5. RANCAN'G BANGUN MODEL
Dalam upaya untuk mencapai tujuan analisis sistem seperti yang dijelaskan terdahulu yaitu meningkatkan pendapatan pihak terkait dalam kegiatan agroindustri hasil laut sesuai dengan peranannya, mencari solusi pemecahan masalah dan tantangan yang dihadapi, serta rnemanfaatkan peluang yang ada mencirikan bahwa sistem AGROSllA bersifat kompleks, dinamis dan probabilistik sehingga diperlukan perencanaan dan pembinaan agroindustri hasil laut melalui rancang bangun sistem. Salah satu karakteristik dari proses dan hasil rancang bangun sistem adalah adanya model kuantitatif untuk menghasilkan keputusan secara rasional, terukur, dan transparan.
Oleh karena itu sesuai dengan metodologi sistem, rancang bangun
model AGROSILA yang dihasilkan harus mampu rnenghasilkan keputusan yang komplementer dan kornprehensif terhadap berbagai kebutuhan aktor. Mengingat dinamika lingkungan bisnis agroindustri hasil laut skala UKM kualitas ekspor yang berubah sejalan dengan..perubahan
waktu, misalnya
perubahan harga, perubahan nilai tukar rupiah, preferensi konsumen, dan perubahan kebijakan pemerintah dalam otonomi daerah dimana pembagian wilayah pengelolaan laut akan sangat dipengaruhi oleh respon daerah yang bersangkutan sehingga ada pefuang tejadi penyesuaian model yang dirancang.
Untuk
mengantisipasi perubahan-perubahan tenebut diperfukan rancang bangun model berbasis komputer, yaitu model AGROSllA yang didasarl
.
.
alat dalam menetapkan keputusan perencanaan dan pembinaan agroindustri hasil laut baik yang bersifat taktis maupun strategis.
5.1 Konfiguraai dan Rancang Bangun Model AGROSllA
Rancang bangun model perencanaan dan pembinaan agroindustri hasii laut orientasi ekspor dengan pendekatan wilayah dirancang dalarn bentuk paket program komputer dengan nama
'g
AGROSllA
".
Paket program tenebut dirancang untuk
rnembantu pengguna dalam proses pengambilan keputusan untuk perencanaan dan pembinaan agroindustri hasit laut orientasi ekspoc. dengan pendekatan wilayah. Bahasa program yang digunakan untuk menyusun model adalah Visual Basic versi 6.0.
Komponen-komponen yang menyusun model AGROSllA adalah Sistem
Manajemen Basis Model. Sistem Manajemen Basis Data, dan Sistem Manajemen Dialog.
Rancang bangun model AGROSILA terdiri dari dua bagian, yaitu rancang
bangun model perencanaan dan rancang bangun model pernbinaan agrondustri hasil laut orientasi ekspor dengan pendekatan wilayah. Konfigurasi kedua model ini pada model AGROSILA disajikan pada Gambar 9. Rancang bangun model perencanaan agroindustri hasil laut ditujukan untuk membangun suatu industri pengolahan hasil laut yang baru sama sekali. Sub model yang mendukung model perencanaan terdiri dari sub model pengadaan bahan baku dan perencanaan produksi (DAKUSI); sub model teknologi (TEKNO); sub model pembiayaan, kelayakan, dan resiko usaha (PKRESIKU) ; dqn sub model nelayan (NELAYAN).
Rancang bangun model pembinaan hasil laut ditujukan untuk agro-
industri hasil laut yang sudah ada dan perlu pembinaan agar mampu berproduksi lebih baik lagi. Sub model yang terrnasuk ke dalam model pembinaan adalah sub model teknologi (TEKNO); sub model mutu (MUTU); sub model
pembiayaan.
70 kelayakan, dan resiko usaha (PKRESIKU); sub model nelayan (NELAYAN), sub model produktivitas (PRITAS); dan sub model perkiraan harga (HARGA).
