2D BARCODE MOBILE APPLICATION FOR BIODIVERSITY INFORMATICS Amanah Burhania Rizky, I Made Wiryana Undergraduate Program, Faculty of Industrial Engineering, 2010 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Keywords: Barcode, QR Code, Bird Park, decode.
ABSTRACT Bird Park is not only used as a place of recreation, but also as a center for research and maintenance of various kinds of bird center. Information of birds are placed on board made from a small wooden. How to represent the service is not good enough information. To overcome these shortcomings, a technology that is expected can be applied to enhance Bird Park information services, is by using the Quick Response Code (QRcode) as a tool to identify the bird data. Mobile applications with 2D barcode data is used to identify the bird in Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Bird Park. Identification made by visitors through the camera on java based phones. The information read by the mobile device is a string and URL. URL used to add more complete information Online. This application was made using J2ME programming language.
Aplikasi Mobile dengan Barcode 2D untuk Informasi Biodiversitas 21 Oktober 2010 Amanah Burhania Rizky Mahasiswa S1 Program Studi Teknik Informatika Universitas Gunadarma, Jl. Margonda Raya No 100 - Pondok Cina - Depok email: mickey
[email protected]
I Made Wiryana Universitas Gunadarma, Jl. Margonda Raya No 100 - Pondok Cina - Depok email:
[email protected]
Ringkasan Taman Burung tidak hanya digunakan sebagai tempat rekreasi, tetapi juga sebagai pusat penelitian dan pusat pemeliharaan berbagai macam burung. Informasi burung masih diletakkan pada papan nama terbuat dari kayu berukuran kecil. Cara tersebut belum merepresentasikan pelayanan informasi yang cukup baik. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, dapat diterapkan suatu teknologi yang diharapkan akan meningkatkan pelayanan informasi Taman Burung. Yaitu dengan memanfaatkan Quick Response Code (QRcode) sebagai alat untuk mengidentifikasi data burung. Aplikasi mobile dengan Barcode 2D ini digunakan untuk mengidentifikasi data burung yang ada di Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Identifikasi dilakukan oleh pengunjung melalui kamera pada ponsel berbasis java. Informasi yang dibaca oleh perangkat mobile adalah berupa string dan URL. URL digunakan untuk menambahkan informasi yang lebih lengkap secara Online. Pembuatan aplikasi ini menggunakan bahasa pemrograman J2ME. Kata kunci :Barcode, QR Code, Taman Burung, decode.
1 Pendahuluan
takkan disetiap kandang burung. Hal tersebut dirasa masih kurang memenuhi kebutuhan pengunjung. Selain itu, cara tersebut belum merepresentasikan pelayanan informasi yang cukup baik. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, dapat diterapkan suatu teknologi yang diharapkan akan meningkatkan pelayanan informasi Taman Burung bagi para pengunjung agar lebih mudah mengetahui informasi mengenai seekor burung. Salah satu alternative teknologi tersebut adalah dengan memanfaatkan Quick Response Code (QRcode) sebagai alat untuk mengidentifikasi informasi burung yang ada di Taman Burung. Dengan teknologi ini, informasi detil mengenai burung dapat diubah menjadi sebuah kode 2 dimensi yang tercetak ke dalam suatu media yang lebih ringkas dan sederhana dan dapat dibaca dengan mudah oleh pengunjung menggunakan ponsel berkamera. Berdasarkan karakteristik QR Code dan teknologi
