43
Contents 4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik ............................................................ 45 Tes Kemampuan Koneksi Matematis ............................................................... 45 Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik .............................................................. 46 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ............................................ 46 Tabel 3.3 Intrepretasi Koefisien Korelasi ......................................................... 48 Tabel 3.4 Rekapitulasi validitas butir soal hasil uji coba .................................. 48 Tabel 3.5 Intrepretasi Reliabilitas ..................................................................... 49 Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda ................................................................ 50 Tabel 3.7 Hasil Uji Coba Daya Pembeda ......................................................... 51 Tabel 3.8 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ......................................................... 52 Tabel 3.9 Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran ................................................... 52 Tabel 3.10 Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis .................................................................... 53 Tabel 3.11 Kriteria Skor Gain Ternormalisasi .................................................. 57 Tabel 3.12 Kualitas Pencapaian Kemampuan ................................................... 57 Tabel 3.13 Kriteria Sikap .................................................................................. 58 Gambar 3.1 Diagram Alur Uji Statistik ............................................................ 58 Tabel 3.14 Jadwal Penelitian............................................................................. 60
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
43
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui, apakah kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis siswa dengan pembelajaran problem posing lebih baik dari pada pembelajaran konvensional. Sehingga dalam penelitian ini ada perlakuan yang berbeda terhadap dua kelas, untuk kelas eksperimen dengan pembelajaran matematika dengan pendekatan problem posing dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Hal ini dilakukan untuk mengetahui, apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis siswa dengan pembelajaran problem posing dibandingkan dengan pembelajaran konvensional Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi eksperimen karena peneliti menerima subjek penelitian apa adanya, artinya subjek penelitian tidak dikelompokkan secara acak. Hal ini dikarenakan tidak memungkinkan secara administratif dan apabila dilakukan secara acak maka akan menyebabkan tidak alaminya situasi kelompok subjek. Desain penelitian ini menggunakan desain kelompok kontrol pretes-postes. Adapun desain penelitian digambarkan sebagai berikut: O O
X
O O
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
44
Keterangan: X
:
Pembelajaran problem posing
O : Pretes/ postes kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis siswa B. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan pada siswa sebuah Madrasah Aliyah (MA) di Kabupaten Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di MA tersebut. MA yang menjadi tempat penelitian adalah sebuah Madrasah yang berada di lingkungan pesantren dan telah terakreditasi A atau baik sekali. Adapun karakteristik siswanya adalah pendatang dan tinggal di Pondok Pesantren yang memiliki jadwal yang padat di luar pembelajaran di kelas. Pengambilan sampel dengan tehnik purposive sampling,yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008). Sampel sebanyak dua kelas dari enam kelas yang ada di MA tersebut. Pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan guru bidang studi yang mengajar bidang studi matematika yang mengajar di kelas X, yang melihat bahwa penyebaran siswa di kedua kelas yang dipilih sebagai sampel merata secara akademik. C. Instrumen Penelitian Sesuai dengan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka instumen penelitian ini melibatkan dua jenis instrumen yaitu tes dan non-tes. Instrumen dalam bentuk tes yaitu seperangkat soal tes kemampuan pemecahan
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
45
masalah dan koneksi matematis. Sedangkan instrumen non tes terdiri dari skala sikap. Masing-masing instrumen diuraiakan sebagai berikut. 1. Tes Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematis Tes diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran matematika, baik pada siswa yang pembelajarannya dengan pembelajaran matematika dengan pendekatan
problem
posing
maupun
pembelajaran
konvensional.
