5.1
Area Berisiko Tinggi dan Permasalahan Utamanya Penentuan area beresiko sanitasi di Kabupaten Gunungkidul berdasarkan hasil penilaian
data sekunder, Persepsi SKPD dan Studi EHRA. Tabel 5.1 Penentuan Area Beresiko di Kabupaten Gunungkidul
No
Kecamatan
Skor Berdasarkan Persepsi SKPD
Skor Berdasarkan Data Sekunder
Skor Berdasarkan EHRA
Skor yang Disepakati
Kategori
1 2
Panggang Purwosari
1 1
2 2
2 3
1.80 2.35
2 3
Beresiko Rendah Beresiko sedang
3 4 5 6 7 8 9
Paliyan Saptosari Tepus Tanjungsari Rongkop Girisubo Semanu Ponjong
2 2 2 2 2 1 3
2 2 2 2 3 2 3
3 1 2 1 2 1 3
2.55 1.45 2.00 1.45 2.25 1.25 3.00
3 2 2 2 3 2 3
Beresiko sedang Beresiko Rendah Beresiko Rendah Beresiko Rendah Beresiko sedang Beresiko Rendah Beresiko sedang
2 3 4 3 3 3
2 2 2 2 2 3
3 3 4 4 3 3
3 3 4 4 3 3
Beresiko sedang Beresiko sedang Beresiko Tinggi Beresiko Tinggi Beresiko sedang Beresiko sedang
2 3
2 3
3 2
2.55 2.75 3.50 3.30 2.75 3.00 2.55 2.45
3 3
Beresiko sedang Beresiko sedang
3
2
3
2.75
3
Beresiko sedang
10 11 12 13 14 15 16 17
Karangmojo Wonosari Playen Patuk Gedangsari Nglipar Ngawen
18
Semin
Berdasarkan data tersebut dapat digambarkan kecamatan yang memiliki resiko sanitasi tinggi, sedang dan rendah.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul
Halaman | 5-1
Area Beresiko Kabupaten Gunungkidul GEDANGSARI
NGAW EN
PATUK NGLIPAR
PLAYEN
SEMIN
KARANGMOJO WONOSARI PONJONG
PALIYAN
PURW OSARI
SEMANU
PANGGANG
SAPTOSARI
TANJUNGSARI
RONGKOP
Keterangan : Beresiko Rendah Beresiko Sedang Beresiko Tinggi
TEPUS
N GIRISUBO
W
Gambar 5.1 Area Beresiko di Gunungkidul
E S
Dari Peta tersebut dapat dilihat bahwa area di kecamatan Wonosari dan Playen termasuk di dalam area beresiko tinggi.
5.2
Kajian dan Opsi Partisipasi Masyarakat dan Jender di Area Prioritas Lokasi yang menjadi tempat kunjungan dari program sanitasi ini adalah Dusun Rejosari,
Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari. Lokasi ini dipilih karena dusun ini memiliki angka penderita demam berdarah yang paling banyak di kabupaten Gunungkidul selama hampir 5 tahun. Dusun ini memiliki penduduk sebanyak 890 jiwa dengan jumlah laki-laki 442 jiwa dan 448 perempuan. Masyarakat yang tinggal adalah berprofesi sebagai nelayan dan petani. Tingkat pendidikan dusun ini masih rendah, hanya beberapa orang saja yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul
Halaman | 5-2
Gambar 5.2 Peta Lokasi Dusun Rejosari
Setiap tahun Dusun Rejosari mengalami kasus demam berdarah yang paling banyak, bahkan sudah dikategorikan endemis selama 5 tahun.
