NO. 364 / RABI’UL AWAL - RABI’UL AKHIR 1438 H / JANUARI 2017 / TH. XXXXII ISSN : 0215-3289
KHM. Ali Yafie
Bersih, Sederhana dan Mengabdi
PPM Al-Azhar Gresik
Metode “Spektakuler”
40 Hari Hafal al-Qur’an1 MPA 364 / Januari 2017
SEGENAP KARYAWAN DAN DHARMA WANITA PERSATUAN SERTA PENGELOLA MAJALAH MIMBAR PEMBANGUNAN AGAMA KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR
Mengucapkan
HARI AMAL BAKTI KE-71 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA "Lebih Dekat Melayani Umat"
2
Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur
Pemimpin Redaksi Majalah MPA
H. Mahfudh Shodar
H. Musta’in
MPA 364 / Januari 2017
MPA 364 /JANUARI 2017
MEDIA INFORMASI, KOMUNIKASI, DAN EDUKASI, KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR PEMIMPIN UMUM: H. Mahfudh Shodar WAKIL PEMIMPIN UMUM/ PEMIMPIN REDAKSI: H. Musta’in WAKIL PEMIMPIN REDAKSI: H. Ramin Abd. Wahid STAF AHLI: H. Husnul Maram, H. Ach. Faridul Ilmi, H. Supandi, H. Mas’ud, H. M. Syakur, H. M. Fachrur Rozi DEWAN REDAKSI: H. Ramin Abd. Wahid, H. Abd. Hadi AR H. Athor Subroto, H. Hartoyo H. Ahmad Husein AR SEKRETARIS REDAKSI: Machsun Zain, Syaikhul Hadi BENDAHARA: Ahmad Hidayatullah Staf: Khusnul Khotimah DISTRIBUSI/TATA USAHA: Husnul Khotimah Staf: Sukardjito LITBANG: Hj. Hikmah Rahman STAF REDAKSI Editor: Choirul Mustofa Reporter: M. Hisyam, Suprianto, Dedy Kurniawan Anni Athi’ah dan Feri Ariya Santi Design-Layout: Muhammad Munib Ilustrator: M. Tajudin Nurcholis Korektor: Rasmanna Rahiem Khoththot: M. Midzhar KORESPONDEN: Berkedudukan di setiap Kankemenag Kab/Ko se-Jawa Timur. ALAMAT REDAKSI: Jl. Raya Juanda No. 26 Sidoarjo, Telp. 031 - 8680490, Fax. 031 - 8680490 e-mail:
[email protected] DITERBITKAN OLEH: Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. DICETAK OLEH: PT. Antar Surya Jaya, Jl. Rungkut Industri III/68 & 70 SIER Surabaya, Telp. (031) 8475000 (2200-2203) Fax. : 031-8470600 Isi di luar tanggung jawab percetakan
P
embaca setia, di tahun kemarin bencana tak henti-hentinya menerpa bangsa kita. Baik bencana alam, maupun bencana sosial. Moga di tahun baru 2017 ini bencana-bencana itu tak lagi melanda. Setidaknya berkurang secara signifikan, baik secara kuantitas maupun kualitas. Kita berharap agar ‘Tahun Baru’ ini menjadikan ‘Hidup Baru’ pula. Tema itulah yang sengaja kami angkat untuk menjadi bahasan dalam Lensa Utama kali ini. Bagi Kementerian Agama, 2017 merupakan tahun spesial. Di usianya yang ke 71 ini, Kemenag bertekad menjadi semakin bersih dan melayani. “Ini menjadi penting demi menghasilkan pelayanan yang lebih optimal,” tutur Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si, selaku Sekretaris Jenderal Kemenag RI. Untuk itulah, Drs. H. Mahfudz Shodar, M.Ag mengingatkan, bahwa tantangan umat beragama pada masa mendatang kian berat. Memasuki era Masyarakat Ekonomi Asia (MEA), jelas akan terjadi persinggungan baik dari sisi ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, hingga agama. “Maka masing-masing agama harus menanamkan nasionalisme kepada seluruh umatnya dan senantiasa menjaga keutuhan NKRI,” tandas Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini. Ulasan tersebut kami lengkapi pula dengan hasil wawancara bersama KH. Abdurrahman Navis, Lc. M.HI. (Ketua PWNU Jawa Timur), Prof. Dr. Saad Ibrahim, MA (Ketua Umum PW Muhammdiyah Jawa Timur), KH. Abdussomad Buchori (Ketua MUI Pusat) dan Prof. Dr. Warsono, MS (Rektor Universitas Negeri Surabaya). Juga Drs. Eddy Soepranoto (seorang guru honorer) yang kami mintai komentar seputar ‘Tahun Baru; Semangat Kerja Baru’. Harapan kami Pembaca, ulasan tersebut dapat menjadi sebuah muhasabah diri agar kita bisa hidup lebih baik dan sukses ketimbang tahun kemarin. Syukur-syukur jika kesuksesan itu bisa melampaui banyak orang. Sebagaimana MAN Lamongan yang sukses memperoleh label SNI. Padahal label semacam itu biasanya hanya dimiliki perusahaan barang dan jasa. Juga Tim Pramuka MIN Rejotangan Tulungagung yang bertandang ke Amerika Serikat, setelah berhasil menjuarai Indonesia Scouts Chalenge (ISC) National Championship 2015-2016. Merekapun dapat menikmati wisata di Dysneyland, Hollywood, hingga ke pusat perbelanjaan Otario Mills, Los Angeles. Mereka merasakan langsung dinginnya salju di Snowdrift Snow Tubing Park, San Bernardino, California, serta wisata alam Tahquitz Canyon di Palm Springs. Semoga para Pembaca senantiasa pula diselimuti kesuksesan demi kesuksesan. Amiin.
Teropong -------------------------------- 5 Lensa Utama ---------------------------- 6 Lensa Khusus---------------------------- 12 Inspirasi---------------------------------- 18 Agama----------------------------------- 20 Tafsir Maudlu’i ------------------------- 24 Bilik Santri ------------------------------ 27 Keluarga --------------------------------- 32 Ta’aruf ----------------------------------- 34 Edukasi---------------------------------- 36
Serambi Madrasah---------------------- 42 Khotbah --------------------------------- 44 Syifa ------------------------------------- 46 Lintas Peristiwa------------------------- 50 Kuliner ---------------------------------- 58 LAA Remaja----------------------------- 59 Cerpen----------------------------------- 60 Cuplikan Tarikh------------------------- 61 Sahabat ---------------------------------- 64 Dunia Islam----------------------------- 66
MPA 364 / Januari 2017
3
KONTAK PEMBACA
Kawan, sudah tahun baru lagi Belum juga tibakah saatnya kita menunduk memandang diri sendiri Bercermin firman Tuhan, sebelum kita dihisab-Nya Kawan siapakah kita ini sebenarnya? Muslimkah, mukminin, muttaqin, kholifah Allah, umat Muhammadkah kita? Khoirul ummatinkah kita? Atau kita sama saja dengan makhluk lain atau bahkan lebih rendah lagi Hanya budak perut dan kelamin Iman kita kepada Allah dan yang ghaib rasanya lebih tipis dari uang kertas ribuan Lebih pipih dari kain rok perempuan Betapapun tersiksa, kita khusyuk didepan masa Dan tiba tiba buas dan binal disaat sendiri bersama-Nya Syahadat kita rasanya lebih buruk dari bunyi bedug,atau pernyataan setia pegawai rendahan saja. Kosong tak berdaya. Shalat kita rasanya lebih buruk dari senam ibu-ibu Lebih cepat dari pada menghirup kopi panas dan lebih ramai daripada lamunan 1000 anak pemuda. Doa kita sesudahnya justru lebih serius memohon enak hidup di dunia dan bahagia dis urga. Puasa kita rasanya sekadar mengubah jadual makan minum dan saat istirahat, tanpa menggeser acara buat syahwat, ketika datang rasa lapar atau haus. Kita manggut manggut, ooh...beginikah rasanya dan kita sudah merasa memikirkan saudara saudara kita yang melarat. Zakat kita jauh lebih berat terasa dibanding tukang becak melepas penghasilanya untuk kupon undian yang sia-sia Kalaupun terkeluarkan, harapan pun tanpa ukuran upaya-upaya Tuhan menggantinya lipat ganda Haji kita tak ubahnya tamasya menghibur diri, mencari pengalaman spiritual dan material, membuang uang kecil dan dosa besar.
Lalu pulang membawa label suci asli made in saudi “HAJI” Kawan, lalu bagaimana dan seberapa lama kita bersama-Nya atau kita justru sibuk menjalankan tugas mengatur bumi seisinya, mensiasati dunia khalifahnya, Kawan, tak terasa kita semakin pintar, mungkin kedudukan kita sebagai khalifah mempercepat proses kematangan kita paling tidak kita semakin pintar berdalih Kita perkosa alam dan lingkungan demi ilmu pengetahuan Kita berkelahi demi menegakkan kebenaran,mengacau dan menipu demi keselamatan Memukul, mencaci demi pendidikan Berbuat semaunya demi kemerdekaan Tidak berbuat apa apa demi ketenteraman Membiarkan kemungkaran demi kedamaian pendek kata demi semua yang baik halallah sampai yang tidak baik. Lalu bagaimana para cendekiawan, seniman, mubaligh dan kiai sebagai penyambung lidah Nabi Jangan ganggu mereka Para cendekiawan sedang memikirkan segalanya Para seniman sedang merenungkan apa saja Para mubaligh sedang sibuk berteriak kemana-mana Para kiai sibuk berfatwa dan berdoa Para pemimpin sedang mengatur semuanya Biarkan mereka di atas sana Menikmati dan meratapi nasib dan persoalan mereka sendiri
KH Ahmad Mustofa Bisri Puisi ini terdapat dalam buku Antologi Puisi Tadarus karya Gus Mus, terbitan Adicita Karya Nusa Yogyakarta, 2003.
INNALILLAAHI WA INNA ILAIHI ROJI’UN SEGENAP PIMPINAN DAN KARYAWAN/KARYAWATI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN SITUBONDO
TURUT BERBELASUNGKAWA SEDALAM DALAMNYA ATAS WAFATNYA:
DRS. H. NASUFYAN TSAURI, M.PD.I
(Kepala Seksi BIMAS Islam Kemenag Kab. Situbondo)
Wafat pada hari kamis, 15 Desember 2016. Di rumah sakit Ely Zabet Situbondo Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT. Dan Segala Khilafnya diampuni oleh Allah SWT. Amin... Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Magetan Kepala Drs. H. M. Nur Sjamsudin AM, M.Si
4
MPA 364 / Januari 2017
TEROPONG
Bangsa-Bangsa yang Punah Maka masing-masing (mereka itu) Kami adzab karena dosa-dosanya, di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil, ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan ada pula yang Kami tenggelamkan. Allah sama sekali tidak hendak menzalimi mereka, akan tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri. Q.S. Al-Ankabut (29): 40
B
encana datang bertubi-tubi. Belum hilang trauma akibat gempa dan tsunami akhir tahun 2004 di Aceh, bulan Desember 2016 baru-baru ini masyarakat Pidie Jaya Aceh ditimpa gempa berkekuatan 6,5 SR. Ratusan juta hingga milyaran rupiah harta benda mereka hilang musnah, bangunan-bangunan besar termasuk belasan masjid roboh, lebih dari seratus jiwa menjadi korban dan ratusan jiwa lainnya hilang belum diketemukan. Belum lagi bencana-bencana yang terjadi sebelumnya diberbagai daerah di Indonesia. Mulai dari banjir, angin puting beliung, tanah longsor, dan lain-lain. Gempa dan aktivitas gunung berapi di Indonesia bukanlah suatu adzab dari Allah SWT, melainkan suatu konsekuensi logis dari lokasi wilayah-wilayah tersebut yang rawan bencana. Karena kepulauan Indonesia berada diatas pertemuan lempeng-lempeng bumi Eurasia, Australia, dan Pasifik. Bencana-bencana yang terjadi di Nusantara ini bukan semata-mata karena fenomena alam. Diantaranya karena perilaku penghuninya yang tidak ramah lingkungan. Seperti tanah longsor, banjir bandang, dan kekeringan pada musim kemarau. Sifat-sifat manusia yang rakus dan melampaui batas dalam mengeksploitasi alam dengan menebang pohon-pohon di hutan, penambangan liar menyebabkan bencanabencana tersebut terjadi. Sebagaimana firman Allah SWT, “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia. Maka Allah menurunkan bencana, supaya manusia merasakan akibat dari perbuatan mereka sendiri. Agar mereka kembali kejalan yang benar.” (Q.S. Ar-Ruum [30]: 41). Macam bencana lainnya merupakan adzab yang ditimpakan kepada suatu umat atau bangsa karena kedurhakaan mereka kepada Allah SWT. Betapa banyak umat atau bangsa terdahulu yang kini hanya tinggal namanya saja. Seperti umatnya Nabi Nuh, Nabi Daud, Nabi Luth, Nabi Shalih, dan kaum Fir’aun. Umat Nabi Nuh AS ditimpa banjir bandang terbesar. Gelombang air bah itu sangat tinggi, sehingga tak seorangpun yang selamat dari musibah itu. Termasuk yang tenggelam dalam banjir itu adalah anak Nabi Nuh AS yang bernama Kan’an dan istrinya yang durhaka bernama Wali’ah. Keduanya binasa bersama-sama dengan umat Nabi Nuh AS yang tidak mau beriman. Sedangkan Nabi Nuh AS dan orang-orang beriman diselamatkan oleh Allah dalam kapal yang dibuatnya. Umat lain yang dibinasakan oleh Allah dengan adzab-Nya adalah umat Nabi Luth AS. Dalam AlQur’an, surat Al-A’raf ayat 80 – 84 dikisahkan. Umat Nabi Luth AS menyimpang dari fitrah dan kodrat Allah. Kaum laki-lakinya seharusnya mencintai kaum wanitanya, tetapi mereka berkencan dengan sesama jenis (liwath), yang saat ini disebut dengan kaum Lesbian dan Gay. Nabi Luth AS memperingatkan kepada mereka tetapi kaumnya menentang, sehingga turun adzab Allah SWT. Nabi Luth AS dan keluarganya diselamatkan oleh Allah SWT, kecuali istrinya yang bernama Walihah. Istri Nabi Luth tersebut ditenggelamkan ke bumi bersama-sama dengan kaum durhaka lainnya setelah ditimpa hujan batu dan tanah tempat mereka berpijak dibalik oleh Allah SWT.
Demikian pula bencana yang menimpa umat Nabi Hud AS yaitu kaum Aad dan umatnya Nabi Shalih AS yang bernama kaum Tsamud. Karena penolakan mereka kepada nabinya, maka mereka menerima adzab yang pedih. Kaum Aad dibinasakan oleh Allah dengan angin kencang yang sangat dingin selama delapan hari tujuh malam sehingga mereka mati bergelimpangan seperti pohon kurma yang lapuk (Q.S. Al-Haqqah [69]: 6 – 7). Sedangkan kaum Tsamud karena keingkaran orang-orang kuat mereka kepada Nabi Shalih AS dengan membunuh unta yang merupakan mukjizat Nabi Shalih AS, maka mereka dibinasakan oleh Allah dengan adzabnya berupa gempa dan petir yang menghancurkan tempat tinggal mereka (Q.S. At-Taubah [9]: 70). Berbagai bencana yang menimpa bangsa kita saat ini adalah merupakan ujian dan cobaan. Ujian bagi orang yang beriman untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaannya. Dan merupakan cobaan terhadap kesabaran kita dalam menerima musibah dan bencana itu. Semua yang terjadi datangnya dari Allah SWT dan semuanya akan membawa kebaikan dan hikmah bagi hamba-Nya. Sikap ini mengarah kepada ketauhidan dan tawakal kita kepada Allah SWT. Dalam menghadapi bencana itu kita mesti bersabar dan tabah menghadapi ujian dan cobaan tersebut. Bagi orang yang sabar dan tawakal dijanjikan kepada mereka surga di akhirat kelak sebagai balasan atas kesabarannya. Demikianlah Allah dengan kekuasaan-Nya mampu membina sakan umat-umat terdahulu, bukan karena Allah menzalimi mereka tetapi karena mereka menganiaya diri mereka sendiri. Agar Allah senantiasa melindungi negeri dan bangsa ini hendaklah penduduknya beriman dan bertakwa serta menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan mungkar •RAW. MPA 364 / Januari 2017
5
Merawat Kerukunan Umat Beragama
di Era Masyarakat ‘Cyber War
2017 merupakan tahun spesial bagi Kementerian Agama. Sebab di tahun ini Kemenag merasakan eksistensinya yang ke-71 tahun. Di usia yang tidak muda lagi itu, wajar jika Kemenag bertekad menjadi semakin bersih dan melayani. “Ini menjadi penting demi menghasilakn pelayaanan yang lebih optimal,” tutus Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si.
M
enurut Sekretaris Jenderal Kemen ag RI ini, layanan optimal bisa diwujudkan jika Kementerian Agama mampu menjadi intitusi yang transparan dan akuntabel. Oleh karenanya, mantan Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya ini menghimbau kepada selu ruh pegawai Kemenag di semua level untuk bisa menge depankan optimalisasi layanan kepada masyarkat. “Ini agar Kemenag yang secara teknis bertanggungjawab pada bidang agama dan kegamaan makin positif citranya di mata msyarkat,” tandasnya. Di tengah makin berkembangnya dina mika kemasyarakatan yang kian pesat, Kemenag harus senantiasa hadir di tengahtengah masyarakat. Terlebih dalam mengan tisipasi kemungkinan-kemungkinan potensi bahaya yang mengancam kerukunan umat beragama di Indonesia. Apalagi akhir-akhir ini memang menge muka adanya beberapa elemen masyarkaat yang menonjolkan agama dalam pemahaman yang tidak selaras dengan faham Islam Nusantara Berkemajuan. Diapun meyerukan kepada seluruh elemen dan organisasiorganisasi kembali kepada pemahaman agama mayoritas di Indoensia. Adapun terkait isu-isu yang bersilerwan 6
MPA 364 / Januari 2017
Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si Sekretaris Jenderal Kemenag RI
sat ini, dia menaruh harapan besar kepada masyarakat agar lebih menahan diri dan tak terpancing emosi. Masyarakat juga jangan mudah percaya dengan berita-berita atau informasi yang kian massif di era cyber war. Oleh sebab itu, perlu cek dan ricek terhadap informasi yang datang. “Hal ini diperlukan agar kita tidak terjebak kepada pendapat, sikap dan tindakan yang tidak releven dengan kepentingan masyarakat Indonesia,” katamya mewanti-wanti. Yang menjadi cita-cita bersama, adalah terciptanya masya rakat Indonesia yang
penuh kerukunan, keharmo nisan dan keselamatan. Keti ganya tidak akan pernah meruang jika di tengah-tengah masyarakat berkembang sesuatu yang disinformatif, fitnah dan character assassination (pem bunuhan karakter). “Harapan saya, masyarakat semakin cerdas dalam menggunakan IT agar tidak terjebak pada persoalan-persoalan yang lebih rumit di masa-masa mendatang,” katanya penuh harap. Mantan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemang RI ini meyakini, bahwa riak-riak kecil maupun potensi pertikaian antara umat beragama bisa diselesaikan. Apalagi Indonesia memiliki pengalaman mewujudkan kerukunan umat. Tak heran jika dunia internasional sangat mengapresiasi terciptanya kerukukan umat beragama di Indonesia. “Dengan kinerja yang optimal dari Kemenag, kita tidak perlu terlalu khawatir mengenai kerukunan umat beragama ini,” ucapnya penuh keyakinan. Diakuinya, Indonesia merupakan contoh terbaik dalam hal membangun kerukukan umat beragama. Dan yang terpenting saat ini, bagaimana merawat kerukunan tersebut. Sebagai bangsa yang di dalamnya hidup beraneka ragam suku, adat istiadat, ras dan
Drs. H. Mahfudz Shodar, M.Ag Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jatim
agama memiliki pengalaman panjang dalam mengelola berbagai perbedaan pendapat. “Kalaupun sekarang kesannya terjadi pernakpernik persoalan yang kian beragam, saya rasa itu tetap masih dalam kendali,” ujar penulis buku “Madzab-Madzab Antropologi” dan “Islam Pesisir” ini memberikan jaminan. “Melalui forum-forum dialog antar umat beragama, insyaAllah semua bisa diselesaikan,” imbuhnya menandaskan. Dalam menanggapi gejala timbulnya isu sosial keagamaan dan gejala intoleransi, tutur Drs. H. Mahfudz Shodar, M.Ag, sebenarnya Menteri Agama bersama Menteri dalam Negeri telah mengeluarkan Peratuan Bersama Menteri (PBM) nomor 8 dan 9 tahun 2006. Secara teknis operasional, PBM ini mengamatkan tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Keru kunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian Rumah Ibadat. Dalam PBM tersebut disebutkan, bahwa manakala timbul pertikaian umat beragama, majelsi-majelis agama diberikan kewenangan untuk mengatasinya dan Kemenag sebagai tenda besar umat beragama harus mampu memberikan perlindungan yang adil. “Oleh karenanya, terhadap berbagai isu keagaman yang menerpa Kemenag harus netral dan berdiri di atas semua agama-agama,” tegasnya. Bagi Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini, netralitas di sini berarti melindungi seluruh agama yang ada. Kemenag akan memberikan ruang yang proporsional kepada masing-masing agama. “Jadi otomatis yang agama mayoritas berarti ruangnya
Indonesia merupakan contoh terbaik dalam hal membangun kerukukan umat beragama. Dan yang terpenting saat ini, bagaimana merawat kerukunan tersebut. Sebagai bangsa yang di dalamnya hidup beraneka ragam suku, adat istiadat, ras dan agama memiliki pengalaman panjang dalam mengelola berbagai perbedaan pendapat.
lebih besar dari pada yang minoritas. Tapi tak berarti mengkesampingkan kelompok minoritas,” paparnya. Kakanwil sendiri sangat menyangkan gencarnya pemberitaan yang seakan-akan kerukukan umat beragama di Indonesia telah berada di ujung tanduk. Padahal menurutnya, kerukunan selama ini masih terjaga. “Selama persoalan agama tidak dibumbuhi masalah politik pasti akan sangat mudah dijinakkan ketika terjadi letupan,” ucapnya optimis. Munculnya kasus Tolikara, Tanjung
Balai hingga reaksi atas penistaan agama, baginya tidak perlu terlalu dirisaukan. Karena pemerintah sudah memprosesnya secara hukum. Adapun Kemenag dalam hal ini juga secara intens melakukan pembinaan dan membuka ruang dialog antar umat beragama. “Upaya ini kita lakukan agar masyarakat makin teredukasi dan saling menghormati, serta tak mudah terprovokasi untuk melakukan tindakan intoleran,” katanya beralasan. Sementara itu, Pak Mahfudz – pangilan karibnya – juga menyoroti adanya fatwa haram penggunaan atribut natal bagi Muslim. Meski ada yang mencibir fatwa tersebut dengan alasan mengganggu kebhinekaan Indonesia dan mengancam toleransi. tapi menurutnya fatwa MUI ini sudah tepat. “Justru fatwa tersebut menjaga kebhinekaan dan toleransi selama ini,” tukasnya memberikan alasan. “Apalagi fatwa ini sasarannya kan hanya umat Islam dan bukan untuk umat lain,” imbuh suami Istiqamah Mahfudz ini. Baginya, toleransi tidak berarti mele burkan atau mencampuradukkan agama. Toleransi berarti memberikan kesempatan bagi orang lain untuk menjalankan ajaran agama yang dianutnya. Jadi tidak dibenarkan seorang Muslim mengikuti kebaktian di gereja ataupun menggunakan atribut keagamaan lain ataupun sebaliknya. Pak Mahfudz mengingatkan, bahwa tantangan umat beragama pada masa-masa mendatang kian berat seiring perkembangan zaman. Apalagi memasuki era Masyarakat Ekonomi Asia (MEA). Jelas akan terjadi per singgungan-persinggungan baik dari sisi ekonomi, sosial, budaya, politik, hu kum, hingga agama. Lantaran itulah dia menghimbau seluruh majelis agama membentengi umatnya dari pengaruh buruk MEA. “Yang terpenting, masing-masing agama harus menanamkan nasionalisme kepada seluruh umatnya. Dan juga senantiasa menjaga keutuhan NKRI,” tandasnya. Dengan modal ini, harmoni masyarakat pasti bisa tercipta. Dan berbekal dialog lintas agama, tantangan keumatan ke depan pasti bisa dihadapi bersama. Kuncinya terletak pada koordinasi yang baik antara pemeluk agama. Maka jangan sampai ada kebuntuhan dialog antar tokoh agama. “Inilah yang mungkin bisa meminimalisir kemungkian gangguan maupun masalah dan kesalapahaman yang kerap timbul,” pungkasnya. • Laporan: Anni Athiah, Suprianto (Surabaya). MPA 364 / Januari 2017
7
Menangkal Imperialisme Gaya Baru Melalui Fatwa Keagamaan Ada kekhawatiran toleransi umat beragama di Indonesia mencapai titik nadir. Kerusuhan Tanjung Balai dan juga Tolikara tahun lalu, telah menghentakkan kesadaran bahwa gambar kerukunan dan toleransi beragama di negeri ini kian buram. Ditambah lagi beberapa waktu lalu juga muncul gerakan massa dengan dalih membela agama. “Kita harus melihat satu persatu peristiwanya secara jernih,” ujar KH. Abdurrahman Navis, Lc. M.HI.
M
enurut Ketua PWNU Jawa Timur ini, munculnya persolaan keagamaan tidak datang tiba-tiba. Tapi dipicu oleh beragam faktor. Seperti kasus Tanjung Balai, Tolikara, hingga mencuatnya gerakan bela Islam atas kasus penistaan agama, bisa muncul karena faktor agama sendiri, politik, hukum, hingga sosial ekonomi. “Terkadang satu faktor saja yang menjadi api penyulut, tapi bisa juga datang secara bersamaan ,” tukasnya. Dengan melihat tiap kasus dari api penyebabnya, katanya, tentu akan menjadikan bijak dalam menyelesaikannya. Jika persoalan yang menguat adalah unsur agama, tentu pendekatan agama harus menjadi jembatan solusi. Tapi kalau faktor sosial ekonomi yang mengemuka, otomatis ini yang harus menjadi titik tekannya. “Jangan lantas malah dengan gampang melabeli tiap konflik keagamaan yang muncul dengan intoleran tanpa terlebih dulu mengurai akar persoalannya,” tandasnya mengingatkan. Menurutnya, persoalan toleransi tidak harus dimaknai pasif dengan membiarkan 8
MPA 364 / Januari 2017
KH. Abdurrahman Navis, Lc, M.HI Ketua PWNU Jawa Timur.
umat lain melecehkan agama tertentu. Toleransi harus dimaknai sebagai sikap memberikan kesempatan orang berbuat sesuai dengan keyakinan masing-masing tanpa harus menggaggu ataupun diganggu. Dalam masyarakat yang kian majemuk tentu tidak bisa dihindari munculnya persinggungan antar umat agama. Di sinilah sebenarnya ujian berat penganut beragama. Maka yang bisa dilakukan bagi umat, adalah memperkuat aqidah dan keyakinannya tanpa harus berusaha menganggu keyakinan umat lain. Dan ketika muncul permasalahan, agama memiliki panduan yang jelas dan arif. Koordinator Aswaja Centren PWNU Jatim ini mengingatkan, agar kini umat berhati-hati lantaran mulai dihembuskan isu keretakan toleransi. Sebab toleransi beragama sudah sejak lama tumbuh subur di negeri ini. Yang dikhawatirkannya, justru isu ini dipergunakan sebagai alat kelompok tertentu untuk melemahkan mayoritas umat Islam. “Inilah tirani minoritas terhadap mayoritas,” ujarnya.
Prof. Dr. Saad Ibrahim, MA Ketua Umum PW Muhammdiyah Jawa Timur.
Tak berhenti disitu, isu pluralisme juga kian ditiupkan sebagai perwujudan toleransi. Bahkan ada pendapat dari beberapa kelompok yang menganjurkan umat saling memberikan ucapan selamat saat perayaan agama. “Ucapan selamat itu adalah doa. Doa adalah inti ibadah. Maka ucapan selamt atas hari besar agama lain tidak diperbolehkan dalam Islam,” tegasnya. “Apalagi turut hadir dalam perayaan tersebut. Karena ini domain ibadah, sehingga yang berlaku adalah lakum diinukum waliyadiin,” ujar pengisi program ‘Kiswah’ TV 9 ini menjelaskan. Berbeda lagi jika berkaitan muamalah atau huungan sosial kemasyarakatan. Tak masalah umat beragama saling berkongsi dalam bisnis. Atau juga bekerjasama dalam membangun. Sebab itu sudah jauh hari dicontohkan Rasulullah SAW pola hubungannya dengan tetangga Yahudinya. “Jadi, sepanjang masalah muamalah itu diperbolehkan. Tapi kalau masalah ibadah ini harus tegas. Sekali lagi ini bukan berarti intoleran,” tandasnya. Sementara itu, keberadaan Kementerian Agama sebagai payung bear umat beragama, harus mampu berdiri di tengah-tengah. Kemenag harus memposisikan agama sesuai dengan posisinya masing-masing. Dan ke depan Kemenag juga harus mendorong dialog-dialog untuk memecahkan kebuntuan komunisasi. Selain itu, yang tak kalah penting, adalah meperkuat sikap saling menghormati umat beragama dan tidak mencampuradukan antara ajaran agama tertentu dengan agama lain. “InsyaAllah kalau ini bisa dilakukan, harmoni pasti tercipta dengan indah,” pungkas dosen Fak. Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya ini optimistis. Meski tak mendukung Aksi Bela Islam pada 18 Oktober, 4 November dan 2 Desember lalu, namun Muhammadiyah tidak bisa menghalangi orang untuk ikut dalam aksi yang digagas Gerakan Nasional
Pendukung Fatwa (GNPF) MUI tersebut. “Sebab undang-undang sendiri melindungi orang untuk menyampaikan aspirasinya. Kalau dilarang justru kita melanggar undangundang,” kilah Prof. Dr. Saad Ibrahim, MA. Ketua Umum PW Muhammdiyah Jawa Timur itu mengatakan, bahwa dalam iklim demokrasi salah satu cirinya adalah kebe basan berpendapat. Jadi selama penyampaian pendapat dilakukan secara tertib dan jauh dari aksi anarkis, sah-sah saja dilaksanakan. Timbulnya kekhawatiran adanya aksi makar, tuturnya, itu sudah menjadi kewe nangan negara mengusutnya. Tapi jangan lantas setiap aksi demo diindikasikan makar. Apalagi keberadaan ormas seperti Muhamamdiyah dan NU, itu jauh lebih dulu dari negara ini terbentuk. “Negara ini berdasarkan kesepakatan tokoh-tokoh bangsa, termasuk Muhammadiyah. NKRI harga mati dan final. Kita juga tidak suka negara ini kacau balau,” tegasnya.
Di sisi lain, setiap aksi harus dicermati dan menjadi bahan koreksi. Besarnya peserta Aksi Bela Islam tentu tidak saja dilatarbelakangi oleh kasus penodaan agama semata. Sebab bisa jadi ada ketidakpuasan yang lebih besar di balik itu. Salah satunya adalah faktor ketidakadilan di berbagai bidang. Prof. Saad menuturkan, bahwa pemeluk Muslim di negeri ini adalah mayoritas. Tapi meski secara kuantitas besar, ternyata tak berdaya di berbagai bidang. Baik secara ekonomi, politik, hukum, agama dan budaya. Dalam waktu bersamaan seakan negara abai. Kalau saja pemerintah merespon sejak awal, tentu aksi-aksi apapun bisa diredam sejak dini. “Tapi gerakan umat yang sudah membesar itu sudah tak terbendung lagi. Dan ini harus menjadi bahan peringatan pemerintah,” ucapnya serius. Dalam teori politk modern, ada tiga unsur pendukung demokrasi. Ketiganya adalah negara hukum (the rule of law), masyarakat madani (civil society), dan aliansi kelompok strategis. Menurut Guru Besar UIN Malik Ibrahim Malang ini, ketiga unsur tersebut harus berjalan saling beriringan. Tidak boleh ada satu unsur yang mendominasi. Dan yang terjadi saat ini, ada kelompok-kelompok strategis dari golongan konglomerasi yang begitu dominan. “Munculnya geraan civil society harus dipahami sebagai upaya untuk menyeimbangkan,” ujarnya. Di era cyber war saat ini, sambung KH. Abdussomad Buchori, perlu diwaspadai
MPA 364 / Januari 2017
9
masuknya imperialisme gaya baru. Menu rutnya, ada segitiga imperialisme yang senantiasa mengancam eksistensi Indonesia. “Kaum zionis berada di puncak segitiga itu. Lalu di kedua kakinya ada negara-negara Barat dan para misionaris,” ungkapnya serius. Ketua MUI Pusat ini mengingatkan, bahwa dalam al-Qur’an Surat al-Baqarah ayat 120 disebutkan dengan gambang peringatan atas potensi bahaya dari golongan Yahudi dan Nasrani. “Selamanya mereka tidak akan rela membiarkan eksistensi Islam di manapun termasuk di Indonesia,” tukasnya mewanti-wanti. Ketua Umum MUI Jatim ini juga menuturkan, bahwa sejak penjajahan Belanda hingga saat ini, bangsa kita senantiasa dalam rongrongan imperialisme. Tentu saja tidak dalam bentuk kolonialisme secara fisik seperti pada masa lalu. Tapi menggunakan model penjajahan yang relatif jauh dari kontak fisik dan lebih masif. Kiai Somad – panggilan karibnya – mengungkapkan, bahwa ada sembilan setra tegi yang dipakai kaum imperialis untuk melancarkan aksinya selama ini. Diantara siasat penghancuran Muslim tersebut, salah satunya adalah pemiskinan. Butkinya adalah di Indonesia. Meskipun pemeluk Islam di negara ini secara kuantitas mayoritas, tapi secara ekonomi mereka lemah dan dilemahkan. Cara yang kedua, adalah menguasai seluruh sumber kekayaan alam di negeri yang disebut sebagai jamrud katulistiwa ini. Tentu ini sangat bertentangan dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 3, dimana seharusnya bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemak muran rakyat. “Tapi nyatanya, kakayaan alam kita banyak dikuasai konglomerasi,” ucapnya miris. Tak cukup itu, para imperialis juga berupaya menguasai aset-aset ekonomi sebagai setrategi mereka yang ketiga. Sedang kan yang keempat, adalah penguasaan aset informasi. “Mereka sangat percaya bahwa siapa yang menguasai media, pasti bisa menguasai dunia,” kata ayah empat anak ini. “Dan industri media kita mayoritas dikuasai siapa?,” imbuhnya melempar tanya. Selain itu, mereka juga menguasai aset politik dan hukum sebagai jalan kelima. Lalu setrategi penghancuran keenam, adalah penghancuran moral. Selain itu, secara serius mereka juga berupaya melakukan penghancuran militansi Islam. Ini juga dilanjutkan dengan melakukan proses 10
MPA 364 / Januari 2017
KH. Abdussomad Buchori Ketua MUI Pusat.
deislamisasi dan gencar melakukan konversi agama atau pemurtadan. Kini dari kesembilan setrategi tersebut telah membuahkan hasil nyata. Lelaki kela hiran Mojokerto 3 April 1943 ini mengambil contoh, bagaimana respon masyarakat dengan memojokkan orang yang sejatinya menunjukkan militansinya dalam beragama. “Bagaimana bisa orang berbicara tegas tentang halal-haram langsung dicap radikal dan sebagainya,” paparnya terheran-heran. “Inilah keberhasilan propaganda dengan melalui beragam media yang dimiliki mereka saat ini,” katanya menyesalkan. Belum cukup itu, label intoleranpun dihembuskan tatkala ada kelompok Muslim yang berusaha dengan sungguh-sungguh melindungi aqidah dan syariat umat. Apa yang dilakukan MUI melalui fatwa maupun pendapat keagamaanya, sebenarnya dalam rangka melindungi hal itu. “Tapi justru oleh sebagian orang dan tak jarang dari kalangan Muslim sendiri mem-bully habis-habisan,” ucapnya seakan tak percaya. Lantaran itulah, memasuki gerbang tahun 2017 ini, pengasuh Pondok Pesantren Darussyifa’ Asshomadiyah Bebekan Sidoarjo ini berharap, agar umat merapatkan barisan. Jangan mudah terjebak pada isu-isu yang sejatinya menceraiberaikan umat. Tak hanya itu, aqidah dan keimanan serta syariat masyarakat Muslim harus terus dirawat. “Jangan pernah lagi memisahkan antara aqidah dan syariat. Sebab aqidah merupakan fondasi utama. Sedangkan syariat merupakan implimentasinya,” jelasnya. Dirinya teringat tulisan KH. Hasyim Asy’ari dalam Kitab ‘Irsyadussyari’. Di dalam
kitab tersebut, pendiri NU itu menuturkan, bahwa attauhiid yujiibul iiman. Faman laa iimaana lahu, laa tauhiida lahu. Wal iimaanu yujiibusyariiah. Faman la iimaana lahu, laa syarii’ata lahu wala tauhiida lahu. Fasyarii’atu tujiibul adab. Faman laa aadaba lahu, laa iimaana lahu walaa syarii’ata lahu wala tauhiida lahu. Di kitab tersebut diterangkan secara gamblang, bahwa tauhid membuahkan keimanan. Ketika seseorang tidak beriman, maka otomatis dia tak bertauhid. Adapun keimanan termanifestasikan dalam bentuk syariat. Seseorang yang tak beriman maka otomatis tidak bersyariat dan tidak pula bertauhid. Adapun implikasi syariat, adalah terbentuknya akhlak. Siapa saya yang menampilkan perilaku tak berakhlak, berati tak memiliki keimanan, tak pula bersyariat, sertta tak bertauhid. Mencuatnya reaksi besar-besaran atas kasus penistaan agama, juga menjadi sorotan Prof. Dr. Warsono, MS. Menurutnya, di tengah masyarakat yang belum teredukasi secara benar, isu apapun pasti akan disikapi secara emosional. “Apalagi kalau permasalahan yang timbul itu dikaitkan dengan aspek religiusitas atau agama. Pasti responnya luar biasa,” tuturnya. Padahal menurut pengamatan Rektor Unesa ini, kasus-kasus sosial keagamaan selama ini lebih kental nuansa politiknya. Sudah seharusnya tiap kali terjadi konflik harus diurai secara detil pihak-pihak yang terlibat dan apa motifnya. “Perlu dipikir ulang juga, apakah betul dalam rangka membela agama harus melakukan gerakan secara besar-besaran,” katanya melempar tanya.
