33. UKL‐UPL Pemboran Sumur Hari‐2. Kabupaten Batanghari. Conoco Phillips. 2009. 34. RKL‐RPL Tambahan, Suban Block. Kabupaten Musi Banyuasin. Conoco Phillips. 2009. 35. UKL‐UPL Seismik 2D, Kuma Block. Provinsi Sulawessi Barat. ConocoPhillips. 2009. 36. AMDAL Pengembangan Gas, Ruby Field. Provinsi Kalimantan Selatan dan Provinsi Kalimantan Timur. Pearl oil. 2009. 37. Environmental Baseline Assessment (EBA). Kupang. ENI. 2009. 38. RKL‐RPL Tambahan Eksploitasi Minyak dan Gas. Kabupaten Kutai Kartanegara. Total E & P Indonesie. 2009. 39. AMDAL Perumahan Harvest City. Kabupaten Bogor. PT DLS. 2009. 40. Rehabilitasi 10.000 Pohon Mangrove. Kawasan Hutan Lindung Muara Angke, DKI. Kerjasama PT PLN dengan PPLH‐IPB. 27 Desember 2008. 41. Implementasi UKL‐UPL Seismik 2‐D, Buton. Kabupaten Buton. Japex Buton Ltd. 2008. 42. UKL‐UPL Twin wells drilling in Mangunjaya field and RND well in Ramba field, Babat Toman and Sungai Lilin District, Musi Banyuasin Regency. Tristar. 2008. 43. UKL‐UPL infill drilling of well BND 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, and 13 in Bentayan field, Tungkal Ilir District, Banyuasin Regency. Tristar. 2008. 44. UKL‐UPL drilling of well Akasia #1, Akasia #1 Offset, Sakura #1, Sakura #1 Offset, Teratai #1, Teratai #1 Offset, Bakung #1, Kayak #1, Kora‐kora #1, dan Phinisi #1, Block Bunga Mas SPC, Lahat Regency, South Sumatera Province. PT Bunga Mas International Co. 2008. 45. UKL‐UPL Seismik 2D Lepas Pantai, Kabupaten Fakfak. Hess Indonesia. 2008. 46. AMDAL Pengembangan Migas. Minas field. Chevron Pacific Indonesia. 2008. 47. RKL‐RPL Tambahan Eksploitasi Lapangan GAINP. Natuna Sea Block A. Premier Oil. 2008. 48. UKL‐UPL Seismik 3D Lepas Pantai. Bontang PSC Block. Selat Makassar. Provinsi Kalimantan Timur. Salamander Energy. 2008. 49. Environmental Baseline Assessment (EBA). Tuna Block. Natuna Regency. Premier Oil. 2008. 50. Study on environmental status of Tutung Alpha‐1 well. Kutai Timur Regency. East Kalimantan Province. Salamander Energy. 2008. 51. AMDAL Kawasan Industri Gasing Zone, Banyuasin. Departemen Perindustrian. 2008. 52. UKL‐UPL Seismik 2D Lepas Pantai. Natuna Block, Natuna Sea. Premier Oil. 2008. 53. Environmental Baseline Assessment (EBA), Laut Natuna. Premier Oil. 2008. 54. AMDAL Penambangan Bauxite, Sanggau, Kalimantan Barat. PT. Danpac Resources. 2008. 55. UKL‐UPL Seismik 2D dan 3D Lepas Pantai, Salawati Block, Kepala Burung, Kabupaten Sorong dan Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. JOB Pertamina. 2008. 56. AMDAL Regional PT Timah. Bangka‐Belitung. 2008. 57. RKL‐RPL Tambahan Pengembangan Residual Fluid Catalytic Cracker (RFCC), Pertamina UP IV Cilacap. Pertamina. 2008. 58. Pemantauan Terumbu Karang Kangean. Kangean Energy Indonesia (KEI). 2008. 59. Implementasi RKL‐RPL Eksploitasi Gas Ujung Pangkah. Hess Ltd. 2007. 4
60. UKL‐UPL Seismik2D Lepas Pantai. South Sesulu, Provinsi Kalimantan Timur. Hess Ltd. 2007. 61. UKL‐UPL Seismik 2D, Blok Buton. Japex Ltd. 2007. 62. UKL‐UPL Seismik 2D, Blok Nort Masela, Laut Timor and Laut Arafuru. Maluku Tenggara Barat. Hess Ltd. 2007. 63. UKL‐UPL Pemboran Sumur Bantuas and Etam, Kutai Kartanegara, PT. Kutai Etam Petroleum. 2007. 64. RKL‐RPL Tambahan Lapangan Migas Pagerungan, Blok Kangean, Sumenep Regency. Jawa Timur. EMP Kangean. 2005. 65. AMDAL Pengembangan Minyak Lapangan Bukit Tua, Provinsi Jawa Timur. Conoco‐ Philip. 2005. 66. AMDAL Pengembangan Minyak dan Gas, Blok Ujung Pangkah. Provinsi Jawa Timur. Amerada Hess. 2005. 67. AMDAL Pengembangan Gas Sungai Kenawang, Provinsi Sumatra Selatan. JOB Pertamina – Amerada Hess. 2005. 68. UKL‐UPL Pemboran Sumur Lepas Pantai PTO‐2, 3, 4, and 5, Lapangan Pagerungan Timur. Kangean, Provinsi Jawa Timur. EMP Kangean, 2005. 69. UKL‐UPL Pemboran Sumur Lepas Pantai PUO‐3, 4, 1A dan 2A, Lapangan Pagerungan Utara. Kangean, Provinsi Jawa Timur. EMP Kangean, 2005. 70. UKL‐UPL Pemboran Sumur Darat, Lapangan Pagerungan and Sadulang. Kangean, Provinsi Jawa Timur. EMP Kangean, 2005. 71. UKL‐UPL Pemboran Sumur Darat, Lapangan Sepanjang. Kangean, Provinsi Jawa Timur. EMP Kangean, 2005. 72. UKL‐UPL Seismik 3D di Pagerungan, Sepanjang, Kangean. EMP Kangean. 2005. 73. UKL‐UPL Pemboran Darat, Lapangan Pagerungan Besar, Kangean. Provinsi Jawa Timur. EMP Kangean, 2005. 74. UKL‐UPL Seismik 3D Resolusi Tinggi, Lapangan Tambora dan Tunu. Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Total E and P Indonesie. Oktober 2004. 75. UKL‐UPL Pemboran Sumur Lepas Pantai Pandu 1 and Pangkal 1, Papalang PSC. Selat Makassar. Zudavi N.V. September 2004. 76. UKL‐UPL Pemboran Sumur Deliniasi Lepas Pantai, Laut Jawa. Kodeco Energy Co. Ltd. September 2004. 77. UKL‐UPL Pemboran Eksploitasi Mangoepeh dan Tebo, Provinsi Jambi. Pearloil (Tungkal) Ltd. Juni 2004. 78. AMDAL Ekploitasi Gas, Sumatra Onshore, Banyuasin. Conoco‐Phillips. 2004. 79. AMDAL Kawasan Industri Jababeka, Cilegon. 1997 – 1998. 80. Environmental monitoring and toxicity test, Geothermal plant, Unocal, Gunung Salak, Sukabumi. 1996 – 1997. 81. AMDAL Eksploitasi Minyak, Prabumulih, Provinsi Sumatra Selatan. 1991 – 1992. 82. AMDAL Pembenihan Ikan Air Tawar, Pasar Minggu, Jakarta. 1991 – 1992. 83. AMDAL Proyek Transmigrasi, Bungku Tengah, Provinsi Sulawesi Tengah. 1989 – 1990. 84. AMDAL Hak Pengusahan Hutan, Pulau Yamdena, Provinsi Maluku. 1989 – 1990.
5
85. AMDAL Area Penyimpanan Ikan Hias Ekspor. Kalideres, Jakarta. 1989 – 1990. 86. AMDAL Penambangan Timah, Bangka‐Belitung. 1989 – 1990.
Artikel (Publikasi) 1.
Ekologi yang Terdera, Antara News, 1 Februari 2011
2.
Meretas Asa Di Keheningan Karya, Antara News, 10 Januari 2011.
3.
Pecundang Alam, Antara News, 25 Desember 2010
4.
Kemelimpahan Sumberdaya Alam Untuk Siapa, Antara News, 25 November 2010
5.
Memanen Bencana Menanam Mitigasi, Antara News, 4 November 2010
6.
Reposisi Peran Stakeholders Dalam Pengelolaan Lingkungan, Antara News, 25 Oktober 2010
7.
Menguak Potensi Kimia Bahan Alam Dari Laut, Antara News, 18 Oktober 2010
8.
Ketika Kodok pun Diistimewakan, Kompas, 12 Oktober 2010
9.
Ketegasan dan Ketumpulan Lingkungan, Antara News, 2 Oktober 2010
10. Geliat Philanthropy Pendidikan, Antara News, 28 September 2010 11. Terpercik Pemikiran Outliers, Antara News, 20 September 2010 12. Pertanian (Tak) Diminati Remaja? Media Indonesia, 19 Mei 2010 13. Bioprospecting Senyawa Aktif dari Laut, Media Indonesia, 6 Mei 2010 14. Perdagangan Karbon di Laut, Media Indonesia, 27 April 2010 15. Lingkungan dan Pertanian Jerman, Media Indonesia, 12 April 2010 16. Mainstream Analisis Risiko Lingkungan, Media Indonesia, 19 April 2010 17. Ketidaktaatan pada Peraturan Lingkungan, Media Indonesia, 7 April 2010 18. Amdal (tak) masuk laci, Kompas, 20 Januari 2010. 19. Land of idea (negeri penuh ide), Gatra, 2 Desember 2009. 20. Biofuel dari mikrofungi dan mikroalgae, Gatra, 18 November 2009. 21. Revitalisasi amdal via sertifikasi dan lisensi. Pikiran Rakyat, 26 Februari 2009. 22. Kompromi lingkungan via DPPL, Republika, 20 Agustus 2008 23. Kaifang memodernisasi Tiongkok, Suara Pembaruan, 17 Juli 2008 24. Subjektivitas dalam sertifikasi dosen, Republika, 17 Juli 2008 25. Kebebasan akademik dan otonomi keilmuan, Republika, 5 Juli 2008 26. Bangkitnya Jerman dari puing kehancuran. Kompas, 2002 27. Tantangan baru eksploitasi laut Nusantara. Kompas, 19 Agustus 2002 28. Di Jerman ada jalan kodok. Banjarmasin Post, 2002 29. Dari Birayang ke Ber lin. Banjarmasin Post, 2001 30. Biologi Lingkungan Nyaris Terpinggirkan ! Pancaroba, 2000 31. Menelaah Krisis Air dan Implikasinya. Bisnis Indonesia. 18 Oktober 1997. 32. Keterpaduan Manajemen Air. Media Indonesia. 14 Agustus 1997.
6
33. Parameter Biologi Dalam Pengelolaan Lingkungan. Suara Pembaruan. 22 Juli 1997. 34. Baku Mutu Lingkungan Belum Memadai ? Pikiran Rakyat. 5 Juni 1997. 35. Biomonitoring, Pilihan Lain Pemantauan Pencemaran. Republika. 5 Juni 1997. Bogor, Maret 2011 Dr. Ir. Hefni Effendi, M.Phil
7
Daftar Riwayat Hidup
Data Pribadi Nama : Dr. Ir. Enan M. Adiwilaga Tempat/Tanggal lahir : Bogor, 7 Desember 1948
Pendidikan Pendidikan Formal 1. Sarjana Perikanan, Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor (1976) 2. DEA Protistologi di bawah bimbingan Prof. Dr. P. de Puytorac, di University Clemont Ferrand II, Perancis (1981) 3. Doktor Hidrobiologi, di bawah bimbingan Prof. Dr. J. Devaux di University Clermont Ferrand II, Perancis (1983)
Pengalaman Studi 1. UKL‐UPL Blok South East Palung Aru (SEPA) Kepulauan Tanimbar Kabupaten Maluku Tenggara Barat Provinsi Maluku. CNOOC Palung Aru Ltd. (Ketua Tim, 2009) 2. Implementasi RKL‐RPL Kegiatan Eksploitasi Minyak dan Gas, Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur. Hess (Indonesia Pangkah) Ltd. (Ketua Tim, 2009) 3. UKL‐UPL Seismik 2D Semai V Laut Arafura Kabupaten Fakfak dan Kaimana Provinsi Papua Barat. Hess (Indonesia Semai V) Ltd. (Ketua Tim, 2009) 4. UKL‐UPL Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) di Plumpang (Jakarta), Tg Gerem (Cilegon), Cikampek (Karawang), Cimangkok (Sukabumi), Ujungberung (Bandung). Rewulu (Jogjakarta), dan Cilacap (7 lokasi) PT Pertamina (Persero). (Ketua Tim, 2009) 5. UKL‐UPL Kabel Transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dari Cianjur ke Tanggeung (60 km). PT PLN Persero. (Ketua Tim, 2009) 6. Amdal Kawasan Timah di Bangka dan Balitung. PT Timah Bangka Tbk. Sebagai ahli kualitas air (dalam proses). (Ketua Tim, 2009) 7. Pengajar pelatihan kursus Amdal Penilai dan Amdal Penyusun. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, IPB (PPLH LPPM IPB). Materi : Dampak Pembangunan Terhadap Ekosistem Perairan dan Tehnik Sampling Kualitas Air. (Ketua Tim, 2009) 8. Implementasi RKL‐RPL Kegiatan Eksploitasi Minyak dan Gas, Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur. Hess (Indonesia Pangkah) Ltd. (Ketua Tim, 2008) 9. Amdal Kawasan Industri di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Departemen Industri. (Ketua Tim, 2008) 10. UKL‐UPL Pipa Tambahan dari Sungai Kenawang ke Grissik, Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. JOB Pertamina‐Hess Jambi Merang. (Ketua Tim, 2008) 11. Monitoring Pelaksanaan RKL‐RPL FPU West Seno, Selat Makasar. Chevron Makassar Limited. (Sebagai Ahli Kualitas Air, 2008) 12. Monitoring Pelaksanaan RKL‐RPL Terminal Santan, Attaka Offshore, dan NIB. Chevron Indonesia Company. (Sebagai Ahli Kualitas Air, 2008)
1
13. Monitoring Pelaksanaan RKL‐RPL Terminal Lawe Lawe, Penajam Supply Base, dan Sepinggan. Chevron Indonesia Company. (Sebagai Ahli Kualitas Air, 2008) 14. Monitoring Pelaksanaan RKL‐RPL Lapangan Sapi, Blok Balikpapan, Kabupaten Samboja dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Chevron Indonesia Company. (Sebagai Ahli Kualitas Air, 2008) 15. Implementasi Kegiatan RKL‐RPL BP West Java di Lepas Pantai Utara Laut Jawa, Provinsi DKI, dan Jawa Barat. BP West Java Limited. (Sebagai ahli kualitas Air, 2008). 16. Gap Analysis for BP Future Development to AMDAL and International Regulation. BP Tangguh LNG Project in West Papua Indonesia. (Anggota Tim, 2008) 17. Pengajar pelatihan kursus Amdal Penilai dan Amdal Penyusun. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, IPB (PPLH LPPM IPB). Materi : Dampak Pembangunan Terhadap Ekosistem Perairan dan Tehnik Sampling Kualitas Air. (2008) 18. Monitoring Pelaksanaan RKL‐RPL Pengembangan Lapangan Minyak dan Gas Ujung Pangkah, Blok Pangkah, Gresik Jawa Timur. Hess (Indonesia‐Pangkah) Limited. (Ketua Tim, 2007) 19. Monitoring Pelaksanaan RKL‐RPL Chevron Indonesia Company, Kalimantan Timur.Chevron Indonesia Company.(Ahli kualitas air, 2007) 20. AMDAL Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pelabuhan Ulee Lheue Kota Banda Aceh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Dinas Perhubungan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. (Ketua Tim, 2007) 21. AMDAL Pengembangan Lapangan Minyak dan Gas Bumi Blok Tuban‐West Area di Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur. JOB Pertamina‐ Petrochina East Java. (Sebagai ahli kualitas air dan biota air, 2007) 22. Revisi RKL‐RPL Lapangan Minyak dan Gas Pagerungan Blok Kangean, Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur. EMP Kangean Limited. (Sebagai ahli kualitas air, 2007) 23. UKL‐UPL Survei Seismik 2D Blok North Masela, Laut Timor dan Arafura, Kepulauan Tanimbar Kabupaten Maluku Tenggara Barat Provinsi Maluku. Hess Indonesia (North Masela) Limited. (Ketua Tim, 2007) 24. UKL‐UPL Survei Seismik 2D Blok South Sesulu, Selat Makasar, Provinsi Kalimantan Timur. Hess (indonesia‐South Sesulu) Limited. (Ketua Tim, 2007) 25. UKL‐UPL Kegiatan Survei Seismik 3D Lepas Pantai Di Blok East Bawean II Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur. Husky Oil East Bawean Ltd. (Ketua Tim, 2007). 26. UKL‐UPL Pemasangan Jalur Pipa Tambahan Dari Sungai Kenawang ke Grissik Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. JOB Pertamina‐Hess Jambi Merang. (Ketua Tim, 2007) 27. Review Dokumen RKL‐RPL Jaur Pipa Transmisi Gas Sakernan‐Kuala Tungkal‐Batam (Borderline). PT Transportasi Gas Indonesia. (Ketua Tim, 2007) 28. UKL‐UPL Survei Seismik 2D Blok Buton, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. JAPEX Buton Limited. (Sebagai ahli fisika kimia, 2007) 29. AMDAL Pengembangan Lapangan Gas Terang, Sirasun, Batur (TSB) Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur. EMP Kangean Limited. (Ketua Tim, 2006) 30. AMDAL Pengembangan Lapangan Minyak dan Gas Ujung Pangkah Blok Pangkah, Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur. Amerada Hess (Indonesia‐Pangkah) Limited. (Ketua Tim, 2006)
2
31. Penyusunan Master Plan Kawasan Terpadu Mandiri Pulau Morotai Kabupaten Halmahera Utara. Bappeda Provinsi Maluku Utara. (Sebagai ahli kualitas air, 2006) 32. ]Penyusunan Baku Mutu Limbah Cair. Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang. (Ketua Tim, 2006) 33. Monitoring Kualitas Air di Pesisir Utara Jawa Barat. BPLHD Jawa Barat. (Ketua Tim, 2006) 34. AMDAL Pengembangan Lapangan Minyak dan Gas Bumi Lapas Pantai TBA dan TBC Blok Salawati Kepala Burung di Provinsi Irian Jaya Barat. BP MIGAS‐PetroChina. (Koordinator Tim, 2005) 35. Penilaian Resiko Lingkungan Kegiatan Pengembangan Lapangan Minyak dan Gas Bumi Lapas Pantai TBA dan TBC Blok Salawati Kepala Burung di Provinsi Irian Jaya Barat. BP MIGAS‐PetroChina. (Koordinator Tim, 2005) 36. DSF Canal and Benar GS – Pinang GS Environmental Investigation Study. PT Caltex Pacific Indonesia (CPI), HES North, Duri Bengkalis, Riau. (Sebagai Ahli Kualitas Air, 2005) 37. AMDAL Pipanisasi Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Desa Terate Kabupaten Serang – Kelurahan Panunggangan Kota Tangerang Provinsi Banten. PT Perusahaan Gas Negara (Persero). (Ketua Tim, 2005) 38. Groundwater Monitoring and groundwater well installation Bekasap Operational Unit Services, PT Caltex Pacific Indonesia. (Kota Batak Soil Bioremediation Facility, Ayu Field, and Balam South Field).( Ahli Kualitas Air, 2004. 39. Review Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Jalur Pipa Transmisi Gas Grissik‐ Duri PT. Transportasi Gas Indonesia. (Ketua Tim, 2004) 40. Penyusunan Zonasi Wilayah Pesisir dan Laut Untuk Kegiatan Pengusahaan Pasir Laut. Program Rehabilitasi Sumberdaya Alam Kelautan Tahun 2003. Departemen Kelautan dan Perikanan. (Ahli Kualitas Air, 2003). 41. AMDAL Pembangunan Jalan Pulau Burung ‐ Sokoi di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. Bapedalda Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. (Ketua Tim, 2003) 42. Studi Integrasi Kajian Alternatif Dalam AMDAL. Proyek Pengendalian Dampak Sumber Institusi. Kementrian Lingkungan Hidup. (Anggota Tim, 2003) 43. Studi Penyusunan Kriteria Baku Mutu Kerusakan Lingkungan Laut Propinsi Jawa Barat. Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat. (Ketua Tim, 2003) 44. Studi HES (Health Environmental and Safety) Assessment For Mountain Front‐Kuantan (MFK) Block Exit. Caltex Pacific Indonesia PT. (Ahli Kualitas Air, 2003) 45. Studi AMDAL Proyek Pengembangan Gas Kepodang Blok Muriah di Laut Jawa dan Pembangunan Penerima di Darat di Tambak Lorok Kota Semarang, Propinsi Jawa Tengah. BP Migas – BP Oil. (Koordinator Tim, 2003) 46. Studi Up Dating AMDAL Pipanisasi Pengembangan Distribusi Gas Bumi Jawa Bagian Barat PT Perusahaan Gas Negara (Persero). (Ketua Tim, 2003) 47. Studi AMDAL Pengembangan Perumahan PT Karya Cantika Kusuma di Desa Bojongnangka Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. (Ketua Tim, 2003) 48. Pelaksanaan RKL dan RPL Tahap Konstruksi Pipa Transmisi Gas dari Grissik (Sumatera Selatan)–Sakernan–Kuala Tungkal (Jambi)–Batam–Singapura (Borderline). PT Perusahaan Gas Negara (Persero). (Senior Environmental Advicer, Project Manajement Consultant, 2003)
3
49. Penelitian Lingkungan Energi dan Ketenagalistrikan pada PLTU dan PLTGU Berbahan Bakar MFO dan HSD. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Energi dan Ketenagalistrikan (P3TEK). Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral. (Ahli Kualitas Air, 2002) 50. Studi Penyusunan Pedoman Teknis Penilaian Mutu Air Laut Jawa Barat. Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah Jawa Barat. (Ahli Kualitas Air, 2002) 51. Studi Inventarisasi dan Penilaian Potensi Calon Kawasan Konservasi Laut Baru di Propinsi Sumatera Barat. Direktorat Konservasi dan Taman Laut, Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau‐pulau Kecil, Departeman Kelautan dan Perikanan. (Ahli Kualitas Air, 2002)
Bogor, Maret 2011
Dr. Ir. Enan M. Adiwilaga
4
Daftar Riwayat Hidup
Data Pribadi Nama : Dr. Ir. Kukuh Murtilaksono, MS Tempat/Tanggal lahir : Temanggung, 8 Agustus 1960
Pendidikan Pendidikan Formal 1. Doctor of Philosophy (PhD), Pengelolaam DAS dan Konservasi Tanah dan Air, Univ. of Philippines Los Banos (UPLB) (1995) 2. Magister Sains (MS), Konservasi Tanah dan Hidrologi, Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor (1987) 3. Sarjana Pertanian (Ir), Ilmu Tanah, Institut Pertanian Bogor (1983) Pendidikan Tambahan (Training and Workshop) 2009 Pelatihan Penilai AMDAL. Aspek Ruang, Tanah, & Lahan. Kerjasama MenLH‐PPLH‐
IPB – Danida. Pengajar Pelatihan Penyusun AMDAL. Aspek Ruang, Tanah, & Lahan. PPLH‐IPB. Pengajar 2008 Intensive Training Course of Soil Science. RISDA Felcra Malaysia – Fakultas Pertanian IPB. Pengajar 2005
Pendidikan Teknis dan Pelatihan Konservasi Tanah dan Air. Pemerintah Kabupaten Bogor– P4W IPB. 10‐16 April. Pelatih.
