28 AGUSTUS2017 RENUNGAN KELUARGA ALLAH HARI 1# MENJADI PEMBAWA KEDAMAIAN BACAAN HARI INI Yesaya 52:1-‐12 RHEMA HARI INI Yesaya 52:7 Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-‐bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: "Allahmu itu Raja!" Suatu kali, ada sekumpulan anak muda mendaki gunung. Karena hari mulai malam, mereka memutuskan untuk berkemah di tengah hutan. Mereka mendirikan tenda, memasak, dan membuat api unggun. Keesokan paginya mereka berkemas dan hendak melanjutkan perjalanan. Karena terburu-‐buru, mereka lupa menyiram bekas perapian yang mereka buat semalam. Saat angin berembus, percikan-‐percikan api pun
terbawa angin. Waktu itu musim kemarau, rumput-‐rumput di hutan mulai mengering. Segera saja, percikan-‐percikan api kecil yang menyambar rerumputan menjadi kobaran nyala api. Pendaki-‐ pendaki yang belum terlalu jauh berjalan mencium aroma kebakaran. Mereka bergegas kembali ke tempat mereka berkemah. Mereka pun segera mencari air dan menyiramkannya ke nyala api. Setelah beberapa saat, api berhasil dipadamkan. Api yang dibiarkan terus menyala, apalagi jika bertemu dengan api lainnya, akan berkobar menjadi api yang besar. Sebaliknya, api yang dipertemukan dengan air akan padam. Ketika kita diperhadapkan dengan situasi yang membuat kita marah, benci, atau sakit hati, Tuhan tidak ingin kita menuruti keinginan hati kita. Sebaliknya, Tuhan ingin kita menjadi seperti air, yang bisa memadamkan suasana sepanas apa pun juga. Bukan hanya menjadi orang yang mempunyai damai dalam hati saja, tetapi Tuhan ingin setiap kita juga bisa menjadi pembawa damai.
Allah adalah Raja Damai. Jadi, sebagai anak-‐anak-‐ Nya, kita diberikan kapasitas sebagai pembawa damai. Orang lain bisa membuat pertengkaran, kekacauan, kekerasan, memecah belah, dan mau menang sendiri, tetapi kita tidaklah demikian. Kita harus bisa mendamaikan, mengampuni, meneduhkan, membuat suasana menjadi indah, mempersatukan, memulihkan, dan membawa hadirat Tuhan, sehingga kasih Allah menjadi nyata. Di mana pun Tuhan menempatkan kita saat ini. Baik di dalam keluarga, lingkungan pekerjaan, sekolah, ataupun tempat tinggal. Tempat yang sebelumnya tidak ada damai, dapat berubah menjadi tempat yang penuh kedamaian karena kehadiran kita. Inilah yang membedakan anak-‐ anak Allah dengan yang lainnya. (LEW) RENUNGAN Berbahagialah orang yang MEWUJUDKAN KEDAMAIAN di mana pun mereka berada, karena mereka akan disebut ANAK-‐ANAK RAJA DAMAI APLIKASI
1. Menurut Anda, mengapa orang-‐orang yang mewujudkan kedamaian disebut anak-‐anak Raja Damai? 2. Sudahkan Anda menjadi pembawa damai di lingkungan Anda saat ini? Bagaimana Anda dapat melakukannya ketika Anda diperhadapkan dengan keadaan yang tidak baik di lingkungan Anda? 3. Apa komitmen Anda untuk mewujudkan kedamaian di mana pun Anda berada saat ini? DOA UNTUK HARI INI “Bapa, Engkau adalah Raja Damai. Terima kasih untuk kedamaian yang sudah Engkau berikan dalam hidup kami. Teruslah pimpin kami, agar kami bisa menjadi pembawa damai di mana pun kami berada. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin” BACAAN ALKITAB SETAHUN Kejadian 30-‐31