Penyusunan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi soal yang mencakup sub pokok bahasan, aspek kemampuan yang diukur, indikator serta jumlah soal. Setelah membuat kisi-kisi kemudian dilanjutkan dengan menyusun soal dan kunci jawaban yang mengacu kepada pedoman penskoran. Adapun pedoman penilaian didasarkan pedoman penskoran rubrik untuk kemampuan koneksi matematis yang dimodifikasi dari Sumarmo (1994), sebagai berikut: Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Koneksi Matematis Reaksi Terhadap Soal/ Masalah
Skor
Tidak ada jawaban Jawaban hampir tidak mirip/ sesuai dengan pertanyaan, persoalan atau dengan masalah Jawaban ada beberapa yang mirip/ sesuai dengan pertanyaan, persoalan atau dengan masalah tetapi koneksinya tidak jelas Jawaban ada beberapa yang mirip/ sesuai dengan pertanyaan, persoalan atau dengan masalah dan koneksinya jelas tetapi kurang lengkap Jawaban mirip/ sesuai dengan pertanyaan, persoalan atau dengan masalah tetapi kurang lengkap Jawaban mirip/ sesuai dengan pertanyaan, persoalan atau dengan masalah secara lengkap
0
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1 2 3 4 5
46
Adapun pedoman penilaian didasarkan pedoman penskoran rubrik untuk kemampuan pemecahan masalah matematis yang dimodifikasi dari Sumarmo (1994), sebagai berikut: Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Aspek yang Dinilai Memahami Masalah
Merencanakan Penyelesaian
Menyelesaiakan Masalah
Memeriksa Kembali
Reaksi Terhadap Soal/ Masalah Skor Tidak memahami soal/ tidak ada jawaban 0 Tidak memperhatikan syarat-syarat soal/ cara 1 interpretasi soal kurang tepat Memahami soal dengan baik 2 Tidak ada rencana strategi penyelesaian 0 Strategi yang direncanakan kurang tepat 1 Menggunakan satu strategi tertentu tetapi 2 mengarah pada jawaban yang salah Menggunakan satu strategi tertentu tetapi 3 tidak dapat dilanjutkan Menggunakan beberapa strategi yang benar 4 dan mengarah pada jawaban yang benar Tidak ada penyelesaian 0 Ada penyelesaian, tetapi prosedur tidak jelas 1 Menggunakan satu prosedur tertentu dan 2 mengarah pada jawaban yang benar Menggunakan satu prosedur tertentu yang 3 benar tetapi salah dalam menghitung Menggunakan prosedur tertentu yang benar 4 dan hasil benar Tidak ada pemeriksaan jawaban 0 Pemeriksaan hanya pada jawaban 1 (perhitungan) Pemeriksaan hanya pada proses 2 Pemeriksaan pada proses dan jawaban 3
Soal-soal tersebut diujicobakan agar diketahui tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda untuk memperoleh soal yang baik, maka. Uji coba instrumen dilakukan di Kelas XI Madrasah Aliyah Al Basyariyah Kabupaten Bandung yang bukan sampel penelitian. Langkah-
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
47
langkah yang dilakukan dalam melaksanakan uji coba soal adalah sebagai berikut: a.
Soal dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk melihat validitas isi dan validitas konstruk berkenaan dengan ketepatan alat ukur dengan materi yang akan diuji.
b.
Kemudian untuk mengetahui validitas tes maka dicari koefisien korelasi antara instrumen evaluasi dengan alat ukur lainnya yang diasumsikan baik. Untuk memperoleh koefisien korelasi tersebut, digunakan rumus korelasi produk-moment dengan angka kasar (Suherman, 2003) : ππ₯π¦ =
π π
π2 β
ππ β ( π)
π
2
π2 β
π
π
π
2
Keterangan : ππ₯π¦
= Koefisien validasi
π
= Banyaknya subyek validasi
π
= Nilai hasil uji coba
π
= Nilai total Untuk menentukan kriteria derajat validitas sebagaimana
tersaji pada Tabel 3.3 berikut:
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
48
Tabel 3.3 Intrepretasi Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi 0,90 β€ ππ₯π¦ β€ 1,00 0,70 β€ ππ₯π¦ < 0,90 0,40 β€ ππ₯π¦ < 0,70 0,20 β€ ππ₯π¦ < 0,40 0,00 β€ ππ₯π¦ < 0,20 ππ₯π¦ < 0,00
Interpretasi Sangat Tinggi (Sangat Baik) Tinggi (Baik) Sedang (Cukup) (Rendah) Sangat Rendah Tidak Valid
Berikut ini hasil perhitungan validitas item soal kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis pada tabel berikut: Tabel 3.4 Rekapitulasi validitas butir soal hasil uji coba Aspek Kemampuan
Kemampuan Pemecahan Masalah
Kemampuan Koneksi
c.
