Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
FAKTOR PENYEBAB PERILAKU INTERAKTIF SISWA KELAS I DAN UPAYA PENANGANAN DI SMKN 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SK RIPS I
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan BPK pada Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI Kediri
Oleh :
LILIK MURTININGRETNO NPM : 12.1.01.01.0344 P
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015
LILIK MURTININGRETNO| 12.1.01.01.0344 P FKIP – BIMBINGAN KONSELING
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
LILIK MURTININGRETNO| 12.1.01.01.0344 P FKIP – BIMBINGAN KONSELING
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
LILIK MURTININGRETNO| 12.1.01.01.0344 P FKIP – BIMBINGAN KONSELING
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
FAKTOR PENYEBAB PERILAKU INTERAKTIF SISWA KELAS I DAN UPAYA PENANGANAN DI SMKN 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Lilik Murtiningretno 12.1.01.01.03444 P Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Program Studi Bimbingan Konseling
[email protected] Dra. Endang Ragil W.P M.Pd dan Vivi Ratnawati S.Pd M.Psi UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Latar belakang penelitian disini adalah melihat ada anak yang tidak stabil emosinya, sulit diatur dan tidak mau diarahkan, gerakannya menurut kemauannya dan sering mengganggu temantemannya. Guru menjadi kebingungan, akan memberikan sanksi apa kepada siswa itu agar dia mau duduk dengan tenang memperhatikan pelajaran dengan tekun sehingga pelajaran mudah diberikan. Tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui gejala-gejala anak hiperaktif pada siswa kelas I SMKN 1 Kediri tahun pelajaran 2013/2014 2. Ingin mengetahui bagaimana cara menangani anak hiperaktif. 3. Ingin memperoleh informasi tentang penyebab perilaku hiperaktif bagi siswa kelas I tersebut. Hiperaktif merupakan turunan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD (Nakita, edisi 0629). Upaya menangani anak Hiperaktif yaitu, menerima kondisi anak, memperbaiki perilaku anak, tetapi, menyediakan sarana. Metode yang dipakai untuk mengumpulkan data tentang gejala-gejala hiperaktif pada 2 siswa hiperaktif adalah dengan metode angket, sebagai pelengkap dan metode wawancara. Sebagai teknis analisis datanya adalah dengan membandingkan antara teman orang tua dan guru dengan berbagai teori dan alternatif yang telah disebutkan diatas. Penafsiran analisis data, berdasarkan data yang diperoleh terdapat kesesuaian, antara yang dilakukan orang tua dan guru, bahwa anak hiperaktif (ADHD) memiliki kekurangan, mereka cenderung untuk selalu bergerak yang dapat mengganggu lingkungan sekitar mereka bila tidak diarahkan. Orang tua dan guru hendaknya selalu berkomunikasi untuk terus memantau perkembangan anak hiperaktif tersebut. Berdasarkan gejala yang ada, maupun saran dari berbagai sumber, dan teori yang mendukung bahwa apabila di SMKN 1 Kediri terdapat 2 anak hiperaktif adalah hal yang wajar karena pada waktu masuk tidak diberikan test wawancara atau tes IQ.
LILIK MURTININGRETNO| 12.1.01.01.0344 P FKIP – BIMBINGAN KONSELING
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
didefinisikan
LATAR BELAKANG Mendidik
anak
anak
yang
bisa
mengalami defisiensi dalam perhatian,
menjadi pandai terlalu mudah dan bisa
tidak dapat menerima impuls-impuls
dilakukan oleh siapa saja. Namun
dengan baik, suka melakukan gerakan-
mendidik
gerakan yang tidak terkontrol dan
anak
untuk
sebagai
untuk
mempunyai
emosi yang stabil, tidak semua orang
menjadi lebih hiperaktif.
bisa melakukannya. Dibutuhkan orang
Terkadang para orang tua juga
tua dan guru yang sabar, serius, dan
kurang menyadari apa yang terjadi
ulet, serta memiliki semangat dedikasi
pada anaknya. Mereka merasa wajar
yang
dengan kelakuan para anak mereka,
tinggi
dalam
memahami
kepribadian anak.
