Gambar 2 Aklimatisasi Eceng Gondok Kondisi eceng gondok pada tahap aklimatisasi ini dapat hidup dengan baik. Hasil pengamatan fisik pada tahap aklimatisasi ini eceng gondok memiliki daun berwarna hijau segar dan tunas daun yang dapat tumbuh dengan baik. Berikut ini disajikan data mengenai pertambahan berat eceng gondok pada Tabel 3 Tabel.3 Pertambahan Berat Basah Eceng Gondok Saat Aklimatisasi. Berat Tanaman (gram) HARI
Tanaman ke1
2
0
90
3
92
6 Pertambahan
3
5
6
7
8
9
10
58 68 100
58
81 72
98
86
98
60 70 112
66
84 76 100 88 102
102 62 76 120
80
92 92 118 90 112
12
22
11 20
4
4
8
20
20
4
14
(Hasil analisis,2011) Tabel 3 Lanjutan Berat Tanaman (gram) HARI
Tanaman ke11
12 13 14
15
16 17 18 19 20
0
94
78 30 71
75
79 77 49 89 85
3
100
82 32 74
80
80 90 52 90 88
6
110
84 34 76 128 82 83 64 96 94
Pertambahan
16
6
(Hasil analisis,2011)
4
5
53
3
6
15
7
9
Tabel 3 Lanjutan Berat Tanaman (gram) HARI
Tanaman ke21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
0
73 69 52 63 83 58 52 40 91 52
3
76 74 56 68 86 60 58 42 94 56
6
84 78 58 70 88 64 64 46 94 60
Pertambahan 11
9
6
7
5
6
12
6
3
8
(Hasil analisis,2011) Pada tabel di atas menunjukkan pengukuran berat tanaman terhadap jumlah tanaman eceng gondok yang digunakan pada tahap aklimatisasi. Jumlah eceng gondok yang digunakan sebanyak 30 buah yang diamati satu persatu untuk berat dan kondisi fisik. Pengamatan dilakukan setiap 3 hari sekali dalam jangka waktu 6 hari. Tabel 4.2 menunjukkan perubahan berat tanaman yang diketahui bahwa pada tanaman ke-1 mengalami pertambahan berat dari hari ke-0 hingga hari ke-6 sebesar 12 gram. Range Finding Test Range Finding Test merupakan uji untuk mengetahui ketahanan eceng gondok terhadap salinitas. Pada uji range finding test terdapat empat variasi konsentrasi salinitas yang diuji dengan luas tutupan eceng gondok sebesar 27% atau setara dengan kerapatan sebesar 417 mg/cm2. Jumlah kerapatan eceng gondok yang diberikan adalah seragam untuk keempat reaktor tersebut. Berikut ini pada Tabel 4 data komposisi lindi yang ada pada masing-masing reaktor. Tabel.4 Karakteristik Lindi Pada Kondisi Awal Reaktor
Salinitas PO43- NH4-N COD mg/L
mg/L
1
1961
15
280
1504 7.42
2
2536
13
293
1507
3
3805
10
264
1128 7.32
4
4861
15
297
1504 7.35
(Hasil analisis,2011)
mg/L
pH
mg/L
7.5
Nilai variasi salinitas yang digunakan pada tahap range finding test ini berkisar antara 1961 mg/L hingga 4861 mg/L berada pada katagori oligohaline (Bolduc, 2002). Pada tahap ini digunakan batas konsentrasi salinitas sebesar 4861 mg/L karena penelitian terdahulu didapatkan hasil bahwa salinitas menghambat pertumbuhan tanaman pada konsentrasi 6 g/L (de Casabianca dan Laugier., 1995) Pada Tabel 4.3 nilai COD termasuk dalam karakteristik high strenght (Metcalf dan eddy, 2004), sedangkan untuk nilai pH awal berada pada kondisi normal karena dilakukan pengaturan pH dengan asam asetat. Berikut ini disajikan data pertumbuhan fisik tanaman eceng gondok pada tahap range finding test pada Tabel 5 berikut. Tabel 5 Pertumbuhan Eceng Gondok Pada Tahap Range Finding Test Salinitas Hari
1961 mg/L
Salinitas 2536 mg/L
Salinitas
Salinitas
3805
4861
mg/L
mg/L
0
Segar
