72 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XVII, Nomor 1, Tahun 2016
PARTISIPASI INDUSTRI DALAM PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK PIRI SLEMAN PARTICIPATION OFINDUSTRY IN IMPLEMENTATION THE INDUSTRY WORK PRACTICES PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK PIRI SLEMAN Oleh: Musfaul Lailul Bait dan Bambang Sulistyo Program StudiPendidikan Teknik Otomotif FT UNY.
[email protected]. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, (1)Kompetensi produktif yang dapat diimplementasikan dalam Praktik Kerja Industri(Prakerin) dan (2) untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk partisipasi Industri dalam pelaksanaan Prakerin Program Keahlian TKR SMK Piri Sleman. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Ex-Post Facto dan merupakan penelitian deskriptif. Metode pengambilan data menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan persentase dan analisis deskriptif kualitatif dengan penjelasan.Hasil penelitian didapatkan bahwa, (1) Komptensi produktif yang dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan Prakerin didapatkan rerata sebesar 38% dari keseluruhan kompetensi yang ada. (2) Industri telah memberikan partisipasinya bagi peserta didik berupa wawasan baru dalam pembentukan karakter dan sikap peserta didik melaksanakan pekerjaan. Partisipasi Industri dalam membentuk karakter peserta didik tersebut berupa sikap disiplin, inisatif, kerjasama dan tanggungjawab dalam pekerjaan. Kata Kunci: Partisipasi, Komptensi Produktif, Implementasi, Prakerin Abstract This research aims to find out, (1) the productive competence that can be implemented in the work practices of the industry and (2) to find out how these forms of participation of Industry in the implementation of work practices Course Industry Expertise TKR SMK Piri Sleman. This research uses approach to Ex-Post Facto research and is descriptive research. Data retrieval method using question form and documentation. Analytically techniques descriptive analyses used was quantitative and descriptive analysis of the percentage with an explanation. The research results obtained that, (1) competence productive that can be implemented in the implementation of work practices of the industry obtained an average of 38% of overall competence. (2) The industry has given it participation for learners in the form of new insights in the formation of character and attitude of the students carry out the work. Participation of Industry in shaping the character of these learners forms the attitude of discipline, finally, cooperation and responsibility in the job. Keyword: Participation, Productive competency, Implementation PENDAHULUAN
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga
formal
yang
bertujuan
Kejuruan adalah salah satu wahana yang dapat
untuk
mengembangkan dan menyiapkan sumber daya
menyiapkan lulusannya menghadapi dunia kerja
manusia yang relevan serta mampu bersaing
agar mempunyai pengetahuan, ketrampilan,
dalam dunia Industri.
keahlian dan akhirnya mempunyai kesiapan
Berdasarkan
hal
tersebut,
pemerintah
kerja setelah menyelesaikan pendidikannya.
melalui Depdiknas telah mengambil langkah-
Lebih lanjut Wardiman Djojonegoro(1998:34)
langkah penyelarasan dengan dunia Industri
menyatakan
yang dikenal dengan istilah 12 kebijakan/prinsip
bahwa
Sekolah
Menengah
Partisipasi Industri dalam Prakerin…(Musfaul Lailul Bait)
Dikmenjur(Kurikulum 1993). Prinsip/Kebijakan
Merek)dan lebih dari 20 Industri non ATPM.
Dikmenjur tersebut salah satunya yaitu program
Pelaksanaan Prakerin SMK PIRI Sleman telah
Link
disusun
And
Matchyang
dijalankan
melalui
dalam
program
kerja
Prakerin.
Program Pendidikan Sistem Ganda dan dikenal
Program‒program Kerja tersebut telah memuat
dengan Praktik Kerja Industri(Prakerin).
rincian‒rincian tujuan yang harus dicapai,
Praktik Kerja Industri merupakan upaya
sasaran dan indikator keberhasilan pelaksanaan.
yang dilakukan Sekolah untuk mengenalkan
Mengacu pada kesiapan tersebut, dilakukan
peserta didik terhadap dunia industri dan kondisi
observasi
nyata pekerjaan yang dihadapi. Peserta didik
pelaksanaan praktek Industri. Hal yang cukup
diharapkan
mengejutkan
mampumengembangkan
ke
industri
adalah
yang
peserta
menerima
didik
hanya
kemampuan yang dimilikinya dan menerapkan
membantu mengambilkan alat yang dibutuhkan
secara langsung pengetahuan dan skill yang
mekanik, mengganti oli, dan membersihkan
didapatkan di sekolah pada saat melaksanakan
komponen yang diperbaiki ataupun alat yang
Prakerin(Catatan:Praktik Kerja Industri/Prakerin
telah digunakan setelah selesai perbaikan.