DATA
MODEL
I
I
t
SKITEM MANAIEfEN M I S DATA
+
SJSTEM MANAlEMEN BASIS MODEL
4
t
t
BAHAN BAKU INDUSTRf ' TEKNIK PENGOLAHAN MUTU PRODUK
WllAYAH USAHA NELAYAN
PRlTAS
PRODUKSl PERMNTAAN PASAR
t
SlSTEM PENOOLAHAN -T
+ +
SISTEM MANAJEMEN DIAL-
a
I
4
pembbraen
J
4
I
PENGGUNA --'P==$-'.nd..Uridrp.n~
Gambar 9. Konfigurstsi Model 'AGROSILA '
5.2 Sistem Manajemen Basis Model
Paket program AGROSllA dirancang secara interaktif untuk membantu pengguna dalam mernbuat keputusan. Input data atau skenario yang masuk ke salah satu basis model akan diproses untuk menghasilkan suatu output yang dikehendaki untuk mendukung suatu keputusan. Jika tujuan yang hendak dicapai tidak sejalan dengan kebutuhan masing-masingaktor terkait, maka input data dapat dirubah sesuai skenario yang diinginkan.
Dengan paket program AGROSILA
diharapkan tujuan (goal) utama sistem agroindustri hasil taut terpadu yaitu meningkatkan nifai tambah dan pendistribusian pendapatan pihak terkait secara proporsional dapat tercapai. Program AGROSILA terdiri dari tujuh sub model, yaitu sub model pengadaan bahan baku dan perencanaan produksi (DAKUSI), sub model teknologi (TEKNO), sub model mutu (MUTU), sub model pemblayaan, kelayakan. dan resiko usaha (PKRESIKU), sub model Nelayan (NELAYAN), sub model produMivitas (PRITAS), dan sub model perkiraan harga (HARGA).
.
Dalam aplikasi program AGROSILA sub-sub model in1 dibagi dua, yaitu model perencanaan agroindustri hasil laut dengan sub model yang mendukungnya adalah sub model DAKUSI, TEKNO, PKRESIKU, dan NELAYAN, dan model pembinaan agroindustri hasil laut dengan sub model yang mendukungnya adalah sub model TEKNO, MUTU, PKRESIKU, NELAYAN, PRITAS, dan HARGA. Masingmasing sub model dalam perencanaan dan pembinaan agroindustri hasil laut akan dijelaskan secara rinci pada penjelasan selanjutnya.
5.2.1 Sub Model Pengadaan bahan baku dan perencanaan produksl (DAKUSI)
Sub
model
DAKUSI dirancang untuk
membantu pengguna dalam
pengadaan bahan baku dan perencanaan produksi berdasarkan padajurnlah bahan baku yang tersedia dan permintaan total. Pengadaan bahan baku bertujuan untuk rnenetapkan surnber bahan baku dan alokasinya untuk mernenuhi kebutuhan produksi. Data masukan dari model ini adalah produksi atau jumlah ikan hasil tangkapan nelayan di suatu lokasi, jumlah kebutuhan bahan baku, harga dan biaya transportasi dari lokasi ke pabrik pengolahan. Penetapan jurnlah bahan baku yang dibutuhkan pada suatu lokasi didasarkan kepada biaya transportasi minimum. Jika kebutuhan telah terpenuhi, rnaka perencanaan produksi dapat dilakukan, tetapi jika kebutuhan bahan baku
.
belurn
..
terpenuhi dapat diupajakan rnelalui pengadaan bahan baku altematif dari
lokasi lain yang penetapannya juga didasarkan pada biaya transportasi minimum. Untuk memperkirakan produksi atau ketersediaan bahan baku di suatu lokasi dan perencanaan produksi di rnasa yang akan datang pengguna dapat mernbuka sub model prakiraan. input data adalah data historis tentang produksi ikan, kebutuhan bahan baku atau rencana produksi per bulan, per triwulan atau per tahun yang dibutuhkan minimal 10 periode.
Output dari sub model ini adalah
prakiraan dalarn bentuk tabel dan grafik sesual dengan kebutuhan pengguna. Untuk perencanaan produksi terdapat tiga metode yang dapat dipilih, yaitu 1)
level method, 2) chase strategy. dan 3) compromise strategy. Level Method, adalah perencanaan produksl yang mernpertahankan tingkat kestabilan produksi dan dari
sisi
pengadaan bahan
baku
(inmntory) bervariasi setiap
periode
untuk
mengakumulasikan output apabila tejadi kelebihan permintaan total. Chase Strategy adalah perencanaan produksi yang mempertahankan tingkat kestabilan inventori, sementara produksi bervariasi mengikuti perrnintaan total. Compromise Strategy, merupakan kompromi antara kedua metode perencanaan produksi. Pengguna dapat memllih rencana produksi mana yang wsuai dengan kemampuan produksinya atau kompromi dengan pihak pembeli (buprj. Keluaran sub Model DAKUSl adalah penetapan sumber bahan baku dengan alokasinya dan perencanaan produksi sesuai dengan perrnintaan konsumen. Untuk lebih jelas diagram alir sub model DAKUSl disajikan pada Gambar 10.
