PUPUK ANORGANIK, DAN PRAKTEK PEMUPUKAN A. Sumber Unsur Anorganik Pupuk Anorganik Buatan Pupuk anorganik buatan adalah bahan anorganik dalam konsentrasi tinggi. Mereka digunakan terutama untuk meningkatkan suplai satu atau beberapa unsur hara esensial, seperti: nitrogen, fosfor, dan kalium. Pupuk yang mengandung unsur-unsur ini, umumnya merupakan bentuk yang mudah tersedia dalam larutan tanah. Dalam praktek sehari-hari dikenal sebagai pupuk “kimia”, “buatan”, atau “anorganik”. Meskipun langkah khusus yang diambil akhir-akhir ini dalam upaya mengembangkan penggunaan pupuk kandang atau pupuk organik lain dalam jumlah banyak, namun ketersediaannya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan. Pupuk buatan dikembangkan dalam jumlah sedikit, mudah diangkut, tersedia bagi tanaman relatif lebih cepat pada proporsi yang tepat pada tingkat kebutuhan berbagai tanaman dan tanah yang berbeda.. Pupuk anorganik biasanya diklasifikasikan beradasar pada tiga jenis unsur utama atau lebih, bagaimana pun, dapat melebihi dari satu grup. Laporan perkembangan produk lokal dan impor disajikan dalam Tabel …. (data Indonesia). Pupuk Nitrogen Berdasar pada bentuk pupuk N yang merupakan kombinasi dengan unsur-unsur lain, maka pupuk nitrogen dibagi dalam empat grup: nitrat, amoniak dan garam amonium, yang merupakan senyawa kimia dalam bentuk amida, dan produks samping tanaman dan atau hewan. Table 4. Produksi, Konsumsi, Impor, dan Ekspor Pupuk Nitrogen, Fosfor, dan Kalium di Indonesia Tahun
N
1951 - 52 1955 - 56 1961 - 62 1962 - 63 1963 - 64 1964 - 65 1965 - 66 1966 - 67 1967 - 68 1968 - 69 1969 - 70 1970 - 71 1971 - 72 1972 - 73 1973 - 74 1974 - 75 1975 - 76
16 80 145 178 222 240 233 308 736 716 716 830 952 1,060 1,060 1,200 1,508
Produksi P2O5 11 12 66 80 107 131 111 145 194 222 222 229 278 326 323 350 320
K2O
N
-
29 54 142 252 226 233 326 632 867 842 667 477 481 565 659 885 950
Impor P2O5 K2O ('000 ton) 8 10 32 10 40 12 64 12 57 14 85 148 118 349 270 138 213 94 120 32 120 248 268 204 325 215 370 280 443 337 267
N N.A. N.A. 250 333 377 555 575 738 1,035 1,205 1,356 1,479 1,798 1,840 1,829 1,835 2,149
Konsumsi P2O5
K2O
N.A. N.A. 61 83 116 149 132 249 335 382 416 541 558 581 650 537 467
N.A. N.A. 28 36 51 69 77 114 170 170 210 236 300 348 360 356 278
Indian Agric. in brief - 14th Edn. and FAI annual Review - 1975 - 76 and Department of Agriculture.
1
Tabel 5. Tipe dan Komposisi Berbagai Jenis Pupuk (a) Pupuk N-Tunggal Pupuk Soda Nitrat Amonium Sulfat Amonium Nitrat Amonium Sulfat Nitrat Amonium Khlorida Amoniak Anhidrous Urea (biuret = 1.5%) Urea (Coated) Kalsium Amonium Nitrat (25%N) Kalsium Amonium Nitrat (26%N) Kalsium Amonium Nitrat (28%N)
Nitrogen Nitrogen Nitrogen Nitrat (%) Amoniakal (%) Amid (%) 15 - 16 20 - 21 17 - 18 17 - 18 -
N Total 15 - 16 20 - 21 17 - 18
6.5
19.5
-
26
-
25 - 26 99.0 -
46.0 45.0
25 - 26 99.0 46.0 45.0
12.5
12.5
-
25.0
13.0
13.0
-
26.0
14.0
14.0
-
28.0
(b) Pupuk Fosfat-Tunggal
Pupuk
Superfosfat Singgel (16%) Superfosfat Singgel (14%) Superfosfat Tripel Dikalsium Fosfat Tepung Tulang (Mentah) (P2O5 Total = 20%) (N Total = 3%) Tepung Tulang Rebus (P2O5 Total = 22%) Batu Fosfat (P2O5 Total = 20%) Kalsium Magnesium Fosfat Terfusi
Fosfat Larut Fosfat Larut Air Fosfat Larut Amonium Asam P2O5 (persen Sitrat Netral (persen Sitrat 2 % berat) (%) berat) (%) (persen berat) (%) 16.0
16.5
-
14.0
14.5
-
42.5 -
44.0 -
-
-
-
8.0
-
16.0
-
-
26.0
-
-
-
16.5
2
Pupuk Kalium-Tunggal Kandungan Kandungan Natrium Khlorids Total Kalium (persen Khlorida (persen berat) (%) berat) (%) (persen berat)(%)
Pupuk
Kalium khlorida (muriate of potash) Kalium Sulfat Kalium Skhenit
60.0
-
3.5
48.0 23.0
2.5 2.5
