PDN/MJL/23/04/2016
ISSN 2502-6208
DAFTAR ISI
16
04 LIPUTAN UTAMA I Bisnis Agregator: Ujung Tombak Revolusi Sistem Perdagangan
04
LIPUTAN UTAMA II Forum Sosialisasi Kebijakan 2016: Upaya Harmonisasi Kebijakan Pusat dan Daerah
10
38
KHAZANAH PASAR RAKYAT Pasar Pondok Indah: Berani Bersaing dengan Label Standar Nasional
16
INFO SEMBAKO
REFERENSIA Desa Digital Akodara, India: Tinggalkan Uang Tunai, Gunakan Pembayaran Online
19
Aplikasi Pemantau Harga: Menjawab Problematika Kebutuhan Informasi Pangan
22
Transaksi Online Bakal Tembus Rp 68 Triliun
32
Geliat Magelang: Dari Kota Bunga Menjadi Kota Cerdas Ekonomi
DINAMIKA PERDAGANGAN Harga BBM Turun: Mendorong Peningkatan Daya Beli
KILAS TRANSAKSI
38
41
DAERAH UNGGULAN INFO LOGISTIK Gerai Maritim: Bisa Menurunkan Harga Hingga 30 Persen
42
PRODUK UNGGULAN KOLOM ANDA Arah Kebijakan E-Commerce Indonesia
36
Dalam rangka memperkaya informasi dan memperkuat data potensi perdagangan dalam negeri, Tim Redaksi Info PDN mengundang seluruh jajaran dinas di daerah untuk berpartisipasi mengirimkan naskah atau artikel terkait perkembangan, potensi, dan peluang-peluang perdagangan di daerah. Naskah ditulis dalam MS Word dan dikirim ke email :
[email protected] Atas partisipasinya kami sampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya.
2
46
Ikan dan Produk Ikan: Siap Merajai Pasar ASEAN
PENGARAH : Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Srie Agustina PENANGGUNG JAWAB : Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Suhanto REDAKTUR : Putu Indra Wijaya
EDITOR : Ni Made Kusuma Dewi DITERBITKAN OLEH : Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri ALAMAT : Gedung Utama Lt. 8 Jl. M. I. Ridwan Rais No. 5 Jakarta 10110 Email:
[email protected]
FOTO: DAILY.OKTAGON.CO.ID
REDAKSI
S
alah satu rekomendasi hasil Raker Kementerian Perdagangan 2016 adalah membina dan mendorong bisnis agregator di negeri ini. Tak pelak, istilah yang dalam bahasa Inggrisnya dieja business aggregator itu pun jadi bahan perbincangan di ruang-ruang diskusi, rapat, dan bahkan juga pemberitaan media massa.
28 GROCERIA INDONESIA
Wahana Baru Bagi Konsumen Pasar Rakyat Sebuah aplikasi belanja online digagas oleh empat pebisnis kreatif asal Surabaya. Namanya Groceria Indonesia—aplikasi yang menawarkan sejumlah kemudahan kepada para pelanggan pasar tradisional. Apa saja yang biasa dibeli di pasar rakyat cukup dipesan melalui aplikasi ini, lalu pesanan pun akan diantar ke rumah dalam waktu yang tak begitu lama.
Namun, model usaha yang memintas rantai distribusi dalam dunia bisnis ini tampaknya belum begitu populer di Indonesia. Guna menyosialisasikan model bisnis baru yang diamanatkan Raker dan ternyata banyak manfaatnya itu, kami memilih agregator bisnis sebagai tema Laporan Utama I. Di sini, seluk-beluk bisnis agregator pun dikupas tuntas. Tak hanya tema tentang para pemintas bisnis ini yang menarik untuk disajikan sebagai laporan utama. Kegiatan Forum Sosialisasi Kebijakan dan Forum Konsultasi Teknis yang digelar setelah Raker pun ternyata cukup menarik dibahas. Itu sebabnya, dalam penerbitan ini, kami menyajikan Liputan Utama II yang mengangkat kedua kegiatan yang digelar di Batam pada akhir Februari silam itu. Seperti dalam penerbitan-penerbitan yang lalu, kami juga menyajikan tulisan menarik pada rubrik-rubrik yang ada. Tengok saja cerita tentang Kota Magelang yang berhasil berbenah hingga meraih predikat Kota Cerdas 2015, dalam rubrik Daerah Unggulan. Simak pula rubrik Info Sembako yang menyajikan kabar seputar kerja sama yang dijalin Kemendag dengan anak-anak muda kreatif dalam komunitas Code4Nation. Untuk isi rubrik-rubrik lainnya, kami serahkan kepada Anda, Pembaca, untuk menilainya. Yang jelas, kami tetap terus berusaha menyuguhkan sajian terbaik ke hadapan Anda. Tabik
3
LIPUTAN UTAMA I
BISNIS AGREGATOR Raker Kemendag RI 2016 merekomendasikan perlunya mendorong dan membina business aggregator. Sejumlah manfaat strategis menanti, mulai dari percepatan dan optimalisasi sektor UMKM hingga efisiensi sistem logistik nasional. Revolusi akan melanda sistem perdagangan dalam negeri. 4
Ujung Tombak Revolusi Sistem Perdagangan
R
aker Kemendag RI tahun 2016 pada bulan Januari lalu melahirkan sebuah wacana menarik. Banyak pihak menyoroti tentang arti pentingnya Kemendag mendorong dan menggiatkan pembinaan terhadap bisnis agregator. Tanggapan positif juga muncul dalam berbagai pemberitaan media massa. Hal itu tentu saja membuat Kemendag makin optimistis menjalankan salah satu rekomendasi
Bisnis Agregator: Ujung Tombak Revolusi Sistem Perdagangan
FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR
Raker tersebut. Istilah bisnis agregator pun selalu menjadi salah satu bahan pembicaraan di ruang-ruang diskusi, rapat, dan kegiatan sosialisasi kebijakan Kemendag RI di berbagai daerah. Dalam kegiatan Forum Sosialisasi Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri di Batam yang digelar pada 25-27 Februari 2016 lalu, misalnya. Dirjen PDN Srie Agustina kembali mengingatkan arti pentingnya kebijakan ini. “Pak menteri waktu itu mengatakan bahwa beliau mendukung yang namanya bisnis agregator,” paparnya. Karena itu, Srie Agustina mengharapkan seluruh jajaran Ditjen PDN dan dinas-dinas di daerah mendukung dan segera mengimplementaskan kebijakan yang telah menjadi rekomendasi Raker ini. “Mari kita mulai meng-invite dan kalau perlu mengajak ngobrol para pebisnis agregator ini untuk menjadi mitra dan bagian dari yang memajukan dan mendukung kinerja bapak-bapak dan ibu-ibu di daerah,” harap Srie kepada para hadirin. Dirjen PDN Srie pun mencontohkan, bahwa saat ini Kemendag telah mulai bermitra dengan lima anak muda untuk mengembangkan sebuah aplikasi yang bernama “Pantau Harga”. “Mereka memantau langsung harga di pasar dari masyarakat melaui sistem mereka,” kata Srie. Menurut Srie, kebijakan ini sangat strategis dan bisa menumbuhkembangkan wirausahawan-wirausahawan baru yang potensial. Apalagi, dalam Raker Kemendag terungkap, bahwa kebijakan untuk mendorong dan melahirkan pebisnis-pebisnis agregator memiliki sejumlah manfaat strategis. Salah satunya adalah efisiensi sistem logistik dan juga jaringan perdagangan di dalam negeri. Hal-ihwal bisnis agregator pun
Mendag RI Thomas Trikasih Lembong saat menyampaikan perlunya pengoptimalan jejaring komunikasi sosial media dalam sambutan pada acara Raker Kemendag (27/1/2016).
disinggung Mendag RI Thomas Trikasih Lembong. Dalam sambutan pada acara Raker itu (27/1/2016), Mendag mengatakan bahwa bisnis agregator merupakan bagian dari e-dagang. Salah satu konsep bisnisnya adalah menggunakan aplikasi mobile atau online yang menciptakan marketplace, tempat semua pemasok dan pengguna bertemu dalam satu wadah yang sama. “Misalnya, melalui aplikasi tercipta marketplace, dimana semua petani, peternak, dan pembeli Indonesia terkoneksi pada satu aplikasi jaringan virtual,” papar Mendag. Nah, kata Mendag, dengan terkumpulnya pemasok dengan pengguna atau konsumen dalam laman itu, perantara secara otomatis bisa terpotong. “Rantai pasokan lebih pendek,” kata Mendag dalam sambutannya. Selain itu, kata dia, harga pangan juga bisa lebih transparan. Hal senada juga dipaparkan oleh Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, dalam sambutannya pada acara Raker tersebut. “Metode mendorong bisnis agregator, menurut saya, itu akan
ampuh sekali," ungkapnya. Sebab, kata Darmin, pada era teknologi informasi, bisnis agregator bisa menjadi salah satu solusi permasalahan rantai panjang pasokan dan logistik pangan Indonesia. “Salah satu cara memutusnya adalah dengan teknologi. Sudah saatnya Indonesia membangun bisnis agregator pangan pokok yang berfungsi pula memberikan informasi harga pangan dan komoditas, baik di dalam negeri maupun luar negeri, kepada petani,” kata Darmin. Untuk sektor UMKM, tumbuh kembangnya bisnis agregator di tanah air juga diyakini bakal membawa perubahan besar bagi dinamika perdagangan dalam negeri. Sebab, melalui bisnis agregator ini potensi yang dimiliki oleh UMKM dapat dioptimalkan untuk memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berkenaan dengan itu, maka dalam rumusan hasil Raker Kemendag RI tahun 2016 pun ditegaskan perlunya Kemendag mendorong
5
LIPUTAN UTAMA I
dan melakukan pembinaan terhadap business aggregator ini.
Implementasi Rekomendasi Terhadap inovasi kebijakan tersebut, Darmin Nasution pun menegaskan bahwa pengembangan bisnis tersebut merupakan wewenang Kemendag. Darmin mencontohkan, Kemendag bisa melibatkan pelaku-pelaku ekonomi kreatif yang bergerak di bidang sektor teknologi informasi dan aplikasi. Menurut Darmin, perlu adanya anakanak muda yang mampu melahirkan dan mewujudkan konsep bisnis agregator tersebut, khususnya dengan menggunakan teknologi modern yang saat ini banyak menghasilkan inovasiinovasi cukup menjanjikan. “Kita perlu melahirkan kelompok anak muda untuk mewujudkan bisnis agregator, dengan begitu mereka pasti bisa mengefisienkan logistik kita dan jaringan perdagangan kita,” kata Darmin. Sebagai follow up dari rekomendasi tersebut, Mendag Thomas Lembong
Peluncuran Aplikasi Petani: Aplikasi penyuluhan pertanian berbasis android dan Short Message Service (SMS).
menegaskan, Kementerian Perdagangan akan segera mengembangkan bisnis agregator ini. “Warisan sistem logistik yang panjang dan njelimet bisa dipotong dengan menggunakan online marketplace. Maka kita kasih banyak perhatian ke e-commerce. Sebab, ini menjadi solusi atas
panjangnya rantai pasokan dan njelimetnya sistem distribusi antardaerah," papar Mendag. Salah satunya adalah untuk komoditas pertanian, sebagaimana masukan dari Menteri Koodinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. “Di
Konsep Bisnis Agregator SEPERTI ditegaskan Mendag Thomas Lembong, bisnis agregator merupakan bagian dari e-dagang, alias e-commerce. Dan e-dagang merupakan buah dari kemajuan teknologi, di mana e-dagang mempertemukan antara penjual dan pembeli tanpa perlu tatap muka meskipun keduanya berada pada negara yang berbeda. Dalam istilah bisnis, agregator dimaknai sebagai perusahaan atau penyedia jasa yang membantu menampung berbagai macam produk dari penjual, serta membuat produk tersebut tersedia pada suatu tempat yag mudah ditemukan oleh para calon konsumen.
6
Agregator berfungsi sebagai penghubung antara pemilik produk di berbagai tempat kepada calon pembeli. Dalam kaitan dengan hal ini, agregator harus menyajikan ketersediaan yang tanpa batas, disertai bantuan untuk memilih. Dalam dunia internet, agregator dapat dicontohkan www. amazon.com, www.blibli.com, www. kaskus.co.id, www.tokopedia.com, dan lain-lain. Dalam konteks perdagangan dalam negeri, kehadiran bisnis agregator sangat diperlukan. Untuk pengembangan sektor UKM misalnya, mereka dapat menjadi mitra
pelaku-pelaku UMKM untuk menghadapi persaingan pasar global yang makin terbuka lebar seiring dengan pesatnya perkembangan e-commerce di sektor perdagangan dunia. Lebih jauh, keberadaan business aggregator ini juga diperlukan para pelaku UMKM agar bisa tercipta standar yang hampir sama dan membawa produk-produk UMKM dalam negeri ke level lebih tinggi. Pasalnya, mereka itu adalah para pelaku usaha yang bisa menjadi hub dan fasilitator bagi para UKM untuk membenahi desain packaging, memasarkan, dan membuka pasar global.
Bisnis Agregator: Ujung Tombak Revolusi Sistem Perdagangan
KERJASAMA BISNIS UNTUK MENARIK PELANGGAN
HACKATHON MERDEKA
Melahirkan Anak Muda Pemecah Masalah Harga POTENSI Indonesia di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan tak perlu diragukan lagi. Sebagai negara agraris dengan tanah yang subur dan alamnya yang kaya, Indonesia mampu menghasilkan berbagai macam barang kebutuhan pokok, seperti padi, jagung, sayur-sayuran, cabai, ikan, telur, ayam, sapi, dan lain sebagainya. sini semua petani dan peternak di Indonesia terhubung dalam jaringan virtual,” ungkapnya. Begitu pula, imbuh Thomas, dengan pembeli misalnya dari industri hotel, restoran, dan katering akan terkoneksi dengan jaringan ini. Dengan demikian, aplikasi ini akan mengumpulkan banyak produsen dan konsumen. Mendag menambahkan, nantinya pembeli juga dapat melihat atau memilih komoditas dengan harga penawaran paling murah. Sementara itu, produsen atau penjual juga bisa melepas barangnya kepada pembeli dengan harga yang paling menarik, tanpa harus lewat perantara. Begitulah, besarnya manfaat strategis dari lahirnya pebisnis-pebisnis agregator baru ini ke depan akan membuat perdagangan dalam negeri makin dinamis dan berdaya saing tinggi. Kerja keras dan dukungan dari seluruh stakeholder perdagangan dalam negeri pun sangat dinanti untuk mewujudkan revolusi sistem perdagangan dalam negeri dalam rangka menghadapi era digital yang penuh persaingan ini. [ccp/amf]
Namun, di balik itu terselip juga persoalan yang kemudian berdampak pada stabilitas dan disparitas harga barang kebutuhan pokok di pasaran. Salah satu persoalan itu adalah panjangnya rantai distribusi yang menyebabkan stok dan harga komoditas berfluktuasi. Hal inilah yang kemudian dilihat oleh Code4nation, salah satu perkumpulan para developer muda Indonesia, sebagai peluang untuk membantu masyarakat untuk mengetahui harga-harga komoditas pangan. Selain dapat juga membeli hasil pertanian langsung dari para petani lalu menjualnya langsung ke konsumen. Peluang lain, juga menjadi pihak yang terlibat memberitahukan kepada masyarakat tentang pergerakan harga-harga komoditas pangan di lingkungan sekitarnya. “Ini merupakan momen penting
bagi kami (komunitas TI) untuk bersinergi dengan Pemerintah,” kata Ainun Najib, Representatif Komunitas Code4Nation, beberapa waktu yang lalu di Jakarta. Ainun Najib dengan Code4Nation-nya adalah inisiator penyelenggaraan kegiatan Hackathon Merdeka, sebuah ajang kompetisi pembuatan aplikasi yang difasilitasi oleh Kantor Staf Presiden (KSP) pada Agustus 2015 silam. Dalam ajang ini, peserta ditantang untuk membuat aplikasi pemantau harga komoditas barang pokok, terutama untuk tiga barang pokok yang dianggap strategis, yakni beras, gula, dan daging. Dalam kompetisi itu, sekitar 163 peserta yang tergabung dalam 59 tim berbeda berhasil menyelesaikan aplikasi mereka selama kurun waktu 24 jam. Dari jumlah itu terpilih tiga besar pemenang lomba, yakni Pantau Harga dari Coding Stelsel, 5 Kilogram yang dikembangkan oleh tim Salsabila, dan Primoditi yang dikembangkan oleh tim Pasar Laut. Event ini berjalan sukses dan disebut-sebut sebagai hackathon pertama di dunia yang melibatkan dan mendapat dukungan langsung dari Pemerintah.
7
LIPUTAN UTAMA I
Nonot Harsono
SELA EKSLUSIF
Chairman Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) dan mantan anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI)
Menyederhanakan Kebijakan E-Commerce Indonesia
B
isnis e-commerce di Indonesia mengalami Perkembangan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Asosiasi E-commerce Indonesia (Idea), Google Indonesia, dan TNS (Taylor Nelson Sofres), pada tahun 2013 lalu nilai pasar e-commerce Indonesia menembus angka USD 8 miliar atau setara Rp94,5 triliun. Nilai tersebut, diprediksi bakal melesat hingga USD 25 miliar pada tahun 2016. Kondisi ini jelas mendorong Pemerintah untuk segera merampungkan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Perdagangan Elektronik. Sebagai langkah awal, Pemerintah telah merilis peta jalan (roadmap) perdagangan dengan sistem elektronik (e-commerce). Roadmap tersebut memuat tujuh hal, di antaranya mempercepat pengiriman logistik dengan memanfaatkan cetak biru Sistem Logistik Nasional (Sislognas), merampungkan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) perdagangan elektronik, perlindungan konsumen, mendorong peningkatan infrastruktur komunikasi nasional, mengatur masalah pendidikan dan sumber daya manusia, serta cyber security. Chairman Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Nonot Harsono, mengatakan bahwa Pemerintah harus cermat dalam menyusun regulasi e-commerce. “Jangan sampai malah
8
menghambat pertumbuhan ekosistem industri ini (e-commerce),” ujar pria yang pernah menjadi anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) ini melalui pesan singkat, Senin (4/4).
market community, aggregator community, atau alliance community. Teknologi itu hanya alat, sedangkan perbuatan berdagangnya bisa mengikuti norma hukum dari sektor yang bersangkutan.