Taman Burung dibangun pada tahun 1975 dan diresmikan pada tanggal 19 Agustus 1976 yang terdiri dari satu kubah yang menampung berbagai jenis burung dari banyak bagian dunia. Dalam pertumbuhannya, jumlah terus bertambah hingga dikembangkan menjadi Sembilan kubah dan diresmikan pada tanggal 27 April 1987. [11] Taman Burung memiliki potensi yang sangat besar sebagai kawasan wisata yang tidak hanya digunakan sebagai tempat rekreasi, tetapi juga sebagai pusat penelitian dan pusat pemeliharaan berbagai macam burung. Oleh karena itu, Taman Burung diharapkan dapat menyediakan informasi yang memadai mengenai burung yang ada bagi para pengunjungnya. Saat ini, untuk menyediakan informasi identitas burung, pengelola telah menyediakan papan nama yang terbuat dari kayu berukuran kecil yang dile1
Kode QR memiliki kapasitas tinggi dalam data pengkodean, yaitu mampu menyimpan semua jenis data, seperti data numerik, data alphabetis, kanji,kana,hiragana,simbol,dan kode biner. Secara spesifik, kode QR mampu menyimpan data berupa :
yang digunakan oleh perangkat mobile, pada tugas akhir ini dibuat sebuah aplikasi yang dapat membaca data dari citra QR Code hasil tangkapan kamera yang terintegrasi pada perangkat mobile berbasis J2ME. Proses pembacaan dimulai dengan penangkapan citra QR Code menggunakan kamera yang terintegrasi pada ponsel kemudian dilakukan proses binerisasi citra dan dilanjutkan dengan proses pembacaan simbol QR Code dari citra biner tersebut.
• numerik sampai dengan 7.089 karakter • alphanumerik sampai dengan 4.296 karakter • kode biner sampai dengan 2.844 byte • huruf kanji sampai dengan 1.817 karakter.
2 Barcode 2 Dimensi
Selain itu kode QR memiliki tampilan yang lebih kecil daripada kode batang. Hal ini dikarenakan kode QR mampu menampung data secara horizontal dan vertikal, oleh karena itu secara otomatis ukuran dari tampilannya gambar kode QR bisa hanya sepersepuluh dari ukuran sebuah kode batang. Tidak hanya itu kode QR juga tahan terhadap kerusakan, sebab kode QR mampu memperbaiki kesalahan sampai dengan 30%. Oleh karena itu, walaupun sebagian simbol kode QR kotor ataupun rusak, data tetap dapat disimpan dan dibaca. Tiga tanda berbentuk persegi di tiga sudut memiliki fungsi agar simbol dapat dibaca dengan hasil yang sama dari sudut manapun sepanjang 360 derajat. [1]
2.1 QR Code
QR Code atau Kode QR adalah suatu jenis kode matriks atau kode batang dua dimensi yang dikembangkan oleh Denso Wave, sebuah divisi Denso Corporation yang merupakan sebuah perusahaan Jepang dan dipublikasikan pada tahun 1994 dengan fungsionalitas utama yaitu dapat dengan mudah dibaca oleh pemindai. QR merupakan singkatan dari quick response atau respons cepat, yang sesuai dengan tujuannya adalah untuk menyampaikan informasi dengan cepat dan mendapatkan respons yang cepat pula. Berbeda dengan kode batang, yang hanya menyimpan informasi secara horizontal, kode QR mampu menyimpan informasi secara horizontal dan vertikal, oleh karena itu secara otomatis Kode QR dapat menampung informasi yang lebih banyak daripada kode batang. [8] Kode QR berfungsi bagaikan hyperlink fisik yang dapat menyimpan alamat dan URL,nomer telepon,teks dan sms yang dapat digunakan pada majalah, surat harian, iklan, pada tanda-tanda bus, kartu nama ataupun media lainnya. Kehadiran kode ini memungkinkan audiens berinteraksi dengan media yang ditempelinya melalui ponsel secara efektif Gambar 2: Contoh QR Code dan efisien. Pengguna juga dapat menghasilkan dan mencetak sendiri kode QR untuk orang lain dengan 2.2 Algoritma QR Code mengunjungi salah satu dari beberapa ensiklopedia kode QR . 2.2.1 Menentukan Kapasitas
Kapasitas dari QRcode ditentukan oleh versi, tingkat koreksi kesalahan dan tipe data yang akan dikodekan (misalnya numerik, alfanumerik, dan lain-lain). Sebagai contoh, pada QR Code versi 1 dengan tingkat koreksi kesalahan Q, 27 karakter numerik dapat disimpan atau 16 karakter alfanumerik dapat disimpan dan 11 data byte dapat juga disimpan yang tampak pada tabel 1. Sebaliknya, versi meningkat bila tingkat kesalahan lebih besar pada data yang sama. Jadi, pertama kita perlu mempertimbangkan tingkat mengoreksi kesalahan, dan selanjutnya kita mempertimbangkan versi jika perlu.
Gambar 1: Barcode 2D dan Barcode Linier 2
2.2.2 Encode data
2. Data pertama kali akan diletakkan pada koordinat pojok kanan bawah.
Pada bagian ini, data diencode dengan melakukan perhitungan-perhitungan dan menempatkannya ke dalam kode QR.
3. Data selanjutnya akan diletakkan diatasnya. 4. Jika pada peletakkan awal QR Code telah terdapat data sebelumnya, maka peletakkan data akan dimulai pada modul yang kosong dan mempunyai arah dari kiri ke kanan. Jika sebelah kanan penuh maka arah selanjutnya adalah ke atas. Jika bagian atas penuh, maka arah selanjutnya adalah ke bawah dengan tetap memperhatikan arah peletakkan data yaitu dari kanan ke kiri.
Menentukan tipe data Data akan dibaca tipe datanya. Masing-masing tipe data akan disimpan ke dalam representasi bilangan biner 4 bit dan mempunyai panjang karakter penyimpanan tertentu. Tipe data tersebut terdapat pada Tabel 1.
1 2 3 4
Tabel 1: Tabel Tipe Data Tipe Data Representasi Panjang pedata 4 bit nyimpanan Numerik 0001 10 bit Alphanumerik 0010 9 bit Biner (8 bit) 0100 8 bit Kanji 1000 8 bit
Penentuan pola data Penentuan pola data QR Code (Finder Pattern) dilakukan berdasarkan kondisi pada tabel 2. Jika kondisi pada tabel 2 tidak terpenuhi, maka pola data tidak akan disimpan pada QR Code sebagai finding pattern.
Konversi data ke dalam bentuk biner Data yang telah diketahui tipe datanya, akan dikonversikan kedalam biner berdasarkan Tabel 1. Misalnya, data yang mempunyai tipe data numerik akan di konversikan kedalam 10 bit biner.
Pola data 000 001 010 011 100 101 110 111
Konversi biner ke dalam bentuk desimal Data yang sudah terkonversi ke dalam bentuk biner, akan dirubah ke dalam bentuk desimal berdasarkan kapasitas dari masing-masing versi QR Code yang telah ditentukan. Menghitung tingkat koreksi kesalahan
Tabel 2: Tabel Pola Data QR Code Kondisi (i+j) mod 2 = 0 i mod 2 = 0 j mod 3 = 0 (i+j) mod 3 = 0 (( i div 2)+(j div 3)) mod 2 = 0 (ij) mod 2 + (ij) mod 3 = 0 ((ij) mod 2 +(ij) mod 3) mod 2 = 0 ((ij)mod 3 + (i+j) mod 2) mod 2 = 0
Penentuan format informasi data
Tingkat koreksi kesalahan ditentukan dengan menggunakan metode Reed Solomon berdasarkan versi QR Code yang digunakan dengan toleransi kesalahan maksimal yang digunakan adalah 30%.
Format informasi terdiri dari tingkat koreksi error dan indikator pembentuk pola sebanyak 15 bit, yang terdiri dari 2 bit untuk koreksi kesalahan yang ada pada tabel 3, 3 bit untuk pembentuk pola .yang ada pada tabel 2 dan 10 bit untuk format informasi data.