2.0 1.5
(c) Pupuk N-P
Pupuk
Nitrogen (% berat) Bentuk Bentuk Amoniakal Nitrat
Diamonium Fosfat (18 - 46 0) Amonium Fosfat Sulfat (16 20 - 0) Amonium Fofat Sulfat (19.5 - 19.5 - 0) Amonium Fosfat Sulfat Nitrat (20 - 20 - 0) Amonium Fosfat Sulfat (18 9 - 0) Nitrofosfat (20 - 20 - 0) Urea Amonium Fosfat (28 28 - 0) Urea Amonium Fosfat (24 24 - 0) Urea Amonium Fosfat (20 20 - 0) Monoamonium Fosfat
Fosfat Larut Fosfat Larut Air P2O5 Amonium Sitrat (persen berat) Netral (persen (%) berat) (%)
Bentuk Urea (Amide)
18.0
-
-
41.0
-
-
19.5
20.0
18.0
-
-
17.5
19.5
17.0
3.0
-
17.0
20.0
18.0
-
-
8.5
9.0
10.0
10.0
-
5.4
20.0
9.0
-
19.0
25.2
28.0
7.5
-
16.5
20.4
24.4
6.4
-
13.6
18.0
20.0
11.0
-
-
44.2
52.0
3
46
(d) Pupuk N - P – K Pupuk
Nitrogen (% berat)
Bentuk Bentuk Amoniak Nitrat
Nitrofosfat dengan Kalium (18 - 18 - 9) Nitrofosfat dengan Kalium (15 - 15 - 15) NPK(10 - 26 - 26) NPK(12 - 32 - 16) NPK(14 - 36 - 12) NPK(22 - 22 - 11) NPK(14 - 35 - 14) NPK(17 - 17 - 17) NPK(14 - 28 - 14) NPK(11 - 22 - 22) NPK(19 - 19 - 19)
Bentuk Urea
Fosfat (persen berat) Water solu Fosfat Larut Fosfat Amonium Larut Air Sitrat Netral P2O5 (persen berat) (persen (P2O5) (%) berat) (%)
9.0
9.0
-
4.9
18.0
9.0
7.5
7.5
-
4.0
15.0
15.0
10.0 12.0 14.0 7.0 14.0 5.0 8.0 6.5 5.6
-
15.0 12.0 6.0 4.6 13.4
22.1 27.2 30.6 19.6 29.0 15.0 25.2 19.8 16.2
26.0 32.0 36.0 22.0 33.0 17.0 28.0 22.0 19.0
26.0 16.0 12.0 11.0 14.0 17.0 14.0 22.0 19.0
(e) Unsur Mikro
Pupuk Seng Sulfat
Seng Timbal Tidak Larut Tembaga Magnesium sebagai 'Zn' sebagai 'Pb’ Air (persen sebagai 'Cu' sebagai 'Mg’ (persen (persen berat) (persen berat) (persen berat) berat) berat) 1.0
21.0
0.003
0.1
0.5
pH 4 atau lebih
NATRIUM NITRAT Pupuk ini dikenal dengan nama “nitrat Chili” dan merupakan pupuk nitrogen pioner yang penting. Ia dijumpai sebagai deposit alam di bagian utara Chili dan mengalami pengolahan sebelum dikapalkan. Produk olehan mengandung sekitar 16 persen nitrogen dalam bentuk nitrat, yang secara tunggal dapat tersedia bagi tanaman. Dalam hal ini, nilai yang tinggi sebagai sumber nitrogen bila diaplikasikan melalui pemberian setelah tanamn (top- dan side-dressing), khusunya tanaman muda dan kebun sayuran, yang membutuhkan nitrogen segera tersedia untuk pertumbuhan yang cepat dan segera dipanen. Untuk tanaman jagung, kapas, tebu, dll., adalah lebih baik bila dalam bentuk amonium sulfat. Natrium nitrat khususnya digunakan untuk tanah-tanah masam. Bila digunakan secara terus menerus dapat menyebabkan deflokulasi (dispersi) agregat tanah dan menyebabkan kondisi fisik tanah menjadi jelek, terutama di derah-daerah dengan curah hujan rendah. Pupuk harus disimpan digudang penyimpanan yang kering. 4
AMONIUM SULFAT Merupakan jenis pupuk N yang umum digunakan. Ia adalah garam berbentuk kristal berwarna putih, mengandung 20 hingga 21 persen nitrogen-amoniak. Ia mudah dibawa dan disimpan baik pada kondisi kering. Selama musim hujan, ia kadang-kadang berbentuk bongkah. Bongkah ini harus dihaluskan terlebih dulu sebelum digunakan. Dapat larut dalam air, bereaksi cepat, tetapi di damping kelarutannya tinggi, unsur N tidak mudah hilang melalui drainase sebab ion amonium segera diikat oleh koloid tanah. Pupuk ini sangat baik untuk tanaman di lahan basah, sepert padi dan rami. Di samping itu, ia juga baik untuk tanaman kapas, tebu, kentang dan banyak jenis tanaman lain tumbuh pada berbagai jenis tanah. Ia mempunyai efek memasamkan tanah. Penggunaan jangka panjang dapat meningkatkan kemasaman tanah dan penurunan hasil. Penggunaan pupuk ini pada tanah masam memperbaiki hasil tanaman teh. Disarankan agar penggunaan pupuk ini bersama dengan pupuk organik untuk mencegah pengaruh