4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur
Morfologi puncak G. Inerie (sumber PVMBG)
KETERANGAN UMUM Nama Lain
: Ineri, Rokkapiek
Tipe Gunungapi
: Strato dengan bentuk kerucut sempurna
Lokasi Geografis
: 08°53' LS dan 120°57' BT.
Administratif
: Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Ketinggian
: 2230 m dpl
Tipe Gunungapi
: Strato (berlapis)
Kota Terdekat
: Bajawa
Pos Pengamatan
: Jalan Raya Bajawa - Ende, Desa Bomari, Kec. Bajawa, Kab. Ngada – Nusa Tenggara Timur Posisi geografis : 08o 48’ 26,40” LS, 120o 58’ 37,50” BT (1243 m dpl)
PENDAHULUAN Cara Pencapaian Puncak Sarana transportasi umum ke kota Bajawa sebagai kota terdekat dengan G. Inie Rie telah tersedia baik melalui darat, laut maupun udara. Sedangkan pendakian ke puncaknya dapat dicapai melalui Desa Watu Meja (lereng timur G. Inie Rie). Jalur
pendakian ini tidak terlalu sulit karena medannya terbuka dan ada jalan setapak. Waktu pendakian selama 3 jam.
Peta Lokasi G. Inerie, Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur
Inventarisasi Sumberdaya Gunungapi Air Panas Wae Belah Air panas Wae Belah terletak di sebelah timur puncak G. Inie Rie yang dikelilingi oleh bukit-bukit yang cukup tinggi dan merupakan cekungan kawah yang cukup besar. Suhu air bervariasi antara ± 40C - 83C.
Air Panas Wae Pana Terletak di lereng timar Bukit W. Maulalu, airnya bersuhu ± 40 - 50C dan mengalir ke L. Wae Kedi.
Air Panas Bena Air panas Bena yang bersuhu ± 33C, dan mengalir ke L. Wae Laka.
WISATA G. Inie Rie merupakan gunungpi tertinggi di P. Flores dengan ketinggian 2230 m dpl. Keadaan ini menjadikan kota Bajawa dan sekitar G. Inie Rie berudara sejuk dan berpanorama indah. Begitu pula bila kita berada di puncak G. Inie Rie kita dapat menikmati bentang alam yang sangat indah seperti Laut Sawu di selatan, kerucut G. Ebulobo di timur dan punggungan-punggungan di sekitarnya. Di Kota Bajawa dan sekitarnya kita dapat melihat bangunan-bangunan lama seperti gereja/seminare yang
tampak indah dan terawat. selain itu adapula objek wisata budaya lainnya yaitu rumah adat Suku Flores yang terdapat di Desa Bena dan Langa. Objek wisata potensial lainnya adalah pantai Laut Sawu di selatan G. Inie Rie. Panorma pantai ini cukup menarik karena berpadu dengan panorama perbukitan gunungapi tua,
SEJARAH ERUPSI Letusan terakhir G. Inie Rie terjadi tahun 1882, namun tanpa keterangan lebih lanjut Kusumadinata (1979), kegiatan G. Inie Rie sekarang terbatas pada kegiatan solfatar/fumarola di kawahnya.
Lapangan solfatara/fumarola (sumber PVMBG)
GEOLOGI Morfologi Morfologi dibagi menjadi 4 satuan, yaitu : 1. Sisa Lereng Vulkanik Tua 2. Perbukitan Vulkanik Tua 3. Puncak 4. Lereng
1. Satuan Sisa Lereng Vulkanik Tua Satuan ini terletak di bagian barat dan timur berupa lereng berelief kasar, punggungan memanjang dengan bagian puncaknya tajam-tajam dan tingkat erosi yang
kuat membentuk lembah-lembah sungai yang dalam dan lebar. Morfologi dibentuk oleh batuan lava dan piroklastik.
