerapatan tanam yang dipakai - adalah kerapatan tanam optimum. Apabila penanaman tanaman sayur tidak dilakukan penjarangan tanaman, identifikasi tanaman yang tidak diinginkan (tanaman yang lebih tinggi atau lebih rendah) dengan cara dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh normal. Tanaman sayur yang termasuk offtype harus disingkirkan secepat mungkin sehingga tanaman tersebut tidak sempat berbunga. Yang harus diperhatikan pub pada saat pelaksanaan roguing adalah posisi matahari dan pengaruh suhu udara yang tinggi pada tanaman sayur. Cahaya matahari yang terang dapat mengurangi ketelitian dalam membedakan perbedaan warna. Oleh karena itu, pekenja yang mebakukan roguing harus melaksanakan pekerjaannya sebelum tengah han untuk mengurangi kesalahan dalam menentukan perbedaan tandatanda dan beberapa karakter yang tidak kentara (halus). ldealnya cahaya matahari datang dan belakang (punggung) pekerja roguing, jangan sampai cahaya matahari datang dan arah depan pekerja roguing sehingga mengenai mata. 5. Cara mengeluarkan biji dan buah berdaging adalah dengan tangan karena biji tendistribusi di dabam daging buah. Lendir yang melingkupi biji dicuci dengan air mengalir di dalam saringan saringan. Tujuan pencucian ini adalah untuk memisahkan daging buah semangka dan material kasar dan biji beserta lendir. Biji ditempatkan dalam saringan halus yang dapat menahan biji tersebut. Fermentasi tidak umum dilakukan dalam membersihkan biji tanaman sayur familia Cucurbitaceae, kecuali mentimun, karena biji mudah mengalami perubahan warna menjadi gelap (kehitaman) dan daya kecambah benih akan menurun dengan adanya fermentasi. Segera setelah biji dan buah berdaging dikeluarkan, biji harus secepotnya dikeringkan di bawah cahaya matahari atau dengan alat pengering (suhu awal pengeringan 38-41°C dan jika kulit biji sudah kering suhunya diturunkan menjadi 32-35°C). Pengeringan mi dilakukan berulang-ulang sampai kadar air biji mencapal 10%. Apabila biji akan dikemas di dalam kantong yang kedap air kadar air biji diturunkan lagi sampai menjadi 6%. 6. Cara mengeluarkan biji dari buah basah berdaging adalah buah matang dipotong melintang dan biji besera kulitnya yang dilingkupi lapisan seperti lelly ditekan atau diperas atau disendok ke luar ditampung di dalam wadah. Selama proses ini, dinding buah, cairan buah beserta daging buah (pulp), kulit dan kotoran lainnnya tidak Universitas Gadjah Mada
16
dilkutsertakan. Kulit biji yang dilingkupi dengan lapisan jelly dipisahkan satu per satu dengan cara fermentasi, dengan sodium karbonate dan asam hidroklorit. a. Pemisahan biji dan pulp dengan cara fermentasi. Lapisan jelly dan pulp yang melingkupi kulit biji tanaman sayur terutama mentimun dan tomat (tidak untuk yang lainnnya), dapat terlepas dengan cara fermentasi selama 3 hari pada suhu 20-35°C, tetapi kecepatan fermentasi tergantung pada suhu udara dan bahkan mungkin memerlukan waktu sampai 5 hari. Selama fermentasi biji seringkali diaduk untuk menyeragamkan kecepatan fermentasi di dalam wadah dan mencegah timbulnya warna hitam pada kulit biji. Seringkali wadah harus ditutup dengon kain kasa untuk menurangi aldivitas lalat buah. Biji yang direndam dalam pulp-nya ini seringkali harus ditengok untuk memastikan apakah kulit bijinya sudah bersih dan lapison jelly dan pulp yang melingkupinya. Waktu fermentasi jangan sampai