2003
Pelatihan Pengelolaan Sub Terminal Agribisnis Hortikultur. Dinas Pertanian Propinsi Jawa Barat. Pelatih.
2001
Diseminasi of Pola Umum, Kriteria dan Standard Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Kepmenhut 20/Kpts‐II/2001). Yogyakarta. Fasilitator.
2000
Sistem Manajemen Lingkungan ‐ ISO 14001 Tambang Timah. PT Timah, Sungailiat, Bangka. Pelatih.
1999
Network Kerjasama Akademik : Pengembangan Kerjasama Pembangkitan Pendapatan Pendidikan Tinggi di Universitas of Nusa Cendana. Ditjendikti, Depdikbud – Pusat Studi Pembangunan IPB. Kupang. Pelatih.
1999
Pelatihan Metodologi Pendekatan Partisipatif Pembangunan Irigasi. JKI‐I, PDP‐ UNPAD, Ford Foundation. Bandung, Peserta.
1999
Methodology Workshop : Environmental Services & Land Use Change,
Bridging the Gap between Policy & Research in Southeast Asia.
ICRAF‐ASB‐ADB. Chiang Mai, Thailand. Pembicara.
1998
Pelatihan Pengelolaan DAS Terpadu. PPLH, IPB – Depdagri. Bogor. Pelatih.
1997
Workshop on Assessing the Causes and Impacts of Soil Erosion at Multiple Scales. SCAR‐IBSRAM‐ACIAR. Bogor. Peserta.
1997
Pelatihan Tehnik Perencanaan, Pengelolaan dan Pemantauan Hutan Produksi. Bogor, Dep. KSH, Fahutan IPB. Bogor. Pelatih.
1
1996
Pelatihan Implementasi Rekomendasi Penggunaan Air. Fakultas Pertanian, IPB. Pelatih.
1995
Pelatihan Sistim Informasi Geografi (GIS) dan Analisis Data Elektronik. Perum. Perhutani Unit I, Jawa Tengah ‐ BTP DAS Solo. Peserta.
1991
Pelatihan AMDAL. PPSML, Univ. Indonesia. Jakarta. Pelatih.
1990
Pelatihan AMDAL. Angkatan VII. PPLH, IPB. Bogor. Pelatih
Pelatihan AMDAL. PPSML, Univ. Indonesia. Jakarta. Pelatih.
1989
Pelatihan AMDAL. Angkatan VI. PPLH, IPB. Bogor. Pelatih.
Pelatihan AMDAL. Lemlit Univ. Airlangga. Surabaya. Pelatih.
1988
Pelatihan AMDAL. Angkatan V. PPLH, IPB. Bogor. Pelatih.
Pelatihan Statistick Hidrologi. PAU, Jur. Teknik Sipil, UGM. Yogyakarta. Peserta.
1987
Pelatihan Hidrologi Tropika Basah. PAU, Jur. Teknik Sipil, UGM. Yogyakarta. Peserta.
Pengalaman Studi 2009 Review Dokumen Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Pipa Transmisi Gas Grisik – Labuan Maringgi – Bojonegara/Bekasi. PT PGN – CARE‐LPPM, IPB. Ahli Tanah. 2007 Review Dokumen Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Pipa Transmisi Gas Sakernan – Kuala Tungkal – Batam Borderline. PT Transportasi Gas Indonesia – PKSPL, IPB. Ahli Konservasi Tanah. Penyusunan UKL UPL Eksploitasi Lapangan BP REC Kujang, Citeureup, Bogor. PT BP REC – PKSPL IPB. Ahli Tanah dan Hidrologi. Penyusunan UKL UPL Eksploitasi Lapangan Minyak Sembakung, Kalimantan Timur. PT Medco Energi – PKSPL IPB. Ahli Tanah. Carrying Capacity of Watershed Resources. Ministry of Environment, Republic of Indonesia. Member, Land Capability and Suitability Specialist. Writing concept of food supply based on potential physical land resources. 2006 Penyusunan Rancangan Undang‐undang Lahan Abadi di Indonesia. Departemen Pertanian, RI. Anggota Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu. Ditjen RLPS, Departemen Kehutanan, RI. Anggota. 2005 Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Instalasi Pipa Gas Senoro – Kintom, Sulawesi Tengah. Medco E&E – PKSPL IPB. Ahli Tanah dan Hidrologi 2004 Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Distribusi dan Transmisi Pemipipaan Gas Alam Terate (Serang) – Panunggangan (Tangerang). PT Gas Negara – PKSPL, IPB. Ahli Tanah dan Hidrologi. 2003 Review Dokumen Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Pipa Transmisi Gas Grisik – Sakernan – Duri. PT Transportasi Gas Indonesia – PKSPL, IPB. Ahli Konservasi Tanah. Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Penambangan Timah. PT Multi Stania Prima ‐ PT Deka. Ahli Tanah. 2002 Studi SubTerminal Agribisnis Pemasaran Hortikultur di Ppropinsi Jawa Barat. Dinas Pertanian Jawa Barat. Team Leader 2
2000
Studi Sistim Insentif Konservasi dan Pengelolaan DAS di Studi Analsis Menegenai Dampak Lingkungan in Indonesia. Fahutan IPB – Departemen kehutanan dan Perkebunan, RI. Anggota. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 Tambang Timah Bangka. PPLH, IPB – PT Timah Bangka. Anggota.
2001
Studi Renstra Pola Rehabilitasi Hutan Eks Lahan Gambut Satu Juta Hektar di Kalimantan Tengah. Fahutan, IPB – Dephutbun, RI. Anggota.
1999
Studi Kelembagaan Pengelolaan DAS dan Konservasi Tanah. Ditjen RLPS, Dephut, RI ‐ LP, IPB. Anggota.
1998
Forest Fire Prevention and Legislation : Action Plan in Indonesia. UNDP ‐ State Ministry for Environment. Team Member.
1997
Penyusunan Sistim Informasi Manajemen Daerah Aliran Sungai. Ditjen RRL, Dephut ‐ PSP, IPB. Anggota
1997
Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Pemasangan Pipa Gas Alam di Batam. PT. Citra Lingkungan Lestari ‐ Perum Otorita Batam. Anggota.
1996
Penyusunan Pedoman Evaluasi Daerah Aliran Sungai, Manfaat Rehabilitasi Lahan dan Koservasi Tanah, dan Penyusunan Program Koservasi Tanah. PT. Ifdeco Wana Bangun ‐ Ditjen RRL, Dephut, RI. Anggota. Evaluasi Kapasitas dan Kapabilitas Dinas Perhutanan dan Konservasi Tanah, Daerah Tingkat II. LP, IPB ‐ Ditjen Bangda, Depdagri. Anggota. Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Andalan Betano‐Natarbora‐ Viqueque, Timor Timur. Ditjen. Cipta Karya, Dep. PU ‐ LP,IPB. Anggota
Penyusuan Rencana Detil Tata Ruang Naan Curun, Timor Timur. LP, IPB ‐ Bappeda Tk. I Timor Timur. Anggota. 1996
Studi Diagnosis and Recommendation Integrated System (DRIS) pada Perkebunan HTI Acasia mangium. PT. Tanjung Redep Hutani ‐ Fakultas Pertanian, IPB. Anggota.
1989‐ Studi AMDAL bidang HPH, HTI, tambang minyak, tambang timah, 1992 tambang batubara, transmigrasi di berbagai lokasi di Indonesia. 1991
Studi Penjabaran Dampak Penting. PPLH, IPB ‐ Kantor Menteri KLH. Anggota.
Studi Penyusunan Studi Kasus untuk AMDAL. PPLH, IPB ‐ Kantor Menteri KLH. Anggota.
Studi Penyusunan Pelingkupan dan Rona Lingkungan. PPLH, IPB ‐ Kantor Menteri KLH. Anggota.
Studi Pedoman Pengelolaan Lingkungan di Bidang Ketenaga‐listrikan. PPLH, IPB ‐ Ditjen. Listrik dan Energi Baru, Deptambeng. Anggota.
1990
Studi Penyusunan Petunjuk Teknis Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan di Bidang Ketransmigrasian. PPLH, IPB ‐ Departemen Transmigrasi, RI. Anggota.
1989
Land Resource Evaluation Project of Siberut Island. Bakosurtanal ‐ Puslitanak, Badan Litbang, Deptan. Koordinator Lapang.
Studi Penyusunan Petunjuk Teknis AMDAL Proyek‐proyek Transmigrasi. PPLH, IPB ‐ Departemen Transmigrasi. Anggota.
1987
Survei dan Pemetaan Tanah Semi Detil untuk Perkebunan Kelapa Sawit, Sekadau, Kalimantan Barat. PT. Agriconsult. Anggota. 3
1985
Studi ANDAL Transmigrasi Daerah Toari Oko‐oko, Sulawesi Tenggara. PT. Komla. Anggota.
1984
Survei dan Pemetaan Tanah Semi Detil untuk Irigasi Daerah Irigasi Prafi, Manokwari, Irian Jaya. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.
1983
Survei dan Pemetaan Tanah Daerah Pasang Surut, Kumpeh Seberang, Jambi dan Pampangan‐Lebak Palas, Sumatera Selatan. P4S Jurusan Tanah Faperta IPB ‐ Ditjen Pengairan, Dep. PU. Anggota.
Artikel (Publikasi) 2009 Education at Bogor Agriculture University : Toward Sustainable Agricultural Development in Indonesia. J. Development in Sustainable Agriculture 4(1) : 15 28 Education and Research Program to Develop Sustainable Watershed Management. J. Development in Sustainable Agriculture 4(1) : 64‐72 Upaya Peningkatan Produksi Kelapa Sawit melalui Penerapan Teknik Konservasi Tanah dan Air. Jurnal Tanah Tropika 14(2) : 135‐142 2008
Application of vertical mulched‐bund terrace and silt pit as effort increasing oil palm production. Proceeding of National Seminar and Congres MKTI VI, Jakarta. ISBN No. 978‐979‐17259‐1‐0 Aplication of soil and water conservation as effort in decreasing surface runoff and soil erosion at oil palm plantation. Proceeding of National Seminar and Congres MKTI VI, Jakarta. ISBN No. 978‐979‐17259‐1‐0
2007 Model Perhitungan Neraca Air Kebun Kelapa Sawit dengan Aplikasi Bangunan Konservasi Tanah dan Air. Prosiding Seminar dan Kongres Nasional IX HITI, Yogyakarta 5‐7 Desember Penerapan teknik Konservasi Tanah dan Air dalam Peningkatan Produksi Kelapa Sawit. Prosiding Seminar dan Kongres Nasional IX HITI, Yogyakarta 5‐7 Desember Sumberdaya Hayati Kawasan Sanggabuana : Potensi, Transaksi Bioprospeksi, Bak Gen. UNDP – Yayasan ICBB, Bogor 2006 Effect of Soil and Water Conservation on Surface Runoff in Oil Palm Plantation (Case of Rejosari, Lampung). In Optimum Use of Resources, Challenges and Opportunities for Sustainable Oil Palm Development. Proceeding of International Oil Palm Conference, Nusa Dua, Bali, June 19‐23. 2006 Model of ANSWERS and Watershed Management in Indonesia (Case Study of Upper Ciliwung and Upper Way Besay Subwatershed). J. Tropical Soil 11(2) : 117‐123 2005 Consequence of Rainforest Conversion with Different Land Use Types for Soil Erosion and Surface Runoff in Nopu Catchment, Central Sulawesi. Proceeding International Symposium on The Stability of Tropical Rainforest Margins : Linking Ecological, Economic and Social Constraints of Land Use and Conservation. Gottingen, Germany. September. 2005 Logical Framework Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Proceeding of Kongres Nasional MKTI V, dan Seminar Degradasi Hutan dan Lahan. Yogyakarta, Indonesia. 2004 Hubungan Kadar Air Tersedia dengan Sifat Fisika Tanah. Jurnal Tanah dan Lingkungan 6(2) : 46‐50 2004 Effect of Leaching on Water Quality of Acid Sulphate Soil. Proceeding of the International Workshop on Human Dimension of Tropical Peatland under Global Environmental Changes. Bogor, Indonesia. November.
4
2004 Hidrologi dan Pengelolaan Air Lahan Basah untuk Pembangunan Pertanian. Jurnal Air, Lahan, dan Mitigasi Bencana Alam 9(1):22‐26 2004 Institusi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Konsep dan Pengantar Ke Analisis Kebijakan. Fakultas Kehutanan, IPB. ISBN 979‐9337‐17‐8 2002 Pengaruh Pengelolaan Air terhadap Budidaya Padi pada Tanah Sulfat Masam Delta Telang, Sumatera Selatan. Jurnal Tanaman Tropika. Vol 2. No. 1. 2002 Incentive of Soil Conservation and Watershed Management in Indonesia. Proceeding 12th ISCO Conference. 2001 Model Fraktal Karakteristik Kelembaban Tanah. Jurnal Agrivita Vol 23 No 3 2000
Pengaruh Pengeringan terhadap Sifat‐sifat Fisika Tanah dari from Musi Banyuasin. Jurnal Tanah dan Lingkungan. Vol 3. No. 2, Dep. Ilmu Tanah, Faperta IPB.
2000
Land and Forest Fire in Indonesia : Paradox and Consequences. Proceeding of Third International Symposium on Tropical Forest management : Impact of Fire and Human Activities on Forest ecosystems in the Tropics. PUSREHUT, UNMUL ‐ JICA. Samarinda, September 20‐23, 1999.
1999
Institusi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Koperasi Sodaliti, Bogor.
1998
Constraints affecting the implementation of soil and water conservation measures in developing countries. Jurnal Tanah dan Lingkungan. Vol I. No. 1, Dept. of Soil Science, Bogor Agricultural University.
1997
Rural Land Use Planning and Management in Indonesia. Asian Productivity Organization. Tokyo.
1996
Socioeconomic aspect in determination of optimal land use for rehabilitation of Gajahmungkur Reservoir subwatershed. J. Watershed Management Vol II. No. 4. BTP DAS Solo, Balitbang Dephut.
Biophysical aspect in determination of optimal land use for rehabilitation of Gajahmungkur Reservoir subwatershed. J. Watershed Mangement Vol. II No. 4 . BPT DAS Solo, Badan Litbang Dephut.
Environmental baseline of Upper Solo, Gajahmungkur Reservoir subwater‐shed. J. Watershed Management Vol. II No. 4 . BPT DAS Solo, Badan Litbang Dephut.
1995
Land use development strategies for the rehabilitation of Gajahmungkur Reservoir subwatershed. J. Watershed Management Vol. II No. 5 . BPT DAS Solo, Badan Litbang Dephut.
1991
Pengaruh Penanaman Rumput Vetiver dan Aplikasi Mulsa terhadap Aliran Permukaan, Erosi dan Selektivitas Erosi pada Distropept oxic Darmaga. J. Ilmu Pert. Indonesia, IPB.
1989
Pengaruh Pengolahan Tanah dan Aplikasi Mulsa terhadap Aliran Permukaan, Erosi, dan Selektivitas pada Dystropept oxic Darmaga. J. Ilmu Pert. Indonesia, IPB.
Bogor, Maret 2011
Dr. Ir. Kukuh Murtilaksono, MS. 5
Daftar Riwayat Hidup
Data Pribadi Nama : Ir. Gatot Yulianto, M.Si Tempat/Tanggal lahir : Indramayu, 6 Juli 1965
Pendidikan Pendidikan Formal 1. Magister (S2), Institut Pertanian Bogor, Spesialisasi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pe‐desaan (PWD) 2. Sarjana Perikanan, Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor, Spesialisasi Sosial Ekonomi Perikanan Pendidikan Tambahan (Training and Workshop) 1. Pelatihan Ketrampilan Instruksional (Pekerti) LP3‐IPB, Desember 1997 2. Applied Approach, LP3‐IPB, 1998 3. Manajemen Mutu Terpadu (MMT) LP3‐IPB, 1999 4. ISO 9000, MMA‐IPB, 1999 5. Pembicara (penyaji materi) pada Perencanaan Terpadu Wilayah Pesisir Kabupaten Indramayu‐Jawa Barat, 2000 6. Workshop Managemen Perubahan, FPIK IPB. 2002 7. Technical Assistance pada DUE Project Fak. Pertanian‐Universitas Riau, 2002 8. Pembicara (Penyaji Materi) pada Proyek Pelatihan ICPM. 2003 dan 2004. Kerjasama PKSPL dengan Dirjen P3K DKP. 9. Pembicara (Penyaji Materi) pada Proyek Pelatihan MCRMP Propinsi Jambi. Tahun 2003 dan 2004. 10. Pembicara lainnya tentang PEMP, Agribisnis Perikanan dan Kelautan, Pengembangan Wilayah dan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir.
Pengalaman Studi 1.
Ketua Sub Tim Sosek. Studi Amdal Kegiatan Pengembangan Kawasan Industri Gasing.‐ Banyuasin Sumsel. Kerjasama Deperindag PLN ‐PPLH IPB. 2009
2.
Anggota Tim.. Study UKL – UPL untuk Kegiatan Seismic 3 D di Jawa Barat. Kerjsama PT Bumi Parahiangan‐PPLH IPB. 2009
3.
Anggota Tim.. Study UKL – UPL untuk Kegiatan Seismic 2 D at Perairan Laut Utara Jawa. Kerjasam PT BP West North Java ‐ PT Radiant. 2009
4.
Anggota Tim.. Study UKL – UPL untuk Kegiatan Drilling Oil di Kecamatan Muara Gembong, Karawang. PT Pertamina – Kop Expro. 2009
5.
Anggota Tim. Study UKL – UPL untuk Kegiatan Seismic 2 D di Mamuju. Kerjasama Conocco Philips ‐PPLH IPB. 2009
6.
Ketua Tim. Kaji Tindak Program Kemasyarakatan Masyarakat Pesisir di Kelurahan Marunda. Jakarta Utara. PT AKZO Nobel. 2009
1
7.
Anggota Tim. Penyusunan Renstra Wilayah Pesisir Kabupaten Cirebon. Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jawa Barat. 2009.
8.
Anggota Tim. Studi UKL – UPL Untuk Pengembangan Lapangan Gas (Put On Development Yield Hari‐2) Batanghari Jambi. Kerjasama Conocco Philips ‐PPLH IPB.
9.
Ketua Tim Sosek. Studi AMDAL Pengembangan Lapangan Gas Glagah Kambuna. Kerjasama IPB dengan APD. 2008.
10. Anggota Tim. Upaya Pemantauan Lingkungan Lapangan Gas BP West Java. 2008 11. Ketua Sub Tim Sosek. Studi Amdal Kegiatan Pengembangan Penambangan Tembaga. PT Kharisma Permai dan PT Batutua Tembaga Raya di Pulau Wetar. Maluku Tenggara. 2008 12. Anggota Tim. Base Line Study di Wilayah Pesisir Mamuju and Natuna. Statoil Hydro – Dept. KMP Fakultas Ekologi Manusia. 2008 13. Anggota Tim. Studi Implementasi UKL‐UPL untuk kegiatan Seismik di Pulau Buton. Kerjasama Japex ‐PPLH IPB. 2008 14. Anggota Tim.. Study UKL – UPL Pengembangan SUTT Wilayah Cinjur Selatan. Kerjasama PLN ‐PPLH IPB. 2008 15. Ketua Sub Tim. Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan. Kerjasama Japfec dan PPLH IPB. 2007. 16. Ketua Sub Tim. Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Penambangan Tembaga di Pulau Wetar. PT Batutua. 2007. 17. Anggota Tim. Studi Perikanan Berkelanjtan di Teluk Bintuni. Kerjasama BP Tangguh – IPB. 2007. 18. Ketua Sub Tim. Sosial Ekonomi. Amdal Pengembangan Lapangan Migas di Gresik. Kerjasama PPLH dengan Hess Ujung Pangkah. 2006 19. Ketua Sub Sosial Ekonomi. UKL‐UPL Pengembangan Gas Pagerungan. Kerjasama PPLH dengan BP Kangean. 2006 20. Ketua Sub Tim. Base Line Studi Penambangan Tenbaga di Lampung Utara. PT Batutua. 2006 21. Ketua Tim, Pengembangan Kemitraan Dalam Rangka Akses Dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Kerjasama PT Madep – Dir jen P3K DKP. 2006. 22. Ketua Tim. Evaluasi Pengembangan Mata Pencaharian Alternatif (COFISH). DKP‐ PT Plarenco, 2005. 23. Ketua Sosek. Base Line Study Sosial Ekonomi Kegiatan Penambangan Mas dan Tembaga. PT Kharisma Permai. Pulau Wetar. Maluku Tenggara. 2005 24. Ketua Tim, Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Ikan di Kabupaten Subang. Dinas Perikanan dan Kelautan. 25. Anggota Tim. Penanggulangan Dampak Tumpahan Minyak di Sorong. Pertamina Sorong. 26. Anggota Tim. Studi AMDAL Pembangunan PPI/TPI Muara Angke. Dinas Perikanan, Peternakan DKI. 27. Anggota Tim. Pengembangan Badan Hukum Milik Negara (BUMR). Dirjen PK2P‐DKP. 28. Ketua Tim, Regenerasi Nelayan Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. Dirjen P3K DKP
2
29. Ketua Tim. Evaluasi Pengembangan Mata Pencaharian Alternatif (COFISH). DKP‐ PT Plarenco. 30. Anggota Tim, Penyusunan Propeda Kabupaten Buru, Kerjasama LPM IPB dan Bappeda Kabupaten Indramayu. 31. Anggota Tim, Penyusunan Tata Ruang Wilayah Pesisir di Kabupaten Kutai Timur, Kerjasama PKSPL IPB dan Bappeda Kabupaten Kutai. 32. Ketua Tim, Penyusunan Tata Ruang Wilayah Pesisir dan Laut Pantura Jawa Barat, Kerjasama PT Plarenco dan PT Pemeta Internasional dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Barat. 33. Anggota Tim, Penyusunan Profil Pulau‐Pulau Kecil di Ternate. Kerjasama PT Plarenco & DKP, 34. Anggota Tim. Penyusunan Peta Potensi Perikanan dan Kelautan Kabupaten Subang. Kerjasama Departemen Sosial Ekonomi Perikanan & Kelautan dengan Dinas Perikanan & Kelautan Subang. 35. Anggota Tim, Studi IKL di Pantai Batam, Kerjasama Pertamina dan FPIK. 36. Ketua Tim. Studi Inventarisasi dan Penilaian Potensi Calon Kawasan Konservasi Laut Baru di Banggai Kepulauan.. Kerjasama PT Denka Kresna Cendekia dengan DKP. 37. Anggota Tim. Studi Ketentuan Pemanfaatan Perairan Laut Kepulauan Seribu. Kerjasama PKSPL IPB dengan DKI Jakarta. 38. Anggota Tim. Studi Pengembangan Segitiga Kawasan Tanjung Batu, Sadai dan Tanjung Berikat Propinsi Babel. Kerjasama PKSPL dengan Bappeda Propinsi Babel. 39. Anggota Tim Sosek, Andal Kegiatan Pengembangan Lapangan Minyak, Blok Toili, Lepas Pantai Sulteng dan Fasilitas Penunjangnya, Kerjasama PPLH IPB dengan Pertamina‐ Exspan. 40. Anggota Tim Sosek, Andal Kegiatan Industri Pengolahan Semen dan Fasilitas Penunjangnya di Kabil ‐ Kota Batam, PT Semen Batam. 41. Anggota Tim, Pengembangan Teknologi Tepat Guna Komoditas Non Ikan di Pulau Jawa, PT Bernala Nirwana‐DKP. 42. Anggota Tim, Studi Abrasi di Pantai Balongan, Kerjasama Pertamina dan FPIK. 43. Anggota Tim, Studi IKL di Pantai Cilacap, Kerjasama Pertamina dan FPIK. 44. Anggota Tim, Penyusunan Tata Ruang Budidaya Rumput Laut di Kepulauan Seribu, Kerjasama Diskan DKI dan FPIK. 45. Ketua Tim, Rencana Tindak Pengembangan Agribisnis Kelautan di Kepulauan Seribu, Kerjasama LPM‐IPB dan Binekda. 46. Anggota Tim, Penyusunan Propeda Kabupaten Indramayu, Kerjasama LPM IPB dan Bappeda Kabupaten Indramayu. 47. Anggota Tim, Studi IKL di Pantai Makasar, Kerjasama Pertamina dan FPIK. 48. Anggota Tim, Penyusunan Rencana Pengembangan Sektor Perikanan dan Kelautan Propinsi Bangka‐Belitung, Kerjasama PKSPL IPB dan Bappeda Propinsi Babel. 49. Anggota Tim, Penyusunan Tata Ruang Kecamatan Sijuk untuk Pengembangan Pariwisata dan Budidaya Laut, Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Babel. 50. Anggota Tim, Rencana Pengembangan Kemitraan Pembangunan di Kepulauan Seribu, Kerjasama PKSPL‐IPB dan Pemkab Kepulauan Seribu.