akan digunakan silih berganti dalam penelitian
Pekerjaan
ini). Praktik Kerja Industri dalam keputusan
komptensi peserta didik hanya sebagian kecil
Mendikbud No.323/U/1997
saja
adalah sebagai
berikut:
yang
yang
sifatnya
terlaksana.
pengembangan
Kegiatanseperti
ini
membuat peserta didik tentu tidak dapat terlibat
“Suatu bentuk penyelenggaran pendidikan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematis dan sinkron program pendidikan di sekolah menengah kejuruan dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja pada pekerjaan sesungguhnya, untuk mencapai suatu tingkat keahlian professional tertentu”
langsung
dalam
mengetahui
kerusakan
kendaraan dan bagaimana proses perbaikan yang seharusnya sesuai dengan prosedur kerja yang ada di bengkel. Kenyataan yang ada hanya kesadaran Industri dalam mengembangkan potensi peserta didik hanya ditunjukan dengan memberikan
Murniati
(2009:108)
mendefinisikan
Praktik Kerja Industri sebagai suatu kegiatan pendidikan, pelatihan dan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah, dipraktikkan di dunia industri sehingga terjadi kesesuaian antara kemampuan yang diperoleh disekolah dengan tuntutan industri.
Prakerin telah melakukan kemitraan dengan 4 ATPM(Agen
juga
memiliki
peran
dalam
mengenalkan
Standar Operasional Prosedur (SOP) kerja di industri tersebut. Bagaimanapun peran Industri terhadap dunia pendidikan khususnya sekolah kejuruan tidak dapat disalahkan. Peraturan yang ada hanya terkait dengan
SMK PIRI Sleman dalam Pelaksanaan
Industri
tempat praktik tanpa memahami bahwa industri
Tunggal
Pemegang
pengelolaan internal sekolah sedangkan tuntutan untuk industri hanya diharapkan untuk ikut berperan serta dalam pendidikan tanpa adanya
73
74 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XVII, Nomor 1, Tahun 2016
ketetapan ataupun ketentuan yang menegaskan
seperti
secara terperinci bagaimana seharusnya bentuk
Lapangan(PKL) yang disebabkan oleh belum
partisipasi yang harus dilakukan. Janabrota
adanya koordinasi oleh pihak SMK dengan
Bhattacharyya
industri.
dalam
pelaksanaan
Akan
Praktik
tetapi
ada
industri
Kerja
yang
Hardjasoemantri(1993:7)mengartikan partisipasi
mempunyai insiatif untuk melaksanakan konsep
sebagai pengambilan bagian dalam kegiatan
kepelatihan yang mengacu pada kondisi di
bersama. Keith Davis dalam Gultom(2001:11)
industri sendiri guna mendukung pelaksanaan
partisipasi didefinisikan sebagai:
PSG agar dapat tercapainya tujuan pendidikan.
“Keterlibatan mental/pikiran dan emosi/perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok tersebut dalam usaha mencapai tujuan bersama serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.” Berdasarkan beberapa definisi menurut para ahli tersebut di atas, dapat simpulkan bahwa partisipasi industri dalam penelitian ini adalah pengambilan
bagian
atau
peran
dalam
pelaksanaan program Prakerin jurusan TKR SMK PIRI Sleman yang diwujudkan dalam bentuk pemberian kesempatan kepada peserta didik dalam mengimplementasikan kompetensi yang
telah
dikuasainya
pekerjaan-pekerjaan
dan
yang
terkait
dengan
guna tercapainya tujuan yang diharapkan dalam pelaksanaan Praktik Kerja Industri. Sutiman
tentang
penilitian
untuk
mengetahui
kompetensi
produktif yang dapat diiplementasikan dalam kegiatan Praktik Kerja Industri dan bagaimana bentuk-bentuk pelaksanaan
partisipasi Praktik
industri
Kerja
Industri
dalam SMK
program studi keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK PIRI Sleman, sehingga sekolah dapat melakukan kerjasama yang lebih baik dengan
industri
guna
memberikan
suatu
gambaran yang jelas kepada industri mengenai tujuan dan harapan sekolah dalam pelaksanaa Praktik Kerja Industri.
pemberian
kompetensi yang telah dikuasai peserta didik
Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, diperlukan suatu
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
Ex-Post
Facto,
karena
dalam
penelitian ini tidak dibuat perlakuan terhadap Partisipasi
Industri Otomotif di Daerah Eks Karesidenan Banyumas Terhadap Kebijakan Link And Match pada tahun 1997, menyatakan bahwa partisipasi industri otomotif di daerah eks keresidenan banyumas dalam program Pendidikan Sistem Ganda(PSG) relatif tinggi terutama ditinjau dari jumlah penerimaan peserta didik peserta PSG. Meskipun pelaksanaan PSG masih cenderung
variabel-variabel penelitian. Penelitian ini hanya meneliti apa yang sudah ada pada diri responden. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif pada umumnya bertujuan
untuk
menggambarkan
secara
sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat.