5.2.2 Sub Model Teknologi (TEKNO)
Sub
model TEKNO
bertujuan untuk membantu pengguna dalam
menerapkan teknologi tepat sasamn (TTS) pada. bagian-bagian proses yang memungkinkan dilakukan.
Khusus pada sub model ini penerapan teknologi
difokuskan pada kombinasi proses perebusan dengan menggunakan kompor minyak tanah dan pengeringan dengan memanfaatkan sinar matahari. Masukan sub model ini untuk proses perebusan adalahjenis kompor minyak tanah yang digunakan, terdiri dari kompor minyak tanah bertekanan dengan alat pompa dan kompor minyak tanah bertekanan dengan alat roket (listrik). Masukan untuk proses pengeringan adalah pengeringan dengan sinar matahari, terdiri dari pengeringan dengan menjemur langsung di bawah slnar matahail, pengeringan efek rumah kaca (ERK), dan pengeringan mekanis.
Mulsl
*
Input : Lolcasl, produk.i. Mllya -1,
dan
~h.nb.hlvlbaku
+
Minimasi B i a y a T r a n s p o ~ i m
n
Min. z = Z
Z CijXij,
1-t. ,-I
n
m
X Xij = ai. Z Xi) = bj Cl
(tnmportt.l
i-1 rn
CXij<=ai,zXij>=bj(tn-adrnb.~). I.Pemecahan awrl (YAM) 2. Enbring 8 &am vatfa& ( w g atanel
Irl
.
Irl
+
. ..
Cetak : Kebutuhan Bahan Baku &
Pengadaan &hen baku alternatii (lokasi, produksi, biaye transportesi, m a )
+
Minimasi Biaya Transportasl 1. Pemecahan awl (VAM) 2. Entering & leaving veriebk, ( S t e r n stone)
+ Cetak : I
Kebutuhan Bahan Baku
? Cukup ?
Garnbar 10. Diagram alir deskriptif sub model DAKUSI.
Perencenaan Produksi & lnventori kontrol Input : 1.Prakirsan penjwian, rencana produksi, a Inventorl. 2. Biaya produkal
.
Pilih strategi perencanean Level Method, Chase
1. Permintaan Total 2. Rencana Prdduksl 3. lnventorl
sesuai permintaan,
Gambar 10. Diagram alir deskriptif sub model DAKUSI (lanjutan).
Kriteria pemilihan teknologi yang digunakan didasarkan pada biaya produksi, mutu produk, waktu proses, harga, tingkat keuntungan, dan ketersediaan suku cadang. Keluaran sub model TEKNO adalah peringkat teknologi yang digunakan sesuai dengan kombinasi perebusan dan pengeiingan yang dilakukan. Untuk lebih jelas diagram alir sub model TEKNO dlsajikan pada Gambar 11. M u l a 1
proses pengolahen. kriterla : 1. Penerapan Lapang 2 . Kemudahan pel8kssnean 3 . Varl8bilitas pr08e8
+Y. Prorar penpolahan torplllh I
v
Input : Alt8rnatlf Kombina8i Teknologi
Kombtnasl Tortlnggl (Matodr MPE) KrNerla : Biaya produksl. mutu produk, waktu proses. harga. keuntungan, d8n k8ter8.diaan suku cadang.
Gambar 11. Diagram alir deskriptit sub model TEKNO.