3
51. Anggota Tim, Penyusunan Profil Pulau‐Pulau Kecil di Kabupaten Mentawai. Kerjasama PT Plarenco & DKP. 52. Anggota Tim. Studi Inventarisasi dan Penilaian Potensi Calon Kawasan Konservasi Laut Baru di Kepulauan Togean dan Pasoso. Kerjasama LP IPB dan DKP. 53. Anggota Tim. Studi Inventarisasi dan Penilaian Potensi Calon Kawasan Konservasi Laut Baru di Pulau‐Pulau Kecil Kabupaten Lomok Timur. Kerjasama LP IPB dan DKP. 54. Ketua Tim, Penyusunan Tata Ruang Pesisir dan Laut di Propinsi Lampung. Kerjasama PKSPL dan DKP. 55. Anggota Tim, Pengembangan Kawasan Andalan Rantau Prapat, Kisaran dan Sekitarnya. Kerjasama Bappeda Propinsi Sumut dan PSL LP IPB. 56. Anggota Tim, Pengembangan Budidaya Ikan‐ikan Langka di DAS Cimanuk Propinsi Jawa Barat, Kerjasama Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat dan PSIH LP IPB. 57. Anggota Tim, Pengembangan Perikanan Program Jangka Menengah di DKI Jakarta, Kerjasama Dinas Perikanan Propinsi DKI Jakarta dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. 58. Ketua Tim, Penelitian Sosial Ekonomi Komunitas Masyarakat Kepulauan Seribu dalam Mendukung Restocking Teripang, Kerjasama LP IPB dengan Litbang Pertanian, Deptan. 59. Anggota Tim, Pengembangan Agribisnis di Kepulauan Seribu, Kerjasama LPM IPB dengan Binekda Pemda DKI Jakarta. 60. Anggota Tim, Penyusunan Rencana Strategis Pengembangan Kawasan Pesisir dan Laut Sumatera Utara Bagian Barat, Kerjasama PKSPL dengan Bappeda Propinsi Sumatera Utara. 61. Anggota Tim Sosek, Penyusunan UKL/UPL Pengembangan Depot BBM di Desa Dawuan Barat, Cikampek. Kerjasama FPIK IPB dengan Pertamina. 62. Anggota Tim, Studi Kelayakan Pembangunan PPI Pandansimo, Kabupaten Bantul DI Yogyakarta. 63. Anggota Tim, Perencanaan dan Pembuatan Detail Desain Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Meurendu, Kabupaten Pidie, Dirjen Perikanan. 64. Anggota Tim, Penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) dan Program Investasi Kawasan Andalan LHOKNGA‐Krueng Raya DI Aceh, Proyek Pengambangan Kawasan Khusus, Departemen PU. 65. Ketua Tim Sosek, Amdal Pengerukan Alur Pelayaran di Selat Durian dan Selat Sugi, Kecamatan Moro, Kabupaten Karimun, Riau 66. Ketua Tim, Penyusunan Master Plan dan Action Plan Kawasan Sentra Produksi Kecamatan Sape (KSP Sape), Kabupaten Bima Propinsi NTB – Kerjasama PKSPL dengan Bappeda Propinsi NTT 67. Ketua Tim, Pembuatan Atlas Sumberdaya Pesisir dan Laut Wilayah Pantai Utara Jawa Barat, Kerjasama PKSPL dan Bappeda Propinsi Bandung. 68. Anggota Tim, Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir untuk Meningkatkan Kesejahteraan masyarakat di Propinsi DI Aceh, Kerjasama LPM Unsyiah dan DKP. 69. Anggota Tim, Studi Komoditas Unggulan Perikanan Tangkap di Propinsi Jawa Barat, Kerjasama Fakultas Perikanan dengan Dinas Perikanan TK I Jabar, Tahun 1999. 70. Anggota Tim Rencana Kaji Tindak Pengembangan Kapet Sabang, Proyek Pengembangan Kawasan Khusus, Departemen PU, Tahun 1999.
4
71. Anggota Tim RPL & UKL Pembangunan Darmaga Pertamina Pelabuhan Panjang, Kerjasama Fakultas Perikanan dengan Pertamina Panjang‐Lampung, Tahun 1999. 72. Anggota Tim, Pola Pembinaan dan Strategi Pemberdayaan Kelompok Tani dan Koperasi Sebagai Gerakan Ekonomi Rakyet yang Profesional, Kerjasama LPM IPB‐Deptan‐ Depkop, Tahun 1999. 73. Anggota Tim Konsultan Manajemen TK II Kabupaten Indramayu, Program PDM‐DKE, JPS, Kerjasama LPM‐IPB dengan Bappeda Kab. DT II Indramayu. Tahun 1999. 74. Anggota Tim, Studi Management Plan Pengembangan Kawasan Taman Wisata Alam Laut Kepulauan Padaido, Biak‐Irian Jaya. Kerjasama Dirjen Bangda‐Dirjen PHPA, Tahun 1998. 75. Ketua Sub Tim Sosial Ekonomi, Studi Keanekaragaman Hayati Danau Ranamese Kabupaten Manggarai, NTB, Tahun 1998. 76. Anggota Tim, Sosial Ekonomi, Studi Amdal Pembangunan Depot Satelit Pengisian Bahan Bakar di Kabupaten Sidoarjo, Kerjasama Fakultas Perikanan IPB dengan Pertamina, Tahun 1998. 77. Anggota Tim, Analisis Risiko Produksi Usaha Perikanan Tambak Kontrak di Wilayah Pantai Timur Lampung. LP‐IPB tahun 1997. 78. Anggota Tim, Keragaan Kelembagaan Kontrak Usaha Tambak Udang di Pantai Utara Jawa Barat. LP‐IPB Tahun 1997. 79. Ketua Sub Tim Sosial Ekonomi Perikanan, Amdal Pembangunan Fasilitas PT Rukindo, PT Pelindo II, Tahun 1997. 80. Anggota Tim, Studi Penetapan Lokasi Pengembangan Budidaya Laut di Kepulauan Seribu. Kerjasama Diskan DKI Jakarta‐Faperikan IPB. Tahun 1997 81. Anggota Tim Pengisian program dan Kaji Tindak Pengembangan Desa Pantai di Desa Bungko, Kec. Kapetakan Keb. Cirebon, Bappeda Cirebon, tahun 1997. 82. Anggota Tim, Studi Penyiapan Kebutuhan Sarana Prasarana Pengembangan Kawasan Segara Anakan, Cilacap. Dirjen Bangda PKSPL‐IPB, Tahun 1997. 83. Anggota Tim, Studi Pengembangan Perikanan Wilayah Pantai Selatan Jawa dan Sumatera, Dirjen Perikanan. Tahun 1996 84. Anggota SubTim Sosial Ekonomi, Amdal Regional Proyek Pengembangan Lahan Gambut 1 juta ha, Kerjasama Departemen PU‐IPB, tahun 1996. 85. Anggota Tim, Penyusunan Model Pengembangan Desa Pantai di Desa Bungko, Kec. Kapetakan Kab. Cirebon Bappeda Cirebon, tahun 1996. 86. Ketua Tim, Studi Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Lebak Lebung Ditinjau dari Aspek Sosial Ekonomi dan Kelembagaan di Kabupaten OKI, Sulawesi Selatan. OPF‐LP IPB Tahun 1995. 87. Anggota Tim, Peranan dan Kontribusi Sub Sektor Perikanan dalam Penyerapan Kesempatan Kerja dan Pendapatan di Jawa Barat OPF‐LP IPB Tahun 1995. 88. Anggota Tim, Studi pemasaran Ikan Secara Eceran dalam Cold Box dan Pengembangan Agribisnis Bunga Melati di Kecamatan Cirebon Utara dan Selatan. LPM‐IPB, Tahun 1995. 89. Ketua Tim, Studi Pola Hubungan Patron Klien pada Perikanan Tambak di Kecamatan Tirtayasa, Serang ‐Jawa Barat. OPF‐LP IPB Tahun 1995. 90. Anggota Tim, Rencana Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Pulau Kapoposang di Propinsi Sulawesi Selatan. Dirjen PHPA‐Dephut, tahun 1995.
5
91. Anggota Tim, Rencana Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Kepulauan Nanusa di Propinsi Selawesi Utara. Dirjen PHPA‐Dephut, tahun 1995. 92. Ketua Tim, Identifikasi Aspek Sosial Ekonomi dan Kelembagaan yang Berperan dalam Pembangunan Perikanan Laut di Kecamatan Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, OPF‐LP IPB Tahun 1994. 93. Studi Pengembangan Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan di Perairan Laut Sulawesi, Selat Makasar dan Laut Cina Selatan, Dirjen Perikanan, sebagai Tenaga Lapangan, tahun 1994. 94. Anggota Tim, Studi Model Pengembangan Desa pantai di desa Gebang Mekar, Kecamatan Babakan, Cirebon. LPM‐IPB, Tahun 1994. 95. Anggota Tim, Studi Perbandingan Usaha Perikanan Jaringan Terapung di DAS Citarum (Waduk Cirata, Saguling dan Jatiluhur) Jawa Barat. OPF‐LP IPB, Tahun 1993. 96. Anggota Tim Pendirian BPR Pularta Mas di Desa Sudirman Kecamatan Ciledug, Kabupaten Tangerang, tahun 1992. 97. Anggota Tim, Studi Kelayakan Proyek Perikanan Bandeng Umpan, di Desa Gebang – Kabupaten Cirebon, PT. Dwima Mina Utama, tahun 1991. 98. Pengkajian Kelayakan Usaha Perikanan Lampara di Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Jawa Barat. Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan IPB. Tahun 1989.
Bogor, Maret 2011 Ir. Gatot Yulianto, M.Si
6
Daftar Riwayat Hidup
Data Pribadi Nama : Ir. Singgih Irianto, M.Si. Tempat/Tanggal lahir : Lampung 5 Pebruari 1963
Pendidikan Pendidikan Formal 1.
Sarjana Muda teknik Geologi Institut Pertanian Bogor (Tahun 2000) Akademi Teknologi Nasional Yogyakarta (Tahun 1986)
2.
Sarjana Teknik Geologi Universitas Pakuan Bogor (Tahun 1991)
3.
Pascasarjana (S‐2) Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Pengalaman Studi 1.
Revisi AMDAL, RKL‐RPL, Pengembangan lapangan Minyak Kaji –Semoga, Musi Banyu Asin, Sumatera Selatan, Medco Energi. (Tenaga Ahli Studi AMDAL, 2009)
2.
Studi UKL & UPL Pengembangan Lapangan minyak, Seram Tmur Prop. Maluku, PT. Citic Seram Energi (CISEL) (Tenaga Ahli, 2009)
3.
Studi Hidrogeologi untuk Pengembangan Sarana Air Bersih Non PDAM, Dinas Cipta Karya, Kota Bogor. (2009)
4.
Eksplorasi Bahan Galian Pasir dengan metode Geolistrik, Kec. Serang Baru Kabupaten Bekasi. (2009)
5.
Eksplorasi Bahan Tambang Pasir Kuarsa, Gunung Walat Kec. Cibadak Sukabumi PT. AKETAM. (2009)
6.
Analisis Data Geolistrik, Kimia Air tanah dan Muka Air Tanah, Pemantauan Air Tanah Sukabumi, Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Sukabumi. (2009)
7.
Pembicara pada Pelatihan, Penilai dan Penyusun AMDAL PPLH‐IPB Bogor dengan materi Aspek Geologi dan Hidrogeologi dalam Kajian AMDAL. (2009)
8.
UKL‐UPL Kabel Transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dari Cianjur ke Tanggeung (60 km). PT PLN Persero. (Ahli Geologi dan Kegempaan, 2009).
9.
AMDAL Kawasan Industri di Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Departemen Perindustrian. (Ahli Geologi, 2008).
10. AMDAL Kawasan industri Kabupaten Banyuasin (Tenaga Ahli Geologi, 2008). 11. Studi AMDAL Pembangunan Jalan Tol, Cirebon Semarang, Ruas Pejagan Pemalang, PT. Perentjana Djaya. (Tenaga Ahli, 2008) 12. Penyusunan Revisi RTRW Propinsi, Sumatera Barat, BAPPEDA Propinsi Sumatera Barat. (2008) 13. Pembuatan Peta dan Sistem Informasi Potensi Sumberdaya Bumi, Kabupaten Asmat, Papua Barat. (Tenaga Ahli, 2008) 14. Eksplorasi “Ore Deposite” Nikel, di Kabupaten Seram Bagian Barat, Ambon Maluku. (2008)
1
15. Studi Potensi dan Konservasi Sumberdaya Air Gunung Guntur, Kamojang Kabupaten Garut dan Gunung Tampomas Kabupaten Sumedang. (Tenaga Ahli, 2008) 16. Eksplorasi dan Studi Kelayakan Bahan Galian Pasir di Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor. (2008) 17. Metode Penyusunan Program Kerja dan Perencanaan Anggaran, Universitas Pakuan. (2008) 18. Revisi RKL‐RPL Lapangan Minyak dan Gas Pagerungan Blok Kangean, Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur. EMP Kangean Limited. (Ahli Geologi, 2007). 19. Studi Mengenai Cekungan Airtanah di P. Jawa untuk Penyusunan Cetak Biru Pengelolaan Air Tanah. Direktorat Pembinaan Pengusahaan Panas Bumi dan Pengelolaan Air Tanah, Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral. (2007) 20. Studi Potensi dan Pengelolaan Sumber Mata Air DAS Musi Sumatera Selatan, BP. DAS Musi. (Tenaga Ahli, 2007) 21. PT. CARUDI BANGUN LAKSANA, Identifikasi dan Pemetaan Bahaya, Erosi, Longsor, Lahan Kritis dan Banjir Limpasan, (DAS: Ciliwung, Cisadane, Kali Bekasi, Kali Sunter dan Kali Angke Pesanggrahan). BP DAS Citarum. – Ciliwung. (Tenaga Ahli, 2007) 22. PT. BARN CITA LAKSANA, Studi Penyusunan Pedoman Rencana Tataruang Wilayah (RTRW) Khusus, Ditjen Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum dan PT. Cipta Multi Kreasi. (Tenaga Ahli, 2007) 23. Eksplorasi Bahan Galian Industri Mineral Galena dan Mineral Penyertanya, PT. TARZAN, Daerah Cigudeg Kabupaten Bogor. (Tenaga Ahli, 2007) 24. Eksplorasi Bahan Galian Industri Mineral Galena dan Mineral Penyertanya, PT. BOGSCO, Daerah Cigudeg, Kabupaten Bogor. (Tenaga Ahli, 2007) 25. Studi UKL‐UPL Pembangunan Pembangunan Menara Excelcomindo, di Jalan Komplek HE Suradi Kel. Margajaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat. (Tenaga Ahli Studi Amdal, 2007) 26. Sebagai Nara sumber pada kegiatan Sosialisasi Bencana Alam Geologi dan Mitigasi Gerakan Tanah di Kabupaten Sukabumi. Dinas Pertambangan Dan Energi Kabupaten Sukabumi. (2007) 27. AMDAL Pengembangan Lapangan Minyak dan Gas Ujung Pangkah Blok Pangkah, Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur. Amerada Hess (Indonesia‐Pangkah) Limited. (Ketua Tim, 2006). 28. Zoning Regulation Wilayah Rawan Bencana dan Pengembangan Kota Padang Sumatera Barat, BANTEK Departemen Pekerjaan Umum dan PT. Cipta Multi Kreasi. (2006) 29. Studi Identifikasi dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah di 8 Kecamatan, Kabupaten Sukabumi. (Tenaga Ahli, 2006) 30. Studi Identifikasi dan Estimasi Cadangan Bahan Galian Golongan C, Dinas Pertambangan Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. (Tenaga Ahli, 2006) 31. Studi Pengawasan dan Pengendalian Kawasan Konservasi Airtanah, Dinas Pertambangan Kabupaten Sukabumi. (Tenaga Ahli, 2006) 32. Eksplorasi Air Tanah, untuk Pengadaan Air Bersih di PT. Serat Alami Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. (Tenaga Ahli, 2006) 33. Eksplorasi Air Tanah, untuk Pengadaan Air Bersih di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. (Tenaga Ahli, 2006)
2
34. Eksplorasi Air Tanah, untuk Pengadaan Air Bersih di PT. Serat Alami Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. (Tenaga Ahli, 2006) 35. Training of Trainer Kurikulum Berbasis Kompetensi. (2006) 36. Narasumber pada Kegiatan Sosialisasi Pengawasan dan Pengendalian Konservasi Air Tanah pada Cekungan Air Tanah Sukabumi. Dinas Pertambangan Dan Energi Kabupaten Sukabumi. (2006) 37. Ahli Hidrogeologi pada Studi Keseimbangan air di Pondok Pesantren Modern Sahid dan Rumah Sakit Sahid Sahirman, Kec. Cibungbulang Kab. Bogor.(2005) 38. Eksplorasi Bahan Galian Mangan dengan Metode Geolistrik di Kabupaten Tasikmalaya. (2005) 39. Eksplorasi Endapan Lempung untuk Bahan Keramik di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor. (Tenaga Ahli, 2005) 40. Studi Daya Dukung Fisik dan Pemanfaatan Ruang untuk Pariwisata di Pulau Onrust Kepulauan Seribu. Prov. DKI. Manajemen Sumberdaya Pesisir ‐ IPB. (Tenaga Ahli, 2005) 41. Studi AMDAL Pengembangan Lapangan Minyak dan Gas Blok Senoro Kab. Banggai Sulawesi Tengah , MEDCO Energi dan BP Migas. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut (PKSPL ‐ IPB). (Tenaga Ahli Studi AMDAL,2005) 42. Revisi RKL/RPL Pengembangn minyak dan Gas Blok Kangean Madura, PT EMP Kangean BPMIGAS, PPLH ‐ IPB. (Tenaga Ahli Studi AMDAL,2005) 43. Studi Lingkungan Sumber‐Sumber Pencemaran di Teluk Jakarta Kepulauan Seribu, Pantai Lampung Timur, CNOOC, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut (PKSPL ‐ IPB). (Tenaga Ahli, 2005) 44. Kajian Kebijakan Energi Berkelanjutan, Direktorat Jenderal Energi dan Sumberdaya Mineral (DESDM) Departemen Pertambangan, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut (PKSPL ‐ IPB). (Tenaga Ahli, 2005) 45. Studi Identifikasi dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah di 5 Kecamatan, Kabupaten Sukabumi. (Tenaga Ahli, 2005) 46. Ahli Geologi Tata Lingkungan dalam Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten Sumbawa Barat, BAPEDA Sumbawa Barat (2004) 47. Eksplorasi, Penyusunan UKL‐UPL dan Rencana Bahan Galian Pasir, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung. (Tenaga Ahli Studi AMDAL, 2004) 48. Eksplorasi, Penyusunan UKL‐UPL dan Rencana Teknik Tambang Bahan Galian Pasir, Curug Kabupaten Sukabumi. (Tenaga Ahli Studi AMDAL, 2004) 49. Ahli Hidrogeologi pada Proyek “Assesment HES Langgak Field Mountaint Front Tahap II . PT. Caltex Pasific Indonesia (CPI), PPLH ‐ IPB. (2004) 50. Ahli Hidrogeologi pada Penyusunan Rencana Pemanfaatan Ruang DAS Batanghari, Jambi KIMPRASWIL. (2004) 51. Ahli Hidrogeologi pada Perencanaan (Grand Design), Pengelolaan Lingkungan DAS Ciujung, PEMPROV. Banten, PPLH‐IPB. (2004) 52. Ahli Geologi pada Studi AMDAL Pipanisasi Distribusi Gas, Cilegon – Tangerang, PN. Gas Negara, PKSPL – IPB. (2004) 53. Bapedalda Kabupaten Tangganus (Tenaga Ahli dalam Penyusunan Status Lingkungan Hidup dan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sumberdaya Alam, 2003)
3
54. BAPEDA Kabupaten Bogor (Tenaga Ahli dalam Penyusunan Kriteria dan Standar Teknis Pemanfaatan Ruang, 2003) 55. Ahli Hidrogeologi pada proyek “Assesment HES Langgak Field Mountaint Front. PT. Caltex Pasific Indonesia (CPI), PPLH ‐ IPB. (2003) 56. Rencana Rinci Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Alam, Status Lingkungan Hidup (SLHD) Kabupaten Tanggamus. (Tenaga Ahli, 2003) 57. Ahli Hidrogeologi pada proyek “Assesment HES Kotabatak dan Balam Field PT. Caltex Pasific Indonesia (CPI), PPLH – IPB. (2003) 58. Ahli Geologi pada Proyek Penyusunan Zonasi Wilayah pesisir dan Laut untuk Penambangan Pasir Laut Kabupaten Natuna, Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP). (2003) 59. Menuju Perencanaan pada Era Masyarakat Madani (CIVIL SOCIETY) Reklamasi dan Pengaruhnya Terhadap Banjir Jakarta. (2003) 60. Studi AMDAL Penambangan Pasir Laut. PT. Mega Alam Sentosa Semesta, Kepulauan Karimun, Kabupaten karimun, Propinsi Riau. (2002) 61. Ahli Geologi Teknik dan Lingkungan pada Penyusunan Kriteria dan Standar Teknis Pemanfaatan Ruang di Kabupaten Bogor. (2002) 62. Studi AMDAL Penambangan Pasir Laut. PT. TASIT, Kepulauan Karimun Kabupaten karimun, Propinsi Riau. (Tenaga Ahli Studi AMDAL, 2002) 63. Studi AMDAL Penambangan Pasir Laut PT. TRI MARTHEO, Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau. (Tenaga Ahli Studi AMDAL, 2002) 64. Underground Mining and Mine Safety Course, New Energy and Technology Development Organization (NEDO) Japan Coal Energy Center (JCOAL) JAPAN. (2002) 65. Panitia Pelaksana Kursus Dasar AMDAL‐A, di Pusat Studi Lingkungan (PSL) Universitas Pakuan Bogor. (2002) 66. Introduction To Ore Deposit Models, Ikatan Ahli Geologi Indonesia. (2002) 67. Perspektif LITBANG Limnologi Abad 21. (2002) 68. Tenaga Ahli Hidrologi dan Hidrogeologi dalam Penyusunan Rencana Penataan Ruang Khusus Kawasan Zona Resapan Air Gunung Ciremei, Kabupaten Kuningan Jawa Barat. (2001) 69. Studi AMDAL, Pipanisasi Minyak dan Gas Bumi Blok Betara Jambi PT. Santa Fee. (Tenaga Ahli Studi AMDAL, 2001) 70. Kajian Lingkungan Pelebaran Jalan Tol Surabaya ‐ Gempol, Surabaya Jawa Timur. (Tenaga Ahli, 2001) 71. Tinjauan Geologi Terhadap Daerah Genangan di Wilayah Propinsi DKI Jakarta dari Faktor Penurunan Tanah Secara Non Alami. (Tenaga Ahli Geologi, 2001) 72. PT. Gelar Bhuana Consult. (Tenaga Ahli Bidang Hidrologi/Hidrogeologi, dalam Penyusunan Konsep Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi dalam Pengelolaan SAB (Sarana Air Bersih) (2000). 73. Eksplorasi Endapan Pasir dan Studi Kelayakan Tambang Pasir Kec. Curug Kabupaten Sukabumi. (Tenaga Ahli, 2000) 74. Studi AMDAL Kawasan Indutri PT. Benua Permai Lestari Balaraja Jawa Barat. (Tenaga Ahli Studi AMDAL, 2000) 75. Well Data Optimalization For Sedimentology Analysis. (2000)
