Kabar Pelita
ALAMAT REDAKSI Kantor FK-Pelita, Jl H. Isa II, Tanjung Redeb, Kab Berau, Prov Kalimantan Timur WEBSITE: www.kabarpelita.com
16 HALAMAN
EDISI
MEI 2015
Kabar Pelita Media Pembaharu Pengetahuan Komunitas Sekitar Tambang
47 KAMPUNG Dapat CSR Utamakan Program 4 Pilar SETELAH melewati proses sinkronisasi di kampung – kampung dan instansi terkait pada bulan Desember 2014 serta telah diperolehnya persetujuan Bupati Berau atas program kerja dan anggaran CSR PT. Berau Coal melalui Surat Keputusan No. 78 tahun 2015, sejak tanggal 27 Maret 2015 hingga 2 April 2015 tim Yayasan Dharma Bhakti Berau Coal (YDBBC) bersama staff Community Relation dan Public Relation Department melaksanakan sosialisasi program CSR PT. Berau Coal (PT. BC). Sosialisasi ini merupakan bentuk komitmen PT. BC melalui YDBBC untuk melaksanakan program CSR di tahun 2015 pada 47 Kampung di wilayah lingkar tambang dan operasional PT. Berau Coal di Kabupaten Berau. Agenda pertama sosialisasi dilakukan kepada pengurus Forum Komunikasi Pemberdayaan Lingkar Tambang (FK-Pelita) di kantornya Jalan Haji Isa II pada 27 Maret 2015 yang lalu. “Kami baru dapat melaksanakan sosialisasi program CSR PT. Berau Coal 2015 yang telah disahkan oleh Bupati Berau pada tanggal 10 Februari 2015 karena harus melakukan sinkronisasi program tersebut terlebih dahulu dengan program kerja hasil Musrenbang Kebupaten agar tidak terjadi saling tumpang tindih porogram” kata Ferhath Fauzi Nazief, Ketua Umum YDBBC saat mengawali pertemuan sosialisasi. Sosialisasi kepada FK-Pelita dilakukan mengingat fungsinya sebagai mitra kerja PT. BC dalam bidang pemberdayaan masyarakat yang ikut serta membantu mengawal dan mengawasi pelaksanaan program kerja CSR PT. BC di kampung – kampung lingkar
tambangnya. “Kami merupakan partner dari PT. BC ataupun Yayasan akan mengawasi pelaksanaan program CSR PT. BC agar tepat sasaran dan tidak dimanfaatkan oleh beberapa pihak yang bukan menjadi kepentingan kampung lingkar tambang,” ujar Madri Pani, Ketua FK-Pelita. Pada kesempatan tersebut, Ferhath juga menyampaikan bahwa PT. BC merupakan satu-satunya perusahaan tambang batubara di Indonesia yang telah membuat kesepakatan dengan pemerintah daerah terkait dana CSR, dimana besaran dana CSR yang disepakati adalah sebesar 25 sen dolar per metrik ton tiap penjualan batubaranya untuk periode 2013 sampai dengan 2018. “Kalau dilihat dari nilainya, dana CSR memang terlihat besar, namun setelah diturunkan ke dalam alokasi program untuk 47 kampung atau mencakup hampir 49 persen wilayah Berau untuk program 4 Pilar dan infrastruktur serta program CSR lainnya yang harus dilaksanakan, ternyata nilai tersebut tidak cukup besar,” ungkapnya. Adapun program – program CSR PT. BC yang dicanangkan pada tahun 2015 adalah sebagaimana dijalankan selama ini meliputi program 4 Pilar yaitu pilar Pendidikan dan Pengetahuan, pilar Pengembangan Ekonomi, pilar Kesehatan dan Nutrisi serta pilar Lingkungan Sosial dan Budaya serta program Infrastruktur dan program Kontribusi Sosial. Program kerja untuk pilar Pendidikan dan Pengetahuan (Pilar ke-1) yang ditetapkan diantaranya bantuan program wajib belajar 12 tahun
berupa transportasi pelajar, bantuan biaya pendidikan siswa dan asrama pelajar; program peningkatan kualitas pendidikan antara lain peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru, sarana operasional sekolah dan peningkatan kompetensi siswa. Untuk pilar Pengembangan Ekonomi (Pilar ke-2) program kerja yang akan dilaksanakan meliputi program agribisnis komoditas unggulan antara lain kakao, karet, jeruk, peternakan dan perikanan; dan program Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pengembangan kelompok masyarakat, koperasi dan permodalan antara lain pengembangan koperasi dan vendor lokal, home industry, program collateral bekerjasama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Teluk Bayur. Pilar Kesehatan dan Nutrisi (Pilar ke-3) mengusung program peningkatan kesehatan masyarakat antara lain pemeriksaan kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan kampung, pelayanan kesehatan komunitas adat terpencil (KAT), pelayanan kesehatan rumah sakit umum, bantuan operasi celah bibir dan langit – langit, bantuan sembilan bahan pokok. Sedangkan di pilar Lingkungan Sosial dan Budaya (Pilar ke-4), diprogramkan pelestarian budaya daerah melalui pengembangan pelatihannya, bantuan sarana pendukung kesenian dan operasionalnya; program penguatan kelembagaan, program perbaikan resettlement KAT Kilometer 2 Lati; peningkatan dan pendukung keagaaman baik pembinaan mental, prestasi dan operasional tempat pengajaran agama. Selain itu, BC juga mengalokasikan anggaran untuk pembangunan infrastruktur di kampung – kampung dampingannya antara lain peruntukkannya pada sarana pendidikan, keagamaan, kesehatan, pengembangan ekonomi dan sarana umum lainnya. (***)
Jalan Poros Kini Nyaman di Lintasi Baca HALAMAN 10
TUANGKAN KARYA ANDA DISINI Ayo berkarya, karya dapat berupa tulisan, opini yang sifatnya membangun, maupun foto-foto objek wisata, lingkungan maupun human interest. Karya dapat dikirim ke: email sulaiman@ kabarpelita. com atau ke redaksi Kabar Pelita: 0852 464 32 722
Berau Punya Tari Babada Baca HALAMAN 14
IMAN/KABAR PELITA
SAMBUTAN: Ketua FKPelita Madri Pani (berdiri) memberi sambutan saat sosialisasi program CSR PT Berau Coal tahun 2015. Media Pembaharu Pengetahuan Komunitas Sekitar Tambang
2
KOLOM REDAKSI
MEI 2015
Kabar Pelita
PENDIDIKAN sebagai Proses KEGEMBIRAAN
K
ATA pendidikan merupakan sebuah kata yang tak akan habis untuk dibahas, tak akan habis untuk digali, dan tak akan habis untuk dijadikan bahan penelitian. Secara umum pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Hal tersebut senada dengan apa yang dikemukakan Edgar Dalle bahwa, pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang dilakukan di sekolah dan luar sekolah yang berlangsung sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik, agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa depan yang akan datang. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah proses, di mana peserta didik akan mengalami suatu perubahan, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi memahami, dari yang tidak bias menjadi bisa. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi guru, orang tua, dan sekolah agar sebuah proses perubahan ini menjadi sebuah proses yang menggembirakan bukan membebani atau bahkan menyengsarakan peserta didik. Ketika seorang anak memasuki dunia pendidikan, pastilah hal yang pertama diinginkan adalah suasana yang menggembirakan. Mulai dari lingkungan sekolah yang bersih dan nyaman, guru-guru yang ramah, dan juga teman-teman sejawat yang toleran. Seorang guru merupakan salah satu unsur yang menentukan dalam menciptakan sebuah pendidikan yang menggembirakan. Guru dituntut menjadi figur yang selalu membawa inspirasi dan juga layaknya seorang artis bagi siswasiswanya. Selain harus pandai dalam menyampaikan materi seorang guru harus pandai pula berinovasi untuk meningkatkan
