MATRIKS
Departemen Matematika FMIPA-IPB
Bogor, 2012
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
1 / 66
Topik Bahasan 1
Matriks
2
Operasi Matriks
3
Determinan matriks
4
Matriks Invers
5
Operasi Baris Dasar (OBD) dan Pangkat Matriks
6
Terapan Matriks (Sistem Persamaan Linear, SPL)
7
Solusi
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
2 / 66
Matriks
Definisi matriks Definisi (Matriks) Matriks adalah kumpulan bilangan yang disusun dalam bentuk persegi panjang atau persegi. Ukuran atau ordo dari suatu matriks ditentukan oleh banyaknya baris dan kolom yang membentuknya. Notasi: huruf kapital A, B, C, D, . . . Catatan: Secara umum matriks dapat ditulis sbb. 0 a11 a12 . . . a1n B a21 a22 . . . a2n Am n = aij m n = B .. .. .. @ ... . . . am1 am2 . . . amn
1 C C A
aij = elemen matriks A yang terletak pada baris ke-i, kolom ke-j. i = 1, 2, . . . , m; j = 1, 2, . . . , n. m n = ukuran atau ordo matriks A. (Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
3 / 66
Matriks
Mendefinisikan matriks Cara mendefinisikan matriks: dituliskan seluruh elemennya didefinisikan elemennya Soal Tentukan matriks A yang elemennya didefinisikan sebagai berikut: 1
A = aij
3 3
, aij =
2
A = aij
4 5
, aij =
1, i = j i, i 6= j
1 + i, i < j i j, i j
SOLUSI
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
4 / 66
Matriks
Submatriks Definisi (Submatriks) Submatriks dari matriks A adalah suatu matriks baru yang diperoleh dari matriks A dengan menghilangkan beberapa baris atau kolomnya. Catatan: A adalah submatriks A sendiri. Soal Tentukan submatriks dari matriks A=
1 0 1 2 1 2 3 1 5
!
a. yang diperoleh dengan menghilangkan baris 2 dan kolom 1. b. yang diperoleh dengan menghilangkan baris 1, 3 dan kolom 2. SOLUSI
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
5 / 66
Matriks
Matriks khusus 1
Matriks segi: Matriks yang banyaknya baris sama dengan banyaknya kolom. Catatan: 1 2
Khusus untuk matriks segi, ordo n n, biasa ditulis ordo n. Jika A = (aij )n n maka elemen a11 , a22 , . . . , ann disebut elemen diagonal utama matriks A.
2
Matriks segitiga atas: Matriks segi yang semua elemen di bawah diagonal utamanya nol.
3
Matriks segitiga bawah: Matriks segi yang semua elemen di atas diagonal utamanya nol.
4
Matriks identitas: Matriks yang semua elemen diagonal utamanya bernilai satu dan elemen lainnya bernilai nol. Catatan: Matriks identitas berordo n dilambangkan In .
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
6 / 66
Operasi Matriks
Penjumlahan, pengurangan, dan perkalian skalar Definisi (Penjumlahan dan pengurangan) Misalkan A dan B adalah dua matriks yang berukuran m n dan 0 1 0 1 a11 a12 . . . a1n b11 b12 . . . b1n b22 . . . b2n C B a21 a22 . . . a2n C B b C , B = B 21 A=B . . . . . .. .. C . .. @ .. @ .. .. .. .. A . . . A am1 am2 . . . amn bm1 bm2 . . . bmn Penjumlahan/pengurangan matriks A dan B ditulis A B didefinisikan sebagai berikut: 0 a11 b11 a12 b12 . . . a1n b1n B a21 b21 a22 b22 . . . a2n b2n A B=B .. .. .. .. @ . . . . am1 bm1 am2 bm2 . . . amn bmn
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
1
C C. A Bogor, 2012
7 / 66
Operasi Matriks
Definisi (Perkalian skalar) Perkalian skalar k dengan matriks A, ditulis kA, didefinisikan sebagai berikut: 0 1 ka11 ka12 . . . ka1n B ka21 ka22 . . . ka2n C kA = B . .. .. C .. @ ... . . . A kam1 kam2 . . . kamn Catatan: A = ( 1) A
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
8 / 66
Operasi Matriks
Hukum penjumlahan dan perkalian skalar
Misalkan A, B, dan C adalah matriks-matriks yang berukuran sama dan k adalah skalar, maka 1 2 3 4 5
(A + B) + C = A + (B + C) A + ( A) = A A = O A+B = B+A k(A + B) = kA + kB 0A = O
dengan O adalah matriks nol, yaitu matriks yang semua elemennya nol.