4
76. Assessing The Environmental Impacts of Mineral and Petroleum Industries in Indonesia A Basic Principle. (2000) 77. PT. Nirmana Krida Utama (Tenaga Ahli Hidrologi dalam Penyusunan Rencana Induk (Mastre Plan) Drainase Kota Bogor, 1999) 78. UKL‐UPL Jalan Layang Grogol Latumenten – Jakarta. (Tenaga Ahli Studi AMDAL, 1999) 79. UKL‐UPL jalan layang Pasar Minggu Jakarta. (Tenaga Ahli Studi AMDAL, 1999) 80. Kajian Hidrologi dan Evaluasi Pengelolaan DAS Ciliwung Hulu Pelatihan Pengelolaan Data Iklim Untuk Pengelolaan Sumberdaya Air, Diselenggarakan Oleh PSDA (Pusat Studi Sumberdaya Air) ITB. (1999) 81. Penelitian Kajian Hidrologi Daerah Aliran Sungai Ciliwung, Bekerjasama dengan LIPI Puslitbang LIMNOLOGI. (1999) 82. Kajian Lingkungan Jalan Layang Kiara Condong Bandung, PT. Epadascon (1998) 83. Studi Amdal untuk HTI Simalungun Karet Lestari, PT Texmaco. (Tenaga Ahli Studi AMDAL, 1998) 84. Studi AMDAL di PT. Benua Permai Lestari Balaraja dan PT. Santa Fee (Tenaga Ahli studi sumberdaya dan kajian Lingkungan, 1998) 85. Prioritas Pola Arah Pembangunan Daerah dan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR). (1998) 86. Studi Air Tanah untuk Penyediaan Air Bersih untuk Perumahan PT. Bangun Cipta Pratama. (1997) 87. Eksplorasi, Endapan Bahan Galian Pasir di Kabupaten Purwakarta. (1997) 88. Tim studi Hidrologi dan Hidrogeologi Untuk Pembukaan Lahan Transmigrasi Dipanopa Kalimantan Tengah Bekerjasama dengan IPB (Institut Pertanian Bogor). (1997) 89. PT. Harlita Jaya Mandiri (Tenaga Ahli Bidang Eksplorasi dan Kelayakan Penambangan Pasir dan Quary di Wilayah Bogor, Bekasi, Karangan, Serang dan Purwakarta, 1996) 90. Tim Penyusun AMDAL Untuk Irigasi Teluk Lada, Malimping Banten Jawa Barat. (1995) 91. Tim Hidrologi pada Proyek JWRMS (JABOTABEK Water Resources Management Study), berkerjasama dengan PT. Kwarsa Hexagon. (1995) 92. Penyelidikan Geologi Teknik untuk Pondasi Tiang Listrik Tegangan Tinggi (500 KV) Jalur Cirebon – Ungaran. (1995) 93. Eksplorasi dan Pemboran Airtanah untuk Penyediaan Air Bersih Peternakan PT. Anwar Sierad. (1995) 94. Eksplorasi Bahan Galian Mangan, di Blitar PT. Aneka Tambang. (1995) 95. Kontrak Kerja di PT. Aneka Tambang Bidang Eksplorasi Geofisika. Eksplorasi Pasir pantai di Tanjung Uban dan Pulau Galang Tanjung Pinang Propinsi Riau. (1995) 96. PT. ABDHI ANUGRAH (Tenaga Ahli Bidang Geologi Teknik dan Lingkungan, 1993) Bogor, Maret 2011
5
Daftar Riwayat Hidup
Data Pribadi Nama : Dr. Ir. Arief Sabdo Yuwono, M.Sc. Tempat/Tanggal lahir : Magetan, 21 Maret 1966
Pendidikan Pendidikan Formal 1. Doctor. Institut für Landtechnik, Universität Bonn, Germany. Research Topic: Odour Pollution in the Environment. Advisor: Prof. Dr.‐Ing. P. Schulze Lammers (1999‐2003) 2. Master of Science (MSc) in Environmental Sanitation, University of Gent, Belgium. Advisor: Prof. Dr. Ir. Raoul Lemeur (1994‐1996) 3. Non Degree Course in “Environmental Control Engineering in Agriculture”, University of Tokyo, Japan. Supervisor: Prof. Dr. Tadashi Takakura (1992) 4. Engineer (Sarjana), Dept. of Agricultural Engineering, Bogor Agricultural University (IPB) (1984‐1989)
Pengalaman Studi 1. Environmental Impact Assessment of Ruby Field Development of Sebuku Block, Makassar Straits (Air Quality and Noise Expert , 2009) 2. State of The Environment Report (SLH), Bogor Regency, West Java (Environmental Engineer, 2009) 3. Environmental Baseline Study of West Timor Exploration Area, ENI, Timor Tengah Selatan (Air Quality and Noise Expert, 2009) 4. Additional Environmental Impact Management and Monitoring Plan (RKL RPL Tambahan), Premier Oil, Natuna (Air Quality Expert, 2008‐2009) 5. Environmental Impact Monitoring Pearl Oil, Tebo Regency, Jambi Province (Air Quality Expert, 2008) 6. Environmental Impact Assessment (ANDAL) of Manggarai‐Soekarno Hatta Airport Railway, State Ministry of Environment (Air Quality & Noise Expert Member, 2008) 7. Environmental Impact Assessment, Bulk LPG Filling Station, Pertamina (Air Quality Expert, 2008) 8. Environmental Impact Assessment, Gasing Industrial Complex, Banyuasin Regency, South Sumatra (Environmental Engineering Expert, 2008) 9. Term of Reference (KA) for Environmental Impact Assessment of Manggarai‐ Soekarno Hatta Airport Railway, State Ministry of Environment (Air Quality & Noise Expert (Komisi Penilai AMDAL Pusat), 2008) 10. Additional Environmental Impact Management and Monitoring Plan (RKL RPL Tambahan), TOTAL E&P Indonesie, East Kalimantan (Air Quality Expert, 2008) 11. Environmental Impact Management and Monitoring Effort (UKL UPL Seismic 3D), TOTAL E&P Indonesie, East Kalimantan (Air Quality Expert, 2008) 12. Environmental Impact Management and Monitoring, Elnusa Oil Co., Banyuasin, South Sumatra (Air Quality Expert, 2009)
13. Environmental Baseline Study in Natuna Islands, Premier Oil, Riau Islands (Air Quality Expert, 2008) 14. Study on Dispersion Simulation of Sulphur Dioxide (SO2) and Hydrogen Sulphide (H2S) from Oil Well in Ambient Air (Team Leader, 2008). 15. Environmental Impact Assessment of Pertamina‐Mitsui Cilacap Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Complex Development (Air Quality Expert, 2008) 16. Integrated Environmental Impact Assessment of Tin Mining in Bangka ‐ Belitung Province (Air Quality Expert, 2008) 17. Development of Local regulation for Monitoring and Control of Waste Gases, Liquid Wastes and Solid Wastes in Tangerang Regency, Banten Province (Team Leader, 2007) 18. Term of Reference for EIA of Sanitary Landfill (TPA) of Aceh Besar Development Project, Province of Nanggroe Aceh Darussalam (Sanitary Landfill Specialist, 2007) 19. Term of Reference for EIA of Cirebon‐Kroya Double Track Railway, State Ministry of Environment (Noise Expert (Komisi Penilai AMDAL Pusat), 2007) 20. Additional Environmental Monitoring and Management of Madura BD, Husky Indonesia Co (Air Quality Specialist, 2007 21. Term of Reference for Environmental Impact Assessment of Cut Nyak Dien Airport Development Project, Meulaboh, Nanggroe Aceh Darussalam (Team Leader, 2007) 22. Environmental Status Study, Handil Gas Debottlenecking, TOTAL E&P Indonesie (Deputy Team Leader, 2007) 23. Modelling and Simulation of Smoke and Flue Gas Dispersion due to Drill Stem Test (DST). ENI Bukat Indonesia (Air Quality Specialist, 2007) 24. Term of Reference for Environmental Impact Assessment of Sinabang Airport Development Project, Province of Nanggroe Aceh Darussalam (Team Leader,2006) 25. Term of Reference for Environmental Impact Assessment of Sibigo Airstrip Development Project, Province of Nanggroe Aceh Darussalam (Team Leader,2006) 26. Term of Reference for Environmental Impact Assessment of Sultan Iskandar Muda Airport Development Project, Province of Nanggroe Aceh Darussalam (Air Quality and Noise Expert, 2006) 27. Term of Reference for Environmental Impact Assessment of Babah Rot‐Blang Keujeren Road Project, Province of Nanggroe Aceh Darussalam (EIA Resource Person, 2007) 28. Municipal Solid Wastes Management in Bogor Regency, West Java Province (Waste Management Resource Person, 2006) 29. Air Quality Monitoring Training, Regency of Tangerang, Banten Province (Air Quality Resource Person, 2006) 30. Medical Wastes Management towards Eco‐Hospital, RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta (Waste Management Resource Person, 2006) 31. Environmental Impact Assessment, Pangkah Block, Amerada Hess ‐ BP. Migas, Jakarta (Air Quality Expert, 2005) 32. Environmental Impact Assessment, Jambi‐Merang Block, Amerada Hess ‐ BP. Migas, Jakarta (Air Quality Expert, 2005)
33. Retooling Batch III Sub‐Field Agric. Engineering, Tech. and Professional Skills Dev. Sector Projects. Ministry of Education (Team Leader, 2005) 34. The Greening Program of The World Bank Office, Jakarta, Indonesia (Air Quality Auditor, 2005) 35. Stack Emission Monitoring of PT. Freeport Indonesia, Papua, Indonesia (Air Emission Expert, 2004) 36. The Modelling Regarding Air Emission Due to Drill Steam Test (DST) Activity of Bukit Tua‐4 Well, INRR‐ConocoPhillips Indonesia (Team Leader, 2004) 37. State of Environmental Report, Bogor Regency, Indonesia (Env. Consultant, 2004) 38. Hazardous Waste Treatment, PT. Novartis Biochemie Indonesia (Environmental Consultant, 2004) 39. Expert, Stack Emission Monitoring of PT. Puncak Jaya Power, Papua, Indonesia (Air Emission Expert, 2004) 40. Stack Emission Monitoring of PT. Freeport Indonesia, Papua, Indonesia (Air Emission Expert, 2003) 41. BIOMON Project. Monitoring biogenic odour emissions in the environment. German Federal Ministry of Education and Research (BMBF) (Environmental & Agricultural Specialist, 2003) Bogor, Maret 2011 Dr. Ir. Arief Sabdo Yuwono, M.Sc.
Daftar Riwayat Hidup
Data Pribadi Nama : Drs. Dahlan H. Hasan, M.Si. Tempat/Tanggal lahir : Bima, 7 Maret 1958
Pendidikan Pendidikan Formal 1. Magister Sosiologi – Politik Universitas Airlangga Surabaya (1996 – 1999) 2. Sarjana Sosiologi Universitas Hassanudin Makassar (1976 – 1982) Pendidikan Tambahan (Training and Workshop) 1.
Program Intenship Kependudukan UGM di Yogyakarta (1987)
2.
Anggota Kelompok Kerja Sensus Penduduk Sulawesi Tengah (1988 ‐ 1990)
3.
Metodologi Penelitian Lingkungan di UI Jakarta (1991)
4.
Program Peningkatan, pengembangan Keterampilan Instruksional (Pekerti) di Bali (1995)
5.
Program Aplied Aproach (AA), di Bogor (1996)
6.
AMDAL Tipe A di Palu (1991)
7.
AMDAL Tipe B di Palu (1992)
8.
TOT Pembelajaran Orang Dewasa di Palu (1999)
9.
TOT Lanjutan Pembelajaran Orang Dewasa di Palu (2000)
10. TOT ADIPURA di Manado, Sulawesi Utara (2005) 11. Anggota tim Sosial Budaya, Penyusunan Strategi Ketahanan Nasional, di Jogyakarta, Dewan Ketahanan Nasional (2005)
Pengalaman Studi 1.
ANDAL HPH PT. Sentral Pitu Lempa di kec. Dondo Dampal Selatan Kab. Tolitoli (2001) Ketua Sub Tim Sosekbud
2.
ANDAL HPH PT. Sentral Alam Makmur di Kab. Banggai (2001) Ketua Sosekbud
3.
ANDAL HPH PT. Riu Mamba Karya Makmur di Kab. Poso (2001) Ketua Sub Tim Sosekbud
4.
ANDAL Pengembangan Lapangan Minyak Tiaka Dan Fasilitas Penunjangnya Blok Toili Kab. Morowali dan Kab. Banggai Prop. Sulteng (JOB Pertamina – Expans Tomori Sulawesi) 2001. Anggota Tim Penyusun
5.
Penelitian Efektifitas Pengelolaan Kawasan Penyangga TNLL (2002) Ketua Sub Tim Sosekbud
6.
Tim Penyusun Neraca Kualitas Daerah dan Agenda 21 Kota Palu (2002)
Sub
Tim
1
7.
ANDAL Ruas Jalan Baturube – Tondoyondo di Kab. Morowali (2002) Penanggung Jawab/ Ketua Sub Tim Sosekbud Kesmas
8.
Anggota Tim Peneliti Scoping Socio‐Demografi masyarakat di Kecamatan Batui dan Kintom (Unpad Bandung dan Untad) 2002
9.
Studi Pemantauan Pengelolaan Lingkungan Tahap Konstruksi Pembangunan Lapangan Minyak Tiaka dan Fasilitas PenunjangnyaKab. Morowali dan Kab. Banggai Sulawesi Tengah (Kerjasama JOB. Pertamina – Medco Tomori Sulawesi) 2003. Penanggung Jawab/Peneliti
10. UKL‐UPL penambangan SIRTU (Galian C) PT. Muso di Kelurahan Watusampu Kota Palu 11. AMDAL Pembangunan/Peningkatan Ruas Jalan Mepanga Basi Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Tolitoli (2003) Penanggung Jawab/Anggota Tim 12. Penyusunan Dokumen UKL‐UPL Pembangunan Rumah Sakit Umum Kabupaten Morowali. 13. Studi Pemantauan Pengelolaan Lingkungan kegiatan Eksplorasi Pada 10 Sumur Gas di Kabupaten Banggai ( kerja sama Pertamina‐ PPLH‐UNTAD) 2004/2005 Penanggung Jawab/ketua Tim 14. Studi Pemantauan Pengelolaan Lingkungan Pemboran Minyak Lapangan Minyak Tiaka dan Fasilitas Penunjangnya Kab. Morowali dan Kab. Banggai Sulawesi Tengah (Kerjasama JOB. Pertamina – Medco Tomori Sulawesi) . 15. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Pembukaan Ruas Jalan Wanagading Kabupaten Parigi Moutong – Air Terang Kabupaten Buol (2004) Penanggung Jawab/Anggota Tim Sosekbud 16. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) kegiatan perkebunan kelapa SawitPT. Cahaya Idola Tunggal Rona Alam, di Kabupaten Morowali.Prop. Sulteng. (2004) Penanggung Jawab/ Anggota Tim 17. AMDAL Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT.Hardaya Inti Plantations. 18. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Perkebunan Kelapa Sawit PT. Singah Megah Perkasa, di Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah (2005) Penanggung Jawab/anggota 19. AMDAL Pekebunan dan Pabrik Rajawali di Morowali Sulawesi Tengah 20. Penyusuan Dokumen UKL‐UPL Galian C. CV. Panpatmos di Kota Palu (2005) Penanggung Jawab/Anggota tim) 21. Pabrik Industri Pengolahan Biji Kakao PT. Idustri Kakao Sulawesi Kota Palu (2005) Penanggung Jawab/Anggota Tim 22. Penyusun UKL/ UPL Pemboran Eksplorasi Sumur Anao Hijau Kab. Banggai Kec. Balantang. PT.Pertamina (Persero). 2005. Penanggung Jawab/Anggota Tim 23. Penyusun UKL/UPL Pemboran Eksplorasi Kampung Bali Kab. Banggai Kec. Toili. PT. Pertamina (Persero). 2005. Penanggung Jawab/Anggota Tim 24. Penyusun UKL/ UPL Pemboran Eksplorasi Sumur Balantang Kab. Banggai Kec. Batui. PT. Pertamina (Persero). 2005. Penanggung Jawab/Anggota Tim 25. Penyusun UKL/ UPL Pemboran Eksplorasi Sumur Kuala, Bankung Kab. Banggai Kampung Bugis. PT. Pertamina (Persero). 2005. Penanggung Jawab/Anggota Tim 26. AMDAL Perkebunan Kelapa Sawit Kab. Morowali PT. Cahaya Idola Tunggal Rona Alam. PT. Cahaya Idola Tunggal Rona Alam (2005) Penanggung Jawab/Anggota Tim
2
27. AMDAL Perkebunan Kelapa Sawit Kab. Morowali PT. Rajawali Sakti Perkasa. PT. Rajawali Sakti Perkasa (2005) Penanggung Jawab/Anggota Tim 28. AMDAL Perkebunan Kelapa Sawit Kab. Morowali PT. Singa Megah Perkasa. PT. Singa Megah Perkasa (2005) Penanggung Jawab/Anggota Tim 29. AMDAL Perkebunan Kelapa Sawit Kab. Morowali PT. Ular Tembaga Sakt. PT. Ular Tembaga Sakti (2005) Penanggung Jawab/Anggota Tim 30. AMDAL Pembangunan Perkantoran dan Fasilitas Pemerintah Kabupaten Buol. CV. Nugraha Perdana (2005) Penanggung Jawab/Anggota Tim 31. Penyusun UKL/UPL Pembangkit Listrik Tenaga Minihydro (PLTM) Hanga‐Hanga Kabupaten Luwuk. PT. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Cabang Luwuk Kabupaten Banggai (2006) Penanggung Jawab/Anggota Tim 32. Penanggung Jawab/Anggota Tim PT. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Cabang Luwuk Kabupaten Banggai (2006) 33. Pelaksanaan Pemantauan Pengelolaan Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Bambalo Poso. PT. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Cabang Palu (2006) Penanggung Jawab/Anggota Tim 34. Pelaksanaan Pemantauan Pengelolaan Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Silae Palu. PT. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Cabang Palu. (2006) Penanggung Jawab/Anggota Tim 35. Penyusun UKL/ UPL Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Sawidago II Ranting Tentena Kabupaten Poso PT. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Cabang Palu. (2006) Penanggung Jawab/Anggota Tim 36. Penyusun UKL/ UPL Pembangunan Kantor Bupati Kabupaten Parigi Moutong. (2006) Penanggung Jawab/Anggota Tim 37. Penyusun UKL/ UPL Pembangunan Obyek Wisata Air Panas Bupati Kabupaten Parigi Moutong. (2006) Penanggung Jawab/Anggota Tim 38. Penyusun UKL/ UPL Pembangunan Prima Tani Kabupaten Parigi Moutong (2006) Penanggung Jawab/Anggota Tim 39. AMDAL Kelapa Sawit PT. Kirana Sinar Gemilang (2007) Penanggung Tim
Jawab/Anggota
40. AMDAL Kelapa Sawit PT. Timur Jaya Indo Makmur (2007) Penanggung Jawab/Anggota Tim 41. AMDAL Kelapa Sawit PT. Bahana Karya Semesta (2007) Penanggung Jawab/Anggota Tim 42. AMDAL Kelapa Sawit PT. Nusa Mas Griya Lestari (2007 ) Penanggung Jawab/Anggota Tim 43. Pemantauan dan Pengkajian Ekosistem Pesisir dan Laut Kawasan Teluk Tomini Prov. Sulawesi Tengah (2008) Penanggung Jawab/Anggota Tim 44. Kajian Status Mutu Laut Kawasan Teluk Tomini Prov. Sulawesi Tengah (2008) Penanggung Jawab/Anggota Tim 45. Profil Wilayah Pesisir Laut Kawasan Teluk Tomini Provinsi Sulawesi Tengah (2008). Penanggung Jawab/Anggota Tim 46. Penyusunan BaseLine Data Kawasan Tambang Emas Poboya (TAHURA) dan Sekitarnya, di Kota Palu. (2008) Penanggung Jawab/Anggota Tim
3
47. AMDAL Kelapa Sawit PT. Ciptawana Lestari Mandiri. (2008) Penanggung Jawab/Anggota Tim 48. AMDAL Jalan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit PT. Ciptawana Lestari Mandiri. (2008) Penanggung Jawab/Anggota Tim 49. Studi Analisis Resiko Lingkungan Aktivitas Pelabuhan Khusus (Bongkar Muat dan LNG) 2008. Penanggung Jawab/Anggota Tim 50. AMDAL Penambangan & Pengolahan Biji Nikel di Kecamatan Petasia Kab. Morowali. (2008) Penanggung Jawab/Anggota Tim 51. Studi Kondisi Terumbu Karang dan Biota laut di Areal Rencana Pelabuhan LNG PT. Donggi Senoro LNG di Desa Uso dan Sekitarnya. (2009) Penanggung Jawab/Anggota Tim 52. AMDAL Penambangan & Pengolahan Biji Besi di Kec. Dampelas dan Kec. Sojol Kab. Donggala (2009) Penanggung Jawab/Anggota Tim 53. Penyusunan Andal, RKL, RPL Tambahan Pemipaan Gas Melalui Suaka Margasatwa Bakiriang Kab. Banggai Sulawesi Tengah (2009/2009) Penanggung Jawab 54. Pemantauan Lingkungan Hidup Kegiatan Pra Kontruksi dan Konstruksi Pembuatan Sumur Maleo Raja dan Donggi PT. Pertamina EP di Kabupaten Banggai Sulteng (2009/2010) Penanggung Jawab Bogor, Maret 2011 Drs. Dahlan H. Hasan, M.Si.
