KEPERCAYAAN DIRI DITINJAU DARI SELF-DISCLOSURE DAN TINGKAT EKONOMI ORANGTUA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 GROGOL SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015
JURNAL
Disusun oleh: HAIFAH LYA ASHALI NIM. K3111034
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015
1
KEPERCAYAAN DIRI DITINJAU DARI SELF-DISCLOSURE DAN TINGKAT EKONOMI ORANGTUA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 GROGOL SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015 Haifah Lya Ashali, Dr. Wagimin, M. Pd., Rian Rokhmad Hidayat, S. Pd., M. Pd. Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
ABSTRACT Haifah Lya Ashali. SELF-CONFIDENCE OBSERVED FROM SELFDISCLOSURE AND PARENTAL ECONOMIC LEVEL IN THE SEVENTH GRADE STUDENTS OF JUNIOR HIGH SCHOOL 3 GROGOL SUKOHARJO ACADEMIC YEAR 2014/2015. Thesis, the Faculty of Teacher Training and Education Universitas Sebelas Maret Surakarta. July 2015. This study aims to determine: (1) self-confidence in the seventh grade students of Junior High School 3 Grogol Sukoharjo who have high self-disclosure and high economic level of parents; (2) self-confidence in the seventh grade students of Junior High School 3 Grogol Sukoharjo who have high self-disclosure and low economic level of the parents; (3) self-confidence in the seventh grade students of Junior High School 3 Grogol Sukoharjo who have low self-disclosure and high parental economic level; (4) self-confidence in the seventh grade students of Junior High School 3 Grogol Sukoharjo who both have low of self-disclosure and economic level of parents. This type of research is descriptive correlational with total population are seventh grade students of Junior High School 3 Grogol Sukoharjo. The research sample are 106 people taken by random sampling technique. Data collection techniques used are Self-Confidence Questionnaire (AKD), Self-Disclosure Questionnaire (ASD), and the Parental Economic Level Questionnaire (ATE). Data analysis used are multiple linear regression and descriptive statistics. The results showed that high self-confidence seventh grade students of Junior High School 3 Grogol Sukoharjo followed by high self-disclosure and high levels of parental economic amounted to 3.77%. High self-confidence student followed by the high self-disclosure and the low economic level of the parent amounted to 0.94%. Meanwhile, low self confidence student followed by the low self-disclosure and high parental economic levels is not proven. Then, low self-confidence of students followed by low of self-disclosure and low economic level of parents is not proven. Other results showed, high self-confidence followed by medium self-disclosure and medium economic level of the parents was at 57.56%, high self-confidence followed by the high self-dislcosure and medium economic level of the parents was at 13.21%, medium selfconfidence followed by medium self-disclosure and medium economic level of the parents was at 9.43%. The high self- confidence followed by high self-disclosure and the low economic level of the parent amounted to 6,60%, medium self-confidence followed by medium self-dislcosure and low economic level of the parent amounted to 2
3.77%, high self-confidence followed by medium self-disclosure and high economic level of parents amounted to 2.83%, as well as high self-confidence followed by medium self-disclosure and low economic level of the parents amounted to 1.89%. The conclusion of this study is general self-confidence seventh grade students of Junior High School 3 Grogol Sukoharjo included in the high category followed by medium category both of self-disclosure and parental economic level. Keywords: Self-confidence, self-disclosure, parental economic level
merupakan titik awal yang dapat
PENDAHULUAN Kepercayaan
diri
menentukan pencapaian cita-cita atau
(self-
confidence) merupakan salah satu
impian
sikap penting yang harus dimiliki
individu. Dengan kata lain, awal
individu. Sebagian besar orang yang
tercapaianya
ingin sukses membutuhkan suatu sikap
ditentukan oleh keyakinan kuat dalam
yang disebut kepercayaan diri. Namun
diri
kenyataan yang terjadi tidak demikian,
didambakan.
banyak
orang
mengalami
yang ada
untuk
di
dalam diri
cita-cita
meraih
seseorang
cita-cita
yang
Banyak fenomena di lapangan
krisis
kepercayaan diri. Krisis kepercayaan
yang
menunjukkan
bahwa
ke-
diri membuat orang ragu dan takut
percayaan diri merupakan sikap yang
mencapai cita-cita dan keinginan-
sangat diperlukan oleh setiap individu
keinginannya. Sebaliknya, kepercaya-
yang menjalankan profesi apapun.
an diri membuat seseorang optimis
Tanpa kepercayaan diri, dokter bedah
mencapai cita-cita yang didambakan.
tidak akan mampu melakukan operasi
Itulah alasan kepercayaan diri penting
terhadap pasiennya hingga selesai. Tanpa kepercayaan diri, seorang guru
untuk dimiliki oleh setiap individu. Rahayu (2013:61) mendefinisi-
tidak akan mampu secara optimal
kan “Kepercayaan diri merupakan
mendidik dan mentransfer ilmu yang
modal dasar keberhasilan di segala
dimiliki
bidang.”