merusak dari penggunaannya secara terus menerus ke lahan dan tanaman hortikultura. Amonium sulfat dapat diberikan sebelum tanam, saat tanam, atau setelah tanaman tumbuh (top-dressing). Ia tidak dianjurkan digunakan bersama benih, karena konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan perkecambahan menjadi terganggu. AMONIUM NITRAT Merupakan garam kristalin berwarna putih, mengandung 33 hingga 35 persen nitrogen, separuhnya sebagai nitrat dan separuh lainnya dalam bentuk amonium. Dalam bentuk amonium, ia tidak mudah hilang tercuci dari tanah. Pupuk ini bereaksi cepat, tetapi sangat higroskopis dan mengalami kesulitan dalam penyimpanan. Granulasi bahan dan sedikit penyelimutan pada butirannya dengan minyak akan mengurangi higroskopisitasnya pada tingkat tertentu. Ia mempunyai efek memasamkan tanah. Di bawah kondisi tertentu, bersifat meledak, dan oleh karenanya memerlukan penanganan secara hati-hati. Nama dagang 'Nitro Chalk' (kapur nitro) terbuat dari campuran nitrat dengan sekitar 40 persen batu kapur atau dolomit. Ia berbentuk granul, tidak bersifat merusak kulit dan kurang higroskopis. Ia mengandung 20.5 persen nitrogen, separuhnya berbentuk amonium dan sebagian lagi nitrat. Keberadaan kapur menjadikannya khusus digunakan untuk tanah masam. AMONIUM SULFAT NITRAT Pupuk ini merupakan campuran amonium nitrat dan amonium sulfat. Ia tersedia dalam bentuk kristal putih atau butiran putih kotor. Pupuk ini mengandung 26 persen nitrogen, ¾ bagian dalam bentuk amoniak dan sisanya (6.5 persen) sebagai nitrat. Ia tidak bersifat meledak tidak sebagai deliquescent seperti amonium nitrat. Ia mudah larut dalam air dan sangat cepat bereaksi. Ia ampuh dalam menjaga kualitas dan dapat digunakan untuk semua jenis tanaman. Ia mempunyai efek memasamkan tanah separuh dari amonium sulfat. Dapat diaplikasikan sebelum tanam, saat tanam atau setelah tanam (top-dressing), tetapi jangan digunakan tunggal pada benih. AMONIUM KHLORIDA Ia merupakan senyawa berbentuk kristal putih, menunjukkan bentuk fisik yang baik dan mengandung 26 persen nitrogen amoniak. Secara luas digunakan untuk tanaman padi di Jepang. Di India, digunakan secara luas dalam industri. Secara umum, reaksinya sama halnya dengan amonium sulfat. Ia biasanya tidak direkomendasi untuk tanaman tomat, tembakau, dan tanaman lain yang mengalami kerusakan karena adanya khlorida. 5
UREA Ia berwarna putih, kristalin, dan berupa senyawa kimia organik. Merupakan pupuk nitrogen dengan konsentrasi tinggi, mengandung 45 hingga 46 persen nitrogen organik non-protein. Ia sedikit higroskopis, dan juga diproduksi dalam bentuk granular atau pelet dan diselimuti dengan bahan inert yang bersifat non-higroskopis. Ia mempunyai kelarutan sangat tinggi di dalam air, sehingga sangat cepat mengalami pencucian. Ia bereaksi cepat dan bila diaplikasikan ke tanah, nitrogennya cepat berubah menjadi amoniak. Seperti amonium nitrat, urea menyuplai hanya unsur nitrogen. Ia dapat diaplikasikan pada saat tanam atau top-dressing, tetapi diperbolehkan kontak tunggal dengan biji. Ia baik untuk semua jenis tanaman dan dapat diaplikasikan ke semua jenis tanah. AMONIAK Ia berada dalam bentuk gas mengandung sekitar 80 persen nitrogen. Di bawah kondisi suhu dan tekanan memungkinkan, ia menjadi cairan (amoniak-anhidrous). Bentuk lain, 'aqueous ammonia' (amoniak cair), dihasilkan dari serapan gas amoniak ke dalam air, di mana ia larut. Amoniak juga digunakan sebagai pupuk dalam bentuk tersebut. Amaniak anhidrous dapat diaplikasikan melalui air irigasi, atau tunggal ke dalam tanah menggunakan tangki khusus, meski cara ini menjadi agak mahal. Ia dapat digunakan sebagai pupuk