dan kadang berfikir bahwa anaknya
Para guru mengeluhkan sikap
sudah waktunya sekolah maka anak itu
anak-anak yang sulit diatur emosinya
didaftarkan untuk sekolah. Masalah
di
pelajaran
baru timbul setelah anak yang terkena
berlangsung. Banyak guru mengeluh
gejala ADHD berkumpul dengan anak-
begini :
anak yang normal. Anak ADHD sering
dalam
kelas
selama
harus
meminta perhatian guru secara serius
dan
yang lebih dari teman-teman yang lain.
mengajarkan siswa saya untuk
Terhadap kondisi siswa yang
konsentrasi tekun dan tenang dalam
demikian, biasanya para guru sangat
menghadapi pelajaran.
susah
Saya
tidak
bagaimana
tahu lagi
lagi melatih
Saya bingung dan sanksi apa yang
mengatur
dan
mendidiknya.
Karena anak tersebut sulit tenang, atau
harus diberikan lagi kepada siswa
anak
hiperaktif
sering
menganggu
agar dalam pelajaran berlangsung
orang
lain,
suka
memotong
siswa saya mau duduk dengan
pembicaraan
tenang
Secara psikologis anak hiperaktif itu
memperhatikan
saya
menerangkan materi pelajaran yang
perkembangan
saya berikan.
tetapi
yang
guru
karena
maupun
kognisinya anak
itu
teman.
normal, kurang
Dalam psikologi terdapat apa
konsentrasi dalam belajar akibatnya
namanya
materi yang terserap kurang. Solusi
Attention
anak
Deficit
menderita Hyperactivity
Disorder (ADHHD). Menurut Siktus
yang
dapat
ditawarkan
dalam
mengatasi anak hiperaktif adalah :
Tanje, seorang konselor di SLTP Kristoforus
II
Jakarta,
ADHD
LILIK MURTININGRETNO| 12.1.01.01.0344 P FKIP – BIMBINGAN KONSELING
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Orang tua sedini mungkin membuat aturan-aturan
dalam
keluarga
sehingga
penelitian
menghimpun
ini
saja
tinggal
gejala-gejala
tersebut. Gejala yang dapat diamati
terhadap tindakan anak tersebut. selalu
terdapat pada SMKN 1 Kediri pada
memberikan tanggung jawab tugas
siswa kelas X yang baru masuk tahun
yang
2014/2015.
Orang
tua
harus
atau
guru
dikerjakan
sampai
selesai. Melatih anak disiplin agar mereka tidak berbuat seenaknya sendiri
B. Tahapan Penelitian Penelitian ini dibagi dalam 3
secara bebas, terutama kegiatan-
tahap yaitu :
kegiatan keterampilan yang nyata.
1. Tahap orientasi, di sini peneliti
Keterampilan dimiliki
oleh
khusus
orang
tua
yang untuk
mengamati memiliki
siswa
yang
diduga
kecenderungan
gejala
diterapkan pada anak, akibatnya anak
hiperaktif. Dalam penelitian ini
akan lebih matang dan dewasa dalam
peneliti
bertindak. Keterampilan-keterampilan
kecenderungan pada dua anak yang
yang diajarkan oleh orang tua pada
dicurigai atau diduga memiliki
waktu kecil, yang membuat anak bisa
perilaku hiperaktif.
juga
mempunyai
bersikap penuh perhatian. Itulah usaha
2. Tahap eksplorasi, yaitu pada tahap
orang tua yang perlu dilakukan demi
ini peneliti menggali data-data
kematangan
tentang
jiwa anak bertambah,
siswa
kecenderungan
sedang hiperaktifnya berkurang.