2. Satuan Perbukitan Vulkanik Tua Satuan ini terletak di bagian timurlaut berupa kerucut-kerucut gunungapi tua yang mempunyai kelurusan utara-selatan. Satuan ini disusun oleh batuan lava dan piroklastik.
3. Satuan Puncak G. Inie Rie Satuan ini merupakan bagian puncak G. Inie Rie berbentuk kerucut sempurna dengan ketinggian mulai 1600 meter sampai dengan 2230 meter dpl , mempunyai sebuah kawah berbentuk corong. Pematang kawah berbentuk elips dengan bukaan kawah berarah tenggara. Satuan ini dibentuk oleh batuan lava yang ditutupi oleh jatuhan piroklastik.
4. Satuan Lereng G. Inie Rie Satuan ini merupakan kelanjutan satuan Puncak, berupa punggungan yang memanjang dari berelief halus dengan kemiringan lereng terjal terutama bagian utara. Sedangkan bagian selatan memanjang dan menerus berbatasan dengan Laut Sawu dengan kemiringan relatif sedang. Satuan ini dibentuk oleh lava dan piroklastik.
Stratigrafi Secara umum Batuan/endapan dapat dikelompokkan menjadi 4 satuan, yaitu : 1. Satuan Batuan Hasil Gunungapi Tua 2. Satuan Batuan Vulkanik Wolonekowe 3. Satuan Batuan Vulkanik Wolobobo 4. Satuan Batuan/Endapan Vulkanik Primer Gunungapi Inie Rie
1. Batuan Hasil Gunungapi Tua (qTv) Satuan ini terdapat di bagian timur berupa aliran lava, aliran piroklastik dan jatuhan piroklastik.
2. Batuan Vulkanik Wolonekowe (vw) Satuan batuan ini terdapat di bagian timur dan barat berupa aliran lava, aliran piroklastik dan jatuhan piroklastik. Kelompok Vulkanik Wolokowe berada di dalam struktur kaldera Hasil Gunungapi Tua
3. Batuan Vulkanik Wolobobo (Vwo) Satuan batuan ini terdapat di bagian utara berupa aliran lava, aliran piroklastik dan jatuhan piroklastik. Kelompok Vulkanik Wolobobo berada di dalam struktur kaldera Hasil Gunungapi Tua
4. Batuan / Endapan Primer Gunungapi Inie Rie Satuan batuan ini merupakan hasil dari erupsi pusat G. Inie Rie yang terdiri dari aliran lava, aliran piroklastik dan jatuhan piroklastik. piroklastik block and ash flow deposits.
Struktur Geologi Struktur yang terdapat di G. Inie Rie dan sekitarnya adalah struktur kaldera, zona depresi (graben), struktur sesar, dan struktur kelurusan vulkanik. Sisa dinding kaldera terlihat di lereng bagian baratlaut dan tenggara. Dua buah sesar yaitu sesar Wai Awa dan sesar Wae Bela yang terdapat di bagian barat dan timur G. Inie Rie yang merupakan sesar normal berarah baratdaya-timurlaut. Kedua sesar ini merupakan bagian dari tepi zona depresi. Sedangkan struktur vulkanik terletak dibagian timurlaut yang merupakan kelurusan dari pemunculan kerucut-kerucut tua gunungapi yang diwakili oleh kerucut Wolobobo berarah utara-selatan.
GEOFISIKA Seismik Pemantauan kegempaan G. Inie Rie dilakukan dengan menggunakan seismometer L4C yang di tempat di lereng sebelah utara G. Inie Rie, pada posisi geografis 08o 51’ 54,30” BT dan 120o 57’ 41,90” LS dengan ketinggian 1277 m dpl, data selanjutnya dikirimkan dengan menggunakan radio telemetri (Radio Telemetry system/RTS) dan di rekam oleh seismograf PS2 Kinemetrik yang ditempatkan di Pos Pengamatan G. Inie Rie di Desa Bomari. Gempa-gempa yang terekam pada umumnya didominasi oleh gempa tektonik, yang sedikitnya mencapai 150 kejadian perbulan atau di atas 5 kejadian per hari, sementara jumlah gempa vulkanik yang terekam umumnya di bawah 5 kejadian per hari.