Alokasi Data Data hasil encode akan dialokasikan ke dalam bentuk gambar QR Code. Data yang akan dialokasikan adalah data hasil representasi biner dan data hasil perhitungan koreksi kesalahan. Aturan peletakan data dalam QR Code adalah sebagai berikut :
1 2 3 4
1. Data akan dialokasikan ke dalam matriks dengan ukuran sesuai kapasitas data pada versi QR Code. 3
Tabel 3: Tabel Format Informasi Level koreksi Indikator kesalahan L 01 M 00 Q 11 H 10
semua pengunjung memiliki alat (dalam hal ini ponsel) yang mampu menerjemahkan QR Code tersebut menjadi informasi yang dapat dipahami. Oleh karena itu, sumber informasi utama dari suatu tanaman di Taman Burung harus berupa sesuatu yang human-readable, dalam hal ini adalah papan nama. Sedangkan bagi mereka yang membutuhkan informasi lebih banyak mengenai jenis burung, dapat memperolehnya dari QR Code yang menyertainya.
Gambar 3: Struktur QR Code 2.2.3 Decode data Proses decode adalah proses pembacaan data QR Code. Langkah-langkah pembacaan data QR Code diantaranya adalah : 1. Mengkonversi gambar QR Code ke dalam bentuk Grayscale 2. Proses binerisasi gambar grayscale 3. Mencari lokasi dan orientasi keberadaan data 4. Mencari pola baris data
Gambar 4: Papan setelah ditambahkan QR Code
5. Proses decode Adapun proses decode tersebut merupakan kebalikan dari proses encode.
3.2 Batasan
3 Desain Sistem
Sistem yang akan dibuat ini memiliki keterbatasanketerbatasan, antara lain:
3.1 Konteks
• Aplikasi ini dapat berjalan pada ponsel berkamera berbasis Java MIDP 2.0.
QR Code telah banyak diterapkan di berbagai bidang. Penerapannya telah banyak membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari karena keefektifannya dalam menyimpan data. Dengan memanfaatkan QR Code, penulis melihat adanya suatu terobosan baru yang dapat diterapkan di Taman Burung sebagai upaya peningkatan pelayanan informasi bagi para pengunjung. QR Code dapat digunakan sebagai pelengkap penggunaan papan nama untuk identifikasi burung di Taman Burung. QR Code dapat dimanfaatkan bagi pengunjung yang menginginkan penjelasan lebih banyak tentang suatu jenis burung tertentu. QR Code disebut pelengkap dari suatu papan nama karena menyediakan informasi lebih lanjut hanya bagi mereka yang membutuhkannya. Sumber informasi utama dari seekor burung tetaplah papan nama itu sendiri. Hal ini dikarenakan QR Code adalah kode visual yang tidak dapat dipahami manusia, sehingga beberapa pengunjung akan lebih menyukai informasi yang dapat langsung dipahami sebagaimana jika menggunakan tulisan biasa di papan nama. Selain itu, tidak
• Aplikasi ini menyediakan informasi burung yang ada di taman burung. • Informasi burung yang dibaca adalah berupa string dan URL. • Informasi berupa URL bersifat Online, sehingga pengunjung harus mempunyai koneksi ke internet.