Segar
Segar
Segar
1
Segar
Segar
Segar
Layu
2
Segar
Segar
Layu
Layu
3
Segar
Segar
Layu
Mati
4
Segar
Segar
Mati
Mati
5
Segar
Segar
Mati
Mati
6
Segar
Segar
Mati
Mati
(Hasil analisis,2011) Berdasarkan data pada Tabel 5, kondisi eceng gondok pada konsentrasi salinitas 1961 mg/L dan salinitas 2536 mg/L berada dalam kondisi yang segar dari awal penelitian (hari ke-0) hingga akhir penelitian (hari ke-10). Hal tersebut terjadi karena eceng gondok mampu beradaptasi dengan konsentrasi salinitas 1961 mg/L hingga 2536 mg/L. Pada salinitas 3805 mg/L hari ke-2 daun eceng gondok berwarna hijau pucat dan layu, sedangkan pada salinitas 4861 mg/L tumbuhan mulai layu pada pengamatan hari ke-1. Konsentrasi salinitas 3805 mg/L memberikan perubahan kondisi daun eceng gondok pada hari ke-4, warna daun menguning dan mengering pada bagian ujungnya. Hal tersebut terjadi karena tanaman mengalami toksik karena adanya konsentrasi salinitas diluar batas kemampuan eceng gondok untuk mentoleransi salinitas, sehingga mengganggu proses metabolismenya. Dari
hasil pengamatan kondisi fisik tanaman yang dilakukan selama 6 hari eceng gondok tidak dapat bertahan hidup pada konsentrasi salinitas 3805 mg/L – 4861 mg/L. Pada Tabel 4.5 berikut disajikan data penurunan nilai salinitas yang diamati selama dua hari sekali. Berdasarkan Tabel 5eceng gondok pada reaktor 1 (salinitas 1961 mg/L) dan reaktor 2 (salinitas 2536 mg/L) mampu menyerap salinitas, sehingga menghasilkan penurunan konsentrasi salinitas pada lindi. Penurunan tersebut dapat terjadi karena eceng gondok mampu mentoleransi konsentrasi salinitas pada reaktor 1 dan reaktor 2, sehingga eceng gondok dapat hidup dengan baik hingga akhir penelitian (hari ke-6). Menurut El Gendy et al (2005), tanaman yang dapat digunakan untuk mengolah lindi adalah tanaman yang memiliki kondisi sehat. Pada reaktor 1 dan reaktor 2 dengan konsentrasi salinitas awal sebesar 1961 mg/L dan 2536 mg/L maka menghasilkan efisiensi terbesar, yaitu 25% (1375 mg/L) dan 16,1% (2128 mg/L). Pada reaktor 3 dan 4 salinitas menurun karena diserap oleh tanaman pada hari ke-0 hingga hari ke-2. Untuk hari berikutnya (hari ke-4 hingga ke-6) tidak ada efisiensi removal yang dihasilkan. Tabel.6 Hasil Penurunan Salinitas pada Range Finding Test Reaktor 1
Reaktor 2
Reaktor 3
Reaktor 4
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
0
1961
2536
3805
4861
2
1680
2237
3670
4733
4
1457
2144
3420
4609
6
1375
2128
3420
4609
Hari
(Hasil analisis, 2011) Berdasarkan kondisi eceng gondok pada saat range finding test dapat disimpulkan bahwa konsentrasi salinitas maksimum yang dapat ditoleransi oleh eceng gondok adalah sebesar 1961 mg/L dan 2536 mg/L, sehinga diperoleh batasan range salinitas yang akan digunakan pada penelitian selanjutnya. Batas nilai salinitas tersebut berkisar antara 1961 mg/L hingga 2536 mg/L yang berada pada kisaran range oligohaline (Bolduc, 2002). Batas konsentrasi salinitas yang diambil pada penelitian ini sesuai dengan pendapat El Gendy (2005), batas konsentrasi klorida pada lindi yang dapat ditoleransi oleh eceng gondok adalah sebesar 2000 mg/L atau setara dengan salinitas sebesar 3613 mg/L.
