Jurnal Paedagogy Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
ISSN 2355-7761
JURNAL PAEDAGOGY Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Daftar Isi
Halaman
AGUS SADID Rekonstruksi Pemahaman Penilaian Pembejalaran: Gugatan Terhadap Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan …………….…...…………………..…
1 – 11
M. ARIEF RIZKA Analisis Strategi Kemitraan Dalam Penyelenggaraan Program Pendidikan Non Formal (Studi Kasus Pada PKBM ‘Terampil’) ………....
12 – 19
AHMAD MUSLIM Implementasi Pembelajaran Partisipatif Melalui Focus Group Discussion Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Mahasiswa ………………..
20 – 24
FARIDA FITRIANI Peningkatan Kemampuan Menulis Dengan Model Pembelajaran Advance Organizer Pada Siswa Kelas XI Bahasa SMAN 7 Mataram ……....………….
25 – 31
AGUS FAHMI Intensitas Pertemuan Pembelajaran ……………………………………...……
32 – 36
RESTU WIBAWA Efektivitas Penggunaan Multimedia Pembelajaran Model Tutorial Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa ………………………………...……….
37 – 40
HARDIANSYAH Studi Kritis Peran Komite Sekolah di MTs Nurul Ikhsan …….....……….…..
41 – 45
ANI ENDRIANI Hubungan Keharmonisan Keluarga Dengan Sikap Disiplin Siswa ……..…...
46 – 53
HASTUTI DIAH IKAWATI Pengaruh Model Pembelajaran Take and Give Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa …………………………………………………………………………..
54 – 59
HERLINA Keefektifan Program Pemberdayaan perempuan Melalui Pemberian Modal Usaha Kursus Menjahit …………………………...…………………………….
60 – 64
Halaman | iii
Jurnal Paedagogy Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN NON FORMAL (STUDI KASUS PADA PKBM ‘TERAMPIL’)
M. Arief Rizka Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, FIP IKIP Mataram e-mail:
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk; (1) menganalisis strategi kemitraan yang digunakan lembaga PKBM Terampil dalam menyelenggarakan program pendidikan nonformal; dan (2) untuk mengidentifikasi faktor pendukung dalam pengembangan kemitraan PKBM Terampil. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data penelitian terdiri dari pengelola, tutor dan mitra PKBM Terampil. Peneliti merupakan instrumen utama dengan didukung pedoman wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data penelitian menggunakan model analisis interaktif yang meliputi reduksi data, display data, dan verifikasi/pengambilan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber dan diskusi teman sejawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) strategi kemitraan PKBM Terampil menggunakan strategi sosialisasi dan unjuk kerja atau kinerja. Strategi sosialisasi adalah PKBM Terampil mensosialisasikan lembaganya dengan cara mengirimkan profil lembaga kepada mitra. Sedangkan strategi unjuk kerja atau kinerja adalah PKBM Terampil menunjukkan kinerja yang baik dalam pelaksanaan program sehingga mitra tertarik untuk menjalin kerjasama. (2) faktor pendukung pengembangan kemitraan PKBM Terampil adalah pengelola PKBM Terampil yang pro aktif dalam menjalin kemitraan, manajemen program yang baik sehingga mitra berminat menjalin kerjasama, dan pengelola PKBM Terampil yang selalu tepat waktu dalam pembuatan laporan pertanggungjawaban program kepada mitra. Kata Kunci : Strategi, Kemitraan, dan Pendidikan Nonformal