Partisipasi Industri dalam Prakerin…(Musfaul Lailul Bait)
Hal tersebut sejalan dengan Suharsimi
tentang acuan penilaian dalam pelaksanaan
Arikunto(2010:3) yang mengatakan bahwa pada
Praktik Kerja Industri SMK PIRI Sleman.
penelitian deskriptif, peneliti hanya memotret
Angket dalam penelitian ini terdiri dari dua
apa yang terjadi pada diri obyek atau wilayah
buah angket. Angket yang digunakan untuk
yang diteliti, kemudian memaparkannya secara
mengungkap
lugas seperti apa adanya. Ditinjau dari jenis
produktif yang dilakukan di industri dalam
datanya, penelitian ini menggunakan data
kegiatan prakerin dan bentuk partisipasi industri
kuantitatif.
terhadap implementasi kompetensi produktif
Waktu dan Tempat Penelitian
dalam pelaksanaan Praktik
Penelitian ini dilakukan di Industri yang telah melakukan kemitraan dengan SMK PIRI Sleman
dalam
data
mengenai
kompetensi
Kerja Industri
program studi keahlian TKR. Instrument
pada
penelitian
ini
Pelaksanaan
menggunakan skala Guttman yang dibuat dalam
Prakerin.IndustrikemitraanSMK PIRI Sleman
bentuk checklist dilengkapi pertanyaan terbuka
terdiri dari 4 Industri ATPM(Agen Tunggal
agar responden dapat memberikan penjelasan
Pemegang Merek), dan lebih dari 20 Industri
singkat
non ATPM yang tersebar di Kabupaten Sleman.
diberikan. Ada dua alternatif jawaban dalam
Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan
pengisian angket yang berbentuk checklist ini.
November 2015 sampai dengan selesai.
Pilihan jawaban “Ya” diberi skor 1, sedangkan
Populasi Penelitian
alternative jawaban “Tidak” diberi skor 0 untuk
Populasi
pada
jawaban
yang
pertanyaan positif . pada pertanyaan negatif
seluruh industri tempat peserta didikkelas XII
pernyataan “Tidak” diberi skor 1 dan pernyataan
program
“Ya” di beri skor 0.
Slemanmelaksanakan
TKR
ini
pilihan
adalah
keahlian
penelitian
terhadap
SMK
Praktik
PIRI Kerja
Teknik Analisis Data
Industriyang berjumlah 25 industri. Suharsimi
Pada
Arikunto(2002:112) mengatakan jika subyek
menggunakan
yang diteliti kurang dari 100, maka lebih baik
kuantitatif dengan presentase dan analisis
diambil
deskriptif
dikatakan
seluruhnya. total
Penelitian
analisis
kualitatif
analisis statistik
dengan
datanya deskriptif
penjelasan.
Suharsimi Arikunto(2010:284) mengatakan data
populasi, karena seluruh industri tempat peserta
dalam bentuk centangan mengandung data
didikkelas XII melaksanakan Praktik Kerja
kualitatif
Industridijadikan sampel penelitian.
datanya dengan mentabulasikan jawaban dari
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini
responden dan mencari jumlah nilai masing-
dokumentasi
atau
dapat
ini
penelitian
menggunakan
sampling
ini
penelitian
dan
angket.
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data
atau
nilai
tertentu.Cara
analisis
masing butir pertanyaan kemudian mencari persentase
partisipasi
industri
pelaksanaan Praktik Kerja Industri.
dalam
75
76 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XVII, Nomor 1, Tahun 2016
didik
pada
kelompok
Dasar
Kompetensi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kejuruan. Sejumlah rata-rata 9,1 industri(37%)
Instrumen yang telah disusun terdiri dari 2
memberikan pekerjaan yang terkait dengan
instrumen
yang
terdiri
Partisipasi
Industri
kompetensi
produktif
kelompok
Kompetensi
Bidang
Engine.
Industri(19 pertanyaan Check List dengan isian
Sedangkan
kelompok
kompetensi
sistem
terbuka), sedangkan 72 pertanyaan tentang
pemindah
Aspek Kejuruan yang terdiri dari 12 pertanyaan
industri(36%)
terbuka yang bertujuan untuk mengetahui
sesuai dengan kompetensi kelompok Sistem
pekerjaan yang dilakukan peserta didik akan
Pemindah Tenaga. Pada kelompok Chasis dan
tetapi
Suspensi terdapat rata-rata 11 industri(45%)
tidak
dalam
dari
instrument
Praktik
tercantum
Kerja
pada
tenaga
peserta
rata-rata
memberikan
didik
sebesar
pekerjaan
pada
8,9 yang
pertanyaan/pernyataan di instrument.
