t
3.1 lntegrasi National Forest Inventory (NFI) ke dalam Sistem Monitoring Karbon Hutan yang Akan Dibangun di Daerah Oleh: Dr. Ernawati, M.Sc - Direkcoru IPSDH, Direkcorac Jenderal Plaoologi Kehutanan
3.1.1 lnventarisasi hutan klasterTSPjPSP 1992-2014 TSP dan PSP bukao merupakan barang baru di Kemcnhut, sejak tahun 1985 pada saat itu telah dibangun 2376 TSP/PSP PIT.\ SE!BARAH KL.ASlER lSPIPIP IHOONEllA
SlM' 1:1.GOO.OOO II
A
...
··~
@) """'"~'
..."..."'"°''llo."11 O' ....OJI .......~._... ~
'""..'"""".._.. ....."'°""'". ,
.......~l-""<'l"Y!111\A
IOO'O'O'E
110' 0'0'E
12o·ove
130' 0'0"E
140'0'0'E
Cambar 17. Peta Sebaran Kloster TSP/PSP Dal am proses Dara TSP/PSP perlu dilakukan validasi dan verifikasi data. Validasi da11 verifikasi data dilakukan pada tahun 2012 dan 2013.Dari pengukuran PSP dapat dicentukan Jatah Produksi Tebangan Ql>T) dari masing-masing HPH.Kcmudian pada tahun 2005 JPT di Drop 01ttmenjadi IHMB yang berada di DirekcoratJenderal
Pros1dmg Worl:shop Sirau:gi Monitonng dan Pelaporan Plot Sam~ Pcrmanco di Provms1 SulawtSt Utara
41
Bina Usaha Kehutanan ( Dirjen BUK). Dirjen IPSDH kembali pada NFI yang membagi kawasan butan menjadi 20x20 km .
.. Validasi data
Analysa data
Veiifikasi data
~data:
1. 2. 3. 4.
Data potensf hutan Data blomas$a hutln; Data llfton nolc hutln; Data elcosiscem: dll
Cambar 18. Proses PengukuranPSP dan TSP saat ini Celcjumlah Peta lokasi dan Peta penutupan lahan
klaster/plotyang dlukur bandingbn denganluasan
~ I
Peta kerja (termasuk mencapai lokasO
Cek hasit inventarisasi hutan
Cele pembagian petak (sesual dengan methode ldasttr?
I ...:.
I
eek lolcasi klaster di atas pete (peta induk Klaster)
Cek Nilai potensi kayu I
Cekteknik pengambilan sample (sistematik, jalur, stratifikasQ
Cek Jenis dan diameter kayu yang diukur
Cele: informasi lamnya (tanah, ikfim, topografi dll)
Cambar 19. Langkah Verifikasi dan Validasi Hasil lnventarisasi Hutan
42
Pengtmbangan Sisiem Monitoring PSP yang Terintegrasidan Partisipa1if di Provinsi
'·-=i··-=c~1
•
..
·
J umlah PSP dan TSP di Kawasan Indonesia yang berada dibawah pengawasan BPKH Wilayah l sampai dengan Wilayah XVII pada tahun 2011 sebanyak 277 plot, pada tahun 2012 sebanyak 625 plot dan pada tahun 2013 sebanyak 619 plot. Pada tahun 2014 jangkauan akan diperluas bingga BPKH Wilayah XXII dengan jumlah 599 plot TSP/PSP. Untuk wilayah Sulawesi Utara berada dalam pengawasan BPKH wilayab VI Manado yangjumlahnya pada tahun 2011 sebanyak 23 plot, pada tahun 2012 sebanyak 59 plot, pada cahun 2013 sebanyak 26 plot dan pada tabun 2014 direncanakan sebanyak 25 ploc. Tnventarisasi cerdiri dari enumerasi dan re-cnumernsi. Enumerasi dilakukan pada areal cidak atau helum pernah diukur, sedangkan rc-inumerasi merupakan pengukuran ulang. lnventarisasi nasionaldilakukan secara teresttis atau langsung datang ke lapangan dan dipadukan dengan cirra sacelit sebagai upaya unrnk cross check.
RUTAN I NVENTARISASI - -= - - - - - -- -- - N.A-SIONAL . -- - - - ~~-
---~
~ ~
TERINTEGRASI
L
PETA SPASIAI. + DATA ATRIBUT BATAS Al>MINISTRAST
. - --
-'! O IJTPUT:
PETAlEHAnK INFOR.MASI SUMl!ER CAYA HUTAN • HASIL ANAUSIS IAIN
l.AHOC0\18\
BATASHPH GR.ID TSP/PSP
GIS P£NUTUPAN l..AHAN/ PENGGUNAAN lAHAN
AUXIUARY DATA
DAFTAR GRID Kl.AST1!R + STRATA
VOLUME TEGAKAN ll HUBUNGAN DENGAN STRATJFJKASl
DATA UNTUK WI COBA
DIAS
FDS Proi:r•m Peni:olnhan
l)UTPUT :
Data TSP/PSP
HMO CO('Y lNDEAAlA M<>SAIK JNDERAJA
OUTPUT : STATISTIK SUMBER
DAYA HUTAN
INPUT : - DATA INDERAIA (DIGITAL) - DATA Utrn.IK UJI COBA
INPUT :
MASTER FILE DATA IAPANGAN
Kedepannya Direktorat Jenderal Planologi Kementerian Kehutanan akan membangun portal data dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana data dapar diakses oleh publik.
Prosiding Wor~hop Strategi Monitoring dan Pdaporan Plot Sampcl Ptnnaneo d1Pl'O\llns1 Sulawesi Uiara
43
Nasional
(DitlPSDH)
Melaksanakan analysa potensi tegakan, biomassa, carilon dan ekosistem tingkatnasional
~ "'C
I
0
::0
:;;! r-
USERS
0
~
Melaksanlbn IH Melabanabn entry data Melibanlbllanai,st potCrlSf tepbn,blmassa; ellosistenl.carilon
Tingkat BPKH
provinsl
>
~
Cambar 20. Cambar Langkah ke depan yang akan dilakukan Diljen IPSDH
Perhitungan VolumedanBiomassa
Nilai backscatterjreHektans1
Overlay Data
· Anaiisis Statistik dan Penyusunan Model Pendugaan Pmens1 dan Biomassa
Cambar 21. Cambar TahapanPelaksanaan Pembuatan Peta Potensi don Peta Biomassa Neraca Sumberdaya Huran merupakan gabungan antara Manajemen hucan yang balk dengan Regulasi dan Pemikiran Pro Lescari yang akan membencuk Manajemen
44
Pengeml:>angan Sts1em Monitonng PSP yangTenntegrasi clan Parttsipa1if di Provinsi
Hu ran Lestari. Manajemen H uran yang baik dapat dilihat dan pemancapan kawasan, manajemen pengelolaan dan merode sih7ikulrur yang digunakan. Umuk regulasi dan pemikfran pro lestari dapar lakakan dengan mendukung program REDD+, Penurunan Em isi GRK. Moratorium Hutan, Jasa Lingkungan dan U paya min1malisasi degradasi dan deforesrasi. Dalam rangka mendukung REDD++ di'perlukan kelcngkapan yang menunjang, diantaranya Sistem Disrribusi Manfaat (BDS), siscemMonitoring R eporting and Verification (MRV), Penenrua11 Reference Emission Level (REL), peningkatan Safiguards, penguatan fnstitution dan PoliCJ'· .~
3.2 Potensi Penyelarasan INCAS Dan NFMS Serta Perannya Terhadap Sistem Monitoring Pelaporan Emisi Di Tingkat Provinsi Oleb: Dr. Haruni Krisnawati, FORDA
r
INCAS mcrupakan singkaran dari Indonesian National Carbon Accountmg System. Sisrem ini merupakan si'stem perhirungan karbon yang d1disain uncuk Mcngukur ( M easured (M)) emisi dari Iah an huran di Tndonesia pada sbla nasional ( wall·to·waii coverage) sccaraperiodik (annual basis) Sistem ini percama l
45
INCAS didisain berdasarkan pada empatmodulinformasi utama (A, B, C, D) , dan satu modul ( E) yang mengintegrasikan semua data unruk mengkuantifikasi emisi. Modu] cersebut diancaranya: 1. Klasifikasi biomasa 2. Analisis perubahan tutupan lahan. 3. KJasi1ikasi tingkac gangguan bman 4. Pendugaan scok karbon Data utama uncuk analisis berasal dati : 1. 2. 3. 4.
Data remote sensing/citra satelit Data inventarisasi/pengukuran huran Darn cerkait ikl im dan geofisik Data manejemen
Model Perhitungan dan Pelaporan K.arbon Incas dapat dilibat pada gambar dibmvah 1111
Biomass and Growth data
Cambar 22. Model Perhitungan dan Pelaporan Karbon Incas
46
PengembanganSis1cm Moni1oring ?SPyang Terimegrasi dan Panisipatil di Provmsi
)
Alur pikir INCAS adalah mengadopsifi1Licarbonaccou11tingdariAumalia tetapi semua input data yang digunakan adalah data yang ada dan sesuai kondisi yang ada di Indonesia. Carbon rnodel operation dapat dilihac pada gambar dibawah ini
Perubahan tutupanlahan
Manajemen hutan ~t\"..;0;_.t'.:.J~ o'"u~.
!
Data pendukung •
/ia.L-:--.rsJ or«:\~
~i!O~ tn!..~: te-ne:.,t
W<:<>a~U "f ~··a
con:e-v.
G~t:_"
:>ie..::..~:r:~:~ n r-:tc
~;>:o®=
I
l)le~>
P
oe-:r·n;:
L l.:>.::-: ~'I\. e..."e ! ,
~ mc o'a.:· '~n~o-,
r-
·~1 ce.: .; :. "' .:.s
I
Kelas blomassa
~
:Carbe>n model ,i I operotiOn '
I
. :
'
!· :m: ~ ..i-:. t._r,e
!-T~ ,-i; e_: f. ; _:
I
Pertumbuhan hutan
I
Tipehutan
Cambar 23. Carbon model operation Progress kegiatan I NCAS sampai saat ini adalah sudah menyelesaikan analisis perubahan tutu pan lahan hutan untuk Kalimantan, Sumarera dan Papua, sedangkan data on going adalah Sulawesi. Provinsi concoh untuk kegiatan ini adalab Provinsi Kalimancan Tengah. National Forest Monitoring ~rstem (NFMS) dikembangan di DirekcorncJcnderal Planologi Kehutanan, yang mencakup inventarisasi hucan , monitoring hutan, networking data spasial dan pemetaan.
Prosiding WOftsl!.op Sua1egj Monitoring dan Pelaporan Plo1 Sampel Pcrmancn di Provinsi S\Jlawesi U1ara
47
-....
TSP / PSP (NFI) • Balance of forest resources • Forest resources assessment
D.ata s11a1 ll1G nnd
• Remote sensing • Land cover map • Forest resourcescbange- monitoring
Mapping
l'V.I )111 TIP,1.: _,
___,,.--
• Clearance house of Spatial data • WebGIS • Users' Involvement
• Geog.-aphic information system • Modeling
Cambar 24. Potensi INCAS
l. Komponen mama sis rem MRV untuk REDD+ 2. Memonicor perubahan rahunan emisi dan serapan dan sector berbasis lahan 3. Mengkuanrifikasi dampak praktek-praktek penggunaan lahan dan hucan di Indonesia cerhadap stok karbon, emisi dan serapan 4. Memberikan dasar (secara ilmiah dan teknis) dalam penyusunan kebijakan dan mempromosikan kepenciangan Indonesia dalam forum international 5. Memberikan input yang diperlukan uncuk menyusun scenario tingkat em isi acuan (REL/RL) yang dapat dipercaya 6. Didisai'n unrnk menghasilkan oucp ur yang dipedukan uncuk pelaporan emisi ORK secara nasional dengan implemencasi sub-nasional 7. Mendukung Sistem Pemantauan Hutan Nasional (National Forest Monitoring System (NFMS)) dalam mernbuat kebijakan bagaimana mengelola emisi GRK dari hutan dan mengelola hutan Indonesia dengan baik.
48
Pengcmbangan Sm em Monuonng PSPyangTerincegrasi dan Pamsipatil di Provinsi
3.3 Strategi Monitoring PSP dan Peluang Pengintegrasian Kegiatan dengan PSP Lain di Provinsi Sulawesi Utara Oleh: [r. Sipayung, BPKHWilayah V1 Manado
UU No. 41 Tabun 1999 tentang Kehuranan telah mengamanatbn bahwa hucan sebagai karunia dan amanab Tuhan YangMahaEsa yangdianugerahkan kepadaBangsa Indonesia, merupakan kekayaan yang dikuasai oleh Negara, memberikan manfaat serbaguna bagi urnat manusia, karehanya wajib disyukuri, diurus, dan dimanfaatkan secara opcimal, sena dijaga kelestariannya untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, bagi generasi sekarang maupun generasi mendacang. Pada bagian III UU No. 41Tahun1999 y.aitu Penguasaan Hucan, pasaJ 4 ayat 2 "wewenang mengurns" huran adalah pemerincah. Pada Bab III pasal 10 ayat 2 disebutkan bahwa kegiatan pengur.usan hutan mcliputi (a) Perencanaan Kehutanan, (b) Penge lolaan hutan, (c) Penelitian dan pengembangan, Pendidikan dan latihan. serca Penyuluhan kehutanan, (d) Pengawasan. Perencanaan kcbutanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayac (2) huruf a, melipuri: 1. Invencarisasi Hucan 2. Pengukuhan Kawasan Hucan 3. Penatagunaan Kawasan Hutan 4. Pembemukan Wilayah Pengelolaao Hucan 5. Penyusunan Rencana Kehutanan lnvenrarisasi hucan yang dilakukan Dicjen Planologi berdasarkan Tnventarisasi Nasional acau Natiomd Forest Inventory (NFI) celah di laksanakan sejak cahun 1989. Dasar-dasar dalam pelaksanaan inventarisasi terdiri dari dasar um um dan dasar reknis . Dasar-dasar umum dalam pelaksanaan Iuventarisasi hutan yairu: 1. U U No. 41 Th.1999 rentang Kehoranan
2. PermenhurNo. P 57/Meohut-Il/2007rgl 14 Sep. 2010 rentang Penyelenggaraan Inventarisasi Hutan 3. Petmenhuc No. P. 42/Menhut-Il/ 2010 cgl 14 Sep. 2010 rencang Sistcm Perencanaan Kehucaaan 4. Permenhur No. P. 16/Menbuc-Il/2013 cgl 26 Peb. 2013 tentaog Perubahan keriga atas Kepmenhm No. : 6188/Kprs-II/ 2002 rentang Organisasi dao Tata Kerja Bala1 Pemaocapan K.awasao Huran
ProSJding Workshop S1ra1cgi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampcl f>cnnafl(n di Provins1 Sulawesi Utara
49
Dasar-dasar reknis rerkaic pelaksanaan inventarisasi yaitu:
1. Juknis Enumersi TSP/ PSP ( Pusat Invencarisasi Dan Perpetaan Kehucanan, Baplan Kehuranan Dephut. Jakarta, 2007). 2. Surac Ka pus Tnvencarisasi dan Perpecaan Kebucanan No. S. 54 7/VII/ Pusin-2/2007tgl19 Sep. 2007 hal Peta Redesign TSP/PSP Prov. Sulawesi Utara.
3.3.1 Pelaksanaan Permanent Sample Plot (PSP) 3.3.1.1 Desain TSP/PSP TSP/PSP dibuac pada tahun 90-an yang sampai saat ini tcrus dipantau. Dana uncuk kegiatan ini selalu ada dan konsisten. Tujuan pembangun an TSP adalah untuk mendusa volume, mengetahm kondisi tegakan sertadistribusispesies dan biodiversity. 1 (sacu) TSP memi liki 9 (sembilan) track, 1 track berukuran 100 X 100 m, jarak an car track adalah 500 m, jadi 1 klaster berukuran 1300 x 1300 m acau 1 kluster dapat mengcovcr 169 ha (Dicjen Plaoologi Kementerian Kehucanan).
rn
E
8
Cambar 25. Cambar Desain TSP
50
Pengembangan Sistem Monitoring PSP yang Terintegrasi clan Panisipatil di Provinsi
I. ·I
Dalam 1 kluscer TSP, crack yang berada di pusat yang acau pada gambar diacas track 5 didnci kembali menjadi PSP. Kegunaan PSP adalah uncuk mengerahui perubahan sumberdaya hucan dan mengetalmi riap pertumbuhan 4 sampai 5 rahun kedepan. Dalam 1 PSP yang berukuran 100x100 m dibagi lagi menjadi 16 Record Unit (RU) sehingga 1 RU berukurao 25x25 m.
RU9
RU 14
RU 15
RU 10
RU II
RU 12
RU6
RU
-r
RU 8
RU 2
RU3
RU4
Ket :
= =
Galian Sudut
Patok Besi
2Sm
.
'j?i"
"~:A · ~,.~
I
~
A
Sm
I
W~f:'J·,.,~
.,. j
:
'" :O•:-Qt": t t r1
•I...._ 1.
x (
0
fl.·· Bentuk PSP (BPKH)
...
.
r
I
h;ilU ·~
..,..,
;.. ·111'.1.Y'i.....,,1ur ~:
_.
··-··
Bentuk PSP (Litbang)
Gambar 26. Rinci Cambar Desain TSP Prosiding Worlcshop Smnegi Moni1ori11g dan Pelaporan Plot Sampet Pemiarien di Provinsi Sulawesi U1ara
51
KETERANGAN :
•
Pelaksanaan Re-E numersi Tahap 1 Pefaksanaan Re-Enumersi Tahap 2 Pelaksanaan Re-Enumers1Tahap 3
•
Gambar 27. Peta Sebaran TSP/ PSP di Provinsi Sulawesi Utara Peta sebaran PSP di Provinsi Sulawesi Utara ini didasarkan pada Surat Kepala Pusat lnvencarisasi Dan Pcrpetaan Kehucanan No. S. 547/VII/Pusin-2/2007 tanggal 19 September 2007 perihal Peta Redesign TSP/PSP Prov. Sulawesi U tara. Jumlah klastcr sebanyak 39 klastcr yang terdiri dari 9 klastcr lama dan 30 kluster baru. Dari gambar peta diatas dapat dilihar simbol yang berwarna ungu merupakan titik pengukuran pada tahap awal di provinsi Sulawesi U tara dengan koordinac yang jelas dimana enumerasi dilakukan.Pada awalnya jarak anrar plot yang dibuac adalah scbesar 20 km, namun karena adanya deforestasi jarak dirapatkanatau di redesign menjadi per l 0 km. Kedepannya, apabila deforesrasi scmakin cinggi maka jarak an tar plot pun akan dibuat semakin dekat. Penjagaan lokasi PSP BPKH cidak dilakukan karena ingin mcngetahui dinamika hutan ada.
52
f'cngernbangan S1s1em Monitoring PSP yang Terintegrasi dan PartisipatiJ di Provins1
)
Tabel 6. Tabet Rincian Sebaran PSP pada tiap Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara. No
Kabupaten/Kota
1 2 3
jumlah Klaster
Bolmong Bomut Boise! Boltim Minahasa Mi nut Kepulauan Talaud Bitung Tomohon Minsel Mitra Sangihe Sitaro Manado Jumlah
4
5 6 7
8 9 10 11
12 13 14
11 7 9 5 1
3 1 1 1
39
Terdapac perbedaan antara PSP yang dibangun oleh _qitjen Planologi dan PSP yang dibuat oleh Licbang. Perbedaan rersebuc dapar dilihac pada cabel berikur:
N~ r 1
-.tkaian Kondisi
I
--
Planologi
- -
l ___ -
;O_~i>~_g ,
lnventarisasi Hutan Nasional (IHN) : Enumerasi (20 x 20 Km) Re - Enumerasi • Redesign (10x10 Km)
Tipe ekosistem : Pantai, dtran rndh, dtm tinggi dan lumut
• • 2
Metode
Sistematis
Stratifikasi - purposive random sampling
3
Ukuran Sarnpel
• •
• • • •
Pohon (sensus) 100x100 m Tiang rad. 5 mdr pusat RU/plot • Pancang rad. 2 rn dr pusat RU/plot • Sernai rad.1 rn drpst RU/plot • Rotan (ank rad. 5, rad 10 dws)
•
Pohon 20 x 20 m Tiang 10 x 10 rn Pancang 5 x 5 m Semai, tbh bw & serasah 1 x 1 m Nekromasa 10 x 20 m( ky mati & phn mt)
ProsidingY./orkshop S«rategi Monitonng dan Pefaporan Plot SampclPermaneo d1 Prow1s1 Sul~~ Utara
53
-No
.
I
Uraian
I
·Planologi·
I
Litbang
Periode
Pohon ( 0 dbh, Tbbc dan TI jenis) Tiang (0 dbh, jenis) Pancang Uml, jenis) Semai (jml, jenis) Rotan, ank (jml,jenis). Dws (pjg, jml,jenis) 4-5 tahun
• Pohon (0 dbh & jenis, Tingg0 • Tiang (0 dbh, jenis, Tinggi) • Pancang (dbh, jenis, Tinggi) • Semai ,tbh bw & serasa (berat) • Kyu mati (dbh, ujng & pngkQ • Akar Tiaptahun
Output
Riap, vol
Basis data cadang~n carbon & perubahanya
4
Parameter
5
6
• • • • •
Pengiocegrasian PSP antara yang di111iliki DitJ en Pl anolo gi dcngan Litbang dapat dilakukan mulai tahap persiapan, pelaksanaah dan pcngolahan data. Pada tahap persiapan BPKI-I dan BPK Manado bisa mempersiapkan sample plot yang akan diukur pada wakru yang sama agar transparan dan efektif. Pada saat pelaksanaan pengukuran, cim/regu yang terlibat pengukuran dapat digabungkan. Pada saat pengolahan data, dapat dilakukan sharing data untuk data pada tingkat pohon. D egradasi hucan di Sulawesi Urara menyebabkan 14 Klaster yang dibangun pada rahun 1989 hanya cersisa 9 pada cahun 2013 ini. Pengimegrasian pelaksanaan PSP merupakan upaya positifyang harus dilaksanakan dengan serius dan memerlukan komitmen dari berbagai pihak uncuk singkronisasi data. Pengmr,egrasian pelaksanaan PSP ini perlu dukungan dan regulasi agar cidaktumpang rindih tugas dan kewenangan.
