9. UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN Uang dan Lembaga Keuangan Sistem Keuangan di Indonesia Fungsi Uang Komponen uang beredar (Mo,M1, M2, M3) Peran Bank Sentral Perkembangan terbaru kasus uang dan perbankan (Indonesian cases)
UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN
• Pentingnya uang Lembaga Keuangan –
Uang dan lembaga keuangan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Dalam ekonomi makro • Lembaga‐lembaga keuangan penting untuk mencocokkan antara tabungan dan investasi. • Tabungan dan Investasi merupakan factor penentu pertumbuhan ekonomi. • Tabungan yang tinggi (dalam persentase terhadap GDP) akan berdampak lebih banyak sumber daya yang tersedia untuk berivestasi dalam barang modal. • Persediaan barang modal yang tinggi akan menaikkan produktivitas dan kenaikan produktivitas akan menaikkan standar hidup. • Dengan demikian maka negara yang ingin bertumbuh memerlukan system keuangan yang mampu mencocokkan antara tabungan dan investasi.
SISTEM KEUANGAN
SISTEM KEUANGAN DI INDONESIA SistemKeuangan Keuangan(Financial (Financialsystem) system) Sistem adalahsekelompok sekelompokinstitusi institusidalam dalam adalah perekonomianyang yangmembantu membantu perekonomian mencocokkantabungan tabunganseseorang seseorang mencocokkan /pemilikdana danadengan denganinvestasi investasi/orang /orang /pemilik yangmemerlukan memerlukandana. dana.(I=S) (I=S) yang
PasarKeuangan Keuangan(Financial (FinancialMarket) Market) Pasar Institusi-institusikeuangan keuangandimana dimana Institusi-institusi penabung/pemilikdana danadapat dapatmenyediakan menyediakan penabung/pemilik danasecara secaralangsung langsungkepada kepadapeminjam peminjam: : dana PasarObligasi, Obligasi,Pasar PasarSaham Saham Pasar DanaPensiun, Pensiun,Perusahaan PerusahaanAsuransi, Asuransi, Dana PerusahaanAnjak AnjakPiutang,Perusahaan Piutang,Perusahaan Perusahaan Leasing,Perusahaan PerusahaanModal ModalVentura, Ventura,Lembaga Lembaga Leasing, kreditMikro, Mikro,dsb. dsb. kredit
Lembaga-lembagaPerantara PerantaraKeuangan Keuangan Lembaga-lembaga (Finacialintermediaries) intermediaries) (Finacial Institusi-institusikeuangan keuangandimana dimana Institusi-institusi penabung/pemilikdana danamenyediakan menyediakandana dana penabung/pemilik secaratidak tidaklangsung langsungkepada kepadapeminjam. peminjam. secara BankUmum Umum Bank BankPerkreditan PerkreditanRakyat Rakyat/BPR /BPR Bank (Konvensional atau atauSyariah) Syariah) (Konvensional
Sistem Keuangan Nasional. Adalah tatanan yang mengatur kelembagaan, pasar, dan praktek‐praktek yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah, para pengusaha atau bisnis, serta individu‐ individu dalam melaksanakan kegiatan ekonomi dan keuangan (finansial) di dalam suatu wilayah negara. Sistem keuangan suatu negara yang dibangun dapat diidentifikasi/dikenali melalui praktek‐praktek yang dilakukan baik oleh pemerintah pusat maupun daerah, para pengusaha atau bisnis, serta individu‐individu dalam melaksanakan kegiatan ekonomi dan financialnya.