yang
memiliki
hiperaktif,
baik
gejala-gejala, tindakan, akibat, serta II. METODE
pengendaliannya. Tahap ini peneliti
A. Orientasi Jenis Metode Penelitian
menghimpun sebanyak mungkin d
Penelitian
mengenai
anak
ata baik menggunakan dokumentasi
hiperaktif ini merupakan penelitian
yang
kualitatif,
hal
ini
dalam
wawancara langsung pada berbagai
penelitian
ini
tidak
menggunakan
pihak yang berkepentingan atau
angka-angka di dalam pengungkapan
terlibat dengan anak yang terlibat
masalahnya.
hiperaktif tersebut.
karena
Penelitian
ini
ada
ataupun
dengan
menggunkaan metode expost facto, hal
3. Tahap pengecekan hasil temuan
ini dilakukan karena data/ gejala yang
dari hasil penelitian dibandingkan
diamati sudah ada atau sudah terjadi,
dengan literatur yang ada apakah
LILIK MURTININGRETNO| 12.1.01.01.0344 P FKIP – BIMBINGAN KONSELING
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
memiliki kesesuaian apa tidak. Bila
terutama
ada kesesuaian maka tidak ada
penanganan anak dengan gejala
masalah, namun bila tidak maka
hiperaktif.
perlu dikaji lebih jauh lagi. Dalam
gejala
yang
terjadi
masalah
2. Waktu Penelitian
penelitian ini akan dibandingkan antara
mengenai
Penelitian ini direncanakan
di
1 semester selama 6 bulan, mulai
lapangan dengan teori mengenai
bulan Juli sampai dengan bulan
masalah
Desember 2011.
hiperaktif,
maupun
tindakan yang telah diambil baik oleh guru maupun orang tua,
D. Subyek / Obyek Penelitian
apakah sudah sesuai dengan yang seharusnya atau belum.
Subyek penelitian dalam hal ini adalah 2 orang siswa kelas X SMKN 1 Kediri
tahun
yang
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
pelajaran
dianggap
kecenderungan
Penelitian ini dilaksanakan
2014/2015 memiliki
atau
menunjukkan
gejala hiperaktif.
di SMKN 1 Kediri pada siswa kelas X
tahun
pelajaran
2014/2015
E. Instrumen Penelitian
dengan alasan sebagai berikut : a. Lokasi penelitian merupakan tempat
peneliti
bekerja
sehingga
peneliti
mengenal
Pada
penelitian
ini
tidak
digunakan angket sebagai perangkat atau instrumen yang utama. Angket digunakan
sebagai
pemandu
atau
karakteristik siswa tersebut.
rambu-rambu dalam penggalian data,
b. Memudahkan peneliti dalam
sehingga data yang diperoleh pun tidak
menghimpun
data
yang
berupa angka. Pada penelitian ini
diperlukan untuk mengungkap
instrumen penelitiannya menggunakan
data yang terjadi.
wawancara untuk menghimpun data,
c. Lokasi yang strategis terletak di
serta
observasi
untuk
melihat
pusat kota kecamatan, sehingga
perkembangan anak sekaligus untuk
memiliki murid yang cukup
melengkapi data-data yang diperlukan.
banyak sebagai salah satu SMK
Dalam penelitian ini untuk
percontohan di kota itu. Selain
memperoleh data yang akan dianalisis
diharapkan akan memberikan
diantaranya meggunakan wawancara,
manfaat lebih pada bimbingan,
dokumentasi dan angket.
LILIK MURTININGRETNO| 12.1.01.01.0344 P FKIP – BIMBINGAN KONSELING
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
1. Metode Angket
Metode wawancara adalah
Metode angket ini bertujuan
teknik pengumpulan data dengan
untuk mendapatkan data tentang
melakukan
hgejala-gejala hiperaktif pada 2
langsung kepada responden. Hal ini
siswa kelas X SMKN 1 Kediri.
dilakukan untuk melengkapi data
Angket
bila diperlukan.
ini
hanya
sebagai
pelengkap saja. Menurut Suharsimi
wawancara
secara
3. Metode Dokumentasi
Arikunto (1987 : 24) angket adalah
Metode
dokumentasi
ini
sejumlah pertanyaan tertulis yang
adalah teknik pengumpulan data
digunakan
yang
untuk
memperoleh
dilakukan
dengan
cara
informasi dari responden dalam
menyalin data sekunder yang sudah
laporan pribadinya. Angket juga
tersedia
bertujuan
dokumen
menggali
informasi
sebanyak-banyaknya.