Pendapat
kepercayaan diri, seorang pilot tidak
diartikan
bahwa
tersebut kepercayaan
dapat
akan
diri 3
kepada
berani
siswanya.
membawa
Tanpa
terbang
penumpangnya
hingga
ke
tempat
penting bagi siswa kelas VII terutama
tujuan. Begitulah alasan pentingnya
dalam
kepercayaan diri dimiliki oleh setiap
berprestasi. Wawancara dengan salah
individu.
satu guru mata pelajaran Bahasa
Siswa juga sangat memerlukan kepercayaan
motivasi
juga menguatkan bahwa
kepercayaan diri sangat penting dan
diri
harus dimiliki oleh seluruh siswa
penting bagi siswa agar kesadaran
khususnya kelas VII, karena siswa
akan kelebihan dan potensi yang ada di
yang memiliki kepercayaan diri akan
dalam
mampu
diri
dikembangkan.
dalam
Indonesia
dengan
proses
pembelajaran.
diri
kaitannya
Kepercayaan
dapat
tergali
dan
Kelebihan-kelebihan
atau
diri dan potensi yang dikembangkan
mengembangkan
ilmu
yang
wawasan
diperoleh
dalam
kehidupan sehari-hari.
akan menunjang kepercayaan diri
Konselor sekolah dan salah
siswa dalam mencapai prestasi belajar
satu
guru
mata
pelajaran
yang
maupun pergaulan sosial. Dengan
mengampu kelas VII memberikan
demikian kelebihan dan potensi yang
pendapatnya mengenai permasalahan
dimiliki dapat membawanya menuju
kepercayaan diri siswa kelas VII.
perjalanan kesuksesan yang didam-
Konselor yang menangani siswa kelas
bakan.
VII mengemukakan bahwa kepercayaKepercayaan diri juga penting
an diri siswa kelas VII masih rendah.
dimiliki oleh siswa SMP Negeri 3
Hal ini berangkat dari latar belakang
Grogol sukoharjo, khususnya siswa
orangtua
kelas VII yang masih berada dalam
mendukung pendidikan anak, orangtua
tahap
ini
rata-rata bekerja sebagai buruh pabrik
dibenarkan oleh pendapat guru SMP
dari pagi hingga sore, sehingga kurang
Negeri 3 Grogol Sukoharjo, Hasil
memberikan
wawancara yang didapat dari konselor
berprestasi
yang menangani kelas VII
menun-
mencapai cita-cita yang tinggi. Mereka
jukan bahwa kepercayaan diri sangat
tidak memiliki kepercayaan diri untuk
penyesuaian
diri.
Hal
4
yang
memang
motivasi dan
kurang
anak
untuk
mendorong
anak
melanjutkan ke jenjang pendidikan
mengungkapkan
keadaan
dirinya
yang tinggi. Sedangkan guru Bahasa
kepada
lainnya,
mereka
Indonesia menguatkan bahwa sebagi-
cenderung untuk menutup diri dan
an besar siswa kelas VII di SMP
tidak membagikan perasaan-perasaan
tersebut masih takut dan malu-malu
yang dimiliki kepada orang-orang di
untuk
guru.
sekelilingnya. Keadaan yang demikian
Beberapa bahkan seringkali tidak bisa
dapat mendatangkan kerugian bagi
menjawab ketika diberi pertanyaan.
siswa tersebut, menutup diri menan-
Berdasarkan kenyataan di lapangan
dakan bahwa seseorang membatasi diri
tersebut, kepercayaan diri siswa kelas
berinteraksi dengan orang lain. Hal itu
VII tergolong rendah dan merupakan
menjadikan
suatu gejala yang menarik untuk dikaji
hubungan sosial yang normal dan
lebih lanjut.
