BAB II A. Sejarah Surat Kabar Pelita Banten Nampak tilas awal terbitnya surat kabar pelita banten yang di terbitkan di serang –Banten yang dikelola oleh purta Serang –Banten Barangkali bisa di jadikan Motivasi bagi orang lain. Bagaimana tidak hanya bermodalkan pengalaman, sedikit uang Rosadi,MN nekad merintis penerbitan surat kabar yang kala itu dua belas tahun yang lalu masa kental dengan tantangan memang rosadi sebagai Wartawan sudah Dua Puluh Tujuh Tahun Bertugas di berbagai media, di antaranya pernah bertugas menjadi wartawan Majalah Amanah, Media Indonesia Mingguan Taruna Baru, Giwangkara Pos dan Wartawan Bisnis Banten. Sedangkan Penentuan surat Kabar Pelita Banten sendiri melalui pemikiran Sendiri dan berita-berita diutamakan bersumber dari penjuru pelosok provinsi Banten. Rosadi di anggap sebagai wartawan senior ini mengawali kerjanya kerasnya dari mulai mencari tempat kantor merekrut wartawan ,mencari Berita mencari orang lay out, merintis mitra percetakan surat kabar hingga mencari mitra Distributor jelas dirinya pun harus merubah orientasi dar yang tadinya pemburu berita sekarang menjadi menjadi pengelola sebuah Media atau Koran Pelita Banten.1 Sejak itulah sebagai penggagas, pelopor sekaligus pendiri surat kabar Pelita Banten. Menjejak dikancah permediaan di provinsi Banten hingga saat Banten usia Pelita Banten tanggal 3 Maret 2015 mencapai 13 tahun dan Rosadi dari jiwa kewartawananya sudah melekat tak membuat gampang surut,kendati di awal-awal mengelami kendala utamanya soal 1
Rosadi MN 25 Maret 2015
13
14
finansial termasuk mengoles wartawan yang menurutnya pada waktu itu tidak sesuai keriterianya. Namun ia harus sabar memolesnya, yang ada di dalam benak rosadi bagaimana surat kabar Pelita Banten selalu terbit eksisi dan diterima oleh masyarakat
Banten. Jika melihat tekadnya barangkali
tidak berlebihan jika di sebut ia sebagai Pejuang Surat Kabar Mingguan di Banten. Sebab tak sedikit surat kabar baru yang terbit di Banten bermunculan bagaikan jamur di musim hujan pada waktu itu Banten Baru Berdiri menjadi provinsi, akhirnya merenggap- renggap dan kemudian tenggelam, namun sang perintis surat kabar Pelita Banten memegang teguh perinsip” Sekali layar terbentang pantang
Surut
Terbelakang yang terjadi ia selalu mengupayakan sekuat tenaga selalu eksis melalui wartawan yang ada di kota maupun di kabubaten di provinsi Banten. Dan kehadiran surat kabar Pelita Banten ikut andil dalam mencerdaskan masyakarakat Banten.
B. Letak Geografis Pelita Banten berpusat Jalan Banten No. 36 Kebaharan Masjid Serang Banten dengan nomer telpon ( 0254 ) 210213,227449 Fax : (0254) 233113, Email :
[email protected] Dan cabang di Bogor Jalan. Narogong Bekasi KM 4 Cilengsi telepon ( 021) 8230962, Percetakan : Sepirit Komunikasi.2
C. Visi, Misi dan Tujuan Untuk lebih terarah dalam langkah kerja Pelita Banten memiliki visi dan misi sebagai berikut ini . 2
Dokumen Redaksi Pelita Banten 21 Maret
15
Visi :
Menyuarakan kebenaran, Keadilan dan kejujuran informasi Misi
Menjadikan Pelita Banten” unggul dengan muatan konten local. Tujuann Politik Koran ini diharapkan
1. Mendorong peroses demokratisasi penegakan hukum dan HAM 2. Menciptakan moralitas yang bersih, jujur dan cerdas 3. Mendorong partisipasi politik semua lapisan masyarakat Ekonomi Koran ini diharapkan dapat 1. Mendorong terwujudnya ekonomi kerakyatan 2. Memberi usaha yang luas bagi sektor ekonomi
yang
dikelola rakyat 3. Mendorong pengusaha
lokal yang mampu bersaing di
Pasar Internasional. Agama Koran ini dapat diharapkan 1. Mendorong masyarakat secara individu maupun kelompok agar dapat memahami agamanya. 2. Menciptakan dan memelihara toleransi beragama yang mendorong terjalinya perdamaian, persaudaraan dan kebersamaan antar komunitas umat.