tanaman padi, tebu, dan kapas. KALSIUM AMONIUM NITRAT Kalsium amonium nitrat merupakan serbuk halus atau granular berwarna coklat muda hingga abu-abu. Secara komersial dibuat dari amonium nitrat batu kapur giling. Ia bersifat netral dan secara aman baik untuk digunakan pada tanah masam. Kandungan nitrogen total beragam dari 25 hingga 28 persen. Separuh dari nitrogen total ini dalam bentuk amoniak dan separuh lagi bentuk nitrat. Menurut aturan standar, kadar air tidak boleh lebih dari 0.5% dari bobot kering. Dalam hal ukuran partikel, 90 persen material harus lolos melalui ayakan 4 mm IS dan tertinggal pada ayakan 1-mm IS tetapi tidak lebih dari 10 persen di bawah 1 mm.
PUPUK FOSFAT Pupuk fosfat di sini adalah sebagai fosfat alam, diperlakukan menjadi fosfat, dan produk samping fosfat dan senyawa kimia fosfat. BATUAN FOSFAT Ia dijumpai dalam bentuk deposit batuan alam di Maroko, Amerika Serikat, Polandia, Rusia, Tunisia, Aljazair, Brazilia, Mesir, dan beberapa pulau di lautan Pasifik dan Hindia. Ia mengandung 25 hingga 35 persen asan fosfat, tetapi fosfor ini tidak larut dalam air. Di beberapa negara, batu fosfat alam halus menunjukkan hasil yang memuaskan bila diberikan pada tanah yang sangat kekurangan P dan masam. Kecukupan hujan dan periode pertanaman yang panjang mendorong adanya respon tanaman. Lebih jauh, batuan fosfat alam digunakan sebagai bahan baku dalam paberik pupuk superfosfat, yang lebih mudah tersedia.
6
SUPERFOSFAT Superfosfat merupakan bentuk pupuk P yang umum digunakan. Pada awalnya dibuat dengan menggunakan tulang yang direaksikan dengan asam sulfat, saat ini dilakukan di pabrikpabrik besar dengan memperlakukan batu fosfat giling dengan asam sulfat berdasar pada bobot ekivalen bobot. Perlakuan ini menghasilkan campuran berwarna abu-abu kecoklatan mengandung monokalsium fosfat dan kalsium sulfat (gipsum) dalam jumlah sama secar praktikal. Pupuk ini dipabrikan dalam tiga grade: singgel superfosfat, mengandung 16 hingga 20 persen asam fosforat; dikalsium fosfat, 35 hingga 38 persen; dan tripel superfosfat, 44 hingga 49 persen. Tripel superfosfat menggunakan asam fosfat selain asam sulfat, sehingga mengandung gipsum sangat sedikit. Tripel superfosfat kebanyak digunakan dalam pabrik sebagai pupuk campuran konsentrasi tinggi. SP-36 merupakan pupuk superfosfat yang tersedia saat ini di pasaran menggantikan triper superfosfat dengan grade lebih rendah (36 persen asam fosforat). Asam fosforat dalam superfosfat seluruhnya larut air tetapi bila diaplikasikan ke dalam tanah, ia segera diubah ke dalam bentuk tidak tersedia dalam bentuk endapan dengan kalsium, besi, atau aluminium fosfat, pada tanah alkalin dan masam. Jadi pupuk tidak mengalami pencucian, tetapi kelarutannya lambat dalam larutan tanah. Kehilangan melalui fiksasi dapat dicegah dengan cara aplikasi pupuk dalam alur di kedua sisi jalur tanaman di samping biji dengan kedalaman 10 hingga 15 cm dengan tugal. Dalam hal ini, setidaknya sebagian tidak akan kontak tunggal dengan tanah sehingga fosfor tersedia dapat diserap oleh akar tanaman. Pupuk ini baik bagi semua jenis tanaman dan dapat diaplikasikan untuk semua jenis tanah. Pada tanah masam, penggunaannya perlu dilakukan bersama-sama dengan bahan organik. Ia harus diaplikasikan sebelum atau pada saat tanam atau pun pindah tanam. BASIC-SLAG Merupakan hasil samping industri baja. Tergantung pada kandungan fosfor dalam bijih besi, ia mengandung 6 hingga 20 persen asam fosforat (P2O5). Ia tidak selarut superfosfat, tetapi tidak seperti superfosfat, ia bersifat alkalis dan baik diberikan pada tanah masam. Agar pemberian efektif, dia harus be pulverized sebelum digunakan.