Tingkat kemajuan system keuangan suatu negara dapat diukur dari dua hal yaitu :
• •
Rasio antara asset Bank dengan GDP dan Rasio antara Kapitalisasi Pasar dengan GDP
Negara
GDP per kapita $
Asset Bank % GDP
Amerika Serikat
19,413
64
80
Belanda
13,954
112
69
Denmark Indonesia Italia Inggeris Jepang Jerman Malaysia Muang Thai Perancis Pilipina Singapura Zimbabwe
17,002 610 11,504 11,794 15,705 16,573 2,629 1,502 15,232 734 11,152 803
48 49 74 116 131 121 82 82 102 37 95 21
34 18 17 113 79 24 201 57 33 52 137 23
Sumber : Demirguc – Kunt & Levine (1999)
Kapitalisasi pasar % GDP
JUMLAH BANK DI INDONESIA
Hubungan system keuangan dengan variabel‐variabel utama ekonomi makro Bila intervensi pemerintah dalam perekonomian dalam bentuk belanja pemerintah (G) serta pemerintah menarik pajak dari rumah tangga dikurangi jumlah yang disalurkan kembali oleh pemerintah melalui transfer payment (seperti: jaminan social dan subsidi‐subsidi) (T ) maka : S = Y – C – G Akan menjadi : S = (Y – T – C ) + ( T ‐ G) Persamaan di atas memilahkan tabungan menjadi dua bagian yaitu : (Y – T – C) disebut sebagai Tabungan Swasta (T‐ G) disebut sebagai Tabungan Pemerintah/public
Jadi sekali lagi, system keuangan secara makroekonomi akan mencocokkan antara tabungang nasional (swasta dan pemerintah) dengan investasi dalam barang‐ barang modal. I = S
FUNGSI UANG • Tiga fungsi pokok uang adalah : • Uang sebagai alat tukar menukar • Sebagai alat pengukur nilai atau satuan hitung. • Uang sebagai penimbun harta.
Jenis‐jenis uang : • • •
•
Uang Komoditi, commoditiy money, adalah uang yang berbentuk suatu komoditi yang memiliki nilai intrinsic. Uang Fiat, fiat money adalah uang yang tidak memiliki nilai intrinsic, yang berlaku sebagai uang karena ditetapkan demikian oleh pemerintah. Uang Kartal, mata uang, currencies adalah uang yang ada ditangan masyarakat dan sehari‐hari digunakan untuk membeli barang dan jasa, baik dalam bentuk uang kertas maupun uang logam. Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk uang kas pada Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) dan bank umum. Uang Giral adalah, rekening koran, demand deposit adalah simpanan uang di bank yang bisa dicairkan secara mudah dengan cek. Uang giral terdiri atas rekening giro, kiriman uang, simpanan berjangka, dan tabungan dalam rupiah yang sudah jatuh waktu, yang seluruhnya merupakan simpanan penduduk dalam rupiah pada sistem moneter
Jenis‐jenis uang : Uang Kuasi, pada dasarnya uang kuasi adalah bukan uang, tetapi ia mempunyai fungsi yang mendekati fungsi uang. Uang kuasi terdiri atas simpanan berjangka dan tabungan penduduk baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing pada bank umum. Seperti tabungan, deposito berjangka. Untuk dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran, maka tabungan dan seposito berjangka tersebut harus melalui proses pencairan terlebih dahulu. Misalnya kita hendak membeli barang, tetapi tidak mempunyai uang kartal, namun kita mempunyai deposito. Nah untuk membeli barang itu kita perlu mencairkan deposito tersebut. Likuiditas, liquidity, adalah kemudahan suatu asset diubah menjadi alat pertukaran dalam perekonomian. Uang adalah asset paling likuid. Aset‐aset lain memiliki derajat likuiditas yang bervariasi
Motif memegang Uang. • Ada tiga motif memegang uang yang dikemukakan oleh J.M. Keynes, yaitu: • Motif transaksi (transaction), • Motif berjaga‐jaga (precautionary), • Motif spekulasi (speculative),
KOMPONEN UANG BEREDAR •Ukuran untuk stok uang, money stock atau kuantitas uang yang beredar dalam perekonomian : • M0, adalah mata uang atau currencies yang diterbitkan oleh penguasa moneter, sebagai base money, uang primer. • M1, terdiri atas Mata Uang, Traveler’s checks, Rekening koran, Simpanan lainnya yang mudah dicairkan. • M2, semua unsur dalam M1 ditambah Tabungan, Deposito jangka pendek, Pasar uang dana bersama serta beberapa kategori lainnya, atau uang kuasi. • M3, uang dalam bentuk kepemilikan dana, misalnya commercial paper, bentuk kempemilikan dana ini harus dicairkan lebih dulu sbelum digunakan untuk bertransaksi.