pribadi
atau guru
dengan
data yang obyek
penelitian.
angket yaitu :
Suharsimi Arikunto (1987 : adalah
orang
yang
paling tahu tentang dirinya. b. Apa
kantor
berhubungan
Adapun alasan digunakan
a. Subyek
di
yang
dinyatakan
188) menyatakan bahwa metode dokumentasi adalah mencari data
oleh
mengenai hal-hal atau variabel
subyek kepada peneliti adalah
yang berupa prestasi, catatan buku
benar dan dapat dipercaya.
transkrip, surat, majalah, notulen
c. Inter prestasi ya ng diajukan tentang pernyataan
pertanyaan yang
dan sebagainya.
dan diajukan
F. Teknik Analisis Data
kepadanya adalah sama dengan apa
yang
dimaksud
oleh
Untuk
menganalisis
suatu
diperlukan
teknik
permasalahan
peneliti. (Sutrisno Hadi, 1987 :
analisis data tertentu sesuai dengan
157).
karakter masalah yang ada. Data yang
Dengan
alasan
ini
akan dihimpun termasuk data kualitatif
diharapkan metode angket yang
sehingga
digunakan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif.
dapat
Pada
mengungkap
data
yang
benar-benar dapat dipercaya. 2. Metode Wawancara LILIK MURTININGRETNO| 12.1.01.01.0344 P FKIP – BIMBINGAN KONSELING
teknik
analisis
analisisnya
ini
juga
juga
akan
dibandingkan antara apa yang telah dilakukan oleh para orang tua maupun simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
guru dengan berbagai teori yang telah
mereka lakukan terhadap mereka di
disebutkan di atas.
rumah. Perlakuan tersebut antara lain :
III HASIL DAN KESIMPULAN a. Orang tua menyadari kondisi
A. Deskripsi Data Variabel Untuk mendeskripsikan data
anak mereka yang mengalami
tentang tindakan penanganan anak
gejala ADHD. Ini merupakan
dengan gejala hiperaktif yang telah
hal pertama dan terpenting yang
dilakukan oleh orang tua anak kepada
perlu
anaknya di rumah maupun yang telah
Orang tua sudah menyadari
dilakukan oleh guru di sekolah pada
bahwa anak ingin seperti itu
obyek
melainkan
penelitian,
pengamatan
telah
dilakukan
maupun
dilakukan
orang
kondisi
tua.
otaknya
wawancara
yang sudah demikian sehingga
dengan orang tua anak tentang hal-hal
muncul perilaku yang kurang
yang telah mereka lakukan.
positif seperti pada umumnya
Data
variabel
yang
telah
dihimpun tentang bagaimana orang tua mengetahui anak mereka hiperaktif,
dialami
oleh
hiperaktif. b. Orang tua penderitapun tidak
bagaimana mereka menerima kondisi
segan
anak tersebut, tindakan apa yang
kejadian
mereka
dengan
lakukan
serta
bagaimana
penderita
untuk
menceritakan
yang anak
berhubungan mereka
pada
tindakan guru dalam mendidik anak
seseorang yang dianggap bisa
dengan gejala hiperaktif tersebut.
membantu,
meski
sekedar
untuk mendengarkan cerita, hal ini
B. Analisis Data Dalam penelitian ini, data yang diperoleh
dibagi
menjadi
dua
sedikit
banyak
dapat
meringankan beban masalah. Terkadang
dengan
kelompok, yaitu data tentang perlakuan
mereka
anak di rumah dengan data perlakuan
masukan
anak di sekolah.