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
9 / 66
Operasi Matriks
Definisi (Perkalian matriks) Misalkan A = aij m p dan B = bij p n adalah dua matriks yang berturut-turut berukuran m p dan p n. Perkalian matriks A dan B, ditulis AB, didefinisikan sebagai berikut:
p
dengan cij = ai1 b1j + ai2 b2j + . . . + aip bpj = j = 1, 2, ..., n. (Departemen Matematika FMIPA-IPB)
∑ aik bkj . i = 1, 2, ..., m,
k =1
Matriks
Bogor, 2012
10 / 66
Operasi Matriks
Hukum perkalian matriks Misalkan A, B, dan C adalah matriks-matriks yang ukurannya sesuai sehingga perkalian matriks di bawah ini terdefinisi dan k adalah skalar, maka 1
Hukum asosiatif (AB)C = A(BC)
2
Hukum distributif kiri A(B + C) = AB + AC
3
Hukum distributif kanan (B + C)A = BA + CA
4
k(AB) = (kA)B = A (kB)
Catatan: secara umum AB 6= BA.
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
11 / 66
Operasi Matriks
Putaran (transpos) matriks
Definisi (Putaran (transpos) suatu matriks) Misalkan A = (aij ) adalah matriks berukuran m n. Putaran atau transpos dari matriks A, ditulis AT , adalah matriks berukuran n m yang didefinisikan sebagai berikut:
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
12 / 66
Operasi Matriks
Sifat matriks putaran
1 2 3 4
(A B)T = AT BT ( AT ) T = A (kA)T = k AT ,dengan k skalar (AB)T = BT AT
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
13 / 66
Operasi Matriks
Soal operasi matriks Soal Diketahui matriks A, B, C, dan D sebagai berikut: A = C =
1 0
1 2 3 4 ! 2 3 5 1 1 0
B=
4 1
D=
2 1 3
!
0 2
3 3
Tentukan operasi berikut bila terdefinisi, bila tidak, berikan alasannya. a. 2A + B b. (2A + B)C c. CT D
d. (AC)T e. AAT f. 3A + BD
SOLUSI
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
14 / 66
Determinan matriks
Definisi (Determinan matriks berukuran 1 x 1) Diberikan matriks A berukuran 1 x 1, yaitu A = (a11 ) . Didefinisikan determinan matriks A, yaitu det(A) = jAj = a11 . Catatan: Determinan matriks A, biasa juga ditulis jAj
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
15 / 66
Determinan matriks
Definisi (Determinan matriks berukuran n x n) Misalkan A = (aij )n n dan Aij adalah submatriks A yang diperoleh dengan menghilangkan baris ke-i dan kolom ke-j. Minor elemen aij , notasi Mij , didefinisikan sebagai Mij = det(Aij ), dan kofaktor elemen aij , notasi αij didefinisikan αij = ( 1)i+j Mij . Maka n
1
det (A) =
∑ aij αij , untuk sebarang i, i = 1, 2, . . . , n
j=1 n
2
det (A) =
∑ aij αij , untuk sebarang j, j = 1, 2, . . . , n .
i=1
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
16 / 66
Determinan matriks
Metode ini dikenal dengan nama metode minor-kofaktor.
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
17 / 66
Determinan matriks
Contoh (Determinan matriks ukuran 2 x 2) Dengan menggunakan metode minor kofaktor, matriks A berukuran 2 x2 a b A= c d , maka tunjukkan det(A) = ad
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
bc.
Matriks
Bogor, 2012
17 / 66
Determinan matriks
Contoh (Determinan matriks ukuran 3 x 3) Jika matriks A berukuran 3 x 3 A=
a11 a12 a13 a21 a22 a23 a31 a32 a33
maka det(A) = (a11 a22 a33 + a12 a23 a31 + a13 a21 a32 )
!
,
(a13 a22 a31 + a12 a21 a33 + a11 a23 a32 ) .
Metode ini dikenal dengan nama metode Sarrus.