PUPUK KALIUM Pupuk kalium, bagaimanapun harus diberikan pada tanah-tanah yang menunjukkan defisiensi kalium atau yang menunjukkan respon terhadap pemberian pupuk kalium, seperti pada tanah berpasir. Ia dapat pula ditujukan terhadap tanaman tertentu seperti tembakau, kentang, bawang, tomat dan pohon buah-buahan, untuk meningkatkan kualitas dan penampakan produk. Pupuk kalium yang umum digunakan antara lain: (i) Kalium Muriat (kalium khlorida), dan (ii) Kalium Sulfat. Garam-garam ini merupakan penyusun penting dalam laut, kepulauan dan deposit yang mengandung bahan tersebut. Deposit garam terbesar yang saat ini diketahui dijumpai di Stassfurt Jerman, Laut Kaspi Rusia, Laut Mati Palestina dan di beberapa tempat di Kalifornia, New Mexico, Perancis dan Sepanyol.
7
KALIUM MURIAT Ia berupa bahan kristal mengandung 50 hingga 63 persen kalium (K2O), secara keseluruhan tersedia. Jadi mempunyai kelarutan tinggi dalam air, tidak hilang dari tanah, dalam mekanisme terjerap oelh permukaan koloidal. Ia dapat diberikan saat tanam atau sebelum tanam. KALIUM SULFAT Pupuk ini dibuat dengan melalui perlakuan kalium khlorida dengan magnesium sulfat, yang tentunya menjadi mahal. Ia mengandung 48 hingga 52 persen K2O. Ia mudah terlarut dalam air dan menjadi tersedia bagi tanaman secara cepat. Ia dapat diaplikasikan setiap saat setelah penanaman, tetapi tidak boleh dicampur dengan benih. Ia dipertimbangkan lebih baik dari kalium muriat untuk tanaman, seperti pada tanaman tembakau, lombok, kentang, dan pohon buahan, di mana kualitas tidak terlalu dipentingkan. PUPUK KOMPON Pupuk ini merupakan bahan yang mengandung banyak unsur hara, menyuplai dua atau lebih unsur hara secara bersama-sama sekaligus untuk tanaman. Bila kedua nitrogen danfosfor defisiensi dalam tanah, pupuk kompon, misalnya amofos, dapat digunakan. Ia mengandung 16 persen N dan 20 persen P2O5. Ia digunakan untuk mengurangi masalah pencampuran dua atau lebih pupuk berbeda agar diperoleh campuran yang benar sebelum digunakan. Kandungan hara dari beberapa pupuk kompon seperti disajikan berilut: JENIS PUPUK Monoamonium Fosfat Superfosfat Diamonium Fosfat Teramoniasi (4-7 persen) Kalium Nitrat
N 11.0 2.0 - 4.0 13.0
P2O5 48.0 14.0 - 20.0 -
K2O 44.0
PUPUK CAMPURAN Pupuk kompon mengandung unsur hara tanaman dengan sifat mantap, meskipun tidak selalu teradaptasi baik untuk berbagai jenis tanah. Oleh karena itu, kebutuhan berbagai jenis tanah secara umum dapat diperoleh secara ekonomis dengan penggunaan dua atau lebih bahan pada porsi yang tepat. Pencampuran biasanya Mixtures usually meet nutrient deficiences in a more balanced manner and require less labour to apply than straight fertilizers used seperately. Mixtures containing all the three principal used seperately. Mixtures containing all the three principal nutrients (N, P and K) are termed complete fertilizers. Beberapa pabrik membuat campuran khusus untuk tanaman berbeda, seperti gandum, tebu, padi, kentang, rumput, pohon buahan, dan sayuran. Merk dagang khusus seperti Amofos, DAP, Kapur Nitro, dll. Dikembangkan untuk beberapa produk unggulan. Di Indonesia, perkembangan pupuk dilakukan secara bersama-sama dengan pestisida, fungisida, herbisida, zat pemacu tumbuh, dan sebagainya. Bila campuran pupuk yang diperlukan tidak tersedia di pasaran, maka harga jual pupuk campuran menjadi tinggi. Perlakuan pencampuran pupuk membutuhkan pengetahuan yang cukup tentang sifat dan reaksi mutual komponen pupuk utama, di bawah iklim dan penyimpanan berbeda. Bagaimanapun dalam menyiapkan pencampuran yang dilakukan di lapang ataupun di rumah, hati8
hati agarb tidak terjadi reaksi yang tidak cocok, atau pencampuran menyebabkan unsur tertentu mengalami penguapan dalam bentuk gas, mengubah bentuk tersedia menjadi tidak tersedia, atau menyebabkan pengendapan. Berikut adalah unwise untuk dilakukan pencampuran: 1. 2. 3. 4. 5. 2.
