4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur
KETERANGAN UMUM Nama Lain
: Pulu Komba, Pulu Kambing II, Pulu Betah
Nama Kawah
: Batutara terletak di pulau berbentuk bulan sabit yang berukutan (700 x 900) m dan (350 x 200) m di bagian dasarnya.
Tipe Gunungapi
: Strato
Lokasi Geografis
: 7°47'30" LS dan 123°34'45" BT
Lokasi
: Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (berada di laut
Administrasi Ketinggian
Flores, 48 km di utara Pulau Lembata) : Puncak gunungapi ini berada pada ketinggian sekitar +470 m diatas muka laut atau 3.750 m diatas dasar laut.
Kota Terdekat
: Patar - Lembata
Pos Pengamatan
Aktivitas G. Batutara diamati secara visual dari Pos Pengamatan G. Lewotolo di P. Lembata
PENDAHULUAN Cara Pencapaian 1
Gunungapi ini dapat dicapai dari daerah Pantar – P. Lomblen menggunakan kapal charter atau perahu layar
mencapai ke lokasi ini atau dari salah satu di
daerah Flores Timur, karena memang tidak ada transportasi yang tersedia secara rutin untuk singgah ke pulau ini serta tidak ada penduduk yang bermukim di pulau ini. Pelayaran mencapai lokasi gunungapi ini dari daerah Pantar diperkirakan sekitar lk 1 hari, cuaca dan musim disarankan perlu diperhitungkan.
U
Peta Lokasi G. Batutara
Demografi Didaerah ini tidak dijumpai penduduk yang bermukim di Pulau ini, karena merupakan pulau terpencil di Laut Flores. Pada umumnya hanya disinggahii oleh para nelayan yang secara kebetulan melewati di sekitar pulau ini.
Wisata Potensi wisata maritime di sekitar wilayah
gunungapi ini sangat menarik,
terutama untuk penyelam. Dasar laut tampak jelas di sekitar dekat pantai di pulau ini, terlihat pemandangan dasar laut yang sangat indah dan belum terjamah oleh kegiatan manusia, dan masih tampak sangat alamiah (natural).
SEJARAH LETUSAN Peristiwa letusan yang tercatat dalam sejarah berupa erupsi magmatik (dalam Brouwer 1940) tidak ada korban jiwa manusia. 2
Tahun 1849 1850
1852 1852 - 1888 1858 – 1858 1888-1932 2007
Letusan 6 Oktober, terjadi gumpalan asap di kawah dan semburan lava pijar (tipe stromboli). Lava mengisi lembah-lembah sampai ke daerah pantai 23 Mei, letusan material pijar 2 Agustus semburan lava dari kawah utama dan menutup kawasan pantai sebelah timur Akhir Juli letusan masih terjadi Letusan magmatik secara kontinyu, dinding kawah sebelah timur hancur. Sebagian semburan material pijar sampai ke laut. Terbentuk jurang panjang di sebelah timur kawah Letusan tidak seintensip periode sebelumnya 18 Maret 2007 : a. Pukul 00.00 WITA – 06:00 WITA : tidak teramati sinar api / api diam maupun letusan / hembusan asap dari puncak G. Batutara b. Pukul 06.00 WITA – 07:00 WITA : cuaca cerah, gunungapi tampak jelas, pengamatan secara visual tidak mencatat adanya letusan/hembusan asap. 19 Maret 2007 : Pukul 11:00 WITA teramati letusan asap dengan ketinggian mencapai 500 – 1500 m di atas puncak G. Batutara dengan arah asap menuju ke timur. Letusan terus berkembang disertai semburan lava pijar dan menghasil guguran material pijar ke arah timur sampai masuk ke laut. Hasil pemantauan visual di sekitar G. Batura pada tanggal 22 Maret 2007 pukul 09:40 – 10:30 WITA menunjukan kegiatan G. Batutara sebagai berikut : Hembusan asap diserta abu vulkanik dengan ketinggian ± 500 s/d 2000 m dari atas puncak G. Batutara. Tidak terlihat sinar api / api diam. Pepohonan di lereng bagian selatan dan timur pada radius ± 500 m dari puncak terlihat mati akibat tertimpa oleh abu panas gunungapi. Pada tebing kaki gunung bagian timur muncul hembusan asap berwarna putih tipis sampai kelabu tebal dengan ketinggian ± 50 – 500 m. Asap putih tipis hingga sedang terjadi terus menerus dengan ketinggian asap mencapai ± 25 – 250 m, sedangkan asap kelabu agak tebal terjadi antara selang waktu 5 - 20 menit. Pada waktu yang bersamaan tercium bau belerang yang menyengat disertai hujan abu yang sangat tipis. Terdengar bunyi gemuruh dan beberapa kali terlihat guguran batu pijar pada ketinggian ± 500 m dari puncak ke arah timur menuju laut . Di kaki gunung bagian timur terdapat tumpukan material. Pada tumpukan material tersebut terlihat adanya lubang berdiameter ± 10 m dan keluar hembusan asap. Letusan abu terus berlangsung hingga tahun 2009
3
Letusan G. Batutara pada tanggal 30 Maret 2007
Karakter Letusan Berdasarkan produk letusannya umumnya berupa letusan abu disertai lontaran dan guguran material pijar dan leleran lava.