3.3 User Aplikasi mobile 2D ini dibuat bagi pengunjung yang datang ke Taman Burung di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Pengunjung yang datang, dapat mengetahui informasi burung melalui sebuah gambar berbentuk barcode 2D yaitu QR Code. Mereka dapat men-decode (membaca QR Code) dengan menggunakan ponsel. 4
3.4 Definisi Struktur Informasi
• http://www.tamanburung.gunadarma.ac.id/qrburung?id=b0001
Informasi burung yang terdapat QR Code disimpan berupa string. Informasi yang akan diletakkan pada sebuah gambar QR Code di Taman Burung ini antara • http://www.tamanlain nama ilmiah burung, nama lokal burung, nama burung.gunadarma.ac.id/qrburung?id=b0002 burung dalam bahasa inggris, pakan burung, wilayah penyebaran dan status perlindungan. Berdasarkan daftar informasi burung pada Daftar Burung Indone• http://www.tamansia No.2 (2007, hal. 23-75) [17], maka diperkirakan burung.gunadarma.ac.id/qrburung?id=b0003 jumlah seluruh karakter yang berupa teks untuk setiap informasi yang ada di dalam sebuah QR Code ada Alamat URL yang ingin disimpan akan berukuran pada Tabel 4. sekitar 60 karakter. Dalam sebuah gambar QR Code, informasi berupa teks dan URL ini akan ditampilkan bersamaan pada ponsel. Sehingga informasi keTabel 4: Tabel contoh struktur informasi burung seluruhan akan berukuran sekitar 208 karakter (alInformasi Max jumlah Contoh phanumerik). Informasi tersebut masih bisa ditamkarakter bah beberapa karakter. Hal ini tidak menjadi masalah Nama Ilmiah Max. 28 Polyplectron karena QR Code versi terakhir (versi 40) mampu mekarakter alschleiermanyimpan infrormasi hingga maksimum 4296 karakter phanumerik cheri dalam satu buah gambar. Kapasitas QR Code versi 40 Nama Lokal Max 27 Kepudangsungu dapat dilihat pada tabel 5. karakter alTunggir-putih phanumerik Nama Max 33 Buff-breasted Tabel 5: Tabel Kapasitas QR Code Versi 40 Inggris karakter alParadise Tipe Data Max jumlah phanumerik Kingfisher karakter Pakan Max 25 jagung muda, karakter albiji kenari 1 Numerik Max. 7,089 phanumerik karakter Wilayah Max 25 Sumatra, Jawa, 2 Alphanumerik Max 4,296 karakter Penyebaran karakter alKalimantan 3 Biner (8 bit) Max 2,953 karakter phanumerik 4 Kanji Max 1,817 karakter Status PerMax 10 Dilindungi lindungan karakter alphanumerik Informasi berupa teks dan URL tersebut akan digenerate menjadi sebuah gambar QR Code. Penulis Berdasarkan uraian informasi pada tabel 4, ma- menggunakan aplikasi Quickmark sebagai generator ka informasi berupa teks tersebut akan berukuran QR Code. Informasi tersebut akan diletakkan sesuai sekitar 148 karakter (alphanumerik). Ukuran infor- urutannya dan dipisahkan dengan separator garis masi tersebut masih bisa berubah. Selain informasi tegak “|”. Salah satu contohnya terdapat pada gamberupa teks, informasi burung yang terdapat pada bar 5. QR Code juga disimpan sebagai alamat URL. Pada QR Code penyimpan alamat URL, data juga disimpan dalam bentuk teks. URL disini digunakan untuk memberikan informasi lebih lanjut secara online. Pengunjung harus memiliki koneksi ke internet setelah QR Code berhasil diterjemahkan. Gambar 5: Informasi untuk digenerate URL yang akan dimasukkan kedalam QR Code untuk setiap spesies burung berbeda-beda. Setiap spesies akan dibedakan menggunakan primary key yang Setelah diubah menggunakan aplikasi generator berupa ID dari setiap burung. Setiap id akan bertambah satu sesuai dengan pertambahan jumlah burung. QR Code, informasi pada gambar 3.4 akan berubah Contoh URL-nya adalah sebagai berikut : seperti pada gambar 6. 5
4 Implementasi Struktur pembuatan source code QR code adalah seperti pada gambar 8.
Gambar 6: QR Code setelah informasi digenerate
3.5 Rancangan Proses Untuk mempermudah pembuatan aplikasi ini, berikut ini akan dijelaskan rancangan sistem melalui diagram use case. Diagram use case adalah diagram yang menunjukkan fungsionalitas suatu sistem atau kelas dan bagaimana sistem tersebut berinteraksi dengan dunia luar dan menjelaskan sistem secara fungsional yang terlihat user. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Terdapat seorang aktor dalam rancangan use case diagram yaitu pengunjung taman burung.