Amonium sulfat, amonium khlorida, pupuk amoniak lain dan pupuk organik nitrogen, dengan kapur. Natrium nitrat atau kalium nitrat dengan superfosfat. Kapur nitro dengan superfosfat atau kapur. Amonium sulfat-nitrat dengan kapur. Urea dengan superfosfat. Superfosfat dengan kapur atau kalsium karbonat atau abu kayu.
Amonium nitrat adalah bahan kimia yang dapat meledak, sehingga berbahaya dilakukan pencampuran di rumah. Campuran mengandung nitrat lain harus dibuat hanya dalam jumlah tertentu yang mana harus dilakukan dengan segera, sebab ia cepat menyerap air dan tidak baik untuk disimpan. Tepung tulang, sulfat atau kalium dan kalium muriat dapat dicampur dengan semua jenis pupuk. Untuk keterangan lebih lanjut, maka perlu menghubungi pihak ahli diperguruan tinggi atau instansi khusus yang berkaitan dengan pembuatan pupuk kimia anorganik.
PEMBENAH TANAH Kapur adalah bentuk umum untuk membenahi tanah masam, memperbaiki kondisi fisik tanah dan mendorong aktivitas bakteri. Hal yang sama gipsum digunakan untuk mereklamasi tanah 'alkali' atau lahan berasal dari laut dan memperbaiki struktur tanah tanah liat hitam yang berat. Dalam hal ini, mereka disebut sebagai ‘pembenah tanah’ (soil amendment). B. Cara dan Waktu Aplikasi Pupuk Pupuk organik harus digunakan dengan baik menjelang penanaman, karena itu pengomposan pertama menentukan sebelum sebelum benih berkecambah. Kegagalan aplikasi sebelum tanam, dapat dimungkinkan aplikasi sewaktu-waktu setelah pembibitan berjalan dengan baik. Mereka sebaiknya diaplikasikan dalam bentuk tepung. Kecukupan air dalam tanah sangat penting untuk proses pengomposan yang cepat. Dalam hal pemupukan anorganik, pupuk kalium dan fosfor terbaik diaplikasikan sebelum penanaman atau pindah tanam. Pupuk nitrogen dapat diaplikasikan baik saat tanam dan sebagian setelahnya. Aplikasi secara split (split application) khususnya nitrogen bila aplikasi melalui tanaman beririgasi atau tanaman di daerah bercurah hujan tinggi. Aplikasi pupuk sebelum tanam harus disebar rata dan digaru. Dalam hal pupuk mengandung fosfat larut, aplikasinya dengan cara membenamkan dengan jarak 2.5 hingga 5 cm di kiri kanan jalur tanam pada kedalaman 10 hingga 15 cm dengan tugal seperti dikemukakan sebelumnya. Cara ini mengurangi fiksasi fosfat tersedia dalam tanah. Ini juga merupakan praktek yang baik mencampur superfosfat dengan pupuk kandang sebanyak 18 hingga 22 kg menjadi satu ton sebelum aplikasi pupuk organik, khusus dalam praktek lahan sehari-hari. Amonium sulfat digunakan sebagai pupuk permukaan (top-dressing) tidak dapat diaplikasikan bila daun dalam keadaan basah. Dalam hal tanaman beririgasi, aplikasi pupuk dalam berbagai cara diikuti dengan pemberian air. Dalam hal pohon buahan, pupuk harus diaplikasikan ke tanah di bawah tajuk, beberapa meter seputar batang. Luas aplikasi perlu diperlebar disesuaikan dengan bertambahnya pertumbuhan tanaman.
9
Di negara maju, pupuk biasanya diaplikasikan dengan bantuan mesin dan kadang-kadang menggunakan pesawat terbang atau helikopter. Kombinasi distribusi penanaman dan pemupukan dapat dikembangkan bila jalur tanam diberi pupuk pada saat tanam. C. Diagnose Kebutuhan Pupuk Ada empat metode penetapan kebutuhan pupuk tanah: (i) percobaan lapangan, (ii) uji pot, (iii) uji biologi, dan (iv) uji kimia. Percobaan lapangan memberi kontribusi metode yang paling mendekati, tetapi mahal dan memakan waktu, mereka terutama dilakukan oleh peneliti lapangan dan organisasi penelitian. Petani menganggap percobaan lapangan sebagai metode yang valid dalam menentukan status pupuk bagi tanah-tanah mereka sebagai suatu pernyataan agronomis. Perbaikan percobaan lapangan tidak hanya ditinjau dari segi praktek pemupukan. Percobaan pot memberi peluang untuk dilakukan terhadap pupuk dalam jumlah banyak dengan tempat terbatas dan waktu relatif singkat. Bagaimanapun, sesuai dengan kondisi pengujian, berbeda dengan percobaan lapangan, hasil tidak selalu tunggal dapat diaplikasikan pada pertanian skala luas. Uji biologi berkaitan dengan pertumbuhan biji atau bentuk tanaman lebih rendah seperti cendawan dan bakteri, di bawah kondisi khusus dan studi pertumbuhan relatif atau kandungan kebutuhan hara mereka.. Uji prediksi jaringan tanaman untuk nitrat dan unsur hara lain menunjukkan pertukaran kebutuhan tanaman terhadap unsur makanan berbeda. Tetapi uji ini tergolong lambat dan mahal sehingga jarang dilakukan. Analisis kimia tanah atau pertumbuhan tanaman yang tumbuh pada tanam tersebut merupakan metode modern dalam menetapkan status pupuk suatu tanah. Analisis tertentu memberikan informasi terhadap jumlah relatif kebutuhan tanaman dari suatu tanah, tetapi mereka tidak memberikan kecenderungan dalam hal jumlah yang pasti pupuk yang mungkin diaplikasikan dalam mengatasi defisiensi yang baik. Untuk hal ini, metode bagaimanapun, harus ditingkatkan sedemikian rupa melalui koordinasi hasil seperti diperoleh dari percobaan lapangan. Fasilitas untuk uji cepat diperlukan untuk mengetahui secara cepat status usnur hara tanah dan atau tanaman. Pada waktu bersamaan, sejumlah besar percobaan pemupukan untuk berbagai jenis tanaman dan jenis tanah dilakukan setiap tahun di semua tempat suatu daerah melalui jaringan yang komrehensif. Hasil percobaan lapangan ini, bila dikalibrasikan dengan uji cepat, akan menghasilkan alat yang ampuh dalam pendugaan secara cepat. Selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan dalam penyuluhan dan saran dalam praktik pemupukan. Dalam hal tertentu adalah mungkin untuk melihat defisiensi unsur hara tanah melalui gejala defisiensi pada tanaman seperti telah dikemukakan di Bab terdahulu. Namun, diagnosis yang benar sangat tergantung pada pengalaman seseorang. Lebih jauh, gejala tertentu pada tanaman tampak setelah tanah telah mengalami defisiensi jauh sebelum gejal muncul. Lebih lanjut, defisiensi muncul berarti sudah terlambat untuk diatasi, terutama pda tanaman semusim umur pendek.
10
D. Dosis Aplikasi Pupuk Untuk kondisi iklim dan tanah yang sangat beragam seperti Indonesia, dosis pupuk optimum tidak dapat ditentukan secara umum, untuk satu jenis tanaman pada berbagai jenis tanah. Setiap daerah memerlukan acuan sendiri berdasar hasil penelitian maupun pengujian yang telah dilakukan. Untuk menentukan jumlah pupuk dari tingkat aplikasi unsur N, P, atau K yang dibutuhkan atau sebaliknya, daftar konversi berikut dapat digunakan sebagai acuan. Faktor Konversi Penetapan Kuantitas Pupuk Kuantitas
Dikalikan dengan
Nitrogen Nitrogen Nitrogen Nitrogen Nitrogen Asam Fosforat (P2O5) Asam Fosforat (P2O5) Asam Fosforat (P2O5) Asam Fosforat (P2O5) Kalium (K2O) Kalium (K2O) Amonium Sulfat Natrium Nitrat Urea Amonium Sulfat Nitrat Amonium Khlorida Amonium Nitrat Superfosfat, dobel Dikalsium Fosfat Tepung Tulang, mentah Kalium Muriat Kalium Sulfat