GEOLOGI Gunung Batutara muncul pada segmen“back Arc“ di atas zona subduksi Busur Sunda bagian timur. Gunungapi ini membentuk pulau kecil di Laut Flores dengan diameter minimum 1,7 km bearah timur-barat sedangkan diameter maksimum 3,75 pada arah timurlaut-baratdaya dan tenggara-baratlaut. Kemiringan lereng antara 30o - 40o . Kawah utama berebntuk bulan sabit membuka ke arah jurang memanjang sampai pantai timur. Dinding kawah bagian atas berukuran 700 x 900 m pada titik ketinggian antara 647 – 748 m di atas muka laut, sedangkan dasar kawah berukuran 250 x 350 m. Kawah lainnya terdapat di sebelah selatan kawah utama berukuran lebih kecil dengan diameter lebih kurang 50 m dan tidak aktif.
GEOKIMIA Hasil analisis kimia batuan yang telah dilakukan (Brouwer, 1940) tercantum dalam Data Dasar Gunungapi Indonesia pada aliran lava yang dianggap lebih tua dari basanit leusit ke peralihan ke basalt leusit dan tefrit leusit. 4
Pada retas-retas yang memotong aliran lava berkomposisi basanit leusit. Pada material letusan yang dianggap paling muda berkomposisi tefrit leusit. Hasil analisis kimia batuan yang berasal dari kegiatan vulkanisma di G. Batutara x x Conto 1 14 17 2 15 16 SiO2 47.05 48.01 47.95 48.71 45.38 53.11 Al2O3 16.71 15.23 13.81 18.21 18.51 19.07 Fe2O3 4.50 3.19 3.96 3.56 5.96 3.38 FeO 4.64 5.50 4.76 5.32 4.24 3.47 MnO 0.13 0.17 0.16 0.14 0.18 0.20 MgO 6.10 7.38 8.21 4.89 4.79 3.23 CaO 12.23 11.75 12.19 10.41 11.73 7.11 Na2O 1.83 1.97 1.65 2.05 1.79 3.54 K2O 3.32 5.12 5.03 4.00 3.81 5.25 + H2O 0.79 0.29 0.48 0.50 1.05 0.40 -H2O 0.63 0.09 0.15 0.51 0.60 0.14 TiO 0.95 0.92 0.87 0.95 1.17 0.65 P2O5 0.56 0.84 1.00 0.71 0.96 0.73 CO2 0.75 bayangan Cr2O3 0.01 0.01 S 0.06 SrO 0.01 0.02 BaO 0.07 0.13 Jumlah 100.19 100.26 100.22 100.18 100.17 100.28 Keterangan : 1 Basanit leusit vesikuler dari lereng barat Batutara x 14 Basanit leusit vesikuler hingga basalt leusit dari bagian timur pulau x 17 Basanit leusit hingga basalt leusit dari bagian timur pulau 2 Basanit leusit. Retas dalam lereng barat Batutara 15 Basanit leusit. Bagian tengah dari sebuah retas di pantai timur 16 Tefrit leusit biotit dari bagian timur Batutara Hasil analisis kimia G. Batutara*)
Kedlm.an Bennioff (Km) 248
87
Sr/ 86Sr -
SiO2 %
K2O %
45.4 – 53.1
3.32 – 5.25
Rb p.p.m. -
Sr p.p.m. -
Catatan: Charles S. Hustchison, 1981, Review of the Indonesian Volcanic arc, The Geology and Tectonic of Eastern Indonesia, GRDC, Spec. Publ. No. 2, pp.65 - 80
Berdasarkan hasil perbandingan kandungan K2O dan SiO2, maka batuan vulkanik hasil kegiatan G. Batutara termasuk dalam katagori seri batuan Shoshonitik yang berkomposisi Basanit leusit vesikuler dari lereng barat Batutara, Basanit leusit vesikuler hingga basalt leusit, Basanit leusit. Retas dalam lereng barat Batutara, Basanit leusit. Bagian tengah dari sebuah retas di pantai timur dan Tefrit leusit biotit dari bagian timur Batutara.