No Soal 1a 1b 1c 2a 2b 2c 3a 3b 3c 4a 4b 5a 5b 5c 6
Validitas Korelasi Pearson 0,61 0,46 0,77 0,40 0,73 0,43 0,78 0,85 0,85 0,71 0,70 0,85 0,85 0,85 0,66
Interpretasi
Signifikasi
Tinggi Cukup Tinggi Cukup Tinggi Cukup Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Tinggi
Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan
Tes dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan kepada subjek yang sama, secara berkali-kali dari waktu ke waktu (Arikunto, 1991). Untuk menghitung koefisien realiabilitas seperangkat instrumen digunakan rumus Alpha dalam Suherman (2003) sebagai berikut:
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
49
π11 =
π π π 2 1β 2 πβ1 π π‘
Keterangan; π11 = Koefisien reliabilitas π = Banyaknya subjek π π 2 = Jumlah varians dari tiap butir item π π‘ 2 = Varians dari skor total Kemudian untuk menginterpretasikan reliabilitas instrumen menggunakan kriteria yang dibuat Guilford (Suherman, 2003), sebagaimana yang tersaji dalam Tabel 3.5 berikut: Tabel 3.5 Intrepretasi Reliabilitas Nilai r11 r11 < 0,20 0,20 β€ π11 < 0,40 0,40 β€ π11 < 0,70 0,70 β€ π11 < 0,90 0,90 β€ π11 β€1,00
Interpretasi Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Berdasarkan hasil uji coba diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Soal aspek kemampuan pemecahan masalah diperoleh r11 adalah 0,76 yang termasuk kedalam kategori tinggi 2) Soal aspek kemampuan pemecahan masalah diperoleh r11 adalah 0,84 yang termasuk kedalam kategori tinggi d.
Daya pembeda atau indeks diskriminasi adalah korelasi antara jawaban terhadap sebuah butiran soal dengan skor jawaban seluruh soal atau selisih skor jawaban siswa pandai oleh skor jawaban lemah dibagi banyaknya siswa dalam kelompok pandai atau lemah. Untuk
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
50
menentukan daya pembeda tiap butir soal, subjek dibagi menjadi tiga kelompok yaitu 27% kelompok atas, 56% kelompok tengah, dan 27% kelompok bawah (Suherman dan Sukjaya, 1990). Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda setiap butir tes, yaitu: π·π =
ππ΄ β ππ΅ πΌπ΄
Keterangan: π·π
= Indeks daya pembeda
ππ΄
= Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah
ππ΅
= Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah
πΌπ΄
= Jumlah skor ideal salah satu kelompok pada butir soal yang diolah Setelah daya pembeda diketahui, kemudian diklasisikasikan
dengan klasifikasi daya pembeda (Suherman, 2003) seperti yang tersaji pada Tabel 3.6 berikut: Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda Daya Pembeda π·π β€ 0,00 0,00 < π·π β€ 0,20 0,20 < π·π β€ 0,40 0,40 < π·π β€ 0,70 0,70 < π·π β€ 1,00
Klasifikasi Sangat Jelek Jelek Cukup Baik Sangat Baik
Berdasarkan hasil uji coba diperoleh daya pembeda soal kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis pada tabel berikut:
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
51
Tabel 3.7 Hasil Uji Coba Daya Pembeda Aspek Kemampuan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Kemampuan Koneksi Matematis
No Soal 1a 1b 1c 2a 2b 2c 3a 3b 3c 4a 4b 5a 5b 5c 6
DP 0,50 0,34 0,78 0,25 0,59 0,31 0,38 0,38 0,25 0,63 0,75 0,25 0,25 0,13 0,59
