Executive Summary
2
KOTA KARTASURA
Amalia Nurul Ifa Azhura Dellamitha Budi Panji P Fandi Pradana Inez Darmalia Meila Rofilah Vivin Setyo P Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
42437 41572 42604 42405 42393 41921 41918
DAFTAR ISI GAMBARAN UMUM
PENDAHULUAN Kota Kartasura
1
2 4 5 6
POTENSI & MASALAH
PROFIL KOTA KARTASURA Kota Perlintasan Kota Perdagangan
Fisik Dasar & Keruangan Kependudukan Ekonomi Sarana & Prasarana
7 7
Potensi Masalah
9 10
PENDAHULUAN
Kota Kartasura Kota Kartasura merupakan kota fungsional yang secara administratif terletak di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Kota fungsional Kartasura memiliki luas 1.122,41 Ha atau sekitar 64 % dari luas Kecamatan Kartasura, yang terdiri dari 2 kelurahan dan 9 desa.
Kota yang menampung penduduk sebanyak 62.554 jiwa ini memiliki letak geografis yang strategis, dilewati jalan yang menghubungkan kotakota besar, diantaranya adalah Kota Yogyakarta, Semarang, dan yang terdekat adalah Kota Surakarta.
Selain itu, kota fungsional Kartasura secara administratif berbatasan dengan: • Sebelah Utara : Kabupaten Karanganyar • Sebelah Timur : Kota Surakarta • Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali • Sebelah Selatan : Kota Klaten
Kota Surakarta memiliki wisata kuliner yang beragam, mulai dari bebek goreng hingga nasi liwet, berjajar di sepanjang jalan-jalan utama. Selain kuliner, perdagangan di Kota Kartasura juga memiliki corak khas. Di kota ini banyak dijumpai perdagagan berupa toko dan jasa otomotif, serta indomart dan alfamart, yang mengakomodasi kebutuhan penduduk setempat dan para pengguna jalan.
Kabupaten Boyolali
Kabupaten Karanganyar Kota Surakarta
Kota Klaten
Jalan-jalan yang menghubungkan Kota Kartasura dengan daerah sekitarnya
Jalan Ahmad Yani yang merupakan jalan utama di Kota Kartasura Sumber:Dokumentasi Kelompok
1
GAMBARAN UMUM
1
FISIK DASAR & KERUANGAN
Kota Kartasura terletak diantara 3 kota besar yaitu Yogyakarta, Semarang, dan Surakarta. Kartasura memiliki 2 kelurahan dan 9 desa yaitu, Kelurahan Kartasura, Kelurahan Ngadirejo, Desa Kertonatan, Desa Wirogunan, Desa Pucangan, Desa Ngabeyan, Desa Singopuran,Desa Gumpang, Desa Gonilan, Desa Pabelan, dan Desa Makamhaji. Kota Kartasura memiliki curah hujan rata – rata ±1750 mm/tahun, dan Jenis tanah Grumosol yang cocok untuk pertanian, serta kelerengan yang cenderung datar yaitu 8 – 15% dan terletak didaratan tinggi yaitu 121 mdpl dengan luas wilayah 1.923 Ha. Untuk hidrologi Kartasura memiliki 2 sungai yang berfungsi sebagai drainase utama kotanya dan kebutuhan air bersih warganya menggunakan PDAM dan sumur bor/sumur galian.
Kertonatan
Pucangan
Wirogunan
Gonilan
Singopuran
Gumpang
Pabelan
Ngadirejo
Ngabeyan
Kartasura
Makamhaji
Kesesuaian lahan untuk di Kartasura cocok digunakan sebagai tempat tumbuhnya kegiatan perdagangan, industri, persawahan, dan permukiman. Daya dukung air Kartasura seperti PDAM belum mencukupi kebutuhan air bersih masyarakatnya tiap bulan, tetapi masyarakatnya mengatasi dengan menggunakan sumur galian / sumur bor dan dibantu pemerintah dengan memberi penyuluhan mengenai cara mengelola dan merawat air bersih sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk daya dukung lahan di Kartasura masih dapat menampung kebutuhan lahan dan masyarakat yang akan datang berimigrasi ke kartasura, serta untuk daya dukung listrik Kartasura mengalami surplus karena setiap KK mendapatkan sumber listrik yang berlebih. Kartasura memiliki pola pemanfaatan ruang yang didominasi oleh permukiman, komersil dan jasa. Tetapi, hal tersebut merupakan hal yang wajar karena fungsi kota secara umum seperti itu yaitu sebagai pusat permukiman dan pelayanan baik skala lokal maupun regional. Sektor komersil dan jasa yang menjadi sektor kedua yang mendominasi Kota Kartasura ini persebarannya terdapat di sepanjang jalan utama Kota Kartasura yaitu Jalan Ahmad Yani, Jalan Adi Sumarmo, dan Jalan Slamet Riyadi.