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
18 / 66
Determinan matriks
Soal determinan matriks
Soal Tentukan determinan matriks berikut: 1
2
3
A=
1 3
B=
3 1 0
0
0 B 1 C=@ 0 1
2 1
! 2 1 3 2 3 1 0 1 0 0 1 1 1 1
SOLUSI
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
1 1 1 C 1 A 1
Matriks
Bogor, 2012
19 / 66
Determinan matriks
Sifat-sifat Determinan 1 2
3
Jika matriks A memiliki baris/kolom yang semua elemennya nol, maka det(A) = 0. Jika A merupakan matriks segitiga atas atau matriks segitiga bawah, maka determinan matriks A adalah perkalian elemen-elemen diagonal utamanya. Jika matriks A memiliki baris/kolom yang merupakan kelipatan dari baris/kolom yang lain, maka det(A) = 0.
Soal Tentukan determinan matriks-matriks berikut: A=
3 0 0 4 2 0 5 1 0
!
, B=
2 5 0 3 0 0
3 7 1
!
0
3 B 0 , dan C = @ 0 0
2 3 2 5
4 3 2 5
8 6 4 1
SOLUSI (Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
20 / 66
Matriks Invers
Matriks invers Definisi (Matriks invers) Misalkan A matriks segi berordo n. Matriks A dikatakan memiliki invers, jika terdapat matriks B sedemikian sehingga AB = BA = In . Matriks B disebut invers matriks A. Notasi: B = A 1 (dibaca: invers matriks A) Sifat matriks invers: 1
Invers suatu matriks bersifat tunggal.
2
Jika matriks A dan B memiliki invers, maka (A 1 ) 1 = A (AB) 1 = B 1 A 1 ( AT ) 1 = ( A 1 ) T
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
21 / 66
Matriks Invers
Metode matriks adjoin
Teorema (Metode matriks adjoin) Misalkan A = (aij ) adalah matriks segi berordo n. Jika det(A) 6= 0 dan matriks C = (αij ), dengan αij adalah kofaktor elemen aij , maka invers matriks A adalah 1 CT A 1= det (A) CT disebut matriks adjoin dari matriks A. Catatan: Jika det (A) = 0, A tidak memiliki invers dan disebut singular.
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
22 / 66
Matriks Invers
Contoh Dengan menggunakan metode matriks adjoin, dapat ditunjukkan jika matriks A berukuran 2 x 2 a b c d
A=
, det (A) 6= 0, ad
maka A
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
1
=
1 ad
bc
Matriks
d c
b a
bc 6= 0
.
Bogor, 2012
23 / 66
Matriks Invers
Soal Dengan menggunakan metode matriks adjoin, tentukan invers matriks-matriks berikut ! 2 1 3 3 1 0 2 1 A= 2 1 , B= 1 1 2 SOLUSI
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
24 / 66
Operasi Baris Dasar (OBD) dan Pangkat Matriks
Operasi baris dasar (OBD)
1
Tukarkan baris ke-i dan ke-j Notasi: Eij
2
Kalikan baris ke-i dengan suatu konstanta k 6= 0 Notasi: Ei(k)
3
Tambahkan baris ke-i dengan k kali baris ke-j, k 6= 0, i 6= j Notasi: Eij(k)
Catatan: Serangkaian operasi baris dasar dengan urutan E1 , E2 , . . . , En yang dikenakan pada matriks A ditulis En . . . E2 E1 (A).
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
25 / 66
Operasi Baris Dasar (OBD) dan Pangkat Matriks
Soal operasi baris dasar
Soal Jika diketahui A= Tentukan matriks B = E2(
1 2 3 2 1 2 1 1 4
!
.
1) E13(2) E12 (A).
SOLUSI
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
26 / 66
Operasi Baris Dasar (OBD) dan Pangkat Matriks
Ekuivalen baris
Definisi Matriks A dikatakan ekuivalen baris dengan matriks B, notasi A apabila terdapat serangkaian operasi baris dasar E1 , E2 , . . . , En , sehingga
B,
B = En . . . E2 E1 (A). A˜E1 ˜A1 ˜E2 ˜...˜En ˜B
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
27 / 66
Operasi Baris Dasar (OBD) dan Pangkat Matriks
Soal Tentukan serangkaian operasi baris dasar terhadap matriks A, ! 1 2 3 2 6 10 A= 1 2 9 sehingga A ekuivalen baris dengan matriks segitiga atas kemudian tentukan determinan dari matriks segitiga atas tersebut. SOLUSI
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
28 / 66
Operasi Baris Dasar (OBD) dan Pangkat Matriks
Pangkat matriks
Definisi (Pangkat matriks) Misalkan A matriks berordo m n. Pangkat atau rank matriks A, notasi: p (A) (dibaca: pangkat matriks A), didefinisikan sebagai ordo terbesar submatriks segi A yang determinannya tidak nol.
