4.1.1 Nilai Kalor (Heating value)
Lanjutan…. 4.2 ANALISA EKSPERIMEN
Laju Pengurangan Massa Briket
Laju Perubahan Temperatur Briket
Laju Pembakaran Briket
Lanjutan…. 4.3 ANALISA SIMULASI
KONTUR TEMPERATUR PEMBAKARAN BRIKET
D1R1 unsteady mass 0.000024
D1R3steady mass 0.000015
D1R2 unsteady mass 0.000026
D1R4steady mass 0.000019
Lanjutan….
D3R2 unsteady mass 0.000027
D2R3 unsteady mass 0.000006
D3R1 unsteady mass 0.000013
D1R1 unsteady mass 0.000024
D1R3steady mass 0.000015
D1R2 unsteady mass 0.000026
D1R4steady mass 0.000019
D2R3 unsteady mass 0.000006
D3R2 unsteady mass 0.000027
D3R1 unsteady mass 0.000013
Lanjutan…. 4.3 ANALISA PERBANDINGAN HARGA BRIKET ORGANIK A.Harga Per kg Massa rata-rata briket 38,6 gr 1 kg briket 26 briket Jika biaya produksi5500, Jumlah produksi briket 54 buah Maka harga 1 briket = 5500/54 =Rp 102,Harga 1 kg briketnya (Rp.102,) x 26 = Rp. 2.652,B. Penghematan /kg atau per /l Rp 348,- dibanding dg briket batubara Rp 5.348,- per 1 liter minyak tanah Rp 7.044,- per 3 kg LPG
Daftar Efisiensi Harga Bahan Bakar
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN
Hasil dari uji proximate yaitu kadar air terkecil pada briket D2R3 sebesar 5.63% dan terbesar pada D1R4 10.99%, kadar abu terkecil pada briket D1R3 sebesar 3.69% dan terbesar pada D3R1 13.9%, serta nilai kalor terbesar pada briket D2R3 4184,78 Kkal/kg dan terkecil D3R1 3351.55 Kkal/kg. Semakin kecil kadar air maka penyalaan awal briket semakin mudah dan semakin bagus, sebaliknya makin besar kadar air maka penyalaan semakin sulit dan temperaturnya semakin kecil. Sedangkan semakin besar nilai kadar abu maka semakin kecil nilai kalor yang dihasilkan. Hubungan antara komposisi briket dengan karakteristik briket adalah semakin banyak komposisi daun maka laju pengurangan massanya mendekati linier, laju pembakaran dan. laju temperaturnya semakin tinggi. Komposisi terbaik yang memenuhi standar Indonesia dan Jepang adalah perbandingan daun:ranting 2:3 (briket D2R3) dengan kadar air 5.63%, kadar abu 6.5%, dan nilai kalor 4184.78 Kkal/kg.
5.2 SARAN
Uji polutan yang terjadi sebagai akibat dari pembakaran briket organik. Mensimulasikannya dalam fluent dengan spesifikasi yang lain seperti material, boundary, dan model solver. Melakukan penelitian tentang variasi bentuk briket yang lain seperti dimensi (ukuran), bentuk briket (silinder, kotak, berongga) dan bahan baku briket yang lain agar nantinya dapat digunakan sebagai pembanding sekaligus salah satu solusi dari krisis energi.
DAFTAR PUSTAKA 1. Borman dan Ragland. 1998. Combustion Engineering. McGraw Hill Publishing Co, New York, 2. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM). (2004). Statistik Energi Indonesia 3. Earl, D.E., 1974. A report on Corcoal, Andre Meyer Researc Fellow. FAO. Rome. 4. Haygreen, J.G dkk. 1989. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu Semua Pengantar. Diterjemahkan oleh Sutjipto A. Hadikusumo. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 5. Hendra, D. 1999. Bahan Baku Pembuatan Arang dan Briket Arang. Litbang Hutan. Gunung Batu. Bogor. 6. Himawanto, D. A. 2005, Pengaruh Temperatur Karbonasi terhadap Karakteristik Pembakaran Briket, Jurnal Media Mesin, Volume 6 No. 2, Juli 2005. Surakarta 7. Istanto, Tri dan Suyitno. 2005. Simulasi CFD Pembakaran Non-Premixed Serbuk Biomass Kayu Jati. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UNS, Semarang. 8. Kadianto, Pria. 2009. Pengaruh Variasi Jumlah Campuran Perekat terhadap Karakteristik Arang Briket Batang Jagung. Universitas Negeri Semarang, Semarang.
9. Kementrian Negara Riset dan Teknologi @2004.ristek.go.id 10. Purnaningrum, Citria Novety. 2008. Perancangan Kompor Hemat Energi dengan Bahan Bakar Briket Biomass. Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Surabaya. 11. Sani, Hardy Rakhman. 2009. Pembuatan Briket Arang dari Campuran Kulit Kacang Cabang dan Ranting Pohon Sengon serta Sebetan Bambu. Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor. 12. Subroto, 2006, Karakteristik pembakaran biobriket campuran batubara, ampas tebu dan jerami, Media Mesin, Vol 7, No.2, pp 47-54 13. Sulistyanto, Amin. 2006. Karakteristik Pembakaran Biobriket Campuran Batubara dan Sabut Kelapa. Universitas Muhammadiyah, Surakarta. 14. Syafi’i, W., 2003. Hutan Sumber Energi Masa Depan. www.kompas.co.id. Harian kompas 15 april 2003. 15. Tuakia, Firman. 2008. Dasar-dasar CFD Menggunakan Fluent. Informatika Bandung. Bandung. 16. www.energyefficiencyasia.org.
THANKS FOR YOUR ATTENTION^… .^
Berdasar perhitungan Bappenas dalam buku infrastruktur Indonesia pada tahun 1995 perkiraan timbunan sampah di Indonesia sebesar 22.5 juta ton dan akan meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2020 menjadi 53,7 juta ton. Sementara di kota besar produk sampah perkapita berkisar antara 600-830 gram per hari (Mungkasa, 2004). Data menunjukkan sebanyak 70-80% dari sampah kota tersebut merupakan bahan organik Berdasarkan Statistik Energi Indonesia (DESDM, 2004) disebutkan bahwa potensi energi biomassa di Indonesia cukup besar mencapai 434.008 GWh.
back