20
10
0
09-06-24
09-05-25
09-04-25
09-03-26
09-02-24
09-01-25
08-12-26
08-11-26
08-10-27
08-09-27
08-08-28
08-07-29
08-06-29
08-05-30
08-04-30
08-03-31
08-03-01
08-01-31
08-01-01
Peta stasiun seismik permanen dan pos pengamatan G. Inerie (sumber PVMBG) 09-12-21
09-09-22
09-08-23
09-07-24
09-12-21
30
09-12-21
40
09-12-21
50
09-11-21
60
09-10-22
G. Ine r ie 2008 - 2009
09-11-21
70
09-10-22
0
09-11-21
5
09-10-22
10
09-11-21
15
09-10-22
20
09-09-22
Gr afik Har ian Ge m pa V ulk anik A G. Ine r ie 2008 - 2009
09-08-23
25
09-09-22
0
09-08-23
2
09-09-22
4
09-08-23
6
09-07-24
8
09-07-24
10
09-07-24
09-05-25
09-04-25
09-03-26
09-02-24
09-01-25
08-12-26
08-11-26
08-10-27
08-09-27
08-08-28
08-07-29
08-06-29
08-05-30
08-04-30
08-03-31
08-03-01
08-01-31
08-01-01
Jumlah Gempa
Gr afik Har ian Ge m pa Te k tonik Lok al G. Ine r ie 2008 - 2009
09-06-24
09-05-25
09-04-25
09-03-26
09-02-24
09-01-25
08-12-26
08-11-26
08-10-27
08-09-27
08-08-28
08-07-29
08-06-29
08-05-30
08-04-30
08-03-31
08-03-01
08-01-31
08-01-01
Jumlah Gempa
12
09-06-24
09-06-24
09-05-25
09-04-25
09-03-26
09-02-24
Gr afik Har ian Ge m pa Te k tonik Jauh
09-01-25
08-12-26
08-11-26
08-10-27
08-09-27
08-08-28
08-07-29
08-06-29
08-05-30
08-04-30
08-03-31
08-03-01
08-01-31
08-01-01
Jumlah Gempa
Jumlah Gempa
5 Gr afik Har ian Ge m pa V ulk anik B G. Ine r ie 2008 -2009
4
3
2
1
0
GEOKIMIA Jenis Batuan Secara megaskopis, umumnya lava hasil erupsi G. Inie Rie berjenis basaltik, seperti telah ditulis pada Bab Geologi.
MITIGASI BENCANA GEOLOGI Sistem Pemantauan Visual Dalam upaya mitigasi bencana, PVMBG telah mengamati G. Inie Rie dengan membangun sebuah pos pengamatan pada th. 1994. Lokasi Pos Pengamatan Gunungapi G. Inie Rie terletak di Desa Bomari, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, di pinggir jalan raya Bajawa – Ende. Pengamatan visual dilakukan dari Pos Pengamatan G. Inie Rie di Bomari dengan mengamati secara langsung kenampakan ataupun perubahan yang terjadi, yang umumnya berupa uap solfatara/ fumarola yang muncul di atas puncak.
Seismik Pemantauan seismik merupakan metoda yang dilakukan untuk mendapatkan rekaman gempa G. Inerie, seismometer (tipe L4C) ditempatkan di lereng utara pada posisi geografis 08o 51’ 54,30” BT dan 120o 57’ 41,90” LS dengan ketinggian 1277 m dpl, dengan menggunakan sistem telemetri (radio telemetry system) data direkam di Pos G. Inie Rie di Bomari dengan menggunakan seismograf Kinemetrik PS-2.