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
29 / 66
Operasi Baris Dasar (OBD) dan Pangkat Matriks
Soal Tentukan pangkat matriks berikut. 1
A=
2
B=
3
C=
1 0 1 2 1 1 0 0 ! 1 1 0 0 1 1 0 2 2 ! 5 1 0 0 2 1 0 0 1
SOLUSI
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
30 / 66
Operasi Baris Dasar (OBD) dan Pangkat Matriks
Menentukan pangkat matriks menggunakan OBD
Teorema (Menentukan pangkat matriks) Pangkat matriks hasil serangkaian operasi baris dasar sama dengan pangkat matriks asal. Catatan: Jika A Prosedur:
B, maka p (A) = p (B).
1
Lakukan operasi baris dasar terhadap matriks sehingga berbentuk matriks mirip segitiga atas aij = 0, i > j .
2
Pangkat matriks adalah banyaknya baris matriks hasil OBD yang tidak semua elemennya nol.
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
31 / 66
Operasi Baris Dasar (OBD) dan Pangkat Matriks
Soal Dengan menggunakan operasi baris dasar, tentukan pangkat matriks berikut. ! 1 1 2 3 1 0 1 A= 4 2 2 ! 1 1 2 1 3 1 0 1 2 B= 4 2 2 1 SOLUSI
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
32 / 66
Terapan Matriks (Sistem Persamaan Linear, SPL)
Persamaan Linear Definisi (Persamaan linear) Suatu persamaan dalam n variabel x1 , x2 , . . . , xn dikatakan linear bila dapat dituliskan dalam bentuk c1 x1 + c2 x2 + . . . + cn xn = k di mana c1 , c2 , . . . , cn dan k adalah konstanta real. Contoh: 1
2x = 5 adalah persamaan linear.
2
3x + 6y + 2z = 10 adalah persamaan linear.
3
4xy + 6z = 7 bukan persamaan linear.
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
33 / 66
Terapan Matriks (Sistem Persamaan Linear, SPL)
Sistem Persamaan Linear
Definisi (Sistem persamaan linear) Sistem persamaan linear (SPL) yang terdiri dari m persamaan dan n variabel adalah suatu sistem persamaan yang dapat ditulis dalam bentuk a11 x1 + a12 x2 + . . . + a1n xn = b1 a21 x1 + a22 x2 + . . . + a2n xn = b2 .. . am1 x1 + am2 x2 + . . . + amn xn = bm .
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
34 / 66
Terapan Matriks (Sistem Persamaan Linear, SPL)
SPL di atas dapat ditulis dalam bentuk matriks AX = B di mana 0
1 a11 a12 . . . a1n B a21 a22 . . . a2n C A=B .. .. C .. @ ... . . . A am1 am2 . . . amn
0
1 x1 B x2 C C X=B @ ... A xn
1 b1 B b2 C C B=B @ ... A bn 0
Catatan: 1
A disebut matriks koefisien
2
(AjB) disebut matriks yang diperbesar atau matriks gandeng Jika B = O, SPL disebut SPL homogen Jika B 6= O, SPL disebut SPL takhomogen
3 4
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
35 / 66
Terapan Matriks (Sistem Persamaan Linear, SPL)
Soal 1
Periksa apakah persamaan di bawah ini linear atau tidak. 2x1 + x2 x3 = 0 x1 + x2 x3 + x4 = 0 3 sin x1 + x2 + 3x3 = 2 4 x1 + x2 2x3 = x4 + 1 1 2
2
Tuliskan SPL berikut ke dalam bentuk perkalian matriks AX = B dan matriks yang diperbesar AjB. 3y + 2z = 0
2x 2x 3x
y
z = 1
2y + z = 1
SOLUSI
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
36 / 66
Terapan Matriks (Sistem Persamaan Linear, SPL)
Soal Tuliskan SPL yang menghasilkan matriks yang diperbesar berikut. 1 0 1 1 1 2 2 C B 5 4 9 @ 2 0 1 A 3 7 0 1 4 SOLUSI