29 AGUSTUS 2017 RENUNGAN KELUARGA ALLAH HARI 2# TUGAS PEACEMAKER BACAAN HARI INI Roma 12: 9-‐ 21 RHEMA HARI INI Roma 12:18 Sedapat-‐dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Riana adalah anak bungsu dari delapan bersaudara. Riana juga memiliki seorang ibu berusia 80 tahun yang dirawat kakaknya di Solo. Namun, kakak Riana ini terlalu disibukkan oleh kesenangannya sendiri, sehingga ibunya tidak terurus. Hal ini menimbulkan konflik di antara kakak-‐kakaknya. Akhirnya, Riana yang bekerja di Jakarta harus berhenti dan pulang ke Solo. Setiba di rumah, ia menyadari kondisi keluarganya lebih gawat daripada bayangannya. Kasih di antara mereka sudah dingin dan setiap hari ada saja yang mereka ributkan. Mereka bukan hanya
membiarkan Riana merawat ibu mereka sendirian, tetapi juga selalu mencari-‐cari kesalahannya. Hampir saja ia ikut-‐ikutan bertengkar dengan para kakaknya. Namun, Roh Kudus mengingatkannya untuk mengasihi mereka apa pun kondisinya. Akhirnya, ia selalu membalas kata-‐kata kakaknya yang kasar dengan lembut. Tak jarang, ia pun menanyakan keadaan rumah tangga kakak-‐kakaknya atau pekerjaan mereka. Lama-‐kelamaan, perhatian Riana yang tulus dan kelembutannya membuat para kakaknya luluh. Mereka tidak lagi mudah terpancing emosinya dan bahkan mulai mengenal Yesus melalui Riana. Mungkin saat ini Anda juga sedang menghadapi konflik. Dalam situasi seperti itu, memang lebih mudah bagi kita untuk terbawa emosi dan membalas orang yang menyakiti kita. Namun, sebagai anak-‐anak Allah, kita memiliki suatu tugas. Tugas itu sebagai Peacemaker yang membawa damai ke mana pun dan di mana pun kita berada. Sekalipun yang lainnya membawa kekacauan, kita tidak ikut terbawa di dalam kekacauan itu, tetapi kita justru membawa damai sejahtera Allah ke dalam kekacauan.
Jangan kuatir, ketika Tuhan memberikan kita tugas, Dia juga telah memperlengkapi kita. Dia telah mengutus Sumber dari damai sejahtera, yaitu Roh Kudus, untuk berdiam dalam diri kita. Jika kita menyerahkan kendali hati kita ke dalam tangan-‐Nya dan tunduk pada tuntunan-‐Nya, maka Tuhan dapat memakai kita sebagai alat-‐Nya untuk membawa damai sejahtera-‐Nya ke dunia yang kacau ini. RENUNGAN TUGAS PEACEMAKER adalah MEMBAWA DAMAI SEJAHTERA ALLAH ke dalam kekacauan yang terjadi dan MENEDUHKAN SUASANA APLIKASI 1. Apakah yang dimaksud dengan peacemaker atau pembawa damai? Apa yang menjadi tugas seorang peacemaker? 2. Mengapa Tuhan ingin Anda menjadi peacemaker? 3. Bagaimana Anda dapat membawa damai sejahtera Allah ke dalam kekacauan?
DOA UNTUK HARI INI “Bapa, penuhilah hati kami dengan damai sejahtera-‐Mu yang melampaui segala akal, sehingga kami dapat menjadi seorang peacemaker di mana pun kami ditempatkan. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.” BACAAN ALKITAB SETAHUN Kejadian 32-‐34
30 AGUSTUS 2017 RENUNGAN KELUARGA ALLAH HARI 3# KUNCI MEMPEROLEH DAMAI SEJAHTERA DI TENGAH BADAI BACAAN HARI INI Lukas 8:22-‐25 RHEMA HARI INI Lukas 8:25 Lalu kata-‐Nya kepada mereka: "Di manakah kepercayaanmu?" Maka takutlah mereka dan heran, lalu berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga Ia memberi perintah kepada angin dan air dan mereka taat kepada-‐Nya?" Menjadi pembawa damai adalah salah satu tantangan terbesar bagi orang-‐orang percaya. Ketika suatu permasalahan mulai naik ke permukaan, mungkin kita masih dapat menjaga kedamaian hati dan mencoba meneduhkan suasana. Namun, saat situasi semakin bergejolak dan orang-‐orang di sekitar membuat keadaan bertambah panas, hati kita pun semakin kacau.