yang menyenangkan, tidak dipaksakan dan tidak menyengsarakan. Kerja sama antarguru dan siswa menjadi kunci utama dalam mewujudkannya. Dukungan orang tua dan sekolah juga turut menentukan terwujudnya pendidikan seperti apa yang kita inginkan, yaitu pendidikan sebagai proses yang menggembirakan. (*/fir) Oleh: EVI SULISTYANINGSIH, M.Pd *) Guru Bahasa Indonesia SMA 4 Berau
prestasi maupun kreativitas peserta didik. Sejenak menyimak dari apa yang disampaikan Prof. Sayhwal Gultom dalam pidatonya bahwa puncak kreativitas siswa adalah ketika siswa mampu mencipta. Hal ini dapat dijadikan sebagai acuan bahwa seorang guru di samping memberikan pengetahuan dan wawasan kepada siswa, juga harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkarya, yang kemudian memfasilitasi agar proses tersebut tidak hanya berhenti pada terciptanya sebuah karya tersebut, namun juga diharapkan lebih dari itu, yaitu dengan memfasilitasi siswa untuk dapat mempublikasikan karyanya. Bentuk publikasi karya siswa dapat ditempuh melalui berbagai macam cara, semisal mengadakan pameran, melalui madding sekolah, diikutkan dalam ajang lomba, dipajang di media sosial, blog, web sekolah, atau bahkan dapat bekerja sama dengan pihakpihak yang dapat mempublikasikan karya tersebut. Dengan demikian peserta didik selain mendapatkan pengetahuan dan wawasan juga akan mendapatkan pengalaman berharga, bahwa apa yang menjadi karyanya, hasil ciptaannya dapat dilihat, dinikmati, dan diapresiasi oleh orang banyak. Tentunya selain membanggakan bagi siswa itu sendiri, akan membaggakan juga bagi orang tua, guru, dan sekolah. Upaya lain yang dilakukan guru-guru dengan tujuan agar pembelajarannya menarik dan menyenangkan, salah satunya yaitu dengan menggunakan media-media maupun model-model pembelajaran efektif. Bahkan sudah banyak guru yang mampu menciptakan model pembelajaran atau media pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik di sekolah tersebut. Hal ini merupakan sebuah langkah nyata untuk mewujudkan pendidikan yang menggembirakan. Jadi, pada dasarnya pendidikan yang menggembirakan merupakan proses di mana peserta didik mendapatkan ilmu, pengetahuan, wawasan, dan pengalaman berharga dengan cara-cara
Demi Kualitas SDM SEGALA puji syukur atas limpahan berkah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Semoga pembaca Kabar Pelita selalu berada dalam kasih sayang dan lindungan-Nya. Setiap tahun, pemerintah pusat dan daerah menggelontorkan dana minimal 20 persen dari anggaran pendapatan dan belanja untuk dunia pendidikan di Indonesia. Ya, angka ini tentu cukup besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang masih terbilang rendah. Pemerintah sadar, pendidikan sangat penting demi sumber daya manusia berkualitas dan tak bergantung lagi pada tenagatenaga kerja asing. Demikian pula di Kabupaten Berau. Tak sedikit sekolah baru dibangun tiap tahun. Perekrutan tenaga pendidik pun tak henti-henti dilakukan. Demikian pula PT Berau Coal yang menjadikan bidang pendidikan sebagai salah satu pilar dalam program Corporate Social Responsibility. Tiap tahun, perusahaan tambang batu bara terbesar di Bumi Batiwakkal ini juga menggelontorkan dana yang tak sedikit untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Mulai pembangunan infrastruktur hingga beasiswa bagi pelajar dan tenaga pendidik. Sinergi dengan pemerintah daerah ini diharapkan mampu mengangkat dunia pendidikan di Berau di kancah yang lebih luas lagi. Terbukti, putra-putri Berau kini mampu bersaing dalam kotakota lebih maju dalam prestasi. Namun, tujuan akhir upayaupaya peningkatan pendidikan itu untuk menjadi generasi penerus yang andal dan mampu membangun daerahnya sendiri. Jadilah tuan rumah di daerah sendiri. Selamat membaca. (*)
a Pelit l r a Kab o r i a edi
t
Salam Redaksi
PENASIHAT DAN PENANGGUNGJAWAB Singgih Widagdo, Teddy N Abay & Madri Pani
Kabar Pelita Media Pembaharu Pengetahuan Komunitas Sekitar Tambang
Media Pembaharu Pengetahuan Komunitas Sekitar Tambang
Pemimpin Redaksi: Arif Hadianto, Wakil Pimred: Farhan Soeprapto, Anggota Redaksi Lati: Ali Masnuri, Suryono, Andi Mappiara, Anggota Redaksi Binungan: Datu Bambang Irawan, Widi Susilo, Logan, Daud Paliwan, Muhammad Fauzi, Anggota Redaksi Sambarata: Sarpani, Ahmad Kosasi, Reporter & Fotografer: Sulaiman, Farhan Soeprapto, Kontributor: La Ode Ilyas, Akhid Yusron Riyadi, Daud Badaruddin, Muhammad Khodim, Ahmad Rifai, Pengurus FK-Pelita, Staff Berau Training Centre, Staff Program 4 Pilar dan Pendamping Wilayah YDBBC, Distribusi: Koordinator Wilayah Pemberdayaan Masyarakat (Ary Hendra), CV Buana Berau Media, Community Relation dan Public Relation Dept PT Berau Coal, Grafis & Tata Letak: Theophillus, Alamat Redaksi: Kantor FK-Pelita, Jl H. Isa II, Tanjung Redeb, Kab Berau, Prov Kalimantan Timur, Contact Redaksi: Sulaiman – 0852.4643.2722 Penerbit: CV Buana Berau Media, Dicetak Oleh: PT Percetakan Manuntung Press
MEI 2015
Kabar Pelita
LAPORAN UTAMA
3
Luas, Murid Bebas Berekspresi Berau Coal Bantu Gedung TK Teratai I BANGUN- Setelah lama berperan dalam pendidikan anak di usianya, Taman Kanakkanak (TK) Teratai I di Kampung Bebanir Bangun, Kecamatan Sambaliung, kini memiliki bangunan sendiri. Bersebelahan dengan gedung serba guna Basussuyan, gedung baru itu diharap bisa dimanfaatkan tahun ajaran 2015/2016 mendatang. “Kami ucapkan terima kasih sekali kepada PT Berau Coal karena sudah merealisasikan gedung yang kami mohonkan ini. Karena memang, sejak dulu kami hanya menumpang. Mulai dari awalnya di kantor lurah lama sampai sebelum direnovasi, kemudian pinjam pakai di gedung koperasi desa sampai sekarang,” tutur Asmuna, kepala TK tersebut, saat ditemui Kabar Pelita, dua pekan lalu.
TK dengan 35 murid itu saat ini memang masih melangsungkan kegiatan belajarmengajar (KBM) di bangunan koperasi desa. Sehingga, karena bukan dirancang untuk sekolah, bangunan tersebut terbilang kurang luas bagi muridnya. “Makanya, melihat gedung baru yang sedang dalam proses rampung itu kami bersyukur. Karena, dibandingkan orang dewasa anak-anak cenderung butuh ruangan yang lebih luas. Itu untuk mendukung mereka berekspresi dan pastinya, belajar banyak hal baru,” kata perempuan 39 tahun itu. Gedung baru yang merupakan realisasi dana Corporate Sosial Responsibility itu, kini hanya menunggu tahap finishing. Berikut pemasangan keramik, jendela, pintu, dan WC. (iman)
PINJAM PAKAI: Proses KBM hingga saat ini masih berlangsung di koperasi desa setempat.