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
37 / 66
Terapan Matriks (Sistem Persamaan Linear, SPL)
Penyelesaian SPL
Definisi (Penyelesaian SPL) Penyelesaian atau solusi SPL AX = B yang terdiri dari m persamaan dan n variabel adalah pasangan n bilangan (s1 , s2 , . . . , sn ) yang memenuhi semua persamaan dalam SPL tersebut. (s1 , s2 , . . . , sn ) berkorespondensi secara berurutan dengan (x1 , x2 , . . . , xn ). Penyelesaian SPL: tidak ada tunggal banyaknya takhingga
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
38 / 66
Terapan Matriks (Sistem Persamaan Linear, SPL)
Ilustrasi: Kemungkinan solusi SPL berikut l1 : a1 x + b1 y = c1 l2 : a2 x + b2 y = c2 ada tiga, yaitu:
Tidak ada
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Penyelesaian tunggal
Matriks
Banyak penyelesaian
Bogor, 2012
39 / 66
Terapan Matriks (Sistem Persamaan Linear, SPL)
Kekonsistenan SPL
Definisi (Kekonsistenan SPL) Suatu SPL dikatakan konsisten bila sekurang-kurangnya memiliki satu penyelesaian dan dikatakan takkonsisten bila tidak memiliki penyelesaian. Teorema (Kekonsistenan SPL) Sistem persamaan linear AX = B, dengan A matriks berordo m n, konsisten jika dan hanya jika p(A) = p(AjB). Jika SPL konsisten dan 1
p(A) = n, maka SPL tersebut memiliki penyelesaian tunggal.
2
p(A) < n, maka SPL tersebut memiliki banyak penyelesaian.
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
40 / 66
Terapan Matriks (Sistem Persamaan Linear, SPL)
Soal 1
Tentukan kekonsistenan SPL berikut. 2x + y 2z + 3w = 1 3x + 2y z + 2w = 4 3x + 2y + 3z 3w = 5
2
Tentukan α agar SPL berikut: a. konsisten b. takkonsisten 3y + 2z = 4
x
2x + y 3x
z = 1
2y + z = α
SOLUSI
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
41 / 66
Terapan Matriks (Sistem Persamaan Linear, SPL)
Masalah: Menentukan penyelesaian SPL AX = B dengan A berordo n. Konsep dasar: 1 Jika (AjB) (CjD), maka penyelesaian SPL dengan matriks yang diperbesar (AjB) dan penyelesaian SPL dengan matriks yang diperbesar (CjD) adalah sama. 2 Jika C berbentuk matriks segitiga atas atau mirip matriks segitiga atas, sehingga matriks (CjD) seperti pada gambar:
m
(1)
(2)
C matriks segitiga atas C mirip matriks segitiga atas maka SPL AX = B konsisten. 3 Jika C berbentuk mirip matriks segitiga atas, sehingga matriks (CjD) seperti pada gambar:
(3) maka SPL AX = B takkonsisten. Catatan: Bagian yang tidak diarsir semua elemennya nol. (Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
42 / 66
Terapan Matriks (Sistem Persamaan Linear, SPL)
Prosedur Penyelesaian SPL Prosedur: 1 2
Tulis SPL dalam bentuk matriks yang diperbesar (AjB).
Lakukan serangkaian operasi baris dasar sehingga (AjB) (CjD), dengan (CjD) merupakan matriks seperti pada gambar (1),(2), atau (3).
3
Jika (CjD) merupakan matriks seperti pada (3), maka SPL takkonsisten.
4
Jika (CjD) merupakan matriks seperti pada (1) atau (2), lakukan substitusi mundur pada SPL CX = D.
5
Penyelesaian pada langkah 4 merupakan penyelesaian SPL AX = B.