Yang dikhawatirkan lelaki kelahiran Boyolali 19 Mei 1960 ini, jangan sampai kengototan aksi bela agama tak diiringi dengan melakukan ajaran agama itu sendiri. Menurutnya, definisi membela gama adalah mengamalkan nilai-nilai agama secara benar. Rasulullah saja tidak pernah membenci para penghinanya. Bahkan tak pernah sekalipun memeranginya. “Rasulullah itu tidak pernah menggunakan pendekatan kekerasan. Tapi justru pada zaman Rasul banyak orang masuk Islam karean akhlaknya yang santun,” tandasnya memberikan amtsal. Dia menduga, bahwa Aksi Bela Islam merupakan cermin kegagalan ormas dan pemuka agama dalam membina umat. Bahkan yang lebih miris lagi, muncuk friksi di antara mereka. Yang paling tampak di permukaan, adalah tiga kelompok; yakni kelompok pendukung aksi, kelompok pennentang aksi dan kelompok yang netral. Masing-masing kelompok ini memiliki tokoh dan pengikut. Seringkali pengikut inilah yang justru membuat gaduh suasana. “Ini bisa kita lacak bagaimana dunia medsos beberapa waktu lalu yang penh dengan ujaran kebencian masing-masing kelompok,” kata Sosiolog Unesa ini menunjukkan fakta. Melihat fenomena saat ini, dirinya rindu akan sosok Gus Dur. Andaikan Presiden RI ketiga itu masih ada, dia memastikan keriuhan semacam itu tidak akan terjadi. Dengan kewibawaan yang dimiliki cucu pendiri NU tersebut, drinya berani mengambil sikap di luar mainstrem pemikiran. “Saya melihat tokoh-tokoh kita saat ini tidak ada yang memiliki kewibawaan dan kepercayaan diri sekuat Gus Dur,” simpulnya. Di sisi lain, Warsono juga menyayangkan munculnya sikap arogansi masyarakat dengan mengindahkan etika mencelah tokoh yang berseberangan dengan dirinya. Menurutnya, ini menunjukkan makin menguatkan distrust di kalangan umat. Sikap
Prof. Dr. Warsono, MS Rektor Universitas Negeri Surabaya.
tersebut muncul lantaran masyarakat terjebak dalam kepentingan-kepentingan yang sangat pragmatis, sehingga orientasi religiusnya menjadi terabaikan. “Ini tidak hanya terjadi di masyarakat, tapi juga terjadi di kalangan elit sendiri. Ini yang menjadi persoalan,” ujarnya risau. Agar hal itu tidak terus berulang, maka menurutnya yang perlu digalakkan saat ini adalah mendorong masyarakat untuk menggunakan nalar sehat dalam beragama. Menurut Prof. Warsono, nalar dan keyakian harus lebih sehat dari syahwat materilal dan syahwat politik.
Maka pendidikan menjadi instrumen penting dalam mendidik orang untuk berpikir dengan nalar logis. Nalar yang logis sangat berpengaruh pada pengetahuan yang dihasilkan. Dari pegetahuan akan mewariskan keyakinan, sikap dan tindakan. Jadi, corak pegetahuan yang didapat sangat ditentukan dari cara berpikir atau nalar yang digunakan. “Ingat, dengan cara berpikir yang tidak benar bisa mengakibatkan orang menjadi egois,” ucapnya menandaskan. •Laporan: Suprianto, Fery Aria Santi, M. Tajuddin Nurcholis (Surabaya).
Drs. Eddy Soepranoto (Guru Honorer)
TAHUN BARU, SEMANGAT KERJA BARU
B
agi guru, liburan sekolah itu ibarat pisau bermata dua. Artinya kita harus berhati-hati dalam mengambil sikap dan kebijakan. Sebab kalau salah program, masa liburan Tahun Baru hanya untuk berhura-hura semata. Oleh karenanya, kita harus jeli dalam memilah dan memilih yang baik untuk kita berikan kepada anak-anak. Kita bisa merancang program-program yang di satu sisi bersifat refreshing, namun di sisi lain juga bisa bernilai pendidikan. Bagus juga jika mereka kita ajak ke tempat-tempat bersejarah atau dengan melakukan wisata religi. Bisa pula dengan kegiatankegiatan lain berupa bhakti sosial atau yang semacamnya. Yang penting, kegiatan mereka tidak sia-sia dan tak bersifat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Sebab pada kenyataannya, banyak masyarakat yang menikmati liburan panjang tahun baru ini dengan menyambutnya secara hura-hura. Meski sesungguhnya, mereka memang selama ini merasa terbelenggu dengan pekerjaannya selama setahun. Namun sebaiknya, kegiatan refreshing itu dicari bentuk-bentuk aktivitas yang positif. Jadi, disamping rasa jenuh dan penat terobati, tapi juga memperoleh nilai positif untuk ruhaninya. Intinya, dalam memasuki Tahun Baru 2017, hendaklah kita dapat mengubah hidup menjadi lebih baik. Menurut saya, mengubah hidup manusia itu tidak perlu menunggu akhir tahun. Terlalu lama! Setiap saat bisa dilakukan. Tapi kalau dijadikan momen dan dipakai sebagai pemicu semangat kerja itu lebih baik. •Rasmanna Rahem
MPA 364 / Januari 2017
11
LENSA KHUSUS
Kakanwil Apresiasi Peran MUI MUI merupakan penjaga akidah muslim Jatim. Hal ini disampaikan Drs. H. Mahfudz Shodar, M.Ag saat membuka Rapat Kerja Daerah MUI Prov. Jatim pada 21 Desember lalu di Asrama Haji Surabaya. “Dengan keberadaan MUI, saya yakin Jawa Timur tetap kondusif,” ucapnya penuh optimistis.
D
alam kesempatan ini, Kakanwil Kemenag Prov. Jatim juga sangat berterima kasih kepada MUI, atas perannya dalam membentengi akidah umat. Hal ini tentu turut membantu Kemenag dalam upaya melakukan pembinaan masyarakat. Oleh karena itu, relasi antara Kemenag dan MUI harus ditingkatkan dalam upaya menghadang pengaruh negatif sebagai konsekuensi masuknya era Masyarakat Ekonomi Asia (MEA). Kakanwil pun beraharap, dari Rakerda ini bisa ditelorkan ide-ide untuk membentengi generasi muda dari dampak buruk teknologi dan MEA. Apalagi di era MEA, Indonesia membebaskan visa bagi 169 negara. “Memang dari sisi devisa negara naik, tapi tentu pengaruh buruknya harus diantisipasi bersama,” tandasnya serius. “Semoga ke depan generasi emas benar-benar terwujud sehingga membawa Indonesia menjadi baldatul thayyibatun wa rabbun ghafur,” imbuhnya penuh harap. 12
MPA 364 / Januari 2017
Sementara itu, Dr. HM. Sudjak, M.Ag melaporkan bahwa peserta Rakerda yang dihelini sejumlah 150 orang. Mereka terdiri dari 2 perwkilan dari MUI kab/ko seJatim. Selebhnya adalah pengurus harian dan ketua serta sekretaris masing-masing Komisi di MUI Jatim. Ketua Panitia Rakerja MUI Jatim ini pun menjelaskan bahwa tujuan rapat kerja ini adalah untuk mengetahui realisasi program MUI baik Provinsi maupun kab/ko se-Jatim tahun 2016. Selain itu juga dirumuskan berbagai program andalan tahun 2017. “Ke depan tantangan, ujian dan tanggung jawab MUI kian besar. Maka diperlukan persamaan persepsi antara MUI Jatim dan MUI di kab/ kota,” ucapnya. Hal ini diamini Drs. H. Masduki Baidlowi dari MUI Pusat yang menghadiri Rakerda yang dihelat pada 21-22 Desember lalu. Ketua Komisi Informasi dan Komunikasi MUI ini pun memaparkan perkembangan mutakhir MUI pasca Gerakan Bela Islam di
Jakarta beberapa waktu lalu. Penasehat Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) ini pun membeberkan fakta bahwa telah terjadi serangan yang luar biasa terhadap MUI melalui cyber media. Berbagai hujatan dan cemoohan hingga opini negatif membanjiri. Namun, perang media ini mampu dimenangkan dengan gemilang. “Alhamdulillah, meski MUI tidak memiliki komisi khusus bidang cyber media, tapi dukungan umat begitu besar hingga kita berhasil memenagkan cyber war ini,” katanya bahagia. Lebih jauh dari itu, dari Gerakan Bela Islam itu, dia berharap bisa dijadikan momentum kebangkitan dan persatuan umat Islam. Apalagi tantangan yang dihadapi umat kian beragam. Tak hanya sekotr akidah tapi juga ekonomi. “Semoga ke depan kita banyak melahirkan entrepreneur muslim. Dan forum Rakerda ini bisa diformulasikan strategi konkretnya,” tandasnya berpesan. •Pri.
LENSA KHUSUS
Kanwil Kemenag Prov. Jatim
Merotasi 25 Pejabat Eselon III Demi melakukan penyegaran, Kanwil Kemenag Prov. Jatim merotasi 25 pejabat eselon III pada 7 Desember lalu. Sebelumnya juga telah dilakukan penataan ulang pejabat eselon 4 dan 5 pada akhir November lalu.
Di
antara pejabat yang dilantik adalah Masud,S.Ag,M.PdI sebagai Kepala bidang PD Pontren, Dr. Ach. Faridul Ilmi, M.Ag sebagai Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh, dan Drs. Husnul Maram, M.HI sebagai Kepala Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf. Selain itu, ada pula Drs. Leksono, M.Pd.I yang dipercaya sebafau sebagai Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam, dn Drs. Rosyadi Badas, M.Pd.I sebagai Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah. Adapun Drs. M. Sakur, M.Si yang sebe lumnya menjabat sebagai Kabid PHU Kanwil Kemenag Prov. Jatim kini menempati posisi baru sebagai Kepala Kankemenag Kab. Madiun. Lalu Drs. Mohammad Fachrur Rozi, MHI (Kabid Penais Zawa) mendapat amanah sebagai Kepala Kankemenag Kab. Jember. Selanjutnya dalah Busthami, SH, MHI sebagai Kepala Kankemenag Kab. Bondowoso, Drs. Slamet, MHI sebagai Kepala Kankemenag Kab. Banyuwangi, Santoso, S.Ag, M.Pd sebagai Kepala Kankemenag Kab. Probolinggo, Muhammad, S.Sos, M.Pd.I sebagai kepala Kankemenag Kab. Lumajang dan Drs.Abd. Wahib, M.PdI sebagai kepala kankemenag Kab. Gresik. Dr. Haris Hasanudin, M.Ag yag sebe lumnya menjadi Kepala Kankemenag Gresik, bergeser posisi sebagai Kepala Kankemenag kota Surabaya. Lalu Drs. Moh. Bakri, M.Pd.I menerima amanah sebagai kepala Kankemenag Kab. Sumenep. Lalu Drs. Ec. Moh. Shodiq, M.Pd.I dilantik menjadi Kepala Kankemenag Kab. Pamekasan. Adapun Drs. H. Juhedi, M.Pd.I dipercaya sebagai Kepala Kankemenag Kab. Sampang. Drs. Mudjalli, MHI dilantik sebagai Kepala Kankemenag Kab. Bangkalan. Dan Dr. Mohammad Zaini, MM (Sebelumnya Kakankemenag Kota Kediri) didaulat sebagai Kepala Kankemenag Kota Malang. Dalam acara ini turut pula dilantik Drs. Imron, M.Ag sebagai kepala Kankemenag Kab. Malang, Drs. Mohammad Asadul Anam, MA sebagai kepala Kankemenag Kab. Pasuruan, dan Drs. Barnoto, M.Pd.I sebagai Kepala Kankemenag Kab. Mojokerto. Turut pula dilantik juga Nuril Huda, SH, S.Pd.I, MH
sebagai kepala Kankemenag Kab. Tulungagung. Adapun Zuhri, S.Ag, M.Si sebagai Kepala Kankemenag Kota Kediri, Drs. Moch. Amin Mahfud sebagai kepala Kankemenag Kab. Jombang dan Drs. Syahidan, MH sebagai Kepala Kankemenag Kab. Trenggalek. Dalam pelantikan yang dilaksanakan di Aula al-Ikhlas Kanwil Kemenag Prov. Jatim itu, Drs. H. Mahfudz Shodar, M.Ag menyampaikan amanatnya. Kakanwil Kemenag Prov. Jatim itu pun menyitir Surat Ali Imron ayat 26 dan Al Baqoroh ayat 216. Berpihak dari kedua ayat
tersebut, dia menjelaskan bahwa jabatan merupakan amanah dari Allah dan bukan hak dari pegawai. Kakanwil berharap melalui amanah yang baru ini, para pejabat dapat melaksanakan tugasnya dengan penuh keberkahan. Dia juga mengajak pejabat yang baru dilantik untuk segera menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya dan berkoordinasi dengan pihak terkait. Selain itu, dalam menjalankan tugas, juga harus berhati hati. Sebab, tak menutup kemunhkinan datangnya godaan yang justru bisa menjerumuskan. •Psri MPA 364 / Januari 2017
13
LENSA KHUSUS
1.600 Orang Lintas Agama Ramaikan Jalan Sehat Kerukunan Suasana akrab begitu tampak dalam Jalan Sehat Kerukunan yang dihelat Kanwil Kemenag Prov. Jatim pada 18 Desember lalu. Sekitar 1600 orang dari lintas agama begitu kompak dan larut dalam jalan sehat dalam rangka menyambut Hari Amal Bakti (HAB) Kemenag RI ke-71 yang jatuh pada tanggal 3 Januari 2017.
M
ereka terdiri dari Keluarga Besar Kanwil Kemenag Prov. Jatim, Keluarga Besar BDK Surabaya, dan Keluarga Besar UPT Asrama Haji Surabaya. Selain itu dalam acara yang bertajuk “Dengan Kebhinekaan Kita Tingkatkan Harmoni dan Kerukunan Menuju Jawa Timur Damai,” hadir pula para tokoh agama baik dari MUI, PGI, KWI, PHDI, Walubi, dan Matakin. “Inilah bukti komitmen kita dalam menjaga kerukunan umat beragama yang berke lanjutan,” tutur Hj. Hikmah Rahman, Ketua Panitia Jalan Sehat Kerukunan ini bangga. Adapun para pejabat yang tampak hadir pada kegitan ini adalah seluruh pejabat eselon III mulai dari Kabag TU, Para Kepala Bidang, Pembimas yang masing-masing didampingi para istri. Tak hanya itu turut lebur dengan para peserta Jalan Sehat Kerukunan adalah Kepala BDK Surabaya, Dr. H. Much.Toha, Kepala UPT Asrama Haji Surabaya, Drs. H. Samsul Anam serta Perwakilan dari UIN Sunan Ampel Surabaya. Adapun mantan pejabat yang turut hadir adalah mantan Kakanwil Kemenag Prov. Jatim, Dr. H. M. Sujak, MAg yang juga merupakan ketua MUI Jatim. Dalam kegiatan yang dihadiri Sekjend Kemenag RI, Prof. Dr. H. Nur Syam, MSi, itu Kakanwil Kemenag Prov. Jatim mengingatkan agar semangat kerukunan antar umat beragama terus dirawat. “Dengan medium jalan sehat ini, komunikasi umat lintas agama bisa berjalan informal, rilek, menghibur dan tentu saja menyehatkan,” ujar Dr. H. Mahfudz Shodar, MAg. 14
MPA 364 / Januari 2017
Dia berharap, semua ini bisa memebrikan dampak yang luar biasa. Paling tidak, dalam suasan yang berbalut kekeluargaan ini bisa mencairkan potensi ketegangan dan merekatkan relasi antar Agama. “Jadi memperkuat kualitas komunikasi antara umat beragama ini merupakan kreasi dan inovasi untuk pemeliharaan kerukunan,” tandasnya. Dia pun mengingatkan dengan semangat kerukunan ini, bisa menghimpun ke
kuatan dan menjadikan keberagaman dan perbedaan sebagai kekuatan bangsa. Apalagi kerukunan antar umat bergama memiliki sejarah panjang yang kuat di negeri ini. Sementara itu, diakhir acara dilakukan pengundian doorprize. Ada berbagai hadiah yang telah disiapkan mulai dari Lemari Es, TV, Sepeda Gunung sampai dengan voucher menginap di Hotel dan Banyak lagi doorprize yang telah disiapkan Panitia. •Pri.
JENDELA ILMU
Rahasia di Balik Tayamum Oleh : Mumtaziyya Jasmine
Banyak yang mengira bahwa (satu-satunya) hikmah berwudhu adalah membersihkan badan dari kotoran yang menempel di tubuh kita. Kalau demikian, bagaimana bisa wudhu diganti dengan tayammum yang dilakukan dengan membasuhkan debu ke wajah dan telapak tangan?
A
da seorang teman yang tinggal di salah satu Negara di Eropa. Pada saat musim dingin, dia sering kesetrum saat memegang handle pintu yang terbuat dari logam. Kenapa hal ini bisa terjadi? Seseorang non muslim kemudian menerangan fenomena yang terjadi padanya. Molekul air yang mengembun di tubuh kita akan menetralkan listrik statis yang terakumulasi di tubuh kita. Di musim dingin, udara sangat kering, sehingga tidak ada molekul air di permukaan kulit kita. Elektron yang terkumpul di tubuh kita – kebanyakan berasal dari gesekan jaket yang kita kenakan, akan terus terakumulasi. Dan begitu tangan kita menyentuh logam yang merupakan konduktor yang baik, elektron yang terakumulasi tadi langsung meloncat dari tubuh kita ke logam tesebut. Itu adalah fenomena “petir mini” di mana ujung jari yang merasa seperti tersambar petir. Hal ini mirip dengan fenomena penangkal petir. Di atas ada gumpalan uap air yang kaya akan elektron. Elektron elektron itu akan meloncat ke bumi melalui titik-titik terdekat dengan awan dan bahan konduktor yang bagus. Kalau kita tidak ingin tersambar pertir
mini alias kesetrum listrik statis, sebelum memegang handle pintu, basahilah dulu tangan dengan air. Atau kalau tidak ada air, salurkanlah elektron di tubuh ke bumi dengan menempelkan tanganmu ke tanah atau tembok. Teori listrik statis inilah yang bisa menerangkan mengapa kita dianjurkan bertayamum sebagai pengganti wudhu bila tidak ada air. Ilmu sederhana tentang listrik statis bisa dipelajari sejak bangu SD dan selalu didapatkan lagi pelajaran itu di jenjang sekolah berikutnya. Ternyata “kotoran’ yang ada di dalam tubuh kita bukan hanya debu yang menempel ke tubuh. Ada jenis kotoran yang tidak terlihat oleh mata. Kotoran ini jauh lebih berbahaya bila tidak segera dibuang. Kotoran itu bernama elektron. Apabila terlalu banyak terakumulasi di tubuh, bisa merusak kesetimbangan sistem elektrolit cairan di dalam tubuh kita. Molekulmolekul air (H2O) yang bersifat polar sangat mudah menyerap electron-elektron yang terakumulasi. Hanya dengan mengusapkan air ke permukaan kulit saja, maka kotoran elektron itu dengan mudah terbuang. Sekarang bisa kita fahami, mengapa Rasulullah pernah mandi besar hanya
dengan menggunakan air satu gayung saja – kurang lebih satu liter. Ternyata, hanya dengan membasuh kulit tubuh dengan air itulah kelebihan elektron di permukaan tubuh akan dinetralkan. Pernah ada kisah seorang sahabat Rosul bergulung gulung di tanah karena ia harus mandi besar dan tidak ada air. Ia mengira, bahwa ia harus melumuri tubuhnya dengan debu, sebab ia beranalogi dengan wudhu dan tayamum. Kalau wudhu yang mengusap hanya wajah, kepala, tangan dan kaki diganti dengan tayamum yang mengusap wajah dan telapak tangan, maka mandi janabat harus membasuh seluruh tubuh diganti dengan tayamum seluruh tubuh. Rasulullah pun menjelaskan bahwa tayamum untuk mandi janabah dilakukan sama persis dengan tayamum sebagai pengganti wudhu, yaitu cukup wajah dan telapak tangan saja. Dengan teori kotoran elektron listrik statis inilah akhirnya rahasia di balik tayamum sebagai pengganti wudhu menjadi terang benderang. Bahwa air yang dibasuhkan ke kulit tubuh akan menetralkan listrik statis di tubuh kita. Dan penetralan itu bisa diganti dengan menebakkan tangan ke tanah dan mengusapkan debu di wajah dan telapak tangan. MPA 364 / Januari 2017
15
Peraih Medali Perunggu SASMO.
Halaman MTsN Sumber Bungur Pamekasan.
Lomba Mading 3D Tingkat Jawa Timur.
Ruang Perpustakaan MTsN Sumber Bungur.
Juara 1 SMP-MTs pada Pameran School Fair.
Juara 2 Pencaks Silat Antar Pelajar Se Jawa Timur.
Medali Emas Lagi 1500 Meter Tingkat Kab Pamekasan.
Juara 2 Kepala MTs Berprestasi Tingkat Jawa Timur.
PERSEMBAHAN HARI AMAL BAKTI (HAB) KEMENTERIAN AGAMA KE 71 DARI MADRASAH PELOSOK YANG INGIN BANGKIT BERSAMA INDONESIA
P
restasi gemilang ditorehkan MTs Negeri Sumber Bungur Pamekasan sepanjang tahun 2016 lalu. Inilah wujud komitmen madrasah yang berjarak 22 KM Utara Kota Pamekasan ini dalam mememberikan pelayanan kepada masyarakat. Prestasi ini pun sekaligus persembahan di Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama ke-71 dari marasah pelosok yang ingin bangkit bersama Indonesia. Madrasah berbasis “EdukoTorism” (Wisata Edukasi, Ekologi dan Ekonomi) yang diresmikan oleh Direktur Jenderal PDASHL melalui Kasubdit PDASHL Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini juga sangat peduli terhadap kelestarian lingkungan. Tak heran jika madrasah yang memiliki visi “Berakhlak Mulia, Unggul dalam Prestasi dan Berbudaya Lingkungan” ini didaulat sebagai madrasah Adiwiyata tingkat Provinsi Jawa Timur. Tak hanya prestasi, inovasi pun terus dikembangkan madrasah yang memiliki 1.135 siswa dari berbagai daerah di Indonesia serta didukung dengan 86 tenaga pendidik ini. Diantaranya adalah Teh Herbal “Daun Bungur” dan
16
MPA 364 / Januari 2017
Dendeng Daun Singkong”. Sebuah produk yang mampu melestarikan sejarah “Sumber Bungur”. Adapun prestasi-prestasi yang ditorehkan madrasah yang berada di ketinggian ±150 meter dpl ini berkat kebersamaan dandukungan penuh dari Kementerian Agama selama 2016 adalah: 1. Juara 2 Kepala Madrasah Berprestasi Tingkat Jawa Timur September 2016/H Mohammad Holis, M.Si. 2. Medali Perunggu pada Singapore and Asian School Mathematic Olympiad (SASMO) Mei 2016/Moh Sulthan Al-Ayubi. 3. Medali Perunggu pada Singapore and Asian School Mathematic Olympiad (SASMO) Mei 2016/Nurul Karimah Ali. 4. Distincion (Perak) pada International Competitions and Assessments For School (ICAS) 2016/Arbil Shofiurrahman. 5. Distincion (Perak) pada International Competitions and Assessments For School (ICAS) 2016/Imroatul Hasanah. 6. Seven (7) Credit pada International Competitions and Assessments For
School (ICAS) 2016/ Siti Nur Aida, Januar Ferdiansyah Rosadi, Salsabila Sukri, Mery Aldania, Kartika Candra Kirani, Riskiyatul Karomah, Alfiatun Nining Sumaroh. 7. Medali Emas pada Lomba Lari 1500 Meter HUT PGRI Kab Pemekasan Februari 2016/Hafidah. 8. Juara 1 Kategori Lembaga Kementerian Agama pada Pameran School Fair (PSF) September 2016. 9. Juara 1 Kategori SMP/MTs pada Pameran School Fair (PSF) September 2016. 10. Juara 2 Cerita Islami SMP/MTs Se Pamekasan September 2016. 11. Juara 1 Matematika pada New Era Mencari Juara SMP/MTs Se Madura Nopember 2016. 12. Juara 2 Sains pada New Era Mencari Juara SMP/MTs Se Madura Nopember 2016. 13. Juara 2 Bahasa Inggris pada New Era Mencari Juara SMP/MTs Se Madura Nopember 2016. 14. Juara 2 Pencak Silat Antar Pelajaran SMP/ MTs Se Jawa Timur 2016. 15. Juara 1 Sepak Takraw SMP/MTs se Kabupaten Pamekasan Desember 2016.
ENTREPRENEURSHIP
Menengok Model Pasar Muamalah di Depok Berbekal satu riwayat dari Rasulullah Saw yang menyatakan bahwa, ”Aturan mainku di pasar sama dengan aturan mainku di masjid” ; membuat sekelompok jamaah menggerakkan Pasar Muamalah yang berlokasi di Jalan M. Ali Raya, Tanah Baru, Depok. Penggagasnya Zaim Zaidi, mengatakan bahwa makna dari ajaran Nabi tersebut adalah bahwa pasar itu tidak boleh disewakan kepada pedagang. ”Jadi, ini gratis, tidak ada sewa”, kata Zaim.
Z
aim, yang juga peneliti senior Public Interest Research and Advocacy Center (PIRAC) menjelaskan, di dalam Islam, sebuah pasar merupakan wakaf yang tidak boleh dimiliki pribadi. Pasar juga tidak boleh disewakan, disekat antara pedagang, dan ditarik biaya sewa, pajak, maupun riba. Pasar merupakan tanggung jawab para pemimpin (amir dan para sultan) untuk mengadakan wakaf. Nabi Muhammad Saw dahulu membuat pasar seluas 0,5 hektare di samping Masjid Madinah. Meski pedagang dapat menggunakannya secara cuma-cuma, mereka tidak boleh menetap di pasar tersebut. Persis seperti sebuah masjid yang didatangi orang untuk shalat lalu pergi. ”Begitu juga dengan pasar ini. Orang datang (untuk ber) dagang, setelah selesai (lalu) pulang”,katanya. Pasar Muamalah tidak menggunakan rupiah sebagai alat tukar, tetapi menggunakan dirham. Satu dirham seberat 2,975 gram perak. Nilainya saat ini mencapai Rp. 70.000 .- Menurut Zaim, penggunaan dirham dalam transaksi di pasar tersebut tidak melanggar peraturan mengenai kewajiban penggunaan mata uang rupiah. ”Tidak masalah karena dirham bukan mata uang”, jelasnya. Pasar Muamalah telah ada sejak 2009. Namun, pasar tersebut baru mulai rutin beroperasi di Depok sejak lima bulan lalu. Pasar Muamalah digelar setiap satu bulan sekali. Selain di Depok, pasar serupa juga terdapat di Tanjung Pinang, Bintan, Kepulauan Riau. Pasar-pasar di daerah ini yang disebut Pasar Sultan, diadakan selama sepekan sekali pada hari Sabtu. Sementara Pasar Muamalah di Tanjungpura, Ketapang, diadakan dua pekan sekali, yaitu pada hari Jumat dan Ahad. Menurut Zaim, Pasar Muamalah sangat ditungu-tunggu masyarakat setempat.”Dari semua tempat, yang paling ramai disini (Depok)”, ujarnya. Sebelum Pasar Muamalah digelar, konsumen yang datang telah menerima zakat berupa dirham. Zaim menegaskan bahwa, “zakat sesungguhnya hanya sah ditarik, dibayar, dan dibagikan dalam (bentuk) emas dan perak, yakni dinar dan dirham. Sayangnya, sunnah tersebut sudah hilang, tidak lagi diketahui masyarakat Muslim. Berbekal dirham pemberian zakat tadi, mereka menggunakannya dalam tran saksi jual beli”, tambahnya.
Dia berharap, pasar serupa dapat terus berkembang di daerah lain. Namun, untuk menjalankannya harus secara bejamaah berbenuk kelompok-kelompok yang dipim pin oleh seorang amir (pemimpin). Tanggung jawab amir adalah untuk menyelenggarakan pasar, menyediakan dirham, dan menariknya dengan zakat . “Kalau semua Muslim bisa menjalankan itu, riba itu bisa kita redam, bahkan bisa dihilangkan”, tegasnya. Dengan berjalannya pasar sesuai dengan Sunnah Rasul, pasar akan mampu memacu produksi dari masyarakat. “Jadi, dalam Islam nanti akan berkembang usaha kecil menengah, pasarnya ada, modalnya ada”, jelasnya. Pasar Muamalah berukuran kecil dan hanya digelar di depan pelataran pertokoan. Pasar tersebut hanya prototype yang diharapkan terus berkembang. Ada sekitar 13 pedagang dari wilayah Jabodetabek yang menjajakan barang dagangannya di pasar tersebut. Berbagai barang kebutuhan tersedia, seperti roti, obat-obatan herbal maupun nonherbal, pakaian, jilbab, hingga alas kaki. Salah satu pedagang, Lukman Nuruddin
(28 tahun), yang menjajakan pakaian anakanak mengakui, transakasi menggunakan dirham terbilang mudah. Ia menjelaskan bahwa, beberapa barang memliki nilai kurang atau lebih sedikit dari 1 atau 0,5 dirham. Selisih tersebut kebanyakan menjadi tambahan keuntungan bagi pedagang seperti dirinya. Dengan catatan, konsumen memang meminta sisa uang tersebut tidak dikembalikan. ”Karena jual beli kan untungnya ridha sama ridha”, jelasnya, yang baru kali ini ikut serta dalam Pasar Muamalah ini. Dalam transaksi kurang dari 2 jam, ia mengantongi 4 dirham dan beberapa rupiah. Ia mengatakan, bahwa beberapa temannya sempat ingin turut serta berdagang di pasar tersebut, namun syarat menggunakan dirham membuat pedagang mengurungkan niatnya. (sk.syari’ah rep. 191216). Bagaimanapun, prototype model Pasar Mumalat yang unik dan sudah berada di sejumlah daerah ini, patut kita kaji dan ikuti perkembangannya. Baik dari segi syar’i, dan pemberdayaan ekonomi ummat, serta dari ketentuan yang berlaku disini. •AHAR MPA 364 / Januari 2017
17
INSPIRASI
Satu-satunya Madrasah ber-SNI Label SNI (Standar Nasional Indonesia) ternyata tak hanya milik perusahaan barang dan jasa. Buktinya, MAN Lamongan ditetapkan sebagai penerima SNI Award 2016. Penganugerahan ini dilakukan oleh Badan Standar Nasional (BSN) di Auditorium Gedung BPPT Kemenristekdikti Jakarta pada Nopember lalu. “Alhamdulillah.. tahun ini kami berhasil mendapatkan anugerah Silver Trophy untuk kategori organisasi kecil barang dan jasa,” tutur Drs. Akhmad Najikh, M.Ag sambil melepas senyum.
D
engan prestasi tersebut, tentu menjadikan madrasah yang sudah mengantongi sertifikat ISO 9001: 2008 ini sebagai satu-satunya madrasah di Indonesia yang ber-SNI. “Dengan SNI, kami juga bersanding dengan perusahaanperusahan top nasional lainnya,” ungkap Kepala MAN Lamongan ini. “Itulah wujud kepedulian dan kontribusi MAN Lamongan dalam pengembangan, penerapan dan pendidikan standardisasi di Indonesia,” imbuhnya bangga. Untuk dapat memenuhi standar, tak heran jika MAN Lamongan memperkuat diri dengan fasilitas pembelajaran dan evaluasi belajar online (onklas). Lalu ada pula sistem pengelolaan manajemen mutu berbasis web (Simut) dengan kapasitas internet 50Mbps dengan 60 akses poin yang tersebar di seluruh area madrasah. “Ini merupakan langkah awal menuju sekolah tanpa kertas (paperless school),” tutur Najikh – panggilan karib Drs. Akhmad Najikh, M.Ag –singkat. Daya dukung lainnya, adalah ketersediaan perpustakaan yang sudah tersersertifikasi nasional. Tak ketinggalan pula sarana ma’had bagi siswa dengan prioritas program tertentu. Dalam rangka meningkatkan pengetahuan siswa, MAN Lamongan juga memberikan beberapa layanan. Diantaranya adalah Program Ilmu-ilmu Bahasa, Program Ilmu Matematika dan Pengetahuan Alam, Program Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Program Ilmu Keagamaan. Sementara untuk mengasah life skill siswa, disuguhkan pula Program Keterampilan Tata Busana, Program Keterampilan Elektronika, Program 18
MPA 364 / Januari 2017
Keterampilan Mebelair dan Program Setara D1 TIK sertifikasi Microsoft Office. Tak ketinggalan penciptaan lingkungan belajar juga menjadi perhatian. Di madrasah ini kini tersedia fasilitas Mini Zoo, Green House, Kebun Pendidikan dan Kantin Apung. Bahkan yang menawan, sistem pembayaran di kantin di atas kolam ikan tersebut menggunakan pembayaran non
tunai dengan mesin EDC yang bekerjasama dengan lembaga perbankan. “Kami berupaya mempelopori cashless atau transaksi tanpa uang cash di madrasah,” tukas Najikh. Dengan beragam layanan tersebut, tentu saja sertifikat SNI yang diraih ini bukanlah suatu kebetulan belaka. Apalagi jalan panjang sudah direntangkan madrasah ini sejak 2009 silam saat madrasah ini masih dinahkodai Drs. H. Supandi, S.pd, M.pd – kini Kabid Pendma Kanwil Kemenag Prov. Jatim. Saat itu, madrasah ini menggaet Management Consulant (Quality Care) dalam rangka menuju ISO. Pada tahap ini, telah dihasilkan dokumen kebijakan mutu, sasaran mutu, manual mutu, prosedur kerja, intruksi kerja, dan dokumen pendukung lain. Pada Januari 2011, akhirnya madrasah yang ditetapkan sebagai Madrasah Adiwiyata nasional 2016 ini berhasil mendapatkan tiga sertifikat ISO 9001: 2008 sekaligus dari Bureau Veritas Certification Indonesia, KAN (Komite Akriditasi Nasional) dan IWW. Di bawah kepemimpinan Drs. H. M. Syamsuri, M.Pd saat itu, madrasah ini berhasil melakukan pelatihan internal audit, melaksanakan survei kepuasan pelanggan, praktek internal audit dan rapat tujuan manajemen. Selain itu juga madrasah peraih 2 juara olimpiade SKI tingkat nasional tahun 2016 ini juga telah membuat laporan ketidaksesuaian, merencanakan tindakan perbaikan dan pencegahan, audit eksternal dan menindaklanjuti temuan audit eksternal. Bahkan kini, madrasah peraih Juara 1 Wira PMR Laga Praja Airlangga X tingkat Nasional ini juga memiliki Tim Penjamin Mutu. Adapun kreteria penilaian SNI Award 2016 meliputi pola kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus pelayanan pada pelanggan, pengelolaan sumber daya, proses layanan jasa pendidikan, analisis dan evaluasi serta hasil bisnis. “Dengan poin penilaian itu, justru para juri yang melakukan visitasi merasa takjub dengan keberadaan madrasah,” ungkapnya. Kini dengan capaian sertifikat SNI, madrasah peraih Juara 3 Bina LKBB 2016 Paskibra tingkat Nasional ini bertekad untuk senantiasa menjaga kualitas. Baik dari sisi sumberdaya tenaga pendidik, fasilitas dan pembiayaan. Dengan ini MAN Lamongan semakin yakin dan percaya diri akan menghasilkan lulusan siswa yang berkualitas. “Sebab esensi dari SNI ini adalah menjaga kulitas kelembagaan dan output yang dihasilkan,” pungkasnya. •Suprianto
CAHAYA HATI
Rintihan Kerinduan Kepada Rasulullah SAW Kewafatan Nabi Muhammad Saw telah menimbulkan perasaan kehilangan yang sangat mendalam bagi keluarga, serta para shahabat dan kaum Muslimin, termasuk bagi Umar bin Al-Khaththab.
S
uatu hari, karena menahan kerinduan yang luar biasa kepada beliau, tokoh yang terkenal pemberani yang ikut terlibat dalam berbagai pertempuran dan peperangan yang terjadi pada masa Rasulullah Saw dan menjadi salah seorang tangan kanan beliau, tak kuat lagi menahan tangisnya. Lalu dia pun merintih panjang dan lama : “Demi ibu-bapakku, wahai Rasul! Sungguh, ada satu pangkal pohon kurma yang sering engkau jadikan sebagai tempat berkhutbah di hadapan manusia. Ketika manusia semakin bertambah banyak, engkaupun mengambil mimbar untuk menyampaikan pesan-pesanmu. Karenanya, betapa sedih pangkal pohon kurma itu berpisah denganmu. Kemudian, kala engkau letakkan tanganmu diatasnya, barulah ia tenang. (Apalagi) umatmu yang terlebih merindukanmu, wahai Rasul, karena engkau berpisah dengan mereka (semua)”. ”Demi ibu-bapakku, wahai Rasul! Sungguh, keutamaanmu telah sampai kepada sisi Allah Swt. Sehingga Dia menjadikan ketaatan kepadamu sama dengan ketaatan kepada-Nya. Sebagaimana fiman-Nya, ’Barang siapa mematuhi Rasul, sungguh ia telah mmatuhi Allah” (QS. Al-Nisa’ [4] : 80). ”Demi ibu – bapakku, wahai Rasul! Sungguh, keutamaanmu telah sampai kepada sisi-Nya. Sehingga Dia mengutusmu sebagai penghabisan para Nabi dan menyebutmu pada permulaan para Nabi lewat firman-Nya, ’Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari engkau (sendiri yaitu Nabi Muhammad Saw), dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh”, (QS. Al-Ahzaab [33] :7). ”Demi ibu – bapakku, wahai Rasul! Sungguh, keutamaanmu telah sampai kepada sisi-Nya. Sehingga para penghuni neraka ingin mematuhimu, sementara mereka sedang disiksa di antara lapisan-lapisan neraka. Mereka mengatakan, ’Alangkah baik andaikan kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul”, (QS. Al-Ahzaab [33] : 66). ”Demi ibu–bapakku, wahai Rasul! Sungguh, andaikan memang Musa putra Imran telah dikaruniai batu oleh Allah, sehingga air pun memancar darinya laksana sungai, tetapi apakah hal itu lebih menakjubkan dari jemarimu yang bisa memancarkan air? Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu !”.