4
Daftar Riwayat Hidup
Data Pribadi Nama : Eko Adhiyanto, S.Hut. Tempat/Tanggal lahir : Batang, 3 Juni 1978
Pendidikan Pendidikan Formal 1. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, 2001 (Sarjana) Pendidikan Tambahan (Training and Workshop) 1.
Pelatihan Tumbuhan Obat kerjasama Fak. Kehutanan IPB dengan HPA Industries Sdn. Bhd. Malaysia di Sukabumi (2002).
2.
Panitia Pelatihan Teknik Kultur Jaringan yang diselenggarakan oleh Lab. Konservasi Tumbuhan Dept.KSH Fak.Kehutanan IPB (2002‐2006).
3.
Pelatihan Agribisnis Tumbuhan Obat kerjasama Fak. Kehutanan IPB dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang di Bogor dan Sintang.
4.
Workshop Kimia dan Obat Bahan Alam (KOBA) di FMIPA Universitas Andalas. Dikti ‐ Depdiknas (2006).
Pengalaman Studi 1.
Pengolahan data habitat Badak Jawa (Rhiinoceros sondaicus Desm.) di BCI (Biodiversity Conservation Indonesia) Bogor (1997).
2.
Tim Pendukung Penyusunan Inventarisasi, Identifikasi dan Pemetaan Wanafarma (di 5 propinsi) di Fakultas Kehutanan IPB (2000).
3.
PKL di PT Inhutani I eks PT. Ragusa Ltd. Unit Sumatera Barat (2000).
4.
Sekretaris Tim Penyusunan Arboretum Hutan Percobaan Darmaga di Fakultas Kehutanan IPB (2001).
5.
Tim Penyusun Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia; kerjasama Fak. Kehutanan IPB dengan Yayasan Sarana Wanajaya Dephutbun (2001 ‐ sekarang).
6.
Tim Penyusun Buku Tumbuhan Obat Taman Nasional Ujung Kulon; kerjasama Fak. Kehutanan IPB dengan Balai TN Ujung Kulon (2003).
7.
Tim Peneliti Tumbuhan Obat di Bukit Bangkirai Balikpapan; kerjasama Pusat Studi Biofarmaka IPB dengan ITTO (2003).
8.
Tim Peneliti Penyusunan Rencana Pengembangan Agribisnis Tumbuhan Obat di Kabupaten Sintang ‐ Kalbar (2003).
9.
Asisten Lab. Konservasi Tumbuhan Dept.KSH Fak.Kehutanan IPB (2001‐sekarang).
10. Pengajar dan Asisten pada beberapa mata kuliah di Fakultas Kehutanan (Etnobiologi, Ekofisiologi Tumbuhan, Konservasi Tumbuhan Langka, Konservasi Tumbuhan Obat, dan Phytomedica). 11. Penggagas dan pengelola Home Garden Tropika di LATIN (2007 sekarang). 12. Tim Penilai Implementasi HCVF di PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Fakultas Kehutanan IPB (2006‐2008). 1
13. Tim Survey Potensi Tumbuhan Hias di Kabupaten Lampung Barat (2007). 14. Anggota tim Lembaga Penilai Independen (LPI) di HPH PT. Nusantara Plywood ‐ Kalimantan Tengah (kerjasama dengan PT. Mutu Agung Lestari) (2007). 15. Tim Survey Potensi Mentangur (Calophyllum spp) di Kabupaten Lingga ‐ Kepulauan Riau (kerjasama dengan PPLH IPB) (2008). 16. Tim Survey Potensi Mangrove di Pulau Singkep Kepulauan Riau (kerjasama dengan PPLH IPB) (2008). 17. Tim Survey vegetasi dan satwa ANDAL di Kawasan Industri Gasing ‐ Sumatera Selatan (kerjasama dengan PPLH IPB) (2008). 18. Tim Penilai Implementasi HCVF di HPHTI Musi Hutan Persada (MHP) ‐ Sumetera Selatan (2008). 19. Tim Survey UKL‐UPL 2D Seismic pada PT JAPEX di Buton Tenggara (kerjasama dengan PPLH IPB) (2008). 20. Pembina dan Pengaj ar EEC (Environment & Entrepreneur Course) di Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN) Bogor (2009). 21. Tim Survey Penerapan Citra Palsar (Radar) Site Jawa Barat dan Jambi. Fakultas Kehutanan IPB ‐ JICA. (2009). 22. Tim Penilai Implementasi HCVF di Perkebunan Sawit PT. Agro Bukit South Kalimantan (PT. ABSK) dan PT. Agro Wana Lestari (AWL) Kalimantan Tengah. Fakultas Kehutanan IPB (2009). 23. Tim Survey Kajian Pemanfaatan Kayu Bakar Site Jawa Tengah dan Jawa Barat. Badan Litbang Kehutanan. (2009).
Artikel (Publikasi) 1.
Adhiyanto, E. 2001. Kajian Beberapa Aspek Ekologi Kemaitan (Lunasfa amara Blanco) di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur. Skripsi. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
2.
Zuhud, E.A.M., Agus H. & Eko A. 2000. Study of The Ecology and Distributing of Kemaitan (Lunasfa amara Blanco) as a kind of Plants that Has The Aphrodisiac Restorative Power in Indonesia. Makalah. Cisampaikan pada Kongres Nasional Obat Tradisional Indonesia di Surabaya tanggal 22‐23 November 2000)
3.
Adhiyanto, E. 2003. Pemanfaatan Tumbuhan Obat suatu Efektivitas. Makalah. Disampaikan pada Pelatihan Tumbuhan Obat yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Biofarmaka IPB.
4.
Zuhud, E.A.M., Agus H., Siswoyo & Eko A. 2003. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid V‐XI. Kerjasama Fak. Kehutanan IPB dengan Yayasan Sarana Wanajaya Dephutbun RI. (belum diterbitkan).
5.
Adhiyanto, E. 2007. P3K dengan Ramuan Tradisional Herbal (Buku Saku). Home Garden Tropika ‐ Latin.
Bogor, Maret 2011 Eko Adhiyanto, S.Hut. 2
Daftar Riwayat Hidup
Data Pribadi Nama : Setyo Pambudi Nugroho, S.P. Tempat/Tanggal lahir : Wonogiri, 15 Februari 1983
Pendidikan Pendidikan Formal 1. Strata Satu, Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (2005) Pendidikan Tambahan (Training and Workshop) 1.
Sertifikasi Kompetensi Ketua Tim AMDAL Intakindo (2010)
2.
Pelatihan Peningkatan Kompetensi AMDAL bagi PNS oleh PPLH‐LPPM, IPB dan BPLHD DKI Jakarta (Instruktur) (2010)
3.
Pelatihan Penyusun AMDAL oleh PPLH‐LPPM, IPB (Instruktur) (2010)
4.
Pelatihan Petugas Pengambil Contoh oleh PPLH‐LPPM, IPB (Peserta) (2010)
5.
Pelatihan Penyusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan oleh PPLH‐LPPM, IPB (Peserta) (2009)
6.
Pelatihan Pengelolaan Laboratorium oleh PPLH‐LPPM, IPB (Peserta) (2008)
7.
Pelatihan Sea Survival oleh PT. CITRA CATUR TUNGGAL, Jakarta (Peserta) (2007)
8.
Pelatihan Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Penilai AMDAL) oleh PPLH‐ LPPM, IPB (Peserta) (2007)
9.
Pelatihan Teknologi Pengelolaan Sampah, PPLH‐LPPM, IPB (Panitia) (2007)
10. Pelatihan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah, PPLH‐LPPM, IPB (Peserta) (2007) 11. Pelatihan Bioremidiasi dan Teknologi Perbaikan Lahan, PPLH‐LPPM, IPB (Panitia) (2007) 12. Pelatihan Pengenalan Audit Lingkungan, PPLH‐LPPM, IPB (Panitia) (2007) 13. Seminar Revitaslisasi Proper, Publik Disclosure Kinerja Pengelolaan Lingkungan, Bagaimana Seharusnya? KLH dan Pusat Penelitian Sumberdaya Manusia & Lingkungan, Pps‐Universitas Indonesia, Hotel Gran Melia‐Jakarta (Peserta) (2007) 14. Seminar Regional “Restorasi, Rehabilitasi, dan Pemanfaatan Lahan Gambut Berkelanjutan (Pengalaman Pengelolaan Gambut di Indonesia dan Malaysia), Kerjasama Kementerian Ristek, BPPT, Dept. PU, Dept. Kehutanan, Dept. Pertanian, KLH, dan Himpunan Gambut Indonesia. Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta (Peserta) (2007) 15. Pelatihan Sistem Manajemen Lingkungan (SML‐ISO 14001), Ekolabel, Produksi Bersih oleh PPLH‐LPPM, IPB (Peserta) (2006) 16. Lokakarya Pengelolaan Sampah Perkotaan Berbasis Masyarakat, PPLH‐LPPM, IPB (Panitia) (2006) 17. Workshop ½ Hari “Lindungi Diri Anda dan Lingkungan Kerja dengan Aplikasi HSE (K3LL) secara Tepat dan Sinambung” oleh PPLH‐LPPM, IPB (Panitia) (2006) 18. Workshop “Tantangan dan Peluang Akreditasi Laboratorium (ISO 17025) dalam Era Globalisasi” oleh PPLH‐LPPM, IPB (Peserta) (2006)
1
19. Training Laboratorium oleh Departemen Tanah IPB (Peserta) (2004) 20. Toefl Preparation Lembaga LF (Lingua Franca Institute), Bogor (Peserta) (2004) 21. Diskusi interaktif Hari Bumi 2004 “Bumi, Permasalahan dan Solusinya”, Fakultas kedokteran Hewan, IPB (Peserta) (2004) 22. Pertemuan Nasional Forum Komunikasi Mahasiswa Ilmu Tanah Indonesia (FOKUSHIMITI), Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto (Peserta) (2004) 23. Pelatihan Global Position System (GPS) oleh Biro Lingkungan Hidup dan Pecinta Alam Azimuth HMIT‐IPB (Peserta) (2003) 24. Jambore Mahasiswa Ilmu Tanah Se‐Indonesia (JITI), Unibraw, Malang (Peserta) (2003) 25. Dialog Interaktif ”Implementasi & Aktualisasi Peran Ilmu Tanah Dalam Perencanaan dan Pengembangan Wilayah dalam Upaya Penyelamatan Lingkungan”, Unibraw, Malang (Peserta) (2003) 26. Diklatsar Azimuth di Gunung Mandalawangi oleh Biro Lingkungan Hidup dan Pecinta Alam Azimuth HMIT‐IPB (Peserta) (2002) 27. Pelatihan Survival di Gunung Walad oleh Biro Lingkungan Hidup dan Pecinta Alam Azimuth HMIT‐IPB (Peserta) (2002)
Pengalaman Studi 1.
Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, IPB (PPLH‐LPPM, IPB) (Peneliti Muda) (2006 ‐ sekarang)
2.
Revisi RKL‐RPL Tambahan Pengembangan Lapangan Suban, Blok Corridor, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan ConocoPhillips (Grissik) Ltd (Asisten Ahli Biofiskim /Project Officer) (2010)
3.
UKL‐UPL Pemboran Lepas Pantai, Sumur Andalan 1, Andalan 2, Andalan 3, Blok Semai V, Laut Arafura, Kabupaten Fakfak dan Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat Hess (Indonesia‐Semai V) Ltd (Asisten Ahli Biofiskim /Project Officer) (2010)
4.
Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (DPPL) Pengembangan Blok South Jambi B, Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi, ConocoPhillips (South Jambi) Ltd (Asisten Ahli Biofiskim /Project Officer) (2010)
5.
Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (DPPL) Pengembangan Blok Corridor, Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, ConocoPhillips (Grissik) Ltd (Asisten Ahli Biofiskim /Project Officer) (2010)
6.
Environmental Baseline Assessment (EBA) Blok Semai V, Laut Arafura, Kabupaten Fakfak dan Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat Hess (Indonesia‐Semai V) Ltd (Asisten Ahli Biofiskim /Project Officer) (2010)
7.
RKL‐RPL Tambahan Blok Corridor, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan ConocoPhillips (Grissik) Ltd (Asisten Ahli Biofiskim /Project Officer) (2010)
8.
UKL & UPL Pemboran Eksplorasi Darat Sumur Benteng‐1, Blok Buton, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara, JAPEX Buton Ltd. (Asisten Ahli Biofiskim) (2010)
9.
Laporan Pelaksanaan RKL/RPL Pengembangan Lapangan Migas Blok “B” Laut Natuna, Kabupaten Anambas, Provinsi Kepulauan Riau, ConocoPhillips (Ahli Tanah dan SDL) (2010)
10. UKL & UPL Pengembangan Instalasi Tanjung Uban, Kabupaten Bintan, Provinsi Riau, PT. Pertamina Persero (Asisten Ahli Biofiskim/ Project Officer) (2010)
2
11. AMDAL Pertambangan Timah Terbuka di Pemali, Kabupaten Bangka, Prov. Kepulauan Bangka Belitung, PT. Timah (Persero) Tbk. (Asisten Ahli Tanah dan SDL) (2009‐2010) 12. AMDAL Pembangunan Industri Shipyard, Kelurahan Tanjung Uncang, Kecamatan Batu Aji, Kota Batam, Prov. Kep. Riau (Project Officer) (2009) 13. RKL‐RPL Tambahan Pengembangan Lapangan Gas Suban, Blok Corridor, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan (Asisten Ahli Biofiskim) (2009) 14. UKL & UPL Pengembangan Lapangan Gas Terbatas Sumur Hari‐2, Blok South Jambi B, Kab. Batang Hari, Prov. Jambi, ConocoPhillips (South Jambi) Ltd. (Asisten Ahli Biofiskim) (2009) 15. UKL & UPL Seismik 2D Lepas Pantai, Blok Kuma, Kabupaten Mamuju Utara, ConocoPhillips (Asisten Ahli Biofiskim) (2009) 16. Laporan Implementasi UKL & UPL Survei Seismik 2D Blok Buton, Kab. Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara, JAPEX Buton Ltd. oleh PPLH‐LPPM, IPB (Asisten Ahli Biofisik) (2009) 17. UKL & UPL Pemboran Sumur Eksplorasi Darat CBM‐SE‐1, CBM‐SE‐2, CBM‐SE‐3, CBM‐ SE‐4, CBM‐SE‐5, Blok Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, PT. Medco E&P Indonesia oleh PKSPL‐IPB (Ahli Tanah dan SD Lahan) (2009) 18. UKL & UPL Kegiatan Pemasangan Pipa Minyak dan Gas Bumi Panglero‐Jene dan Kikim‐ Serdang‐Koneng South Sumatera Extension (SSE) Provinsi Sumatera Selatana, PT. Medco E&P Indonesia oleh PKSPL‐IPB (Ahli Tanah dan SD Lahan) (2009) 19. UKL & UPL SUTT 70 kV GI Cianjur – GI Tanggeung, PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten (Asisten Ahli Biofiskim) (2009) 20. AMDAL Perumahan Harvest City, PT. Dwikarya Langgengsukses, Desa Cipenjo, Cileungsi Kidul dan Mekarsari, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor) (Ahli Tanah dan SD Lahan) (2008‐2009) 21. AMDAL Terpadu Pertambangan Timah di Provinsi Kepulauan Bangka‐Belitung , P. Timah (Persero) (Asisten Ahli Kesuburan Tanah) (2008‐2009) 22. UKL & UPL Sumur Eksplorasi Darat Seputi Kanan #1, Blok Tarakan, Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Timur, PT. Medco E&P Tarakan oleh PKSPL‐IPB (Ahli Tanah & SD Lahan) (2008) 23. AMDAL Pengembangan Kawasan Industri Berbasis Kompetensi Inti Daerah di Banyuasin, Sumatera Selatan (Project Officer) (2008) 24. UKL & UPL Survei Seismik 2D Blok Semai V, Kab. Fak‐Fak, Provinsi Papua Barat, Hess (Indonesia‐Semai V) Ltd., oleh PPLH‐LPPM, IPB (Asisten Biofisik/Project Officer) (2008) 25. UKL & UPL Survei Seismik 2D Blok Buton, Kab. Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara, JAPEX Buton Ltd., oleh PPLH‐LPPM, IPB (Asisten Tenaga Ahli/Project Officer) (2007) 26. UKL & UPL Survei Seismik 2D Blok South Sesulu, Selat Makasar, Kalimantan Timur, Hess (Indonesia – South Sesulu) Ltd. oleh PPLH‐LPPM, IPB (Asisten Tenaga Ahli/Project Officer) (2007) 27. UKL & UPL Survei Seismik 2D Blok North Masela, Laut Timor dan Arafura, Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku, Hess Indonesia (North Masela) Ltd., oleh PPLH‐LPPM, IPB (Asisten Tenaga Ahli/Project Officer) (2007) 28. UKL & UPL Pemboran Eksplorasi Sumur Bantuas‐1 & Etam‐1 di Sei Nangka, Loa Janan, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, PT Kutai Etam Petroleum oleh PPLH‐LPPM, IPB (Asisten Tenaga Ahli/Project Officer) (2007)
3
29. AMDAL Pengembangan Lapangan Minyak dan Gas Ujung Pangkah, Blok Pangkah, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur, Amerada Hess (Indonesia – Pangkah) Ltd., oleh PPLH‐LPPM, IPB (Project Officer) (2006) 30. RKL‐RPL Tambahan, Pengembangan Lapangan Minyak dan Gas Pagerungan, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, EMP Kangean Ltd. oleh PPLH‐LPPM, IPB (Project Officer) (2006) 31. “Proyek Delineasi Mikro Untuk Hutan Tanaman Industri PT. Wirakarya Sakti dan PT. Rimba Hutani Mas” Jambi oleh LPI PT. Ayamaru Bakti Pertiwi, Bogor (Surveyor) (2005) 32. “Proyek Investigasi Lingkungan PT. Caltex Pasific Indonesia (CPI)”, Pekanbaru, Riau oleh PPLH‐LPPM, IPB (Asisten Ahli) (2005) 33. ”Project Evaluasi Lahan dan Persiapan Areal Perkebunan Kelapa Sawit” Kalimantan Tengah, Kerjasama Tim Surveyor PT Gerbang Bumi Pakuan (Surveyor) (2005)
Artikel (Publikasi) 1.
Perombakan Alkanolamin oleh Bakteri yang Diisolasi dari Ekosistem Air Hitam, Kalimantan Tengah (Skripsi) (2005)
2.
Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga untuk Meningkatkan Efektivitas Teknologi Lubang Resapan sebagai Penyempurnaan Teknologi Sumur Resapan dalam Menciptakan Lingkungan yang Bersih Di Daerah Pemukiman. (Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Teknologi dari Dikti) (2004)
3.
Laporan Kuliah Kerja Profesi Mahasiswa IPB, Desa Gandasoli, Kecamatan Kramat Mulya, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat (2004)
Bogor, Maret 2011 Setyo Pambudi Nugroho, S.P.
4
SURAT PERNYATAAN TENAGA AHLI
Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama
: Dr. Ir. Hefni Effendi, M.Phil.
Tempat/Tanggal Lahir : Birayang, 13 Februari 1964 Lembaga
: PPLH‐LPPM, IPB
Posisi dalam Tim
: Ketua Tim (Ahli Pengelolaan Lingkungan/AMDAL A, B, C)
Sertifikasi
: Ketua Tim (000168/SKPA/LSK‐INTAKINDO/III/2010)
Bersedia menjadi tenaga ahli serta akan bertanggung jawab sesuai dengan bidang keahlian yang saya miliki dalam penyusunan Dokumen RKL‐RPL Tambahan Peningkatan Produksi Gas Matindok (45 MMSCFD Menjadi 65 MMSCFD) Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Demikian surat pernyataan sebagai tenaga ahli ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Bogor, Maret 2011
Dr. Ir. Hefni Effendi, M.Phil.
SURAT PERNYATAAN TENAGA AHLI
Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama
: Dr. Ir. Enan M. Adiwilaga
Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 07 Desember 1948 Lembaga
: PPLH‐LPPM, IPB
Posisi dalam Tim
: Anggota Tim (Ahli Kualitas Air & Biota/AMDAL A, B)
Sertifikasi
: Ketua Tim (000111/SKPA/LSK‐INTAKINDO/XII/2009)
Bersedia menjadi tenaga ahli serta akan bertanggung jawab sesuai dengan bidang keahlian yang saya miliki dalam penyusunan Dokumen RKL‐RPL Tambahan Peningkatan Produksi Gas Matindok (45 MMSCFD Menjadi 65 MMSCFD) Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Demikian surat pernyataan sebagai tenaga ahli ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Bogor, Maret 2011
Dr. Ir. Enan M. Adiwilaga
SURAT PERNYATAAN TENAGA AHLI
Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama
: Ir. Gatot Yulianto, M.S.
Tempat/Tanggal Lahir : Indramayu, 6 Juli 1965 Lembaga
: PPLH‐LPPM, IPB
Posisi dalam Tim
: Anggota Tim (Ahli Sosial Ekonomi Budaya/AMDAL A, B, C)
Sertifikasi
: Anggota Tim (000270/SKPA/LSK‐INTAKINDO/X/2010)
Bersedia menjadi tenaga ahli serta akan bertanggung jawab sesuai dengan bidang keahlian yang saya miliki dalam penyusunan Dokumen RKL‐RPL Tambahan Peningkatan Produksi Gas Matindok (45 MMSCFD Menjadi 65 MMSCFD) Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Demikian surat pernyataan sebagai tenaga ahli ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Bogor, Maret 2011
Ir. Gatot Yulianto, M.S.
SURAT PERNYATAAN TENAGA AHLI
Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama
: Dr. Ir. Arief Sabdo Yuwono, M.Sc.
