3. RESPONS HIJAUAN PAKAN TERHADAP PEMUPUKAN PUPUK KANDANG DAN AIR BELERANG Pendahuluan Hijauan tropis umumnya dikenal berkualitas rendah dibandingkan dengan kualitas hijauan yang berasal dari daerah temperatelsedang. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi dan kualitas hijauan adalah
melalui pernupukan. Pupuk kandang rnerupakan pupuk alam yang berasal dari kotoran padat dan cair dari hewan yang tercampur dengan sisa-sisa rnakanan rnaupun alas kandang. Pupuk kandang merupakan pupuk yang murah dan mempunyai kemampuan
yang dapat rneningkatkan dan mernpertahankan
kesuburan tanah melalui perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Air belerang mengandung berbagai unsur, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe, Al,
Mn, Cu dan Zn. Air belerang, sebagai pupuk alam dapat ditingkatkan kegunaannya dalarn upaya meningkatkan pmduktivitas ruminan secara tidak
langsung yaitu melalui pernupukan pakan hijauan
tropis (Parattkasi dan
Kaunang, 2001). FaMor yang rnendorong meluasnya gejala tanaman kekurangan bekrang adahh penggunaan pupuk yang tidak mengandung belerang, kehibngan belerang h a t emsi dan aliran permuban, kecilnya kontribusi bekrang di udara (<5 kghaltahun) dan air irigasi, serta tidak adanya
pengembalian sisa panen (Gupta dan Dukey, 1998). Belerang merupakan konstituen asam amino sistin, sistein dan metionin. Kahat sulfur tidak hanya menurunkan prcduktivitas tanaman, melainkan juga menurunkan kualitas protein yang dihasilkan. Penelitian bagian pertam ini bertujuan untuk rnelihat pengaruh pupuk kandang dan air belerang terhadap produksi dan kualitas hijauan pakan. Materi dan Mefode
Penelitian uji lapang (tahap pertama) ini dihkukan di Rurnah kaca Labratorium Agrostologi, Fakultas Petemakan, IPB Bogor. Waktu penelitian dari
bulan Februari 2003-September 2003. Peneliiian ini juga menggunakan 2 spesies hijauan (rumput dan legume), dan 2 jenis pupuk (air belerang dan pupuk kandang), menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 2 x 5 ~ 2
(Steel dan Tortie, 1993). Faktor A adalah pupuk kandang : 0 ton/ha dan 25 ton
/ha. FaMor 8 adalah pernberian air belerang dengan konsentrasi 0 pprn, 25% (19.62 ppm), 50% (39.25 ppm), 75% (58.86 ppm) dan 100% (78.51 ppm). Falrtor C: spesies tanaman (rumputlkgume) masing-msing spesies 2 jenis. Rumput
,
yang digunakan dalam peneliiian adalah Panicurn maximum cv. Riversdale dan Panicum maximum cv Gatton. sedangkan legume yang
digunakan
untuk
penelitian adalah: Centmema pubescens dan Macroptilium atroputpureum. Sebelumnya, biji dtsemaikan selarna dua rninggu baru ditanam ke polibag berkapasitas 5 kg. Tahap persiapan diawali dengan pengisian pdybag (hitam)
dengan tanah yang diambilkan dari sekiir lokasi penelitian. Tanah diambil dari ketebabn 20 cm dari permukaan. Tanah disaring dengan menggunakan ukuran 2 rnm dan dimasukkan ke dalam "potybag". Qengukuran kapasitas tampolng air
dilakukan dengan rnemasukkan air secam merata ke dalarn polybag sampai air mulai menetes keluar. PciJybag yang berisi tanah dan air tersebut ditirnbang untuk mendapatkan kapasitas air yang diserap oleh Eanah. Data ini sangat penting untuk mengetahui jumhh air belerang yang tepal untuk pengraman. Pemberian pupuk kandang (sesuai level) dan dolornit 5 tonlha dilakukan 3 minggu sebelum tanaman makanan temak dinam. Penyiraman air belerang (sesuai level) dilakukan setiap 3 hari. Pemanenan tanaman makanan temak
dilakukan setiap 40 had, dari 2 kali pemotongan. Setelah dilakukan pernotongan, diambil wbsainpel untuk dianalsis bahan keringnya. Peuhah yang diukur dalam penetitian ini adalah: produksi k h a n kering, kandungan protein (micro Kjeldahl), kandungan Merang (AOAC, 1980), kandungan Acid Detergent Fiber dan Neutral
Detergent Filwr ( W r i n g dan Van Soest, 1970). Data yang diperobh dianalisis menggunakan sidik ragam. Bila ada perbedaan antar pdakuan difakukan uji jarak Duncan dan uji kontras polinomial ortogonal (Steel dan Tab, 1993). Model matematik analisis ragam menurut Steel dan Toaie (1993) Yijkl
= p + rs + Pj + yk + upll+ a y k + Py,
+ aSyijk 4 EJY
Keterangan : YW = nilai pengamatan dari janis tanaman ke-k ubngan ke-i yang diberi pupuk kandang tar& ke4 dan W r a n g taraf k e j P = rataan umum dari nilai pengamatan a, = pengaruh aditif dari pemberian pupuk kandang taraf ke-i p, = pengaruh adifif pemberiin belerang taraf ke-j yk = pengaruh aditii dari penggunaanjenis tanaman k& aP1 = pengaruh interaksi antara pem-n pupuk kandang taraf k e i dengan pemberian belerang taraf k e j ayik = pengamh int-si antara pemberian belerang taraf ke-j dengan jenis tanaman k e k Pyik = pengatuh interaksi antara pemberian belerang taraf ke-j dengan jenis tanaman ke-k Myilk = pengaruh intmksi ontara pemberian pupuk kandang t a d ke-i dengan pemberian behang taraf ke-j pada jenis tanaman kd! = pengaruh galat dari jenis tanaman kek ulangan ke-i yang diberi pupuk kandang tataf ke-i dan behang taraf ke-j '
Hasil dan Pembahasan
A. Keadaan dan Sifat fanah Hasil analisis tanah awal secara umum dapat dikatakan bahwa status
kesuburan tanah di lokasi percobaan termasuk rendah dengan reaksi tanah
masam, C organik, N total, S total, K, Ca, Mg dan KTK rendah serta P sangat rendah (Tabel 2). Pada tanah Latosol status nutrisinya rendah, k h a n organik
rendah dengan demikian kesuburan kimianya rendah. Tabel 2 Sifat-sifat tanah =belum percobaan Nilai
Keterangan
pH H20
4.2
asam
organik
1.23%
rendah
N total
0.08%
rendah
S total
0.09%
rendah
P bray
0.20 ppm
sangat Fendah
K
0.10 mYlOO g
mdah
Ce
2.10 mVlOOg
rendah
wl
0.76 mW1W g 13.44 mViOOg
mndeh
Jenis perretapan
KTK
rendah
S u n k Pugat P e n a l b Tariah dan Agmklik 2003
6.