”Demi ibu – bapakku, wahai Rasul! Sungguh, andaikan memang Sulaiman Putra Daud telah dikaruniai angin oleh Allah dengan kecepatan sejauh perjalanan sebulan, baik pagi maupun sore, tetapi apakah hal itu lebih menakjubkan daripada Buraq yang menjadi tunggangganmu didalam perjalananmu pada malam hari menuju langit ketujuh, kemudian engkau melakukan shalat subuh pada malam itu pula di Abthah? Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu!”. ”Demi ibu – bapakku, wahai Rasul! Sungguh, andaikan memang Isa Putra Maryam telah dikaruniai oleh Allah kemampuan untuk menghidupkan kembali orang mati; tetapi apakah hal itu lebih menakjubkan daripada kambing yang sudah dimasak (digoreng) dan diracuni pula, ketika ia (dapat) berbicara kepadamu, lewat pahanya (paha kambing yang hendak engkau makan itu dengan pesannya), ’Janganlah engkau memakanku, karena aku beracun!”. ”Demi ibu – bapakku, wahai Rasul! Sungguh, Nuh telah mendoakan terhadap kaumnya dengan mengatakan, ’Yaa Tuhanku! Janganlah Engkau biarkan seorangpun diantara orang-orang kafir itu tinggal di bumi! (QS. Nuh [71] : 26). Andaikan engkau mendoakan kami seperti itu, niscaya kami semua akan binasa. Namun, meskipun punggungmu telah bungkuk, wajahmu telah berdarah-darah, sendi-sendimu telah sakit, engkau tetap enggan mengatakan, selain (kata) kebajikan dengan doamu, ’Yaa Allah
Tuhanku, ampunilah kaumku. Sungguh, mereka tidak mengetahui!”. ”Demi ibu – bapakku, wahai Rasul! Dengan usiamu yang sedikit (pendek), engkau telah diikuti oleh manusia (dalam jumlah yang melebihi jumlah manusia) yang mengikuti Nabi Nuh dengan usianya yang banyak (panjang). Sungguh, telah beriman kepadamu, anak manusia dalam jumlah yang banyak, sementara tidak beriman kepada Nuh selain hanya sejumlah kecil anak manusia”. ”Demi ibu – bapakku, wahai Rasul! Andaikan engkau tidak mengambil teman duduk selain orang-orang yang sepadan denganmu, tentulah engkau tidak akan duduk bersama kami. Andaikan engkau tidak mengawini selain perempuan-perempuan yang sepadan denganmu, tentulah engkau tidak mengawini sebagian (perempuan) dari kelompok kami. Dan andaikan engkau tidak mewakilkan selain kepada orang-orang yang sepadan denganmu, tentulah engkau tidak mewakilkan kepada kami. Namun, sungguh demi Allah, engkau telah duduk bersama kami, kawin dengan sebagian perempuan dari kelompok kami, dan mewakilkan sesuatu kepada kami. Juga, engkau pakai bulu. Engkau kendarai keledai. Engkau ikutkan orang di belakangmu. Engkau letakkan makananmu diatas lantai dan engkau ambilkan makanan dengan jemarimu. Ini semua, karena engkau merendahkan diri. Semoga Allah Swt melimpahkan rahmat dan kesejahteraan kepadamu!” (A.R. Usmani : 2008). Kalau Khalifah Umar saja, mengung kapkan kerinduannya dengan rintihan yang begitu dalam menyentuh qalbu seperti itu; patut malulah kita bila tidak me miliki rasa kerinduan semacam itu. Dan ekspressi kerinduan kita kepada beliau Saw, yang paling utama adalah mengikutinya atau mendekatinya. Baik mengikuti jejak Rasul Saw (fattaabi’uunii) maupun meniru keteladanan Rasul Saw (laqad kaana lakum fii Rasulallaahi uswatun hasanatun). Termasuk dengan ikhlas dan istiqamah banyak melantunkan shalawat untuk beliau Nabi Muhammad Saw disetiap waktu, ”Innallaaha wa malaaikatahuu yushalluuna ’alan nabiyyi, yaa ayyuhalladziina aamanuu shalluu ’alaihi wa salliimu taslimaa”. Allahumma shalli wasallim ’alaa Sayyidinaa wa Maulaana Muhammaddin wa ’alaa aalihi wa ashhaabihi ajma’iin. Allaahumma Aamiin. •AHAR MPA 364 / Januari 2017
19
Tahun Baru, Hidup Baru Tahun 2016 telah berlalu. Sekarang kita menghadapai trahun baru, 2017. Lembaran hidup baru bukan berarti sekedar hidup yang baru atau hidup yang berbeda dengan yang sebelumnya. Membuka lembaran hidup baru bukan hanya setelah terjadi perubahan, justru membuka lembaran hidup baru adalah momen perubahan ke arah hidup yang lebih baik. Bukalah lembaran hidup baru setiap hari agar Anda mendapatkan momen perubahan setiap hari yang artinya perbaikan diri setiap hari. Oleh Drs. H. Athor Subroto, M. Si
T
idak peduli bagaimana kelamnya masa lalu, hidup tertumpuk dosa dan sederet kegagalan demi kegagalan, Anda bisa menatap masa depan yang lebih baik. Kita harus menutup lembaran lama agar tidak menjadi beban dan memberatkan langkah kita di masa depan. Jika kita terus menatap lembaran lama, maka kita tidak akan ada waktu untuk membuka lembaran baru yang justru ini yang terpenting bagi hidup kita karena kita hanya melangkah ke depan. Bagaimana pun dosa kita membumbung setinggi gunung, namun Allah Maha Pengampun, jika kita benar-benar taubat, insya Allah, Allah akan mengampuni dosa kita. Sudah banyak dalil-dalil yang menjelaskan bahwa Allah akan mengampuni semua dosa kita.
“...Takutlah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat [59]: 12) Begitu pula firman Allah Swt:
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Zumar [39]: 53) 20
MPA 364 / Januari 2017
Bahkan jika kita melakukan dosa syirik, kemudian kita berhenti dari kesyirikan tersebut dan berubah mentauhidkan Allah, maka dosa kita pun akan diampuni. Lebih terang lagi Allah Swt memberikan penegasannya di dalam Al Qur’an sbb: “Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqan: 68-70) Kuncinya adalah saat kita mati, kita tidak lagi menyekutukan Allah. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad Saw “Siapa yang mati sedangkan ia tidak menyekutukan Allah dengan apapun juga, pasti ia masuk surga. Siapa yang mati dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu, pasti masuk neraka.” (HR. Muslim) Jadi, menutup lembaran lama dari dosadosa ialah dengan bertaubat yang sebenarbenarnya. Kemudian menutup lembaran lama dari kegagalan demi kegagalan ialah dengan melakukan evaluasi atau muhasabah dan memaafkan diri sendiri atau siapa pun yang terlibat atas kegagalan tersebut. Kita menutup lembaran lama agar tidak lagi menjadi beban. Namun, bukan berarti kita tidak memanfaatkan masa lalu karena semua itu pasti ada hikmahnya bagi kita. Keberhasilan masa lalu, maka lanjutkan dan tingkatkan di masa depan. Kalau pun itu kesalahan dan kegagalan, maka ambilah hikmahnya dan jadikan sebagai bekal untuk masa depan kita. Hikmah dari masa lalu akan menjadikan kita lebih bijak dan pintar dalam mengambil keputusan saat ini.
Siapa yang mati sedangkan ia tidak menyekutukan Allah dengan apapun juga, pasti ia masuk surga. Siapa yang mati dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu, pasti masuk neraka. (HR. Muslim)
memberikan kontribusi kepada sesama. Tekadkan. Kemudian bertawakallah kepada Allah. Menarik disini, bahwa tawakal diletakan setelah tekad (azam). Artinya tawakal bukan hanya diletakkan setelah ikhtiar, tetapi juga setelah kita bertekad agar urusan kita menjadi mudah karena pertolongan Allah. Kita perhatikan firman Alla Swt:
Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal. (QS. Ali ‘Imraan [3]: 160) Untuk mendapatkan sukses, hendaknya kita sanggup membuka lembaran hidup baru dengan melepaskan beban dimasa lalu. Lalu dibarengi dengan bertaubat dan memaafkan kesalahan kepada siapapun. Kemudian mengambil hikmah dari masa lalu dan menjadikan bekal untuk melangkah ke depan. Dan membulatkan tekad serta bertawakallah kepada Allah Swt. Tidak ada kata terlambat untuk membuka lembaran hidup baru, Anda bisa memulainya sekarang juga. Bismillahit tawakkaltu ‘alallah.
Firman Allah,
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali ‘Imraan:159) Tekadkan Anda untuk hidup lebih baik. Tekadkan untuk meraih pencapaianpencapaian luar biasa. Tekadkan untuk meraih prestasi gemilang. Tekadkan untuk MPA 364 / Januari 2017
21
Badai Kehidupan Stres adalah manusiawi. Setiap orang beresiko mengalaminya. Oleh karena itu selalu upayakan untuk melakukan yang terbaik disetiap langkah kaki kita. Karena apa yang kelak kita terima dari dunia dan lingkungan -berawal dari apa yang kita berikan hari ini. Apakah manfaat positif atau negetif. Ini adalah hukum alam.
P
atut juga untuk kita sadari bahwa orang baik maupun orang jahat terus diuji oleh dunia ini. Ujian kebaikan hati tidak pernah berakhir. Ini diijinkan oleh Yang Maha Kuasa agar kita benar-benar tulus dan tetap rendah hati disetiap hari. Ujian kehidupan inilah yang beresiko menekan kita hingga mengalami depresi yang berkepanjangan. Oleh karena itu mari kita antisipasi bersama. Ukuran stres untuk setiap orang jelas berbeda. Ada orang yang jika dimarahi begitu saja sudah merasa tertekan. Akan tetapi ada juga oang yang baru merasa tertekan setelah dirinya benar-benar dipermalukan didepan umum. Kepekaan terhadap tekanan sebenarnya tergantung dari pengertian setiap manusia. Apabila seseorang tahu dan mengerti bahwa dia bersalah, tidak perlu di marahipun -pasti ia sudah merasa tertekan dan segera memperbaiki kesalahannya.
22
MPA 364 / Januari 2017
Stres itu biasa. Inilah hidup yang penuh tekanan. Tapi jangan diseret berlarut-larut. Sebab dapat membuat Anda mengalami depresi berat. Selesaikan masalah hari ini pada hari yang sama. Besok lagi pasti ada saja tekanan yang datang. Oleh karena itu, bereskan masalah Anda sesegera mungkin agar hidup senantiasa ringan untuk dijalani. Simak terus sampai selesai dan kenalilah tips dan TRIK jitu mengelola tekanan kehidupan. Kenali sumber stres Anda dimana? Mereka yang belum berpengalaman dalam menjalani kehidupan cenderung lebih mudah stres. Sebab hal-hal baru yang dihadapi, pertama-tama akan membuat Anda terkejut. Belum lagi bila ada tekanan dari sesama atau atasan, niscaya beban hidup itu terasa lebih berat. Dalam situasi seperti ini Anda harus belajar menyesuaikan diri. Cobalah untuk menyelami situasi dan berbaur dengan lingkungan sekitar. Bersikaplah santai menanggapi apapun itu. Ambil prinsip untuk tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Apa yang tidak baik di luar sana, tidak perlu dibawa masuk dalam hati. Pikiran menjadi penat dan pusing bila semua katakata kotor, fitnah, tuduhan, penghinaan, dan bully -terus diingat-ingat. Abaikanlah hal-hal yang tidak baik dan tidak penting itu. Lalu fokuskanlah pikiran untuk memikirkan dan melakukan hal-hal yang baik. Sumber stres dapat datang dari mana saja. Pada umumnya dapat dibedakan dari dua lokasi penting, yakni dari diri sendiri dan dari lingkungan. Stres yang berasal dari dalam diri sendiri biasanya berkaitan erat dengan kebiasaan sehari-hari. Sedangkan tekanan yang asalnya dari lingkungan sekopnya lebih luas, bisa berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat, relasi, studi dan pekerjaan.
Sumber stres dapat datang dari mana saja. Pada umumnya dapat dibedakan dari dua lokasi penting, yakni dari diri sendiri dan dari lingkungan. Stres yang berasal dari dalam diri sendiri biasanya berkaitan erat dengan kebiasaan seharihari. Sedangkan tekanan yang asalnya dari lingkungan sekopnya lebih luas, bisa berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat, relasi, studi dan pekerjaan.
3. Tidak ada uang Stres karena kekurangan materi. Apa-apa didunia ini pasti kurang terus. Oleh karena itu merasa cukuplah dengan semua yang Anda miliki. Yang penting Anda sudah berusaha semaksimal mungkin. Hasilnya, besar-kecil harus disyukuri. Berusahalah untuk menemukan peker
jaan yang halal. Jangan kedepankan gengsi. Saat Anda baru pertama kali bekerja dan belum memiliki pengalaman, jangan berlebihan lalu menginginkan pekerjaan yang waw. Mulailah mencari kerja pada hal-hal yang dianggap orang kecil. Mengumpulkan recehan/remeh-remeh dengan tekun. Pasti hasilnya mencukupi buat bertahan hidup 4. Banyak yang jahil Depresi karena pribadi-pribadi peng ganggu alias gangguan sosial. Gangguan sosia tidak bisa dihindari karena kita hidup bersama dalam perbedaan kepentingan. Oleh karena itu Anda harus kuat dan tetap sabar melewati semuanya ini sembari berusaha menyesuaikan diri. 5. Keinginan lebay (berlebihan) Stres karena keinginan yang belum tercapai. Disinilah banyak orang tersandung jatuh. Keinginan yang terlalu banyak cen derung akan membebani pikiran dan hidupmu. Oleh karena itu satukan keingi nanmu dalam harapan yang bersifat general agar hidup lebih ringan rasanya. 6. Dosa Depresi karena kesalahan sendiri. Setiap dari kita jelas pernah bersalah. Kesalahan ini kadang menekan kita dari dalam dan membuat hati tidak nyaman. Oleh karena itu segeralah memohon maaf bila perlu langsung ke orangnya. Lalu, perbaiki kesalahan Anda jika itu memungkinkan. Semoga stres bisa berlalu. Dan lebih fress di tahun baru. •Diolah dari Alwin Iswanto Lase March 21st, 2016 •AS
Di bawah ini beberapa hal yang isa menyebabkan seseorang mengalami stres. 1. Kesehatan fisik Stres karena penyakit. Tidak sehat adalah batu sandungan menikmati hidup. Oleh karena itu alangkah baiknya jika Anda segera ke dokter dan menempuh terapi-terapi yang dianjurkan olehnya. 2. Memiliki kelemahan Depresi karena kekurangan fisik/cacat. Anda harus punya pegangan hidup. Harus yakin dengan diri sendiri bahwa masih ada harapan yang disediakan bagi orangorang yang berkenan kepada-Nya. Jangan biarkan hatimu dalam kesedihan. Melainkan galilah potensi yang dimiliki. Kembangkan itu sebaik-baiknya agar lewat bakat yang dimiliki. Hidup ini lebih berguna bagi orang lain. Saat Anda memiliki kelemahan pastilah Tuhan telah menitipkan sesuatu untuk mengimbanginya, temukan itu! MPA 364 / Januari 2017
23
Maudlu’i Kontemporer Pengasuh : Prof. Imam Muchlas, MA
03
Sama Rasa Sama Rata mencinta dirinya sendiri" (HR Bukhari no. 12 dan Muslim no. 65). (8) Bukhari-Muslim mencatat hadis Nabi Saw:
“Dari Abdullah bin Amr ia berkata; Rasulullah Saw bersabda: "Orang-orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Ar Rahman, berkasih sayanglah kepada siapapun yang ada dibumi, niscaya Yang ada di langit akan mengasihi kalian. Lafazh Ar Rahim (rahim atau kasih sayang) itu diambil dari lafazh Ar Rahman, maka barang siapa yang menyambung tali silaturrahmi niscaya Allah akan menyambungnya (dengan rahmatNya) dan barang siapa yang memutus tali silaturrahmi maka Allah akan memutusnya (dari rahmat-Ny)" hadits hasan shahih (HR Tirmidzi 1847 dan Abu Daud 4290). (6) Kitab Asmau Allah al-Husna (16h15) mencatat bahwa petunjuk dari Al-Quran dan hadis dalam masalah cinta tersebut maknanya ialah bahwa cinta itu hati penuh dengan kasih sayang, cinta dan bersemangat untuk memberi jasa kepada semua manusia, baik orang Islam ataupu orang kafir yaitu: (a) Kepada orang Islam dan beriman hati penuh cinta sama rasa sama rata maka tali kasih itu mengikat hati antar mereka suka dan duka sama-sama dihayati bersama. (b) Adapun kepada orang yang kafir ialah dengan menaruh belas kasih yaitu dengan usaha menyelamatkan mereka dari azab neraka jahanam melalui ajakan kepada mereka untuk beriman dan masuk Islam. (7) Hadis Bukhari-Muslim mencatat sabda Rasulullah Saw:
Artinya: Dari Anas dari Nabi Saw, beliau bersabda: "Tidaklah beriman seseorang dari kalian sebelum dia mencintai saudaranya seperti dia
24
MPA 364 / Januari 2017
“Dari Abu Musa dari Nabi Saw beliau bersabda: "Sesungguh seorang mukmin dengan mukmin lainnya itu seperti satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lain" kemudian beliau menganyam jari jemarinya" (HR. Bukhari no. 459 dan Muslim no.4684).
17:23. Dan Tuhanmu telah meme rintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu mem bentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. 17:24. Dan rendahkanlah dirimu ter hadap mereka berdua dengan penuh kesa yangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil" (S1 Al-Isra` 23-24).
(9) Bukhari-Muslim mencatat hadis Nabi Saw:
Artinya: Telah menceritakan kepada kami An Nu'man bin Basyir berkata; Rasulullah Saw bersabda: "Kamu akan melihat orangorang mukmin dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi Abagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya)" (HR.Bukhari no.5552 dan Muslim no.4685). (10) Namun harus dibedakanantara “samarasa sama rata” tersebut di atas dari “adab sopan santun”, khususnya sopan santun anak terhadap ibu bapak dan sebaliknya. Maka sopan santun anak kepada ibu –bapak ditentukan Allah dalam Al-Quran:
Artinya: “Dari [Ibnu Abbas], dan dia mera fa'kannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Bukan ter masuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih besar dan tidak menyayangi yang lebih kecil serta tidak menyuruh kepada kebaikan dan melarang yang mungkar" (HR. Ahmad no.2214 dan Tirmidzi no. 1842)IV. Sama Rasa Sama Rata di padang Arafah Contoh Nuansa Sama Rasa Sama Rata yang sangat ideal dapat kita saksikan dan dapat kita rasakan sangat mengesan sekali yaitu waktu jutaan jamaah haji, lebih-lebih waktu wuquf di Arafah; # Seluruh jamaah kaum muslimin bersama-sama melaksanakan WUQUF di ‘Arafah: 1) Berpakaian Ihram: Berpakaian Ihram untuk memenuhi beberapa ketentuan Rasulullah Saw:
Artinya: ”Dari Ibnu 'Umar dari Nabi Saw, bahwa ada seorang laki-laki bertanya, "Apa yang harus dikenakan oleh orang yang melakukan ihram?" Beliau menjawab: "Ia tidak boleh memakai baju, Imamah (surban yang dililitkan pada kepala), celana panjang, mantel, atau pakaian yang diberi minyak wangi atau za'faran. Jika dia tidak mendapatkan sandal, maka ia boleh mengenakan sepatu dengan memotongnya hingga di bawah mata kaki" (HR. Bukhari no. 131). Pakaian ihram laki-laki terdiri dari dua buah kain yang tidak berjahit. Maka seorang yang berpakaian Ihram seharusnya suka menjauhi sifat-sifat buruk atau maksiat dan perbuatan dosa mana saya. Berpakaian Ihram mendorong para jamaah haji tumbuhnya watak suka merendah diri dan merasa hina diri di hadapan Allah dan merasa tidak memiliki apa-apa dan tidak mempunyai daya apapun seperti bayi yang baru dilahirkan dia hanya diberi pakaian yang sangat sederhana seperti popok, grito dan semacam ini. Dengan pakaian ihram mengingatkan para jamaah haji&umrah bagaimana dirinya sewaktu bayi baru dilahirkan demikian juga bagaimana kelak jika menjadi mayit, maka dia hanya diberi pakaian kain kafan putih tidak berjait. 2) Wuquf di Arafah Ibadah haji itu dilaksanakan hanya dalam musim haji, maka Wuquf itu hanya dilakukan pada jam-jam wuquf, yaitu sejak waktu zhuhur tanggal 9 Dzulhijjah sampai menjelang magrib tanggal 9 Dzulhijjah saja, maka jika dilaksanakan diluar jam-jam ini hajinya tidak sah. Di padang Arafah inilah berkumpul bersama jamaah haji seluruh dunia yang jumlahnya sampai berjuta-juta jamaah haji yang terdiri dari berbagai macam sukubangsa dengan segala budaya masing-masing. Seluruh jamaah ini semua tidak mem perlihatkan identitas kepangkatan, wangsa, dan batas-batas klasifaki sosialnya tetapi semua berusaha untuk menjadi hamba Allah mendudukkan diri agar supaya dapat berhasil mencapai nilai HAJI MABRUR penuh takwa dan menghayati firman Allah:
Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersukusuku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Se sungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(QS. Al-Hujurat 13). Seluruh jamaah haji semua memakai pakaian yang sama baju Ihram yang sama secara simbolik mendorong untuk merenungkan diri bahwa kelak semua manusia akan dikumpulkan di padang Makhsyar di hari kiamat kelak, semua melepas identitas kebangsaan, status social dan perangkat kebanggaan keduniaan, semua merendah diri dihadapan Allah dalam wuquf ini semua berikhtiar untuk melenyap kan perbedaan, maka identitas kehormatan, kedudukan, pangkat dan status sosial serta kebesaran duniawi tidak ada. Semua jamaah rukun damai memupuk kesetaraan, persamaan, memakai pakaian putih semua pakaian ihram bermukim dan bermalam di bawah tenda yang sama, tidur di alas yang sama, tempat mandi, makan makanan yang sama, lauk pauk yang sama, seluruhnya serba sama : ALLAHU AKBAR. SAMA RASA SAMA RATA. Senasib sepenanggungan penuh rasa persaudaraan Ukhuwwah Islmiyah, seiman penuh nuansa kesetaraan dalam hidup dan kehidupan mengabdi menyembah Allah dalam ibadah haji mendambakan negeri idaman: BALDATUN THAYYIBATUN WA RABBUN GHAFUR Mabit di Mina Dalam amalan wuquf di Arafah, semua jamaah menempati tenda-tenda sebagai tempat istirahat, tenda-tenda yang seragam, yang sangat sederhana bahkan sebagian mendapat tempat yang bebatuan yang kasar. Kondisi darurat ini juga dirasakan semua jamaah ketika mabit di Mina tempat bermalam dalam hari-hari mabit itu. Bukan hanya tempat atau kondisi lokasi tetapi juga semua mendapat jatah makan tertentu tidak dapat memilih menurutu semau guwee. Untuk melakukan amalan “Melempar 3 Jumrah” di sela-sela mabit ini maka semuanya
melakukan jalan kaki dari tempat bermalam dalam tenda-tenda tersebut sampai ketempat 3 jumrah tersebut melalui Trowongan yang panjangnya hampir satu kilo mater. Maka upacara Wuquf di Arafah dan Mabit di Mina adalah suatu upacara sosialisasi kebersamaan yang paling ideal dalam cuaca yang sangat panas di waktu siang dan sangat dingin di waktu malam, masih ditambah lagi pengalaman selama berada dalam kendaraan yang mengangkut berjuta-juta orang jamaah haji dari seluruh dunia antara MakkahArafah dan Mina yang menguji kesabaran hati semua jamaah haji, seluruh umat Islam wajib menghayati, merasakan suka duka, pahit-getirnya pengalaman hidup pada detik-detik ketika Wuquf di Arafah dan Mabit di Mina itu dan melempar jumrah kamudian kembali ke Makkah. Allahu Akbar,Allahu Akbar,, Allahu Akbar!!! V. Pelatihan menuju citra “Sama rasa sama rata” Kewajiban puasa merupakan suatu acara untuk pembinaan mental umat kearah berbagai macam fadhilah yang penuh hik mah rahasia kearah berbagai macam rahmah barokah Allah dalam hal ini program pembinaan sosialisasi mental sama rasa sama rata. Puasa Ramadhan merupakan Rukun Islam yang wajib dilaksanakan dengan tunduk patuh oleh seluruh Umat Islam dengan beberapa perkecualian atas beberapa orang tertentu. Di dalam puasa terkandung beberapa hikmah, yang tertinggi nilainya ialah taqwa . Allah berfirman:
2:183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”(S 2Al-Baqarah 183), Hikmah yang paling afdhol ialah peningkatan rasa TAQWA, takut melanggar hukum Allah dengan memperbanyak ibadah dan beramal soleh. Menurut seorang ahli bahasa Arab ArRaghib al-Asfihani dalam Al-Mufradat (h568) “Taqwa” itu maknanya ialah maksimalisasi kehati-hatian menjaga diri jangan menderita sakit, dengan menepati yang benar jangan sampai salah; Maka Taqwa secara Syar’i ialah menepati apa yang dibenarkan oleh Allah dan menjauhi apa yang dinilai salah oleh Allah. Maka Taqwa itu singkatnya ialah takut kepada Allah dengan kandungan makna yang sangat luas. Bersambung...
MPA 364 / Januari 2017
25
FIGUR
Drs. Leksono, M.Pd.I
Mendorong Tradisi Madrasah ke Dalam Sekolah
D
unia pendikan bagi Drs. Leksono, M.Pd.I bukanlah hal yang baru. Sebab awal karir Kepala Bidang PAIS Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini bermula sebagai guru di MAN Tuban. “Latar belakang saya memang sebagai pendidik. Bahkan cita-cita saya sedari awal adalah menjadi seorang guru,” ucapnya meyakinkan. Tak heran, sejak menyelesaikan studi di MAN Tuban pada tahun 1982 silam, dirinya langsung memilih Jurusan PAI di Fakultas Tarbiyah STIT Makhdum Ibrahim Tuban. Tak hanya itu, mantan Kepala MAN Rengel ini pun melanjutkan belajar di Program Magister Pendidikan Agama Islam di Pascasarjana Universitas Islam Malang. Jadi, ketika diamanahi sebagai nahkoda pada Bidang PAIS, Mantan Kakankemenag Tuban ini yakin tidak akan mengalami kendala berarti. Apalagi yang ditangani tak jauh-jauh dari guru dan siswa. Meskipun secara sasaran kerja jauh lebih besar dibandingkan saat menjadi kepala madrasah maupun sebagai Kasi Pendma Kankemenag Tuban. Tapi sebagai seorang guru, tentu mantan Kakankemenag Lamongan ini paham betul masalah yang dialami guru dan siswa saat ini. “Tugas utama bidang PAIS adalah menjadikan guru PAI lebih
berkualitas dan siswanya makin berprestasi dan berakhlak,” ujar alumni MTs Al-Hidayah Jenu Tuban ini. Ke depan, dia pun berharap para guru PAI tidak kalah kualitisnya dengan guru bidang studi lain di sekolah. Lantran itulah, dia berancang-ancang seluruh kegiatan pembinaan akan difokuskan pada peningkatan
SDM guru. sebab tanpa guru berkualitas tak akan mampu dihasilkan siswa yang berkualitas Adapun siswa, akan dititikberatkan pada pemahanan dan pengamalan ajaran Islam. Lantaran itulah, nanti siswa akan didorong lebih pada praktek dan pembiasaapembiasaan ritual keagamaan. Paling tidak mereka bisa menjalankan syariat agama dengan benar tanpa harus mengarahkannya menjadi seorag ahli agama. “Karena pembelajaran agama di sekolah itu hanya tiga jam per pekannya. Jadi sangat terbatas sekali,” katanya beralasan. Meski dengan waktu terbatas, tak berarti penciptaan suasana madrasah tidak bisa diadopsi ke sekolah seperti pembiasaan shalat jamaah dhuhah, jama’ah shalat dzuhur dan pe,biasaan lainnya. “Kita akan mendorong tradisi madrasah di bawah ke dalam sekolah umum,” tandasnya. Tak hanya itu, dirinya pun akan melanjutkan Gerakan Tahfidz alQur’an di sekolah umum. Apalagi saat ini sudah ada beberapa sekolah percontohan seperti di di Bojonegoro dan Lamongan. “Kita akan menjalin komunikasi secara intens dengan pemda setempat untuk memuluskan program ini,” ucap lelaki kelahiran Tuban, 14 November 1963 ini. •pri
Drs. H. Rosyadi Badar, M. Pd.I
Merasa Kering Tanpa Pesantren
A
da yang berubah dari sosok Drs. Rosyadi Badar, M.Pd.I. Jika sebelumnya menyandang sebagai Kepala Kankemenag Jember, sejak 7 Desember 2016 lalu dirinya didaulat sebagai Kepala Bidang Urais dan Binsyar Kanwil Kemenag Prov. Jatim. “Sungguh saya tidak pernah mengimpikannya sebelumnya. Semoga saja saya bisa mengemban amanah ini dengan sebaikbaiknya,” ucapnya meminta restu. Bagi Mantan Kepala Kankemenag Situbondo ini, jabatan bukanlah sesuatu yang harus dicari dan dikejar. Apalagi sedari awal diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara – dulu PNS, pria kelahiran Sumenep 6 Desember 1960 tak pernah terbesit sedikitpun untuk menduduki jabatan strategis tertentu. “Yang utama bagis saya adalah, bekerja, bekerja dan bekerja,” tandasnya berfilosofi ala Presiden Jokowi. Jabatan apapun bagi mantan Kasubbag TU Kankemenag Kabupaten Probolinggo ini sama saja. Bagi suami Dra Hj. Ummi Mahmudah, yang terpenting dalam bekerja itu bukan sebagai apa dan dimana. Tapi yang lebih utama adalah senantiasa menebar manfaat dan keberkahan. “Ini merupakan wejangan orangtua dan para guru yang senantiasa melekat dalam benak saya,” tutur mantan Kepala KUA Banyuanyar Probolinggo ini. Pesan lain yang senantiasa dipengai erat adalah
26
MPA 364 / Januari 2017
senantiasa menajadi pribadi yang ringan tangan. Artinya pribadi yang selalu siap membantu orang lain tanpa banyak pertimbangan. Apalagi sampai berpikir imbalan meski sekedar ucapan terima kasih. “Jadi, lakukan apa yang bisa dilakukan dan bantulah orang lain ketika diberikan kelonggaran untuk membantu,” kata anak keempat dari lima bersaudara pasangan KH. Ahmad Badar Rois dan Hj. Saifah Mawardah ini. Sikap ini tak lepas dari gemblengan pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo yang telah menjadi Kawah Candradimuka baginya sejak tahun 1974. Hingga kini, dia pun belum merasa menjadi alumni. Bahkan, tak pernah terbesit sedikitpun olehnya untuk sekedar berhenti nyantri kepada kiai. Kecintaan itu pun diwujudkannya dengan senantiasa mengabdikan diri pada almamaternya. Berbagai jabatan pun diembannya dengan suka cita. Dia pernah dipercaya sebagai Sekretaris Rektor, Dekan Fakultas Dakwah hingga Pembantu Rektor III IAI Nurul Jadid Paiton. Namun pengabdian itu, bagi mantan Kasi PD Pontren Kankemenag Kabupaten Probolinggo ini belum setimpal dengan apa yang telah diberikan pesantren kepada dirinya selama ini. “Bukan pesantren yang butuh saya. Karena pesantren tanpa saya pasti tetap berjalan. Tapi saya merasa kering tanpa pesantren. Sebab saya senantiasa membutuhkan bimbingan kiai,” tuturnya. •Pri
PPM Al-Azhar Gresik
METODE “SPEKTAKULER”
40 HARI HAFAL AL-QUR’AN Ingin menghafal al-Qur’an dalam tempo singkat? Bertandanglah ke Pondok Pesantren Modern al-Azhar Gresik. Sebab di pesantren ini, hanya dibutuhkan waktu 40 hari untuk merampungkan hafalan 6.666 ayat dari 114 surat yang termaktub dalam 30 juz.
I
nilah metode spektakuler yang dikem bangkan pengasuh pesantren tersebut untuk mencetak hafidz dan hafidzhah dalam waktu singkat. Metode ini diberi nama Metode Al-Azhar Traning Centre al-Qur’an (ATCA). Metode ini lahir atas keprihatian makin minimnya semangat masyarakat untuk menghafalkan al-Qur’an. Apalagi ada kenyataan pahit bahwa jumlah santri yang mendaftarkan diri sebagai penghafal al-Qur’an di pesantren kian surut. “Dari 5 santri hanya ada 1-3 orang yang bersedia menghafal,” tukas Prof. Dr. KH. Imam Bukhori al-Habsyi al-Ayyubi, MBA. “Rata-rata mereka merasa tak mampu lantaran dibutuhkan waktu beberapa tahun untuk bisa berhasil mengkhatamkan hafalan 30 juz,” imbuh pengasuh Pesantren alAzhar Gresik ini. Fakta inilah yang membuat miris Profesor dari Universitas al-Azhar Mesir tersebut. Yang membuatnya khawatir, jika kondisi ini dibiarkan lambat laun jumlah penghafal kian berkurang. Dan para penjaga al-Qur’an pun kian hilang. Apalagi sudah mulai muncul bibitbibit rasa alergi dari para santri untuk menjadi penghafal al-Qur’an. Bahkan untuk sekedar mencobanya merekapun enggan. “Kalau orang-orang menghafal al-Qur’an meninggal semua, tidak ada penerusnya. Dunia akan cepat kiamat,” ucapnya sambil menyitir salah satu Hadits Nabi Muhammad SAW.
Prof. Dr. KH. Imam Bukhori al-Habsyi al-Ayyubi, MBA Pengasuh Pesantren al-Azhar Gresik.
Berangkat dari keprihatinan itulah pesantren ini mendedikasikan diri bagi para calon penghafal al-Qur’an. Ada dua tempat yang telah disiapkan. Bagi santri putra disiapkan gedung berlantai 7 di Desa Boteng Kecamatan Menganti. Sedangkan bangunan berlantai 5 di Desa Suci Kecamatan Manyar dikhususkan bagi santri putri.
Di dua tempat yang dipenuhi ukiran “Sayyidusshalawat” itu, dihuni para santri mulai usia termuda 7 tahun hingga tertua usia 60 tahun. Dan di dua bangunan yang dominan warna hijau-emas dan merah-emas itu pula, para santri mempraktekkan motode belajar menghafal 30 juz al-Qur’an selama 40 hari. Ini adalah target waktu yang harus dipenuhi bagi semua santri, tak terkecuali santri yang belum mahir baca al-Qur’an. “Jika disiplin, tak ada yang tidak mungkin dalam menghafalkan al-Qur’an,” tandas putra angkat Abdullah alMundzir al-Habsyi – mantan Dekan Fakultas Syariah Fiqh Universitas al-Azhar Mesir – ini. Lantan itulah, demi menumbuhkan semangat santri dalam menghafal, pesantren yang didirikan alumni Program S1, S2 dan S3 Universitas al-Azhar itu mengeterapkan dua pendekatan yakni ilmiah dan non ilmiah. Menurut Kiai Imam Bukhori – panggilan karib Prof. Dr. KH. Imam Bukhori al-Habsyi al-Ayyubi, MBA, setiap manusia dianugerahi otak bagian kanan dan otak kiri. Namun dalam prakteknya yang dominan bekerja adalah otak kiri. Padahal jika otak kanan ini diaktifkan, maka hasilnya akan luar biasa. Sebab di sana menyimpan potensi daya rekam kuat. Menyadari hal tersebut, pesantren yang berdiri sejak 1 Agustus 2011 ini mecoba membuka otak kanan para santri dengan melelui metode sugesti. Sugesti ini berfungsi MPA 364 / Januari 2017
27
Gedung Megah PPM Al-Azhar Boteng Gresik.
untuk menaikkan hormon di otak kanan. Dengan ini diharapkan mereka mampu meningkatkan dan mengoptimalkan daya memori otak kanannya. “Ibarat komputer semula memiliki memori 0,5 gigabyte, dengan sugesti diupgrade naik hingga seribu gigabyte,” ucap penulis 33 judul buku ini memberikan amsal. Tak cukup itu. Pendekatan non ilmiahpun digunakan dengan cara mengajak santri melakukan tirakat khusus semisal puasa, salat malam dan mengistiqamahkan wiridan. Tujuannya adalah minta pertolongan kepada Allah agar dimudahkan dalam menghafal firman-firmanNya yang mulia. Dengan kedua metode inilah, Kiai Imam Bukhori meyakini daya rekam otak menjadi sangat tajam – sehingga mampu menghafal 30 juz dalam 40 hari. Seperti halnya sebuah pisau tajam untuk mengiris daging 1 kg. Mengirisnya bisa butuh waktu sehari, setengah hari, atau bahkan bisa 10 detik. Tergantung dengan kemahiran sang pemegang pisau. “Nah, dengan melalui kedua proses tadi, normalnya orang menghafal alQur’an butuh 4 tahun bisa dipercepat hanya dalam tempo 40 hari,” ujar lelaki kelahiran Balongpanggang Gresik 12 Maret 1975 ini menegaskan. Setelah itu, baru pengasuh hanya mem berikan kisi-kisi bagi santri. Di antaranya, menetapkan waktu menghafal dan setoran selama 14 jam per hari. Sisanya 9 jam digunakan untuk istirahat, tidur, salat dan makan. “Selama rentang waktu itu, santri yang menentukan jam belajarnya. Sehingga santri merasa nyaman. Akhirnya proses menghafal al-Qur’an menjadi begitu menyenangkan,” ucap ayah dua anak ini sambil melepas senyum. Selain itu, ada beberapa kelas pembelajaran yang bisa dipilih santri. Kelas reguler terdiri dari 3 jenjang yakni kelas 1, 2 dan 3. Di masing-masing kelas ini tentu ada perbedaan materi dan target belajar. Di kelas 1 durasi belajarnya selama 120 hari. Ini biasanya dikhususnya bagi santri yang belum bisa baca al-Qur’an dan belum memiliki simpanan hafalan. 28
MPA 364 / Januari 2017
160 wisudawan dan wisudawati Pesantren al-Azhar Gresik.