Tempat/Tanggal Lahir : Magetan, 21 Maret 1966 Lembaga
: PPLH‐LPPM, IPB
Posisi dalam Tim
: Anggota Tim (Ahli Kualitas Udara/AMDAL Penyusun)
Bersedia menjadi tenaga ahli serta akan bertanggung jawab sesuai dengan bidang keahlian yang saya miliki dalam penyusunan Dokumen RKL‐RPL Tambahan Peningkatan Produksi Gas Matindok (45 MMSCFD Menjadi 65 MMSCFD) Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Demikian surat pernyataan sebagai tenaga ahli ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Bogor, Maret 2011
Dr. Ir. Arief Sabdo Yuwono, M.Sc.
SURAT PERNYATAAN TENAGA AHLI
Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama
: Eko Adhiyanto, S.Hut.
Tempat/Tanggal Lahir : Batang, 3 Juni 1978 Lembaga
: PPLH‐LPPM, IPB
Posisi dalam Tim
: Anggota Tim (Ahli Vegetasi dan Satwa Liar)
Bersedia menjadi tenaga ahli serta akan bertanggung jawab sesuai dengan bidang keahlian yang saya miliki dalam penyusunan Dokumen RKL‐RPL Tambahan Peningkatan Produksi Gas Matindok (45 MMSCFD Menjadi 65 MMSCFD) Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Demikian surat pernyataan sebagai tenaga ahli ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Bogor, Maret 2011
Eko Adhiyanto, S.Hut.
SURAT PERNYATAAN TENAGA AHLI
Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama
: Ir. Singgih Irianto, M.S.
Tempat/Tanggal Lahir : Lampung, 05 Pebruari 1963 Lembaga
: PPLH‐LPPM, IPB
Posisi dalam Tim
: Anggota Tim (Ahli Geologi/AMDAL Penyusun)
Bersedia menjadi tenaga ahli serta akan bertanggung jawab sesuai dengan bidang keahlian yang saya miliki dalam penyusunan Dokumen RKL‐RPL Tambahan Peningkatan Produksi Gas Matindok (45 MMSCFD Menjadi 65 MMSCFD) Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Demikian surat pernyataan sebagai tenaga ahli ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Bogor, Maret 2011
Ir. Singgih Irianto, M.S.
SURAT PERNYATAAN TENAGA AHLI
Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama
: Dr. Ir. Kukuh Murtilaksono, MS.
Tempat/Tanggal Lahir : Temanggung, 8 Agustus 1960 Lembaga
: PPLH‐LPPM, IPB
Posisi dalam Tim
: Anggota Tim (Ahli Tanah)
Bersedia menjadi tenaga ahli serta akan bertanggung jawab sesuai dengan bidang keahlian yang saya miliki dalam penyusunan Dokumen RKL‐RPL Tambahan Peningkatan Produksi Gas Matindok (45 MMSCFD Menjadi 65 MMSCFD) Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Demikian surat pernyataan sebagai tenaga ahli ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Bogor, Maret 2011
Dr. Ir. Kukuh Murtilaksono, M.S.
SURAT PERNYATAAN TENAGA AHLI
Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama
: Drs. Dahlan H. Hasan, M.Si.
Tempat/Tanggal Lahir : Bima, 7 Maret 1958 Lembaga
: PPLH‐LPPM, IPB
Posisi dalam Tim
: Anggota Tim (Ahli Sosial Ekonomi Budaya dan Kesmas)
Bersedia menjadi tenaga ahli serta akan bertanggung jawab sesuai dengan bidang keahlian yang saya miliki dalam penyusunan Dokumen RKL‐RPL Tambahan Peningkatan Produksi Gas Matindok (45 MMSCFD Menjadi 65 MMSCFD) Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Demikian surat pernyataan sebagai tenaga ahli ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Bogor, Maret 2011
Drs. Dahlan H. Hasan, M.Si.
PT. Pertamina EP PPGM
LAMPIRAN 8 Dokumentasi
Peningkatan Kapasitas Produksi Gas Matindok (45 MMSCFD menjadi 65 MMSCFD) Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM), Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah
Dokumentasi Survei
Papan Nama Lokasi Calon Tapak Proyek
Kondisi Calon Tapak Blok Station Matindok
Kondisi Jalan ROW PT. Pertamina EP
Aktivitas Pengambilan Sampel Kualitas Udara
Aktivitas Pengambilan Sampel Tanah
Aktivitas Pengambilan Sampel Kualitas Air
PT. Pertamina EP PPGM
LAMPIRAN 9 Hasil Analisis Laboratorium
Peningkatan Kapasitas Produksi Gas Matindok (45 MMSCFD menjadi 65 MMSCFD) Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM), Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah
Lampiran 8
PT. Pertamina EP PPGM
LAMPIRAN 10 Berita Acara dan Tanggapan Hasil Notulensi Pembahasan Dokumen
Peningkatan Kapasitas Produksi Gas Matindok (45 MMSCFD menjadi 65 MMSCFD) Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM), Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah
BERITA ACARA RAPAT KOMISI PENILAI AMDAL PUSAT PEMBAHASAN DOKUMEN RKLRPL TAMBAHAN RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI GAS MATINDOK (45 MMSCFD MENJADI 65 MMSCFD) PROYEK PENGEMBANGAN GAS MATINDOK (PPGM) KABUPATEN BANGGAI, PROVINSI SULAWESI TENGAH OLEH PT. PERTAMINA EP PPGM Jakarta, 19 Agustus 2011 MASUKAN 1.
TANGGAPAN
Mengklarifikasi penjelasan tentang kenaikan produksi gas Angka produksi gas sebesar 130 MMSCFD sudah dan kapasitas fasilitas produksi Matindok. dikoreksi pada Bab I. menjadi 120 MMSCFD, alasan kenaikan produksi gas dari 100 MMSCFD menjadi 120 MMSCFD adalah karena adanya tambahan cadangan di lapangan Matindok setelah dilakukan pemboran delineasi serta adanya ketetapan alokasi gas dari pemerintah.
HAL I‐1 I‐2
Pada tahap awal untuk dapat memproduksik gas sebesar ± 100 MMSCFD, diperlukan Fasilitas Produksi yang mempunyai kapasitas desain di atas kemampuan produksi gas dalam hal ini ditetapkan sebesar ± 110 MMSCFD dengan rincian desain awal sebagai berikut : • Untuk suplai gas ke LNG direncanakan berasal dari lapangan Donggi, Minahaki, Maleoraja dan Matindok dengan Fasilitas Produksi gas yang akan dibangun di dua lokasi yaitu Fasilitas Produksi Donggi dengan kapasitas desain sebesar 60 MMSCFD dan Fasilitas Produksi Matindok dengan kapasitas desain 45 MMSCFD. • Untuk suplai gas ke IPP (Independent Power Plant) direncanakan berasal dari lapangan Sukamaju dan akan mempunyai Block Station tersendiri dengan kapasitas desain 5 MMSCFD. Dengan adanya penambahan cadangan di Lapangan Matindok dan penetapan alokasi gas dari Pemerintah untuk kebutuhan domestik, maka produksi gas dari area Matindok dinaikkan sebesar 20 MMSCFD. Oleh karena itu, kapasitas desain Fasilitas Produksi Matindok ditingkatkan dari 45 MMSCFD menjadi 65 MMSCFD sedangkan kapasitas desain Fasilitas Produksi Donggi maupun Block Station Sukamaju tidak berubah. 2.
Memperjelas deskripsi rencana kegiatan, antara lain: kebutuhan tenaga kerja lokal pada tiap tahapan kegiatan.
Dalam kegiatan pengembangan ini tidak ada penambahan tenaga kerja. Oleh karena itu, kebutuhan tenaga kerja selama tahap pra‐ konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi masih sama dengan dokumen Amdal (2008)
‐
3.
Status kegiatan terkait dengan Perda Tata Ruang setempat.
Tidak ada perubahan lokasi kegiatan dibandingkan dengan Amdal (2008). Sudah ditambahkan dalam Bab II.
II‐26
4.
Menjelaskan kelayakan metode sulfur recovery yang digunakan.
Teknologi Proses Sulfur Recovery baik teknologi Process Claus maupun teknologi Biodesulfurization Shell Paques merupakan teknologi yang sudah proven.
II‐16
Teknologi Process Claus sudah banyak digunakan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, sedangkan Teknologi Biodesulfurization Shell Paques sudah digunakan di Belanda, Canada, Texas USA dan China dan sebagainya.
1
MASUKAN
TANGGAPAN
HAL
Teknologi proses Claus lebih ekonomis untuk fasilitas produksi yang menghasilkan produk Sulfur > 50 ton/hari sedangkan untuk produk Sulfur ≤ 50 ton/hari dapat digunakan teknologi Shell Paques, Sulferox. Untuk Fasilitas Produksi Donggi & Matindok akan menggunakan teknologi Shell Paque. Berikut kurva pemilihan teknologi Sulfur Recovery Unit :
Matindok Donggi
5.
Menjelaskan sumber‐sumber emisi dari kegiatan peningkatan kapasitas.
1. Sumber emisi proses pembakaran gas yang menjadi bahan bakar operasi turbin, heater, generator, dan sistem flare. Hal ini akibat reaksi exothermic antara bahan bakar dengan oksigen.
V‐1 VI‐3
2. Sumber emisi proses produksi adalah sumber emisi sebagai akibat reaksi antara bahan‐bahan (senyawa) atau perubahannya termasuk proses dekomposisi bahan secara thermal dan pengolahan bahan baku (raw gas). 3. Sumber emisi fugitive adalah emisi yang secara teknis tidak dapat melewati cerobong, ventilasi atau sistem pembuangan yang setara. 6.
Menjelaskan status lahan yang dibebaskan dan kepemilikan lahan.
Berdasarkan RTRW (2003‐2013), status lahan adalah perkebunan yang dimiliki masyarakat dan lokasi perusahaan.
Memperjelas waktu dan metode pengambilan sampel pada data rona lingkungan awal dan data untuk pemantauan, serta melakukan pengukuran yang kontinyu untuk mendapatkan hasil yang representatif, khususnya kualitas udara.
Lokasi sudah dijelaskan pada Tabel 4.5
IV‐15
Metode pada Tabel 4.6.
IV‐16
8.
Menjelaskan justifikasi penetapan titik sampling.
Justifikasi penetapan titik sampling sudah ditambahkan pada Tabel 4.5.
9.
Mengkonsistensikan parameter yang dikaji dan yang dipantau, baik untuk emisi maupun ambien, serta memperjelas lokasi pemantauannya.
Parameter kualitas udara emisi dan ambien yang dipantau telah disesuaikan dengan paramater kualitas udara yang dipantau menurut Amdal (2008).
‐
10. Menjelaskan cara memvalidasi hasil model kualitas udara. Pengukuran kualitas udara telah dilakukan oleh laboratorium yang sudah terakreditasi KAN. Laboratorium terakreditasi KAN sudah memiliki mekanisme quality assurance yang diwujudkan dalam kebijakan mutu, panduan mutu, dan prosedur mutu.
‐
7.
II‐25 L‐4
Waktu pelaksanaan sampling sudah ditambahkan. III‐2,3,4 Tanggal dan jam pengambilan sampel dicantumkan pada atau setiap lembar hasil analisis kualitas udara yang disajikan L‐9 pada Lampiran 9. Pengukuran kontinyu dikaitkan dengan tingkat keperluan dari paramater kualitas udara yang diamati. IV‐15
11. Memanfaatkan data hasil pemantauan RKL‐RPL sebagai data rona lingkungan awal.
Belum ada kegiatan pemantauan kualitas udara, karena kegiatan di Lapangan Matindok ini belum beroperasi.
‐
2
MASUKAN
TANGGAPAN
HAL
12. Menambahkan peta kegiatan sekitar
Peta keterkaitan rencana usaha dengan kegiatan sekitar ditambahkan pada Gambar 2.15.
II‐33
13. Meninjau kembali jenis satwa liar/fauna yang dilindungi dan upaya pengelolaan terhadap satwa tersebut.
Status konservasi satwa dan kelangkaannya telah diuraikan pada Tabel 3.18 sesuai dengan PP 7/1999 dan CITES.
III‐25
14. Mengkaji dampak penurunan kualitas udara terhadap kegiatan pertanian (produktivitas pertanian).
Kajian terhadap produktivitas pertanian memerlukan studi tersendiri.
‐
15. Mengkaji tentang perubahan perindukan vektor, terutama Di sekitar Block Station Matindok tidak ada genangan air malaria. yang potensial sebagai tempat berkembang biak jentik nyamuk.
‐
16. Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan akan dilakukan lebih intensif manakala kegiatan eksploitasi produksi sudah berlangsung.
‐
17. Melampirkan perhitungan modeling kualitas udara.
Asumsi‐asumsi yang dipakai dalam perhitungan modelling kualitas udara telah diuraikan pada Tabel 5.1.
18. Meninjau kembali peraturan perundang‐undangan yang diacu dengan memperhatikan peraturan terbaru dan terkait dengan rencana kegiatan dan dampak yang ditimbulkan baik di tingkat pusat maupun daerah.
Peninjauan terhadap peraturan perundang‐undangan sudah dilakukan dengan mengacu pada peraturan terbaru yang terkait dengan rencana kegiatan.
‐
19. Meninjau kembali penggambaran peta, disesuaikan dengan kaidah kartografi.
Pembuatan peta akan disampaikan dengan mempertimbangkan aspek informatif .
V‐1
Gambar 2.1. Lokasi PPGM Blok Matindok, sudah memenuhi kaidah kartografi. Gambar 2.2. Lokasi renacana kegiatan pengembangan Lapangan Matindok, sudah memenuhi kaidah kartografi. Gambar 4.5. Batas wilayah studi RKL‐RPL Tambahan, sudah memenuhi kaidah kartografi. Lampiran 3. Peta lokasi RKL‐RPL dan Peta lokasi sampel, sudah memenuhi kaidah kartografi. 20. Meninjau kembali dan atau melengkapi redaksional penulisan antara lain: penulisan kalimat yang tidak jelas maknanya, kesalahan ketik, inkonsistensi data dan informasi, serta referensi yang digunakan.
Redaksional penulisan kalimat yang tidak jelas maknanya, kesalahan ketik, inkonsistensi data dan informasi, serta referensi yang digunakan, sudah ditambahkan atau dikoreksi sesuai yang disarankan.
‐
3
NOTULENSI DAN KOMPILASI MASUKAN TERTULIS RAPAT KOMISI PENILAI AMDAL PUSAT PEMBAHASAN DOKUMEN RKLRPL TAMBAHAN PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI GAS MATINDOK (45 MMSCFD MENJADI 65 MMSCFD) PROYEK PENGEMBANGAN GAS MATINDOK (PPGM) KABUPATEN BANGGAI, PROVINSI SULAWESI TENGAH OLEH PERTAMINA EPPPGM Jakarta, 19 Agustus 2011 NO
MASUKAN
HAL
TANGGAPAN
HAL
PAKAR
A Prof. Dr. Ir. Widodo Wahyu Purwanto (Pakar Migas) 1
Tanggapan secara umum aspek teknologi Migas dari RKL‐ RPL Tambahan cukup baik, namun demikian beberapa hal perlu penjelasan secara teknis yang memadai.
Terima kasih atas apresiasi dan juga masukan yang telah disampaikan.
2
Perlu penjelasan secara teknis adanya penambahan kapasitas sebesar 20 MMSCFD tidak menyebabkan perubahan atau penyesuaian dari fasilitas produksi gas Matindok (pemipaan, gas processing facilities, dan tangki penampung kondensat dan IPAL). Tabel 2.5 berikan alasan teknis dari keterangan “tidak berubah”, “ukuran disesuaikan”, dengan menggunakan kaidah perancangan alat sesuai dengan perubahan kapasitas.
Secara konfigurasi proses, jumlah peralatan Fasilitas Produksi antara kapasitas 45 MMSCFD dan 65 MMSCFD tidak berubah, hanya ukuran/kapasitas peralatan yang disesuaikan. Metode yang digunakan pada peningkatan kapasitas fasilitas produksi gas saat konstruksi adalah seperti yang biasa digunakan pada kegiatan EPC (Engineering, Procurement and Construction) Fasilitas Produksi pada umumnya. Pada tahap Engineering dilakukan perhitungan engineering untuk seluruh peralatan utama, utilitas dan fasilitas pendukung (offsite) yang dibutuhkan untuk kapasitas desain Fasilitas Produksi 65 MMSCFD sehingga dapat memproduksi gas sesuai yang diinginkan. Pada Tahap Procurement dilakukan pembelian peralatan/barang/material termasuk pemeriksaan/testing peralatan/barang/material tersebut berdasarkan dokumen yang dihasilkan pada tahap Engineering. Pada tahap Construction peralatan/barang/material tersebut dipasang pada lokasi fasilitas Produksi yang telah ditentukan. Jenis peralatan yang tersedia dan yang ukurannya disesuaikan seperti Flowline, Manifold Station (MS), Gathering line, Block Station, Unit Penghilangan CO₂/ H₂S (AGRU), Sulfur Recovery Unit (SRU), Dehydration Unit (DHU), Dew Point Control Unit (DCU), Pipa sales gas ke TIP‐2, Utilities, Offsite Facilities serta lahan untuk Fasilitas Produksi Matindok. Ukuran peralatan yang baru secara detail belum ada karena baru akan dilakukan studi Reengineering pada awal tahun 2012.
3
Jelaskan kenaikan produksi gas tidak menyebabkan perubahan laju air terproduksi.
Volume air terproduksi yang dihasilkan pada kapasitas baik pada 45 MMSCFD maupun pada kapasitas 65 MMSCFD adalah sama yakni 1300 BWPD. Kesamaan volume air terproduksi ini karena pada dokumen AMDAL (2008), volume yang dihasilkan mengacu pada volume tertinggi (maksimum). Oleh karena itu kapasitas IPAL masih sama.
4
Perlu dijelaskan apakah penambahan 7 sumur gas tidak akan mengakibatkan perubahan komposisi gas rata‐rata yang akan berdampak pada perubahan desain fasilitas pengolahan gas.
Pada Lapangan Matindok tidak terdapat penambahan jumlah sumur produksi. Kapasitas fasilitas produksi didesain mampu untuk kapasitas produksi sampai sekitar 65 MMSCFD.
5
Sub bab evaluasi dampak potensial, adanya penambahan kapasitas produksi hanya ditinjau dari aspek penurunan kualitas air dan udara saja. Perlu juga dikaji dampak adanya penambahan 7 sumur gas dan aspek lain yang terkait dengan perubahan volume kondensat, sludge, dan zat kimia yang digunakan dalam pengolahan gas bumi serta gas bumi sebagai gas yang mudah terbakar.
Pada Lapangan Matindok tidak terdapat penambahan jumlah sumur produksi. Kapasitas penampung kondensat, sludge, serta limbah kimia telah diperhitungkan pada studi sebelumnya masih mampu mengelola sampai kapasitas produksi gas sekitar 65 MMSCFD.
NO
MASUKAN
HAL
TANGGAPAN
HAL
1 ‐ 2
Angka produksi gas sebesar 130 MMSCFD sudah dikoreksi pada Bab I. menjadi 120 MMSCFD, alasan kenaikan produksi gas dari 100 MMSCFD menjadi 120 MMSCFD adalah karena adanya tambahan cadangan di lapangan Matindok setelah dilakukan pemboran delineasi serta adanya ketetapan alokasi gas dari pemerintah. Pada tahap awal untuk dapat memproduksikan gas sebesar ± 100 MMSCFD, diperlukan Fasilitas Produksi yang mempunyai kapasitas design di atas kemampuan produksi gas dalam hal ini ditetapkan sebesar ± 110 MMSCFD dengan rincian desain awal sebagai berikut : • Untuk suplai gas ke LNG direncanakan berasal dari lapangan Donggi, Minahaki, Maleoraja dan Matindok dengan Fasilitas Produksi gas yang akan dibangun di dua lokasi yaitu Fasilitas Produksi Donggi dengan kapasitas desain sebesar 60 MMSCFD dan Fasilitas Produksi Matindok dengan kapasitas desain 45 MMSCFD. • Untuk suplai gas ke IPP (Independent Power Plant) direncanakan berasal dari lapangan Sukamaju dan akan mempunyai Block Station tersendiri dengan kapasitas desain 5 MMSCFD. Dengan adanya penambahan cadangan di Lapangan Matindok dan penetapan alokasi gas dariPemerintah untuk kebutuhan domestik, maka produksi gas dari area Matindok dinaikkan sebesar 20 MMSCFD. Oleh karena itu, kapasitas desain Fasilitas Produksi Matindok ditingkatkan dari 45 MMSCFD menjadi 65 MMSCFD sedangkan kapasitas desain Fasilitas Produksi Donggi maupun Blok Station Sukamaju tidak berubah.
I‐1 I‐2
B Prof. Dr. Ir. Kardono, M.Eng (Pakar Udara) 1
2
1.1.2. Alasan Menaikan Produksi gas: 100 ‐ 130 MMSCFD Matindok: 45 ‐ 65 MMSCFD = + 20 MMSCFD Donggi: 60 ‐ 60 MMSCFD = 0
Yang akan digunakan dalam Sulfur Recovery apakah nantinya process Clause atau Shell Paques
II – 15
Mengapa tidak dilakukan monitoring emisi dari SRU ini? H₂S, SO₂
3
Tabel 3.4. Mengapa konsentrasi O₃ rendah sekali?
Monitoring emisi dari Sulfur Recovery Unit (SRU) akan dilakukan pada tahap operasi sesuai dengan dokumen RKL dan RPL pada dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Proyek Pengembangan Gas Matindok, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah yang telah disetujui sebelumnya. III ‐ 3
Jam Berapa Pengukuran O₃ ini
5
Pengukuran TSP dan PM₁₀ dilakukan selama 1 jam
Parameter kualitas udara ambien CO, NO₂, dan SO₂ pada udara emisi, apa maksudnya?
IV ‐ 5
Tabel 4.5 dan Tabel 6.4 Apakah yang akan dimonitor di udara ambien seperti dalam Tabel 4.5 atau yang ada dalam Tabel 6.4 SO₂, CO, NO₂, O₃, PM₁₀, TSP, Pb (Tabel 4.5) emisi : CO, NO₂, SO₂, opasitas (Tabel 6.3) ambien : CO, NO₂, SO₂, PM₁₀, H₂S
VI‐6
Sebaiknya emisi H₂S dan SO₂ dari SRU di monitor bukan hanya dari turbin, heater, generator dan sistem flare
Pada Tabel 3.4 . (Hasil Analisis Sampel Kualitas Udara Ambien) konsentrasi O3 rendah karena O3 diukur pada siang hari. Waktu pelaksanaan sampling sudah ditambahkan. Tanggal dan jam pengambilan sampel dicantumkn pada setiap lembar hasil analisis kualitas udara yang dicantumkan pada Lampiran 9. Hasil Analisis.
Apakah TSP dan PM₁₀ di ukur terus menerus selama 24 jam? 4
Fasilitas Produksi Donggi & Matindok akan menggunakan teknologi Shell Paque.
II‐16
III ‐ 3
L‐9
Maksudnya adalah peningkatan kadar udara emisi CO, NO₂, dan SO₂ dapat meningkatkan kadar ketiga parameter tersebut dalam ruang udara ambien, yang berimplikasi pada memburuknya kualitas udara ambien.
IV‐5
Parameter kualitas udara ambien yang dipantau adalah parameter yang tertera pada Tabel 6.2. (Parameter dan Metode Analisis Kualitas Udara Ambien).