Kandungan Kimia Air Belerang Hasil analisis air klerang dari Ciseeng, Kecamatan Parung menunjukkan
bahwa kandungan minerat Sulfur sebesar 78.51 ppm Jebih tinggi dibanding mineral yang lain (Tabel 3). Tabel 3. Hasil analisa kimia air belerang Ciseeng, Kecamatan Parung, Bogor Unsur kimia
Kandungan (Pw)
Sulfur (S) Phosfor (P)
Magwsiurn (Mg) Kalium (K)
Nltrosen (N) Kalsium (CI) Cupprum (Cu)
Ferrum (Fe)
Almanium (Al) Zink (Zn) Mangan (Mn) Sumber : Pusat Penelibian Tanah dan Agrokhrnnt, 2QO3.
78.51
C. Produksi Bahan Kering Rumput
Pemberian pupuk kandang sejumbh 25 tonlha menghasilkan produksi bahan kering rumput yang lebih tinggi daripada tanpa pemberian pupuk kandang 0 todha. Rataan praduksi bahan kering yang dihasilkan dari pupuk kandang 25
tonlha adalah 9.39 g sedangkan tanpa pmberian pupuk kandang 0 tonlha adalah 5.47 g (Gambar 3). 12 S-
-!? O
g .-
z
9 39
10-
8 -
Y
PO
P25
Konsentrasi pupuk kandang (bnlha)
Gambar 3 Produksi bahan kering (gram) dari konsentrasi pupuk kandang Pupuk kandang akan meningkatkan shktur tanah lebih m
h dan
meningkatkan jumlah pori tanah sehingga memudahkan tunas-tunas baru tumbuh m e m b u s permukaan tanah. Bahan organik juga berpenganrh langsung terhadap fisiotqi tanaman seperti rneningkatkan kegiatan respirasi untuk rneningkatkan pertumbuhan tanaman, serta bertambah kbamya daun akan meningkatkan produksi dan kandungan bahan keringnya. Pupuk kandang dapat mempertahankan bahan organik tanah, meningkatkan a M i a s biologis tanah
dan juga meningkatkan ketersediaan air tanah. Semakin tinggi kadar air tanah maka absorbsi dan transportasi unsur hara maupun air akan lebih baik, sehingga laju fotosintesa untuk dapat menghasilkan cadangan makanen k g i pertumbuhan tanaman lebih terjamin dan otMatis produksipun akan meningkat (Wadi et a/. 1998) Pupuk kandang menyediakan unsur N, yang dibutuhkan dalam proses
pembentukan protein tanaman sehingga rneningkatkan perturnbuhan vegetatif
tanaman seperli balang, daun dan akar. Sebagat konsekuensi pemberian pupuk . kandang adabh meningkatkan produbi dan kandungan bahan kering tanaman. Menurut lfradi et al. (1998) yang menyatakan bahwa pemberian pupuk kandang akan meningkatkan pmduksi bahan kering, protein kasar dan menurunkan serat kasar.
Pada Gambar 4 terlihat bahwa, jenis tanaman P.maximum cv. Riversdale
menghasilkan produksi bahan kering yang nyata lebih tinggi dibandingkan P. maximum cv Gatton (8.33g VS 6.53 g). Adanya perbedaan ini dikarenakan
sifat genetis yang berbeda antara kedua rumput. Menunrt Van Soest (1994) dimana pada umur yang sarna perbedan k u a i i s hijawn dapat dipenganrhi oleh beberapa faktor antara bin: jenis (varietas), tanah, iktim dan manajemen.
Gatton
m a l e
Jenis tanaman
Gambar 4 Prduksi bahan kering (gram) dari 2 jenis rumput
Pemberian air beberang mempengaruhi produksi bahan kering rumput (Gambar 5). Hubungan pemberian air belerang dan pmduksi bahan kering berpola kuadratik (P<0.01) dengan persamaan Y = -0.0014
x2+ 0.1598 X
+
7.7577 (RL 0.7957).