Gambar 8: Struktur Source Code
4.1 Uji Coba Aplikasi Uji coba aplikasi mobile barcode 2D untuk informasi biodiversitas ini dilakukan dengan menggunakan emulator dan beberapa ponsel berkamera dan mendukung java MIDP 2.0.
Pengunjung yang datang ke taman burung dapat melihat informasi dengan cara mengambil gambar QR Code dengan ponsel berkamera. Setelah gambar tertangkap kamera, proses gambar akan dimulai. Setelah proses berhasil, aplikasi akan mencetak hasil ke layar ponsel untuk memberikan informasi yang terdapat di dalam QR Code pada taman burung..
Gambar 9: Tampilan Hasil Decoding Hasil informasi yang ditampilkan berupa teks dan sebuah URL. URL akan aktif jika user menekan
Gambar 7: Use Case Diagram 6
tombol more info. Tombol Capture Ulang digunakan Nokia 3120 classic, Sony Ericsson C510 dan Nokia untuk mengambil ulang gambar. E63. Tabel 6: Tabel Spesifikasi handphone Nokia 3120 Sony Nokia E63 classic Ericsson C510 Layar 240 x 320 240x320 320 x 240 pixels pixels pixels OS S40 user Sony Symbian OS interface Ericsson’s 9.2, Series Propriotary 60 v3.1 UI OS Ver. A2 Kamera 2 MP, 3.2 MP, 2 MP, 1600x1200 2048x1536 1600x1200 pixels pixels, pixels autofocus Java MIDP 2.0 MIDP 2.0 MIDP 2.0
4.2 Uji Coba dengan ponsel
Spesifikasi
Pengujian aplikasi ini telah dilakukan pada beberapa ponsel. Antara lain Nokia 3120 classic, Sony Ericsson C510 dan Nokia E63. Masing-masing ponsel mempunyai kamera dengan resolusi yang berbeda. Setelah diuji coba terhadap ponsel tersebut, ternyata aplikasi tidak terlalu berjalan baik seperti di emulator. Misalnya, gambar tidak tertangkap baik oleh kamera ponsel sehingga proses gagal.
Tabel 7: Tabel percobaan pada Nokia 3120 classic Pengambilan 150x150 250x250 350x350 400x400 ke1 BIH TB B B 2 TB B B B 3 TB TB B B 4 TB TB B B 5 TB TB B B
Gambar 10: Proses Pengambilan Gambar dengan Nokia 3120 Classic
Tabel 8: Tabel percobaan pada Sony Ericsson C510 Pengambilan 150x150 250x250 350x350 400x400 ke1 TB B B B 2 TB TB B B 3 TB TB B B 4 TB TB B B 5 TB TB B B Gambar 11: Hasil Decode Nokia 3120 Classic Tabel 9: Tabel percobaan pada Nokia E63 Pengambilan 150x150 250x250 350x350 400x400 ke1 TB B B B 2 TB TB B B 3 TB B B B 4 TB TB B B 5 TB TB B B
5 Diskusi dan Analisis Bab ini menguraikan diskusi dan analisis dari hasil percobaan aplikasi mobile barcode 2D untuk informasi biodiversitas Taman Burung. Percobaan yang dilakukan adalah menganalisa beberapa gambar QR Code dengan berbagai ukuran. Ukurannya antara lain 150x150, 250x250, 350x350 dan 400x400. ponsel yang digunakan untuk mengambil gambar adalah
Ket : 7
• B = Berhasil, data terbaca dengan baik • BIH = Berhasil, data terbaca kurang baik • TB = Tidak Berhasil Berdasarkan tabel percobaan tabel 7 , 8, dan 9 dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain: 1. Untuk gambar QR Code dengan dimensi 150x150, kemungkinan untuk terbaca dengan jelas sangat kecil. Dikarenakan ukuran gambar yang terlalu kecil sehingga menyebabkan gambar buram pada saat pengambilannya. Gambar 13: Hasil QR Code tercoret