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
43 / 66
Terapan Matriks (Sistem Persamaan Linear, SPL)
Soal Tentukan penyelesaian SPL berikut. 1
2
x1 + 2x2 + x3 2x1 + 2x2 + x3 x1 + 2x2 + 3x3 x1 + x2 + 2x3 x1 + x3 2x1 + x2 + 3x3
=5 =6 =9 = 15 = 10 = 25
SOLUSI
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
44 / 66
Terapan Matriks (Sistem Persamaan Linear, SPL)
Penerapan SPL
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
45 / 66
Terapan Matriks (Sistem Persamaan Linear, SPL)
Soal Seorang petani yang sukses memiliki 3 buah kebun, yaitu kebun A, B dan C, yang masing-masing ditanami pohon kelapa. Untuk memanen 1 hektar kebun A diperlukan 8 orang kuli, 2 orang mandor dan 1 mobil pengangkut. Untuk memanen 1 hektar kebun B diperlukan 5 orang kuli, 3 orang mandor dan 2 mobil pengangkut. Sedangkan untuk memanen 1 hektar kebun C diperlukan 10 orang kuli dan 3 mobil pengangkut. Jika petani tersebut memiliki 74 orang kuli, 18 orang mandor dan 20 buah mobil pengangkut, tentukan luas masing-masing kebun (dalam hektar) agar aset yang dimiliki petani tersebut termanfaatkan seluruhnya. SOLUSI
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
46 / 66
Terapan Matriks (Sistem Persamaan Linear, SPL)
Soal Sebuah perusahaan distributor barang akan mendistribusikan barang dari 2 gudang yang terletak di kota A yang memuat 40 satuan barang, sedangkan gudang yang kedua terletak di kota B yang memuat 30 satuan barang. Barang-barang tersebut akan didistribusikan ke kota C dan D yang masing-masing membutuhkan 20 dan 50 satuan barang. Ongkos pengangkutan dari kota A ke kota C sebesar Rp 2.000,00; dari kota A ke kota D sebesar Rp 1.000,00; dari kota B ke kota C sebesar Rp 3.000,00 dan dari kota B ke kota D sebesar Rp 1.000,00. Biaya minimum pengangkutan barang-barang tersebut sebesar Rp 90.000,00. Tentukan banyaknya barang yang diangkut dari kedua gudang ke kota C dan D agar biaya pengangkutan minimum terpenuhi. SOLUSI
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
47 / 66
Terapan Matriks (Sistem Persamaan Linear, SPL)
Tentang Slide
Penyusun: Dosen Dep. Matematika FMIPA IPB Versi: 2012 (sejak 2009) Media Presentasi: LATEX - BEAMER (PDFLATEX)
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
48 / 66
Solusi
Solusi Matriks A dengan elemen yang didefinisikan tersebut: ! 1 1 1 2 1 2 1 A= 3 3 1 0 1 0 2 2 2 2 B 1 0 3 3 3 C 2 A= @ 2 1 0 4 4 A 3 2 1 0 5 Soal
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
49 / 66
Solusi
Solusi Submatriks dari matriks A adalah: 0 1 a. Aa = 1 5 b. Ab = ( 2 2 ) Soal
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
50 / 66
Solusi
Solusi Operasi matriks 6 2 1 a. 1 4 11 1 20 b. 7 7 4 c. 7 6 5 d. 5 25 5 11 e. 4 3 f. Tidak terdefinisi karena ukuran A adalah 2 x 3 sedangkan ukuran BD adalah 2 x 1. Soal
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
51 / 66
Solusi
Solusi
jCj = 0
0+1
= ((1 + 0 + 0) = 1+2 = 1
1 0 1 0 1 1 1 1 1 (1 + 1 + 0))
1 0 0 0 1 1 1 1 1 (( 1 + 0 + 0) (0 + 1 + 0)) 1
, determinant 1
Soal
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
52 / 66
Solusi
Solusi jAj = 0 jBj = 6 jCj = 0 Soal
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
53 / 66
Solusi
Solusi A
1
=
1 2
1 3
B
1
=
3 1 2
1 1 1
5 2 4
!
Soal
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
54 / 66
Solusi
Solusi B=
4 1 1
3 2 1
10 3 4
!
Soal
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
55 / 66
Solusi
Solusi A=
1 2 1
2 6 2
3 10 9
!
1 0 0
2 2 4
3 4 12
!
1 2 0 2 0 0
3 4 4
!