4.854 2.222 3.846 4.000 3.030 6.250 12.222 2.857 5.000 1.666 2.000 .206 0.155 0.450 0.260 0.250 0.330 0.450 0.350 0.200 0.600 0.500
Korespon Kualitas untuk Amonium sulfat Urea Amonium Sulfat Nitrat Amonium Khlorida Amonium Nitrat Superfosfat, singgel Superfosfat, dobel Dikalsium Fosfat Tepung Tulang, mentah Kalium Muriat Kalium Sulfat Nitrogen Nitrogen Nitrogen Nitrogen Nitrogen Nitrogen Asam Fosforat (P2O5) Asam Fosforat (P2O5) Asam Fosforat (P2O5) Kalium (K2O) Kalium (K2O)
E. Pertimbangan Pemakaian Pupuk Agar supaya respon maksimum terhadap pupuk dapat aman, tanaman harus segera memperoleh irigasi, yang dilakukan secara rutin dengan interval tertentu. Respon tanaman pada kondisi iklim kering atau setengah kering biasanya tidak menentu dan relatif rendah. Oleh karena itu, program pemupukan yang intensif hanya akan dapat dilakukan dengan baik pada lahan beririgasi atau area dengan curah hujan tinggi. Perlu juga disadari bahwa keuntungan maksimum dari penggunaan pupuk tergantung pada banyak faktor, seperti sifat tanah, jenis tanaman, iklim (dalam hubungannya dengan tanah, jenis tanaman), harga pupuk, harga pasar produk pertanian dan sebagainya. Semua faktor ini harus dipertimbangkan demi memperoleh keuntungan yang paling ekonomis. Perubahan satu atau lebih dari faktor tersebut akan mempengaruhi hasil secara ekonomik dari penggunaan pupuk. Penggunaan pupuk juga mengikuti kaedah hukum pengurangan hasil ('law of diminishing returns'). Dalam hal ini peningkatan hasil tanaman menurun setelah mencapai titik tertentu berkaitan dengan jumlah pupuk yang diberikan, dan konsekuensinya nilai penambahan hasil akhir menjadi lebih rendah dari biaya pupuk. Biasanya, aplikasi pupuk lebih sedikit meningkatkan persentase hasil lebih besar dibandingkan penggunaan dalam jumlah lebih banyak. Kecukupan suplai pupuk juga dapat ditujukan pada salah satu faktor yang menentukan hasil tanaman, dan aplikasi pupuk tidak berarti hanya untuk mengatasi masalah defisiensi unsur dalam 11
tanah dan tanaman. Perhatian yang sama perlu ditujukan terhadap praktek pengolahan tanah dan tanaman untuk menjamin pengolahan tanah yang baik, drainase, kebutuhan reaksi tanah, konversi tanah, penggunaan lahan yang baik, rotasi tanaman yang baik, kecukupan bahan organik dalam tanah dan aktivitas mikroorganisme tanah yang memuaskan. Masing-masing hal tersebut mempunyai peran penting dalam menentukan produksi yang diharapkan. Mengabaikan satu atau lebih faktor tersebut menyebabkan penurunan hasil dan memberi peluang kebutuhan pupuk lebih banyak. Akhirnya, pemupukan tidak hanya perlu seimbang di antara pupuk sendiri, tetapi juga ditujukan pada pengaruh baik dari penggunaan lahan dan keuntungan pengelolaan tanah. Faktor Konversi Jarak
Luas
Berat
Berat per Luasan Kapasitas
1 mil 1 meter 1 yard 1 kaki 1 inci 1 akre 1 guntha 1 akre 1 hektar 1 sq mile 1 long ton 1 short ton 1 metric ton 1 long ton 1 1 maund 1 metric ton 1 metric ton 1 short ton 1 long ton 1 pound(avoir) 1 hundred-weight(cwt) 1 kilogram 1 lb per akre 1 kuintal per akre 1 gallon (Imp.) 1 gallon (U.S.) 1 gallon (Imp.) 1 liter 1 liter 1 bushel 1 bushel 1 bushel 1 bushel 1 gallon (Imp.) air berat 10 lb 1 cft of water weighs 62.3 lb
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =
12
1760 yards = 5,280 kaki 1.0936 yards = 39.37 inci 0.9144 meter 0.3048 meter 2.54 sentimeter 4840 sq yards = 43,560 sq feet 1/40thacre = 1089 sq ft = 33' * 33' 0.4047 hektar 2.471 akre 640 akre 2,240 pon 2,000 pon 1000 kilogram = 2204.6 pon 28 maunds(approx.) 80 pon(approx.) 1.1023 short tons 0.9842 long ton 0.9072 metric ton 1.0161 metric ton 453.6 gram = 0.4536 kg 112 pon = 50.8 kg 2.2046 pon 1.12 kilogram per hektar 125.6 kilogram per hektar 4.5461 liter 3.7853 liter 0.1604 cft 0.2200 gallon (Br.) 2642 gallon(U.S.) 56 lb (kentang) 56 lb (barley) 60 lb gandum 42 lb (oats)