memberikan pekerjaan terkait kompetensi yang
Deskripsi dan Analisis Data Jumlah Industri yang Memberikan Pekerjaan Sesuai dengan Kompetensi Produktif
sesuai dengan kompetensi kelompok Chasisdan Suspensi. Dengan demikian rata-rata jumlah industri
Perolehan skor butir kompetensi produktif yang terlaksana secara keseluruhan dapat dilihat
kompetensi peserta didik rata-rata sebesar 9.48
pada tabel 01. Tabel 01. Pekerjaan yang Sesuai dengan Kompetensi Produktif No 1 2 3
yang memberikan pekerjaan sesuai dengan
Kelompok Kompetensi Dasar Kompetensi Kejuruan Kompetensi Bidang Engine Sistem Pemindah Tenaga Chasis dan Suspensi Sistem Kelistrikan
4 5 Total Rata-Rata Jumlah Responden Total Kompetensi
Industri
Persentase
9.2
37%
9.1
37%
8.9
36%
11 9.2 47.4 9.48 25 62
45% 37% 38% 38%
(38%). Data tersebut dapat dilihat pada gambar 01.
Gambar 01. Diagam Pekerjaan yang sesuai dengan Kompetensi Produktif
dapat dideskripsikan bahwa dari 25 industri
Deskripsi dan Analisis Data Partisipasi Industri dalam pelaksanaan Praktik Kerja Industri
dengan total keseluruhan kompetensi produktif
Berikut dapat dilihat partisipasi Industri
sebesar 62 butir. Dimana kompetensi produktif
dalam setiap tahapan pelaksanaan Praktik Kerja
tersebut
Industri pada tabel 02.
Berdasarkan data pada tabel 01tersebut
oleh
industri(37%)
sejumlah
rata-rata
9,2
memberikan
pekerjaan
yang
terkait dengan kompetensi produktif peserta
Partisipasi Industri dalam Prakerin…(Musfaul Lailul Bait)
Tabel02. Parisipasi Industri terhadapPelaksanaan Praktik Kerja Industri ∑ Rerata Industri 11.3 11.2 5.8 25
Kelompok Partisipasi Tahap Perencanaan 1 Tahap Pelakasanaan 2 Tahap Evaluasi 3 Jumlah Responden No
Persentase 45% 45% 23%
Dalam hal ini industri tidak dapat dituntut untuk memberikan kesempatan kepada siswa guna lebih mengembangkan kemampuannya dengan memberikan kualitas pekerjaan yang lebih
baik,
berdasarkan Berdasarkan
data
02dideskripsikan
pada
bahwa
dari
tabel 25
karena
pelaksanaan
permintaan
Prakerin
sekolah,
bukan
berdasarkan kebutuhan industri. Makna
yang
dapat
diambil
dari
industri,didapatkan rata-rata 11,3 industri(45%)
kesimpulan tersebut bahwa peserta didik yang
memberikan
melaksanakan Prakerin terkadang tidak mampu
partisipasinya
perencanaan.Sejumlah
dalam
rata-rata
tahap 11,2
mengimplementasikan
kompetensi
yang
industri(45%) memberikan partisipasinya dalam
dimilikinya karena terkendala kesempatan yang
tahap pelaksanaan Praktik
diberikan terhadap peserta didik terlalu banyak
Kerja Industri.
Sedangkan partisipasi industri dalam tahap
dibatasi.
evaluasi pelaksanaan Praktik Kerja Industri
Melihat pelaksanaan Prakerin yang ada,
sejumlah rata-rata 5,8 industri (23%) yang
hanyalah suatu bentuk pengulangan pekerjaan
memberikan partisipasinya. Data pernyataan
dasar dari praktikum yang dilaksanakan di
yang disajikan pada tabel 02 dapat juga
sekolah. Hal ini tentunya tidak membuat
digambarkan dalam bentuk diagram pada
kemampuan peserta didik berkembang karena
gambar 02.
peserta didik hanya diajarkan kembali, setiap pekerjaan hanya berdasarkan instruksi yang diberikan oleh pembimbing. Dengan demikian, Sekolah sebagai dunia pendidikan juga harus melakukan evaluasievaluasi terhadap kemitraannya dengan Industri, agar peserta didik dalam memilih Industri tidak
Gambar 02.Diagram Partispasi Industri terhadap pelaksanaan Parktik Kerja Industri oleh Industri
hanya sekedar menyelesaiakan tugas belajar, tetapi benar-benar memanfaatkan pelaksanaan Prakerin sebagai upaya untuk mengembangkan
Pekerjaan yang Dilakukan Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Pekerjaan pelaksanaan
yang
Prakerin
dilakukan terkait
dalam dalam
kompetensi
produktif yang dapat diimplementasikan sebesar 38% butir kompetensi dari total 62 kompetensi produktif yang telah di ajarkan diSekolah.