MITIGASI BENCANA GEOLOGI 5
Sistem Pemantauan Pemantauan G. Batutara hingga saat ini hanya dilakukan secara visual dari P. Lembata (Lomblen) dan sesekali dilakukan pengamatan visual dari dekat, meliputi tinggi, tekanan
dan warna asap. Pemantauan kegempaan sulit dilakukan
dikarenakan kesulitan pencapaian pulau yang terjal. PENANGGULANGAN BAHAYA Walaupun pulau ini belum berpenghuni, tidak tertutup kemungkinan bahwa di masa mendatang daerah ini menjadi tujuan wisata yang menarik, sehingga letusan-letusan kemudian dapat mengancam jiwa manusia clan harta benda baik nelayan ataupun perahu bermotor yang berlayar di sekitar pulau tersebut. Pos Pengamatan Gunung Batutara belum dibangun, tetapi gunungapi ini tetap dalam pengawasan
Pusat
Vulkanologi
dan
mitigasi
Bencana
Geologi-Bandung.
Pengamatan visual terhadap asap kawah, perubahan bentuk kawah, pengukuran suhu solfatar/fumarola dilakukan secara temporer.
PETA DAERAH BAHAYA Peta Daerah Bahaya Sementara Gunung Batu Tara yang dapat digunakan dalam keadaan darurat. Peta daerah bahaya ini dibagi menjadi Daerah Bahaya dan Daerah Waspada.
Daerah Bahaya Daerah Bahaya meliputi seluruh wilayah pulau, berbentuk lingkaran yang berjari jari lebih kurang 4 km dari pusat kawah utama. Daerah ini secara langsung rawan terhadap rempah-rempah letusan seperti bom vulkanik, lapilli, pasir dan abu serta awan panas, leleran lava maupun banjir lumpur/lahar pada lembahlembahnya. Luas Daerah Bahaya sekitar 50 km'.
Daerah Waspada Daerah Waspada mencakup wilayah berbentuk lingkaran berjari jari lebih kurang 6 km dari pusat kawah utama. Pada dasarnya Daerah Waspada merupakan perl_uasan Daerah Bahaya atau pada daerah-daerah lembah/sungai, 6
hanya tingkat kerawanannya relatif kecil. Luas Daerah Waspada lebih kurang 110 km'.
Peta Daerah Bahaya G. Batutara
7
DAFTAR PUSTAKA Brouwer , M.A., 1940. Geological and Petrological Investigation on Alkalo and Calcalkali Rock of the Islands Adonara, Lomblen and Batoe Tara. Geological Expedition on the Lesser Sunda Islands. Vol. II. Amsterdam 1940, p. 56 - 88 Berita Berkala Vulkanologi, no. 180, tahun 1991 (edisi khusus). Charles S. Hustchison, 1981, Review of the Indonesian Volcanic arc, The Geology and Tectonic of Eastern Indonesia, GRDC, Spec. Publ. No. 2, pp.65 - 80 Kusumadinata,K., 1979, Data Dasar Gunungapi di Indonesia. Direktorat Vulkanologi, Bandung.
8