Daya Pembeda Interpretasi Baik Cukup Sangat Baik Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Sangat Baik Cukup Cukup Jelek Baik
e. Tingkat kesukaran soal uraian dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut: πΌπΎ =
ππ΄ + ππ΅ πΌπ΄ + πΌπ΅
Keterangan: πΌπΎ = Indeks tingkat kesukaran ππ΄ = Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah ππ΅ = Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah πΌπ΄ = Jumlah skor ideal salah satu kelompok pada butir soal yang diolah Kemudian menurut mengklasifikasi indeks kesukaran (Suherman, 2003) tersaji pada Tabel 3.8 berikut:
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
52
Tabel 3.8 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Indeks Kesukaran πΌπΎ β€ 0,00
Klasifikasi Terlalu Sukar
0,00 < πΌπΎ β€ 0,20
Sukar
0,20 < πΌπΎ β€ 0,40
Sedang
0,40 < πΌπΎ β€ 0,70
Mudah
0,70 < πΌπΎ β€ 1,00
Sangat Mudah
Berdasarkan hasil uji coba diperoleh tingkat kesukaran soal kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis pada tabel berikut: Tabel 3.9 Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran Indeks Kesukaran Aspek Kemampuan
No Soal
IK
Interpretasi
1a
0,72
Mudah
1b
0,58
Sedang
1c
0,48
Sedang
Kemampuan
2a
0,56
Sedang
Pemecahan Masalah
2b
0,55
Sedang
Matematis
2c
0,38
Sedang
3a
0,25
Sukar
3b
0,19
Sukar
3c
0,13
Sukar
4a
0,69
Sedang
4b
0,38
Sedang
Kemampuan
5a
0,13
Sukar
Koneksi Matematis
5b
0,13
Sukar
5c
0,06
Sukar
6
0,70
Mudah
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
53
Secara keseluruhan analisis hasil uji coba instrumen untuk tes kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis pada Tabel 3.10 Tabel 3.10 Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis
Validitas Aspek No Korelasi Kemampuan Soal Interpretasi Pearson 1a 0,61 Tinggi 1b 0,46 Cukup 1c 0,77 Tinggi 2a 0,40 Cukup Kemampuan 2b 0,73 Tinggi Pemecahan 2c 0,43 Cukup Masalah 3a 0,78 Tinggi Matematis 3b 0,85 Sangat Tinggi
Daya Pembeda Reliabilitas
Keterangan
DP Interpretasi
IK
Interpretasi
Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan r11 = 0,76 Signifikan Tinggi Signifikan Signifikan
0,50 Baik 0,34 Cukup 0,78 Sangat Baik 0,25 Cukup 0,59 Baik 0,31 Cukup 0,38 Cukup
0,72 0,58 0,48 0,56 0,55 0,38 0,25
Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar
dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai
Signifikan
0,38
Cukup
0,19
Sukar
dipakai
3c
0,85 Sangat Tinggi Signifikan
0,25
Cukup
0,13
Sukar
dipakai
4a 4b
0,71 0,70
0,63 Baik 0,69 0,75 Sangat Baik 0,38
Sedang Sedang
dipakai dipakai
Tinggi Tinggi
Signifikasi
Indeks Kesukaran
Signifikan Signifikan
5a Kemampuan Koneksi 5b Matematis
0,85 Sangat Tinggi Signifikan
0,25 r11 = 0,84 Tinggi 0,85 Sangat Tinggi Signifikan 0,25 Signifikan
Cukup
0,13
Sukar
dipakai
Cukup
0,13
Sukar
dipakai
5c
0,85 Sangat Tinggi Signifikan
0,13
Jelek
0,06
Sukar
direvisi
6
0,66
0,59
Baik
0,70
Mudah
dipakai
Tinggi
Signifikan
Berdasarkan hasil uji coba soal-soal yang terdiri dari tiga soal untuk tes kemampuan pemecahan masalah matematis dan tiga soal untuk tes kemampuan koneksi matematis dapat digunakan semua untuk pretes dan postes.