Untuk kebutuhan air bersih, masyarakat dusun
Rejosari mendapatkannya dari PDAM yang dialirkan dari sumber air Baron. Untuk kondisi sanitasi berupa air limbah, masyarakat masih mempergunakan cubluk sebagai tempat pembuangan tinja. Kajian opsi parsipasi masyarakat dan jender pada area prioritas dilaksanakan dengan melakukan FGD (Focus Group Discussion) di Dusun Rejosari Kecamatan Kemadang. FGD ini dihadiri oleh kurang lebih 20 orang perwakilan warga yang terdiri dari tokoh masyarakat, perangkat dusun dan desa, ibu-ibu PKK, dan pemuda. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 21 Mei 2010 di Balai Dusun Rejosari.
Gambar 5.3 Suasana kegiatan FGD di Dusun Rejosari
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul
Halaman | 5-3
Dari kegiatan ini dapat dilihat beberapa hal yang berkaitan dengan sanitasi 1)
Meskipun sebagian besar warga sudah memiliki jamban dengan septictank, tetapi masih ada warga yang menggunakan cubluk sebagai sarana buang air besarnya
2.
Keterwakilan perempuan dalam kegiatan perencanaan pembangunan masih kurang, walaupun secara operasional tingkat kepesertaannya lebih tinggi dari laki-laki
3.
Belum semua warga memahami pola hidup bersih dan sehat (PHBS) berkaitan dengan pemeliharaan ternak, sebab masih banyak kandang ternak yang berdekatan dengan rumah warga
Di samping permasalahan sanitasi, di dalam acara FGD tersebut juga muncul keluhan warga mengenai adanya anak-anak Dusun Rejosari yang tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dikarenakan lebih sibuk membantu orang tua bekerja di are Wisata.
5.3
Komunikasi untuk Peningkatan Kepedulian Sanitasi. Komunikasi Media dilakukan SKPD sebagai bagaian program peningkatan kepedulian
sanitasi. Komunikasi ini berupa pemasangan spanduk di jalan, di sekolah dan di gedung/balai pertemuan warga. Selain itu kepedulian terhadap sanitasi dilakukan juga dengan siaran di radio milik pemerintah daerah Kabupaten Gunungkidul.
Gambar 5.4 Contoh spanduk yang dipasang di Balai Pertemuan Warga
5.4
Keterlibatan Sektor Swasta dalam Layanan Sanitasi. Keterlibatan swasta dalam layanan sanitasi yang ada di Kabupaten Gunungkidul
dalam sektor pengelolaan sampah, yaitu adanya lapak-lapak penampungan barang bekas. Sedangkan untuk sektor lain adalah dalam penyediaan air bersih melalui jasa tangki air. 5.4.1 Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah oleh masyarakat dilakukan dengan mengumpulkan barang bekas berupa kertas, kardus, plastik dan logam. Barang-barang ini dikumpulkan dari pemulung oleh pemilik lapak/pengepul barang bekas. Salah satu lokasi pengepul barang bekas adalah di Pedukuhan Wukirsari, Desa Baleharjo, Kecamatan Wonosari. Di daerah tersebut terdapat sekitar 6 pengusaha sampah. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul
Halaman | 5-4
Sampah yang telah terkumpul dari dari para pemulung dipilahkan berdasarkan jenisnya dan di pak untuk kemudian dikirim ke pabrik-pabrik daur ulang di daerah Semarang, Klaten atau Boyolali. Setiap minggu rata-rata tiap lapak dapat mengirimkan 5 ton material untuk di daur ulang. Sedangkan sampah yang berupa kertas, kardus dan karet dan plestik ada yang dimabil oleh pembeli dari luar kota ada yang harus dijual ke kota lain secara langsung. Tidak ada catatan pasti berapa omset para pengumpul barang rosok ini.