16
Budaya Koran ini dapat diharapkan
1. Lebih menggali dan mengedepankan Budaya Indonesia pada umumnya dan Banten pada khususnya 2. Membangun
kesadaran
masyarakat
tentang
perlunya
memahami adanya berbagai bentuk budaya yang deras masuk dari luar 3. Bersikap
kritis
terhadap
budaya
yang datang dari
manapun,apalagi nyata-nyata memiliki kecenderungan pada pengerusakan ahlak dan moral.3
D. Struktual Perusahaan Penerbit
: Yayasan AL-Bayan
Pendiri
: Rosadi MN
Pemimpin umum
: Rosyadi MN
Pemimpin perusahaan
: Ro’fah Hadi
Redaktur eksekutif
: H.Mas Marsus,MA
Redaktur Pelaksana
: - Drs. Tata Maftuhi -
Staf Redaksi
H.Mas.Marsus.MA
: Drs. Tata Hadi Rahmat Ir. Agus P.
Dewan Redaksi
: Rosyadi MN Drs. Tata Maftuhi H. Marsus. MA.
3
Redaktur H.Marsus 25 Maret 2015
17
Iklan dan Pemasaran
: Taufik Hidayat - Rusli M Nur
Kepala Biro perwakilan Bogor
: Drs. Fauna Sukma
Prayoga. Reporter Pandeglang
: Yoyon atmawiria Sundus Hadi
Reporter Kabupaten Serang
: Tb. Abdurahman.
Reporter Kota Serang
: Mas Ajat Sudrajat
Reporter Lebak
: Drs. Moch.Aslimin
Reporter Tanggerang
: Samsul Wahyudin
Reporter Banten
: Rusli M nur
Reporter Cilegon
: Ansori Nasrudin4
E. Rubrikasi Reportase :
Rubik yang akrab di telinga kita dengan nama berita yang di
sajikan
secara
aktual
dengan
penyusuna
dan
pengeditan dalam Berita. Dan
biasanya
untuk
mencukupi
Laporan
harus
menggunakan unsur 5W+1H What ( Apa yang terjadi ) Who. ( Siapa yang terlibat dalam kejadian itu ) Why ( Kenapa hal itu terjadi ) When ( kapan kejadiannya ) dan How ( bagaimana peroses kejadianya )
4
Sumber Data Dokumen Pelita Banten 26 Maret 2015
18
Keagamaan :
Rubik dalam Media Pelita Banten Mensajikan Informasi Dan pendalaman suatu Memperkembangkan Dakwah dalam Media.
Opini dan kolom : adalah pendapat atau pandangan
Adalah macam tulisan sederhana sebagai sapaan redaksi pada pembaca di halaman awal majalah yang berisi uraian singkat mengenai tema dan judul dalam berbagai rubrik yang tengah dikupas dalam suatu majalah atau media cetak lainnya . Editorial
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Editorial adalah: 1) Mengenai atau berhubungan dengan editor atau pengeditan (pekerjaan) 2) Artikel
dalam
surat
kabar
atau
majalah
yang
mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan surat kabar (majalah) tsb mengenai beberapa pokok masalah; Tajuk rencana.