5.2.3 Sub Model Mutu (MUTU)
Sub model MUTU dirancang untuk membantu pengguna dalam menetapkan mutu produk yang dihasilkan oleh agroindustri sesuai standar mutu atau pengujian rriutu sesuai permintaan konsumen (buyerj. Sub model ini juga dilengkapi dengan suatu prosedur pengurusan penerapan Manajemen Mutu Terpadu (PMMT) bagi perusahaan agroindustri hasil laut yang belum memiliki sertif~katini. Masukan data yang dibutuhkan untuk menetapkan mutu suatu produk adalah kriteria-kriteria standar mutu yang menjadi persyaratan, misalnya nilai organoleptik, total bakteri, kandungan Wmia, contoh produk dan lain-lain yang secara rind disajikan pada Tabei 5. Masukkan data untuk pengurusan penerapan PMMT adalah data administrasi seperti surat permohonan, sertifikat kelayakan pengolahan (SKP), rancangan asli PMMT dan contoh produk. Pengujian mutu produk dilakukan di Lembaga Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil perikanan (LPPMHP) setempat, yaitu melalui serangkaian pengujian produk terhadap kriteria-kriteria mutu yang telah ditetapkan. Hasil uji laboratorium adafah seperangkat nilai mutu, kemudian untuk menetapkan apakah mutu produk yang dianalisis sesuai standar atau tidak, maka hasil uji laboratorium dibandingkan dengan nilai standar.
Penetapan produk yang memenuhl rrtandar adalah jika nilai
uji laboratorium kecil atau sama dengan nilai standir.
Produk yang rnemenuhi
standar akan memperoleh lembaran hasil uji (LHU), sedangkan produk yang belum memenuhi standar diberikan catatan untuk perbaikk6 selanjutnya. deskriptif sub model MUTU disajikan pada Gambar 12.
Diagram alir
Tabel 5. Persyaratan mutu beberapa produk agroindustd hasll laut sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Pemyamtm Mutu Jenis Analisis B
A a. b.
D
Orpanoleptik Nilai Minimum Kapena
Mikroblologi TPCIgram, mks Escherichla ooli, MPN/gram maks Salmonella ') Vibrio cholera ') ~iaphy~ococcus Aureaus *)
c.
C
Neg Neg. 1 ~ 1 0I ~~ 1
Neg. 0 IDO ~
Kimia Air, % bobotlbobot, rnaks Garam. % bobotlbobot, maks Abu tak larut dlm asam. % bobot/bobot, maks Timah, rnaks. Timbal, maks. Arsen, maks.
40 20 1.5
7.0 10
3060 15 1 40 0.5 1,o J
Keterangan : A = ikan asin kering. B = Pindang Ikan. C = lkan Teri Nasi, dan D = ikan segar. Neg.= negatif.
Untuk mendapatkan sertifikat PMMT masukan data yang dibutuhkan adatah persyaratan administrasi dan kelengkapan sarana dan prasarana pengoiahan meliputi surat permohonan, izin usaha, SKP, rancangan penerapan PMMT, bangunan dan fasilitas pengolahan yang diperlukan. Proses penilikan awal dilakukan oleh Dinas Perikanan Tingkat I dengan memeriksa semua persyaratan yang diperlukan dan penilikan akhir oleh Direktorat Jenderal Perikanan rnelalui berbagai penilaian yang tekh ditetapkan. Keluaran dari penilikan akhir adalah peringkat nilai seperti disajlkan pada Taber 6.
Tabel 8. Peringkat nilai PMMT perusahan agrolndustri hasil laut berdasarkan jurnlah penylmpangan. Jumlah Panylmpangan
PERINGKAT Tingkat I (sangat memuaskan) TlngkPt I1 (rnernuaskan) Tlngkat ill (balk) Tlngkat IV (cukup) Tlngkat V (gagal)
Minor
Mayor
Serius
Krltis
0-6 0-6 5 7 NA . )
0-5 0-5 6-10 L 11 NA
0 0 1-2 3-4 r 5
0 0 0 0 r 1
NA
Ketemngan :NA = not applicable Tingkat 111 penylmpangan mayor dan osrius tidak boleh z 10, JIka Jurnlahpenyirnpangan mayor dan serius > 10, dlnyatakan sebagai tingkat IV
Bagi perusahaan agroindustri hasil laut yang barn pertama kali rnengikuti penilaian PMMT penerbitan sertifikat penerapan RMMT unit pengolahan diberi tingkat IV (cukup), kernudian berdasarkan selang waktu audit untuk tingkat IV selarna dua rninggu dengan hasil baik bertud-turut tiga kali, maka sertifikat penerapan PMMT dspat dinaikan satu tingkat. Setanjutnya satu bulan untuk tingkat Ill, tiga bulan untuk tingkat 11, dan enam bulan untuk tingkat I. Untuk lebih jelas
prosedur untuk rnendapatkansertiflkat penerapan PMMT dlsajlkan pada Gambar 12.