PENDAHULUAN Dalam Undang-Undang 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menjelaskan bahwa pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu jalur pendidikan informal, pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Antara ketiga jalur tersebut saling melengkapi dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan Nonformal sebagaimana tercantum dalam pasal 26 ayat 4, diuraikan bahwa satuan Pendidikan Nonformal terdiri dari pusat kegiatan belajar masyarakat, lembaga kursus, lembaga pelatihan, majelis taklim dan satuan pendidikan yang sejenis. Satuan Pendidikan Nonformal yang sudah mulai menjamur salah satunya adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). UNESCO (dalam Tohani, 2009) menjelaskan bahwa PKBM dimaksudkan sebagai sarana bagi masyarakat untuk mengembangkan segala potensi yang
dimiliki supaya mampu memenuhi segala kebutuhan hidupnya dalam rangka mengikuti perkembangan lingkungan. Pada awalnya PKBM merupakan tempat belajar bagi warga masyarakat di sekitar PKBM itu berada. PKBM didirikan oleh masyarakat, dari masyarakat, dan untuk masyarakat. Fokus PKBM ditekankan pada pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan sesuai dengan kebutuhan belajar dan potensi masyarakat dalam mencapai kemajuan pendidikan, sosial, ekonomi, budaya dan politik. Sudjana (2003) mengemukakan bahwa PKBM memiliki fungsi sebagai tempat pembelajaran kepada warga masyarakat, melakukan koordinasi dalam memanfaatkan potensi-potensi di masyarakat, menyediakan informasi kepada anggota masyarakat yang membutuhkan keterampilan fungsional atau kecakapan hidup, menjadi ajang pertukaran ilmu pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan di antara anggota Halaman | 12
Jurnal Paedagogy Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram masyarakat, dan menjadi tempat untuk upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai tertentu bagi warga masyarakat yang membutuhkan. Ada banyak lembaga PKBM yang programnya berjalan seperti jamur di musim hujan mereka hanya menyelenggarakan program apabila mendapat dana, program yang dilaksanakan pun biasanya tidak dibarengi dengan kualitas. Penyebab hal tersebut terjadi salah satunya adalah ketidakmampuan pengelola dalam memanajemen program dan dana yang ada. Oleh karena itu dalam hal mempertahankan sustainabilitas lembaga PKBM Terampil, tidak dapat berdiri sendiri tanpa mendapat dukungan dan bantuan dari lembaga atau instansi dan perusahaan lain. Mitra diperlukan dalam rangka meminimalisasi kekurangankekurangan yang ada di lembaga, baik dari segi sumber daya manusia, dana, fasilitas, pembinaan dan teknis administrasi lembaga. Dengan adanya mitra lembaga mampu bertahan dan melanjutkan program-program yang ada dan meningkatkannya melalui tindakan pengembangan. Dalam pelaksanaannya ada beberapa permasalahan kemitraan yang dihadapi oleh PKBM diantaranya adalah kurangnya sosialisasi dan promosi program yang dilakukan oleh lembaga, kurangnya jejaring yang dilakukan oleh lembaga dalam pelaksanaan program, kurangnya pemahaman bagi pihak lembaga, terkait bagaimana melaksanakan kemitraan, proses kemitraan masih terpaku pada sebatas finansial, dan tidak tersusunnya strategi promosi dan publikasi sebagai ajang memperkenalkan keberadaan lembaga. Berdasarkan uraian tersebut, dipandang perlu untuk melakukan penelitian mengenai strategi kemitraan PKBM Terampil dalam