Bagi santri yang sudah memiliki hafalan 5 juz ke bawah, bisa masuk pada kelas 2. Kelas ini ditempuh selama 80 hari. Sedangkan santri dengan hafalan 5 juz ke atas masuk pada kelas 3 dengan durasi belajar selama 40 hari. “Meski berbeda durasi belajar, tiap 40 hari santri harus menyelesaikan hafalan 30 juz. Seperti kelas 1, berarti bisa mengkhatamkan hafalannya hingga 3 kali,” ungka suami Faizatul Izzah ini menjelaskan. Dengan sistem klasikal tak berarti santri hanya fokus hafalan. Sebab untuk memudahkan dalam menghafal, santripun dianjurkan untuk mempelajari terjemah. Sebab ini juga bisa memudahkan santri dalam menghafal. “Selain itu, dengan mengerti terjemah al-Qur’an juga menjadi sarana rekreasi dan hiburan tersendiri bagi santri,” tuturnya serius. Jika santri ingin mempelajari tafsir alQur’an, masih bisa mengikuti Program Pematangan yang terdiri dari 3 jenjang. Di sini santri bisa mempelajari semua kitab tafsir berhaluan ahlussunnah wal jamaah. Dengan melahap seluruh program, tentu bisa dihasilkan “hafidz mudqin”. Penghafal yang benar-benar memiliki kualitas. Baik dari segi bacaan dan penguasaan ilmu al-Qur’an. Meski demikian, program hafalan alQur’an tidak hanya dikhususkan bagi santri mukim. Sebab masyarakat umum juga bisa mengikuti progam tahfidz. Tersedia bagi mereka progra taahfidz 100 kali pertemuan, 200 kali pertemuan dan 300 kali pertemuan. Dengan keberadaan program tersebut, tak heran jika pesantren ini banyak didatangi masyarakat dari berbagai profesi yang berkeinginan untuk menghafalkan al-Qur’an. “Waktu setoran hafalan biasanya dilakukan pada hari Kamis dan Minggu,” beber Kiai Imam Bukhori menjelaskan. Metode yang dikembangkan pondok al-Azhar ini ternyata mampu menjadi magnet bagi masyarakat untuk melakukan gerakan menghafal al-Qur’an. Dan lambat laut anggapan menjadi hafidz itu susah dan menyita waktu tidak terbukti. Sebab realitasnya santri bisa merampungkan hafalan hanya dalam waktu 40 hari. Dan
masyarakatpun bisa nabung hafalan tanpa harus menganggu kesibukannya. Kini pesantren ini telah mewisuda 2 gelombang. Adapaun Gelombang kedua wisuda dilakukan di masjid Agung Gresik beberapa waktu lalu, yang disaksikan langsung oleh masyarakat dan Bupati Gresik. Total wisudawan hafid-hafidzah berjumlah 160 orang. Menariknya, dari jumlah tersebut tidak didominasi santri dari Gresik saja. Namun juga ada santri dari pelosok nusantara hingga mancanegara seperti dari Yaman, Malaysia dan Brunei Darussalam. Adapun dari dalam negeri, ada santri asal Papua, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Jakarta, Bandung, Sidoarjo dan Gresik. Selain itu, ada pula santri asal Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi, Aceh dan Padang. Meski para santri telah diwisuda, tak lantas pihak pesantren melepas begitu saja. Ada anjuran bagi santri untuk melakukan pentashihan ulang hafalannya. Waktunya sendiri sangat kondisional dan sangat bergantung bagis hafidz-hafidzah. Biasanya ada yang seminggu sekali atau bahkan sebulan dua kali. Tapi bagi santri asal luar negeri biasanya menyempatkan datang setahun sekali. Kini pihak pesantrenpun merasa lega. Sebab jerih payah menggerakkan masyarakat untuk menghafalkan al-Qur’an melalui metode “Spektakuler” telah membuahkan hasil. Seiring dengan itu kepercayaan masyarakat kian tumbuh. Lantaran itulah, kini al-Azhar bertekad untuk terus memberikan wadah bagi masyarakat untuk mempelajari al-Qur’an. Bahkan dalam waktu dekat PPM alAzhar akan membangun Islamic Centre di atas lahan seluas 15 hektar didekat kawasan pelabuhan Internasional Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) Gresik. Tak hanya itu, pesantren ini juga akan membangun Pusat Pendidikan Islam Internasional di Lasem dengan luas lahan 61 hektar. “Selain terus mencetak penghafal al-Qur’an, kami juga bermimpi mendirikan Universitas Al-Azhar kedua setelah Mesir,” tukas lelaki yang pernah mengabdikan diri di 12 negara di dunia ini optimistis. •Suprianto
LIPUTAN KHUSUS
Kemenag Berencana Moratorium Ijin PPIU Baru Beragam upaya dilakukan Kementerian agama (Kemenag RI) dalam rangka memberikan perlindungan dan pelayanan kepada jamaah Haji dan Umrah. Meski demikian, harus diakui bahwa sejumlah masalah masih mewarnai penyelenggaraan umrah sepanjang 2016.
S
eperti halnya haji, ibadah umrah melibatkan dua negara yaitu Indonesia dan Saudi Arabia. Tapi berbeda dengan haji, ketika calon jamah umrah berniat untuk berumrah, maka harus menghubungi PPIU (Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah) atau Travel dengan izin resmi dari Kemenag RI. Hingga saat ini, ada 650 PPIU. Di antara, 650 PPIU tersebut ada 123 PPIU berfungsi juga sebagai provider visa. Provider visa adalah sejumlah PPIU yang telah memenuhi kualifikasi tertentu sehingga memiliki kewenangan untuk mengurus visa. Jadi tidak semua PPIU memiliki kewenangan. Dan yang patut diwaspadai lagi adalah PPIU yang tidak memiliki izin yang saat ini menjadi urusan penegak hukum yaitu Kepolisian. Sementara itu, Kementerian Agama saat ini sedang mempertimbangkan kebijakan moratorium izin PPIU baru. Menurut Menag Lukman Saifuddin, jumlah PPIU
yang ada saat ini yang mencapai 650 lembaga terbilang moderat. Dari tahun ke tahun memang animo masyarakat untuk beribadah umroh kian meningkat. Hal ini diikuti tren pembentukan PPIU baru yang tinggi. Kemenag beralasan, jika niat penyelenggara biro baru ini tidak sungguh-sungguh dalam membina jemaah, dikhawatirkan yang terjadi justru pengelolaan yang tidak profesional sehingga merugikan jemaah. Namun demikian, Kemenag me mastikan bawah kebijakan moratorium tidak dalam rangka menghambat persaingan usaha biro umrah. Untuk itu, saat ini Kemenag berkon sentrasi dalam pengetatan pengawasan PPIU. Ini dilakukan agar kasus penipuan travel umrah tidak terus terulang karena sangat merugikan jemaah. Dan salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengawasi biro perjalanan haji melalui Sistem Informasi Manajemen dan Pelaporan Umrah (SIMPU).
Yakni, sistem aplikasi yang menghubungkan Kemenag, Kanwil, biro, provider visa, dan Kedubes Arab Saudi. Melalui SIMPU, Kemenag bisa menge tahui jumlah dan identitas jemaah, kejelasan hotel, muasasah, rute terbang maskapai, dan hal lain yang dilakukan biro resmi. Dengan demikian, informasi dari semua pemangku kepentingan bisa berjalan secara onlinedan terus diperbarui. Dengan sistem ini, bisa juga diketahui biro perjalanan umrah yang punya akuntabilitas dan disiplin. Selain SIMPU, Kemenag juga memiliki aplikasi Umrah Cerdas berbasis Android. Melalui aplikasi ini, masyarakat diharapkan mendapatkan kemudahan dalam mengakses segala informasi terkait perjalanan umrah. Selain fitur informasi penerbangan, kegiatan umrah, doa manasik, regulasi, informasi kesehatan bagi jemaah, aplikasi Umrah Cerdas menyajikan fitur aduan kendala dan persoalan yang dihadapi jemaah. •Pri MPA 364 / Januari 2017
29
LIPUTAN KHSUS
Kiai Ghofur: “Perilaku Kita Mempengaruhi Keseimbangan Alam” Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sepanjang 2016 terjadi 5.578 gempa bumi di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, rata-rata setiap bulan terjadi 460 gempa. Dengan rincian 12 gempa memiliki dampak yang sangat merusak.
G
empa paling merusak yang terjadi di 2016 adalah gempa di Pidie Jaya dengan kekuatan M (magnitudo) 6,5 pada 7 Desember lalu. Gempa itu menyebabkan 103 jiwa meninggal dunia, 267 jiwa luka berat, 127 jiwa luka berat, 91.267 jiwa mengungsi, 2.357 rumah rusak berat, 5.291 rumah rusak sedang, 4.184 rumah rusak ringan dan kerusakan lainnya. Sementara itu terkait bencana letusan gunung api, BNPB mencatat hingga saat ini terdapat 16 gunung api aktif dari 127 gunung api yang statusnya di atas normal. Rinciannya, satu gunung api berada dalam status awas (level 4) dan 15 status waspada (level 2). Di Jawa Timur, sepanjang Januari hingga November 2016 telah terjadi 486 bencana di 38 kabupaten/kota Jawa Timur. Rinciannya, 213 bencana banjir dan 273 bencana longsor. Padahal sepanjang 2015 terjadi 291 bencana. Sekitar 98 persen bencana yang terjadi di Jatim adalah bencana hidrometeorologi atau bencana yang dipengaruhi cuaca seperti banjir, longsor, puting beliung, dan gelombang pasang. Sisanya, sebanyak 2 persen adalah bencana geologi seperti gempa bumi dan erupsi gunung api. “Berbeda dengan bencana hidrometeorologi yang bisa analisa, bencana geologi tidak bisa diprediksi” ujar Abdul Hamid, SH, M.Si. Sepanjang tahun 2016 terekam 399 kejadian gempa bumi di wilayah Jawa Timur. Namun, dari ratusan kejadian itu hanya ada 13 kali gempa bumi berkekuatan signifikan yang bisa dirasakan guncangannya. Memang, Provinsi Jatim merupakan wilayah yang masuk kelas risiko bencana sedang-tinggi. Sebanyak 30 kabupaten/kota masuk risiko tinggi dan delapan daerah risiko sedang. Hal ini berdasarkan Indeks Risiko Bencana (IRB) tahun 2013. 30
MPA 364 / Januari 2017
Prof. Dr. KH. Abdul Ghofur Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Drajat Paciran Lamongan.
Abdul Hamid, SH, M.Si Supervisor Pusdalop (Pusat pengendali Operasional) BPBD Jatim.
Sementara itu, ada lima pontensi bencana yang mengancam Proinsi di ujung Timur Pulau Jawa ini yakni banjir, kekeringan, longsor, gelombang ekstrim (abrasi dan gelombang pasang) dan cuaca ekstrim (puting beliung). “Bencana tidak melihat tahun. Artinya sepanjang tahun ancaman ini selalu ada,” tandas Supervisor Pusdalop (Pusat pengendali Operasional) BPBD Jatim ini. Terkait maraknya bencana yang terjadi, ada analisa berbeda dari Prof. Dr. KH. Abdul Ghofur. Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Drajat Paciran Lamongan ini, ada dua pendekatan yang bisa digunakan dalam melihat bencana yakni aspek dhahir dan hakikat. Secara dhohir memang, Indoensia termasuk daerah yang dikelilingi gunung berapai aktif atau ring of fire. Selain itu, negiri di garis khatulistiwa ini juga diapit oleh 4 lempeng tektonik besar yaitu: lempeng Eurasia, Lempeng India dan Australia, dan Lempeng Pacifik. Dari sisi ini memang negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia ini memang sangat rawat terjadi bencana. Sedangkan dari sisi hakikat, bencana yang bertubi datang lantaran goyanya keseimbangan antara aura merah dan aura hijau. Menurut Kiai Ghofur, aura merah ini diakibatkan prilaku buruk yang terjadi. Sedangkan aura hijauh merupakan sinyal kebaikan. “Jika bencana datang, berarti sinyak merahnay yang menguat. Sedangkan sinyal hijauh mengecil,” simpulnya simpel. Agar bencana tidak bertubi-tubi datang, maka yang harus diperbanyak adalah melakukan kebaikan demi kebaikan. Senan tiasa umat harus menebar kedaiaman, kebai kan dan kebajikan. “Jangan salah, prilaku kita juga mempengaruhi keseimbangan alam juga,” tandas kiai kharismatik ini. •Pri
LIPUTAN KHUSUS
Tujuh Poin Penting dalam Revisi UU ITE Setelah molor sejak tahun 2015, Rancangan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informatika dan Transaksi Elektronik (UU ITE) akhirnya disahkan. Ada tujuh poin yang diubah oleh Kementerian Komunikas dan Informatika.
K
etuju poin penting yang pertama adalah menambahkan penjelasan terkait istilah mendistribusikan, mentransmisikan dan/atau memungkinkan informasi elektronik dapat diakses. Dalam perubahan ini menegaskan bahwa ketentuan tersebut adalah delik aduan, bukan delik umum. Adapun unsur pidana mengacu pada ketentuan pencemaran nama baik dan fitnah yang diatur dalam KUHP. Kedua, menurunkan ancaman pidana dengan dua ketentuan. Yakni pengurangan ancaman pidana penghinaan atau pencemaran nama baik dari pidana penjara paling lama enam tahun menjadi empat tahun. Sementara penurunan denda dari paling banyak Rp1 miliar menjadi Rp750 juta. Adapun Pengurangan ancaman pidana pengiriman informasi elektronik berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti dari pidana penjara paling lama 12 tahun menjadi empat tahun. Ada pula pengurangan denda yang dibayarkan, dari paling banyak Rp 2 miliar menjadi Rp 750 juta. Poin ketiga adalah pelaksanakan putusan Mahkamah Konstitusi terhadap dua ketentuan. Yaitu mengubah ketentuan Pasal 31 ayat (4) yang semula mengamanatkan pengaturan tata cara intersepsi atau penya dapan dalam Peraturan Pemerintah menjadi dalam Undang-Undang. Selain itu juga menambahkan penjelasan pada ketentuan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) mengenai keberadaan informasi Elektronik dan/ atau dokumen elektronik sebagai alat bukti hukum yang sah. Keempat dalam revisi kali ini adalah melakukan sinkronisasi ketentuan hukum acara pada Pasal 43 ayat (5) dan ayat (6) dengan ketentuan hukum acara pada KUHAP. Jadi, penggeledahan atau penyitaan yang semula harus mendapatkan izin Ketua Pengadilan Negeri setempat, kini disesuaikan kembali dengan ketentuan KUHAP. Sedangkan, Penangkapan penahanan yang dulunya harus meminta penetapan Ketua Pengadilan Negeri setempat dalam waktu
1x24 jam, kini disesuaikan kembali dengan ketentuan KUHAP. Yang kelima adalah memperkuat peran Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dalam UU ITE pada ketentuan Pasal 43 ayat (5). Kini penyidik memiliki kewenangan membatasi atau memutuskan akses terkait dengan tindak pidana teknologi informasi. Tak hanya itu, mereka juga berhak meminta informasi dari Penyelenggara Sistem Elektronik terkait tindak pidana teknologi informasi. Lalu keenam, menambahkan ketentuan mengenai “right to be forgotten” alias hak untuk dilupakan pada ketentuan Pasal 26 yang terbagi atas dua hal. Dengan ini berarti setiap penyelenggara sistem elektronik wajib menghapus konten informasi elektronik yang tidak relevan yang berada di bawah kendalinya atas permintaan orang yang bersangkutan
berdasarkan penetapan pengadilan. Selain itu juga menyediakan mekanisme penghapusan informasi elektronik yang sudah tidak relevan. Terakhir ketujuh adalah memperkuat peran pemerintah dalam memberikan perlindungan dari segala jenis gangguan akibat penyalahgunaan informasi dan transaksi elektronik dengan menyisipkan kewenangan tambahan pada ketentuan Pasal 40. Disebutkan, pemerintah wajib melakukan pencegahan penyebarluasan informasi elektronik yang memiliki muatan yang dilarang. Selain itum pemerintah juga berwenang melakukan pemutusan akses dan/atau memerintahkan kepada penyelenggara sistem elektronik untuk mela kukan pemutusan akses terhadap informasi elektronik yang memiliki muatan yang melanggar hukum. •pri MPA 364 / Januari 2017
31
KELUARGA
Penguatan Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak Keluarga adalah lingkungan pertama dalam melaksanakan proses sosialisasi pribadi seorang anak. Oleh karenanya, keluarga menjadi sangat fundamental dalam sosialisasi tersebut. Sebab dari dalam keluargalah anak berusaha mengenal berbagai macam nilai dan norma.
pendidikan dalam keluarga agar mampu memberikan solusi. Sebab bagaimanapun juga, rendahnya tingkat pendidikan dan rendahnya peran keluarga akan berdampak pada kehancuran generasi mendatang. Fungsi Keluarga Secara psiko-sosiologis keluarga berfungsi sebagai sumber kasih sayang, rasa aman bagi keluarga, memberikan perhatian antar keluarga, memberikan kedewasaan kepribadian anggota keluarga, serta membe rikan identitas pada keluarga. Sedangkan fungsi sosialisasi, adalah membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing, Oleh : Su’udi Guru Matematika SMP Negeri 2 Tenggarang Bondowoso, dan Tenaga Edukatif (Tutor) pada Universitas Terbuka Jember.
K
eluarga memberikan pengaruh sekali gus membentuk watak dan kepribadiaan anak. Sementara anak merupakan “investasi” yang harus dikem bangkan secara optimal, dengan cara memberi stimulus yang tepat, sehingga potensi positif yang dibawa sejak lahir akan berkembang secara maksimal. Di sisi lain, dampak luar biasa dari pengaruh globalisasi dan informasi, anak akan dengan mudah memperoleh informasi dari luar melalui media apapun. Tentu ini akan memberikan pengaruh signifikan terhadap anak-anak kita. Sebab tidak semua informasi yang diperoleh anak dari luar, merupakan informasi yang baik dan tepat untuk perkembangan anak. Untuk itulah, pengaruh negatif pada anak-anak sebagai dampak dari perkembangan teknologi dan informasi saat ini, harus diimbangi dengan kuatnya peran 32
MPA 364 / Januari 2017
mene ruskan nilai-nilai budaya, serta mengem bangkan proses interaksi dalam keluarga. Dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi. Sebagai fungsi pendidikan, adalah menyekolahkan anak untuk memberikaan pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak untuk kehidupan yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa, serta mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembanganya. Dari sejumlah fungsi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga ber tanggung jawab dalam membentuk sum berdaya manusia. Sebab memang
KELUARGA dalam keluargalah untuk pertama kali seseorang mengawali kehidupan, sehingga kepribadian seseorang banyak dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya. Keluarga merupakan awal mula pembe lajaran tentang norma, kaidah atau tata nilai, serta keyakinan dalam beragama. Orangtua akan menjadi model pertama yang akan ditiru oleh anak. Oleh karena itu, peranan lembaga keluarga menjadi dominan dalam proses pendidikan kepribadian dan watak anak selanjutnya. Dimana proses pendidikannya akan berlangsung melalui panutan, pengajaran, pembinaan atau pem bim bingan yang sesuai dengan kondisi masing-masing keluarga. Penerapan pola komunikasi keluarga sebagai bentuk interaksi antara orangtua dengan anak maupun antar anggota keluarga, memiliki implikasi terhadap proses perkembangan emosi anak. Dalam proses komunikasi tersebut, akan terjadi proses belajar, pembinaan, pembimbingan, atau proses pendidikan. Proses pendidikan anak dalam keluarga akan terjadi timbal balik, yaitu orangtua mendidik anak. Dan sebaliknya, orangtua dituntut untuk mengembangkan pribadinya. Maka pola komunikasi yang demokratis dan interaktif secara kultural akan menen tukan keberhasilan proses sosialisasi pada anak. Proses sosialisasi menjadi penting, karena dalam proses tersebut akan terjadi “penularan” sistem nilai yang positif kepada anak. Ini akan memberikan pengaruh positif terhadap pembentukan dan perkembangan emosi anak. Makna Pendidikan Keluarga untuk Menanamkan Nilai Moral Keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama yang menjadi faktor dasar alam pembentukan pribadi anak. Freud telah membuktikan, bahwa masa pendidikan keluarga pada dua tahun pertama merupakan tahun-tahun yang sangat krusial dalam perkembangan kepribadian anak untuk mencapai masa depannya. Sementara Dobbert dan Winkler ber pendapat, bahwa lingkungan keluarga merupakan faktor dominan yang efektif dan terpenting. Peran keluarga dalam pendidikan nilai, adalah mendukung terjadinya proses identifikasi, internalisasi, panutan dan reproduksi langsung dari nilainilai moral yang akan ditanamkan sebagai pola orientasi dari kehidupan keluarga. Sebab keluarga merupakan lingkungan terdekat bagi anak sejak anak dilahirkan. Di dalam keluarga anak memperoleh banyak pengalaman dan stimulus untuk tumbuh dan berberkembang. Perilaku setiap anggota keluarga, terutama orangtua, akan direkam oleh anak yang secara lambatlaun akan membentuk kepribadiannya.
Lingkungan keluarga meru pakan faktor dominan yang efektif dan terpenting. Peran keluarga dalam pendidikan nilai, adalah mendukung terjadinya proses identifikasi, internalisasi, panutan dan reproduksi langsung dari nilai-nilai moral yang akan ditanamkan sebagai pola orientasi dari kehidupan keluarga. >Dobbert dan Winkler
Maka problem dalam mendidik anak, menjadi suatu hal yang tak terelakkan. Untuk itulah, diperlukan pengetahuan tertentu dalam usaha membangun pola komunikasi keluarga secara efektif, sehingga mampu mengantarkan anak-anak yang memiliki perkembangan emosi yang baik. Sementara peran orangtua bagi pendidikan anak, adalah memberikan dasar pendidikan, sikap dan keterampilan dasar
seperti agama, budi pekerti, sopan santun, serta menanamkan kebiasaan-kebiasaan. Oleh karenanya, anak perlu mendapatkan pendampingan dalam perkembangan nilai moral. Peristiwa sehari-hari bisa dijadikan sebagai alat bagi orangtua untuk mengin ternalisasikan nilai moral kepada anak. Kesimpulan Peran keluarga dalam penanaman nilai moral anak usia dini sangatlah besar. Keluarga sebagai suatu sistem sosial merupakan faktor determinan pertama dan utama dalam membentuk kepribadian. Sedangkan lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat dengan anak, sehingga pendidikan keluarga memberikan pengaruh kuat terhadap pembentukan dasar watak dan kepribadian anak. Terutama pada saat anak masih berumur dibawah lima tahun (balita). Figur yang ditunjukkan oleh anggota keluarga dalam bentuk perilaku sehari-hari akan diamati, lantas kemudian diikuti dan ditiru oleh anak. Dengan demikian, orangtua dalam keluarga sebisa mungkin harus mencontohkan perilaku yang positif kepada anak. Sebab suasana fisik dan psikologis dalam keluarga berpengaruh secara kuat terhadap proses inkultrasi, internalisasi anak, yang pada gilirannya akan menentukan perkembangan anak itu sendiri. Oleh karena itu, perlu adanya penguatan pendidikan bagi masyarakat agar memahami tentang pentingnya peran keluarga dalam pendidikan anak-anaknya. Sedangkan pendidikan yang dilaksanakan pada pendidikan formal hanyalah sebagai penunjang dalam menuju kehidupan di masa yang akan datang. MPA 364 / Januari 2017
33
TA’ARUF
Prof. Dr.KHH. Ali Yafie
Bersih, Sederhana dan Mengabdi
B
Masih ingat dengan KHM. Ali Yafie? Bambang Wiwoho merekam sosoknya dalam buku ‘Bertasawuf di Zaman Edan’, yang diluncurkan beberapa waktu lalu dalam acara tasyakkuran 90 tahun (93 tahun kalender hijriyah) usia Kiai kharismatik tersebut.
anyak tokoh-tokoh ternama yang menghadiri perhelatan itu. Termasuk diantaranya Menag Lukman adalah Hakim Saifuddin. “Kalau ingin menyaksikan figur yang dengan baik menja lani kehidupan bertasawuf, maka salah satu contoh yang bisa kita saksikan sekarang adalah Kiai Haji Ali Yafie,” ujarnya saat memberikan sambutan. “Beliau merupakan teladan pelaku tasawuf di kehidupan modern ini,” tandasnya. Ungkapan tersebut rasanya tak berlebihan jika disematkan pada sosok yang sederhana dalam hidup tapi kaya dalam dunia intelektual. Kiai Ali Yafie tak hanya mengajarkan, tapi juga mengamalkan tasawuf di tengah-tengah kehidupan modern. Beliau tak beruzlah meninggalkan keramaian dunia, melainkan tetap menjalankan tasawuf di tengah bisingnya hingar-bingar kehidupan. Itulah yang membuatnya betah untuk terus berkontribusi dalam membangun bangsa ini, meskipun kompetisi hidup di era kekinian tampak semakin tajam. Dia senantiasa hadir di tengah-tengahnya untuk mewarnai agar kehidupan lebih bermakna. Dengan kata lain, dirinya hendak menyatakan, bahwa kehidupan yang hedonis akan berimbang jika diisi dengan tasawuf. 34
MPA 364 / Januari 2017
Kiai Ali Yafie merupakan figur panutan di ‘zaman edan’, dimana tata nilai kehidupan sudah jungkir balik; yang salah dibenarkan yang benar disalahkan, yang salah dibela yang benar dicela. Di sisi lain, banyak orang yang ingin mencapai kedamaian batin dan kebahagiaan. Untuk menghadapi hidup semacam ini, beliau memberikan solusi dengan menjalani hidup dalam konsep BSM (bersih, sederhana, mengabdi). Menurut Wiwoho, sang penulis buku ‘Bertasawuf di Zaman Edan’, jalan tasawuf yang beliau terapkan harus jadi contoh dan dapat ditiru seluruh masyarakat Indonesia. Sebab bagi Kiai Ali Yafie, bertasawuf tidak berarti hidup menyepi sendiri di hutan atau berkhalwat di pegunungan. Namun justru harus bekerja keras, tetapi tujuan utamanya adalah untuk mengabdi kepadaNya. Maka tak heran jika dalam hidupnya Kiai Ali Yafie getol beraktivitas, aktif berdakwah dan menulis buku. Bahkan ketika telah memasuki usia senja, dirinya masih tetap memberikan pengajian rutin di sejumlah tempat. Utamanya di kediamannya sendiri di Kompleks Taman Berdikari Sentosa, Rawamangun, Jakarta Timur. Termasuk menerima konsultasi dari berbagai pihak terkait permasalahan kebangsaan dan negara. Juga yang berkaitan dengan ekonomi dan perbankan syariah.
KHM. Ali Yafie lahir pada tanggal 1 September 1926 di sebuah Kampung Pesisir Wani Dongala, Sulawesi Tengah. Anak kelima dari sembilan bersaudara ini, tumbuh di tengah keluarga santri yang memiliki tradisi menulis. Sejak berumur lima tahun dirinya sudah belajar membaca ‘kitab kuning’ langsung dari ayahnya Muhammad Yafie. Kakeknya, Syaikh Abdul Hafidz Bugis, adalah seorang ulama’ terkemuka Indonesia yang pernah menjadi Guru Besar di Masjid al-Haram. Warisan kitab dari kakeknya sangat besar peranannya dalam membentuk khazanah intelektual Ali Yafie. Setelah menyelesaikan studinya di Verlog School (Sekolah Dasar bagi rakyat pribumi di Pare-pare Sulawesi), Ali Yafie berguru pada Syeikh Ali Mathar (paman Prof. Dr. Quraish Shihab). Lantas melanjutkan pendidikannya di Madrasah As’adiyah yang terkenal di Sengkang, Sulawesi Selatan. Sejak belia Ali Yafie dikenal sebagai anak yang cerdas. Pada usia 12 tahun sudah mahir membaca kitab kuning. Lalu ayahandanya memasukkan dirinya ke pesantren dan belajar ilmu agama dari para ulama’. Diantaranya adalah Syaikh Ali Mathar (Rappang), Syaikh Haji Ibrahim (Sidrap), Syaikh Mahmud Abdul Jawad (Bone), Syaikh As’ad (Sengkang), Syaikh Ahmad Bone
TA’ARUF
(Ujungpandang), serta Syaikh Abdurrahman Firdaus (Jampue-Pinrang). Ulama’ yang paling berpengaruh terhadap dirinya, adalah Syaikh Abdurrahman Firdaus yang berasal dari Makkah. Padanya Ali Yafie belajar fiqih, tafsir dan sastra Arab. Selain belajar kepada para ulama’, dirinya juga menda lami ilmu pengetahuan umum, bahasa asing, jurnalistik, dan ilmu pengetahuan lainnya. Latar belakang keilmuan semacam itulah, yang membuatnya tidak gagap dalam menghadapi hidup kekinian. Dirinya bahkan aktif dalam organisasi dan berbagai kegiatan. Terutama di bidang pendidikan. Setelah sempat menjadi guru di madrasah, dirinya aktif di Darul Dakwah wal Irsyad (DDI). Bahkan pada tahun 1963 – 1966 diamanahi sebagai Ketua Umum organisasi tersebut. Pengasuh pondok pesantren Darul Dakwah Al Irsyad Pare-pare – yang didiri kannya tahun 1947 ini, pernah mengabdikan dirinya sebagai hakim di Pengadilan Agama Ujung Pandang (1959 –1962) dan menjabat inspektorat Pengadilan Agama Indonesia Timur (1962 – 1965). Pada tahun 1966 – 1972, Dewan Penasehat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) ini menjadi Dekan di Fakultas Ushuluddin IAIN Alauiddin Makassar. Sedangkan kiprahnya di Nahdlatul
Ulama’ bermula dari NU Cabang Pare-pare. Lalu didapuk menjadi Ketua Syuriah Dewan Pimpinan Cabang di sana. Kemudian dirinya aktif di NU tingkat Provinsi. Pada tahun 1971 mulai merambah ke tingkat nasional. Dalam muktamar NU 1971 di Surabaya, dia terpilih menjadi Rais Syuriyah. Sedangkan pada Muktamar NU di Semarang 1979 dan Situbondo 1984, dirinya terpilih kembali sehagai Rais dan di Muktamar Krapyak 1989 sebagai wakil Rais Aam. Pada tahun 1991 – 1992 Kiai Ali Yafie dipercaya sebagai Rais Aam PBNU menggantikan Kiai Achmad Siddiq yang telah berpulang kerahmatullah. Mengenai jabatan lainnya, pernah menjadi anggota DPR/MPR sejak 1971 hingga 1987. Juga menjadi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 1990 – 2000, Ketua Dewan Penasehat MUI, sebagai Ketua Dewan Penasehat Presiden Republik Indonesia Ketiga (1998-1999), serta menjadi wakil ketua Dewan Penasehat ICMI Pusat dan Dewan Penasehat The Habibie Centre. Disamping itu Kiai Ali Yafie juga pernah menjadi Anggota Badan Pertimbangan Kese hatan Nasional, Anggota Badan Pertim bangan Pendidikan Nasional (BPPN), Anggota Dewan Riset Nasional, Anggota Komite Ahli Perbankan Syariah Bank
Indonesia, Anggota Dewan Pengawas Syari’ah Bank Muamalat, wakil ketua Dewan Pembina Badan Arbitrase Muamalat dan Ketua Dewan Syariah Nasional MUI. Yang tak banyak orang tahu, Kiai Ali Yafie juga pernah menjadi anggota staf harian merangkap anggota dewan pleno Badan Pembinaan Potensi Karya Kodam XIV Hasanuddin. Atas berbagai pengabdiannya, dirinya telah menerima Tanda Jasa/ Peng hargaan Bintang Maha Putra dan Bintang Satya Lencana Pembangunan dari pemerintah RI. Di dunia pendidikan dirinya pernah mengajar di berbagai lembaga pendidikan tinggi Islam di Jakarta. Ketua Yayasan Pengurus Perguruan Tinggi As-Syafiyah (YAPTA) ini, juga menjadi Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Guru Besar dan Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, dan Guru Besar Universitas Islam Asy Syafi’iyah (UIA). Banyak sudah karya tulis beliau yang sudah terpublikasikan. Diantaranya ‘Agama dan Kemiskinan: suatu tinjauan dari segi agama Islam’ (Proyek Penelitian Keagamaan, Departemen Agama, 1981), ‘Teologi Sosial: telaah kritis persoalan keagamaan dan kemanusiaan’ (LPKSM, 1997), ‘Menggagas Fikih Sosial’ (Bandung: Mizan, 2000), ‘Fikih Perdagangan Bebas’ (Bandung: Mizan, 2003), ‘Beragama secara Praktis: agar hidup lebih bermakna’ (Bandung: Mizan, 2004) dan ‘Merintis Fikih Lingkungan Hidup’ (Yayasan Amanah, 2006). Sedangkan buku yang ditulis bersama (alm.) Nurcholis Madjid, adalah ‘Disiplin Ilmu Keislaman Tradisional: Fiqh’ (Para madina, 1987). Dan kumpulan dari naskahnaskah khutbahnya, juga diterbitkan dengan judul ‘Menolak Korupsi Membangun Kesalehan Sosial: kumpulan naskah-teks khutbah (P3M, 2004). Dan ada lagi karya lainnya, yakni ‘Upaya Memahami Makna Hakikat Kehidupan Manusia’, ‘Manusia dan Kehidupan’, serta ‘Manusia dalam Kehidupan Beragama’. Dengan prestasi dan karya yang menjulang seperti itu, sosok KHM Ali Yafie tetap menjadi figur yang tawadhu dan selalu menghargai pendapat orang lain. Beliau tak saja ‘alim, namun juga senantiasa ikhlas dalam menjalani segala aktivitasnya. Perilakunya selalu bersih, sederhana dan mengabidkan seluruh waktunya untuk kepentingan umat, bangsa dan negara. Inilah pribadi yang santun, bijak, ramah, lembut, arif, tegas, teliti, cermat dan tentu saja bersahaja. Kiat hidupnya sederhana, hiduplah dengan teratur; makan-minum teratur, istirahat dan tidur teratur. “Saya dididik ayah tidak boleh kenyang. Berhenti makan sebelum kenyang,” tuturnya. “Sedangkan untuk menjaga ingatan, yakni tak pernah berhenti membaca kitab kuning dan buku,” tukasnya. •Il/berbagai sumber MPA 364 / Januari 2017
35
EDUKASI
Merawat Islam Indonesia dengan Pembelajaran PAI di Sekolah Banyak teori yang menyatakan, bahwa Islam yang otentik adalah Islam yang mengajarkan perdamaian dan kasih sayang terhadap sesama. Maka ketika Islam yang damai ini masuk ke Indonesia, Islampun seakan-akan menemukan rumahnya. Islam begitu cepat berbaur dengan kultur yang sudah mengakar sebelumnya.
Oleh : Bagus Mustakim Instruktur Nasional Kurikulum PAI pada Direktorat PAI Kemenag RI dan Pengawas Sekolah PAI pada Kantor Kemenag Kab. Ngawi Jatim.