'Surat Perrnohonan
Lembaga Pembinaan dan Pengujlan Mutu Hsl.Perikanan (LPPMHP)
,
'Surat Penerapan PMMT * Contoh produk Standar mutu yg diinginkan
-
\
Cetak : * Mutu Produk * Lembaran Hasil Uji
\
-
Gambar 12. Diagram alir deskriptif sub model MUTU.
/
Y
/
INPUT : * Surat Permohonan
'Izin Usaha
Diskan TK.1
- Periksa IUP - Penilikan Awat (Sanitasl.
' I
1 ,ngkspi
etan
teknik pengolaan).
Pembinaan Diskan TK.1 Rekomendasi --
I
I
Ditienkan
- Periksa i?komendasl
I-
Penilikan akhir
Tilik Ulang Periodik
I
I I-
LI.enakaai ..-. .-r .
. -.-, -.---..
Pamvnrntnn
Diskan TK.1
CETAK : S K P sesuai nilai
Gambar 12. Diagram alir deskriptif sub model MUTU (lanjutan).
/ DISKAN TK.1 I
/
INPUT :
'Surat Permohonan Fotokopi SKP,
'Fotokopi settifikat PMMT/ HACCP
SerttRlclll PMMTl HACCP ads 7
ujian contoh.
Cetak : Pravalidasi Diskan TK. I
Ditjenkan
- Validasi, a) Rancangan PMMT b) Operasionalisasi PMMT
,
Perbaiki sesuai saran
IT!, vatidmi, audit,
LUIUS
7
tidak
verifikaoi audlt secara oeriodik
Settifikat Penerapan
Gambar 12. Diagram alir deskriptif sub model MUTU (lanjutan).
4
Dari Ketua STP Pengolahan. Perorangan
I
Proses Ditjenkan
1
Pelatihan
I
I I Evaluasi
\
+
Cetak : 'Sertifikat Pengolah lkan 'Berita Acara surnpahljanji
I
Gambar 12. Diagram alir deskriptif sub model MUTU (lanjutan).
5.2.4 Sub Model Pembiayaan, Kelayakan dan Resiko Usaha (PKRESIKU)
Sub model PKRESlKU dirancang dengan tujuan untuk menganalisis kelayakan dan resiko usaha pada agroindustri hasil laut dan memberikan lnforrnasi kepada 1) investor yang ingin menanamkan modalnya pads agroindustri hasil laut. 2) pengusahaan agroindustri hasil laut dalam pengadaan sumber . ..
mekanisme
pembiayaan
dana
dan
untuk pengembangan usahanya, dan 3) pemerintah
untuk rnelakukan perencanaan dan pembinaan agrolndustri kasil laut orientasi ekspor dengan pendekatan wilayah. Untuk perencanaan agroindustri hasil laut data masukan dari sub model ini adalah DER (debt to equity ratio) untuk mengetahui perbandingan antara jumlah hutang dengan jumlah modal sendiriperusahaan. Pada sub model ini pemilihan DER ditetapkan berdasarkan kriteria kelayakan finansial (nilai NPV dan Net W C tertinggi), kemudian dilakukan pemilihan lembaga pembiayaan osaha yang akan memberikan bantuan dengan kriteria bagi hasil menguntungkan atau suku bunga terendah, dan atau masa perngernbalian pinjaman terlama. Untuk pengembangan agroindustri hasil laut data masukkan dari sub model ini adalah kelayakan finansial uoaha meliputi NPV (netpmsent value); Net W C (benef& cost ratio); IRR (internal rate of mtum); PBP (paybeck pefiod); dan BEP (bmak event point). Setelah kelayakan tinensial usaha dipmuhi, maka dihitung DER
dan selanjutnya memilih lembaga pembiayaan usaha
yang akan memberikan
bantuan dengan kriteria bagi hasil menguntungkan atau suku bunga terendah dan atau masa pengernbalian terlarna.