VI‐6
Emisi H2S dan SO2 dari SRU akan dimonitor pada tahap operasi sesuai dengan dokumen RKL & RPL pada dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Proyek Pengembangan Gas Matindok, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah yang telah disetujui sebelumnya.
NO
MASUKAN
HAL
Untuk ambien ditambahkan : O₃ dan TSP 6
7
TANGGAPAN Parameter O₃ dan TSP akan dimonitor sesuai peraturan yang berlaku.
HAL VI‐6
Model Dispersi Mixing height yang digunakan berapa ya?
Belum ada pustaka yang membahas secara rinci tentang mixing height ini.
Bagaimana cara mem‐validasi dari model ini?
Modelling sebaran udara merupakan prakiraan berdasarkan asumsi dan rumus ilmiah yang telah diadopsi secara luas yakni Rumus Gaussian. validasi dispersi ini dilakukan manakala gas plant sudah beroperasi secara kontinyu. Sehingga dapat dilakukan pengukuran parameter kualitas udara emisi berdasarkan interval jarak.
Sebaiknya data kualitas udara bisa dilakukan lebih representatif. Caranya: ~Alt 1. Dalam monitoring gunakan alat yang sistem kontinyu real time, katakanlah lebih dari 3 hari terus menerus bisa dingunakan bisa sebulan. ~ Alt 2. Mecari waktu‐ waktu yang bisa mewakili waktu rata‐rata misalnya pengukuran 3 x seharinya dan minimal 3 hari.
Menjadi bahan pemikiran bersama dalam rangka mendapatkan hasil yang lebih representatif.
C
Dr. Dody Prayogo, MPSt. (Pakar Sosial)
1
Umum: Penyajian dokumen baik dan terstruktur.
Terima kasih atas apresiasi yang disampaikan.
Sifat kegiatan merupakan pengembangan sehingga perlu dipelajari pengalaman dari kegiatan sedang berjalan (saat pra‐konstruksi hingga sekarang).
Sampai saat studi dilakukan, belum ada kegiatan konstruksi di Lapangan Matindok.
Untuk itu sangat baik dipaparkan hasil monitoring dan pengelolaan lingkungan yang signifikan menimbulkan dampak sehingga memudahkan pelingkupan
Belum ada data hasil monitoring karena kegiatan eksploitasi belum dilaksanakan.
Dalam tahap Pra‐kontruksi sebaiknya digunakan “konsultasi publik”, bukan sosialisasi karena maknanya berbeda.
Konsultasi publik merupakan kegiatan mandatori dalam penyusunan dokumen Amdal. Sementara dalam studi ini yang dimaksud sosialasi pada tahap pra‐ kontruksi adalah penyampaian informasi kepada masyarakat sekitar tentang rencana kegiatan proyek.
Uraian kegitan: Walaupun sangat kecil, pembebasan lahan sebaiknya dijelaskan (16 ha + 4 ha) berkenaan dengan fungsi lahan sebelumnya dan milik siapa.
Luasan lahan yang sudah dibebaskan oleh PT Pertamina EP ± 15 Ha sesuai dengan Ijin Lokasi yang telah dikeluarkan oleh Bupati Kabupaten Banggai. Untuk pengembangan pembangunan dibutuhkan lahan seluas ± 20 Ha, kekurangan lahan akan dilakukan pembebasan kembali seluas ± 5 Ha. Fungsi lahan adalah perkebunan milik masyarakat dan lokasi Perusahaan.
II‐25
Pada penjelasan “kegiatan sekitar” (h. II‐29‐30) perlu ditampilkan dalam peta sehingga jelas paparannya.
Keterkaitan rencana usaha dengan kegiatan sekitar di tampilkan pada Gambar 2.15.
II‐33
3
Rona Awal: Akan sangat baik ditambahkan paparan hasil monitoring lingkungan, sehingga terlihat dampak‐dampak berjalan apa yang signifikan dan tidak signifikan, sekaligus menunjukan keadaan rona awal sekarang.
Sampai saat studi dilakukan, belum ada kegiatan konstruksi di Lapangan Matindok, oleh karena itu belum ada data hasil monitoring.
4
Pelingkupan: dilihat dari sifat kegiatan sebagai pengembangan tanpa pembangunan baru yang signifikan. Komponen dampak yang perlu dianalisis menjadi sangat terbatas: 1) Dampak kegiatan kontruksi terhadap kenyamanan penduduk: debu, kebisingan, kerusakan jalan, gangguan transportasi, kiranya perlu dimasukan dalam pelingkupan.
Dampak‐dampak yang muncul pada tahap konstruski sudah dibahas pada dokumen Amdal (2008). Pada dokumen RKL‐RPL Tambahan ini hanya membahas dampak dari kegiatan tambahan saja. Mengingat kegiatan eksploitasi gas di Blok Matindok hingga saat ini belum terealisasi, maka dampak yang muncul pada tahap konstruksi mengacu pada Amdal (2008).
2) Komponen persepsi sebaiknya dielaborasi menjadi: a) rasa kuatir, dan b) harapan penduduk.
Berdasarkan pelingkupan dan prakiraan dampak yang dilakukan pada kegiatan RKL‐RPL Tambahan Tahun 2011 persepsi masyarakat tidak menjadi dampak penting.
5
Melihat rencana kegiatan pengembangan yang terbatas, maka potensi dampak sosekbud kiranya sangat minimal.
Ya. Dampak terhadap sosekbud sangat minimal, mengingat relatif jauhnya lokasi pemukiman.
2
NO
MASUKAN
HAL
TANGGAPAN
HAL
Sudah dikoreksi sesuai penjelasan B.1 pada Notulensi ini. Pada RKL dan RPL tambahan ini hanya membahas perubahan yang dilakukan yaitu hanya pada peningkatan kapasitas Fasilitas Produksi untuk mengakomodasi kenaikan produksi sebesar 20 MMSCFD, yaitu kapasitas Fasilitas Produksi Matindok saja yang dinaikkan dari 45 MMSCFD menjadi 65 MMSCFD sedangkan kapasitas Fasilitas Produksi Donggi (60 MMSCFD) dan Blok Station Sukamaju (5 MMCFD) tidak berubah dari dokumen AMDAL sebelumnya. Untuk keseluruhan Blok Matindok yang terdiri dari lapangan Donggi, Minahaki, Maleoraja, Matindok dan Sukamaju, produksi gas meningkat dari ± 100 MMSCFD (gross) menjadi ± 120 MMSCFD (gross).
I‐1 I‐2
DAERAH
A Ir. Muhlis Lamboka (BLHD Provinsi Sulawesi Tengah) 1
2
Tujuan proyek dan tahap rencana kegiatan Dijelaskan bahwa kegiatan peningkatan kapasitas produksi gas Lapangan Matindok dari 45 MMSCFD menjadi 65 MMSCFD, sedangkan pada tujuan proyek disebutkan meningkatnya produksi gas di Blok Matindok oleh Pertamina EP yang berasal dari lapangan‐lapangan gas Donggi, Matindok, Maleoraja, Sukamaju, dan Minahaki dari ± 100 MMSCFD (gross) menjadi ± 130 MMSCFD (gross). Harap dijelaskan tentang perbedaan data di atas.
I‐3 dan II‐23
Tahap rencana kegiatan Diuraikan bahwa peningkatan kapasitas produksi gas Lapangan Matindok dari 45 MMSCFD menjadi 65 MMSCFD akan dilaksanakan dalam beberapa tahap : • Tahap Pra‐Konstruksi • Tahap Konstruksi • Tahap Operasi • Tahap Pasca Operasi
II‐23 dan IV‐8 sd IV‐9
Berdasarkan pelingkupan dan prakiraan dampak diketahui bahwa dampak dari kegiatan peningkatan kapasitas produksi gas ini hanya terjadi pada tahap operasi.
Sedangkan dalam Matrik Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) tidak diuraikan setiap tahapan kegiatan tersebut di atas. Bila kegiatan peningkatan kapasitas fasilitas produksi gas tersebut dilaksanakan pada setiap kegiatan dimaksud, maka sebaiknya setiap tahapan tersebut diuraikan dalam matrik RKL dan RPL.
3
Peningkatan fasilitas produksi gas Dari awal sampai akhir pembahasan dalam dokumen RKL‐ RPL tambahan dibahas tentang peningkatan fasilitas produksi gas, tetapi tidak ada yang membahas tentang jenis fasilitas apa yang ditingkatkan dalam produksi gas. Disarankan agar dijelaskan jenis fasilitas apa yang ditingkatkan pada peningkatan produksi gas.
Pada Bab II Tabel 2.5 telah disampaikan perbandingan Jenis Peralatan dan Fasilitas Produksi yang Tersedia pada Lapangan Matindok dengan Kapasitas Awal 45 MMSCFD dan Kapasitas yang Baru 65 MMSCFD. Pada tabel tersebut disampaikan jenis peralatan yang tersedia dan yang ukurannya disesuaikan seperti Flowline, Manifold Station (MS), Gathering line, Block Station, Unit Penghilangan CO₂/ H₂S (AGRU), Sulfur Recovery Unit (SRU), Dehydration Unit (DHU), Dew Point Control Unit (DCU), Pipa sales gas ke TIP‐2, Utilities, Offsite Facilities serta lahan untuk Fasilitas Produksi Matindok.
II‐29
4
Metode peningkatan produksi gas Sehubungan dengan poin tiga di atas, metode yang digunakan dalam peningkatan kapasitas produksi gas Lapangan Matindok dari 45 MMSCFD menjadi 65 MMSCFD tidak dijelaskan metode apa yang digunakan dalam peningkatan kapasitas fasilitas produksi gas, sementara dalam pembahasan dinyatakan bahwa pada kegiatan peningkatan kapasitas produksi gas Lapangan Matindok (45 MMSCFD menjadi 65 MMSCFD) tidak ada penambahan peralatan sehingga kegiatan konstruksi sepenuhnya mengacu pada dokumen AMDAL sebelumnya (lihat hal. II‐ 32). Untuk memperjelas proses peningkatan kapasitas produksi gas Matindok, metode apa yang digunakan dalam kegiatan ini (harap dijelaskan dalam dokumen RKL‐RPL tambahan ini).
Secara konfigurasi proses, jumlah peralatan Fasilitas Produksi antara kapasitas 45 MMSCFD dan 65 MMSCFD tidak berubah, hanya ukuran/kapasitas peralatan yang disesuaikan. Metode yang digunakan pada peningkatan kapasitas fasilitas produksi gas saat konstruksi adalah seperti yang biasa digunakan pada kegiatan EPC (Engineering, Procurement and Construction) Fasilitas Produksi pada umumnya. Pada tahap Engineering dilakukan perhitungan engineering untuk seluruh peralatan utama, utilitas dan fasilitas pendukung (offsite) yang dibutuhkan untuk kapasitas desain Fasilitas Produksi 65 MMSCFD sehingga dapat memproduksik gas sesuai yang diinginkan. Pada Tahap Procurement dilakukan pembelian peralatan/barang/material termasuk pemeriksaan/testing peralatan/barang/material tersebut berdasarkan dokumen yang dihasilkan pada tahap Engineering. Pada tahap Construction peralatan/barang/material tersebut dipasang pada lokasi fasilitas Produksi yang telah ditentukan.
Sedangkan dampak lainnya pada tahap pra‐ konstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi mengacu pada dokumen Amdal (2008).
NO
MASUKAN
HAL
TANGGAPAN
HAL
Tidak tergambar terhadap lokasi sumur kegiatan dan jalan yang akan digunakan sebagai akses. Kondisi sumur yang ada di lokasi studi karakteristiknya berbeda, dimana lokasi Maleoraja untuk akses jalan masuk ke Maleoraja berada di bantaran sungai Matindok yang secara otomatis akan berdampak pada sungai yang ada di sekitar lokasi kegiatan.
Pertamina EP akan membangun jalan akses sendiri. Jadi tidak menggunakan jalan yang berada di bantaran sungai.
2
Masalah CSR yang ada perlu lebih dikongkritkan dan diuraikan.
Saat ini PPGM sedang melakukan social mapping dan stake holder mapping untuk dijadikan dasar dalam menetapkan program CSR.
3
Berkaitan dengan mekanisme pelaporan yang telah diatur dalam ketentuan aturan yang ada untuk dapat dilakukan sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku.
Pelaporan sudah disampaikan ke instansi terkait sesuai peraturan dan tertera dalam dokumen.
C
Marsidin R (Dinas Pertambangan dan Energi Luwuk, Kabupaten Banggai)
1
Prinsipnya dari ESDM Kabupaten Banggai mendukung kegiatan peningkatan kapasitas produksi gas Matindok.
Terima kasih telah mendukung kegiatan peningkatan kapasitas produksi gas Matindok di Kabupaten Banggai.
2
Permasalahan‐permasalahan yang berkaitan dengan masyarakat perlu diselesaikan dengan sungguh‐sungguh.
Penyelesaian permasalahan yang berkaitan dengan masyarakat akan dilakukan sesuai dengan yang disarankan.
B Safari Junus (BPLH Kabupaten Banggai) 1
D LSM PIPHAM (Pusat Informasi, Pengkajian Hukum dan HAM, Kabupaten Banggai) Mekanisme pelaksanaan CSR mengacu kepada arahan yang dikeluarkan oleh manajemen perusahaan. Penentuan program CSR diawali dengan pertemuan stakeholders untuk menentukan kebutuhan. Dana untuk pelaksanaan CSR disesuaikan dengan alokasi anggaran yang disepakati oleh manajemen perusahaan.
Lokasi faslitas produksi Matindok tidak berada di dalam lokasi Suaka Margasatwa Bakiriang, namun jalur pipa sales gas yang berasal dari fasilitas produksi Donggi menuju ke pembeli melewati Suaka Margasatwa. PEP sudah memperoleh persetujuan lintasan jalur pipa di sisi jalan provinsi melalui SM tesebut dari Departemen Kehutanan. Konsekuensi dari pesetujuan tersebut PEP harus melakukan kolaborasi pengelolaan SM Bakiriang dengan BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Sulawesi Tengah. Status saat ini, perjanjian sudah disetujui termasuk rencana pelaksanaan program (RPP) dan rencana pelaksanaan tahunan (RPT). Penangkaran habitat Burung Maleo termasuk salah satu program dalam RPT yang pelaksanaannya akan ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama dengan BKSDA.
Penerimaan tenaga kerja unskill harus melibatkan KUD.
Pada kegiatan peningkatan kapasitas produksi ini tidak ada penambahan tenaga kerja yang dibutuhkan. Usulan penerimaan tenaga kerja unskill melibatkan KUD sudah terdapat pada dokumen AMDAL PPGM2008.
4
Perlu penajaman terhadap pemberdayaan masyarakat adat Batui terkait pembangunan infrastruktur.
Pemberdayaan masyarakat akan intensif dilakukan manakala perusahaan sudah beroperasi (dalam tahap operasi produksi) sesuai kebutuhan.
5
Pemberdayaan UKM lokal secara maksimal dalam pelaksanaan sejumlah proyek di PPGM.
Pemberdayaan UKM lokal akan intensif dilakukan manakala perusahaan sudah beroperasi (dalam tahap operasi produksi) sesuai kebutuhan.
6
Melibatkan PIP‐HAM dalam upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan termasuk penanganan kondisi darurat mulai tahap pra‐konstruksi, operasi hingga pasca operasi.
Pelaksanaan RKL‐RPL akan diawasi oleh Badan Lingkungan Hidup. Usulan keterlibatan PIP‐HAM akan dipertimbangkan sesuai keperluan.
1
Untuk CSR, pengelolaannya dilakukan secara berkelanjutan dengan melibatkan lembaga yang berbadan hukum di sekitar lokasi proyek seperti KUD.
2
PPGM dan JOB segera membuat lokasi penangkaran habitat burung Maleo sebagai imbas dari negatif penting di sekitar Bakiriang.
3
NO
MASUKAN
HAL
TANGGAPAN
HAL
E
Drs. Alwi Latif (Camat Batui, Kabupaten Banggai)
1
Tahap Pra‐Konstruksi Luasan lahan yang telah dibebaskan khusus lapangan Matindok perlu dilihat kembali karena tidak sesuai dengan laporan Tim Penyusun AMDAL dengan kenyataan di lapangan.
Sudah dikoreksi pada Bab II. Luasan lahan yang sudah dibebaskan oleh PT Pertamina EP ± 15 Ha sesuai dengan Ijin Lokasi yang telah dikeluarkan oleh Bupati Kabupaten Banggai. Untuk pengembangan pembangunan dibutuhkan lahan seluas ± 20 Ha, kekurangan lahan akan dilakukan pembebasan kembali seluas ± 5 Ha.
II‐25
2
Tahap Konstruksi Perlu dilakukan kajian ulang tentang AMDAL dengan adanya penambahan kapasitas produksi dari 45 MMSCFD menjadi 65 MMSCFD, karena limbah yang dihasilkan dari proses penambahan kapasitas akan bertambah sehingga tidak sesuai lagi dengan kajian AMDAL sebelumnya, khususnya dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan lebih besar.
Kaji ulang terhadap peningkatan kapasitas produksi telah dilakukan pada Tabel. 2.5. Jenis Peralatan dan Fasilitas Produksi yang Tersedia pada Lapangan Matindok dengan Kapasitas Awal 45 MMSCFD dan Kapasitas yang Baru 65 MMSCFD. Pada tahap konstruksi peningkatan kapasitas produksi dari 45 MMSCFD menjadi 65 MMSCFD tidak terdapat perubahan dampak dibandingkan dengan AMDAL sebelumnya, sehingga dampak‐dampak pada tahap konstruksi masih mengacu pada dokumen AMDAL 2008.
II‐29
F
Irpaddin B. (Tokoh Masyarakat Kabupaten Banggai)
1
Yang harus diperhatikan adalah masyarakat Kabupaten Banggai jangan jadi permasalahan tapi juga mempunyai peran yang strategis dalam pengembangan instalasi gas oleh pihak Pertamina.
Perusahaan akan mempertimbangkan masukan yang telah disampaikan.
2
Yang juga harus diperhatikan adalah persoalan dampak lingkungan dan juga perlu sosialisasi serta antisipasi dampak yang akan timbul terhadap masyarakat.
Perusahaan akan mempertimbangkan dan mengantisipasi adanya dampak yang akan timbul kepada masyarakat.
‐
3
Melibatkan tenaga kerja yang ada di wilayah Kabupaten Banggai agar terjadi pemberdayaan masyarakat Banggai agar tidak terjadi keresahan masyarakat.
Perusahaan akan memperhatikan dan mempertimbangkan penggunaan tenaga kerja setempat sesuai kualifikasi, persyaratan, dan kebutuhan.
‐
PUSAT
A Staf Ahli Menteri Bidang Kewilayahan & Lingkungan Hidup, Kementerian ESDM 1
2
3
4
Pada sub bab 1.3. peraturan dan perundang‐undangan yang berlaku terkait yang melandasi penyusunan dokumen ini (halaman I‐3): Agar ditambahkan: • UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok‐ Pokok Agraria • Kepmen ESDM Nomor 2950K/21/MEM/2006 tentang Rencana Induk Jaringan Transmisi Distribusi Gas Bumi Nasional.
Peta‐peta yang dilampirkan seperti Peta Lokasi Pemboran Sumur Minyak pada legenda peta agar dilengkapi dengan notasi dan keterangan untuk sumur minyak, sehingga konsisten dengan judul petanya.
Semua sumur produksi adalah sumur gas.
Mengingat kegiatan ini merupakan peningkatan kapasitas produksi gas Matindok (45 MMSCFD menjadi 65 MMSCFD) tentunya akan menghasilkan tambahan limbah, baik limbah cair, emisi, maupun limbah padat. Untuk itu agar dijelaskan kemampuan unit atau fasilitas pengolah limbah yang ada di Block Station yang direncanakan, seperti tangki penampung kondensat (serta kapasitas pengangkutan kondensat), unit pengolah air limbah(IPAL), dll.
Jumlah tangki penampung kondensat yang ada sebanyak 2 buah dengan kapasitas masing‐masing sebesar ± 1.300 BOPD. Kondensat yang dihasilkan pada peningkatan kapasitas produksi ini adalah 1.200 BOPD. Volume air terproduksi yang dihasilkan pada kapasitas baik pada 45 MMSCFD maupun pada kapasitas 65 MMSCFD adalah sama yakni 1300 BWPD. Kesamaan volume air terproduksi ini karena pada dokumen Amdal (2008), volume yang dihasilkan mengacu pada volume tertinggi (maksimum). Oleh karena, kapasitas IPAL masih sama.
Mengingat lingkup rencana peningkatan kapasitas produksi gas Matindok ini terkait dengan bidang perminyakan, maka sebaiknya susunan tim anggota studi RKL dan RPL Tambahan ini sebaiknya dilengkapi dengan ahli perminyakan.
Tenaga ahli perminyakan dari konsultan (PPLH‐IPB) tidak dicantumkan karena sudah di‐back up oleh tim dari Pertamina EP.
UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok‐ Pokok Agraria dan Kepmen ESDM Nomor 2950K/21/MEM/2006 tentang Rencana Induk Jaringan Transmisi Distribusi Gas Bumi Nasional sudah di tambahkan dan dicantumkan pada Bab.1.3. Peraturan Perundang‐undangan. Halaman I‐5 dan I‐6.
I‐4 I‐6
II‐9
NO
MASUKAN
HAL
TANGGAPAN
HAL
5
Dalam dokumen RKL dan RPL Tambahan ini agar dilengkapi dengan peta keterkaitan rencana usaha dengan kegiatan sekitar sehingga secara visual dapat diprediksi dampak kegiatan terhadap kegiatan disekitar.
Peta keterkaitan rencana usaha dengan kegiatan sekitar sudah di masukan ke dalam Dokumen RKL‐ RPL Tambahan sesuai yang disarankan pada Bab II.
6
Dalam dokumen RKL‐RPL Tambahan ini supaya dijelaskan kebutuhan tenaga kerja khususnya untuk tenaga kerja lokal berapa kebutuhannya dan untuk pos‐pos kegiatan apa saja.
Dalam kegiatan peningkatan kapasitas produksi ini tidak ada penambahan tenaga kerja. Oleh karena itu, kebutuhan tenaga kerja selama tahap pra‐ konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi masih sama dengan dokumen Amdal (2008).
7
Dalam pembahasan pengelolaan lingkungan (Halaman VI‐3) perlu dijelaskan : Pemeliharaan teratur (berkala) terhadap seluruh mesin dan peralatan (turbine, heater, generator, sistem flare, dll) mengacu pada petunjuk teknis apa dan berapa frekuensi waktu pemeliharaannya.
Petunjuk teknis dan frekuensi pemeliharaan mesin dan peralatan (turbine, heater, generator, sistem flare, dll) yaitu sesuai dengan manual yang dikeluarkan oleh pabrikannya.
VI‐3
Berapa dimensi ruang terbuka guna menjamin dispersi gas dalam udara bebas.
Jarak dari gas plant ke pagar terluar yang harus terbuka adalah minimal sekitar 50 m.
VI‐3
Berapa dimensi (diameter) dan ketinggian stack untuk diventing CO₂ dan SO₂ dari incinerator. Hal tersebut perlu dijelaskan mengingat dokumen RKL ‐RPL ini harus bersifat implementatif dan applicable.
Dimensi (diameter) dan ketinggian flare stack akan dihitung secara detail pada tahap EPC (Engineering, Procurement dan Construction) Fasilitas Produksi, perkiraan awal diameter flare stack ± 16 inch dan ketinggiannya ± 35 meter.
II‐33
B Aulia Amanda Siaradj, ST dan Nurul Hamid, ST (Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Penataan Ruang) 1
Perda Provinsi Sulawesi Tengah No. 2 tahun 2004 masih berlaku s/d 2019. Namun saat ini sedang proses revisi, dimana sudah ada Persetujuan Substansi Menteri PU No. HK.01.03‐Mn/14 tanggal 13 januari 2011, tetapi masih dalam proses persetujuan perubahan kawasan hutan (Timdu sudah dibentuk).
Untuk Kabupaten Banggai ini sejak berdiri 3 November 1999. Sampai saat ini belum memiliki perda RTRW. RTRW yang ada saat ini sudah dirapatkan di BKPRN pada tanggal 11 Mei 2011, dan dalam proses perbaikan di daerah.
2
Proyek ini dikatakan memiliki peran penting dalam mempertahankan dan memperkuat posisisi Indonesia sebagai Negara pengekspor LNG terbesar di dunia, dan pada Hal II‐2 dikatakan proyek ini disebabkan kebutuhan gas untuk pemenuhan kebutuhan domestik. Jadi yang benar untuk ekspor atau domestik? Apakah skema proyek yang diberikan sudah dapat memenuhi kebutuhan domestik?
3
Penambahan luas lahan 4 Ha. Bagaimana Legalitas Status dan Fungsinya?
I‐8
Peraturan yang dijadikan acuan dalam penyusunan dokumen RKL‐RPL Tambahan adalah peraturan yang sedang berlaku.
Peraturan yang dijadikan acuan dalam penyusunan dokumen RKL‐RPL Tambahan adalah peraturan yang sedang berlaku.
II‐2
Produksi gas bersih (nett) dari area Matindok sesuai dengan POD yang telah disetujui BP Migas, alokasinya adalah untuk kebutuhan LNG plant (ekspor) sebesar 85 MMSCFD (nett) dan untuk kebutuhan domestik sebesar 20 MMSCFD (nett).
Skema proyek yang diberikan sudah dapat memenuhi ketentuan pemerintah tentang kebutuhan domestik.
II‐29
Luasan lahan yang sudah dibebaskan oleh PT Pertamina EP ± 15 Ha sesuai dengan Ijin Lokasi yang telah dikeluarkan oleh Bupati Kabupaten Banggai. Untuk pengembangan pembangunan dibutuhkan lahan seluas ± 20 Ha, kekurangan lahan akan dilakukan pembebasan kembali seluas ± 5 Ha Fungsi lahan seluas (15 ha + 5 ha) adalah perkebunan milik masyarakat dan lokasi Perusahaan. Berdasarkan RTRW Kabupaten Banggai (2003 – 2013) yang di tampilkan pada lampiran 4.
II‐25
4
Kegiatan sekitar yang diuraikan harap diplotkan pada peta agar dapat terlihat langsung secara visual.
Peta keterkaitan rencana usaha dengan kegiatan sekitar sudah di masukan ke dalam Dokumen RKL‐ RPL Tambahan sesuai yang disarankan, bisa dilihat di Bab II Halaman 31.
II‐33
5
Dalam Revisi RTRW Kabupaten Banggai, Kawasan strategis Kabupaten dilihat dari sudut kepentingan ekonomi disekitar lokasi adalah Kawasan Koridor Pantai Selatan (Toili ‐ Batui) yang akan dikembangkan sektor pertaniannya untuk itu diharapkan pihak pemrakarsa dapat berperan aktif dalam proses revisi RTRW. mengingat lokasi Matindok ini juga memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi berkaitan dengan optimisme pihak pemrakarsa bahwa proyek LNG ini dapat menjadi pusat ekspor LNG terbesar ke‐ 4 di Indonesia.
Kegiatan pada sektor migas tidak membutuhkan lahan dalam luasan yang relatif besar, dibandingkan dengan sektor pertambangan umum. Oleh karena itu, kemungkinan alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan migas akan relatif kecil, sehingga peran Kawasan Koridor Pantai Selatan akan dapat dipertahankan.
NO 6
MASUKAN
HAL
Bagaimana dampak pembangunan terhadap fasilitas pertanian dikawasan koridor pantai selatan (Toili ‐ Batui)?
TANGGAPAN
HAL
Idem
C
Dit. Penyehatan Lingkungan, Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan.
1
Aspek kesmas dipisahkan dari aspek sosekbud.
III‐35
Dalam Dokumen RKL‐RPL Tambahan ini , aspek kesmas sudah dipisahkan dari aspek sosekbud sesuai dengan saran dan masukan (Bab. III).
III‐34
UU nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Kepmenkes No. 876 tahun 2001 tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan, Kep‐ Ka Bapedal No. 124 tahun 1997 tentang Panduan Kajian Aspek Kesmas dalam Penyusunan Dokumen AMDAL, Permenkes No. 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Sudah dimasukan kedalam bab.I.
I‐4
Menambahkan dasar hukum : • UU nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. • Kepmenkes No. 876 tahun 2001 tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan. • Kep‐Ka Bapedal No. 124 tahun 1997 tentang Panduan Kajian Aspek Kesmas dalam Penyusunan Dokumen AMDAL • Permenkes No. 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Rona Lingkungan Hidup 3.5. Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan. Data profil kesehatan disajikan dalam bentuk prevalensi (bukan persentase) dan minimal data 3 tahun terakhir.
Data profil kesehatan sudah disajikan dalam bentuk prevalensi sesuai dengan yang disarankan dan bisa dilihat pada Tabel 3.36.
III‐36
Dilengkapi dengan data kesehatan lainnya : fasilitas dan tenaga kesehatan yang ada, status gizi masyarakat, penyakit yang endemis, dan lain‐lain.
Fasilitas dan data kesehatan lainnya sudah ditambahkan pada Tabel 3.35. Data rona lingkungan terkait kesehatan masyarakat dibatasi karena tidak merupakan dampak penting.
III‐35
4
Adanya penambahan lahan 4 Ha akan difungsikan sebagai apa? karena memungkinkan menjadi tempat perindukan vektor.
Diperuntukan sebagai ruang terbuka untuk memungkinkan dispersi udara emisi. Pada lahan ini tidak ada genangan yang memungkinkan menjadi tempat perindukan vektor.
5
RKL‐RPL Kami berharap pemrakarsa dapat melakukan CSR di bidang kesehatan, terutama dalam program untuk sanitasi (STBM) yang bekerja sama dengan dinas kesehatan setempat.
Mekanisme pelaksanaan CSR mengacu kepada arahan yang dikeluarkan oleh manajemen perusahaan. Penentuan program CSR diawali dengan pertemuan stakeholders untuk menentukan kebutuhan. Dana untuk pelaksanaan CSR disesuaikan dengan alokasi anggaran yang disepakati oleh manajemen perusahaan.
Laporan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan juga ditembuskan ke Dinas Kesehatan setempat.
Pelaporan hanya disampaikan ke BLH Kabupaten Banggai, BLH Provinsi Sulawesi Tengah, KLH, dan Ditjen Migas.
Perlu dilakukan pemantauan kualitas udara indoor dan kualitas air minum di permukiman penduduk setiap 6 bulan sekali (Permenkes No. 1077 tahun 2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah).
Pemantauan yang wajib dilakukan adalah terhadap komponen lingkungan yang menjadi dampak penting. Dalam studi ini dampak penting terhadap kualitas udara hanya terhadap kualitas udara emisi dan kualitas udara ambien.
2
3
D Edy Sasongko dan Dedi Bisri (Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral). 1
2
Untuk Kajian geologi sebaiknya diurutkan : 3.3. Geologi. 3.3.1. Geomorfologi : topografi ada dalam geomorfologi (Geomorfologi : morfologi + proses pembentukannya). 3.3.2. Litologi. 3.3.3. Stratigrafi. 3.3.4. Struktur. 3.3.5. Hidrogeologi. 3.3.6. Kerentanan gerakan tanah. 3.3.7. Kegempaan.
Beberapa kalimat atau pernyataan yang kontradiktif : • Wilayah studi ketinggian 1‐50 m, beda tinggi 49 m. • Wilayah studi beda tinggi < 12 m. • Geomorfologi perbukitan bergelombang. • Bentuk topografi perbukitan landai dan dataran. • Penggunaan lahan didominasi kebun campuran. • Belukar utuh, kebun campuran, belukar berumput.
Kajian geologi sudah diurutkan sesuai dengan masukan dan saran yang disampaikan.
Kalimat atau pernyataan yang kontradiktif sudah disesuaikan Ketinggian 1‐50 m. Berdasarkan peta topografi yang ada, morfologi perbukitan landai. Penggunaan lahan disesuaikan dengan yang dibuat di pembahasan tanah yaitu belukar utuh, kebun campuran dan belukar berumput.
III‐13 s.d. III‐21
III‐13
NO
MASUKAN
HAL
TANGGAPAN
HAL
3
Kajian hidrogeologi dan kerentanan gerakan tanah mengindikasikan data sekunder. Mohon dilampirkan peta, sumber peta, dan tahun.
Peta hidrogeologi dan peta kerentanan gerakan tanah wilayah studi belum ada. Dikaji dan di analisis dari peta geologi, peta topografi dan penyelidikan di lapangan, berdasarkan teori dan prinsip pemetaan geohidrologi dan geologi teknik dan lingkungan.
4
Apakah kajian erosidibilitas didasarkan pada data primer? karena pada halaman III‐11 terdapat analisa laboratorium.
Data erosidibilitas ditentukan berdasarkan kriteria dari data sekunder sebagai input dari pendugaan erosi. Data hasil analisis laboratorium sifat fisika dan kimia tanah merupakan data primer untuk menjelaskan rona tanah di sekitar lokasi kegiatan.
III‐10
5
Bagaimana hubungannya dengan tabel 3.10 (perhitungan erosi di lokasi studi)?
Perhitungan pendugaan erosi berdasarkan persamaan Universal Soil Loss Equation (USLE). Inputan data untuk perhitungan ini sudah disesuaikan.
III‐10
E
Sukiptiyah, SP, M.Si. (Wakil Deputi Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan, BPN)
1
Apresiasi khususnya terkait pembebasan lahan telah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Terima kasih atas apresiasi yang telah disampaikan.
2
Sesuai Permenag / Ka BPN No 2/99 tentang ijin lokasi menyatakan bahwa ijin lokasi adalah ijin yang diberikan kepada perusahaan baik perorangan / berbadan hukum sebagai dasar pembebasan tanah dan pemindahan hak atas tanah dalam rangka penanaman modal.
Terima kasih atas saran dan masukan yang telah disampaikan.
3
Atas dasar definisi tersebut, dasar dari pembebasan lahan yang telah dilaksanakan (16 Ha + 4 Ha) mohon dilampirkan dalam dokumen SK ijin lokasi dari Bupati.
Surat Ijin Lokasi dari Bupati Banggai Nomor : 593.4/1880/Bag. Adm. Pertanahan tentang Pemberian Izin Lokasi Kepada PT. Pertamna EP untuk Keperluan Fasilitas Produksi Matindok di Desa Nonong, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai.
4
Sesuai dengan UU 26/2007 tentang penataan ruang bahwa rencana peruntukan penggunaan tanah harus sesuai dengan RTRW Kab/Kota dalam dokumen belum dijelaskan secara eksplisit.
Rencana peruntukan penggunaan tanah sesuai dengan RTRW Kabupaten Banggai dan sudah ditambahkan pada Bab II.
Agar dipastikan lokasi berada pada fungsi kawasan hutan atau tidak.
Lokasi berada pada fungsi kawasan bukan hutan melainkan perkebunan milik masyarakat dan lokasi perusahaan. Sudah di tampilkan pada peta RTRW Kabupaten Banggai.
6
Untuk tertib administrasi pertanahan, terhadap tanah‐tanah yang telah dibebaskan agar didaftarkan hak atas tanahnya ke kantor pertanahan Kab. Setempat.
Ya, hal yang berkaitan dengan administrasi pertanahan akan didaftarkan dan diproses kepada instansi terkait.
7
Saran : dalan rona lingkungan awal agar dijelaskan terkait tanah tidak hanya jenis tanah dan vegetasi tetapi juga penguasaan tanah, penggunaan tanah lokasi dan sekitar lokasi sesui RTRW pada lokasi dimohon.
Sudah ditambahkan pada Bab II. Lokasi berada pada fungsi kawasan bukan hutan melainkan perkebunan milik masyarakat dan lokasi perusahaan.
8
Tambahan : Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala BPN No. 2 tahun 1999 tentang ijin lokasi.
Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala BPN No. 02 tahun 1999 tentang ijin lokasi, sudah ditambahkan pada Bab I.3 Halaman 6.
F
Dzulham Affandi (Asdep Pengendalian Pencemaran Pertambangan Energi dan Migas, KLH)
1
Sistem pemodelan sebaran gas CO dan NO₂ dengan teori Gauss mohon dijelaskan dari mulai pengambilan data sampai didapatkan model.
Fasilitas produksi yang menyangkut sumber‐sumber emisi seperti: turbine, heater, generator, flare, boiler harus diprediksi di dalam dokumen.
5
2
Perhitungan untuk pemodelan Gaussian telah dijelaskan pada Tabel 5.1 . Sumber penyebab dampak meliputi: (1) Sumber emisi proses pembakaran gas yang menjadi bahan bakar operasi turbin, heater, generator,dan sistem flare. Hal ini akibat reaksi exothermic antara bahan bakar dengan oksigen, (2) Sumber emisi proses produksi adalah sumber emisi sebagai akibat reaksi antara bahan‐bahan (senyawa) atau perubahannya termasuk proses dekomposisi bahan secara thermal dan pengolahan bahan baku (raw gas), (3) Sumber emisi fugitive adalah emisi yang secara teknis tidak dapat melewati cerobong, ventilasi atau sistem pembuangan yang setara.
L‐2
II‐25
L‐4
II‐25
I‐6
V‐1 V‐2
V‐1
NO
MASUKAN
HAL
TANGGAPAN
HAL
Fasilitas Produksi Block Station Matindok akan didesain mampu mengolah raw gas sebesar + 65 MMSCFD. Volume raw gas yang diolah telah memperhitungkan kebutuhan fuel gas maupun losses yang terjadi pada pengoperasian fasilitas produksi. Dengan adanya kenaikan kapasitas produksi juga akan meningkatkan konsumsi bahan bakar gas (3 MMSCFD menjadi 5 MMSCFD) untuk berbagai peralatan (turbin, heater, dan generator). Gas yang dibakar di flare juga terjadi peningkatan dari 0,4 MMSCFD menjadi 0,65 MMSCFD. 3
Pengelolaan kualitas air sudah diuraikan dalam Amdal (2008).
I‐3
Hierarki yang biasa dipakai di PPLH adalah tahun termuda menjadi nomor satu.
‐
II‐2
(2) Uraian kegiatan yang dilingkup dalam RKL‐RPL Tambahan untuk peningkatan kapasitas fasilitas produksi Matindok dari 45 MMSCFD menjadi 65 MMSCFD.
II‐3, II‐ 4
Legenda pada peta sudah jelas dan akan diprint berwarna.
UKL dan UPL di bagian kualitas air harus ada di dalam dokumen.
G Reza Fahlevi (Asdep Kajian Dampak Lingkungan, KLH) 1
2
Hierarki peraturan perundang‐undangan di susun kembali mulai dari UU yang lebih dahulu / awal diterbitkan. Ada penjelasan yang hilang setelah “......Matindok 45 MMSCFD dan (2)....”
3
Memperjelas detail legenda dan keterangan poin‐poin yang ada pada peta lokasi kegiatan.
4
Lokasi rencana usaha dan atau kegiatan harap dijelaskan dengan detail pada bab 2 dan agar diberikan letak lokasi berdasarkan garis lintang dan garis bujur.
5
6
7
‐
Detail lokasi sudah ditambahkan pada Hal II‐2 Lokasi kegiatan terletak di Desa Nonong Kecamatan Batui Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah dengan koordinat garis lintang 3°46’18,87’’S dan g aris bujur 122°29’26,21’’E.
II‐2
Untuk sumur MTD‐BB/2 tidak terdapat keterangan skema casing dan desain lumpurnya pada sumur‐sumur lapangan Matindok dan Maleoraja. Apakah digantikan dengan keterangan sumur MTD‐2 (apraisal)?
Benar, sumur MTD BB = MTD‐2 karena nama sumur MTD‐BB diganti menjadi sumur MTD‐2.
II‐8
Menambahkan daftar singkatan untuk sebagian kalimat‐ kalimat yang ada pada dokumen, contohnya GGR? (hal II‐6) tidak ada di daftar singkatan.
Daftar singkatan sudah ditambahkan. Berdasarkan hasil analisis, pada struktur Matindok dapat diproduksikan gas dari 4 titik serap yang kesemuanya merupakan sumur pengembangan.
ix
Bisakah diberikan deskripsi melalui gambar untuk proses dari titik serap yang disebutkan pada dokumen karena hanya ada narasi saja, tidak terwakilkan dengan gambar.
II‐7
II‐2
II‐6 s/d Deskripsi proses titik serap di sajikan pada Gambar II‐7 2.4 dan 2.5
II‐7 II‐8
Peta‐peta akan diprint out berwarna dan memperhatikan aspek informatif.
‐
8
Memperjelas peta‐peta yang ada pada bab. Rona lingkungan hidup awal, karena yang disajikan tidak berwarna dan tidak terbaca dengan jelas.
9
Agar menjelaskan pengambilan titik sampling pada metode pengumpulan data.
Pengambilan titik sampling pada metode pengumpulan data sudah dijelaskan pada Tabel 4.5
IV‐15
Menkelaskan justifikasi pemberian skala prioritas dampak pada tahap operasional.
Sudah dijelaskan pada Tabel 4.3. Proses Pemberian Skala Prioritas Dampak pada Tahap Operasi, berdasarkan metode probabilitas dan konsekuensi.
IV‐8
Tabel 4.4 bukanlah merupakan bagan alir proses pelingkupan, namun hanya tabel pendamping dengan dokumen terdahulu, harap dibuatkan diagram alir proses pelingkupannya.
IV‐8
Bagan alir pelingkupan untuk dokumen Amdal (2008) tidak perlu ditampilkan lagi. Cukup hasilnya saja, dan dibandingkan dengan hasil pelingkupan pada Dokumen RKL‐RPL Tambahan (2011).
IV‐9
Semua komponen lingkungan yang disajikan pada Bab III. Rona lingkungan hidup, harus ada metodenya pada Bab IV. Yang tidak harus ada adalah metode prakiraan dampak untuk komponen lingkungan yang tidak menjadi dampak penting.
10
11
12
Untuk metode dan pengumpulan data: a. Kualitas tanah. b. Vegetasi dan satwaliar. c. Plankton dan benthos, seharusnya tidak perlu lagi disajikan karena tidak konsisten dan relevan dengan hasil klasifikasi dan prioritas dampak.
H Imaniar (Asdep Kajian Dampak Lingkungan, KLH) 1
Mohon agar hirearki / urutan tahun peraturan daerah disesuaikan dengan urutan tahun sebelumnya.
I‐7
Hierarki yang biasa dipakai di PPLH adalah tahun termuda menjadi nomor satu.
I‐8
NO 2
MASUKAN
HAL
TANGGAPAN
Cek kalimat pada paragraf terakhir sub bab 2.2 kalimat nya terputus atau bagaimana?
II‐2
3
Agar diperbaiki skala maupun warna agar lebih informatif.
II‐8 II‐21 & II22
4
Kapasitas unit pengolah air agar ditambahkan .
5
Untuk kebutuhan bahan bakar gas (3 MMSCFD) dan kebutuhan air untuk operasi (25 m³/hari) apa sama untuk kegiatan tambahan?
6
Agar diperjelas (tidak terbaca grafiknya). Gambar 4.3
7
Menjelaskan skala penentuan prioritas dampak (Tabel 4.2 dan Tabel 4.3).
Skala untuk peluang kejadian adalah: Kemungkinan Sedang (3) Kemungkinan Kecil (2) Jarang Sekali (1) Skala untuk konsekuensi adalah: Insidental (1) Kecil (2) Menengah (3)
IV‐8
8
Tabel 2.5 Mohon agar ditambahkan ukuran peralatan baru (di tabel hanya dinyatakan “akan disesuaikan”).
Ukuran peralatan yang baru secara detail belum ada karena baru akan dilakukan studi Reengineering pada awal tahun 2012.
II‐30
(2) Uraian kegiatan yang dilingkup dalam RKL‐RPL Tambahan untuk peningkatan kapasitas fasilitas produksi Matindok dari 45 MMSCFD menjadi 65 MMSCFD.
HAL
Peta‐peta akan diprint out berwarna dan memperhatikan aspek informatif.
II‐2
‐
II‐27
Kapasitas Unit Pengolahan Air adalah untuk dapat mengolah jumlah perkiraan air terproduksi ± 1300 BWPD.
II‐9
Dengan kenaikan produksi sebesar 20 MMSCFD, kebutuhan bahan bakar meningkat dari sekitar 3 MMSCFD menjadi 5 MMSCFD. Kebutuhan air pada fasilitas produksi Gas Matindok sebesar 25 m³/hari dikoreksi menjadi: kebutuhan air untuk BS Matindok meningkat dari sekitar 104 m³/hari menjadi sekitar 114 m³/hari
II‐24
IV‐6
Peta‐peta akan diprint out berwarna dan memperhatikan aspek informatif.
Hasil Asistensi NOTULENSI DAN KOMPILASI MASUKAN TERTULIS RAPAT KOMISI PENILAI AMDAL PUSAT PEMBAHASAN DOKUMEN RKLRPL TAMBAHAN PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI GAS MATINDOK (45 MMSCFD MENJADI 65 MMSCFD) PROYEK PENGEMBANGAN GAS MATINDOK (PPGM) KABUPATEN BANGGAI, PROVINSI SULAWESI TENGAH OLEH PERTAMINA EPPPGM Jakarta, 21 Oktober 2011 NO
MASUKAN
HAL
TANGGAPAN
1
Melengkapi sumber gambar.
Gambar yang terkait dengan kegiatan sudah dicantumkan sumbernya sesuai saran.
2
Menjelasakan proses pembebasan lahan seluas + 5 ha yang akan dilakukan.
Pembebasan lahan dan kompensasi tanam tumbuh sudah dikaji dampaknya pada proses pelingkupan. Dampak yang muncul adalah peningkatan pendapatan masyarakat dan persepsi masyarakat. PT. Pertamina EP PPGM akan memperbaharui izin lokasi yang sudah ada disesuaikan dengan kebutuhan lahan proyek.
3
Perbaikan beberapa redaksional.
Beberapa redaksional sudah diperbaiki dalam dokumen.
HAL ‐ IV‐3 IV‐4 IV‐7
‐