kemampuan yang dimiliknya. Pekerjaan yang Sesuai dengan Kompetensi Produktif dalam Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi produktif
yaitu
pada
kelompok
dasar
kompetensi kejuruan dengan rerata kelompok
77
78 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XVII, Nomor 1, Tahun 2016
sebesar
9,2(37%)
dalam
implementasinya,
memberikan partisipasinya. Partisipasi industri
kelompok kompetensi bidang engine dengan
terhadap pelaksanaan Praktik Kerja Industri
rerata kelompok sebesar
berdasarkan data-data isian pertanyaan terbuka
9,1(37%) dalam
implementasinya. pada kelompok kompetensi
disebabkan
sistem pemindah
berikut:
sebesar
tenaga
8,9(36%)
rerata
dalam
kelompok
oleh
beberapa
faktor
sebagai
implementasinya,
a. Industri tidak merencanakan kegiatan Praktik
sedangkan kelompok kompetensi chasis dalam
Kerja Industri karena industri tidak ada
implementasinya
ikatan kerjasama tertulis dengan pihak
diperoleh
nilai
rerata
kelompok sebesar 11,2(45%) dan kelompok kompetensi bidang kelistrikan didapatkan nilai rerata kelompok sebesar 9,2(37%).
sekolah. b. Kegiatan Praktik Kerja Industri tidak tertulis dalam program kerja perusahaan karena tidak
Dengan demikian, dalam hal ini dperlukan
ada pihak sekolah yang meminta untuk
suatu pendekatan-pendekatan yang lebih intensif
melakukan kerjasama secara berkelanjutan.
dan lebih menyeluruh dari sekolah untuk
c. Industri tidak merencanakan waktu yang
melakukan
promosi-promosi
yang
sifatnya
digunakan untuk pelaksanaan Praktik Kerja
meyakinkan industri, bahwa peserta didik
Industri
mampu melakukan pekerjaan yang lebih baik.
sekolah.
Sekolah
seharusnya
pandangan
yang
memberikan
menumbuhkan
industri keyakinan
hanya
mengikuti
permintaan
d. Industri tidak merencanakan personil yang membimbing
peserta
didik
bahwa siswa yang melaksanakan Prakerin
pelaksanaan
Praktik
memiliki kompetensi yang siap pakai dengan
penunjukan
personil
mengundang pihak Industri mitra untuk melihat
membimbing peserta didik dilakukan saat
langsung bagaimana proses belajar mengajar
penerimaan peserta didik.
yang dilakukan di sekolah. Partisipasi Industri dalam Praktik Kerja Industri
Pelaksanaan
memberikan
perusahaan
yang
ditentukan tidak memberikan bimbingan bagi peserta didik dalam pelaksanaan Praktik
Praktik Kerja Industri didapatkan rata-rata 11,3 (45%)
Industri,
e. Sebagian besar personil selain yang telah
Partisipasi industri dalam pelaksanaan
industri
Kerja
dalam
partisipasinya
dalam tahap perencanaan. Sejumlah rata-rata 11,2 industri (45%) memberikan partisipasinya dalam tahap pelaksanaan Praktik Kerja Industri. Sedangkan partisipasi Industri dalam tahap evaluasi pelaksanaan Praktik Kerja Industri sejumlah rata-rata 5,8 industri (23%) yang
Kerja Industri. f. Industri tidak memberikan penilaian secara menyeluruh terhadap peserta didik, penilaian berdasarkan permintaan sekolah. g. Industri
tidak
memberikan
rekomendasi
kelemahan-kelemahan peserta didik karena tidak pernah ada tindak
lanjut
dalam
pelaksanaan Prakerin berikutnya oleh pihak sekolah.
Partisipasi Industri dalam Prakerin…(Musfaul Lailul Bait)
h. Industri tidak merasakan manfaat Praktik Kerja Industri i. Industri
Kompetensi-kompetensi
produktif
yang
terlaksana menjadi sangat rendah sekali bahkan
harus
konsumennya,
menjaga karena
kepercayaan
sebagian
tidak dapat dilaksanakan secara menyeluruh
besar
karena dalam jangka waktu pelaksanaan tidak
konsumen pengguna jasa Industri belum
dapat diperkirakan sejauh mana intensitas dan
memiliki kepercayaan terhadap peserta didik
variasi pekerjaan yang diberikan. Pada industri
yang melaksanakan Prakerin sehingga harus
yang menerapkan spesialsasi jasa, tentunya
dilakukan dibawah pengawasan pembimbing
kelompok kompetensi yang bukan merupakan
dalam melakukan pekerjaan yang diberikan.
spesialisasi
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kurang maksimalnya partisipasi industri ini karena
tidak
dilibatkan
dalam
tahap
perencanaan.
industri
tersebut
tidak
dapat
terlaksana. Berdasarkan
temuan
tersebut
dapat
dikatakan bahwa pola pelaksanaan Prakerin menggunakan model block release dalam hal ini tidak efektif karena setiap Industri yang dijadikan mitra memiliki daya dukung yang
Pola Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pola pelaksanaan merupakan
Prakerin block
yang
release
digunakan
sehingga
diperlukan
adanya
perubahan pola dalam pelaksanaannya.