Peta administrasi Kota Kartasura
Peta pola pemanfaatan ruang Kota Kartasura
2
Terdapat juga sektor industri yang cukup luas yaitu industri tekstil dan skalanya sudah makro. Selain itu terdapat beberapa perguruan tinggi dan rumah sakit di Kota Kartasura yang skalanya regional. Dan kawasan cagar budaya berupa petilasan yang sebelumnya adalah kraton. Serta kawasan kopassus yang cukup luas namun kawasannya tertutup. Kepadatan bangunan di Kartasura cukup padat di pusat kota, dengan dominasi bangunan yang memiliki KDB 76 – 100% dan KLB 0 – 1. Rata – rata keseluruhan dari lahan Kartasura sudah terbangun namun masih ada ruang yang belum terbangun yaitu sawah – sawah pertanian warga yang masih bertahan.
Perkembangan Kota Kartasura dari tahun ke tahun:
Keraton Kartasura
Peta Kartasura tahun 1680
Peta koefisien dasar bangunan Kota Kartasura Peta Kartasura tahun 1997
Peta koefisien lantai bangunan Kota Kartasura Arah Perkembangan kota menyebar di sepanjang jalan – jalan utama Kartasura Ahmad Yani (Arteri Primer), Jalan Adi Sumarmo (Kolektor Primer), dan Jalan Slamet Riadi (Kolektor Primer) yang menjadi salah satu jalur untuk mengakses 3 kota besar (Yogyakarta, Semarang, dan Surakarta). Hal tersebut mempengaruhi struktur ruang kota Kartasura yang lebih terpusat dan berkembang disepanjang jalan utama Kartasura.
Peta Kartasura tahun 2015
3
2
KEPENDUDUKAN
Penduduk Kota Kartasura pada tahun 2014 adalah sebanyak 62.554 jiwa. Diproyeksikan jumlah penduduk Kota Kartasura akan terus bertambah dan pada tahun 2034 menjadi sebanyak 76.413 jiwa. Jumlah kelahiran dan kematian di Kota Kartasura cenderung mengalami penurunan dari tahun 2011 sampai 2014. Jumlah migrasi keluar maupun masuk juga mengalami penurunan namun jumlah migrasi yang masuk masih lebih besar dari jumlah migrasi keluar. Penduduk perempuan di Kota Kartasura jumlahnya lebih banyak dari penduduk laki-laki dengan angka sex ratio pada tahun 2014 sebesar 937. Kepadatan penduduk baik bruto maupun netto di Kota Kartasura ini yang terbesar terdapat di Kelurahan Kartasura yang merupakan pusat dari Kota Kartasura dengan kepadatan bruto sebesar 105.2 dan kepadatan netto sebesar 108.0 pada tahun 2014.
Mata Pencarian Penduduk Kota Kartasura Tahun 2010 Sumber: Hasil Sensus Penduduk Kartasura Tahun 2010
Mayoritas penduduk Kota Kartasura adalah beragama islam yaitu sekitar 53.523 jiwa, kemudian yang beragama Kristen Protestan adalah 5.747, selanjutnya yang menganut agama Kristen Katolik ada 3.104 jiwa, Hindu 111 jiwa dan yang paling sedikit adalah agama Budha dengan total 69 jiwa.