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
54
2. Skala Sikap Skala sikap adalah Seperangkat nilai angka yang ditetapkan kepada subjek, objek atau tingkah laku dengan tujuan mengukur sifat. Skala sikap ini diberikan kepada siswa kelompok eksperimen, dengan tujuan untuk mengungkapkan secara umum sikap siswa terhadap pembelajaran problem posing . Skala sikap yang digunakan adalah model skala Likert, dengan pilihan jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Pilihan N (Netral) dihilangkan untuk menghindari sikap ragu-ragu atau rasa aman untuk tidak memihak pada suatu pernyataan yang diajukan. D. Teknik Analisis Data Data-data yang dianalisis berupa data kuantitatif yang terdiri dari hasil tes dan skala sikap siswa. Hasil tes kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan koneksi matematis sebelum dianalisis, peneliti melakukan hal-hal berikut: 1.
Menskor jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban.
2.
Merangkum jawaban dari kelompok eksperimen dan kontrol dalam bentuk tabel.
3.
Menghitung peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan koneksi matematis yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dengan rumus gain ternormalisasi, yaitu: ππππ π‘ππππππππππ ππ π =
π πππ πππ π‘ π‘ππ π‘ βπ πππ πππ π‘ππ π‘ π πππ πππππ βπ πππ πππ π‘ππ π‘
(Meltzer, 2002)
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
55
Setelah melakukan penskoran, merangkum jawaban dalam tabel dan menghitung peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan koneksi matematis , maka peneliti melakukan analisis statistik deskriptif sebagai berikut: 1.
Menghitung rerata hitung pretes dan postes, dengan menggunakan rumus: n
Xο½
ο₯X i ο½1
i
n
Keterangan: X = rerata
X i = data ke-i
n = banyak data 2.
Menghitung deviasi standar pretes dan postes untuk mengetahui penyebaran kelompok, dengan menggunakan rumus:
ο₯ ο¨X n
SD ο½
i ο½1
i
οX
ο©
2
n ο1
Keterangan: SD = Standar Deviasi X = rerata
X i = data ke-i
n = banyak data
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
56
Selanjutnya peneliti melakukan analisis untuk mengetahui perbedaan rerata kelas eksperimen dengan kelas kontrol dan peningkatan kemampuan pemecahan dan koneksi matematis, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Menguji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah data hasil tes berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan pada data hasil pretes, postes, dan gain dengan menggunakan uji normalitas lillefors (Kolmogorof-Smirnov).
2.
Menguji homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk melihat apakah data hasil tes homogen atau tidak. Uji homogenitas mengunakan Leveneβs test.
3.
Jika diketahui data berdistribusi normal dan homogen, maka selanjutnya untuk menguji beda dua rerata digunakan uji-t . Sedangkan jika data berdistribusi normal dan tidak homogen maka pengujian beda dua rerata yang digunakan uji-tβ, yaitu uji beda dua rerata yang variannya berbeda.
4.
Jika diketahui data tidak berdistribusi normal maka untuk menentukan perbedaan rerata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digunakan uji non parametrik yaitu uji Mann-Whitney.
5.