lingkungan pertemanan yang luas,
bertanya
Ada
terhadap
beberapa
memengaruhi
faktor
kepercayaan
siswa
dia
tidak
memiliki
yang
bahkan jika hal tersebut berlebihan
diri,
dapat
Ghufron (2010) menjabarkan bahwa
menjadikan
se-seorang
anti
sosial.
beberapa di antaranya ialah konsep
DeVito (2010) memaparkan
diri, harga diri, pengalaman, dan
bahwa individu yang kompeten lebih
pendidikan. Konsep diri diperoleh
banyak melakukan pengungkapan diri
seorang siswa ketika ia berinteraksi
(self-disclosure),
secara intens dengan siswa lainnya,
memiliki rasa percaya diri yang lebih
dengan berinteraksi ia akan mengerti
untuk
gambaran keadaan dirinya dalam sudut
dirinya. Dasar teori ini memunculkan
pandang
memahami
asumsi bahwa semakin orang percaya
kekurangan dan kelebihan yang ada
diri, semakin mudah mengungkapkan
pada dirinya dan berusaha untuk
keadaan dirinya kepada orang
mengubah ke arah yang lebih baik
Hal ini berarti pula bahwa individu
berdasarkan kondisi yang ada. Namun
tersebut
seringkali ditemukan siswa tidak mau
sadaran diri, dan sikap positif terhadap
orang
lain,
5
individu
mengungkapkan
memiliki
tersebut
keadaan
keyakinan,
lain.
ke-
dirinya ketika berkomunikasi dengan
oleh
Hartiyani
individu lain.
kepercayaan diri
(2011) dapat
Johnson (dalam Supratiknya,
sebagai
prediktor
“Peng-
remaja.
Penjelasanan
1995:14)
mendefinisikan
bahwa digunakan
interaksi
sosial
konsep
diri
ungkapan diri atau membuka diri (self-
sebagai salah satu faktor kepercayaan
disclosure) ialah membagikan kepada
diri, menelurkan istilah lain yang
orang lain perasaan kita terhadap
berkaitan dengan faktor kepercayaan
sesuatu yang telah dikatakan atau
diri, yaitu pengungkapan diri (self-
dilakukannya,
disclosure).
atau
perasaan
kita
terhadap kejadian-kejadian yang baru
Faktor kepercayaan diri lain
saja disaksikan.” Paparan tersebut
yang perlu dikaji ialah harga diri.
dapat dimaknai bahwa orang yang mau
Ghufron (2010) berpendapat bahwa
mengungkapkan dirinya ialah orang
tingkat harga diri seseorang akan
yang mau dan mampu membagikan
memengaruhi tingkat kepercayaan diri
ide, gagasan, atau segala hal yang
seseorang. Pendapat tersebut dapat
dirasakan atau dialami kepada orang
diartikan
lain tanpa ada paksaan atau rasa takut
penghargaan seseorang siswa terhadap
akan
dirinya,
perbedaan
pendapat
atau
bahwa
semakin
semakin
tinggi
tinggi
pula
tanggapan dari hal yang diungkapan
kepercayaan diri yang ia miliki ketika
atau dirasakan.
berinteraksi
dengan
Penghargaan
diri
Pengungkapan diri mengindi-
orang yang
tinggi
kasikan seorang siswa melakukan
mengindikasikan
interaksi dengan orang lain, yang
siswa mengerti keadaan dirinya secara
berarti bahwa rasa percaya diri itu
utuh
terkandung
kekurangannya, dan memahami bahwa
seorang
di dalam proses ketika siswa
berusaha
baik
bahwa
lain.
kelebihan
seseorang
maupun
meng-
dengan keadaan yang dimiliki ia dapat
ungkapakan keadaan dan perasaannya
menunjukannya kepada orang lain
kepada siswa lain. Hal ini senada
dalam
dengan hasil penelitian yang dilakukan
sikapnya 6
hal
tingkah
ketika
laku
maupun
dihadapkan
pada
persoalan
hidup.