Kepada Info PDN, Nonot mengajak semua pihak untuk lebih bijak dalam memandang fenomena perdaga ngan elektronik ini. Pasalnya, industri e-commerce bukan hanya melibatkan pedagang dan pembeli, melainkan juga penyedia layanan internet, jasa logistik, dan lain sebagainya. Berikut beberapa petikan wawancaranya:
Artinya kebijakan perdagangan yang ada bisa diterapkan pada bisnis e-commerce?
Apakah dengan belum terbitnya regulasi mengenai e-commerce bisa menghambat perkembangan industri ini di tanah air? Saya rasa tidak demikian, sebab orang (pelaku e-commerce) tahu seberapa besar potensi pasar kita. Begini, kita memang sedang mengalami masa transisi dari kehidupan tatap muka ke kehidupan yang serba online. Jadi kita harus bisa menghadapinya secara bersama-sama. Biasa saja, jangan terheran-heran seperti orang baru bangun tidur “Kok, gak ada aturan ini, gak ada aturan itu”. Apa yang perlu ditekankan dalam regulasi agar dapat mengakomodasi perkembangan model transaksi bisnis e-commerce? Pada dasarnya sama, entah open
Jelas bisa. Yang perlu aturan baru itu, misalnya penggunaan materai dan tanda tangan dalam tran saksi diganti dengan apa dan se terusnya. Sedangkan persoalan penipuan atau pencurian secara online merupakan tindak pidana se perti pada umumnya. Hanya saja dengan menggunakan teknologi. Maka berlaku aturan hukum pidana dan pencurian. Tetapi di dalam e-commerce ada istilah cross broader? Betul, di situ persoalannya. Karena memang jaringan broadband internet bisa lintas negara juga. Maka, perlu adanya semacam petugas cyber. Bagaimana seharusnya sinergi antarkementerian, terutama Kemkominfo dan Kemendag? Kemkominfo bisa membantu dalam hal pengawasan dan pengendalian perilaku bisnis yang tidak sesuai aturan, tentunya berdasarkan fatwa Kemendag.
PERSPEKTIF
Motor Perubahan Itu Bernama
Agregator Bisnis agregator menjadi topik perbincangan hangat dalam forum-forum yang digelar Kementerian Perdagangan. Model bisnis yang memanfaatkan aplikasi teknologi informasi ini menjadi sorotan karena memang menjadi salah satu agenda utama yang diamanatkan Raker 2016. Pada gilirannya, para agregator pun akan membawa perubahan besar dalam sistem perdagangan dalam negeri.
S
ebab, dilihat dari cara dan model kerjanya, para agregator ini akan memutus sejumlah besar mata rantai perdagangan yang berlaku selama ini. Mereka mengumpulkan sejumlah produsen dalam satu wadah untuk kemudian dihubungkan langsung dengan para konsumen lewat transaksi di dunia maya. Dengan kata lain, mereka boleh dibilang sebagai pemintas jalan dalam sistem lalu-lintas perdagangan. Tidak sebatas itu. Peranan para pemain bisnis agregator pun dinilai mampu mendorong efisiensi dalam sistem logistik dalam negeri. Munculnya para agregator ini akan mengimbangi pemain-pemain besar yang selama ini menguasai rantai pasokan logistik dalam negeri. Sekaligus dengan itu, hitung-hitungan angka pasokan dan konsumsi yang selama ini menjadi titik lemah di negeri akan semakin akurat.
Menurut Mendag, kelemahan UKM Indonesia selama ini ada pada kemampuan produksi, baik dalam menjaga volume maupun kualitas. Lewat agregator, berbagai UKM dikumpulkan dan disatukan untuk memenuhi pasar sesuai dengan permintaan. “Dengan demikian, mutu dan kuantitas produk UKM nasional dapat terjaga,” katanya seperti dikutip pers.
Seperti diketahui, konsep bisnis agregator ini antara lain adalah berbasis aplikasi mobile atau online yang menciptakan marketplace. Lewat “pasar virtual” itu semua pemasok dan Lewat agregator, konsumen bertemua dalam berbagai UKM satu wadah. “Melalui aplikasi dikumpulkan dan itu tercipta marketplace, di mana semua petani, peternak, disatukan untuk dan para pembeli Indonesia memenuhi pasar terkoneksi pada satu aplikasi sesuai dengan jaringan virtual, sehingga akan permintaan. muncul transparansi harga secara langsung (antara pemasok dan konsumen),” kata Mendag lagi.
Bukan hanya perubahan besar dalam sistem perdagangan dan logistik nasional. Bisnis para agregator ini pun akan memberi banyak manfaat bagi dunia usaha. Mereka, misalnya, akan turut mendorong kemajuan usaha kecil dan menengah (UKM) di negeri ini. Seperti diisyaratkan oleh Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, bahwa Indonesia membutuhkan agregator untuk memajukan UKM.
Maka, dengan jalan pikiran seperti itu, tidak mengherankan bila Raker Kemendag 2016 merekomendasikan perlunya mendorong dan membina bisnis agregator. Dan, sadar atau tidak, hasil rekomendasi Raker tersebut turut mendorong lahirnya revolusi sistem perdagangan di negeri ini. Revolusi yang tentu juga menuntut perubahan total mindset seluruh stakeholder dunia perdagangan Indonesia.
9
LIPUTAN UTAMA II
FORUM SOSIALISASI KEBIJAKAN 2016
Upaya Harmonisasi Kebijakan Pusat dan Daerah Untuk mewujudkan percepatan pembangunan di sektor perdagangan tak bisa dilakukan Kementerian Perdagangan RI sendirian. Perlu adanya peran dari Pemerintah Daerah (Pemda) agar setiap kebijakan dapat berjalan sesuai dengan harapan. Forum Sosialisasi Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri digelar guna menyelaraskan pemahaman dan membahas solusi dari berbagai persoalan.
10
R
encana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019 merupakan rumusan dari visi-misi Kementerian Perdagangan RI selama lima tahun ke depan. Rumusan ini pula yang kemudian diterjemahkan ke dalam sejumlah kebijakan, program dan kegiatan prioritas Kemendag pada Rapat Kerja (Raker) 2016 lalu. Untuk mendukung pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan tersebut berjalan sesuai harapan, Kemendag RI menyelenggarakan kegiatan Forum Sosialisasi Kebijakan. Gayung pun bersambut. Daerah-daerah merespon positif kegiatan ini. Setidaknya hal itu terlihat dari suksesnya penyelenggaraan Forum Sosialisasi Kebijakan di Hotel Planet Holiday di kawasan Nagoya, Kota Batam, pada Jumat, (26/2) lalu.
Forum Sosialisasi Kebijakan 2016: Upaya Harmonisasi Kebijakan Pusat dan Daerah
Dalam pidatonya, Srie Agustina menegaskan, tujuan acara tersebut adalah untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan atas kebijakan nasional bagi para aparatur yang membidangi perdagangan di daerah. Melalui kegiatan tersebut, Dirjen PDN juga mengharapkan Pemerintah Pusat dan Daerah bisa bekerja sama untuk mengurangi kekakuan kebijakan dan aturan serta mengurangi peraturan dan kebijakan pusat dan daerah yang tumpang tindih. Hal senada diungkapkan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Suhanto, kata dia, melalui kegiatan ini para peserta diharapkan mendapatkan bekal untuk memahami dan mengimplementasikan kebijakan pusat di daerahnya masingmasing. “Kami mengharapkan terjadinya
FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR
Kegiatan di Batam kali ini dibuka oleh Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Srie Agustina yang didampingi oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Suhanto. Kegiatan ini diikuti oleh 200 orang peserta dari perwakilan Dinas di daerah untuk wilayah Indonesia bagian barat. Terdiri dari 16 perwakilan Dinasperindag Provinsi dan 184 Dinasperindag Kabupaten/Kota.
sinkronisasi kebijakan dan tidak ada lagi tumpang tindih antara kebijakan pusat dan daerah,” ucapnya hari itu. Dalam Forum Sosialisasi Kebijakan di Batam ini, salah satu kebijakan penting yang disosialisasikan secara khusus adalah kebijakan terkait broker jasa properti. Kegiatan ini diikuti kurang lebih 40 orang peserta pelaku usaha.
Plt. Dirjen PDN Srie Agustina saat memberikan pengarahan dan sambutan pada acara Forum Sosialisasi Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri di Batam, 25 Februari 2016.
Seperti tercantum dalam agenda kegiatan, dalam acara tersebut juga digelar sesi diskusi. Yang bertugas sebagai moderator
ARAH KEBIJAKAN PERDAGANGAN DALAM NEGERI "Berdikari Ekonomi" Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla
RENCANA AKSI : NAWA CITA AGENDA PRIORITAS Pembangunan Indonesia dari pinggiran
Peningkatan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
PERAN PENTING Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Ketersediaan stok/pasokan dan stabilisasi harga barang kebutuhan pokok dan barang penting : • Aspek akurasi, responsif, kontinuitas • Instrumen kebijakan Peningkatan daya saing usaha di dalam negeri
Peningkatan daya saing UMKM Pergerakan sektor strategis ekonomi domestik
Pemberdayaan UKM sektor perdagangan
Peningkatan infrastruktur perdagangan
Tindak lanjut dan rencana aksi di daerah
11
LIPUTAN UTAMA II
Modernisasi di Kemendag ini bisa diartikan dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan fungsi media sosial, seperti di grup facebook untuk menunjang kinerja jajaran Kemendag dan pejabat pada dinas-dinas terkait di daerah.
pada sesi ini adalah Kepala Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri, Ninuk Rahayuningrum. Narasumber yang yang memberi pembekalan antara lain Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Suhanto, Direktur Bina Usaha Perdagangan, Fetnayeti, serta Direktur Dagang Kecil Menengah dan Produk Dalam Negeri, Noviani Vrisvintati.
Money Follow Program Pada acara Forum Sosialisasi Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri di Batam tersebut, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Srie Agustina juga mengingatkan kepada para peserta terkait kebijakan orientasi program ke depan. “Ke depannya orientasi program kita haruslah jelas,” ungkap Srie. Menurutnya, hal itu sesuai dengan visi-misi Presiden yang lebih mengedepankan program, bukan lagi money-follow-function, seperti
tertuang dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004. “Tetapi money-followprogram,” tambahnya. Dengan demikian, siapa yang nantinya mempunyai program, merekalah yang mengetahui seluk beluk dari program tersebut. Srie menandaskan bahwa konsep semacam ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Pasalnya, kata dia, jika menggunakan format lama (money-followfunction) yakni anggaran belanja pada setiap Kementerian/Lembaga hanya disesuaikan dengan fungsi jabatannya tanpa diikuti program yang prioritas dan jelas, maka hasil yang akan diberikan oleh Pemerintah kepada masyarakat pun tidak akan terasa wujudnya. Di Kemendag sendiri, penerapan konsep money-follow-program sepertinya tidak akan mendatangkan kendala berarti. “Sebab selama ini program-program Kemendag sudah jelas bentuknya, seperti revitalisasi pasar dan pembinaan UKM,” beber Srie.
FORUM SINKRONISASI PROGRAM PDN
Koordinasi dan Konsultasi Teknis Pelaksanaan Program SELAIN menyelenggarakan kegiatan Forum Sosialisasi Kebijakan, Ditjen PDN Kemendag juga menyelenggarakan kegiatan Sinkronisasi Program Perdagangan Dalam Negeri. Kegiatan ini, salah satunya diselengarakan di Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada 14 Maret 2016 lalu. Kegiatan Sinkronisasi Program Perdagangan Dalam Negeri di Lombok ini diselenggarakan satu paket dengan kegiatan Rakor Peningkatan Kelancaran Logistik Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting dan Workshop Kebijakan di Bidang Usaha Perdagangan. Dalam sambutannya yang dibacakan oleh Sesditjen Suhanto, Srie Agustina selaku
12
Sekjen Kemendag menjelaskan beberapa tujuan acara tersebut. Pertama, adalah untuk melakukan sinkronisasi, peningkatan pemahaman dan pengetahuan atas kebijakan nasional bagi aparatur yang membidangi perdagangan di daerah, khususnya daerah yang memperoleh alokasi Dana Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dan Dana Alokasi Khusus. Kedua, adalah untuk menyamakan persepsi dan mencari ide segar untuk implementasi “Gerai Maritim” dan Tol Laut sehingga perdagangan antarpulau/ antardaerah bisa lebih efisien dan berkelanjutan, serta memberikan akses barang dengan mudah dan murah kepada masyarakat. Dalam sambutan tersebut juga dipaparkan mengenai
Tugas Pembantuan, DAK, dan Dana Dekonsentrasi 2016. Disebutkan bahwasanya untuk tahun 2016 ini, dialokasikan revitalisasi pasar sebanyak 867 unit (Tugas Pembantuan: 164 unit senilai Rp1,46 triliun serta Dana Alokasi Khusus: 703 unit senilai Rp1 triliun). Sementara itu, Khusus Dana Dekonsentrasi terkait Ditjen PDN, dialokasikan dana total Rp26,2 miliar di 34 Provinsi untuk membiayai kegiatan: (1) Kegiatan Pasar Murah; (2) Data Harga Bapok; (3) Forum dan Pengawasan Perpupukan; (4) Forum Dagang; (5) Pameran PDN dan Pangan Nusa; dan (6) Informasi Penggunaan dan Ketersediaan Produk Dalam Negeri di Wilayah Perbatasan Darat.
Forum Sosialisasi Kebijakan 2016: Upaya Harmonisasi Kebijakan Pusat dan Daerah
Makna Modernisasi Lebih jauh, dalam kesempatan tersebut Srie juga menerangkan maksud dari kebijakan modernisasi yang direkomendasikan oleh Raker Kemendag beberapa waktu lalu. Menurutnya, modernisasi di sektor perdagangan itu luas sekali. Pertama, kata dia, modernisasi di Kemendag ini bisa diartikan dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan fungsi media sosial, seperti di grup facebook untuk menunjang kinerja jajaran Kemendag dan pejabat pada dinas-dinas terkait di daerah. Kedua, adalah modernisasi terkait dengan pelayanan publik dalam menindaklanjuti turunan UU No.7/2014 tentang Perdagangan. Dalam hal ini, Srie Agustina, tersirat menjelaskan bahwa Kemendag ingin
5 HARAPAN TINDAK LANJUT, RENCANA AKSI DI DAERAH 1. Pemantauan dan pelaporan data/informasi di daerah yang konsisten dan akurat 2. Menghasilkan MoU kerja sama perdagangan dari kegiatan kemitraan
STABILISASI HARGA
3. Kemandirian Daerah dalam hal pembiayaan untuk kegiatan stabilisasi harga 4. Optimalisasi kerja sama dengan pelaku usaha daerah melalui mekanisme CSR dalam kegiatan pasar murah 5. Melakukan publikasi harga kepada masyarakat di daerah secara periodik 6. Gerai maritim - Menginformasikan dan mempersiapkan pelaku usaha agar menyiapkan barang yang akan diangkut - Memonitor dan melaporkan perkembangan harga 7. Gudang Melakukan pendataan dan pengawasan seluruh gudang yang ada di wilayahnya.
PENINGKATAN DAYA SAING USAHA
INFRASTRUKTUR PERDAGANGAN REVITALISASI PASAR
membuat sebuah kebijakan yang sifatnya sangat soft atau istilahnya light touch regulation. Bahasa mudahnya, adalah bagaimana menciptakan kesadaran seorang pengusaha untuk melakukan komitmennya sendiri, meregulasi dirinya sendiri, sehingga pemerintah hanya mengaudit sejauh mana pelaku usaha dapat menjalankan ketentuan dalam peraturan Pemerintah. “Jadi, kebijakan itu hanya semacam jembatan saja untuk pelaku usaha dalam melakukan kegiatan usaha. Sifatnya lebih ke self regulation,” tukasnya.
PENINGKATAN DAYA SAING UMKM Empat pilar peningkatan daya saing UMKM dapat diduplikasi di daerah dan pimpinan daerah sebagai koordinator pelaksana
1. Menyiapkan DED (Detail Engineering Design) bagi pasar yang akan direvitalisasi 2. Sosialisasi dan menyiapkan tempat sementara kepada pedagang 3. Menyiapkan anggaran untuk pemeliharaan dan operasional pasar 4. Menetapkan pengelola pasar dengan struktur seperti yang terdapat pada SNI pasar rakyat
Ketiga, Srie meminta agar dinas-dinas di daerah turut mendukung dan mendorong tumbuh kembangnya bisnis agregator. Yakni, bagaimana para pemangku kebijakan di daerah dapat melibatkan pebisnis agregator ini untuk menjadi bagian/mitra dalam rangka mendukung kinerja dunia usaha di daerah.