3.4 Peran dan Tanggung j awab Para Pihak pada Tingkat Provinsi untuk Pelaksanaan Sistem Monitoring Karbon Hutan Oleh: Dr. Johny S. Tasirin, Program Scudi Ilmu Kehutanan Universitas Sam Raculangi , Manado Kebijakan dalam menghadapi climate change adalah Micigasi dan Adaptasi . Adaptasi adalah upaya menyesuaikan dengan perubahan sedangkan Micigasi adalah upaya mencegah acau mengbenrikan perubahan iklim. Upaya yang harus dilakukan cerkait adaptasi perubahan iklim dari berbagai aspek diancaranya:
54
Pcngcmhangan Sis tern Momtonng PSP yang Tenmegrasi dan Panisip~tif di Provinsi
,.
3.4.1 Sumber-sumber air dan pengelolaannya Menghindari risiko akibac kecidakpascian hidrolog1
3.4.2 Ekosistems 1. Mencegah kepunahao cumbuhan dan satwa 2. Menccgah perubahan sttukcur dan fongsi ekosisccm 3. M encegah menghilangnya jasa ekosistem
3.4.3 Pangan, sandang dan produk kehutanan M engantisipasi pcngubahan kultivar da11 wakw tanam
3.4.4 Daerah pantai dan pesisir Meningkackan kapasitas adaprasi
3.4.5 lndustri dan settlement 1. Kes1agaan bencana ceratama di daerah pantai dan medan banjir 2. Penmgkacan kapasitas bagi industri yang sensicif cerhadap iklim
3.4.6 Kesehatan Masyarakat Mengancisipasi perubahan disrribusi penyakit. Sedangkan upaya yang harus dilakukan cerkaic mitigasi perubahan iklim dari berbagai aspek diantaranya:
3.4.7 Menangkap karbon (dan Gas Rumah Kaea lainnya) 1. Penghutanan 2. Produksi biologi berwawasan lingku ngan (l aut dan darat) 3. M emelihara keanekaan hayati (laut dan darac)
3.4.8 Mengurangi emisi 1. Hcmar encrgi 2. Meningkackan efisiensi
3.4.9 Mengembangkan energi alternatif 1. Biofuel 2. Energi Surya
Prosiding Workshop S1ra1egi Monitoring clan Pelaporan Plo1 Sampd Ptfmanen d1 Provins1 Sulawesi Ucara
55
3.4.10 Mengubah gaya hidup Produkcif dan Pengamatan hutan untuk akumulasi karbon dapat dilihac dari aspek: 1. Tumbuhan, berada pada cipe vegecasi apa dan kondisi lancai hucan 2. Sarwa, merupakan konsumen primer ( herbifora) arau konsumen sekunder ( karnifora) 3. Dekomposisi, yang dipengaruhi variasr musim, elevasi dan variasi ekosistem Berikur adalah gambar untuk skema hutan untuk akumulasi karbon.
Pohon
- ; ;nding Biomass
,J
Lantai Hutan Konsumer primer (herbifora) Konsumer sekunder (karnifora)
r
Predictive Trending Carbon Balance
l
Ecosystem Contribution
Variasi Musim
., Carbon Equivalenc
Elevasi Variasi Ekosistem
,,,....,Perguruan Tinggi.
r
Organisme
Ekosistem
Serasah J Debris
LSosial -----~---
r
'
Badan/Balai Penelitian Dinas Kehutanan BKSDA Taman Nasional BPKH BPDAS Lingkungan Hidup
Net Carbon Equivalent
-Akumulasi Biomasa Laju Dekomposisi N eraca Karban Sinkronisasi Data Oiseminasi H asil
Bappeda
Cambar 28. Skema hutan untuk akumulasi karbon Karakcerisrik bentangan Sulawesi Utara dapat dijadikan sebagai Laboracorium untuk Scudi Globa l. Sulawesi Urara mernihki Keanekaragaman hayaci dengan cingkat keunikan yang ringgi, Variasi ekosistem yang kompleks, Keunikan geologis dengan tanah dalam pengaruh vulkanik, Tingkat alterasi lahan tinggi dan Pocensi restorasi alami tinggi.
j
J
J
56
Pengcmbangan Sistcm Monitoring PSP yang Tcn'ntegrasl clan Panisipaul di Provinsi