Menurut kamus Wordnet 30, Editorial adalah 1) Sebuah artikel yang menyatakan sejumlah pendapat atau memberikan beberapa sudut pandang; sebuah kolom editorial. 2) Mengenai beberapa karakter/ ciri khas seorang editor; tugas- tugas redaksi.
19
Menurut kamus Webster 1913, Editorial adalah 1) berkenaan dengan seorang editor, baik ditulis maupun didukung oleh seorang editor. Sebagai tugas seorang redaksi ataupun ucapannya. 2) Sebuah artikel utama sebagai pengantar dalam suatu koran atau majalah; artikel redaksi; sebuah artikel yang dimuat sebagai ekspresi atau pandangan seorang editor. Pengantar mengenai Editorial. Editorial sebenarnya bukanlah kolom yang paling dicari pembaca. Ketika berhadapan dengan media cetak, misalnya saja surat kabar, orang cenderung akan terfokus pada informasi utama. Jarang sekali, kalau boleh dikatakan demikian, ditemukan orang yang langsung mencari dan membaca kolom editorial. Fakta
tersebut
pulalah
yang
mungkin
menyebabkan
kebanyakan media cetak tidak menaruh editorial pada halaman muka, tapi bukan berarti tidak ada sama sekali. Dalam format surat kabar skala nasional, “Media Indonesia” tercatat sebagai salah satu dari segelintir surat kabar yang memilih meletakkan kolom editorialnya pada halaman depan. Sementara dalam format majalah, “GetLife” boleh disebut sebagai yang cukup mengedepankan
kolom
tersebut;
Anda
akan
langsung
menatapnya begitu membuka kovernya. Kolom editorial memang tidak selalu hadir dengan nama editorial. Masing-masing media cenderung memberi nama
20
yang berbeda sebagai ciri khas medianya. Ada yang menyebutnya sebagai “Dari Kami” (Intisari), “Readmefirst” (GetLife), “Prologue” (PC Media), “Mata” (Matabaca), “Dari Meja
Redaksi”
(Buletin
Pillar).
Sementara
“Kompas”
menyebutnya “Tajuk Rencana”, “Seputar Indonesia” “Tajuk”. Adapun “Media Indonesia” dan “Berita GKMI” termasuk yang masih memakai nama “editorial” pada kolom tersebut. Apa Itu Editorial? Sederhananya, editorial itu merupakan kata pengantar dari redaksi. Yang menulis tidak harus seorang editor, meskipun namanya “editorial” (lihat, misalnya, pada St. S. Tartono 2005). Meski bisa disebut sebagai pengantar, editorial memang memiliki karakter yang unik sehingga, sebagai pengantar, posisinya tidak selalu berada di halaman utama. Sebab editorial bukan daftar isi yang menceritakan secara gamblang sajian edisi yang diantarkannya. Itulah sebabnya, KBBI (2003:284) memuat nama ini untuk menyebut artikel dalam surat kabar atau majalah (pada praktiknya bisa berupa apa saja) yang mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan surat kabar (majalah) tersebut mengenai beberapa pokok masalah. Sementara tentang tajuk rencana hanya disebut sebagai karangan pokok dalam surat kabar (KBBI 2003:1123).
21
Pandangan
editorial
sebagai
salah
satu
tulisan
yang
mengekspresikan opini tercermin dalam pendapat Meyer Sebranek dan Dave Kemper. Opini tersebut menjadi suatu reaksi terhadap berita(-berita) terkini, kejadian, atau isu-isu yang merisaukan. Beberapa Jenis Editorial. Berdasarkan isinya, editorial bisa dibedakan atas empat jenis. 1) Editorial yang menjelaskan atau menginterpretasikan sesuatu. Model ini sering digunakan untuk menjelaskan cara media tersebut menutupi subyek/topik yang sensitif atau kontroversional. Terkadang model ini juga dipakai untuk menjelaskan situas-situasi baru yang berlangsung di seputar media tersebut. Misalnya, editorial pada surat kabar sekolah akan menjelaskan peraturan-peraturan baru. 2) Editorial yang mengkritik. Editorial ini menghadirkan kritik terhadap tindakan, keputusan, maupun situasi yang sifatnya membangun sembari menyediakan solusi bagi masalah yang diidentifikasikan. Tujuan praktisnya ialah mendorong pembaca untuk melihat masalah, bukan solusinya. 3) Editorial yang persuasif. Berbeda dengan tipe sebelumnya, editorial model ini bertujuan untuk menyoroti solusi, bukan masalah. Umumnya, pembaca (atau institusi tertentu, biasanya pemerintah) akan didorong untuk mengambil tindakan spesifik yang nyata terhadap suatu masalah.