= 'fa i
8
IS:
0 Y
3
p .-
'4j
,
Q I
6:
2
L
4
y = - 0 . 0 0 1 4 ~t ~0.1598>( + 7.7577 $ = 0.7957
C0
"
25
7
50
-
,
75
100
125
Konmntrasiair belerang (%)
Gambar 5 Hubungan pemberian air belemng dan pFoduksi k h a n kering rumput (gram). Terlihat bahwa nihi optimum produksi bahan kering dicapai pada pmberian air belerang 50% (57.07%) yaitu 13.43 gradpol. Level pemberian air Merang 25% produksi bahan kering yaitu 10.16 gram/@, untuk level 75% dan
100% produksi bahan keringnya adalah 10.80 gradpol dan 9.62 gramlpd secara beturutan. Sedangkan level 0 memiliki rataan produksi bahan kering yang
paling rendah, yaitu 7.89 grarnlpol. Kondisi optimal didapat pad8 dosis pemberian air belerang
W%, dan mernkri garnbamn kebutuhan optimal
belerang pada dosis tersebut telah terpenuhi. Kekahatan belerang, tidak hanya
menurunkan produksi tanaman tapi juga k u a l i s tanaman (8eaton et al. 1968). Suplai belerang yang cukup esensial guna memptahankan aktivitas enzim setelah diketahui bahwa nitrat reduktase membutuhkan sisi aktiiSH
sulfhidril yang berasosiasi dengan ikatan dari NADPH. Defisiensi belerang akan menunjukkan berkurangnya aktivitas nitrat reduktase lebih -pat daripada enzim lain yang terlibat dalam asjrnilasi NOS.Selanjutnya Sutandi (1996) menyatakan bahwa kandungan nutrisi tanaman dipengaruhi okh faMor genetik dan faktor
lingkungan. Adanya penunrnan kandungan bahan kering pada pemberian air belersng 75% dan 100% diduga karena pemberian yang berlebihan menyebabkan toksik, sehingga tanaman mengatami gangguan metabolisme, yang pada gilirannya menurunkan kandungan bahan kering hijauan. P. Kandungan Protein Kasar Rumput Pupuk kandang berpengaruh nyata (Pc0.05)tehadap kandungan protein kasar rumput. Rataan kandungan protein kasar yang dihasilkan dari pupuk kandang 25 tonlha adalah 10.30% sedangkan tanpa pemberin pupuk kandang
0 tonlha adslah 7.53% (Gambar 6). Dengan perkataan lain kandungan protein meningkat dengan adanya kandungan nilmgen. Kecenderungan meningkatnya kandungan protein kasar pada pemberian 25 tonha disebabkan pupuk kandang dapat mempertahankan bahan organik tanah dan dapat meningkatkan a k t i v i
biobgis tanah dan transportasi unsur hara serta air akan Iebih baik, sehingga laju fotosintesa untuk menghasilkan cadangan makanan bagi perturnbuhan tanaman
lebih terjamin (Purwowiddo, 1992).
Konsentrasi pupuk kandang (Tonha)
Gamkr 6 Kandungan protein kasar rumpvt (%) dari pupuk kandang.
Minson (1990) rnenyatakan kandungan dan komposisi protein kasar datam hijauan dipenganrhi oleh ketersediaan nitrogen dalam lanrtan tanah. Tingginya kandungan protein kasar pada p e m k m n pupuk kandang dikarenakan nitrogen yang tersedia dapat segera digunakan, kemudian dimbak menpdi a m i u m . Selanjutnya diimilasi rnenjadi asam amino yang digabungkan menjadi protein dan asam nukleat. Pada Tabel 4 tersaji M a a n P. maximum cv. Riversdale yang lebih tinggi kandungan proteinnya yaitu 10.15% dibandingkan P. maximum cv Gatton yaitu 7.68%. Hasil ini lebih rendah dibanding penelitin dari Hidayat (1994) dimana
kandungan
protein P. maximum adatah 11.73 % pada umur pernotongan
4 rninggu. Pernotongan dalam penditian ini, memang jauh lebih bma (40 had)
dibandingkan penelitian Hidayat (1994). Tabel 4 Pengaruh perlakuan tehadap kandungan protein kasar rumput (%) Pupuk
Airbekrs~
kanda~
(%)
Riversdale
SO
6.17 i 0.84
Rumput
Rataan
4.43
i 0.26
5.30
* 0.45
SlOO
9.29
0.18
6.76
i 0.41
8.02 i0.30
Rataan
8.71
i 0.43
6.38
i 0.40
7.53 P i0.42
Rataan
11.60
i 0.54
9.00
--
Rataan
Gatdon
ib.15 A k 0.48
* 0.43 10.30 Q i0.48 7.88 B * 0.42
~yangdiik~olehhurufyangsamaWek~nystapadataraf~5%
Pada Gambr 7 terlihat bahwa jenis tanaman P. maximum cv. Riversdale
mempunyai kandungan protein kasar nyata lebih tinggi dibandingkan P. maximum cv Gatton (10.15% vs 7.68%).
Menurot Van Soest (1894) b a h pada umur yang sama perkdaan kualhs hijauan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: jenis (varietas), tanah. iklim dan manajemen.
W a l e
Gattal
Jenis tanaman
Gambar 7 Kandungan protein kasar (%) dari 2 jenis rumput.
Pengaruh pemberian air belerang terhadap kandungan protein tertera pada (Gambar 8), hasil uji kontras polinomial orthogonal menunjukkan bahwa
pemberian air belerang berpola kuadratik (Pc0.01) terhadap kandungan protein
kasar dengan persamaannya: Y = -0.0008 x2+ 0.1069 X + 6.4546 ( R=~0.868). Pemberian air beletang 50% (66.81%) menunjukkan nilai kandungan protein tertinggi dibanding level yang lainnya.
0
25
50
75
100
125
Komantrasl air belerang (%)
Gambar 8 Hubungan pemberian air belerang dan kandungan protein kasar rumput (%).