B
anyak cerita tentang akulturasi dan toleransi yang melegenda terkait dengan dakwah Islam di Indonesia pada era awal. Misalnya cerita tentang wayangnya Sunan Kalijaga, gamelannya Sunan Bonang, sampai kisah tentang larangan Sunan Kudus agar umat Islam tidak menyembelih sapi. Karenanya banyak pula yang meyakini, bahwa Islam Indonesia yang otentik adalah Islam yang damai, adaptif terhadap budaya lokal, apresiatif terhadap keragaman dan toleran. Namun akhir-akhir ini ada kecen derungan karakter Islam Indonesia yang damai itu mulai bergeser dari keasliannya. Beberapa kasus kekerasan yang menga tasnamakan agama sampai kasus-kasus terorisme yang terus terjadi seakan mem berikan wajah baru bagi Islam Indonesia. 36
MPA 364 / Januari 2017
Islam Indonesia menampilkan kesan sebagai Islam yang mudah marah, arogan, anti budaya lokal, monotafsir dan tidak toleran. Tampilan ini masih diperparah dengan munculnya beberapa studi yang menunjukkan semakin menguat dan domi nannya faham Islam radikal di tengah masyarakat. Memang wajah radikal Islam ini tidak tampak dalam Aksi Bela Islam (ABI) I-III beberapa waktu yang lalu. Sebaliknya yang hadir adalah wajah Islam yang santun, damai dan ramah lingkungan. Namun tidak sedikit yang menilai, bahwa potensi radikalisme Islam Indonesia tetap tinggi. Hanya saja potensi-potensi radikal itu tiarap selama berlangsungnya aksi. Potensi tersebut masih tampak bersebaran di media sosial dalam bentuk ujaran kebencian, kekerasan dan fitnah dalam menyikapi perbedaan terhadap aksi itu sendiri. Situasi ini harus disadari penuh oleh elit Islam Indonesia. Bergesernya orientasi dalam beragama dari visi damai dan kasih sayang menuju visi konflik dan kekerasan,
menunjukkan ada sesuatu yang salah dalam mengemas agama. Banyak faktor yang menyebabkan persoalan ini. Mulai dari rendahnya pemahaman keagamaan, kepentingan politik, sampai situasi Islam global yang sedang terjebak dalam konflik sektarian. Dalam situasi seperti itu, Islam Indonesia yang otentik harus dipertahankan dan terus dirawat. Salah satu upaya merawat Islam Indonesia adalah melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah. Memang ada beberapa kejadian yang kontradiktif terkait dengan keberadaan pembelajaran PAI di sekolah. Seperti ditemukannya buku siswa yang berisi tentang faham Islam radikal. Namun di sinilah peran pembelajaran PAI dalam merawat Islam Indonesia menemukan konteksnya. Jika tidak dikelola dengan benar, kasus penyusupan faham radikal dalam pembelajaran PAI sangat mungkin terjadi dan terus berlanjut. Sebaliknya, jika PAI dikelola secara benar dan serius sesuai dengan karakter
EDUKASI Islam Indonesia, PAI bisa dijadikan sebagai media yang tepat untuk memoderasi faham keagamaan peserta didik sehingga mampu melahirkan keberagamaan yang moderat, damai dan toleran. Ada tiga komponen dalam pembelajaran PAI yang bisa dioptimalkan untuk meraih tujuan ini; yakni guru, kurikulum dan buku. Dalam konteks ini pemerintah memiliki peran dan kepentingan yang besar dalam mengelola dan mengembangkan PAI di sekolah. Pemerintah harus mampu menye diakan guru, kurikulum, sekaligus buku PAI yang sesuai dengan karakter Islam Indonesia. Untuk mencapai pembelajaran PAI yang sesuai karakter Islam Indonesia, ada tiga domain pembelajaran PAI yang harus diperhatikan. Pertama, al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber otoritas keislaman. Kedua, sumber otoritatif yang disusun, dipakai dan dibaca oleh para ulama’. Ketiga, implementasi Islam dalam sejarah keindonesiaan. Pembelajaran PAI harus mencapai domian ketiga sehingga mampu mencapai praktik Islam yang diamalkan di Indonesia. Munculnya radikalisme dalam beragama disebabkan pembelajaran PAI hanya menyentuh domain pertama saja. Alasan yang digunakan adalah semangat kembali kepada kemurnian Islam dalam al-Qur’an dan Hadits. Domain ini belum mampu mencapai makna yang dimaksudkan. Untuk mencapai makna yang sebenarnya, teks al-Qur’an dan Hadits harus didialogkan terlebih dulu dengan konteks pada waktu wahyu itu turun sekaligus dengan situasi kekinian. Tanpa melakukan dialog ini, peserta didik hanya akan menemukan makna yang sempit dalam pembelajaran agama. Akibatnya sikap keberagamaan peserta didik cenderung eksklusif, radikal dan tidak toleran. Di sinilah pentingnya domain kedua dan ketiga dalam pembelajaran PAI. Selama ini dua domain ini masih sangat kurang. Baik guru, kuruikulum, maupun buku belum mengarah pada domain kedua dan ketiga. Salah satu penyebabnya adalah minimnya kompetensi guru, perumus kurikulum, dan penyusun buku dalam menguasai agama sebagai disiplin ilmu. Pembelajaran PAI biasanya hanya sebagai pelestari tradisi keislaman. Sementara tradisi keislaman yang diajarkan baru merujuk pada domain alQur’an dan Hadits serta sejarah Islam masa lalu, namun minim kajian keilmuan yang sesuai dengan kondisi sosio kultural dan sejarah keindonesiaan. Sebenarnya Kementerian Agama me miliki peran strategis dalam mendisain pembelajaran PAI yang ideal. Secara keilmuan Kemenag memiliki sumberdaya manusia yang mumpuni dalam kajian agama sebagai disiplin ilmu melalui perguruan tinggi agama Islamnya. Secara kelembagaan Kemenagpun ditopang oleh Peraturan Pemerintah (PP) nomor 55 tahun 2007 tentang pendidikan
jika PAI dikelola secara benar dan serius sesuai dengan karakter Islam Indonesia, PAI bisa dijadikan sebagai media yang tepat untuk memo derasi faham keagamaan peserta didik sehingga mampu melahirkan kebe ragamaan yang moderat, damai dan toleran.
agama dan keagamaan. Dengan berbekal PP nomor 55 tahun 2007 Kemenag seharusnya memiliki kewenangan yang besar dalam membina guru, menyusun kurikulum dan menerbitkan buku-buku PAI yang kredibel. Kenyataan di lapangan berbicara lain. Selama ini guru PAI diangkat oleh pemerintah daerah (Pemda). Kurikulum dan buku PAI juga dirancang dan didisain oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Praktis Kemenag hanya mendapatkan kewenangan mendisain dan mengelola pendidikan di madrasah yang secara kelembagaan memang berada di bawahnya. Tapi untuk pembelajaran PAI di sekolah, baik jenjang dasar, menengah, maupun perguruan tinggi, tidak mampu dijangkau secara langsung. Padahal secara kuantitaif jumlah sekolah di bawah Kemendikbud yang mengajarkan PAI jauh lebih besar dibandingkan jumlah madrasah di bawah Kemenag.
Sekarang adalah saat yang tepat untuk mengevaluasi manajemen PAI di sekolah. Pertama, dimulai dengan membangun mindset baru tentang PAI. Bahwa PAI bukan semata-mata mengajarkan cara shalat, zakat, puasa dan haji. PAI memiliki peran sentral dan strategis dalam menjaga kebhinekaan negeri ini, yakni dengan menciptakan keberagamaan yang inklusif, damai dan toleran. Cara berpikir seperti ini harus terus diwacanakan, sehingga dimiliki oleh semua stakeholder pendidikan mulai dari pusat sampai guru di sekolah. Dengan demikian PAI dapat ditempatkan dalam posisi yang strategis, baik pada wilayah kebijakan maupun implementasi. Kedua, menata ulang manajemen PAI yang selama ini masih berada di dua institusi, yakni Kemenag dan Kemendikbud. Dikarenakan sumberdaya keilmuan PAI di Kemenag lebih otoritatif, maka Kemenag perlu diberi kewenangan yang lebih besar dari pada sekedar meningkatkan kompetensi teknis profesional guru PAI. Ada ideologi tentang Islam inklusif, damai dan toleran yang harus dibangun dan ditanamkan dalam diri pribadi guru-guru PAI melalui kajian-kajian keilmuan tentang PAI. Ideologi inilah yang selanjutnya diinternalisasi dalam diri siswa sekolah melalui kurikulum dan buku PAI. Ketiga, guru PAI yang menjadi ujung tombak misi PAI inklusif, damai dan toleran idealnya berada dalam satu sistem pembinaan yang efektif. Selama ini guru PAI berada di dua sistem pembinaan yang terpisah. Pembinaan kepegawaian dilakukan oleh Pemda/Kemendikbud, sementara pembinaan keprofesian dilakukan oleh Kemenag. Ini tentu menyebabkan pembinaan tidak efektif. Di samping itu dualisme pembinaan itupun dapat menghambat guru dalam penilaian kinerja dan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Karenanya refor masi sistem pembinaan guru PAI menjadi salah satu pekerjaan khusus dalam tata ulang manajemen PAI di sekolah. MPA 364 / Januari 2017
37
EDUKASI
Meneguhkan Kembali Eksistensi Guru Pendidikan Agama Islam di Ruang Publik Guru merupakan pendidik profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (UU No. 20/2003, Pasal. 39, ayat 2). Berdasarkan undang-undang tersebut dapat dipahami, bahwa tugas guru termasuk juga Guru PAI bukan hanya mengajar saja, tetapi lebih jauh dari itu yakni mulai dari merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, sampai kepada mengevaluasi hasil pembelajaran. pengetahuan yang spesifik, yang hanya bisa dilakukan hanya oleh tenaga profesional. Oleh karena itu, menjadi guru tidak hanya cukup memahami materi yang akan diajarkan saja, akan tetapi memerlukan pengetahuan lain yang menunjang. Misalnya pengetahuan tentang psikologi (psikologi umum, psikologi perkembangan dan psikologi belajar), teori tentang perubahan tingkah laku, kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar, kemampuan mendesain strategi pembelajaran dan kemampuan lainnya. Di samping itu, pekerjaan guru PAI bukanlah pekerjaan yang statis, Oleh : Trianto Ibnu Badar at-Taubany Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam SMA/SMALB & SMK Bidang Pendidikan Agama Islam Kanwil Kementerian Agama Jawa Timur.
U
ndang-Undang Guru dan Dosen juga secara tegas menyatakan, bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (UU No. 14 Th. 2005, Pasal 1). Oleh karenanya, mengajar PAI bukanlah hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik, tetapi mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan melakukan evaluasi. Mengajar adalah pekerjaan yang mempunyai tujuan yang jelas, yakni pembentukan kepribadian, karakter, watak peserta didik. Dalam pelaksanaannya diperlukan sejumlah keterampilan khusus yang didasarkan pada konsep dan ilmu 38
MPA 364 / Januari 2017
tetapi adalah pekerjaan yang dinamis, yang senantiasa berkembang, karena yang dihadapi adalah manusia dan pengetahuan yang senantiasa berkembang. Oleh karena itu, guru dituntut peka terhadap dina mika perkembangan masyarakat, baik perkembangan kebutuhan yang senantiasa berubah, perkembangan sosial, budaya, politik dan teknologi. Untuk itu, guru harus berangkat dari orang yang berbakat, punya minat, panggilan jiwa dan idealisme, serta memiliki komitmen terhadap peningkatan mutu pendidikan. Dari itu, guru tidak bisa melepaskan diri dari tanggung jawab profesional dalam proses pendidikan.
EDUKASI
Kondisi demikian sangat berpengaruh terhadap stereotype guru itu sendiri. Guru dibangun untuk menjadi “model” peserta didik dan masyarakat. Guru harus menunjukkan dirinya sebagai utswah hasanah – teladan yang baik bagi komunitas. Guru hadir di ruang publik, tidak sekedar untuk menjadikan peserta didik cerdas pikir (transfer of knowledge), tetapi dia juga harus mampu membentuk watak perilaku yang karimah, watak perilaku terpuji, serta membentuk kepribadian peserta didik yang utuh sebagai manusia purna (transfer of value). Disinlah perbedaan utama dari yang namanya guru dengan profesi lain. Fenomena yang berkembang akhir-akhir ini, bahwa profesi guru PAI sering mendapat sorotan yang tajam. Di antara masalah yang muncul, adalah rendahnya mutu dan kualitas sumberdaya manusia yang dihasilkan selama ini dan akhlak peserta didik yang masih jauh dari yang diharapkan. Arif Rahman, sebagaimana dikutip Armai Arif (2005) mengatakan, bahwa
titik lemahnya pendidikan di Indonesia disebabkan oleh banyak factor; di antaranya adalah (1) titik berat pendidikan selama ini hanya pada aspek kognitif, (2) pola evaluasi selama ini meninggalkan pola pikir kreatif, imajinatif dan inovatif, (3) kurangnya pembinaan minat belajar pada peserta didik karena pengertian “pendidikan” berubah menjadi “pengajaran”. Berangkat dari itulah, kita perlu mere fleksi dan meneguhkan kembali eksis tensi guru Pendidikan Agam Islam di ruang publik sebagai wujud instropeksi dan evaluasi diri. Meneguhkan Kembali Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Menjadi guru PAI, pada dasarnya bukanlah hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi guru PAI bertanggung jawab atas perubahan perilaku peserta didik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Menurut Wina Sanjaya (2006), dalam proses mengajar, guru harus membimbing peserta didik agar potensi
mereka berkembang, melatih keterampilan baik keterampilan intelektual maupun keterampilan motoric, sehingga peserta didik dapat berani hidup dalam masyarakat yang cepat berubah dan penuh persaingan. Guru juga harus memotivasi peserta didik agar dapat memecahkan berbagai persoalan hidup dalam masyarakat yang penuh tantangan dan rintangan, dan membentuk peserta didik agar memiliki kemampuan inovatif dan kreatif. Guru PAI dalam teks dan kontekstualisasi regulasi dituntut memiliki kompetensi yang lebih dibandingkan dengan guru pada umumnya. Nilai lebih dimaksud selain empat kompetensi yang harus dimiliki guru sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru juncto Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 yang meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi professional dan kompetensi sosial. Guru PAI berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pengelolaan MPA 364 / Januari 2017
39
Pendidikan Agama pada Sekolah juncto Keputusan Menteri Agama RI Nomor 211 Tahun 2011 tentang Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam, juga dituntut memiliki kompetensi spiritual dan kompetensi kepemimpinan. Kompetensi spiritual menghendaki Guru PAI harus mampu menjaga semangat bahwa menjalankan tugas profesi Guru PAI itu merupakan amanah, panggilan jiwa dan ibadah kepada Allah SWT. Sehingga dalam diri Guru PAI timbul keikhlasan dalam beribadah dalam hal ini menjalankan tugas dan kewajiban sebagai guru, menyeimbangkan antara tugas dan kewajiban dan mampu menempatkan diri dalam hidup bermasyarakat, serta tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu radikalisme yang mengatasnamakan agama. Kompetensi leadership adalah kemam puan untuk mengorganisasikan potensi diri sendiri, sesama GPAI dan pengawas PAI, serta satuan pendidikan dalam mewujudkan pembelajaran PAI yang efektif, efisien dan bermutu. Kompetensi leadership juga menghendaki bahwa Guru PAI memiliki kemampuan dalam merencanakan, melak sanakan, menjaga, mengendalikan dan mengarahkan pembudayaan pengamalan ajaran pada komunitas sekolah agama (religious culture/budaya islami) dan menjaga keharmonisan hubungan antar pemeluk agama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu juga menuntut agar Guru PAI mampu menjadi utswah hasanah baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Berdasarkan kenyataan demikian menjadi tanggungjawab berat guru PAI dalam mengemban amanah tugas profesi, karena guru PAI hakekatnya tidak sekedar mencerdaskan secara akal-pikiran, tetapi juga mencerdaskan hati dan raga peserta didik. Inilah esensi sesungguhkan dari tugas guru PAI dalam ranah publik. Mengoptimalisasi Eksistensi Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Guru PAI dalam proses pendidikan mempunyai eksistensi dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewu judkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, bakat, kemampuan dan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Untuk itu, guru PAI harus memperhatikan peserta didik secara individual, karena antara sesama peserta didik memiliki perbedaan yang sangat mendasar, baik dari segi bakat, minat dan kecerdasan, maupun dari segi latar belakang pendidikan orangtua, sosial ekonomi dan kebiasasan di rumah, karena semuanya itu akan mempengaruhi peserta didik. Oleh karena itu, guru PAI mempunyai eksistensi y ang tidak bisa digantikan, meskipun kemajuan 40
MPA 364 / Januari 2017
teknologi berkembang dengan hebat. Ada empat parameter dalam rangka mengukur kualitas kinerja guru PAI dalam rangka mengoptimalisasi kompetensi mereka. Pertama, kualitas pembelajaran Guru PAI, yaitu sejauh mana Guru PAI mampu mengimplementasikan kompetensi pedagogik dan profesional mereka dalam mela kukan manajemen kelas. Termasuk dalam hal ini kemampuan dalam menguasai meto dologi dan subtansi pembelajaran, penggu naan strategi, model dan metode pembelajaran. Sehingga Guru PAI mampu mela hirkan “menu-menu pembelajaran” yang “mengundang selera” peserta didik untuk belajar. Kedua, pengembangan diri (PD) Guru PAI. Bahwa guru PAI harus proaktif dalam meningkatkan kompetensi mereka melaui kegiatan-kegiatan ilmiah seperti seminar, lokakarya, semiloka dan kegiatan kolektif guru PAI dalam FKG, KKG dan MGMP. Ketiga, Publiaksi Ilmiah (PI), bahwa guru PAI harus mampu menuangkan gagasan dan/atau ide ilmiah dalam bentuk karya ilmiah hasil gagasan dan/ atau penelitian, buku dan makalah dan/ atau menyampaikannya dalam forum ilmiah. Keempat, karya inovatif (KI), yaitu sejauhmana guru PAI mampu menghasil kreatifitas dalam merancang media dan alat peraga PAI dalam bentuk best practise. Berdasarkan parameter tersebut, agar senantiasa kemampuan seorang guru sebagai tenaga profesional dapat berkembang dan semakin mantap, maka perlu ada usaha-
usaha yang perlu dilakukan. Pertama, Guru PAI perlu banyak-banyak belajar baik di rumah maupun di perpustakaan dengan cara membaca buku-buku agama, al-Qur’an, Hadits, koran, majalah, internet. Dalam al-Qur’an, Allah mengingatkan manusia agar senantiasa banyak membaca. Dengan membaca itu, ilmu pengathuan dan teknologi akan berkembang dan maju. Membaca (qara’, iqra’) dalam al-Qur’an terdapat sekitar 86 kali dalam segala bentuk. Kedua, Guru PAI hendaknya meman faatkan wadah perkum pulan guru mata pelajaran seperti MGMP, KKG dengan mela kukan diskusi dan seminar. Dalam al-Qur’an, Allah mengingatkan agar manusia seringsering bertanya agar mendapatkan ilmu pengetahuan. Bertanya (sa’ala, fas’al) dalam alQur’an ada sekitar 128 kali dalam segala bentuk. Ketiga, guru PAI harus meningkatkan kualifikasi pendidikan mereka melalui belajar secara formal pada jenjang pendidikan S.2 dan S.3. Keempat, mengikuti pertemuan organisasi profesi pendidikan (AGPAII, PGRI, ISPI, dll). Kelima, ikut mengambil bagian dalam kompetisi ilmiah. Misalnya Apresiasi Guru PAI Berprestasi dengan best practice dan kompetisi ilmiah lainnya. Keenam, melakukan penelitian tindakan kelas (PTK). Ketujuh, menulis karya ilmiah berupa artikel, buku, makalah, dan jurnal. Karena hanya dengan demikian eksistensi guru Pendidikan Agam Islam di ruang publik dapat dipertanggungjawabkan baik kepada masyarakat, bangsa dan Negara, terlebih kepada Allah SWT.
Pengawasan Pendekatan Agama Revitalisasi Makna Pengawasan (controling) merupakan salah satu fungsi menejemen yang diharapkan mampu melestarikan organisasi atau institusi khususnya dalam dunia pendidikan. Pengawasan pendidikan tidak sekedar mencari kesalahan institusi atau penyelenggara pendidikan, tetapi oreintasi pengawasan pada aspek pembinaan untuk meningkatkan kualitas (quality) pendidikan.
Oleh : Juhri, S.Pd.I Pengawas RA/MI Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep.
D
ari berbagai macam pengawasan pendidikan yang dilakukan oleh supervisor, kurang memberikan kontribusi yang signifikan terhadap terca painya tujuan pendidikan. Hal ini dise babkan kurangnya kesadaran dari seluruh komponen penyelenggara pendi dikan, termasuk pendidik dan tenaga kependidikan terhadap tugas dan fungsinya sebagai pendidik. Maka dari itu muncullah model pengawasan yang diyakini sebagai upaya alternatif untuk meningkatkan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan, yakni Pengawasan Pendekatan Agama (PPA). PPA merupakan model pengawasan dini dalam bentuk metodologi pemberdayaan nilai-nilai agama. Metodologi tersebut merupakan konsep terpadu antara mana jemen peme rin tahan dengan nilai-nilai ketuhanan dan suara hati nurani. PPA dikembangkan untuk mendorong terben tuknya karakter pegawai dan jati diri aparatur negara, agar mampu menjalankan fungsi kontrol diri (self control).
Pada hakikatnya PPA merupakan kegia tan pembudayaan pengawasan dengan menyampaikan pesan-pesan moral yang dilandasi nilai-nilai agama, sehingga ber manfaat baik dalam pengawasan fungsional, pengawasan melekat dan pengawasan masya rakat dalam rangka mencapai keberhasilan dan ketepatan pembangunan nasional dalam bidang pendidikan. Dr. Atiqullah dalam karyanya ‘Mana jemen dan Kepemimpinan Islam’ menje laskan, bahwa Pengawasan Pende katan Agama adalah pembudayaan pengawasan dengan menyampaikan pesan moral yang dilandasi oleh nilai-nilai agama, sehingga bermanfaat dalam pencapaian keberhasilan suatu program. Adapun pengawasan pendidikan da lam perspektif Islam merupakan bentuk pengawasan dengan harapan memberikan dorongan kesadaran diri (self counsiousness) dan pengawasan menjadi perilaku yang melekat, membudaya dan merupakan kebutuhan dalam membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sasaran utama agar para ustadz dan ustadzah memilki komitmen dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembelajaran yang berkualitas. Dalam al-Qur’an surat al-Fajr ayat 14 dijelaskan: “Sesunggunya Tuhanmu benarbenar mengawasi”. Jadi PPA dalam dunia pendidikan merupakan pembudayaan pengawasan terhadap seluruh kegiatan pendidikan dan kependidikan dengan cara menyampaikan pesan-pesan moral yang dilandasi nilai-nilai agama, sehingga para pelaku pendidikan (tenaga pendidik dan kependidikan) termotivasi untuk melak sanakan tugas dan fungsinya serta berkon tribusi dalam pencapaian tujuan pendidikan. Tujuan Pengawasan Pendekatan Agama Secara esensial tujuan pengawasan untuk mencegah sedini mungkin terja dinya penyimpangan, pemborosan, penyele wengan, hambatan kesalahan dan kegagalan pencapaian tujuan, serta pelaksanaan tugastugas organisasi. Nanang Fattah dalam
karyanya ‘Landasan Manajemen Pendidikan’ menjelaskan, bahwa tujuan pengawasan dalam perspektif konsep sistem adalah membantu mempertahankan hasil atau output yang sesuai dengan syarat-syarat atau kriteria pokok sistem. Diantaranya; keseimbangan (equilibrium), menerima perubahan sebagai umpan balik dari sistem, memin dahkan informasi eksternal ke dalam sistem, melakkan tindakan korektif yang cepat ketika ouput beroksilasi di luar batas kesadaran. Dr. Atiqullah mengklasifikan tu juan Pengawasan Pendekatan Agama se bagai berilkut; 1).untuk mewujudkan pemahaman tentang pengawasan yang berpijak pada nilai-nilai ajaran Islam dalam penyelenggaraan pendidikan. 2) untuk menumbuhkan prakarsa dan peran aktif pengawasan bagi anggota organisasi, sehingga tumbuh kedisiplinan dan kinerja yang berkualitas karena bekerja merupakan bagian dari ibadah kepada Allah SWT. 3) untuk menumbuhkan kemampuan dalam mengendalikan nafsu dan kesadaran diri, bahwa apa yang kita lakukan diawasi Allah SWT dan akan diminta per tanggungjawaban di akhirat nanti. Pola Pengawasan Pendekatan Agama Pengawasan Pendekatan Agama me milIki beberapa pola diantaranya sebagai berikut; 1). Rasional kognitif, yaitu upaya menanamkan nilai -nilai agama yang berkaitan dengan pengertian dan hakikat pengawasan dengan menggunakan pemi kiran logis argumentatif. 2) Emosional afektif, yaitu upaya menanamankan nilai -nilai agama yang berkaitan dengan cara menyentuh hati nuraninya. 3). Pembiasaan psikomotorik, yaitu upaya menanamankan nilai-nilai agama melalui pengamalan dan penanaman akhlak mulia dan tata nilai positif yang berkembang di masyarakat. 4) Keteladanan, yaitu penanaman nilai -nilai agama melalui contoh atau teladan yang baik. 5). Pembalasan/ keseimbangan, yaitu setiap perbuatan sekecil apapun akan dibalas yang setimpal/seimbang dengan perbuatannya. MPA 364 / Januari 2017
41
MADRASAH
MIN Rejotangan, Tulungagung
From Zero To Be Hero
Bertandang ke Ibu Kota saja belum pernah, tapi justru sudah berkunjung ke Amerika Serikat. Itulah yang dilakukan Tim Pramuka MIN Rejotangan Tulungagung pada akhir Nopember 2016. Ini berkat keberhasilan mereka menjuarai Indonesia Scouts Chalenge (ISC) National Championship 2015-2016. Sebuah ajang adu bakat yang mempertemukan tim pramuka penggalang dari seluruh SD/MI se-Indonesia.
M
ereka terbang ke Amerika Serikat pada 23-29 Nopember tahun lalu sembari menikmati wisata di Dysneyland, Hollywood hingga ke pusat perbelanjaan Otario Mills, Los Angeles. Mereka juga merasakan langsung dinginnya salju pertamakali dalam hidupnya di Snowdrift Snow Tubing Park, San Bernardino, California. Tak ketinggalan pramuka cilik ini juga menikmati wisata alam Tahquitz Canyon di Palm Springs. Sebuah kota penuh gurun di California. Serunya lagi, para siswa yang berasal dari daerah pinggiran Tulungagung ini juga membaur besama dengan scouts cilik Negeri Paman Sam itu di Conservation Park dekat Ontario City Hall. Selain itu, mereka juga unjuk kebolehan bersama boy scouts dan girl scouts dari Greater Los Angeles di Hall Vineyard Church, Monrovia, California. Yang luar biasa lagi, adalah sambutan dari masyarakat Amerika. Mereka begitu kagum dengan skill kepanduan yang diperagakan Tim Pramuka Indonesia. Bahkan saking bangganya, ada sebagian pembina pramuka di sana yang juga mengenakan hasduk khas Indonesia. “Mereka sangat heran dengan kemampuan pramuka kita yang piawai 42
MPA 364 / Januari 2017
H. Rohmad, S. Pd.I Kepala MIN Rejotangan
dengan aneka skill. Sebab umumnya pramuka di sana hanya fokus pada permainan out bond semata,” tandas Khoirul Huda, S.Pd.I, Pembina Gugus Depan MIN Rejotangan saat mendampingi para siswanya di Amerika. Sungguh, ini merupakan pengalaman yang tak pernah dilupakan tim Pramuka Putra asal Tulungagung itu. Sebuah pengalaman yang bisa jadi hanya bisa dinikmati sekali seumur hidup. “Yang jelas banyak pelajaran yang bisa diambil adik-adik di sana. Mulai keramahan penduduknya
hingga tingkat kedisipilanan serta kebersihan kotanya,” tukas Waka Kesiswaan MAN Rejotangan ini bangga. Manisnya prestasi memang tidak datang tiba-tiba. Ada proses panjang yang harus dilalui. Hal ini juga dialami Tim Pramuka Gudep MIN Rejotangan sebelum mencapai titel tertinggi di pentas nasional. Apalagi sejak keberadaannya hingga tahun 2012 silam, praktis tidak ada satupun kejuaaran pramuka yang mampu dimenangkan. “Bahkan saat mengikuti Gebyar Penggalang (GB) di Blitar tahun 2012 lalu, kita justru dibuat malu lantaran pulang dengan tangan hampa tak membawa satupun tropi juara,” tutur Moh. Nur Roziq, S.Pd mengenang. Namun itu tak membuat anggota pramuka madrasah yang beralamat di Jl. Pundensari RT. 01 RW. 02 Rejotangan ini berkecil hati. Kekalahan di ajang level Provinsi di Blitar tersebut justru menjadi pelecut semangat untuk mengukir prestasi. Benar saja, selang setahun, tepatnya 2013, keberuntungan mulai berpihak kepada pramuka madrasah peraih Juara II Samroh Aksioma se-Jatim 2015 itu. Terbukti, dalam GB se-Blitar Raya dan Tulungagung, mereka berhasil mendapatkan tiga tropi; Juara
Pionering Putra, Juara Pioneing Putri dan Regu Favorit. Prestasi inipun berhasil dilipatgandakan di even serupa pada tahun 2014 dengan mengumpulkan lima piala. Berlanjut di tahun 2015, mereka juga mampu mengkoleksi 11 piala dan mengantarkannya menjadi Juara umum Gebyar Penggalang (GP) XII SeBlitar Raya dan Tulungagung. Seiring dengan itu, mereka juga berhasil meraih Juara I East Java Scouts Chalenge (EJSC) Kwarcab Tulungagung 2014 dan dan Indonesia Scouts Chalenge (ISC) tingkat Kabupaten 2015. “Bahkan dalam ISC tingkat kabupaten itu, kita berhasil mendapatkan Juara I Putra dan Juara II Putri,” ungkap Pembina Satuan Pramuka MIN Rejotangan ini sambil melepas senyum lebar. Namun di tengah prestasi yang kian moncer tersebut, ketidakberuntungan juga lagi-lagi menghampiri. Di Even EJSC tingkat provinsi 2015 di Bumi Perkemahan Yonkav 8/Tank, Beji, Kabupaten Pasuruan dan Lomba Tingkat (LT) 3 di Tulungagung, tim ini tidak berhasil meneruskan tren positif juaranya. Meskipun sebenarnya ada sedikit hiburan di level kecamatan. Pramuka Gudep MIN Rejotangan selalu merajai. “Yang selalu saya tekankan kepada adik-adik adalah ketika juara jangan terlalu berbangga diri. Pun saat kalah jangan berkecil hati,” tandas Roziq – panggilan karibnya – memberi wejangan. Apalagi memang sedari awal, pihak madrasah tidak pernah menarget juara saat lomba. Yang diharapkan adalah para siswanya mampu menampilkan kemampuan terbaik. Adapun juara itu sekedar target antara saja. “Dengan target muluk-muluk justru bisa mengakibatkan siswa tidak bisa tampil maksimal karena beban berlebih. Terlebih lagi bisa menjadikan mereka stress berat saat menderita kekalahan,” katanya beralasan. Meski tak mematok juara, tak berarti persiapan dan latihan menghadapi lomba ala kadarnya. Bahkan bisa jadi latihan digeber intens tiap hari dari yang biasanya dihelat tiap hari Jum’at pukul 13.00-16.00. “Meski demikian pola pembelajaran kita memakai sitem enjoy learning,” tukas Roziq menimpali. “Jadi jangan heran saat latihan, para siswa berkeliaran ke sana kemari saat jeda latihan.
Bahkan ada serang tamu yang justru terheran-heran melihat pola latihan kami,” imbuhnya sembari terkekeh. Tak kalah penting lagi, adalah membangun chemistry memang sangat penting demi kesolidan tim. Tak heran jika kebersamaan ini begitu ditekankan dalam keseharian. Hasilnya, sangat kentara sekali saat menghadapai lomba. Seperti saat terpaksa menerima kenyataan finish di rangking 9 dalam ISC Province Championship 2016 di Bumi Perkemahan dan Pariwisata Sunan Kalijaga Gresik. Di saat yang bersamaan, dua perwakilan dari Tulungagung menempati posisi ke-6 dan ke-7. “Meski juara Pionering, tetapi hasil akhir kami memang tidak menggembirakan. Dan alhamdulillah adikadik tidak ada berkecil hati,” ucapnya bangga. Beruntung Jawa Timur memberang katkan 30 tim dalam ajang ISC National Championship di Bumi Perkemahan Rama dan Shinta Taman Wisata Candi Prambanan. Inilah ajang pembuktian berikutnya tim Pramuka putra MIN Rejotangan untuk memperbaiki prestasinya bersama dengan 1.170 peserta dari 7 provinsi se-Jawa dan Bali. Dalam kegiatan yang dihelat pada 2426 Oktober 2016 itu, seluruh peserta harus berebut tiket menuju lima besar. Agar bisa mencapai grand final dinilai dari perolehan medali. Keberuntunganpun seakan mema yungi Pramuka Madrasah yang berdiri tahun 1963 itu. Berbekal peringkat ke-9 di tingkat provinsi, mereka berhasil merangsek ke posisi kedua secara nasonal dengan memperoleh 12 medali emas, 4 perak dan 1 perunggu dan berhak melaju ke dalam Grand Final. Dalam grand final mereka harus melakoni
lomba cerdas cermat berhadapan dengan SDN Bintara XI, Jabar, SDN 1 Rogojampi, Jatim, SDN Sidosari Kesesi, Jateng dan SDN Rambutan 3 Pagi, DKI Jakarta. Ada empat babak dalam level ini yakni Quiz Bowl (tebak kata seputar pengetahuan umum), Word Challenge (menyusun kata bahasa inggris), tebak lagu dan pertendaan. “Di babak terakhir adik-adik mampu mendirikan tenda kurang dari 5 menit,” beber Tulungagung 19 Maret 1988 ini takjub. Hasil sempurna di babak pertendaan inilah yang mengantarkan Tim Pramuka Putra MIN Rejotangan menjadi Juara I ISC National Champinship 2015-2016. Sontak saja mereka melakukan sujud syukur. Sebab tak menyangka sebelumnya. “Ibaratnya kita ketiban rejeki nomplok. From Zero To Be Hero. Dari rangking 9 mampu menjadi juara 1,” ucap H. Rohmad, S. Pd.I sumringah. Rasa bangga dan harupun tidak bisa disembunyikan dari wajah Kepala MIN Rejotangan ini. Dia tidak menyangka siswanya yang berasal dari pelosok Tulungangagung mampu mengalahkan tim-tim dari sekolah maupun madrasah di kota besar. “Semoga prestasi ini mampu membangkitkan semangat para siswa untuk terus berprestasi,” tandasnya penuh harap. Tapi yang lebih membuat Mantan Kepala MIN Tunggangri Kalidawir dan MIN Pandansari ini bahagia adalah kemandirian dan kedisiplian siswa kian mewujud melalui progrma Pramuka ini. “Saya berharap ini menjadi bekal berarti bagi anak-anak untuk menyongsong masa depannya kelak,” ucapnya sambil merapal doa. •Suprianto dan Siti Fatimah MPA 364 / Januari 2017
43
Menumbuhkan Etos Kerja, Membangun Bangsa Berperadaban Mulia Oleh : Heri Siswanto, S.Ag Kepala KUA Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan
Hadirin Rahimakumullah! Sungguh jika hari ini kita masih memiliki mata yang bisa kita gunakan untuk melihat, telinga yang bisa kita gunakan untuk mendengar, dan hati yang bisa kita gunakan untuk merasakan, semua itu adalah wujud ujian Allah atas kita. Ujian yang dapat mengukur seberapa besar syukur kita kepadaNya. Terngiang jelas kata bijak Nabiyullah Sulaiman AS, saat nikmat berupa fadilah hidup diberikan Allah kepadanya :
“Ini termasuk fadilah dari Tuhanku untuk menguji aku apakah aku bersyukur atau kufur.” (QS.An Naml 40) Kesungguhan syukur kita kepada Allah tidaklah boleh hanya kita wujudkan dalam ucapan semata, tetapi lebih dari itu syukur harus kita buktikan dengan cinta. Cinta dalam rasa dan asa, cinta yang menjiwai setiap hela nafas, cinta yang menuntun setiap gerak langkah, cinta yang mewarnai setiap goresan kuas di kanvas lebar lembar hidup kita, cinta dalam wujud ketaatan kita pada perintah-Nya, dan ketaatan kita untuk menjauhi laranganNya. Cinta semacam inilah yang kelak akan membimbing dan menuntun kita menjadi pribadi taqwa yaitu pribadi yang berhak atas balasan cinta Allah berupa tempat termulia di sisiNya.
“Sesungguhnya orang paling mulia di antara kalian di sisi Allah, adalah orang yang paling bertaqwa di antara kalian.” Hadirin Rahimakumullah! Dalam rangka HAB Kementerian agama tahun 2017 ini, kami menyampaikan tema “Menumbuhkan Etos Kerja, Membangun Bangsa Berperadaban Mulia” Etos kerja dalam perspektif ajaran Islam bisa diberi pengertian sebagai cara pandang yang diyakini oleh seorang muslim bahwa bekerja tidak hanya bertujuan meraih capaian pribadi atau sekedar memuliakan diri sendiri, tetapi juga sebagai sebuah manifestasi dari amal shalih yang memiliki implikasi terhadap sesama dan mempunyai nilai ibadah pada Yang Kuasa.
44
MPA 364 / Januari 2017
Etos kerja dalam Islam tidaklah sekedar dilandaskan pada keinginan untuk mencukupi kebutuhan fisik-material semata, juga bukan sekedar mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan diri dan keluarga, atau juga bukan sekedar memenuhi kewajiban kemanusiaannya, tetapi lebih dari itu, bekerja dalam Islam merupakan kepatuhan terhadap sunnatullah penciptaannya. Firman Allah :
“Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaku.” Ayat ini secara lugas memberi pesan, bahwa setiap potensi dan energi yang mengalir dari olah budi dan daya manusia haruslah dibingkai oleh niat ibadah kepadaNya. Inilah sesungguhnya perbedaan mendasar antara konsepsi bekerja dalam Islam dan bekerja pada umumnya. Meresapi konsep etos kerja dalam Islam, maka akan kita peroleh banyak sekali kelebihan antara lain : 1. Kehati-hatian dalam memilih pekerjaan dan cara memperoleh pekerjaan. Bagi seorang muslim, pekerjaan adalah sumber nafkah yang kelak akan menghidupi diri dan keluarganya. Perkerjaan yang tidak direstui oleh syara’ dan diperoleh dengan cara yang tidak sesuai dengan syara’ tentu akan dihindarinya. Sebab pantang baginya menghidupi keluarga dengan rejeki haram. Seorang yang melakukan transaksi atas barang yang haram, seperti menjual minuman keras, menjual makanan yang diharamkan, berlaku riba dan sebagainya serta seseorang yang memperoleh pekerjaan dengan cara haram, seperti gratifikasi atau suap, memanipulasi data, sikut sana sini untuk memperoleh posisi, dan cara tidak profesional serta proporsional termasuk dalam kategori ini. 2. Seorang yang beretos kerja Islami akan selalu memiliki optimisme tinggi, hatinya selalui dipenuhi dengan harapan terhadap rahmat Allah. Ia akan tegar berhadapan dengan permasalahan dan tidak gampang berputus asa :
“Dan janganlah kamu berputus asa terhadap rahmat Allah, sesungguhnya tiada berputus asa terhadap rahmat Allah kecuali orangorang yang kafir.” 3. Seorang yang beretos kerja Islami akan selalu merasa diawasi oleh Allah dimanapun dan kapanpun ia berada. Pengawasan Allah baginya akan jauh lebih menakutkan dibanding pengawasan manusia, sebab pengawasan manusia hanya akan memiliki implikasi dunia sedangkan pengawasan Allah akan memiliki implikasi dunia dan akhirat. 4. Seorang beretos kerja Islami akan selalu merasa bahwa setiap capaian kesuksesan bukanlah melulu hasil kerja tangannya sendiri. Ada peran orang lain dan campur tangan Tuhan di dalamnya. Ia akan
terhindar dari sifat dan sikap sombong. Ia akan tetap tawadlu’ kepada Allah, dan akan disisisihkan sebagian dari hasil kerjanya untuk diberikan bagi kemanfaatan sesama. Ia menyadari sabda Nabi :
Sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling banyak memberi manfaat bagi manusia lainnya. Hadirin Rahimakumullah! Rasulullah adalah seorang yang sangat memuliakan pekerja keras. Diceritakan dalam sebuah riwayat, suatu ketika beliau mengadakan pertemuan dengan para sahabat untuk membahas berbagai hal. Setelah pertemuan selesai para sahabatpun berpamitan dengan saling berjabat tangan dengan beliau. Ada seorang sahabat yang diam di tempat dan tak mau berjabat tangan. Rasulullah kemudian mendekatinya dan bertanya kenapa ia tidak mau berjabat tangan seperti sahabat lain. Sahabat itu pun menjelaskan bahwa ia adalah seorang pekerja kasar, telapak tangannya melepuh di sana sini, hingga ia merasa tak pantas untuk berjabat tangan dengan Rasulullah. Rasulullah pun kemudian menjabat tangan sahabat ini dan memeluk erat tubuhnya karena memuliakannya. Bukti bahwa nabi juga sangat memuliakan orang yang bekerja dan memiliki kemandirian hidup juga ditunjukkan melalui hadits beliau :
“Tidaklah seseorang memakan makanan secara lebih baik dari orang yang makan makanan dari hasil tangannya sendiri, dan sesungguhnya Nabiyullah Dawud AS makan dari hasil tangannya sendiri.” (HR. Bukhari) Hadirin Yang Dimuliakan Allah Di tengah hiruk pikuk kehidupan dunia, di tengah kesibukan kita berusaha mencukupi kebutuhan hidup, di tengah realitas empiris bahwa madzhab individualisme, hedonisme dan materialisme menjadi anutan sebagian besar manusia, ada baiknya kita merenungkan kembali tentang hakekat etos kerja kita. Mencoba kembali mengarahkan jalan kita kembali kepada khittah ajaran Rabbani, mengangkat fitrah kemanusiaan kita, menumbuhkan etos kerja berkarakter Islami insyaallah akan menjadi pilihan tepat bagi kita. Sebab etos kerja Islami menawarkan dimensi ruhiyah transendental dan dimensi sosial horisontal yang kelak akan memberikan solusi bagi permasalahan fundamental bangsa kita. Dua dimensi ini juga akan menumbuhsuburkan kembali jiwa kerja bercirikan kejujuran dan transparansi, optimisme yang tinggi, empati dan simpati pada sesama, bekerja tanpa selalu diawasi, dan menjauhkan diri dan jiwa kita dari sifat dan sikap arogansi. Dua dimensi ini kelak juga akan merawat kemurnian karakter mulia generasi bangsa kita, karakter yang insya Allah kelak akan mengangkat harkat martabat kita menuju bangsa Indonesia adil, makmur, sejahtera dan berperadaban mulia.