Untuk mengetahui resiko dari investasl yang ditanamkan diperlukan masukan data yang terdiri dari rata-rata keuntungan per periode etau per tahun selama umur ekonomis usaha.
Keluaran dari sub model PKRESIKU disamping
kelayakan usaha dengan lembaga pembiayaan usaha, juga diinformasikan resiko koeflsien dari investasi yang ditanamkan meliputi ragam atau slmpangan baku 0, variasi (CV), dan batas bawah keuntungan (L). Dengan kriteria CV
5
0.5 atau L 2
0 lnvestasl yang ditanamkan akan membsrikan keuntungan dan jilca sebajiknya
insvestasi yang ditanamkan akan memberikan peluang kerugian pada setiap proses produksi. Diagram alir deskriptif sub model PKRESIKU dlsajikan pada Gambar 13.
5.2.5 Sub Model Procluktivitas (PRITAS)
Sub model PRITAS dirancang untuk mernbantu pengguna mengetahui kineja perusahaan (produktivitas total) dan juga tingkat pendapatan tenaga kerja (produktivitas parsiat) melalui indeks produktivites (IP), indeks proftabititas (IPF), dan indeks perbaikan harga (IPH) pada suatu perusahaan agroindustrl hasll laut .
4 ya Lembaga Pembiayaan
Pilih : bmbaga Pembiayaan Usaha Hitung DER (50:50.85:35. 1)
'suku bunga terendah/bagi hasii
menguntungbn * Perlode pembayaran terlama
Garnbar 73. Diagram alir deskriptif S u b Model PKRESIKU
/
Rata2 keuitungan per periodettahun
Hitung : 1. RagamlSim.baku (V) 2. Koefisien Varaisi (CV) 3. Bts.bawah keuntungan (L)
Krlteria : jika CV < = 0.5 atau L z = 0 (Untung) jika CV s 0,s atau L < o (Rugi)
w
Usaha atau investasi yang ditanamkan tidak beresiko
+
Selesai
Garnbar 13. Diagram alir deskriptif Sub Model PKRESIKU (lanjutan).
Masukan data yang dibutuhkan adalah b e ~ p a nilal atau angka dari suatu kegiatan meliputl output berupa produk yang dihacrilkon dan Input faktor produksi, terdiri dari
tenaga kerja; penggunaan material terdiri dad bahan baku, bahan
pengawet, dan bahan penunjang lainnya; energi terdiri dari minyak tanah, solar, premium dan tistrik; modal termasuk di dalamnya penyusutan, pengembalian keuntungan; administrasi dan pernasaran terdiri dari biaya pemasaran, pernbinaan rnutu, pemeliharaan dan adminsitasi; dan input total. Untuk mengetahui indeks produktivitas dihitung dengan rnembandingkan nilai output atau input pada periode 2 dengan periode 1. Perlode 1 adalah periode tahun pertama (periode dasar) dan periode 2 ad&h
periode tahun berikutnya~
dengan harga pada periode dasar. Untuk rnenghitung indeks pmfifabilitas dilakukan dengan membandingkan nilai output atau input pada harga yang berlaku di masingmasing periode.
Sedangkan untuk men,ghitung indeks perbaikan harga dilakukan
dengan rnembandingkan indeks profitabilitas dengan Rdeks produktivitas. Keluaran dari sub Model PRITAS adalah berbagai nilal indeks produktivitas, indeks profitabilitas, dan indeks perbaikan harga dari input faktor produksl. Kriteria peningkatan indeks produktivitas dan indeks profmbilitaq dinyatakan jika angka indeks yang diperoleh lebih besar dad 400, sedangkan angka indeks yang lebih kecil dari 100 menunfukan adanya penurunan dibandlng keadaan pada periode dasar. Untuk lebih jelasnya diagram alir deskriptif sub model PRITAS disajikan pada Garnbar 14.
(~ u i a ' ) i
+
lnput : InputFaktor 1. Tenaga Kerja, 2. material, 3. Energi, 4. Modal. 5. Total.
.