sistem
Perubahan pola pelaksanaan Praktik Kerja
pelaksanaan Praktik Kerja Industri dalam
Industri dapat memberikan kesempatan yang
hitungan bulan atau semester di industri
lebih besar dalam pencapaian implementasi
pasangan dan kemudian kembali belajar ke
kompetensi
sekolah. Pola pelaksanaan ini ditemukan suatu
kemitraan dengan industri. Jika perubahan pola
kekurangan
berpengaruh
tersebut tidak memungkinkan maka dapat
terhadap besarnya implemenatasi kompetensi
dilakukan pertukaran tempat peserta selama
produktif yang dapat dilaksanakan di industri,
pelaksanaan (melakukan rotasi tempat Prakerin)
khususnya yang menyangkut tentang daya
agar didapatkan implementasi komptensi yang
dukung yang dimiliki oleh pihak industri.
lebih bervariasi, wawasan yang lebih luas
dimana
hal
yaitu
berbeda-beda
ini
produktif
tanpa
mengurangi
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa
mengenenai karakter masing-masing industri.
pekerjaan yang ada di industri mengacu pada
Hal ini tentunya dapat membuat peserta didik
kebutuhan
pekerjaan
memiliki wawasan yang lebih luas dari segi
tersebut berdasarkan permintaan konsumen
pengalaman pekerjaan maupun kemampuan
yang memakai jasa Industri) dan terdapat
dalam adaptasi dengan industri yang berbeda-
industri-industri
beda.
pasar
(ada
yang
tidaknya
memberikan
jasa
perbaikan khusus/ spesialisasi jasa perbaikan
Hal ini senada dengan penelitian yang
kendaraan (spesialis sistem chasis dan suspensi).
dilakukan oleh Budi Tri Siswanto (2011), dalam
79
80 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XVII, Nomor 1, Tahun 2016
penelitiannya mengenai Pengembangan Model
a. Kompetensi
produktif
yang
dapat
Penyelenggaraan Work-Based Learning pada
diimplementasikan
Pendidikan Vokasi Diploma III Otomotif UNY.
Praktik
Hasi penelitian tersebut menyatakan bahwa:
pekerjaan‒pekerjaan
1. Model
cocok
industri merupakan komptensi dasar yang
digunakan dalam penyelenggaraan program
umumnya sudah dipraktikkan di sekolah.
work-based learning Diploma III Otomotif
Belum
untuk meningkatkan kualitas hasil belajar.
pengembangan‒pengembangan
WBL
Rolling
Terpadu
2. Luaran (output) dari model WBLRolling Terpadu
yaitu:
pelaksanaan
Industri
berdasarkan
yang
diberikan
terlihat
implementasinya.
di
adanya dalam
Kompetensi
yang
mekanik
terlaksana tersebut berupa dasar kompetensi
otomotif, sikap profesional, kesiapan mental
kejuruan dengan rerata kelompok sebesar 9,2
kerja, dan kemandirian mahasiswa pada kelas
(37%) dalam implementasinya, kelompok
model
kompetensi bidang engine dengan rerata
lebih
pengetahuan
Kerja
dalam
tinggi
secara
signifikan
dibanding kelas konvensional
kelompok
3. Respon pengelola program dan manajemen
sebesar
implementasinya.
9,1(37%) pada
dalam
kelompok
perusahaan terhadap model penyelenggaraan
kompetensi sistem pemindah tenaga rerata
WBL Rolling Terpadu dalam kategori tinggi,
kelompok
baik dalam konsep work-based learning,
implementasinya,
penerapan dalam teknis penyelenggaraan,
kompetensi chasis dalam implementasinya
maupun persepsi mereka tentang WBL.
diperoleh nilai rerata kelompok sebesar 11,2
sebesar
8,9
(36%)
sedangkan
dalam
kelompok
Mengacu pada hasil penelitian tersebut,
(45%) dan kelompok kompetensi bidang
manfaat yang dapat diperoleh dari perubahan
kelistrikan didapatkan nilai rerata kelompok
pola pelaksanaan Praktik Kerja Industri sangat
sebesar 9,2 (37%).Dengan demikian dapat
besar
ditarik
karena
memberikan
peserta
didik
kesimpulan
bahwa
kompetensi
pengalaman-pengalam yang lebih luas dan
produktif yang terlaksana dalam pelaksanaan
menyeluruh. Dengan demikian tujuan dalam
Praktik Kerja Industri secara keseluruhan
pelaksanaan Prakerin dapat dicapai sehingga
rata-rata sebesar 38% dari total keseluruhan
setelah menyelasiakan studinya, peserta didik
butir kompetensi.
telah benar-benar siap dalam bekerja.
b. Pekerjaan-pekerjaan yang diberikan oleh Industri merupakan komptensi produktif
KESIMPULAN DAN SARAN
yang telah diajarkan disekolah, intensitas
Kesimpulan yang didapatkan terkait dengan
pelaksanaannya di setiap industri berbeda-
komptensi produktif yang dilaksanakan dalam
beda mengacu pada layanan yang dimiliki
kegiatan praktik kerja meliputi:
oleh industri dan sumber daya yang dimiliki oleh Industri.