2. Untuk gambar QR Code dengan dimensi 250x250, kemungkinan untuk terbaca dengan jelas cukup baik.
Pada Gambar 13 terdapat sebuah gambar QR Code 3. Untuk gambar QR Code dengan dimensi 350x350 dalam kondisi tercoret oleh tinta hitam. Informasi dan 400x400, kemungkinan untuk terbaca de- yang dihasilkan setelah emulator membaca gambar ngan jelas sangat baik. tersebut adalah terdapat satu data yang kurang jelas. 4. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, pencahayaan pada saat pengambilan gambar harus baik. 5. Gambar yang buram (blur) tidak dapat terbaca dengan baik. Pengambilan gambar harus diulangi. Pengambilan gambar QR Code juga dilakukan menggunakan emulator Java. Analisa pada emulator dilakukan dengan kondisi gambar yang berbeda-beda yaitu gambar QR Code terhapus sebagian, tercoret, dan robek.
Gambar 14: Hasil QR Code robek
Pada Gambar 14 terdapat sebuah gambar QR Code dalam kondisi robek sebagian. Informasi yang dihasilkan setelah emulator membaca gambar tersebut adalah terdapat dua data yang kurang jelas terbaca. Berdasarkan gambar-gambar tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa gambar QR Code yang sudah rusak sebagian, masih dapat dibaca. Hal ini dikarenakan QR Code yang mempunyai kemampuan untuk Gambar 12: Hasil QR Code terhapus sebagian mengoreksi kesalahan. Informasi yang terdapat pada QR Code tersebut masih dapat dikembalikan. InPada Gambar 12 terdapat sebuah gambar QR Code formasi tersebut mungkin tidak seluruhnya baik, terdalam kondisi terhapus sebagian. Informasi yang gantung oleh banyaknya kerusakan. Semakin besar dihasilkan setelah emulator membaca gambar terse- kerusakan yang dialami pada gambar QR Code maka but adalah terdapat beberapa data yang ditampilkan semakin kecil kemungkinan informasi dapat dibaca tidak utuh semuanya. Ada beberapa data yang tidak dengan baik. Tingkat max. koreksi kesalahan pada jelas terbaca. QR Code adalah 30%.[14] 8
6 Kesimpulan
[7] KEANEKARAGAMAN SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN KONSERVASINYA. http://addiehf.wordpress.com/2007/06/14/keanekaragama sumber-daya-alam-hayati-dan-konservasinya/.
Aplikasi mobile Barcode 2D untuk informasi biodiversitas ini digunakan untuk memberikan informasi kepada pengunjung mengenai data burung yang ada di Taman Burung TMII. Pengunjung yang ingin melihat informasi burung dapat menggunakan ponsel berkamera dan mendukung java. Akan tetapi, tidak semua ponsel dapat men QR Code dengan baik. Hal ini dapat disebabkan karena kamera yang terintegrasi pada ponsel tidak dapat mengambil gambar dengan baik atau kurangnya cahaya disekitar gambar sehingga hasil penangkapan kamera menjadi blur. Semakin besar kerusakan yang dialami oleh gambar QR Code, maka semakin kecil pula Informasi pada QR Code dapat ditampilkan dengan baik. Pengujian aplikasi ini telah dilakukan pada beberapa ponsel. Antara lain Nokia 3120 classic, Sony Ericsson C510 dan Nokia E63. Masing-masing kamera mempunyai resolusi yang berbeda. Setelah diuji coba terhadap ponsel tersebut, ternyata aplikasi tidak terlalu berjalan baik seperti di emulator. Hal tersebut dapat dikarenakan ukuran gambar yang diambil terlalu kecil (100x100). Selain itu, banyaknya pergerakan tangan pada saat pengambilan gambar akan menyebabkan kamera tidak dapat menangkap gambar dengan baik. Gambar QR Code terbaca dengan baik pada ukuran 350x350. Pembuatan aplikasi ini menggunakan bahasa pemrograman J2ME (Java 2 Micro Edition). Hal ini dikarenakan J2ME dapat digunakan untuk membuat aplikasi untuk perangkat-perangkat yang memiliki keterbatasan memori. Selain itu, J2ME pun dapat berjalan cukup dengan menggunakan JVM dan dapat berjalan di berbagai platform.