Persis seperti yang dialami murid-‐murid Yesus tatkala berlayar bersama-‐Nya. Ketika itu, amukan taufan turun ke danau. Melihat ombak berkecamuk dahsyat, mereka kehilangan ketenangan. Bukannya saling menenangkan, mereka malah saling berteriak dan membuat satu sama lain semakin panik. Setelah Yesus meredakan angin ribut, hal pertama yang dikatakan kepada murid-‐murid-‐Nya adalah: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Ya, kalau Tuhan beserta kita, kenapa kita lebih sering gelisah dan dicekam ketakutan ketimbang merasa damai saat melalui hari-‐hari kita? Satu hal yang perlu kita perhatikan, Markus 4:38 menyebutkan bahwa Yesus tidur di buritan. Dalam struktur kapal, buritan adalah bagian yang sangat penting. Di situlah kemudi kapal terletak. Dari sana, seorang nakhoda menentukan ke mana kapal akan mengarah saat mengarungi lautan luas. Hal itu berarti Yesus berada di tempat yang tepat. Meski kita menyangka-‐Nya tengah tertidur, tak sedetik pun Dia pernah melepaskan kemudi kehidupan kita. Sedahsyat apa pun badai yang
menerpa, Dia tidak akan membiarkan kita tenggelam. Apa pun yang terjadi, tenanglah. Jangan lihat ombak besar yang bergejolak di sekitar kita. Tidak perlu terbawa-‐bawa keadaan. Pandanglah hanya kepada Yesus dan bertahanlah. Saat kita berhenti berusaha merebut kendali kehidupan kita dari tangan-‐Nya, damai sejahtera-‐Nya akan mengaliri hati kita sampai meluap-‐luap. Seiring pertumbuhan iman kita, kedamaian itu akan memancar melalui perbuatan dan perkataan kita. Sehingga ke mana pun dan di mana pun kita berada, Tuhan dapat memakai kita untuk membawa kedamaian, keteduhan, ketenangan, pemulihan, dan persatuan. (MV.L) RENUNGAN KUNCI yang membuat kita TETAP DAMAI SEJAHTERA sekalipun badai permasalahan mengamuk adalah IMAN KEPERCAYAAN KEPADA ALLAH APLIKASI
1. Mengapa iman Anda dapat memengaruhi kedamaian Anda? 2. Mengapa Anda perlu menjaga damai sejahtera apa pun yang terjadi dalam hidup Anda? 3. Bagaimana Anda dapat menjaga damai sejahtera yang dari Allah dalam hati Anda? DOA UNTUK HARI INI “Bapa, sekacau apa pun hidup kami, kami percaya Engkaulah yang memegang kendali. Penuhilah hati kami dengan damai sejahtera-‐Mu, agar kami dapat memancarkan kedamaian-‐Mu di sekitar kami. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin” BACAAN ALKITAB SETAHUN Kejadian 35-‐37
31 AGUSTUS 2017 RENUNGAN KELUARGA ALLAH HARI 4# BERBAHAGIALAH ORANG YANG MEMIKUL SALIB BAGI YESUS BACAAN HARI INI Markus 8:27-‐38 RHEMA HARI INI Markus 8:34 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-‐murid-‐Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Tidaklah mudah menjadi orang Kristen. Terkadang, kita memiliki ide tersendiri tentang mengikut Yesus. Bahkan, adakalanya kita tidak menyukai bagian dari rencana-‐Nya yang telah dinyatakan dalam hidup kita. Sama halnya dengan Petrus. Di awal mengikuti Yesus, ia memiliki satu ide besar dalam kepalanya. Seperti kebanyakan orang Yahudi pada saat itu, ia berharap Mesias akan membebaskan mereka dari penindasan
bangsa Roma dan berkuasa sebagai Raja mereka. Karena itulah, ketika Yesus mengatakan dengan terus terang bahwa Dia harus menanggung banyak penderitaan, lalu dibunuh, Petrus kesulitan menerimanya. Bukannya berusaha memahami, ia malah menegor-‐Nya. Petrus melewatkan perkataan Yesus bahwa Dia akan bangkit setelah tiga hari. Benar, Yesus telah menyatakan sebuah mujizat besar akan terjadi. Namun Petrus lebih peduli dengan apa yang ia pikirkan daripada yang Tuhan rencanakan. Tidakkah kita juga sering berlaku seperti Petrus? Ketika kita menjadi Kristen, kita berpikir hidup kita akan penuh berkat. Saat ada permasalahan, kita inginnya Tuhan segera menolong. Kita perlu mengetahui, sementara berkat dan pertolongan-‐ Nya adalah pasti, tetapi cara-‐Nya sering kali tidak sama dengan yang kita bayangkan. Tantangan demi tantangan hidup akan tetap menghampiri kita. Bisa jadi, selagi kita mentaati-‐Nya, berjuang dalam pelayanan, bersaksi memberitakan Injil, dan berkorban segalanya bagi Tuhan, orang-‐orang mencemooh kita.