IMAN/KABAR PELITA
GEDUNG BARU: Tinggal menunggu finishing, Asmuna berharap bisa digunakan secepatnya.
Permanen Lebih Aman SD 007 Tanjung Redeb Dibantu Pemagaran TANJUNG REDEB – Berlokasi di pusat keramaian, SD 007 Tanjung Redeb menjaga betul keselamatan siswanya. Terlebih, letaknya berada tepat di pojokan antara Jalan APT Pranoto dan Jalan H Isa II. Membantu mewujudkannya, PT Berau Coal ikut serta membangun sebagian pagar sekolah tersebut. “Alhamdulillah, kalau dibandingkan dengan pagar lama kami yang terbuat dari ulin saja, tentu sekarang lebih baik. Karena, bukan hanya pihak orangtua siswa saja yang khawatir, kami dari sekolah juga selalu waspada supaya tidak terjadi yang kita takutkan. Misalnya anak keluar sekolah dan menyeberang sembarangan, takut kalau ada apa-apa. Karena mereka kan masih kecil,” ujar Ngaspin, Kepala SD itu saat ditemui
Kabar Pelita beberapa saat lalu. Ditambahkan, dikerjakan tahun lalu dan rampung pada Oktober 2014, bantuan pemagaran sekira 50 meter tersebut juga diapresiasi wali murid. Malah, tak sedikit dari mereka yang berharap pemagaran secara permanen tersebut dilanjutkan untuk bagian depan sekolah. “Memang sangat penting buat kami, karena depan dan samping itu kan jalanan ramai,” tambah pegawai yang mulai ditugaskan di SD tersebut 2 tahun silam. Sekolah dengan 460 siswa tersebut, dikatakan dia selalu giat memberikan ekstrakurikuler bagi anak didiknya. Mulai dari Taman Pendidikan Alquran (TPA) saban hari sebelum pulang sekolah yang dibimbing guru Pendidikan
IMAN/KABAR PELITA
BARU: Pagar permanen di sisi kiri gedung SD 007 Tanjung Redeb, mendapat sambutan yang cukup baik dari wali murid. Agama Islam, drumband tiap Rabu dan Minggu sore, seni tari tiap Kamis sore, seni musik setiap Jumat sore, dan ekstrakurikuler wajib yakni Praja Muda Karana (Pramuka) tiap Sabtu sore. Konsen memberikan dampingan bagi anak didik tak hanya dalam penguasaan materi, akhirnya prestasi membanggakan
ditoreh siswanya. Di antaranya, menjuarai Berau Coal Drumband Competition (BCDC) 2012 dan 2013, serta yang paling anyar juara terbaik di tingkat SD dalam Festival Tari Kreasi, gelaran salah satu hotel ternama Kabupaten Berau yang juga selalu menampilkan karakteristik Bumi Batiwakkal. (iman)
Media Pembaharu Pengetahuan Komunitas Sekitar Tambang
4
KABAR KAMPUNG
MEI 2015
Kabar Pelita
IMAN/KABAR PELITA
PANTAU GIZI: Posyandu Kampung Birang yang dibangun oleh PT Berau Coal.
Berhasil Kurangi Gizi Buruk Pahamkan Orang Tua tentang Nutrisi untuk Balita GUNUNG TABUR- Program Pos Gizi Dampingan PT Berau Coal berhasil mengurangi angka kurang gizi balita di Kampung Birang, Kecamatan Gunung Tabur. Seperti yang disampaikan Heni Sudiasti Ningsih, bidan kampung yang sudah bertugas sejak 2010 di kampung tersebut. Disebutkannya, sekira 3 tahun lalu jumlah penderita gizi kurang mencapai 12 balita. Sedangkan untuk saat ini, hanya ada 2 sampai 3 balita. “Jadi, di program itu beberapa ibu dan anak yang menderita gizi kurang dijadwalkan bertemu dan diberikan pendampingan. Duduk bersama para kader, dan bersama-sama memecahkan masalahnya. Mungkin karena memang kekurangan asupan makan yang tidak seimbang, ataupun ada yang salah dalam pola asuhnya,” katanya. Dikatakannya, setelah bimbingan tersebut para ibu juga diajak berdiskusi untuk menyiapkan menu makanan sehat dan seimbang bersama. Bahan-bahannya, juga disediakan secara bersama. Entah dengan membawa apa yang mereka miliki ataukah dengan membeli dengan cara melakukan iuran. Kemudian bahan-bahan tersebut dimasak bersama oleh para ibu dengan dampingan kader. Bagian terakhir, balita akan makan bersama dengan perhitungan kandungan gizi yang sesuai di umur mereka. Sehingga, cocok bagi kebutuhan tumbuh kembangnya. “Itu bagus untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat, oh, begini toh, cara menghidangkan
seporsi makanan buat anak,” sebut perempuan 39 tahun tersebut. Dengan penurunan jumlah penderita gizi kurang yang dalam grafik ditunjukkan dengan warna kuning hingga mencapai tak lebih dari 3 orang
Media Pembaharu Pengetahuan Komunitas Sekitar Tambang
saja, kini Pos Gizi tak lagi dijalankan. Sebab, minimal, mesti ada 5 balita untuk menjalankan program yang dipusatkan di pos pelayanan terpadu (posyandu) yang juga merupakan bantuan gedung dari PT Berau Coal.
BIDANG KESEHATAN: Posyandu Mawar di Trans Bangun.
IMAN/KABAR PELITA
Fasilitasi Layanan Kesehatan 115 Balita Telah Diperiksa Hingga Maret 2015 SAMBALIUNG - Peduli terhadap kesehatan masyarakat khususnya ibu dan anak, PT Berau Coal memfasilitasi pos pelayanan terpadu (posyandu). Kampung Transmigrasi Bebanir Bangun, Kecamatan Sambaliung, satu di antaranya. Hal itu disampaikan Srigati, Ketua Posyandu Mawar kepada Kabar Pelita, pekan lalu.
Lewat Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan tambang batu bara itu, akhirnya kampung yang dihuni para pendatang asal Pulau Jawa itu miliki gedung khusus. Sebelumnya, kegiatan layanan kesehatan tersebut hanya menggunakan eks gudang kampung. “Jadi, dengan adanya bantuan
“Khusus untuk gedung posyandu yang ada saat ini pun, sudah termasuk cukup bagus untuk tingkat kampung. Bahkan, pernah juara II lomba Posyandu se Kabupaten Berau,” sebut perempuan berjilbab itu. Khusus untuk balita di Kampung Birang, agenda Posyandu dilakukan tiap tanggal 25 tiap bulan. Sedangkan penyakit yang diderita balitanya, cenderung penyakit ringan di antaranya batuk dan flu. Bagi warga lanjut usia, juga diadakan posyandu khusus. (iman)
gedung ini kami merasa cukup terbantu. Gedung yang sebelumnya kami gunakan, kondisinya kurang memungkinkan karena kurang luas dan mulai lapuk. Sekarang eks gudangnya sudah dibongkar,” ujar Gati, begitu dia akrab disapa. Dengan bantuan gedung yang diberikan sekira 3 tahun lalu itu, luas teras yang terbuka lebih lebar. Hal itu, secara tidak langsung membuat aktivitas posyandu. Adapun jadwal posyandu sendiri, dilakukan per tanggal 2 setiap bulan. Pihaknya sangat mengapresiasi bantuan yang diberikan PT Berau Coal. Sebab, tak hanya gedung, beberapa inventaris kantor juga melengkapi gedung yang bersebelahan dengan puskesmas pembantu (pustu) kampung tersebut. Bulan Maret, tercatat sebanyak 115 balita yang selalu aktif memeriksakan perkembangan kesehatannya. Adanya fasilitas tersebut diharapkan bisa semakin meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Khususnya bagi generasi muda. (iman)
MEI 2015
Kabar Pelita
Dibantu Gedung Baru Tingkatkan Kualitas PAUD Terpadu Karya Jaya LABANAN JAYA - Meski jam belajar telah usai, belasan anak masih asyik bermain di ruang belajar, teras, beberapa alat permainan di halaman Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Terpadu Karya Jaya, di Jalan Nuri Kampung Labanan Jaya Teluk Bayur. Sejumlah guru dan warga sekitar tampak asyik mengobrol sambil membeli sayur-mayur dari penjaja keliling.