13
REVIEW KEBIJAKAN
Pokok-Pokok Kebijakan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 09/M-DAG/PER/2/2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 80/M-DAG/PER/10/2014 Tentang Minyak Goreng Wajib Kemasan
LATAR BELAKANG:
penjualan minyak goreng kemasan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengeluarkan Permendag Nomor 80 Tahun 2014 tentang Minyak Goreng Wajib Kemasan, untuk menjamin mutu dan higienitas minyak goreng yang dijual di pasaran. Tetapi, ada beberapa ketentuan dalam Pasal 12 pada beleid tersebut yang kemudian direvisi dan tertuang dalam Permendag 21 Tahun 2015, dan kembali direvisi pada Permendag 09 Tahun 2016. Pada Pasal 12 yang telah direvisi sebanyak 2 kali itu, menyebutkan tentang periode waktu bagi produsen, pengemas, dan pelaku usaha untuk memenuhi kewajiban
Dalam Permendag 09 Tahun 2016, penundaan pemberlakuan kewajiban penjualan minyak goreng sawit dalam kemasan menjadi 1 April 2017 dari sebelumnya dijadwalkan pada 27 Maret 2016 (Permendag 21 tahun 2015), dan 27 Maret 2015 (Permendag 80 Tahun 2014). Penundaan tersebut dilakukan atas dasar pertimbangan dukungan Kemendag terhadap kesiapan produsen, pengemas, dan pelaku usaha dalam memenuhi kewajiban itu. Berikut adalah poin-poin perubahan dalam Permendag 09 Tahun 2016 dan Permendag 80 Tahun 2014 tentang Minyak Goreng Wajib Kemasan:
PASAL 12 PERMENDAG NO. 09/2016 Produsen, Pengemas, dan Pelaku Usaha Minyak Goreng
Berbahan baku sawit
Berbahan baku nabati lainnya
Wajib memenuhi ketentuan dalam Peraturan Menteri ini mulai tanggal 1 April 2017
Wajib memenuhi ketentuan dalam Peraturan Menteri ini mulai tanggal 1 Januari 2018
14
Produsen Migor skala usaha kecil menengah/ rumah tangga. Berbahan baku nabati lainnya
Memenuhi ketentuan dalam Peraturan Menteri ini mulai 1 Januari 2019
DEFINISI • Minyak Goreng: yang menggunakan bahan baku berasal dari kelapa sawit dan/atau menggunakan bahan baku nabati lainnya. • MinyaKita: merek dagang untuk minyak sawit Kemasan yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag. Telah terdaftar di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. • Produsen: adalah orang perseorangan atau badan usaha berbentuk badan hukum yang melakukan kegiatan pengolahan bahan baku dari kelapa sawit dan/atau berbahan baku nabati lainnya menjadi minyak goreng, serta melakukan pengemasan sendiri atau melalui jasa pengemasan. • Pengemas: adalah yang melakukan kegiatan pengumpulan atau pembelian minyak goreng untuk dikemas dan diperdagangkan.
PENGERTIAN KEMASAN
MASA BERLAKU PENGGUNAAN MEREK MINYAKITA
Berlaku untuk
Kemasan wajib menggunakan bahan yang tara pangan dan tidak membahayakan manusia serta dilengkapi denga label sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kemasan
tahun dan dapat diperpanjang Peredaran Minyak Goreng
Merek
KETENTUAN DALAM LABEL
1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Barang; Merek Dagang; Kode Produksi; Berat/isi bersih atau netto; Tanggal Kadaluarsa; Logo tara pangan dan kode daur ulang; Nama dan alamat Produsen, Importir dan/atau Pengemas; dan Keterangan lain untuk penggunaan sesuai UU
Kewajiban Penggunaan Merek MinyaKita, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
Sanksi
Pelanggaran Penggunaan Merek MinyaKita Mencabut persetujuan penggunaan merek MinyaKita
Produsen dan Pengemas
Dapat dikenakan Sanksi sesuai peraturan UU di bidang HKI
Pembinaan dan Pengawasan Ditjen PDN, Kemendag
Ukuran kemasan paling besar 25 liter
Dilarang mengedarkan Minyak Goreng merek MinyaKita
Ditjen PKTN, Kemendag
Mutu
Higienitas
Menteri Teknis/Kepala Lembaga Pemerintah non Kementerian
Sanksi-sanksi PENGGUNAAN MEREK MINYAKITA Mendaftarkan dan mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri dengan melampirkan: 1. Fotocopy akte pendirian perusahaan; 2. Fotocopy Izin Usaha Industri/Tanda Daftar Industri atau izin usaha lain dari Instansi Teknis; 3. Fotocopy Tanda Daftar Perusahaan (TDP); dan 4. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Pelanggaran Peraturan Minyak Goreng Wajib Kemasan
Minyak Goreng yang telah ditarik baru dapat diperdagangkan kembali setelah memenuhi ketentuan Kemasan
Peringatan tertulis sebanyak 3 kali, masing-masing dalam tenggang waktu 7 hari kerja
Perintah penarikan oleh Ditjen PKTN atas nama Menteri
Pencabutan izin usaha
Wajib menarik Minyak Goreng dari peredaran
15
KHAZANAH PASAR RAKYAT
PASAR PONDOK INDAH
Berani Bersaing dengan Label Standar Nasional Dengan menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pasar Rakyat, Pasar Pondok Indah optimis bisa menarik minat banyak orang untuk berkunjung dan memberikan keuntungan besar bagi para pedagangnya. Pasar ini juga dinilai banyak pihak memiliki prospek bagus bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya. Seperti apakah pasar tersebut?
16
D
esain bangunan pasar 4 lantai yang berada di kawasan elite Pondok Indah, tepatnya di dekat Jalan Ciputat Raya ini memang cukup artistik. Warna kehijau-hijauan yang menghiasi dindingnya pun cukup memikat mata setiap orang yang melintas di depannya. Sampai ada yang mengatakan, pasar ini bakal menjadi salah satu alternatif warga Jakarta untuk berbelanja sekaligus melepas kepenatan dari hiruk-pikuknya kota Jakarta. Ya, Anda tak akan kecewa bila berkunjung ke pasar yang sudah populer dengan sebutan “Paspin” ini. Nuansa kotor, semrawut, dan pengap yang selama ini menjadi ciri pasar rakyat tak bakal Anda dapatkan di pasar yang baru diresmikan operasionalnya pada 15 April 2015 lalu ini. Bahkan, begitu kaki Anda melangkah masuk, hembusan udara sejuk akan
Pasar Pondok Indah: Berani Bersaing dengan Label Standar Nasional
STANDARD NASIONAL INDONESIA "PASAR RAKYAT" SNI 8152:2015
PERSYARATAN UMUM
PERSYARATAN TEKNIS
a. Lokasi Pasar b. Kebersihan dan Kesehatan c. Keamanan dan Kenyamanan
a. Ruang Dagang b. Aksesibilitas dan Zonasi c. Pos Ukur Ulang dan Sidang Tera d. Fasilitas Umum e. Elemen Bangunan f. Keselamatan Dalam Bangunan g. Pencahayaan h. Sirkulasi Udara i. Drainase j. Ketersediaan Air Bersih k. Pengelolaan Air Umbah I. Pengelolaan Sampah m. Sarana Telekomunikasi
langsung menyambut serasa senyum dan ucapan selamat datang. Pasar yang dikelola oleh PD Pasar Jaya bekerja sama dengan pihak swasta ini memang belum genap setahun beroperasi. Namun, semua kios yang ada nyaris sudah terisi. Pengunjungnya juga makin bertambah setiap hari. Pasar Pondok Indah ini sejak awal didirikan memang disiapkan untuk menjadi salah satu destinasi wisata belanja di kawasan Jakarta Selatan. Pemprov DKI Jakarta, melalui Perusahaan Daerah (PD) Pasar Jaya bekerja sama dengan PT Richi Convensindo (CHI-CHI Ratu Bazaar), memang sangat serius dalam membangun pasar ini. Mulai dari pembangunan gedung sampai sarana penunjang gedung semua dirancang seapik mungkin. Pasar tiga lantai plus satu lantai basemen ini memang sengaja dirancang sebagai pasar modern dengan karakter seni dan budaya.
PERSYARATAN PENGELOLAAN
PENERAPAN PERSYARATAN PADA KLASIFIKASI PASAR
a. Prinsip Pengelolaan Pasar b. Tugas Pokok dan Fungsi Pengelola Pasar c. Prosedur Kerja Pengelola Pasar d. Struktur Pengelola Pasar e. Pemberdayaan Pedagang f. Bangunan Pasar
a. TIPE I (750 Pedagang) b. TIPE II (501 - 750 Pedagang) c. TIPE III (250 - 500 Pedagang) d. TIPE IV (< 250 Pedagang)
Kios-kios di lantai dasar dan lantai 2 konsep desainnya bak sebuah butik: rapi, artistik, dan enak dipandang. Paspin juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti eskalator, toilet, tempat ibadah, ventilasi udara, penataan zona pedagang, area parkir yang luas dengan sistem tiket otomatis, dan lain sebagainya. Begitu pula jika dilihat dari segi keamanannya. Di Pasar Pondok Indah, selain CCTV, setidaknya ada 3-4 orang security per hari yang sigap melakukan patroli setiap jamnya secara bergantian. Berdasarkan data PT Richi Convensindo, di pasar yang berada tepat di sebelah kampus UPI YAI dan jembatan Pondok Pinang ini terdapat sekitar 300-an kios. Jumlah itu belum termasuk pasar yang ada di basemen dengan 119 kios dan 60-an unit lapak. Selain fasilitasnya yang lengkap, faktor yang juga membuat pasar ini patut optimis dengan masa
depannya adalah penerapan standar SNI untuk pasar rakyat. Untuk diketahui, menciptakan pasar yang ber-SNI bukanlah perkara mudah. Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perdagangan sekaligus Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Srie Agustina, ada 44 parameter yang harus dipenuhi. Selain itu, pembangunan dan konsep pasar tersebut juga harus mengacu pada aspek revitalisasi pasar rakyat, yakni revitalisasi fisik, revitalisasi manajemen, serta revitalisasi budaya dan sosial. Sebagaimana diatur dalam SNI 8152:2015 Pasar Rakyat, di antara beberapa parameter yang harus dipenuhi sebuah pasar rakyat untuk mendapat label berstandar SNI tersebut meliputi aspek ruang dagang, aksesibilitas dan zonasi, ketersediaan pos ukur ulang dan sidang tera ulang, fasilitas umum, elemen bangunan, keselamatan bangunan, pencahayaan, sirkulasi udara, sistem drainase, ketersediaan
17
FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR
KHAZANAH PASAR RAKYAT
Area parkir Pasar Pondok Indah
setengah dari harga normal, yakni Rp 15 juta per tahun. Ini tentu bisa menjadi peluang bagus bagi UKM untuk mengembangkan usahanya. Harga sebesar itu memang tergolong murah untuk ukuran pasar dengan fasilitas-fasilitas yang mumpuni seperti Pasar Pondok Indah. Kita bisa membandingkan dengan sejumlah pasar yang memiliki fasilitas hampir sama, seperti Pasar Klender di Jatinegara, dengan harga sewa Rp 50 juta per tahun, atau Pasar Modern BSD di Tangerang, yang mematok sewa Rp 25 juta per tahun.
air bersih, pengelolaan air limbah, pengelolaan sampah dan dukungan sarana telekomunikasi.
berjualan di Paspin. “Barang yang dijual harus produk dalam negeri,” ujarnya, Jumat (4/3) lalu.
Punya Masa Depan Cerah
Ada ujar-ujar dari sejumlah blogger yang telah mengunjungi pasar ini, bahwa produk-produk pakaian yang dijajakan di Paspin merupakan produk yang dikurasi oleh desainer terkenal. Jadi, dari sisi kualitasnya, produk-produk yang dijual di Paspin tak perlu diragukan lagi.
Barang-barang yang diperdagangkan di Pasar Pondok Indah ini pun terbilang cukup lengkap. Sebagaimana umumnya pasar rakyat, di pasar ini juga tersedia aneka macam kebutuhan pokok masyarakat seharihari. Puluhan pedagang sayur-mayur, daging, ikan, pedagang plastik, pedagang bumbu, dan lainnya bisa dijumpai di lantai basemen. Mereka tertata dengan rapi dan tertib, sehingga para pengunjung sangat mudah mencari. Di lantai berikutnya, ada penjual busana muslim, pakaian, batik, sepatu, food court, ponsel dan barang elektronik, hingga perhiasan. Yang menarik, sebagian besar pedagang di Pasar Pondok Indah menjual berbagai produk karya seni asli buatan dalam negeri. Edi, salah seorang pengelola Pasar Pondok Indah, mengungkapkan bahwa pihak pengelola hanya meminta satu syarat yang wajib dipenuhi jika mau
18
Edi menambahkan, dengan biaya sewa yang murah tersebut, para penyewa kios pun hanya membayar listrik sesuai dengan pemakaiannya setiap bulan. “Itu belum termasuk fasilitas gratis biaya service charge selama satu tahun untuk ukuran kios sebesar 2x3 m dan 2x2 m di lantai 1,” katanya. Setelah satu tahun, pemilik kios akan dikenakan biaya service charge sebesar Rp 500 ribu per bulan.
Label SNI yang melekat pada Pasar Pondok Indah tentunya bisa menjadi garansi bagi pembeli untuk datang berkunjung. Dengan SNI ini, baik pihak pengelola dan pedagang ingin memastikan bahwa barang yang diperdagangkan di Paspin memenuhi aspek mutu dan higienitas produk.
Memang, harus diakui bahwa Paspin saat ini tak seperti pasar-pasar rakyat pada umumnya. Dari luar, Paspin nampak sepi. Begitu pula setelah masuk ke dalamnya. Suasananya cukup tenang untuk ukuran pasar rakyat, hanya terdengar alunan musikmusik pop disertai semilir dinginnya air conditioner (AC)--mungkin karena baru April 2015 lalu diperkenalkan ke publik. Pasar ini masih membutuhkan upaya yang besar untuk promosi.
Bukan cuma itu, pihak pengelola juga memberikan peluang usaha kepada para pelaku UKM untuk membuka usaha di Pasar Pondok Indah dengan beberapa penawaran yang menarik. Bagi UKM, pengelola Paspin bakal memberikan gratis sewa selama 6 bulan. Setelah itu, mereka hanya diwajibkan membayar sewa per kios seharga Rp 7,5 juta per tahun atau
Untuk itu, pihak pengelola pun sudah menempuh sejumlah langkah guna meningkatkan aktivitas jualbeli di pasar tersebut. Misalnya melalui publikasi di media massa dan mengadakan acara senam pagi setiap hari Minggu. Selain itu, pengelola juga berencana menyediakan tempat untuk warga sekitar yang mau mengadakan acara pengajian. [ccp/amf]
REFERENSIA
DESA DIGITAL AKODARA, INDIA
FOTO: STORYPICK.COM
Tinggalkan Uang Tunai, Gunakan Pembayaran Online
Di Desa Akodara semua aspek kehidupan warganya memanfaatkan kemajuan teknologi digital. Semua jenis transaksinya menggunakan sistem pembayaran online, alias tak ada lagi warga yang membawa uang tunai ke sana ke mari. Banyak sisi positif dari desa ini, sehingga layak kita tiru untuk mendorong kemajuan dan daya saing bangsa kita di era ekonomi digital mendatang. 19
REFERENSIA
F
Mulai tahun 2015 lalu, desa berpenduduk sekitar 1.200 jiwa dan 220 keluarga ini disulap oleh pemerintah India menjadi proyek percontohan program Digital Village. Melalui program ini, seluruh aspek kehidupan warga desa, baik di bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan diarahkan untuk menerapkan kemajuan teknologi digital, yaitu internet, sebagai basis operasionalnya. Sehingga, semua warga bisa mengakses dan menggunakan internet dengan leluasa untuk menunjang segala aktivitas kehidupannya.
FOTO: AKODARAPRIMARYSCHOOL123.BLOGSPOT.COM
ully Wi-Fi Village. Setiap jengkal tanahnya terjangkau jaringan internet. Itulah semboyan sekaligus kondisi nyata Desa Akodara, sebuah desa terpencil di Kabupaten Sabarkantha, Gujarat Utara, India.
Sistem pendidikan di desa Akodara juga berbasis internet.
halnya saat mereka menerima uang tunai. Berkat adanya program Digital Village ini, para peternak dan petani juga bisa dengan mudah mengakses dan memutakhirkan informasi harga jual hasil peternakan dan pertanian mereka secara online setiap saat. Hal ini, menurut warga sangat membantu para peternak dan petani Akodara dalam membuat keputusan strategis untuk menjual atau menahan panenan mereka.
Sejak menjadi desa digital, kini seluruh warga Desa Akodara yang umumnya bermata pencarian sebagai peternak sapi dan petani pun nyaris tak lagi mengenal uang tunai. Segala jenis transaksi pembayaran mereka lakukan dengan sistem online, baik melalui ATM maupun lewat mobile banking. Bahkan hanya untuk membeli kebutuhan seharihari di warung, mereka sudah tak menggunakan uang tunai. Mereka bisa membayar barang yang mereka beli hanya dengan SMS atau menggesek kartu ATM.
Dengan adanya digitalisasi semua sektor kehidupan tersebut, saat ini warga Desa Akodara juga bisa membeli sepatu atau ponsel secara online. Mereka bisa berbelanja di website seperti Flipkart dan Snapdeal.
Koperasi di desa ini juga tak mengenal uang tunai. Transaksi penjualan susu, ternak, dan hasil pertanian masyarakat di koperasi pun dilakukan secara digital. Yakni, pihak koperasi cukup langsung mentransfer dana pembelian komoditas ke rekening petani. Dengan sistem ini, para petani Akodara mengaku lebih senang. Pasalnya, mereka lebih bisa mengatur penggunaan uang mereka dan tidak cepat habis sebagaimana
Untuk mencapai kondisi tersebut, sebelumnya pemerintah India bekerja sama dengan sebuah bank nasional India, ICICI Bank, memberikan fasilitas kemudahan pengurusan dan pembukaan rekening tabungan. Yakni, tanpa harus menggunakan dokumen fisik dan cukup dilakukan secara online dari rumah masingmasing dengan menggunakan ponsel maupun komputer. Alhasil, setiap penduduk dewasa di desa ini bisa
20
dipastikan punya rekening tabungan. Manfaat digitalisasi tersebut juga dirasakan oleh para pensiunan di desa itu. Kini, mereka tidak perlu lagi pergi ke kota untuk mengambil dana pensiun dengan mengeluarkan ongkos sekitar Rs 70. Sebab, dana pensiun sudah dikirim langsung ke rekening mereka masing-masing secara online.