mempertahankan keberlanjutan program pendidikan nonformal. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitiannya adalah studi kasus yang bertujuan deskriptif. Pemi-lihan studi kasus karena merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peris-tiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam kehidupan nyata (Yin, 2003). Sumber data dalam penelitian ini adalah Pengelola PKBM, Tutor, dan Lembaga Mitra. Dalam penelitian ini, peneliti merupakan instrumen utama dalam melakukan penelitian dengan dibantu oleh pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Selanjutnya, data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis data model interaktif (Miles & Huberman, 1994) yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, display data, dan verifikasi/pengambilan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber, triangulasi metode, dan diskusi teman sejawat untuk memperoleh kredibilitas data yang akurat dan obyektif. HASIL PENELITIAN Strategi Kemitraan Mitra merupakan sesuatu yang sangat diperlukan dalam mendukung dan membantu PKBM melaksanakan tugas dan perannya di masyarakat, PKBM membutuhkan bantuan dan dukungan dari pihak lain untuk mempertahankan sustainabilitas lembaganya, untuk itu PKBM memerlukan kerjasama baik dengan sesama PKBM, instansi pemerintah, swasta dan masyarakat. Halaman | 13
Jurnal Paedagogy Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram Dalam menjalin kerjasama diperlukan sebuah strategi kemitraan untuk memperluas jejaring dan keberlanjutan kerjasama itu sendiri. PKBM Terampil merupakan salah satu lembaga pendidikan Nonformal yang pada awalnya didirikan di jalan Amir Hamzah No. 3A Karang Sukun, tetapi sekarang telah pindah ke Dasan Sari Udayana. Mitra PKBM Terampil ada sembilan instansi yang merupakan instansi pemerintah baik dari tingkat provinsi maupun kota. Harus disadari bahwa menjalin hubungan sosial merupakan bagian penting dari manusia menjalani hidup. Bagi PKBM membangun dan menjalin kemitraan merupakan hal penting mengingat perannya dalam memberdayakan masyarakat sangat besar, pemberdayaan masyarakat itu sendiri dapat berlangsung dalam jangka panjang, sehingga dibutuhkan bantuan dan dukungan dari pihak lain agar lembaga PKBM dapat bertahan dan berkembang dalam upayanya mencerdaskan dan memberdayakan masyarakat, membangun kemitraan berarti membangun komunikasi atau hubungan yang saling melengkapi baik kelebihan maupun kelemahan. Untuk itu diperlukan sebuah strategi dalam menjaring kemitraan agar kemitraan lebih terarah dan tujuan dari proses kemitraan dapat tercapai. Kemitraan dapat dibangun apabila ada rasa saling membutuhkan diantara kedua pihak, seperti yang terjadi antara PKBM Terampil dengan para mitranya, sebagaimana dinyatakan oleh pengelola PKBM Terampil bahwa, “pada dasarnya PKBM adalah suatu wadah bagi pembelajaran masyarakat, jadi setiap dinas atau instansi pemerintah memiliki program yang membutuhkan massa, untuk mencari massa salah satunya adalah di PKBM, strategi kerjasama PKBM Terampil diawali dengan mengirim profil PKBM ke berbagai instansi terkait, kemudian ditindaklanjuti dengan pengajuan
proposal pengajuan program.” Prinsip saling membutuhkan PKBM Terampil dengan mitra merupakan dasar dan roda yang menjalankan kemitraan. Dalam setiap programnya pemerintah sebagai mitra membutuhkan masyarakat, PKBM Terampil dalam menjalankan roda kelembagaannya membutuhkan dana, baik PKBM Terampil maupun mitra saling membantu dan melengkapi kekurangan masing-masing. PKBM Terampil yang berdiri dari tahun 2005 tetap berkelanjutan disebabkan dukungan dari mitra. Oleh karena itu, untuk menjaga dan mengembangkan jaringan kemitraan PKBM Terampil membutuhkan sebuah strategi. Penjelasan dari pengelola PKBM Terampil bahwa: “Mitra PKBM Terampil yang dominannya adalah pemerintah dengan sendirinya datang