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis siswa dengan pembelajaran matematika dengan pendekatan problem posing dianalisis menggunakan gain score ternormalisasi menurut Hake (1999) dengan rumus sebagai berikut: π=
ππ % β ππ % 100% β ππ %
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
57
Keterangan : π = gain score ternormalisasi ππ = skor rerata post-test ππ = skor rerata pre-test Menurut Hake (1999), gain score ternormalisasi merupakan metode yang baik untuk menganalisis hasil pre-test dan post-test. Gain score merupakan indikator yang baik untuk menunjukkan tingkat kefektifan pembelajaran yang dilakukan dilihat dari skor pre-test dan post-test. Tingkat perolehan gain score ternormalisasi dikategorikdanan dalam tiga kategori (Hake, 1999), yaitu: Tabel 3.11 Kriteria Skor Gain Ternormalisasi Skor Gain
Interpretasi
π > 0,7 0,3 < π β€ 0,7 π β€ 0,3
Tinggi Sedang Rendah
6. Untuk mengkategorikan kualitas kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis siswa digunakan penilaian skala lima dan tabel konversi sebagai berikut: Tabel 3.12 Kualitas Pencapaian Kemampuan Persentase Pencapaian
90% ο£ A ο£ 100%
Interpretasi Sangat Tinggi
75% ο£ B οΌ 90%
Tinggi
55% ο£ C οΌ 75%
Cukup
40% ο£ D οΌ 55%
Rendah
00% ο£ E οΌ 40%
Sangat Renda
(Suherman, 1990) Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
58
Adapun untuk menjawab rumusan masalah nomor tiga mengenai sikap siswa terhadap pembelajaran problem posing , dilakukan analisis hasil skala sikap siswa. Untuk mengkategorikan sikap siswa terhadap pembelajaran problem posing , peneliti menggunakan tiga kriteria, yaitu Tabel 3.13 Kriteria Sikap Rerata Skor Sikap
Interpretasi
π < πβπ
Rendah
πβπ β€π < π+π
Sedang
π+π β€π
Tinggi
Keterangan: π = mean teoritis = ο₯ item ο΄ 3 S = luas jarak sebaran : 3 Luas jarak sebaran = ο¨ο₯ item ο΄ 5ο© ο ο¨ο₯ item ο΄ 1ο©
(Azwar, 2003)
Berikut ini alur uji statistik untuk melihat perbedaan dua rerata: Data (Pretes/ Postes) Uji Normalitas
Normal ?
tidak
Uji Mann-Whitney
ya Uji Homogenitas
Homogen ? ya
tidak Uji tβ
Uji t Gambar 3.1 Diagram Alur Uji Statistik Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
59
E. Agenda Penelitian Secara rinci tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
Tahap Persiapan Persiapan penelitian dimulai dari pembuatan proposal kemudian
melaksanakan seminar proposal untuk memperoleh koreksi dan masukan dari tim pembimbing tesis, menyusun instrumen penelitian dan rancangan pembelajaran, uji coba instrumen dan perbaikan instrumen penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di MA Al Basyariyah pada semester genap tahun pelajaran 2011-2012, yang implementasinya dilakukan melalui tiga tahapan yaitu diawali dengan pretes, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas, dan diakhiri dengan postes. Melaksanakan pretes dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum perlakuan diberikan, dalam menyelesaikan soal kemampuan kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis. Melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika kepada dua kelompok sampel. Melaksanakan postes kepada dua kelompok sampel dengan maksud untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis setelah mengakhiri pemberian perlakuan. Setelah postes dilaksanakan siswa yang memperoleh pembelajaran problem posing diminta pendapat mengenai pembelajaran yang telah dilakukan
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
60
3. Tahap Analisis Data dan Penulisan Laporan Kegiatan penelitian yang dilakukan pada tahap ini adalah mengumpulkan, menganalisis, dan membuat kesimpulan dari data yang diperoleh pada tahap pelaksanaan, kemudian penulisan laporan hasil penelitian. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel 2007 dan SPSS versi 17.0 Adapun jadwal penelitian sebagai berikut: Tabel 3.14 Jadwal Penelitian No Jenis Kegiatan 1 2 3 3 4 5 6 7
Bulan .... 2012 Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Penyusunan Proposal Penelitian Seminar Proposal Penelitian Revisi Proposal Penelitian Pembuatan Instrumen Penelitian Uji Coba Instrumen Pelaksanaan Penelitian Analisis Data Penulisan Laporan
Sendi Ramdhani, 2012 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Jun