ĨProyeksi ǾŎŘÑÔŒÒĨ ÑŌŇÞŇÞÔ Penduduk (2010-2034) ĂČĆĈĆǼ ČĆĊÇÅ ÐĆĆĆĆ ĐDĆĆĆ ĐĆĆĆĆ ĎDĆĆĆ ĎĆĆĆĆ DDĆĆĆ DĆĆĆĆ ČĆĈĆ
ČĆĈÇ
ČĆĈÐ
ČĆČČ
ČĆČĎ
ČĆĊĆ
ČĆĊÇ
Komposisi penduduk menurut Agama Tahun 2014 Sumber: Kartasura dalam angkat ahun 2015
Proyeksi penduduk Kota Kartasura
Menurut mata pencahariannya, penduduk Kartasura paling banyak bekerja di bidang perdagangan dan akomodasi yaitu 5.110 jiwa, kemudian disusul bidang Industri pengolahan sebanyak 3.804 jiwa. Sedangkan jenis pekerjaan yang paling sedikit pekerjanya yaitu di bidang medis yang hanya 69 jiwa. Tingkat ketergantungan di Kota Kartasura sendiri cukup rendah dengan angka dependency ratio sebesar 41 yang artinya 41 penduduk nonproduktif ditanggung oleh 100 penduduk produktif.
4
3
EKONOMI
Kegiatan ekonomi kota Karatasura yang paling dominan adalah sektor perdagangan dan Industri. Dilihat dari PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan ada peningkatan setiap tahunnya, grafiknya selalu naik dan sektor yang paling berpengaruh besar pada pemasukan PDRB ini adalah Industri Pengolahan dan Perdagangan, Hotel & Restoran.
Distribusi pendapatan digunakan untuk mengetahui pengaruh perkembangan ekonomi kota terhadap distribusi pendapatan dan melihat adanya kesenjangan antar penduduk dan antar bagian kelurahan atau desa, distribusi pendapatan diukur dari tingkat kemiskinan. Kartasura memiliki persentase angka kemiskinan sebesar 14,53 persen, persentase ini merupakan titik standar untuk penentuan wilayah yang distribusi pendapatan nya tinggi atau rendah, dimana persentase ini didapatkan dari perbandingan keluarga miskin 2013-2014 terhadap jumlah KK per kelurahan atau desa. Desa/Kelurahan yang memiliki persentase dibawah 14,53 persen memiliki tingkat kemiskinan rendah, dan yang di atas angka persentase tersebut memiliki tingkat kemiskinan tinggi.
Grafik PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Grafik PDRB Atas Dasar Harga Konstan Analisis Local Quetient memperlihatkan sektor perdangangan, hotel & restoran memiliki angka yang lebih besar dari 1, sehingga dapat menjadi sektor basis untuk Kota Kartasura. Walaupun sektor listrik, gas & air bersih dan juga industri pengolahan memiliki angka LQ yang lebih besar, namun sektor perdagangan, hotel & restoran apabila dilihat tidak hanya dari nilai LQ lebih mendominasi daripada sektor lainnya.
Tabel Local Quentient
Tabel persentase kemiskinan
5
4
SARANA & PRASARANA
Sarana dan Prasarana di Kota Kartasura sudah cukup memadai. Ÿ Sarana pendidikan : TK & PAUD 93 unit, SD 15 unit, SMP 7 unit, SMA 4 unit, dan Perguruan Tinggi 6 unit. Ÿ Sarana Kesehatan : Apotek 8 unit, Klinik 6 unit, Puskesmas 3 unit, dan Rumah Sakit 4 unit. Ÿ Sarana Peribadatan : Masjid Kelurahan 10 unit, Masjid Warga 26 unit, Gereja 7 unit, dan Pura 1 unit. Ÿ Perdagangan & Jasa : Komersil 226 unit, dan Jasa 63 unit. Ÿ Persampahan : TPS 8 unit. Ÿ Pelayanan Umum : Kantor Polisi 1 unit, Kantor Kecamatan 1 unit, dan Kantor Pos 3 unit. Ÿ RTH/Lapangan/Pemakaman : Lapangan 5 unit, dan Pemakaman 6 unit. Ÿ Prasarana Jaringan Umum : Jalan Arteri Primer, Jalan Kolektor Primer, Jalan Lokal, dan Jalan Lingkungan.