Partisipasi Industri dalam Prakerin…(Musfaul Lailul Bait)
Sedangkan
Partispasi
IndustridalamPelaksanaan
Praktek
Kerja
Industrididapatkan kesimpulan sebagai berikut: a. Partisipasi
industri
tidak
bisa
mewakili industri secara keseluruhan di kabupaten sleman. 3. Beberapa sumber tidak memberikan data-
diukur
data yang valid dan hanya mengisi sebagian
berdasarkan kebutuhan dunia pendidikan
dari pertanyaan/pernyataan yang diberikan
khususnya sekolah, melainkan pihak sekolah
dalam instrumen.
yang harus melakukan pendekatanyang lebih
Implikasi dalam Penelitian
intensif agar diperoleh kemitraan dengan
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan
industri yang lebih baik sehingga kebutuhan
yang telah dilakukan,implikasi dalam penelitian
sekolah terhadap dunia industri sebagai
ini sebagai berikut:
tempat
1. Besarnya
pembelajaran yang nyata dapat
terlaksana.
partisipasi
industri
mitra
pelaksanaan Prakerin SMK PIRI Sleman
b. Industri telah memberikan partisipasinya
dalam pelaksanaan Prakerin disesuiakan
bagi peserta didik berupa suatu wawasan
dengan kemampuan-kemampuan pelayanan
baru sebagai pembentukan karakter dan sikap
dan sumber daya yang dimiliki oleh industri
peserta didik dalam melakukan pekerjaan.
mitra. Dengan demikain diperlukan evaluasi
Partisipasi
terhadap
Industri
dalam
membentuk
karakter peserta didik tersebut berupa sikap disiplin
dalam
bekerja,
inisatif
industriyang
dijadikanmitra
pelaksanaan praktik kerja industri, atau
dalam
2. Merubah pola pelaksanaan praktik kerja
pekerjaan, kerjasama dan tanggungjawab
industri yang memakai model Block Release
dalam pekerjaan.
menjadi Day Release atau kombinasi ketiga
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini mengandung keterbatasanketerbatasan yang menyebabkan tidak bisa terpenuhinya hasil penelitian yang lebih baik, diantaranya sebagai berikut: 1. Tidak ada tolak ukur yang jelas mengenai
model pelaksanaan agar komptensi produktif yang diharapkan dapat terlaksana dalam pelaksanaan Prakerin lebih maksimal. Saran Agar tujuan pelaksanaan Prakerin dapat tercapai
lebih
maksimal
dan
terdapat
sejauh mana batasan-batasan pengkategorian
kesepadanan dan keterkaitan antara komptensi
partisipasi industri. Berdasarkan hal tersebut
yang dimiliki dengan pekerjaan yang diberikan
pengkategorian tingkat partisipasi industri
oleh industri diperlukan usaha timbal balik
dalam penelitian ini didasarkan pada nilai
antara pihak industri dengan pihak sekolah.
rata-rata tiap-tiap indikator yang diukur.
Untuk itu disarankan sebagai berikut:
2. Penelitian hanya dilakukan pada industri
1. Pihak
sekolah
seharusnya
lebih
aktif
yang dijadikan mitra oleh SMK program
melakukan pendekatan-pendekatan dengan
TKR SMK PIRI Sleman sehingga belum
dunia industri agar terjalin koordinasi yang
81
82 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XVII, Nomor 1, Tahun 2016
lebih
baik
sehingga
program-program
sekolah dapat terlaksana lebih maksimal 2. Hendaknya
Sekolah
Pada Tanggal 29 September 2015 Pada
mempertimbangkan
kapasitas dan daya dukung yang dimiliki oleh
industri
agar
dalam
masih ada 70913pengangguran d idiy.,
pelaksanaan
Prakerin tujuan yang diharapkan tercapai dengan maksimal tidak hanya dari kuantitas
Pukul 11:39 WIB. Basuki Wibawa. (2005). Pendidikan Teknologi dan Kejuran. Surabya. Kertajaya Duta Media. Bambang
Setyo
Hari
Purwoko.
pelaksanaan tetapi juga kualitasn hasil
Kemampuan
pelaksanaan
Istimewa Yogyakarta dalam Menunjang
3. Diperlukan penelitian yang lebih mendalam
Industri
(1994).