MPA 364 / Januari 2017
45
Pengasuh : dr. H Rasyid M Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
Ring, Cincin “Tanda Bahaya” Dalam berbagai pertemuan, tidak jarang kita dengar pembicaraan yang mempertanyakan “Si Fulan sekarang sudah pakai cincin enam, sedangkan pada si Fulanah bulan lalu dipasang tiga cincin”. Tanpa memahami hakikat “cincin atau ring” itu mungkin kita akan salah duga atau bingung, bagaimana, apakah jika orang harus memakai enam cincin di kedua tangannya, atau ada jari yang harus dipasangi bukan hanya satu cincin. Klinik. Nama umumnya memang cincin sebagai padanan kata untuk ring, walaupun sebenarnya yang dimaksud itu adalah stent, yaitu tabung seperti gronjong bambu pada pembuatan saluran irigasi, yang menjadi sebagai penyangga yang dipasang pada lubang atau pipa dalam tubuh untuk menjaga agar saluran itu tetap terbuka. Tabung ini berupa anyaman serat metal ataupun “plastik” halus yang dipasang menetap di lubang ataupun saluran yang sudah ada, yang sempat menutup atau menyempit oleh karena sebab-sebab tertentu. Macam plastik yang pertama digunakan merupakan komposisi karet karya Drg. Charles Thomas Stent di pertengahan abad 19 untuk bantalan gigi palsu ayng dipasang. Nyatanya teknologi ini diberi nama sesuai dengan nama beliau; sedangkan dari segi bahasa stent itu berarti meregang yang untuk aplikasi klinik mulai dipakai tahun 1986. Walaupun yang sering dibicarakan orang adalah cincin (yang tidak pernah berbentuk seperti cincin untuk jari kita) yang dipasang pada pembuluh darah jantung, sebenarnya “tabung” seperti ini dapat dipasang di “mulut”, lubang, pipa, pembuluh, ataupun saluran lainnya. Pembuluh darah selain yang di jantung dapat juga dipasangi cincin, misalnya jika ada pembuluh arah yang dindingnya “lemah” sehingga menggembung (aneurysma) dan rawan pecah; pembuluh ini dapat diperkuat dengan memasang ring di dalamnya. Saluran empedu yang “terjepit” ataupun terbuntu oleh batu empedu dapat dilonggarkan dengan pemasangan cincin; cincin itu untuk “membuang” getah empedu ke usus halus. Begitu jugalah jika ada hambatan di ureter (saluran kemih dari ginjal ke kandung kemih), dapat diperlancar dengan pemasangan cincin plastik yang sederhana. Penderita prostat kadang diringankan penderitaannya dengan memasang cincin di “mulut” kandung kemih sehingga berke mihnya menjadi lebih lancar sebelum dilakukan tindakan operasi, dianggap lebih enak ketimbang menggunakan kateter. 46
MPA 364 / Januari 2017
Untuk penderita kangker kerongkongan (oesophagus) yang parah, yang tidak mung kin lagi dioperasi, pemasangan cincin kerongkongan “membantu” untuk lewatnya makanan ataupun minuman. Untuk cincin pembuluh darah jantung pemasangan cincin merupakan upaya yang dianggap tindakan yang “lebih mudah” ketika dijumpai tanda-tanda peluang ataupun awal suatu serangan jantung, dari yang ringan (angina) ataupun yang cukup berat (infarct). Menghadapi adanya ancaman serangan itu tidak jarang pula orang sengaja mencari jalur peredaran darah koroner mana yang berpeluang untuk memunculkan serangan jantung yang mematikan itu. Yang paling sederhana adalah pemerik saan angiography, yaitu membuat “foto” pembuluh darah untuk memastikan di mana saja pembuluh darah terganggu alirannya ataupun adanya penyempitan, serta sejauh mana parahnya gangguan. Angiografi ini juga dapat digunakan untuk mencari kalaukalau dikhawatirkan adanya penyempitan
pembuluh darah di otak ataupun adanya penggembungan (aneurisma) di situ yang dapat pecah dengan akibat stroke ataupun bahkan kematian. Dari tahap ini nantinya ditentukan ukuran, jumlah, ataupun macam cincin yang akan dipasang. Pemasangan cincin itu sendiri dilakukan dengan menggunaan kateter khusus untuk keperluan ini. Di ujungnya ada kamera untuk mengamati keadaan dalam pembuluh darah yang dilewatinya, balon untuk melebarkan pembuluh darah, maupun pasangan kawat untuk membelokkan arah kateter ke tempat yang dikehendaki. Seluruh proses, termasuk gerakan kateter maupun cincin yang akan dipasang itu dipantau di layar monitor. Diagnosa. Untuk mereka yang berusia lebih dari lima puluh tahun, adanya ancaman serangan jantung dapat diperiksa dengan berbagai macam cara, dari yang sederhana sampai pun yang sulit, dari yang perlu beaya hanya puluhan ribu sampai pun yang puluhan juta.
Pada mereka yang pernah mengalami “nyeri dada” dari sekedar perekaman listrik jantungnya (EKG) “biasa” (tiduran) kadang-kadang dapat dikenali adanya tanda serangan jantung ataupun “bekas” serangan jantung. Pada mereka ini pemeriksaan dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan “treadmill”, yaitu mengamati rekaman listrik jantungnya ketika seseorang melakukan kegiatan atau bekerja. Orang diminta untuk berjalan pada “ban berjalan” (treadmill), yang kecepatan berjalannya di atur dari kecepatan rendah (santai), lalu dipercepat sampaipun harus lari; kecepatan rendah sebagai bentuk kerja ringan, sedangkan kecepatan tinggi (lari) sebagai bentuk kerja berat. Sudut kemiringan ban berjalan itu juga digunakan untuk me nambah maupun mengurangi beban kerjanya. Selama melanjalani tes ini rekaman listrik jantungnya direkam terus, untuk me mantau kalau-kalau muncul tanda-tanda awal serangan jantung; jika ini muncul maka tes harus diakhiri. Tes ini dimaksudkan juga untuk tahu sebatas mana seseorang yang mengidap sakit jantung ataupun pernah mengidapnya boleh melakukan kegiatan ataupun olah raga. Di klinik atau laboratorium yang tidak punya sarana yang lengkap, tes treadmill ini dapat diganti dengan tes ergocycle yang sering juga disebut tes sepeda statis (diam). Dalam tes ini sebagai ganti pembebanan kerja orang yang diperiksa harus mengayuh sepeda yang dipasangi rem yang terpantau kekuatan ham batannya. Beban kerja diatur dengan mengatur kecepatan kayuh maupun besar kekuatan remnya. Banyak orang menyangka bahwa mereka yang pernah sakit jantung koroner tidak boleh berolah raga, tidak boleh “kerja berat”, padahal berolahraga yang benar masih diperlukan untuk “melatih jantung” maupun organ tubuh lainnya. Kunci untuk semuanya adalah tahu batas maksimal kerja atau olah rga yang masih boleh dilakukan oleh “penderita” sakit jantung, yaitu dengan tes treadmill ini. Pengobatan. Pada prinsipnya jantung yang bekerja “terlalu berat” maka ototnya dapat menga lami kekurangan oksigen. Ini terjadi dapat karena penyempitan pembuluh darah, semisal karena tumpukan kolesterol di dalam pembuluh darah koroner di jantung itu. Dalam keadaan ini tindakan yang paling sederhana adalah “istirahat”, sehingga peredaran darah ke jantung dapat tercukupi lagi. Obat yang melebarkan pembuluh darah jantung juga dapat digunakan. Untuk yang lebih permanen maka pada pembuluh darah yang mengalami penyempitan itu “dilangkahi“ dengan dicarikan jalan pintas (bypass) dengan mencarikan pembuluh dari dari tempat lain lalu memasangnya sebagai pengganti pembuluh koroner yang terganggu
Permasalahan penyakit jantung memang “menakutkan” karena besarnya risiko (semisal kematian) dan beaya tindakan pengobatannya. Namun permasalahan itu dapat diringankan dengan berbagai macam tindakan sederhana, yaitu dengan menjaga makanan (hindari sumber kolesterol; hindari kegemukan) dan olah raga yang benar.
itu; itu merupakan tindakan pembedahan (operasi) yang tidak sederhana. Ada berbagai macam cincin yang dapat dipilih, sesuai dengan kebutuhan dan dana pendukungnya. Cincin itu ada yang terbuat dari anyaman metal “tahan karat”, ada yang berselaput “plastik”, bahkan ada pula yang dapat hilang terserap (absorbable), ataupun yang berlapiskan obat. Kini teknologi telah cukup maju sehingga di dalam pembuluh darah yang menyem pit itu dapat dipasang cincin sehingga aliran darah dapat lancar lagi. Kalau untuk pema sangan pembuluh pemintasan harus dilakukan dengan pembukaan dada (open thorax surgery), pemasangan cincin dilaku kan dengan menggunakan kateter khusus yang dilewatkan pembuluh darah dari daerah pangkal paha ataupun lengan. Kateter ini pada hakikatnya adalah “selang” yang di
dalamnya ada sejumlah “kawat” ataupun selang lain yang di ujungnya terdapat beberapa mekanisme untuk mengmbangkan pembuluh darah, “mendorong” cincin tadi, kamera dan lampu, dan serta “kawat” untuk membelokkan ujung kateter ke arah yang dikehendaki, sejak berjalan dari pangkal paha lewat saluran pembuluh darah arteri maupun aorta menuju tempat yang dituju. Pergerakan kateter serta cincn yang berada di ujungnya dipantau di layar monitor, sehingga secara menyeluruh tindakan ini dianggap lebih aman ketimbang operasi bedah jan tung “zaman dulu”. Karena amannya kadang-kadang tindakan ini dilakukan juga padahal penggunaan berbagai macam obat sebenarnya masih tidak kalah dalam meno long penderita. Pencegahan serangan jantung. Permasalahan penyakit jantung memang “mena kutkan” karena besarnya risiko (se misal kematian) dan beaya tindakan pengo ba tannya. Namun permasalahan itu dapat diringan kan dengan berbagai macam tindakan sederhana, yaitu dengan menjaga makanan (hindari sumber kolesterol; hindari kegemukan) dan olah raga yang benar. Untuk
yang ingin berprestasi di bidang olah raga ini jantung harus diperkuat dengan berbagai bentuk latihan yang maksimal ataupun submaksimal. Adapun untuk mereka yang pekerjaannya “sederhana” olah raga dapat dilakukan hanya berupa jalan cepat ataupun jogging (lari-lari kecil) selama sekitar setengah jam per harinya. Namun untuk sekedar “sehat” maka berjalan cepat selama lima menit per hari sudah memadai (baca: jalan cepat pulang dari shalat subuh di masjid). Penutup. Pemahaman tentang pemasangan cincin (stent, ring) pada penderita sakit jantung akan lebih memberi rasa aman penderitanya dalam berusaha “memperpanjang umur” buat dapat lebih banyak beramal, lebih-lebih bagi para tokoh ummat. Semoga uraian di atas bermanfaat. MPA 364 / Januari 2017
47
Pengasuh : Drs. Ahmad Busyairi Mansur, MM
A. READING (WACANA)
LOOK FOR SCIENCE
Looking for science is one of the duties that are burdened for every man and woman so that one day later they understand their obligation. So looking for science is the first time duty and main base all deeds. And the science is best decoration that is worn by human being to achieve highest degree as Allah said in surah al Mujadalah : 11 “God will rise up to (suitable) ranks (and degrees), those of you who believe and who have been granted (mystic) knowledge”. Mu’ad bin Jabal said “Look for science because looking for science belongs to good deed and religious service, studying the science the reward which is like to read rosary (tasbih). Discussing the science problems, the reward of which is like engaging in holy war, teaching science to someone who doesn’t yet understand the reward is like sadaqah”. Abi Dzar also said “Coming at a place of knowledge the reward of which is higher and better than praying Sunnah 1000 rakaat, looking in 1000 ill person and mouming 1000 died people. Because science is very important so uccustome ourselves to look for science is unlimitable as long as we can like being decreed by Rasulullah looking for science begins from swing until tomb”. A father has to educate his boys and girls or put them into school or Muslim boarding school in order to get good education that is useful for religion, world and hereafter. Prophet also said, ”Glorify your sons and educate their character”. Generally one of the biggest problem is parents make effort to look for and gather wealthy while their sons is never payed Muslim boarding school and finally they become stupid one. When the parents pass away the inheritance is taken away by force among them or used in immorality likes gamble, drunk, fornicate and the others. While the parents in the grave only get part of torture. It’s explained by Rasulullah in the utterance that is meaning,” The best wealthy is the wealthy belonging to kind people it’s meant that the wealthy is used for cost money his sons to learn at school or Muslim boarding school until they become clever one and can pray for their parents.
B. VOCABULARY (KOSAKATA) Duty-duties = kewajiban, tugas Burdened = (di) bebankan Obligation = kewajiban-kewajiban Deeds = perbuatan Decoration = perhiasan Is worn = dipakai To achieve = mencapai Rise = mengangkat, meninggikan Suitable = sesuai, memadai Be granted = dimiliki The reward = pahalanya Rosary = tasbih Engaging = berjihad
Holy Mouming Uccustome Decreed Swing Tomb Hereafter Glorify Gather Wealthy Inheritance By force Gamble The utterance
C. DIALOGUE JOB Hamman : Halo Azma, I heard that you get promotion in your job? Is it true? Azma : Hello, yes that’s right, thank god finally I got promotion H : So this is your first promotion? A : It is. I am very happy with my promotion. H : Yeah you should be happy with that. A : My boss told me last night that I got promotion because of my dedication on my job H : I am happy for you. So what is position now? A : I promoted to general manager now H : Wow that is a high position A : Yes, it is, but I have a lot of responsible now H : I hope you do your best in your position now
A : H : A : H : A : H : A : H : A : H : A : H :
48
MPA 364 / Januari 2017
= suci = takziyah = biasakanlah = disabdakan = buaian = liang lahat = akhirat = muliakanlah = mengumpulkan = kekayaan = warisan = dengan paksa; rebutan = judi = ungkapan
I will do my best By the way, how long you have been work in this company? It’s quite long about 7 years That is long time. Have you ever worked in other company? No, I haven’t, I never work for other company With new positon in your job, I think you get high salary, right? Hahaha, that is right but I should keep my salary secret Ok. I can understand that Thank you for the understanding. I hope you success in your job Thank you very much and I hope you get success too. See you then You are welcome
Pengasuh : Ustd. Faiz Abdur Rozak
Kosakata/Terjemahnya Para penulis Qur’an menggunakan….
Dicatat (nya) ayat-ayat Al-Qur’an =
Para penulis terdahulu =
Di atas bongkahan yang cerah (bersih) =
Seiring dengan berjalannya tahun-tahun perkembangan
(di antaranya) sebagian dari tulang-tulang
=
Dan dengan kemajuan
=
Batu =
Para penulis mulai
=
Kulit Binatang =
Yaitu yang kemudian dikenal
=
Pelepah Kurma = Kain Katun =
Dalam bentuknya yang pertama kali =
=
Yang asalnya
=
Terus meningkat dan berkembang
Kayu
Kulit yang Tipis =
Meninggalkan/keluar khat jenis kufi Beralih ke khot yang baru
=
=
=
Seiring dengan berjalannya tahun demi tahun =
Akhirnya sampai ke puncak seni yang indah
=
MPA 364 / Januari 2017
49
LINTAS PERISTIWA
Barongsai Ramaikan Gerak Jalan dan Festival Kerukunan Umat Beragama
Salah satu tampilan barongsai dari santri Pondok Pesantren al-Mujadadiyah Kota Madiun sedang beraksi meramaikan gejak jalan dan festival kerukunan umat beragama.
KAB. MADIUN – Bertempat di halaman Kankemenag Kab. Madiun, ribuan umat beragama kumpul jadi satu dalam kegiatan Gerak Jalan
dan Festival Kerukunan Umat Beragama, (27/11). Kegiatan yang dihadiri oleh Wabup Madiun, Kepala Kesbangpoldagri Kab. Madiun dan jajaran Muspika Kec. Mejayan ini diikuti oleh seluruh karyawan/ karyawati Kemenag, satker, unit kerja, lembaga pendidikan swasta, serta umat beragama di wilayah Kab. Madiun, mulai dari agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buda. Saat membuka acara ini, Wabup Madiun Iswanto mengapresiasi kegiatan yang dikemas dengan penuh kekeluargaan ini. Senada dengan itu, Plt. Kakankemenag Kab. Madiun Muhammad Tafrikhan menjelaskan bahwa tujuan acara ini adalah untuk menjalin kebersamaan dan kerukunan antar umat beragama. Selain itu juga sebagai sarana untuk lebih mengenal satu dengan yang lainnya sehingga terjalin kerukunan dan keharmonisan. Usai gerak jalan peserta disuguhi penampilan Barongsai dari Ponpes Al Mujadadiyah Madiun dan Dongkrek dari MTsN Sewulan serta dihibur dengan band musik dari MAN Mejayan. Selain itu seluruh hadirin juga digembirakan dengan door prize yang diundi oleh panitia. •Arf
DWP Kankemenag Kab. Nganjuk Sabet Juara Lomba Jilbab Kreasi Modern KAB. NGANJUK – Dalam rangka memperingti Hari Ulang Tahun DWP Tahun 2016, panitia HUT XVII DWP Kabupaten Nganjuk menggelar kegiatan lomba memakai jilbab modern dengan kreasi sendiri untuk menghadiri pesta yang bertempat di ruang Anjuk Ladang, (29/11). Kegiatan ini diikuti 51 peserta perwakilan dari DWP unsur pelaksana se-Kab. Nganjuk. Meski persaingan lomba ini ketat, tidak menyurutkan DWP Kankemenag Kab. Nganjuk untuk mengirimkan pesertanya. Pada lomba ini, DWP mengirimkan guru MTsN Nglawak Kertosono Husnul Chotimah yang tidak diragukan lagi dengan keterampilan yang dimilikinya, juga postur tubuh dan wajah yang ideal. Saat peserta dari DWP Kankemenag Kab. Nganjuk dengan nomor peserta 30 berlenggak lenggok di panggung, seluruh undangan terperanjat melihat penampilannya dengan hasil kreasi jilbab modern yang dikreasi sendiri yang tidak mengecewakan dengan hasil yang ditampilkan. Pada lomba kali ini, dewan juri menetapkan DWP Kemenag Nganjuk sebagai peraih juara 1. Disusul oleh Kecamatan Wilangan dan Dikpora.
Perwakilan dari DWP Kankemenag Kab. Nganjuk Husnul Chotimah sedang beraksi di catwalk mengikuti ajang kreasi jilbab modern di ruang Anjuk Ladang Nganjuk.
Sedangkan juara harapan 1 dimenangkan oleh DWP Dinas Pertanian dan juara harapan 2 oleh DWP Kecamatan Tanjunganom. •Nur
Gelar Khitanan Massal Dalam Rangka Hari Amal Bhakti Kemenag Ke-71
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jember H. Fahrur Rozi ikut menyemangati anak-anak peserta khitanan massal yang dihantar oleh abang becak.
JEMBER – Dalam rangka memeriahkan HAB Kemenag ke71 Tahun 2017, Kankemenag Kab. Jember bekerjasama dengan 50
MPA 364 / Januari 2017
Penyelenggara Zawa Kabupaten Jember dan UPZ menggelar Bhakti Sosial Khitanan Massal. Kegiatan ini berlangsung di aula Kankemenag Kabupaten Jember dan dihadiri oleh jajaran pejabat Kan Kemenag, tim medis dan puluhan anak yang akan dikhitan, (17/12). Erwyn Sulthony selaku Ketua Panitia pelaksana dalam laporannnya menyampaikan kegiatan khitanan massal yang diikuti 150 peserta ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan untuk memeriahkan HAB Kemenag RI ke-71 dimana berbagai kegiatan sudah dilaksanakan mulai bulan Nopember lalu. Selanjutnya Kakankemenag Kab Jember (H Fahrur Rozi) dalam sambutannya berterima kasih kepada semua pihak sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan lancar. Beliau berpesan kepada orang tua yang mendampingi agar memberikan motivasi sehingga anak lebih siap mental mengikuti khitan ini. “Terima kasih kepada orang tua yang telah mempercayakan putranya mengikuti khitanan massal ini, semoga anak-anak cepat sembuh dan menjadi anak yang sholeh sehat jasmani rohan serta berguna bagi nusa dan bangsa,” ujarnya. •Ratna
LINTAS PERISTIWA
Meriahkan HUT, MAN Gondanglegi Persembahkan Aradhana Buntara Mandagi
Dengan berkostumkan pakaian tradisional, siswa-siswi MAN Gondanglegi Kabupaten Malang dengan rancak mempersembahkan kreativitas di bidang seni.
MALANG KAB – Momen istimewa bisa dilakukan dengan berbagai cara. Seperti yang dilakukan Keluarga Besar MAN Gondanglegi
(MANDAGI) Kabupaten Malang yang menggelar HUTnya ke-21 di halaman sekolah setempat, (26/11). Acara yang dikemas dalam Aradhana Buntara Mandagi (bahasa Sansekerta) yang berarti persembahan yang menggelora untuk Mandagi ini berlangsung meriah dan semarak. Diawali dengan peringatan bulan bahasa di bulan Oktober, Pemilihan Gus dan Ning, Pentas Seni, Bazar jajanan tradisional dan puncaknya Mandagi Recycle Festival peragaan busana dengan bahan daur ulang hasil kreasi siswa. Kepala MAN Gondanglegi, Drs. Mohammad Husnan, M.Pd. dalam sambutannya mengapresiasi inisiatif dan kreasi OSIS dan Musyawarah Perwakilan Kelas yang berhasil mewujudkan kegiatan besar ini dengan partisipasi seribu siswa. Even ini diharapkan dapat menggali potensi dan kreativitas siswa khususnya di bidang seni yang berciri khas madrasah yang mengedepankan akhlaqul karimah. Menumbuhkan bakat EO dengan model kebersamaan, keterbukaan dan kekompakan dalam mengabdi dan membesarkan madrasah. Hadir dalam kegiatan itu Komite Sekolah, Muspika dan pengawas. •Arif
Nikah Masal dalam Rangka Harjalu Kab. Lumajang Ke-761 Tahun 2016 LUMAJANG – Dalam rangka memperingati HARJALU yang ke-761 tahun 2016, Pemkab. Lumajang bekerja sama dengan Kankemenag Kab. Lumajang menggelar nikah masal dengan peserta berjumlah 20 pasang yang dulunya cuma berstatus nikah sirri. Prosesi ijab kabul diselenggarakan di Masjid Agung KH. Anas Mahfud Lumajang dan pada malam harinya para pengantin di arak ke pendopa dan ditempatkan di kursi pelaminan, (06/12). Hadir dalam kegiatan tersebut, dari Kementerian Agama Lumajang yaitu Muhammad Mudhofar, S.Ag, M.Si selaku Kasi Bimas Islam, Drs. M. Khoiri, M.Pd.I Kasi Pendidikan Madrasah, Drs. Sholihulkirom, MM Kasi Pendidikan Diniyah dan Pontren serta para kepala KUA. Susianto, SH yang mewakili Bupati Lumajang dalam sambutannya menyatakan bahwa acara ini ditujukan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu yang selama ini belum mempunyai surat nikah. Dengan demikian maka status mereka tidak was-was lagi sebagai suami istri karena sudah memiliki surat nikah yang resmi. Di samping itu, dengan pernikahan dan memiliki surat nikah ini hidupnya bisa
Bertempat di Masjid Agung KH. Anas Mahfudh Lumajang, peserta nikah massal yang berjumlah 20 pasangan sedang mendapatkan pengarahan terkait pernikahan.
tenang dan diharapkan bisa memiliki masa depan yang bahagia sejahtera mawaddah wa rohmah. •Ziza
H. Syahidan Lantik 19 Pejabat di Lingkungan Kankemenag Kab. Ngawi
Para pejabat sedang mengikrarkan sumpah yang dipandu langsung oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ngawi H. Syahidan disaksikan oleh 197 undangan.
NGAWI – Kakankemenag Kab. Ngawi H. Syahidan melantik 19 pejabat di lingkungan Kankemenag Kab. Ngawi, (28/11). Acara
tersebut dihadiri 197 orang yang terdiri dari Pengawas, Kepala KUA, Kepala MIN, MTsN dan MAN se-Kab. Ngawi serta para Kasi dan Penyelenggara di Kankemenag Kab. Ngawi. Selain itu hadir pula istri pejabat yang dilantik. Delapan belas pejabat yang dilantik merupakan pejabat dengan mutasi dalam kabupaten, sedangkan satu pejabat berasal dari Bojonegoro yaitu H. Yasmani. Beliau sebelumnya menjabat sebagai Kasi Pendma Kankemenag Kab. Bojonegoro dan dilantik menjadi Kasi Pendma Kankemenag Kab. Ngawi. Ada satu pejabat Kankemenag Ngawi yang mutasi yaitu H. M. Mas’ud yang sebelumnya sebagai Kasi PHU Kankemenag Kab. Ngawi, dilantik menjadi Kasi PHU Kankemenag Kab. Tuban. Dalam sambutannya, H. Syahidan mengajak kepada seluruh pejabat agar bekerja profesional, sehingga ketika terjadi mutasi tidak membingungkan pejabat yang menggantikannya. “Pekerjaan harus bisa dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, harus selalu didokumentasikan sehingga jika mutasi serah terima bisa dilaksanakan dengan baik dan jelas,” ungkapnya. •Prie MPA 364 / Januari 2017
51
LINTAS PERISTIWA
ITJEN KEMENAG RI BERIKAN SOSIALISASI KEPATUHAN PELAPORAN LHKPN DAN LHKASN PROBOLINGGO – Bertempat di aula Ikhlas Kankemenag Kab. Probolinggo, Tim Itjen Kemenag RI, yang dipimpin Nurul Badruttaman mengadakan Sosialisasi dan Verifikasi Kepatuhan Pelaporan Pengisian Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) dan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) Kemenag Kab. Probolinggo, (5/12). Hadir dalam acara ini, Kasubag TU, para Kasi – Penyelenggara, Kepala KUA, Kepala Satker, Ketua Pokjawas, Pokjaluh, Pokjahulu serta pegawai Kankemenag Kab. Probolinggo. Saat membuka acara, Kakankemenag Kab. Probolinggo H. Busthami, SH. M.H.I. berharap bimbingan dan pembinaan dari Tim Itjen Kemenag RI. “Pergunakan seefektif mungkin waktu yang baik ini, untuk mendengarkan dengan seksama untuk menambah penge tahuan,” harapnya kepada hadirin. Selanjutnya, Kasubag Ortala Kemenag RI Nurul Badruttaman menjelaskan terkait pengisian LHKPN dan LHKASN. Menurutnya, ASN Kemenag harus memahami harta bergerak dan tidak bergerak. Seluruah ASN Kemenag juga wajib melaporkan setiap tahunnya. Karena ASN yang tidak melaporkan harta kekayaannya, tukin dan sertifikasi serta tunjangan lainnya tidak akan dibayarkan. •Ansori PISAH KENAL KAKANKEMENAG KAB. JEMBER BERLANGSUNG HARU JEMBER – Pisah kenal Kakankemenag Kabupaten Kab. Jember berjalan dengan baik serta diikuti perasaan haru, (13/12). Pasalnya, saat memberikan sambutannya H Rosyadi BR yang sekarang menduduki Kabid Bimas Islam Kanwil Kemenag Prov Jawa Timur ini menyampaikan ucapan permohonan maaf dan terima kasih kepada semua pengawai di Kankemenag Kab. Jember. Meski beliau mengaku belum bisa menuntaskan keinginannya memberikan yang terbaik. Salah satunya, belum selesainya pembangunan gedung Kankemenag Kab. Jember yang masih direhab. Ungkapan inilah yang menjadikan semua yang hadir menjadi terharu atas kegigihannya untuk mencapai cita-citanya agar bisa mempunyai kantor yang luas serta bisa nyaman dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sementara itu, Kakankemenag Kab. Jember yang baru H. Fahrur Rozi dalam sambu tannya berharap agar kedepanya apa yang telah berjalan dengan baik lebih ditingkatkan serta selalu memberikan pelaya nan yang terbaik kepada masyarakat yang membutuhkannya. Acara ini dihadiri oleh semua pejabat struktural dan fungsional di lingkungan Kankemenag Kab. Jember, juga per wakilan dari Bidang Penais Kanwil Kemenag Prov. Jatim. •Ratna 52
MPA 364 / Januari 2017
REKRUITMENT PENYULUH AGAMA "MOVE ON"
PONOROGO – Animo masyarakat dalam mengikuti seleksi penyuluh Agama yang dilaksanakan mulai tanggal 8 – 23 Nopember 2016 patut diapresiasi. Walaupun status penyuluh itu nanti masih non PNS, tetapi tidak menyurutkan niatan mereka ikut berkompetisi dalam rekruitment. Pendaftar di Kabupaten Ponorogo sejumlah 421 orang, sedangkan kuota yang harus dipenuhi 168 orang. Tentunya ini bukan hal mudah untuk mendapatkan porsi. Menurut Kasi Bimas Islam yang juga selaku ketua panitia Mohammad Thohari, S.Ag, rekruitment terbuka kali ini memang berdampak positif bagi profesi penyuluh. Terbukti, masyarakat yang selama ini masih terbatas pengetahuannya tentang penyuluh dan program-programnya, ikut support dan terlibat dalam program penyuluhan. Tentunya ini juga jadi PR bagi penyuluh untuk lebih eksis dalam melakukan bimbingan dan penyuluhannya dan sekaligus membekali diri dengan keilmuan yang memadai. Satu tantangan lagi untuk para penyuluh fungsional PNS, bahwa kehadiran penyuluh non PNS itu bukan saingan, tetapi mereka adalah mitra kerja yang dapat diberdayakan untuk bersama-sama mewarnai dan memajukan dakwah Islam, sehingga akan tercipta kedamaian umat Islam. •Ifroh
RAJUT KERUKUNAN DENGAN JALAN SEHAT BERSAMA
BANGKALAN – Ahad, 27 Nov 2016 telah diadakan gerak jalan santai kerukunan umat beragama di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bangkalan. Plt. Kepala Kemenag Kabupaten Bangkalan, Drs. H. Syamsul Mu’arif, M. Pd, I., menyatakan bahwa kegiatan dimaksud dilakukan dalam rangka menyambut Hari Amal Bakti Kementerian Agama ke-71 yang akan jatuh pada 3 Januari 2017. Hadir dalam acara gerak jalan kerukunan umat beragama ini yaitu para tokoh lintas agama se-Kabupaten Bangkalan, para siswa MIN, MTsN dan MAN Bangkalan, pegawai Kemenag Kab. Bangkalan, para tokoh dan masyarakat umum yang terdiri dari unsur berbagai pemeluk agama yang ada di Kabu paten Bangkalan. Acara yang dimulai sejak pukul 06.00 WIB tersebut berjalan dengan tertib dan meriah. Wakil Bupati Bangkalan, KH. Ir. Mondir A. Rofii yang berkenan melepas peserta gerak jalan kerukunan beragama ini. Pada saat memberikan sambutannya, Wakil Bupati mengapresiasi pelaksanaan gerak jalan kerukunan yang bernuansakan kekeluargaan ini. Wakil Bupati juga berharap acara ter sebut dapat memberikan kontribusi bagi Kabupaten Bangkalan yang kondusif untuk kesuksesan pembangunan yang ada di Kabupaten Bangkalan. •Sulaiman
TA’ARUF PEJABAT STRUKTURAL KEMENAG KABUPATEN MOJOKERTO KAB. MOJOKERTO – Kemenag Kab. Mojokerto menggelar taaruf pejabat struk tural. Kegiatan yang bernuansa kekeluargaan ini dilaksanakan di gedung serba guna Kemenag Kab. Mojokerto dan dihadiri oleh 200 peserta yang terdiri dari seluruh ASN Kemenag Kab. Mojokerto, juga segenap pejabat Kemenag Mojokerto baik struktural maupun fungsional serta tamu undangan yang berasal dari Kemenag Kabupaten Pasuruan, (15/12) Adapun pejabat yang melaksanakan taaruf adalah Kepala Kemenag Kab. Mojokerto yang baru dilantik yakni H. Barnoto yang sebelumnya merupakan Kepala Kemenag Pasuruan, H. Mahmud Fauzi yang menjabat Kasubag TU yang sebelumnya salah satu Kasi di Kanwil Kemenag Jatim serta H. Mustain Rozak yang menjabat Kasi PAIS dengan jabatan sebelumnya yakni Kasi Bimas Islam Kemenag Kota Mojokerto. Saat memberikan sambutan perda nanya, Kepala Kemenag Mojokerto, H. Barnoto mengajak semua keluarga besar Kemenag Kab. Mojokerto untuk bersinergi dan bekerja bersama demi kejayaan Kemenag ke depan. Pada kesempatan ini, tak lupa H. Barnoto bersama istri menyum bangkan suara emasnya dengan diiringi grup musik Kemenag Kab. Mojokerto yaitu Laskar Musik Kemenag (LMK). •Echo PISAH SAMBUT KAKANKEMENAG KOTA KEDIRI KOTA KEDIRI – Kementerian Agama Kota Kediri, menggelar acara pisah sambut Kakankemenag Kota Kediri. Acara tersebut digelar di aula KUA lama Kec. Mojoroto Kota Kediri, (15/12). Kasubbag TU Kankemenag Kota Kediri, Musyadad, dalam sambutannya mewakili panitia mengatakan, bahwa kegiatan ini dalam rangka memberikan ruang kepada pejabat lama dan pejabat baru untuk saling menyam paikan informasi kepada keluarga besar pegawai Kankemenag Kota Kediri. Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa kepemimpinan Kakankemenag Kota Kediri yang lama Mohamad Zaini cukup dinamis dan positif. “Pak Zaini memimpin Kemenag Kota Kediri kurang lebih 3 tahun, dan semoga beliau kerasan di tempat barunya,” ujarnya. Sementara itu Kakankemenag Kota Kediri lama, Mohammad Zaini dalam sambutannya menyampaikan permohonan maaf dan berterima kasih kepada keluarga besar Kankemenag Kota Kediri yang telah bekerja sama melaksanakan visi dan misi Kemenag Kota Kediri. Sedangkan H. Zuhri selaku Kakankemenag Kota Kediri yang baru, dalam sambutannya menyampaikan selamat bertemu kembali. Karena seperti diketahui bahwa H. Zuhri sebe lumnya pernah menjabat sebagai Kasubbag TU Kankemenag Kota Kediri. •Basith
LINTAS PERISTIWA
Kemenag Kota Blitar Berikan Bantuan Untuk Korban Bencana Aceh
Keluarga Besar Kementerian Agama Kota Blitar mengumpulkan bantuan sebesar Rp. 10.000.000,untuk disumbangkan kepada para korban bencana gempa di Aceh.