Kesiapan Akodara Bukan tanpa alasan pemerintah India memilih Akodara sebagai desa percontohan dalam pengembangan program Digital Village ini. Sejak tahun 2011 desa ini sudah tumbuh menjadi desa yang mampu mengembangkan ekonomi kerakyatannya melalui peternakan sapi. Dari 220 keluarga di desa, 205 keluarga merupakan pemilik sapi. Kondisi ini kemudian membuat pemerintah India ketika itu membangun sebuah kamp peternakan sapi bersama dengan masyarakat. Sapi-sapi warga dititipkan di peternakan ini untuk dikembangkan secara serius mulai dari pemeliharaan, pemberian pangan, hingga mengolah susu dari
Desa Digital Akodara, India: Tinggalkan Uang Tunai, Gunakan Pembayaran Online
sapi yang mereka pelihara. Peternakan ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung termasuk produksi pakan ternaknya. Tak hanya hasil susu yang dikelola, limbah kotoran hewannya pun diolah menjadi biogas, sehingga menghasilkan tenaga listrik dan pupuk kompos.
menjadi lebih dinamis. Buku-buku telah didigitalisasi, siswa bisa membaca dan menulis dengan tab dan menyaksikan pengetahuan melalui layar LED di kelas mereka masing-masing. Di sektor kesehatan, pasien juga dapat memanfaatkan fasilitas telemedicine. Mereka yang mengalami gangguan kesehatan tak perlu langsung datang ke klinik kesehatan jika tak perlu dilakukan tindakan medis. Sebab, mereka bisa melakukan konsultasi terlebih dahulu melalui fasilitas video call.
Perekonomian masyarakat yang sudah tumbuh dari peternakan sapi yang juga sudah dikelola dengan apik oleh koperasi desa inilah yang memungkinkan Akodara disentuh dengan program Digital Village. Sumber nafkah masyarakat yang homogen membuat penerapan program tersebut cenderung lebih mudah karena rekening masyarakat dimasukkan dalam satu bank. Dengan begitu, pihak bank bisa membuat program yang tersinergikan antara sumber penghasilan dengan pembelanjaan kebutuhan sehari-hari masyarakat di Akodara.
Begitulah. Apa yang dipraktikkan di Akodara sejatinya sangat mungkin diadopsi di Indonesia. Apalagi, negara kita memiliki sistem perekonomian pedesaan yang dikendalikan oleh Koperasi Unit Desa (KUD). Wilayah semacam Lembang, di Jawa Barat misalnya, sangat bisa menerapkan program yang dikembangkan di Akodara. Atau di daerah-daerah lain yang memiliki kultur sosial ekonomi serupa.
Sebagai kompensasi lantaran masyarakat menjadi nasabah tetap bank, pihak Bank ICICI dalam hal ini memberikan berbagai fasilitas koneksi internet yang bisa digunakan untuk berbagai kepentingan masyarakat, mulai pendidikan, informasi, hingga dunia kesehatan. Guna mendukung program tersebut, Bank ICICI memasang sebuah menara Wi-Fi tepat di tengahtengah desa, yang menyediakan internet kecepatan tinggi untuk seluruh desa sepanjang jam.
Terobosan untuk menciptakan desa-desa digital di Indonesia pasti akan sangat bermanfaat. Sebab, program semacam ini bisa menjadi sarana untuk mengentaskan kesenjangan digital di desa-desa terpencil. Di samping itu, desa digital juga akan membuka berbagai kemungkinan peluang dan layanan di samping peningkatan perekonomian masyarakat. Maka, mari bersama-sama kita pikirkan langkahnya. [dny/amf]
Fasilitas mesin ATM di desa Akodara
FOTO: CNBC.COM
Untuk diketahui, program Digital Village ini diakui warga terasa besar manfaatnya. Semua sekolah di desa ini dipasangi kamera pengintai. Absensi kehadiran siswa juga didigitalisasi layaknya sekolah di perkotaan. Dengan begitu, orangtua siswa tahu persis apakah anaknya sekolah atau tidak, terlambat atau tidak. Program pendidikan mengalami pembenahan besar-besaran. Di kelas tidak lagi hanya guru yang berbicara dan murid yang mendengarkan. Tapi, fasilitas internet telah membantu mereka membuka cakrawala lebih luas sehingga transfer pengetahuan bisa lebih detail dijelaskan guru dengan bantuan internet. Bahkan komunikasi belajar dan mengajar
Sejak tahun 2011 desa ini sudah tumbuh menjadi desa yang mampu mengembangkan ekonomi kerakyatannya melalui peternakan sapi.
21
DINAMIKA PERDAGANGAN
HARGA BBM TURUN Penurunan harga BBM hanya bisa memberikan dampak penurunan harga kebutuhan bahan pokok sekitar 0,1%nya saja. Sebab, porsi dari biaya transportasi dan distribusi yang ada hubungannya dengan BBM hanya sekitar 3%. Namun, penurunan harga BBM bisa mendorong terjadinya peningkatan daya beli masyarakat.
Mendorong Peningkatan Daya Beli
etelah awal tahun 2016 lalu pemerintah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, pada awal April 2016 kemarin pemerintah kembali menurunkan harga premium sebesar Rp350, dari Rp7.300 menjadi Rp6.950. Sementara solar turun Rp950 dari Rp6.700 menjadi Rp5.750.
S
tengah-tengah masyarakat. Demikian pula di media massa dan media sosial. Ada tanggapan positif, ada pula yang negatif.
Seperti biasa, penurunan harga BBM bersubsidi pun menjadi pembicaraan hangat di
Ungkapan itu boleh dibilang mewakili mindset atau tepatnya harapan sebagian besar masyarakat yang berpikiran bahwa
22
Di dunia media sosial, misalnya. Seorang pengguna Twitter berakun @zuliadi_ari menulis, Alhamdulillah bila harga premium turun. Semoga saja harga pokok juga murah sehingga masyarakat bisa memenuhi kebutuhannya. #HargaPremium.
Harga BBM Turun: Mendorong Peningkatan Daya Beli
kenaikan atau penurunan harga BBM berdampak pada harga-harga kebutuhan pokok masyarakat di pasaran. Benarkah demikian? Menurut hitungan Kemendag RI, pengaruh penurunan harga BBM terhadap penurunan harga kebutuhan pokok masyarakat dan sejumlah komoditas ada, tapi minim. Hal ini pernah disampaikan oleh Dirjen PDN Srie Agustina terkait dengan penurunan harga BBM oleh pemerintah pada bulan Januari lalu. Menurut Srie waktu itu, penurunan harga BBM tersebut hanya bisa memberikan dampak penurunan terhadap harga dari kebutuhan bahan pokok 0,1%-nya saja. Sebab, jelasnya, porsi dari biaya transportasi dan distribusi yang ada hubungannya dengan BBM hanya sekitar 3%. “Penurunan dari harga BBM yang 3,5%. Hanya dikalikan dengan 3% tersebut, dengan begitu hanya mendapatkan penurunan harga bahan pokok sekitar
0,105%,” bebernya. Lebih jauh, Srie menambahkan bahwa para pedagang biasanya tidak serta-merta mau menurunkan harga bahan pokok yang mereka jual karena barang-barang yang ada merupakan stok dari pembelian dengan harga lama. “Pedagang biasanya akan menunggu stok lama itu habis dan baru menyesuaikan harganya setelah itu,” papar Srie. Pendapat serupa disampaikan oleh Pengamat Energi UGM, Dr. Fahmy Radhi, M.B.A. Menurutnya, pada saat harga BBM turun, harga kebutuhan pokok dan biaya transportasi tidak akan mengalami penurunan harga secara langsung. “Tidak otomatis langsung turun, tapi akan ada jeda waktu,” jelasnya. Kondisi ini, kata dia berbeda dengan ketika harga BBM mengalami kenaikan. Yakni, secara otomatis akan diikuti dengan kenaikan harga bahan pokok.
Harga Baru BBM Subsidi dan Nonsubsidi
Harga Per Liter
BBM SUBSIDI PREMIUM Rp 6.950 » Rp 6.450
SOLAR Rp 5.650 » Rp 5.150
BBM NONSUBSIDI PERTAMAX Rp 7.750 » Rp 7.550
PERTAMAX PLUS Rp 8.650 » Rp 8.450
PERTAMINA DEX Rp 8.600 » Rp 8.400
PERTALITE Rp 7.300 » Rp 7.100
SOLAR/BIOSOLAR Rp 7.150 » Rp 6.950
MINYAK TANAH Rp 2.500 » Rp 2.500
3%
Tarif transportasi umum (kapal laut, kereta api, transportasi darat antarkota antarprovinsi, antarkota dalam provinsi, dan di dalam kota) turun sebesar 3%.
23
DINAMIKA PERDAGANGAN
“Harga bahan kebutuhan pokok masih tinggi karena pedagang masih menjual stok lama dengan biaya angkut dari daerah asal barang yang masih tinggi,” ujarnya. Untuk itu ia mengimbau para pedagang untuk menyesuaikan harga bahan kebutuhan pokok dengan penurunan harga BBM dan biaya transportasi barang guna membantu perekonomian masyarakat.
Dorong Peningkatan Daya Beli Dirjen PDN Srie Agustina optimistis penurunan harga BBM tersebut bisa mendorong minat beli masyarakat. Optimisme Srie ini juga diamini oleh Dr. Fahmy Radhi, M.B.A. Kata ekonom UGM ini, penurunan harga BBM sebesar Rp 500 pada awal bulan Maret lalu berpotensi meningkatkan daya beli masyarakat.
0,1% Penurunan harga BBM tersebut hanya bisa memberikan dampak penurunan terhadap harga dari kebutuhan bahan pokok 0,1%-nya saja.
Kondisi tersebut, salah satunya bisa dilihat dari pergerakan harga bahan kebutuhan pokok pasca turunnya harga BBM pada sejumlah pasar tradisional di Provinsi Bangka Belitung. Berdasarkan catatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, penurunan harga BBM sama sekali belum mempengaruhi harga sembilan bahan kebutuhan pokok yang masih bertahan tinggi.
Dalam salah satu artikelnya, Rektor Universitas Paramadina, Prof. Firmanzah, PhD, pun membenarkan optimisme tersebut. Menurutnya, penurunan harga BBM yang terjadi selama dua kali sejak awal tahun 2016 ini merupakan angin segar. Sebab, hal itu diharapkan bisa mendorong terjadinya peningkatan daya beli masyarakat. “Sektor ini, dari sisi pengeluaran PDB, menyumbangkan
HARGA KEBUTUHAN POKOK NASIONAL PERIODE MINGGU I, APRIL 2016
No
Komoditas
Unit
10,870
4 10,870
5 10,870
6 10,940
7 10,980
8
1
Minyak Goreng Curah
Rp / kg
2
Daging Sapi
Rp / kg
3
Daging Ayam Broiler
Rp / kg
4
Daging Ayam Kampung
Rp / kg
11,000
5
Telur Ayam Ras
6
Tepung Terigu
7
Kedelai Impor
Rp / kg
10,990
10,990
10,990
10,990
10,950
10,930
8
Kedelai lokal
Rp / kg
11,020
11,030
11,030
10,970
11,000
11,000
9
Beras Medium
112,740 112,710 112,710 112,410 112,480 112,390 29,690
29,370
29,370
29,220
29,320
29,240
Rp / kg
21,780
21,870
21,870
21,960
22,150
22,170
Rp / kg
9,080
9,090
9,090
9,030
9,030
9,050
0
Rp / kg
10,860
10,790
10,790
10,720
10,720
10,720
10 Gula Pasir
Rp / kg
13,070
13,090
13,090
13,160
13,140
13,150
11 Cabe Merah Keriting
Rp / kg
37,440
36,540
36,540
35,730
33,880
33,640
12 Cabe Merah Biasa
Rp / kg
37,470
36,980
36,980
36,290
35,110
34,420
13 Bawang Merah
Rp / kg
42,660
43,740
43,740
44,080
44,310
44,580
Sumber: diolah Kementerian Perdagangan (Ditjen PDN)
24
Periode: April 2016 1
Harga BBM Turun: Mendorong Peningkatan Daya Beli
FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR
54-56% pembentukan PDB nasional dalam bentuk konsumsi domestik. Sehingga kita bisa berharap bahwa daya beli masyarakat akan sedikit terbantu dengan adanya penurunan ini,” tulisnya menjelaskan. Lebih jauh, ia menuturkan bahwa penurunan tersebut bisa berdampak secara langsung terhadap biaya transportasi dan logistik nasional. Dampak itu memang tidak bisa diukur secara linier, atau bisa menurunkan harga setiap komoditas dengan porsi yang sama. Namun, tandasnya, setidaknya hal itu diyakini banyak pihak bisa menekan laju kenaikan transportasi dan logistik. “Apalagi, sebentar lagi masyarakat akan memasuki bulan suci Ramadan dan Idul Fitri, di mana permintaan segala jenis komoditas akan mengalami kenaikan cukup tinggi. Sebab, pada kedua momen ini kebutuhan pokok, sandang, maupun sektor transportasi biasanya menyumbang lonjakan inflasi,” ungkapnya. Menurut Firmanzah, kebutuhan masyarakat yang meningkat cenderung akan menaikkan harga dan membuat daya beli masyarakat tertekan. Meski dari sisi pendapatan rumah tangga komponen Tunjangan Hari Raya akan membantu, namun secara umum karena besarnya pengeluaran maka tekanan inflasi dan daya beli masyarakat akan semakin besar. Karena itu, penurunan BBM jenis premium dan solar diharapkan dapat menekan ongkos transportasi dan logistik yang pada akhirnya akan menekan biaya produksi. Ketika biaya produksi dapat diturunkan, harga produk/jasa akan semakin terjangkau. Semakin membesarnya serapan pasar atas produk/jasa yang dihasilkan akan positif bagi keberlanjutan dunia usaha nasional.
Mobil-mobil pengangkut komoditas perdagangan di sebuah pasar.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2016
5,5%
5,2%-5,6%
5,1%-5,4%
5,3%
4,9%
5,4%
Siklus inilah yang menurut Firmanzah perlu dimonitor oleh pemerintah agar penurunan harga BBM tidak hanya memberikan manfaat sesaat tetapi dapat menjadi pelumas bagi perekonomian nasional. “Mendorong ekonomi domestik menjadi hal yang sangat penting saat ini terutama di saat rendahnya harga komoditas ekspor Indonesia dan permintaan pasar ekspor dunia,” tandasnya. Pada akhir artikelnya yang dimuat Harian Ekonomi Neraca, edisi 4 April 2016, Firmanzah kembali menegaskan bahwa kombinasi antara penurunan suku bunga dan BBM dapat menjadi angin segar tidak hanya bagi konsumen tetapi juga
produsen nasional. “Upaya untuk mendorong ekonomi nasional agar lebih kompetitif dan berdaya tahan di tengah ketidakpastian perekonomian dunia perlu menjadi fokus kita semua,” paparnya. Selain itu, tulis dia, pemerintah perlu mengintensifkan kepada dunia usaha di sektor jasa transportasi dan logistik. Agar penurunan harga BBM dapat menjadi salah satu pertimbangan penting untuk dapat juga menurunkan harga transportasi dan logistik. Memulihkan daya beli masyarakat perlu menjadi prioritas nasional bersamaan dengan percepatan perluasan pembangunan infrastruktur di segala bidang. [amf]
25
FRAME
Swafoto untuk Promo, Kenapa Tidak? ADA sejumlah peristiwa unik dalam kunjungan kerja Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong ke Malang awal April lalu. Di sela-sela acara pembukaan Indonesia Creative Cities Conference, Mendag menyempatkan diri berswafoto alias selfie dengan salah seorang anggota panitia penyelenggara. Unik, karena Mendag juga menggunakan smartphone-nya sendiri untuk melayani permintaan swafoto dari anggota panitia lainnya. Kejadian yang sama kembali terulang ketika Mendag mengunjungi Sentra Keripik Tempe. Di situ, tidak sekadar berdialog, Menteri Thomas juga tampak sengaja menyisihkan waktu untuk “beraksi” dengan smartphone-jepret sana, jepret sini, mengabadikan objek yang dinilainya menarik. Aksi serupa, lagi-lagi, dilakukan Mendag Thomas Lembong saat berada di Sentra Keramik Dinoyo dan Pasar Oro-oro Dowo. Ia tak sungkan berswafoto dengan para pedagang pasar. Sebuah gerabah bertulisan “I Love Malang” tak lepas dari jepretannya. “Saya mau menampilkan ini lewat media sosial,” katanya kepada wartawan. Begitulah, Pak Menteri rupanya tak hanya memberi instruksi, tapi juga memberi contoh kepada kita semua untuk mendorong optimalisasi penggunaan media sosial dalam mempromosikan produk-produk UKM Indonesia. Maka, ayo ramai-ramai kita ramaikan media sosial dengan promo produk-produk Indonesia! Teks : Anis Maftuhin Foto : Agus Bachtiar
26
Swafoto untuk Promo, Kenapa Tidak?
27
FOTO: DAILY.OKTAGON.CO.ID
INSPIRASI USAHA
GROCERIA INDONESIA Aplikasi belanja online yang digagas oleh empat pebisnis kreatif asal Surabaya ini menawarkan sejumlah fasilitas kemudahan bagi para pelanggan pasar-pasar tradisional. Mereka cukup memesan apa saja yang biasa mereka beli di pasar rakyat melalui aplikasi ini tanpa harus bersusah payah ke pasar. Pesanan pun akan diantar ke rumah dalam waktu yang tak begitu lama. 28
Wahana Baru Bagi Konsumen Pasar Rakyat
P
erlu sentuhan teknologi untuk terus menghidupkan pasar tradisional sebagai ikon perdagangan dalam negeri Indonesia ini agar tak tersisih oleh pertumbuhan pasar-pasar modern. Semangat inilah yang mendorong lahirnya Groceria Indonesia, sebuah aplikasi belanja online yang mencoba menawarkan kemudahan bagi masyarakat berkesibukan tinggi agar masih tetap bisa membelanjakan uangnya di pasar tradisional. “Tagline kami adalah Revolusi Pasar Tradisional Indonesia,” kata
CEO Groceria Indonesia, Umar A. Aziz. Menurut dia, tagline tersebut sebagai sebuah panggilan jiwa untuk mempertahankan pasar rakyat sebagai ikon perekonomian rakyat Indonesia di tengah-tengah kerasnya persaingan dengan pasar-pasar modern belakangan ini. Teknisnya, aplikasi yang diluncurkan sejak pertengahan 2015 ini memungkinkan setiap orang untuk membeli barang kebutuhannya di pasar tradisional meski tak datang langsung. Konsumen cukup memesan barang
Groceria Indonesia: Wahana Baru Bagi Konsumen Pasar Rakyat
menjadi motor perekonomian masyarakat Indonesia,” kata Umar. Umar menilai, selain perlu merevitalisasi pasar tradisional agar lebih layak, terobosan kreatif juga dibutuhkan untuk memberi nilai tambah pada produk yang diperdagangkan di pasar tradisional agar omzet para pedagangnya ikut meningkat. Berangkat dari pemikiran ini, Groceria melatih para shoper (tukang belanja) yang bergabung dengan mereka agar dapat memilih produk yang baik dan berkualitas. Pelatihan itu berlangsung selama dua minggu.
Siap mengantar pesanan ke konsumen.
kebutuhannya, baik itu sayuran, daging, ikan, sampai rempah-rempah bumbu masak, melalui aplikasi ini. Kemudian pihak Groceria yang akan membelanjakan pesanan tersebut lalu mengantarkannya ke rumah konsumen.
Hingga saat ini, pengunduh aplikasi Groceria sudah sekitar 2.000 akun. Dari angka itu, baru 20% yang aktif melakukan transaksi. Sumber barang yang diperdagangakan sejauh ini baru berasal dari empat pasar di Surabaya, yakni Pasar Pakis, Keputran, Pabean, dan Pasar Pegirikan. Tahun ini, rencananya sumber barang akan diperluas dengan menambah tiga pasar lagi.
Kami memimpikan para pedagang tradisional untuk mendapat omzet setinggi mungkin. Pedagang juga bisa meminimalkan risiko barang sisa, karena barang yang diperdagangkan gampang rusak.
Sesederhana itu kah? Ya, proses belanjanya buat konsumen memang sesimpel itu. Tapi tidak bagi Groceria, karena mereka harus memastikan terlebih dahulu kualitas, mutu, hingga ketepatan berat barang yang dipesan oleh konsumennya. Setelah itu, Groceria pun harus mengemas pesanan secara apik dan mengantarkannya dengan aman dan selamat ke rumah konsumen. Umar berharap terobosan yang dilakukannya melalui aplikasi ini berdampak pada sosial dan lingkungan. “Pasar Tradisional adalah ikon yang sudah ada lama di Indonesia. Pasar tradisional juga merupakan penggerak ekonomi masyarakat. Ketika pasar modern tergerus oleh persaingan dengan pasar modern ditambah MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), kondisi pasar tradisional mulai terancam. Maka perlu tindakan yang lebih komprehensif agar pasar tradisional tetap
Tak puas mengoperasikan aplikasi ini di lingkungan Surabaya, Umar dan kawan-kawan juga bakal mengembangkan aplikasi ini agar dapat dinikmati oleh para pelanggan pasar tradisional di
29
INSPIRASI USAHA
penghasilan sebagai profesional shoper, agar bisa memilih barang yang bagus,” paparnya.
Inspirasi dari Jahe dan Lengkuas Banyak inspirasi usaha justru berawal dari persoalan yang dihadapi oleh para pelaku usahanya sendiri. Nadiem Makarim, founder Gojek, tercetus membuka usaha ojek online lantaran ketika dia pulang ke Indonesia dari studinya di Hardvard University kerap mengandalkan ojek untuk menembus kemacetan lalu lintas Jakarta.
CEO Groceria Indonesia, Umar A. Aziz bersama Plt Dirjen PDN Srie Agustina.
20% Hingga saat ini, pengunduh aplikasi Groceria sudah sekitar 2.000 akun. Dari angka itu, baru 20% yang aktif melakukan transaksi.
Jakarta. Rencananya, bulan Mei ini, mereka masuk pasar Jakarta dengan memulainya di Pasar Mayestik dan Pasar Cipete. Dipilihnya Jakarta, kata Umar lantaran dari pengunduh aplikasinya justru terbesar berasal dari wilayah Jakarta. ”Jadi, dalam waktu dekat kami akan segera membuka layanan di Jakarta. Untuk mengawali, kami akan menyasar konsumen kalangan penghuni apartemen,” tegasnya. Dengan berjalannya aplikasi Aplikasi Groceria, Umar berharap tak hanya pihaknya sebagai operator aplikasi dan pedagang di pasar tradisional yang mendapat profit. Pihak lain, seperti shoper dan pengantar pesanan (driver) juga ikut menikmati penghasilan dari bisnis tersebut. “Kami memimpikan para pedagang tradisional untuk mendapat omzet setinggi mungkin. Pedagang juga bisa meminimalkan risiko barang sisa, karena barang yang diperdagangkan gampang rusak. Kami juga ingin memberdayakan orang-orang di pasar untuk mendapatkan
30
Begitu juga dengan kemunculan aplikasi belanja online di pasar tradisional Groceria Indonesia. Kemunculan aplikasi ini mencuat lantaran salah satu pendirinya, Bilal Bayasud, pernah mengalami kesulitan ketika diminta ibunya untuk belanja di pasar tradisional. Dia menciptakan aplikasi belanja online di pasar tradisional lantaran dia yakin, persoalan yang dia hadapi juga dirasakan oleh banyak orang. ”Saya pernah diminta tolong oleh ibu saya untuk belanja di pasar tradisional di Surabaya. Tapi, saya kebingungan karena saya tidak bisa membedakan jahe dan lengkuas. Niat ibu membuat teh jahe jadi berantakan lantaran saya membawa pulang lengkuas ke rumah,” kata Bilal. Dari situ dia berpikir kalau masalahnya ini tentu juga dialami oleh orang lain. Dia sadar bahwa dirinya memang tak mengenal betul jenis-jenis bumbu masak, sayuran, dan bahan pokok lainnya. Selama ini, Bilal memang tak pernah bersentuhan dengan urusan dapur dan pastinya jarang sekali masuk ke pasar tradisional. Alasan klasik kondisi pasar yang becek, bau, dan semrawut menjadi alasan mengapa anak muda seperti dia enggan datang ke pasar tradisional. Di sisi lain, dia tersadarkan bahwa pasar tradisional yang dulu menjadi pusat ekonomi masyarakat kian hari semakin ditinggalkan masyarakat lantaran pertumbuhan pasar modern. Meski belajar di negeri jiran Malaysia, rasa nasionalisme
Groceria Indonesia: Wahana Baru Bagi Konsumen Pasar Rakyat
Bilal tiba-tiba muncul melihat kondisi yang dia saksikan dan alami sendiri ketika masuk ke pasar tradisional. Dari pengalaman itulah, pada awal 2015 lalu, Bilal yang pernah mengenyam sekolah teknologi informatika di Malaysia ini terketuk untuk membuat aplikasi untuk menjawab kegundahannya. Dia ciptakan aplikasi belanja online khusus barangbarang dari pasar tradisional. “Saya sempat membuat survei di car free day Surabaya, ternyata banyak yang berharap ada aplikasi belanja barang-barang di pasar tradisional,” kata Bilal. Aplikasinya sempat berjalan beberapa waktu, kemudian vakum beberapa waktu lantaran dia tak bisa bekerja sendiri. Tak mungkin dia berjalan hanya mengandalkan keahliannya di bidang IT saja. Dia perlu ahli keuangan, orang yang mengerti seluk-beluk pasar, dan orang yang paham pemasaran. Akhirnya, dia pun bertemu dengan tiga temannya: Umar A. Aziz, Faris Umar, dan Fawwas Baraja. Keempat anak muda Surabaya ini pun langsung melaju dengan mengembangkan Groceria Indonesia sejak Juli 2015.
harga komoditas sebelum membeli barang,” kata Bilal yang bertanggung jawab pada pengembangan teknologi Groceria. Aplikasi ini akan berhubungan langsung dengan petani asal komoditas. Artinya, Groceria kelak juga akan bersentuhan dengan para petani agar mereka bisa meningkatkan kinerja pertanian mereka dengan sentuhan teknologi seperti membaca cuaca dan mengantisipasinya. Selain itu, aplikasi yang juga tengah dibangun adalah update harga komoditas di pasaran. Aplikasi ini sejatinya sudah tersedia dan bisa dioperasikan meski masih dalam pengembangan. ”Kami menyebut aplikasi ini dengan Mbak Sri. Semacam asisten pribadi untuk mengetahui hargaharga komoditas di pasaran secara riil. Sementara ini aplikasi ini belum kami luncurkan ke publik, masih kami gunakan untuk kepentingan kami sendiri,” papar Bilal.
Siapkan Aplikasi Pendukung Persoalan perdagangan di pasar tradisional juga kerap dihantui dengan fluktuasi harga komoditas yang kerap mengejutkan pedagang hingga konsumennya. Variabel cuaca dan transportasi kerap menjadi penyebab fluktuasi harga tersebut. Persoalan ini tentu menjadi hal yang juga tengah dipikirkan keempat pemuda asal Surabaya ini. Untuk itu, sementara mengoperasikan layanan pesan-antar komoditas pasar tradisional, Groceria juga tengah melakukan research dan development aplikasi lain yang bisa mengendalikan fluktuasi harga komoditas tadi. ”Kami tengah melakukan R&D untuk bisa membuat aplikasi prediksi cuaca yang akan disesuaikan dengan kemungkinan fluktuasi harga komoditas. Jadi, konsumen bisa mendapatkan kondisi terkini kemungkinan
Kami tengah melakukan R&D untuk bisa membuat aplikasi prediksi cuaca yang akan disesuaikan dengan kemungkinan fluktuasi harga komoditas.
HEMAT WAKTU
HEMAT TENAGA
HEMAT BIAYA
BARANG DIANTAR
31
INFO LOGISTIK
GERAI MARITIM: Ditjen PDN akan mengoptimalkan Program Gerai Maritim. Program ini diharapkan bisa mengurangi disparitas harga antarwilayah, terutama di daerah-daerah terpencil, terluar, dan perbatasan. Hasil evaluasi menunjukkan, program ini berhasil menurunkan harga di wilayah-wilayah tersebut hingga 30%.
G
erai Maritim merupakan program Kemendag untuk mengimplementasikan program “Tol Laut”. Caranya, memfasilitasi distribusi barang kebutuhan pokok dan barang penting ke daerah terpencil, terluar, dan perbatasan, melalui pemanfaatan penyelenggaraan pelayanan publik (PSO) untuk angkutan barang oleh Kemenhub dengan tarif kompensasi.
32
Bisa Menurunkan Harga Hingga 30 Persen Program stategis yang menjadi bagian dari Program Nasional Tol Laut Presiden Jokowi ini diluncurkan sejak November 2015. Berdasarkan hasil evaluasi, trayek PSO yang telah beroperasi pada tahun ini sebanyak 3 trayek dari 6 trayek yang telah ditetapkan. Ketiga trayek itu adalah Trayek I (Tanjung Perak-Wanci-NamleaWanci-Tanjung Perak), Trayek III (Tanjung Perak-LarantukaLewoleba-Rote-Sabu-Waingapu-Rote-Lewoleba-Larantuka-Tanjung Perak), dan Trayek VI (Tanjung Priok-Tarempa-Natuna-TarempaTanjung Priok).
Gerai Maritim: Bisa Menurunkan Harga Hingga 30 Persen
Tiga trayek lagi belum berjalan dikarenakan adanya keterbatasan armada milik PT Pelni. Menurut rencana, 3 trayek yang belum berjalan itu akan dilayani oleh PT Pelni pada akhir bulan Maret 2016. Guna mewujudkan hal itu, Pelni akan membeli 6 kapal barang dengan kapasitas 350 dan 500 TEUS untuk melayari 6 trayek Tol Laut. Dengan adanya 6 kapal ini, 3 unit kapal yang sudah ada akan digunakan sebagai kapal cadangan ataupun dapat digunakan untuk melayani trayek-trayek baru Tol Laut. Semua itu terungkap dalam Rakor Peningkatan Kelancaran Logistik Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Melalui Gerai Maritim Tol Laut, pada Senin (14/03) di The Santosa Villas and Resort Senggigi, Mataram Nusat Tenggara Barat. Pada acara tersebut, Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Srie Agustina, menjelaskan Peran Pemerintah Daerah dan Kesiapan Pelaku Usaha terkait program ini. Dalam rapat tersebut, Srie Agustina menegaskan bahwasanya Gerai Maritim merupakan bentuk partisipasi Kementerian Perdagangan untuk memanfaatkan “Tol Laut” dalam meningkatkan kelancaran arus dan ketersediaan barang sesuai dengan
amanah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan dan Perpres Nomor 71 Tahun 2015 Tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting. Konsep utama dari program Gerai Maritim ini adalah menjual barang-barang kebutuhan pokok penting dengan harga yang sama di 30 pelabuhan kecil kawasan Timur Indonesia. Dalam pelaksanaannya, Kemendag RI bekerja sama dengan instansi-instansi lain, semisal Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Pemerintah Daerah, PT Pelni, serta Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).
30% Hasil evaluasi dari pelaksanaan pilot project tersebut menunjukkan, program ini berhasil menurunkan harga di wilayah tersebut sampai dengan 30% dibandingkan dengan harga sebelumnya.
Ada dua cara yang ditempuh untuk merealisasikan konsep tersebut. a. Mengoptimalkan kapal penumpang perintis yang telah beroperasi dan kapal-kapal barang perintis yang direncanakan akan segera dioperasikan oleh PT Pelni untuk melayani wilayahwilayah terpencil dan terluar Indonesia. Mekanismenya, pendistribusian barang akan dilakukan oleh kapal PT Pelni ke Pelabuhan Hub dan Pelabuhan Spoke untuk selanjutnya didistribusikan kembali ke daerah-daerah terpencil dengan menggunakan kapal Perintis.
OPERASIONAL GERAI MARITIM
Gudang Produsen/ Distributor Barang Kebutuhan Pokok
Pelabuhan Muat
Kapal Barang PT. Pelni Diangkut dengan tarif kompensasi
Pelabuhan Tujuan
Dimonitor oleh Dinas/Pemda
Pedagang Gerai Maritim Dimonitor oleh Dinas dan Kemendag
HARGA DI TINGKAT KONSUMEN LEBIH RENDAH DARI HARGA SEBELUM GERAI MARITIM
33
FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR
INFO LOGISTIK
Rapat Koordinasi Gerai Maritim: Sinergi antar kementerian dan lembaga untuk mendukung program tol laut.
b. Mengondisikan agar harga bisa ditekan atau lebih murah dibandingkan harga pasar. Dalam program ini, produsen akan menjual barang secara langsung kepada pemerintah dengan harga pabrik. Sebagai kompensasinya, mereka akan mendapat potongan biaya angkut sebesar 50%.
dan menjadi solusi dari permasalahan disparitas harga yang selama ini terjadi. Hasil evaluasi dari pelaksanaan pilot project tersebut menunjukkan, program ini berhasil menurunkan harga di wilayah tersebut sampai dengan 30% dibandingkan dengan harga sebelumnya.
Konsep “Gerai Maritim” ini diharapkan mampu menekan biaya logistik nasional
Selain itu, beberapa Bupati/Walikota melalui surat kepada Menteri Perdagangan juga telah mengusulkan untuk penambahan jenis muatan dalam program ini. Maka, ke depan tidak hanya barang kebutuhan pokok dan barang penting yang akan didistribusikan melalui gerai maritim, akan tetapi juga barang-barang lain yang menjadi kebutuhan masyarakat di daerah dan produk unggulan daerah sebagai muatan balik.
PERBANDINGAN HARGA ANGKUTAN SWASTA DENGAN ANGKUTAN TOL LAUT DI KAB. FAKFAK DAN KAIMANA (TRAYEK 1) NOVEMBER 2015-FEBRUARI 2016 Harga (Rp.) No
Komoditas
Melalui Angkutan Swasta
Melalui Angkutan Tol Laut
Perubahan (%)
1
Beras (kg)
11.400
10.100
11%
2
Gula (kg)
12.300
10.800
12%
3
Minyak Goreng (liter)
16.000
12.700
21%
4
Tepung Terigu (kg)
9.250
7.850
15%
5
Daging Ayam (kg)
55.000
36.000
35%
6
Telur Ayam (butir)
29.000
23.000
21%
7
Kedelai (kg)
7.200
6.200
14%
8
Triplek 4mm (Lembar)
62.000
54.000
13%
9
Semen Gresik (Zak)
72.000
56.000
22%
10 Besi Baja Konstruksi (Batang)
9.900
9.350
6%
11 Baja Ringan (Batang)
9.900
9.350
6%
Sumber: Pelaku Usaha (Pedagang Gerai Maritim) Fakfak dan Kaimana
34
Sementara evaluasi terhadap trayek, merekomendasikan perlunya penambahan pelabuhan yang akan disinggahi yaitu pelabuhan Namlea, Wanci, Kalabahi, Moa, Larantuka, Tahuna, Lirung, Morotai, dan Tarempa. Dan secara umum, diperlukan penguatan sistem informasi Gerai Maritim sehingga diperoleh informasi perdagangan antarpulau khususnya bapokting ke wilayah timur Indonesia.
Gerai Maritim: Bisa Menurunkan Harga Hingga 30 Persen
TRAYEK PSO PT. PELNI TA. 2016
TAREMPA
NATUNA
MOROTAI
LIRUNG TAHUNA TERNATE BABANG
TOBELO MANOKWARI WASIOR
MAKASSAR
TG PRIOK
NAMILEA
WANCI
FAKFAK KAIMANA
LARANTUKA WAINGAPU
SABU
LEWOLEBA
TIMIKA
DOBO
KALABAHI
TG PERAK
BIAK SERUI NABIRE
MOA
MERAUKE
SAUMLAKI
ROTE
JARAK/MIL
JARAK/MIL
JARAK/MIL
JARAK/MIL
JARAK/MIL
JARAK/MIL
1400
4644
2608
3426
3874
2078
DATA KEBUTUHAN SETIAP TRAYEK
Kesiapan Rute T-5
Tujuan/ Deviasi
Kebutuhan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting (ton/bulan)
Potensi Produk Muatan Balik (ton/bulan)
Penanggung jawab pengelolaan di daerah
Sangihe
Beras, Gula, Minyak Goreng, Tepung Terigu, Daging Sapi, Daging Ayam
Kopra, Ikan beku (cakalang dan tuna)
Perusda BERSATU
Kopra, Ikan beku (cakalang, tuna, pelagis dan merlin)
Swasta
T-5
Talaud
Beras, Bawang Merah, Gula, Minyak Goreng, Tepung Terigu, Daging Sapi, Bahan Bangunan (semen, seng, triplek, besi baja konstruksi, baja ringan), benih padi, pupuk,
Rote
Tepung terigu, gula pasir, susu kental dan formula, sabun mandi/cuci, makanan ringan, pasta gigi, telur, bawang putih, mie, margarine, beras, Besi beton, baja ringan, keramik, semen, paku, kawat, triplek, cat
Sapi, kerbau, kuda, rumput laut, kopra
T-3
Swasta/pemerintah/ BUMD
T-1
Wanci
Ikan, Rumput laut
T-3
Sabu
Beras, Terigu, Minyak Goreng, Susu, Telur, Bahan Bangunan (semen, besi beton, tripleks, besi bronjong, kayu, seng)
Garam, Rumput Laut, Bawang Merah, Kacang Hijau
Swasta
T-2
Saumlaki
Beras, gula, terigu, minyak goreng, mentega, susu, daging ayam, telur ayam, bawang merah bawang putih, kol kepala, cabe merah besar, cabe merah keriting, kentang, wortel, mie, rinso, sabun mandi, sabun cuci, semen, triplek, besi
Rumput Laut (kering), kopra, ikan beku (pelagis/ demersial), ikan teri (kering) telur ikan, produk hiu, umbi-umbian, pisang, teripang, jagung, ayam kampung, sapi potong
BUMD PT. Kalwedo Kidabela
Ternate
Beras, Bawang Merah, Gula, Minyak Goreng, Tepung Terigu, Daging Sapi, Bahan Bangunan (semen, seng, triplek, besi baja konstruksi, baja ringan), benih padi, pupuk,
Rumput laut, cengkeh, pala, kopra, ikan tuna
T-5 T-6
Kepulauan Anambas
T-5
Morotai
T-3
Lewoleba
T-4
Serui
Bapokting, mentega, sabun (mandi/cuci), bawang merah/putih, garam, (dalam rencana) kopi kemasan, mie instan, teh, sirup, susu bubuk dan kental manis, pasta Ikan segar (prod kerjasama Pemda/perusdadan gigi, pakan ternak ayam petelur dan broiler. Pemerintah Norwegia, Kakao
T-2
Dobo
Susu, beras, terigu, minyak goreng, gula, mentega, telur daging sapi, daging ayam, bawang merah, cabe merah keriting, bahan bangunan (semen besi beton, triplek, rangka besi, rangka baja)
T-2
Kalabahi
Terigu, gula pasir, beras, besi beton
T-4
Biak
Bapokting, pasir laut 20 kont/bulan, batu kali 30 kont/bulan, pakan ternak 10 kont/bulan (dari Manokwari)
Ikan, Cengkeh (musiman 200 ton/bln)
Disperindag
Beras, Bawang, Telur Ayam, Terigu, Gula, Bahan Bangunan Besi, Seng
Kopra
Swasta
Minyak goreng, gula, di luar bapokting
Asam, rumput laut, kemiri, ikan segar, tepung ikan
Swasta Perusda PT. Yapen Mandiri Sejahtera
Ikan beku, ikan campur rumput laut, telur ikan, kopra, Swasta hasil non ikan
Limbah kayu, kopra, teripang
Swasta
35
KOLOM ANDA
Arah Kebijakan E-Commerce Indonesia Untuk meningkatkan pertumbuhan e-commerce yang pesat dan sehat, pemerintah dan pelaku usaha perlu bersama-sama membangun consumer confidence dan consumer trust. Pemerintah juga telah membuat aturan mengenai transaksi perdagangan melalui sistem elektronik ini sebagai pedoman semua pihak.
R Oleh: Ir. Fetnayeti, MM Dir. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi
oadmap e-commerce nasional sudah selesai dibuat. Dalam peta jalan yang dirumuskan oleh Tim Kemendag RI, terdapat poin-poin penting yang telah melalui proses uji publik resmi, dengan dinamika reaksi dan solusi terhadap setiap poin aturan yang diusulkan.
domestik yang sangat besar. Laporan dari berbagai lembaga survei pemasaran menunjukkan bahwa transaksi perdagangan secara online di dalam negeri terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Bahkan, pada tahun 2016 ini nilai transaksinya diproyeksi bakal mencapai sekitar USD 25 miliar.
Bagi pemerintah, dalam hal ini Kemendag RI, regulasi untuk mengatur sistem perdagangan elektronik di tanah air ini memang sangat diperlukan. Penyusunan regulasi e-commerce ini merupakan amanat Pasal 66 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang perdagangan.
Keempat, dibutuhkan supporting kebijakan guna mendorong peningkatan nilai transaksi tersebut. Untuk diketahui, nilai transaksi e-commerce Indonesia ini ternyata baru 5% dari total transaksi toko ritel. Hal ini terjadi karena konsumen domestik masih lebih percaya untuk membeli barang di mana bisa langsung memegang, mencium, dan mencoba atau mencicipi. Selain itu, kondisi infrastruktur pendukung e-commerce juga belum merata di seluruh Indonesia.
Selain kebutuhan yuridis, penyusunan regulasi e-commerce ini juga memiliki urgensi dari berbagai perspektif. Pertama, dari aspek sosiologis, regulasi e-commerce ini sangat dibutuhkan guna memberikan perlindungan dan kepastian bagi para pihak yang bertransaksi secara elektronik.
36
Kedua, secara filosofis sistem perdagangan secara elektronik memang membutuhkan sebuah ekosistem yang aman dan efisien bagi semua pihak, guna mendorong bertumbuhnya konsumsi produk dalam negeri melalui transaksi secara elektronik.
Itulah beberapa pertimbangan mengapa pemerintah perlu membuat regulasi dan terus mendorong para pelaku usaha untuk bersama-sama membangun consumer confidence dan consumer trust. Adapun inti dari regulasi transaksi perdagangan melalui sistem elektronik yang ditetapkan oleh pemerintah adalah mendorong terwujudnya data dan atau informasi yang lengkap dan benar untuk perlindungan konsumen.
Ketiga, secara bisnis, e-commerce Indonesia memiliki potensi pasar dan konsumen
Mengenai kejelasan data dan informasi tersebut, regulasi e-commerce mengatur
Arah Kebijakan E-Commerce Indonesia
Inti dari regulasi transaksi perdagangan melalui sistem elektronik yang ditetapkan oleh pemerintah adalah mendorong terwujudnya data dan atau informasi yang lengkap dan benar untuk perlindungan konsumen.
empat hal. Pertama, identitas pelaku usaha harus jelas guna menghindari transaksi yang bersifat anonim (tak dikenal) dan untuk mengetahui apakah ia produsen ataukah pelaku usaha distribusi. Kedua, soal spesifikasi produk, yang mewajibkan pelaku usaha untuk menjelaskan secara detil karakteristik barangnya untuk menghindari ketidaksesuaian antara barang yang dipesan dengan yang dikirim kepada konsumen. Ketiga, masalah mekanisme pembayaran. Pelaku usaha e-commerce menggunakan mekanisme pembayaran yang jelas dan pasti untuk menghindari kesalahan pembayaran yang dapat merugikan kedua belah pihak, terutama konsumen. Keempat adalah soal pengiriman barang. Guna memberikan kepastian kapan dan bagaimana barang diterima konsumen, regulasi mewajibkan pelaku usaha e-commerce menggunakan sistem dan pelayanan pengiriman yang jelas dan pasti.
Tujuh Isu Strategis Roadmap Secara garis besar, terdapat tujuh isu strategis pada peta jalan perdagangan nasional berbasis elektronik yang telah disahkan oleh pemerintah. Ketujuh isu itu adalah: 1. Logistik. Pemanfaatan cetak biru Sistem Logistik Nasional (Sislognas) untuk meningkatkan kecepatan pengiriman logistik e-dagang dan mengurangi biaya pengiriman. Pemerintah membantu pengembangan alih daya fasilitas logistik e-dagang khususnya untuk pengembangan e-dagang untuk UKM, penguatan perusahaan kurir lokal/ nasional yang berdaya saing. 2. Pendanaan. Finalisasi RPP e-dagang, membentuk Badan Layanan Umum (BLU) yang dapat menyalurkan hibah pemerintah/Universal Service Obligation/subsidi pemerintah kepada digital UMKM dan start-up e-dagang platform, optimalisasi lembaga keuangan bank sebagai penyalur KUR, skema penyediaan hibah untuk penyelenggaraan inkubator bisnis, skema penyediaan hibah yang sumbernya berasal dari CSR BUMN, skema penyertaan modal melalui modal ventura, skema penyediaan seed capital/”bapak angkat” pemain Teknologi Informasi dan
Komunikasi, pengembangan kebijakan urun dana sebagai alternatif pendanaan termasuk kerangka manajemen risikonya. 3. Perlindungan Konsumen. Membangun kepercayaan konsumen melalui regulasi, perlindungan terhadap pelaku industri, penyederhanaan pendaftaran perizinan bisnis untuk pelaku e-dagang, mengembangkan nasional Payment Gateway secara bertahap yang dapat meningkatkan layanan pembayaran ritel elektronik (termasuk e-dagang), penyelenggaraan program inkubasi bagi start-up untuk membantu perkembangan mereka, terutama pada tahap awal, mempersiapkan kebutuhan talenta untuk mempertahankan keberlangsungan ekosistem e-dagang. 4. Infrastruktur Komunikasi. Peningkatan infrastruktur komunikasi nasional sebagai tulang punggung pertumbuhan industri e-dagang. 5. Pajak. Dengan melakukan penyederhanaan kewajiban perpajakan atau tata cara perpajakan bagi pelaku start-up e-dagang, pemberian insentif pajak bagi investor e-dagang, dan insentif pajak bagi start-up e-dagang, dan persamaan perlakuan perpajakan berupa kewajiban untuk mendaftarkan diri termasuk pelaku usaha asing. 6. Pendidikan dan Sumber Daya Manusia. Memberikan edukasi bagi seluruh ekosistem e-dagang, penyelenggaraan kampanye kesadaran nasional e-dagang melalui media online dan offline di seluruh Indonesia, pemberian edukasi e-dagang bagi para pembuat kebijakan agar mendapatkan pemahaman tentang e-dagang sesuai peran pemerintah baik pusat maupun daerah, meningkatkan infrastruktur komunikasi nasional sebagai tulang punggung pertumbuhan industri e-dagang. 7. Cyber Security. Peningkatan kesadaran pedagang online dan publik terhadap kejahatan dunia maya dan pelaku tentang pentingnya keamanan transaksi elektronik. [red]
37
INFO SEMBAKO
Aplikasi Pemantau Harga Menjawab Problematika Kebutuhan Informasi Pangan Setelah meluncurkan Early Warning System (SP2KP), Kementerian Perdagangan kini tengah merangkul para developer muda untuk menciptakan aplikasi pemantau harga dengan metodologi pengumpulan data yang cukup berbeda. Aplikasi tersebut juga disiapkan untuk misi yang lebih besar, yakni memotong rantai pasokan pangan, sehingga para petani bisa langsung menjual hasil panennya tanpa perantara tengkulak.
S
ekitar 8 tahun yang lalu, tepatnya tahun 2008, Kementerian Perdagangan secara resmi telah menggunakan sistem peringatan dini (Early Warning Sistem) bernama Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP). Sistem ini bekerja dengan metodologi data sampling, yaitu melalui pengumpulan, pengolahan, dan publikasi harga harian barang kebutuhan pokok yang berasal dari 165 pasar di 34 provinsi secara online, tepat, akurat, dan terkini. Dalam sistem SP2KP ini, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah berkewajiban untuk terus melakukan pemantauan terhadap titik-titik distribusi di daerah masing-masing setiap hari secara periodik. Dari sinilah kemudian
38
dapat dihasilkan analisis data yang lebih komprehensif terhadap dinamika pasar komoditas barang kebutuhan pokok. Selanjutnya, data itulah yang dipergunakan sebagai bahan rujukan pengambilan kebijakan dalam upaya stabilisasi harga, mengurangi disparitas harga, dan menjaga ketersediaan bahan pokok di pasaran. Fluktuasi harga barang kebutuhan pokok sangat berperan terhadap laju inflasi nasional. Karena itulah, dalam perjalanannya, inovasi demi inovasi terus dilakukan oleh Kemendag guna lebih memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi harga pangan. Kini, tanpa harus mengunjungi website http://ews.kemendag.go.id pun
masyarakat sudah dapat mengetahui harga sejumlah komoditas bahan kebutuhan pokok di berbagai daerah, melalui telepon genggam miliknya. Caranya cukup hanya dengan menggunakan layanan Short Message Service (SMS) yang disediakan oleh SP2KP Kemendag. Masyarakat, tinggal mengetik keyword: KOMODITAS#KOTA#TANGGAL di layar telepon genggam mereka, lalu kirimkan ke nomor 0821-1288-7476. Dalam hitungan sepersekian detik, data harga yang diminta bakal tersaji di layar telepon. Contohnya ketika Info PDN mengetik BERAS#BEKASI#16-03-2016. Tak sampai 1 menit, data yang dibutuhkan pun masuk.
Aplikasi Pemantau Harga: Menjawab Problematika Kebutuhan Informasi Pangan
Apalagi, data yang disajikan oleh SP2KP ini bukan hanya menjadi referensi bagi para pejabat di lingkup Kemendag saja. Data serupa juga dibutuhkan oleh institusi/lembaga lain untuk kemudian dijadikan bahan analisa sesuai dengan kebutuhan dan Tupoksi kerja masing-masing. Hal inilah yang melandasi langkah Kemendag menjalin kerja sama dengan para developer muda dalam komunitas Code4Nation, salah satu pemenang ajang Hackathon Merdeka 2015, yakni Coding Stelsel dengan aplikasi Pantau Harga. Adapun pengumuman kerja sama antara Pantau Harga dengan Kemendag ini disampaikan Code4nation melalui fanspage Facebook Pantau Harga pada tanggal 4 Februari 2016 lalu.
Isinya: Kota Bekasi 16-03-2016#Pasar Baru Bekasi, 1 kg, Beras Cap IR 64 Rp12.000. Untuk diketahui, SP2KP merupakan pengganti dari Sistem Informasi Perdagangan Antar Wilayah (SIPAW) yang sudah tak digunakan lagi, di samping sebagai salah satu langkah untuk mengantisipasi melonjaknya impor barang-barang dari China yang membanjiri pasar Indonesia. Lahirnya SP2KP, didasari pula oleh kondisi wilayah Indonesia yang secara geografis sangat luas; terdiri dari 34 provinsi. Artinya, kondisi seperti ini memiliki konsekuensi sulitnya mengontrol pergerakan stok/pasokan maupun harga barang kebutuhan pokok di pasaran.
Kerja sama SP2KP dengan Coding Stelsel Dalam penerapannya, sistem informasi berbasis internet (SP2KP) ini tentu memerlukan dukungan sumber daya manusia yang lebih besar. Kesiapan tenaga-tenaga pemantau di berbagai daerah diperlukan guna memenuhi kebutuhan
Menurut pengumuman itu, Pantau Harga telah mendapatkan “lampu hijau” dari Kemendag setelah mereka berhasil mengintegrasikan engine milik Pantau Harga dengan EWS-nya Kemendag, yakni SP2KP, yang digawangi oleh Direktorat Barang Pokok dan Strategis, Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri.
pergerakan harga bahan pangan sebagai metodologi pengumpulan data. Dengan kata lain, metode ini memungkinkan masyarakat untuk memberikan sendiri informasi pergerakan stok dan harga pangan di daerahnya masing-masing. Lantas, apa saja fitur yang ditawarkan aplikasi ini? Menurut Ivan, selain dapat mengetahui harga-harga komoditas pangan di lingkungan sekitar, konsumen juga dapat membeli barang kebutuhan pokok dengan kualitas yang baik serta harga bersaing. Ivan menambahkan, yang diuntungkan tak hanya konsumen. Kelompok tani atau Koperasi Unit Desa (KUD) pun dapat mengambil peran penting, yakni dengan memanfaatkan fitur jual untuk membantu pemasaran dari komoditas pangan hasil panen mereka. Menariknya lagi, penggunaan teknologi SMS Gateway, sehingga para penggunanya bisa mengirimkan dan menerima informasi harga pasar melalui SMS. Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong mengungkapkan bahwa FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR
informasi data secara akurat dan real time yang kini semakin tinggi.
Kerja sama Pantau Harga dengan Kemendag ini pun dinilai tepat. Pasalnya, dalam aplikasi Pantau Harga terdapat informasi mengenai data stok untuk penjual yang bakal memudahkan Kemendag melakukan pendataan. “Kita ada sinergi dengan SP2KP Kemendag. Jadi, data Pantau Harga itu dipergunakan sebagai pembanding,” kata Ivan Sugiarto Widodo, salah seorang founder Pantau Harga saat dijumpai Info PDN di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Kamis (3/3). Lebih jelasnya, kata Ivan, Pantau Harga akan mengeluarkan data yang berasal dari masyarakat langsung. Sementara itu, data dari Kemendag pun dimanfaatkan untuk membantu masyarakat mengetahui lokasi pasar rakyat yang menjual barang kebutuhan pokok dengan harga murah.
Manfaat Aplikasi Pantau Harga Aplikasi Pantau Harga menggabungkan konsep crowdsourcing pemantauan dengan classified ads untuk mendeteksi
Gudang distribusi bahan pokok.