ke PKBM Terampil mengajukan program. Fokus kemitraan PKBM Terampil bukanlah pada aspek dana melainkan pada aspek program dan keilmuan seperti kerjasama dengan Dinas Sosial pada program kesejahteraan anak balita, program di PKBM Terampil tetap berjalan, karena kita tidak selalu mengharapkan dana dari mitra. Jadi program-program yang ada tetap berjalan, PAUD cuma sekali dapat dana, haram dua kali, jikalau kita tidak jeli mencari program tidak jeli mencari kegiatan, kegiatan tidak jalan, makanya karena sudah dikenal, orang yang datang ke PKBM saya, dilihat TBMnya bagus disuruh buat proposal diberikan dana, itu yang kita pakai untuk gaji guru untuk studi banding, pelatihan, dan lain-lain.” Jadi PKBM Terampil dalam setiap kegiatannya selalu melibatkan masyarakat sebagai salah satu mitra, masyarakat merupakan mitra dan aset dalam pelaksanaan program PKBM Terampil, tanpa masyarakat program tidak dapat berjalan, tanpa masyarakat, lembaga tidak akan berarti. Oleh karena itu hubungan baik tetap dijaga. Kemitraan di PKBM Terampil Halaman | 14
Jurnal Paedagogy Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram didasarkan pada prinsip saling membutuhkan, pemerintah membutuhkan masyarakat sebagai warga belajar dalam menuntaskan programnya, sementara PKBM Terampil sendiri membutuhkan mitra untuk keberlanjutan dan pengembangan lembaga. PKBM Terampil memediasi antara pemerintah dengan masyarakat yang membutuhkan. Dalam pelaksanaan program PKBM Terampil menyerahkan hampir sepenuhnya kepada pihak mitra, baik dalam penyediaan bahan dan alat, tutor dan dana seperti yang dilakukan oleh lembaga Balai Latihan Kerja dalam salah satu program keterampilan yang diadakan. Kemitraan PKBM Terampil dengan lembaga mitra terbuka menurut pengelola PKBM Terampil bahwa “awalnya disebabkan pengelola PKBM Terampil yang berprofesi sebagai
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7.
8. 9. 10.
Pegawai Negeri Sipil tidak hanya bertugas sebagai pendidik tetapi aktif dalam berbagai kegiatan di pemerintahan baik sebagai peserta, juri dan narasumber, seperti pada program BKB dengan BKKBN dan program usaha kecil menengah dengan Dinas Koperasi NTB, mitra datang ke pengelola PKBM Terampil mengusulkan pengajuan proposal ke lembaganya”. Kemampuan sumber daya manusia PKBM Terampil juga mempengaruhi kemitraan, keaktifan pengelola PKBM Terampil dalam berbagai kegiatan pemerintahan, merupakan awal dari sosialisasi kemitraan. Kemitraan PKBM Terampil lebih banyak ke aspek program, beberapa program yang dimitrakan dapat dlihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 1. Program PNF dan Mitra PKBM Terampil Program Mitra Sasaran PAUD terintegrasi DIKPORA posyandu, KB, TPA dan Anak usia dini Provinsi NTB TPQ DIKPORA Anak putus Paket A, B, dan C Provinsi NTB sekolah KF (Keaksaraan DIKPORA Masyarakat buta Fungsional) Provinsi NTB huruf Life Skill/Keterampilan/ DIKPORA Ibu-ibu produktif KBU Provinsi NTB BKL (Bina Keluarga Dinas Sosial Ibu-ibu lansia Lansia) Provinsi NTB BKR (Bina Kelompok BLK (Balai Remaja tidak Remaja) Latihan Kerja) bekerja Kelompok BKB UPPKS ( Usaha (BINA BKKBN Provinsi Peningkatan Pendapatan KELUARGA NTB Keluarga Sejahtera) BALITA) (bina keluarga balita) Masyarakat pasar Taman Bacaan Masyarakat DIKPORA dan warga (TBM) Provinsi NTB belajar PLS TPA (Tempat Penitipan DIKPORA Balita (0 s/d 3 Anak) Provinsi NTB tahun) Bina keluarga sakinah DEPAG Provinsi Kelompok (Majelis Taklim) NTB yasinan Halaman | 15
Jurnal Paedagogy Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