diperpanjang apabila kulit biji telah bersih karena akan menurunkan kualitas benihnya yaitu benih berkecambah sebelum waktunya. Setelah kulit biji bersih, biji dikeluarkan dan pulp dan dicuci bersih untuk selanjutnya dikeringkan. b. Pemisahan biji dan pulp dengan menggunakan sodium karbonat. Cara mi relatif lebih aman dan dapat diterapkan untuk pemisahan biji dalam jumlah sedikit di daerah yang beriklim dingin, dimana cara fermentasi tidak digunakan. Pulp yang melingkupi kulit biji tomat diekstrak dicampur dengan 1 0% volume larutan sodium karbonat. Campuran ini dibiarkan sampai 2 hari pada suhu kamar dan setelah itu, biji dikeluarkan, dicuci dengan air mengalir di dalam saningan halus dan secepatnya biji dikeningkan. Spdium karbonat cenderung menghitamkan kulit biji sehingga biasanya cara mi tidak digunakan untuk biji yang akan dijual, biasanya digunakan olehpemulia tanaman untuk mempertahankan bahan-bahan pemuliaannya dan galur-golur inbred. c. Pemisahon biji dan pulp dengan menggunakan asam hipokiorit. Cara ini menguntungkah untuk produksi benih dalam skala komersial karena menghasilkan benih yang sangat bersih. Kecepatan peluruhan dan lamanya perlakuan biasanya merupakan rahasia dan perusahaan benih yang bersangkutan. Perlakuan dengan asam hopoklorit sering dikombinasikan dengan tahap akhir dan fermentasi. Produsen benih yang hanya menghasilkan benih dalam jumlah kecil menggunakan campuran larutan asam hipoklorit 57 ml dengan 10 liter biji dan campuran pulp untuk membersihkan biji don dibiarkon selamo setengah jam. Penting diperhatikan bahwa asam ditambahkan dalam air dan pulp, dan bukan air dan pulp yang dimasukkan ke dalam larutan asam hipoklorit hal ini akan berbahaya bagi si pekenja. Dalam membuat larutan asam dan menuangkannya ke dalam campuran biji dan pulp, pekenja harus menggunakan penutup muka dan pakaian pelindung. Universitas Gadjah Mada
17
Setelah biji bersih, dikeluarkan dan campuran larutan tersebut dan dicuci dengan air mengalir di dalam saringan halus, untuk selanjutnya segera biji dikeringkan. 9.4.3. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Bagi mahasiswa yang dapat mengerjakan soal tes formatif dengan paling tidak 70% jawaban benan maka mahasiswa sudah dapat menguasai sebagian besor materi dalam pokok bahasan IX ini. Akan tetapi apabila jawaban benar kurang dari 70% maka mahasiswa dipersilahkan mempelajari kembali Pokok Bahasan IX ini dengan menambah bahan bacaan dan buku acuan yang disebutkan atau sumber lainnya yang relevan dengan pokok bahasan ini. 9-5- BUKU ACUAN AVRDC. 1990. Vegetable Production Training Manual. Asian Vegetable Research and Development Center. Shanhua, Tainan. Taipei. Knoft, J.E. and J.R. Deanon. 1 970. Vegetable Production in Southeast Asia. University of The Philippines, Los Banos. Philippines. Rubatzky, V.E. dan M. Yomaguchi. 1998. Sayuron Dunia 1. Prinsip, Produksi dan Gizi. Edisi kedua. Penerbit ITB, Bandung. Rubatzky, V.E. dan M. Yamaguchi. 1 998. Soyuran Dunia 2. Prinsip, Produksi dan Gizi. Edisi kedua. Penerbit ITB, Bandung. Siemonsma, J.S. and K. Piluek (eds.). 1 994. Plant Resources of South-East Asia: Vegetables. No. 8. Bogor. Williams, C.N., J.O. Uzo dan W.T.H. Peregrine. 1993. Produksi Sayuran di Daerah Tropika (Terjemahan oleh: S. Ronoprawiro dan G. Tjitrosoepomo). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Universitas Gadjah Mada
18