=B
dan determinan matriks B adalah 8. Soal
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
56 / 66
Solusi
Solusi 1
Pangkat = 2
2
Pangkat = 2
3
Pangkat = 3 Soal
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
57 / 66
Solusi
Solusi Penentuan pangkat matriks dengan operasi baris dasar. ! ! 1 1 2 1 1 2 3 1 0 0 2 6 . Pangkat = 2 1 A= 4 2 2 0 0 0 ! ! 1 1 2 1 1 1 2 1 3 1 0 1 0 2 6 2 . Pangkat = 3 2 B= 4 2 2 1 0 0 0 1 Soal
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
58 / 66
Solusi
Solusi 1
Persamaan sebelumnya adalah: Linear. Tidak linear, karena terdapat perkalian x2 x3 . 3 Tidak linear, karena terdapat fungsi trigonometri. 4 Linear. 1 2
2
SPL dalam bentuk perkalian matriks yang diperbesar: 2 2 3
3 1 2
2 1 1
0 1 1
!
Soal
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
59 / 66
Solusi
Solusi SPL yang menghasilkan matriks yang diperbesar tersebut adalah: x + y + 2z = 1 5x + 4y + 9z = 2 2x y
3z =
1
4z = 7
Soal
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
60 / 66
Solusi
Solusi 0 1
2
2 1 2 3 5 @ 0 1 2 2 2 0 0 4 5 penyelesaian.
1 5 2
1
1
A. Konsisten dan memiliki banyak
Penentuan nilai α 1 0 0
3 7 0
2 5 0
4 7 α 5
!
Agar SPL tersebut konsisten, haruslah α = 5. Jika α 6= 5, maka SPL tersebut tak konsisten. Soal
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
61 / 66
Solusi
Solusi 1
Penyelesaian SPL 1 0 0
2 2 0
1 1 2
5 4 4
!
Dari hasil penyederhanaan tersebut, didapatkan penyelesaian tunggal dengan nilai x3 = 2, x2 = 1, x1 = 1. 2
Penyelesaian SPL 1 0 0
1 1 0
2 1 0
15 5 0
!
Dari hasil penyederhanaan tersebut, didapatkan banyak penyelesaian. Misal x3 = s, maka x2 = 5 s dan x1 = 10
s
Soal
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
62 / 66
Solusi
Solusi Misal x, y, z adalah luas kebun A, B dan C. Setiap baris merepresentasikan kuli, mandor dan mobil pengangkut. Kuli Mandor Mobil
x 8 2 1
y 5 3 2
z 10 3
Ketersediaan 74 18 20
8x + 5y + 10z = 74 2x + 3y = 18 x + 2y + 3z = 20 x, y, z 0
Diubah ke dalam bentuk matriks yang diperbesar adalah:
E21(
2) E31(
˜
! 8 5 10 74 E13 2 3 0 18 ˜ 1 2 3 20 1 2 3 20 8) 0 1 6 22 0 11 14 86
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
! 1 2 3 20 2 3 0 18 8 5 10 74 ! 1 2 E32( 11) 0 1 ˜ 0 0
3 6 52
Bogor, 2012
2 2 15
63 / 66
Solusi
Dari hasil penyederhanaan tersebut, didapatkan 52z = 156 =) z = 3 y
6z =
22 =)
y
18 =
22 =) y = 4
x + 2y + 3z = 20 =) x + 8 + 9 = 20 =) x = 3 solusi z = 3, y = 4, x = 3. Solusi Jadi, agar aset petani tersebut dapat termanfaatkan seluruhnya, luas kebun A adalah 3 hektar, luas kebun B adalah 4 hektar, dan luas kebun C adalah 3 hektar. Soal
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
64 / 66
Solusi
Solusi Misal diberikan variabel sebagai berikut: w adalah banyaknya barang yang diangkut dari gudang A ke C. x adalah banyaknya barang yang diangkut dari gudang A ke D. y adalah banyaknya barang yang diangkut dari gudang B ke C. z adalah banyaknya barang yang diangkut dari gudang B ke D. 0 B B B @
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 2000 1000 3000 1000
Bogor, 2012
40 20 30 50 900
65 / 66
Solusi
Dari hasil penyederhanaan tersebut, banyaknya distribusi barang agar biaya pengangkutan minimum terpenuhi adalah sebagai berikut: Solusi Banyaknya barang dari gudang A ke C adalah 20 barang. Banyaknya barang dari gudang A ke D adalah 20 barang. Tidak ada barang dari gudang B ke C. Banyaknya barang dari gudang B ke D adalah 30 barang. Soal
(Departemen Matematika FMIPA-IPB)
Matriks
Bogor, 2012
66 / 66