[8] Kode QR. http://id.wikipedia.org/wiki/KodeQR. [9] Open Source Library http://sourceforge.net.
Code.
[11] Taman Burung. http://tamanmini.com/index.php?modul=w [12] Version Table 31 to 40 of QR Code. http://www.densowave.com/qrcode/vertable4-e.html. [13] Arif Haryono Budi Raharjo, Imam Heryanto. Tuntunan Pemrograman Java Untuk Handphone. Informatika, Bandung, 2007. [14] DensoWave, http://www.densowave.com/qrcode/qrfeature-e.html. QR Code Feature. [15] John Company, http://www.johnscompany.com/index.php?lang=id&cat=143&month=201001&id=70680. Evaluasi 2d barcode dalam pengolahan dokumen aplikasi. [16] M.Shalahuddin and Rosa.A.S. Pemrograman J2ME. Informatika, Bandung, 2006. [17] W. Novarino F. Hasudungan N. Kemp & M. Muchtar Sukmantoro W., M. Irham. Daftar Burung Indonesia No.2. IdOU (Indonesian Ornithologists Union), Bogor, 2 edition, 2007.
[1] About 2D Barcode. http://www.densowave.com/qrcode/aboutqr-e.html. [2] Aztec Code FAQ & Tutorial. http://www.idautomation.com/barcode/aztec.html. [3] Data-matrix codes. http://www.explainthatstuff.com/how-datamatrix-codes-work.html. [4] Data Matrix (computer). http://en.wikipedia.org/wiki/Data QR
QR
[10] Specifications For Popular 2D Bar Codes. http://www.adams1.com/stack.html. di akses pada tanggal 31 Juli 2010.
Pustaka
[5] How to Encode http://www.swetake.com.
Decode
Code.
[6] Keanekaragaman Hayati. http://id.wikipedia.org/wiki/Keanekaragamanhayati. 9
Curriculum Vitae Amanah Burhania Rizky lahir di Jakarta pada tanggal 9 Juli 1987. Menamatkan pendidikan sekolah dasar di SDN Pejuang V Bekasi Barat, kemudian melanjutkan ke MTs Attaqwa 02 Bekasi Utara. Selanjutnya menghabiskan masa SMU Muhammadiyah 09 Bekasi. Selepas SMU penulis melanjutkan studinya pada jurusan Teknik Informatika Universitas Gunadarma. Alamat email penulis : mickey
[email protected]. I Made Wiryana merampungkan SI Teknik Informatika (STMIK Gunadarma), S1 Fisika (Universitas Indonesia), S2 Computer Science (Edith Cowan University - Perth). Mendapatkan gelar Dr. rer. nat. bidang Naturwisscenschaftinformatik (Universitas Bielefeld - Jerman). Mengembangkan metoda Light Weight Because Analysis (LWBA), dan Bandung Bondowoso System Development Method (BBSDM). Dosen tetap Universitas Gunadarma dan Koordinator Kerjasama Luar Negeri. Mendisain dan mengelola sistem informasi portal Presiden dan Wapres Republik Indonesia, dan Portal Kemenpora serta sebagai konsultan teknis game Nusantara Online. Penulis di media massa, Infolinux, Chip, Biskom dan lainnya. Penerima IGOS Award yang pertama. Aktif di Asosasi Open Source Indonesia (AOSI) dan Yayasan Penggerak Linux Indonesia (YPLI) memasyarakatkan Open Source di Indonesia, juga di Ikatan Profesi Komputer dan Informatika Indonesia (IPKIN),
10