bagaimana mereka seharusnya
1. Data Perlakuan Orang Tua
bertindak terhadap anak-anak
Para orang tua dari subyek penelitian tentang
memberikan perlakuan
jawaban
yang
telah
LILIK MURTININGRETNO| 12.1.01.01.0344 P FKIP – BIMBINGAN KONSELING
dapat
berbagi,
memperoleh
tentang
apa
atau
mereka. c. Memperbaiki yaitu
perilaku
mengarahkan
anak,
perilaku
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
anak
yang
destruktif
perilakunya misalnya
lebih
agar
terarah,
pada
kegiatan-
anak bebas untuk berlarian, sesuai dengan keinginannya. 2. Perlakuan Pendidik atau Guru
kegiatan positif yang disukai
Anak
hiperaktif
secara
oleh anak. Yang pada intinya
klinis berbeda dengan anak yang
adalah
energi
tidak dapat duduk diam dalam
pada
waktu lama. Anak hiperaktif tidak
anak
menyalurkan sehingga
habis
kegiatan yang positif.
dapat memilah dan memusatkan
d. Orang tua (suami istri) harus menjalin
kerjasama
dengan
pikiran pada satu hal pada satu saat. Mereka cenderung terus menerus
baik agar anak dapat tertangani
bergerak
dengan baik pula.
maupun fisik. Karena hiperaktif
e. Terkadang dalam situasi dan kondisi
tertentu
diperlukan
baik
secara
mental
tidak dapat duduk diam, tidak dapat mendengarkan atau bahkan tidak
terapi. Dalam terapi seperti itu
dapat
mengerjakan
sesuatu
anak akan diajarkan perilaku
pekerjaan dalam jangka waktu
mana yang boleh dan tidak.
lama, maka mereka mengalihkan
Obat-obatan sedapat mungkin
perhatian dari suatu hal ke hal lain
dihindari karena memiliki efek
dan sering menganggu ke anak-
samping, seperti mengantuk,
anak lain pada saat yang sama.
nafsu makan berkurang, sulit
Tindakan yang perlu dilakukan
tidur, tik (semacam kedutan),
oleh guru sebagai berikut:
nyeri perut, sakit kepala, cemas,
a. Memberikan kasih sayang dan
perasaan tidak nyaman, serta
kesabaran
khusus,
menghambat kreativitas.
memberikan
bimbingan
f. Orang
tua
menyediakan bentuk
di
rumah
juga
sarana
sebagai
dukungan
untuk
menghabiskan
energi
serta dan
perhatian ekstra. b. Membantu untuk
anak
hiperaktif
memilih
aktivitas-
anak
aktivitas yang tenang sehingga
dalam hal yang positif. Yang
dapat menolong mengumpulkan
telah
adalah
energi mereka di satu tempat.
menyediakan halaman di rumah
Anak hiperaktif akan berfungsi
dengan halaman yang sengaja
paling baik jika ia melakukan
dibuat agak lapang sehingga
aktivitas yang paling minimum
dilakukan
LILIK MURTININGRETNO| 12.1.01.01.0344 P FKIP – BIMBINGAN KONSELING
simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
gangguannya dan yang bisa
memantau
perkembangan
anak
memusatkan perhatian mereka.
hiperaktif tersebut. Berdasarkan gejala
Contoh : mereka ditempatkan
yang ada maupun saran dari berbagai
pada ruangan khusus pada suatu
sumber, serta teori yang ada yang
saat
dan
dibimbing
untuk
mendukung, maka apa yang terjadi di
melakukan
sesuatu
yang
SMKN 1 Kediri tergolong kejadian
disukainya serta yang menarik
hiperaktif dan merupakan kejadian
perhatian.
yang wajar serta telah diambil tindakan
c. Berbicara
secara
pribadi
yang sesuai. Hal ini penting, sebab
langsung pada anak, dengan
pada waktu SMP tidak terdeteksi oleh
sikap yang penuh kasih sayang
guru dan orang tua, karena tingkah
dan pengertian, juga kepada
laku anak itu dianggap hal biasa seperti
orang tua si anak hiperaktif
anak yang lain dan dianggap sebagai
saling
kenakalan anak seusia itu. Namun pada
berbagi
maupun
pengalaman
cerita
mendapatkan langsung
dari
terdekat
tentang
untuk
waktu
masuk
sekolah
menengah
informasi
gejalanya semakin tampak karena pada
orang-orang
waktu itu merupakan masa transisi dari
cara-cara
SMP
ke
SMK.