Hitung : lndeks Output & Produktivitas lnput Faktor ( I 0 & IPIP)
I Berdasarkan harga dasar ( ~ e t o d eAPC) I
2
1 tidak
Peningkatan dan penurunan Produktivitas
Tingkatkan
tidak
pPMaMlrtas 7
Selesai
,CY~ Input :
input ~ a k t o r
1. Tenaga Kerja. 2. material, 3. Energi. 4. Modal. 5. Total. I
lndeks output & lndeks profitabilltas berdasarkan harga yang berlaku dan lndeks perbaikan harga (IPH)
1 profltaMJilas rneningkal 7
tidak
Gambar 14. Diagram alir deskriptif Sub Model PRfTAS.
Cetak : fnput Fektor yang meningkatkan profitabilitas.
-.(-&iZ->
tidak
/
4 Ya Input : lndeks ~roffiaiiitas(IPF) dan lndeks Produktivitas (IP)
/
4
Hitung Nllai : IPH = IPF I IP IP = tPF IIPH IPF = IP x IPH
+ I
Cetak : Kesimpulan 1. Peningkatan IPH, IPF & IP 2. Penunrnan IPH, IPF & IP
IP,IPF, atau IPH
Gambar 14. Diagram alir deskriptif Sub Model PRITAS (lanjutan).
5.2.6 S u b Model Perkiraan harga (HARGA)
Sub model HARGA dirancang untuk mengetahui perkiraan harga yang teQadipada waktu tertentu dengan mempertimbangkanpermintaan dan penawaran. Harga yang terbentuk dari interaksi permintaan dan penawaran pada suatu waktu tertentu akan mempengaruhi permintaan dan penawaran pada waktu berikutnya sehingga merupakan suatu siklus yang tidak berhentr. Pada model pasar dinamis harga produk agroindustri hlnsil laut yang tejadi pada waktu t dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran, sementara permintaan dan penawarannya dipengaruhi oleh faktw-faktor sepeN populasi ikan, tingkat eksploitasi, konsumsi, dan lain-lain yang merupakan komponen-komponen dalam sistem pasar dinamik , dan merupakan bagian dari siwus yang terus berputar. Masukan data yang dibutuhkan pada sub model HARGA terdiri dari data permintaan, data penawaran, dan data harga secaria hnci di sajikan pada Tabel 7.
Tabel 7 : Masukan data permintaan, penawaran, dan harga pada sub model HARGA -
URAtAN Data Permantaan Jumlah Penduduk Tingkat Konsumsi Data Penawaran Potensi Lestari Tingkat Eksploitasi Produktivitas Nelayan Total Produksi Jumlah Nelayan Penawaran ikan segar Penawaran ikan untuk pengolahan rnoderen Rendemen lkan Olahan Data Harga Rata-rata harga ikan Standar deviasi harga ikan Rasio antara perubahan harga temadap selisih permintaan dan penawaran Jumlah Simulasi
-
-
Satuan .
. Jiwa kg/kapitetth
tonfth todth tonM tonfih Jiwa %fib
961th %
-Rp/k€l Rp/kQ bulan, tahun.
Keluaran sub model HARGA adalah perkiraan harga, perkiraan permintaan, .dan perkiraan penawaran produk agroindustri hasil laut pada lintasan waktu tertentu. Diagram alir deskriptif sub model HARGA disajikan pada Gambar 15.
+
\
/
Input :Permintaan
- Jurn.Penduduk
- Konsumsi ikan olahan penduduk
+
Hitung : Permintaan ikan olahan I
+
J
Cetak :Total permintaan ikan olahan
- Pot.Lestarl - TK.Eksploitrtsi
- Jumlah nelayan - Jumlah produksi
- Rendemen ikan olahan HItung :
- Total Penawaran ikan - Persentase ikan segar - Persentase ikan olahan modem - Penawaran ikan olahan (tradisionall
A \
\
+ya Cefak : total penawaran ikan olahan
"lak
\
\
w
Input :H w a - Harga awaudasar - Elastisitas harga
- Jum.simulasi
Gambar 15. Diagram alir deskriptif Sub Model HARGA
+
Hftung : Prediktor dan koraktor
i
tidak
-
Hama (t dt) = Hama (t)
Garnbar 15. Diagram alir deskriptif Sub Model HARGA (Lanjutan).
5.3 Slstem Manajemen Basis Data
Data yang dibutuhkan pada model AGROSllA terdiri dad data bahan baku industri, teknik pengolahan, mutu produk, produktivitas, wilayah, usaha nelayan, produksi , dan perrnintaan pasar. Rincian data serta sub model yang menggunakannya disajikan pada Tabei 8. Data dapat dlslmpan pada suatu file basis data atau diinput langsung dan disimpan pada suatu sub model tertentu. Data ini dapat digunakan
secara
terpisah
atau bersamaan dengan sub-sub model yang
membutuhkan untuk menghasilkan suatu output yang dikehendakl.
Penggantian
dan perbaikan data (up to date) sesuai kebutuhan dapat dtlakukan langsung pada file data atau sub model yang beraangkutan.
5.4 Si-m
Manajemen Dialog Sistem Manajemen Dialog adalah komponen model yang berfungsi untuk
mengatur komunikasi anbra pengguna dengan model sehingga interaksi dapat dilakukan dengan mudah. Dialog dengan pengguna dlpndu dengan adanya pllihan atau pertanyaan-pertanyaan yang hanya memerlukan jawatwin-jawaban slngkat. Masukkan dari pengguna dapat berupa angka, pemyataan-pemyataan,atau berups skenario.
Keluaran yang diberlkan oleh program komputer berupa keterangan,
tabel, atau grafik yang mudah dipahami.
96 Tabel 8. Rincian data dan sub model yang menggunakan pada Model AGROSILA. Basis Data Bahan Baku
Teknik Pengolahan Mutu Produk Produktivitas
-Wilayah Usaha Nelayan
Produksi
Perkiraan Harga Struktur biaya
Uraian Data I. lokasi atau sumber bahan baku 2. Produksi bahan baku per jenis 3. Biaya transpottasi 4. Kebutuhan bahan baku 5. Kemampuan sumber memasok bahan baku 6. Surnber bahan baku aitematif 1. Metode Pengolahan 2. Prosedur Pengolahan 3. Alat-alat pengolahan yang digunakan 1. Standar produk, SNI. dll. 2. Kriteria mutu 3. Persyaratan lain yang ditetapkan oleh buyer 1. Produksi 2. Tenaga Kej a 3. Material (Bhn.baku, penunjang, pengawet.dlt) 4. Energi (minyak tanah, solar, premium. Ilstrlk) 5. Penyusutan, keuntungan 6. Input total I. Potensi daerah (terrnasuk perikanan) 2. Penduduk dan mata pencaharian . 3. Keadaan Geografi 4. Sarana dan prasarana perikanan 5. Lain-lain 1. Biaya Eksploftasi 2. Hasil Tangkapan 3. Harga jual 4. Daerah Penangkapan 1. Produksi bahan baku per lokasi 2. Produksi olahan per lokasi 3. Produksi olahan yang diekspor 4. Produksi olahan yang dipasarkan DNAokal 5. Lain-lian I. Permintaan ikan segar, dan olshan 2. Penewaran ikan olahan tradisional, moderen 3. Harga I. Harga jual nelayan, perusahaan, pedagang 2. Harga beli perusehaan, pedagang 3. Biaya produksi 4. Biaya transaksi 5. Lain-lain
.
Sub Model Yang menagunakan OAKUSI
TEKNO MUTU PRITAS
DAKUSI, HARGA
NELAYAN, DAKUSI
DAKUSI, HARGA
-
HARGA DAKUSI, HARGA NELAYAN, PKRESIKU
Ada empat pengguna yang dapat mengakses program AGROSILA, yaitu 1) investor; 2) pengusaha agroindustri hasil laut; 3) anggota atau kelompok koperasi, usaha penangkapan, usaha pascapanen, dan pengolah lanjut produk perikanan; dan 4) instansi pembina, termasuk pernerintah pusat clan dasrah terkait. Masing-masing pengguna hanya dapat rnengakses program sesuai dengan fungsinya atau sesuai dengan pabswond.
Investor hanya dapat membuka sub
program pembiayaan, kelayakan dan resiko usaha; pengusaha agroindustri hasil laut dapat rnembuka sub program pengadaan bahan baku dan perencanaan produksi, teknologi, mutu, pembiayaan , kelayakan dan msiko usaha, produktivitas, dan harga; anggota atau kelompok koperasi, usaha penangkapan, usaha pascapanen. dan pengolah lanjut hanya dapat membuka sub program mutu, produktivitas, dan harga; dan instansi pembina hanya dapat program produktivitas, dan pembinaan kelembagaan.
membuka
sub