Pemberian air belerang 50% diduga sudah optimal bagi tanaman rumput 48m!but, sehingga bila kvelnya naik 75% dan 100%, terlihat kandungan
pmteinnya muiai menurun. Hal ini diduga pada kvel diatas 50% tanaman sudah M a k tanggap terhadap belerang karena toksik. Pemakain unsur hara secara
berlebihan, akan teqadi penimbunan unsur hara tersebut di vacuola. Kenaikkan unsur hara lebih lanjut akan menyebabkan keracunan dan pertumbuhan akan terhambat. Hal Ini dmkibatkan terganggunya sitoplasma dalam mempmduksi
protein kloro(3las dan protein rnitokondria. Dilain pihak belerang dalam ha1 ini sistein berperan sebagai frtokehtin untuk mengikat logam yang tinggi sehingga
'
bersifat racun (Salisbury dan Ross, 1991). Hal ini diduga dapat menyebabkan
tejadinya gangguan metabolisme pada tanaman, sehingga p d u k s i protein Diketahui bahwa pemberian air belerang sesuai dengan kebutuhan dapat meningkatkan kemampuan tanaman untuk mensintesis protein jauh lebih besar daripada meningkatkan rnekanisme serapan nlrogen. Pemupukan 30 kg
beleranglha dapat meningkatkan W a r protein kasar dan abu tanaman makanan ternak (Tuherkih et a/. 1998). Selanjutnya Tandon (1995) dan Wigeno ef a/. (2002) menyatakan bahwa perlakuan pupuk belerang meningkatkan kadar asam
amino (metionin, sistin dan sistein). E. Kandungan Belerang Rumput
Pada Gambar 9, tedihat kandungan belerang optimal dengan pernberian
pupuk kandang 25 tonlha pada P. maximum cv Riversdale sebesar 0.16%, sedangkan P. maximum cv Gatton sebesar 0.13%. Hal ini jehs bahwa pupuk
kandang cenderung meningkatkan kandungan bekrang pada tanaman rumput.
Pupuk kandang merupakan sumber berharga dalam ha1 penyedin unsur ham makro (N, P,K, S dan Mg) dan mikro (Zn, B, Mn, Cu dan Mo).
W
P25
Konsentmsi pupuk kandang (T&)
; ClGMon I Gambar 9 Pengamh pemberian pupuk kandang terhadap kandungan belmng rumput (%).
Oleh karena itu pernberian pupuk kandang akan mempengaruhi kandungan klerang tanah. Buckman den Brady (1982) menyatakan bahwa penganrh k h a n organik terhadap sifat kimia tanah adalah meningkatkan daya serap dan kapasitas tukar k a t i i , sumber unsur N,P dan S dalam bentuk organik sehingga tethindar dari pencucian kemudian tersedia kembati dalam tanah.
Hubungan pemberian air klerang tehadap kandungan bebrang rumput berpala kuadratik (P
lihat Gambar 10. Dengan persamaan
Y =-0.05~ + ~0.0015X
+ 0.1 126 (R' = 0.9524) untuk pupuk kandang 0 ton Iha
dan Y = - 0 . 0 5 ~+ ~0.0015X + 0.1214 (R2= 0.9616) unkik pupuk kandang 25 ton
/ha.Pemberian air belerang SO% nyata tertinggi dibanding level yang lain.
0
25
50
75
q00
125
Konsentrasi air belerang (%)
Gambar 10 Hubungan pemberian air belerang terhdap kandungan belerang rumput (%). Oiduga pembrian 50% air belerang telah mencapai kebutuhan belerang yang optimal bagi tanaman. Pada pemberian 75% dan 100% terlihat tejadi
penunrnan kandungan belerang, diduga disebabkan oleh adanya sifat antagmis
antara mineral dalam air belerang, seperti yang dilaporkan Georgievskii (1982). Rataan kandungan beierang rumput adalah: 0.12-0.1 8%. Kandungan belerang di dalam tanaman hampir sama dengan fosfor yakni 0.1-0.3%. Kebutuhan tanaman akan Merang M a - W a tergantung dari bahan yang
dihasilkan dan jenis tanarnan. Kebutuhan yang tinggi merupakan karawstik
tanaman yang kaya protein. Untuk rumput termasuk kategori sedang, dibandingkan jenis Cmcifirae yang sangat tinggi kebutuhannya. Jaringan tanarnan yang kahat Merang mempunyai nisbah N organiklsqanik lebih tinggi
(70118W1)daripada jaringan tanaman normal. Nisbah ini dapat dipakai sebagai petunjuk apakah suatu tanaman mendapat suphi belerang yang cukup atau tiak (Misra, 1995). Dengan pemberian Merang maka tejadi peningwn pH tanah, mikroorganima tanah wmakin aktif termasuk mikrmrganisma perombak
belerang dan fafor organik. Perombakan ini juga meningkatkan k e t m i a a n Merang dan fosfor untuk tanaman ( W a l e et al. 1990).
Adanya interaksi antara p e m M n air Merang dengan serapan nitrogen oleh tanaman ditunjang oleh penelitian Schnug el at. (1993) yang menyatakan bahwa pemberian air bebrang sebanyak 100 kgha akan meningkatkan serapan N oleh tanaman Leguminosa sebanyak 40 kglha.
F. Kandungan NDF Rumput
Fraksi itarbohidrat (NFE) dikelompokkan ke dalam (i) sangat mudah
dicema yaitu yang terdapat dalam sel (Neutral Detergent Sdubles atau NDS); (ii) dicema tiiak sempuma yaifu bagian dinding set yang terdiri atas hemiselulosa dan selulosa, termasuk dalam reaksi Neutral Detergent Fiber (NDF) atau Acd
Detergent Solulubie (ADS); (iii) sebagian h
r tidak dapat dicema yaitu selulosa
dan Dgnin (tergantung dari tiinifikasinya), bagian ini termasuk Acid Detergent Fiber atau ADF (Prawirokusumo, 1994). Kandungan serat deterjen netral
digunakan untuk estimasi dari kemampuan temak untuk mengkonsumsi (kemampuan intake)
Pada Gambar 11, talihat adanya hubungan pemupukan air W r a n g dengan kandungan NDF rumput, dengan persamaan berpola kuadratik (Pc0.01)
-
Y= 0.001l X Z 0.1788X + 60.72 (R' = 0.9450) untuk pemupukan 25 tonha pada
Riversdale; Y = 0 . 0 0 1 2 ~- 0.1612X ~ + 58.235 (R' = 0.9088) untuk pemupukan 0
-
ton Iha pada Riversdale; Y= 0.0011x2 0.1349X + 60.598 (R2 = 0.9020) untuk
pupuk kandang 25 tonlha pada Gatton dan Y= 0.0012x2- 0.1517X + 61.I 26 ( R =~ 0.8935) untuk pupuk kandang 0 tonha pada Gaton.