Teori kuantitas uang Jumlah uang beredar dalam sebuah perekonomian dapat dijelaskan melaluii teori kuantitas uang sbb :
MV = PT M = Kuantitas / jumlah uang yang beredar. V = Velocity of Money, kecepatan perputaran uang dalam satu periode waktu tertentu. P = Price, merupakan tingkat harga barang dan jasa. T = Trade/transaction merupakan nilai barang dan jasa yang ditransaksikan dalam suatu periode.
Faktor‐faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar. o Defisit APBN Pemerintah, o Pemberian kredit langsung oleh Bank Indonesia kepada masyarakat, o Pengaruh dari luar negeri (negara lain). Dalam melaksanakan pembangunan, pemerintah kita memerlukan dana tambahan dana dari luar negeri. o Terjadi surplus dalam perdagangan ekspor impor. o Pajak, Apabila pemerintah menaikkan persentase pajak penghasilan dari misalnya 15% menjadi 20%
Pengendalian uang beredar oleh Bank Indonesia Tugas & Tanggung Jawab BI
Kuantitatif OMO Diskonto dan Bunga Pinjaman Cadangan Minimum
Kebijakan Moneter
Kualitatif Pengawasan pinjaman secara selektif dan Pembujukan moral
Kebijakan moneter kuantitatif Dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: Politik operasi pasar terbuka (Open Market Operation): Politik diskonto dan bunga pinjaman, dan Politik mengubah cadangan minimal bank‐bank umum pada Bank Indonesia.
Kebijakan moneter kualitatif, Terdiri dari: Pengawasan pinjaman secara selektif Bank sentral mengawasi pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank‐bank umum, agar bank‐bank umum selektif dalam memberikan kredit kepada debitur.
Bank sentral sebagai otoritas Moneter.
Otoritas Moneter adalah lembaga yang melaksanakan pengendalian moneter dengan fungsi‐fungsi : (1) mengeluarkan dan mengedarkan uang kartal sebagai alat pembayaran yang sah, (2) memelihara dan menjaga posisi cadangan devisa, (3) melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap bank‐bank, dan (4) memegang kas pemerintah.
Dewan Gubernur Bank Indonesia • Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur. Dewan ini terdiri atas seorang Gubernur sebagai pemimpin, dibantu oleh seorang Deputi Gubernur Senior sebagai wakil, dan sekurang‐ kurangnya empat atau sebanyak‐banyaknya tujuh Deputi Gubernur. Gubernur dan Deputi Gubernur memiliki masa jabatan selama 5 tahun dan dapat diangkat kembali dalam jabatan yang sama untuk sebanyak‐banyaknya 1 kali masa jabatan berikutnya.
Tiga Peran Utama Bank Sentral. (Sebelum OJK terbentuk 2013)
Peran Menetapkan Dan Melaksanakan Kebijakan Moneter • • • • • •
Operasi Pasar Terbuka. Penetapan Cadangan Wajib Minimum Peran sebagai Lender of The Last Resort. Kebijakan Nilai Tukar. Pengelolaan Cadangan Devisa Kredit Program.
INDEPENDENSI BI • Status Lembaga Negara yang Independen. Pada UU No 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia dirumuskan bahwa Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen, bebas dari campur tangan pemerintah dan/atau pihak‐pihak lainnya kecuali untuk hal‐hal yang secara tegas diatur dalam UU ini (Pasal 4).
PERKEMBANGAN TERBARU KASUS UANG DAN PERBANKAN (INDONESIAN CASES)
• Otoritas Jasa Keuangan • Rencana denominasi mata uang rupiah. • Paradigma baru dalam bisnis Bank • Penguasaan Bank Oleh Asing