Rute Manajemen 1 1. Setelah mendapatkan GTT 138 dan GTT 97 maka langkah selanjutnya adalah mencari GTT yang dapat digunakan untuk menaikkan daya dari daya awal yaitu 25 kVA, GTT yang mempunyai daya trafo 50 kVA, Jika dilihat dari data beban trafo pengukuran malam semester 1 2010 yang ada maka pemilihan GTT jatuh pada GTT 97 sendiri, GTT 97 mempunyai beban hanya 25 kVA sehingga perlu di double untuk mendapatkan daya 50 kVA, dengan cara menambah dudukan baru pada GTT 138. Setelah dilakukan kegiatan manajemen trafo pada GTT 138 maka daya dari GTT 138 naik menjadi 50 kVA. Ketika daya dari GTT 138 naik maka %beban akan otomatis turun, hal ini dikarenakan dengan %beban merupakan perbandingan antara besarnya pembebanan dibagi dengan dari daya trafo itu sendiri 2. Untuk menggantikan GTT 97 yang dayanya sebesar 25 kVA maka akan dicari beban trafo yang daynanya 50 kVA, ditemukan pada GTT 60 yang %bebannya mencapai 83.2%. kemudian dilakukan penggantian GTT 97 dengan GTT 60.
3. Kemudian untuk menggantikan GTT 60 maka diperlukan daya yang besarnya adalah 100 kVA yaitu GTT 87 dengan %beban 71, GTT 87 sebenarnya masuk dalam range 40-80 % ikut dilakukan pergantian karena dalam wilayah yang dipilih tersebut harus ada trafo penyeimbang yaitu trafo untuk pembesaran daya yang mana daya dari trafo trsebut harus ada dianta 40-80 %. 4. Untuk menggantikan trafo GTT 87 maka harus dicari trafo yang mempunyai daya 160 kVA, GTT 28 mempunyai daya 160 kVA dan % beban 74, sehingga GTT 87 dapat diganti dengan GTT 28. 5. Kemudian yang terakhir adalah mencari GTT yang dapat menggantikan GTT 28 yaitu GTT yang mempunyai daya 200 kVA dan ditemukan adalah GTT 01
6. Pada GTT 01 dengan 200 kVA ternyata % bebannya ada dibawah 40%, sehingga harus diturunkan dayanya agar kinerja trafo lebih efisien dengan tidak membuang banyak daya untuk sedikit pembebanan maka GTT 01 dicarikan yang dayanya 160 kVA, dengan pertimbangan daya 160 kVA tetap dapat menaikkan %beban menjadi diatas 40% dari GTT 01 tetapi tetap efisien dalam penggunaan daya trafonya. GTT 32 memenuhi persyaratan tersebut, dengan daya 160 kVA dan %beban 41.9 dapat menggantikan GTT 01 sehingga % bebannya menjadi 42%. 7. Sedangkan persediaan trafo dari gudang sebesar 100 kVA adalah untuk menggantikan daya 160 dari GTT 32, karena GTT 32 dengan melakukan penggantian trafo, maka akan didapatkan %beban 67, mengapa naik,karena pada saat diambil data, pada GTT 32 terdapat banyak sekali energi yang hilang karena penyebab non teknis, dan hal ini merupakan diluar ranah penulis.
Rute Manajemen 2 1. Menganut penyusunan rute manajemen pertama, karena telah dimengerti polanya maka penyusunan pertama berawal dari gudang persediaan, yaitu trafo dengan daya 100 kVA, trafo ini mencari GTT yang akan digantikan yaitu dicari GTT dengan daya lebih kecil dan dengan %beban diatas 80%, kemudian ditemukan GTT 37 yaitu dengan %beban 99,6% dengan daya 50kVa. Dilakukanlah penggantian GTT 37 dengan trafo persediaan dari gudang. 2. GTT 37 menggantikan GTT 71, dikarenakan daya yang terpasang pada GTT 37 sebesar 50 kVA dan menggantikan GTT 71 dengan daya 25 kVA dengan %beban 92 %. 3. Kemudian GTT 71 ditambahkan dengan GTT 112 agar daya pada trafonya terpasang 50 kVA, pada GTT 71 dayanya adalah 25 kVA sehingga dapat ditambahkan dengan GTT 112 dengan daya 25 kVA juga, dengan cara menambah dudukan baru sehingga daya pada GTT 112 menjadi 50 kVA.