Jika saat ini kita merasa beban hidup kita terlampau berat, ingatlah bahwa Tuhan sudah memanggil kita untuk memikul salib. Jangan takut, Dia tidak menutup mata terhadap segala kesulitan yang kita tanggung. Namun semua itu diperlukan untuk menyelaraskan hati dan pikiran kita dengan-‐Nya. Percayalah, rencana-‐Nya lebih besar dari segala keinginan kita. Tuhan tidak ingin sekedar memberkati kita di bumi ini, tetapi Tuhan rindu untuk melibatkan kita dalam kemuliaan-‐ Nya. Sebagaimana tidak ada kemuliaan tanpa salib, maka tidak ada cara yang mudah untuk memperoleh bagian di sorga. (MV.L) RENUNGAN Berbahagialah orang yang MEMIKUL SALIB BAGI YESUS, karena TUHAN MENYEDIAKAN UPAH YANG BESAR untuk mereka di sorga APLIKASI 1. Apakah artinya memikul salib bagi Yesus? 2. Mengapa Tuhan ingin kita menyangkal diri dan memikul salib? 3. Sudahkah Anda memikul salib Anda? Bagaimana Anda dapat melakukannya?
DOA UNTUK HARI INI “Bapa, terima kasih Engkau telah merelakan diri memikul salib bagi kami. Sekarang adalah giliran kami memikul salib bagi-‐Mu. Biarlah selagi kami melakukannya, Engkau membukakan mata hati kami untuk melihat kerinduan besar-‐Mu yang hendak Engkau lakukan melalui hidup kami. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin” BACAAN ALKITAB SETAHUN Kejadian 38-‐40
01 SEPTEMBER 2017 RENUNGAN KELUARGA ALLAH HARI 5# MEMIKUL SALIB BUKANLAH PILIHAN BACAAN HARI INI 1 Korintus 9:12-‐19 RHEMA HARI INI 1 Korintus 9:16 Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil. Menjelang Paskah, Siska menonton pemutaran film "The Passion of the Christ" di gereja. Air matanya terus mengalir. Siska begitu tersentuh melihat betapa Yesus mau berkorban untuk kita. Bukan di saat kita menjadi orang yang taat, tetapi justru ketika manusia banyak berbuat dosa. Dia yang tidak bernoda, mau menanggung semua akibat dari dosa dan kesalahan kita. Dia disiksa dengan kejam dalam tubuh manusia-‐Nya. Tubuh dari darah dan daging yang sama dengan kita.
Siska tidak dapat membayangkan betapa kesakitan dan menderitanya Yesus. Dia dihina dan diejek sampai akhirnya mati di atas kayu salib. Dia membayar lunas dan menebus kita yang seharusnya binasa dengan darah-‐Nya yang sangat mahal yang tercurah di atas kayu salib. Jika kita mengerti besarnya anugerah keselamatan yang kita terima, bisakah kita hanya tinggal diam berpangku tangan? Tidakkah di dalam hati kita akan timbul keinginan untuk membalas cinta kasih-‐Nya dan melayani-‐Nya? Seperti Rasul Paulus yang menjadikan pelayanan dan pemberitaan Injil sebagai prinsip hidupnya. Panggilan yang tidak bisa ditolaknya. Sebab, ia mengerti besarnya kerinduan hati Tuhan Yesus terhadap jiwa-‐jiwa terhilang yang membuat-‐Nya bertahan sampai akhir di kayu salib. Ya, Paulus menyadari keselamatan itu bukan untuk disimpan sendiri. Ia ingin banyak orang juga merasakan indah kasih karunia-‐Nya. Dalam pelayanan dan pemberitaan Injil, kita mungkin akan menemui berbagai kesulitan. Kesibukan kerja, urusan keluarga, bahkan cuaca
buruk bisa dipakai iblis untuk menghalangi kita. Semua itu dapat membuat kita malas untuk memberitakan Injil. Namun, seperti Paulus, hendaknya kita menyadari, melayani dan memberitakan Injil bukan sebuah pilihan, tetapi suatu keharusan. Jangan tawar-‐menawar dengan iblis. Masih banyak jiwa di luar sana yang membutuhkan keselamatan. Ini adalah panggilan Tuhan secara pribadi kepada kita. Bukan karena KKS atau gereja yang mengharuskan kita, tetapi Tuhan ingin kita bergerak karena kemauan kita sendiri. RENUNGAN Bagi kita, MEMIKUL SALIB bukanlah pilihan, tetapi KEHARUSAN yang TIDAK BISA DITAWAR lagi APLIKASI 1. Mengapa memikul salib semestinya tidak menjadi pilihan, tetapi keharusan bagi Anda? 2. Apakah Anda tergerak untuk melayani dan memberitakan Injil bagi Tuhan? Di bidang apa Anda ingin melayani-‐Nya? 3. Langkah apa yang bisa Anda ambil untuk bisa melayani dan memberitakan Injil?