22
Pernyataan politik sering kali menjadi contoh editorial persuasif yang baik. 4) Editorial yang memuji. Ini tipe editorial yang paling jarang ditemui ketimbang dua model sebelumnya. Jenis editorial ini biasanya akan memuji orang(-orang) atau organisasi(organisasi) tertentu karena telah menghasilkan sesuatu yang sangat baik. Apa yang dimiliki Editorial. Sebenarnya, hal-hal apa saja yang ada pada sebuah editorial? Samakah karakternya seperti jenis tulisan lainnya? Setidaknya ada tujuh hal yang seharusnya terdapat dalam sebuah editorial. (1) Pengantar, isi tulisan, dan simpulan seperti tulisan-tulisan lainnya. (2) Penjelasan yang objektif mengenai isu-isu tertentu, terutama yang kompleks. (3) Disampaikan dalam sudut pandang berita yang akurat. (4) Opini dari sudut pandang berlawanan yang secara langsung menyanggah isu yang dialamatkan penulis. (5) Opini penulis disampaikan secara profesional. Editorial yg baik mengangkat isu/berita, bukan personalitas dan tidak menyebutkan nama panggilan/julukan atau taktik persuasi yang licik lainnya. (6) Solusi alternatif kepada masalah atau isu yang sedang diangkat. Siapa saja bisa mengeluhkan suatu masalah, tapi
23
editorial yang baik harus mengambil pendekatan yang proaktif untuk menjadikan suasana lebih baik dengan menggunakan
kritik
yang
membangun,
sekaligus
memberikan solusi. (7) Simpulan yang padat dan ringkas, yang merangkum opini penulis. Prinsip-Prinsip Editorial. Berikut ini beberapa prinsip umum yang berlaku dalam menulis editorial. (1) Editorial adalah sikap sebuah lembaga (penerbit) bukan sikap pribadi, pahami secara benar karakter, visi dan misi media yang bersangkutan. (2) Editorial harus mencerminkan nilai-nilai yang dimiliki masyarakat dan menonjolkannya, hindari pemaparan bersifat menggurui, sok tahu, dan menganggap pembaca tidak memahami isu yang bergulir. (3) Topik, arah, dan permasalahan yang akan diangkat harus dirembukkan dengan tim redaktur. (4) Jangan menjadikan editorial hanya sekadar penghias atau pelengkap halaman; sajikan pendapat/pemaparan tentang berita yang sedang hangat. (5) Gunakan pemakaian kalimat yang ringkas, padat, jelas, lugas, dan langsung ke pokok persoalan; jangan bertele-tele dan berputar-putar.