UP2K (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga)
Dinas Koperasi Provinsi NTB
Pelayanan KB (Keluarga Berencana) Layanan gizi buruk Motor Pintar ( Perpustakaan Keliling)
Dinas Kesehatan Kota Puskesmas
Cafe Baca
Yayasan SIKIB
TAS (Taman Anak Sejahtera) PKSAB (Program Kesejahteraan Sosial Anak Balita)
Program-program kemitraan di PKBM Terampil dominannya bersifat temporer, artinya bersifat sementara disesuaikan dengan kondisi mitra, apabila mitra masih memiliki dana untuk program yang telah dimitrakan, maka program dan kemitraan tetap berlanjut. Faktor Pendukung Dalam Kemitraan PKBM Terampil Faktor pendukung kemitraan merupakan aspek yang perlu ditingkatkan oleh PKBM Terampil untuk pengembangan dan keberlanjutan kemitraan. Faktor pendukung pengembangan kemitraan merupakan kelebihan lembaga yang membuat mitra tertarik untuk bekerjasama. PKBM merupakan sebuah wadah pembelajaran bagi masyarakat yang memfasilitasi antara program pemerintah dengan masyarakat sekitar PKBM. Keberlanjutan kemitraan tetap diharap dan ditunggu oleh PKBM Terampil. Menurut pengelola PKBM Terampil bahwa “keberlanjutan kemitraan tergantung kepada mitra, jika mitra berniat melanjutkan kemitraan, maka PKBM Terampil pun menunggu dan
Yayasan SIKIB
Dinas Sosial Dinas Sosial
Ibu-ibu wirausaha (UKM) Ibu PUS Anak-anak balita PAUD Masyarakat pasar (umum) Anak PAUD kurang mampu Anak balita kurang mampu
siap menerima, PKBM Terampil tidak datang mencari program atau dana ke mitra, tetapi karena mitra memiliki program yang membutuhkan masyarakat sebagai sasaran dan warga belajar, sehingga mitra yang menyalurkan program ke PKBM Terampil, dan PKBM Terampil pun dapat menjalankan perannya mencerdaskan masyarakat sekitar.” Selanjutnya dijelaskan bahwa “kemitraan itu bersifat semi maksudnya kemitraan tersebut bisa berlanjut dan bisa terputus.” Keberlanjutan kemitraan tetap ada di tangan mitra, namun, komunikasi dengan mitra tetap dijaga, karena mitra tetaplah berpengaruh terhadap sustainabilitas PKBM, tidak ada satu lembaga pun yang mampu berdiri sendiri tanpa bantuan pihak lain. PKBM tidak akan mampu mempertahankan sustainabilitasnya dan berkembang apabila tidak ada campur tangan dari pihak luar, seperti manusia yang merupakan makhluk sosial, tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain, PKBM pun demikian tidak akan mampu berdiri dan berkembang, apabila tidak ada Halaman | 16
Jurnal Paedagogy Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram bantuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak PEMBAHASAN PKBM Terampil merupakan salah satu lembaga pendidikan nonformal yang memiliki tujuh belas program, yang masing-masing memiliki mitra dan semua mitra PKBM Terampil merupakan instansi pemerintah. Bermitra dengan berbagai instansi pemerintah tidaklah mudah, untuk itu diperlukan sebuah strategi agar hubungan kemitraan dengan pemerintah dapat dijalin. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa dalam menjaring kemitraan PKBM Terampil menggunakan strategi sosialisasi dan unjuk kerja atau kinerja. Strategi kemitraan sosialisasi adalah kemitraan PKBM Terampil diawali dengan mensosialisasikan lembaganya dengan mengirimkan profil PKBM Terampil ke berbagai instansi pemerintah terkait, sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut, PKBM Terampil membuat proposal berdasarkan acuan dari mitra. Strategi unjuk kerja adalah PKBM Terampil setelah mendapatkan program dari mitra, melaksanakan program dengan baik, sehingga