DOA UNTUK HARI INI “Bapa, kami sangat berterima kasih, Engkau telah menyelamatkan hidup kami. Izinkanlah kami untuk melayani-‐Mu. Pakailah hidup kami dan semua kemampuan terbaik kami untuk memenangkan jiwa-‐jiwa yang terhilang dan belum mengenal-‐Mu, ya, Bapa. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin” BACAAN ALKITAB SETAHUN Kejadian 41-‐42
02 SEPTEMBER 2017 RENUNGAN KELUARGA ALLAH HARI 6# HIDUP UNTUK MEMIKUL SALIB BACAAN HARI INI Filipi 1:20-‐26 RHEMA HARI INI Filipi 1:21-‐22a Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Ayat rhema di atas di tulis oleh Rasul Paulus kepada jemaat Filipi sewaktu ia sedang berada di penjara Roma sekitar tahun 62M. Saat itu, usia Paulus sekitar 60 tahun, yang berarti ia sudah hampir 30 tahun mengikut Yesus dengan segenap hatinya. Sepanjang pelayanannya, ia pernah dianiaya, terserang sakit, kelaparan, dan sebagainya. Paulus pun tidak tahu apakah ia akan selamat atau harus mati dipenjara. Namun, ia tidak pernah undur, karena baginya hidup adalah mengerjakan kepentingan Kristus, bukan demi
kenyamanannya sendiri. Ya, meski Paulus menyatakan kerinduannya untuk segera pulang ke sorga, tetapi lebih penting lagi baginya untuk tinggal di dunia, memberitakan Injil dan menghasilkan buah bagi Tuhan. Sebagai orang percaya, bagaimanakah kita melihat kehidupan kita? Apakah kita memandangnya sebagai kesempatan untuk meraih harapan dan cita-‐cita yang kita inginkan? Pernahkan memikirkan, mengapa Tuhan membiarkan kita hidup sampai hari ini? Sadarkah kita, bahwa Tuhan memiliki tujuan dan sebuah tugas besar dalam kehidupan kita? Tugas itu dapat kita temukan dalam Matius 28:19, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-‐Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” Dalam segala pekerjaan kita, apakah sebagai dokter, pengusaha, pegawai, ibu rumah tangga, pelajar, tukang becak, kuli bangunan, pembantu rumah tangga, atau yang lainnya; siapa pun kita, Tuhan ingin agar kita melayani dan mengabarkan Injil.
Hidup untuk Kristus bukan hanya memberitakan Injil secara verbal. Namun seluruh hidup yang ditujukan untuk kemuliaan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama. Ketika kita bekerja dengan tekun dan bertanggung jawab; ketika kita mengembangkan talenta dari Tuhan semaksimal mungkin; ketika kita mengasihi dan menolong sesama; semua kita lakukan untuk Tuhan. Supaya nama-‐Nya makin dipermuliakan dan makin banyak orang mengenal kasih Tuhan. Sesulit apa pun tantangan yang merintangi kita, tetaplah berjuang sampai garis akhir. Ingatlah, kehidupan kita yang sesungguhnya dan yang kekal berada di sorga, bukan di bumi ini. RENUNGAN PIKUL SALIB adalah PANGGILAN HIDUP; selama kita MASIH BERNAFAS, jadikanlah itu sebagai PRINSIP HIDUP yang baru APLIKASI 1. Selama ini apa tujuan utama dalam hidup Anda?