Di sisi kiri gedung PAUD itu, sejumlah pekerja tampak sibuk menyelesaikan pembangunan tahap akhir gedung belajar baru. Gedung baru itu merupakan bantuan PT Berau Coal untuk PAUD Terpadu Karya Jaya. Ditargetkan, gedung itu dapat dioperasikan tahun ini. Kepala PAUD Terpadu Karya Jaya Nur Hasanah mengatakan pihaknya memang mengusulkan pembangunan
gedung baru ke PT Berau Coal. “Alhamdulillah, disetujui dan dimulai dari pertengahan tahun lalu,” kata Nur Hasanah ditemui di depan ruang guru. Gedung PAUD itu terdiri dari tiga ruang dan 1 kamar kecil. Gedung PAUD yang ada saat ini juga tersedia tiga ruang. Namun, sudah tak mampu menampung jumlah murid yang tambah banyak. “Kami terpaksa
KABAR KAMPUNG
5
menggabungkan anak-anak yang umurnya berbeda dalam satu ruangan. Kalau ada gedung baru nanti bisa dipisah,” katanya. Saat ini, jumlah murid PAUD tersebut sekitar 50 anak. Nur Hasanah berharap jika gedung baru itu telah rampung, akan meningkatkan kualitas belajar-mengajar. Saat ini, minat warga yang menyekolahkan buah hati mereka ke PAUD semakin tinggi. Dengan penambahan gedung itu, otomatis pihaknya akan menambah jumlah anak didik. “Kami haturkan terima kasih kepada PT Berau Coal atas kepeduliannya terhadap dunia pendidikan,” ujarnya. (iman)
WC Bersih, Murid Sekolah Sehat TELUK BAYUR - Kepala SD 001 Teluk Bayur Ahmad Yani menghaturkan terima kasih kepada PT Berau Coal. SD yang berlokasi di Jalan Kandang Muntik Kelurahan Teluk Bayur itu mendapat bantuan pembangunan water closet (WC). Bantuan itu merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) tahun 2014. “Kami memang mengajukan usulan ke PT Berau Coal tahun lalu, agar dibangunkan WC. Soalnya, WC yang ada sudah tidak layak lagi,” kata Ahmad Yani ditemui di ruang guru, dua pekan lalu. WC yang dibangunkan perusahaan tambang batu bara terbesar di Kabupaten Berau itu berkonstruksi beton
dengan dua pintu. Lantai WC dipasangi keramik agar terlihat lebih bersih. “Sekarang sudah dipakai,” kata Yani. Menurut Yani, WC yang lama akan dijadikan kantin atau musala. WC lama tersebut memang hanya berkonstruksi kayu meski lantainya dipasangi keramik. Tampak, plafon WC sudah bolong-bolong. “Nanti kami mau bongkar,” ujarnya. Diakui Yani, pihak sekolah tidak bisa membangun WC baru. Pasalnya, dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
tidak diperbolehkan digunakan untuk pembangunan fasilitas baru. “Kalau untuk perbaikan-perbaikan saja bisa. Makanya kami minta bantuan ke Berau Coal,” ungkapnya. Meski hanya berupa WC, bantuan yang diberikan PT Berau Coal sangat bermanfaat. Dengan WC baru itu, PT Berau Coal peduli terhadap dunia pendidikan. “WC ini berkaitan dengan kesehatan murid. Kalau murid sehat, otomatis kegiatan belajar-mengajar juga lancar,” katanya. (iman)
Media Pembaharu Pengetahuan Komunitas Sekitar Tambang
6
KABAR KAMPUNG
MEI 2015
Kabar Pelita
Tidak Perlu Numpang Lagi PAUD Tumbit Melayu Punya Gedung Sendiri IMAN/KABAR PELITA
MASIH BARU: Gedung PAUD di Tumbit Melayu yang dibangun oleh PT Berau Coal. TUMBIT MELAYU - Bangunan bercat hijau dan hitam berdiri kokoh di sekitar rumah-rumah warga di bantaran sungai Kampung Tumbit Melayu, Kecamatan Teluk Bayur. Bangunan berkonstruksi kayu itu disekat menjadi tiga ruangan. Kepala Kampung Tumbit Melayu Muhammad Djahri mengatakan bangunan itu akan dimanfaatkan untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di kampungnya.
Selama ini, PAUD yang ada menumpang di balai kampung yang juga berlokasi tak jauh dari gedung baru tersebut. “Bagus kan gedung barunya. Baru selesai dibangun akhir tahun lalu,” kata Djahri ditemui Kabar Pelita di kediamannya, dua pekan lalu. Gedung PAUD itu merupakan bantuan PT Berau Coal melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) tahun lalu. Sebelum PAUD itu difungsikan, masih perlu
RAMPUNG: Instalasi pengolahan air di Kampung Tumbit Melayu.