Secara Keseluruhan rata – rata sarana prasarana Kota Kartasura telah dapat menjangkau dan melayani kebutuhan masyarakatnya. Tetapi ada beberapa sarana dan prasarana yang tidak tersedia dan belum memenuhi standar kebutuhan penduduk Kota Kartasura, sehingga masih dibutuhkan penambahan dalam fasilitas diantaranya Taman Kota/Taman Bermain, Kantor Pemadam Kebakaran, dan sarana persampahan berupa TPS, serta mengoptimalisasikan fungsi dari tiap – tiap sarana prasarana yang ada.
Kantor Kecamatan Kartasura Sumber : Dokumen Kelompok
SD Negeri Ngabeyan 02 Sumber : Dokumen Kelompok
6
PROFIL
KOTA KARTASURA
KOTA PERLINTASAN Letak Kota Kartasura yang berada di antara kota-kota besar seperti Semarang, Yogyakarta, dan juga Solo menjadikan kota ini sangat sesuai dikatakan sebagai kota perlintasan atau Hub City. Menurut Zachary P. Neal dalam bukunya The Connected City, salah satu pengertian Hub-City yaitu betweeness centrality, merupakan kota dengan pusat-pusat pelayanan tertentu sesuai dengan perannya sebagai penghubung antarkota. Dimana kota tersebut didukung dengan infrastruktur jalan kabupaten atau jalan nasional. Selain didukung dengan lokasinya yang strategis, Kota Kartasura juga memiliki sarana akomodasi yang memadai dalam memfasilitasi pengendara yang melintasi kota ini seperti rest area, SPBU, sarana Location Theory peribadatan, dan ATM . Betweenness Centrality Ada 2 rest area dan 5 di Kota Kartasura ini yang tersebar di beberapa jalan yang sering dilalui seperti Jalan Ahmad Yani, Jalan Adi Sumarmo, dan Jalan Slamet Riyadi. Sarana peribadatan dan ATM yang ada juga mayoritas terkonsentrasi di jalan-jalan arteri primer dan jalan kolektor sekunder.
Salah Satu SPBU yang berada di Jalan Ahmad Yani, Kota Kartasura Sumber: Dokumentasi kelompok
KOTA PERDAGANGAN Selain menjadi kota perlintasan Kota Kartasura juga menjadi kota perdagangan khususya di komoditas otomotif dan kuliner. Kedua komoditas tadi juga berkembang dikarenakan efek dari adanya kebutuhan akan fasilitas penunjang dari perannya sebagai kota perlintasan. Terdapat kurang lebih 53 bengkel di Kartasura dan sebanyak 25 bengkel berada di sepanjang jalan arteri primer dan begitu pula dengan tempat makannya. Kuliner khas Kartasura yang paing menarik dan unik adalah kuliner bebek nya yang menjamur di sepanjang Jalan Slamet Riyadi. Sudah tidak heran apabila pengendara yang melewati Kota Kartasura sengaja berhenti untuk sekedar makan di salah satu rumah makan bebek disana. Sehinggah kuliner menjadi salah satu penambah nilai ekonomi dari Kota
Beberapa Tempat Perbelanjaan di Kota Kartasura Sumber: Sukoharjokab.co.id dan citrasarois.blogspot.com
7
Majunya kartasura di bidang perdagangan juga tercermin dari fungsi bangunannya yang di dominansi oleh fungsi komersil dan jasa. Walaupun mayoritas fungsi bangunan adalah permukiman, ternyata mengindikasikan bahwa penduduk Kota Kartasura juga meningkat. Hal ini juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kota Kartasura khususnya terkait kebutuhan primer dan sekunder. Terlihat dari adanya Pasar Kartasura dan beberapa tempat perbelanjaan lainnya seperti Carrefour, Luwes, Assalam Hypermart, dan beberapa minimarket lainnya.