mitra menjadi tertarik untuk menjalin kemitraan, selain itu kinerja pengelola PKBM Terampil yang cukup baik, dilihat dari segi pelaksanaan program dan pengelolaanya membuat mitra percaya untuk memberikan program kepada PKBM Terampil, sehingga hal tersebut membuat mitra sendiri yang mengunjungi dan menyodorkan program serta meminta pembuatan proposal ke PKBM Terampil. Kepercayaan mitra kepada PKBM Terampil merupakan aspek yang perlu dijaga agar kemitraan dapat berkelanjutan. Selaras dengan hal itu Kamil (2006: 4) menyatakan bahwa di Amerika Serikat, suatu survei yang dilakukan oleh Construction Industry Institute pada proyek kemitraan, ditemukan bahwa partisipan melihat
kepercayaan sebagai suatu faktor sukses kunci proyek kemitraan. Yang perlu dicermati dalam membangun kemitraan adalah bagaimana membangun kepercayaan. Kemitraan antara PKBM Terampil dengan mitra sendiri lebih banyak berbentuk program, pada dasarnya program yang dikerjasamakan satu paket dengan dana, pengembangan tutor dan sebagainya, sehingga PKBM Terampil lebih bersifat sebagai wadah pembelajaran masyarakat yang memfasilitasi program dari mitra untuk ditujukan kepada masyarakat sasaran yang membutuhkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hiryanto (2009: 1) tentang PKBM bahwa pada awal berdirinya PKBM merupakan tempat belajar bagi warga masyarakat tempat PKBM itu berada. PKBM didirikan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Kegiatan utama PKBM adalah membelajarkan masyarakat melalui berbagai layanan program pendidikan luar sekolah. Program yang ada di PKBM Terampil bersifat temporer artinya hanya bersifat sementara tergantung dari mitra, program yang bersifat temporer di PKBM Terampil antara lain program keaksaraan fungsional, paket A, B dan C, program TAS, PKSAB, café baca, bina kelompok remaja, layanan gizi buruk, pelayanan KB, bina keluarga sakinah, usaha peningkatan pendapatan keluarga, TPA, bina keluarga lansia, dan life skill. Program tersebut berlanjut tidaknya tergantung kepada mitra. Namun ada beberapa program yang tetap berkelanjutan dilaksanakan lembaga PKBM Terampil yang berpengaruh terhadap keberlanjutan lembaga, yaitu PAUD/RA, TPQ, TBM, dan motor pintar, namun sekarang ini motor pintar sudah tidak terlalu aktif, PAUD/RA merupakan program inti dari PKBM Terampil yang tetap berjalan dengan atau tanpa dukungan dari mitra, selain itu TBM juga biasanya mendapatkan Halaman | 17
Jurnal Paedagogy Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram sumbangan buku dari Perpustakaan Kota Mataram, sehingga TBM tetap terlaksana di PKBM Terampil, untuk keberlanjutan PKBM pengelola tidak terlalu mengharapkan sokongan dari mitra, karena menurutnya seorang yang mendirikan PKBM seharusnya itu mampu baik secara ekonomi, waktu dan tenaga dalam menjalankan roda PKBM, karena PKBM itu tidak selalu mendapatkan dana. Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk kemitraan PKBM dominannya pada program, selain itu PKBM juga bermitra dalam ijin operasional lembaga dan penyediaan fasilitas pembelajaran seperti APE dengan DIKPORA PROVINSI NTB, penyediaan koleksi-koleksi buku untuk TBM dan motor pintar dari Yayasan SIKIB dan Perpustakaan Kota Mataram, dan pendampingan manajerial program dan pendanaan program. Kemitraan memiliki pengaruh pada keberlanjutan PKBM Terampil, karena itu kemitraan PKBM seharusnya lebih dikembangkan jaringannya tidak hanya pada lingkup pemerintah tetapi juga kepada swasta. Keberlanjutan kerjasama antara PKBM