2. Apakah Anda sudah memikul salib dan mengabarkan Injil keselamatan dalam setiap kesempatan yang memungkinkan? 3. Buah-‐buah apa yang sudah Anda hasilkan untuk Tuhan dalam kehidupan Anda? DOA UNTUK HARI INI “Bapa, teguhkanlah hati kami. Apa pun kondisi dan keadaan kami, biarlah kami tetap setia melayani-‐Mu. Jangan biarkan kesulitan membuat kami undur. Biarlah hidup kami tumbuh subur dan berbuah bagi kemuliaan nama-‐Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin” BACAAN ALKITAB SETAHUN Kejadian 43-‐45
03 SEPTEMBER 2017 RENUNGAN KELUARGA ALLAH HARI 7# ARTI HIDUP MENGIKUT YESUS BACAAN HARI INI Kisah Para Rasul 20:16-‐24 RHEMA HARI INI Kisah Para Rasul 20:24 Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah. Pada pertengahan abad ke-‐2, Polikarpus merupakan pemimpin gereja di Smirna dan salah satu rasul Kristen mula-‐mula yang terakhir. Saat itu, penganiayaan mulai merajalela di Smirna. Polikarpus pun disembunyikan sahabat-‐ sahabatnya di sebuah desa. Namun, usaha mereka gagal. Para tentara Roma memukannya. Dalam perjalanan ke Smirna, kepala pasukan berupaya membuatnya menyangkali Yesus, tetapi
Polikarpus bergeming. Begitu pula di hadapan Gubernur Roma yang mengadilinya. Ia bahkan berusaha menginjili sang Gubernur. Akhirnya, ia digiring untuk dibakar hidup-‐hidup. Saat diikat ke sebuah tiang, Polikarpus menaikan doa dan memuji kebesaran Tuhan dengan lantang. Lalu api dinyalakan. Namun, menurut catatan sejarah dan saksi mata, tubuhnya tidak termakan api. Bahkan, saat itu tercium aroma kemenyan dan rempah-‐ rempah yang mahal. Ia baru menemui ajalnya ketika algojo menikamnya dengan pedang. Kematian Polikarpus ini tidak melemahkan umat kristiani seperti yang ditakutkan saat itu. Malah, kisah martirnya telah menginspirasi dan menguatkan iman banyak orang, bahkan hingga saat ini. Ketika hidup berjalan normal, ibadah di gereja tidak ada gangguan, kelompok sel tidak ada hambatan, mengakui diri sebagai pengikut Kristus di tempat kerja atau keluarga tidak menimbulkan masalah, maka mengikut Yesus akan terasa ringan. Namun, ketika ada tantangan yang besar menghadang di depan kita, maka di situlah iman kita diuji. Apakah kita berani memikul salib
sampai akhir seperti Polikarpus atau kita akan meninggalkan-‐Nya? Benar, mengikut Yesus tidak membuat hidup kita menjadi lebih mudah. Namun, percayalah, penderitaan yang kita alami sekarang tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan kekal yang akan kita peroleh nanti. Pilihan hidup kita saat inilah yang akan menentukan bagaimana kita akan memperoleh upah atau ganjaran kita di kekekalan. Selama kita hidup di dunia ini, mengikut Yesus juga berarti siap menderita pikul salib bagi-‐Nya dan tetap melayani-‐Nya tidak peduli apa pun yang terjadi. Tuhan Yesus memberkati. (ABU) RENUNGAN MENGIKUT YESUS berarti SIAP MENDERITA PIKUL SALIB bagi-‐Nya dan TETAP MELAYANI-‐NYA tidak peduli apa pun yang terjadi APLIKASI 1. Apakah yang selama ini anda lakukan apabila ada tantangan terhadap iman anda?
2. Menurut Anda, apakah artinya mengikut Yesus selama ini? Apakah Anda siap menderita bagi-‐Nya? 3. Bagaimana Anda dapat memperkuat komitmen Anda dalam mengikut Yesus? DOA UNTUK HARI INI “Bapa dalam nama Yesus, beri kami kekuatan untuk senantiasa mengikut-‐Mu, apa pun yang kami alami. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin” BACAAN ALKITAB SETAHUN Kejadian 46-‐47