24
(6) Pada hakikatnya, editorial itu merupakan sebuah analisa singkat, diperlukan penggarapan yang serius berupa argumentasi yang solid dan valid dengan memperkaya melalui refrensi yang ada melalui kepustakaan yang lengkap dan representatif. (7) Halaman yang tersedia sangat terbatas, oleh karena itu hindari penulisan latar belakang permasalahan secara berlebihan. (8) Ukur dan kenalilah kemampuan serta keahlian Anda mengenai suatu bidang tertentu (menguasai permasalahan secara pasti). (9) Pemaparan editorial harus berpijak pada kebenaran. Penutup mengenai Editorial. Di negara maju seperti Amerika Serikat, keberadaan editorial memang mulai dipertanyakan. Ada anggapan bahwa kolom ini tidak perlu ada sebab daya nalar masyarakat Amerika dianggap sudah cukup tinggi. Mereka dapat memberi kesimpulan secara mandiri terhadap apa yang dibaca. Namun, kolom ini tetap dipertahankan karena dianggap sebagai jantung dan roh media. Editorial memang bukan kolom yang paling dicari. Meski demikian, posisi editorial tetaplah penting. Bukan semata-mata untuk memenuh- menuhi isi sebuah publikasi. Bukan pula karena publikasi lain (surat kabar, majalah, atau tabloid) menyajikannya (sekadar ikut-ikutan; karena memang sudah seharusnya ada). Tetapi sebuah editorial menghadirkan aspek
25
edukatif (sekaligus sedikit provokatif dalam arti positif) kepada pembacanya (lihat lagi butir 2 di atas). Sajian/ Tajuk Utama Adalah macam tulisan dengan penulisan terpadu, berasaskan EYD serta tata bahasa yang baik dan padat, yang menjadi tulisan utama dari suatu tema dan pokok pembahasan majalah. Sajian utama atau juga bisa dinamakan Tajuk, layaknya menu terlezat yang menjadi kebanggaan dan ciri khas suatu rumah makan. Sehingga seakan kurang lengkap rasanya, bila kita mengunjungi rumah makan tersebut, tanpa mencicipi menu special yang menjadi andalannya. Tajuk Rencana (biasa disingkat “tajuk” saja) dikenal sebagai “induk karangan” sebuah media massa. Disebut juga “Opini Redaksi”, yakni penilaian redaksi sebuah media tentang suatu peristiwa atau masalah. Merupakan “jatidiri” atau identitas sebuah media massa. Melalui tajuklah redaksi media tersebut menunjukkan sikap atau visinya tentang sebuah masalah aktual yang terjadi di masyarakat. Tajuk rencana yang berupa artikel pendek dan mirip dengan tulisan kolom ini, biasanya ditulis oleh pemimpin redaksi atau redaktur senior yang mampu menyuarakan pendapat korannya mengenai suatu masalah aktual. Sikap, opini, atau pemikiran yang disuarakan lewat tajuk adalah visi dan penilaian orang, kelompok, atau organisasi yang mengelola atau berada di belakang media tersebut.
26
4. Surat Pembaca Rubrik khusus yang menjadi media penyambung ukhuwah dan sarana komunikasi antara redaksi dan pembaca dari berbagai media seperti email, korespondensi dengan redaksi, sms dll. Di sini, pertanyaan, harapan dan kejanggalan pembaca yang dijelaskan oleh redaksi. . Cantrik Pengantar: Cantrik adalah istilah dalam bahasa Jawa yang berarti orang yang berguru kepada orang pandai, sakti; murid seorang pendeta atau pertapa; istilah Cantrik kemudian berkembang arti menjadi pengikut. Dalam kehidupan sehari-hari istilah Cantrik lebih digunakan atau merujuk pada orang yang selalu mengikuti seorang guru kemanapun pergi, tentunya dengan satu tujuan utama dan yang dijunjungnya – agar dapat belajar keahlian tertentu dari orang yang diikuti. Meskipun sudah lampau, namun sebagian orang masih melestarikan budaya Nyantrik (menjadi Cantrik). Kendati tidak sekental dulu, kebiasaan Nyantrik masih bisa dijumpai. Misalnya dalam dunia para pelestari budaya pewayangan, seseorang yang hendak memperoleh kepandaian dalam bidang pewayangan, menjadi dalang atau penabuh gamelan, ia akan mengikuti orang lain yang sudah ahli. Orang seperti itu sering disebut Dalang Cantrik atau Dalang Magang. Pola ajar seperti ini sering diterapkan masyarakat Jawa untuk menularkan