dengan mitra yang sudah ada pun harus tetap dibangun. Pada dasarnya kerjasama PKBM Terampil didasari saling membutuhkan. Untuk itu dalam pengembangan kemitraan PKBM Terampil harus menjaga dan meningkatkan faktor pendukung dan keberlanjutan dari kemitraan yang merupakan kelebihan yang dimiliki oleh lembaga. Sedangkan faktor penghambat kemitraan perlu diminimalisir sehingga tidak menjadi batu sandungan dalam sustainabilitas PKBM Terampil. Program dan lembaga yang produktif dan berkelanjutan salah satunya adalah yang banyak mendapatkan dukungan dan bantuan sumber daya dari pihak luar. Ada beberapa faktor pendukung pengembangan dan keberlanjutan
kemitraan PKBM Terampil, pertama pengelola PKBM Terampil aktif dalam menjalin kemitraan, hal ini dibuktikan dengan adanya mitra pada masingmasing program yang dilaksanakan, kedua dalam pelaksanaan program PKBM Terampil mampu memanajemen program tersebut dengan baik, sehingga mitra menjadi tertarik untuk menjalin kerjasama, ketiga pengelola PKBM Terampil mendapat kepercayaan dari mitra dikarenakan tidak pernah mengecewakan mitra terutama berkaitan dengan laporan pertanggungjawaban yang selalu dikerjakan tepat waktu sesuai kesepakatan. Dengan memiliki sembilan mitra dan program pendidikan nonformal yang variatif, PKBM Terampil mampu mempertahankan keberlanjutannya. Walaupun programprogram yang ada di PKBM Terampil dominannya bersifat temporer, namun dengan banyaknya program dan manajemen yang baik PKBM Terampil tetap berkelanjutan. Oleh karena itu, hubungan dan komunikasi dengan mitra tetap dijaga dan ditingkatkan agar kemitraan tetap berkelanjutan dan berkembang. SIMPULAN Simpulan yang dapat ditarik dari kajian ini adalah: 1. Strategi kemitraan PKBM Terampil menggunakan strategi sosialisasi dan unjuk kerja atau kinerja. Strategi sosialisasi adalah PKBM Terampil mensosialisasikan lembaganya dengan cara mengirimkan profil lembaga kepada mitra. Sedangkan strategi unjuk kerja atau kinerja adalah PKBM Terampil menunjukkan kinerja yang baik dalam pelaksanaan program sehingga mitra tertarik untuk menjalin kerjasama. Halaman | 18
Jurnal Paedagogy Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram 2. Faktor pendukung pengembangan kemitraan PKBM Terampil adalah pengelola PKBM Terampil yang aktif dalam menjalin kemitraan, manajemen program yang baik sehingga mitra berminat menjalin kerjasama, dan pengelola PKBM Terampil yang selalu tepat waktu dalam pembuatan laporan pertanggungjawaban pogram kepada mitra. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan. (2010). Membangun Jejaring Kerja dan Kemitraan. Jakarta. Hiryanto. 2009. Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Kamil, Mustafa. 2006. Strategi Kemitra an dalam Membangun PNF Mel alui Pemberdayaan Masyarakat (Model, Keunggulan Dan Kelemahan). Bandung : Seminar
dan Lokakarya Penyelenggaraan Pendidikan Nonformal dalam Era Otonomi Daerah. Sudjana. 2003. Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Makalah Disampaikan Pada Rakoor Persiapan dan Penyelenggaraan Backstooping PKBM. Solo. Sudjana. 2004. Pendidikan Nonformal Wawasan, Sejarah, Filsafat Teori Pendukung Asas. Bandung: Falah Production. Miles, M.B., and Huberman, A.M. (1994). Qualitative Data Analysis (2nd ed.). London: SAGE Pablication. Tohani, Entoh. 2009. Strategi Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Hasil Penelitian. Jurusan PLS FIP UNY. Yin, Robert K. (2003). Case Study Research: Design and Methods: Third Edition. Newbury Park, CA: Sage
Halaman | 19