50 0
0
.. .-
7-
25
-5[)
75
1DD
125
Konsenttasi air belerang (96)
Gambar 11 Hubungan pupuk air belerang tehadap kandungan NDF rumput (%I Kisaran kandungan NDF turnput P. maximum adalah 52.52%81.28%. Hasil ini lebih rendah dibandingkan yang didapat Kaunang (1992) yaitu 69.10%
pada P. maximum cv Riversdale dengan perlakuan naungan kelapa dan pupuk
N 150 m a . Adanya perbeciaan hasit kandungan NDF antara kedua kultivar dikarenakan sifai genetik ya& berbeda. Hal ini diperkuat oleh Orphyin (1984)
bahwa struktur dan komposisi kimia dinding sel tanaman bervariasi menurut
spesies, umur, varietas dan tipe sel tanaman. Selanjutnya Van Soest (1994)
melaporkan kandungan serat detergen neutral > 56% akan menekan tingkat konsurnsi bahan kering. Kandungan NDF P. maximum cv Riversdale dengan pemberian pupuk kandang 25 todha menmpai hasil yang optimum lebih rendah dibanding kombinasi perlakuan yaw lain. Hasil peneliian memperlihatkan bahwa pemberian pupplk kandang cenderung menurunkan kandungan NDF. Pupuk
kandang berguna dalam menyedlakan unsur N untuk proses fisiologi tanaman (Setyarnidjaya, 1986). Sarief (1986) menyatakan bahwa rendahnya kandungan N akan
mengakibatkan turunnya W a r protein srta m n d i n g a n protoplasm dengan dinding sel daun dengan ukuran sel yang kecil dengan demikian daun akan
menjadi keras penuh dengan serat-serat. Namun apabila N dan wmua unsur tersedia bagi tanaman maka tanaman cendenrng menggunakan karbohidrat
untuk ~ b e n t u kbih k banyak protoplasma daripada dinding sel. Oleh karena
protoplasma sebagian besar adalah air maka tanaman menpdi sekulen. G. Kandungan ADF Rumput Pada Gambar 12, tersaji pengaruh pemberian air belerang tedmlap
hndungan ADF rumput. Hubungan pmberian air belarang berpola kuadratik (Pc0.01) temadap kandungan ADF rumput. Dengan persamaannya Y = 0.0005
x2- 0.0642
X + 35.07 (R' = 0.9297). Kandungan ADF rumput
terendah
didapatkan pada pemberian air belemng 50% (64.201, hasilnya berbeda nyata dibanding level 25%, 75% dan 100%. Pada level air bekrang 50% diduga air belerang memberikan prgaruh terhadap penurunan kandungan ADF rumput.
-.-.
95 0
,
25
7
75
100
125
k n m t d air Wwmg (016)
Garnbar 12 Hubungan pemberian air belersng terhadap kandunganADF rumput (%).
Merang berperan sebagai penyusun asamasam amino (sistein sistin dan metionin) dan merupakan komponen protein, pembentulr vitamin tiamin dan biotin serta berperan didalam pembuatan kloroiil. Be+erang juga sebagai pengangkut elektron untuk mereduksi NADP menjadi NADPH. Proses ini merangsang pertumbuhan daun lebih lebar sehingga proses fotosintesis berjalan baik, dimana nisbah daun dan hatang meningkat sehingga tiecam tidak langsung
serat kasar ADF menurun (Salisbury dan Ross, 1991).Pemberian belerang dapat
mengkondisikan tanah misalnya jumlah
N total meningkat, sehingga
perturnbuhan tanaman semakin baik. lsmunadji (1982) menyaiakan pemupukan belerang dapat rneningkatkan N-total, Cwlapat ditukar, dan S pada padi tersedia, sedangbn C-organik, Mg-dapat ditulrar, K-dapat ditukar, kapasitas tukar M @ ndan S-total relatif konstan. Tuherkih et el. (1998) melaporkan setat
kasar menurun dengan pernberian belmng 30 kg Slha pada Phaspalum sp. Pada Gambar 13, terlihat kandungan A D F terendah @a pupuk kandang 25 tonlha dan jenis tanaman P. maximum cv Riversdale. Hat ini jelas bahwa pupuk kandang cenderung menurunkan ADF tanaman rumput.
W PZS Konsentrasi pupuk kandang (tMllha)
Gambar f 3 Pengaruh pupuk kandang pada rumput terhadap Kandungan ADF
Menurut Whitehead (1970) kandungan serat bsar dipengaruhi oleh unsur N yang tersedim untuk pembentukan protein kasar. Oitambahkan oleh
Sarief (1986) bahwa rendahnya kandungan N akan mmgakibatkan turunnya
W a r protein serta perbandingan
protophsma dengan dinding sel akan
menaiklcan dan menyebabkan menebalnya dinding & sehingga daun menjadi keras dan hrserat. Menurut Marten (1981) kandungan ADF menrplm suatu pertirnbangan dan estimasi daya cema suatu hijauan.
H. Praduksi Bahan Kering Legurninosa Penganrh pupuk kandang t e h d a p produksi bahsn kering leguminosa berbeda sangat nyata (Pc0.01). Gambar 14, terlihat bahwa pemupukan dengan
pupuk kandang 25 tonha menunjukkan produksi bahan kering kgumimsa tertinggi dibandingkan kontrol peningkatannya sebesar 3.48 glpol. lfradi et
81.
(1998) menyatakan bahwa pemberian pupuk kandang altan meningkatkan produksi bahan kering, protein kasar serta menurunkan =rat
kasar dan
meningkatkan kandungan Ca dan P tanaman.
z '1
9
e 9 s r
4:
3.48
i
'E
3
RI 2 m
3
fil 0
W
P25
Konsentrasi pupuk kandang (tonha)
Gambar 14 Penganrh pupok kandang terbadap produksi bahan kering leguminosa (gram). Pemupukan dengan pupuk kandang meningkatkan pmduksi bahan kering Sesbania sesben (Sriharini, 1992). Kecenderungan meningkatnya produksi bahan kering hijauan disebabkan karena pemberian pupuk kandang dapat
mem-iki
s~a fish tanah jika dibandingkan dengan tanpa pemberian pupuk
kandang sehingga penguapan unsur hara akan krkurang dan hara twedia
akan lebih banyak. Dengan adanya pupuk kandang dalam tanah akan dapat meningkatkan kesubumn tanah, menahan air tanah, powitas tanah dan ketahanan terhadap e m i (Buckman dan Brady, 1982). Pemberian pupuk kandang dapat mempertahankan bahan ~ g a n i ktanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas biokgis tanah dan transportasi unsur hara serta air akan kbih banyak, sehingga proses fotosintesa krjalan baik yang
nantinya untuk menghasilkan cadangan makanan bagi pertumbuhan tanaman. Jenis tanaman berpengaruh sangat nyata (FcO.01) terhadap pmduksi bahan kering leguminosa. Pada Gambar 15, produksi bahan kering C. pubescens lebih tinggi
dibandingkan Siratro. Adanya perbedartn produksi bahan kering diakibatkan
karena sifat genetisnya yang betkcla. fillman et a/. (1990) menyatakan bahwa
umur yang sama, perkclaan kualitas hijauan dapat dipengaruhi obh beberapa faktor antara lain jenis (varietas), tanah, i k l i dan manajemen.
Canbusma
Skatro
Jenis tanaman
Gambar 15 Hubngan jenis tanaman clan produksi bahan kering leguminosa (gram) Produksi bahan kering leguminosa secara sangat nyata (P<0.01)
dipengaruhi oleh pemberian air belerang. Tanaman yang dipupuk bebang menyerap tidak hanya unsur belerang akan tetapi juga unsur-unsur yang lain
baik unsur mikro maupun makro, dabm jumlah yang jauh lebih 4anyak bila dibandingan dengan bnaman yang tidak dipupuk belmng. Pemupukan belerang merangsang sempan unsur-unsur ham esensial hinnya, yang
menyehbkan perfumbuhn dan perkembangan tanaman yang lebih baik. Jerapan yang cukup, haik mengenai macamnya maupun jurnlah beraiti
terpenuhinya mlah satu syarat pertumbuhan untuk memungkinkan tanaman tumbuh baik. Unsur-unsur hara menrpakan kmponen dari snyawa yang lebih
kompleks dalam bentuk sen-
organik maupun anarganik yaitu setelah unsur
hara tersebut breaksi dengan senyawa hasil fobsintesis (Tiale et ad 1990). Pada Gambar 16, tersaji bahwa pernberian air belerang 50% (86.33%)
mencapai produksi bahan kering o p h a l dibsnding yang lain. Pencapaian produksi bahan kering tettinggi, diduga karena ketersediaan ham sudah cukup dan seimbang sehingga mempengaruhi pedumbuhan dan produksi bahan kering
(Purnama, 2002). Menurut Bahar ef el. (1993) bahwa pengaruh Merang sangat nyata
temadap produksi bahan kcring C. pubemns. Kekahatan belerang tidak hanya menurunkan p d u k s i bahan kering
tanaman, namun juga k u a l i s hasil.
Belerang dipedukan untuk pernbentukan asamasam amino (sistein, sistin dan
metionin) yang mrupakan asam amino utama (Beaton et a/. 1968).
Gambar 16 Hubungan air belemng dan produksi k h a n kering leguminosa (gram)
Selanjutnya Wigeno et al. (2002) menyatakan pertumbuhan dan perkembangan legurninosa membutuhkan beierang. Hubungan pemberian air belerang dan kandungan bahan kering berpda kuadratik (P
I. Kandungan Protein Kasar Legurninoea
Ada interaksi ketiga faktor (pupuk kandang, jenis tanaman dan pemberian air belerang) m nyata (Pc0.05) thatlap kandungan protein legurnin-
(Lampiran 7). Adanya interaksi, diduga karma level pupuk air klerang dan h e l pupuk kandang untuk hijauan telah berimbang. Penggunaan pupuk yang berimbang merupakan salah satu faktor kuna untuk mempenganrhi dan
rneningkatkan produktnris lahan pertanian khususnya di daerah tropika dimana ketersediaan unsur ham yaw cukup merupakan salah satu pembatas (Setyorini, 2002). Hubungan pernberian air behang dan kandungan protein kasar
legurninosa berpola kuadratik (P
Centmema; Y = - 0 . 0 0 0 7 ~+~0.098X + 15.505 ( R = ~ 0.8685) &ngm pupuk
kandang 0 ton tonlha untuk Siratro; Y= -0.0007X2 + 0.097% + 17.986 (R' = 0.931 1) untuk pupuk kandang 25 tonha @a siratro dan Y= - 0 . 0 0 1 3 + ~~ 0.1595X + 17.607 (R* = 0.8345) m a n pupuk kandang 25 t d h a pada
C. pubemns (Gambar 17). Pupuk kandang 25 tonlha untuk C. pubescens
menghasilkan kandungan protein tertinggi dikndingkan kombinasi perfakuan yang lain. Pupuk kandang yang mengandung unsur makm (N, P, K, S) jugs
unsur mikro (Zn,Cu, Mo) yang sangat membantu mern~arbaiki sifat-sifat tanah.
Gambar 17 Hubungan antara pemberian air belerang dan kandungan protein leguminosa (%)
Unsur N, P, K dan S inilah yang mempengaruhi peningkatan kandungan
protein leguminosa. Menurut Minson (1990) bahwa, kandungan dan kmposisi protein kasar dalam hijauan dipengaruhi &h
ketersediaan nitrogen di dalarn
lamtan tanah.
Kisaran kandungan protein C. pubescens yaitu 16.0923.61% dan Siratro yitu 15.63-21.24% (Tabel 5). Tab4 5 Pengaruh perlakuan tehadap kandungan protein kasar leguminosa (94) Pupuk Air belerang kandang
0
Rataan
#. 8
SO
16.03m
*0.80
15.63n
f056
15.83iO.08
525
19.llhij
*0.77
17.011
k0.49
18.06i0.63
S50
20.85d e i 0.38 19.61 gh k0.52 19.86fgh i 0 . W 18.60jik f 0.73
20.23 i 0.45
20.34 defg i 0.91 18.92 hij
19.63 0.90
575 S100
), , , ,(
Leguminosa
c.P
(%)
-
k 0.88
19.23f0.67
*
-
Rataan SO
25 (tonlha)
525
20.18 efg f 0.39 19.48ghi i 0.85
S50
23.61a
f0.47 21.24bcd *0.54
20.79
i0.50 20.31
i 0.74
20.01
i 0.63
19.13
* 0.69
S75
SlOO
Rataan Rataan
20.55& 0.68
Angka yang d i i oleh hwuf yang m a Udak berbadrr nyaEa p&n t a d g 5%
Hasil ini masih mendekati laporan Wiryasuhanto (1985) dimana kandungan protein C. pubescens yaitu 16.4-23.696 dan Siratro yaitu 10.8-16,6%. Adanya perbedsan antara C.pubemens dan Siratro karena sifat genetis yang berbeda. Sutandi (1996) rnenjelaskan bahwa kandungan protein di dalam tanarnan dipengaruhi oleh beberapa faktor,antara lain genetik dan lingkungan. Pemberian air belerang 50% (61.15%) diduga sudah menmpai optimal bagi tanaman Centrosema, pada pemberian 75% air belerang dan 100% air
belerang kandungan protein ada keenderungan mulai menurun. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya interaksi antagonis antar mineral yang
terkandung dalam ketersedisan Werang bagi tanaman. Sedangkan pemberian belerang (0% air belerang) kandungan proteinnya sangat kurang. Hal ini mungkin disebabkan oleh kemampuan tanarnan untuk mengsintesis protein berkurang.
Pemupukkan dengan air bekrang meningkatkan kadar N, P dan Mg. Hal ini berkaitan dengan wama hijau terutama N dan Mg sebagai komponen klorofil. Tanaman yang kekurangan S menunjukkan gejala kbrosis dan erat dengan kandungan hijau Uaun yang rendah. Klorosis pada tanaman yang kekurangan belerang disebabkan antara lain karena rendahnya kdar N dan Mg, sebagai akibat kadar klerang yang rendah. Tarraman yang kekurangen belerang
berkadar klorofil rendah (Salisbury dan Ross, 1991). J. Kandungan Belerang Leguminosa
Penganrh pupuk kandang berbeda nyata (PxO.05) tehadap kandungan belemng leguminosa. Gambar 18, tertihat pemberian pupuk kandang 25 tonha menghasilkan S lebih tinggi (P
W
P25
Konsi. pupuk kandang (Tonlha)
Gambar I 8 Pengaruh konsentmsi pupuk kandang thadap kandungan S kgurninosa (%)
Buckman dan Brady (1982) meqatakan bahwa pengaruh pupuk kandang
terhadap sifat kimia tanah antara lain adahh meningkatkan daya wrap dan kapasitas tukar kation, meningkatkan unsur N, P dan S dalam bentuk organik.
Respons jenis legurninom terhadap pemupukan dengan pupuk kandang berbeda nyata {P<0.05) dalam kandungan S (Lampiran 12, Gambar 19).
Kandungan belerang C. pubescens sebesar 0.24% bbih tinggi dibandingkan dengan kandungan belerang Siratro sebesar 0.22%. P e b d a a n ini diduga karena adanya sifat genetik yang b e h d a dari kedua jenis tanaman tersebut.
Centmema
Jenis tanaman
Sitatm
Gambar 19 Pengaiuh jenis tanaman terhadap kandungan S leguminosa (%) Tingkat pemberian air bebang h i m l a nyata (Pe0.05) terhadap
kandungan belemng leguminosa. Hubungan pemberian air belerang dan Icandungan belerang kguminosa (Gambar 20) berpola kuadratik (P<0.01), dengan persarnaannya Y= - 0 . 0 5 +~ 0.001 ~ 3X + 0.2091 ( R =~ 0.9552).
Garnbar 20 Hubungan pemberian air beterang dan kandungan belerang bguminosa (%).
Pemhrian air belerang 50% (57.09%) rnencapai kondisi yang optimal
kandungan belerang dibanding level lain. Hal ini diduga pada level 50% sudah memendhi kebutuhan belerang untuk leguminosa. Kandungan sulfat tanaman berkissr 0.7-1.2% sudah berada pada level yang cukup (Jones el a1.4995).
Menurut Delgado dan Amacher (997) I serapan sulfat ditenbrkan oleh konsentrasi sulfat dalam larutan tanah dan jangkauan akar. Behang berperan dalam pengisian polong kacang kacangan terutama pembentukan asam amino metionin, sistein dan sistin sebagai komponen protein nabati.