Intinya,
siswa
seorang anak mengenal sosialisasi,
tersebut menyadari bahwa ia memiliki
perkembangan kepribadiannya di masa
kemampuan yang kemudian dapat
dewasapun sangat bergantung pada
ditunjukan kepada orang lain. Siswa
tingkat pemenuhan kebutuhannya di
yang memiliki penghargaan diri yang
lingkungan keluarga.
tinggi memiliki kesadaran penuh atas
Salah
satu
pemenuhan
potensi yang ada di dalam dirinya dan
kebutuhan yang penting untuk seorang
berusaha
untuk
anak ialah kebutuhan ekonomi. Anak
menampakan kepribadian sebenarnya
yang memiliki orangtua dengan tingkat
yang dimiliki sehingga tidak ada
ekonomi
keraguan
kenyataannya
sedemikian
dalam
rupa
dirinya
ketika
menjalin interaksi dengan orang lain.
yang
tinggi
memiliki
pada tingkat
pemenuhan kebutuhan lebih tinggi dari
Menurut Ghufron (2010) harga
anak yang memiliki orangtua dengan
diri dipengaruhi oleh beberapa faktor,
tingkat ekonomi menengah ke bawah.
di antaranya ialah jenis kelamin,
Hal ini menjadikan stereotip bahwa
inteligensi, kondisi fisik, lingkungan
kondisi ekonomi orangtua sebagai
keluarga,
dan
bagian
Pendapat
tersebut
lingkungan dapat
sosial. diartikan
dari
menentukan
bahwa harga diri sebagai salah satu
keluarga tingkat
pula
yang
terpenuhinya
kebutuhan seorang anak.
faktor yang memengaruhi kepercayaan
Siswa adalah seorang anak
diri ternyata juga dipengaruhi oleh
yang ingin segala kebutuhan dan
faktor lainnya. Lingkungan keluarga
keinginannya
ialah
sebuah
salah
memengaruhi lingkungan
satu
faktor
yang
harga
diri,
karena
kebahagiaan
keluarga
ialah
tempat
orangtua
terpenuhi
keluarga. akan mampu
di
dalam
Normalnya, diperoleh
jika
mewujudkan
pertama bagi siswa sebagai seorang
keinginan-keinginan yang terbesit di
anak merasakan cinta, perlindungan,
benak masing-masing siswa. Begitu
dan
pula yang dirasakan oleh orangtua,
kasih
sayang.
Lingkungan
keluarga adalah lingkungan pertama
hampir 7
setiap
orangtua
pasti
menginginkan
yang terbaik
untuk
payah mendidik anaknya agar ia
masa depan anaknya, tidak peduli latar
menjadi anak yang pandai sehingga
belakang
kepandaian
pendidikan
maupun
ekonominya,
orangtua
manapun
kesuksesan dan kebahagiaan tanpa ada
mendambakan
kesuksesan
anaknya
beban moral sebagai pencopet seperti
kelak.
itu
dapat
membawa
yang dirasakan kedua orangtuanya. Hakim (2002:13) mengatakan
Helmawati (2014) berpendapat
“Gejala tidak percaya diri biasanya
bahwa anak perlu dicukupi segala
dialami oleh seseorang yang berasal
kebutuhannya
dari
kebutuhan itu meliputi
keluarga
ekonomi
lemah.”
oleh
orangtua, kebutuhan
Walaupaun demikian, semua orangtua
jasmani dan rohani. Pendapat tersebut
menginginkan
dapat dimaknai bahwa setiap anak
anaknya
menjadi
seorang yang percaya diri. Bukan
memiliki
hanya siswa yang orangtuanya berasal
kebutuhannya oleh orangtua dalam
dari
rangka
kelas
tergolong
atas, ekonomi
melainkan
yang
menengah
ke
hak
untuk
dipenuhi
kelangsungan
sebaliknya
hidupnya,
orangtua
bertanggung
bawah pun menginginkan anaknya
jawab atas pemenuhan kebutuhan bagi
bisa menjadi seorang yang hebat,
anak-anak mereka. Begitu pula saat
sehingga tak jarang orangtua rela
seorang
berkorban waktu, tenaga, dan hartanya
pendidikan di sekolah, berbagai jenis
untuk meningkatkan pendidikan anak-
kebutuhan semakin tidak terbatas.
anaknya. Bahkan jika melihat realitas
Kebutuhan itu di antaranya biaya
di lapangan, orangtua yang sehari-hari
untuk membeli seragam, buku-buku,
pekerjaannya mencuri atau mencopet
uang saku, dan biaya transportasi.