dilengkapi peralatan belajar-mengajar. Djahri berharap fasilitas belajar itu dapat dilengkapi tahun ini. Selain itu, jika gedung baru itu difungsikan, balai kampung akan kembali difungsikan sebagaimana mestinya. Menurut Djari, minat warga untuk mensekolahkan anak-anak mereka di PAUD semakin banyak. Tercatat, saat ini ada sekitar 40 anak. “Mudah-mudahan, dengan adanya gedung PAUD baru itu akan
IMAN/KABAR PELITA
Sarana Air Bersih Masih Progres Media Pembaharu Pengetahuan Komunitas Sekitar Tambang
TUMBIT MELAYU- Kepala Kampung Tumbit Melayu Muhammad Djahri mengapresiasi atas perhatian PT Berau Coal terhadap kampungnya selama ini. Selain pembangunan gedung Pendidikan Anak Usia Dini, sejak tahun lalu, kampung yang masuk wilayah administrasi Kecamatan Teluk Bayur itu juga mendapat program sarana air bersih. Instalasi pengolahan air rampung sejak tahun lalu yang berlokasi di kompleks gedung olahraga kampung tersebut. Menurut Djahri, sistem kelistrikan instalasi pengolahan air dan pipanisasi telah rampung. “Kurang pipa ke sambungan ke rumahrumah aja lagi,” kata Djahri ditemui di kediamannya, dua pekan lalu. Menurutnya, jika program itu berjalan, warganya tak kesulitan lagi untuk mendapatkan air bersih. Instalasi pengolahan air itu mampu
semakin banyak muridnya. Ini juga penting sebagai bagian untuk meningkatkan kualitas pendidikan sejak dini,” ungkap Djahri. Djahri juga menghaturkan terima kasih kepada PT Berau Coal atas kepeduliannya membantu pemerintah membangun kampungnya. “Pemerintah sudah mengaspal jalan di sini, Berau Coal juga membantu di program-program yang lain. Ini sinergi yang bagus,” tuturnya. (iman)
untuk melayani kebutuhan air warga di beberapa RT di wilayah tersebut. Selama ini, warga hanya mengandalkan air sumur atau sungai untuk keperluan mandi dan mencuci. “Kalau untuk memasak, biasanya beli air galon,” ungkapnya. Di samping itu, program sarana air bersih itu juga bakal meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. “Selama ini kan kita tidak tahu, apa saja zat yang terkandung dalam air sumur atau sungai. Kalau airnya diolah dulu, tentu lebih baik,” katanya. Pihaknya juga akan membentuk pengelola sarana air bersih. Pengelola inilah yang akan merawat dan menarik iuran dari pelanggan untuk pembelian obatobatan dan perawatan mesin. “Mudahan, fasilitas-fasilitas yang kurang bisa segera dilengkapi sehingga bisa cepat dioperasikan,” katanya. (iman)
MEI 2015
Kabar Pelita
KABAR KAMPUNG
7
Punya Kantor Kepala Kampung Baru PULAU BESING- Fasilitas kampung juga menjadi perhatian PT Berau Coal dalam penyaluran dana Corporate Social Responsibility-nya, salah satu yang menerimanya adalah Kampung Pulau Besing. Dikatakan Harsono, kepala kampung setempat, pihaknya tahun lalu menerima bantuan kantor guna menunjang pelayanan kepada masyarakat. “Itu tahun anggaran 2013 yang mereka laksanakan 2014, dan alhamdulillah selesai dikerjakan Desember 2014. Kemudian serahterima dan sekarang sudah kami gunakan sejak awal Februari 2015,” sebutnya. Sebelumnya, pihaknya mempergunakan gedung pertemuan yang difungsikan ganda sebagai kantor kepala kampung. Sehingga, setelah serah terima gedung berukuran 8x12 meter tersebut dirasa lebih membuat nyaman dia dan pegawai lainnya. Meski memang untuk saat ini masih ada beberapa kekurangan yang perlu dilengkapi. Untuk itu, Harsono mengatakan pihaknya pun telah membicarakan beberapa kekurangan tersebut dengan pihak Community Development (Comdev) PT Berau Coal. Di antara kekurangannya, disebutkannya meteran listrik, penampungan air, pemasangan keramik, dan plafon di bagian luar gedung. Tak hanya itu, plang nama kantor pun belum terpasang sebagai identitas kantor. Padahal, seperti di kampungkampung lainnya yang juga mendapat bantuan kantor, biasanya plang nama sudah ada. “Saya kurang ingat apa saja, yang jelas masih ada 7 item lagi yang kami koordinasikan dengan Comdev, insya Allah untuk 2015 ini akan dilengkapi. Jadi, kami tinggal menunggu realisasinya,” tambah dia lagi. (iman)
IMAN/KABAR PELITA
DISKUSI: Madri Pani (kiri), Kepala Kampung Gurimbang, saat memimpin pertemuan di kantornya sebelum pembongkaran jamban lanting di kampungnya, beberapa waktu lalu.
Perlu Sistem Kontrol CSR GURIMBANG Dalam pengelolaan dana Corporate Social Responsibility (CSR)-nya, PT Berau Coal diharap bisa lebih menekankan pada pertanggungjawaban setiap penerimanya. Hal itu disampaikan Madri Pani, Kepala Kampung Gurimbang. Menurutnya, hal itu sangat penting dilakukan. Sebab, lewat pertanggungjawaban tersebut pihak perusahaan tambang batu bara terbesar di Kabupaten Berau
ini bisa mengontrol penyaluran CSR. “Ada baiknya semacam itu. Mungkin seperti punishment yang didasarkan penilaian dari laporan SPj (surat pertanggungjawaban) yang baik dan lengkap. Artinya, dari laporan itu juga bisa terlihat kan, apakah benar-benar menyentuh masyarakat ataukah tidak sepenuhnya dilakukan. Sebab, yang terakhir yang terkena imbasnya tentu masyarakat,” ungkapnya. Dikatakan Ketua FK-Pelita itu,
seperti yang saat ini berlangsung dengan tidak adanya kontrol tersebut, dianggapnya sangat disayangkan. Misal, ketika ada kepala kampung yang bermasalah dalam mewujudkan realisasi program, saat ini masih tidak ada kejelasan hukumnya. “Ketika tercantum dengan jelas, maka akan jadi motivasi atau memancing kepala kampung merealisasikannya benar-benar untuk peningkatan pembangunan kampung. Yang lebih penting, supaya tidak ada kecemburuan sosial di antara kampung-kampung binaan Berau Coal itu sendiri. Siapa yang bertanggung jawab dengan apa yang diberikan, bisa jadi tolok ukur untuk lebih diprioritaskan,” katanya. (iman)
Harsono
IMAN/KABAR PELITA
Media Pembaharu Pengetahuan Komunitas Sekitar Tambang
8
Kabar Pelita
Ayo... SIKAT GIGI Pagi dan Malam
Media Pembaharu Pengetahuan Komunitas Sekitar Tambang
Lensa
Kabar Pelita
M
EMPERINGATI Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia, 20 Maret lalu, PT Berau Coal dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Berau mengajak lebih dari 1.000 murid sekolah dasar untuk sikat gigi bersama di Lapangan Pemuda, Tanjung Redeb. Mereka yang terlibat, yakni 659 siswa SD 002 Tanjung Redeb dan 579 siswa SDIT Ash Shohwah. Ribuan peserta tersebut dibekali petunjuk menyikat gigi yang benar, kemudian dipantau praktiknya. Tingginya persentase karies gigi di kalangan siswa, melatarbelakangi gelaran tersebut. Hingga saat ini, masih banyak ditemui anak-anak yang mengalami penyakit gigi dan mulut. Alasannya, karena belum benar atau bahkan tidak rutin menyikat gigi sesuai anjuran, minimal 2 kali sehari. Sehingga, lewat kegiatan itu diharap mampu memotivasi siswa lebih peduli kesehatan mulutnya. Selain itu, peran guru sebagai orang tua pengganti di sekolah juga diperlukan sebagai mediator dalam peningkatan derajat kesehatan anak didiknya. Pasalnya, dengan rutin menyikat gigi dengan baik dan benar maka, telah melakukan tindakan pencegahan atau preventif. Dengan demikian, bakal tercapai juga kualitas hidup sehat yang