KOTA BLITAR – Bencana yang diakibatkan oleh gempa di Aceh mendapatkan simpati berbagai pihak, tak terkeculi dari warga
Kankemenag Kota Blitar. Sebagai bentuk simpati tersebut, warga Kemenag Kota Blitar menyerahkan bantuan kemanusiaan bagi korban bencana alam di Aceh yang dilakukan di halaman Kemenag Kota Blitar seusai pelaksanaan apel pagi (20/12). H. Ngudiono selaku Kakankemenag mewakili warga Kemenag menyerahkan bantuan kemanusiaan yang digalang dari warga Kankemenag Kota Blitar secara spontan ini senilai Rp. 10 juta. Sedangkan sebagai pihak penerima untuk kemudian menyalurkan bantuan kemanusiaan ini ke Aceh yaitu tim dari PMI (Palang Merah Indonesia) Kota Blitar. Kepala Kemenag Kota Blitar mengapresiasi kepedulian warga Kemenag Kota Blitar sehingga dapat berpartisipasi dalam upaya untuk meringankan beban saudara-saudara di Aceh yang tengah diuji dengan musibah gempa bumi itu. “Kami mungucapkan terima kasih atas kepedulian dan bantuan dari Bapak dan Ibu sekalian untuk korban bencana alam di Aceh. Semoga kepedulian dan bantuan kita bermanfaat dan menjadikan amal sholeh kita yang diterima oleh Allah SWT,” tuturnya berharap. •moza
Pentasyarufan ZIS ASN Kemenag Kab. Magetan di Beberapa Kecamatan MAGETAN – Dalam rangka mengemban amanah pengeloalan ZIS, BAZIS Kankemenag Kab. Magetan mentasyarufkan ZIS yang dihimpun dari seluruh ASN Kemenang Kab. Magetan, (19/12). Sasaran pentasyarufan kali ini berada di Kec. Maospati dan Kec. Barat yang merupakan putaran awal pentasyarufan sekaligus memanfaatkan momentum HAB Kemenag RI ke-71. Dalam sambutannya Yusron Kholid Kasi PD Pontren yang mewakili amil antara lain mengatakan bahwa pentasyarufan ini merupakan amanah seluruh ASN Kemenag Kab. Magetan yang menyisihkan 2,5% dari penghasilannya tiap bulan. Penerima ZIS diharap tidak melihat berapa besar dan nilai yang diberikan, tapi pandanglah sebagai tali silaturohmi untuk saling mendo’akan. Dijelaskan pula bahwa pentasyarufan sebelumnya juga sudah dilaksanakan dibeberapa wilayah seperti Kec. Goranggareng, Kec. Bendo, dan Kec. Karangmojo dengan bantuan yang sudah ditasyarufkan sejumlah 480 paket kebutuhan pokok dari total yang direncanakan 4.200 paket. Di akhir sambutannya, Yusron Kholid mohon do’a restu masyarakat.
Salah seorang ibu terlihat sumringah saat sedang mendapatkan bingkisan berupa paket sembako dari ZIS yang dikumpulkan dari ASN Kemenag Kab. Magetan.
Semoga seluruh aparat Kemenag Magetan diberi Allah keselamatan, kelancaran, mendapat berkah, rahmat, serta sehat lahir dan batin. •Kurdi
Kemenag Kab. Lamongan Melaksanakan Promosi dan Mutasi Besar-Besaran
Salah seorang pejabat yang terlantik sedang membutuhkan tanda tangan disaksikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lamongan Drs. H. Leksono, M.Pd.I.
LAMONGAN – Roda organisasi Kankemenag Kab. Lamongan terus berputar dengan dilakukannya promosi dan mutasi besar-besaran.
Promosi 7 Pengawas PAI/madrasah Tingkat Menengah dan Dasar dilaksanakan pada 12 November 2016. Sedang mutasi 24 pejabat struktural, sertijabnya dilaksanakan pada 28 November 2016. Dalam sambutannya, Kakankemenag Kab. Lamongan Drs. H. Leksono, M.Pd.I mengharap agar pejabat yang baru saja dilantik segera merapat ke stake holder dan lintas sektoral. Disamping mencermati tugas dan fungsinya masing-masing demi kelancaran program kerja. Pejabat yang dimutasi di antaranya adalah Banjir Sidomulyo, M.Pd. menjadi Kasi Pontren, Abd. Ghogur, M.Ag (Kasi Pendma), Drs. Masduki Yasin (Kasi PAIS), dan Drs. M. Abdul Ghofar (Kasi Bimas Islam). Sedang untuk kepala KUA di antaranya adalah Drs. M. Najib, M.HI, (Kec. Lamongan), M. Yunus, S.Ag. (Kec. Brondong), dan Sudarsono, M.Ag, (Kec. Deket). Sedangkan 7 pengawas yang dilantik: Mustofa Hadi, S.Pd, Nur As’adi, S.Ag, Saiful Arif, S.Pd, M.Pd, Sholeh, S,Ag, MA, dan Drs. H. Harmaji sebagai pengawas tingkat menengah MTs/ MA. Sedang Abdul Adim, S.Pd. dan Nanik Trisnawati sebagai pengawas dasar RA/MI. •Nsr MPA 364 / Januari 2017
53
LINTAS PERISTIWA
LEPAS SAMBUT KEPALA KEMENAG KOTA MALANG
PAMIT KENAL KEPALA KEMENAG KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2016
KAPUS INMAS AJAK BANGUN CITRA DAN REPUTASI POSITIF KEMENAG BANYUWANGI – Kankemenag Kab. Banyuwangi kedatangan dua pejabat eselon II Kemenag RI. Mereka adalah Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat DR. Mastuki, dan Kepala Biro Umum Drs. Syafrijal, M. Si. Selama dua hari, kedua pejabat tersebut bersama rombongan berada di Banyuwangi dalam agenda study banding pelaksanaan e-government di Pemkab Banyuwangi, (5/12). Dalam kesempatan itu, Kepala Pusat Informasi dan Humas Dr. Mastuki menyajikan materi tentang Revitalisasi Peran Humas. Dikatakan, setidaknya ada enam tugas humas. Di antaranya adalah membangun citra dan reputasi positif Kemenag. Selain juga membentuk, meningkatkan dan memelihara opini positif publik serta menampung dan mengolah aspirasi masyarakat. Sementara Kabiro Umum Syafrijal, menyam paikan materi tentang Dinamika Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui ULP Kementerian Agama. Sebelumnya, Kakankemenag Banyuwangi Santoso dalam sambu tannya mengaku gembira atas kun jungan dua pejabat ini. Karena selain dapat bersilaturahmi, tentunya ada ilmu yang bisa diserap oleh seluruh pejabat Kemenag, Kepala Madrasah, Kepala KUA yang hadir pada kegiatan tersebut sebagai peserta. •Yasin
KOTA MALANG – Jum’at (16/12), berlang sung kegiatan lepas sambut Kakankemenag Kota Malang. H. Imron menempati tugas baru sebagai Kakankemenag Kabupaten Malang digantikan oleh H. Muh. Zaini yang sebe lumnya sebagai Kakankemenag Kota Kediri. Lepas sambut yang dilaksanakan setelah sholat Jum’at mengambil tempat di aula Kankemenag Kota Malang dihadiri para tokoh agama, Ketua FKUB, Ketua KBIH, para pejabat di lingkungan Pemkot Malang dan para pejabat dilingkungan Kemenag Kota Malang serta Kemenag Kota Kediri. Mengawali sambutannya H. Imron menyam paikan permohonan maaf manakala dalam berucap dan bergaul selama kepemimpinannya di Kota Malang ini ada khilaf. Dan mohon didoakan semoga di tempat yang baru dapat melaksanakan amanah dengan baik. Sementara H. Muh. Zaini dalam sambu tannya menyampaikan wilayah Kota Malang sudah tidak asing karena di Kota ini beliau menyelesaikan studi S1, S2 hingga S3. Di akhir sambutannya, beliau menyampaikan program dan kebijakan yang baik oleh pimpinan sebelumnya akan tetap dilanjutkan. “Yang belum terlaksana, saya mengajak dan mohon dukungan serta kerjasamanya untuk bersama-sama membantu saya melaksankan amanah ini,” pintanya. •BHN
LUMAJANG – Menindaklanjuti telah dilantiknya Kakankemenag Kab. Lumajang beberapa waktu yang lalu, Kankemenag Kab. Lumajang menyelenggarakan acara pisah kenal Kakankemenag Kab. Lumajang dari pejabat lama H Nuril Huda, SH. S.Pd.I. MH ke pejabat baru H. Muhammad, S.Sos.M.Pd.I, (13/12). Acara yang dilaksanakan di aula kantor setempat ini dihadiri Bupati Lumajang, tokoh agama, pejabat dan karyawan/ karyawati Kemenag Kab. Lumajang H. Nuril Huda, SH., S.Pd.I., MH. didampingi isteri dalam sambutannya berterima kasih atas kerjasamanya kepada semua pihak, sehingga program-program yang telah direncanakan dapat berjalan dengan baik. Sementara, Kakankemenag Kab. Lumajang yang baru, H Mukhammad, S.Sos., M.Pd.I didampingi istri memperkenalkan diri dan berharap bimbingan, saran, petunjuk dan arahan dari jajaran Pemkab dan jajaran Kemenag Kabupaten Lumajang agar bisa melaksanakan tugas dengan baik Sedangkan Bupati Lumajang Drs. As’at Malik, M.Ag mengatakan bahwa pisah sambut dalam birokrasi itu hal biasa. Bupati berharap agar Kakankemenag yang baru kedepan dapat lebih baik lagi, dan berharap Lumajang menjadi aman, sejahtera dan kondusif. •Ziza
KEMENAG BANYUWANGI GELAR GERAK JALAN KUB BANYUWANGI – Ribuan peserta dari berbagai unsur agama mengikuti kegiatan gerak jalan dan karnaval Kerukunan Umat Beragama (KUB) yang digelar oleh Kankemenag Kab. Banyuwangi di halaman kantor setempat, (03/12). Dari pantauan sepanjang rute yang dilalui, tampak seluruh peserta berbaur menjadi satu, tak ada perbedaan dari agama apa berasal. Sepertinya mereka betul-betul merasakan kebersamaan dalam bingkai gerak jalan kerukunan itu. Seperti yang dikatakan oleh ketua panitia Choirul Umam, bahwa tujuan diselenggarakannya kegiatan gerak jalan dan karnaval Kerukunan Umat Beragama ini adalah untuk menjaga dan memelihara kerukunan antar umat beragama dengan baik. Selain itu, untuk menyehatkan fisik dan menghangatkan persaudaraan antar umat beragama, sekaligus menjadi momentum untuk menggetarkan resonansi kebaikan. Dia menambahkan, kegiatan ini juga untuk menyatukan energi kebhinekaan sebagai bangsa Indonesia. Kegiatan dengan start dan finish depan Kantor Kemenag tersebut dilepas oleh Kakankemenag Banyuwangi Santoso tepat pukul 06.30 WIB. Selain diikuti perwakilan seluruh agama, juga diikuti seluruh pejabat Kememag, pegawai, guru se-Kabupaten Banyuwangi. •Yasin
PENJUAL ES RAIH HADIAH UMROH DI JALAN SANTAI HAB KEMENAG KOTA MADIUN – Meskipun acara jalan santai merupakan rutinitas Kemenag Kota Madiun dalam peringatan HAB Kemenag, namun kali ini sangat istimewa karena berhadiah umroh, (15/12). Mengambil start dan finish di Kampus III MTsN Kota Madiun dengan jarak tempuh 5 km, peserta yang diikuti oleh pegawai Kemenag, satker madrasah dan siswa mengular mengelilingi kelurahan Kuncen dan Josenan. Dr. HM. Amir Sholehudin, M.Pd.I saat pemberangkatan mengapresiasi peserta dan MTsN Kota Madiun dengan deretan prestasinya. Beliau mengajak yang hadir agar momentum semangat jalan santai mampu meningkatkan semangat dalam mewujudkan prestasi kerja. Usai jalan santai, peserta disuguhkan hiburan berupa penampilan siswa-siswi madrasah dan pengundian hadiah yang beragam bentuknya. Kali ini hadiah utama berupa umroh diraih oleh Rizki siswa klas VI MIN Demangan Kota Madiun. Saat ditanya Kakankemenag Kota Madiun untuk siapa hadiah ini diberikan, dengan tangan bergetar dia menjawab diberikan pada bapaknya, yang kebetulan jualan es di lokasi pengundian. Saat bapaknya dipanggil untuk naik ke atas panggung, sontak keharuan muncul bahkan banyak yang menangis terharu. •AJ
LEPAS SAMBUT KAKANKEMENAG KAB. SUMENEP SUMENEP – Untuk mempererat tali silaturrahim, Kankemenag Kab. Sumenep menggelar acara lepas sambut pejabat Eselon IV yang bertempat di aula alIkhlas Kankemenag Kab. Sumenep, (16/12). Acara yang sangat mengharukan ini untu melepas kepergian H. Moh. Shodiq yang akan menempati pos baru sebagai Kakankemenag Kab. Pamekasan dan menyambut H. Moh. Bakri selaku Kakankemenag Kab. Sumenep yang baru. Acara tersebut di hadiri oleh seluruh jajaran dan unsur yang ada di Kankemenag Kab. Sumenep yang terdiri dari seluruh pejabat pada Kankemenag, Kepala KUA, Kepala MAN, MTsN, MIN, para pengawas dan karyawan-karyawati. Dalam sambutanya Kakankemenag kab. Sumenep yang lama menyampaikan ucapan selamat datang kepada Kakankemenag yang baru dan berharap agar bisa lebih sukses dan lebih konstruktif khususnya dalam membangun komunikasi dengan berbagai fihak perbankan yang ada di Kabupaten Sumenep. Sementara itu dalam pidato balasannya, H. Moh. Bakri menyatakan siap melanjutkan apa yang menjadi prioritas unggulan dalam kinerja khususnya di lintas sektoral. Acara kemudian dilanjutkan dengan ucapan selamat dari seluruh hadirin dan di puncak acara diisi dengan ramah tamah. •UJ
54
MPA 364 / Januari 2017
LINTAS PERISTIWA
PEMOTONGAN TUMPENG DI HUT KE 17 TAHUN 2016 DWP KEMENAG KOTA PASURUAN – Dalam rangka memperingati HUT DWP ke-71 tahun 2016, dilaksanakan pemotongan tumpeng, (21/12). Acara yang dilaksanakan di aula Kankemenag Kota Pasuruan ini dihadiri pengurus DWP Kankemenag Kota Pasuruan juga oleh Kepala Kemenag, Kasubag TU, Kasi Haji, Kasi PAIS dan pengawas. Dalam sambutannya Ketua DWP Kemenag Kota Pasuruan bersyukur karena dharma wanita lahir sudah cukup lama dan dapat dirasakan hasilnya. Salah satunya dengan adanya pengakuan dari mitra kerja pemerintah dan swasta bahwa DWP merupakan organisasi perempuan terbesar di Indonesia sehingga selayaknya mengambil peran strategis dan aktif dalam pembangunan nasional. Pada sambutan kedua yang disampaikan Penasehat DWP Makmur Salim, beliau mengapresiasi karena dharma wanita sudah banyak kemajuannya. Saat ini, Dharmawanita merupakan pendamping ASN yang bertugas mendorong suami giat bekerja. Diingatkan oleh Makmur Salim, agar para ibu menjaga suami sehingga tidak terjaring pungli, terutama bagi pegawai KUA. “Alhamdulillah, di lingkungan Kankemenag Kota Pasuruan sudah menjalankan tugas dengan baik dan mudah-mudahan semakin tahun semakin baik,” tutur Makmur salim. •Mdk
JALAN SEHAT KERUKUNAN UMAT BERAGAMA PAMEKASAN – Dalam rangka meme riahkan HAB Kemenag ke-71 tahun 2016, Kemenag Kab. Pamekasan mengadakan Jalan Sehat Kerukunan Umat Beragama dengan tema “Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh, Bersama Kita Damai” yang diikuti oleh seluruh pejabat struktural dan fungsional, pegawai, guru PNS, kepala RA, MI, MIS, MA Negeri dan Swasta, kepala Madin, dan dari komponen umat beragama se-Kab Pamekasan bersama keluarganya, (18/12). Start dan fisnih di jalan Swatantra. Kakankemenag Kab. Pamekasan, Drs. Ec. Moh. Shodiq, M.Pd.I. mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan penghayatan terhadap aspek sejarah Kemenag sebagai instansi pemerintah. Di samping untuk mempererat tali silaturrahim antar karyawan dan keluarga besar Kemen terian Agama serta menguatkan kebersamaan dan kerukunan umat beragama dan antar umat beragama. Pada acara jalan sehat ini disediakan hadiah utama 3 unit almari Es, 4 unit TV, 10 buah Kompor Gas, 6 buah dispenser, 5 buah Magic Jar, 6 buah setrika listrik, 4 buah rice cooker dan puluhan hadiah hiburan lainnya. Di event ini juga diberikan santunan yatim dan fakir miskin dari BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) Kab. Pamekasan. •Sri Mukti
PAMIT KENAL DAN SERAH TERIMA JABATAN KAKANKEMENAG KAB. PASURUAN KAB. PASURUAN – Bertempat di aula al Ikhlas Kankemenag Kab. Pasuruan dilaksanakan pamit kenal dan serah terima jabatan. Dari Kakankemenag Kab. Pasuruan yang lama Dr. H. Barnoto, M.Pd.I kepada Dr. H. Muhammad As’adul Anam, M.Ag. (28/11) Pada kesempatan tersebut, Dr. H. Barnoto, M.Pd.I. menyampaikan beberapa catatan selama beliau menjadi pimpinan di Kankemenag Kab. Pasuruan selama 5 tahun lebih. Beliau berharap kepada kepala yang baru, agar dapat meneruskan estafet pembangunan MAN IC yang telah mendapatkan hibah berupa tanah seluas 10 hektare yang berada di desa Kedawung Kecamatan Grati. Sementara itu, Dr. H. Muhammad As’adul Anam, M.Ag. menuturkan bahwa seluruh orientasi kerja harus berlandaskan pada agama, dan harus dijadikan sebagai dasar pijakan dalam menyelesaikan tugas serta menyelesaikan permasalahan. Oleh karenanya, koordinasi lintas sektoral akan dilaksanakan dan ditingkatkan dengan dukungan dari pihak pemerintah maupun ormas. Madrasah juga diharapkan mampu menjaga moral masyarakat, meskipun amat berat. “Akan tetapi kami akan melaksanakannya. Kami berasumsi bahwa kami siap dan akan mampu,” tegasnya. •Fin
POKJALUH SIDOARJO DAN KAB PROBOLINGGO SHARING PROGRAM DAKWAH SIDOARJO – Pokjaluh Kankemenag Sidoarjo studi banding dan sharing program dakwah Islam di Kabupaten Probolinggo, (29/11). Rombongan berjumlah 50 orang diterima Kasi Bimas Islam Drs. H. Abdul Wafi, M.Pd.I. dan Poklajuh Kemenag Kabupaten Probolinggo di aula Songaadvanture. Imam Mukozali, S.Ag. MM (Ketua Pokjaluh Kab Sidoarjo) mengatakan, anjangsana pokjaluh Sidoarjo di Kabupaten Probolinggo ini bertujuan untuk sharing program dan diskusi tentang pengalaman dakwah Islam di daerah yang umat Islam menjadi minoritas yaitu masyarakat suku Tengger. Ust. Sutiono PAIF Kecamatan Sukapura Probolinggo sebagai pembina masyarakat Tengger mempresentasikan peta dan strategi dakwahnya. Menurutnya, Islam di Tengger sejak 10 tahun terakhir mengalami perkembangan. Baik berkat kerjasama dakwah dari Kemenag, ponpes maupun pihak lainnya. “Kunci sukses dakwah di Tengger adalah dengan cara memberi contoh perilaku yang baik. Jjangan ada tokoh agama yang tersinggung. Sebab ada satu keunikan di Tengger yaitu daerah ini menjadi kajian peneliti sosial nasional maupun internasional. Di daerah ini ada banyak agama tetapi masyarakatnya rukun,” ungkapnya. •MS
PISAH PAMIT KAKANKEMENAG KABUPATEN MAGETAN
KAB. MAGETAN – Bertempat di aula utama Kankemenag Kab. Magetan diselenggarakan acara pisah pamit Kakankemenag Kab. Magetan. Dari Moh. Amin Mahfud yang mendapat tugas baru sebagai Kakankemenag Kab. Jombang ke Muttakin sebagai Plt. Kakakemenag Kab. Magetan, (16/12). Acara ini dihadiri 300 orang yang terdiri dari pejabat struktural dan fungsional, guru madrasah, pegawai Kemenag, Wabup Magetan, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Disparbudpora, perwakilan Kapolres Magetan, Ketua MUI, Ketua FKUB dan bebe rapa perwakilan ormas Islam. Dalam sambutannya Moh Amin Mahfud antara lain mengungkapkan bahwa selama bertugas di Kabupaten Magetan merasa bersyukur sebab semua program berjalan dengan lancar. Semua itu tak lepas dari dukungan dari Pemkab Magetan yang dinilainya sangat luar biasa di samping dukungan dari seluruh ormas Islam yang menjadikan Kab. Magetan bisa menjadi kondusif. Amin Mahfud tidak lupa atas nama pribadi beserta keluarga memohon maaf kepada Bupati Magetan beserta seluruh jajarannya, juga kepada seluruh ASN Kemenag. Bila selama di Magetan ada hal-hal yang kurang berkenan, baik di intern Kemenag Magetan maupun di lintas instansi. •Mkd SERTIJAB PEJABAT STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL TUBAN - Bertempat di aula Kankemenag Kabupaten Tuban, telah dilaksanakan pelantikan dan serah terima jabatan pejabat struktural dan fungsional yang dipimpin oleh Kakankemenag Kab. Tuban Drs. H. Abd. Wahib, M.Pd.I., (28/11). Pelantikan ini di hadiri oleh pejabat struktural dan fungsional di lingkungan Kankemenag Kab. Tuban. Pada kesempatan ini, Drs. H. Abd. Wahib, M.Pd.I. berterima kasih kepada para undangan. Meskipun terkesan mendadak, namun bisa mendatangi undangan ini. Dan kepada pejabat yang baru dilantik, beliau menekankan bahwa jabatan adalah kepercayaan dan amanah yang harus dilaksanakan dengan dedikasi yang tinggi, penuh dengan keiklasan, kejujuran dan tanggungjawab yang besar. Jadikanlah amanah ini untuk lebih meningkatkan ibadah, karena jabatan akan dipertanggung jawaban di masyarakat juga kepada Allah SWT. Adapun pejabat terlantik adalah M. Mas’ud sebagai Kasi PHU, Abd. Karim sebagai Kasi Pendma, Moch. Mas Ulin sebagai Kepala MAN Rengel, Agung Hidayatullah sebagai Kepala MAN Tuban, Moh. Qosim sebagai Kasi Bimas Islam dan Abdullah Ulil Albab sebagai Pengawas Sekolah Muda Tingkat menengah pada MTs/MA di lingkungan Kankemenag Kab. Tuban. •Taar MPA 364 / Januari 2017
55
LINTAS PERISTIWA
GOW Adakan Nikah Massal Sebanyak 34 Pasangan Calon Pengantin
Akad nikah secara simbolis oleh Bupati Sumenep didampingi oleh Kasubag TU dan Kasi Bimas Islam Kankemenag Kab. Sumenep berlangsung dengan khidmat.
SUMENEP – Dalam rangka menyonsong hari ibu dan HAB Kemenag ke-71, Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kab. Sumenep
bekerja sama dengan Kankemenag Kab. Sumenep menyelenggarakan pernikahan massal sebanyak 34 pasangan calon pengantin yang dipusatkan di gedung Korpri Sumenep, (14/12). Acara yang berlangsung khidmat tersebut dihadiri oleh Forpimda, para Asisten, Kabag, Kantor Bagian, Camat, Pengurus TP-PKK, Pengurus DWP, Ketua GOW, Ketua PKK Kec. Se Kab. Sumenep serta dibuka langsung oleh Bupati Sumenep. Ketua GOW dalam laporannya mengatakan, tujuan diadakannya kegiatan ini adalah memberikan keabsahan identitas dan kepastian hukum dan memberikan perlindungan status sipil penduduk. Sementara A. Busyro Karim Bupati Sumenep mengapresiasi nikah massal ini. Karena di tengah masyarakat, masih ada yang sudah menikah tetapi belum memiliki alat bukti yang kuat bahwa dia sudah melaksanakan akad nikah. Pernikahan massal ini secara simbolis dipimpin langsung oleh Bupati Sumenep, dan bertindak sebagai saksi adalah Kasubbag TU dan Kasi Bimas Islam Kantor Kementerian Agama Kab. Sumenep dan acara ditutup dengan pembacaan do’a oleh Kasi Bimas Islam. •UJ
Pelantikan Pejabat Sruktural dan Fungsional di Kemenag Gresik GRESIK – H. Moh. Qoyyim, wajah baru hadir di Kemenag Gresik pada saat pelantikan 5 Pejabat Sruktural dan Fungsional, (28/11). H. Moh. Qoyyim dilantik sebagai Kasi Bimas Islam menggantikan H. Moh. Zaeni yang dilantik menjadi Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh. H. Moh. Qoyyim berasal dari Kecamatan Bungah Gresik yang notabene adalah putra daerah. Dalam sambutannya H. Haris Hasanudin Kakankemenag Kab, Gresik seusai melantik mengatakan, promosi dan rotasi sudah lama kita dengar. Namun pelantikan hari ini terkesan mendadak. Hal ini dilaksanakan dengan berbagai pertimbangan. Yang semula akan dilantik di Kanwil Kemenag Prov. Jatim, akan tetapi tidak jadi. Sehingga pelantikan harus dilaksanakan di daerah. “Selamat kepada yang baru dilantik diharapkan bisa segera menyesuaikan diri,” ujarnya. Adapun 5 nama pejabat yang dilantik adalah Drs. Idris. M.Si sebagai Pengawas Pendidikan MTs Kecamatan Panceng, Drs. M. Zuhal. M.Pd sebagai Pengawas Pendidikan MTs Kecamatan Kedamean, Masfufah, S.Pd. M.Pd sebagai Kepala MAN 1 Bungah
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gresik H. Haris Hasanuddin sedang memimpin sumpah jabatan yang dilakukan oleh pejabat struktural dan fungsional.
Gresik, M. Qoyyim, S.Ag, M. Fil.I. sebagai Kasi Bimas Islam dan Drs. Moh. Zaeni, SH. M.Ag. sebagai Kasi PHU. •FUDLLA
Sebanyak Empat Belas Pejabat Struktural dan Fungsional Dilantik
Suasana pelantikan 14 pejabat struktural dan fungsional di aula Al-Ikhlas Kemenag Kab. Pasuruan. Kakankemenag menegaskan bahwa mutasi adalah hal yang biasa.
KAB. PASURUAN – Bertempat di aula al-Ikhlas, Kankemenag Kab. Pasuruan melaksanakan pelantikan 14 pejabat struktural dan 56
MPA 364 / Januari 2017
fungsional yang dihadiri oleh semua pejabat struktural dan fungsional di lingkungan Kankemenag Kab. Pasuruan. Dalam pengarahannya Kakankemenag Kab. Pasuruan Dr. H. Barnoto, M.Pd.I. menyampaikan bahwa jabatan adalah amanah dan titipan dari Allah SWT. Amanah yang sudah diberikan oleh-Nya dan negara wajib diemban serta dilaksanakan secara maksimal. Dikatakanya, seorang pejabat struktural maupun fungsional harus memahami visi dan misi Kemenag. “Oleh sebab itu, semua pejabat dalam menjalankan amanat harus berlandaskan pada visi dan misi tersebut,” ungkapnya. Lebih lanjut Kakankemenag Kab. Pasuruan menegaskan bahwa mutasi merupakan hal yang biasa terjadi. Hal ini bertujuan untuk memperkokoh dan meneruskan pelaksanaan tugas. Bukan didasarkan pada suka atau tidak suka (like and disk like) sehingga pejabat yang dilantik hari ini diharapkan dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Bagian yang mengalami mutasi terjadi mulai dari Kasubbag TU, beberapa Kasi, hingga kepala madrasah negeri dan pengawas. •Fin
LINTAS PERISTIWA
RAKER POKJALUH KANKEMENAG KOTA SURABAYA TAHUN PROGRAM 2017 SURABAYA – Jalannya roda organisasi kelembagaan diperlukan evaluasi program tahun berjalan, memperbaiki, merumuskan program di tahun yang akan datang demi kemajuan dan survivenya sebuah organisasi. Atas dasar tersebut, Pokjaluh Kankemenag Kota Surabaya menyelenggarakan Rapat Kerja di Asrama Haji Sukolilo yang diikuti 51 Penyuluh Agama Islam Fungsional Kota Surabaya, (20/12). Ketua Pokjaluh Kota Surabaya Drs. H. Khudlori, M.Sy. menuturkan bahwa raker ini atas kerjasama dan support antar penyuluh yang selalu mengedepankan kepentingan bersama dalam gerak langkah suksesnya program kepenyuluhan kedepan. Sementara itu Kakankemenag Kota Surabaya, DR. H. Haris Hasanudin, M.Ag. mengapresiasi para penyuluh yang selalu kompak, sehingga terwujud program yang bisa direalisasikan pada kepentingan masyarakat. Selain itu, Kakankemenag juga memotivasi penyuluh agar selalu profesional melaksanakan tugas serta mengedepankan kebersamaan sehingga sesulit apapun permasalahan yang timbul bisa teratasi. “Jangan sampai sebagai penyuluh agama Islam melupakan belajar, agar tidak tertinggal dengan kemajuan teknologi informasi yang semakin canggih,” paparnya. •Dori
PELANTIKAN PEJABAT STRUKTURAL DAN PEJABAT FUNGSIONAL SIDOARJO – Rotasi dan mutasi pejabat struktural dan pejabat fungsional terjadi di lingkungan Kankemenag Kabupaten Sidoarjo, (30/11). Kakankemenag Kab. Sidoarjo H. Achmad Rofi’i, SH, M.Pd.I. melantik dan mengambil sumpah jabatan Kasubbag TU, 2 kepala madrasah, 4 Kasi, dan 7 Kepala KUA dan PPAIW Kecamatan di aula Kankemenag. “Ada 3 pejabat Kankemanag Kabupaten Sidoarjo yang mendapat amanat tugas baru di Kanwil. Pelantikan ini diantaranya adalah untuk menempati posisi tersebut”, katanya Pejabat baru yang dilantik dan diambil sumpahnya adalah H. Moh. Arwani, M.Ag. M.HI sebagai Kasubbag TU, H. Khoidar, M.HI sebagai Kasi Bimas Islam), Drs. Rahmat Mu’shim, M.Pd sebagai Kasi PAIS, Drs. Sahid, MM sebagai Kasi PHU, Dr. Abdul Rahman, M.Pd sebagai Kasi PD Pontren, Drs. Abdul Jalil, M.Pd.I sebagai Kepala MAN Sidoarjo, dan Drs. Jumakir, MM sebagai Kepala MIN Sedati. Sedangkan Kepala KUA dan PPAIW Kecamatan yang dilantik adalah Drs. Tri Arinto, M.Pd.I. (Tulangan), Fatchur Rahman, SH (Sidoarjo), Drs. Ahmad Sirod Munir (Tanggulangin), Ahmad Choirin, S.Ag (Candi), Drs. Misbakhul Munir, M,HI (Wonoayu), Nurudin, S.Ag (Porong), dan Yahya, S.Ag (Tarik). •MS
H. BAROZI MELANTIK PULUHAN PEJABAT DI LINGKUNGAN KANKEMENAG KABUPATEN NGANJUK KAB. NGANJUK – Bertempat di aula lantai dua Kankemenag Kab. Nganjuk, diselenggarakan pelantikan dan serah terima jabatan 51 pejabat di lingkungan Kankemenag Kab. Nganjuk terdiri dari Kasubag, Kasi Bimas Islam, Kasi PD Pontren, Kasi PAIS, Kepala MAN, MTsN, MIN, Pengawas PAI serta Kepala KUA. Dari jumlah tersebut, 4 orang diantara promosi, (28/11). H. Barozi selaku Kakankemenag Kab. Nganjuk mengungkapkan, pelantikan ini juga dilakukan serentak se-Jawa Timur sesuai petunjuk Kakanwil. Oleh karenanya, agar diterima dengan penuh keikhlasan, kesa baran dan penuh tanggungjawab. “Karena pelantikan ini merupakan amanah yang harus dilaksanakan dengan sebaiknya,” ujarnya. Pada kesempatan ini juga, Kakankemenag Kab. Nganjuk menyampaikan beberapa pesan Kakanwil. Di antaranya ucapan terima kasih kepada seluruh jajaran pegawai Kemenag karena capaian kinerja Kemenag mencapai angka 62,8 %. Sedangkan penilaian kinerja pada tahun 2016 adalah 76,18. “Hasil survey statistik terhadap layanan publik di Kemenag mendapat rangking 2 kususnya layanan Haji. Dan mulai tanggal 1 Desember ada lelang jabatan melalui online,” tambahnya. •Nur
NURIL HUDA, KEPALA BARU KANKEMENAG KAB. TULUNGAGUNG TULUNGAGUNG – Kankemenag Kab. Tulungagung punya kepala baru. H. Nuril Huda yang sebelumnya sebagai Kakankemenag Kab. Lumajang menggantikan H. Damanhuri yang memasuki purna tugas pada November lalu. Para pejabat, kepala madrasah serta kepala KUA serta pejabat Pemkab. Tulungagung dan tokoh masyarakat menyaksikan pisah kenal di halaman belakang Kankemenag, (14/12). H. Damanhuri mengatakan saat masa dia bertugas, salah satu hal yang menggem birakan adalah naiknya kesadaran berzakat. “Pada 2016, Baznas menghimpun zakat 3 milyar lebih per tahun dari 200 juta-an pada 2011. Andaikan 50 persen pegawai dinas pendidikan yang berjumlah 13 ribu orang berzakat, insyaallah zakat bisa mengentas kemiskinan di Tulungagung,” katanya. Beliau juga berterima kasih kepada semua pihak atas dukungan dan kerjasamanya. “Terakhir, selama bekerja banyak hal yang positif maupun yang kurang baik, sebagai manusia biasa saya mohon maaf,” pintanya. Kakankemenag baru H. Nuril Huda mengetuk pintu ‘kulonuwon’ kepada semua pihak dan mengharapkan kerjasamanya. “Kita tidak bisa bekerja sendiri. Saya akan merapat dan menjalin komunikasi dengan berbagai pihak,” tuturnya. •Fat
KANKEMENAG KAB. TULUNGAGUNG GELAR GERAK JALAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA TULUNGAGUNG – Rukun dan meriah. Itulah suasana kegiatan Gerak Jalan dan Karnaval Kerukunan Umat Beragama yang digelar Kankemenag Kab. Tulungagung pada Sabtu pagi yang berpusat di Parkir Timur Aloon-Aloon Kota Tulungagung, (17/12). Bupati Syahri Mulyo sebelum mengi baskan bendera start untuk mem berang katkan peserta dalam sambutannya menga takan bahwa gerak jalan ini merupakan moment penting bagi semuanya. Karena dalam kegiatan gerak jalan ini mengandung aspek mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga, menjalin tali silaturahmi, persaudaraan dan menjalin persatuan dan kesatuan umat beragama di Kabupaten Tulungagung. “Motto Tulung agung ayem tentrem mulyo lan tinoto tak lepas dari ide yang tercetus oleh FKUB yaitu agar suasana keagamaan yang kondusif dan nyaman dapat terimplementasi di Tulungagung,” kata Syahri Mulyo. Ketua panitia gerak jalan kerukunan umat beragama Ahmad Balya melaporkan, gerak jalan yang berjarak sekitar 5 kilometer ini diikuti oleh keluarga besar Kankemenag, unsur Forkopimda, pengurus FKUB, tokoh-tokoh agama dan umatnya serta siswa madrasah yang berjumlah sekitar 4 ribu peserta. •Fat
RAMAH TAMAH DUA KEPALA KEMENAG KAB. PROBOLINGGO – Menindaklanjuti dilantiknya 25 Pejabat Eselon III dan IV di Kanwil Kemenag Prov. Jatim beberapa waktu yang lalu, Kakankemenag Kabupaten Probolinggo yang baru Santoso bersama ibu melakukan kunjungan yang diterima langsung oleh mantan Kakankemenag Kabupaten Probolinggo H. Busthami bersama ibu yang menempati tugas sebagai Kakankemenag Kab. Bondowoso, Kasubag TU serta para Kasi Penyelenggara Syari’ah, Perencana dan Analis, (8/12). Pertemuan awal ini merupakan acara ramah tamah, sebagai perkenalan awal dalam upaya membangun komunikasi, sinergi dengan semua pejabat struktural maupun fungsional, baik di instansi Kemenag, Pemkab, SKPD juga dengan para tokoh masyarakat. Dalam acara ramah tamah tersebut sempat dipaparkan potensi yang dimiliki Kementerian Agama Kabupaten Probolinggo, mulai dari pendidikan formal, non formal, termasuk TPQ, Madin dan Ponpes. Pertemuan ini diharapkan tidak hanya di awal namun terus dilakukan demi terciptanya kekompakan seluruh Aparatur Sipil Negara di Kementerian Agama Kab. Probolinggo. Dan kedua Kepala Kemenag ini senantiasa diberikan kesehatan dan kemampuan memimpin Kemenag di tempat tugasnya masing-masing. •Ansori MPA 364 / Januari 2017
57
KULINER
Sop Buah
Campur Sari BAHAN: l 200 gram belewah, serut memanjang l 100 gram melon, serut memanjang l 150 gram papaya, potong-potong l 100 gram peach kalengan potong-potong l 100 gram markisa l 500 ml santan kental matang l 200 ml sirup leci l Susu kental manis secukupnya l Es batu secukupnya CARA MEMBUAT: 1. Letakkan dan susun ke dalam mangkuk/gelas saji, belewah, melon, papaya, peach dan markisa. 2. Tuangkan santan dan sirup. 3. Tambahkan susu kental manis dan es batu.
Kembung Bumbu Padang BAHAN: l 500 gr ikan kembung banjar l 1 buah jeruk nipis, ambil airnya l 4 sdm minyak, untuk menumis BUMBU DIHALUSKAN: l 75 gr cabai merah l 8 buah bawang merah l 6 siung bawang putih l 2 cm kunyit l 3 cm jahe l 3 cm lengkuas l 1 sdt garam l 1 sdt gula pasir CARA MEMBUAT: 1. Cuci dan bersihkan ikan kembung. Lumuri ikan kembung dengan air jeruk nipis,diamkan selama± 10 menit. 2. Panaskan wajan, tumis bubu yang dihalusan hingga matang dan harum. 3. Masukkan ikan kembung, aduj rata sampai kan tercampur bumbu. Masak hingga ikan setengah matang, angkat. 4. Bakar ikan yang telah terlumuri bumbu di atas api hingga matang, sambil sesekali diolesi bumbu, angkat , sajikan.
58
MPA 364 / Januari 2017
COVER LAA
Miftachus Surur Buchori, Ananda Rizqi Fadhli dan Ikhasul Nusa
Terbaik di Ajang Robotika Nasional Jum’at 11 November lalu menjadi hari bersejarah bagi tiga siswa MAN Surabaya. Pasalnya, Miftachus Surur Buchori, Ananda Rizqi Fadhli dan Ikhasul Nusa yang tergabung dalam tim Robotika MS Ctok dinobatkan sebagai Juara 1 Robot in Action ITS 2016.