Rute Manajemen 3 1. GTT 18 dengan daya 50 kVA dan %beban 96 dapat digantikan dengan trafo 100 kVA yang tersedia di gudang, sehingga daya trafo naik maka %beban akan turun menjadi 48%. 2. GTT 18 dengan daya 50 kVA dapat menggantikan GTT 84 yang dayanya hanya 25 kVA tetapi %bebannya sudah mencapai 96%,maka dengan dinaikkannya daya GTT 84 dapat berkurang %bebannya menjadi 48%. Sedangkan GTT 84 sendiri karena kecil daya trafonya maka akan masuk ke dalam gudang persediaan.
Setelah didapat rute manajemen trafo maka yang dilakukan kemudian adalah dengan menghitung kembali efisiensi trafo, daya masuk trafo, %beban trafo, dan energi yang hilang pada trafo. %Beban =
X 100%
%Beban = 50% Besarnya %beban setelah dilakukan manajemen trafo adalah 50% yang dapat diartikan bahwa %beban dalam GTT 138 telah turun dan berada pada kondisi yang efisien yaitu , berada dalam range 40% - 80%. Sedangkan untuk perhitungan efisiensinya menjadi :
140 + (0.5 2 × 800) × 100 % η = 100 (0.5 × 50 × 1000 × 0,85) η = (100 - 2,35)% = 98.35%
Efisiensi yang didapat setelah dilakukan kegiatan manajemen trafo adalah 98.35% yamg artinya efisiensinya naik 0.7%. daya masuknya juga berubah menjadi :
Daya Masuk =
25kVA = 25419 VA 98.35%
Daya masuknya menjadi berkurang karena daya pada trafo telah bertambah dan efisiensi pada trafo naik. Sedangkan besarnya energi yang hilang adalah :
Daya Masuk – Daya Keluar = (25419 – 25000)
= 419 × 0.85 Watt = 356 Watt Besarnya energi yang hilang telah berkurang dari yang sebelum kegiatan manajemen trafo sebesar 512 watt menjadi hanya 356 watt ini berarti kegiatan manajemen trafo dapat digunakan untuk meminimalisir energi yang hilang pada trafo.
Perhitungan GTT Sesudah Dilakukan Manajemen Trafo GTT S (KVA) BEBAN (kVA) BEBAN (%) EFISIENSI TRAFO (%) Daya masuk (VA) Energi yang hilang (Watt)
138 50
97 50
60 100
87 160
28 200
1 160
25 50%
26 52%
42 42%
71 44%
118 59%
67 42%
98.35%
98.34%
98.37%
98.68%
98.65%
98.68%
25,419
26,438
42,290
71,946
119,610
67,895
356
372
586
804
1,369
761
GTT S (KVA) BEBAN (kVA) BEBAN (%) EFISIENSI TRAFO (%) Daya masuk (VA)
Energi yang hilang(Watt)
32 100 67 67%
37 100 44 44%
71 50 23 46%
112 50 20 40%
18 100 48 48%
84 50 24 48%
98.21%
98.37%
98.37%
98.36%
98.36%
98.36%
68,220
44,729
23,382
20,332
48,800
24,400
1,037
620
325
283
680
340
Perubahan Daya dan Beban pada GTT Setelah Kegiatan Manajemen Trafo Dibuat BEBAN
% BEBAN SEBELUM
DAYA TRAFO SESUDAH
% BEBAN SESUDAH
KETERANGAN
25
26
104
50
52
Dari GTT 60
138
25
25
100
50
50
Dari GTT 97
60
50
41.6
83.2
100
41.6
Dari GTT 87
87
100
71
71
160
44
Dari GTT 28
28
160
118
74
200
59
Dari GTT 1
1
200
67
33.5
160
42
Dari GTT 32
32
160
67
41.9
100
67
Dari Gudang
112
25
20
80
50
40
Dari GTT 71
71
25
23
92
50
46
Dari GTT 37
37
50
44
88
100
48
Dari gudang
18
50
48
96
100
48
Dari gudang
84
25
24
96
50
48
Dari GTT 18
GTT
DAYA TRAFO SEBELUM
97
Grafik Persentase Beban Setelah Kegiatan Manajemen Trafo
Perbandingan Beban Sebelum dan sesudah Kegiatan Manajemen Trafo
Analisa Rute Manajemen Trafo
Analisa data setelah dilakukan manajemen trafo Untuk GTT 138 daya terpasang menjadi 50 kVA, beban terpasang 25 kVA. Sehingga persentase pembebanannya = 50 % 150 + (0,52 × 800) η = 100 ×100 % (0,5 × 50 ×1000 × 0,85) η = (100 - 1,65)% = 98,35%
Setelah trafo diganti menjadi 50 kVA, efisiensi trafo meningkat menjadi 98,35 %. Sehingga daya yang masuk ke trafo menjadi : 98,35% =
Daya Keluar 25kVA = Daya Masuk Daya Masuk
Daya Masuk =
25kVA = 25419VA 98,35%
Energi yang hilang di trafo menjadi : (25419 – 25000) × 0.85 = (419 × 0.85) Watt = 356 Watt
Persentase pengurangan energi yang hilang di trafo sebesar :
Angka 31% ini menunjukkan besarnya energi yang dapat diselamatkan apabila kegiatan manajemen trafo ini dapat diterapkan
Keseluruhan hasil perhitungan semua GTT pada rute manajemen trafo setelah dimanajemen terlihat pada tabel dibawah ini : GTT S (KVA) BEBAN (kVA) BEBAN (%) EFISIENSI TRAFO (%) Daya masuk (VA) LOSSIS (Watt) Saving % Saving
138 50
97 50
60 100
87 160
28 200
1 160
25 50%
26 52%
41.6 42%
71 44%
118 59%
67 42%
98.35%
98.34%
98.37%
98.68%
98.65%
98.68%
25,419
26,438
42,290
71,946
119,610
67,895
356 156 31%
372 175 32%
586 132 18%
804 323 29%
1.369 142 9%
761 10 1%
GTT S (KVA) BEBAN (kVA) BEBAN (%) EFISIENSI TRAFO (%) Daya masuk (VA) Energi yang hilang (Watt) Saving % Saving
32 100 67 67%
37 100 44 44%
71 50 23 46%
112 50 20 40%
18 100 48 48%
84 50 24 48%
98.21%
98.37%
98.37%
98.36%
98.36%
98.36%
68,220
44,729
23,382
20,332
48,800
24,400
1.037 -276 -36%
620 166 21%
325 120 27%
283 72 20%
680 227 25%
340 138 29%
Perbandingan Energi yang Hilang Sebelum dan Sesudah Kegiatan Manajemen Trafo GTT
energi yang hilang Sebelum Manajemen (W)
energi yang hilang Sesudah Managemen (W)
Penurunan energi yang hilang (W)
Persentase penurunan energi yang hilang
138
512.05
355.86
156.19
31%
97
547.94
372.49
175.44
32%
60
718.07
586.46
131.61
18%
87
1,127.23
804.41
322.82
29%
28
1,510.21
1,368.68
141.54
9%
1
770.86
760.73
10.13
1%
32
760.73
1,036.78
(276.05)
-36%
37
965.13
708.47
256.66
27%
71
444.61
324.58
120.03
27%
112
354.23
282.62
71.61
20%
18
907.00
679.78
227.22
25%
84
477.61
339.89
137.72
29%
TOTAL
9,095.66
7,620.75
1,474.91
16%
Perbandingan Energi yang Hilang Sebelum dan Sesudah Kegiatan Manajemen Trafo
Perbandingan efisiensi sebelum dilakukan manajemen trafo dan sesudah dilakukan manajemen trafo EFISIENSI
GTT 138
GTT 97
GTT 60
Lama
97.65%
97.58%
98.01%
Baru
98.35%
98.34%
98.37%
EFISIENSI
GTT 87
GTT 28
GTT 01
Lama
98,17%
98,52%
98,66%
Baru
98,68%
98,65%
98,68%
EFISIENSI
GTT 32
GTT 37
GTT 71
Lama
98,68%
97,94%
97,78%
Baru
98,21%
98,37%
98,37%
EFISIENSI
GTT 112
GTT 18
GTT 84
Lama
97,96%
97,83%
97,71%
Baru
98,36%
98,36%
98,36%
98.80%
98.60%
98.40%
98.20%
98.00% efisiensi lama 97.80%
efisiensi baru
97.60%
97.40%
97.20%
97.00% GTT 138 GTT 97 GTT 60 GTT 87 GTT 28 GTT
1 GTT 32 GTT 37 GTT 71 GTT 112 GTT 18 GTT 84
Diagram batang perbandingan efisiensi sebelum dan sesudah dilakukan manajemen trafo
Simulasi MATLAB : sebelum manajemen trafo dilakukan
Simulasi MATLAB : setelah manajemen trafo dilakukan
Contoh Perhitungan kontribusi susut GTT 138 = Penurunan energi yang hilang (W) x 0,4 x 24 jam x 30 hari 1000
= 156,19 x 0,4 x 24 x 30 1000
= 45 kWh/bulan
Tarif TDL yang ditetapkan tahun 2010 adalah sebesar Rp.658,69 perbulan sehingga :
Penghematan = 45 kWh/bulan x Rp.658,69 = Rp.29.629
Perhitungan rupiah setelah dilakukan manajemen trafo GTT
Kontribusi Penekanan Susut (kWh/Bulan)
Penghematan (Rp/Bulan) Tarif R1 = Rp.658.69
138
44.98
29,629.09
97
50.53
33,281.88
60
37.90
24,967.47
87
92.97
61,239.72
28
40.76
26,850.37
1
2.92
1,920.99
32
(79.50)
(52,366.71)
37
73.92
48,688.82
71
34.57
22,769.17
112
20.62
13,584.38
18
65.44
43,105.06
84
39.66
26,125.05
TOTAL
424.78
279,795.29
Kesimpulan & Saran
Kesimpulan 1. Dari hasil tugas akhir ini telah dianalisa metode manajemen trafo untuk diterapkan pada PT PLN Distribusi APJ X sehingga didapatkan hasil bahwa metode manajemen trafo ternayata dapat meminimalisir hilangnya energi listrik pada proses pendistribusian energi listrik yang dilakukan oleh PT PLN distribusi dari tiap trafo ke pelanggan per wilayah. 2. Setelah dilakukan kegiatan manajemen trafo, pembebanan pada trafo berhasil ada dalam range 40-80%. 3. Peningkatan rata-rata efisiensi trafo setelah kegiatan manajemen trafo adalah sebesar 0.38%. 4. Presentase penurunan energi yang hilang setelah dilakukan kegiatan metode manajemen trafo sebesar 1475 watt dengan dinyatakan dalam presentase sebesar 16%. 5. Rupiah yang dapat diselamatkan pada UPJ X daerah Y yaitu dengan kontribusi penekanan energi yang hilang adalah Rp.279.795 perbulan, dan sebesar Rp.3.357.543 pertahun.
Saran 1. Data yang dikumpulkan dari unit dapat terurutkan berdasarkan persentase pembebanan. 2. Dapat membaca secara jeli format pelaporan dari rekanan PT PLN,kesulitan pengurutan data pengukuran trafo dari tiap-tiap unit dikarenakan ketidak seragaman format pelaporan. 3. Dapat menemukan solusi program untuk memperoleh data hasil cetakan laporan pengukuran dari unit.