Teman-temannya
paling efektif untuk merawat
adalah anak baru dari SMP-SMP yang
anak mereka.
lain. Sehingga anak hiperaktif itu perlu suasana perilaku untuk menyesuaikan
C. Penafsiran Analisis Data
diri. Misalnya anak itu tidak mampu
Berdasarkan analisis data yang
mengerjakan tugas yang ringan, tidak
telah disampaikan di atas, terdapat
mampu bergaul dengan teman-teman
kesesuaian antara apa yang telah
yang
dilakukan oleh orang tua maupun guru
lingkungan sekitarnya. Kalau itu terjadi
selaku tenaga pendidik terhadap anak
maka
gejala ADHD. Anak dengan gejala
bertambah, akibatnya kondisi anak itu
ADHD memiliki kekurangan, mereka
lebih parah dari sebelumnya.
baru
derita
dan
cuek
anak
terhadap
ADHD
itu
cenderung untuk selalu bergerak yang
Langkah terbaik untuk masa ini
dapat mengganggu lingkungan sekitar
adalah anak perlu diperhatikan kondisi
mereka bila tidak diarahkan.
emosinya seawal mungkin oleh orang
Orang tua dan guru hendaknya
tua. Padahal ketika anak ADHD masuk
senantiasa berkomunikasi untuk terus
di SMK baru diketahui takutnya adalah
LILIK MURTININGRETNO| 12.1.01.01.0344 P FKIP – BIMBINGAN KONSELING
simki.unpkediri.ac.id || 11||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
apabila dalam menerima pelajaran lebih sulit. Karena materi pelajaran
Hadi, Sutrison. 1987. Statistik II. Yogyakarta : Yayasan Fakultas Psikologi UGM.
yang diberikan jauh berbeda dengan pelajaran-pelajaran di SMP. Alasan yang sangat prestasi
Nazir, Moh. 1985. Metode Penelitian. Darussalam : Ghalia Indonesia.
nyata adalah karena
belajar
anak
hiperaktif
mengalami defisit dalam perhatian. Pada masa dewasa seorang yang masih menderita ADHD mengalami masalah dalam hubungan interpersonal seperti kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain (minder), tidak percaya diri,
Poerwodarminto, WJS. 1998. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Rosda Karya. Soemarno, D. 1998. Penerapan Gerakan Disiplin Nasional. Jakarta : CV. Mini Jaya.
tidak mempunyai konsep diri yang jelas, selalu tampak depresi atau stres,
Sugiono. 2000. Dasar-dasar Statistik. Bandung : Tarsito.
memiliki anti sosial dan selalu merasa tidak mantap dengan tugasnya atau pekerjaannya. Jadi ADHD yang tidak teratasi akan terbawa sampai masa dewasa.
IV. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. 1985. Psikologi Sosial. Jakarta : Balai Pustaka. Ali,
Moh. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung : Angkasa.
Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta. D. Gunarso, Singgih. 1995. Psikologi untuk Membimbing. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Surya, Muh. dan Djumhur. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Badung : CV. Ilmu. Syah,
Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Rosda Karya.
Syarif, Aminudin. 1982. Disiplin Militer dan Pembinaannya. Jakarta : Ghalia Indonesia. Tirtanegara, Sutartinah. 1984. Anak Super Normal dan Program Pendidikannya. Jakarta : Bina Aksara. Usman, Husaini. 1995. Pengantar Statistik. Yogyakarta : Bumi Aksara. LPPM, IKIP PGRI Kediri. 2001. Pedoman dan Prosedur Penelitian. Kediri.
Hadi, Sutrisno. 1983. Metodologi Research II. Yogyakarta : Andi Offset.
LILIK MURTININGRETNO| 12.1.01.01.0344 P FKIP – BIMBINGAN KONSELING
simki.unpkediri.ac.id || 12||