39
INFO SEMBAKO
hadirnya aplikasi ini membawa keuntungan bagi para petani. Sebab, mereka (petani) bisa memasukkan jumlah pangan yang ingin dibeli/dijual dengan harga yang diharapkan. “Aplikasi ini bisa meminimalkan tindakan curang dari tengkulak yang tidak bertanggung jawab. Satu hal lagi, Pemerintah juga diuntungkan karena dapat mengetahui perkembangan pasokan dan harga-harga secara real time,” imbuh Mendag. Sebagai informasi tambahan, untuk sekarang ini tercatat ada 48 komoditas yang masuk dalam daftar pantauan di aplikasi
Pantau Harga. Aplikasi yang dapat di-download di Google Play ini telah 1.500 kali diunduh. Selain di platform Android seperti Google Play, Pantau Harga juga bisa digunakan di platform iOS. “Sekarang ada sekitar 313 pengguna aktif yang rajin memasukkan data informasi harga bahan pangan,” jelas Ivan yang mendirikan Pantau Harga bersama tiga orang temannya, yakni Ronny Perdana Panduwana, Widodo Pangestu, dan Yohanes Gultom. Hanya saja yang menjadi tantangan
terbesar bagi Pantau Harga sekarang adalah bagaimana memperluas jaringan mereka hingga ke daerah pelosok yang masih kesulitan dengan sinyal internet. Tantangan lain, tim Coding Stelsel dan Code4Nation harus berinovasi lagi guna mengembangkan fitur-fitur baru dalam aplikasi tersebut. Saat ini, aplikasi Pantau Harga mendapatkan rating cukup tinggi di Google Play, yakni 3,8, berdasarkan jumlah orang yang mengunduh aplikasi itu. Capaian ini hampir mendekati angka 4, dimana menjadi tolak ukur popularitas sebuah aplikasi.
Untuk Pantau Harga, Petani Bawang Brebes Mulai Gunakan Aplikasi Online SISTEM Informasi Bawang Merah Brebes (SI BMB). Demikian nama aplikasi informasi harga barang kebutuhan pokok berbasis internet yang tengah dikembangkan untuk mendorong pemanfaatan teknologi digital oleh para petani bawang di Brebes. “Sistem aplikasi online ini (SI BMB) dapat membantu ekonomi rakyat di era ekonomi digital,” kata Mendag di hadapan para petani bawang Brebes saat mendampingi Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pada acara peluncuran program “Sinergi Aksi Untuk Ekonomi Rakyat” di Sub Terminal Agrobisnis, Desa Larangan, Brebes, Jawa Tengah, Senin (11/4). Menurut Mendag, SI BMB menyajikan berbagai informasi seperti harga, stok, dan distribusi bawang merah di Brebes. Sistem tersebut terintegrasi dengan Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) yang terlebih dahulu ada. “Saya berharap para petani dan pedagang bisa memanfaatkan aplikasi online ini,” ungkapnya. Lebih detilnya, Mendag menjelaskan bahwa sistem ini memang diperuntukkan bagi seluruh stakeholder komoditas bawang merah di wilayah Kabupaten Brebes. Pasalnya, menurut Mendag, Brebes merupakan
40
salah satu sentra produksi komoditas bawang merah terbesar secara nasional. Selain melaporkan informasi pergerakan harga, stok, dan distribusi bawang merah, SI BMB juga melakukan pemantauan rencana tanam dan realisasi panen bawang merah di 11 Kecamatan di Brebes. “Serta seberapa pasokan harian bawang merah asal Brebes di 10 pasar induk utama di tingkat nasional,” papar Mendag. Berkaitan dengan hal itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan sekaligus Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Srie Agustina, menambahkan bahwa para petani dan pedagang pun dapat mengakses harga bawang merah di 10 pasar induk utama itu. “Dengan demikian, petani dan pedagang bisa mengetahui berapa harga yang pantas untuk dijual ke masyarakat,” ucapnya. Kesepuluh pasar induk tersebut adalah Pasar Caringin, Bandung; Pasar Induk Cibitung, Bekasi; Pasar Induk Tanah Tinggi, Tangerang Selatan; Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur; Pasar Johar, Semarang; Pasar Lima, Banjarmasin; Pasar Jakabaring, Palembang; Pasar Pembangunan, Pangkal Pinang; Pasar Metro, Bandar Lampung; serta Pasar Besar, Palangkaraya.
Berdasarkan data Kemendag, sampai saat ini SI BMB telah diakses rata-rata sebanyak 50 orang per harinya atau 700 orang petani dan pedagang perantara. Melihat perkembangannya, Kemendag berencana untuk memperluas penggunaan dan penerapan SI BMB. “Ke depan, tidak hanya di Brebes, Kemendag kini tengah menjajaki kemungkinan pengembangan sistem ini di Kab. Probolinggo,” kata Srie. Sementara itu, untuk lebih memperluas akses pemasaran petani dan pedagang bawang, pada acara tersebut Pemerintah juga mengenalkan sistem pemasaran produk hasil pertanian dengan sistem online melalui pengembangan sarana dan prasarana IT. Ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk memangkas rantai distribusi hasil produksi dari petani kepada konsumen. Di antara beberapa aplikasi perdagangan online (e-commerce) yang dikenalkan saat itu adalah limakilo.id dan 8villages.com. Sekedar informasi, dalam acara yang dihadiri oleh sejumlah menteri itu, Presiden Joko Widodo secara simbolis menyerahkan bantuan dari Kemendag berupa 50 unit gerobak, 100 unit tenda dan 200 unit coolbox kepada para pedagang tradisional di wilayah Kabupaten Brebes. [ccp/amf]
KILAS TRANSAKSI
Transaksi Online Bakal Tembus
Rp 68 Triliun
)+
& $'$
&'( )*+
)*+
)
*,'(
1 2, 3 4$
#!$&'' ' (! !"
),+
&
%
)+
-$ ./0 !
#&'' #!$
!"
36 ,&
%%
& $(( 55
#!$
! " #$%$
Dari sisi konsumen, jumlahnya juga bakal mengalami kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2015 lalu jumlah konsumen toko online baru sebesar 7,4 juta orang. Sementara tahun ini diperkirakan akan mencapai sekitar
S
elain China dan India, salah satu negara yang diyakini bakal menjadi raksasa lini bisnis e-dagang di kawasan Asia Pasifik pada tahun 2016 ini adalah Indonesia. Sebagaimana dirilis oleh pemerintah, nilai transaksi e-commerce di Indonesia pada 2016 akan mencapai angka USD 4,89 miliar atau sekitar Rp 68 triliun. Angka ini naik cukup tajam dibanding tahun 2015 lalu yang hanya berada di angka USD 3,56 miliar.
E-dagang dalam negeri kian meriah dan memiliki masa depan cerah. Tahun 2016 ini diprediksi akan ada 8,7 juta konsumen toko online. Total transaksinya diperkirakan akan mencapai Rp 68 triliun.
8,7 juta konsumen. Kenaikan ini seiring dengan jumlah pengguna internet di Indonesia yang terus tumbuh. Tahun 2015 lalu, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 93,4 juta, naik dibanding 2014 yang sebanyak 88,1 juta pengguna. Adapun produk yang banyak dibeli di “pasar online” adalah produk pakaian, sepatu, tas, tiket pesawat, dan ponsel. Setelah itu, baru produk lainnya.
41
DAERAH UNGGULAN
FOTO: DKPTKOTAMAGELANG.WORDPRESS.COM
GELIAT MAGELANG Minim sumber daya alam bukan berarti tak bisa berkembang. Ini dibuktikan oleh Kota Magelang yang berjuluk “Kota Sejuta Bunga”. Tahun 2015 lalu, kota yang mengandalkan perekonomiannya dari bidang perdagangan dan jasa ini menyabet Anugerah Kota Cerdas mengalahkan ratusan kota lainnya. 42
Dari Kota Bunga Menjadi Kota Cerdas Ekonomi
K
ota Magelang boleh saja kalah pamor bila dibandingkan dengan kota-kota lain di sekitarnya, seperti Yogyakarta, Semarang, dan Purwokerto. Selain kecil, kota berjuluk “Kota Sejuta Bunga” ini juga nyaris tak memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah seperti Kabupaten Magelang yang dikaruniai tambangtambang batu gamping, sirtu, kaolin, dan oker.
praktis tidak mungkin mengandalkan sumber daya alam untuk pembangunan daerahnya. Namun, kota yang pernah menjadi Ibukota Keresidenan Kedu ini pun tak putus asa. Berbagai terobosan dilakukan pemerintah kota (Pemkot) untuk berdiri sejajar dengan kota-kota lain dalam bidang perekonomian. Salah satunya adalah dengan menitikberatkan pembangunan wilayahnya pada sektor perdagangan dan jasa di semua bidang.
Luas Kota Magelang hanya 18,12 kilometer persegi. Penduduknya juga tak lebih dari 200 ribu jiwa. Maka, sebagai daerah yang relatif kecil, Kota Magelang
Dan pilihan itu tepat. Kedua sektor tersebut terbukti memberi kontribusi cukup besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari perolehan pajak.
Geliat Magelang: Dari Kota Bunga Menjadi Kota Cerdas Ekonomi
Fakta inilah yang kemudian mendorong salah satu surat kabar harian nasional memberikan penghargaan. Kota yang secara administratif dibagi atas 3 kecamatan dan 17 kelurahan itu terpilih menjadi juara pertama “Kota Cerdas” kategori kota kecil dengan penduduk 200.000 jiwa tahun 2015. Penghargaan ini diberikan karena kota ini mampu mengoptimalkan segala sumber daya yang dimiliki secara efisien untuk memecah kompleksitas tantangan yang dihadapi. Pada saat yang sama, Kota Magelang juga meraih penghargaan sebagai Kota Cerdas Ekonomi. Kota jasa ini menempati posisi teratas dengan skor 74,196 dalam skala 100 yang mengungguli kota-kota besar seperti Semarang, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Bandung, Surakarta, dan lainnya. Adapun, indikator penilaian yang digunakan untuk kategori ini adalah kelengkapan sarana ekonomi, pertumbuhan ekonomi, penurunan kemiskinan, peningkatan PAD, kegiatan industri, sumber daya alam, serta SDM dan tingkat pendidikannya.
Salah satu kerajinan UKM Kota Magelang
JUMLAH USAHA PERDAGANGAN FORMAL (UNIT) TAHUN 2013-2015 2100 2000
2.030
Menariknya, dalam catatan Pemkot, PAD Kota Magelang terdeteksi terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Tercatat pada 2010 lalu realisasi penerimaan PAD hingga Rp59,5 miliar dari target sebelumnya Rp53,4 miliar. Pada tahun 2011, PAD Kota Magelang kembali terdongkrak di atas target yang ditetapkan, yakni menjadi Rp63,5 miliar, dan Rp90,9 miliar pada 2012. Tahun berikutnya, 2013 dan 2014, PAD Magelang kembali meningkat signifikan, yakni mencapai Rp107,7 miliar dan Rp164,8 miliar.
FOTO: MAGELANGIMAGES.WORDPRESS.COM
PAD yang berasal dari pajak itu meliputi pajak hotel, pajak restoran, hiburan, reklame, parkir, sarang burung, pajak bumi dan bangunan, BPHTB, dan pajak air-tanah. Total PAD yang dikantongi Pemkot Magelang pada tahun 2015 adalah Rp141,8 miliar atau sekitar 107,92%-nya dari target penetapan APBD 2015, yakni sebesar Rp131,9 miliar.
1900 1800 1700 1600 1500 1400 1300 2013
2014
2015
DATA TRIWULANAN KATEGORI INDUSTRI, PERDAGANGAN & KOPERASI 2014-2016 Jumlah Usaha Mikro dan Kecil (unit) 3000 2975 2950 2925 2900 2875 2850 2825 2800 2014
2015
43
FOTO: KLIKHOTEL.COM
DAERAH UNGGULAN
Candi Borobudur: Ikon pariwisata kota Magelang yang mendukung pengembangan sektor perdagangan dan jasa.
Geliat Sektor Perdagangan dan Jasa
107,92% Total PAD yang dikantongi Pemkot Magelang pada tahun 2015 adalah Rp141,8 miliar atau sekitar 107,92%
141,8
Perkembangan Kota Magelang sekarang ini sebagai pusat perdagangan dan jasa di Pulau Jawa tak lepas dari letaknya yang secara geografis sangat menjanjikan. Berada di tengah Kabupaten Magelang, daerah yang satu ini dikepung oleh gunung-gunung berapi yang masih aktif hingga kini, seperti Gunung Sumbing, Andong, Merapi, dan Merbabu. Namun, kondisi geografis Kota Magelang yang dilingkari oleh gunung-gunung
berapi itu, di sisi lainnya, disadari dapat mendatangkan keuntungan tersendiri. Letaknya yang berada pada koordinat 110o12’30” - 110o12’52” Bujur Timur dan 7o26’28” - 7o30’9” Lintang Selatan sebenarnya merupakan posisi strategis, yakni berada tepat di tengah-tengah Pulau Jawa. Dengan kata lain, Magelang berada persis di persilangan poros utama jalur transportasi dan ekonomi antara Semarang-Magelang-Yogyakarta dan Purworejo. Di samping itu, posisi Magelang juga menguntungkan karena tepat di persimpangan jalur wisata lokal maupun regional antara Yogyakarta-BorobudurKopeng hingga ke Dataran Tinggi Dieng. Wajah perkembangan Kota Magelang saat ini disebut-sebut tidak lepas dari dukungan penetapannya sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW). Hal tersebut dituangkan dalam Rencana Tata Ruang Nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah. PKW Kota Magelang ini meliputi Kawasan Purwomanggung (Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Temanggung, Kota Magelang, dan Kabupaten Magelang). Sebagai kota perdagangan dan jasa, tak mengherankan apabila Kota Magelang kemudian menjadi lahan subur bagi tumbuh kembangnya bisnis jasa, seperti
Miliar
44
Pasar Rakyat
Jumlah Pedagang Pasar
Pedagang PKL dan Kuliner
• Pasar Cacaban di Jalan Kyai Mojo • Pasar Kebonpolo di jalan Urip Sumoharjo • Pasar Gotong Royong di Jalan Beringin • Pasar Rejowinangun di jalan Mataram/ Jalan Jend. Sudirman
• • • •
• • • • • • • • • •
Kebon Pulo: 570 Cacaban:149 Gotong Royong: 1.129 Rejowinangun: 2.864
PKL Sigaluh (Panjang): 38 PKL Armada Estate (Kramat Utara): 57 PKL Sari Boga Kencana (Kedungsari: 15 PKL Sejuta Bunga (Rejowinangun Selatan): 19 PKL Kartika Sari (Magersari): 30 PKL Jenggolo (Kemirirejo): 40 PKL Daha (Kemirirejo): 11 PKL Tuin Van Java (Cacaban): 97 PKL Jendralan (Cacaban): 17 PKL Badaan (Potrobangsan): 35
Geliat Magelang: Dari Kota Bunga Menjadi Kota Cerdas Ekonomi
perhotelan. Dari informasi yang diperoleh Info PDN, saat ini terdapat sekitar 17 hotel--mulai dari skala bintang lima sampai melati kelas 1--di daerah yang merupakan Kota Militer pada masa Pemerintahan Belanda itu. Pertumbuhan hotel di Kota Magelang ini disebabkan jaraknya yang tak terlalu jauh dengan lokasi wisata di Kabupaten/Kota lainnnya. Misalnya Candi Borobudur yang hanya berjarak 20 kilometer ke arah Selatan kota. Bukan cuma itu, menurut data Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Magelang, pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah Kota Magelang juga cukup tinggi setiap tahunnya. Tercatat, hingga saat ini total UMKM dari berbagai sektor usaha telah mencapai sekitar 10.000 unit, meliputi 2.000 unit koperasi, 1.359 unit UMKM khusus industri, dan sekitar 3.000 unit perdagangan. Pemkot Magelang pun memiliki treatment khusus untuk menjaga eksistensi para pelaku UMKM-nya. Misal, dengan menggelar dan mengikuti berbagai pameran, baik berskala lokal maupun nasional. Selain itu, untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan warganya Pemkot memiliki program One Village One Product (OVOP). Melalui program OVOP ini, Pemkot ingin mengembangkan industri berbasis UMKM di suatu kampung. Dengan program ini, praktis Pemkot akan lebih mudah dalam melakukan pembinaan karena setiap satu kampung hanya difokuskan untuk satu produk kerajinan saja.
Potensi Lainnya Kendatipun terkenal sebagai kota perdagangan dan jasa, bukan berarti Kota Magelang tak memiliki potensi lainnya yang layak dikembangkan.
KUNCI-KUNCI KEBERHASILAN KOTA MAGELANG
Menitikberatkan pembangunan wilayah pada sektor perdagangan dan jasa di semua bidang.
Mengoptimalkan segala sumber daya yang dimiliki secara efisien untuk memecah kompleksitas tantangan yang dihadapi.
Mendorong kemajuan sektor UMKM dengan menggelar dan mengikuti berbagai pameran, baik berskala lokal maupun nasional.
Menumbuhkan semangat kewirausahaan warganya melalui program One Village One Product (OVOP).
BANYAKNYA PENERBITAN SIUP DI KOTA MAGELANG TAHUN 2015
Jenis Perdagangan
Baru
Perpanjang
Rehab
Jumlah
Pedagang Mikro
75
84
25
184
Pedagang Menengah
17
26
4
47
Pedagang Besar
1
6
0
7
Pedagang Kecil
83
39
1
123
Sumber: BP2T Kota Magelang
Di sektor industri misalnya, selain mempunyai ribuan pelaku industri berbasis UMKM, Magelang juga unggul dalam sektor industri besar seperti tekstil. Industri tekstil Kota Magelang tepatnya berada di Mertoyudan. Industri ini kini berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan lokal dan ekspor. Di pasar domestik, hasil produksi dari industri ini banyak dimanfaatkan untuk industri konveksi di berbagai daerah. Bahkan, daerah yang terkenal dengan perusahaan tekstil besar Sritex, yakni Kabupaten Sukoharjo, mengambil bahan baku produksinya dari kota kecil ini. Pun sama halnya dengan Kabupaten/Kota lain, seperti Klaten. Sementara di pasar ekspor, produksi tekstil Magelang sudah dapat
menembus pasar ekspor, khususnya di negara-negara Asia Tenggara. Sebut saja Singapura, Malaysia, dan negara-negara lain di Asia. Selain sektor industri, Kota Magelang juga tak bisa diremehkan sepak terjangnya di sektor perikanan tambak. Pemkot Magelang amat memperhatikan pembangunan infrastruktur di sektor perikanan ini. Data sensus terakhir (2010) menyebutkan bahwa lahan kolam perikanan di Kota Magelang mencapai 6,5 hektare. Dari lahan seluas itu, Kota Magelang mampu memproduksi ikan budi daya lebih dari 80 ton per tahun. Itu masih ditambah dengan keberadaan industri pengolahan ikan dengan potensi produktivitas lebih dari 400 ton per tahunnya.