Peta Guna Lahan Kota Kartasura
8
POTENSI &MASALAH POTENSI
MASALAH
Ÿ Adanya Jalan Ahmad Yani sebagai
jalan arteri primer & Slamet Riyadi sebagai jalan kolektor primer. Kedua jalan tersebut sering dilalui masyarakat karena jalur ini menghubungkan Yogyakarta – Solo, Boyolali – Solo dan Kabupaten Karanganyar – Solo. Di sepanjang Jalan Slamet Riyadi terdapat kuliner skala regional dengan didominasi tempat makan bebek goreng yang dimana sebagian besar pengunjungnya merupakan orang – orang di luar kota, sedangkan di Jalan Ahmad Yani terdapat berbagai komersil dan jasa diantaranya Hotel Pramesthi dengan letak yang strategis sehingga mempermudah akses bagi pengunjung.
Jalan Ahmad Yani Sumber : Dokumentasi Kelompok
Jalan Slamet Riyadi Sumber : Dokumentasi Kelompok
Fungsi kota Kartasura sebagai kota perdagangan juga mempertimbangkan infrastruktur jalan sebagai faktor pendukung. Adanya kedua jalan tersebut akan memperluas prefensi area komersil dan jasa. Perdagangan yang tumbuh akan meningkatkan pertumbuhan PDRB kecamatan, sehingga pembangunan kota juga akan berkembang dengan baik.
Peta preferensi lahan perdagangan
Pada peta diatas, warna yang lebih gelap akan lebih berpotensial untuk menjadi lahan perdagangan.
9
MASALAH Ÿ Kurangnya Ruang Publik Sebagai
Pusat Kegiatan Kurangnya ruang publik membuat akses oleh penduduk ke ruang publik menjadi rendah. Ruang publik yang ada di Kota Kartasura sangat sedikit, hanya berupa lapangan-lapangan olahraga yang kurang terawat. Lapangan-lapangan olahraga ini mestinya dapat dioptimalkan lagi keberadaannya.
Salah satu lapangan di Kota Kartasura Sumber : Dokumentasi Kelompok
Ruang publik yang kurang menyebabkan tidak adanya pusat-pusat kegiatan sosial di Kota Kartasura, seperti alun-alun, gedung olahraga, atau masjid agung. Pusat-pusat kegiatan sosial ini harapannya dapat menumbuhkan sektor perdagangan. Namun, karena pusat kegiatan yang berupa ruang publik sangat kurang, perdagangan yang ada hanya tumbuh linear mengikuti jalan-jalan utama, terutama Jalan Ahmad Yani dan Slamet Riyadi, dan berpusat pada pasar Kartasura saja. Perdagangan yang tumbuh seperti ini, menimbulkan perdagangan yang ada di Kota Kartasura kurang merata.
Persebaran perdagangan yang cenderung linear mengikuti jalan saja tanpa diimbangi dengan perdagangan di pusat-pusat kegiatan lain, juga dapat mengakibatkan kapasitas jalan overload. Kapasitas jalan yang overload inilah yang dapat memicu terjadinya kemacetan di jalan-jalan utama.
Ÿ Rendahnya
Kesadaran Masyarakat dan Peran Pemerintah Terhadap Kenyamanan Lingkungan
Permasalahan kedua yakni mengenai rendahnya kesadaran terhadap lingkungan. Kesadaran yang rendah dari penduduk maupun kurangnya peran pemerintah merupakan akar permasalahan dari sampah yang tidak tertangani dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari keadaan sampah yang menumpuk di pasar, dimana sampah tersebut hanya diletakkan begitu saja di pinggir jalan karena tidak terdapat bak sampah. Sampah tersebut nantinya akan diangkut oleh truk sampah pada sore hari.
Tumpukan sampah di Pasar Kartasura Sumber : Dokumentasi Kelompok
Selain di pasar kartasura, sampah yang tidak terkelola dengan baik juga terlihat dari kondisi sungainya, terutama kondisi Sungai Mbaben yang melintasi Kota Kartasura dari timur ke barat. Kebersihan sungai ini kurang diperhatikan sehingga kerap mengeluarkan bau tidak sedap dan terdapat beberapa titik yang alirannya terganggu oleh tumpukan sampah di sungai. Kebersihan yang kurang diperhatikan ini, terutama masalah sampah, menyebabkan kualitas lingkungan menjadi rendah. Peta persebaran komersil & jasa Kota Kartasura
10
2
KOTA KARTASURA