karena himpitan ekonomi, dia tidak
anak
jenjang
Pemenuhan kebutuhan secara
akan mendoakan anaknya agar kelak
optimal
mewarisi
berdampak
keahliannya
menapaki
dalam
mencopet, orangtua tersebut bersusah
oleh
orangtua positif
cenderung
baik
secara
akademik maupun secara psikologis,
8
secara akademik akan mempermudah
psikologis,
pemenuhan
dalam pencapaian prestasi, sebaliknya
menjadikan
seorang
orangtua
mampu
disayang dan diperhatikan sehingga
memenuhi secara optimal kebutuhan
akan tampil lebih percaya diri di
anak berdampak pada terhambatnya
hadapan teman-temannya di sekolah,
pencapaian prestasi
anak. Asumsi
pemenuhan kebutuhan secara optimal
tersebut selaras dengan salah satu
mendorong anak mempersembahkan
pendapat dari Hakim (2002), yang
sisi terbaiknya di hadapaan orang lan
mengatakan bahwa keluarga sebagai
tanpa
lingkungan yang pertama dan utama
kebutuhan yang tidak bisa terpenuhi
sangat mempengaruhi pembentukan
menjadikan anak merasa terabaikan
rasa percaya diri,
yang
memengaruhi
kurang
hal
di
tempat
anak
beban.
merasa
Sebaliknya
hal
yang
sehingga tak jarang menjadikan rasa
antaranya
ialah
rendah diri berkembang tanpa disadari.
keadaan keluarga, kondisi ekonomi, kondisi
ada
kebutuhan
tinggal,
Hasil
pola
konselor
wawancara
dengan
memberikan keterangan
pendidikan, kondisi lingkungan sekitar
bahwa para siswa di SMP Negeri 3
rumah.
Grogol Sukoharjo berlatar belakang Sebagai contoh, seorang siswa
ekonomi
rata-rata
menengah
ke
mendapatkan nilai di bawah batas
bawah, dan hanya sebagian kecil
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
menengah ke atas. Bahkan lebih dari
karena tidak bisa belajar maksimal
75%
lantaran tidak memiliki sumber bahan
pabrik
ajar yang lengkap. Hal tersebut di atas
penghasilan
senada
yang
1.000.000,00. Berdasarkan dokumen-
dilakukan oleh Aridlo (2008) yang
tasi buku pribadi siswa ditemukan
menyatakan
bahwa sebagian besar siswa tidak
dengan
penelitian
bahwa
ada
hubungan
orangtua siswa ialah buruh dan
buruh per
tani
bulannya
<
Rp.
positif antara pemanfaatan sumber
mencantumkan
belajar dan kepercayaan diri dengan
kedua orangtua, Keadaan ini, patut
prestasi
diduga
belajar
siswa.
Secara 9
bahwa
besar
yang
ada
pendapatan
indikasi
rasa
kepercayaan diri rendah dalam diri
(AKD), angket self-disclosure (ASD)
siswa dikarenakan tingkat ekonomi
dan angket tingkat ekonomi orangtua
orangtua
(ATE)
rendah.
Penelitian
ini
dilakukan kepada siswa kelas VII yang
Jenis
masih dalam tahap penyesuaian diri
melibatkan
memiliki sikap self-disclosure atau
dan
Berdasarkan latar belakang dan
variabel,
yaitu:
tingkat
ekonomi
orangtua
(variabel bebas dua). Analisis data
uraian di atas, dilakukanlah penelitian
dalam penelitian ini menggunakan
korelasional dengan judul
regresi linier berganda dan statistik
“Kepercayaan diri ditinjau dari selftingkat
tiga
self-disclosure (variabel bebas satu),
dibandingan dengan kelas VIII dan IX.
dan
ialah
kepercayaan diri (variabel terikat),
pengungkapan diri yang relatif rendah
disclosure
ini
penelitian deskriptif korelasional yang
sehingga sebagian besar dari mereka
deskriptif
penelitian
deskriptif.
ekonomi
orangtua dan pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Grogol Sukoharjo”.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan
METODE PENELITIAN
analisis
regresi
linier berganda diketahui bahwa nilai signifikansi p-value
Penelitian ini dilaksanakan di
sebesar 0,002.