tentu mendukung siswa meraih prestasi. “Ini kali yang kedua kita lakukan bersama PT Berau Coal, dan untuk tahun ini dilakukan sikat gigi serentak bersama 100 ribu sekolah se-Indonesia. Semoga bukan hanya jadi acara seremonial saja, tetapi menjadi kebiasaan bagi siswa,” ujar drg Rustan Ambo Asse, ketua PDGI Berau. Menurutnya, dukungan dari semua pihak terkait, tak terkecuali pihak swasta sangat dibutuhkan. Seperti yang telah dilakukan perusahaan tambang batu bara terbesar di Berau tersebut. Sedangkan Puspa Rini, Kepala SDIT Ash Shohwah, yang mendampingi muridnya dalam agenda tersebut mengaku menyambut baik kegiatan itu. Pasalnya, sama seperti yang telah dikatakan drg Rustan Ambo Asse, kesehatan gigi dan mulut anak didiknya masih perlu perhatian. “Salah satu contohnya, ketika ada pemilihan dokter cilik, pasti anak-anak banyak yang nggak pede (percaya diri, Red) karena giginya banyak yang bolong-bolong,” akunya. Tak hanya mendapat petunjuk sikat gigi dengan benar, siswa didik yang diharuskan mengisi formulir tiap hari, juga menurutnya akan baik dalam memupuk kebiasaan karena dilakukan selama 21 hari. (iman)
Media Pembaharu Pengetahuan Komunitas Sekitar Tambang
9
10
KABAR KAMPUNG
MEI 2015
Kabar Pelita
Jalan Tak Becek Lagi
JALAN POROS Nyaman Dilintasi PEGAT BUKUR- Jalan poros menuju Kampung Pegat Bukur dan Kampung Inaran dan Bena Baru kini nyaman dilalui. Meski belum diaspal, jalan yang masih beralaskan pasir dan batu itu tak sesulit dilintasi pada medio tahun 2014 lalu. Ya, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Berau Coal tahun lalu, dari simpang Jalan Labanan Raya menuju tiga kampung itu telah diperbaiki. Tampak jalan-jalan berlubang telah ditimbun dengan sirtu. Jalan terlihat lebih lebar. “Kalau dulu habis hujan, susah dilewati jalan ini,” kata Sahrul, warga Tanjung Redeb yang memiliki kerabat di Bena Baru. Dua pekan lalu, saat berkunjung ke
Bena Baru mengendarai sepeda motor, tak memerlukan waktu lama untuk sampai ke dermaga ketinting kampung tersebut. “Sebelumnya dulu agak lama karena jalannya rusak,” katanya. Untuk memperbaiki jalan poros tersebut, PT Berau Coal menurunkan sejumlah alat berat untuk meratakan badan jalan. Sejumlah material seperti sirtu juga dipergunakan untuk menambal beberapa titik lubang. Tampak saat media ini melintas, sisa-sisa sirtu masih terlihat di tepi jalan. Niko, warga Pegat Bukur, mengatakan perbaikan jalan itu merupakan usulan warga. Dia berterima kasih karena usulan tersebut direspons positif oleh PT Berau Coal. (iman)
Media Pembaharu Pengetahuan Komunitas Sekitar Tambang
PEGAT BUKUR- Program semenisasi jalan permukiman warga di Kampung Pegat Bukur, Kecamatan Sambaliung, telah rampung. Jalan sepanjang 100 meter di sekitar kantor kepala kampung itu tampak mulus. Berbeda sewaktu media ini berkunjung beberapa bulan lalu. 20 Maret lalu, saat media ini berkunjung ke kampung tersebut, jalan tersebut nyaman dilalui. Meski pada malam hari diguyur hujan, jalan tidak becek. Pasalnya, di sisi kanan dan kiri jalan telah dibangunkan drainase. Kepala Kampung Pegat Bukur Jamaludin mengatakan semenisasi jalan itu merupakan program Corpo-
rate Social Responsibility (CSR) PT Berau Coal tahun 2014. “Semenisasinya sepanjang 170 meter,” kata Jamaludin. Tahap awal, semenisasi jalan dimulai dari kawasan jalan depan kantor Kepala Kampung Pegat Bukur. Menurut Jamaludin, warga senang dengan semenisasi tersebut. Saat hujan, jalan tak lagi becek, saat kemarau tak lagi berdebu. Semenisasi jalan selebar sekitar 4 meter itu dimulai dari ujung jalan sekitar kantor Kepala Kampung Pegat Bukur. “Awalnya memang dari dalam kampung, nanti baru keluar jalan kampung,” ujarnya. (iman)
MEI 2015
Kabar Pelita
TELUK BAYUR - PT Berau Coal mengajak Bupati Berau dan masyarakat Kelurahan Rinding, Kecamatan Teluk Bayur, melakukan penanaman pohon setelah melakukan sepeda santai bersama, 6 Maret lalu. Fun Bike yang dimulai pukul 08.00 Wita, start dari halaman kantor bupati di Jalan APT Pranoto, Tanjung Redeb, menuju ke kantor Kelurahan Rinding, menjadi perhatian masyarakat. Puluhan karyawan PT Berau Coal bersama dengan Bupati Berau Makmur HAPK dan Wakil Bupati Berau Ahmad Rifai mengayuh sepeda hingga ke lokasi penanaman pohon.
BERSEPEDA Sambil Menanam KADO untuk BUMI
Sesampai di lokasi, bupati memberikan apresiasi kepada PT Berau Coal yang telah melaksanakan kegiatan tersebut. Pohon peneduh jenis pohon minyak kayu putih yang ditanam di sepanjang jalan masuk Gang Elang, Rinding, diharapkan menjadi motivasi bagi masyarakat untuk ikut menghijaukan Berau. Selain menjadi peneduh jalan, pohon yang ditanam sepanjang jalan itu juga bisa menjadi pengurang polusi dan penyerap air hujan. Sehingga, mengurangi genangan air yang sering terjadi ketika hujan turun.
KABAR KAMPUNG
11
“Saya harap masyarakat juga bisa melakukan penghijauan, meskipun dimulai dari daerah sekitarnya, atau bahkan dari rumahnya masing-masing,” ucap Makmur. “Sehingga kegiatan seperti ini terus berlanjut, apalagi sudah ada yang memulai, dan kalau bisa perusahaan-perusahaan lain, dan organisasi yang ada di Berau ini juga bisa melakukan hal serupa,” harapnya. Tak hanya bupati, pejabat lain yang mewakili instans masing-masing juga diberi kesempatan untuk menanam pohon di sepanjang jalan Gang Elang. Tak hanya berhenti di situ, masyarakat juga diajak serta melakukan penghijauan. Penyerahan simbolis beberapa pohon peneduh yang hendak ditanam, kepada Lurah Rinding, menjadi pembuka kegiatan penanaman pohon. Antusiasme ditunjukkan dari Lurah Rinding, perwakilan Dinas PU, dan masyarakat yang diajak dalam kegiatan ini. “Bagus sekali ya, dengan adanya tanam pohon jalanan jadi lebih adem, nyaman untuk dilewati nantinya, karena biasanya kan hanya di jalan-jalan utama saja yang ditanami pohon, sekarang di ganggang juga sudah mulai ditanami,” ungkap Hendriyatno, salah satu warga yang ikut dalam acara ini. Selain menanam pohon peneduh, masyarakat juga diharapkan bisa menjaga kebersihan drainase, agar mengurangi risiko banjir yang sering terjadi meskipun hanya diguyur hujan sebentar. “Sama-sama kita jaga kebersihan, jangan hanya mengandalkan dinas kebersihan saja, karena tidak bisa juga meng-handle keseluruhan wilayah secara bersamaan, jadi dengan adanya bantuan warga akan bisa memudahkan kerja dinas yang bersangkutan, dan lingkungan juga menjadi bersih dan asri,” tegasnya. Bupati berharap kegiatan seperti ini bisa berlangsung secara kontinyu dan menyentuh semua lapisan masyarakat, mulai dari pejabat, pegawai hingga warga. (iman)