Hal senada
dilaporkan Tandon (1995) dimana kadar asam amino metionin, sitein dan sistin bisa meningkat sarnpai 34% akibat pemberian belerang 60 m a . Sehnjutnya
kandungan belerang Amchis lambrata meningkat dari 0.5 kglha yaitu 0.37 % menjadi 0.46% dengan pernbrian 30 kg belefanglha.
K.
Kandungan ADF Legumimsa Pupuk kandang berpengaruh sangat nyata (P<0.01) tehadap kandungan
ADF leguminosa. Rataan kandungan AbF yang dihasilkan dari .pupuk kandang 25 tonlha adalah 33.42% sedangkan &npa pemberian pupuk kandang adalah 35.46% (Gambar 21).
W
P25
Konsentrasi pupuk kandang (tonha)
Gambar 21 Penganth konsentrasi pupuk kandang terhadap kandungan ADF leguminosa (%). Hal ini dikarenakan pupuk kandang yang mengandung nitrogen akan
meningkatkan nisbah daudbatang sehingga menurunkan serat kasar. Menunit lfradi et a/. (1998) yang menyatakan bahwa pemMan pupuk kandang akan
meningkatkan kandungan bahan kering, protein dan menurunkan #rat kasar. Selanjutnya Sarief (1986) menyatakan menunrnnya kandungan N akan rnengakibatltan turunnya kadar protein serta perbandingan protoplam dengan
dinding sel akan meningkat dan menyebabkan menebalnya dinding sel sehingga daun menjadi keras dan bemrat.
Jenis tanaman berpengaruh nyata (Pc0.05) terhadap kandungan ADF L e g u m i m (Lampiran 14). Pada Gambar 22, terlihat C. pubesmns kandungan ADF lebih rendah dibandingkan dengan Siratro. Perbedaan kandungan ADF antara kedua jenis legurninma disebabkan karena sifat genetis yang berbeda.
m
Siratm
a
Jenis tanaman
Gambar 22 Pengaruh jenis tanaman terhadap kandungan ADF leguminosa (%) Pemberian air belerang berpengaruh nyata (Pe0.05) terhadap kandungan ADF leguminosa. Hubungan pemberian air belerang kandungan ADF leguminosa
berpola kuadratik (P
( R =~ 0.8523). Pada
=
0.0007~~-0.0943X +
Gambar 23, terlihat kandungan ADF leguminosa
terendah pada pemberian air belerang 50% (67.14%) yaitu 32.85% dan tertinggi pertakuan 0% air belerang yaitu 36.22%. Hasil ini hampir sama dengan penelitian Panditharatne
ef al. (1985) bahwa kandungan ADF Red Clover dengan
pemberian bebrang 34 kgha adalah 35.10% sedangkan pupuk belerang 0 kglha
adalah 36.20%.
0
0
-
20
40 80 80 1MI Konmtrasi air kbrang (%)
420
Gambar 23 Hubungan pemupukan air belerang dan kandungan ADF kgurninosa {%).
L.
Kandungan NDF Leguminoss Hubungan pemupukan air belerang berpola kuadratik (Pe0.01) terhadap
kandungan NDF leguminosa, dengan persamaan Y = 0.0009X2 - 0.1016X +'
59.233 (R' = 0.0746) untuk pupuk kandang 25 tonlha pada Centrwma; Y = 0 . 0 0 0 7 ~-~0.084X + 60.093 (R' = 0.8415) untuk pupuk kandang 0 todha pada
Cenfrocema;Y= 0.0012 X' - 0.149X + 61.W ( R ~ =0.878) untuk pupuk kandang 25 pada Siratro dan Y= 0 . 0 0 0 9 ~ ~0.1229X + f3.799 (R' = 0.7319) untuk pupuk
kandang 0 tonlha pada Siratro. Pada Gambar 24, terlihat kondisi NDF terendah
yaitu pada C. pubescens yang diberi perlakuan pupuk kandang 25 tonlha dan air belerang 50% (56.44%). Pada kombinasi ini diduga sudah mencapai kebutuhan optimal unsur hara bagi leguminosa.
Pada Gambar 24, terlihat bahwa adanya perbedaan kandungan NDF
antara C. pubesmns dan Siratro, dikarenakan perbedaan genetis sehingga respons perlakuan tehadap kandungan NDF juga & M a .
Komnirasi air belerang (%)
Gambar 24 Hubungan p e m h h n air bebrang tehadap kandungan NDF kguminosa (%) Pemn pupuk kandang dalam menekan kandungan serat kasar sangat nyata. Dimana pupuk kandang mengandung N, P,
K clan S yang mempengaruhi
kandungan serst kasar hijauan. Setyamidjaya (1988) menyatakan bahwa pengaruh
N
dabm meningkatkan perbandingan protoplasma terhadap bahan
dinding sel yang tipis. Keadaan ini menyebabkan daun bbih banyak mengandung air dan kurang keras, sebliknya kandungan nitrogen yang rendah dapat mengakibatkan tebalnya dinding sel daun dengan ukuran sel yang kecil,
dengan demikian daun akan menjadi keras dan penuh dengan =at-serat. Menurut Tuherkih ef ai. (1998) bahwa serat kasar Arachis lambrafa
menurun sejalan pembrian belerang. Selanjutnya Pandiarane et a/. (1985) melaporttan Red Clover tejadi penurunan NDF pada v b e r i a n sulfur 34 kglha.
Kesimpulan Dari hasil pembahasan di atas disimpulhn bahwa pemberian pupuk
kandang 25 tonlha, dolornit 5 tonlha dan air belerang 50% (39.25 ppm) menghasilkan nihi optimum terhadap produksi bahan kering, protein kasar, bebrang, NDF dan ADF pada P. maximum Riversdale dan C. pubescens.