SMP Negeri 3 Grogol Sukoharjo pada
Karena 0,002<0,05 maka H0 ditolak.
semester genap yaitu bulan Januari
Hasilnya ialah self-disclosure dan tingkat
sampai dengan Juli tahun ajaran
ekonomi orangtua secara bersama-sama
2014/2015. Populasi dalam penelitian
berpengaruh terhadap kepercayaan diri.
ini ialah siswa kelas VII SMP Negeri 3
Adapun Angka R didapat 0,336 artinya
Grogol
Sukoharjo.
penelitian orang.teknik
Sampel
dalam
sejumlah
106
pengumpulan
data
ini
korelasi antara variabel self-disclosure dan tingkat
ekonomi
orangtua
terhadap
kepercayaan diri sebesar 0,336. Hal ini berarti terjadi hubungan yang lemah
menggunakan angket kepercayaan diri
antara self-disclosure dan tingkat ekonomi
10
orangtua
dengan
diri.
seorang anak berasal dari keluarga yang
Analisis lain, menunjukkan bahwa nilai r
latar belakang ekonominya menengah atau
square sebesar 0,113 atau 11,3%. Hal ini
menengah
menunjukan bahwa persentase sumbangan
lingkungan sekolah baik itu guru atau
variabel
self-disclosure
pergaulan antar teman berjalan dengan
ekonomi
orangtua
kepercayaan sedangkan
kepercayaan
diri sisanya
dan
tingkat
ke
sedangkan
terhadap
variabel
sebesar
11,3%,
tidaklah menjadikan alasan utama mereka
88,7%
tidak memiliki kepercayaan diri yang
sebesar
sewajarnya,
bawah,
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
keterbatasan
ekonomi
tinggi.
dimasukkan dalam penelitian ini. Uji korelasi parsial menunjukkan Pengujian
korelasi
parsial
pula bahwa nilai signifikansi korelasi
diketahui bahwa nilai signifikansi korelasi
parsial
parsial tingkat ekonomi orangtua dengan
kepercayaan
kepercayaan diri ialah 0,288. Karena
ekonomi orangtua dibuat tetap ialah 0,01.
0,288>0,05 maka H0 diterima, yang berarti
Karena
bahwa tingkat ekonomi orangtua secara
disimpulkan bahwa H0 ditolak yang
parsial
berarti
tidak
berpengaruh
terhadap
antara
self-disclosure diri
0,01<0,05
bahwa
sementara
sehingga
self-disclosure
dengan tingkat
dapat
secara
kepercayaan diri. Rendahnya korelasi
parsial berpengaruh terhadap kepercayaan
antara tingkat ekonomi orangtua dengan
diri. Tidak berpengaruhnya self-disclosure
kepercayaan diri dapat disebabkan oleh
tehadap kepercayaan diri dapat disebabkan
beberapa hal. Salah satu diantaranya
oleh beberapa faktor, DeVito (2010)
diungkapkan oleh Rahayu (2013:75) yang
mengungkapkan
mengatakan “Pendidikan di sekolah juga
diri (self-disclosure) lebih banyak terjadi
merupakan
sangat
dalam kelompok kecil daripada dalam
menumbuh-
kelompok besar. Pengungkapan diri (self-
diri
disclosure)
berperan
lingkungan penting
kembangkan
yang
dalam
kepercayaan
anak”.
bahwa
dalam
pengungkapan
kelompok
kecil
Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa
(kelompok yang terdiri atas dua orang)
suasana
lebih
lingkungan
merupakan
salah
sekolah
satu
faktor
sangat
membuat
seseorang
nyaman
yang
melakukan pengungkapan diri daripada
berperan penting dalam pembentukan
kelompok yang terdiri dari banyak orang.
kepercayaan diri anak. Jadi, walaupun
Sehingga
11
dapat
dikatakan
bahwa
seseorang yang memiliki self-disclosure
dislcosure tinggi dan tingkat ekonomi
tinggi, belum tentu pengungkapan dirinya
orangtua
mampu membuat ia percaya diri ketika
kepercayaan diri sedang diikuti oleh
tampil dan berbicara di depan umum.
self-disclosure ekonomi
Berdasarkan analisis statistik des-
sedang
sebesar
sedang
orangtua
13,21%,
dan
tingkat
sedang
sebesar
klasifikasi persebaran variabel
9,43%. Adapun kepercayaan diri tingggi
penelitian, diketahui bahwa hipotesis satu
diikuti oleh self-disclosure tinggi dan
yang berbunyi kepercayaan diri tinggi
tingkat
dimiliki oleh siswa yang memiliki self-
sebesar 6,60%, kepercayaan diri sedang
disclosure tinggi dan tingkat ekonomi
diikuti oleh self-dislcosure sedang dan
orangtua tinggi terbukti sebesar 3,77%.