45
PRODUK UNGGULAN
IKAN DAN PRODUK IKAN Ada sepuluh komoditas ekspor Indonesia yang potensial dimainkan di kancah perdagangan global. Salah satunya adalah ikan dan produk ikan. Komoditas ini juga punya peluang besar menjadi raja di pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN.
S
ebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki laut seluas 5,8 juta kilometer persegi, dengan garis pantai sepanjang 91.181 kilometer. Lautan Indonesia mengandung sumber daya perikanan dan kelautan yang mempunyai potensi besar untuk dijadikan andalan dan tumpuan perekonomian negeri ini ke depan. Dalam catatan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), Indonesia merupakan salah satu negara produsen perikanan terpenting di dunia, di samping China, Peru, dan juga Amerika Serikat. Indonesia adalah salah satu pemain kunci dalam
46
Siap Merajai Pasar ASEAN perikanan global. Untuk perikanan tangkap, Indonesia berada di peringkat kedua setelah China. Sementara untuk ikan budi daya menempati urutan keempat setelah China, India, dan Vietnam. Menurut data terbaru Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), produksi perikanan nasional secara keseluruhan dari kuartal I hingga III tahun 2015 meningkat cukup signifikan. Pada kuartal I, angkanya mencapai 4,36 juta ton sedangkan pada kuartal III tercatat menjadi 15,35 juta ton. Kenaikan juga terlihat dari investasi untuk perikanan sepanjang empat tahun terakhir, termasuk di dalamnya investor asing dan dalam negeri. Adapun dari sisi pelaku usaha, data 2014 mencatat ada 86 perusahaan penangkap ikan dengan nilai produksi
Ikan dan Produk Ikan: Siap Merajai Pasar ASEAN
mencapai Rp1,84 triliun. Ikan cakalang mendominasi tangkapan itu, yakni hingga 27,057 ton atau senilai Rp336,12 miliar. Produksi ikan sebagian besar untuk dikonsumsi di pasar dalam negeri sekitar 68,87%. Sisanya, 31,16% diekspor.
Beragamnya sumber daya perikanan dibandingkan negara eksportir lainnya merupakan keunggulan kompetitif tersendiri bagi Indonesia.
Sementara, jumlah perusahaan budi daya ada 261 yang tersebar di 24 provinsi dan terbanyak di Jawa Timur. Dari angka itu, paling banyak adalah perusahaan budi daya tambak. Jumlahnya mencapai 136 perusahaan, dengan nilai produksi mencapai Rp 690,59 miliar. Jumlah perusahaan pembenihan ada 69, perusahaan budi daya laut ada 40, dan perusahaan budi daya air tawar ada 16. Dari sisi penerimaan devisa, beberapa catatan statistik pemerintah pun menunjukkan bahwa hasil ekspor produk perikanan Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Apabila pada tahun 1985 hanya mampu menghasilkan devisa USD 5 miliar, pada tahun 2012 nilainya melonjak menjadi USD 35,4 miliar. Bahkan, nilai perdagangan komoditas perikanan jauh lebih tinggi dari komoditas pertanian lainnya seperti kopi, karet, kakao, beras, dan daging. Salah satu pasar potensial komoditas ikan dan produk ikan Indonesia di pasar global adalah Amerika Serikat. Setelah Indonesia mengadakan pameran produk perikanan, ternyata mereka menyukai produk perikanan yang berupa olahan atau yang sudah digoreng (dried shrimp dan dried fish). Fakta ini merupakan peluang besar, mengingat jumlah penduduk Amerika Serikat yang berada di peringkat ketiga dan memiliki kesadaran yang tinggi soal makanan sehat. Namun, Amerika bukan hanya satu-satunya negara tujuan ekspor yang potensial bagi Indonesia. Kabar terbaru, tahun lalu produk olahan ikan dari Jawa Tengah juga sudah menembus pasar Eropa, Australia, dan Asia. Ini kabar menarik. Pasalnya, pasar Uni Eropa yang menerapkan aneka persyaratan impor yang amat ketat selama ini menjadi barometer pasar-pasar dunia.
Ikan asap: salah satu produk olahan ikan Indonesia.
Potensi Kelautan dan Perikanan Indonesia POTENSI • Garis panjang pantai terpanjang ke-2 di dunia (95.181 km) • 2/3 wilayah NKRI adalah laut, luas 5,8 juta km2 • 3,1 juta km2 perairan teritorial dan 2,7 juta km2 ZEEI KONDISI SAAT INI • Peringkat ke-5 dalam ekspor perikanan di ASEAN • PNBP sektor perikanan hanya Rp227 miliar (2013) • Utilitas UPI rata-rata 56,09% (2013) • Eksploitasi sumber daya ikan laut mencapai titik kritis (2013) • Potensi Kerugian dari pencurian ikan Rp300 triliun/tahun Sumber: Kemenko Kemaritiman & KKP, diolah Info PDN
47
PRODUK UNGGULAN
Aneka macam produk ikan hasil laut Indonesia.
47%
48
FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR
Sekitar 60% udang yang dipasok ke pasar dunia berasal dari Asia Tenggara. Indonesia sendiri berkontribusi 47% untuk ekspor udang ASEAN ke pasar dunia.
Dengan potensi tersebut, pemerintah Indonesia optimis bisa mempertahankan posisinya sebagai pemain utama di sektor perdagangan ikan global. Beragamnya sumber daya perikanan dibandingkan negara eksportir lainnya merupakan keunggulan kompetitif tersendiri bagi Indonesia.
justru hanya memproduksi 3,068 juta ton di tahun yang sama. Namun, di tahun 2013, nilai ekspor yang diraih Thailand justru lebih besar dari Indonesia. Nilai ekspor ikan Negeri Gajah Putih ini mencapai USD 7,15 miliar, sementara Indonesia hanya USD 4,18 miliar.
Peluang ekonomi pasar ikan global ini juga sangat cerah seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dunia yang berefek pada meningkatnya permintaan terhadap produk-produk kelautan dan perikanan di pasar dunia.
Raja Ikan ASEAN
Mengapa bisa terjadi? Ini lantaran Thailand sudah mampu meningkatkan nilai dari produk yang dihasilkannya. Tak hanya ikan mentah, produksi ikan Thailand sudah beralih pada ikan olahan. Bahkan Thailand berani mengimpor ikan dalam jumlah besar untuk mereka olah sebelum dijual kembali di pasar internasional.
Di Asia Tenggara, Indonesia merupakan produsen ikan terbesar. Namun nilai ekspornya tak lebih tinggi dari Thailand. Ketika kemampuan produksi Indonesia 15,504 juta ton di tahun 2012, Thailand
Itu gambaran industri perikanan di tahun 2012-2013. Namun, keadaannya kini sudah berbeda. Belakangan ini, Indonesia sudah banyak mengolah ikan untuk mendapatkan nilai lebih dari produk yang dihasilkan.
Ikan dan Produk Ikan: Siap Merajai Pasar ASEAN
Perbandingan Luas Laut, Panjang Pantai, Produksi, Ekspor dan Impor Hasil Perikanan di 7 Negara No
Negara
Luas Laut + Zee (km2) 2.287.969
Panjang Pantai (km)
Produksi 2012 (ton)
Ekspor 2013 (USD 000)
Impor 2013 (USD 000)
30.017
70.368.028
20.336.173
8.564.044
1
China
2
Thailand
299.397
7.066
3.068.450
7.153.102
3.452.275
3
Vietnam
417.663
11.409
5.942.300
5.728.260
3.441.725
4
Indonesia
6.159.032
95.181
15.504.747
4.181.858
461.957
5
Filipina
1.590.780
33.900
4.868.649
1.502.793
406.482
6
Australia
8.505.348
66.530
239.596
1.325.475
1.792.379
7
Malaysia
334.671
9.323
2.096.631
810.290
1.112.076
Indonesia sebagai produsen ikan terbesar di ASEAN akan memiliki peran penting dalam bisnis perikanan dunia bersama negara-negara tetangganya.
Sumber: Hutagalung (2014)
Terlebih untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, seperti diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I), Thomas Darmawan. Thomas menilai, Indonesia sebagai produsen ikan terbesar di ASEAN akan memiliki peran penting dalam bisnis perikanan dunia bersama negara-negara tetangganya. ASEAN merupakan kontributor terbesar untuk pasar dunia baik ikan segar, beku maupun olahan. Sekitar 60% udang yang dipasok ke pasar dunia berasal
dari Asia Tenggara. Indonesia sendiri berkontribusi 47% untuk ekspor udang ASEAN ke pasar dunia. Tetapi dalam catatan Thomas, produktivitas Indonesia untuk produk-produk unggulan seperti udang dan ikan patin masih terbilang kecil jika dibandingkan dengan sesama negara ASEAN, seperti Vietnam dan Thailand. Saat ini produktivitas tambak udang di Indonesia baru mencapai 25 ton per hektar. Kendala yang dihadapi adalah bibit, pakan, infrastruktur, akses modal perbankan, dan keamanan. [dny/amf]
Faktor Pendorong Peningkatan Permintaan Pasar Ikan Dunia Meningkatnya kesadaran akan makanan sehat
Dampak konsumsi massal dari globalisasi
Manusia makin sadar akan pentingnya produk perikanan sebagai makanan yang sehat untuk dikonsumsi karena mengandung nilai gizi yang tinggi, rendah kolesterol, dan mengandung asam lemak tak jenuh omega3 yang dapat meningkatkan kecerdasan.
Adanya tuntutan produk pangan yang dapat diterima secara internasional (food become more international), tanpa memperhatikan umur, kewarganegaraan dan agama. Komoditas ikan merupakan jenis produk pangan yang memenuhi syarat tersebut.
Berkembangnya industri farmasi, kosmetika dan makanan serta minuman yang sebagian besar bahan produksinya berasal dari biota perairan.
49
AGENDA
Srie Agustina, SE., ME, resmi dilantik sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan, Selasa (8/3) malam. Pelantikan Srie Agustina tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 23/TPA Tahun 2016 tanggal 4 Maret 2016. Sebelum menduduki posisi Sekjen Kemendag, ia menjabat sebagai Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan.
Pelantikan Pejabat Kemendag dan Perubahan Nomenklatur SEKRETARIS Jenderal Kementerian Perdagangan Srie Agustina, secara resmi melantik dan mengukuhan Pejabat Stuktural Eselon III dan IV di Lingkungan Kementerian Perdagangan, berdasarkan Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 08/M-DAG/ PER/2/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan. Dalam acara yang berlangsung di halaman parkir Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (1/4) lalu itu, jumlah pejabat Eselon III dan IV yang dilantik dan dikukuhkah mencapai 683 orang, meliputi promosi Eselon III 25 orang, Eselon IV 72 orang, mutasi Eselon III 54 orang, Eselon IV 166 orang dan pengukuhan Eselon III 122 orang dan Eselon IV 244 orang. Sekjen Kemen da g Srie Agustina,
50
Acara pada pagi hari itu tak hanya melantik struktur pejabat baru, melainkan juga perubahan terhadap nomenklatur di lingkungan Kemendag. Ini, kata Srie, sesuai dengan agenda Reformasi dan Birokrasi yang sedang dijalankan di lingkungan Kemendag.
mengatakan bahwa promosi para pejabat Eselon III dan IV dilakukan dengan melalui proses yang panjang dan berdasarkan pertimbangan obyektivitas antara kompetensi, kualifikasi, senioritas kepangkatan, dan persyaratan lainnya. “Maka saya berpesan, bagi para pejabat yang baru untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik. Terus-menerus meningkatkan prestasi kerja, menjaga kepercayaan yang diberikan oleh Pimpinan Kementerian Perdagangan,” ucap Srie dalam sambutannya.
Perubahan nomenklatur salah satunya terjadi di lingkup Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. Di antaranya, Direktur Bina Usaha Perdagangan berganti menjadi Direktur Bina Usaha dan Pelaku Distribusi (Ir. Fetnayeti, MM). Kemudian, Direktur Dagang Kecil dan Menengah menjadi Direktur Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam negeri (Noviani Vrisvintati, S.E., M.M). Perubahan nomenklatur juga terjadi pada Direktur Bahan Pokok dan Barang Strategis yang berubah menjadi Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang penting (Drs. Robert James Bintaryo, MBA).
Rakor Peningkatan Kelancaraan Logistik Barang Kebutuhan Pokok Melalui Gerai Maritim Tol Laut
Dalam sambutan pembukaanya Sekretaris Jenderal antara lain mengatakan bahwa berdasarkan Raker Kemendag tahun 2016, Kemendag akan melakukan perubahan yang Fresh dan Modern sehingga sektor perdagangan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam peningkatan kesejahteraan bangsa. [apn]
Dirjen PDN Menerima Kunjungan Konselor Perdagangan Kedubes Amerika Serikat SEKRETARIS Jenderal selaku Plt. Direk tur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Srie Agustina memimpin Rapat Koordinasi Peningkatan Kelancaran Logistik Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Melalui Gerai Maritim Tol Laut, yang berlangsung di The Santosa Villas and Resort Senggigi, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin (14/03). Sebagai Moderator pada Rakor ini adalah Direktur Logistik dan Sarana Distribusi, Jimmy Bella dengan narasumber dari dalam Rakor ini adalah perwakilan dari Kementerian Perhubungan, PT. Pelni, dan Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan.
Sinkronisasi Program Perdagangan Dalam Negeri Tahun 2016
DIREKTUR Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Srie Agustina didampingi Direktur Bina Usaha Perdagangan Fetnayeti menerima kunjungan Konselor Perdagangan Kedubes Amerika Serikat Rosemary Gallant dan COO Starbucks Indonesia Anthony Cottan, Kamis (03/03). Kunjungan Konselor Perdagangan Kedubes Amerika Serikat dan COO Starbucks Indonesia ini dimaksudkan untuk meminta penjelasan terkait pengaturan Pengembangan Waralaba untuk Jenis Usaha Jasa Makanan dan Minuman.
Sawit, Bayu Krisnamurthi; serta Jajaran Kementerian Perdagangan, menggelar Rapat Koordinasi tentang Tindak Lanjut Diplomasi Sawit dengan Stakeholders di Kantor Kementerian Perdagangan. Senin (22/2).
Mendag Menerima Kunjungan Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA)
MENTERI Perdagangan Thomas Lembong, didampingi Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Kemendag Srie Agustina dan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Nus Nuzulia Ishak, menerima kunjungan Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA), Daniel Tumiwa, yang berlangsung di Kantor Kementerian Jakarta, Jumat (29/1). Dalam pertemuan tersebut membicarakan hubungan kerja sama dalam hal rencana pemerintah untuk meregulasi peraturan di bidang perdagangan. [rud]
Rakor Tindak Lanjut Diplomasi Sawit
SEKRETARIS Jenderal Kemendag selaku Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Srie Agustina bersama Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Amin, disaksikan Sekretaris Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Suhanto, Kepala Dinas Perindagkop Provinsi NTB Husni Fahri, perwakilan dari Bappenas dan Kementerian Keuangan melakukan pemukulan gong menandai pembukaan Sinkronisasi Program Perdagangan Dalam Negeri Tahun 2016 yang berlangsung di The Santosa Villas & Resort Senggigi, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin (14/03).
NANTIKAN EDISI BERIK
UTNYA
Beberapa tema dan isu -isu menarik lainnya akan ditampilka n Info edisi mendatang. Antar PDN di a lain: LIPUTAN UTAMA I: Tantangan Penerapan SN I Terhadap Pasar-pasar Rakyat
MENTERI Perdagangan, Thomas T. Lembong, didampingi oleh Plt. Sekretaris Jenderal, Srie Agustina; Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Bachrul Chairi; Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Karyanto Suprih; Staf Ahli Bidang Perdagangan Jasa, Arlinda; Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa
KHAZANAH PASAR RA KYA Menilik Potensi dan Keu T: nikan Pasar Oro Oro Dowo di Malang INFO LOGISTIK: Pelabuhan Wasior Seb agai Bagian dari Proyek Tol Laut Sampai jumpa di edi si mendatang.
51
Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Pengembangan dan Aktivasi Gadget untuk Pemantauan Harga Rumusan Instrumen Kebijakan untuk Stabilisasi Harga Penguatan Analisa Data dan Pemantauan Dinamika Harga Pemantauan SP2KP Peningkatan Pengawasan Pergudangan Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Modernisasi di Sektor UMKM Tumbuh Kembangkan Business Aggregator Kebijakan Pemberdayaan UMKM: Menjadikan UMKM Sebagai Pemasok ke Global Supply Chain Logistik dan Sarana Distribusi Revitalisasi Pasar Rakyat Tol Laut dan Gerai Maritim untuk Kurangi Disparitas Harga Modernisasi Pergudangan; Pusat Distribusi Provinsi dan Pusat Distribusi Regional Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Upaya-upaya Mempermudah Perizinan/Legalitas Peningkatan Pendataan Usaha Sosialisasi E-Commerce dan Sistem Perizinan Online SIPO (Sistem Informasi Perusahaan Online) Rumusan Kebijakan Waralaba Strategi Promosi Meningkatkan Event-Event Promosi dan Sosialisasi Produk-Produk Dalam Negeri Media Sosial: Modernisasi Sarana Promosi
Diterbitkan oleh: DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI http://ditjenpdn.kemendag.go.id www.kemendag.go.id