Media Pembaharu Pengetahuan Komunitas Sekitar Tambang
12
KABAR KAMPUNG
MEI 2015
Kabar Pelita
Gurimbang Jadi Revolusioner Lanting Dibongkar, Beralih ke Jamban Sehat SAMBALIUNG- Dengan dukungan PT Berau Coal, Kampung Gurimbang, Kecamatan Sambaliung, berhasil terpilih sebagai kampung dan kepala kampung berprestasi tingkat provinsi. Perkembangannya dinilai sangat baik hampir di segala bidang. Bahkan, menurut Warji, Camat Sambaliung, peningkatan dalam 2 tahun terakhir dianggap revolusioner karena saking cepatnya. Dalam hal tidak dipergunakannya lagi jamban apung atau jamban lanting di bantaran sungai, misalnya. Hal itu merupakan prestasi luar biasa meski terlihat sepele. Persyaratan sanitasi dasar tersebut sudah dipenuhi Gurimbang dengan dimilikinya jamban sehat di tiap rumah warga. “Penggunaan jamban di pinggir sungai ini kan terkadang menjadi kebiasaan masyarakat. Cara untuk mengubahnya itu cukup sulit juga, karena sudah menjadi perilaku hidup turun-temurun. Nah, Gurimbang sudah bisa mengatasi permasalahan itu,” ujar Warji ditemui pada kegiatan pembongkaran jamban lanting di kampung tersebut, 17 Maret lalu. Dalam proses penilaian kampung dan kepala kampung berprestasi yang kini diikuti Gurimbang, penggunaan jamban apung di pinggir sungai selalu menjadi batu sandungan bagi suatu daerah. Untuk itu, pihaknya mengucap terima kasih atas dukungan perusahaan tambang batu bara itu, dalam hal pengentasan masalah sanitasi dasar tersebut. Masih adanya beberapa permukiman serupa, Gurimbang diharap bisa menjadi pilot project dalam hal sterilisasi bibir sungai. Bukan hanya jika terpilih menjadi pemenang dalam penilaian tingkat nasional, terutama di kawasan Bumi Batiwakkal – sebutan Kabupaten Berau. Tapi yang tidak kalah penting, capaian yang berhasil ditorehkan kampung pasang surut tersebut bisa memberikan efek domino yang luas di masyarakat. Sehingga, kesadaran dan pemahaman masyarakat bisa terbangun. “Saya acungi jempol untuk korelasi yang baik antara kepala kampung, masyarakat, dan tentunya PT Berau Coal
Media Pembaharu Pengetahuan Komunitas Sekitar Tambang
IMAN/KABAR PELITA
DIBONGKAR: Proses pembongkaran jamban lanting di pinggiran sungai yang dilakukan Camat Sambaliung, Kepala Kampung Gurimbang, dan perwakilan PT Berau Coal. yang menanggapi dengan berbagai bantuannya lewat dana Corporate Social Responsibility-nya. Jujur untuk ini kontribusinya sangat besar dan cukup terlihat,” ungkapnya. Dalam kesempatan yang sama, Kepala Kampung Gurimbang Madri Pani, mengakui bantuan berupa 168 unit jamban sehat kepada warganya, berhasil meningkatkan kesadaran warga untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Jumlah tersebut, memenuhi kebutuhan masyarakat akan jamban sehat.
“Kami ucapkan terima kasih kepada Berau Coal yang mau berpartisipasi dengan pemerintahan kampung dengan daerah-daerah binaannya. Dengan adanya program jamban keluarga ini, otomatis bisa meningkatkan kesehatan masyarakat. Tak hanya itu, dengan modal kesehatan yang dimiliki masyarakat, tentu bisa mendukung semua sektor untuk lebih maju lagi,” kata Madri. (iman)
MEI 2015
Kabar Pelita
KABAR KAMPUNG
13
Berbagi Pengetahuan demi Komoditas Karet Unggulan
Ajarkan Cara Okulasi dan Penyemaian TANJUNG PERANGAT – Kebun karet entres di Tanjung Perangat, Kecamatan Sambaliung, kedatangan 8 anggota dari kelompok tani Sei Mangkajang, yang melakukan studi banding tanaman karet, awal Maret lalu. Studi banding yang digagas kali ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan dengan petani dari kelompok lain di Kabupaten Berau, agar bisa membudidayakan tanaman karet, yang harapannya menjadi komoditas unggulan daerah. “Ya, apalagi kita kemarin mendapat bantuan dari Dinas Kehutanan sekitar 70.000 bibit, dengan area yang bisa digarap seluas 150 hektare, jadi mubazir kalau tidak kita manfaatkan dengan benar,” jelas Mujiono, Ketua Kelompok Tani Sei Mangkajang. Walaupun hujan deras dan karena keingintahuan yang besar dari anggota Kelompok Tani Sei Mangkajang, mereka tak melewatkan sedikit pun penjelasan yang diberikan oleh Januri dan Yanto, anggota Kelompok Tani Harapan Makmur, yang bertanggung jawab mengelola kebun entres karet di Kampung Tanjung Perangat, Sambaliung. Membuka studi banding, Januri menjelaskan secara detil teknik okulasi yang didapatkannya dari pelatihan di Getas 2011 lalu. Okulasi merupakan teknik meningkatkan mutu tumbuhan, dengan cara menempelkan sepotong kulit pohon yg bermata tunas dari batang atas, pada suatu irisan dari kulit pohon lain, dari batang bawah sehingga tumbuh bersatu menjadi tanaman yang baru. Secara bergantian masing-masing anggota dari Sei Mangkajang mencoba melakukan okulasi sesuai dengan step-step yang diajarkan. “Susah sih, karena cara mengiris kulit pohon karet yang akan diokulasi juga tidak bisa asal, pisaunya juga harus khusus, dan kalau salah posisi memegang pisaunya, bisa-bisa jari tangan yang jadi sasaran arah potongan pisau,” terang Januri memberikan warning, ketika akan memulai okulasi. Selain mengajarkan cara mengiris kulit pohon karet, cara pengambilan mata tunas, juga menjadi salah satu bagian dari pelatihan. “Ternyata tak semudah yang dibayangkan, apalagi ini baru pertama kalinya saya dan teman-teman dari Kelompok Tani Sei Mangkajang mendapatkan pelatihan okulasi, selain menambah pengalaman, juga menambah ilmu lagi,” ungkap Mujiono. Setelah puas mencoba cara pembuatan jendela di batang pohon karet, pengambilan mata tunas, hingga penempelan okulasi, dilanjutkan dengan berkeliling kebun karet, dan melihat tempat penyemaian. Sebelum mengakhiri pelatihan, setiap anggota Sei Mangkajang melakukan okulasi di masing-masing pohon karet yang sudah disediakan. “Nanti kita lihat berapa banyak pohon yang sukses diokulasi kelompok tani ini, sama seperti kelompok sebelumnya yang juga melakukan studi banding ke sini,” jelas Yanto, penanggungjawab lainnya di kebun entres karet tersebut. Mujiono sangat mengapresiasi kegiatan studi banding yang diadakan PT Berau Coal ini. Pasalnya, ia juga sempat mengajukan permohonan ke PT Berau Coal agar memberikan pelatihan cara pena-
IMAN/KABAR PELITA
ANTUSIAS: Kelompok Tani Sei Mangkajang serius mendengarkan penjelasan cara okulasi yang benar dari Yanto dan Januri, anggota Kelompok Tani Harapan Makmur, sekaligus pengelola kebun entres karet. naman dan budidaya tanaman karet yang benar. “Kita yang mengajukan dan langsung disambut positif oleh PT Berau Coal. Kami sangat berterima kasih, dan setelah ini di Mangkajang akan ada tanaman karet, yang sebelumnya tidak pernah dicoba ditanam,