tingkat
Kemudian, hipotesis dua yang berbunyi
sebesar 3,77%, kepercayaan diri tinggi
kepercayaan diri tinggi dimiliki oleh siswa
diikuti self-disclosure sedang dan dan
yang memiliki self-disclosure tinggi dan
tingkat ekonomi orangtua tinggi sebesar
tingkat ekonomi orangtua rendah terbukti
2,83%, serta kepercayaan diri tinggi
sebesar 0,94%. Adapun hipotesis tiga
diikuti oleh self-disclosure sedang dan
yang berbunyi kepercayaan diri rendah
tingkat
dimiliki oleh siswa yang memiliki self-
sebesar 1,89%.
kriptif
ekonomi
orangtua
ekonomi
orangtua
ekonomi
orangtua
rendah
rendah
rendah
disclosure rendah dan tingkat ekonomi orangtua tinggi tidak terbukti. Sedangkan
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN
hipotesis
SARAN
empat
yang
berbunyi
kepercayaan diri rendah
dimiliki oleh
siswa
self-disclosure
yang
memiliki
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan,
rendah dan tingkat ekonomi rendah juga
maka
dapat
ditarik
kesimpulan bahwa:
tidak terbukti.
1. Kepercayaan diri tinggi siswa kelas
Hasil lain menunjukkan bahwa ,
kepercayaan diri tinggi diikuti self-
VII
disclosure sedang dan tingkat ekonomi
Sukoharjo diikuti dengan self-
orangtua
disclosure
sedang
sebesar
57,56%,
SMP
Negeri
tinggi
3
dan
Grogol
tingkat
ekonomi orangtua tinggi terbukti.
kepercayaan diri tinggi diikuti oleh self-
12
2. Kepercayaan diri tinggi siswa kelas VII
SMP
Negeri
3
bimbingan berarti bahwa BK secara
Grogol
penuh
mendukung
Sukoharjo diikuti dengan self-
kepercayaan
disclosure
memberikan layanan klasikal terhadap
tinggi
dan
tingkat
ekonomi orangtua rendah terbukti.
diri
perkembangan siswa
semua siswa untuk
3. Kepercayaan diri rendah siswa
meningkatkan
kepercayaan diri. Layanan responsif
kelas VII SMP Negeri 3 Grogol
memafisilitasi
Sukoharjo diikuti dengan self-
memberikan
disclosure
pertolongan
terhadap
ekonomi orangtua tinggi tidak
memiliki
permasalahan
terbukti
kepercayaan
diri.
individual
berkaitan
rendah
dan
dengan
tingkat
4. Kepercayaan diri rendah siswa
siswa
dengan
pengarahan siswa
dan yang terkait
Perencanaaan dengan
kelas VII SMP Negeri 3 Grogol
pemanfaatan kepercayaan diri yang
Sukoharjo diikuti dengan self-
telah dimiliki siswa untuk diarahkan
disclosure
sesuai
rendah
dan
tingkat
dengan
cita-cita
dan
ekonomi orangtua rendah tidak
kemampuan, serta dukungan sistem
terbukti.
berkaitan dengan keterlibatan pihak-
Penelitian
ini
pihak
memberikan
dapat
konseling di sekolah agar senantiasa dan
di
dalam
lingkungan
maupun luar lingkungan sekolah yang
implikasi terhadap bimbingan dan
mendukung
baik
mendukung
perkembangan
kepercayaan diri siswa.
memfasilitasi
perkembangan kepercayaan diri siswa.
Adapun
beberapa
saran
yang
Salah satu cara yang dapat dilakukan
diajukan berdasarkan hasil penelitian
ialah dengan menjalankan strategi
ialah sebagai berikut:
layanan bimbingan dan konseling yang
1. Bagi Siswa
meliputi layanan dasar bimbingan,
Beberapa
responsif, perencanaan individual, dan
dijadikan bahan perenungan bagi
dukungan
siswa, antara lain:
sistem.