Pengaruh Salinitas terhadap Penyerapan Amonium pada Tahap Range Finding Test Analisis ammonium ini dilakukan untuk 4 reaktor unuk setiap konsentrasi salinitas. Reaktor 1 mewakili konsentrasi salinitas 1961 mg/L dengan nilai ammonium awal 280 mg/L, reaktor 2 dengan salinitas 2536 mg/L dengan nilai ammonium awal 293 mg/L, reaktor 3 dengan salinitas 3805 mg/L dengan nilai ammonium awal 264 mg/L dan reaktor 4 dengan salinitas 4861 mg/L dengan nilai ammonium awal 297 mg/L. Data penyerapan nilai ammonium oleh tanaman disajikan pada Tabel 7 berikut ini. Tabel.7 Hasil Penurunan Kadar Ammonium pada Range Finding Test Reaktor
Reaktor
Reaktor
Reaktor
1
2
3
4
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
0
280
293
264
297
2
265
265
257
288
4
245
231
231
278
6
193
217
272
310
Hari
(Hasil analisis, 2011) Pada tabel diatas diperoleh hasil analisis ammonium mengalami penurunan untuk reaktor 1 dan reaktor 2. Penurunan ammonium tersebut terjadi hingga pada akhir penelitian (hari ke-6). Hal tersebut dapat terjadi karena tanaman eceng gondok dapat bertahan hingga akhir penelitian. Menurut Judaningsih (1988), faktor yang mempengaruhi penyerapan unsur hara adalah kegiatan metabolik jaringan, dimana sel masih aktif sehingga memiliki kemampuan yang besar untuk menyerap unsur hara. Pengaruh Salinitas terhadap Penyerapan Fosfat pada Tahap Range Finding Test Analisis fosfat dilakukan untuk keempat reaktor dengan variasi salinitas masing-masing sebesar reaktor 1 salinitas 1961 mg/L dengan fosfat awal sebesar 15,4 mg/L, reaktor 2 salinitas 2536 mg/L dengan fosfat awal sebesar 12,5 mg/L, reaktor 3 salinitas 3805 mg/L dengan fosfat awal sebesar 14 mg/L dan reaktor 4 salinitas 4861 mg/L dengan fosfat awal sebesar 297 mg/L. Pengamatan analisis fosfat ini dilakukan setiap dua hari sekali. Pada Tabel 8 disajikan data pengaruh salinitas terhadap penyerapan nilai fosfat oleh eceng gondok.
Tabel.8 Hasil Penurunan Kadar Fosfat pada Range Finding Test Reaktor
Reaktor
Reaktor
Reaktor
1
2
3
4
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
0
15,4
12,5
14,0
15,4
2
12,2
11,4
13,0
13,5
4
7,2
9,4
12,5
13,7
6
6,4
7,1
14,8
15,6
Hari
(Hasil analisis, 2011) Berdasarkan pada Tabel 8 penyerapan fosfat oleh eceng gondok menghasilkan penurunan nilai fosfat pada reaktor 1 dan reaktor 2. Penurunan nilai fosfat yang dihasilkan oleh reaktor 1 adalah sebesar 6,4 mg/L dari nilai awal 15,4 mg/L, sedangkan pada reaktor 2 menghasilkan penurunan pada nilai 7,1 mg/L dari nilai awal 12,5 mg/L. Pengaruh Salinitas terhadap Penyerapan COD pada Tahap Range Finding Test Reaktor 1 salinitas1961 mg/L dengan COD awal sebesar 1504 mg/L, reaktor 2 salinitas 2536 mg/L dengan COD awal sebesar 1470 mg/L, reaktor 3 salinitas 3805 mg/L dengan COD awal sebesar 1128 mg/L dan reaktor 4 salinitas 4861 mg/L dengan COD awal sebesar 1502 mg/L. Pengamatan analisis fosfat ini dilakukan setiap dua hari sekali. Berikut ini pada Tabel 9 disajikan data penurunan nilai COD beserta nilai removal yang dihasilkan. Tabel.9 Hasil Penurunan COD pada Range Finding Test. Reaktor
Reaktor
Reaktor
Reaktor
1
2
3
4
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
0
1504
1470
1128
1502
2
1128
1137
982
1460
4
1025
895
972
1500
6
900
814
1200
1550
Har i
(Hasil analisis, 2011)