27
ilmunya melalui pewarisan langsung dalam kehidupan seharihari. Pada masa “invasi” Islam ke Indonesia, tutur tinular (mengajar dan menularkan ilmu) yang tergambar dalam hubungan Guru dan Cantrik masih terus dilestarikan. Jikalau ada perubahan, hanya terletak pada istilah saja. Istilah guru dan Cantrik kemudian berubah menjadi Guru dan Santri. Nyantrik adalah keinginan luhur yang seharusnya terus lestari. Mencari ilmu, rela mengabdi demi ilmu dan berbakti sepenuhnya pada guru – belajar dalam keseharian sang guru, adalah bentuk ideal pengajaran, yang tidak hanya berorientasi pada uraian teori, tapi lebih melihat pada pola hidup, dan bagaimana sang guru menghidupi ilmunya. Cantrik sejati adalah orang yang ngawula (menghamba, atau memosisikan diri sebagai hamba) pada sang guru. Tidak sekadar mencari ilmu, tapi rela merendahkan diri sebagai salah satu aktualisasi ilmu. Tidak hanya belajar teori, tapi juga aktualisasi dalam kehidupan pribadi. Tidak sekadar beraksi tapi juga patuh pada sistem yang disepakati. Namun sayang, dewasa ini Cantrik sejati seolah sudah tidak lagi dihidupi. Bahkan ada kecenderungan terbalik. Cantrik memosisikan dirinya sebagai guru, dan guru dianggap orang yang ketinggalan jaman, sehingga dianggap lebih “bodoh” dari murid.
28
Ironisnya, Cantrik yang seharusnya rela merendahkan diri pada aturan yang disepakati, justru abai terhadap sistem, bahkan hendak membokar sistem dan diganti sitem baru yang menurutnya lebih afdol, kontekstual dan tidak ketinggalan jaman – tanpa terlebih dahulu ingin tahu keunggulan sistem yang dianggap “basi”. Belum lagi pola Cantrik yang tidak tulus mengabdi, yang jadwal Nyantriknya selalu pas dengan jadwal Gurunya mengajar, padahal jika guru tidak ada, sudah dapat dipastikan akan absent Nyantrik menjalankan amanah gurunya mendampingi Cantrik-cantrik lain. Dari pengantar di atas, secara ringkas, Cantrik dalam media Cetak Pelita Banten adalah sebuah rubrik yang membahas suatu permasalahan berkaitan dengan tema yang dikupas dalam bentuk interview (wawancara) dengan narasumber yang dirasa berkapabilitas dan ahli dalam bidang permasalahan tersebut. Selain untuk mengorek lebih dalam tanggapan beliau mengenai permasalahan
yang
muncul
dipermukaan,
juga
untuk
menemukan argumentasi yang kuat dan solusi yang tepat untuk menyelesaikan dan menghadapi masalah tersebut. . Investigasi Ada sejumlah pengertian investigasi yang dikemukakan oleh para tokoh. Wartawan memberikan
senior
Goenawan
pengertian
Mohammad,
jurnalisme
investigasi
misalnya, sebagai
jurnalisme yang membongkar kejahatan. Artinya ada sebuah
29
kejahatan yang berusaha ditutup-tutupi oleh sekelompok orang, dan wartawan melakukan investigasi untuk membongkar kejahatan tersebut, kegiatannya, otak di balik kejahatan, pola dan modusnya. Steve Weinberg, penulis buku The Reporter’s Handbook, An Investigator’s
Guide
to
Documents
and
Techniques,
memberikan definisi reportase investigatif sebagai, “Reportase terutama melalui hasil kerja dan inisiatif sendiri yang artinya penting yang oleh beberapa pribadi atau organisasi ingin tetap dirahasiakan.5
5
Sumber data Pelita Banten Rubrikasi / This WordPress.com site is the bee's knees 10-08-15/ 19.00 wib