Layanan
dasar
13
saran
yang
dapat
a. Siswa diharapkan dapat terus
berikan layanan BK di sekolah
mengembangkan kepercayaan
yang berlandaskan fungsi BK yaitu
diri
dimiliki.
fungsi pemeliharaan dan pengem-
yang
telah
Kepercayaan
diri
yang
bangan, sehingga kepercayaan diri
dikembangkan
dengan
baik
yang sudah dimiliki siswa dapat
mendukung
dipertahankan dan diarahkan ke hal
akan
sangat
pencapaian
cita-cita
dalam
yang
positif
dalam
rangka
rangka menggapai kesuksesan
mencapai
dan
perkembangan yang dilalui siswa.
kebahagiaan
di
masa
depan.
tugas
3. Bagi Guru Mata Pelajaran
b. Siswa
diharapkan
mengendalikan diri
setiap
yang
dapat
kepercayaan
telah
dengan
diri
pelajaran
mengajar tetapi juga mendidik
sikap
siswa.
dilakukan
belajar
meningkatkan
mata
diharapkan tidak hanya mampu
dimiliki.
Pengendalian kepercayaan
Guru
Sehingga
dalam
proses
tidak
hanya
mengajar
sikap
mengutamakan pencapaian kog-
positif lain, contohnya rendah
nitif saja, tetapi juga sinergi dan
hati.
seimbang
Siswa
yang memiliki
dengan
mengejar
kepercayaan diri tinggi dan
pencapaian afektif dan psikomotor,
rendah hati bersama-sama akan
misalnya dengan menstimulus dan
bisa memanfaatkan kepercaya-
membiasakan semua siswa untuk
an diri sebagaimana mestinya.
aktif
2. Bagi
Guru
Bimbingan
dan
proses
kepercayaan diri siswa. Bimbingan
dan
Konseling atau guru pembimbing
4. Bagi Orangtua
diharapkan membantu mengarah-
Orangtua
kan kepercayaan diri siswa menuju aktualisasi
selama
pembelajaran agar dapat memupuk
Konseling Guru
bertanya
diri
dengan
diharapkan
dapat
senantiasa memberikan dukungan
mem14
moriil
dan
materiil
seoptimal
dalam
penelitian
ini,
yaitu
mungkin kepada anak-anaknya.
harga diri, pengalaman, konsep
a. Dukungan moriil dapat berupa
diri, dan pendidikan.
kasih sayang, perhatian, dan
b. Memperluas
cakupan
res-
motivasi kepada anak untuk
ponden yang memiliki beragam
senantiasa optimis melanjutkan
karakteristik
pendidikan ke jenjang yang
digeneralisasikan lebih luas,
lebih
mengingat
tinggi
dalam
rangka
menggapai cita-cita. b. Dukungan
materiil
dapat
jumlah sedikit). c. Membandingkan
menunjang
diri
dan/atau
kelangsungan pendidikan dan
antara
peningkatan
perempuan.
anak
prestasi
belajar
sesuai
dengan
kemampuan, misalnya buku sumber
belajar,
alat
tulis
pribadi, uang transport atau kendaraan, dan uang saku. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan
penelitian memperluas
rujukan untuk
lebih
lanjut
ruang
yang
pada populasi yang sempit (
kebutuhan pokok secara materi dapat
penelitian
dilakukan ini masih terbatas
dilakukan dengan memfasilitasi
yang
sehingga dapat
dengan lingkup
pembahasan, misalnya: a. Meneliti faktor-faktor kepercayaan diri yang belum diteliti
15
siswa
kepercayaan self-disclosure laki-laki
dan
DAFTAR PUSTAKA
Aridlo, M. (2008). Hubungan Pemanfaatan Sumber Belajar, Kepercayaan Diri, dan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. DeVito, J. A. (1997). Komunikasi Antarmanusia, Edisi 5. Terjemahan Maulana, A.(2010). Tangerang : Karisma Publishing Group. Ghufron, N & Risnawita, R. (2010). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Hakim, T. (2002). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara. Hartiyani, N. (2011). Hubungan Konsep Diri dan Kepercayaan Diri dengan Interaksi Sosial Remaja Pant Asuhan Nur Hidayah Surakarta. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Helmawati. (2014). Pendidikan Keluarga Teoretis dan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rahayu, A.Y. (2013). Anak Usia TK: Menumbuhkan Kepercayaan Diri Melalui Kegiatan Bercerita. Jakarta: PT Indeks Supratiknya, A. (1995). Tinjauan Psikologis Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: PT Kanisius.
16