2.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produsen Produsen adalah orang atau suatu badan perusahaan yang melakukan kegiatan dalam menaikan nilai guna suatu barang atau jasa, sehingga dapat menghasikan barang konsumsi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sedangkan produksi adalah kegiatan mengubah suatu bahan baku atau sumber daya alam menjadi suatu barang yang dapat berguna bagi konsumen sehingga menaikkan nilai jual dan guna barang tersebut, atau sumber daya manusia yang dapat menjadi suatu jasa yang dapat berguna bagi konsumen sehingga menghasilkan nilai jual dan guna jasa tersebut (Herjanto, 1999). Seorang produsen harus mempunyai rencana-rencana tentang tujuan dan apa yang sedang atau akan dicapai. Perencanaan yang baik harus memenuhi persyaratan berikut (Kotler, 2002) : 1. Faktual dan realistis artinya apa yang dirumuskan sesuai fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi perusahaan. 2. Logis dan rasional artinya apa yang dirumuskan dapat diterima oleh akal sehingga perencanaan dapat dijalankan. 3. Fleksibel artinya perencanaan yang baik adalah yang tidak kaku yaitu dapat beradaptasi dengan perubahan di masa yang akan datang. 4. Komitmen artinya perencanaan harus melahirkan komitmen terhadap seluruh isi perusahaan (karyawan dan pimpinan) untuk bersama-sama berupaya mewujudkan tujuan perusahaan. 5. Komprehensif artinya perencanaan harus menyeluruh dan meng-akomodasi aspek-aspek yang terkait langsung terhadap perusahaan. Produsen harus tetap mengontrol apa yang telah dilakukan, karena bersangkutan dengan pencapaian tujuan. Walaupun semua rencana yang telah ditetapkan berjalan dengan lancar, belum tentu tujuan yang diinginkan terwujud dengan sendirinya. Maka dari itu diperlukan pengendalian dan pengawasan dari produsen atau pengusaha yang bersangkutan. Produsen harus melakukan kontrol terhadap apa yang telah dilakukan. Hal ini terkait dengan pencapaian tujuan perusahaan, karena rencana yang sudah ada dapat diatur dan digerakkan dengan jitu tetapi belum menjamin bahwa tujuan akan tercapai dengan sendirinya. Oleh karena itu perlu dilakukan
4
pengendalian (kontrol) dan pengawasan dari produsen atau pengusaha (pimpinan) yang bersangkutan (Assauri, 2004). Adapun contoh perilaku produsen sebagai berikut : 1. Produsen mencari keuntungan dengan menghasilkan barang atau jasa sebanyakbanyaknya dengan modal yang seminimum mungkin. 2. Produsen mematok biaya produksi berdasarkan faktor input produksi tersebut, sehingga ketika harga salah satu faktor input naik, maka harga jual hasil produksi akan ikut naik. 3. Selain produsen menghasilkan barang atau jasa sesuai kebutuhan konsumen, produsen juga menghasilkan barang atau jasa sesuai trend atau sesuatu yang sedang banyak diminati oleh masyarakat. 4. Produsen juga mengadaptasi isu global atau keadaan sosial yang sedang terkenal saat itu untuk memasarkan barang atau jasa yang mereka jual. Pihak produsen dalam melakukan kegiatan ekonomi bertujuan untuk menghasilkan barang atau jasa yang akan dijual kepada konsumen. Peran produsen dapat diuraikan sebagai berikut (Herjanto, 2008). 1. Sebagai penghasil barang atau jasa yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. 2. Sebagai pemakai atau pengguna faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh konsumen. 3. Memperlancar penyediaan barang atau jasa yang dibutuhkan konsumen. 4. Sebagai pihak yang dapat meningkatkan inovasi - inovasi dibidang produksi barang atau jasa. 5. Melakukan pembayaran faktor – faktor produksi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2.2. Konsumen Konsumen adalah setiap pemakai atau pengguna barang atau jasa baik untuk kepentingan diri sendiri dan atau kepentingan orang lain. Namun secara sederhana dapat diartikan sebagai pengguna barang dan atau jasa. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali disebut pengecer atau distributor. Dalam dunia marketing konsumen adalah hal yang perlu diperhatikan, jika suatu perusahaan atau pedagang tidak memiliki konsumen, maka akan sia - sia barang yang diperdagangkan. Berikut ini adalah pengertian konsumen menurut beberapa ahli, yaitu:
1. Pengertian konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiple Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi. 2. Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Macam – macam konsumen : 1. Konsumen antara : Setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa untuk digunakan dengan tujuan komersial atau dengan kata lain, mereka membeli barang bukan untuk dipakai, melainkan untuk diperdagangkan. Contohnya : distributor, agen dan pengecer 2. Konsumen akhir : Setiap orang yang mendapatkan dan menggunakan barang atau jasa, untuk tujuan memenuhi hidupnya pribadi, keluarga dan tidak untuk diperdagangkan kembali. Perlu disadari, konsumen bukanlah sekadar membeli produk atau jasa. Akan tetapi, mereka membeli perlakuan yang baik (good feelings) dan solusi atas masalah yang dihadapinya. Seringkali konsumen bersikap emosional ketimbang berpikir logis. Karena itu, semakin baik konsumen dipahami, maka akan semakin mudah dalam mengantisipasi kebutuhan mereka. Hal ini menciptakan perasaan yang baik dan kepercayaan (trust). Cara - cara untuk mendapatkan perasaan baik ini dalam menjalin hubungan, dan konsumen amat sensitif dan akan tahu apakah pemasar betul-betul peduli atau tidak kepada mereka (Kotler, 2002). 2.3. Perkembangan Usaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok Perkembangan desain furniture semakin tumbuh pesat dari waktu ke waktu, hal tersebut dapat tercermin dari makin beranekaragamnya bentuk dan material yang digunakan sebagai bahan baku pembuatannya. Material bahan baku saat ini tidak hanya berkisar pada kayu, rotan, bambu, besi, stainless steel, aluminium, atau fiber plastik, seiring dengan kecanggihan teknologi dan semakin banyaknya ide – ide kreatif yang berkembang ditengah masyarakat sekarang membuat banyak bermunculan juga material alternatif baru yang lebih fresh dan unik. Salah satu contoh material alternatif baru tersebut adalah eceng gondok, tanaman yang tumbuhnya diwilayah perairan ini setelah melalui proses tertentu mempunyai potensi yang cukup bagus untuk dikembangkan menjadi material bahan baku furniture karena mempunyai tekstur alami
yang berciri khas, unik dan menarik tersendiri yang dapat disejajarkan dengan material lainnya. Penerapan dari hasil olah material dari eceng gondok, diharapkan dapat memberikan nilai estetis dan nilai ekonomis yang tinggi (Anonim, 2011). Eceng gondok dapat dimanfaatkan menjadi bahan kerajinan tangan yang menguntungkan. Keuntungan bahan kerajinan tangan dari eceng gondok adalah sebagai berikut: 1. Bahanya mudah didapat 2.
Harganya murah
3. Harga jual kerajinan tangan tinggi 4. Pengerjaannya mudah 5.
Kerajinan tangan dari eceng gondok adalah unik dan menarik.
Sebelum menjadi material bahan baku siap pakai atau biasanya disebut bahan setengah jadi, material eceng gondok yang mentah pun akan mengalami beberapa proses pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan tersebut tidak terlalu rumit hanya berbekal peralatan sederhana dan dengan waktu proses pengeringan yang tidak terlalu lama. Eceng gondok juga akan mengalami proses pewarnaan awal dan pemberian larutan tertentu sebagai bahan pengawetannya terlebih dahulu sebelum melangkah ke proses selanjutnya. Berikut adalah langkah-langkah dalam pembuatan karya kerajinan tangan dengan bahan eceng gondok : 1.
Pengumpul eceng gondok
2.
Pemisah pangkal tangkai
3.
Pengeringan pangkal tangkai
4.
Penguliran
5.
Pembentukan / penganyaman jadi karya seni ( tas, hiasan dinding, dompet, kursa, meja, dll).
Saat ini sudah banyak daerah yang mampu mengembangkan kerajinan tangan dari eceng gondok yang mempesona untuk pembuatan barang – barang kerajinan yang berkualitas (Nuryanto, 2006). Perkembangan (development) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapan perkembangan (a stage of development). Menurut Bintarto (1997) industri adalah bagian dari proses produksi dimana
bagian itu tidak mengambil bahan-bahan yang langsung dari alam kemudian diolah menjadi barang-barang yang bernilai dalam masyarakat. Sehingga dengan kata lain bahwa perkembangan industri dapat diartikan sebagai suatu perubahan organisasi atau kelompok industri tersebut, yang semula kecil dalam kurun waktu tertentu berubah menjadi sebuah industri yang besar. Perkembangan industri itu sendiri bila dipakai di dalam penelitian ini maka dapat digambarkan, dengan adanya: 1. Pertambahan jumlah modal usaha 2. Pertambahan jumlah tenaga kerja 3. Perkembangan jenis produksi 4. Jangkauan pemasaran yang lebih luas Setiap industri biasanya mengharapkan agar industrinya tumbuh dan berkembang memenuhi tujuan didirikannya, yaitu sanggup mencapai keuntungan yang maksimal secara efektif dan efisien (Tjiptono, 1996).