karena posisi daerahnya yang berbatu,” katanya. Apalagi dengan semakin dominannya tanaman karet yang dibudidayakan secara luas di Kabupaten Berau, menjadi motivasi lain yang menambah semangat para anggota kelompok tani Sei Mangkajang. (iman) Media Pembaharu Pengetahuan Komunitas Sekitar Tambang
14 BUDAYA
14
BUDAYA
AGUSTUS 2013
Kabar Pelita
MEI 2015
Kabar Pelita
TAK hanya kaya akan destinasi wisata, Bumi Batiwakkal – sebutan Kabupaten Berau – juga kaya akan keanekaragaman budaya. Tarian salah satunya. Saprudin Ithur, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Berau menyebutkan, ragam tarian berbagai suku justru sudah sering dikreasikan. “Untuk di Berau, kita membaginya jadi 3 wilayah. Daerah pesisir ada tarian Dalling dan Igal yang diiringi musik kulintang. Ciri khas musiknya dimainkan kencang, karena kondisi pesisir yang cenderung berangin dan banyak ombak,” ujarnya. Sedangkan di daerah pedalaman, ada tarian Gerak Sama dari suku Dayak. Untuk tarian masyarakat suku Banua, suku asli Berau, Jepen adalah satu tarian yang populer. “Nah, dari semua suku itu kemudian dikreasikan menjadi tarian Babada. Alias Barau, Bajau dan Dayak. Ini yang sering disajikan saat menjamu tamu undangan. Sebelumnya, saat penyambutan ada tarian Tepung Tawar. Yaitu penyambutan tamu dengan menaburkan beras kuning sebagai tanda penghormatan,” tutur Saprudin. Terkait pembinaan, Disbudpar Berau dikatakannya memiliki sanggar seni Bullu Bambu Pattung yang beralamat di Jalan Durian III. Sanggar tersebut mengajarkan kesenian daerah kepada beberapa anggotanya. Beruntung, tak sedikit anggota yang bergabung dalam sanggar seni tersebut menjadi guru kesenian beberapa sekolah di kawasan Tanjung Redeb. Sehingga dengan demikian, menjadi cara yang tepat dalam pembinaan budaya lokal. “Kita bersyukur juga, karena di Berau untuk mewadahi kesenian generasi muda kita juga banyak ajangnya. Mulai dari lomba, ataupun festival. Kecintaan terhadap budaya itu yang kita harap bisa dimiliki anak-anak kita. Lewat tarian salah satunya, mereka yang hobi menari bisa mengekspresikan diri,” katanya. (iman)
Tari Babada, Tarian Tiga Unsur Suku di Berau
Tari Babada
Tari Gerak Sama
Media Pembaharu Pengetahuan Komunitas Sekitar Tambang
Tari Dailing
Tari Jepen
TUANGKAN TULISAN ANDA DISINI
Kabar Pelita
MADING SEKOLAHKU 15
AGUSTUS 2013dapat berupa tulisan, Ayo berkarya, karya puisi/pantun, atau lirik lagu, dan foto, setiap karya yang dimuat mendapat imbalan. Karya dapat dikirim ke http://kabar-pelita. blogspot.com dan www.beraumuda.blogspot. com atau dikirim ke Redaksi Kabar Pelita. MEI 2015
Kabar Pelita
Olah Miniatur Kapal dari Bahan Bekas SAMBIL menyelam minum air. Peribahasa inilah yang tepat untuk menggambarkan usaha milik anak-anak kreatif di SMP 8 Berau. Dari mendaur ulang sampah hingga membuat miniatur kapal, semua sudah dikreasikan. “Awalnya dulu cuma tugas dari
sekolah. Ada yang per orang ada juga yang kelompok, ternyata berkreasi itu sangat menarik, akhirnya saya dan beberapa teman mencoba belajar,” tutur Dewi, awal pekan lalu. Mulai dari stik, bungkus makanan, sedotan, kaleng, dan kertas bekas, semua
15
IST
HASIL KREASI: Berbagai jenis barang hasil kreasi anak-anak SMP 8 Berau yang banyak diminati pelajar sekolah lain.
Melirik Kreasi Siswa-Siswi SMP 8 Berau
MADING SEKOLAHKU
bisa jadi barang berharga. Seperti bunga, tempat pulpen, dan berbagai hiasan dinding dari tangan siswa-siswi kreatif sekolah yang berlokasi di Jalan Kandang Muntik Kelurahan Teluk Bayur itu. Bahkan, tak sedikit anak perempuan yang membuat miniatur kapal menggunakan bahan kayu bekas bangunan. Lebih dari 7 buah miniatur kapal yang sudah jadi dan ada juga yang sudah terjual. “Kalau pembuatan minatur kapal, cukup menggunakan kayu bekas. Karena di sini banyak usaha mebel, kami sering memintannya di sana. Tak jarang juga kami membelinya jika tidak ada kayu bekas,” ungkapnya. Pemenang juara 2 cerpen tingkat SMP ini juga menuturkan, setiap kali pelajaran seni budaya, dia dan temantemannya sangat berantusias karena selalu mendapatkan ilmu baru untuk selalu berkreasi. Dengan demikian
banyak produk-produk yang dihasilkan. Awalnya semua kerajinan yang sudah dibuat hanya untuk pajangan kreasi sekolah. Karena ada yang menawar, akhirnya hingga kini hampir semua siswa bisa membuat berbagai macam kerajinan yang bisa dijual. “Yang banyak memesan terkadang anak-anak sekolah lain. Yang paling banyak dipesan sih miniatur kapal, selain unik, cara membuatnya juga sangat rumit apalagi bagi pelajar seperti kami,” ujarnya. Bagi Dewi, pembuatan miniatur kapal memiliki prospek cerah. Selain harga jualnya yang lumayan, ia juga bisa mengembangkan kreativitasnya dan tentunya mendapat nilai baik saat pelajaran agama. Untuk satu miniatur kapal dapat diselesaikan dalam waktu 1 sampai 2 hari. (*)
Media Pembaharu Pengetahuan Komunitas Sekitar Tambang
16 WISATA
16
WISATA
AGUSTUS 2013
Kabar Pelita
MEI 2015
Kabar Pelita
EKSOTISME
Karst Merabu Dipercantik Puluhan Goa, Jadi Laboratorium Alam
FOTO-FOTO: the nature conservancy
Media Pembaharu Pengetahuan Komunitas Sekitar Tambang
KABUPATEN Berau tidak hanya kaya akan potensi wisata bahari dengan keberadaan gugusan Kepulauan Derawan, ditambah dengan wisata di sepanjang pesisir. Namun, Bumi Batiwakkal juga menyimpan potensi wisata alam yang besar di wilayah pedalaman. Pegunungan karst di Kampung Merabu, Kecamatan Kelay, menjadi salah satu titik objek wisata minat khusus di daerah ini. Puluhan goa karst dengan berbagai isi cerita di dalamnya menjadi daya tarik tersendiri bagi pencinta petualangan. Dari puluhan goa yang tersebar di pegunungan karst Merabu, tiga goa memiliki keunikan beragam. Di antaranya Goa Bloyot, Lubang Tembus, dan Goa Sedepan Bu. Dari beberapa titik yang ditelusuri ini ditemukan banyak potensi yang menjadi tarik wisatawan, terutama bagi wisatawan pencinta petualangan, sehingga kawasan pegunungan karst ini pun sudah seharusnya menjadi objek wisata minat khusus, seperti Kepulauan Derawan yang menjadi tujuan wisata minta khusus pencinta selam. Dalam sebuah gua ditemukan variasi lukisan cap tangan pada dinding-dinding gua yang berbeda dengan daerah lain. Yakni, cap yang memiliki tato titik-titik dan ditemukan lebih dari 10 ribu cap tangan. Penelitian menyebutkan, cap tangan tersebut merupakan peninggalan manusia 10 ribu tahun lalu, sehingga sangat menarik dari sisi sejarah. Perbukitan karst Sangkulirang hingga Mangkalihat juga diusulkan sebagai warisan dunia. Mencapai luasan hingga 2 juta hektare – termasuk di perbukitan karst Merabu – menjadi kantung air bagi Kabupaten Kutai Timur dan Berau. Sehingga dengan demikian, sudah barang tentu wajib dilindungi kelestariannya. (iman)