DIY.
sekolah
Yogyakarta.Yogyakarta.
partisipasi
industri
dalam
pelaksanaan Prakerin guna mengungkap permasalahan yang menghambat program tersebut.
Laporan
Landasan
Penyelenggaraan Ganda
Pendidikan
(PSG).
http://smkn1pwk.
Diakses blogspot.
Hukum Sistem dari com/
Landasan/ Hukum/ Pendidikan / Sistem/ Ganda/
(PSG)/_/
SMKN/
201/
PURWAKARTA.htm. Pada Tanggal 28 Juni 2015, Pukul 07:57 WIB.
IKIP
pada III
Pendidikan
Otomotif.
Disertasi.
Work-Based
Program
Vokasi
Yogyakarta. Pascasarjana
Universitas Negeri Yogyakarta. Badan Pusat Statistik. (2015). Tenaga Kerja. Diakses dari http://www.bps.go.id. Pada Tanggal 30 September 2015 Pada Pukul 00:39 WIB. Daniel L. Stufflebeam & Anthony J. Shinkfield. (1986). SystematicEvaluation, A Self-
_______. (2015). Lulusan SMK Paling Banyak Menganggur. Diakses dari http://www. republika. Co . id/ berita/ ekonomi/ makro/ 14/ 11/ 05/ nek bam bps lulusan smk paling banyak menganggur. Pada Tanggal 29September 2015 Pukul 11:17 WIB. _______.
LPP
Penyelenggaraan
Diploma
(2012).
IKIP
Budi Tri Siswanto. (2011). Pengembangan
Learning Anonim.
Penelitian
Yogyakarta.
Model
DAFTAR PUSTAKA
Daerah
Sistem Magang Sekolah Kejuruan se-
terhadap kesiapan pelaksanaan Prakerin oleh dan
di
InstructionalGuide practice.
to
Terjemahan
Theory John
and Santo.
Jakarta. Bumi Aksara. Dikmenjur.
(1995).
Sinkronisasi
Program
Pendidikan dan Pelatihan PSG. Jakarta. Indonesia
Australia
Technical
and
Vocational Educational Education. (2015).
Masih
ada
70.913
pengangguran di DIY.Di akses dari http://krjogja. com/ read/ 214992/ 2014
Dikmenjur. (1994). Konsep Sistem Ganda PadaSMK Dikmenjur.
di
Indonesia.
Jakarta.
Partisipasi Industri dalam Prakerin…(Musfaul Lailul Bait)
Eko
Putro
Widoyoko.
Penyusunan
(2012).
Instrumen
Teknik
Spektrum
Penelitian.
Keahlian
Menengah
Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Pendidikan
Kejuruan.
Jakarta.
Kepmendikbud.
Gultom. (2001). Partisipasi Masyarakat dalam
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Pembangunan. Semarang. Universitas
Republik Indonesia Nomor: 323/U/1997
Kristen Satya Wacana.
Tentang Penyelenggaraan Sistem Ganda
Hardjasoemantri, K (1993). Aspek Hukum Peran
Serta
Masyarakat
pada
dalam
Pengelolaan Lingkungan. Yogyakarta.
Kepmendikbud
Pelaksanaan Kurikulum 1992 FPTK dalam
Kejuruan.
No.
0490/V/1992
Tentang
Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta.
Herminarto Sofyan. (1993). Evaluasi Kesiapan
Yogyakarta
Menengah
Jakarta. Kepmendikbud.
Gadjah Mada University Press
IKIP
Sekolah
Kepmendikbud. Masriam Bukit. (2014). Strategi Dan Inovasi
Perintisan
Pendidikan Kejuran Dari Kompetensi Ke
Program Politeknik. Laporan Penelitian
Kompetisi. Bandung. CV. Alfabeta
IKIP Yogyakarta. Yogyakarta. LPP IKIP
Murniati AR. (2009). Implementasi Manajemen
Yogyakarta.
Stratejik Dalam Pemberdayaan Sekolah
Ian Cunningham, Graham Dawes & Ben
Menegah
Bennett. (2004). The Handbook of Work Based
Learning.
England.
Gower
Publishing Company.
Without
Fear.London.
PearsonEducation Group Inc. Keputusan
Direktur
Pendidikan
Jenderal
Dasar
Bandung.
Cita
Kurikulum
dan
Pustaka Media Perintis. Oemar
Hamalik
(2011).
Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara.
Kauffman, Roger. and Susan Thomas (1980). Evaluation
Kejuruan.
dan
Putut Sudira. (2012). Filosofi Dan Teori Pendidikan
Vokasi
Dan
Kejuruan.
Yogyakarta. UNY Press.
Manajemen Menengah
Nomor: 251/C/KEP/MN/2008 Tentang
Pardjono
(2011).
Pengembangan
Peran
Industri
SMK.
dalam
Yogyakarta.
83