Deformasi Pemantauan G. Inerie dengan Metode deformasi dilakukan secara temporer, dan metode yang biasanya digunakan adalah EDM (electro-optic distance measurement), penentuan titik-titik ukur untuk pengamatan deformasi G. Inie Rie sangat mudah dilakukan karena gunungnya terlihat gundul. Lokasi-lokasi tersebut diusahakan mudah dijangkau, serta keamanan dari patok yang digunakan. Data deformasi yang diperoleh dapat dianalisa untuk menentukan kegiatan vulkanik G. Inie Rie. Dari hasil pengukuran deformasi ini, dapat digunakan sebagai data awal dalam pengukuran-pengukuran selanjutnya.
KAWASAN RAWAN BENCANA Bencana gunungapi adalah salah satu bencana alam yang disebabkan oleh erupsi gunungapi yang mengakibatkan kerusakan tata lingkungan hidup dan penderitaan manusia.
Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunungapi adalah kawasan yang pernah
terlanda atau diidentifikasi berpotensi terancam bahaya letusan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi adalah peta yang menggambarkan tingkat kerawanan bencana suatu kawasan apabila terjadi erupsi gunungapi. Di dalam Peta KRB Gunungapi dijelaskan tentang jenis dan sifat bahaya gunungapi, daerah rawan bencana, arah dan jalur penyelamatan diri, dan lokasi pengungsian. Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Inie Rie disusun berdasarkan data geologi, geofisika, geokimia, sejarah letusan, karakteristik dan potensi bahaya, dan pola bentang alam,
serta data terkait lainnya secara komprehensif dan terintegrasi.
Potensi bahaya gunungapi Inie Rie yang bersifat aliran, seperti aliran piroklastika dan lava, dan bersifat jatuhan seperti lontaran batu (pijar) dan hujan abu, berasal dari kawah pusat yang berada di kawasan puncak. Sementara itu, aliran lahar merupakan potensi bahaya sekunder sebagai aliran pekat yang berasal dari rombakan endapan aliran piroklastika dan abu letusan karena pengaruh hujan. Mengacu pada Standardisasi Nasional Indonesia tentang penyusunan kawasan rawan bencana gunungapi, Kawasan Rawan Bencana Gunungapi dinyatakan dalam urutan angka dari tingkat kerawanan tinggi ke tingkat kerawanan rendah, yaitu Kawasan Rawan Bencana III, Kawasan Rawan Bencana II, dan Kawasan Rawan Bencana I.
Peta Kawasan Rawan Bencana G. Inierie
DAFTAR PUSTAKA Amdijad Wiriosumarto, 1961, Laporan Kawah G. Inie Rie, Direktorat Vulkanologi Arif Munandar, Kusdaryanto, Mamay Sumaryadi, Laporan Pemetaan Geologi Gunungapi Inie Rie, 1997, Direktorat Vulkanologi Deddy Suhadi, Yuhan Mudjiman, 1997, Laporan Pemetaan Geologi Foto G. Inie Rie, Direktorat Vulkanologi Heryadi Rachmat, Rudi Rachmat, 1997, Penyelidikan dan Pengawasan Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Inie Rie, Kanwil Departemen Pertambangan dan Energi Proinsi Nusatenggara Barat Hetty T., Surono, Kurnia, Sri Hidayati, Enang Suhyatna,dan Saleh Setiawan, Penyelidikan Kegiatan G. Inie Rie Menggunakan Metoda Seismik, 1999, Direktorat Vulkanologi Iing Kusnadi, Kusma, Muarif, 1995, Laporan Pengamatan dan Pemasangan Seismogarf G. Inie Rie, Direktorat Vulkanologi Kasturian P., 1981, Laporan Pemeriksaan puncak dan Pemetaan daerah Bahaya G. Inie Rie, Direktorat Vulkanologi Kusumadinata, 1979, Data Dasar Gunungapi Indonesia, Direktorat Vulkanologi Iing Kusnadi, dkk, 2006, Laporan Peringatan Dini G. Inie Rie, Nusa Tenggara Timur, Pusat Vulkanologi
10