Gambar 5.5 Lapak Pengepul sampah di Pedukuhan Wukirsari
Di Lokasi TPA, Pemulung mengumpulkan sampah berupa botol plastik, besi/logam, kardus, plastik, botol/kaca, untuk kemudian dijual kepada pengepul. Di Lokasi TPA dahulu ada usaha pengomposan sampah yang dilakukan oleh LSM Gemari tetapi sudah tidak berjalan lagi karena kesulitan pemasaran produk kompos. Produksi kompos yang dilakukan di TPA
Gambar 5.6 Pemilahan Sampah di TPA Baleharjo
Gambar 5.7 Bekas Usaha Komposting Sampah oleh LSM Gemari Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul
Halaman | 5-5
5.4.2
Penyediaan Air Bersih
Peran warga di dalam penyediaan air bersih adalah dengan menyediakan tempattempat pengisian air bersih di daerah Wareng. Air bersih yang digunakan bersumber dari sumur penduduk, yang meskipun pada kondisi kemarau tetapi tidak kering. Ada sekitar 10 warga yang mempunyai usaha penyediaan air bersih ini, dengan harga jual kepada pengambil air (tangki) Rp 5.500-10.000/tangki. Penyedotan air menggunakan disel berbahan bakar solar. Pengusaha tangki air menjual kepada warga lain yang membutuhkan dengan harga bervariasi. Antara Rp.50.000 – Rp.150.000 tergantung jarak dari sumber air.
Gambar 5.8 Tempat Pengambilan Air Tangki Swasta yang dilakukan oleh Masyarakat di Wareng
5.4.3
Pengolahan Air Limbah
Program penyediaan sarana pengolahan air limbah tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga oleh swasta, dalam hal ini lembaga swadaya masyarakat. Ada beberapa lokasi pengolahan air limbah yang dibangun oleh Lembaga Swadaya Masyarakat. Misalnya Sanimas yang dibangun oleh LSM Borda di Jeruk Kepek dan Sumberjo Ngawu.
Gambar 5.9 IPAL Komunal di Sumberjo Ngawu
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul
Halaman | 5-6
5.4.4
Keterlibatan Media di dalam Pemberitaan Sanitasi di Gunungkidul
Pemberitaan media lokal dan nasional mengenai kondisi sanitasi di Gunungkidul terutama didominasi oleh kondisi kekeringan di Kabupaten Gunungkidul. Hanya sedikit media yang memberitakan tentang sektor sanitasi yang lain. Hasil penelusuran pada beberapa media melalui website Perpustakaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (ampl.or.id) tentang sanitasi di Gunungkidul menghasilkan data-data sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5.1 Tabel 5.1 Informasi Kondisi Sanitasi di Kab. Gunungkidul dari Media Massa No
Judul Berita
1 2 3
Kompas – 21 Juni 2004 Suara Merdeka - 08 Juni 2005 Kedaulatan Rakyat - 08 Desember 2005
5
Klaten dan Gunung Kidul Krisis Air Bersih Kekeringan di Gunungkidul Meluas Hampir Semua Kali Di Gunungkidul, Tercemar Bakteri Coli, Ancam Kesehatan Kemarau Panjang di GunungKidul, 131 Ribu Jiwa Kesulitan Air Bersih Kekeringan di Gunungkidul Kritis
6
Bantuan Kekeringan untuk Gunung Kidul
Kompas - 23 Juni 2007
7
Sumber Air Gunung Kidul Mengering
Kompas - 30 Mei 2008
8
48.000 Keluarga di Gunung Kidul Masih Kesulitan Air
Kompas - 06 Juni 2008
9 10
Kekeringan Landa 13 Kecamatan di Gunungkidul Sedot Air Bawah Tanah Gunungkidul Bebas Krisis Air
Koran Tempo - 09 Juli 2008 Kompas - 16 Juni 2009
11
Dari Bribin untuk Gunung Kidul
Kompas - 11 Maret 2010
12
Sri Gethuk dan Berkah Sumber Air Gunung Kidul
Kompas - 29 September 2009
13
Perburuan Air Gunungkidul
National Geographic - 01 April 2010
4
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul
Sumber
Kedaulatan Rakyat - 13 Desember 2005 Suara Pembaruan - 17 Oktober 2006
Halaman | 5-7