P
ada kejuaraan tingkat nasional dalam bertajuk ITS expo tahun 2016, ketiganya berhasil melewati beberapa tahap penjurian. Memang Ada beberapa tantangan yang harus dilewati dalam kompetisi ini sebelum peserta dinyatakan juara. “Perjuangan pada hari pertama benar benar menegangkan dan serius. Terlebih ketika kita harus memastikan bahwa kondisi robot dalam keadaan baik dan tidak mengalamai trouble,” ungkap Miftach – panggilan karib Miftachus Surur Buchori. Apalagi pada tahap ini, ketiganya juga harus berebut berlomba dengan sesama tim asal MAN Surabaya, MS Indonesia yang diperkuat oleh M. Arief Darmawan, Elita Amalia, Nurul Khafid Ilmi. “Kami lega karena dua tim asal MAN Surabaya bisa lolos pada babak 32 besar dan otomatis berhak melaju ke babak selanjutnya,” ucap Ikhasul Nusa penuh syukur. Di babap selanjutnya seluruh awak MS Cetok harus dibuat panas dingin. Sebabnya adalah tim MS Indonesia terhenti karena robot rakitan mereka mengalamai trouble. Beban berat untuk menggapai juara pun kian berat untuk bisa melaju ke bapak 16 besar. Karena harapan satu-satunya dibebankan kepada MS Ctok. “Tapi kami beruntung bisa melewati bapak 16 ini dengan mulus hinga akhirnya bisa melaju ke babak final,” timpal Ananda Rizqi Fadhli.
Menuju baba final ini semangat Rizqi – sapaan karib Ananda Rizqi Fadhli – dan timnya kian membuncah. Sebab support penuh dari seluruh tim Robotika MAN Surabaya setelah MS Indonesia gagal di babak 16 besar sebelumnya. “Tak henti-hentinya seluruh tim robotika MAN yang lain berdoa agar kami berhasil dan robot amfibi rakitan kami tak mengalami kendala berarti,” ucap Rizqi penuh semangat. Doa seluruh tim pun terjawab. Rizqi bersama kedua rekannya berhasil masuk 8 besar hingga 4 besar. Ini tentu menjadi modal besar untuk terus menebalkan asa sebagai juara di babak final robotika kategori Line Tracer itu.
Berbekal dukungan dan doa dari seluruh tim, MS. Ctok berhasil menjadi yang terbaik di ajang robotika tingkat nasional itu. “Semua tim sangat bersyukur dan bangga. Karena kami bisa membuktikan bahwa siswa madrasah pun bisa menjuarai festival robotika,” katanya girang. Otomatis prestasi ini pun menjadi kebanggaan tersendiri bagi seluruh ciitas MAN Surabaya. Ini sekaligus membuktikan bahwa kemampuan robo tika siswa madrasah yang beralamt di Jl. Wonorejo Timur No. 14 Surabaya itu tak bisa dianggap remeh. •Suprianto MPA 364 / Januari 2017
59
Onde-Onde Untuk Ibu
Siapa pun pasti tahu toko kue Pertiwi yang berada tepat pada perempatan sebelah lampu merah Bangsalsari. Toko kue dengan menu kue andalan Onde-Onde. Begitu khas rasa onde-ondenya hingga siapa pun yang pernah mencicipi pasti kan ingin merasakannya lagi. Oleh : Eni Siti Nurhayati*)
“
Ibu, kue apa yang paling ibu suka?” tanya Pertiwi sore itu seusai mengaji pada ibunya. “Ehm, ibu paling suka onde-onde. Tahu tidak, saat kecil, nenek membuat onde-onde, lalu ibu menjajakannya berkeliling dengan jalan kaki” cerita ibu dengan bangga. “Kok sekarang ibu jarang membuat onde-onde?” tanya Pertiwi. “Ibu mbikinnya mesti nunggu kalau Bapak mendapat giliran pengajian atau ibu arisan”. “Ah, masak?. Emang kakak mau dibuatkan?. Sekarang?” tanya ibu sambil tertawa kecil. Pertiwi tersenyum kecut. Ibu tahu dengan pasti bahwa Pertiwi sangat jarang memakan kue buatan ibu, dan dia paling suka dengan kue atau pun jajanan yang dibelinya sendiri. “Kuno” begitu jawabnya tiap kali ibu menawarkan kue buatannya. Hingga pada suatu hari, Pertiwi dan beberapa kawannya sakit perut di madrasah setelah memakan jajanan yang dibelinya. Pertiwi dan dua kawannya yang lain dilarikan ke Puskesmas. Keracunan makanan, begitu kata petugas kesehatan. Kue kesenangan Pertiwi sudah basi saat dibeli. Mungkin juga sudah kedaluwarsa! Ibu sangat prihatin melihatnya. Hingga setelah itu, ibu dengan telaten membuatkan jajanan sendiri untuk bekal Pertiwi sekolah. Kadang-kadang diselipkan juga onde-onde spesial buatan ibu yang terkenal enak itu. Awalnya Pertiwi kurang menyukai, namun lama-kelamaan lidahnya pun bergoyang tiapkali menikmatinya. “Onde-onde ibu maknyuss” begitu puji Pertiwi suatu hari. Pipi ibu memerah mendengarnya. “Ibu ajarin aku membuat onde-onde, ya?”celoteh Pertiwi berikutnya. Ibu tersenyum sambil mengangguk. “Mudah, kok” jawab ibu ringan sambil menyuapi adik. Hari-hari berikutnya Pertiwi begitu antusias memelajarinya. Mulai dari mengenal bahan-bahannya, alat untuk membuatnya, hingga langkah-langkahnya. Ibu sangat telaten mengajari, hingga suatu sore bapak terbeliak ketika menyantap onde-onde, dikira buatan ibu seperti biasanya. “Khusus sore ini, onde-onde spesial buatan kakak” ibu menjelaskan sambil tersenyum bangga. Pertiwi tidak berbicara 60
MPA 364 / Januari 2017
secuilpun, namun dari gerakan hidungnya terlihat bahwa dia sanga-sangat bahagia dipuji bapak dan ibunya. Betapa senangnya Pertiwi hari Rabu lalu ketika Bu Indah memberi tugas membuat kue tradisional berbahan nonberas. Dia langsung teringat dengan resep onde-onde spesial ibunya. Pertiwi bertekad untuk memraktikkannya lusa depan. Begitulah. Praktik berjalan lancar. Pertiwi membawa pulang jatah onde-onde buatannya. Akan dia tunjukkan kepada ibu saat dijemput nanti. Namun hingga satu jam setelah bel pulang berbunyi, ibu tiada nampak menjemput juga. Malahan, muncul Bapak dengan mobil putihnya dari kejauhan. Pertiwi lari mendekat. Belum sempat Pertiwi bertanya, Bapak sudah membuka pintu dan menyuruhnya masuk. Dalam diam selama perjalanan pulang Pertiwi mereka-reka apa yang terjadi. Hingga secara reflek dia bertanya... “Bapak, ada apa? Mengapa ibu tidak menyusul Tiwi?”. Bapak hanya menoleh sebentar. Wajah Bapak terlihat cemas dan khawatir. Pertiwi pun tidak bertanya lagi. Adik terlihat berlari menyambut Pertiwi. Di belakangnya nenek mengikuti. Bapak berhenti melangkah. “Pertiwi, ibu mengalami kecelakaan saat menjemput tadi. Sekarang masih berada di
rumah sakit. Ibu masih belum sadar setelah kecelakaan tadi. Jadi mulai sekarang harus bisa membantu nenek jaga adik, ya?” pesan Bapak kepada Pertiwi. Pertiwi hanya bisa mengangguk sambil bercucuran air mata, digandengnya Dita adik semata wayangnya masuk ke dalam rumah kembali. Bapak masuk ke dalam rumah, mengambil beberapa barang. “Kita akan bersama menjenguk ibu setelah ibu siuman. Insya Allah...” begitu kalimat bapak sebelum berangkat sambil mencium Pertiwi dan adik. Pertiwi masuk kembali ke dalam rumah, dia terhenyak ketika menatap kotak kuenya. Di dalam kotak kue itu berisi sepuluh ondeonde buatan Pertiwi, hasil kerja kerasnya. Secepat kilat Pertiwi berlari keluar. “Bapak, tolong bawa onde-onde buatan Pertiwi untuk ibu” serunya. Namun sayang, mobil bapak sudah berangkat. Ibu tidak sempat mencicipi onde-onde buatan Pertiwi. Luka ibu terlalu parah, dan Allah lebih mengasihinya dengan memanggil ibu untuk kembali kepada-Nya. Tangis Pertiwi terburai bersama semilir angin malam. Didekapnya kotak kue ondeondenya, digigitnya satu sambil bercakap dengan bayang ibu, seakan ibu pun turut menikmati onde-ondenya. Sekian • Murid MTsN Kencong, Jln. Panjaitan No. 02 Wonorejo Kencong - Jember
CUPLIKAN TARIKH
Kisah Zahid dan Zulfah Binti Said Oleh : Muhammad Fadli Al Fauzi *)
Pada jaman Rasulullah, ada seorang sahabat yang bernama Zahid ra. Ia adalah pemuda yang taat beribadah, dan telah berusia 35 tahun. Namun Zahid belum juga mempunyai seorang istri.
K
etika sedang mengasah pedangnya, Rasulullah datang menghampirinya sambil mengucapkan salam. Zahid menjawabnya dengan baik. “Wahai saudaraku Zahid, selama ini engkau sendiri saja,” sapa Rasulullah SAW. “Allah selalu bersamaku, wahai Rasulullah,” jawabnya. “Maksudku, mengapa engkau masih membujang saja? Apakah engkau tidak ingin menikah?” “Wahai Rasulullah, aku ini seorang yang tidak memiliki pekerjaan, dan wajahku tidak tampan. Siapa yang mau menikah denganku, Ya Rasulullah?” “Asalkan engkau bersedia, maka itu urusan yang mudah.” Rasulullah kemudian memerintahkan sekretarisnya untuk menulis surat berisi lamaran kepada seorang gadis bernama Zulfah binti Said. Zulfah adalah gadis cantik putri seorang bangSAWan di Madinah. Lalu Rasulullah menyuruh Zahid untuk mengantarkan surat itu kepada Said. Sesam painya di depan rumah Said, Zahid mem berikan surat yang dibawanya kepada Said. “Wahai Said, aku membawa sepucuk surat dari Rasulullah yang diberikan kepadamu.” “Ini adalah sebuah kehormatan untukku,” ujar Said sambil mulai membaca suratnya. Setelah membaca surat itu, Said tampak heran dan menanyakan apakah benar surat itu dari Rasulullah. Namun Zahid
meyakinkan Said bahwa surat itu benarbenar dari Nabi Muhammad SAW. Ketika itu keluarlah Zulfah dari rumahnya. “Wahai Ayah, bukankah tamu ini lebih baik dipersilakan masuk?” “Anakku, pemuda ini datang untuk melamarmu agar menjadi istrinya. Bagai mana pendapatmu?” “Banyak laki-laki yang lebih tampan dan kaya raya yang ingin menikahiku, Ayah. Aku tidak mau menikah dengan pemuda ini,” jawab Zulfah sambil menangis sejadi-jadinya. “Saudaraku Zahid, engkau mendengar sendiri, jadi tolong sampaikan permintaan maafku pada Rasulullah bahwa lamaran yang engkau ajukan ditolak,” kata Said. Zulfah yang sedang menangis tiba-tiba terdiam dan bertanya, “mengapa menyebut nama Rasulullah?”. Said menjelaskan bahwa Zahid melamarnya atas perintah Nabi SAW. Seketika itu Zulfah berhenti menangis dan beristighfar berkali-kali serta meminta maaf atas kelancangan kepada Zahid. “Mengapa Ayah tidak memberitahukan dari tadi bahwa lamaran ini atas kehendak Rasulullah? Maka segera nikahkanlah aku dengan pria ini, wahai Ayah.” Zulfah teringat sebuah ayat yang berbunyi, “Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasulnya ialah ucapan ‘kami mendengar dan kami taat’ dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. An Nur 24:51)
Pada hari itu Zahid sangat gembira. Ia menyampaikan pada Nabi SAW. bahwa lamarannya diterima. Namun yang masih dipikirkan oleh Zahid adalah persiapan untuk pernikahannya. Maka Rasul menyuruhnya menemui Abu Bakar, Utsman bin Affan, dan Abdurrahman bin Auf. Setelah mendapatkan cukup uang, ia pergi ke pasar untuk membeli perlengkapan menikah. Pulang dari pasar, Zahid bertemu dengan kaum muslimin yang sedang berkumpul di depan masjid. “Ada apa kalian berkumpul di sini?” tanya Zahid. “Wahai Zahid, hari ini orang-orang kafir akan menyerang kita,” Jawab seorang sahabat. “Kalau begitu, barang-barang ini akan aku jual lagi untuk membeli kuda yang bagus.” Lalu Zahid kembali ke pasar. Akhirnya Zahid pergi berperang dan gugur sebagai syuhada. Nabi Muhammad SAW berkata, “Hari ini Zahid sedang berbulan madu dengan bidadari surga yang lebih cantik daripada Zulfah” Zulfah tak bisa menyembunyikan air matanya. Ia berkata, “Ya Allah, alangkah bahagianya calon suamiku itu, apabila aku tak mampu mendampinginya di dunia, maka izinkanlah aku menjadi pendampingnya di Akhirat” *) Siswa kelas X – Ilmu Bahasa dan Budaya, MAN 1 Jember
MPA 364 / Januari 2017
61
PODIUM TERSELUBUNG
selamat ulang tahun, langit Arasy Agung kokoh tanpa tiang halilintar menggedor tenda sembangyang maafkan kami lalai menepati janji kewajiban mengabdi pada Illahi selamat ulang tahun, bumi perutmu dibor dan menyembur lumpur abadi nestapa bagi rakyat sendiri maafkan kami yang molor tak lekas melunasi utang dan menuntaskan tugas selamat ulang tahun, laut gelombang pasang menerjang tanggul dan dermaga meluapkan tsunami dari gempa di palung samudera maafkan kami yang alpa bertaubat nasuha justru sibuk mendesain podium dosa Teguh Wibowo Jalan Jagiran 2/15-B, Tambaksari, Surabaya,
SETELAH MENDUNG
Mendung tanda akan datangnya hujan Hujan mengguyur bumi Kulihat pelangi di balik tirai hujan Yang sangat indah di pandang mata Kulihat banyak anak di taman Yang bermain bersuka ria Aku berlari-lari bersama teman Tiba-tiba suara petir terdengar Anak-anak pada berlari ketakutan Aku duduk di bawah pohon Sambil mendengar suara hujan yang turun Oh, hujan kau tak pandang ada banjir di mana-mana Banjir yang besar melanda rumah Dan menenggelamkannya Mari kita salurkan bantuan dengan memberi sumbangan Berupa apapun yang bisa bermanfaat untuk mereka Beberapa hari masyarakat tinggal di pengungsian Di dalam tempat pengungsian yang sangat kumuh Mereka tidur dengan beralaskan tikar Setiap hari mengantri untuk sesuap nasi Mereka menjalankan hidup dengan penuh keikhlasan Siswa Kelas VII PQ 2 MTs. Perguruan Mu’allimat Cukir Jl. Kediri No 2 Cukir Diwek Jombang.
TUNAS RENGSA
Ini hari Langit Indonesia langit semesta Berwarna biru sebiru mata harapan kami ;Langit membentang cerita alur derita Benih kemiskinan dan ketidakadilan Ditanam di bawah langit ini Terhunjam dalam kesengsaraan ;Hanya tumbuhkan tunas rengsa Abdullah Mamber Jl. Raya Dungkek, RT/RW 002/014, Dsn. Palegin, Ds. Longos, Kec. Gapura, Kab. Sumenep;
62
MPA 364 / Januari 2017
ALLAHUMMA KU YA ALLAH
Allahumma ku Ya Allah, yang mendidihkan percikan ikhtiyar tuk menggapai impian Allahumma ku Ya Allah, yang merentangkan sayapku untuk terbang Allahumma ku Ya Allah, serpihan sajak yang meluluhkan dzat yang maha pemurah Allahumma ku Ya Allah, untaian kata yang memberanikan ku untuk meminta Allahumma ku Ya Allah, lantunan kata yang terbalut do’a Allahumma ku Ya Allah, yang menyingsingkan ku ke dalam lautan lentera Allahumma ku Ya Allah, pedang yang patah dilarut senja Allahumma ku Ya Allah, yangmenumbuhkan bibit keyakinan Allahumma ku Ya Allah, yang meronta dari qolbu ku yang paling dalam Allahumma ku Ya Allah, yang membidikku Allahumma ku Ya Allah Ridho Naufal “El-Sal Syaf” Sisiwa kelas 10 agama MAN BANYUWANGI
NEGERIKU
Udara negeriku kian panas Angin seolah berhenti menyapa Matahari kian membara Mencucurkan keringat –keringat pekerja Hutan yang menghijau menjadi gersang Sawah dan ladang tak banyak menjanjikan Tanah dan air ku semakin menghilang Tertelan bangunan dan usahawan Pengusaha bergaji milyaran Petani dapat bayaran ribuan Pedagang dapat untung tak menjanjikan Banyak kasus besar tak terselesaikan Ambil kayu bakar masuk pengadilan Maling ayam masuk penjara Bandar narkoba hilang tanpa pengacara Titin Anggraini MAN KEDIRI 1
MERAYU TUHAN
Berpapas nafas yang mengalun mendera mengeram rasa Lantunan ayat yang berlagu mengukir doa jajaran sang strata hina Merayu Tuhan dengan tetesan keringat dan rentetan rasa sakit di sela kisah yang tak berkasta Berputar-putar doa menghias tumpukan kapuk keras di sela rindu yang menggila Mengitari langit takbir dengan biasan pelangi disudut pelupuk mata yang mulai lupa caranya terpejam Beralas sebuah asa yang mulai memudar karena langkah yang tak kunjung menyusul kata Tuhan bukan seni karya amatir tak beretika Yang selalu meracau penuh caci tak kenal luka
Merayu Tuhan Merangkak dengan cekikan tampar api dileher jiwa yang terbungkus raga Mengusap tetesan keringat dikeringnya hari yang mulai tak tahu caranya menjalankan tapak Merengek mesra lontarkan kalimat cinta yang tak ikhlas Di sujud terakhir dengan rentetan kalimat sayang yang memaksa Merayu Tuhan Menatap penuh harap dengan tatapan kasih yang menghinakan Membiarkan seonggok daging busuk terbungkus dedaunan sutra yang mulai tak sempurna Mengikat sebuah sabuk kasta yang tak lagi tahu bagaimanana harus menata tingkat dalam pendakian Merayu Tuhan Dengan seucap basmalah yang ku kenal Memaksa niscaya tunduki harapan yang tak terlatih tuk diminta Merayu Tuhan Menengadah lelah disendu tangisan yang perlahan hilang Ainun Rizqi Perumahan Mukti sAri blok AE 13 RT/RW 002/030 Tegal Besar Kaliwates Jember
TTM EDISI 364
BULAN JANUARI 2017
TTM EDISI 364
MPA JAWABAN TTM NO. 363
MENDATAR : 1.NUSA 4.RODA 6.NUN 7.MODE 9.DADALI 10.AHLI 12.NON 13.ILUSI 15.PUN 16.AMUBA 18.AIB 20.KIAN 22.TENAGA 23.UGAL 24.DBR 25.RUPA 26.AMAL
DAFTAR PERTANYAAN : MENDATAR : 1. Sungai di Kalimantan 4. Tidak terlihat, tidak tampak nyata 6. Wb log disingkat 8. Bukan bangsawan atau hartawan 10. Panggilan orangtua laki-laki 11. Serangga parasit penghisap darah 13. Baik, teratur, bersih 15. Hewan padang pasir 17. Hemat, tidak boros 19. Tanda nada pada music 20. Perawatan dengan menginap di rumah sakit 22. Kesopanan, kehalusan, kebaikan budi pekerti 24. Pemimpin sholat 25. Usaha untuk memulihkan orang sakit MENURUN : 1. Jajar, deret, baris 2. Nyata, jelas 3. Gerakan naik turun air laut atau bergulung-gulung 4. General Post Office 5. Paduan Akal dan Perasaan 7. Baju wanita model Eropa 9. Pemimpin yang memimpin sebuah negeri 12. Orang tempat mengabdi 14. Kain kecil panjang berwarna-warni 16. Reaksi tubuh terhadap kuman, penyakit/sesuatu 18. Sadar dan menyesal akan dosanya 19. Dilarang, larangan 21. Nama huruf pertama abjad Yunani 23. Bendungan air terbuat dari beton
KUPON
NO : 364
MENURUN : 1.TETAPI 2.ANEH 3.ANDI 4.RUDAL 5.ALIBI 8.DANAU 11.LUPA 13.INCI 14.USANG 16.AKTOR 17.BIARA 19.BILAL 20.KADO 21.AURA
PERAIH HADIAH TTM NO. 363 1. HADIDAR HAKIM SANTRI PP AL FATTAH KIKIL ARJOSARI PACITAN (68581) 2. ALIFIA YUNI NUR HIDAYATI KELAS IX B SMPN 1 BONDOWOSO JL. LETNAN KARSONO 3 BONDOWOSO 3. AFRIZAL FIKRI FIRDAUS MI AL MUSTHOFA JL. RAYA CANGGU DSN KEDUNGSUMUR JETIS MOJOKERTO (61352) 4. PUJI LESTARI MI PLUS WALI SONGO JL.KH. HASYIM ASY’ARI 70 TRENGGALEK 5. ZAKIYATUL FITRIYAH MTSN SAMPANG JL. KUSUMA BANGSA NO.88 SAMPANG-MADURA KETENTUAN : 1. Jawaban ditulis pada kartu pos dan ditempeli kupon sesuai dengan nomornya. 2. Jawaban dikirim ke redaksi MPA paling lambat akhir Januari 2017 (cap pos). 3. Peraih hadiah diumumkan pada MPA edisi 365.
MPA 364 / Januari 2017
63
SAHABAT
Syifaul Jamilah TTL : Blitar, 9 September 2006 Alamat : Ds. Gaprang RT. 01 RW. 03 Kec. Kanigoro Kab. Blitar 66171 Cita-cita : Pedagang Orangtua : R. Kusmartono Sukati, S. Pd. M.Pd.I dan Nanik Sulistiani, S. Pd.
Bilqis Fitri Nur Humairo' Panggilan : Bilqis TTL : Tulungagung, 25 November 2011 Sekolah : RA Al Hidayah Jati Pandansari, Ngunut, Tulungagung Hobi : mengaji & menari Cita-cita : Menjadi anak sholihah berguna bagi agama, nusa & bangsa. Orangtua : H. Son Laili, M.Ag & Hj. Aminatus Sholihah
Achmad Azidnie Taftazanie
A. Panji Hidayat Nur
Panggilan : Azied TTL : Nganjuk, 16 Juli 2005 Alamat : Jl. Masjid Al-Irsyad RT/RW : 06/05 Pandanarum Kemlokolegi Kec. Baron Nganjuk Sekolah : SPS “MUTIARA” Pandanarum, Kemlokolegi, Baron, Nganjuk Cita-cita : Ustadz/da’i Orangtua : Lukman Hakiem dan Musyarofah
Panggilan : Panji TTL : Sumenep, 01 November 2008 Alamat : Jalan Kalimas Pocang, Cangkreng, Lenteng, Sumenep Sekolah : PAUD Tanwirul Hija Cangkreng, Lenteng, Sumenep Hobbi : Main Sepak Bola, Nonton Kartun, Cita-cita : Ingin Jadi Polisi Orangtua : Romzi Usman, S.Pd.
Chichi Callysta Anwar
M. Raihan Ardhani Mu'adz
Pangglan : Chichi
Panggilan : Raihan
TTL : Kediri 06 Februari2009
TTL : Nganjuk, 20 Mei 2011
Alamat : Jl. Kapten Tendean No. 53 Kediri Pendidikan : TKQ Subulus Salam Kota Kediri Cita-cita : Menjadi Muslimah Super
Alamat : Sambikenceng Katerban, Baron, Nganjuk
Hobby : Mewarnai
Hobi : Nenen ASI
Orangtua : Gatot Anwar dan Alfiatus Sholihah
Orangtua : M. Mu'ad dan Anita Kurnia Dewi
64
MPA 364 / Januari 2017
DUNIA ISLAM
STOP BURNING ALEPPO AND SAVE HUMANITY Reruntuhan bangunan dan jalan-jalan yang rusak, wilayah kumuh berdebu penuh sampah berserakan, adalah bagian potret terkini Aleppo, Suriah. Tidak sulit menemukan gedung setengah hancur, bahkan yang rusak sepenuhnya, rata dengan tanah, terlihat dimana-mana. Tampak jelas jejak pemborbardiran di segala sisi. Kota ini babak belur karena menjadi basis pertempuran antara pasukan pemerintah (PP) menghadapi milisi oposisi bersenjata (MOB). Padahal, dulunya Aleppo adalah kota terpadat di Suriah. Selama berabad-abad, Aleppo mempertahankan gelarnya sebagai salah satu kota paling penting. Itu juga yang menjadi alasan mengapa Aleppo begitu diperebutkan sampai titik darah penghabisan.
A
leppo terletak di barat laut (bagian utara) Suriah dan menjadi ibukota Provinsi Aleppo. UNESCO, sebuah Badan PBB yang mengurusi pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya, menobatkannya sebagai salah satu dari situs warisan dunia. Aleppo menjadi salah satu kota tertua dan mentropolis dunia. Menurut Ensiklopedia Columbia, Aleppo mungkin sudah dihuni sejak 6 tahun milenium sebelum masehi (SM). Menurut teks Mesir kuno, Aleppo sudah dihuni sejak abad ke-20 SM. Selama berabad-abad, Aleppo adalah wilayah terbesar ketiga Kesultanan Utsmaniyah setelah Konstantinopel dan Kairo. Aleppo dikenal sebagai kota perdagangan dan industri. Keahlian berdagang mereka disebut sebagai warisan lagenda. Sampaisampai ada pepatah yang mengatakan, ”Barang yang terjual di Kairo dalam sebulan, bisa terjual di Aleppo dalam satu hari”. Penduduknya berasal dari berbagai latar belakang. Di Aleppo bercampur orangorang Arab, Kurdi, Turki, Persia, Yahudi, Armenia, hingga Eropa. Dulu, disana hidup damai orang yang berbeda agama, etnis, dan budaya. Pada akhir abad ke-12, setengah dari populasi Aleppo adalah umat Kristiani. Petinggi-petinggi saat itu adalah orang-orang Seljuks, kelompok Turki yang masuk dari Iran dan kemudian menjadi Muslim Sunni. Budaya dan arsitektur mereka kemudian bercampur dengan budaya lokal. Salah satu contoh menumental dari percampuran budaya ini adalah bangunan Masjid Agung
Aleppo, yang menyajikan perpaduan unik antara gaya Persia, Arab, Turki, yang nampak pada ornamen yang terhampar di dinding masjid, juga dekorasi, dan prasastinya. Pada 2012, saat perang akhirnya mecapai Aleppo, populasi Muslim saat itu mencapai lebih dari 30 persen. Selebihnya Kristen dan minoritas lainnya. Demografi-nya berubah dengan cepat. Menurut catatan Biro Pusat Statistik Suriah, sensus akhir 2005 jumlah penduduknya sekitar 2,3 juta orang. Perang Sipil (yang diawali sekitar 2011 dengan tujuan untuk menggulingkan pemerintah Bashar al-Assad) kali ini, membuat setengah populasinya menghilang. Di bagian timur Aleppo yang dikendalikan milisi oposisi pada 2015 lalu, kabarnya warganya tinggal 40 ribuan orang saja. Peninggalan sejarah yang bisa dilihat dari arsitektur Aleppo pun sebagian besar sudah runtuh dan hancur. Aleppo kembali menjadi ladang tandus dan berdebu. Lebih buruk lagi tak ada geliat sipil yang ber- energi menghidupkan kota. Masjid Agung Aleppo, Katedral St.Helena, Sekolah-sekolah Teologi Islam, Mamluk dan area pasarnya, sudah hancur dibombardir. Pasar Mamluk dulunya adalah deretan pertokoan yang membetuk seperti labirin ular dan terbuat dari batu. Dalam satu malam sekitar September 2012, pasar itu dibom dan memicu kebakaran hebat. Sebanyak 40.000 pedagang bangkrut malam itu. Laporan menyebutkan, pelaku pengeboman adalah pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan sekutunya. .
Aleppo, kota yang memiliki nama Arab ”Halab”, menjadi titik kunci kemenangan dalam perang sipil ini. Pasukan Pemerintah Suriah, masih menguasai wilayah selatan dengan ibu kota Damaskus. Sedangkan, yang menguasai wilayah utara yang beribu kota di Aleppo adalah pasukan milisi. Oleh karena itulah, Aleppo manjadi ajang perebutan matian-matian kedua belah pihak. Sebetulnya, sejak tahun pertama perang sipil, Aleppo belum menjadi titik penentu. Aleppo, hanya menjadi tempat protes besar-besaran atas kekerasan di wilayah lain. Tetapi, sejak protes anti-pemerintah meletus pada Maret 2011, dan seiring dengan berkembangnya konflik, kota itu jebol juga. Sebagaimana dilansir BBC, pada Februari 2012, kota Aleppo diguncang 2 kali serangan bom. Sasarannya adalah kompleks militer intelijen dan kepolisian. Bentrokan pun mulai sering terjadi di Aleppo. Pada Juli 2012, wilayah perdagangan dan industri inipun berubah menjadi medan perang juga. Saat itu, pasukan milisi oposisi bersenjata meluncurkan operasi ofensif untuk menumbangkan pemerintahan disana. Kemudian mereka dapat menguasai wilayah utara ini. Pada April 2013 Masjid Agung peninggalan abad ke-11 hancur dibom pasukan pemerintah. Tetapi karena kekuatan pasukan milisi tidak cukup kuat, maka pasukan pemerintah dapat segera merebut kembali setengah wilayah yang telah dikuasai oposisi. Sejak saat itu, Alepo terbagi dua, wilayah timur dikuasai milisi oposisi dan sisi barat dikuasi MPA 364 / Januari 2017
65
DUNIA ISLAM
pemerintah. Tidak satupun yang dapat menghancurkan tembok kekuasaan masingmasing hingga pertengahan 2016. Pasukan pemerintah didukung Rusia dan Iran, untuk memborbrdir oposisi di timur Aleppo. Sedangkan pasukan milisi diback-up Saudi Arabia, Turki, dan Amerika Serikat. Sejak akhir 2013, pasukan pemerintah sering melakukan kampanye udara mematikan. Bom-bom barel bejatuhan laksana hujan. Pasukan ini menyasar titik-titik lemah oposisi (dan ISIS ?). Tentu korbannya adalah sebagian besar dari warga sipil. Pada Mei 2015, Amnesty International memperingatkan warga sipil disana bahwa kondisinya tidak bisa dipertahankan. Sejumlah negara barat dan kelompok HAM Internasional menuduh pasukan pemerintah (PP) dan milisi oposisi bersenjata (MOB) sedang ’mementaskan kejahatan perang’. Pada akhir Nopember 2016, atas tekanan internasional, PP dan Assad, akhirnya mencapai kesepakatan dengan MOB. Mereka setuju untuk mundur dari timur Aleppo. Assad merasa memenangi petempuran ini. Sesuai hasil sidang DK-PBB (191216) tentang resolusi terkait evakuasi warga sipil dari Aleppo dibawah pengawasan PBB. Maka disepakati rancangan hasil kompromi antara Rusia, Perancis, dan Amerika Serikat. Ada 3 tuntutan pokok dalam rancangan itu : Pertama, evakuasi yang aman sesuai dengan prinsisp-prinsip dan hukum kemanusiaan internsional. Kedua, akses langsung dan tanpa syarat bagi bantuan kemanusiaan. Dan, Ketiga, adalah perlindungan fasilitas dan personal medis. Kesemuanya dibawah pengawasan PBB. Utusan Amerika Serikat untuk PBB Samantha Power, menyatakan 66
MPA 364 / Januari 2017
bahwa, ”Kami telah bekerja dengan sangat konstruktif bersama dengan perwakilan dari Federasi Rusia. Kami berpikir resolusi yang baik adalah yang mencakup semua ketentuan inti untuk memungkinkan pemantauan dari PBB”. Power menambahkan, lebih dari 100 anggota PBB telah berada di Aleppo. Anggota Komite Internsional Palang Merah (ICRC) dan anggota Syrian Arab Red Crescent, juga dilibatkan dalam pemantauan. ”Evakuasi terbatas pertama akhirnya dari Aleppo timur, Foua dan Kefraya (dua wilayah yang telah dikepung bertahun-tahun dan dikuasai oleh milisi oposisi bersenjata itu) dimulai. Ribuan orang lain menunggu evakuasi segera”, ujar pemimpin satgas bantuan PBB di Suriah, Jan Egeland. Perdana Menteri Turki Binali Yildirim (sebagaimana dilansir oleh berita Rusia TASS), menyatakan bahwa sudah sekitar 40 ribuan warga sipil yang dievkuasi dari sana. Pemerintah Turki juga mengatakan bahwa pengungsi Aleppo bisa ditempatkan di kamp yang akan dibangun di dekat perbatasan Suriah Turki di utara Aleppo. UNICEF, Badan PBB yang mengurusi anak-anak, menyatakan bahwa sekitar 50 anak yang terperangkap di panti asuhan di timur Aleppo sudah dievakuasi. Kepala tim dokter dan relawan yang mengkoordinasikan evakuasi, Ahmad Al-Dbis, mengatakan, terdapat sekitar 400 kendaraan, termasuk bus, mobil, dan truk dalam proses evakuasi ini. “Kami perkirakan hari ini (221216) adalah konvoi terakhir dan operasi akan berjalan sepanjang hari hingga malam. Jika berjalan lancar, evakuasi bisa berakhir malam ini”, kata Juru Bicara Palang Merah Internasional (ICRC) di Suriah, Ingy Sedky.
Menlu Rusia Sergey Lavrov dan Menlu AS John Kerry mendiskusikan issu normalisasi final Aleppo. “Mereka mendiskusikan cara mengakhiri konflik di Suriah, termasuk isu normalisasi final situasi sekitar Aleppo”, kata Kementrian Rusia. Selanjutnya, Menlu dan Menhan 3 negara, yaitu Rusia, Iran, dan Turki, akan membahas masa depan Suriah dan Aleppo, yang akan dibahas di Moskow. “(Pertemuan) ditujukan untuk memahami pandangan ketiga pihak, memaparkan sikap kami, dan membahas langkah yang akan dilakukan”, ujar sumber di Kemenlu Turki (191216). Ketiga negara yang menjadi pemain penting di Suriah itu, berbeda pendapat. Rusia dan Iran, mendukung Bashar al- Assad sebagai Presiden Suriah. Sedangkan Turki yang anggota NATO justru menginginkan Assad lengser. Prinsip Turki adalah memastikan milisi Kurdi tidak merebut wilayah disepanjang perbatasan Suriah – Turki. Dalam SU Komite Tiga PBB tentang Aleppo di New York (191216), Indonesia mendorong dan menyatakan dukungannya dalam pemungutan suara Resolusi PBB untuk Situasi HAM di Aleppo/Suriah. Wapres Jusuf Kalla menilai keputusan mendukung (in favor) tersebut didasari urgensi masalah kemanusiaan di Aleppo/Suriah yang sudah sangat kritis dan harus segera diatasi. Hasil pemungutan suara secara keseluruhan, yaitu 116 mendukung, 52 abstain, dan 16 menentang. Disamping itu, Rumah Zakat (RZ) Indonesia telah memberangkatkan tim misi kemanusiaan (TMK) untuk Suriah. “Sebelumnya pada Mei 2016, RZ telah lebih dulu mendistribusikan program layanan ambulans, paket makanan, dan sekolah senyum. Sedangkan TMK – RZ (191216), akan menyambut para pengunsi Suriah dan menyampaikan amanah kemanu siaan masyarakat Indonesia”, kata CEO RZ Nur Effendi. Amanat itu, antara lain berupa program support emergency shelter (dukungan penampungan darurat), food packet (paket makanan), baby food packet (paket makanan bayi), food truck (truk makanan), sekolah senyum anak suriah, dan health service (pelayanan kesehatan). Diatas itu semua, tentunya tidak terbantahkan, bahwa ribuan warga Suriah khususnya yang bermukim di Aleppo kehilangan harapan dan rasa aman. Mereka senantiasa dihantui rasa takut akan serangan dari berbagai arah, dihujani bom dan senjata kimia, hingga terusir dari rumahnya. Warga yang berhasil selamat, masih menunggu jalannya proses evakuasi dan menantikan batuan kepeduliaan dan kemanusiaan di tengah kepungan pasukan rezim al-Assad dan sekutunya. Tepatlah bunyi slogan tuntutan para pendemo pada judul diatas, “STOP BURNING ALEPPO AND SAVE HUMANITY”, Hentikan pemboman / pembumi hangusan dan selamatkan kemanusiaan di Aleppo. •(ref. sk.republika & jp 18 -24 des 16 ; AHAR .
Kakanwil memberangkatkan peserta Gerak Jalan Kerukunan dalam rangka HAB Kemenag Ke-71 (18 Desember 2016).
Sekjend Kemenag RI, Prof. Dr. H. Nur Syam, MSi saat membakar semangat peserta Gerak Jalan Kerukunan dalam rangka HAB Kemenag Ke-71 (18 Desember 2016).
Ketua MUI Jatim, Dr. H. M. Sudjak, MAg (topi hijau) saat mengikuti Gerak Jalan Kerukunan (18 Desember 2016).
Para Pejabat di lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Jatim seusai pemberian door prize Gerak Jalan Kerukunan (18 Desember 2018).
Penyerahan SK secara simbolis dalam Pelantikan Pejabat esolan III di lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Jatim (17 Des 2016).
Kakanwil memberikan ucapan selamat kepada pejabat eselon III yang baru saja dilantik (7 Desember 2016).
MPA 364 / Januari 2017
67
(An Nahl 97 )
68
MPA 364 / Januari 2017
Masjid Agung “Asy-Syuhada” - Pamekasan
PADA MAJALAH INI TERDAPAT KUTIPAN AYAT-AYAT AL QUR’AN. UNTUK ITU JAGA DAN SIMPAN SEBAGAIMANA MESTINYA.
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan".